Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP
PROFESIONALISME GURU, MOTIVASI BELAJAR SISWA
DAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DENGAN PARTISIPASI
AKTIF SISWA DI KELAS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Katarina Waris Astuti
NIM : 151334035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skrispi ini kupersembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santa Katarina
Terima kasih kepada Tuhan Yesus, Bunda Maria dan Santa Katarina yang telah
memberikan pendampingan agar diberikan kemudahan dan kelancaran dalam
setiap prosesku untuk mengerjakan skripsi ini
Bapak, Ibu dan Keluarga Besarku
Bapak Paulus Ponimin yang selalu memberikan dukungan dan semangat agar
tidak mudah menyerah serta setia mendoakanku
Ibu Veronika Suharti yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan solusi
serta setia mendoakanku
Keluargaku dan Kakak ku Albertus Prasetyo yang selalu mendoakanku
Teman-Teman Seperjuanganku
Seluruh teman seperjuanganku Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2015 serta
Teman-teman kos yang selalu memberikan dukungan, semangat dan selalu
menghiburku
Untuk Almamaterku
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“ Lakukan Yang Terbaik Untuk Hasil Yang Lebih Baik”
(Penulis)
“Ku tak akan menyerah pada apapun juga, sebelum kucoba semua yang kubisa
tetapi ku berserah kepada kehendak-Mu hatiku percaya Tuhan punya rencana”
(Lagu Rohani “Ku Tak Akan Menyerah” Cipt Jonathan Prawira)
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memlihara hati
dan pikiranmu dalam Kristus Yesus”
(Filipi 4:6-7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESIONALISME
GURU, MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN RASA PERCAYA DIRI
SISWA DENGAN PARTISIPASI AKTIF SISWA DI KELAS
Katarina Waris Astuti
Universitas Sanata Dharma
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan : 1) persepsi siswa
terhadap profesionalisme guru dengan partisipasi aktif siswa di kelas; 2) persepsi
siswa terhadap kompetensi pedagogik guru dengan partisipasi aktif siswa di kelas;
3) persepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian guru dengan partisipasi aktif
siswa di kelas; 4) persepsi siswa terhadap kompetensi sosial guru dengan
partisipasi aktif siswa di kelas; 5) persepsi siswa terhadap kompetensi profesional
guru dengan partisipasi aktif siswa di kelas; 6) motivasi belajar siswa dengan
partisipasi aktif siswa di kelas; 7) rasa percaya diri siswa dengan partisipasi aktif
siswa di kelas.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Populasi penelitian ini
adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Bantul yang berjumlah 892 siswa. Sampel
penelitian ini berjumlah 192 siswa yang diambil dengan convenience sampling.
Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dokumentasi dan dianalisis dengan
analisis deskriptif dan korelasi Spearman’s Rank.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan positif dan
signifikan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru dengan partisipasi aktif
siswa di kelas (rhitung=0,402 >rtabel= 0,1417; Sig.(1-tailed)= 0,000); 2) ada
hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik
guru dengan partisipasi aktif siswa di kelas (rhitung=0,341 >rtabel= 0,1417; Sig.(1-
tailed)= 0,000); 3)ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap
kompetensi kepribadian guru dengan partisipasi aktif siswa di kelas (rhitung=0,340
>rtabel= 0,1417; Sig.(1-tailed)= 0,000); 4)ada hubungan positif dan signifikan
persepsi siswa terhadap kompetensi sosial guru dengan partisipasi aktif siswa di
kelas (rhitung=0,282 >rtabel= 0,1417; Sig.(1-tailed)= 0,000); 5)ada hubungan positif
dan signifikan persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru dengan
partisipasi aktif siswa di kelas (rhitung=0,430 >rtabel= 0,1417; Sig.(1-tailed)=
0,000); 6) ada hubungan positif dan signifikan motivasi belajar siswa dengan
partisipasi aktif siswa di kelas (rhitung=0,563 >rtabel= 0,1417; Sig.(1-tailed)=
0,000); 7)ada hubungan positif dan signifikan rasa percaya diri siswa dengan
partisipasi aktif siswa di kelas (rhitung=0,559 >rtabel= 0,1417; Sig.(1-tailed)= 0,000.
Kata Kunci: Persepsi Siswa, profesionalisme guru, motivasi belajar siswa, rasa
percaya diri siswa, partisipasi aktif siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN STUDENT'S PERCEPTION TOWARD
STEACHER’S PROFESSIONALISM, STUDENT’S LEARNING MOTIVATION,
STUDENT'S SELF CONFIDENCE ANDSTUDENT ACTIVE PARTICIPATION IN
CLASS
Katarina Waris Astuti
Sanata Dharma University
2019
The purposes of this research are to know relationship between: 1) students'
perceptions of teacher’s professionalism and active participation of students in the
classroom; 2) students' perceptions of teacher's pedagogical competence and active
participation of students in the class; 3) students' perceptions of teacher personality
competencies and active participation of students in the class; 4) student perceptions of
teacher social competence and active participation of students in the class; 5) student
perceptions of teacher professional competence and active participation of students in
the class; 6) student learning motivation and active participation of students in the
class; 7) self confidence of students and active participation of students in the class.
This research is a correlational research. The population of this research were
892 students of SMA 1 Bantul. The samples of this study were 192 students taken by
convenience sampling. Data were collected by questionnaires and documentation and
analyzed by descriptive analysis and Spearman Rank correlation.
The results show that there are: 1) a positive and significant relationship
between student perceptions of teacher professionalism and active participation of
students in the class (r count = 0.402>r table = 0.1417; Sig. (1-tailed) = 0,000); 2)
there is a positive and significant relationship between students' perceptions of the
pedagogic competence of the teacher and the active participation of students in the
class (r count = 0.341>r table = 0.1417; Sig. (1-tailed) = 0,000); 3) there is a positive
and significant relationship of student perceptions of teacher personality competencies
and active participation of students in the class (r count = 0.340>r table = 0.1417; Sig.
(1-tailed) = 0,000); 4) there is a positive and significant relationship of students'
perceptions of teacher social competence and active participation of students in the
class (r count = 0.282>r table = 0.1417; Sig. (1-tailed) = 0,000); 5) there is a positive
and significant relationship between students' perceptions of teacher professional
competence and active participation of students in the class (r count = 0.430>r table =
0.1417; Sig. (1-tailed) = 0,000); 6) there is a positive and significant relationship
between student learning motivation and active participation of students in the class (r
count = 0.563>r table = 0.1417; Sig. (1-tailed) = 0,000); 7) there is a positive and
significant relationship between students' confidence and active participation of
students in the class (r count = 0.559>r table = 0.1417; Sig. (1-tailed) = 0,000.
Keywords: Student perception, teacher professionalism, student motivation, student
self-confidence, active participation of students.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan dan haturkan kepada Tuhan yang telah
memberikan berkat, rahmat dan pencurahan Roh Kudus-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Persepsi Siswa Terhadap
Profesionalisme Guru, Motivasi Belajar Siswa dan Rasa Percaya Diri Siswa
dengan Partisipasi Aktif Siswa dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
di Faultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini telah selesai dengan baik karena adanya
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucap
syukur dan terimakasih kepada:
1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis
untuk menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Ignatius Bondan Suratno,S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen
Pembimbing yang dengan sabar membimbing, memotivasi, memberi
arahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dosen penguji, terimakasih karena telah memberikan saran dan masukan
agar skripsi ini menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Segenap seluruh dosen Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
banyak ilmu, pengetahuan dan pengalaman selama perkuliahan.
7. Karyawan kesekretariatan program studi Pendidikan Akuntansi yaitu ibu
Theresia Aris Sudarsilah yang telah membantu kelancaran proses
administrasi selama masa perkuliahan dan penelitian.
8. Orang tua saya Bapak Paulus Ponimin dan Ibu Veronika Suharti yang
selalu mendoakan, memberikan semangat dan dukungan selama masa
perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini.
9. Seluruh teman-teman saya yang ada di kampus dan di kos yang selalu
memberikan dukungan dann semangat untuk segera menyelesaikan skripsi
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Batasan Masalah................................................................................ 6
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
BAB II KAJIAN TEORITIK ........................................................................ 9
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 9
1. Persepsi Siswa ............................................................................ 9
2. Profesionalisme Guru ................................................................ 15
3. Motivasi Belajar Siswa ............................................................. 28
4. Rasa Percaya Diri Siswa ........................................................... 38
5. Partisipasi Aktif Siswa .............................................................. 45
B. Penelitian Relevan ........................................................................... 50
C. Kerangka Berfikir............................................................................ 54
D. Rumusan Hipotesis ......................................................................... 59
E. Model Penelitian ............................................................................. 61
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 63
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 63
B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 63
C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................... 64
1. Subjek Penelitian ....................................................................... 64
2. Objek Penelitian ........................................................................ 64
D. Populasi dan Sampel ....................................................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Populasi Penelitian .................................................................... 64
2. Sampel Penelitian ............ ................ ........................................ 65
E. Teknik Sampling Penelitian ............................................................. 66
F. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian ............... 67
1. Operasional Variabel ................................................................. 67
2. Pengukuran ................................................................................ 72
G. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 73
1. Kuesioner .................................................................................. 73
2. Dokumentasi ............................................................................. 73
H. Pengujian Instrumen Penelitian....................................................... 74
1. Uji Validitas Instrumen ............................................................. 74
2. Uji Reliabilitas Instrumen ......................................................... 81
I. Teknik Analisis Data ....................................................................... 83
1. Teknik Analisis Deskriptif ........................................................ 83
2. Uji Prasyarat Analisis ................................................................ 86
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH .............................................. 91
A. Sejarah SMA Negeri 1 Bantul.......................................................... 91
B. Visi, Misi, Tujuan, dan Motto SMA Negeri 1 Bantul ...................... 92
C. Sistem Pendidikan SMA Negeri 1 Bantul ........................................ 95
D. Kurikulum SMA Negeri 1 Bantul .................................................... 95
E. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 1 Bantul ............................... 100
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................. 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
A. Deskripsi Data ................................................................................ 102
1. Persepsi Siswa terhadap Profesionalisme Guru ....................... 102
2. Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Pedagogik Guru ............ 103
3. Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Kepribadian Guru ......... 104
4. Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Sosial Guru ................... 105
5. Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Profesional Guru .......... 106
6. Motivasi Belajar Siswa ........................................................... 107
7. Rasa Percaya Diri Siswa .......................................................... 108
8. Partisipasi Aktif Siswa di Kelas ............................................... 109
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ................................................. 110
1. Pengujian Normalitas ............................................................... 110
C. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 115
D. Pembahasan .................................................................................... 125
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ................. 146
A. Kesimpulan .................................................................................... 146
B. Keterbatasan ................................................................................... 149
C. Saran ............................................................................................... 150
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 153
LAMPIRAN ............................................................................................... 159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Populasi SMA Negeri 1 Bantul ....................................... 65
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian ............................................................ 66
Tabel 3.3 Operasional Variabel Profesionalisme Guru................................ 67
Tabel 3.4 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa ............................. 69
Tabel 3.5 Operasional Variabel Rasa Percaya Diri Siswa ........................... 70
Tabel 3.6 Operasional Variabel Partisipasi Aktif siswa .............................. 71
Tabel 3.7 Skala Likert .................................................................................. 73
Tabel 3.8 Tabel Sebagian dari R tabel ......................................................... 75
Tabel 3.9 Hasil Pengukuran Uji Validitas Persepsi Siswa Terhadap
Profesionalisme Guru .................................................................. 76
Tabel 3.10 Hasil Pengukuran Uji Validitas Motivasi Belajar Siswa ........... 77
Tabel 3.11 Hasil Pengukuran Ulang Uji Validitas Motivasi
Belajar Siswa ............................................................................. 78
Tabel 3.12 Hasil Pengukuran Uji Validitas Rasa Percaya Diri Siswa ......... 78
Tabel 3.13 Hasil Pengukuran Uji Validitas Partisipasi Aktif Siswa ............ 79
Tabel 3.14 Hasil Pengukuran Ulang Uji Validitas Partisipasi
Aktif Siswa di kelas .................................................................. 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 3.15 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen ...................................... 82
Tabel 3.16 Tabel PAP Tipe 2 Tingkat Partisipasi Aktif .............................. 83
Tabel 3.17 Interval Skor Persepsi Siswa terhadap Profesionalisme
Guru ........................................................................................... 84
Tabel 3.18 Interval Skor Motivasi Belajar Siswa ........................................ 85
Tabel 3.19 Interval Skor Rasa Percaya Diri Siswa ...................................... 85
Tabel 3.20 Interval Skor Partisipasi Aktif Siswa ......................................... 86
Tabel 3.21 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ................................ 89
Tabel 4.1Data Guru Tahun Pelajaran 2018/2019 ....................................... 101
Tabel 4.2Data Karyawan Tahun Pelajaran 2018/2019 .............................. 101
Tabel 5.1 Deskripsi Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru ....... 102
Tabel 5.2 Deskripsi Persepsi Siswa Terhadap kompetensi
pedagogik guru .......................................................................... 103
Tabel 5.3 Deskripsi Persepsi Siswa Terhadap kompetensi
kepribadian guru ........................................................................ 104
Tabel 5.4 Deskripsi Persepsi Siswa Terhadap kompetensi sosial guru ..... 105
Tabel 5.5 Deskripsi Persepsi Siswa Terhadap kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
profesional guru............. ............................................................ 106
Tabel 5.6 Deskripsi motivasi belajar siswa ................................................ 107
Tabel 5.7 Deskripsi Rasa Percaya Diri Siswa ............................................ 108
Tabel 5.8 Deskripsi Partisipasi Aktif Siswa ............................................... 109
Tabel 5.9 Hasil Uji Normalitas Bivariat Persepsi Siswa Terhadap
Profesionalisme Guru dengan Partisipasi Aktif Siswa
di Kelas ...................................................................................... 110
Tabel 5.10 Hasil Uji Normalitas Bivariat Persepsi Siswa Terhadap
Kompetensi Pedagogik Guru dengan Partisipasi Aktif
Siswa di Kelas ......................................................................... 111
Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas Bivariat Persepsi Siswa TerhadapKompetensi
Kepribadian Guru dengan Partisipasi Aktif
Siswa di Kelas ......................................................................... 112
Tabel 5.12 Hasil Uji Normalitas Bivariat Persepsi Siswa Terhadap
Kompetensi Sosial Guru dengan Partisipasi Aktif Siswa
di Kelas .................................................................................... 112
Tabel 5.13 Hasil Uji Normalitas Bivariat Persepsi Siswa Terhadap
Kompetensi Profesional Guru dengan Partisipasi Aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Siswa di Kelas ......................................................................... 113
Tabel 5.14 Hasil Uji Normalitas Bivariat Motivasi Belajar Siswa
dengan Partisipasi Aktif Siswa di Kelas ................................. 114
Tabel 5.15 Hasil Uji Normalitas Bivariat Rasa Percaya Diri Siswa
dengan Partisipasi Aktif Siswa di Kelas ................................. 114
Tabel 5.16 Hasil Uji Korelasi Persepsi Siswa terhadap Profesionalisme
Guru dengan Partisipasi Aktif Siswa di Kelas ........................ 116
Tabel 5.17 Hasil Uji Korelasi Persepsi Siswa terhadap kompetensi
pedagogik Guru dengan Partisipasi Aktif Siswa di Kelas ...... 117
Tabel 5.18 Hasil Uji Korelasi Persepsi Siswa terhadap kompetensi
kepribadian Guru dengan Partisipasi Aktif Siswa di Kelas .... 118
Tabel 5.19 Hasil Uji Korelasi Persepsi Siswa terhadap kompetensi
sosial Guru dengan Partisipasi Aktif Siswa di Kelas .............. 120
Tabel 5.20 Hasil Uji Korelasi Persepsi Siswa terhadap kompetensi
profesional Guru dengan Partisipasi Aktif Siswa di Kelas ..... 121
Tabel 5.21 Hasil Uji Korelasi Motivasi belajar siswa dengan
Partisipasi Aktif Siswa di Kelas .............................................. 123
Tabel 5.22 Hasil Uji Korelasi Rasa percaya diri siswa dengan
Partisipasi Aktif Siswa di Kelas .............................................. 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar Model Penelitian ............................................................................ 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Instrumen Penelitian (Kuesioner) ........................................... 159
Lampiran II Data Induk Penelitian ............................................................. 171
Lampiran III Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen .............................. 195
Lampiran IV R Tabel ................................................................................. 205
Lampiran V Hasil Uji Normalitas .............................................................. 212
Lampiran VI Mean, Median, Modus.......................................................... 225
Lampiran VII Uji Korelasi Spearman ........................................................ 237
Lampiran VIII Daftar Peserta Didik (Responden) ..................................... 242
Lampiran IX Surat Ijin penelitian .............................................................. 248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan penting dalam maju dan
berkembangnya suatu negara, karena dengan adanya pendidikan dapat
menciptakan sumber daya manusia yang aktif, kreatif, berkualitas dan
berkompeten. Pendidikan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
No 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menegaskan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
Di Indonesia lembaga pendidikan formal di bagi menjadi beberapa
jenjang yaitu mulai dari jenjang PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK
(Taman Kanak-Kanak), SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah
Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas) ataupun Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) hingga ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Perguruan
Tinggi, tetapi lembaga pendidikan tersebut mempunyai tujuan yang sama
yaitu dapat memberi dan mengembangkan pengetahuan, bakat,
kepribadian, sikap mental, kreativitas, penalaran dan kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
seseorang. Untuk menghasilkan lulusan yang terbaik dan berkualitas tentu
saja dibutuhkan peran serta guru di dalamnya. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1 tentang Guru dan Dosen
mengsyaratkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Profesionalisme dalam pendidikan perlu dimaknai bahwa guru
haruslah orang yang memiliki instink sebagai pendidik, mengerti dan
memahami peserta didik. Guru harus menguasai secara mendalam
minimal satu bidang keilmuan yang diampunya. Kedudukan guru sebagai
tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Meskipun demikian, masih banyak permasalahan yang timbul terkait
profesionalisme guru.
Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi.
Kompetensi diakui sebagai faktor yang memegang peranan penting dalam
keberhasilan seseorang dalam pekerjaanya. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No 74 Tahun 2008 tentang Guru, Bab II
Pasal 3 Ayat 2 beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru
yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
dan kompetensi profesional. Tetapi melihat kondisi yang terjadi saat ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
banyak guru yang tingkat profesionalitasnya kurang, dimana dari ke empat
kompetensi yang harus di miliki oleh guru ada dari beberapa guru yang
tidak menjalankan atau menerapkan dari ke empat kompetensi itu. Dari
hasil pengamatan misalnya ada guru yang mampu menguasai materi
secara mendalam tetapi tidak bisa dalam kompetensi sosial yaitu interaksi
antara guru dengan siswa. Padahal dengan adanya interaksi ini dapat
menumbuhkan keaktifan siswa di kelas, bila siswa sudah memiliki
anggapan bahwa guru tersebut ramah, gembira dan mau terbuka dengan
siswa maka siswa juga akan merasa nyaman dan tidak takut untuk
bertanya kepada guru. Jadi dalam hal ini guru yang profesional adalah
guru yang mampu menciptakan pembelajaran yang mengajak siswa untuk
berpartisipasi aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Ketika
siswa berpartisipasi aktif di dalam kelas dapat memberikan dampak positif
bagi siswa itu sendiri dan ada peluang yang luas untuk mengembangkan
interaksi antara guru dengan siswa, antar siswa dengan siswa itu sendiri
dan siswa dengan lingkungannya karena dengan begitu dapat merangsang
terjadinya kegiatan berpikir kritis, mendengarkan, melihat, mengajukan
pertanyaan, dan dapat saling bertukar pikiran atau berdiskusi. Selain itu
juga idealnya, semangat dan kinerja tinggi disertai rasa tanggung jawab
adalah ciri guru yang profesional. Berbagai upaya pembinaan profesi guru
dan profesionalitas guru telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas
keprofesionalan guru seperti PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru), PPG (Pendidikan Profesi Guru), MGMP (Musyawarah Guru Mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pelajaran), FKKG (Forum Kelompok Kerja Guru), Sertifikasi Guru dan
workshop.
Partisipasi aktif siswa juga di dukung dengan adanya motivasi
belajar yang timbul dari dalam maupun dari luar diri siswa tersebut.
Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “daya penggerak
yang telah menjadi aktif” (Sardiman, 2005: 73 dalam Kompri, 2015:2).
Pendapat lain juga mengatakan bahwa motivasi adalah perilaku yang akan
menentukan kebutuhan (needs) atau wujud perilaku mencapai tujuan
(Yamin, 2003:82 dalam Kompri, 2015:2). Sedangkan belajar adalah
kegiatan yang mengubah tingkah laku melalui latihan dan pengalaman
sehingga menjadi lebih baik sebagai hasil dari penguatan yang dilandasi
untuk mencapai tujuan (Rohmah, 2015:242). Sehingga dapat di simpulkan
bahwa motivasi belajar adalah suatu keadaan dalam diri seseorang yang
mendorong untuk melakukan kegiatan pembelajaran guna mencapai
tujuan. Sehingga partisipasi aktif siswa di kelas bersumber dari motivasi
belajar yang ada dalam diri atau berasal dari luar siswa, maka bila seorang
siswa sudah mempunyai motivasi belajar, maka siswa tersebut akan
melakukan aktivitas dalam belajar.
Selain kedua hal di atas, rasa percaya diri siswa juga merupakan
faktor pendorong partisipasi aktif siswa di kelas. Menurut Thantaway
dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87) dalam buku
Laksana (2017:143), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis
diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang
percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Untuk itu
rasa percaya diri perlu di bangun sedini mungkin hal ini dapat di latih dan
di lihat melalui partisipasi aktif siswa di kelas. Siswa yang memiliki rasa
percaya diri yang tinggi cenderung aktif di kelas, mudah berinteraksi
dengan guru, dengan siswa dan lingkungannya. Orang yang percaya diri
biasanya mempunyai inisiatif, kreatif, dan optimis terhadap masa depan,
mampu menyadari kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir positif,
menganggap semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya.
Pada kondisi sekarang banyak di jumpai siswa yang kurang
memiliki rasa percaya diri atau bahkan tidak percaya diri, sebagai contoh
nyata yang sering terjadi di dalam kelas yaitu guru memberikan soal
kepada siswa dan siswa yang sudah selesai mengerjakan soal di minta
untuk menuliskan jawaban di papan tulis dan menjelaskan kepada siswa
yang lain . Dengan kasus tersebut harapan dari guru adalah ada siswa yang
secara sukarela maju ke depan dan menyelesaikan soal, tetapi pada
kenyataannya banyak dari siswa yang sebenarnya sudah selesai
mengerjakan tetapi enggan untuk maju ke depan di karenakan rasa kurang
percaya diri yang timbul dari dirinya dimana siswa takut jika jawabannya
salah, hal ini lah yang perlu mendapatkan perhatian dari guru agar siswa
dapat berpartisipasi aktif di dalam kelas. Padahal banyak manfaat yang di
dapat jika memiliki rasa percaya diri diantaranya yaitu membuat seseorang
optimis dalam setiap hal, menghilangkan keraguan, membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
mengekspresikan diri, meningkatkan kualitas diri dan dapat membantu
meraih kesuksesan dalam hal ini sukses menjadi siswa yang berani aktif
selama proses pembelajaran. Maka berdasarkan latar belakang yang telah
di jelaskan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru,
Motivasi Belajar Siswa dan Rasa Percaya Diri Siswa dengan
Partisipasi Aktif Siswa di Kelas”.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup masalah
pada hubungan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru dimana
Profesionalitas guru didasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No 74 Tahun 2008 tentang Guru, Bab II Pasal 3 Ayat 2 yaitu
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang di peroleh melalui
pendidikan profesi serta motivasi belajar siswa dan rasa percaya diri siswa
dengan partisipasi aktif siswa di kelas.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan positif persepsi siswa terhadap
profesionalisme guru dengan partisipasi aktif siswa di kelas ?
2. Apakah terdapat hubungan positif motivasi belajar siswa dengan
partisipasi aktif siswa di kelas ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Apakah terdapat hubungan positif rasa percaya diri siswa dengan
partisipasi aktif siswa di kelas ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1. Adanya hubungan positif persepsi siswa terhadap profesionalisme guru
dengan partisipasi aktif siswa di kelas
2. Adanya hubungan positif motivasi belajar siswa dengan partisipasi
aktif siswa di kelas
3. Adanya hubungan positif antara rasa percaya diri siswa dengan
partisipasi aktif siswa di kelas
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi sekolah mengenai profesionalisme guru, motivasi
belajar siswa dan rasa percaya diri siswa dalam hubungannya dengan
partisipasi aktif siswa di kelas sehingga di masa mendatang semakin
tercipta ketertarikan siswa untuk berpartisipasi aktif di dalam kelas.
2. Bagi Guru
Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan informasi
mengenai hubungan profesionalisme guru, motivasi belajar siswa, dan
rasa percaya diri siswa dengan partisipasi aktif siswa di kelas, sehingga
di harapkan guru dapat meningkatkan kualitas kinerja mengajarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dalam mendidik, memberikan motivasi belajar bagi siswa dan melatih
rasa percaya diri siswa sehingga tercipta dinamika pembelajaran yang
mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif di kelas.
3. Bagi Mahasiswa FKIP
Sebagai calon guru, dari hasil penelitian ini di harapkan mampu
memberikan gambaran mengenai hubungan profesionalisme guru,
motivasi belajar dan rasa percaya diri siswa dengan partisipasi aktif
siswa di kelas, sehingga mahasiwa calon guru dapat menyiapkan diri
untuk menjadi guru yang profesional, dapat memotivasi siswa dalam
belajar, serta dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa sehingga
mampu menciptakan pembelajaran yang membuat siswa ikut
berpartisipasi aktif dikelas.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan yang berkaitan
dengan hubungan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru,
motivasi belajar siswa dan rasa percaya diri siswa dengan partisipasi
aktif siswa di dalam kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Tinjauan Pustaka
1. Persepsi Siswa
a. Pengertian Persepsi
Dalam suatu kegiatan belajar mengajar di kelas setiap peserta
didik memiliki daya tangkap dalam menerima materi yang
berbeda-beda, dimana hal tersebut dipengaruhi oleh kemampuan
siswa itu sendiri dalam menerima materi ataupun persepsi siswa
terhadap guru atau mata pelajaran yang sedang berlangsung. Ada
beberapa pengertian persepsi yang dikemukakan oleh para ahli
yaitu menurut Walgito (2010: 99) Persepsi merupakan suatu proses
yang didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga
disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu
saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya
merupakan proses persepsi. Karena itu, proses persepsi tidak dapat
lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan
merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Menurut
Jonathan Ling dan Catling (2012:5) persepsi merupakan
serangkaian proses rumit yang melaluinya kita memperoleh dan
menginterpretasikan informasi indrawi dimana interpretasi ini
memungkinkan kita/seseorang mencerap lingkungan kita secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
bermakna. Persepsi menurut Slamento (2013:102-105) adalah
proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam
otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus
mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini
dilakukan lewat inderanya, yaitu penglihat, pendengar, peraba,
perasa dan pencium.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses yang dialami oleh
masing-masing individu dalam menerima, menginterpretasikan dan
memberi makna mengenai suatu hal yang mereka lihat terhadap
lingkungannya melalui alat inderanya.
b. Prinsip Dasar Persepsi
Slamento (2013:103-104) menjelaskan dalam bukunya
bahwa ada beberapa prinsip dasar tentang persepsi yang perlu
diketahui oleh seorang guru agar ia dapat mengetahui siswanya
secara lebih baik dan dengan demikian menjadi komunikator yang
efektif yaitu sebagai berikut:
1). Persepsi itu relatif bukannya absolut
Manusia bukanlah instrumen ilmiah yang mampu menyerap
segala sesuatu persis seperti keadaan sebenarnya. Dalam
hubungannya dengan kerelatifan persepsi ini, dampak pertama dari
suatu perubahan rangsangan dirasakan lebih besar dari pada
rangsangan yang datang kemudian. Berdasarkan kenyataan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
persepsi itu relatif, seorang guru dapat meramalkan dengan lebih
baik persepsi dari siswanya untuk pelajaran berikutnya karena guru
tersebut telah mengetahui lebih dahulu persepsi yang telah dimiliki
oleh siswa dari pelajaran sebelumnya.
2). Persepsi itu selektif
Seseorang hanya memperlihatkan beberapa rangsangan saja
dari banyak rangsangan yang ada di sekelilingnya pada saat
tertentu. Ini berarti bahwa rangsangan yang diterima akan
tergantung pada apa yang pernah ia pelajari, apa yang pada suatu
saat menarik perhatiannya dan ke arah mana persepsi itu
mempunyai kecenderungan. Ini berarti juga bahwa ada
keterbatasan dalam kemampuan seseorang untuk menerima
rangsangan. Berdasarkan prinsip ini, dalam pelajaran seorang guru
harus dapat memilih bagian pelajaran yang perlu di beri tekanan,
dapat menjaga keadaan lingkungan tempat ia mengajar, guru juga
harus menjaga agar dalam satu kali penyajian atau pelajaran, ia
tidak terlalu banyak menyampaikan hal-hal baru sehingga melebihi
batas kemampuan persepsi siswa.
3). Persepsi itu Mempunyai Tatanan
Bagi seorang guru, prinsip ini menunjukkan bahwa
pelajaran yang disampaikan harus tersusun dalam tatanan yang
baik. Jika butir-butir pelajaran tidak tersusun baik, siswa akan
menyusun sendiri butir-butir pelajaran tersebut dalam hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
atau kelompok yang dapat dimengerti oleh siswa tersebut dan yang
mungkin berbeda dengan yang dikehendaki oleh guru. Hasilnya
adalah salah interpretasi atau salah pengertian.
4). Persepsi di pengaruhi oleh harapan dan kesiapan (Penerima
Rangsangan)
Hadapan dan kesiapan penerima pesan akan menentukan
pesan mana yang akan di pilih untuk diterima, selanjutnya
bagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan demikian pula
bagaimana pesan tersebut akan diinterpretasi. Dalam pelajaran,
guru dapat menyiapkan siswanya untuk pelajaran-pelajaran
selanjutnya dengan cara menunjukkan pada pelajaran pertama
urutan-urutan kegiatan yang harus dilakukan dalam pelajaran
tersebut.
5). Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan
persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama
Perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada adanya
perbedaan-perbedaan individual, perbedaan dalam kepribadian,
perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Bagi
seorang guru ini berarti bahwa agar dapat diperoleh persepsi yang
kurang lebih sama dengan persepsi yang dimiliki kelas lain yang
telah diberikan materi pelajaran serupa, guru harus menggunakan
metode yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Mekanisme Persepsi
Menurut Desminta (2009:119-120) persepsi meliputi suatu
interaksi rumit yang melibatkan setidaknya 3 komponen utama,
yaitu:
1. Seleksi
Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap
stimulus. Dalam proses ini, struktur kognitif yang telah ada dalam
kepala akan menyeleksi, membedakan data yang masuk dan
memilih data mana yang relevan sesuai dengan kepentingan
dirinya.
2. Penyusunan
Penyusunan adalah proses mereduksi, mengorganisasikan,
menata atau menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam
suatu pola yang bermakna.
3. Penafsiran
Penafsiran adalah proses menerjemahkan atau
menginterpretasikan informasi atau stimulus ke dalam bentuk
tingkah laku sebagai respon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
d. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi
Menurut Walgito (2010:101) ada beberapa faktor yang
berperan dalam persepsi yaitu :
1. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera
atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang
memersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu
yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima
yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar
stimulus datang dari luar individu.
2. Alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima
stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai
alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat
sususan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat
untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
3. Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi
diperlukan adanya perhatian yaitu langkah pertama sebagai
suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian
merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas
individu yang ditujukan kepada sesuatau atau sekumpulan
objek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Profesionalisme Guru
a. Pengertian Profesionalisme Guru
Menurut Suyanto dan Jihad (2013: 20-21) makna
profesional mengacu pada orang yang menyandang suatu
profesi atau sebutan untuk penampilan seseorang dalam
mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya. Sebutan
guru profesional mengacu pada guru yang telah mendapat
pengakuan secara formal berdasarkan ketentuan yang berlaku,
baik dalam kaitan dengan jabatan maupun latar belakang
pendidikan formalnya. Sebutan guru profesional juga dapat
mengacu pada pengakuan terhadap kompetensi penampilan
unjuk kerja seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya
sebagai tenaga pengajar. Dengan demikian, sebutan profesional
didasarkan pada pengakuan formal terhadap kualifikasi dan
kompetensi penampilan unjuk kerja suatu jabatan atau
pekerjaan tertentu. Suyanto dan Jihad (2013:21) juga
berpendapat bahwa profesionalisme adalah sebutan yang
mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen anggota
suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan
kualitas profesionalnya.
b. Tugas Guru Sebagai Profesi
Menurut Suyanto dan Jihad (2013:1-7) berpendapat bahwa
secara umum, ada tiga tugas guru sebagai profesi yakni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan
dan mengembangkan nilai-nilai hidup; mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan; melatih
berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk
kehidupan siswa. Untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawab diatas, seorang guru dituntut memiliki beberapa
kemampuan dan kompetensi tertentu sebagai bagian dari
profesionalisme guru. Sebagai tenaga pengajar, setiap guru
harus memiliki kemampuan profesional dalam bidang
pembelajaran. Menurut Suyanto dan Jihad (2013:2) dengan
kemampuan tersebut, guru dapat melaksanakan perannya
sebagai berikut:
1) Fasilitator, yang menyediakan kemudahan-
kemudahan bagi siswa dalam proses belajar
mengajar
2) Pembimbing, yang membantu siswa mengatasi
kesulitan pada proses belajar mengajar
3) Penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan
lingkungan belajar yang menantang bagi siswa agar
mereka melakukan kegiatan belajar dengan
bersemangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4) Model, yang mampu memberikan contoh yang baik
kepada siswa agar berperilaku sesuai dengan norma
yang berlaku di dunia pendidikan
5) Motivator, yang turut menyebarluaskan usaha-usaha
pembaruan kepada masyarakat, khususnya kepada
subjek didik yaitu siswa
6) Agen perkembangan kognitif, yang
menyebarluaskan ilmu dan teknologi kepada siswa
dan masyarakat
7) Manajer, yang memimpin kelompok siswa dalam
kelas sehingga keberhasilan proses belajar mengajar
tercapai
Menurut John Goodlas ( dalam Suyanto dan Jihad 2013:4),
seorang tokoh pendidikan Amerika Serikat, pernah melakukan
penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa peran guru amat
sangat signifikan bagi setiap keberhasilan proses pembelajaran.
Penelitian itu kemudian dipublikasikan dengan judul Behind
the Classroom Doors, yang di dalamnya dijelaskan bahwa
ketika guru telah memasuki ruang kelas dan menutup pintu
kelas, maka kualitas pembelajaran akan lebih banyak
ditentukan oleh guru. Dalam buku yang ditulis oleh Suyanto
dan Jihad (2013:1-7) dalam memaknai profesionalisme guru,
dimana makna profesional mengacu pada orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menyandang suatu profesi atau sebutan untuk penampilan
seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan
profesinya.
c. Ciri-ciri pekerjaan disebut Profesional
Suatu pekerjaan disebut profesional, Houle (1980) dalam
Suyanto dan Jihad (2013:1-7), membuat ciri-ciri suatu
pekerjaan disebut profesional, yaitu:
1). Harus memiliki landasan pengetahuan yang kuat
2). Harus berdasarkan atas kompetensi individual
3). Memiliki sistem seleksi dan sertifikasi
4). Ada kerja sama dan kompetensi yang sehat antar sejawat
5). Ada kesadaran profesional yang tinggi
6). Memiliki prinsip-prinsip etik (kode etik)
7). Memiliki sistem sanksi profesi
8). Adanya militansi individual, arti militansi adalah semangat
atau gairah
9). Memiliki organisasi profesi
d. Macam-macam Kompetensi Guru
Dalam UU Guru dan Dosen (Pasal 1 ayat 4) disebutkan
bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
serta memerlukan pendidikan profesi. Dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesa Nomor 74 tahun 2008 tentang
guru Bab 1 pasal 1 menyebutkan bahwa guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Di dalam BAB II pasal 3 ayat 2 kompetensi guru
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi. Masing-masing kompetensi dijelaskan sebagai berikut:
1) Kompetensi pedagodik sebagaimana dimaksud pada
ayat 2 merupakan kemampuan guru dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik sekurang-
kurangnya meliputi:
a) Pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan
b) Pemahaman terhadap peserta didik
c) Pengembangan kurikulum atau silabus
d) Perancangan pembelajaran
e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
dan dialogis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
f) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
g) Evaluasi hasil belajar
h) Pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya
2) Kompetensi kepribadian sebagaimana dimaksud
pada ayat 2 sekurang-kurangnya mencangkup
kepribadian yang :
a) Beriman dan bertakwa
b) Berakhlak mulia
c) Arif dan bijaksana
d) Demokratis
e) Mantap
f) Berwibawa
g) Stabil
h) Dewasa
i) Jujur
j) Sprotif
k) Menjadi teladan bagi peserta didik dan
mayarakat
l) Secara obyektif mengevaluasi kinerja
sendiri; dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
m) Mengembangkan diri secara mandiri dan
berkelanjutan
3) Kompetensi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) merupakan kemampuan Guru sebagai bagian
dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi
kompetensi untuk:
berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara
santun;
a) menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional
b) bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan,
pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau
wali peserta didik;
c) bergaul secara santun dengan masyarakat
sekitar dengan mengindahkan norma serta
sistem nilai yang berlaku; dan
d) menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan
semangat kebersamaan.
4) Kompetensi profesional sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) merupakan kemampuan Guru dalam
menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan atau seni dan budaya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi
penguasaan:
a) materi pelajaran secara luas dan mendalam
sesuai dengan standar isi program satuan
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau
kelompok mata pelajaran yang akan diampu;
dan
b) konsep dan metode disiplin keilmuan,
teknologi, atau seni yang relevan, yang
secara konseptual menaungi atau koheren
dengan program satuan pendidikan, mata
pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran
yang akan diampu.
Kunandar (2009:75-77) juga berpendapat bahwa guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidikan,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru yang harus
dimiliki meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi, berikut ini tabel ke empat kompetensi guru:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
No Kompetensi Sub Kompetensi Indikator
1.
Kompetensi
kepribadian:
kemampuan
personal yang
mencerminkan
kepribadian yang
mantap, stabil,
dewasa, arif dan
berwibawa,
menjadi teladan
bagi peserta didik,
dan berakhlak
mulia.
1.1 Kepribadian yang
mantap dan stabil
a. Bertindak sesuai dengan norma
hukum
b. Bertindak sesuai dengan norma
sosial
c. Bangga sebagai guru
d. Memiliki konsisten dalam bertindak
sesuai dengan
norma
1.2 Kepribadian yang
dewasa
a. Menampilkan kemandirian dalam
bertindak sebagai
pendidik
b. Memiliki etos kerja sebagai guru
1.3 Kepribadian yang
arif
a. Menampilkan tindakan yang
didasarkan pada
kemanfaat peserta
didik, sekolah dan
masyarakat
b. Menunjukkan keterbukaan dalam
berfikir dan
bertindak
1.4 Kepribadian yang
berwibawa
a. Memiliki perilaku berpengaruh positif
terhadap peserta
didik
b. Memiliki perilaku yang disegani
1.5 Berakhalak mulia
dan dapat menjadi
teladan
a. Bertindak sesuai dengan norma,
religius (iman,
takwa, jujur, iklas,
suka menolong)
b. Memiliki perilaku yang diteladani
oleh peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
No Kompetensi Sub Kompetensi Indikator
2.
Kompetensi
Pedagodik:
meliputi
pemahaman
terhadap peserta
didik, perencanaan
dan pelaksanaan
pembelajaran,
evaluasi hasil
belajar, dan
pengembangan
peserta didik untuk
mengaktualisasikan
berbagai potensi
yang dimilikinya.
2.1 Memahami perserta
didik secara mendalam
a. Memahami peserta didik dengan
memanfaatkan
prinsip-prinsip
perkembangan
kognitif
b. Memahami peserta didik dengan
memanfaatkan
prinsip-prinsip
kepribadian
c. Mengidentifikasi bekal ajara awal
peserta didik
2.2 Merancang
pembelajaran,
termasuk memahami
landasan pendidikan
untuk kepentingan
pembelajaran
a. Memahami landasan
pendidikan
b. Menerapkan teori belajar dan
pembelajaran
c. Menentukan strategi
pembelajaran
berdasarkan
karakteristik
peserta didik,
kompetensi yang
akan dicapai dan
materi ajar
d. Menyusun rancangan
pembelajaran
berdasarkan
strategi yang
dipilih
2.3 Melaksanakan
pembelajaran
a. Menata latar(setting)
pembelajaran
b. Melaksanakan pembelajaran yang
kondusif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
No. Kompetensi Sub Kompetensi Indikator
2.4 Merancang dan
melaksanakan evaluasi
pembelajaran
a. Merancang dan melaksanakan
evaluasi
(assesment)
proses dan hasil
belajar secara
berkesinambunga
n dengan
berbagai metode
b. Menganalisis hasil evaluasi
proses dan hasil
belajar untuk
menentukan
tingkat
ketuntasan
belajar (mastery
learning)
c. Memanfaatkan hasil penilaian
pembelajaran
untuk perbaikan
kualitas program
pembelajaran
secara umum
2.5 Mengembangkan
peserta didik untuk
mengaktualisasikan
berbagai potensinya
a. Memfasilitasi peserta didik
untuk
pengembangan
berbagai potensi
akademik
b. Memfasilitasi peserta didik
untuk
mengembangkan
berbagai potensi
akademik
c. Memfasilitasi peserta didik
untuk
mengembangkan
berbagai potensi
non akademik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
No Kompetensi Sub Kompetensi Indikator
3.
Kompetensi
profesional:
merupakan
penguasaan materi
pembelajaran
secara luas dan
mendalam, yang
mencangkup
penguasaan materi
kurikulum mata
pelajaran di sekolah
dan substansi
keilmuan yang
menaungi
materinya, serta
penguasaan
terhadap struktur
dan metodologi
keilmuannya
3.1 Meguasai substansi
keilmuan yang terkait
dengan bidang studi
a. Memahami materi ajar yang ada
dalam kurikulum
sekolah
b. Memahami struktur, konsep,
dan metode
keilmuan yang
menungi atau
koheren dengan
materi ajar
c. Memahami hubungan konsep
antar mata
pelajaran terkait
d. Menerapkan konsep-konsep
keilmuan dalam
kehidupan sehari-
hari
3.2 Menguasai struktur
dan metode keilmuan
a. Menguasai langkah-langkah
penelitian dan
kajian kritis untuk
memperdalam
pengetahuan atau
materi bidang
studi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
No Kompetensi Sub Kompetensi Indikator
4.
Kompetensi sosial:
merupakan
kemampuan guru
untuk
berkomunikasi dan
bergaul secara
efektif dengan
peserta didik,
sesama pendidik,
tenaga
kependidikan,
orang tua/wali
peserta didik dan
masyarakat sekitar
4.1 Mampu
berkomunikasi dan
bergaul secara efektif
dengan peserta didik
a. Berkomunikasi secara efektif
dengan peserta
didik
4.2 Mampu
berkomunikasi dan
bergaul secara efektif
dengan sesama
pendidik dan tenaga
kependidikan
a. Berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan
sesama pendidik
dan tenaga
kependidikan
4.3 Mampu
berkomunikasi dan
bergaul secara efektif
dengan orang tua/wali
peserta didik dan
masyarakat sekitar
a. Berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan
orang tua/wali
peserta didik dan
masyarakat sekitar
Berdasarkan uraian diatas tentang profesionalisme guru maka dapat di
simpulkan bahwa guru yang profesional adalah guru yang menjalankan tugas
sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku sesuai dengan kompetensi dan
keahliannya yang ditempuh melalui pendidikan profesi. Dengan demikian,
yang dimaksud dengan persepsi siswa tentang profesionalisme guru adalah
pandangan siswa mengenai seorang guru yang menjalankan tugasnya sudah
secara profesional dan mencangkup ke empat kompetensi yang harus di
jalankan atau belum.
b. Usaha Peningkatan Profesionalisme Guru
Menurut Suyanto dan Jihad (2013:32) bahwa peningkatan
profesionalisme guru pada akhirnya ditentukan oleh guru itu sendiri.
Caranya adalah guru selalu berusaha untuk melakukan hal-hal berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
1. Memahami tuntutan standar profesi yang ada
2. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan
3. Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk
lewat organisasi profesi
4. Mengambangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan
pelayanan bermutu tinggi kepada siswa
5. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam
pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi sehingga metode
pembelajaran dapat terus diperbarui
3. Motivasi Belajar Siswa
a. Pengertian Motivasi
Menurut Yamin (2006:80) motivasi merupakan salah satu
determinan penting dalam belajar, para ahli sukar
mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan (1)
arah perilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar
siswa memilih mengikuti tindakan tertentu; dan (3) ketahanan
perilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus menerus
berperilaku menurut cara tertentu. Menurut Rohmah (2015:239-
240), berpendapat bahwa sudah umum orang menyamakan antara
kata “motivasi” dengan kata “motif” untuk menunjuk mengapa
seseorang itu berbuah sesuatu. Kata “motif” diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif
dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan. Menurut Santrock 2013 dalam Tung (2015: 341)
motivasi adalah proses yang memberdayakan, mengarahkan, dan
mempertahankan perilaku dimana perilaku yang termotivasi adalah
perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.
Menurut Woolfolk, 2006 dalam Tung (2015:341)
mendefinisikan motivasi sebagai keadaan internal yang
memunculkan, mempengaruhi dan mengendalikan perilaku.
Menurut Sardiman (2005:73) dalam Kompri (2015:2)
mendefinisikan motivasi berawal dari kata “motif” yang dapat
diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif
menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan
untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/ mendesak. Sementara itu,
menurut Djamarah (2011:148) motivasi yakni sebagai suatu
pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam
bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Mc.Donald dalam Djamarah (2011:148-149)
mengatakan bahwa, motivasi adalah suatu perubahan energi di
dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif
(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Oemar Hamalik
(1992:173) dalam Djamarah (2011:148) perubahan energi dalam
diri seserang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan
fisik dimana seseorang mempunyai tujuan tertentu dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk
mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk
mencapainya. Menurut Mc.Donald dalam buku Rohmah (2015:
240), Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang
dikemukakan Mc.Donald dalam buku Rohmah (2015:240) ini
mengandung tiga elemen penting yaitu:
1) Bahwa motivasi ini mengawali terjadinya perubahan
energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan
motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di
dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada
organisme manusia. Karena menyangkut perubahan
energi manusia (walaupun motivasi muncul dari dalam
diri manusia), penampakkannya akan menyangkut
kegiatan fisik manusia.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa “feeling”,
afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan
persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang
dapat menentukan tingkah laku manusia.
3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi
motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons
dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena
terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal
ini adalah tujuan, tujuan ini akan menyangkut soal
kebutuhan.
Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat diperlukan bagi
setiap siswa, karena jika ada siswa yang tidak memiliki motivasi
dalam belajar maka tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar
salah satunya yaitu untuk ikut berpartisipasi aktif di dalam kelas.
Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat di simpulkan bahwa
dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa,
misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka
perlu diselidiki sebab-sebabnya, mungkin ia tidak senang dengan
mata pelajarannya atau guru yang sedang mengajar, sakit, lapar
atau ada masalah-masalah lain yang mengganggu pikirannya. Hal
ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak
terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu misalnya untuk
berpartisipasi aktif di dalam kelas, karena tidak memiliki tujuan
atau kebutuhan belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
tercapai. Dikatakan keseluruhan karena pada umumnya ada
beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk
belajar.
b. Proses Terjadinya Motivasi
Menurut Ivancevich (1984:310) dalam Sagala (2014:109)
Proses motivasi diawali dari kebutuhan yang tidak terpuaskan,
yang di ilustrasikan sebagi berikut:
Kekurangan yang dirasakan individu akan mendorong
serta memberikan tekanan secara fisik dan psikologis sehingga
mengarahkan perilakunya untuk mencapai tujuannya. Sehingga
dalam proses belajar yang menuntut siswa untuk berpartisipasi
aktif maka siswa tersebut juga harus memiliki motivasi dalam
dirinya atau kebutuhan guna mencapai tujuan.
1. Kebutuhan Tidak
Terpuaskan
2. Perilaku
3. Kebutuhan Terpuaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
c. Jenis-jenis motif
Menurut Suryobroto ( 2011: 72-73) dalam Kompri (2015:
6) membedakan motif menjadi dua, yakni motif-motif ekstrinsik
dan motif-motif intrinsik:
1. Motif ekstrinsik yaitu motif-motif yang fungsinya
karena adanya perangsangan dari luar, misalnya orang
giat belajar karena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan
ada ujian.
2. Motif intrinsik yaitu motif-motif yang fungsinya tidak
perlu dirangsang dari luar. Memang dalam diri individu
sendiri telah ada dorongan itu. Misalnya orang yang
gemar membaca tidak usah ada yang mendorongnya
telah mencari sendiri buku-buku untuk dibacanya.
d. Kriteria Keberhasilan Motivasi Belajar Siswa
Menurut Sudjana (2009:61) keberhasilan proses belajar
mengajar dapat dilihat dalam motivasi belajar yang ditunjukan oleh
para siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Hal
ini dapat dilihat dalam hal:
1) Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran
2) Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya
3) Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas
belajarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
4) Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang
diberikan guru
5) Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang
diberikan
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Rohmah (2015:242) menyebutkan bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu:
1) Faktor instrinsik atau faktor dari dalam diri manusia yang
disebabkan oleh dorongan atau keinginan akan kebutuhan
belajar, harapan dan cita-cita.
2) Faktor ekstrinsik yakni berupa adanya penghargaan,
lingkungan belajar yang menyenangkan, dan kegiatan belajar
yang menarik.
f. Peranan Motivasi dalam Belajar
Peranan motivasi yang khas adalah dalam hal penumbuhan
gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar, siswa yang
memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk
melakukan kegiatan belajar. Menurut Iskandar (2009) dalam buku
Rohmah (2015:243-245) ada beberapa peran motivasi yang penting
dalam belajar dan pembelajaran diantaranya adalah:
1) Peran motivasi dalam penguatan belajar. Peran motivasi
dalam hal ini dihadapkan pada suatu kasus yang memerlukan
pemecahan masalah. Misalnya seorang siswa yang kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
menjawab soal matematika akhirnya dapat memcahkan soal
matematika dengan bantuan rumus matematika.
2) Usaha untuk memberi bantuan dengan rumus matematika
dapat menimbulkan penguatan belajar. Motivasi ini dapat
menentukan hal-hal apa yang dilingkungan anak yang dapat
memperkuat perbuatan belajar. Untuk itu seoarang guru perlu
memahami suasana lingkungan belajar siswa sebagai bahan
penguat belajar.
3) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar. Peran ini
berkaitan dengan kemaknaan belajar yaitu anak akan tertarik
untuk belajar jika yang dipelajarinya sedikitnya sudah bisa
diketahui manfaatnya bagi anak.
4) Peran motivasi menentukan ketekunan dalam belajar.
Seseorang yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan
berusaha mempelajari sesuatu dengan baik dan tekun, dan
berharap memperoleh hasil yang baik.
g. Indikator Acuan bagi Motivasi Belajar siswa
Menurut Rohmah (2015:244) ada beberapa indikator atau
petunjuk yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi motivasi belajar
siswa adalah sebagai berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar
2. Adanya keinginan, semangat dan kebutuhan dalam belajar
3. Memiliki harapan dan cita-cita masa depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
4. Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar
5. Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik.
h. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar
Menurut Djamarah (2011:152-156) Aktivias belajar
merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar
tak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik
dari dalam ataupun dari luar. Motivasi mempunyai peranan yang
strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun
yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berrati tidak ada
kegiatan belajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar
yaitu:
1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas
belajar dimana seseorang melakukan aktivitas belajar karena
ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar
penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar.
2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik
dalam belajar dimana anak didik yang belajar berdasarkan
motivasi intrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar. Dia
belajar bukan karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi,
mengharapkan pujian orang lain atau mengharapkan hadiah,
tetapi karena ingin memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya.
Self study adalah bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan
belajar anak didik yang memiliki motivasi intrinsik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman dimana
memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi
kerja orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada
seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya.
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
dimana kebutuhan yang tak biasa dihindari oleh anak didik
adalah keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu
pengetahuan, oleh karena itulah anak didik belajar.
5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar dimana anak
didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin
dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan.
6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar dimana tinggi
rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya
prestasi belajar seseorang anak didik.
i. Pentingnya Motivasi Belajar Bagi Siswa
Menurut Dimyati & Mudjiono, 1999:85 dalam Sagala
(2014:109) ada beberapa pentingnya motivasi belajar bagi siswa
diantaranya yaitu;
1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil
belajar
2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang
dibandingkan dengan teman sebaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3. Mengarahkan kegiatan belajar sehingga anak mengubah cara
belajarnya lebih tekun
4. Membesarkan semangat belajar seperti mempertinggi
semangat untuk lulus tepat waktu dengan hasil yang
memuaskan
5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian
bekerja yang bersinambungan, individu dilatih untuk
menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat
berhasil
4. Rasa Percaya Diri Siswa
a. Pengertian Rasa Percaya Diri
Menurut Aunurrahman (2014:184) rasa percaya diri
merupakan salah satu kondisi psikologis seseorang yang
berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam proses
pembelajaran, dimana rasa percaya diri pada umumnya muncul
ketika seseorang akan melakukan atau terlibat di dalam suatu
aktivitas tertentu dimana pikirannya terarah untuk mencapai suatu
hasil yang diinginkannya. Menurut Suyanto dan Jihad (2013:54)
kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang akan
kemampuan yang dimiliki untuk menampilkannya secara baik
dihadapan orang lain, dimana kepercayaan diri merupakan sebuah
kualitas mental (pencapaian yang dihasilkan dari proses pendidikan
atau pemberdayaan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Menurut Hakim (2005: 6) dalam jurnal Aristiani
menjelaskan bahwa Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan
terhadap segala aspek yang dimiliki dan keyakinan tersebut
membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan
dalam hidupnya, jadi orang yang percaya diri memiliki rasa
optimis dengan kelebihan yang dimiliki dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan. Menurut Laksana (2017:142-143) berpendapat
bahwa orang sukses selalu memiliki tips percaya diri dan
merasakan bahwa mereka berbuat sesuatu untuk dunia. Mereka
memandang dunia ini adalah tempat di mana mereka ingin
memainkan dan mengambil peran di dalamnya.
Seorang pesimis selalu melihat kesulitan dari setiap
kesempatan, tetapi bagi seorang yang optimis selalu mencari celah
dan kesempatan untuk berbuat, melangkah, menghampiri apa yang
mereka inginkan, berbuat diri sendiri dan buat orang lain. Percaya
diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting
dalam kehidupan. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan
mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan
ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran
positif dan dapat menerimanya. Menurut Thantaway dalam Kamus
istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87) dalam buku Laksana
(2017:143), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri
seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
berbuat. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri
negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering
menutup diri.
Menurut Anwar (2018:62) kepercayaan diri merupakan
keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimiliki untuk
menampilkannya secara baik di hadapan orang lain. Secara umum,
siswa yang mempunyai rasa percaya diri cenderung berhasil
meraih kesuksesan dibanding dengan siswa yang kepercayaan
dirinya rendah. Hal ini terkait dengan beberapa hal berikut:
1. Rasa percaya diri siswa akan terkait dengan pilihan
sikap mentalnya terhadap tugas atau tantangan yang
dihadapi. Orang atau siswa yang kepercayaan dirinya
tinggi akan memilih sikap mental “Saya Bisa”.
Sebaliknya siswa yang memiliki rasa percaya diri
rendah, meski dia bisa, merasa susah, “ tidak bisa”
“takut salah” dan berbagai ungkapan yang senada, takut
memahami orang lain ketika ia harus tampil di hadapan
mereka.
2. Rasa percaya diri siswa itu akan terkait dengan persepsi
yang terbangun di dalam diri siswa saat menghadapi
tugas atau tantangan. Siswa yang rasa percaya diri yang
bagus akan mempersepsikan tantangan atau tugas itu
sebagai sesuatu yang lebih kecil dari kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dirinya, sehingga mudah muncul kehausan untuk
menakluknya
3. Rasa percaya diri siswa itu akan terkait dengan gejala
psikologis focus of control. Selama manusia hidup di
dunia ini, pasti dihadapkan pada hal-hal yang sudah
tidak bisa diubah lagi atau biasa disebut nasib, siswa
yang rasa kepercayaan dirinya bagus akan
memunculkan sebanyak mungkin pemahaman yang
kuat bahwa nasib dirinya lebih banyak ditentukan oleh
pilihannya atau meletakkan focus of control ke dalam
dirinya, setiap keputusan ada konsekuensinya tapi
melakukan akan lebih baik sekalipun gagal, dengan
mengambil keputusan maka siswa tidak tergantung
hanya pada keadaan, mengandalkan nasib baik atau
mengandalkan orang lain.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa rasa percaya diri
adalah suatu kondisi mental atau psikologis yang ada dalam
diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan dengan
keyakinan penuh yang ada dalam dirinya dimana para
peserta didik bisa dilatih dan di didik untuk menjadi lebih
percaya diri yaitu salah satunya dengan mengajak siswa
untuk ikut berpartisipasi aktif di dalam kelas misalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
berani mengungkapkan pendapat, berani bertanya dan lain
sebagainya.
b. Bentuk-Bentuk Percaya Diri
Menurut Laksana (2017:144-145), Pada prinsipnya semua
orang adalah baik, semua berhak mendapatkan penghidupan yang
layak penuh dengan kebahagiaan. Tentu semua harus di jalankan
dengan bekerja keras dan menanamkan kepercayaan diri. Berikut
ini adalah bentuk-bentuk rasa percaya diri :
1. Self-consept, ini berarti bahwa suatu keadaan dimana seseorang
menyimpulkan dirinya sendiri secara keseluruhan, melihat
potret diri sendiri secara keseluruhan dan mengkonsepsikan
dirinya sendiri secara keseluruhan.
2. Self-esteem, ini berarti bahwa suatu keadaan untuk mengetahui
sejauh mana seseorang mempunyai perasaan positif terhadap
dirinya sendiri, sejauhmana seseorang punya sesuatu yang
dirinya sendiri rasakan bernilai atau berharga dari dirinya
sendiri. Serta sejauhmana seseorang meyakini adanya sesuatu
yang bernilai, bermartabat, atau berharga di dalam dirinya
sendiri.
3. Self efficacy, ini berarti bahwa suatu keadaan untuk mengetahui
sejauhmana seseorang punya keyakinan atas kapasitas yang
dirinya sendiri miliki untuk bisa menjalankan tugas atau
menangani persoalan dengan hasil yang bagus ( to succeed). Ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
yang disebut dengan generalself-efficacy. Atau dapat juga
dijelaskan bahwa untuk mengetahui sejauhmana seseoarang
meyakini kapasitas di bidangnya dalam menangani urusan
tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy.
4. Self-confidence, ini berarti bahwa suatu keadaan untuk
mengetahui sejauhmana seseoarang punya keyakinan terhadap
penilaian dirinya sendiri atas kemampuan dirinya dan
sejauhmana dirinya bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk
berhasil. Self confidence adalah kombinasi dari self esteem dan
sel-efficacy.
Dari beberapa pernyataan-pernyataan di atas, dapat di
simpulkan bahwa percaya diri adalah kondisi mental atau
psikologis seseorang, dimana individu dapat mengevaluasi
keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat
pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam
mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya khususnya saat
kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini rasa percaya diri siswa
untuk mencapai suatu tujuan yaitu untuk ikut serta
berpartisipasi aktif di kelas yang dapat memberikan dampak
positif bagi siswa itu sendiri yaitu mampu mengembangkan
potensinya, berani berbicara di depan umum, mampu
menyesuaikan diri dan berkomunikasi di depan umum serta
untuk melatih timbulnya rasa lebih percaya diri lagi sejak dini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
c. Ciri-ciri orang yang memiliki rasa percaya diri
Menurut Laksana (2017:146) menyebutkan ada beberapa
ciri-ciri orang yang mempunyai kepercayaan diri yang bagus yaitu:
1. Mereka memiliki perasaan positif terhadap dirinya
2. Mempunyai keyakinan yang kuat atas dirinya
3. Mempunyai pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang
dimiliki
Kesimpulannya adalah orang yang punya kepercayaan diri
bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu padahal
sebenarnya orang tersebut tidak mampu tetapi adalah orang yang
mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan
perhitungan yang matang, untuk itu rasa percaya diri sangat di
butuhkan dalam setiap tindakan.
d. Ciri-ciri Seseorang yang tidak memiliki kepercayaan diri
Menurut Laksana (2017:145-146) menyebutkan bahwa ciri-ciri
seseorang yang tidak memiliki kepercayaan diri atau memiliki
kepercayaan diri yang rendah atau telah kehilangan kepercayaan
diri adalah sebagai berikut:
1. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang
diperjuangkan secara sungguh-sungguh.
2. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive
(ngambang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3. Mudah frustasi atau give-up atau menyerah ketika menghadapi
masalah atau kesulitan
4. Kurang termotivasi untuk maju, selalu bermalas-malasan atau
setengah-setengah dalam setiap tindakan yang dilakukan
5. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau
tanggung jawab (tidak optimal) karena tidak adanya keyakinan
bahwa apa yang dia lakukan itu akan berhasil
6. Canggung dalam menghadapi orang
7. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan
kemampuan mendengarkan yang meyakinkan
8. Sering