275
i HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESIONALISME GURU, MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DENGAN PARTISIPASI AKTIF SISWA DI KELAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Oleh: Katarina Waris Astuti NIM : 151334035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESIONALISME …repository.usd.ac.id/34811/2/151334035_full.pdf · Profesionalisme Guru, Motivasi Belajar Siswa dan Rasa Percaya Diri Siswa dengan

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP

    PROFESIONALISME GURU, MOTIVASI BELAJAR SISWA

    DAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DENGAN PARTISIPASI

    AKTIF SISWA DI KELAS

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Ekonomi

    Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

    Oleh:

    Katarina Waris Astuti

    NIM : 151334035

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

    BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

    JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PERSEMBAHAN

    Skrispi ini kupersembahkan untuk

    Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santa Katarina

    Terima kasih kepada Tuhan Yesus, Bunda Maria dan Santa Katarina yang telah

    memberikan pendampingan agar diberikan kemudahan dan kelancaran dalam

    setiap prosesku untuk mengerjakan skripsi ini

    Bapak, Ibu dan Keluarga Besarku

    Bapak Paulus Ponimin yang selalu memberikan dukungan dan semangat agar

    tidak mudah menyerah serta setia mendoakanku

    Ibu Veronika Suharti yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan solusi

    serta setia mendoakanku

    Keluargaku dan Kakak ku Albertus Prasetyo yang selalu mendoakanku

    Teman-Teman Seperjuanganku

    Seluruh teman seperjuanganku Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2015 serta

    Teman-teman kos yang selalu memberikan dukungan, semangat dan selalu

    menghiburku

    Untuk Almamaterku

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO

    “ Lakukan Yang Terbaik Untuk Hasil Yang Lebih Baik”

    (Penulis)

    “Ku tak akan menyerah pada apapun juga, sebelum kucoba semua yang kubisa

    tetapi ku berserah kepada kehendak-Mu hatiku percaya Tuhan punya rencana”

    (Lagu Rohani “Ku Tak Akan Menyerah” Cipt Jonathan Prawira)

    “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam

    segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan

    syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memlihara hati

    dan pikiranmu dalam Kristus Yesus”

    (Filipi 4:6-7)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESIONALISME

    GURU, MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN RASA PERCAYA DIRI

    SISWA DENGAN PARTISIPASI AKTIF SISWA DI KELAS

    Katarina Waris Astuti

    Universitas Sanata Dharma

    2019

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan : 1) persepsi siswa

    terhadap profesionalisme guru dengan partisipasi aktif siswa di kelas; 2) persepsi

    siswa terhadap kompetensi pedagogik guru dengan partisipasi aktif siswa di kelas;

    3) persepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian guru dengan partisipasi aktif

    siswa di kelas; 4) persepsi siswa terhadap kompetensi sosial guru dengan

    partisipasi aktif siswa di kelas; 5) persepsi siswa terhadap kompetensi profesional

    guru dengan partisipasi aktif siswa di kelas; 6) motivasi belajar siswa dengan

    partisipasi aktif siswa di kelas; 7) rasa percaya diri siswa dengan partisipasi aktif

    siswa di kelas.

    Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Populasi penelitian ini

    adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Bantul yang berjumlah 892 siswa. Sampel

    penelitian ini berjumlah 192 siswa yang diambil dengan convenience sampling.

    Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dokumentasi dan dianalisis dengan

    analisis deskriptif dan korelasi Spearman’s Rank.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan positif dan

    signifikan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru dengan partisipasi aktif

    siswa di kelas (rhitung=0,402 >rtabel= 0,1417; Sig.(1-tailed)= 0,000); 2) ada

    hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik

    guru dengan partisipasi aktif siswa di kelas (rhitung=0,341 >rtabel= 0,1417; Sig.(1-

    tailed)= 0,000); 3)ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap

    kompetensi kepribadian guru dengan partisipasi aktif siswa di kelas (rhitung=0,340

    >rtabel= 0,1417; Sig.(1-tailed)= 0,000); 4)ada hubungan positif dan signifikan

    persepsi siswa terhadap kompetensi sosial guru dengan partisipasi aktif siswa di

    kelas (rhitung=0,282 >rtabel= 0,1417; Sig.(1-tailed)= 0,000); 5)ada hubungan positif

    dan signifikan persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru dengan

    partisipasi aktif siswa di kelas (rhitung=0,430 >rtabel= 0,1417; Sig.(1-tailed)=

    0,000); 6) ada hubungan positif dan signifikan motivasi belajar siswa dengan

    partisipasi aktif siswa di kelas (rhitung=0,563 >rtabel= 0,1417; Sig.(1-tailed)=

    0,000); 7)ada hubungan positif dan signifikan rasa percaya diri siswa dengan

    partisipasi aktif siswa di kelas (rhitung=0,559 >rtabel= 0,1417; Sig.(1-tailed)= 0,000.

    Kata Kunci: Persepsi Siswa, profesionalisme guru, motivasi belajar siswa, rasa

    percaya diri siswa, partisipasi aktif siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    THE CORRELATION BETWEEN STUDENT'S PERCEPTION TOWARD

    STEACHER’S PROFESSIONALISM, STUDENT’S LEARNING MOTIVATION,

    STUDENT'S SELF CONFIDENCE ANDSTUDENT ACTIVE PARTICIPATION IN

    CLASS

    Katarina Waris Astuti

    Sanata Dharma University

    2019

    The purposes of this research are to know relationship between: 1) students'

    perceptions of teacher’s professionalism and active participation of students in the

    classroom; 2) students' perceptions of teacher's pedagogical competence and active

    participation of students in the class; 3) students' perceptions of teacher personality

    competencies and active participation of students in the class; 4) student perceptions of

    teacher social competence and active participation of students in the class; 5) student

    perceptions of teacher professional competence and active participation of students in

    the class; 6) student learning motivation and active participation of students in the

    class; 7) self confidence of students and active participation of students in the class.

    This research is a correlational research. The population of this research were

    892 students of SMA 1 Bantul. The samples of this study were 192 students taken by

    convenience sampling. Data were collected by questionnaires and documentation and

    analyzed by descriptive analysis and Spearman Rank correlation.

    The results show that there are: 1) a positive and significant relationship

    between student perceptions of teacher professionalism and active participation of

    students in the class (r count = 0.402>r table = 0.1417; Sig. (1-tailed) = 0,000); 2)

    there is a positive and significant relationship between students' perceptions of the

    pedagogic competence of the teacher and the active participation of students in the

    class (r count = 0.341>r table = 0.1417; Sig. (1-tailed) = 0,000); 3) there is a positive

    and significant relationship of student perceptions of teacher personality competencies

    and active participation of students in the class (r count = 0.340>r table = 0.1417; Sig.

    (1-tailed) = 0,000); 4) there is a positive and significant relationship of students'

    perceptions of teacher social competence and active participation of students in the

    class (r count = 0.282>r table = 0.1417; Sig. (1-tailed) = 0,000); 5) there is a positive

    and significant relationship between students' perceptions of teacher professional

    competence and active participation of students in the class (r count = 0.430>r table =

    0.1417; Sig. (1-tailed) = 0,000); 6) there is a positive and significant relationship

    between student learning motivation and active participation of students in the class (r

    count = 0.563>r table = 0.1417; Sig. (1-tailed) = 0,000); 7) there is a positive and

    significant relationship between students' confidence and active participation of

    students in the class (r count = 0.559>r table = 0.1417; Sig. (1-tailed) = 0,000.

    Keywords: Student perception, teacher professionalism, student motivation, student

    self-confidence, active participation of students.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis penjatkan dan haturkan kepada Tuhan yang telah

    memberikan berkat, rahmat dan pencurahan Roh Kudus-Nya sehingga penulis

    dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Persepsi Siswa Terhadap

    Profesionalisme Guru, Motivasi Belajar Siswa dan Rasa Percaya Diri Siswa

    dengan Partisipasi Aktif Siswa dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.

    Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

    di Faultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini telah selesai dengan baik karena adanya

    bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucap

    syukur dan terimakasih kepada:

    1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas

    Sanata Dharma atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis

    untuk menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

    2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

    3. Bapak Ignatius Bondan Suratno,S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi

    Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    4. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen

    Pembimbing yang dengan sabar membimbing, memotivasi, memberi

    arahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

    5. Dosen penguji, terimakasih karena telah memberikan saran dan masukan

    agar skripsi ini menjadi lebih baik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    6. Segenap seluruh dosen Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

    banyak ilmu, pengetahuan dan pengalaman selama perkuliahan.

    7. Karyawan kesekretariatan program studi Pendidikan Akuntansi yaitu ibu

    Theresia Aris Sudarsilah yang telah membantu kelancaran proses

    administrasi selama masa perkuliahan dan penelitian.

    8. Orang tua saya Bapak Paulus Ponimin dan Ibu Veronika Suharti yang

    selalu mendoakan, memberikan semangat dan dukungan selama masa

    perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini.

    9. Seluruh teman-teman saya yang ada di kampus dan di kos yang selalu

    memberikan dukungan dann semangat untuk segera menyelesaikan skripsi

    ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

    HALAMAN MOTTO .................................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi

    PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

    KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................... vii

    ABSTRAK ................................................................................................... vii

    ABSTRACT .................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR ................................................................................... x

    DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xx

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xxi

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    B. Batasan Masalah................................................................................ 6

    C. Rumusan Masalah ............................................................................. 6

    D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7

    E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7

    BAB II KAJIAN TEORITIK ........................................................................ 9

    A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 9

    1. Persepsi Siswa ............................................................................ 9

    2. Profesionalisme Guru ................................................................ 15

    3. Motivasi Belajar Siswa ............................................................. 28

    4. Rasa Percaya Diri Siswa ........................................................... 38

    5. Partisipasi Aktif Siswa .............................................................. 45

    B. Penelitian Relevan ........................................................................... 50

    C. Kerangka Berfikir............................................................................ 54

    D. Rumusan Hipotesis ......................................................................... 59

    E. Model Penelitian ............................................................................. 61

    BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 63

    A. Jenis Penelitian ................................................................................ 63

    B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 63

    C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................... 64

    1. Subjek Penelitian ....................................................................... 64

    2. Objek Penelitian ........................................................................ 64

    D. Populasi dan Sampel ....................................................................... 64

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    1. Populasi Penelitian .................................................................... 64

    2. Sampel Penelitian ............ ................ ........................................ 65

    E. Teknik Sampling Penelitian ............................................................. 66

    F. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian ............... 67

    1. Operasional Variabel ................................................................. 67

    2. Pengukuran ................................................................................ 72

    G. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 73

    1. Kuesioner .................................................................................. 73

    2. Dokumentasi ............................................................................. 73

    H. Pengujian Instrumen Penelitian....................................................... 74

    1. Uji Validitas Instrumen ............................................................. 74

    2. Uji Reliabilitas Instrumen ......................................................... 81

    I. Teknik Analisis Data ....................................................................... 83

    1. Teknik Analisis Deskriptif ........................................................ 83

    2. Uji Prasyarat Analisis ................................................................ 86

    BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH .............................................. 91

    A. Sejarah SMA Negeri 1 Bantul.......................................................... 91

    B. Visi, Misi, Tujuan, dan Motto SMA Negeri 1 Bantul ...................... 92

    C. Sistem Pendidikan SMA Negeri 1 Bantul ........................................ 95

    D. Kurikulum SMA Negeri 1 Bantul .................................................... 95

    E. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 1 Bantul ............................... 100

    BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................. 102

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    A. Deskripsi Data ................................................................................ 102

    1. Persepsi Siswa terhadap Profesionalisme Guru ....................... 102

    2. Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Pedagogik Guru ............ 103

    3. Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Kepribadian Guru ......... 104

    4. Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Sosial Guru ................... 105

    5. Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Profesional Guru .......... 106

    6. Motivasi Belajar Siswa ........................................................... 107

    7. Rasa Percaya Diri Siswa .......................................................... 108

    8. Partisipasi Aktif Siswa di Kelas ............................................... 109

    B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ................................................. 110

    1. Pengujian Normalitas ............................................................... 110

    C. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 115

    D. Pembahasan .................................................................................... 125

    BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ................. 146

    A. Kesimpulan .................................................................................... 146

    B. Keterbatasan ................................................................................... 149

    C. Saran ............................................................................................... 150

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 153

    LAMPIRAN ............................................................................................... 159

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Jumlah Populasi SMA Negeri 1 Bantul ....................................... 65

    Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian ............................................................ 66

    Tabel 3.3 Operasional Variabel Profesionalisme Guru................................ 67

    Tabel 3.4 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa ............................. 69

    Tabel 3.5 Operasional Variabel Rasa Percaya Diri Siswa ........................... 70

    Tabel 3.6 Operasional Variabel Partisipasi Aktif siswa .............................. 71

    Tabel 3.7 Skala Likert .................................................................................. 73

    Tabel 3.8 Tabel Sebagian dari R tabel ......................................................... 75

    Tabel 3.9 Hasil Pengukuran Uji Validitas Persepsi Siswa Terhadap

    Profesionalisme Guru .................................................................. 76

    Tabel 3.10 Hasil Pengukuran Uji Validitas Motivasi Belajar Siswa ........... 77

    Tabel 3.11 Hasil Pengukuran Ulang Uji Validitas Motivasi

    Belajar Siswa ............................................................................. 78

    Tabel 3.12 Hasil Pengukuran Uji Validitas Rasa Percaya Diri Siswa ......... 78

    Tabel 3.13 Hasil Pengukuran Uji Validitas Partisipasi Aktif Siswa ............ 79

    Tabel 3.14 Hasil Pengukuran Ulang Uji Validitas Partisipasi

    Aktif Siswa di kelas .................................................................. 80

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    Tabel 3.15 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen ...................................... 82

    Tabel 3.16 Tabel PAP Tipe 2 Tingkat Partisipasi Aktif .............................. 83

    Tabel 3.17 Interval Skor Persepsi Siswa terhadap Profesionalisme

    Guru ........................................................................................... 84

    Tabel 3.18 Interval Skor Motivasi Belajar Siswa ........................................ 85

    Tabel 3.19 Interval Skor Rasa Percaya Diri Siswa ...................................... 85

    Tabel 3.20 Interval Skor Partisipasi Aktif Siswa ......................................... 86

    Tabel 3.21 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ................................ 89

    Tabel 4.1Data Guru Tahun Pelajaran 2018/2019 ....................................... 101

    Tabel 4.2Data Karyawan Tahun Pelajaran 2018/2019 .............................. 101

    Tabel 5.1 Deskripsi Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru ....... 102

    Tabel 5.2 Deskripsi Persepsi Siswa Terhadap kompetensi

    pedagogik guru .......................................................................... 103

    Tabel 5.3 Deskripsi Persepsi Siswa Terhadap kompetensi

    kepribadian guru ........................................................................ 104

    Tabel 5.4 Deskripsi Persepsi Siswa Terhadap kompetensi sosial guru ..... 105

    Tabel 5.5 Deskripsi Persepsi Siswa Terhadap kompetensi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    profesional guru............. ............................................................ 106

    Tabel 5.6 Deskripsi motivasi belajar siswa ................................................ 107

    Tabel 5.7 Deskripsi Rasa Percaya Diri Siswa ............................................ 108

    Tabel 5.8 Deskripsi Partisipasi Aktif Siswa ............................................... 109

    Tabel 5.9 Hasil Uji Normalitas Bivariat Persepsi Siswa Terhadap

    Profesionalisme Guru dengan Partisipasi Aktif Siswa

    di Kelas ...................................................................................... 110

    Tabel 5.10 Hasil Uji Normalitas Bivariat Persepsi Siswa Terhadap

    Kompetensi Pedagogik Guru dengan Partisipasi Aktif

    Siswa di Kelas ......................................................................... 111

    Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas Bivariat Persepsi Siswa TerhadapKompetensi

    Kepribadian Guru dengan Partisipasi Aktif

    Siswa di Kelas ......................................................................... 112

    Tabel 5.12 Hasil Uji Normalitas Bivariat Persepsi Siswa Terhadap

    Kompetensi Sosial Guru dengan Partisipasi Aktif Siswa

    di Kelas .................................................................................... 112

    Tabel 5.13 Hasil Uji Normalitas Bivariat Persepsi Siswa Terhadap

    Kompetensi Profesional Guru dengan Partisipasi Aktif

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    Siswa di Kelas ......................................................................... 113

    Tabel 5.14 Hasil Uji Normalitas Bivariat Motivasi Belajar Siswa

    dengan Partisipasi Aktif Siswa di Kelas ................................. 114

    Tabel 5.15 Hasil Uji Normalitas Bivariat Rasa Percaya Diri Siswa

    dengan Partisipasi Aktif Siswa di Kelas ................................. 114

    Tabel 5.16 Hasil Uji Korelasi Persepsi Siswa terhadap Profesionalisme

    Guru dengan Partisipasi Aktif Siswa di Kelas ........................ 116

    Tabel 5.17 Hasil Uji Korelasi Persepsi Siswa terhadap kompetensi

    pedagogik Guru dengan Partisipasi Aktif Siswa di Kelas ...... 117

    Tabel 5.18 Hasil Uji Korelasi Persepsi Siswa terhadap kompetensi

    kepribadian Guru dengan Partisipasi Aktif Siswa di Kelas .... 118

    Tabel 5.19 Hasil Uji Korelasi Persepsi Siswa terhadap kompetensi

    sosial Guru dengan Partisipasi Aktif Siswa di Kelas .............. 120

    Tabel 5.20 Hasil Uji Korelasi Persepsi Siswa terhadap kompetensi

    profesional Guru dengan Partisipasi Aktif Siswa di Kelas ..... 121

    Tabel 5.21 Hasil Uji Korelasi Motivasi belajar siswa dengan

    Partisipasi Aktif Siswa di Kelas .............................................. 123

    Tabel 5.22 Hasil Uji Korelasi Rasa percaya diri siswa dengan

    Partisipasi Aktif Siswa di Kelas .............................................. 124

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xx

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Model Penelitian ............................................................................ 61

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xxi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran I Instrumen Penelitian (Kuesioner) ........................................... 159

    Lampiran II Data Induk Penelitian ............................................................. 171

    Lampiran III Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen .............................. 195

    Lampiran IV R Tabel ................................................................................. 205

    Lampiran V Hasil Uji Normalitas .............................................................. 212

    Lampiran VI Mean, Median, Modus.......................................................... 225

    Lampiran VII Uji Korelasi Spearman ........................................................ 237

    Lampiran VIII Daftar Peserta Didik (Responden) ..................................... 242

    Lampiran IX Surat Ijin penelitian .............................................................. 248

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan memegang peranan penting dalam maju dan

    berkembangnya suatu negara, karena dengan adanya pendidikan dapat

    menciptakan sumber daya manusia yang aktif, kreatif, berkualitas dan

    berkompeten. Pendidikan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

    No 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional

    menegaskan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

    kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

    bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

    untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

    beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

    sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

    demokratis serta bertanggung jawab”.

    Di Indonesia lembaga pendidikan formal di bagi menjadi beberapa

    jenjang yaitu mulai dari jenjang PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK

    (Taman Kanak-Kanak), SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah

    Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas) ataupun Sekolah Menengah

    Kejuruan (SMK) hingga ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Perguruan

    Tinggi, tetapi lembaga pendidikan tersebut mempunyai tujuan yang sama

    yaitu dapat memberi dan mengembangkan pengetahuan, bakat,

    kepribadian, sikap mental, kreativitas, penalaran dan kecerdasan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    seseorang. Untuk menghasilkan lulusan yang terbaik dan berkualitas tentu

    saja dibutuhkan peran serta guru di dalamnya. Undang-Undang Republik

    Indonesia Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1 tentang Guru dan Dosen

    mengsyaratkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas

    utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

    dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

    pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

    Profesionalisme dalam pendidikan perlu dimaknai bahwa guru

    haruslah orang yang memiliki instink sebagai pendidik, mengerti dan

    memahami peserta didik. Guru harus menguasai secara mendalam

    minimal satu bidang keilmuan yang diampunya. Kedudukan guru sebagai

    tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)

    berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen

    pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

    Meskipun demikian, masih banyak permasalahan yang timbul terkait

    profesionalisme guru.

    Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi.

    Kompetensi diakui sebagai faktor yang memegang peranan penting dalam

    keberhasilan seseorang dalam pekerjaanya. Berdasarkan Peraturan

    Pemerintah Republik Indonesia No 74 Tahun 2008 tentang Guru, Bab II

    Pasal 3 Ayat 2 beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru

    yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial

    dan kompetensi profesional. Tetapi melihat kondisi yang terjadi saat ini,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    banyak guru yang tingkat profesionalitasnya kurang, dimana dari ke empat

    kompetensi yang harus di miliki oleh guru ada dari beberapa guru yang

    tidak menjalankan atau menerapkan dari ke empat kompetensi itu. Dari

    hasil pengamatan misalnya ada guru yang mampu menguasai materi

    secara mendalam tetapi tidak bisa dalam kompetensi sosial yaitu interaksi

    antara guru dengan siswa. Padahal dengan adanya interaksi ini dapat

    menumbuhkan keaktifan siswa di kelas, bila siswa sudah memiliki

    anggapan bahwa guru tersebut ramah, gembira dan mau terbuka dengan

    siswa maka siswa juga akan merasa nyaman dan tidak takut untuk

    bertanya kepada guru. Jadi dalam hal ini guru yang profesional adalah

    guru yang mampu menciptakan pembelajaran yang mengajak siswa untuk

    berpartisipasi aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Ketika

    siswa berpartisipasi aktif di dalam kelas dapat memberikan dampak positif

    bagi siswa itu sendiri dan ada peluang yang luas untuk mengembangkan

    interaksi antara guru dengan siswa, antar siswa dengan siswa itu sendiri

    dan siswa dengan lingkungannya karena dengan begitu dapat merangsang

    terjadinya kegiatan berpikir kritis, mendengarkan, melihat, mengajukan

    pertanyaan, dan dapat saling bertukar pikiran atau berdiskusi. Selain itu

    juga idealnya, semangat dan kinerja tinggi disertai rasa tanggung jawab

    adalah ciri guru yang profesional. Berbagai upaya pembinaan profesi guru

    dan profesionalitas guru telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas

    keprofesionalan guru seperti PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi

    Guru), PPG (Pendidikan Profesi Guru), MGMP (Musyawarah Guru Mata

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Pelajaran), FKKG (Forum Kelompok Kerja Guru), Sertifikasi Guru dan

    workshop.

    Partisipasi aktif siswa juga di dukung dengan adanya motivasi

    belajar yang timbul dari dalam maupun dari luar diri siswa tersebut.

    Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “daya penggerak

    yang telah menjadi aktif” (Sardiman, 2005: 73 dalam Kompri, 2015:2).

    Pendapat lain juga mengatakan bahwa motivasi adalah perilaku yang akan

    menentukan kebutuhan (needs) atau wujud perilaku mencapai tujuan

    (Yamin, 2003:82 dalam Kompri, 2015:2). Sedangkan belajar adalah

    kegiatan yang mengubah tingkah laku melalui latihan dan pengalaman

    sehingga menjadi lebih baik sebagai hasil dari penguatan yang dilandasi

    untuk mencapai tujuan (Rohmah, 2015:242). Sehingga dapat di simpulkan

    bahwa motivasi belajar adalah suatu keadaan dalam diri seseorang yang

    mendorong untuk melakukan kegiatan pembelajaran guna mencapai

    tujuan. Sehingga partisipasi aktif siswa di kelas bersumber dari motivasi

    belajar yang ada dalam diri atau berasal dari luar siswa, maka bila seorang

    siswa sudah mempunyai motivasi belajar, maka siswa tersebut akan

    melakukan aktivitas dalam belajar.

    Selain kedua hal di atas, rasa percaya diri siswa juga merupakan

    faktor pendorong partisipasi aktif siswa di kelas. Menurut Thantaway

    dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87) dalam buku

    Laksana (2017:143), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis

    diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang

    percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Untuk itu

    rasa percaya diri perlu di bangun sedini mungkin hal ini dapat di latih dan

    di lihat melalui partisipasi aktif siswa di kelas. Siswa yang memiliki rasa

    percaya diri yang tinggi cenderung aktif di kelas, mudah berinteraksi

    dengan guru, dengan siswa dan lingkungannya. Orang yang percaya diri

    biasanya mempunyai inisiatif, kreatif, dan optimis terhadap masa depan,

    mampu menyadari kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir positif,

    menganggap semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya.

    Pada kondisi sekarang banyak di jumpai siswa yang kurang

    memiliki rasa percaya diri atau bahkan tidak percaya diri, sebagai contoh

    nyata yang sering terjadi di dalam kelas yaitu guru memberikan soal

    kepada siswa dan siswa yang sudah selesai mengerjakan soal di minta

    untuk menuliskan jawaban di papan tulis dan menjelaskan kepada siswa

    yang lain . Dengan kasus tersebut harapan dari guru adalah ada siswa yang

    secara sukarela maju ke depan dan menyelesaikan soal, tetapi pada

    kenyataannya banyak dari siswa yang sebenarnya sudah selesai

    mengerjakan tetapi enggan untuk maju ke depan di karenakan rasa kurang

    percaya diri yang timbul dari dirinya dimana siswa takut jika jawabannya

    salah, hal ini lah yang perlu mendapatkan perhatian dari guru agar siswa

    dapat berpartisipasi aktif di dalam kelas. Padahal banyak manfaat yang di

    dapat jika memiliki rasa percaya diri diantaranya yaitu membuat seseorang

    optimis dalam setiap hal, menghilangkan keraguan, membantu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    mengekspresikan diri, meningkatkan kualitas diri dan dapat membantu

    meraih kesuksesan dalam hal ini sukses menjadi siswa yang berani aktif

    selama proses pembelajaran. Maka berdasarkan latar belakang yang telah

    di jelaskan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian

    mengenai “Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru,

    Motivasi Belajar Siswa dan Rasa Percaya Diri Siswa dengan

    Partisipasi Aktif Siswa di Kelas”.

    B. Batasan Masalah

    Dalam penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup masalah

    pada hubungan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru dimana

    Profesionalitas guru didasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik

    Indonesia No 74 Tahun 2008 tentang Guru, Bab II Pasal 3 Ayat 2 yaitu

    kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

    kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang di peroleh melalui

    pendidikan profesi serta motivasi belajar siswa dan rasa percaya diri siswa

    dengan partisipasi aktif siswa di kelas.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah

    penelitian sebagai berikut:

    1. Apakah terdapat hubungan positif persepsi siswa terhadap

    profesionalisme guru dengan partisipasi aktif siswa di kelas ?

    2. Apakah terdapat hubungan positif motivasi belajar siswa dengan

    partisipasi aktif siswa di kelas ?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    3. Apakah terdapat hubungan positif rasa percaya diri siswa dengan

    partisipasi aktif siswa di kelas ?

    D. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

    adalah untuk mengetahui:

    1. Adanya hubungan positif persepsi siswa terhadap profesionalisme guru

    dengan partisipasi aktif siswa di kelas

    2. Adanya hubungan positif motivasi belajar siswa dengan partisipasi

    aktif siswa di kelas

    3. Adanya hubungan positif antara rasa percaya diri siswa dengan

    partisipasi aktif siswa di kelas

    E. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Sekolah

    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

    pemikiran bagi sekolah mengenai profesionalisme guru, motivasi

    belajar siswa dan rasa percaya diri siswa dalam hubungannya dengan

    partisipasi aktif siswa di kelas sehingga di masa mendatang semakin

    tercipta ketertarikan siswa untuk berpartisipasi aktif di dalam kelas.

    2. Bagi Guru

    Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan informasi

    mengenai hubungan profesionalisme guru, motivasi belajar siswa, dan

    rasa percaya diri siswa dengan partisipasi aktif siswa di kelas, sehingga

    di harapkan guru dapat meningkatkan kualitas kinerja mengajarnya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    dalam mendidik, memberikan motivasi belajar bagi siswa dan melatih

    rasa percaya diri siswa sehingga tercipta dinamika pembelajaran yang

    mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif di kelas.

    3. Bagi Mahasiswa FKIP

    Sebagai calon guru, dari hasil penelitian ini di harapkan mampu

    memberikan gambaran mengenai hubungan profesionalisme guru,

    motivasi belajar dan rasa percaya diri siswa dengan partisipasi aktif

    siswa di kelas, sehingga mahasiwa calon guru dapat menyiapkan diri

    untuk menjadi guru yang profesional, dapat memotivasi siswa dalam

    belajar, serta dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa sehingga

    mampu menciptakan pembelajaran yang membuat siswa ikut

    berpartisipasi aktif dikelas.

    4. Bagi Peneliti

    Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan yang berkaitan

    dengan hubungan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru,

    motivasi belajar siswa dan rasa percaya diri siswa dengan partisipasi

    aktif siswa di dalam kelas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    BAB II

    KAJIAN TEORITIK

    A. Tinjauan Pustaka

    1. Persepsi Siswa

    a. Pengertian Persepsi

    Dalam suatu kegiatan belajar mengajar di kelas setiap peserta

    didik memiliki daya tangkap dalam menerima materi yang

    berbeda-beda, dimana hal tersebut dipengaruhi oleh kemampuan

    siswa itu sendiri dalam menerima materi ataupun persepsi siswa

    terhadap guru atau mata pelajaran yang sedang berlangsung. Ada

    beberapa pengertian persepsi yang dikemukakan oleh para ahli

    yaitu menurut Walgito (2010: 99) Persepsi merupakan suatu proses

    yang didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses

    diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga

    disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu

    saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya

    merupakan proses persepsi. Karena itu, proses persepsi tidak dapat

    lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan

    merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Menurut

    Jonathan Ling dan Catling (2012:5) persepsi merupakan

    serangkaian proses rumit yang melaluinya kita memperoleh dan

    menginterpretasikan informasi indrawi dimana interpretasi ini

    memungkinkan kita/seseorang mencerap lingkungan kita secara

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    bermakna. Persepsi menurut Slamento (2013:102-105) adalah

    proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam

    otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus

    mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini

    dilakukan lewat inderanya, yaitu penglihat, pendengar, peraba,

    perasa dan pencium.

    Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat

    disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses yang dialami oleh

    masing-masing individu dalam menerima, menginterpretasikan dan

    memberi makna mengenai suatu hal yang mereka lihat terhadap

    lingkungannya melalui alat inderanya.

    b. Prinsip Dasar Persepsi

    Slamento (2013:103-104) menjelaskan dalam bukunya

    bahwa ada beberapa prinsip dasar tentang persepsi yang perlu

    diketahui oleh seorang guru agar ia dapat mengetahui siswanya

    secara lebih baik dan dengan demikian menjadi komunikator yang

    efektif yaitu sebagai berikut:

    1). Persepsi itu relatif bukannya absolut

    Manusia bukanlah instrumen ilmiah yang mampu menyerap

    segala sesuatu persis seperti keadaan sebenarnya. Dalam

    hubungannya dengan kerelatifan persepsi ini, dampak pertama dari

    suatu perubahan rangsangan dirasakan lebih besar dari pada

    rangsangan yang datang kemudian. Berdasarkan kenyataan bahwa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    persepsi itu relatif, seorang guru dapat meramalkan dengan lebih

    baik persepsi dari siswanya untuk pelajaran berikutnya karena guru

    tersebut telah mengetahui lebih dahulu persepsi yang telah dimiliki

    oleh siswa dari pelajaran sebelumnya.

    2). Persepsi itu selektif

    Seseorang hanya memperlihatkan beberapa rangsangan saja

    dari banyak rangsangan yang ada di sekelilingnya pada saat

    tertentu. Ini berarti bahwa rangsangan yang diterima akan

    tergantung pada apa yang pernah ia pelajari, apa yang pada suatu

    saat menarik perhatiannya dan ke arah mana persepsi itu

    mempunyai kecenderungan. Ini berarti juga bahwa ada

    keterbatasan dalam kemampuan seseorang untuk menerima

    rangsangan. Berdasarkan prinsip ini, dalam pelajaran seorang guru

    harus dapat memilih bagian pelajaran yang perlu di beri tekanan,

    dapat menjaga keadaan lingkungan tempat ia mengajar, guru juga

    harus menjaga agar dalam satu kali penyajian atau pelajaran, ia

    tidak terlalu banyak menyampaikan hal-hal baru sehingga melebihi

    batas kemampuan persepsi siswa.

    3). Persepsi itu Mempunyai Tatanan

    Bagi seorang guru, prinsip ini menunjukkan bahwa

    pelajaran yang disampaikan harus tersusun dalam tatanan yang

    baik. Jika butir-butir pelajaran tidak tersusun baik, siswa akan

    menyusun sendiri butir-butir pelajaran tersebut dalam hubungan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    atau kelompok yang dapat dimengerti oleh siswa tersebut dan yang

    mungkin berbeda dengan yang dikehendaki oleh guru. Hasilnya

    adalah salah interpretasi atau salah pengertian.

    4). Persepsi di pengaruhi oleh harapan dan kesiapan (Penerima

    Rangsangan)

    Hadapan dan kesiapan penerima pesan akan menentukan

    pesan mana yang akan di pilih untuk diterima, selanjutnya

    bagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan demikian pula

    bagaimana pesan tersebut akan diinterpretasi. Dalam pelajaran,

    guru dapat menyiapkan siswanya untuk pelajaran-pelajaran

    selanjutnya dengan cara menunjukkan pada pelajaran pertama

    urutan-urutan kegiatan yang harus dilakukan dalam pelajaran

    tersebut.

    5). Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan

    persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama

    Perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada adanya

    perbedaan-perbedaan individual, perbedaan dalam kepribadian,

    perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Bagi

    seorang guru ini berarti bahwa agar dapat diperoleh persepsi yang

    kurang lebih sama dengan persepsi yang dimiliki kelas lain yang

    telah diberikan materi pelajaran serupa, guru harus menggunakan

    metode yang berbeda.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    c. Mekanisme Persepsi

    Menurut Desminta (2009:119-120) persepsi meliputi suatu

    interaksi rumit yang melibatkan setidaknya 3 komponen utama,

    yaitu:

    1. Seleksi

    Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap

    stimulus. Dalam proses ini, struktur kognitif yang telah ada dalam

    kepala akan menyeleksi, membedakan data yang masuk dan

    memilih data mana yang relevan sesuai dengan kepentingan

    dirinya.

    2. Penyusunan

    Penyusunan adalah proses mereduksi, mengorganisasikan,

    menata atau menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam

    suatu pola yang bermakna.

    3. Penafsiran

    Penafsiran adalah proses menerjemahkan atau

    menginterpretasikan informasi atau stimulus ke dalam bentuk

    tingkah laku sebagai respon.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    d. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi

    Menurut Walgito (2010:101) ada beberapa faktor yang

    berperan dalam persepsi yaitu :

    1. Objek yang dipersepsi

    Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera

    atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang

    memersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu

    yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima

    yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar

    stimulus datang dari luar individu.

    2. Alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf

    Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima

    stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai

    alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat

    sususan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat

    untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

    3. Perhatian

    Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi

    diperlukan adanya perhatian yaitu langkah pertama sebagai

    suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian

    merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas

    individu yang ditujukan kepada sesuatau atau sekumpulan

    objek.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    2. Profesionalisme Guru

    a. Pengertian Profesionalisme Guru

    Menurut Suyanto dan Jihad (2013: 20-21) makna

    profesional mengacu pada orang yang menyandang suatu

    profesi atau sebutan untuk penampilan seseorang dalam

    mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya. Sebutan

    guru profesional mengacu pada guru yang telah mendapat

    pengakuan secara formal berdasarkan ketentuan yang berlaku,

    baik dalam kaitan dengan jabatan maupun latar belakang

    pendidikan formalnya. Sebutan guru profesional juga dapat

    mengacu pada pengakuan terhadap kompetensi penampilan

    unjuk kerja seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya

    sebagai tenaga pengajar. Dengan demikian, sebutan profesional

    didasarkan pada pengakuan formal terhadap kualifikasi dan

    kompetensi penampilan unjuk kerja suatu jabatan atau

    pekerjaan tertentu. Suyanto dan Jihad (2013:21) juga

    berpendapat bahwa profesionalisme adalah sebutan yang

    mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen anggota

    suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan

    kualitas profesionalnya.

    b. Tugas Guru Sebagai Profesi

    Menurut Suyanto dan Jihad (2013:1-7) berpendapat bahwa

    secara umum, ada tiga tugas guru sebagai profesi yakni

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan

    dan mengembangkan nilai-nilai hidup; mengajar berarti

    meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan; melatih

    berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk

    kehidupan siswa. Untuk melaksanakan tugas dan tanggung

    jawab diatas, seorang guru dituntut memiliki beberapa

    kemampuan dan kompetensi tertentu sebagai bagian dari

    profesionalisme guru. Sebagai tenaga pengajar, setiap guru

    harus memiliki kemampuan profesional dalam bidang

    pembelajaran. Menurut Suyanto dan Jihad (2013:2) dengan

    kemampuan tersebut, guru dapat melaksanakan perannya

    sebagai berikut:

    1) Fasilitator, yang menyediakan kemudahan-

    kemudahan bagi siswa dalam proses belajar

    mengajar

    2) Pembimbing, yang membantu siswa mengatasi

    kesulitan pada proses belajar mengajar

    3) Penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan

    lingkungan belajar yang menantang bagi siswa agar

    mereka melakukan kegiatan belajar dengan

    bersemangat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    4) Model, yang mampu memberikan contoh yang baik

    kepada siswa agar berperilaku sesuai dengan norma

    yang berlaku di dunia pendidikan

    5) Motivator, yang turut menyebarluaskan usaha-usaha

    pembaruan kepada masyarakat, khususnya kepada

    subjek didik yaitu siswa

    6) Agen perkembangan kognitif, yang

    menyebarluaskan ilmu dan teknologi kepada siswa

    dan masyarakat

    7) Manajer, yang memimpin kelompok siswa dalam

    kelas sehingga keberhasilan proses belajar mengajar

    tercapai

    Menurut John Goodlas ( dalam Suyanto dan Jihad 2013:4),

    seorang tokoh pendidikan Amerika Serikat, pernah melakukan

    penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa peran guru amat

    sangat signifikan bagi setiap keberhasilan proses pembelajaran.

    Penelitian itu kemudian dipublikasikan dengan judul Behind

    the Classroom Doors, yang di dalamnya dijelaskan bahwa

    ketika guru telah memasuki ruang kelas dan menutup pintu

    kelas, maka kualitas pembelajaran akan lebih banyak

    ditentukan oleh guru. Dalam buku yang ditulis oleh Suyanto

    dan Jihad (2013:1-7) dalam memaknai profesionalisme guru,

    dimana makna profesional mengacu pada orang yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    menyandang suatu profesi atau sebutan untuk penampilan

    seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan

    profesinya.

    c. Ciri-ciri pekerjaan disebut Profesional

    Suatu pekerjaan disebut profesional, Houle (1980) dalam

    Suyanto dan Jihad (2013:1-7), membuat ciri-ciri suatu

    pekerjaan disebut profesional, yaitu:

    1). Harus memiliki landasan pengetahuan yang kuat

    2). Harus berdasarkan atas kompetensi individual

    3). Memiliki sistem seleksi dan sertifikasi

    4). Ada kerja sama dan kompetensi yang sehat antar sejawat

    5). Ada kesadaran profesional yang tinggi

    6). Memiliki prinsip-prinsip etik (kode etik)

    7). Memiliki sistem sanksi profesi

    8). Adanya militansi individual, arti militansi adalah semangat

    atau gairah

    9). Memiliki organisasi profesi

    d. Macam-macam Kompetensi Guru

    Dalam UU Guru dan Dosen (Pasal 1 ayat 4) disebutkan

    bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang

    dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan

    kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau

    kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    serta memerlukan pendidikan profesi. Dalam Peraturan

    Pemerintah Republik Indonesa Nomor 74 tahun 2008 tentang

    guru Bab 1 pasal 1 menyebutkan bahwa guru adalah pendidik

    profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

    membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

    mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

    jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

    menengah. Di dalam BAB II pasal 3 ayat 2 kompetensi guru

    sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi kompetensi

    pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

    kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan

    profesi. Masing-masing kompetensi dijelaskan sebagai berikut:

    1) Kompetensi pedagodik sebagaimana dimaksud pada

    ayat 2 merupakan kemampuan guru dalam

    pengelolaan pembelajaran peserta didik sekurang-

    kurangnya meliputi:

    a) Pemahaman wawasan atau landasan

    kependidikan

    b) Pemahaman terhadap peserta didik

    c) Pengembangan kurikulum atau silabus

    d) Perancangan pembelajaran

    e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik

    dan dialogis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    f) Pemanfaatan teknologi pembelajaran

    g) Evaluasi hasil belajar

    h) Pengembangan peserta didik untuk

    mengaktualisasikan berbagai potensi yang

    dimilikinya

    2) Kompetensi kepribadian sebagaimana dimaksud

    pada ayat 2 sekurang-kurangnya mencangkup

    kepribadian yang :

    a) Beriman dan bertakwa

    b) Berakhlak mulia

    c) Arif dan bijaksana

    d) Demokratis

    e) Mantap

    f) Berwibawa

    g) Stabil

    h) Dewasa

    i) Jujur

    j) Sprotif

    k) Menjadi teladan bagi peserta didik dan

    mayarakat

    l) Secara obyektif mengevaluasi kinerja

    sendiri; dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    m) Mengembangkan diri secara mandiri dan

    berkelanjutan

    3) Kompetensi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat

    (2) merupakan kemampuan Guru sebagai bagian

    dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi

    kompetensi untuk:

    berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara

    santun;

    a) menggunakan teknologi komunikasi dan

    informasi secara fungsional

    b) bergaul secara efektif dengan peserta didik,

    sesama pendidik, tenaga kependidikan,

    pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau

    wali peserta didik;

    c) bergaul secara santun dengan masyarakat

    sekitar dengan mengindahkan norma serta

    sistem nilai yang berlaku; dan

    d) menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan

    semangat kebersamaan.

    4) Kompetensi profesional sebagaimana dimaksud

    pada ayat (2) merupakan kemampuan Guru dalam

    menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan,

    teknologi, dan atau seni dan budaya yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi

    penguasaan:

    a) materi pelajaran secara luas dan mendalam

    sesuai dengan standar isi program satuan

    pendidikan, mata pelajaran, dan/atau

    kelompok mata pelajaran yang akan diampu;

    dan

    b) konsep dan metode disiplin keilmuan,

    teknologi, atau seni yang relevan, yang

    secara konseptual menaungi atau koheren

    dengan program satuan pendidikan, mata

    pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran

    yang akan diampu.

    Kunandar (2009:75-77) juga berpendapat bahwa guru wajib

    memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidikan,

    sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

    mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru yang harus

    dimiliki meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, kompetensi

    sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan

    profesi, berikut ini tabel ke empat kompetensi guru:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    No Kompetensi Sub Kompetensi Indikator

    1.

    Kompetensi

    kepribadian:

    kemampuan

    personal yang

    mencerminkan

    kepribadian yang

    mantap, stabil,

    dewasa, arif dan

    berwibawa,

    menjadi teladan

    bagi peserta didik,

    dan berakhlak

    mulia.

    1.1 Kepribadian yang

    mantap dan stabil

    a. Bertindak sesuai dengan norma

    hukum

    b. Bertindak sesuai dengan norma

    sosial

    c. Bangga sebagai guru

    d. Memiliki konsisten dalam bertindak

    sesuai dengan

    norma

    1.2 Kepribadian yang

    dewasa

    a. Menampilkan kemandirian dalam

    bertindak sebagai

    pendidik

    b. Memiliki etos kerja sebagai guru

    1.3 Kepribadian yang

    arif

    a. Menampilkan tindakan yang

    didasarkan pada

    kemanfaat peserta

    didik, sekolah dan

    masyarakat

    b. Menunjukkan keterbukaan dalam

    berfikir dan

    bertindak

    1.4 Kepribadian yang

    berwibawa

    a. Memiliki perilaku berpengaruh positif

    terhadap peserta

    didik

    b. Memiliki perilaku yang disegani

    1.5 Berakhalak mulia

    dan dapat menjadi

    teladan

    a. Bertindak sesuai dengan norma,

    religius (iman,

    takwa, jujur, iklas,

    suka menolong)

    b. Memiliki perilaku yang diteladani

    oleh peserta didik

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    No Kompetensi Sub Kompetensi Indikator

    2.

    Kompetensi

    Pedagodik:

    meliputi

    pemahaman

    terhadap peserta

    didik, perencanaan

    dan pelaksanaan

    pembelajaran,

    evaluasi hasil

    belajar, dan

    pengembangan

    peserta didik untuk

    mengaktualisasikan

    berbagai potensi

    yang dimilikinya.

    2.1 Memahami perserta

    didik secara mendalam

    a. Memahami peserta didik dengan

    memanfaatkan

    prinsip-prinsip

    perkembangan

    kognitif

    b. Memahami peserta didik dengan

    memanfaatkan

    prinsip-prinsip

    kepribadian

    c. Mengidentifikasi bekal ajara awal

    peserta didik

    2.2 Merancang

    pembelajaran,

    termasuk memahami

    landasan pendidikan

    untuk kepentingan

    pembelajaran

    a. Memahami landasan

    pendidikan

    b. Menerapkan teori belajar dan

    pembelajaran

    c. Menentukan strategi

    pembelajaran

    berdasarkan

    karakteristik

    peserta didik,

    kompetensi yang

    akan dicapai dan

    materi ajar

    d. Menyusun rancangan

    pembelajaran

    berdasarkan

    strategi yang

    dipilih

    2.3 Melaksanakan

    pembelajaran

    a. Menata latar(setting)

    pembelajaran

    b. Melaksanakan pembelajaran yang

    kondusif

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    No. Kompetensi Sub Kompetensi Indikator

    2.4 Merancang dan

    melaksanakan evaluasi

    pembelajaran

    a. Merancang dan melaksanakan

    evaluasi

    (assesment)

    proses dan hasil

    belajar secara

    berkesinambunga

    n dengan

    berbagai metode

    b. Menganalisis hasil evaluasi

    proses dan hasil

    belajar untuk

    menentukan

    tingkat

    ketuntasan

    belajar (mastery

    learning)

    c. Memanfaatkan hasil penilaian

    pembelajaran

    untuk perbaikan

    kualitas program

    pembelajaran

    secara umum

    2.5 Mengembangkan

    peserta didik untuk

    mengaktualisasikan

    berbagai potensinya

    a. Memfasilitasi peserta didik

    untuk

    pengembangan

    berbagai potensi

    akademik

    b. Memfasilitasi peserta didik

    untuk

    mengembangkan

    berbagai potensi

    akademik

    c. Memfasilitasi peserta didik

    untuk

    mengembangkan

    berbagai potensi

    non akademik

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    No Kompetensi Sub Kompetensi Indikator

    3.

    Kompetensi

    profesional:

    merupakan

    penguasaan materi

    pembelajaran

    secara luas dan

    mendalam, yang

    mencangkup

    penguasaan materi

    kurikulum mata

    pelajaran di sekolah

    dan substansi

    keilmuan yang

    menaungi

    materinya, serta

    penguasaan

    terhadap struktur

    dan metodologi

    keilmuannya

    3.1 Meguasai substansi

    keilmuan yang terkait

    dengan bidang studi

    a. Memahami materi ajar yang ada

    dalam kurikulum

    sekolah

    b. Memahami struktur, konsep,

    dan metode

    keilmuan yang

    menungi atau

    koheren dengan

    materi ajar

    c. Memahami hubungan konsep

    antar mata

    pelajaran terkait

    d. Menerapkan konsep-konsep

    keilmuan dalam

    kehidupan sehari-

    hari

    3.2 Menguasai struktur

    dan metode keilmuan

    a. Menguasai langkah-langkah

    penelitian dan

    kajian kritis untuk

    memperdalam

    pengetahuan atau

    materi bidang

    studi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    No Kompetensi Sub Kompetensi Indikator

    4.

    Kompetensi sosial:

    merupakan

    kemampuan guru

    untuk

    berkomunikasi dan

    bergaul secara

    efektif dengan

    peserta didik,

    sesama pendidik,

    tenaga

    kependidikan,

    orang tua/wali

    peserta didik dan

    masyarakat sekitar

    4.1 Mampu

    berkomunikasi dan

    bergaul secara efektif

    dengan peserta didik

    a. Berkomunikasi secara efektif

    dengan peserta

    didik

    4.2 Mampu

    berkomunikasi dan

    bergaul secara efektif

    dengan sesama

    pendidik dan tenaga

    kependidikan

    a. Berkomunikasi dan bergaul secara

    efektif dengan

    sesama pendidik

    dan tenaga

    kependidikan

    4.3 Mampu

    berkomunikasi dan

    bergaul secara efektif

    dengan orang tua/wali

    peserta didik dan

    masyarakat sekitar

    a. Berkomunikasi dan bergaul secara

    efektif dengan

    orang tua/wali

    peserta didik dan

    masyarakat sekitar

    Berdasarkan uraian diatas tentang profesionalisme guru maka dapat di

    simpulkan bahwa guru yang profesional adalah guru yang menjalankan tugas

    sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku sesuai dengan kompetensi dan

    keahliannya yang ditempuh melalui pendidikan profesi. Dengan demikian,

    yang dimaksud dengan persepsi siswa tentang profesionalisme guru adalah

    pandangan siswa mengenai seorang guru yang menjalankan tugasnya sudah

    secara profesional dan mencangkup ke empat kompetensi yang harus di

    jalankan atau belum.

    b. Usaha Peningkatan Profesionalisme Guru

    Menurut Suyanto dan Jihad (2013:32) bahwa peningkatan

    profesionalisme guru pada akhirnya ditentukan oleh guru itu sendiri.

    Caranya adalah guru selalu berusaha untuk melakukan hal-hal berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    1. Memahami tuntutan standar profesi yang ada

    2. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan

    3. Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk

    lewat organisasi profesi

    4. Mengambangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan

    pelayanan bermutu tinggi kepada siswa

    5. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam

    pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi sehingga metode

    pembelajaran dapat terus diperbarui

    3. Motivasi Belajar Siswa

    a. Pengertian Motivasi

    Menurut Yamin (2006:80) motivasi merupakan salah satu

    determinan penting dalam belajar, para ahli sukar

    mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan (1)

    arah perilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar

    siswa memilih mengikuti tindakan tertentu; dan (3) ketahanan

    perilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus menerus

    berperilaku menurut cara tertentu. Menurut Rohmah (2015:239-

    240), berpendapat bahwa sudah umum orang menyamakan antara

    kata “motivasi” dengan kata “motif” untuk menunjuk mengapa

    seseorang itu berbuah sesuatu. Kata “motif” diartikan sebagai daya

    upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif

    dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai

    suatu tujuan. Menurut Santrock 2013 dalam Tung (2015: 341)

    motivasi adalah proses yang memberdayakan, mengarahkan, dan

    mempertahankan perilaku dimana perilaku yang termotivasi adalah

    perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.

    Menurut Woolfolk, 2006 dalam Tung (2015:341)

    mendefinisikan motivasi sebagai keadaan internal yang

    memunculkan, mempengaruhi dan mengendalikan perilaku.

    Menurut Sardiman (2005:73) dalam Kompri (2015:2)

    mendefinisikan motivasi berawal dari kata “motif” yang dapat

    diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif

    menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan

    untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/ mendesak. Sementara itu,

    menurut Djamarah (2011:148) motivasi yakni sebagai suatu

    pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam

    bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.

    Menurut Mc.Donald dalam Djamarah (2011:148-149)

    mengatakan bahwa, motivasi adalah suatu perubahan energi di

    dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif

    (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Oemar Hamalik

    (1992:173) dalam Djamarah (2011:148) perubahan energi dalam

    diri seserang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan

    fisik dimana seseorang mempunyai tujuan tertentu dari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk

    mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk

    mencapainya. Menurut Mc.Donald dalam buku Rohmah (2015:

    240), Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang

    ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan

    tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang

    dikemukakan Mc.Donald dalam buku Rohmah (2015:240) ini

    mengandung tiga elemen penting yaitu:

    1) Bahwa motivasi ini mengawali terjadinya perubahan

    energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan

    motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di

    dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada

    organisme manusia. Karena menyangkut perubahan

    energi manusia (walaupun motivasi muncul dari dalam

    diri manusia), penampakkannya akan menyangkut

    kegiatan fisik manusia.

    2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa “feeling”,

    afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan

    persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang

    dapat menentukan tingkah laku manusia.

    3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi

    motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons

    dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena

    terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal

    ini adalah tujuan, tujuan ini akan menyangkut soal

    kebutuhan.

    Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat diperlukan bagi

    setiap siswa, karena jika ada siswa yang tidak memiliki motivasi

    dalam belajar maka tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar

    salah satunya yaitu untuk ikut berpartisipasi aktif di dalam kelas.

    Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat di simpulkan bahwa

    dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa,

    misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka

    perlu diselidiki sebab-sebabnya, mungkin ia tidak senang dengan

    mata pelajarannya atau guru yang sedang mengajar, sakit, lapar

    atau ada masalah-masalah lain yang mengganggu pikirannya. Hal

    ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak

    terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu misalnya untuk

    berpartisipasi aktif di dalam kelas, karena tidak memiliki tujuan

    atau kebutuhan belajar.

    Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi dapat dikatakan

    sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang

    menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

    kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar,

    sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    tercapai. Dikatakan keseluruhan karena pada umumnya ada

    beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk

    belajar.

    b. Proses Terjadinya Motivasi

    Menurut Ivancevich (1984:310) dalam Sagala (2014:109)

    Proses motivasi diawali dari kebutuhan yang tidak terpuaskan,

    yang di ilustrasikan sebagi berikut:

    Kekurangan yang dirasakan individu akan mendorong

    serta memberikan tekanan secara fisik dan psikologis sehingga

    mengarahkan perilakunya untuk mencapai tujuannya. Sehingga

    dalam proses belajar yang menuntut siswa untuk berpartisipasi

    aktif maka siswa tersebut juga harus memiliki motivasi dalam

    dirinya atau kebutuhan guna mencapai tujuan.

    1. Kebutuhan Tidak

    Terpuaskan

    2. Perilaku

    3. Kebutuhan Terpuaskan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    c. Jenis-jenis motif

    Menurut Suryobroto ( 2011: 72-73) dalam Kompri (2015:

    6) membedakan motif menjadi dua, yakni motif-motif ekstrinsik

    dan motif-motif intrinsik:

    1. Motif ekstrinsik yaitu motif-motif yang fungsinya

    karena adanya perangsangan dari luar, misalnya orang

    giat belajar karena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan

    ada ujian.

    2. Motif intrinsik yaitu motif-motif yang fungsinya tidak

    perlu dirangsang dari luar. Memang dalam diri individu

    sendiri telah ada dorongan itu. Misalnya orang yang

    gemar membaca tidak usah ada yang mendorongnya

    telah mencari sendiri buku-buku untuk dibacanya.

    d. Kriteria Keberhasilan Motivasi Belajar Siswa

    Menurut Sudjana (2009:61) keberhasilan proses belajar

    mengajar dapat dilihat dalam motivasi belajar yang ditunjukan oleh

    para siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Hal

    ini dapat dilihat dalam hal:

    1) Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran

    2) Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya

    3) Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas

    belajarnya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    4) Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang

    diberikan guru

    5) Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang

    diberikan

    e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

    Menurut Rohmah (2015:242) menyebutkan bahwa ada

    beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu:

    1) Faktor instrinsik atau faktor dari dalam diri manusia yang

    disebabkan oleh dorongan atau keinginan akan kebutuhan

    belajar, harapan dan cita-cita.

    2) Faktor ekstrinsik yakni berupa adanya penghargaan,

    lingkungan belajar yang menyenangkan, dan kegiatan belajar

    yang menarik.

    f. Peranan Motivasi dalam Belajar

    Peranan motivasi yang khas adalah dalam hal penumbuhan

    gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar, siswa yang

    memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk

    melakukan kegiatan belajar. Menurut Iskandar (2009) dalam buku

    Rohmah (2015:243-245) ada beberapa peran motivasi yang penting

    dalam belajar dan pembelajaran diantaranya adalah:

    1) Peran motivasi dalam penguatan belajar. Peran motivasi

    dalam hal ini dihadapkan pada suatu kasus yang memerlukan

    pemecahan masalah. Misalnya seorang siswa yang kesulitan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    menjawab soal matematika akhirnya dapat memcahkan soal

    matematika dengan bantuan rumus matematika.

    2) Usaha untuk memberi bantuan dengan rumus matematika

    dapat menimbulkan penguatan belajar. Motivasi ini dapat

    menentukan hal-hal apa yang dilingkungan anak yang dapat

    memperkuat perbuatan belajar. Untuk itu seoarang guru perlu

    memahami suasana lingkungan belajar siswa sebagai bahan

    penguat belajar.

    3) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar. Peran ini

    berkaitan dengan kemaknaan belajar yaitu anak akan tertarik

    untuk belajar jika yang dipelajarinya sedikitnya sudah bisa

    diketahui manfaatnya bagi anak.

    4) Peran motivasi menentukan ketekunan dalam belajar.

    Seseorang yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan

    berusaha mempelajari sesuatu dengan baik dan tekun, dan

    berharap memperoleh hasil yang baik.

    g. Indikator Acuan bagi Motivasi Belajar siswa

    Menurut Rohmah (2015:244) ada beberapa indikator atau

    petunjuk yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi motivasi belajar

    siswa adalah sebagai berikut:

    1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar

    2. Adanya keinginan, semangat dan kebutuhan dalam belajar

    3. Memiliki harapan dan cita-cita masa depan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    4. Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar

    5. Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik.

    h. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

    Menurut Djamarah (2011:152-156) Aktivias belajar

    merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar

    tak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik

    dari dalam ataupun dari luar. Motivasi mempunyai peranan yang

    strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun

    yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berrati tidak ada

    kegiatan belajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar

    yaitu:

    1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas

    belajar dimana seseorang melakukan aktivitas belajar karena

    ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar

    penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar.

    2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik

    dalam belajar dimana anak didik yang belajar berdasarkan

    motivasi intrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar. Dia

    belajar bukan karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi,

    mengharapkan pujian orang lain atau mengharapkan hadiah,

    tetapi karena ingin memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya.

    Self study adalah bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan

    belajar anak didik yang memiliki motivasi intrinsik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman dimana

    memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi

    kerja orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada

    seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya.

    4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar

    dimana kebutuhan yang tak biasa dihindari oleh anak didik

    adalah keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu

    pengetahuan, oleh karena itulah anak didik belajar.

    5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar dimana anak

    didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin

    dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan.

    6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar dimana tinggi

    rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya

    prestasi belajar seseorang anak didik.

    i. Pentingnya Motivasi Belajar Bagi Siswa

    Menurut Dimyati & Mudjiono, 1999:85 dalam Sagala

    (2014:109) ada beberapa pentingnya motivasi belajar bagi siswa

    diantaranya yaitu;

    1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil

    belajar

    2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang

    dibandingkan dengan teman sebaya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    3. Mengarahkan kegiatan belajar sehingga anak mengubah cara

    belajarnya lebih tekun

    4. Membesarkan semangat belajar seperti mempertinggi

    semangat untuk lulus tepat waktu dengan hasil yang

    memuaskan

    5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian

    bekerja yang bersinambungan, individu dilatih untuk

    menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat

    berhasil

    4. Rasa Percaya Diri Siswa

    a. Pengertian Rasa Percaya Diri

    Menurut Aunurrahman (2014:184) rasa percaya diri

    merupakan salah satu kondisi psikologis seseorang yang

    berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam proses

    pembelajaran, dimana rasa percaya diri pada umumnya muncul

    ketika seseorang akan melakukan atau terlibat di dalam suatu

    aktivitas tertentu dimana pikirannya terarah untuk mencapai suatu

    hasil yang diinginkannya. Menurut Suyanto dan Jihad (2013:54)

    kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang akan

    kemampuan yang dimiliki untuk menampilkannya secara baik

    dihadapan orang lain, dimana kepercayaan diri merupakan sebuah

    kualitas mental (pencapaian yang dihasilkan dari proses pendidikan

    atau pemberdayaan).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    Menurut Hakim (2005: 6) dalam jurnal Aristiani

    menjelaskan bahwa Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan

    terhadap segala aspek yang dimiliki dan keyakinan tersebut

    membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan

    dalam hidupnya, jadi orang yang percaya diri memiliki rasa

    optimis dengan kelebihan yang dimiliki dalam mencapai tujuan

    yang ditetapkan. Menurut Laksana (2017:142-143) berpendapat

    bahwa orang sukses selalu memiliki tips percaya diri dan

    merasakan bahwa mereka berbuat sesuatu untuk dunia. Mereka

    memandang dunia ini adalah tempat di mana mereka ingin

    memainkan dan mengambil peran di dalamnya.

    Seorang pesimis selalu melihat kesulitan dari setiap

    kesempatan, tetapi bagi seorang yang optimis selalu mencari celah

    dan kesempatan untuk berbuat, melangkah, menghampiri apa yang

    mereka inginkan, berbuat diri sendiri dan buat orang lain. Percaya

    diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting

    dalam kehidupan. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan

    mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan

    ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran

    positif dan dapat menerimanya. Menurut Thantaway dalam Kamus

    istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87) dalam buku Laksana

    (2017:143), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri

    seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    berbuat. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri

    negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering

    menutup diri.

    Menurut Anwar (2018:62) kepercayaan diri merupakan

    keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimiliki untuk

    menampilkannya secara baik di hadapan orang lain. Secara umum,

    siswa yang mempunyai rasa percaya diri cenderung berhasil

    meraih kesuksesan dibanding dengan siswa yang kepercayaan

    dirinya rendah. Hal ini terkait dengan beberapa hal berikut:

    1. Rasa percaya diri siswa akan terkait dengan pilihan

    sikap mentalnya terhadap tugas atau tantangan yang

    dihadapi. Orang atau siswa yang kepercayaan dirinya

    tinggi akan memilih sikap mental “Saya Bisa”.

    Sebaliknya siswa yang memiliki rasa percaya diri

    rendah, meski dia bisa, merasa susah, “ tidak bisa”

    “takut salah” dan berbagai ungkapan yang senada, takut

    memahami orang lain ketika ia harus tampil di hadapan

    mereka.

    2. Rasa percaya diri siswa itu akan terkait dengan persepsi

    yang terbangun di dalam diri siswa saat menghadapi

    tugas atau tantangan. Siswa yang rasa percaya diri yang

    bagus akan mempersepsikan tantangan atau tugas itu

    sebagai sesuatu yang lebih kecil dari kemampuan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    dirinya, sehingga mudah muncul kehausan untuk

    menakluknya

    3. Rasa percaya diri siswa itu akan terkait dengan gejala

    psikologis focus of control. Selama manusia hidup di

    dunia ini, pasti dihadapkan pada hal-hal yang sudah

    tidak bisa diubah lagi atau biasa disebut nasib, siswa

    yang rasa kepercayaan dirinya bagus akan

    memunculkan sebanyak mungkin pemahaman yang

    kuat bahwa nasib dirinya lebih banyak ditentukan oleh

    pilihannya atau meletakkan focus of control ke dalam

    dirinya, setiap keputusan ada konsekuensinya tapi

    melakukan akan lebih baik sekalipun gagal, dengan

    mengambil keputusan maka siswa tidak tergantung

    hanya pada keadaan, mengandalkan nasib baik atau

    mengandalkan orang lain.

    Sehingga dapat di simpulkan bahwa rasa percaya diri

    adalah suatu kondisi mental atau psikologis yang ada dalam

    diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan dengan

    keyakinan penuh yang ada dalam dirinya dimana para

    peserta didik bisa dilatih dan di didik untuk menjadi lebih

    percaya diri yaitu salah satunya dengan mengajak siswa

    untuk ikut berpartisipasi aktif di dalam kelas misalnya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    berani mengungkapkan pendapat, berani bertanya dan lain

    sebagainya.

    b. Bentuk-Bentuk Percaya Diri

    Menurut Laksana (2017:144-145), Pada prinsipnya semua

    orang adalah baik, semua berhak mendapatkan penghidupan yang

    layak penuh dengan kebahagiaan. Tentu semua harus di jalankan

    dengan bekerja keras dan menanamkan kepercayaan diri. Berikut

    ini adalah bentuk-bentuk rasa percaya diri :

    1. Self-consept, ini berarti bahwa suatu keadaan dimana seseorang

    menyimpulkan dirinya sendiri secara keseluruhan, melihat

    potret diri sendiri secara keseluruhan dan mengkonsepsikan

    dirinya sendiri secara keseluruhan.

    2. Self-esteem, ini berarti bahwa suatu keadaan untuk mengetahui

    sejauh mana seseorang mempunyai perasaan positif terhadap

    dirinya sendiri, sejauhmana seseorang punya sesuatu yang

    dirinya sendiri rasakan bernilai atau berharga dari dirinya

    sendiri. Serta sejauhmana seseorang meyakini adanya sesuatu

    yang bernilai, bermartabat, atau berharga di dalam dirinya

    sendiri.

    3. Self efficacy, ini berarti bahwa suatu keadaan untuk mengetahui

    sejauhmana seseorang punya keyakinan atas kapasitas yang

    dirinya sendiri miliki untuk bisa menjalankan tugas atau

    menangani persoalan dengan hasil yang bagus ( to succeed). Ini

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    yang disebut dengan generalself-efficacy. Atau dapat juga

    dijelaskan bahwa untuk mengetahui sejauhmana seseoarang

    meyakini kapasitas di bidangnya dalam menangani urusan

    tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy.

    4. Self-confidence, ini berarti bahwa suatu keadaan untuk

    mengetahui sejauhmana seseoarang punya keyakinan terhadap

    penilaian dirinya sendiri atas kemampuan dirinya dan

    sejauhmana dirinya bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk

    berhasil. Self confidence adalah kombinasi dari self esteem dan

    sel-efficacy.

    Dari beberapa pernyataan-pernyataan di atas, dapat di

    simpulkan bahwa percaya diri adalah kondisi mental atau

    psikologis seseorang, dimana individu dapat mengevaluasi

    keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat

    pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam

    mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya khususnya saat

    kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini rasa percaya diri siswa

    untuk mencapai suatu tujuan yaitu untuk ikut serta

    berpartisipasi aktif di kelas yang dapat memberikan dampak

    positif bagi siswa itu sendiri yaitu mampu mengembangkan

    potensinya, berani berbicara di depan umum, mampu

    menyesuaikan diri dan berkomunikasi di depan umum serta

    untuk melatih timbulnya rasa lebih percaya diri lagi sejak dini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    c. Ciri-ciri orang yang memiliki rasa percaya diri

    Menurut Laksana (2017:146) menyebutkan ada beberapa

    ciri-ciri orang yang mempunyai kepercayaan diri yang bagus yaitu:

    1. Mereka memiliki perasaan positif terhadap dirinya

    2. Mempunyai keyakinan yang kuat atas dirinya

    3. Mempunyai pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang

    dimiliki

    Kesimpulannya adalah orang yang punya kepercayaan diri

    bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu padahal

    sebenarnya orang tersebut tidak mampu tetapi adalah orang yang

    mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan

    perhitungan yang matang, untuk itu rasa percaya diri sangat di

    butuhkan dalam setiap tindakan.

    d. Ciri-ciri Seseorang yang tidak memiliki kepercayaan diri

    Menurut Laksana (2017:145-146) menyebutkan bahwa ciri-ciri

    seseorang yang tidak memiliki kepercayaan diri atau memiliki

    kepercayaan diri yang rendah atau telah kehilangan kepercayaan

    diri adalah sebagai berikut:

    1. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang

    diperjuangkan secara sungguh-sungguh.

    2. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive

    (ngambang)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    3. Mudah frustasi atau give-up atau menyerah ketika menghadapi

    masalah atau kesulitan

    4. Kurang termotivasi untuk maju, selalu bermalas-malasan atau

    setengah-setengah dalam setiap tindakan yang dilakukan

    5. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau

    tanggung jawab (tidak optimal) karena tidak adanya keyakinan

    bahwa apa yang dia lakukan itu akan berhasil

    6. Canggung dalam menghadapi orang

    7. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan

    kemampuan mendengarkan yang meyakinkan

    8. Sering