Upload
trinhngoc
View
217
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK
TERHADAP AKHLAK SISWA DI MTs. AL-IKHLAS
LEUWINANGGUNG CIMANGGGIS DEPOK
SKRIPSI
Diajukan kepada Faklutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi syarat mencapai gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
NAMA : NURLAELA
NIM : 102011023513
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK
TERHADAP AKHLAK SISWA DI MTs. AL-IKHLAS
LEUWINANGGUNG CIMANGGGIS DEPOK
SKRIPSI
Diajukan kepada Faklutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi syarat mencapai gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Nurlaela
102011023513
Dibawah Bimbingan
Dr. KHalimi M.A NIP. 19650515 199403 1 006
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
LEMBAR PENGAMATAN
Tanggal Pengamatan : ………………………………………………………………...
Waktu/ Jam Ke : ………………………………………………………………...
Nama Guru : ………………………………………………………………...
Kelas Mengajar : ………………………………………………………………...
Jumlah Siswa : ………………………………………………………………...
Petunjuk: Isilah lembar pengamatan ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
dengan cara melingkari jawaban yang tepat, dengan mengisi titik-titik atau
dengan memberi tanda cekcklist (V)
01. Pada awal pelajaran, apa yang dilakukan guru? (beri tanda checklist pada kolom
yang sesuai dengan keadaan)
No
Deskriptor
Ya
Tidak
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
Mengucapkan salam
Mengabsen siswa
Memotivasi siswa
Mereview pelajaran yang lalu (appersepsi)
Mengemukakan tema/topik yang akan di bahas
Langsung menyampaikan materi baru
Kegiatan lain ……………………………...……
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
……………
……………
……………
……………
……………
……………
……………
……………
……………
……………
……………
……………
……………
……………
02. Proses belajar mengajar berlangsung, kegiatan apa sajakah yang dilakukan oleh
guru? [beri tanda checklist (V) pada kolom yang sesuai dengan keadaan]
No
Deskripsi
Ya
Tidak
01.
02.
03.
03.
Penyajian Materi Pelajaran
- Memberitahukan Tujuan/TPK yang ingin dicapai
- Penyajian materi mendukung TPK
- Materi disajikan secara sistematis
- Materi disajikan secara tuntas
Strategi Pembelajaran
- Kegiatan belajar mengajar mendukung TPK
- Metode dan teknik yang digunakan bervariasi
- Berpusat pada siswa (Mengaktifkan siswa)
- Terintegrasikannya keempat keterampilan berbahasa
Penggunaan Alat (Media) Pembelajaran
- Sesuai dengan TPK
- Sesuai dengan materi pembelajaran
- Sesuai dengan metode pembelajaran
- Sesuai dengan kebutuhan belajar siswa
- Dapat memotivasi siswa
Penutupan Pelajaran
- Menyimpulkan materi pelajaran
- Memberitahukan materi pelajaran untuk pertemuan
berikutnya
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
03. Kegiatan penilaian apa sajakah yang dilakukan oleh guru pada akhir pelajaran?
Sebutkan jenis dan pelaksanaannya?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
ABSTRAK Nama : Nurlaela NIM : 102011023513 Judul : HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN
AKHLAK SISWA DI MTs AL-IKHLAS LEUWINANGGUNG KEC. CIMANGGIS DEPOK
Pendidikan dan Akhlak dalam agama Islam merupakan dua hal yang tidak
bisa dipisahkan, keduanya saling mendukung. Terbentuknya Akhlak mulia merupakan tujuan utama dari proses pendidikan dalam Islam, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh al-Abrasyi yang dikutip Nur Uhbiyati dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, bahwa mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan Islam yang sebenarnya. Demikian pula sebaliknya tujuan membentuk akhlak mulia pada diri seseorang tidak mungkin tercapai tanpa adanya proses pendidikan dan penanaman nilai-nilai akhlak mulia. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan akhlak merupakan inti dari pendidikan dalam pandangan Islam. Dari uraian diatas, tidak heran jika kemudian timbul asumsi dalam benak orang banyak bahwa idealnya seseorang (siswa) yang telah mempelajari mata pelajaran akhlak seharusnya mempunyai akhlak yang mulia dengan alasan bahwa orang (siswa) tersebut telah mengetahui apa yang baik dan bagaimana cara mengerjakannya serta apa yang buruk berikut cara menghindarinya. Asumsi sebenarnya cukup tepat, namun pada tataran praksisnya bisa saja terjadi yang sebaliknya, sehingga siswa dengan prestasi belajar akhlak yang baik bisa saja mempunyai akhlak yang buruk dalam kehidupan sehari-harinya. Berdasarkan hal tersebut, skripsi ini membahas hubungan antara prestasi belajar aqidah akhlak dengan akhlak siswa. Sebagai objek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis mulai dari kelas tujuh hingga kelas sembilan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, adapun jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif korelatif, yaitu mencari korelasi dari dua variabel atau lebih yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama, sehingga dapat dicari hubungannya antara satu fenomena dengan fenomena yang lainnya, yaitu prestasi belajar dengan akhlak siswa sehari-hari. Berdasarkan penelitian penulis di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis, terdapat hubungan yang cukup signifikan antara prestasi belajar aqidah akhlak dengan akhlak siswa. Hasil penelitian ini memang cukup menggembirakan, tetapi penelitian lebih lanjut dengan permasalahan yang sama namun dengan objek penelitian yang lebih besar perlu dilakukan, hal ini diperluka untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan akhlak terhadap akhlak siswa, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kebijakan khusus mengenai mata pelajaran aqidah akhlak pada jenjang Madrasah Tsanawiyah.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua,
khususnya kepada penulis, sehingga tugas skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Begitu pula selawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah berhasil dalam membangun masyarakat adil,
makmur, egaliter, dan demokratis.
Meskipun banyak halangan dan rintangan yang datang silih berganti dalam
proses menyelesaikan skripsi ini, akibat perjuangan yang tak kenal lelah, detik
demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan
dilalui, akhirnya menghasilkan juga. Alhamdulillah penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Semua itu berkat bantuan dan jasa baik dari berbagai
pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Bahri Salim, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Halimi, MA., selaku pembimbing skripsi, yang telah memberikan spirit
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Ayahanda dan Ibunda yang telah mendidik, membimbing, dan mengarahkan
tanpa kenal lelah sehingga putrinya dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Suamiku tercinta Muzoffar Mukhtar dan anak-anakku tersayang Zain
Mukhtar, Zakia Mukhtar dan Tazkia Mukhtar, yang telah memotivasi dan
memberikan inspirasi tanpa kenal lelah sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
6. Bapak pimpinan dan karyawan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
baik perpustakaan utama maupun perpustakaan fakultas, yang telah
memberikan pelayanan informasi secara baik selama penulisan skripsi ini.
ii
iii
7. Seluruh staf pengajar Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah mewariskan tradisi keilmuan secara baik dan
berkelanjutan.
8. Sahabat-sahabat penulis di Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah melalui masa pendidikan bersama-sama.
9. Seluruh pihak (baik perorangan maupun instansi) yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini, baik yang disebut maupun yang tak disebut.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka dengan limpahan pahala.
Dan semoga pula skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, amin.
Jakarta, 31 M a r e t 2010 M
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR ………………………………………………………
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………..…..…
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ………......
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………….
D. Sistematika Penulisan …………………………………...........
BAB II DESKRIPSI TEORIT, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori ……………………………………………..
1. Akhlak Siswa ……...........................................…………..
2. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak .........................................
B. Kerangka Berpikir ………………………………………….
C. Pengajuan Hipotesis ………………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian …………………………………………….
B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………...
C. Metode Pengolahan Data ………………………...…………...
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Al-Ikhlas ………….………………...
B. Deskripsi dan Analisa Data ………………………………….
C. Pengujian Hipotesis Penelitian……………………………...
i
ii
v
1
6
8
9
10
10
20
23
24
25
26
26
31
35
57
iv
v
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………...
B. Implikasi ……………………………………………………
C. Saran ………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
LAMPIRAN
59
59
60
61
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan akhlak merupakan salah satu aspek yang sangat
fundamental dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun
kehidupan bermasyarakat. Karena bagaimanapun pandainya seorang anak
didik dan tingginya tingkat intelegensi anak didik tanpa dilandasi dengan
akhlak yang baik, atau akhlak yang luhur maka kelak tidak akan
mencerminkan kepribadian yang baik.
Masalah akhlak adalah masalah yang penting bagi agama dan bagi
kehidupan dalam masyarakat. Akhlak adalah nilai pribadi dan harga diri
seseorang, maka orang yang tidak berakhlak akan hilang harga dirinya di
hadapan Maha Pencipta dan masyarakat. Seorang warga yang baik wajib
memperbaiki dirinya sebelum bertindak, ia harus beradab, berakhlak terhadap
dirinya sendiri karena ia dibebankan tanggung jawab terhadap keselamatan
dan kemaslahatan dirinya dan lingkungan masyarakat.
1
2
Dengan kata lain, apabila akhlaknya baik maka akan baik pula sikap
dan Akhlaknya, sebaliknya jika rusak akhlaknya maka akan rusak pula sikap
dan Akhlaknya. Akhlak buruk menjadi musuh Islam dan agama lainnya yang
utama karena misi Islam pertama-tama untuk membimbing manusia berakhlak
mulia, untuk itu Islam sangat memerangi akhlak yang buruk. Hal ini sesuai
dengan sabda Rosulullah SAW di mana beliau diutus menjadi rasul adalah
untuk menyempurnakan dan memperbaiki akhlak manusia :
إنما بعثت : عن ابى هريرة رضي اهللا عنه ان النبي صلى اهللا عليه وسلم قال
1)رواه البخارى(ألتمم مكارم األخالق Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan
akhlak”. (H.R. Bukhari)
Hadits Nabi tersebut menggambarkan tentang pentingnya posisi akhlak
dalam agama Islam. Sehingga tidak aneh jika Fazlur Rahman, cendikiawan
muslim Pakistan, mengatakan, bahwa: “Islam pada dasarnya adalah agama
akhlak (akhlak) sebelum kemudian menjadi agama fiqih (hukum) dan agama
lainnya”.2
Senada dengan penekanan terhadap pentingnya akhlak, juga
menekankan pentingnya pendidikan. Dalam sumber hukum Islam – Al-Qur’an
dan hadits – banyak disebutkan tentang urgensi dan signifikasi pendidikan,
seperti firman Allah swt:
يرفع اهللا الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات Artinya: “….Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa
derajat”.3 (Al Mujadalah : 58)
Demikian pentingnya kedua bidang tersebut –akhlak dan pendidikan
dalam agama Islam, sehingga bisa dikatakan bahwa pendidikan akhlak
1 Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Asuyuthi Al-Jami As-Shogir (Beirut:Daarul
Fikr,t.th), zuz 1,h.103. 2 Ahmad Mahmud Subhi, Filsafat Etika: Tanggapan Kaum Rasionalis dan Intuisionalis
Islam, (Jakarta: Serambi, 2001), h. 30. 3 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab
Suci Al-Qur'an, 1984/1985), h. 911.
3
merupakan inti dari pendidikan dalam pandangan Islam. Hal ini bisa diketahui
dari pendapat Al-Abrasy pakar pendidikan Islam tentang tujuan umum
pendidikan Islam. Yang menyimpulkan lima tujuan umum pendidikan Islam
diantaranya : Menempatkan pembentukan akhlak yang mulia terdapat pada
urutan pertama dari tujuan tersebut pandangan serupa dikemukakan oleh Nur
Uhbiyati bahwa pendidikan Akhlak adalah inti pendidikan Islam, dan
mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan Islam yang
sebenarnya.4
Dalam perspektif pendidikan ke-Indonesiaan, di mana institusi
pendidikan dibawahi oleh dua Departemen yang masing-masing memiliki
penekanan yang berbeda. Departemen Agama dengan penekanan pada
pendidikan agama dan Departemen Pendidikan Nasional dengan penekanan
pada pengetahuan umum.
Meskipun kedua institusi ini mempunyai penekanan yang berbeda
tetapi pada hakikatnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebagaimana
dituangkan dalam Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang telah disahkan dan diundangkan pada tanggal 27
Maret 1989. Tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia lewat proses
dan Sistem Pendidikan Nasional adalah:
“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan ruhani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”5
Dari tujuan Pendidikan Nasional tersebut diketahui bahwa meskipun
terdapat perbedaan penekanan antara Departemen Agama dan Departemen
Pendidikan Nasional, tetapi kedua departemen tersebut mengacu pada tujuan
yang sama yaitu tujuan nasional seperti dijelaskan di atas.
4 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: CV. Pustaka Setia, Tahun 1999), Cet. 2, h. 50.
5 Undang-undang RI Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 1989 pada Bab II Pasal 4 h. 6 (PT. Kloang Klede Putra Timur Bekerja Sama Dengan Koprasi Primer Praja Mukti I Departemen Dalam Negeri)
4
Khususnya untuk institusi pendidikan yang berada di bawah naungan
Departemen Pendidikan Nasional, pendidikan akhlak biasanya disampaikan
dalam bentuk mata pelajaran yang lazim dikenal dengan pelajaran Aqidah
akhlak. Pelajaran Aqidah akhlak disampaikan dari mulai pendidikan dasar
(Sekolah Dasar) hingga pendidikan menengah atas (Sekolah Menengah Atas).
Aqidah akhlak sebagai suatu bidang studi, merupakan pelajaran yang
membahas tentang akhlak atau prilaku sehari-hari. Pelajaran Aqidah akhlak
juga merupakan bimbingan kepada siswa agar memahami, menghayati,
meyakini manfaat akhlak serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Karenanya, mata pelajaran ini harus diajarkan dan dilaksanakan
dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab melalui kegiatan bimbingan,
pelajaran dan latihan agar peserta didik mampu meyakini, memahami dan
mengamalkan mata pelajaran Aqidah akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan dari bidang studi Aqidah akhlak pada Madrasah Tsanawiyah
adalah sebagai berikut:
1. Siswa dapat mengetahui pengertian akhlak, kedudukan manusia menurut
pandangan agama, memahami jenis-jenis akhlak yang baik dan buruk
menurut pandangan agama, mengetahui dan mengamalkan perbuatan yang
baik, mengetahui dan menjauhi perbuatan yang tercela, memahami dan
ajaran agama dan hukum syariat Islam, serta menyadari pentingnya ilmu
pengetahuan di masyarakat.
2. Siswa dapat mengetahui perjalanan Rosulullah sampai dengan masa
sekarang
3. Siswa mengetahui, meyakini proses pembentukan kepribadian manusia.
4. Kemampuan memahami peraturan perundang-undangan, hak azasi
manusia, kemerdekaan mengemukakan pendapat dan berpartisipasi dalam
era ekonomi, dan memahami bentuk-bentuk hubungan antar kelompok
sosial.
5. Siswa memahami dan meneladani kisah-kisah keteladanan para ulama,
pahlawan-pahlawan yang telah berkorban demi nusa dan bangsa, Wali
Songo, mengerti dan mengamalkan akhlak terhadap sesama manusia,
5
meyakini dan mengimani ajaran agama, memahami hak dan kewajiban
warga negara, mengetahui kisah-kisah orang durhaka, mengetahui akhlak
terhadap alam lingkungan serta dapat menerapkannya dalam kehidupan.6
Berdasarkan tujuan di atas, terlihat betapa pentingnya posisi pelajaran
Aqidah akhlak dalam usaha untuk membimbing dan mengarahkan sikap serta
Akhlak siswa Madrasah Tsanawiyah dalam kehidupan sehari-hari ke arah
yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam.
Berlandaskan pada permasalahan di atas, seharusnya prestasi belajar
siswa tercermin dalam akhlak siswa sehari-hari, dalam pengertian, siswa yang
berprestasi belajarnya baik dalam pelajaran Aqidah akhlak seharusnya juga
mempunyai akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, bisa pula
terjadi sebaliknya, artinya prestasi belajar siswa dalam pelajaran Aqidah
akhlak tidak mencerminkan Akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga prestasi belajar siswa dalam pelajaran Aqidah akhlak tidak bisa
dijadikan acuan dalam menilai akhlak siswa sehari-hari. Karenanya penulis
bermaksud meneliti permasalahan dengan judul "Hubungan Prestasi Belajar
Aqidah Akhlak Dengan Akhlak Siswa Di MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung
Cimanggis Depok" dalam bentuk sebuah skripsi.
Adapun alasan untuk memilih judul di atas adalah sebagai berikut:
1. Betapa pentingnya Aqidah akhlak yang harus diajarkan karena Aqidah
akhlak merupakan modal dasar untuk membimbing siswa menjadi warga
yang baik dan berakhlakul karimah
2. Siswa belum bisa membedakan perbuatan yang baik dan buruk serta tidak
merealisasikan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai
dengan yang mereka dapat di sekolah atau teori di kelas.
3. Guru pelajaran Aqidah akhlak sangat berperan penting dalam membina
siswa menjadi anak yang berakhlakul karimah.
6 Musyawarah Kelompok Kerja Sekolah menengah Pertama (MK2MTS) Tingkat Propinsi
Jawa Barat, Garis-garis Besar Program Pengajaran, tt. Mata Pelajaran PKns, h. 1-9.
6
4. Dipilihnya MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok, karena
sekolah tersebut memungkinkan untuk diteliti tentang hubungan prestasi
belajar Aqidah akhlak dengan Akhlak siswa.
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah dalam
penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a. Apakah terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan siswa
sebelumnya terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak?
b. Apakah dewan guru memberikan contoh yang baik dalam
pembentukan akhlak siswa?
c. Apakah Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
dalam bidang studi Aqidah Akhlak?
d. Apakah Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak siswa?
e. Apakah terdapat hubungan antara prestasi belajar Aqidah Akhlak
dengan akhlak siswa?
2. Pembatasan Masalah.
Untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian ini,
sehingga penelitian dapat sampai pada tujuannya, maka penulis membatasi
penelitian ini pada: hubungan prestasi belajar siswa tentang Aqidah akhlak
dengan Akhlaknyanya sehari-hari.
Adapun yang dimaksud dengan siswa dalam penelitian ini adalah
siswa kelas delapan dan sembilan Madrasah Tsanawiyah Al Ikhlas
Leuwinanggung Cimanggis Depok. Sedangkan prestasi belajar siswa yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dalam
bentuk tertulis yang berupa buku laporan evaluasi belajar siswa atau buku
raport.
7
3. Perumusan Masalah.
Posisi akhlak sangat penting sekali dalam dunia pendidikan
terlebih tujuan pendidikan nasional Indonesia sebagaimana dituangkan
dalam Undang-undang tentang sistem pendidikan nasional yang
menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional Indonesia tidak hanya
untuk menciptakan manusia Indonesia yang memiliki pengetahuan dan
pandangan luas tetapi lebih dari itu pendidikan nasional Indonesia juga
bertujuan melahirkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak luhur. Karenanya berbagai usaha dilakukan
pemerintah untuk sampai kepada tujuan tersebut, salah satunya adalah
memberikan mata pelajaran khusus tentang akhlak yaitu Aqidah akhlak.
Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang akan diteliti dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana prestasi belajar pelajaran Aqidah akhlak di Madrasah
Tsanawiyah Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok?
b. Bagaimana Akhlak siswa Madrasah Tsanawiyah Al Ikhlas
Leuwinanggung Cimanggis Depok?
c. Bagaimana hubungan prestasi belajar Aqidah akhlak terhadap Akhlak
siswa di Madrasah Tsanawiyah Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis
Depok?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang prestasi belajar
Aqidah akhlak siswa MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis
Depok.
b. Untuk memperoleh gambaran tentang Akhlak siswa.
c. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara prestasi belajar Aqidah
akhlak dengan Akhlak siswa.
8
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui seberapa besar
hubungan antara prestasi belajar Aqidah akhlak terhadap Akhlak siswa di
MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok. Sedangkan
manfaatnya bagi instansi sekolah, tulisan ini diharapkan bisa dijadikan
sebagai salah satu referensi dalam memperbaiki mutu, metode dan tekhnis
pembelajaran Aqidah akhlak sehingga kualitas siswa lulusan MTs Al
Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok diharapkan bisa cerdas dari sisi
intelektual, emosional dan spiritual.
Sedangkan bagi guru, skripsi diusahakan agar bisa menjadi
gambaran dan motivator dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik,
sehingga dapat terus berupaya untuk membimbing anak didiknya agar
senantiasa mampu menjadi warga yang baik dan berakhlakul karimah.
Bagi penulis sendiri, penelitian ini diharapkan bisa menjadi konsentrasi
penelitian lebih lanjut.
D. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan serta memahami isi skripsi ini, penulis
membagi atas lima bab dengan sistematika penyusunan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini dikemukakan tentang latar
belakang masalah dan alasan pemilihan judul, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode dan sistematika penulisan.
Bab II Deskripsi Teori, Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesa.
Dalam bab ini dikemukakan tentang Deskripsi teori antara lain: pengertian
akhlaq, pendidikan akhlaq bagi siswa Madrasah Tsanawiyah, akhlaq dalam
dunia penididikan, pengertian prestasi belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Bab III Metodologi Penelitian. Dalam bab ini dikemukakan tentang
waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,
dan teknik analisis data.
9
Bab IV Hasil Penelitian. Pada bab ini akan dikemukakan hasil
penelitian yang terdiri dari: gambaran umum MTs Al-Ikhlas, deskripsi data,
analisa data dan interpretasi data penelitian.
Bab V Penutup. Bab ini berisi kesimpulan,implikasi dan saran-saran.
BAB II
DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teori
1. Akhlak Siswa
a. Pengertian Akhlak
Kata akhlak merupakan kata yang sering kali terdengar dalam
kehidupan sehari-hari. Begitu kita mendengar kata ini sehingga seolah-olah
kita tahu pengertian kata ini dengan jelas, padahal jika ditanyakan apa itu
akhlak, kita biasanya terdiam memikirkan jawabannya. Karenanya sebelum
masuk lebih jauh kedalam pembahasan skripsi ini, penulis terlebih dahulu
ingin mengeksplorasi pengertian kata akhlak.
Pengertian akhlak dapat ditinjau dari dua pengertian etimologis
(lughowy) dan pengertian terminologis (istilahy). Secara etimologis, kata
akhlak berasal dari bahasa Arab al-akhlaq, kata ini merupakan bentuk jamak
dari al-khuluq yang berarti budi pekerti, tabiat atau watak.1
1 M. Nipan Abdul Halim, Menghias Diri Dengan Akhlak Terpuji, (Yogyakarta: 2000), h.
23
10
11
Menurut Jamil Shaliba dalam bukunya Al-Mu’jam Al-Falsafi Juz
I,halaman 539. Pengertian akhlaq dari segi bahasa berasal dari bahasa
arab,yang berarti perangai, tabiat, watak dasar kebiasaan, sopan dan santun
agama.
Secara linguistik (kebahasan) kata akhlaq merupakan isim jamid atau
isim ghoir mustaq,yaitu isim yang tidak mempunyai akar kata, melainkan kata
tersebut memang begitu adanya.Kata akhlaq adalah jamak dari kata
khulqun/khuluq yang artinya sama dengan arti akhlaq sebagaimana telah
disebutkan diatas.Baik kata akhlaq atau khuluq bahwa kedua-duanya dijumpai
pemakaianya didalam Al-Qur’an maupun hadis sebagai terlihat berikut ini:2
. ى خلق عظيموإنك لعلArtinya: ”Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi
pekerti yang luhur”.(Q.S.Al-Qalam,66:4)
.األولينإن هذا إال خلق Artinya: ”(Agama kami)ini tidak lain hanyalah kebiasaan yang
dahulu”.(Q.S.Al-Syu’ara,26:137).
)رواه الترمذى.(أآمل المؤمنين إيماناأحسنهم خلقاArtinya: ”Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang
yang sempurna budi pekertinya”.(H.R.Turmuzi)
Berdasarkan pengertian ini, kata akhlak sering dianggap sinonim
dengan kata etika, moral, kesusilaan, tatakrama dan lain-lain.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kata akhlak merupakan
kata yang digunakan untuk merujuk kepada perbuatan manusia yang
kemudian dinilai dengan standar baik dan buruk. Dalam Islam, standar
penilaian yang digunakan untuk menilai baik dan buruknya suatu perbuatan
adalah Al-Qur’an dan hadits.
2 Prof. Dr. H. Moh.Ardani, AkhlakTasawuf; Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat
dan Tasawuf, (Jakarta: Karya Mulia), h. 25
12
Pengertian tentang akhlak secara terminologis telah banyak
dikemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah pengertian akhlak
sebagaimana diungkapkan Prof. Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Al-akhlak,
menurutnya “akhlak adalah kehendak yang dibiasakan, dalam pengertian jika
kehendak itu membiasakan sesuatu maka kebiasaan itu dinamakan akhlak”.3
Dari pendapat Prof. Dr. Ahmad Amin tersebut dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan akhlak adalah kehendak yang dibiasakan, atau
dalam pengertian lain akhlak mencakup perbuatan-perbuatan manusia yang
telah menjadi kebiasaan bagi orang yang bersangkutan.
Sementara itu, Ibnu Miskawaih (W.421/1030 M) memberikan
pengertian yang lain tentang akhlak, menurutnya, sebagaimana tertulis dalam
kitab Tahdzibul Akhlak Wa Tathhir al- A’raq, di dalam kitab tersebut
dijelaskan bahwa akhlak adalah:
فكر وال رؤيةحال للنفس داعية لها إلى أفعالها من غير Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.4
Dari pendapat ini bisa dipahami bahwa Ibnu Miskawaih membagi
perbuatan menjadi dua yaitu perbuatan bathiniah dan perbuatan lahiriah.
Menurut Ibnu Miskawaih perbuatan bathiniahlah yang mendorong seseorang
untuk melakukan perbuatan lahiriah, meskipun pada hakikatnya kedua
perbuatan ini adalah satu kesatuan. Kemudian jika suatu perbuatan telah
melembaga pada diri seseorang dan telah dilakukan secara berulang-ulang
maka sering kali seseorang tidak memerlukan lagi pertimbangan-
pertimbangan rasional dalam melakukan suatu perbuatan, dan perbuatan
inilah yang dimaksud Ibnu Miskawaih dengan akhlak.
Pengertian serupa juga diungkapkan oleh Imam al-Ghazali (1059-1111
M) dalam kitab Ihya ‘Ulum al-Din, menurutnya akhlak adalah:
3 Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami: Akhlak Mulia, (Jakarta: Pustaka Panjimas,
1992), h.46 4Ibn Miskawaih, Tahjib al-Akhlaq wa Tathhir al-A’raq, (Mesir: al-Mathba’ah al-
Mishriyah,1934), h.40.
13
عبارة عن هيئة فى النفس راسخة عنها تصدر األفعال بسهولة ويسر من غير
حاجة إلى فكر وال رؤيةSifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam
perbuatan dengan gampang dan muda, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.5 Dari pengertian-pengertian akhlak diatas, penulis menyimpulkan bahwa
akhlak adalah perbuatan seseorang yang telah melembaga, dilakukan secara
berulang-ulang atas kesadaran jiwanya tanpa memerlukan berbagai
pertimbangan dan tanpa adanya unsur pemaksaan dari pihak lain.
Sedangkan pengertian akhlak sebagai sebuah ilmu juga dikemukakan
oleh para intelektual diantaranya Ahmad Amin yang berpendapat bahwa
“ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas arti baik dan buruk, menerangkan
apa yang harus dilaksanakan oleh manusia, menjelaskan tujuan apa yang
hendak dicapai manusia dengan perbuatan mereka dan menunjukan jalan
yang lurus yang harus diperbuat”.6
Sedangkan Abdul Hamid Yunus mengemukakan sebagaimana dikutip
oleh Drs. Mahjuddin bahwa “Ilmu akhlak adalah ilmu yang menerangkan
tentang perbuatan yang mulia, lalu memberikan tuntunan mengenai cara-
cara melakukannya, untuk mengisi jiwa manusia dengan perbuatan baik,
serta cara-cara menghindarkan dan membersihkan diri manusia dari
perbuatan buruk”.7
Ibrahim Anis dalam bukunya Mu’jam al-Wasith yang kemudian dikutip
oleh Abudin Nata menjelaskan bahwa ilmu akhlak adalah: حكام قيمته تتعلق به األعمال التىتوصف بالحسن والقبحالعلم موضوعه أ
5 Imam al-Ghazali Ihya ‘Ulum al-Din, Jilid III, (Beirut: Dar al-Fikr,t.t.) h.56. 6 Ahmad Amin, Etika: Ilmu Akhlak, (Jakarta : Bulan Bintang, 1985), h. 62. 7 Mahjuddin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an dan Petunjuk
Penerapannya Dalam Hadits, (Jakarta : Kalam Mulia, 2000), h. 9.
14
Ilmu yang objek pembahasannya tentang nilai-nilai yang berkaitan
dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan dengan baik atau buruk.8 Penjelasan-penjelasan tersebut sangat membantu kita untuk memahami
bahwa akhlak sebagai ilmu setidaknya mengandung hal-hal antara lain:
1) Penjelasan tentang baik dan buruk.
2) Pembahasan tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang mesti
dihindari oleh seseorang.
3) Penjelasan tentang tujuan yang seharusnya dituju oleh seseorang dalam
suatu tindakan.
4) Pembahasan tentang jalan yang harus ditempuh oleh manusia dalam
upaya menuju kepada kebaikan.
b. Pendidikan Aqidah Akhlak
Usaha pendidikan bukanlah semata-mata proses mengetahui belaka,
tetapi lebih dari itu usaha pendidikan adalah juga proses aplikasi pengetahuan
kedalam kehidupan real. Hal ini seperti dijelaskan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia yang mendefinisikan kata “pendidikan sebagai proses
pengubahan sikap dan tatalaku seorang atau kelompok orang dalam
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”.9
Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Ahmad D. Marimba
yang menjelaskan bahwa “…Pendidikan adalah proses bimbingan secara
sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama…”.10
Pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk –dalam pengertian
akhlak- adalah merupakan salah satu topik utama dalam pelajaran pendidikan
aqidah akhlak. Karenanya berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas,
idealnya seorang siswa yang mempunyai prestasi yang baik dalam pelajaran
8 Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Aklak Tasawuf, Ed. I., Cet.4, (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada, 2002), h.8. 9 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 232. 10 Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1980), h. 19.
15
pendidikan aqidah akhlak maka ia pun seharusnya mempunyai akhlak yang
baik dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini sebagaimana diyakini Socrates,
seorang filsuf Yunani yang sangat yakin bahwa orang berbuat baik (benar)
apabila ia mengetahui apa yang baik bagi dirinya. Perbuatan buruk (salah)
terjadi karena kurangnya pengetahuan manusia tentang apa yang baik.11
Prestasi belajar pendidikan aqidah akhlak seharusnya dapat dijadikan
acuan dalam proses penilian akhlak seorang siswa, terlebih pelajaran ini
merupakan sesuatu yang sangat fundamental dalam pendidikan. Agama Islam
yang sangat menjunjung tinggi pendidikan memaknai pendidikan tidak hanya
sekedar proses pendidikan jasmani –rasio– semata tetapi lebih dari hal itu
seperti diungkapkan oleh Dr. Yusuf Qardhawi yang memberi pengertian
pendidikan Islam sebagai berikut:
Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan
hatinya, ruhani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena
pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, dan menyiapkan untuk
mengahadapi masyarakat dengan kebaikan dan kejahatan, manis dan
pahitnya.12
Dengan nada yang sama Endang Saifuddin Anshori memberikan
pengertian pendidikan Islam sebagai “…Proses bimbingan (pimpinan,
tuntunan, usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran,
perasaan, kemanusiaan, intuisi dan lain sebagainya) dan raga obyek didik
dengan bahan-bahan materi tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada
ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran
Islam.” 13
Tetapi yang menjadi permasalahan bagaimana jika ideal-ideal diatas
yakni hubungan antara prestasi belajar pendidikan aqidah akhlak dan akhlak
siswa ternyata terkadang berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Dalam
11 13 Tokoh Filsafat Etika, Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke-19, (Yogyakarta:
Kanisius, 2001), h. 58 12 Yusuf Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, Ter. Bustani A.
Gani dan Zainal Abidin Ahmad, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h. 59. 13 Endang Saefuddin Anshari, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam, (Jakarta: Usaha
Interpries, 1976), h. 85
16
pengertian bahwa prestasi belajar seorang siswa ternyata tidak ada
hubungannya dengan akhlak siswa dalam kehidupan real. Sehingga prestasi
belajar seorang siswa dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak tidak bisa
dijadikan sebagai indikator dalam penilaian akhlak seorang siswa. untuk
mengatasi ini perlu diadakan evaluasi total terhadap mata pelajaran
pendidikan aqidah akhlak dari mulai materi pelajaran, metodologi
pembelajaran, teknik penyampaian materi.
Dari pembahasan di atas tidak mengherankan jika kemudian
pendidikan aqidah akhlak menjadi sesuatu yang sangat penting dalam dunia
pendidikan. Pendidikan sebagai suatu aktivitas manusia untuk meningkatkan
dan mengembangkan seluruh potensi-potensi pribadinya baik rohani maupun
jasmani.
Pendidikan budi pekerti merupakan salah satu pendidikan yang intensif
diberikan kepada peserta didik dari mulai masa kanak-kanak hingga dewasa.
Hal ini dikarenakan dengan pemberian pendidikan budi pekerti peserta didik
diharapkan dapat mengetahui perbuatan-perbuatan baik dan buruk sehingga
mampu menentukan pilihan dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan.
Salah satu jenjang pendidikan yang aktif memberikan pendidikan
Aqidah Akhlak adalah Madrasah Tsanawiyah dalam bentuk sebuah mata
pelajaran yang lazim dikenal dengan pelajaran Pendidikan aqidah akhlak.
Pelajaran ini diberikan dari mulai kelas tujuh hingga kelas sembilan.
Sebelum lebih jauh membahas pendidikan aqidah akhlak bagi siswa
Madrasah Tsanawiyah penulis terlebih dahulu ingin menjelaskan tentang
pengertian pendidikan aqidah akhlak.
Mata pelajaran ini bertujuan mengembangkan dan melestarikan nilai
luhur budaya Indonesia. Disamping itu membekali siswa dengan kemampuan
dasar, pengetahuan, dan budi pekerti. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat
mewujudkan nilai luhur itu dalam perilaku sehari-hari, baik sebagai individu,
sebagai anggota masyarakat, maupun sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Setiap kegiatan yang direncanakan, tentu memiliki tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan adalah sasaran yang ingin dicapai oleh seseorang atau
17
kelompok yang melakukan kegiatan. Sehubungan dengan itu, tujuan
mempunyai arti yang sangat penting bagi keberhasilan sasaran yang
diinginkan, arah atau pedoman yang harus ditempuh, tahapan, sasaran serta
sifat dan mutu kegiatan yang dilakukan. Karena itu, kegiatan yang tanpa
disertai tujuan, menyebabkan tujuan akan kabur, akibatnya program dan
kegiatan tersebut menjadi tidak terorganisir.
Berdasarkan hal tersebut maka Musyawarah Kelompok Kerja
Madrasah Tsanawiyah (MK2MTs) Tingkat Propinsi Jawa Barat menyusun
Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) untuk mata pelajaran yang
diajarkan di Madrasah Tsanawiyah yang termasuk dalam Propinsi Jawa Barat
termasuk pelajaran pendidikan aqidah akhlak. Dalam GBPP tersebut
dijelaskan juga tentang tujuan dari pembelajaran pendidikan aqidah akhlak
bagi siswa Madrasah Tsanawiyah. Tujuan-tujuan tersebut dibagi kedalam dua
buah tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, berikut adalah tujuan
pendidikan aqidah akhlak berdasarkan kelas.
Bagi siswa kelas tujuh tujuan pembelajaran pendidikan aqidah akhlak
adalah siswa dapat mengetahui dan memahami pengertian syariat Islam,
kedudukan manusia menurut pandangan agama, memahami dan meyakini
nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakat, serta menyadari
pentingnya ilmu akhlak menurut pandangan agama.
Adapun tujuan khususnya yaitu:
1) Siswa memahami dasar dan tujuan pendidikan aqidah akhlak..
2) Siswa memahami kesadaran untuk taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan membiasakan taat melaksanakan ibadah dan menjalankan kewajiban
dalam kehidupan sehari-hari.
3) Siswa memahami membiasakan mendahulukan kewajiban sebelum
menuntut hak.
4) Siswa memahami dan mengerti tentang dasar, tujuan dan pembagian
akhlak.
5) Siswa memahami perbuatan terpuji dan mampu mengamalkannya dengan
baik.
18
6) Siswa mengetahui perbuatan tercela kepada Allah serta menjauhinya
7) Siswa mengetahui dan memahami cinta kebersihan dalam kehidupan
sehari-hari.
8) Siswa mengetahui, meyakini adanya pencipta dengan sifat-sifat-Nya serta
mengimaninya.
9) Siswa memahami dan menyadari pentingnya ilmu pengetahuan dan
mencintai ilmu pengetahuan tersebut dengan giat belajar.14
Sedangkan tujuan umum pelajaran pendidikan aqidah akhlak bagi
siswa kelas delapan adalah siswa mengetahui, sejarah para nabi dan rosul dan
para ulama yang menyebarkan agama Islam di Indonesia, mengetahui
perlunya memiliki kebebasan yang diiringi rasa tanggung jawab, mengetahui
akhlak terpuji dan mengamalkannya, memahami pengertian perlunya sikap
tenggang rasa antarumat beragama dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
1) Siswa meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa serta mengimaninya.
2) Siswa memahami akhlak terpuji kepada Allah dan mampu
mengamalkannya dengan ikhlas.
3) Siswa meyakini perlunya sikap percaya diri dalam melakukan tugas dan
kegiatan sehari-hari.
4) Siswa dapat memahami sifat-sifat terpuji bagi diri sendiri maupun bagi
orang lain serta terbiasa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
5) Siswa memahami dan meyakini sifat-sifat para pahlawan serta berusaha
untuk meneladaninya.
6) Siswa memahami cara-cara taat dan cinta kepada amal ibadah serta
mampu mengamalkannya dengan ikhlas.
7) Siswa memahami cara-cara menghormati ulama dan mentaati uli ‘amri
serta mampu mengamalkannya dengan baik.
14 Musyawarah Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah (MK2MTs) Tingkat Propinsi Jawa
Barat, Garis-Garis Besar Program Pengajaran, tt. Mata Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah, h.2
19
8) Siswa mengetahui dan menyadari berbahayanya sifat-sifat tercela, baik
bagi diri sendiri maupun terhadap orang lain serta mampu
menghindarinya.15
Adapun tujuan umum pelajaran pendidikan aqidah akhlak bagi siswa
kelas sembilan adalah siswa memahami dan meneladani kisah-kisah
keteladanan rosul, mengerti dan mengamalkan akhlak terhadap sesama
manusia, memahami hak dan kewajiban warga negara, mengetahui kisah-
kisah orang-orang durhaka, mengetahui akhlak terhadap alam lingkungan
serta dapat menerapkan dalam kehidupan. Sedangkan tujuan khususnya
adalah:
1) Siswa mengetahui kisah pahlawan bangsa serta mampu meneladaninya
2) Siswa mengetahui akhlak terhadap saudara, tetangga, sesama muslim dan
kaum lemah serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
3) Siswa memahami dan menyadari arti kerja dalam kehidupan dan berusaha
untuk mencintainya dengan giat belajar
4) Siswa mengetahui dan menghayati kisah orang-orang durhaka serta
akibatnya sehingga berusaha untuk menjauhi sifat-sifat buruk yang
dimiliki orang-orang tersebut
5) Siswa memahami dan menyadari hak dan kewajiban warga negara sesuai
tuntunan agama.
6) Siswa menyadari pentingnya memelihara kelestarian, menyayangi
binatang dan merawat tumbuhan serta berusaha mewujudkan dengan
perbuatan nyata.16
2. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
a. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam kamus bahasa Indonesia belajar bahwa prestasi adalah hasil
usaha yakni pencapaian dari suatu kegiatan yang sudah direncanakan
sebelumnya. Kata ‘pencapaian’ dalam pengertian tersebut menyiratkan bahwa
15 Ibid., h. 7 16 Ibid., h. 9
20
hasil dari suatu kegiatan itu sebelumnya telah mengalami suatu rangkaian
kegiatan lainnya. Dimana rangkaian kegiatan tersebut merupakan proses yang
mengarah kepada suatu tujuan yakni pencapaian hasil.
Pengertian belajar menurut arti bahasa, berarti berusaha memahami
sesuatu, berusaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan, bisa berarti pula agar
terampil mengerjakan sesuatu.17 Dalam al-Qur’an surat al-‘Alaq ayat 1
disebutkan:
إقرأ باسم ربك الذى خلق Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) Nama Tuhanmu yang mencipta-
kan” (Q.S. Al-Alaq: 1)
Ayat tersebut kalau kita telaah mengandung makna belajar, yaitu
belajar memahami akan adanya Tuhan pencipta manusia. maksud dari ayat
tersebut di atas bahwa pendidikan pertama yang harus diterima dan dipelajari
oleh seorang anak adalah tentang bukti-bukti adanya Tuhan pencipta seluruh
alam (ketauhidan).
Adapun pengertian belajar menurut istilah adalah suatu aktivitas
mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang meng-hasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman
keterampilan dan nilai sikap.
Sedangkan pengertian prestasi belajar sebagaimana dijelaskan dalam
kamus bahasa Indonesia adalah “…penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru”.18
Dari pengertian tersebut jelas bahwa yang dimaksud dengan prestasi
belajar adalah hasil pencapaian seseorang dalam proses belajar yang dapat
berupa pengetahuan atau keterampilan tertentu yang dikembangkan oleh suatu
mata pelajaran yang kemudian digambarkan melalui nilai-nilai tertulis yang
diberikan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
17 JS Badudu, dan Sutan Muhamad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta,
Pustaka Sinar Harapan, 1994), cet. ke-1, h. 19 18 W.J.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Grasindo 1991), h. 236
21
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa
Seperti dipaparkan di atas bahwa belajar merupakan hasil usaha dari
serangkaian kegiatan individu yang dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, hal-hal atau faktor-
faktor apa sajakah yang memungkinkan seorang siswa dapat mencapai
prestasi belajar yang optimal atau sebaliknya. Berikut penulis akan
menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa dapat dikelompokan kedalam dua kelompok, yakni faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor pendorong yang berasal dari
dalam individu siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor
pendorong yang berasal dari luar individu dalam interaksinya dengan individu
lainnya maupun dengan lingkungannya.
Adapun yang termasuk dalam faktor internal adalah:19
1) Faktor kemampuan siswa. faktor ini besar sekali pengaruhnya terhadap
prestasi belajar yang ingin dicapai. Meskipun anak dilahirkan ke dunia
dalam yang relatif sama, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa ada anak-anak
yang mempunyai kemampuan lebih dibandingkan anak-anak lainnya.
Anak dengan kemampuan ini akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar.
Karena ia lebih mudah mengingat, menganalisis dan cepat dalam
mengambil suatu keputusan
2) Faktor motivasi belajar, faktor ini cukup penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Dengan motivasi belajar yang kuat sering kali ditemukan anak-
anak dengan kemampuan biasa-biasa saja mempunyai prestasi belajar
yang cukup luar biasa
3) Faktor minat dan usaha, dengan adanya minat terhadap suatu pelajaran
maka hal tersebut akan lebih mendorong seorang anak untuk lebih serius
mempelajari suatu pelajaran karena merasa bahwa yang dipelajarinya
sangat berarti baginya. Tetapi minat harus didukung pula oleh usaha yang
serius untuk mempelajarinya.
19 Nur Uhbiayati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1996), h. 43
22
4) Faktor sikap dan pola belajar, sikap dan sifat-sifat yang ada seseorang
juga mempunyai andil yang cukup besar dalam mempengaruhi prestasi
belajar. Demikian juga halnya pola belajar seseorang ikut mempengaruhi
hasil yang akan dicapainya dalam proses belajar.
5) Faktor fisik dan psikis, kondisi fisik juga ikut serta dalam menentukan
prestasi dalam proses belajar, demikian juga halnya dengan kondisi psikis
Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar antara
lain:20
1) Faktor guru, guru memegang peranan yang penting dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa, sebab guru merupakan orang pertama yang
memberikan bimbingan dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Faktor sarana dan prasarana pengajaran, sarana dan prasarana pengajaran
yang memadai akan sangat membantu dalam proses belajar yang efisien,
efektif, mudah dipahami dan menyenangkan. Karenanya faktor ini
memegang peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
3) Faktor lingkungan (milieu), faktor ini tidak kalah pentingnya
dibandingkan faktor-faktor lainnya. Lingkungan memberikan pengaruh
yang cukup besar bagi seorang siswa baik pengaruh positif maupun
sebaliknya. Lingkungan yang mendukung
4) Faktor sosial ekonomi, di tengah zaman yang hampir segala sesuatunya
diukur dengan satuan uang, maka tak bisa diingkari bahwa faktor ini
mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam prestasi belajar seorang
siswa
5) Faktor orang tua, motivasi dan tanggung jawab orang tua merupakan
salah satu faktor yang penting dalam upaya untuk meningkatkan prestasi
belajar anak. Karena bagaimana pun juga orang tua merupakan orang
yang paling banyak tahu tentang anaknya.
20 Ibid., h. 52
23
B. Kerangka Berpikir
Usaha pendidikan bukanlah semata-mata proses mengetahui belaka,
tetapi lebih dari itu usaha pendidikan adalah juga proses aplikasi pengetahuan
kedalam kehidupan real. Hal ini seperti dijelaskan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia yang mendefinisikan kata pendidikan sebagai “…proses
pengubahan sikap dan tatalaku seorang atau kelompok orang dalam
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”.
Pendidikan aqidah akhlak merupakan sesuatu yang sangat penting
dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai suatu aktivitas manusia untuk
meningkatkan dan mengembangkan seluruh potensi-potensi pribadinya baik
rohani maupun jasmani. Pendidikan aqidah akhlak merupakan salah satu
pendidikan yang intensif diberikan kepada peserta didik dari mulai masa
kanak-kanak hingga dewasa. Hal ini dikarenakan dengan pemberian
pendidikan aqidah akhlak peserta didik diharapkan dapat mengetahui
perbuatan-perbuatan baik dan buruk sehingga mampu menentukan pilihan
dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan.
Pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk–dalam pengertian
akhlak- adalah merupakan salah satu topik utama dalam pelajaran pendidikan
aqidah akhlak. Karenanya berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas,
idealnya seorang siswa yang mempunyai prestasi yang baik dalam pelajaran
pendidikan aqidah akhlak maka ia pun seharusnya mempunyai akhlak yang
baik dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini sebagaimana diyakini Socrates,
seorang filsuf Yunani yang sangat yakin bahwa orang berbuat baik (benar)
apabila ia mengetahui apa yang baik bagi dirinya. Perbuatan buruk (salah)
terjadi karena kurangnya pengetahuan manusia tentang apa yang baik.
Prestasi belajar pendidikan aqidah akhlak seharusnya dapat dijadikan
acuan dalam proses penilian akhlak seorang siswa, terlebih pelajaran ini
merupakan sesuatu yang sangat fundamental dalam pendidikan. Siswa yang
mempunyai prestasi belajar aqidah akhlak yang baik idealnya juga
mempunyai akhlak yg baik dalam kehidupan sehari-harinya, demikian juga
sebaliknya.
24
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan
di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut yakni terdapat hubungan
positif antara pelajaran aqidah akhlak dengan akhlak siswa di Madrasah
Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metodologi penelitian adalah pengetahuan berbagai metode yang
digunakan dalam penelitian.1 Metodologi penelitian pada dasarnya
merupakan suatu metode ilmiah yang diartikan suatu cara yang dirancang
serta diarahkan guna memecahkan suatu masalah yang dihadapi, yang
dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis dengan menempuh suatu
langkah-langkah tertentu.2
Adapun teknik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tujuan
penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampling, instrumen
penelitian dan teknik analisis data. Dalam penelitian ini penulis akan
menggunakan metode deskriptif, adapun jenis penelitian yang penulis
gunakan adalah penelitian deskriptif korelatif, yaitu mencari korelasi dari dua
variabel atau lebih yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama, sehingga
dapat dicari hubungannya antara satu fenomena dengan fenomena yang
lainnya, yaitu prestasi belajar dengan perilaku siswa sehari-hari.
1 Nazar Bakri, Praktis dan Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya,
1994), cet. ke-1, h. 3 2 Ibid., h. 4
25
26
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yakni variabel X
dan variabel Y. Variabel X dalam penelitian ini adalah prestasi belajar aqidah
akhlak dan variabel Y dalam penelitian ini adalah akkhlaq siswa MTs Al-
Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian : MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis
Depok.
Waktu Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai
bulan Mei 2009
C. Metode Pengolahan Data
1. Tekhnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini
dikumpulkan sesuai dengan sumber, metode dan instrumen yang telah
dilaksanakan. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan antara
lain:
a. Riset lapangan (Field Research)
Studi lapangan (field research) dimaksudkan untuk mengumpulkan data
dan fakta otentik dari lapangan yang memiliki kaitan dengan
masalah yang akan diteliti.
b. Riset Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan (library research) yang dilakukan oleh penulis
adalah dengan menelaah literatur-literatur yang berhubungan dengan
teori- teori dan permasalahan yang akan diteliti, hal ini dilakukan untuk
memperoleh gambaran secara teoritis yang nantinya akan
dibandingkan dengan kenyataan yang ada dilapangan.
c. Observasi
Observasi adalah merupakan alat pengumpul data penelitian yang
dilakukan langsung mengamati keadaan, kondisi, situasi dan aktivitas
responden oleh peneliti.
27
d. Angket
Angket yaitu berupa daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis
mengenai suatu hal dalam suatu bidang. Dalam penelitian ini penulis
menyebarkan angket kepada siswa yang dijadikan sebagai sample.
2. Jenis Dan Sumber Data
a. Data Primer
Adalah data dalam penelitian yang diperoleh dengan melakukan
wawancara yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung
dengan siswa dengan memakai alat bantu berupa kuisioner. Kuisioner
yang dipakai merupakan isian informasi tentang akhlak siswa.
Wawancara juga dilakukan dengan pengurus MTs Al-Ikhlas
Leuwinanggung Cimanggis Kebayunan Cimanggis.
b. Data Sekunder
Merupakan pengumpulan data kepustakaan yaitu untuk
memperoleh data atau informasi yang bersifat ilmiah dan teoritis yang
berkaitan dengan obyek penelitian, dengan membaca atau mempelajari
buku-buku referensi, karya ilmiah, laporan dari instansi terkait dan
sumber-sumber lain yang terkait dalam penulisan ini.
3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah sejumlah masa (manusia atau bukan) yang terdapat
dalam kawasan tertentu dalam suatu unit kesatuan.3 Adapun populasi yang
penulis ambil adalah seluruh siswa MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung
Cimanggis Depok yang berjumlah 347 orang.
Sampel sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Ali adalah sebagian
populasi yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prkatek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1996), cet. ke-10, h. 155
28
mewakili terhadap populasi.4 Dengan demikian sampel yang diambil dari
populasi yang ada dan dianggap mewakili hasil penelitian dari sejumlah
populasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sebanyak 30 orang
sebagai sampel.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data
variabel X yaitu prestasi belajar aqidah akhlah adalah tes objektif sebanyak 30
pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, c, dan d. Skor untuk jawaban yang
benar adalah 1 dan jawaban yang salah adalah 0.
Sedangkan untuk memperoleh data tentang akhlaq siswa, penulis
menggunakan skala likert yang terdiri atas 30 pertanyaan dengan alternatif
jawaban: sangat setuju (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, ragu-ragu
(RR) diberi skor 2, dan tidak setuju (TS) diberi skor 1. Sedangkan jika
pertanyaan dalam bentuk negatif maka pemberian skor adalah sebaliknya.
Sebelum instrumen tersebut digunakan maka terlebih dahulu akan
diadakan uji coba, untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid dan
dapat dipercaya untuk mengambil data, untuk itu perlu dilakukan juga uji
validitas dan reabilitas instrumen penelitian.
Untuk mengukur validitas keseluruhan soal prestasi belajar aqidah
akhlak digunakan validitas isi yang diperoleh dari indikator yang disusun
berdasarkan kerangka teori. Berdasarkan pada hal tersebut maka kisi-kisi
instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kisi-Kisi Instrumen Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
Indikator Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Prestasi Akademik Pengetahuan Aqidah Pengetahuan Akhlak
1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9, 10
11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20
21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29, 30 Keterangan: setelah ditentukan taraf kesukaran, daya pembeda dan realibilitas
4 M. Ali, Penelitian dan Pendidikan prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 1987), h.
54
29
Sedangkan keseluruhan instrumen variabel akhlak siswa menggunakan
variabel konstruk yang disusun berdasarkan deskripsi teoritis. Berdasarkan hal
tersebut maka disusunlah kisi-kisi instrumen sebagai berikut:
Kisi-Kisi Instrumen
Akhlak Siswa MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok
Indikator Akhlak Siswa
Akhlak Di Sekolah Akhlak Di Rumah Akhlak Di Lingkungan
1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9, 10
11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20
21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29, 30 Keterangan: setelah ditentukan taraf kesukaran, daya pembeda dan realibilitas
5. Teknik Analisis Data
Agar data yang terkumpul tersebut dapat dianalisis kemudian dapat
diambil kesimpulan, maka:
a. Jawaban dari responden disesuaikan dan diperiksa apakah jawaban
tersebut lengkap atau tidak.
b. Dengan cara tabulasi, yaitu dengan mentabulasi jawaban dari responden
ke dalam tabel. Terakhir penulis menganalisis dan menginterpretasi data-
data tersebut. Bentuk analisis data yang digunakan adalah desktiptif
analitis karena data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih bersifat
kwantitatif. Analisis kwantitatif yaitu analisis yang dilakukan terhadap
data yang berwujud angka, dengan cara menjumlahkan,
mengklasifikasikan, mentabulasikan dan selanjutnya dilakukan
perhitungan-perhitungan dengan menggunakan data statistic berupa
product moment, apakah ada relasi antara dua variabel tadi dan berapa
bobot yang diperoleh.
Adapun teknik korelasi yaitu dengan menggunakan korelasi produk
momen (product moment correlation) yaitu untuk mencari korelasi antar dua
variabel dengan rumus sebagai berikut:
30
rxy = 2222 y)(y}{N.)(x{N.
y)x)((xyN.
∑−∑∑−∑
∑∑−∑
rxy = Angka indeks korelasi "r" product moment
N = Number of Cases
∑xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
∑x = Jumlah seluruh skor x
∑y = Jumlah seluruh skor y.5
Setelah nilai rxy diketahui, kemudian untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel yang sedang diteliti, penulis berpatokan pada tingkat
koefisien korelasi (r), yang dikemukakan oleh Anas Sudijono dalam bukunya,
seperti tercantum di bawah ini.
Korelasi Interpretasi
0,900-1,00 Sangat tinggi
0,700-0,900 Tinggi
0,400-0,700 Cukup/sedang
0,200-0,400 Rendah
0,00-0,200 Sangat rendah
5 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2003),
cet. ke-12, h. 180
31
BAB IV
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Al-Ikhlas
1. Sekilas tentang MTs Al-Ikhlas
MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis didirikan pada tahun 1984
yang dikelola oleh Yayasan Perguruan Islam Al-Ikhlas, dengan jumlah murid
kelas satu/angkatan pertama yaitu 35 siswa.
Dengan visinya yaitu SIGAP (Sukses dalam berprestasi, Inovatif
dalam penyelenggaran KBM, Gairah dalam KBM, Menciptakan lingkungan
yang Aman, Nyaman dan Kondusif, Profesional dalam memberikan
pelayanan proses pendidikan), MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis
dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan baik kuatitas maupun
kualitas, hal ini terbukti dengan jumlah siswa saat ini mencapai 347 siswa
dibagi menjadi sembilan kelas rombongan belajar.
Mengikuti perkembangan dan pemekaran kota tahun 1999 MTs Al-
Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis masuk ke dalam wilayah Kota Depok.
Pada saat ini MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajarnya ditunjang oleh sarana dan prasarana antara lain:
32
a. Kantor Kepala Sekolah dan Dewan Guru
b. Ruang Kegiatan Belajar
c. Sarana ibadah
d. Sarana olah raga, dll.
Tujuan Pendirian MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Sebagai-
mana tertuang dalam Akte Notaris Pendirian Yayasan Perguruan Islam Al-
Ikhlas dan UU Sisdiknas No. 2 tahun 1989 bahwa tujuan Yayasan
mendirikan lembaga pendidikan formal adalah:
a. Memberikan kesempatan kepada anak usia sekolah baik yang
berkecukupan atau pra sejahtera untuk mengenyam pendidikan SLTP di
MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis.
b. Bersama-sama pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Struktur Organisasi MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung
GAMBAR 1 Struktur Organisasi MTs Al-Ikhlas
Ketua Yayasan H. Ahmad Chumaidi Ketua BP3 Kepala Madrasah Endang Mulyana, SH HJ. Sri Wahyuni, S.Ag. Kepala TU Saprudin, S.Kom.
W. Kep. Kurikulum W. Kep. Kesiswaan W. Kep. Bp/Humas W. Kep. Sarana H. Syarif, S.Ag Uwoh Pramijaya, SH.i Rudy Solahudin, S.Pd.i O S I S
31
33
3. Rekapitulasi Guru Dan Murid MTs Al-Ikhlas
Keadaan guru dan murid MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis
setiap tahun terus bertambah jumlahnya hal ini disebabkan dengan telah
tumbuhnya kesadaran dalam diri masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Untuk tahun pelajaran 2009/2010 jumlah siswa dan guru pada MTs Al-Ikhlas
Leuwinanggung Cimanggis adalah seperti terlihat pada tabel-tabel berikut ini:
TABEL 1 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin
Rekapitulasi Kelas VII KELAS VIII KELAS IX
Siswa (2009-2010) L P L P L P
Jumlah Siswa 64 58 57 56 54 58 Jumlah Total 122 113 112
Jumlah Laki-laki : 175
Jumlah Perempuan : 172
TABEL 2
Jumlah Siswa Berdasarkan Kelas
Rekapitulasi Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Siswa (2009-2010) A B C A B C A B C
Jumlah Siswa 40 40 38 40 35 38 38 37 37 Jumlah 122 113 112
Jumlah Total Siswa 347
TABEL 3
Rekapitulasi Guru Berdasarkan Pendidikan Terakhir
NO Latar Belakang Pendidikan L P 1 SMA/ sederajat STM – – 2 D1 – – –
3 D2 – 1 –
4 D3 – – –
5 S1 UIKA 6 2
UIN 5 3
UMAA 1 –
TOTAL 15 5
34
4. Pola Pengajaran Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Al-Ikhlas
Mata pelajaran aqidah akhlak pada MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung
Cimanggis merupakan mata pelajaran pokok. Metode pembelajaran yang
digunakan untuk mata pelajaran aqidah akhlak di MTs Al-Ikhlas
Leuwinanggung Cimanggis adalah sebagai berikut:
a. Metode mutual education
Yaitu metode pengajaran dalam kelompok dengan contoh langsung.
Metode ini biasa digunakan untuk materi pelajaran aqidah akhlak yang
bersifat praktis, sehingga siswa tidak melulu memahami suatu materi
pelajaran aqidah akhlak secara teoritis tetapi juga diharapkan mampu
menerapkannya dalam kehidupan praktis.
b. Metode Instruksional
Yaitu metode yang bersifat penjelasan terhadap sesuatu dengan
menjelaskan ciri-ciri tentang sesuatu misalnya ciri-ciri orang yang beriman,
ciri-ciri orang musyrik. Dengan metode pendidikan ini siswa diharapkan
mengetahui apa yang harus diperbuat dalam kehidupan sehari-hari.
c. Metode Cerita
Yaitu metode yang digunakan dengan menjelaskan sejarah hidup
seseorang atau suatu kelompok pada masa lampau yang menyangkut ketaatan
atau keingkaran mereka terhadap perintah Allah SWT. Metode ini bertujuan
agar siswa mampu mengambil pelajaran dari orang-orang terdahulu sehingga
siswa mampu mengetahui apa yang harus mereka perbuat dengan segala
konsekuensinya.
d. Metode Bimbingan Dan Penyuluhan
Metode ini digunakan pasca pemberian materi pelajaran yang bersifat
teoritis, sehingga siswa akan selalu dalam pengarahan, bimbingan dan
penyuluhan para guru.
35
B. Deskripsi Dan Analisis Data
1. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
Untuk mengetahui validitas dan realiabilitas instrumen maka terlebih
dahulu diadakan uji coba instrumen prestasi belajar aqidah akhlak. Adapun
skor hasil uji tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Skor Uji Coba Instrumen Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
4 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0
5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
6 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0
9 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
Np 8 9 9 9 9 8 5 9 8 6 8 7 8 8 8 7 8 8 8 8
P 0,8 0,9 0,9 0,9 0,9 0,8 0,5 0,9 0,8 0,6 0,8 0,7 0,8 0,8 0,8 0,7 0,8 0,8 0,8 0,8
Q 0,2 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 0,5 0,1 0,2 0,4 0,2 0,3 0,2 0,2 0,2 0,3 0,2 0,2 0,2 0,2
Pq 0,16 0,09 0,09 0,09 0,09 0,16 0,25 0,09 0,16 0,24 0,16 0,21 0,16 0,16 0,16 0,21 0,16 0,16 0,16 0,16
NoNomor Item
21 22 23 24 25 26 27 28 29 301 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 22 484
2 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 27 729
3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 25 625
4 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 14 196
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26 676
6 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 17 289
7 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 26 676
8 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 22 484
9 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 23 529
10 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 25 625
Np 7 5 8 8 5 6 7 9 7 7 227 5313
P 0,7 0,5 0,8 0,8 0,5 0,6 0,7 0,9 0,7 0,7
Q 0,3 0,5 0,2 0,2 0,5 0,4 0,3 0,1 0,3 0,3
Pq 0,21 0,25 0,16 0,16 0,25 0,24 0,21 0,09 0,21 0,21 5,11
Skor kuadrat totalNo Total SkorNomor Item
36
Berdasarkan data di atas, maka dapat dilakukan uji validitas butir
dengan rumus korelasi point biserial yaitu:
Rumus:qp
SDtMtMprpbis
−=
Keterangan :
pbisr : Koefisien korelasi product momen Mp : Mean kor dari subjek-subjek yang menjawab benar Mt : Mean kor total SDt : Standar deviasi skor total p : Proporsi subjek yang menjawab benar q : Proporsi subjek yang menjawab salah
5,248
1968
2523222626252722==
+++++++=Mp
7,2210227
===NxtMt ε
NN
xtxtSDt
22 )(−
=
41,1610
1,16010
9,5152531310
10)227(5313
2
===−
=−
=SDt
p = 8
q = 2
maka butir no. 1 sebesar: pbisr
28
47,225,24 −
=pbisr
900,0460,3
42 80,1
===xrpbis
Karena rkritis lebih besar dari rtabel (0,900>0,531). Maka butir No.1
dikatakan valid. Dengan cara yang sama seperti di diatas diperoleh validitas
tiap-tiap butir yang kemudian dikonsultasikan dengan rproduct-moment. Hasil
selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
37
Tabel 5 Validitas Instrumen Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
No. Validitas Keputusan
1 0,900 Valid Dipakai2 0,725 Valid Dipakai3 -0,275 Drop Tidak dipakai4 0,725 Valid Dipakai5 0,058 Direvisi Dipakai6 0,587 Valid Dipakai7 0,775 Valid Dipakai8 0,058 Direvisi Dipakai9 -0,162 Drop Tidak dipakai10 -0,010 Drop Tidak dipakai11 0,900 Valid Dipakai12 0,223 Valid Direvisi13 -0,412 Drop Tidak dipakai14 0,900 Valid Dipakai15 0,900 Valid Dipakai16 0,168 Direvisi Direvisi17 0,446 Direvisi Direvisi18 0,400 Direvisi Direvisi19 0,400 Direvisi Direvisi20 0,587 Valid Direvisi21 0,765 Valid Dipakai22 0,025 Direvisi Direvisi23 -0,100 Drop Tidak dipakai24 -0,475 Drop Tidak dipakai25 0,525 Direvisi Direvisi26 0,193 Direvisi Direvisi27 0,657 Valid Dipakai28 0,058 Direvisi Direvisi29 0,525 Direvisi Direvisi30 -0,100 Drop Tidak dipakai
531,0=pbisr
38
Kemudian untuk menentukan reliabel atau tidaknya instrumen varibel
X, maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus K-R 20
sebagai berikut:
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
−= ∑
VtpqVt
KKr
111
Keterangan :
Rn : reliabilitas instrumen
K : Banyaknya butir pernyataan
Vt : Varians total
p : Proporsi subjek yang menjawab benar
q : Proporsi subjek yang menjawab salah
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui K=30, Vt=16,1 dan = 5,11 ∑ Pq
maka :
NN
xtxt
Vt
2)(−
=
101,160
109,51525313
1010
)227(53132
=−
=−
=Vt
01,16=Vt
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛ −⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
1,16011,501,16
2930
11r
( ) ( )( 681,003,11,160
09,1003,1 =⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛= )
704,0=
Jika dikonsultasikan dengan rproduct-moment pada N=10 dengan taraf
signifikansi 0,05 didapat rtabel =0,635. Dengan demikian instrumen yang
digunakan secara keseluruhan reliabel.
Karena instrumen penelitian telah valid dan realiabel untuk digunakan
dalam penelitian maka selanjutnya angket diberikan kepada siswa untuk
39
mengetahui skor variabel prestasi belajar aqidah akhlak atau variabel X.
Berdasarkan hasil perhitungan angket diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 6 Skor Instrumen Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 - 1 - 0 0 - - - 1 1 - 1 1 1 0 1 1 1 1 - - - 1 0 1 - 1 - 15 2252 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 1 - 1 - 18 3243 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 1 - 1 - 18 3244 0 1 - 0 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 0 1 - - - 0 0 1 - 1 - 13 1695 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 1 - 1 - 18 3246 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 1 - 1 - 18 3247 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 1 0 1 - 0 - 16 2568 0 0 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 0 1 - - - 0 1 1 - 1 - 14 1969 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 1 - 1 - 17 28910 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 0 1 - 1 - 17 28911 0 1 - 0 - 1 0 - - - 1 1 - 1 0 1 1 1 1 0 1 - - - 0 0 1 - 0 - 11 12112 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 0 - 1 0 0 1 0 1 0 0 - - - 1 0 1 - 1 - 11 12113 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 0 0 1 0 1 0 1 - - - 1 1 0 - 1 - 14 19614 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 0 - 0 1 0 1 0 1 1 0 - - - 1 0 1 - 1 - 12 14415 0 0 - 1 - 1 0 - - - 1 0 - 1 1 1 1 0 1 0 1 - - - 1 1 1 - 1 - 13 16916 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 1 1 1 - 0 - 17 28917 0 1 - 0 - 1 0 - - - 1 0 - 1 1 1 1 1 1 0 1 - - - 0 0 1 - 1 - 12 14418 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 0 0 1 0 0 1 1 - - - 1 1 1 - 1 - 15 22519 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 0 - 1 1 0 1 1 1 1 1 - - - 1 1 1 - 0 - 16 25620 1 1 - 1 - 1 0 - - - 0 1 - 0 0 1 1 1 1 1 1 - - - 1 0 1 - 0 - 13 16921 0 0 - 1 - 1 0 - - - 0 1 - 0 0 1 0 0 1 0 1 - - - 1 0 1 - 1 - 9 8122 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 0 1 0 1 0 0 1 1 - - - 1 1 1 - 0 - 13 16923 0 1 - 0 - 1 0 - - - 1 1 - 0 1 0 1 1 1 1 1 - - - 1 0 1 - 1 - 13 16924 0 1 - 1 - 1 0 - - - 0 1 - 0 1 0 1 0 0 0 1 - - - 1 1 1 - 1 - 11 12125 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 0 1 1 0 0 1 1 - - - 0 1 1 - 1 - 15 22526 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 0 1 1 1 1 1 1 1 - - - 1 0 1 - 0 - 15 22527 0 0 - 0 - 0 1 - - - 1 0 - 1 0 1 0 0 0 1 0 - - - 1 1 1 - 1 - 9 8128 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 0 0 - - - 1 1 1 - 0 - 15 22529 0 0 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 0 1 - - - 1 1 1 - 1 - 15 22530 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 0 - 1 - 16 256Np 20 25 - 25 0 28 10 - - - 27 24 - 23 22 22 27 20 25 19 26 - - - 18 18 28 - 22 - 429 6331P 0,70,8 - 0,8 0 0,90,3 - - - 0,90,8 - 0,80,70,70,90,70,80,60,9 - - - 0,60,60,9 - 0,7 - Q 0,30,2 - 0,2 1 0,10,7 - - - 0,10,2 - 0,20,30,30,10,30,20,40,1 - - - 0,40,40,1 - 0,3 - Pq 0,20,1 - 0,1 0 0,10,2 - - - 0,10,2 - 0,20,20,20,10,20,10,20,1 - - - 0,20,20,1 - 0,2 -
No Nomor Item Skor Total kuadrat skor total
40
Berdasarkan skor tersebut di atas maka diperoleh data sebagai berikut:
a. Rentangan
R = Data tertinggi – Data terrendah
= 18 – 9
= 9
b. Banyak Kelas
Dengan meggunakan rumus sturges
Banyak kelas = 1 + 33 (log n)
= 1 + 33 (log 30)
= 1 + 33 (1,4771)
= 1 + 4,874
= 5,874
Dengan demikian dapat dibuat daftar distribusi frekuensi dengan kelas
interval 5 atau 6 (5 yang dipakai)
c. Banyak Kelas
8,159
tanRe
===kelasBanyakgannP
d. Ujung Bawah Kelas Interval Pertama
Menggunakan data terkecil yaitu 9, jadi kelas interval pertamanya
yaitu (9-10). Berdasarkan data di atas, maka dapat dibuat daftar distribusi
variabel X sebagai berikut:
Tabel 7 Distribusi frekwensi variabel X
No. Kelas fi Xi fiXi Xi2 fiXi2
1 9-10 2 9,5 19 90,25 180,5
2 11-12 5 11,5 57,5 132,25 661,25
3 13-14 7 13,5 94,5 182,25 1275,75
4 15-16 9 15,5 139,5 240,25 2162,25
5 17-18 7 17,5 122,5 306,25 2143,75
30 433 951,25 6423,5Jumlah
41
Dari daftar di atas dapat ditentukan:
a. Mean (X)
∑∑=
fiifix
x
30433
=x =14,43
b. Median = Me
f
FnpbMe
)21( −
+=
9)1415(25,16 −
+=Me
22,05,169125,16 +=+=Me
72,16=Me
c. Modus = Mo
21)(bb
bpbMo+
+=
28,15,1414925,14
77)9(25,14 +=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛+=
++=Mo
78,15=Mo
d. Standar deviasi
)1()(. 22
2
−−
=NN
fixifixiNS
)29(30)433(5,6423.30 2
2 −=S
99,58705216
8701874891927052 ==
−=S
44,2=S
42
2. Ak
a instrumen akhlak siswa. Adapun hasil uji tersebut
adalah sebagai berikut:
hlak Siswa
Untuk mengetahui validitas dan realiabilitas angket maka terlebih
dahulu diadakan uji cob
Tabel 8 Skor Uji Coba Instrumen Akhlak Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 4 2 3 3 4 4 4 4 2 2 4 2 3 4 3 1 2 4 4 4
2 3 4 4 3 2 2 2 1 3 4 3 3 2 2 2 1 3 1 3 3
3 2 2 1 2 1 2 3 3 2 2 1 2 1 1 2 3 2 2 1 2
4 2 1 2 2 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2
5 1 3 1 3 3 3 3 2 1 3 2 3 4 3 3 2 1 3 1 1
6 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 4 2 3 3 2
7 3 2 3 4 3 4 3 1 3 2 3 2 2 4 3 1 3 2 3 3
8 3 4 2 3 2 1 2 4 4 3 2 3 2 1 3 4 3 4 2 3
9 2 3 4 2 2 4 2 3 2 3 4 4 2 4 2 2 2 1 4 2
10 4 2 3 2 3 4 4 4 4 2 2 3 3 4 4 4 4 2 2 3
X 26 26 26 26 26 29 28 27 26 25 26 26 25 28 27 25 24 23 25 25
X2 76 76 78 72 74 95 84 85 76 69 76 72 69 92 77 77 64 65 73 69
NoNomor Item
Skor Kuadrat 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total Total Skor
1 1 3 1 4 4 3 2 3 4 1 89 7.921
2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 75 5.625
3 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 58 3.364
4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 72 5.184
5 3 3 3 1 1 3 3 3 1 3 70 4.900
6 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 74 5.476
7 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 89 7.921
8 2 1 3 2 3 2 1 3 3 2 77 5.929
9 3 4 2 4 2 2 4 2 2 4 83 6.889
10 3 4 4 2 3 3 4 4 3 2 95 9.025
X 26 28 26 27 25 25 27 29 25 25 782 62.234
X2 74
NoNomor item
88 76 81 69 67 83 89 69 69
43
Berdasarkan data di atas, maka dapat dilakukan uji validitas butir
dengan rumus korelasi produk moment sebagai berikut:
No. X Y X2 Y2 XY
1 4 89 16 7921 3562 3 75 9 5625 2253 2 58 4 3364 1164 2 72 4 5184 1445 1 70 1 4900 706 2 74 4 5476 1487 3 89 9 7921 2678 3 77 9 5929 2319 2 83 4 6889 16610 4 95 16 9025 380
26 782 76 62234 2103
rxy = { }{ }222 )(.()(X. YYNXN −− ∑∑∑ 2
Y)( )( . XXYN − ∑ ∑∑
Keter garxy r” product moment
= Jumlah skor sebaran X
= Jumlah skor sebaran Y
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
N
an n:
= Angka indeks korelasi “
∑ X
∑Y
∑ 2X
∑ 2Y
= Jumlah responden
Contoh:
Apabila akan mencari validitas nomor 1, maka terlebih dahulu harus
diketahui harga N, ∑ X , ∑Y , ∑ 2X , ∑ 2Y dan ∑ XY . Karena yang
akan dicari adalah validitas tiap b a harus dibuat cara mengerjakan
seperti dibawah ini untu
Tabel 9 Uji Validitas Item Variabel Y
utir mak
k masing-masing butir.
44
Dari tabel di atas diketahui:
N =10, = 26, =782, =76, ∑ 2Y = 62234 dan = 2103 ∑ XY∑ X ∑Y ∑ 2X
rxy =( )
{ }{ }22 )782(62234.10()26(670.1
782 )26(1032 0.1
−−
−
}
={ }{ 611524622340676760
2033221030− −−
{ }{ }1081684698 =
= 698 =908544 953
= 0,732 Dengan cara yang sama akan diperoleh hasil validitas t
698
iap butir, yang
selanjutnya dikonsultasikan deng oment dengan N = 10, maka rtabel
0,632. hasil selengka ini:
18 0,100 revised Dipakai19 0,591 revised Dipakai20 0,632 Valid Dipakai
an rprouct m
pnya dapat dilihat pada tabel dibawah
Tabel 10 Uji Validitas Instrumen Variabel Y
No Rxy = 0,632 Validitas Keputusan
1 0,732 Valid Dipakai2 -0,107 Drop Tidak dipakai3 0,620 revised Dipakai4 0,287 revised Dipakai5 0,611 revised Dipakai6 0,674 revised Dipakai7 0,403 revised Dipakai8 0,206 revised Dipakai9 0,428 revised Dipakai10 -0,107 Drop Tidak dipakai11 0,575 revised Dipakai12 0,200 revised Dipakai13 0,250 revised Dipakai14 0,770 Valid Dipakai15 0,595 revised Dipakai16 -0,176 Drop Tidak dipakai17 0,579 revised Dipakai
.
45
Validitas Instrumen secara keselecara keseluruhan menggunakan validitas isi.
Instrum
untuk menentukan reliabel atau tidaknya instrumen varibel
X, ma
ntuk menentukan reliabilitas atau tidaknya instrumen varibel Y,
maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus K-R 20 sebagai
berikut:
uruhan menggunakan validitas isi.
Instrum
untuk menentukan reliabel atau tidaknya instrumen varibel
X, ma
ntuk menentukan reliabilitas atau tidaknya instrumen varibel Y,
maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus K-R 20 sebagai
berikut:
en disusun berdasarkan indikator akhlak siswa sehingga secara
keselutuhan instrumen variabel Y Valid.
Kemudian
en disusun berdasarkan indikator akhlak siswa sehingga secara
keselutuhan instrumen variabel Y Valid.
Kemudian
ka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus K-R 20
sebagai berikut:
U
ka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus K-R 20
sebagai berikut:
U
⎟⎠
⎜⎝ ∂⎠ 211 1 t
⎟⎞∂
−⎝ −
∑ 2
1b
K
R11
K ir pernyataan
: Jumlah Varians butir
menggunakan rumus alpha tersebut terlebih dahulu
dite i, K, dan . Jumlah varias butir diperoleh dari jumlah
seluruh varians butir.
N
21222324252627282930
o Rxy = 0,632 Validitas Keputusan
0,166 revised Dipakai0,612 revised Dipakai0,302 revised Dipakai0,241 revised Dipakai0,632 Valid Dipakai0,573 revised Dipakai0,494 revised Dipakai0,415 revised Dipakai0,632 Valid Dipakai
.
-0,072 Drop Tidak dipakai
⎜⎛⎟⎞
⎜⎛=
Kr
Keterangan :
: reliabilitas instrumen
: Banyaknya but2b∂
2t∂ : Varians Total
Untuk dapat 2b∂ , 2b∂ntukan nila
46
Contoh:
NN
Xx
b
22
2
)(−
=∂l
1010
)26(76
2
2−
=∂b
104,8
10=
N o. V arian s
1 0 ,842 0 ,843 1 ,044 0 ,445 0 ,646 1 ,097 0 ,568 1 ,219 0 ,84
10 0 ,6511 0 ,8412 0 ,4413 0 ,6514 1 ,3615 0 ,41
Ju m lah 11 ,85
6,6776=
−
roleh =24. Jumlah tersebut merupakan hasil dari
penjumlahan:
85 + 12,15
Sedangkan varians totalnya adalah :
= 0,84 Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan untuk butir selanjutnya
sehingga dipe 2b∂
No . Varians
16 1 .4517 0 .6418 1 .2119 1 .0520 0 .6521 0 .6422 0 .9623 0 .8424 0 .8125 0 .6526 0 .4527 1 .0128 0 .4929 0 .6530 0 .65
Jumlah 12 .15
= 11,= 24
1010
)782(622342
2−
=∂b
16,1081010
===∂b 6,10814,61152622342 −
Jika dimasukkan kedalam rumus alpha akan diperoleh:
( ) ( )( ) 805,0778,0034,1221,012930
16,108241
2930
11 ==−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛−⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛=r
47
Kemudian jika dikonsultasikan dengan rproduct moment pada N =10,
dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh rtabel sebesar 0,632. ini berarti secara
keseluruhan instrumen yang digunakan reliabel.
Karena angket akhlak siswa valid dan realiabel untuk digunakan
dalam penelitian maka selanjutnya angket diberikan kepada siswa untuk
mengetahui skor variabel akhlak siswa atau variabel Y. Berdasarkan hasil
perhitungan angket diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 11 Skor Akhlak siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 - 3 3 4 4 4 4 2 - 4 2 3 4 3 - 2 4 4 4 1 3 1 4 4 3 2 3 4 - 83 6889 832 3 - 4 3 4 3 4 4 3 - 3 3 4 2 4 - 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 2 4 3 - 85 7225 853 2 - 4 2 3 2 3 3 4 - 4 2 3 2 2 - 4 3 3 2 4 2 4 3 4 3 2 3 4 - 77 5929 774 2 - 2 2 3 3 3 3 2 - 2 3 2 2 4 - 2 3 2 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 - 70 4900 705 1 - 1 3 3 3 3 3 4 - 3 3 4 3 3 - 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 - 80 6400 806 4 - 3 2 3 4 2 2 3 - 3 2 3 4 2 - 4 3 3 4 3 2 4 3 2 3 2 3 3 - 76 5776 767 3 - 3 4 3 4 3 1 3 - 2 2 2 2 3 - 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 - 71 5041 718 3 - 2 3 2 3 2 4 4 - 2 3 2 4 3 - 3 4 2 3 2 4 3 2 3 2 4 3 3 - 75 5625 759 2 - 4 2 2 4 2 3 2 - 4 4 2 4 2 - 2 1 4 2 3 4 2 4 2 2 4 2 2 - 71 5041 7110 4 - 3 2 3 4 4 4 4 - 2 3 3 2 4 - 2 2 2 4 3 2 4 2 3 3 2 2 3 - 76 5776 7611 4 - 2 3 1 3 2 3 2 - 4 3 2 3 3 - 3 4 2 3 2 4 3 2 3 2 4 3 3 - 73 5329 7312 3 - 4 2 4 4 2 3 4 - 1 2 3 4 2 - 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 - 65 4225 6513 3 - 2 3 2 4 2 3 3 - 2 3 2 3 3 - 4 3 2 4 2 3 2 4 3 3 4 4 3 - 76 5776 7614 2 - 2 3 2 2 2 3 2 - 3 3 4 3 2 - 3 3 4 2 4 3 2 2 4 4 4 3 4 - 75 5625 7515 4 - 4 2 4 4 3 2 4 - 3 3 4 2 4 - 1 2 2 1 2 2 2 1 3 2 3 2 2 - 68 4624 6816 3 - 4 3 3 4 3 3 4 - 3 2 3 3 3 - 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 3 4 - 84 7056 8417 3 - 3 2 2 1 4 2 2 - 4 2 3 4 3 - 2 2 2 4 2 2 3 2 2 2 2 4 2 - 66 4356 6618 3 - 3 3 2 3 2 3 4 - 2 4 4 2 3 - 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 - 82 6724 8219 4 - 2 4 3 3 2 3 3 - 4 2 3 2 4 - 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 - 81 6561 8120 2 - 4 2 4 2 4 4 4 - 3 2 3 4 2 - 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 - 69 4761 6921 2 - 3 2 2 3 2 1 2 - 2 4 2 2 2 - 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 - 61 3721 6122 4 - 3 2 3 2 2 1 3 - 2 2 2 3 4 - 4 2 2 3 2 1 3 2 3 3 4 2 3 - 67 4489 6723 2 - 3 2 3 3 4 3 2 - 4 4 4 2 2 - 2 3 3 2 4 3 2 4 2 3 2 2 2 - 72 5184 7224 2 - 4 2 2 4 4 3 2 - 4 3 2 2 2 - 2 4 4 2 3 3 2 2 2 2 4 2 4 - 72 5184 7225 4 - 3 2 3 4 3 4 4 - 3 1 3 4 4 - 4 2 2 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 - 77 5929 7726 4 - 3 3 4 4 2 4 2 - 2 3 2 4 4 - 2 4 4 4 1 3 1 4 4 3 2 2 4 - 79 6241 7927 3 - 4 3 2 2 2 1 3 - 3 3 2 2 3 - 3 1 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 - 63 3969 6328 3 - 3 3 2 1 3 1 1 - 4 3 3 2 1 - 4 4 3 3 1 4 3 3 2 4 2 3 2 - 68 4624 6829 2 - 4 4 3 3 3 3 3 - 2 2 3 3 3 - 2 4 2 4 2 3 4 3 3 4 4 3 2 - 78 6084 7830 4 - 4 3 3 3 3 2 4 - 2 3 4 4 2 - 4 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 - 80 6400 80X 89 - 93 79 84 93 84 83 89 - 86 81 86 87 86 - 84 85 82 90 81 83 84 81 85 86 86 84 89 - 2220 165464 2220X2 287 - 309 221 254 313 254 259 289 - 270 235 264 275 268 - 258 267 242 292 247 245 260 241 255 262 268 248 283 -
Np 458 0 488 373 414 492 414 417 462 - 435 392 429 443 433 0 421 430 399 465 404 406 423 396 418 427 436 409 454 - 4272 316814P 15,3 0 16 12,4 13,8 16,4 13,8 14 15 - 14,5 13,1 14 14,8 14,4 0 14 14,3 13,3 15,5 13,5 14 14 13 13,9 14,2 14,5 14 15,1 -
Q -14 1 - -11 -13 -15 -13 - - - -14 -12 - -14 -13 1 -13 -13 -12 -15 -12 - - - -13 -13 -14 - -14 -
Pq -218 0 - -142 -177 -253 -177 - - - -196 -158 - -203 -194 0 -183 -191 -164 -225 -168 - - - -180 -188 -197 - -214 -
NoNomor item Total
SkorKuadrat skor
total
48
Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui data-data sebagai
berikut:
a. Rentangan
R = Data tertinggi – Data terrendah
= 85 – 61
= 24
b. Banyak Kelas
Dengan meggunakan rumus sturges
Banyak kelas = 1 + 33 (log n)
= 1 + 33 (log 30)
= 1 + 33 (1,4771)
= 1 + 4,874
= 5,874
Dengan demikian dapat dibuat daftar distribusi frekuensi dengan kelas
interval 5 atau 6 (5 yang dipakai)
c. Banyak Kelas
8,4524
tanRe
===kelasBanyakgannP
d. Ujung Bawah Kelas Interval Pertama
Menggunakan data terkecil yaitu 61, jadi kelas interval pertamanya
yaitu (61-65)
Berdasarkan data di atas, maka dapat dibuat daftar distribusi
variabel X sebagai berikut:
Tabel 12 Distribusi Frekwensi Variabel Y
No. Kelas fi Xi fiXi Xi2 fiXi2
1 61-65 3 63 189 3969 11907,00
2 66-70 6 68 408 4624 27744,00
3 71-75 7 73 511 5329 37303,00
4 76-80 9 78 702 6084 54756,00
5 81-85 5 83 415 6889 34445,00
30 2225 166155Jumlah
49
Dari daftar di atas dapat ditentukan:
a. Mean (X)
∑∑=
fiifix
x
302225
=x =74,16
b. Median = Me
f
FnpbMe
)21( −
+=
9)1615(55,75 −
+=Me
55,05,759155,75 +=+=Me
05,76=Me
c. Modus = Mo
21)(bb
bpbMo+
+=
33,35,753255,75
)56(2)79(55,75 +=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛+=
−+−
+=Mo
83,78=Mo
d. Standar deviasi
)1()(. 22
2
−−
=NN
fixifixiNS
)29(30)2225(16615530 2
2 −=
xS
10,39870
34025870
495062549846502 ==−
=S
25,6=S
50
3. Uji Persyaratan Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian diuji dengan uji normalitas dan
uji linieritas.
a. Uji Normalitas (lilliefors)
Uji Normalitas dilakukan untuk dapat mengetahui apakah data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Kriteria uji normalitas
adalah Ho ditolak jika oα hitung lebih besar dari oα tabel atau Ho diterima jika
oα hitung kurang dari oα tabel.
Berdasarkan hasil perhitungan Skor Variabel X maka diperoleh x=
14,43 dan S=2,44. Dengan demikian harga-harga untuk Zi, F, (Zi) dan F(Zi) –
S(Zi) dapat dicari. Selengkapnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 12 Uji Normalitas Variabel X
No. X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 9 -2,225 0,021 0,033 0,0132 9 -2,225 0,042 0,067 0,0253 11 -1,406 0,076 0,100 0,0244 11 -1,406 0,102 0,133 0,0325 11 -1,406 0,127 0,167 0,0406 12 -0,996 0,166 0,200 0,0347 12 -0,996 0,194 0,233 0,0398 13 -0,586 0,240 0,267 0,0269 13 -0,586 0,270 0,300 0,030
10 13 -0,586 0,300 0,333 0,03311 13 -0,586 0,144 0,333 0,18912 13 -0,586 0,144 0,333 0,18913 14 -0,176 0,156 0,333 0,17814 14 -0,176 0,156 0,333 0,17815 15 0,234 0,167 0,333 0,16716 15 0,234 0,167 0,333 0,16717 15 0,234 0,167 0,333 0,16718 15 0,234 0,167 0,333 0,16719 15 0,234 0,167 0,333 0,16720 15 0,234 0,167 0,333 0,16721 16 0,643 0,178 0,333 0,15622 16 0,643 0,178 0,333 0,15623 16 0,643 0,178 0,333 0,15624 17 1,053 0,189 0,333 0,14425 17 1,053 0,189 0,333 0,14426 17 1,053 0,189 0,333 0,14427 18 1,463 0,200 0,333 0,13328 18 1,463 0,200 0,333 0,13329 18 1,463 0,200 0,333 0,13330 18 1,463 0,200 0,333 0,133
51
Dari tabel di atas diperoleh Lohitung 0,111. jika dikonsultasikan dengan
tabel Lilliefors pada taraf signifikansi = 0.05 dan N = 30 diperoleh Lotabel =
0,161. Dengan demikian Ho diterima karena Lohitung kurang dari Lotabel (0,111
< 0,161). Ini berarti data pada Variabel X berasal dari Populasi berdistribusi
Normal.
Sedangkan berdasarkan perhitungan skor variabel Y Diketahui x=
74,16 dan S=6,25. Dengan demikian harga-harga untuk Zi, F, (Zi) dan F(Zi) –
S(Zi) dapat dicari, selengkapnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 13 Uji Normalitas Variabel Y
Dari perhitungan diperoleh oα hitung sebesar 0,80 Jika dikonsultasikan
pada oα tabel dengan taraf signifikansi 0,05 dan N=30 diperoleh oα tabel sebesar
0,161. Dengan demikian Ho diterima karena oα hitung kurang dari oα tabel
(0,80< 0,161). Ini berarti data pada variabel X berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
N o . X Z i F (Z i) S (Z i) F (Z i)-S (Z i)
1 6 1 -2 ,1 0 6 0 ,0 2 3 0 ,0 3 3 3 0 ,0 1 02 6 3 -1 ,7 8 6 0 ,0 4 8 0 ,0 6 6 7 0 ,0 1 83 6 5 -1 ,4 6 6 0 ,0 7 5 0 ,1 0 0 0 0 ,0 2 54 6 6 -1 ,3 0 6 0 ,1 0 1 0 ,1 3 3 3 0 ,0 3 25 6 7 -1 ,1 4 6 0 ,1 2 8 0 ,1 6 6 7 0 ,0 3 86 6 8 -0 ,9 8 6 0 ,1 5 6 0 ,2 0 0 0 0 ,0 4 47 6 8 -0 ,9 8 6 0 ,1 8 2 0 ,2 3 3 3 0 ,0 5 18 6 9 -0 ,8 2 6 0 ,2 1 1 0 ,2 6 6 7 0 ,0 5 59 7 0 -0 ,6 6 6 0 ,2 4 1 0 ,3 0 0 0 0 ,0 5 9
1 0 7 1 -0 ,5 0 6 0 ,2 7 2 0 ,3 3 3 3 0 ,0 6 11 1 7 1 -0 ,5 0 6 0 ,2 9 9 0 ,3 6 6 7 0 ,0 6 71 2 7 2 -0 ,3 4 6 0 ,3 3 1 0 ,4 0 0 0 0 ,0 6 91 3 7 2 -0 ,3 4 6 0 ,3 5 9 0 ,4 3 3 3 0 ,0 7 51 4 7 3 -0 ,1 8 6 0 ,3 9 2 0 ,4 6 6 7 0 ,0 7 51 5 7 5 0 ,1 3 4 0 ,4 3 1 0 ,5 0 0 0 0 ,0 6 91 6 7 5 0 ,1 3 4 0 ,4 6 0 0 ,5 3 3 3 0 ,0 7 41 7 7 6 0 ,2 9 4 0 ,4 9 5 0 ,5 6 6 7 0 ,0 7 21 8 7 6 0 ,2 9 4 0 ,5 2 4 0 ,6 0 0 0 0 ,0 7 61 9 7 6 0 ,2 9 4 0 ,5 5 3 0 ,6 3 3 3 0 ,0 8 02 0 7 7 0 ,4 5 4 0 ,5 9 0 0 ,6 6 6 7 0 ,0 7 72 1 7 7 0 ,4 5 4 0 ,6 2 0 0 ,7 0 0 0 0 ,0 8 02 2 7 8 0 ,6 1 4 0 ,6 5 7 0 ,7 3 3 3 0 ,0 7 62 3 7 9 0 ,7 7 4 0 ,6 9 6 0 ,7 6 6 7 0 ,0 7 02 4 8 0 0 ,9 3 4 0 ,7 3 6 0 ,8 0 0 0 0 ,0 6 42 5 8 0 0 ,9 3 4 0 ,7 6 6 0 ,8 3 3 3 0 ,0 6 72 6 8 1 1 ,0 9 4 0 ,8 0 7 0 ,8 6 6 7 0 ,0 6 02 7 8 2 1 ,2 5 4 0 ,8 4 8 0 ,9 0 0 0 0 ,0 5 22 8 8 3 1 ,4 1 4 0 ,8 9 0 0 ,9 3 3 3 0 ,0 4 32 9 8 4 1 ,5 7 4 0 ,9 3 3 0 ,9 6 6 7 0 ,0 3 33 0 8 5 1 ,7 3 4 0 ,9 7 7 1 ,0 0 0 0 0 ,0 2 3
52
3. Uji Linieritas
Hipotesis yang diajukan untuk menguji linieritas ialah : Ho ditolak
jika Fhitung lebih besar dari FTabel atau Ho diterima jika Fhitung kurang dari
FTabel. Untuk melaksanakan uji liniearitas, data disusun sebagai berikut:
Tabel 14
Uji Linieritas
No. X Y X2 Y2 XY1 9 61 81 3721 5492 9 63 81 3969 5673 11 73 121 5329 8034 11 65 121 4225 7155 11 72 121 5184 7926 12 75 144 5625 9007 12 66 144 4356 7928 13 70 169 4900 9109 13 68 169 4624 88410 13 69 169 4761 89711 13 67 169 4489 87112 13 72 169 5184 93613 14 75 196 5625 105014 14 76 196 5776 106415 15 83 225 6889 124516 15 82 225 6724 123017 15 77 225 5929 115518 15 79 225 6241 118519 15 68 225 4624 102020 15 78 225 6084 117021 16 71 256 5041 113622 16 81 256 6561 129623 16 80 256 6400 128024 17 71 289 5041 120725 17 76 289 5776 129226 17 84 289 7056 142827 18 85 324 7225 153028 18 77 324 5929 138629 18 80 324 6400 144030 18 76 324 5776 1368
429 2220 6331 165464 32098∑
53
Hipotesis yang diajukan untuk menguji linieritas ialah: Ho ditolak jika
Fhitung lebih besar dari Ftabel atau Ho diterima jika Fhitung kurang dari Ftabel.
Untuk itu diperlukan rumus perhitungan sebagai berikut:
b =22 )(X.
Y)( )( .
∑∑∑∑∑
−
−
XN
XXYN
a = y – bx
Berdasarkan data dari tabel di atas diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:
N =10, ∑ X = 429, ∑Y =2220, ∑ 2X =6331, ∑ 2Y = 165464 dan
=32098, X= 14,43, dan Y = 74,16 ∑ XY
b =2(429)-633103
)(429)(2220- x3209830x
b = 79,15889
10560184041-189930952380-962940
==
a = 74,16 –(1,79)(14,43)
= 74,16 – 25,87
= 48,28
Jadi regresi Y atas X adalah :
Y = 48,28 +1,79X
Untuk menguji linieritas perlu diketahui harga:
Jk(E), JK (TC), f dan Fhitung. Untuk memenuhi hal tersebut perlu diketahui
terlebih dahulu:
JK (T), JK (a), dan JK (b/a)
JK (T) =Y2=165464
JK (a) ( )
NY 2∑=
( ) 16428030
495840030
2220 2
===
54
JK ( ) ( )( )⎪⎭
⎪⎬⎫
⎪⎩
⎪⎨⎧
−= ∑ ∑∑N
YXxyba
b
JK ( )( )⎭⎬⎫
⎩⎨⎧ −=
3022204293209879,1
{ }317463209879,1 −=
{ }35279,1=
= 630,08
JK (E) ⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
−=∑ niYiYiX
22 )(
+⎭⎬⎫
⎩⎨⎧ ++
−+++⎭⎬⎫
⎩⎨⎧ +
−+=3
)726573(726573
2)6361(
63612
2222
22
+⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
++++−
+++++
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧ +
−+=
5)7267696870(7267696870
2)6675(6675 2
222222
22
+⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
+++++−
++++++
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧ +
−+=
6)786879778283(
786879778283
2)7675(7675 2
2222222
22
+⎭⎬⎫
⎩⎨⎧ ++
−+++⎭⎬⎫
⎩⎨⎧ ++
−++=3
)847671(8476713
)808171(8081712
2222
222
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧ +++
−+++=4
)76807785(768077852
2222
⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜
⎝
⎛
−+−+−+−+−
+−+−+−+−=
)2528125330()1778717873()33,1794118002()17,3634836491()5,1140011401(
)2,2394323958()5,99409981()1470014738()76887690(
( )498667,6083,1425,08,145,40382 ++++++++=
= 434,3
55
JK (TC)
(b/a)
– 164280 – 630,08
= 553,92
JK (TC) 434,3
= 119,62
JK res= )(EJK−
resJK= = JK (T) – JK (a) – JK
= 165464
= 553,92 –
09,177
62,1192962,119
2)(2 ==
−=
−=
KTCJK
TCS
88,1823
3,4347303,434)(2 ==
−=
−=
knEJK
ES
90,088,1809,17
2
2
===ES
TCSFh
deg
Dari perhitungan di atas diperoleh Fhitung = 0,90 Jika dkonsultasikan
an FTabel pada taraf signifikansi 0.05 dan pada kδ pembilang (K-2) =7 dan
kδ penyebut (n- K)=23. diperoleh FTabel = 1,99. Dengan demikian Ho
Diterima karena Fhitung lebih lebih kecil dari FTabel (0,90< 1,99). Jadi Ho
Diterim dan tidak perlu mencari model lain.
litian
1. Ha
alah rumus
korelasi product moment. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
a
C. Pengujian Hipotesis Pene
sil Analisis Data
Langkah yang ditempuh dalam analisis data dilakukan dengan
menghubungkan dua jenis skor yaitu skor prestasi belajar aqidah akhlak dan
skor akhlak siswa. Rumus untuk menganalisis data tersebut ad
56
Tabel 15 Perhitungan Analisis Data
Dari tabel di atas di ketahui N =30,
∑ X = 429, =2220,
65464 dan
∑Y
∑ 2X =6331,
∑ 2Y =1 ∑ XY = 32098
rxy = { }{ }2222 )(.()(X.
Y)( )( .
YYNXN
XXYN
−−
−
∑∑∑∑∑∑
={ }{ }22 )0222(16546430()429()633130(
)2220)(429()3209830(
−−
−
xx
x
No. X Y1 15 832 18 853 18 774 13 705 18 806 18 767 16 718 14 759 17 7110 17 7611 11 7312 11 6513 14 7614 12 7515 13 6816 17 8417 12 6618 15 8219 16 8120 13 6921 9 622 13 6723 13 7224 11 7225 15 7726 15 7927 9 628 15 6829 15 7830 16 80
X2 Y2 XY225 6889 1245324 7225 1530324 5929 1386169 4900 910324 6400 1440324 5776 1368256 5041 1136196 5625 1050289 5041 1207289 5776 1292121 5329 803121 4225 715196 5776 1064144 5625 900169 4624 884289 7056 1428144 4356 792225 6724 1230256 6561 1296169 4761 897
1 81 3721 549169 4489 871169 5184 936121 5184 792225 5929 1155225 6241 1185
3 81 3969 567225 4624 1020225 6084 1170256 6400 1280
16546 3209429 2220 6331 4 8∑
57
=)49284004963920)(184041189930(
952380962940−−
−
96,1446210560=
209177280)35520)(5889(0,730
Jika dikonsultasikan dengan tabel r product moment pada N = 30
dan taraf signifikansi 0,01di peroleh rtabel sebesar 0,463. Dengan demikian
pada taraf signifikansi 0,01 rhitung lebih besa
10560==
=
r dari rtabel (0,730 > 0,463). Ini
berarti
ngetahui determinasi variabel X terhadap
Variabel Y maka diadakan uji determinasi dan uji T Korelasi. Dengan
rhitungan sebag berikut:
t
10560
terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dengan
variabel Y, karena berhasil menolak Ho.
Kemudian untuk me
pe ai
21
2
r
nr
−
−=
2730,01
230730,0
−
−=
532,0129,5730,0
−=
x
46,0
= 8,26
Jika dikonsultasikan dengan ttabel =30, taraf signifikansi 0,05
diperoleh ttabel = 2,05. Dengan demikian thitung lebih besar dari ttabel (8,26 >
2,05). Perbandingan kedua nilai tersebut menunnjukkan adanya hubungan
yang be
86,3=
rarti. Untuk mengetahui besar kontribusi variabel x terhadap
ma determinasi r yaitu dengan rumus sebagai
berikut:
r2 x 100% 00%
= 0,532x100%
= 53,2 %
variabel Y, ka dicari angka
= 0,730x1
58
Hal ini menunjukkan besarnya kontribusi prestasi belajar aqidah
akhlak dengan akhlak siswa sebesar 53,2 %.
2. Interpretasi Hasil Penelitian
Dari analisis data diketahui rhitung sebesar 0,730 jika dikosultasikan
dengan rtabel pada taraf signifikansi 0.01 dan N=30 diperoleh sebesar 0,463.
Ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel. Dengan demikian Hi dterima, yang
menyatakan terdapat hubungan positif antara prestasi belajar aqidah akhlak
dengan akhlak siswa.
Dari koefisien korelasi rhitung yang positif, hal ini berarti menunjukkan
arah hubungan yang positif atua searah. Hipotesis penelitian dapat ditafsirkan
bahwa semakin tinggi skor prestasi belajar Aqidah Akhlak maka akan
semakin baik pula akhlak siswa. Atas dasar pernafsiran ini, maka
diprediksikan bahwa siswa-siswa yang memiliki prestasi belajar Aqidah
Akhlak yang baik akan cenderung memiliki akhlak yang baik pula.
59
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini telah membuktikan hipotesis yang diajukan, yaitu
ada hubungan antara prestasi belajar aqidah akhlak dengan akhlak siswa. Hal
ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan korelasi product moment, dimana
rhitung diperoleh sebesar 0,730 yang lebih besar dari rtabel 0,463 pada taraf
signifikansi 0,01 Dan N = 30. Sifat hubungan yang didapat adalah searah,
dimana gerak salah satu variabel akan diikuti oleh variabel lainnya. Apabila
skor prestasi belajar aqidah akhlak tinggi, maka skor akhlak siswa juga akan
semakin tinggi, begitu pula sebaliknya. Jadi dapat dikatakan bahwa tinggi
rendahnya prestasi belajar aqidah akhlak akan diikuti oleh tinggi rendahnya
akhlak siswa.
B. Implikasi
Dari hipotesis yang diajukan dan landasan teori, penelitian ini
membuktikan adanya hubungan antara prestasi belajar Aqidah Akhlak
dengan akhlak siswa. Semakin baik prestasi belajar Aqidah Akhlak maka
akan semakin baik pula akhlak siswa. Ini sekaligus membuktikan bahwa
prestasi belajar aqidah akhlak mempunyai peranan yang penting dalam
pembentukan akhlak siswa.
60
60
Prestasi belajar aqidah akhlak yang dimiliki siswa akan menimbulkan
sikap positif dari siswa terhadap akhlak siswa di sekolah maupun di rumah.
Dengan prestasi belajar aqidah akhlak yang memadai maka akan siswa akan
sanggup beraklak karimah dalam kehidupan sehari-hari. Implikasi ini sejalan
dengan tujuan pendidikan nasional yakni melahirkan siswa yang memiliki
pengetahuan yang luas dan perilaku yang santun dan halus.
C. Saran
Penelitian ini mempunyai implikasi yang nyata, sehingga pengambil
kebijakan dirasakan penting untuk membina akhlak siswa. Berdasarkan hal
tersebut, ada beberapa masukan sebagai umpan balik atau saran:
Pertama, perlunya meningkatkan prestasi belajar aqidah akhlak di
lingkunga sekolah dengan cara menambahkan jam pelajaran aqidah akhlak.
Dengan demikian diharapkan dapat memberikan siswa waktu yang lebih
banyak untuk memperoleh pengetahuan tentang aqidah akhlak.
Kedua, kepada siswa agar menyadari pentingnya akhlak sebagai
wujud pengamalan atau praktek dari pengetahuan yang dimilikinya. Sehingga
pengetahuan tidak saja melulu ada dikepala tetapi juga dalam tindakan nyata.
Ketiga, keteladanan dari berbagai pihak, seperti dewan guru, staf
sekolah, orang tua, tokoh masyarakat merupakan hal yang sangat penting
dalam menanamkan akhlaksehingga dapat membentuk akhlakul karimah
dalam diri siswa.
62
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, Ihya ‘Ulumuddin, Juz 3, (Semarang: CV Asy-Syifa, 1994)
Ali, M., Penelitian dan Pendidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa,
1987)
Amin, Ahmad, Etika; Ilmu Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1985)
Anshari, Endang Saefudin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam, (Jakarta: Usaha
Interpries, 1976)
Arikunto, Suharsimi, Proseduir Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1996)
Badudu, JS dan Sultan Muhammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
(Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1994)
Bakri, Nazar, Praktis dan Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu
Jaya, 1994)
Departemen Agama RI, Al - Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV Toha
Putra, 1989)
Djatnika, Rahmat, Sistem Etika Islami; Akhlak Mulia, (Jakarta: Pustakan Panji
Mas, 1992)
Halim, M. Nipan Abdul, Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji, (Yogyakarta:
2000)
Mahjudin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an dan Petunjuk
Penerapannya dalam Hadits, (Jakarta: Kalam Mulia, 2000)
Marimba, Ahmad D., Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-a’arif, 1980)
Musyawarah Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah (MK2 MTs) Tingkat
Propinsi Jawa Barat, Garis-Garis Besar Program Pengajaran, tt. Mata
Pelajaran Pendidikan Kwarganegaraan dan Sejarah
Qordhawi, Yusuf, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, Terjemah.
Bustani A. Gani dan Zaenal Abidin Ahmad, (Jakarta: Bulan Bintang,
1980)
Rasyid, Aminudin, Metodologi Riset 1 (Jakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN, 1987)
63
Subhi, Ahmad Mahmud, Filsafat Etika; Tanggapan Kaum Rasionalis dan
Intuisionalis Islam, (Jakarta: Serambi, 2001)
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003)
Suseno, Franz Magnis, 13 Tokoh Filsafat Etika; Sejak Zaman Yunani Sampai
Abad Ke-19, (Yogyakarta: Kanisisus, 2001)
Team Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994)
Uhbiayati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1996)
Undang-Undang RI Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989 pada Bab
II Pasal 4
Winkel, W.J.S., Psikologi Pengajaran (Jakarta: PT. Grasindo, 1991)
PEDOMAN WAWANCARA Tentang pengajaran aqidah akhlak di MTs Al-Ikhlas
No Pertanyaan Jawaban
Bpk. Nedih Jawaban
Bpk. Nedih Ya Tidak Ya Tidak
1. Apakah materi pengajaran dalam buku pelajaran aqidah akhlak telah memenuhi semua materi pembelajaran aqidah akhlak secara berimbang?
2. Apakah buku pelajaran yang digunakan di MTs Al-Ikhlas telah sesuai dengan kebutuhan pembelajaran aqidah akhlak?
3. Apakah anda menambahkan materi yang lain selain dari buku yang digunakan?
4. Apakah semua siswa memiliki buku pelajaran aqidah akhlak?
5. Apakah anda mempunyai standar khusus dalam memberikan materi pelajaran tambahan?
6. Apakah materi pembelajaran akhlak dalam buku pelajaran aqidah akhlak telah mencukupi untuk siswa?
7. Dalam memberikan materi pelajaran tambahan tentang akhlak kepada siswa, apakah anda memperhatikan hal berikut ini:
a. Kesesuaian materi b. Kesesuaian dengan budaya c. Minat murid d. Kopik
8. Adakah peningkatan akhlak siswa dengan menggunakan kurikulum sekarang ini?
9. Did you have a special way for teaching reading skills, except giving the reading material supplement? Apakah anda mempunyai cara khusus dalam mengajar akhlak kepada siswa selain dengan membaca dan menulis?
10. Apakah anda mempunyai evaluasi khusus berkaitan dengan akhlak siswa?
QUESTIONER AKHLAK SISWA
Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Kota Depok
DAFTAR QUESTIONER AKHLAK SISWA (Variabel X)
Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Kec. Cimanggis Kota Depok PETUNJUK PENGISIAN 1. Mohon di jawab semua pertanyaan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya dengan
mengisi jawaban sesuai dengan keadaan anda, untuk pertanyaan dalam bentuk pilihan mohon di jawab dengan memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang cocok dengan keadaan anda.
2. Jawaban anda pada daftar questioner ini tidak mempengaruhi nilai dan kegiatan anda sebagai siswa.
3. Jawaban yang anda berikan pada daftar questioner ini merupakan indikator yang sangat berharga bagi penelitian kami, atas kesedian anda mengisi daftar isian ini kami mengucapkan terima kasih
Nama Lengkap : ________________________________ Kelas : ________________________________ 1. Apakah anda mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 2. Apakah anda memperhatikan pelajaran Aqidah Akhlak dengan baik? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 3. Apakah dalam mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak anda masuk tepat pada waktunya?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Selain mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak di kelas apakah anda juga membaca buku pelajaran Aqidah akhlak di rumah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
5. Terhadap pelajaran aqidah Akhlak, apakah anda pernah berusaha untuk mendalaminya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
6. Apakah anda mengerjakan apa yang anda ketahui dari pelajaran Aqidah Akhlak? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
Halaman 1
QUESTIONER AKHLAK SISWA
Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Kota Depok
7. Apakah anda bersikap sopan santun kepada guru anda? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8. Apabila diberikan tugas oleh guru sekolah, apakah anda mengerjakannya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
9. Ketika mengikuti ujian sekolah (ulangan umum, evaluasi belajar minguaan, dll), apakah anda mengerjakannya sendiri (tidak mencontek)? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
10. Apabila anda tidak masuk sekolah, apakah anda meminta izin? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
11. Apakah anda berbuat baik kepada orang tua? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
12. Jika diberikan uang jajan oleh orang tua, apakah anda mempergunakannya dengan baik? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
13. Apabila orang tua anda menyuruh anda untuk belajar, apakah anda mengikuti perintahnya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
14. Apakah anda suka memberikan infaq atau sedekah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
15. Apakah anda mengerjakan shalat lima waktu? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
16. Dalam berbicara, apakah anda berkata jujur? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
17. Apabila teman anda mendapat musibah, apakah anda memberikan pertolongan kepadanya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
18. Apabila teman anda berbuat satu kesalahan kepada anda, kemudian ia meminta maaf kepada anda, apakah anda memaafkannya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
Halaman 2
QUESTIONER AKHLAK SISWA
Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Kota Depok
Halaman 3
19. Apabila anda membuat janji terhadap seseorang, apakah anda menepatinya?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
20. Apabila melihat teman yang melakukan perbuatan tercela, apakah anda mencegahnya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
21. Apakah tidak mudah terpengaruh dengan teman untuk melakukan perbuatan tidak terpuji?. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
22. Apakah anda dalam berpakaian menggunakan pakaian yang rapih dan sopan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
23. Apabila ruang kelas anda kotor, apakah anda berinisiatif untuk membersihkannya sendiri? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
24. Apabila anda menemukan sampah yang berserakan, apakah anda membuangnya ke tempat sampah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
25. Apakah dalam diri anda ada keinginan untuk memiliki akhlak yang lebih baik? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
26. Apakah kamu merokok?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
27. Apakah kamu shalat tepat pada waktunya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
28. Apakah kamu shalat berjamaah di masjid? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
29. Apakah kamu berpuasa pada bulan ramadhan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
30. Apakah kamu melanggar peraturan sekolah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
QUESTIONER PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA
Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Kota Depok
DAFTAR QUESTIONER
PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA (Variabel Y) Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Kec. Cimanggis Kota Depok
PETUNJUK PENGISIAN 1. Mohon di jawab pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda ceklis pada kotak
benar atau salah. 2. Jawaban anda pada daftar questioner ini tidak mempengaruhi nilai dan kegiatan anda
sebagai siswa. 3. Jawaban yang anda berikan pada daftar questioner ini merupakan indikator yang
sangat berharga bagi penelitian kami, atas kesedian anda mengisi daftar isian ini kami mengucapkan terima kasih.
4. Jwaban anda tidak akan mempengaruhi nilai pelajaran anda. Nama Lengkap : ________________________________ Kelas : ________________________________ Jawablah pernyataan di bawah ini dengan benar! No Pernyataan Benar Salah 1. Ikhlas, ria dan jujur semuanya termasuk sifat akhlak yang
terpuji
2. Tobat adalah menyesali suatu kesalahan 3. Tawadu’ yaitu tidak angkuh kepada sesama manusia terlebih
kepada Allah SWT
4. Perasaan takut dan khawatir kepada Allah SWT dinamakan Khauf
5. Ikhlas adalah perbuatan baik yang dikerjakan semata-mata karena Allah swt dan untuk memperoleh rida-Nya
6. Ria secara bahasa artinya adalah pura-pura atau pamer
Halaman 1
QUESTIONER PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA
Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Kota Depok
No Pernyataan Benar Salah 7. Memperlihatkan ibadah atau amal saleh kepada orang lain
bukan karena Allah dinamakan dengan ria
8. Dari segi bentuknya ria ada satu macam yaitu ria dalam niat 9. Akhlak Mazmumah artinya akhlak yang tercela 10. Kebalikan dari Akhlak Mazmumah adalah Akhlak Qabihah 11. Nifak adalah perbuatan berpura-pura atau bermuka dua 12. Orang yang melakukan perbuatan nifak disebut musyrik 13. Kufur ialah mengingkari kebeneran-kebenaran, perintah-
perintah dan larangan Allah swt
14. Orang yang melakukan perbuatan kufur disebut kafir 15. Syirik adalah perbuatan mepersekutukan Allah swt dengan
sesuatu selainnya
16. Syirik istiqlal artinya pengakuan adanya dua tuhan yang berdiri sendiri
17. Di akhirat kelak orang munafik akan ditempat di antara surga dan neraka
18. Perbuatan ria bisa menyebabkan seseorang terjerumus kepada perbuatan syirik khafi
19. Kafir zimmi adalah orang kafir yang harus dilindungi 20. Melakukan perbuatan hanya mengharapkan rida Allah swt
disebut dengan ikhlas
21. Pengkuan bahwa Allah swt esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya dinamakan tahmid
22. Takbur adalah perbuatan menyombongkan diri 23. Sifat yang wajib bagi Allah swt ada 99 sifat 24. Kebalikan dari sifat wajib bagi Allah swt adalah sifat Jaiz 25. Asmaul husna ada 20 buah 26. Syirik gharad artinya mengerjakan ibadah dan amal saleh
bukan karena Allah swt tetapi karena maksud-maksud keduniaan
27. Mengambil keuntungan dengan mengenakan bunga pada transaksi keuangan disebut riba
28. Riba termasuk perbuatan terpuji
29. Membicarakan aib orang lain untuk dijadikan pelajaran adalah perbuatan terpuji
30. Orang yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik
Halaman 2
QUESTIONER PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA
Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Kota Depok
Halaman 3