93
HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESS PADA REMAJA PANTI ASUHAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Sebagai Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Oleh : EKA FAUQIYAH NIM: 106070002231 1

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESS PADA REMAJA PANTI ASUHAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Sebagai Syarat

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

EKA FAUQIYAH NIM: 106070002231

1

Page 2: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H / 2010 M

MOTTO:

Kebahagiaan adalah pengalaman spiritual dari menikmati

setiap detik kehidupan kita dengan penuh rasa cinta, rasa

syukur, serta pengabdian kepada Tuhan yang Menciptakan kita.

~ Denis Waitley ~

2

Page 3: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Ku persembahkan karya

sederhana ini teruntuk…

Kedua Orang Tuaku tercinta,

Aba Drs. H. Maidan Fahmi, MM,

MBA

Mama Hj. Rabiatul Adawiyah,

Sag

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESS REMAJA PANTI ASUHAN telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 6 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Sidang Munaqasah

Dekan/ Pembantu Dekan/ Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota, Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 130 885 522 NIP. 19561223 198303 2001

3

Page 4: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Penguji I Penguji II Dra. Zahrotun Nihayah. M.Si Dra. Netty Hartati. M.Si. NIP 196207241989 NIP 1953100219832001 Pembimbing I Pembimbing II Dra. Netty Hartati, M.Si S. Evangeline.I. Suaidy. MS.i, Psi NIP. 1953100219832001 NIP. 150411217

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) September 2010

(C) Eka Fauqiyah

(D) Hubungan religiusitas dengan happiness pada remaja panti asuhan

(E) Halaman : vii + 81 Halaman + Lampiran

(F) Happiness merupakan perasaan positif yang didambakan oleh setiap orang tak terkecuali bagi remaja di panti asuhan. Remaja yang tinggal di panti asuhan bukan tidak mungkin mengalami berbagai masalah juga hal-hal yang tidak

4

Page 5: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

menyenangkan di masa lalu dan masa sekarang serta kekhawatiran akan masa depan yang membuat mereka sedih atau unhappiness. Salah satu faktor yang dapat membantu untuk merasakan happiness adalah religiusitas. Religiusitas adalah suatu totalitas keberagamaa seseorang sebagai penganut agama yang memiliki lima dimensi yaitu dimensi keyakinan, praktek agama, pengetahuan agama, pengalaman dan konsekuensi.

Adanya program dan kegiatan keagamaan yang dilakukan di panti asuhan, memungkinkan remaja meminimalisir perasaan negatif sehingga menimbulkan perasaan positif karena melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Happiness tidak ditentukan oleh apa yang terjadi dalam kehidupan, namun bagaimana seseorang menyikapi atas apa yang terjadi

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi yaitu untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan happiness pada remaja panti asuhan. Responden penelitian berjumlah 90 orang yang ditentukan dengan pengambilan sampel nonprobability dengan teknik purposive sampling. Sampel terdiri dari 2 bagian, yaitu remaja panti asuhan Islam Raudhatul Jannah di daerah Pasar Jumat Jakarta Selatan dengan jumlah 50 orang dan panti asuhan Kristen P-niel di daerah Bintaro Tangerang. dengan subjek penelitian sebanyak 40 orang dengan rentang usia pada tahap remaja yakni usia 13-18 tahun. Masing-masing diberikan kuesioner dengan 51 item skala religiusitas dan 29 item skala happiness.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik korelasi spearman, yang di ketahui dari hasil uji normalitas. Kemudian uji regresi dan uji perbedaan.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,515. Hasil ini menunjukan bahwa ada hubungan yang positif yang signfikan antara religiusitas dengan happiness remaja panti asuhan. artinya, semakin tinggi tingkat religiusitas, maka semakin tinggi pula happiness.

5

Page 6: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Saran yang dapat diberikan adalah agar peneliti berikutnya dapat mengadaptasi lebih baik lagi dari skala religiusitas dan happiness, sehingga dapat meneliti secara mendalam dimensi dari masing-masing variabel.

(G) Daftar Pustaka : 25 buku + 4 jurnal + 1 pustaka online

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim

Segala puji hanya miliki Allah SWT. Zat yang menggenggam alam semesta ini, yang

Kasih-Nya sangat luar biasa. Shalawat beriringan salam peneliti sampaikan kepada

Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Peneliti menyadari bahwa keberhasialan dalam penyusunan ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

kelancaran skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Jahja Umar

Ph,D.

2. Dosen Pembimbing Akademik, Ibu Liany Luzvinda, MS.i.

3. Ibu Dra. Netty Hartati, MS.i sebagai dosen pembimbing I dan Ibu S.

Evangeline.I. Suaidy, MS.i, Psi sebagai dosen pembimbing II, yang telah

meluangkan waktu, pikiran, tenaga serta dengan kesabaran memberikan

bimbingan, arahan, motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir

ini.

6

Page 7: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

4. Bapak dan Ibu staff Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta atas

kerjasamanya.

5. Kepada kedua orang tua penulis ayahanda Maidan Fahmi dan ibunda

Rabiatul Adawiyah, terima kasih untuk kasih sayang, kesabaran, perhatian,

pengertian, dukungan, serta do’a yang tak pernah putus untuk kesuksesan

penulis.

6. Adik-adik penulis, Wilda Humaidah dan Marateen Shofwah, terima kasih atas

dukungan kalian apapun bentuknya, yang menyenangkan maupun yang

mengesalkan.

7. Kepada Ibu Ika selaku Pengajar di SMP PGRI II Ciputat, yang telah banyak

membantu penulis dalam perijinan penelitian di Panti Asuhan kristen.

8. Kepada anak-anak di Yayasan Raudhatul Jannah Jakarta Selatan, terima kasih

telah membantu penulis dalam penelitian.

9. Kepada anak-anak di Yayasan Kasih Orang Tua dan Peduli Anak P-niel

Tangerang, terima kasih atas kesediaan waktunya yang telah membantu

penulis dalam penelitian.

10. Terima kasih teruntuk Widaad Rifqiana, Layla Hikmah dan Yuniar

Rachdianti atas keikhlasannya membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi, baik dukungan moril maupun materi. Semoga Allah senantiasa

membalas kebaikan kalian.

11. Untuk para sahabat Psikologi ’05 Reguler (Especially Iha, Ria, Tari, Juju,

Dini, Hana, Indah, Via, Eva, Dala, Nala, Agung dkk) Psikologi ‘05 Non

Reguler (Especially Retno, Nida, Dhe2, Dimas dkk) dan Psikologi ’06

Reguler (Rika, Dany, Fira, Adio dkk) terimakasih atas bantuan, semangat,

do’a, saran, dan sharing dari kalian semua.

7

Page 8: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

12. Untuk teman kosan (Especially Ina, Iyah, Sukma, Juli, Yuyu, Echi ) terima

kasih atas dukungan semangat dan do’a kalian. SUKSES UNTUK KALIAN!

Penulis memohon maaf atas semua kekurangan dalam penulisan karya ini,

mudah mudahan karya ini dapat memberikan manfaat bagi banyak orang

terutama bagi para pembaca.

DAFTAR ISI

8

Page 9: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

MOTTO

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR. ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... v

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah ..................................................................... 10

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 10

1.3.1. Pembatasan Masalah Penelitian ....................................... 10

...........................................................................................

1.3.2. Perumusan Masalah Penelitian ........................................ 11

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 11

1.4.1. Tujuan Penelitian ............................................................. 11

1.4.2. Manfaat Penelitian ........................................................... 11

1.5. Sistematika Penulisan .................................................................. 12

9

Page 10: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

BAB 2 KAJIAN TEORI

2.1. Happiness ..................................................................................... 13

2.1.1. Pengertian Happiness ....................................................... 13

2.1.2. Aspek-aspek happiness...................................................... 14

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Happiness ................. 18

2.2. Religiusitas.................................................................................... 20

2.2.1. Pengertian Religiusitas...................................................... 20

2.2.2. Dimensi-dimensi Religiusitas .......................................... 22

2.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi religusitas.................... 23

2.3. Remaja........................................................................................... 25

2.3.1 Pengertian Remaja............................................................. 25

2.3.2 Batasan Remaja.................................................................. 26

2.3.3 Tugas Perkembangan Remaja............................................ 26

2.3.4 Religiusitas pada Remaja...................................................

2.3.5 Kebahagiaan dalam Masa Remaja..................................... 27

2.4. Panti Asuhan.................................................................................. 28

2.4.1 Pengertian Panti Asuhan................................................. 28

2.4.2 Tujuan Panti Asuhan....................................................... 29

2.4.3 Fungsi Panti Asuhan....................................................... 29

2.4.4 Program Pengasuhan Anak Panti Asuhan....................... 31

2.5. Kerangka Berpikir ........................................................................ 35

2.6. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 39

10

Page 11: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian................................................................................

40

3.1.1. Pendekatan dan metode penelitian...................................

40

3.1.2 Variabel Penelitian...........................................................

41

3.1.2.1 Definisi Konseptual..............................................

42

3.1.2.2 Definisi Operasional............................................

43

3.2. Pengambilan Sampel .................................................................... 42

3.2.1. Populasi ............................................................................ 42

...........................................................................................

3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel ............................................ 43

...........................................................................................

3.2.3. Karakteristik Sampel.........................................................

43

3.3. Pengumpulan Data ....................................................................... 44

.......................................................................................................

11

Page 12: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

3.3.1. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 44

...........................................................................................

3.3.2. Instrumen Pengumpulan Data .......................................... 45

...........................................................................................

3.4. Hasil Uji Instrumen Penelitian ..................................................... 50

3.4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen........................................... 51

3.4.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen....................................... 56

3.5. Metode Analisis Data ................................................................... 57

3.6. Prosedur Penelitian ....................................................................... 57

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Responden Penelitian ..................................... 59

.......................................................................................................

4.2 Presentasi Data............................................................................... 62

4.2.1 Uji Normalitas....................................................................... 62

4.3 Kategorisasi Penyebaran Skor Responden......................................

69

4.4 Pengujian Hipotesis..........................................................................

71

4.5 Uji Regresi.......................................................................................

73

12

Page 13: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ................................................................................ 75

5.2. Diskusi ....................................................................................... 76

5.3. Saran .......................................................................................... 80

5.3.1 Saran Teoritis .................................................................... 80

5.3.2 Saran Praktis .................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

81 ............................................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................

82

13

Page 14: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 : Kerangka Berfikir.......................................................................................

39

Tabel 3.1 : Skor Item Skala..........................................................................................

46

Tabel 3.2 : Blue Print Skala Religusitas Try Out.........................................................

48

Tabel 3.3 : Blue Print Skala Happiness Try Out..........................................................

51

Tabel 3.4 : Blue Print Skala Religiusitas Penelitian......................................................

53

14

Page 15: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Tabel 3.5 : Blue Print Skala Happiness Penelitian........................................................

54

Tabel 3.6 : Klasifikasi Koefisien Reliabilitas................................................................

56

Tabel 4.1 : Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.........................

59

Tabel 4.2 : Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia........................................

60

Tabel 4.3 : Gambaran Umum Responden Berdasarkan Agama....................................

61

Tabel 4.4 : Hasil Uji Normalitas Religiusitas................................................................

63

Tabel 4.5 : Hasil Uji Normalitas Happiness..................................................................

65

Tabel 4.8 : Kategorisasi Religiusitas...............................................................................

69

Tabel 4.9 : Kategorisasi

Happiness.................................................................................. 71

Tabel 4.10 : Hasil Uji

Hipotesis........................................................................................ 72

Tabel 4.11 :

Anova............................................................................................................ 73

15

Page 16: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Tabel 4.12 : Model

Summary............................................................................................ 74

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data mentah religiusitas dan happiness

Lampiran 2 Skala field test

Lampiran 3 Out put field test

16

Page 17: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang dilakukan penelitian ini

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika

penulisan.

1.1 Latar Belakang

17

Page 18: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Didalam hidup ini, setiap orang tidak akan pernah terlepas dari masalah, baik

masalah pribadi maupun masalah sosial yang dapat mempengaruhi kebahagiaannya.

Kebahagiaan (happiness) adalah suatu hal yang sangat penting, karena kebahagiaan

merupakan kebutuhan naluriah setiap orang, tidak ada seorangpun didunia ini yang

tidak ingin meraihnya. Kebahagiaan bukanlah ditentukan oleh apa yang terjadi

didalam kehidupan, melainkan sebuah penyikapan atas apa yang terjadi. Matthews

(2004) mengatakan bahwa, kebahagiaan tidak ditentukan oleh apa yang terjadi

didalam hidup, tetapi bagaimana cara seseorang bereaksi terhadap apa yang terjadi.

Menurut Waterman (1993, dalam Singh & Jha, 2008) happiness bisa

diharapkan kapan saja menjadi perasaan senang serta mempengaruhi pemenuhan

kebutuhan, baik secara fisik, intelektual, atau sosial. Sedangkan Aristoteles (1984

dalam Ryff, 1989) menyebut happiness sebagai eudaimonia, yaitu seberapa besar

usaha manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup. Seligman (2002) sepakat dengan

konsep Aristoteles yang mengatakan happiness adalah eudaimonia, Seligman

menyebut eudaimonia sebagai gratifikasi, yaitu suatu kegiatan yang disenangi

seseorang, dan tidak selalu disertai oleh perasaan dasar. Menurut Seligman,

eudaimonia bukanlah suatu keadaan yang dapat diperoleh melalui jalan pintas, namun

melalui proses dari usaha atau aktifitas dengan tujuan yang baik.

Seligman (2002), menggunakan istilah happiness sebagai emosi positif serta

kegiatan positif yang terdiri dari tiga kategori yaitu : emosi positif yang di tujukan

18

Page 19: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

pada masa lalu, masa depan dan masa sekarang. Emosi positif masa lalu adalah

kepuasan, kesenangan, kebanggaan dan ketenangan. Emosi positif pada masa

sekarang adalah kesenangan sesaat dan kenikmatan yang lebih lama. Sedangkan

emosi positif pada masa depan adalah optimisme, harapan, kepercayaan diri,

kepercayaan dan keyakinan

Berlawanan dengan perasaan bahagia (happiness), setiap individu juga

merasakan perasaan tidak bahagia (unhappiness). Menurut Arief (2008),

Unhappiness sebenarnya adalah warning agar seseorang berubah. Perubahan yang di

maksud adalah perubahan cara berfikir, keyakinan, pilihan emosi, semangat

spiritualitas atau mengubah keharmonisan diri dengan lingkungan sekitar. Jadi,

menjadi bahagia adalah sebuah proses mengubah diri yang diperlukan tidak hanya

oleh orang dewasa tetapi juga oleh remaja yang masih mencari jati diri.

Hendrianti (2006) mengatakan bahwa remaja merupakan masa transisi atau

peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada setiap tahapan

perkembangannya remaja memiliki tugas-tugas perkembangan yang menggambarkan

perubahan-perubahan yang akan terjadi. Keberhasilan atau kegagalan dalam

melaksanakan tugas perkembangan pada periode usia tertentu akan mempengaruhi

berhasil atau tidaknya seseorang dalam menjalankan tugas perkembangan pada

periode usia selanjutnya.

19

Page 20: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Perubahan tersebut adalah perubahan fisik, perubahan emosi, perubahan

sosial, perubahan minat, perubahan moral serta perubahan minat dan perilaku seks.

Adanya perubahan baik didalam maupun diluar dirinya itu membuat kebutuhan

remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut remaja memperluas lingkungan sosialnya diluar

lingkungan keluarga, seperti lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat

lain. (Sarlito, 2005).

Pada tiap rentang kehidupan, masa remaja juga memiliki perkembangan

kebahagiaan dan ketidakbahagiaan. Hurlock (1980) mengatakan bahwa pada setiap

tingkatan usia terdapat tiga ciri kebahagiaan, yaitu penerimaan orang lain, kasih

sayang dan mendapatkan prestasi. Sikap menerima orang lain dipengaruhi oleh

penerimaan diri yang timbul dari penyesuaian pribadi maupun penyesuaian sosial

yang baik. Kasih sayang merupakan hasil dari sikap diterima orang lain. semakin

diterima baik, maka semakin banyak kasih sayang yang didapatkan. Sedangkan

prestasi berhubungan dengan tercapainya tujuan seseorang, jika tujuan realistisnya

rendah, maka akan timbul kegagalan dan tidak merasa puas serta cenderung tidak

bahagia. Untuk itu, dibutuhkan usaha yang keras demi mencapai prestasi yang

diinginkan.

Berdasarkan hasil survey penelitian yang menggunakan kuesioner dengan

beberapa pertanyaan dari peneliti panti asuhan di Jakarta, dengan sample 70 orang

20

Page 21: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

remaja, terdapat kurang lebih 50 % remaja yang mengatakan bahwa kebahagiaan

adalah suatu perasaan senang, ketenangan hati, serta kepuasan diri dalam mencapai

suatu keinginan. kebahagiaan bagi mereka juga mencakup memiliki banyak teman,

mendapatkan kasih sayang, memiliki keluarga utuh dan harmonis, menjadi manusia

yang religius, serta mendapatkan prestasi yang baik.

Salah satu kebutuhan remaja adalah kebutuhan akan nilai-nilai dan agama.

Pada hakikatnya, semua itu ditimbulkan oleh norma-norma dan nilai yang berlaku

dalam keluarga yang didapat melalui pendidikan dan pengasuhan orang tua terhadap

anak. Zakiah (2005) mengatakan bahwa pada umumnya, agama seseorang ditentukan

oleh pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecil.

Seseorang yang pada masa kecilnya mempunyai pengalaman-pengalaman agama,

baik pendidikan dari orang tua, lingkungan sosial dan sekolah yang menjalankan

hidupnya dengan pendidikan agama. Maka mereka dengan sendirinya akan

mempunyai kecenderungan hidup dalam aturan-aturan agama, terbiasa menjalankan

ibadah, dan merasakan nikmatnya hidup beragama.

Remaja lebih merasa tertarik kepada agama dan keyakinan spiritual daripada

anak-anak. Pemikiran abstrak mereka yang semakin meningkat dan pencarian

identitas mereka lakukan membawa mereka kepada masalah-masalah agama dan

spiritual. (Spilka, 1991 dalam Santrock, 2003)

21

Page 22: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Sebuah hasil survey nasional, diketahui bahwa lebih dari 90% remaja

mengatakan bahwa mereka percaya pada Tuhan. Hanya 1 dari 1000 yang tidak

memiliki preferensi atau golongan keagamaan apapun (Santrock, 2003)

Menurut James, (dalam Jalaluddin, 2003) agama memberikan energi spiritual,

dimana agama dapat menggairahkan semangat hidup, meluaskan kepribadian,

memperbarui daya hidup, dan memberikan makna dan kemuliaan baru pada hal-hal

yang biasa dalam kehidupan.

Myers (dalam Khavari 2006) menjelaskan mengapa para pemeluk agama

lebih bahagia daripada yang tidak beragama, ia mengatakan bahwa mereka lebih

bahagia karena agama mengajarkan tujuan hidup, menuntun mereka menerima dan

menghadapi beragam masalah dengan tenang, dan mengikat seseorang dalam satu

umat yang saling memberikan dukungan.

Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Aghili dan Kumar (2008), di

dalamnya disimpulkan bahwa sikap religiusitas ternyata sangat berkorelasi dengan

kebahagiaan. Hasilnya adalah semakin Tinggi sikap religiusitas, maka semakin tinggi

pula kebahagiaan seseorang.

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Dafit (2007) juga mengatakan bahwa,

terdapat korelasi yang positif antara religiusitas dengan kebahagiaan pada

22

Page 23: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Mahasiswa.

Sekitar tahun 1996/1997, telah dilakukan penelitian tentang gambaran

kesadaran beragama di kalangan remaja siswa SMK di Jawa barat, yang

respondennya berjumlah 652 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir

semua siswa dan siswi meyakini agama sebagai pedoman hidup yang akan

membawa kepada kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun akhirat. (Yusuf, 2004).

Kebahagiaan hidup dan pendidikan agama tidak hanya dibutuhkan bagi

remaja yang memiliki keluarga utuh, namun juga di butuhkan bagi remaja yang

kurang beruntung yaitu remaja yang tinggal dipanti asuhan. Karena mereka juga

anak-anak generasi penerus bangsa yang harus di asuh dengan baik agar berkembang

dengan optimal.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang

kesejahteraan anak pada Bab II pasal 2 ayat 1 yang menyebutkan: bahwa anak

berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan berdasarkan kasih

sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh

kembangnya secara wajar.

Pemerintah melalui Depsos RI telah melakukan langkah-langkah penanganan

bagi remaja yang kurang mampu maupun terlantar yaitu dengan mendirikan lembaga

23

Page 24: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

sosial seperti panti asuhan. Pendirian panti sebagai lembaga sosial dimaksudkan

untuk menggantikan keluarga alami anak dengan keluarga atau pengasuhan yang

berbeda, yang menekankan adanya pelimpahan tanggung jawab pengasuhan anak

kepada orang tua asuh yang meliputi semua aspek peran orang tua. (Depsos, 2008).

Selain itu, bentuk panti asuhan lain diluar Dinas Sosial juga banyak didirikan,

salah satunya panti asuhan yang berbasis agama dan dengan tujuan untuk mengasuh

dan memenuhi kebutuhan anak agar dapat berkembang sesuai dengan prinsip agama.

Tinggal di panti asuhan yang jauh dari cinta sanak keluarga memang sudah

menjadi pilihan yang mereka ambil untuk memenuhi segala kebutuhan mereka.

Namun kenyataannya, tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh anak-anak

dipanti asuhan yang menginginkan kasih sayang serta perhatian yang besar dari

orang-orang sekitar mereka. Suasana di panti asuhan juga tentu berbeda dibandingkan

dengan suasana di dalam keluarga sendiri. Perbedaan ini disebabkan karena kondisi

dan kemampuan panti yang beraneka ragam, baik dalam pelaksanaan maupun dalam

program layanan.

Beberapa masalah yang muncul pada remaja di panti asuhan adalah keluhan-

keluhan anak mengenai suasana lingkungan panti yang tidak sama dengan lingkungan

keluarga, rindu akan sanak keluarga, bertengkar dengan teman, serta masalah-

masalah kecil lainnya yang dapat mempengaruhi kebahagiaannya.

24

Page 25: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Hasil penelitian Save the Children and Unicef bekerja sama dengan

Departemen Sosial RI (2008) yang merupakan laporan pertama mengenai kualitas

pengasuhan di panti asuhan anak di Indonesia menemukan beberapa fakta penting

mengenai kondisi pengasuhan anak di panti asuhan di Indonesia yang masih sangat

kurang. Hampir semua fokus ditujukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan materi

sehari-hari, sementara kebutuhan emosional dan pertumbuhan anak-anak kurang

dipertimbangkan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan pengasuh panti

asuhan di tempat penelitian, mereka memberikan berbagai program panti untuk

membantu anak meningkatkan perilaku religiusitas seperti kegiatan keagamaan,

membaca kitab suci, beribadah bersama, serta kegiatan keagamaan lain yang bisa

mendekatkan diri kepada Tuhan. Kegiatan lainnya adalah seperti olah raga dan

kesenian. Remaja di haruskan untuk mentaati peraturan yang telah di sediakan pihak

panti asuhan, jika melanggar maka mereka akan di hukum. Jenis hukumannya adalah

membersihkan lingkungan panti, hal ini diharapkan membuat anak patuh dan tidak

melanggar peraturan.

Kegiatan-kegiatan keagamaan yang dibuat memiliki tujuan yang sangat baik,

yaitu untuk mendekatkan diri anak kepada Tuhannya, melatih anak secara dini untuk

mengamalkan ilmu agama, serta untuk menghindari dari kegiatan atau hal-hal yang

25

Page 26: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

tidak bermanfaat serta masalah-masalah yang membuat anak sedih baik di masa lalu

maupun yang sedang dijalaninya. Sehingga kegiatan ini diharapkan mampu

memotivasi anak untuk mencapai kebahagiaan hidup.

Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan diatas, peneliti menganggap

bahwa penelitian ini perlu dilakukan mengingat penelitian yang membahas tentang

kaitan antara religiusitas dengan happiness pada remaja panti asuhan masih belum

banyak dilakukan. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :“

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESS PADA REMAJA

PANTI ASUHAN”

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah

1.2.1 Batasan Masalah

Agar penelitian tidak meluas, maka peneliti perlu membatasi permasalahan yang

ingin diteliti, yaitu:

1. Religiusitas adalah suatu totalitas keberagamaan seseorang penganut agama

yang memiliki lima dimensi, yaitu dimensi keyakinan, praktek agama,

pengetahuan agama, pengalaman dan konsekuensi.

26

Page 27: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

2. Happiness adalah perasaan positif tanpa unsur paksaan sama sekali dari

kondisi dan kemampuan seseorang untuk merasakan emosi positif di masa

lalu, masa depan dan masa sekarang.

3. Remaja panti asuhan adalah remaja yang tinggal di panti asuhan yang berusia

13 sampai 18 tahun. Batasan ini digunakan mengingat bahwa usia maksimal

tinggal dipanti adalah 18 tahun.

1.2.2 Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan di teliti dapat di

rumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara Religiusitas dengan Happiness

pada Remaja Panti Asuhan?

2. Apakah ada perbedaan antara happiness pada remaja laki-laki dan

perempuan?

3. Apakah ada perbedaan antara happiness berdasarkan usia remaja panti

asuhan?

4. Apakah ada perbedaan antara happiness remaja panti asuhan Islam dan

Kristen?

5. Seberapa besar sumbangan religiusitas terhadap happiness?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

27

Page 28: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan religiusitas

dengan happiness pada remaja panti asuhan Islam dan remaja panti asuhan Kristen

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis:

1. Manfaat teoritis penelitian ini adalah mengharapkan penelitian ini bermanfaat

sebagai wawasan keilmuan terutama dalam bidang Psikologi Positif.

2. Manfaat Praktis yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah agar dapat

digunakan sebagai bahan acuan bagi para pengelola panti asuhan dalam

memenuhi kebutuhan baik fisik maupun psikis dalam meningkatkan pelayanan

bagi anak-anak panti asuhan sehingga mendapatkan kesejahteraan, pendidikan ,

serta tempat tinggal yang layak.

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan kerangka berfikir penulisan ini dibagi menjadi 5 bab

yang disusun dalam sistematika sebagai berikut :

BAB I : Yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian.

28

Page 29: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

BAB II : Menguraikan tentang teori Happiness dan teori Religiusitas. Remaja dan

Panti Sosial, Kerangka Berfikir dan Hipotesis Penelitian.

BAB III : Dalam bab ini diuraikan pendekatan dan metode penelitian, definisi

konseptual dan operasional, pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, teknik

uji instrumen penelitian, metode analisa data dan prosedur penelitian.

BAB IV : Mengemukakan tentang gambaran umum subjek penelitian presentasi data,

uji persyaratan, deskripsi statistik, hasil uji hipotesis dan uraiannya.

BAB V : Mengemukakan tentang kesimpulan, diskusi dan saran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang landasan teoritis penelitian ini, yang dibagi

menjadi tiga subbab. Subbab pertama membahas tentang happiness, subbab kedua

membahas tentang religiusitas, subbab ketiga membahas tentang kerangka berfikir.

29

Page 30: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

2.1. Happiness

2.1.1. Pengertian Happiness

Seligman (2002) mendefinisikan happiness sebagai perasaan positif dan

kegiatan positif tanpa unsur paksaan sama sekali dari kondisi dan kemampuan

seseorang untuk merasakan emosi positif di masa lalu, masa depan dan masa

sekarang.

Diener (dalam Synder 2007) menyamakan happiness dengan subjective well-

being serta sebagai gabungan dari perasaan positif dan kepuasan hidup. Menurut

Diener kebahagiaan adalah evaluasi seseorang terhadap kehidupan yang mereka

alami. Lebih spesifiknya kebahagiaan meliputi pengalaman yang menyenangkan

seseorang dan apresiasinya terhadap kehidupan.

Carr (2004) mengatakan bahwa happiness dan subjective well-being keduanya

merujuk pada perasaan positif, yaitu sebagai perasaan bahagia atau ketenangan

maupun keadaan positif seperti ikut serta dalam kegiatan yang mengalir atau terlarut

di dalamnya.

Carlson (1984, dalam Manz, 2003) mengatakan bahwa happiness adalah

perasaan yang alami sebagai bagian dari pembawaan fungsi psikologis yang sehat.

30

Page 31: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Menurut Al-Qarni (2004), Kebahagiaan adalah keriangan hati karena

kebenaran yang dihayatinya, kebahagiaan adalah kelapangan dada karena prinsip

yang menjadi pedoman hidup, dan kebahagiaan adalah ketenangan hati karena

kebaikan disekelilingnya.

Dari pengertian diatas mengenai happiness, maka definisi yang digunakan

peneliti adalah definisi dari Seligman (2002) yang menyatakan bahwa happiness

merupakan perasaan positif dan kegiatan positif tanpa unsur paksaan sama sekali dari

kondisi dan kemampuan seseorang untuk merasakan emosi positif di masa lalu, masa

depan dan masa sekarang.

2.1.2. Aspek Happiness

2.1.2.1. Emosi Positif

Seligman (2002) membagi emosi positif menjadi tiga kategori menurut waktu,

yaitu:

a. Emosi Positif Terhadap Kepuasan akan Masa Lalu

Menurut Seligman (2002), emosi tentang masa lalu dimulai dari ketenangan,

kedamaian, kebanggaan dan kepuasan. Semua emosi tersebut sepenuhnya ditentukan

oleh pikiran seseorang tentang masa lalunya. Banyak sekali bukti tentang pandangan

31

Page 32: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

ini. Salah satu contoh Ketika seseorang dilanda depresi, jauh lebih mudah baginya

untuk menyimpan kenangan menyedihkan daripada kenangan membahagiakan.

Keterbatasan pemahaman dan penghayatan tentang peristiwa pada masa lalu

jika menekankan peristiwa buruk maka dapat membuat seseorang sulit untuk

mengalami ketenangan, kedamaian, kebanggaan dan kepuasan.

Seligman (2002) mengatakan bahwa ada dua cara untuk membawa perasaan-

perasaan tentang masa lalu ke arah kebahagiaan. Yaitu dengan bersyukur dan

memaafkan. Ia mengatakan bahwa rasa syukur dapat menambah kepuasan hidup

karena dapat menambah intensitas kesan dari kenangan yang baik tentang masa lalu.

Sedangkan memaafkan dapat mengubah kepahitan menjadi kenangan yang positif,

dan dengan demikian lebih memungkinkan untuk mencapai kebahagiaan dan

kepuasan hidup yang lebih besar.

b. Emosi Positif Terhadap Optimistis akan Masa Depan

Emosi positif mengenai masa depan mencakup keyakinan, kepercayaan,

percaya diri, harapan dan optimisme. Optimisme dan harapan memberikan daya tahan

yang lebih baik dalam menghadapi depresi saat menghadapi musibah, dapat

meningkatkan kinerja, dan kesehatan fisik yang lebih baik di masa depan.

Terdapat dua dimensi dalam konsep optimisme, yaitu Permanen dan Pervasif.

Dimensi pertama menjelaskan tentang seberapa lama individu terpengaruh pada

32

Page 33: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

setiap kejadian yang mereka alami. Dimensi permanen dibagi lagi menjadi dua tipe,

yaitu tipe permanen (pesimistis) dan tipe temporer (optimistis). Orang-orang dengan

tipe permanen percaya bahwa penyebab kejadian-kejadian yang mereka alami bersifat

permanen, terus berlanjut mempengaruhi hidup mereka. Sebaliknya, orang dengan

tipe temporer, percaya bahwa penyebab kejadian buruk itu hanya bersifat sementara.

Sedangkan pervasif menjelaskan tentang seberapa besar suatu kondisi

mempengaruhi kehidupan individu. Dimensi pervasif dibagi lagi menjadi dua tipe,

yaitu universal (pesimistis) dan spesifik (optimistis). Individu dengan tipe universal

akan terpengaruh disegala aspek ketika suatu kejadian menimpa satu area kehidupan,

sedangkan individu dengan tipe spesifik, hanya akan terpengaruh pada satu bagian

kehidupan, dan tidak mempengaruhi bagian lain.

c. Emosi Positif Terhadap Kebahagiaan Pada Masa Sekarang

Kebahagiaan masa sekarang terdiri atas berbagai keadaan yang sangat berbeda

dengan kebahagiaan akan masa lalu dan masa depan. kebahagiaan sendiri mencakup

dua hal yang berbeda : yaitu kenikmatan (pleasure) dan gratifikasi (gratification).

Kenikmatan adalah kesenangan yang memiliki komponen inderawi yang jelas dan

komponen emosi yang kuat, yang disebut dengan perasaan-perasaan dasar (raw feels)

seperti: rasa senang, riang, ceria, dan nyaman (Seligman,2002).

Semua ini bersifat sementara dan hanya sedikit melibatkan pikiran, atau malah

tidak sama sekali. Kenikmatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu kenikmatan ragawi

33

Page 34: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

(bodily pleasures) dan kenikmatan yang lebih tinggi (higher pleasures). Kenikmatan

ragawi datang dengan cepat, melalui indera, dan bersifat sementara. Sama halnya

dengan kenikmatan ragawi, kenikmatan yang lebih tinggi juga memiliki perasaan-

perasaan dasar yang positif, bersifat sementara, memudar dengan mudah dan dengan

cepat menjadi terasa biasa. Namun tak hanya itu, kenikmatan yang lebih tinggi juga

bersifat kognitif dan jauh lebih bervariasi daripada kenikmatan ragawi.

Gratifikasi datang dari kegiatan-kegiatan yang sangat kita sukai, tetapi sama

sekali tidak mesti disertai oleh perasaan dasar. Contoh gratifikasi adalah : membaca

novel yang bagus, bermain bola basket. Gratifikasi bertahan lebih lama daripada

kenikmatan dan melibatkan lebih banyak pemikiran serta interpretasi.

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi happiness

Menurut Seligman (2002) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi happiness,

yaitu:

1. Uang

Penilaian seseorang terhadap uang akan mempengaruhi kebahagiaannya, lebih

daripada uang itu sendiri. Orang yang menempatkan uang diatas tujuan lainnya

kurang puas dengan penghasilan mereka dan dengan kehidupan mereka secara

keseluruhan.

2. Perkawinan

34

Page 35: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Pusat riset Opini Nasional Amerika Serikat menyurvei 35.000 warga Amerika

selama 30 tahun terakhir, 40% dari orang yang menikah mengatakan mereka

sangat bahagia, sedangkan hanya 24% dari orang yang tidak menikah, bercerai,

berpisah, dan ditinggal mati pasangannya yang mengatakan mereka bahagia.

3. Kehidupan Sosial

Orang-orang yang bahagia paling sedikit menghabiskan waktu sendirian dan

kebanyakan dari mereka bersosialisasi. Berdasarkan penilaian sendiri atau orang

lain, mereka dapat nilai tertinggi dalam berinteraksi. Khavari (2006) mengatakan

bahwa meskipun kebahagiaan personal tumbuh dari dalam diri, berbagi

kesenangan dengan orang lain dapat membangun perasaan yang positif. Rasa

kebersamaan juga dapat tumbuh dari hubungan penuh kasih dengan Tuhan serta

dengan tokoh-tokoh agama.

4. Emosi Negatif

Hanya terdapat sedikit korelasi negatif antara emosi positif dan emosi negatif. Ini

berarti, jika memiliki banyak emosi negatif, seseorang mungkin memiliki lebih

sedikit emosi positif dibandingkan dengan rata-rata. Meskipun demikian, tidak

berarti seseorang menjauh dari kehidupan yang senang dan tidak berarti pula

seseorang terlindungi dari kesedihan.

5. Usia

Sebuah penelitian otoritatif atas 60.000 orang dewasa dari empat puluh bangsa

membagi kebahagiaan ke dalam tiga komponen : kepuasan hidup, afek

35

Page 36: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

menyenangkan dan afek tidak menyenangkan. Kepuasan hidup sedikit meningkat

sejalan dengan bertambahnya usia, afek menyenangkan sedikit melemah dan afek

negatif tidak berubah. Yang berubah saat seseorang menua adalah intensitas

emosinya.

6. Kesehatan

Orang-orang yang masuk rumah sakit dengan hanya satu masalah kesehatan yang

kronis, seperti penyakit jantung, mereka menunjukkan peningkatan kebahagiaan

yang berarti pada tahun berikutnya. Namun mereka yang memiliki lebih masalah

kesehatan, kebahagiaan mereka berkurang sejalan dengan waktu. Jadi, masalah

ringan dalam kesehatan tidak lantas menyebabkan ketidakbahagiaan, namun

sebabnya adalah sakit yang parah.

7. Jenis Kelamin

Jenis kelamin memiliki hubungan yang mengherankan dengan suasana hati.

Tingkat emosi rata-rata laki-laki dan perempuan tidak banyak berbeda, yang

membedakan adalah perempuan cenderung lebih bahagia dan sekaligus lebih

sedih daripada laki-laki.

8. Agama

Data survei secara konsisten menunjukkan bahwa orang-orang yang religius lebih

bahagia dan lebih puas terhadap kehidupan daripada orang yang tidak religius.

Myers (1992 dalam Khavari 2006) menyatakan bahwa orang-orang yang

36

Page 37: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

beragama lebih bahagia karena agama mengajarkan tujuan hidup, mengajak

mereka menerima dan menghadapi aneka masalah dengan tenang, dan

mempersatukan mereka dalam satu umat yang saling memberi dukungan.

2.2 Religiusitas

2.2.1. Pengertian Religiusitas

Sebelum membahas religiusitas, perlu adanya pembahasan mengenai agama

sebagai dasar dari perilaku religiusitas ini.

Di dunia barat terdapat suatu istilah umum untuk pengertian agama, yaitu :

religi, religie, religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh

penderitaan atau mati-matian; perbuatan ini berupa usaha atau sejenis peribadatan

yang di lakukan berulang-ulang. Istilah lain bagi agama yang berasal dari bahasa

arab, yaitu addiin yang berarti : hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan,

keputusan dan pembalasan. (Moh.Syafaat, 1965 dalam Yusuf, 2004).

Menurut Martineau ( dalam Jalaluddin, 2003 ) agama adalah kepercayaan

kepada Tuhan yang selalu hidup, yakni kepada jiwa, dan kehendak Illahi yang

mengatur alam semesta dan mempunyai hubungan moral dengan umat manusia.

37

Page 38: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Sedangkan menurut Glock & Stark ( dalam Anchok, 2004 ), agama adalah

sistem simbol, keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang

semuanya berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling

maknawi ( ultimate meaning).

Istilah religiusitas merupakan terjemahan dari kata religiosity dalam bahasa

inggris. Menurut Smith (dalam Trimulyaningsih & Rachmana, 2008) religiusitas

adalah sesuatu yang dilakukan atau yang dirasakan secara mendalam oleh seseorang

atau sesuatu yang mempengaruhi keinginan dan harapan dan mengikat seseorang

dalam sebuah komunitas.

Menurut Trimulyaningsih & Rachmana (2008) religiusitas adalah sesuatu hal

yang berkenaan dengan agama.

Dari pengertian di atas, maka peneliti menggunakan definisi dari Glock &

Stark (dalam Anchok, 2004 ) religiusitas adalah sistem simbol, keyakinan, sistem

nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang semuanya berpusat pada

persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi.

2.2.2. Dimensi Religiusitas

Menurut Glock & Stark (1974), ada lima macam dimensi keberagamaan, yaitu :

38

Page 39: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

1). Dimensi Keyakinan. Dimensi ini terdiri dari pengharapan-pengharapan di mana

orang yang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan

mengakui kebenaran ajaran-ajaran agama. Setiap agama mempertahankan

seperangkat kepercayaan di mana para penganut diharapkan untuk taat. Walaupun

demikian, isi dan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi tidak hanya di antara

agama-agama, tetapi seringkali juga terdapat tradisi-tradisi dalam agama yang

sama.

2). Dimensi praktek agama. Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan

hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukan komitmen terhadap agama yang

dianutnya. Praktek-praktek keagamaan ini terdiri dari dua hal yang penting yaitu

ritual dan ketaatan. Ritual seperti : menghadiri pengajian agama. Sedangkan

ketaatan seperti: mengerjakan shalat.

3). Dimensi pengalaman. Dimensi ini berisikan memperhatikan fakta bahwa semua

agama memiliki pengharapan-pengharapan yang pasti, meski tidak tepat jika

dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan

mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai kenyataan bahwa

seseorang akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan supernatural.

4). Dimensi pengetahuan agama. Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-

orang yang beragama paling tidak memiliki minimal pengetahuan mengenai

dasar-dasar keyakinan, ritual-ritual, kitab suci dan tradisi-tradisi.

5). Dimensi konsekuensi. Dimensi mengacu pada identifikasi komitmen terhadap

agama dari keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan

39

Page 40: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

seseorang dari hari ke hari. Dan konsekuensi ini di tiap komitmen agama

berlainan. Maka dari itu, kita perlu suatu ketegasan secara komunal yang dapat

diambil dari salah satu hukum agama yang tertulis yang terdapat di dalam kitab

agama masing-masing, untuk mengantisipasi hal-hal yang dapat menjerumuskan

kehidupan bermasyarakat.

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Religiusitas

Thouless (1992) mengemukakan ada 3 faktor yang mempengaruhi religiusitas,

diantaranya yaitu:

1) Faktor Sosial

Faktor sosial berpengaruh terhadap keyakinan dan perilaku keagamaan, mulai

dari pendidikan yang kita terima pada masa kanak-kanak, berbagai pendapat dan

sikap orang-orang di sekitar kita dari apa yang mereka katakan berpengaruh terhadap

sikap-sikap keagamaan kita, dan berbagai tradisi yang kita terima dari masa lampau.

Karena tidak seorang pun diantara kita yang dapat mengembangkan sikap-sikap

keagamaan dalam keadaan yang terisolasi dari saudara-saudara kita dalam

masyarakat.

2) Faktor Emosional

Setiap pemeluk agama memiliki pengalaman emosional dalam kadar tertentu

yang berkaitan dengan agamanya. Namun ada sejumlah orang, terjadi pengalaman-

pengalaman keagamaan yang memiliki kekuatan dan komitmen agama yang luar

biasa sehingga berbeda dengan pengalaman-pengalaman orang lain. Karena beberapa

40

Page 41: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

orang menilai dirinya sendiri hanya terpengaruh oleh persepsi seremonial yang

bersifat visual dan ada sebagian menganggapnya sekedar kesibukan saja. Pendapat

orang-orang beragama pada umumnya bahwa akibat penting dari kesadaran beragama

adalah dorongan untuk taat kepada ajaran agama yang dipeluknya dan berperilaku

yang baik dengan sesama manusia, dan nilai emosi keagamaan itu harus dinilai dari

keberhasilannya dalam membantu tercapainya tujuan-tujuan itu.

3) Faktor Intelektual

Kemampuan berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakannya sebagai

alat untuk membedakan antara yang benar dan yang salah merupakan keberhasilan

manusia yang bisa diharapkan pengaruhnya terhadap perkembangan sikap

keberagamaan. Beberapa faktor seperti pengaruh lingkungan sosial seseorang dan

emosi, keduanya meskipun tidak diverbalisasikan pada umumnya sebagai bagian

yang mempengaruhi sikap keagamaan, akan tetapi keduanya akan lebih kuat dengan

diiringi menggunakan intelektual atau secara rasional.

2.3. Remaja

2.3.1. Pengertian Remaja

Menurut Hurlock (1980) Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata

Latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti

“tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence, seperti yang

41

Page 42: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

dipergunakan saat ini, mempunyai arti lebih luas, mencakup kematangan mental,

emosional, sosial, dan fisik.

Pada tahun 1974, WHO memberikan defenisi tentang remaja, dalam defenisi

tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi.

Menurut WHO remaja adalah suatu masa ketika:

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual

sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual;

2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-

kanak menjadi dewasa;

3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada kedaan

yang relatif lebih mandiri (Muangman, 1980: 9 dalam Sarwono: 2005)

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah

masa transisi antara masa kanak-kanak ke masa dewasa yang di tandai oleh

perubahan besar yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.

2.3.2. Batasan Remaja

Hurlock (1980) membagi remaja menjadi dua periode yaitu: masa remaja

awal dan masa remaja akhir, yaitu dari usia 13 sampai 18 tahun.

42

Page 43: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja, WHO

membagi kurun usia tersebut dalam dua bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan

remaja akhir usia 15-20 tahun.

Dalam penelitian ini batasan yang digunakan adalah batasan dari Hurlock

(1980) yaitu usia 13-18 tahun. Batasan ini digunakan mengingat bahwa usia

maksimal tinggal di panti adalah 18 tahun.

2.3.3. Tugas Perkembangan Remaja

Pada usia remaja terdapat pula tugas-tugas perkembangan tertentu yang harus

dipenuhi oleh individu. Menurut Pikunas 1976 (dalam Agustiani, 2006)

mengemukakan beberapa tugas perkembangan yang penting pada tahap pertengahan

dan akhir masa remaja, yaitu:

1. Menerima bentuk tubuh orang dewasa yang dimiliki dan hal-hal yang berkaitan

dengan fisiknya.

2. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan figur-figur otoritas.

3. Mengembangkan keterampilan dalam komunikasi interpersonal, belajar menerima

relasi dengan teman sebaya dan orang dewasa, baik secara individu maupun

kelompok.

4. Menemukan model untuk identifikasi.

5. Menerima diri sendiri dan mengandalkan kemampun dan sumber-sumber yang

ada dirinya.

43

Page 44: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

6. Memperkuat kontrol diri berdasarkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang ada.

7. Meninggalkan bentuk-bentuk reaksi dan penyesuaian yang kekanak-kanakan.

2.3.4 Religiusitas pada Remaja

Religi merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa remaja. Sebagian

orang berpendapat bahwa religi bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak

dewasa ini. Dengan begitu, ia tidak melakukan hal–hal yang merugikan atau

bertentangan dengan kehendak atau pandangan masyarakat. (Sarwono, 2005)

Santrock (2003) mengatakan bahwa remaja yang berada pada tahap formal

operasional, memiliki cara berfikir yang berbeda mengenai konsep religius daripada

anak-anak yang berada pada tahap konkrit operasional. Karena remaja yang berada

pada tahap formal operasional lebih reflektif daripada anak-anak. Remaja tidak lagi

melihat perwujudan identitas keagamaan dalam tingkah laku individu namun lebih

memperhatikan bukti keberadaan keyakinan dan pendirian dalam diri seseorang.

Fowler ( 1976 dalam Santrock, 2003) mengatakan bahwa individuating-

reflexive faith adalah tahap yang dikemukakan fowler, muncul pada masa remaja

akhir yang merupakan masa yang penting dalam perkembangan identitas keagamaan.

Untuk pertama kalinya dalam hidup mereka, individu memiliki tanggung jawab

penuh atas keyakinan religius mereka. Selama masa remaja akhir, individu

menghadapi keputusan-keputusan pribadi serta mengevaluasi pertanyaan-pertanyaan

yang muncul dalam pikiran mereka seputar agama.

44

Page 45: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

2.3.5. Kebahagiaan dalam masa remaja

Menurut Hurlock (1980) remaja yang penyesuaian dirinya buruk, cenderung

paling tidak berbahagia sepanjang awal masa remaja. Ketidakbahagiaan remaja lebih-

lebih karena masalah-masalah pribadi daripada masalah-masalah lingkungan. Ia

mempunyai tingkat aspirasi tinggi, yang tidak realistic bagi dirinya sendiri, dan bila

prestasinya tidak memenuhi harapan, akan timbul rasa tidak puas dengan diri sendiri

dan bersikap menolak diri sendiri.

Bilamana remaja cukup berhasil mengatasi masalah yang dihadapi dan

kepercayaan pada kemampuannya mengatasi masalah-masalah tanpa bantuan orang

dewasa semakin meningkat, maka periode tidak bahagia lambat laun berkurang. Pada

saat mereka duduk di kelas terakhir sekolah menengah atas dan pandangan serta

perbuaannya lebih seperti orang dewasa, maka berangsur-angsur rasa bahagia timbul

menggantikan rasa tidak bahagia.

Kebahagiaan yang lebih besar merupakan ciri dari akhir masa remaja,

sebagian disebabkan karena remaja yang lebih tua diberi status yang lebih banyak

dalam usaha mempertahankan tingkat perkembangannya dibandingkan ketika pada

awal masa remaja. Misalnya: remaja lebih diberi kebebasan, oleh karenanya tidak

banyak mengalami kekecewaan. Ia juga menjadi lebih realistic akan kemampuannya

dan memiliki tujuan yang sesuai dan bisa dicapai, ia terus menerus berusaha dan

mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuannya, serta menambah kepercayaan diri

45

Page 46: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

berdasarkan pada pengetahuan mengenai keberhasilan di masa-masa lalu yang

melawan perasaan-perasaan tidak mampu yang mengganggu.

2.4. Panti Asuhan

2.4.1. Pengertian Panti Asuhan

Panti asuhan adalah sistem pelayanan kesejahteraan sosial anak yang di

selenggarakan melalui basis panti yang terbuka, berupa kelembagaan dari masyarakat

yang bertugas memberikan perlindungan, bimbingan, pembinaan fisik, mental

spiritual kepada anak agar dapat hidup secara wajar. (Depsos, 2005)

2.4.2. Tujuan Panti Asuhan

Tujuan panti asuhan anak adalah memberikan pelayanan pengganti/perwalian

anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial anak asuh sehingga

memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi perkembangan

kepribadiannya dan menjadi tempat utama untuk penyelenggaraan pelayanan kepada

anak-anak dan keluarga di tingkat masyarakat (Depsos, 2008).

2.4.3. Fungsi Panti Sosial

Menurut Depsos (2005) terdapat tiga fungsi panti, yaitu:

1. Subsitutif

46

Page 47: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Bagi anak-anak yang tidak lagi memiliki orang tua atau keluarga yang

memungkinkan melakukan perawatan dan pengasuhan anak, maka Panti Sosial bisa

berfungsi sebagai lembaga pengganti peran orang tua atau keluarga. Fungsi ini juga

dapat berlaku bagi anak-anak yang masih memiliki orang tua akan tetapi mereka

dianggap tidak cakap dalam melaksanakan fungsi mereka untuk mengasuh dan

merawat anak ssuai dengan ketentuan yang berlaku. Fungsi pengganti bagi

pengasuhan dan perawatan anak dalam kategori ini bisa bersifat menetap atau

sementara sampai orang tua atau keluarganya dinyatakan kembali mampu dan mau

melakukan perawatan dan pengasuhan anak mereka.

2. Suplementer

Beberapa fungsi suplementer antara lain:

a. Panti bisa merumuskan rencana kerja penanganan yang sifatnya

mengupayakan penyembuhan terhadap penyakit sosial yang dialami

khususnya anak terlantar atau lainnya, bukan hanya sekedar melakukan

bimbingan atau pembinaan penanganan saja.

b. Anak-anak binaan panti bisa melaksanakan bakti sosial di lingkungannya.

Kegiatan bakti sosial dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan ikatan yang

kuat terhadap anak terlantar sebagai bagian dari kehidupan masyarakat. Bakti

sosial baik dalam bentuk menggalang kerja bakti, membersihkan lingkungan,

melaksanakan kerja bersama memperbaiki mesjid atau acara-acara keagaman

lainnya.

47

Page 48: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

c. Panti menyediakan sistem akses terbuka bagi anak. Sehingga keinginan atau

kebutuhan anak dapat tersalurkan. Misalkan penyediaan sarana atau media

sebagai bentuk pengembangan diri dalam bentuk majalah dinding atau akses

memperoleh informasi penanganannya.

3. Supportif

Melakukan perawatan dan pengasuhan anak melalui berbagai kegiatan seperti:

a. Menyediakan sistem data dan informasi kesejahteraan anak yang dilakukan

melalui proses kajian/penelitian dan pemetaan. Penyebaran informasi melalui

promosi, publikasi, kampanye sosial tentang pengasuhan anak yang baik.

b. Melakukan penelitian dan pengembangan model pelayanan atau pengasuhan

sosial yang relevan dengan perubahan dan perkembangan masyarakat luas

serta kondisi kearifan lokal yang berkembang.

2.4.4. Program Pengasuhan Anak Panti

Menurut Depsos (2005) Program ini meliputi tiga jenis program, yaitu:

1. Perlindungan

Yang dimaksud dengan perlindungan dalam pedoman ini adalah berbagai

tindakan dan upaya yang diarahkan untuk menjamin agar semua anak mendapatkan

hak-haknya serta terlindungi dari berbagai kemungkinan tindak kekerasan,

48

Page 49: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

penyalahgunaan anak dan eksploitasi, seperti yang disepakati dalam konvensi hak

anak dan Undang-undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002, yang meliputi hak

hidup, mempertahankan kehidupan, mempertahankan identitas diri, keluarga dan

budayanya, hak akan pelayanan kesehatan, pendidikan, pengisian waktu luang dan

partisipasi.

2. Program Pengasuhan

Program pengasuhan anak panti asuhan dapat meliputi tiga jenis pengasuhan, yaitu:

a. Asrama

Menyadari kelemahan sistem pengasuhan di asrama anak yang cenderung

bersifat klasikal dan kurang memperhatikan karakteristik individual anak, maka perlu

diupayakan agar asrama anak yang di desain dalam kelompok kecil yang masih

mungkin terjadinya hubungan antar pribadi yang bersifat kekeluargaan.

b. Keluarga Asuh

Apabila memungkinkan penyelenggaraan keluarga asuh dalam panti akan

sangat membantu anak untuk mengembangkan hubungan sosial yang lebih sehat

peran seorang ibu, ayah dan saudara pengganti akan memberikan suasana nyaman

yang dapat lebih memberikan kemudahan pada anak untuk dapat tumbuh dan

berkembang seperti anak pada umumnya yang di besarkan dalam keluarga

biologisnya.

c. Kelompok Asuhan Anak

Untuk anak-anak tertentu yang memiliki kebutuhan khusus, yang tidak

memungkinkan untuk diasuh di asrama atau keluarga asuh, maka kelompok anak

49

Page 50: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

sejenis dapat di asuh oleh seorang pengasuh khusus yang terlatih dalam kelompok

asuhan anak. Pengasuhan berperan sebagai orang tua yang melakukan asuhan dan

bertanggung jawab terhadap kelangsungan dan tumbuh kembangnya, dengan

dukungan para ahli terapi lainnya yang berada diluar panti.

d. Penitipan Anak

Anak yang berusia 3 bulan sampai 5 tahun yang memerlukan asuhan, rawatan

dan pembinaan pada waktu tetentu karena karena orang tuanya bekerja atau ada

keperluan lainnya.

e. Kelompok Bermain

Anak berusia 2,5 tahun sampai dengan memasuki pendidikan dasar, program

ini ditujukan terhadap orang tua yang memasukkan anaknya ke Kelompok Bermain

(KB) dan kurang mempunyai waktu yang cukup memberikan asuhan.

f. Perwalian

Panti mendorong masyarakat untuk ikut serta membantu melalui program

perwalian. Dimana anak dimungkinkan mendapatkan orang tua atau keluarga

pengganti atau diluar panti yang turut membantu dan menyokong kelangsungan hidup

dan tumbuh kembangnya.

3. Program Pelayanan

Program pelayanan panti asuhan mencakup antara lain:

a. Pelayanan sosial

1. Penyediaan sarana rekreasi

2. Bimbingan sosial individu

50

Page 51: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

3. Bimbingan sosial kelompok

4. Konsultasi psiko sosial

5. Resosialisasi

6. Latihan keterampilan sosial

7. Pelayanan rujukan

b. Pelayanan Fisik

1. Kegiatan Olah Raga

2. Kesehatan

3. Pemberi makanan, sandang dan tempat tinggal

4. Sarana belajar, persinggahan, bermaian dan lain-lain

c. Pelayanan Mental Spiritual

1. Kegiatan keagamaan

2. Membentuk kelompok mengaji

3. Diskusi keagamaan

4. Bimbingan atau konsultasi keaagamaan

5. Pembinaan mental untuk hidup mandiri dan percaya diri

d. Penunjang

1. Pendidikan (formal/informal)

2. Pelatihan keterampilan sebagai bekal pengembang kemandirian anak

secara ekonomi

3. Pelayanan konsultasi keluarga anak

51

Page 52: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

4. Bantuan sosial bagi keluarga anak yang miskin

5. Menyediakan informasi/asuhan

e. Pelayanan bagi anak-anak dalam situasi krisis, darurat dan kerusuhan sosial.

Baik dalam bentuk trauma center, konseling, penyediaan kebutuhan pokok,

dan kebutuhan tumbuh kembang anak.

2.5. Kerangka Berpikir

Dalam menjalani hidup, setiap individu baik disadari atau tidak disadari akan

melakukan penilaian atau evaluasi terhadap seluruh pengalaman hidupnya, baik yang

menyenangkan maupun tidak menyenangkan, yang selanjutnya akan mengakibatkan

kebahagiaan atau ketidakbahagiaan.

Tinggal di panti asuhan adalah salah satu pengalaman dari sekian banyak

pengalaman yang dapat terjadi pada anak panti asuhan. Pengalaman ini pada akhirnya

juga dapat mempengaruhi dan membentuk kebahagiaan seseorang, melalui evaluasi

dan penghayatan terhadap kehidupannya dipanti asuhan. Sebagai seorang remaja

yang merupakan bagian dari masa depan bangsa, dan remaja panti asuhan juga

memiliki kesempatan yang sama untuk memiliki kebahagiaan hidup.

Menurut Seligman (2002), happiness adalah perasaan positif dan kegiatan

positif tanpa unsur paksaan sama sekali dari kondisi dan kemampuan seseorang untuk

merasakan emosi positif di masa lalu, masa depan dan masa sekarang.

52

Page 53: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Carlson (1984, dalam Manz,2003) kebahagiaan lebih mengarah pada

meniadakan ketidakbahagiaan daripada berusaha untuk bahagia. Seligman (2002)

mengatakan bahwa, Hanya terdapat sedikit korelasi negatif antara emosi positif dan

emosi negatif. Ini berarti, jika memiliki banyak emosi negatif, seseorang mungkin

memiliki lebih sedikit emosi positif dibandingkan dengan rata-rata. Meskipun

demikian, tidak berarti seseorang menjauh dari kehidupan yang senang dan tidak

berarti pula seseorang terlindungi dari kesedihan.

Salah satu faktor yang menentukan happiness seseorang adalah religiusitas

atau agama. Karena agama adalah penuntun jalan hidup individu agar selalu berada

pada jalan yang benar. Orang yang religius akan lebih bahagia dan lebih puas

terhadap kehidupan.

Glock & Stark ( dalam Anchok, 2004 ) mengatakan bahwa agama adalah

sistem simbol, keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang

semuanya berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling

maknawi ( ultimate meaning).

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pengasuh panti asuhan, mereka

memberikan berbagai program panti untuk membantu anak meningkatkan perilaku

religiusitas pada remaja. Kegiatan-kegiatan keagamaan yang dibuat memiliki tujuan

yang sangat baik, yaitu untuk mendekatkan diri anak kepada Tuhannya, melatih anak

53

Page 54: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

secara dini untuk mengamalkan ilmu agama, serta untuk menghindari dari kegiatan

yang tidak bermanfaat, atau masalah-masalah yang membuat anak sedih baik masa

lalu maupun yang sedang dijalaninya. Sehingga kegiatan ini diharapkan mampu

memotivasi anak untuk mencapai kebahagiaan hidup. Berdasarkan fenomena dan

teori yang telah diuraikan diatas, maka kerangka berfikirnya:

RELIGIUSITAS

1. Keyakinan

2. Praktek Agama

3. Pengetahuan

4. Pengalaman

5. Konsekuensi

HAPPINESS

1. Emosi Positif : (masa

lalu, masa depan, dan

masa sekarang)

2.6. HIPOTESIS

Berdasarkan tema penelitian yang diambil maka hipotesis yang diajukan adalah

sebagai berikut :

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan happiness pada

remaja panti asuhan

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan happiness

pada remaja.

54

Page 55: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

55

Page 56: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai metode dan pendekatan penelitian, variabel

penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional, populasi dan sampel, sampel dan

teknik pengambilan sampel, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, prosedur

penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

3.1.1 Pendekatan dan metode penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam Penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu

suatu pengolahan data penelitian yang didapat dengan menggunakan perhitungan statistik

dengan tujuan untuk memperoleh hasil dari hubungan antar variabel yang diteliti. Dengan

pendekatan kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi

hubungan antar variabel yang diteliti.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis

penelitian korelasional. Menurut Gay (dalam Sevilla, 1993) metode deskriptif adalah kegiatan

yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan

yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian.

Sedangkan penelitian korelasional adalah penelitian yang dirancang untuk menentukan

tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi (Sevilla, 1993). Pada

metode korelasional, hubungan antar variabel diteliti dan dijelaskan. Hubungan yang dicari

56

Page 57: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

ini desebut sebagai korelasi, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana

variabel pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lainnya. (Iqbal, 2002)

3.1.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau sifat yang

berdiri sendiri (Sevilla, 1993). Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yaitu : variabel

bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variable). Sugiyono (2007)

mendefinisikan variabel bebas (independent variable) sebagai variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya variabel terikat, sedangkan variabel terikat

(dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas.

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

Independent Variabel : Religiusitas

Dependent Variabel : Happiness

3.1.2.1 Definisi Konseptual

1. Religiusitas adalah sistem simbol, keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang

terlembagakan, yang semuanya berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati

sebagai yang paling maknawi. (Glock & Stark dalam Anchok, 2004 )

2. Happiness adalah perasaan positif dan kegiatan positif tanpa unsur paksaan sama

sekali dari kondisi dan kemampuan seseorang untuk merasakan emosi positif di masa

lalu, masa depan dan masa sekarang. (Seligman, 2002).

57

Page 58: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

3.1.2.2 Definisi Operasional

1. Religiusitas yang dimaksud dari penelitian ini adalah skor yang diperoleh dari

pengukuran berdasarkan teori Glock dan Stark yang mempunyai lima dimensi, yaitu

dimensi keyakinan, praktek agama, pengetahuan agama, pengalaman dan konsekuensi.

2. Happiness adalah skor yang diperoleh dari pengukuran berdasarkan teori Seligman

yang mempunyai tiga aspek yaitu: emosi positif kepuasan pada masa lalu, optimis akan

masa depan dan kebahagiaan masa sekarang.

3.2 Pengambilan Sampel

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Objek atau nilai yang akan diteliti

dalam populasi disebut unit analisis atau element populasi. Unit analisis dapat berupa orang,

perusahaan, media dan sebagainya (Iqbal, 2002).

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu remaja panti asuhan islam

Raudhatul Hikmah dan panti asuhan kristen P-niel. dimana jumlah populasi panti asuhan

islam berjumlah 110 orang. Sedangkan populasi remaja panti asuhan kristen P-niel berjumlah

48 orang.

3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga

memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi

58

Page 59: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

(Iqbal, 2002). Di dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel 150 remaja yang tinggal di

panti asuhan yang akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu terdiri dari :

1. Jumlah sampel untuk try out sebanyak 60 orang. Terdiri dari 30 orang remaja islam dan

30 orang remaja kristen.

2. Sedangkan jumlah sampel untuk penelitian ini sebanyak 90 orang. Yaitu remaja islam

sebanyak 50 orang dan remaja kristen 40 orang.

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan teknik purposive

sampling, yaitu teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2007).

Teknik tersebut termasuk dari jenis non probability sampling, dimana setiap individu dalam

populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian karena

peneliti memilih sampel berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya.

Adapun karakteristik dari sampel penelitian ini adalah:

1. Berusia 13-18 tahun. Hal ini merajuk pada teori Hurlock (1980) dan batasan ini

digunakan mengingat bahwa usia maksimal tinggal di panti adalah 18 tahun.

2. Remaja yang tinggal dipanti asuhan.

3.3 Pengumpulan Data

3.3.1 Metode pengumpulan data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode angket, yaitu tehnik pengumpulan

data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2007). Sejumlah pernyataan tertulis digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden yang merupakan laporan tentang pribadinya,

sikapnya terhadap sesuatu atau hal yang diketahui.

59

Page 60: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah skala model likert, dimana variabel

penelitian dijadikan sebagai titik tolak penyusunan item-item instrumen (Hasan, 2002).

Pernyataan terdiri dari pernyataan positif (favorable) dan negatif (unfavorable). Jawaban

setiap instrumen ini memiliki tingkat dari tertinggi (sangat positif) sampai pada terendah

(sangat negatif) dan diukur melalui satu item dengan empat skala jawaban, sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skor item skala

Item favorable Skor Item unfavorable Skor

SS (Sangat Setuju) 4 SS (Sangat Setuju) 1

S (Setuju) 3 S (Setuju) 2

TS (Tidak Setuju) 2 TS (Tidak Setuju) 3

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 STS (Sangat Tidak Setuju) 4

3.3.2 Instrument Pengumpulan Data

Metode yang akan digunakan untuk melakukan pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan skala. Skala yang akan dipergunakan untuk pengumpulan

data dalam penelitian ini ada dua, yaitu skala Religiusitas dan skala Happiness.

1. Skala religiusitas dalam penelitian ini menggunakan skala model Likert. Dan untuk

mengukur religiusitas peneliti mengadaptasi skala baku yang telah di modifikasi dari

konsep Glock & Stark (1974).

Tabel 3.2

Blue Print Skala Religiusitas

60

Page 61: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

No Dimensi Indikator Item

Favorable

Item

Unfavorable

Total

Keyakinan terhadap Tuhan 1 2, 33 3

Mukjizat 3 34 2

Kehidupan setelah kematian 35 4 2

Syarat-syarat untuk

keselamatan (kepercayaan)

36 5 2

Syarat-syarat untuk

keselamatan (aktifitas ritual)

37 6 2

Syarat-syarat untuk

keselamatan (pekerjaan)

7 38 2

Kepercayaan yang salah 39 40 2

Pelanggaran terhadap ritual

yang benar

41 8 2

Tindakan-tindakan yang

salah

42 9 2

1 Keyakinan

Kepastian dan kepercayaan

mengenai keyakinan

10 43 2

Menghadiri kegiatan

keagamaan

11 44 2

Mengikuti siraman rohani

dari media elektronik

12 45 2

2 Praktek agama

Keikutsertaan dalam

organisasi agama

46 13 2

61

Page 62: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Ibadah malam hari 14 47 2

Pentingnya mengikuti

kegiatan keagamaan

15 48 2

Membaca kitab suci 16 49 2

Frekuensi ibadah 17 50 2

Frekuensi berdoa 18 51 2

Sebab-sebab berdoa 19, 53 52 3

Berdoa untuk keberkahan 20 54 2

Kemampuan dalam berdoa 22 21 2

Memperkuat pengalaman 23 55 2

Pengalaman responsive 56 24 2

3 Pengalaman

Pengalaman godaan 57 25 2

Pengetahuan tentang ajaran

agama

58 59 2 4 Pengetahuan

Pengetahuan terhadap isi dari

kitab suci

26, 60 61, 62 4

Sabar 27 28 2

Jujur 63 29 2

Ikhlas 30, 64 65 3

5 Konsekuensi

Bekerja sama 31, 66 32 3

2. Skala happiness dalam penelitian ini disusun peneliti dengan membuat pernyataan-

pernyataan berdasarkan aspek-aspek dari konsep Seligman (2002). Happiness terdiri dari

50 butir pernyataan berikut:

Tabel 3.3

62

Page 63: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Blue Print Skala Happiness

Dimensi Sub-Dimensi Indikator Item

favorable

Item

unfavorable

Total

Emosi

Positif

Kepuasan akan

masa lalu

Merasa puas

terhadap suatu

pencapaian

3, 42 10, 32 4

Merasakan

ketenangan

dalam diri

1, 40 25, 33 4

Mempunyai

penilaian diri

yang positif

5, 9 35, 37 4

Memaafkan

kesalahan di

masa lalu

8, 19 2 3

Mensyukuri apa

yang telah

didapat

23, 27 4, 13 4

Optimisme

akan masa

depan

Percaya bahwa

harapan akan

tercapai

6 7, 39 3

Yakin bahwa

setiap masalah

besar atau kecil

24, 29 17, 20 4

63

Page 64: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

dapat

terselesaikan

Mempunyai

keyakinan

bahwa hidup

akan menjadi

lebih baik

12, 36 18 3

Percaya diri

terhadap

kemampuan

yang dimiliki

14, 34 16 3

Kebahagiaan

masa kini

Menikmati

kegiatan-

kegiatan yang di

sukai

21, 30 28, 31 4

Merasakan

kenikmatan

inderawi

22, 38 41 3

Merasakan

kenikmatan

yang bersifat

kognitif

15, 26 11 3

3.4 Hasil Uji Instrument Penelitian

64

Page 65: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen (try out) dengan

108 item dari dua skala yaitu skala religiusitas 66 item dan happiness 42 item. Uji instrumen

diberikan pada 30 orang remaja panti asuhan islam dan 30 orang remaja panti asuhan kristen.

Adapun tujuan dari pelaksanaan uji instrumen ini dilakukan dengan maksud :

1. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor tiap item dikorelasikan dengan skor total.

2. Mengetahui tingkat realibilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat

reliabilitas skala tersebut.

3.4.1 Uji Validitas

Menurut Sevilla (1993) validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur tentang

pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Validitas suatu butir pernyataan dapat dilihat dari

hasil output SPSS versi 16 menilai kevalidan masing-masing butir pernyataan dapat dilihat

dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pernyataan.

Tabel 3.4

Blue Print Skala Religiusitas setelah try out

No Dimensi Indikator Item

Favorable

Item

Unfavorable

Total

Keyakinan terhadap Tuhan 1* 2, 33* 2

Mukjizat 3 34* 1

Kehidupan setelah kematian 35* 4* 2

Syarat-syarat untuk

keselamatan (kepercayaan)

36 5* 1

Syarat-syarat untuk

keselamatan (aktifitas ritual)

37 6* 1

1 Keyakinan

Syarat-syarat untuk 7* 38* 1

65

Page 66: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

keselamatan (pekerjaan)

Kepercayaan yang salah 39* 40* 2

Pelanggaran terhadap ritual

yang benar

41* 8* 2

Tindakan-tindakan yang

salah

42 9* 1

Kepastian dan kepercayaan

mengenai keyakinan

10 43* 1

2 Praktek agama Menghadiri kegiatan

keagamaan

11* 44 1

Mengikuti siraman rohani

dari media elektronik

12* 45* 2

Keikutsertaan dalam

organisasi agama

46* 13* 2

Ibadah malam hari 14* 47* 2

Pentingnya mengikuti

kegiatan keagamaan

15* 48* 2

Membaca kitab suci 16* 49* 2

Frekuensi ibadah 17* 50* 2

Frekuensi berdoa 18* 51* 2

Sebab-sebab berdoa 19, 53* 52* 2

Berdoa untuk keberkahan 20* 54 1

Kemampuan dalam berdoa 22* 21 1

3 Pengalaman Memperkuat pengalaman 23* 55* 2

66

Page 67: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Pengalaman responsive 56 24* 1

Pengalaman godaan 57* 25 1

Pengetahuan tentang ajaran

agama

58* 59* 2 4 Pengetahuan

Pengetahuan terhadap isi dari

kitab suci

26*, 60* 61*, 62* 4

Sabar 27* 28* 2

Jujur 63* 29 1

Ikhlas 30*, 64* 65* 3

5 Konsekuensi

Bekerja sama 31*, 66 32 1

Tabel 3.5

Blue Print Skala Happiness setelah try out

Dimensi Sub-Dimensi Indikator Item

favorable

Item

unfavorable

Total

Emosi

Positif

Kepuasan akan

masa lalu

Merasa puas

terhadap suatu

pencapaian

3*, 42 10, 32* 4

Merasakan

ketenangan

dalam diri

1*, 40* 25, 33 4

Mempunyai

penilaian diri

yang positif

5*, 9 35, 37 4

Memaafkan 8*, 19* 2 3

67

Page 68: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

kesalahan di

masa lalu

Mensyukuri apa

yang telah

didapat

23*, 27 4*, 13* 4

Optimisme

akan masa

depan

Percaya bahwa

harapan akan

tercapai

6* 7*, 39 3

Yakin bahwa

setiap masalah

besar atau kecil

dapat

terselesaikan

24*, 29* 17*, 20 4

Mempunyai

keyakinan

bahwa hidup

akan menjadi

lebih baik

12*, 36* 18* 3

Percaya diri

terhadap

kemampuan

yang dimiliki

14*, 34* 16* 3

Kebahagiaan

masa kini

Menikmati

kegiatan-

21*, 30 28*, 31* 4

68

Page 69: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

kegiatan yang di

sukai

Merasakan

kenikmatan

inderawi

22*, 38* 41 3

Merasakan

kenikmatan

yang bersifat

kognitif

15*, 26* 11* 3

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang di tunjukkan

oleh instrumen pengukuran (dalam Sevilla,1993). Dalam perhitungan ini dilakukan dengan

menggunakan rumus koefisien Alpha Croncbach dan menggunakan SPSS versi 16.

Tabel 3.6

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Sangat Reliabel >0,9

Reliabel 0,7-0,9

Cukup Reliabel 0,4-0,7

Kurang Reliabel 0,2-0,4

Tidak Reliabel <0,2

3.5 Metode Analisis Data

69

Page 70: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Data yang diperoleh akan dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari

penelitian ini, dengan metode statistik untuk mengetahui signifikansi korelasi antara

religiusitas dengan happiness pada remaja Panti Asuhan, yang ditentukan pada taraf

signifikansi sebesar 0,05 pada one tailed test. Pengolahan data ini menggunakan analisis

statistik, yaitu:

Pengujian hipotesis:

Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif antara religiusitas dengan happiness pada

remaja panti asuhan

Hi : Ada hubungan yang positif antara religiusitas dengan happiness pada remaja panti

asuhan

3.6 Prosuder Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mencoba merencanakan langkah-langkah yang

diharapkan dapat menunjang kelancaran penelitian, langkah-langkah tersebut sebagai berikut

:

1. Persiapan Penelitian

- Dimulai dengan perumusan masalah dan pembatasan masalah

- Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti. Kedua variabel itu yaitu religiusitas

dan happiness.

- Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan teori yang

tepat.

- Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam

penelitian ini yaitu skala religiusitas dan happiness yang dirancang berupa skala

Likert.

2. Tahap Uji Coba

70

Page 71: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Setelah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing, peneliti melakukan uji

coba alat ukur kedua skala pada remaja panti asuhan.

3. Tahap Pengambilan Data

- Menentukan jumlah sampel penelitian.

- Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta kesediaan

responden untuk mengisi skala penelitian.

- Memberikan alat ukur yang telah disiapkan kepada responden.

4. Tahap Pengolahan Data

- Melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden.

- Melakukan analisa data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji

hipotesis penelitian.

- Membuat kesimpulan dan laporan akhir penelitian.

BAB 4

PRESENTASI DAN ANALISA DATA

71

Page 72: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Pada bab ini dibahas mengenai gambaran umum responden penelitian, uji persyaratan,

kategorisasi, dan pengujian hipotesis.

4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian

Gambaran umum tentang responden penelitian akan diuraikan secara rinci yang

berupa gambaran umum frekuensi dan persentase dari jenis kelamin dan usia. Pada penelitian

ini penulis menggunakan sampel sebanyak 90 orang.

4.1.1 Gambaran Subjek berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, subjek dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin

Happiness Jenis

Kelamin Frekuensi Persentase

∑ µ t-

test

Laki-laki 40 44,44% 1,1580

Perempuan 50 55,56% 1,1636

0,700

Total 90 100%

Dari tabel di atas terlihat bahwa responden paling banyak adalah remaja perempuan

yaitu 50 orang dengan persentase 55,56%, sedangkan responden remaja laki-laki berjumlah

40 orang dengan persentase 44,44%.

72

Page 73: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Untuk nilai rata-rata Happiness pada laki-laki (1,1580) lebih kecil daripada

perempuan (1,1636) dengan perbedaan nilai sebesar 0,0056. Dapat dilihat di tabel 4.1 untuk

signifikansi t-test 0,700> 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan happiness pada remaja laki-laki dan perempuan.

4.1.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2

Gambaran umum responden berdasarkan Usia

Happiness

Usia Frekuensi Persentase ∑

µ t-

test

13-15 tahun 41 45,56% 1,1622

16-18 tahun 49 54,44% 1,1602

0,888

Total 90 100%

Dari tabel di atas terlihat bahwa responden paling banyak adalah remaja usia 13-15

tahun yaitu 41 orang dengan persentase 45,56%, sedangkan responden remaja usia 16-18

tahun berjumlah 49 orang dengan persentase 54,44%.

Berdasarkan usia, subyek dalam penelitian ini berada dalam masa remaja awal yaitu

dalam rentang usia 13 - 16 tahun sedangkan Masa remaja akhir yaitu dalam rentang usia 16 –

18 tahun. Untuk nilai rata-rata Happiness pada usia 13-15 tahun (1,1622) lebih besar

daripada usia 16-18 tahun (1,1602) dengan perbedaan nilai sebesar 0,002. Dapat dilihat di

73

Page 74: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

tabel 4.2 untuk signifikansi t-test 0,888> 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan happiness pada remaja usia 13-15 sampai usia 16-18 tahun.

4.1.3 Gambaran Umum Berdasarkan Agama

Tabel 4.3

Gambaran umum responden berdasarkan Agama

Happiness

Agama Frekuensi Persentase ∑

µ t-

test

Islam 50 55,56% 1,1588

Kristen 40 44,44% 1,1640

0,720

Total 90 100%

Dari tabel di atas terlihat bahwa responden paling banyak adalah remaja islam yaitu

50 orang dengan persentase 55,56%, sedangkan responden remaja kristen berjumlah 40 orang

dengan persentase 44,44%.

Untuk nilai rata-rata Happiness pada remaja islam (1,1588) lebih kecil daripada

remaja kristen (1,1640) dengan perbedaan nilai sebesar 0,0052. Dapat dilihat di tabel 4.1

untuk signifikansi t-test 0,720> 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan happiness pada remaja islam dan kristen.

4.2 Presentasi Data

4.2.1 Uji Normalitas

74

Page 75: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk.

Karena pengujian dengan Shapiro-Wilk digunakan apabila responden pengujian kurang dari

100 (Kuncono, 2004). Dalam hal ini digunakan untuk menentukan apakah distribusi

frekuensi pengamatan dari suatu variabel secara signifikan berbeda dari yang diharapkan atau

distribusi frekuensi teoritis. Sehingga hipotesis statistiknya adalah distribusi frekuensi hasil

pengamatan bersesuaian dengan distribusi frekuensi harapan (teoritis) (Sevilla, 1993). Hasil

uji normalitas Shapiro-Wilk dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4

Hasil uji normalitas skala Religiusitas

Tests of Normality religiusitas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

VAR0000

1 .133 90 .000 .948 90 .001

a. Lilliefors Significance Correction

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa berdasarkan uji normalitas dengan

menggunakan program SPSS 16.00 untuk skala religiusitas didapat Sig. Shapiro-wilk 0,01

lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 maka dapat dikatakan bahwa

distribusi data skala religiusitas tidak normal. Dan berikut ini adalah gambar diagram

Scatterplot hasil SPSS 16.00 for windows. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

75

Page 76: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa sebaran data variabel Religiusitas pada

remaja panti asuhan tidak normal yang ditandai dengan penyebaran data sebagian besar tidak

berada di garis normal. Ada beberapa item berada pada garis normal, namun sebagian besar

item tidak berada pada garis normal. Jadi data Religiusitas pada remaja panti asuhan dapat

dikatakan tidak normal.

Tabel 4.5

Uji normalitas Happiness

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

VAR0000

1 .098 90 .033 .980 90 .192

76

Page 77: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

VAR0000.192 .098 90 .033 .980 90

1

a. Lilliefors Significance Correction

Dari tabel nilai uji normalitas di atas, dapat diketahui bahwa happiness pada remaja

panti asuhan memiliki probabilitas dengan nilai signifikansi 0,192 > 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan dari skala tersebut bahwa Ho diterima yang berarti data berdistribusi normal.

Normalitas data berdasarkan skala happiness pada remaja panti asuhan dapat dilihat

berdasarkan gambar diagram Q-Q plot keluaran SPSS 16 berikut ini :

77

Page 78: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa sebaran data happiness pada remaja panti

asuhan disekitar garis diagonal, dan penyebaran titik data searah dengan garis diagonal. Jadi

data happiness pada remaja panti asuhan dapat dikatakan normal.

4.3 Kategorisasi Penyebaran Skor Responden

4.3.1 Kategorisasi Religiusitas

Atribut yang diukur dalam penelitian ini adalah :

Nilai skala 1 – 4

Nilai terendah 51x 1 = 51

Nilai tertinggi 51x 4 = 204

Standar Deviasi (SD) 162,8

Mean (µ) 10,30

Untuk mengetahui religiusitas pada responden, peneliti menggunakan kategorisasi

rentang untuk setiap responden. Rentang dibagi menjadi tiga interval dengan kategori tinggi,

sedang, dan rendah. Adapun tingkat religiusitas pada responden, dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.8

Kategori Religiusitas

Kategori Angka Frekuensi %

Tinggi ≥ 173 17 19%

78

Page 79: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Sedang 154-172 61 68%

Rendah ≤ 153 12 13%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 61 orang (68%) memiliki nilai dengan

ketegori sedang, 17 orang (19%) memiliki nilai dengan kategori tinggi, dan sisanya 12 orang

(13%) memiliki nilai dengan kategori rendah.

4.3.2 Kategorisasi Happiness

Atribut yang diukur dalam penelitian ini adalah :

Nilai skala 1-4

Nilai terendah 29 x 1 = 29

Nilai tertinggi 29x 4 = 116

Standar Deviasi (SD) 96,48

Mean (µ) 6,64

Untuk mengetahui happiness pada responden, peneliti menggunakan kategorisasi

rentang untuk setiap responden. Rentang dibagi menjadi tiga interval dengan kategori tinggi,

sedang, dan rendah. Adapun tingkat happiness, dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.9

Kategori Happiness

Kategori Angka Frekuensi %

79

Page 80: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Tinggi ≥ 103 13 14%

Sedang 91-102 62 69%

Rendah ≤ 90 15 17%

Jumlah 90 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 62 orang (69%) memiliki nilai dengan

ketegori sedang, 15 orang (17%) memiliki nilai dengan kategori rendah, dan sisanya 13 orang

(14%) memiliki nilai dengan kategori tinggi.

4.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi dari Spearman,

yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor variabel religiusitas dengan happiness. Rumus

korelasi Spearman ini digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antar dua variabel.

Rumus ini digunakan karena data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi tidak

normal sehingga menggunakan statistik non parametrik. Berdasarkan hasil uji hipotesa yang

menggunakan program SPSS versi 16 dengan teknik Korelasi Spearman, diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel 4.10

80

Page 81: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Correlations

VAR0000

1

VAR0000

2

Correlation

Coefficient 1.000 .515**

Sig. (2-tailed) . .000

VAR0000

1

N 90 90

Correlation

Coefficient .515** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

Spearman's rho

VAR0000

2

N 90 90

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai korelasi (rhitung) antara

religiusitas dengan happiness menunjukkan angka sebesar 0.515. Dengan demikian nilai

(rhitung) > (rtabel) pada taraf signifikansi 5% (0,207). Hal tersebut menunjukkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima, yaitu ada hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan

happiness pada remaja panti asuhan.

4.5 Uji Regresi

Selain menggunakan uji korelasi, peneliti juga melakukan uji analisis regresi untuk

mengetahui besarnya sumbangan tiap variabel.

81

Page 82: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Pada penelitian ini, uji analisis regresi dilakukan untuk mengetahui sumbangan

variabel religiusitas terhadap variabel happiness. Uji analisis regresi ini dilakukan dengan

menggunakan SPSS 16.0.

Tabel 4.11

ANOVA

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 634.604 1 634.604 16.965 .000a

Residual 3291.851 88 37.407

1

Total 3926.456 89

Tabel di atas menunjukkan Fhitung sebesar 16.965 dengan Ftabel sebesar 3.96. Dengan

demikian nilai Fhitung > Ftabel. Hal ini menunjukkan ada sumbangan variabel religiusitas

terhadap variabel happiness.

Untuk mengetahui besarnya sumbangan religiusitas terhadap happiness dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.12

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .402a .162 .152 6.11616

82

Page 83: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Std. Error of the

Model R R Square Adjusted R Square Estimate

1 .402a .162 .152 6.11616

Predictors: (Constant), VAR00001

Berdasarkan tabel di atas diketahui R square sebesar 0.162, ini berarti bahwa

religiusitas memiliki peranan sebesar 16.2 % terhadap happiness. Selebihnya, yakni sebesar

83.8 % adalah kemungkinan variabel lain yang memiliki peranan terhadap perubahan

happiness.

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab terakhir ini peneliti mencoba menyimpulkan dari semua hasil penelitian

serta mendiskusikan hasil penelitian ini yang berkaitan dan juga dengan saran untuk

penelitian yang sejenis dengan apa yang penulis teliti agar lebih berkembang dan tentu saja

lebih baik dari penelitian yang sudah ada.

83

Page 84: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diuraikan sebelumnya, maka kesimpulan yang

dapat diambil adalah:

a. Dari 90 responden pada penelitian ini diketahui bahwa responden dengan religiusitas

dalam kategori sedang adalah yang paling banyak, yakni sebanyak 61 orang (68 %)

remaja.

b. Berdasarkan kategorisasi happiness, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden

yakni 62 orang (69 %) remaja memiliki happiness dengan kategori sedang.

c. Hasil uji hipotesis dengan melakukan uji korelasi Spearman menggunakan program

SPSS 16.0 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan

happiness pada remaja panti asuhan dengan koefisien sebesar 0.515 . Arah hubungan

kedua variabel itu positif. Semakin tinggi religiusitas seseorang maka semakin tinggi

pula happinessnya, sebaliknya semakin rendah religiusitas seseorang maka semakin

rendah pula happinessnya. Dengan besar sumbangan religiusitas terhadap happiness

sebesar 16,2%.

5.2. Diskusi

Religiusitas yang merupakan sistem berdimensi yang berpusat pada persoalan-

persoalan yang dihayati seseorang sebagai suatu hal yang paling maknawi ternyata

mempengaruhi dan berhubungan dengan happiness yaitu perasaan positif dan kegiatan positif

tanpa unsur paksaan sama sekali dari kondisi dan kemampuan seseorang untuk merasakan

emosi positif di masa lalu, masa depan dan masa sekarang.

84

Page 85: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Seligman (2002) yang menyatakan

bahwa individu yang religius merasa lebih bahagia dan lebih puas terhadap kehidupannya

dibandingkan dengan individu yang tidak religius. Sejalan pula dengan hasil penelitian Dafit

dan Fuad (2007), yaitu terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara religiusitas

dengan kebahagiaan otentik pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UII. Sejalan pula dengan

hasil penelitian Aghili dan Kumar (2008), yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara

sikap religiusitas dengan kebahagiaan pada pekerja Profesional.

Dari hasil penelitian diketahui tidak ada perbedaan yang signifikan happiness antara

remaja laki-laki dan remaja perempuan wlaupun secara rata–rata nilai happiness remaja putri

lebih tinggi dibandingkan remaja laki-laki. Hal ini sesuai dengan pernyataan Seligman (2002)

bahwa tingkat emosi rata-rata laki-laki dan perempuan tidak banyak berbeda yang

membedakan adalah perempuan cenderung lebih bahagia daripada laki-laki. Hal ini

dikarenakan anak perempuan memperoleh kepuasan yang lebih tinggi dari hubungan

interpersonal. Sedangkan anak laki-laki kepuasan tertinggi diperoleh dari prestasi.

Walaupun tidak berbeda secara signifikan, hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata

happiness remaja usia 13-15 tahun lebih bahagia dibandingkan remaja usai !6 – 18 tahun. Hal

ini disebabkan remaja usia 16 – 18 tahun sudah mulai beranjak dewasa dengan permasalahan

yang lebih banyak, tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan remaja usia 13 – 15 tahun

yang masih lebih senang dengan teman sebayanya. Hasil ini bertolak belakang dengan

Hurlock (1980) yang menyatakan bahwa remaja yang penyesuaian dirinya buruk, cenderung

paling tidak berbahagia sepanjang awal masa remaja.

Nilai rata-rata happiness remaja Islam dan remaja Kristen pada penelitian ini menunjukkan

remaja Kristen lebih bahagia dibandingkan remaja Islam, walaupun perbedaannya tidak

85

Page 86: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

signifikan. Hasil ini disebabkan karena kewajiban dan tanggung jawab remaja muslim dalam

menjalani perintah agama dan menjauhi larangan agama. Remaja adalah masa transisi, masa

perubahan, usia bermasalah, saat dimana individu mencari identitas , usia yang menakutkan

serta masa tidak realistik dan ambang dewasa (Hurlock, 1980). Di dalam Islam, Apabila anak

telah menginjak usia baligh, secara syar’i dirinya sudah dianggap sebagai seorang mukallaf.

Dimana anak sudah bertanggung jawab sendiri terhadap apa yang diperbuatnya sebagaimana

yang disyariatkan agama. Rasulullah SAW bersabda : “Suruhlah anak-anak kalian berlatih

shalat sejak mereka berusia 7 tahun dan pukullah mereka jika meninggalkan shalat pada

usia 10 tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka”. (HR. Abu Dawud).

(www.muslimah.or.id)

Jumlah responden yang memiliki tingkat religiusitas tinggi sebanyak 17 orang (

19%%), jumlah responden yang memilki tingkat religiusitas sedang sebanyak 61 orang (

68%% ) dan tingkat religiusitas rendah sebanyak 12 orang (13%). Sedangkan responden yang

memiliki tingkat happiness tinggi sebanyak 13 orang ( 14%%) yang memilki tingkat

happiness sedang sebanyak 62 orang (69%) dan yang memilki tingkat happiness rendah

sebanyak 15 orang (17%). Jadi, dalam kategorisasi religiusitas dan happiness pada sebagian

responden, tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu rendah.

Salah satu Faktor yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang adalah agama. Individu

yang memiliki tingkat religiusitas tinggi lebih mampu memaknai kejadian hidupnya secara

positif sehingga hidupnya menjadi lebih bermakna, terhindar dari stres dan depresi. Orang

Amerika yang religius lebih kecil kemungkinannya untuk terlibat penyalahgunaan obat-

obatanan, melakukan kejahatan, bercerai, dan bunuh diri (Selligman, 2005).

86

Page 87: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Agama merupakan salah satu kebutuhan manusia yang merupakan makhluk religius,

yang akan bertingkah laku sesuai dengan agamanya. Individu beragama yang memiliki suatu

penghayatan subjektif serta bertingkah laku sesuai ajaran agamanya ternyata berhubungan

positif dengan happiness seseorang dalam menghadapi kesulitan serta permasalahan-

permasalahan yang ada di panti asuhan.

Kebahagiaan tidak hanya dibutuhkan bagi orang dewasa, namun juga bagi remaja

yang masih mencari jati diri. Secara psikologis, emosi remaja sudah mulai stabil dan

pemikirannya mulai matang. Dalam kehidupan beragama, remaja sudah melibatkan diri ke

dalam kegiatan-kegiatan keagamaan. Remaja sudah dapat membedakan agama sebagai ajaran

dengan manusia sebagai penganutnya. (Yusuf, 2004).

Kegiatan keagamaan yang ada dipanti asuhan dibuat melalui jadwal harian.

Pembimbing menyampaikan materi keagamaan kepada anak asuh, juga diberikan dalam

bentuk penanaman pelaksanaan ibadah-ibadah lain yang harus dilakukan anak asuh setiap

hari. Kegiatan-kegiatan keagamaan yang dibuat memiliki tujuan yang sangat baik, yaitu

untuk mendekatkan diri anak kepada Tuhannya, melatih anak secara dini untuk mengamalkan

ilmu agama, serta untuk menghindari dari kegiatan atau hal-hal yang tidak bermanfaat serta

masalah-masalah yang membuat anak sedih baik di masa lalu maupun yang sedang

dijalaninya. Menurut Seligman (2002), kebahagiaan adalah keadaan dimana seseorang lebih

banyak mengenang peristiwa-peristiwa yang menyenangkan daripada yang sebenarnya

terjadi. Khavari (2006) mengatakan bahwa kebahagiaan seseorang bergantung pada empat

hal, yaitu material, intelektual, emosional dan spiritual.

5.3 Saran

87

Page 88: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Berdasarkan penulisan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat

banyak kekurangan di dalamnya dikarenakan adanya beberapa hambatan dan rintangan yang

dialami. Untuk itu, dari peneliti ada beberapa saran yang bisa menjadi bahan pertimbangan

sebagai penyempurnaan berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu berupa saran

teoritis dan saran praktis.

5.3.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ada beberapa saran yang dapat digunakan

sebagai pedoman dalam melakukan penelitian berikutnya, antara lain adalah :

1. Untuk penelitian selanjutnya yang tertarik ingin meneliti masalah happiness

diharapkan memperhatikan faktor-faktor yang belum terungkap dalam penelitian ini

seperti: faktor kehidupan sosial, faktor perkawinan, faktor kesehatan, faktor

pekerjaan, serta faktor-faktor lain yang bersifat positif, menyenangkan dan

memberikan kepuasan.

2. Pada penelitian lanjutan, diharapkan dapat mengadaptasi dengan lebih baik lagi dari

skala religiusitas dan happiness, sehingga dapat meneliti secara mendalam dimensi

dari masing-masing variabel.

5.3.2 Saran Praktis

1. Diharapkan bagi pengasuh anak-anak di panti hendaknya memperhatikan aspek-aspek

yang dibutuhkan oleh seorang anak tidak hanya kebutuhan materi, namun juga

kebutuhan emosional anak yaitu dengan mendekatkan diri dengan anak sebagai

pengganti peran orang tua. Agar anak tidak merasa kesepian, sehingga anak berfikir

bahwa masih banyak orang-orang yang peduli dan menyayangi mereka.

2. Agar tingkat religiusitas dan happiness pada remaja panti asuhan menjadi lebih besar,

maka yang harus lebih ditekankan adalah pelayanan serta kegiatan keagamaan atau

kegiatan-kegiatan positif lainnya di lingkungan dipanti serta menerapkan nilai-nilai

88

Page 89: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

dari ajaran-ajaran agama. Dengan mendekatkan diri kepada Tuhan, akan

meminimalisir remaja untuk merasa sedih terhadap permasalahan atau kesulitan

dalam dirinya.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Alamsyah N, Arief. 2008. The way to happiness. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Al-Qarni, Aidh (2007). La Tahzan: Jangan Bersedih, terj. Samson Rahman, Jakarta; Qisthi

Press

Ancok, Djamaludin (2004). Psikologi islam. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Agustiani, Hendrianti. Dr. (2006). Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya

denga Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: PT Refika

Aditama.

Carr, Alan.(2004) Positive psychology. Brunner-Routledge

Daradjat, Zakiyah. (2005). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang

Depsos RI. (2008). Seseorang yang berguna , kualitas pengasuhan di panti sosial asuhan

anak di indonesia. Jakarta

Depsos RI. (2005). Pedoman pelayanan sosial anak terlantar melalui panti sosial asuhan

anak. Jakarta

Hurlock, Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta. Erlangga

Hasan, Iqbal M (2002). Metodologi Penelitian Jakarta : Ghalia Indonesia.

J. Lopes, Shane & Synder, C. R. (2007). Positive Psychology: The Scientific and Practical

Exploration of Human Strengths, New Delhi: SAGE Publication

Khavari Khalil A. (2006). The art of happiness. Jakarta : Serambi

89

Page 90: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Kuncono (2004). Aplikasi komputer psikologi.

Manz, Charles C. (2003). Emotional Disipline: The Power To Choose How You Feel, Berrett-

Koehler Publisher, Inc. San Francisco

Matthews, Andrew. (2004). Being happy: Kiat hidup tenteram dan bahagia. Jakarta. PT

Gramedia Pustaka Utama

Peraturan pemerintah pengangkatan anak. (2008) PP RI nomor 54 tahun 2007. Jakarta: Asa

mandiri .

Rakhmat, Jalaluddin (2003). Psikologi Agama sebuah pengantar. Bandung: Mizan

Sarwono, Sarlito Wirawan. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.

Seligman, Martin (2005). Authentic Happiness: Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi

Positif . Bandung: Mizan

Stark, Rodney and Glock, Charles Y. American Piety: The nature of religious commitment.

Barkeley, Los Angeles, London. University Of California Press

Sevilla, C.G, (et.al). (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Indonesia.

Sugiyono (2008) metode Penelitian kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta

Santrock, John W (2003) adolescence :perkembangan remaja. Jakarta. Erlangga

Thouless Robert H (1995) Pengantar Psikologi Agama. Jakarta : RajaGrafindo Persada

Yusuf, Syamsu LN, M.Pd. (2004). Psikologi Belajar Agama. Pustaka bani quraisy.

.

Sumber Jurnal

Aghili, Mojtaba and Kumar, G. Venkatesh. 2008. Relationship between religion attitude and

happiness among professional employees. Journal of the Indian academy of applied

psychology, Vol 34, Special issue, 66-69.

90

Page 91: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

Ryff, C. D. (1989). Happiness is Everything, or is it? Explorations on The Meaning of

Psychological Well-Being. Journal of Personality and Sosial Psychology, Vol 57, No.

6, Hal 1069-1081

Sing and Jha (2008). Positive and negative affect, and grit as predictors of happiness and life

satisfaction. Indian institute of technology, Delhi.

Trimulyaningsih, Nita dan Syifa’a Rachmahana, Ratna. Positif Religious Coping style dan

Penerimaan Diri pada Survivor Gempa Jogyakarta. Jurnal Psikologi Volume 1,

Nomor 1, juni 2008 / ISSN : 1978-5720

Muhammad Muslim, Dafit dan Nashori, Fuad. Yogyakarta. Hubungan antara religiusitas

dengan kebahagiaan otentik (Authentic Happiness) pada mahasiswa.

Sumber pustaka online

www.muslimah.or.id

91

Page 92: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

92

Page 93: HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3416/1/EKA... · bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu dan mendoakan

93