61
HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII SMP se-KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2015/2016 (Skripsi) Oleh Hesti Miranti FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER DENGANHASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS

VIII SMP se-KECAMATAN TELUK BETUNG SELATANTAHUN AJARAN 2015/2016

(Skripsi)

Oleh

Hesti Miranti

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 2: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

ABSTRAK

HUBUNGAN SELF EFFICACY BERDASARKAN GENDER DENGANHASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS

VIII SMP SE-KECAMATAN TELUK BETUNG SELATANTAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh

Hesti Miranti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik self efficacy siswa,

perbedaan self efficacy antara siswa laki-laki dan siswa perempuan serta hubungan

self efficacy berdasarkan gender dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian ini

berupa desain deskriptif sederhana dan teknik pengambilan sampel secara

purposive sampling. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor hasil tes

siswa mata pelajaran IPA yang telah dipelajarinya. Data kualitatif berupa

karakteristik self-efficacy yang dimiliki siswa berdasarkan kuisioner siswa.

Analisis data dengan menggunakan uji statistik Mann-Whitney U dan uji

Kendall’s Tau.

Page 3: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

Hesti Miranti

iii

Hasil penelitian menunjukkan karakteristik self efficacy yang dimiliki siswa

secara keseluruhan berkriteria “tinggi”. Tidak terdapat perbedaan secara nyata

antara self efficacy baik ranah akademik, sosial, emosional, dan self efficacy

secara umum antara siswa laki-laki dan perempuan (nilai uji > 0.05). Self efficacy

ranah akademik, sosial, dan secara keseluruhan lebih tinggi siswa perempuan

dibandingkan siswa laki-laki sedangkan self efficacy ranah emosional, siswa laki-

laki lebih tinggi dibandingkan siswa perempuan. Tidak terdapat hubungan self

efficacy dengan hasil belajar pada siswa laki-laki maupun siswa perempuan (nilai

signifikansi > 0.05).

Kata kunci: gender, hasil belajar, self-efficacy

Page 4: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER DENGANHASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS

VIII SMP se-KECAMATAN TELUK BETUNG SELATANTAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh

HESTI MIRANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan BiologiJurusan Pendidikan Matematika danIlmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2016

Page 5: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian
Page 6: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian
Page 7: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian
Page 8: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 6

November 1994, yang merupakan anak pertama dari

empat bersaudara pasangan Bapak Maryanto dan Ibu

Rohayati. Pendidikan formal yang ditempuh penulis

adalah SekolahTaman Kanak-kanak (TK) Kurnia Bandar

Lampung diselesaikan tahun2000, SekolahDasar (SD)

Taman Siswa Teluk Betung diselesaikan tahun2006, Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama (SLTP) Negeri3 Bandar Lampung diselesaikan tahun 2009, Sekolah

Menengah Atas (SMA) Yayasan Pembina Universitas Lampung diselesaikan

tahun 2012.

Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Tertulis. Pada tahun 2015 penulis

melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Air Hitam

Kabupaten Lampung Barat dan pada tahun 2016 penulis melakukan penelitian di

SMP Negeri 3 Bandar Lampung, SMP Negeri 6 Bandar Lampung, dan SMP

Islamiyah Bandar Lampung untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).

Page 9: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

viii

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Teriring doa dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, ku persembahkan sebuah karya kecil ini

sebagai tanda bakti dan cinta kasihku yang tulus kepada:

Ibu tercinta, Rohayati

Terimakasih telah mendidik dan membesarkanku dengan doa, kesabaran dan limpahan

kasih sayang. Terimakasih atas perjuangan dan pengorbananmu yang takkan pernah

bisa terbalaskan olehku. Semoga Ibu selalu diberikan kesehatan dan anakmu akan

membanggakan Ibu kelak.

Bapakku, Maryanto

Terimakasih atas perjuangan dan pengorbanan Bapak untuk menjadikan pendidikan

sebagai nomor satu bagi anak-anaknya. Semoga Bapak selalu diberikan kesehatan dan

anakmu akan membanggakan Bapak kelak.

Adik-adikku, Deviana Saputri, Royyan Akbar, dan Luthfan Azraf

Terimakasih atas doa, semangat dan dukungan yang telah diberikan selama ini

Almamater Tercinta Universitas Lampung

Page 10: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

ix

MOTTO

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya

yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu

(Q.S Al-Baqoroh: 216)

Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk

berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak

akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun (Bung Karno)

Page 11: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan kehendak-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” HUBUNGAN SELF-EFFICACY

BERDASARKAN GENDER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII SMP se-KECAMATAN TELUK

BETUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2015/2016” sebagai salah satu syarat

dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampun

3. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku pembimbing I atas kesedian memberikan

bimbingan, arahan dan saran dalam menyelesaikan skripsi.

4. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing Akademik, dan

pembimbing II atas bantuan dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan,

arahan, dan masukan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

5. Dr. Arwin Surbakti M.Si., selaku pembahas atas saran, masukan, dan arahan

yang diberikan hingga terselesainya skripsi ini.

Page 12: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

xii

6. Seluruh dosen program studi Pendidikan Biologi yang telah memberikan ilmu

selama penulis melaksanakan kuliah.

7. Seluruh civitas akademik SMP Negeri 3 Bandar Lampung, SMP Negeri 6

Bandar Lampung dan SMP Islamiyah Bandar Lampung yang telah membantu

proses penelitian.

8. Keluarga Pendidikan Biologi 2012, atas kebersamaan dan kekeluargaan

selama di bangku kuliah.

9. Tim Sukses Skripsi, Agung Dian Putra, Bagas Epafras Sudarno, dan Fitrija

Marvelya, terima kasih atas kerjasama, suka dan duka dalam menyelesaikan

skripsi ini.

10. Kakakku tersayang Septian Nurrachman, S.Pd, terima kasih atas dukungan

moril, materil, dan semangat yang diberikan bagi penulis.

11. Keluarga KKN Air Hitam, terimakasih atas kerjasama, suka dan suka selama 2

bulan masa pengabdian.

12. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta berkenan membalas

semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, Agustus 2016

Penulis,

Hesti Miranti

Page 13: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL....................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 6

F. Kerangka Pikir ................................................................................ 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Self Efficacy..................................................................................... 9

B. Gender............................................................................................. 17

C. Hasil Belajar.................................................................................... 22

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 30

C. Desain Penelitian ............................................................................ 31

D. Prosedur Penelitian.......................................................................... 32

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ..............................................33

F. Uji Persyaratan Instrumen............................................................... 34

G. Hasil Uji Coba Angket .................................................................... 34

H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 35

Page 14: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

xiv

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 40

B. Pembahasan .................................................................................... 43

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................ 49

B. Saran ............................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 51

LAMPIRAN1. Angket self efficacy siswa ............................................................... 55

2. Kisi-kisi angket self efficacy siswa ................................................. 57

3. Soal penelitian................................................................................. 59

4. Sebaran soal penelitian.................................................................... 63

5. Analisis Uji Statistik Data Penelitian.............................................. 70

6. Hasil Uji Validitas Angket .............................................................. 74

7. Hasil Uji Reliabilitas Angket .......................................................... 76

8. Data skor angket self efficacy siswa................................................ 78

9. Data nilai hasil belajar siswa........................................................... 100

10. Foto-foto penelitian......................................................................... 120

Page 15: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Sampel penelitian ................................................................................. 31

2. Item tidak valid angket self-efficacy pertama....................................... 35

3. Kriteria penilaian hasil belajar siswa ................................................... 36

4. Kriteria penilaian self-efficacy yang dimiliki oleh siswa ..................... 37

5. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi............................................. 39

6. Identifikasi self efficacy siswa.............................................................. 40

7. Perbedaan self efficacy berdasarkan gender siswa............................... 41

8. Hubungan self efficacy berdasarkan gender dengan hasil belajar ........ 42

Page 16: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara hasil belajar IPA dengan ranah yang dimilikinya.... ...... 8

Page 17: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu paradigma pendidikan nasional abad 21 dalam pendidikan ilmu

pengetahuan adalah bukan hanya membuat seorang peserta didik

berpengetahuan, melainkan juga menganut sikap kritis, logis, inventif dan

inovatif, serta konsisten, disertai dengan menanamkan nilai-nilai luhur dan

menumbuh kembangkan sikap terpuji untuk hidup dalam masyarakat.

Berdasarkan “21st Century Partnership Learning Framework”, terdapat

beberapa aspek berbasis karakter dan perilaku yang dibutuhkan manusia abad

21, yaitu salah satunya self-direction yang maksudnya memiliki arah serta

prinsip yang jelas dalam usahanya untuk mencapai cita-cita sebagai seorang

individu (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2010: 43).

Komitmen nasional tentang perlunya pendidikan karakter dapat

diimplementasikan dengan integrasi pendidikan karakter dalam

pembelajaran, salah satunya yaitu pembelajaran IPA. Sebagai ilmu, IPA

memiliki karakteristik khusus salah satunya IPA meliputi empat unsur, yaitu

produk, proses, aplikasi dan sikap (Djojosoediro, 2010: 20). Para ahli

pendidikan dan pembelajaran IPA menyatakan bahwa pembelajaran IPA

seyogianya melibatkan siswa dalam berbagai ranah, yaitu ranah kognitif,

Page 18: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

2

psikomotorik, dan afektif (Djojosoediro, 2010: 22). Ranah afektif yang

dimaksud dalam pembelajaran IPA ini salah satunya yaitu sikap percaya diri

atau self-efficacy.

Self-efficacy dinilai penting sebagai faktor internal yang mendorong siswa

untuk berprestasi dan mempengaruhi pilihan siswa dalam aktivitas belajar,

siswa dengan self-efficacy tinggi umumnya bersikap tekun dan tidak mudah

menyerah ketika berhadapan dengan kegagalan ataupun kesulitan (Santrock,

2008: 216). Sikap percaya diri ini merupakan kompetensi terkait aspek

afektif yang diharapkan dimiliki siswa setelah mempelajari IPA. Sehingga

pembelajaran IPA dituntut untuk lebih berpusat pada peserta didik misalnya

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan

dalam mencari, memilih dan mengolah informasi kemudian memaknainya

sehingga hasil dari proses penemuan tersebut diharapkan siswa mampu

membangun secara pribadi pengetahuan bermakna (Kemendikbud, 2013:

172).

Namun kenyataannya berbeda dengan yang dijumpai. Permasalahan yang

ditemukan saat pembelajaran yaitu belum optimalnya self-efficacy siswa

dalam pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian yang

dilakukan oleh Majidah, dkk (2012) bahwa dalam mata pelajaran Kimia,

sebagian besar siswa belum mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya

dalam menentukan dan melaksanakan aktifitas belajarnya untuk mencapai

apa yang telah ditargetkan sebelumnya dalam belajar kimia (Majidah, 2012:

14).

Page 19: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

3

Tidak hanya di dalam pembelajaran, bahkan self-efficacy siswa masih belum

optimal dengan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari penelitian yang

dilakukan oleh Mahyuddin (2006: 69) yang berpendapat bahwa adanya

hubungan self-efficacy dengan hasil belajar siswa. Siswa dengan self-efficacy

tinggi mempunyai penampilan hasil belajar yang lebih bagus dibandingkan

dengan siswa yang mempunyai self-efficacy rendah. Safaria dalam

penelitiannya (2013: 24) juga menegaskan bahwa siswa yang mempunyai

self-efficacy tinggi percaya bahwa mereka dapat mencapai nilai yang lebih

tinggi dalam tes dibandingkan siswa yang mempunyai self-efficacy rendah,

dan siswa dengan self-efficacy tinggi juga percaya dapat menyelesaikan

masalah yang mereka hadapi.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi self-efficacy (Bandura, 1997: 213),

salah satunya adalah jenis kelamin (gender). Orang tua sering kali memiliki

pandangan yang berbeda terhadap kemampuan laki-laki dan perempuan.

Zimmerman (dalam Bandura, 1997: 213) mengatakan bahwa terdapat

perbedaan pada perkembangan kemapuan dan kompetesi laki-laki dan

perempuan. Selain mempengaruhi self-efficacy, gender juga mempengaruhi

hasil belajar siswa. Karena dalam proses belajar ada hal-hal yang

menghambat dan menjadi faktor keberhasilan siswa dalam memperoleh hasil

belajar yang baik. Faktor gender termasuk ke dalam faktor psikis yang

mempengaruhi hasil belajar siswa. Gender juga berpengaruh karena gender

merupakan dimensi sosiokultural dan psikologis dari pria dan wanita

(Santrock, 2008: 194).

Page 20: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

4

Di Kecamatan Teluk Betung Selatan terdapat beberapa Sekolah Menengah

Pertama baik negeri maupun swasta. Tentu saja setiap sekolah mempunyai

karakter siswa yang berbeda dan beragam antara siswa laki-laki dan siswa

perempuan. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

menyelidiki bagaimana hubungan self-efficacy dengan hasil belajar pada

siswa laki-laki dan bagaimana hubungan self-efficacy dengan hasil belajar

pada siswa perempuan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana karakteristik self-efficacy siswa kelas VIII SMP se-Kecamatan

Teluk Betung Selatan?

2. Apakah terdapat perbedaan antara self-efficacy siswa laki-laki dengan self-

efficacy siswa perempuan kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung

Selatan?

3. Apakah terdapat hubungan self-efficacy berdasarkan gender dengan hasil

belajar IPA siswa kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui karakteristik self-efficacy siswa kelas VIII SMP se-Kecamatan

Teluk Betung Selatan.

Page 21: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

5

2. Mengetahui perbedaan antara self-efficacy siswa laki-laki dengan self-

efficacy siswa perempuan kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung

Selatan.

3. Mengetahui hubungan self-efficacy berdasarkan gender dengan hasil

belajar IPA siswa kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat bagi berbagai

pihak yang terkait yaitu:

1. Bagi peneliti yaitu sebagai tambahan pengetahuan, informasi, dan

pengembangan diri serta acuan untuk mengembangkan penelitian

selanjutnya.

2. Bagi siswa sebagai motivasi untuk lebih giat mengetahui potensi dalam

dirinya dalam mengembangkan dan memaksimalkan keyakinan dirinya

untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik.

3. Bagi guru sebagai pengetahuan untuk bahan refleksi bagaimana self-

efficacy yang dmiliki oleh siswanya dengan memperhatikan kepercayaan

diri siswa baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan, sehingga guru

dapat memberikan konseling pribadi jika diperlukan dalam

mengembangkan prestasi belajar siswa baik dalam kelas, juga dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 22: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

6

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar persepsi terhadap permasalahan tidak meluas dan penelitian menjadi

lebih terarah, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Self efficacy siswa yang dimaksud yaitu keyakinan siswa dalam menguasai

situasi dan dan memberikan hasil positif. Ada tiga aspek yang

diidentifikasi, yaitu akademik, sosial, dan emosional. Pengukuran self-

efficacy diambil dengan menggunakan angket sederhana Self-Efficacy

Questionnaire for Children (Muris, 2001: 145-149).

2. Gender yang dimaksud merupakan istilah dari dua macam jenis kelamin

seseorang, yaitu laki-laki dan perempuan.

3. Hasil belajar yang diambil sebagai data kuantitatif adalah hasil belajar

ranah kognitif yang diperoleh dari tes. Butir soal tes terdiri dari soal-soal

ujian nasional dari tahun 2008 hingga tahun 2014 yang sudah dipelajari

oleh siswa.

4. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP se-

Kecamatan Teluk Betung Selatan tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri

dari tiga sekolah yaitu SMP Negeri 3 Bandar Lampung, SMP Negeri 6

Bandar Lampung, dan SMP Islamiyah Bnadar Lampung.

F. Kerangka Pikir

Mencapai prestasi belajar yang tinggi tentunya menjadi harapan semua siswa,

dan pencapaian prestasi belajar yang ditandai dengan keberhasilan siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran. Ada beberapa faktor yang dapat

berpengaruh terhadap proses kegiatan belajar mengajar diantaranya kualitas

Page 23: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

7

guru sebagai pendidik, bahan dan alat evaluasi yang digunakan oleh pendidik,

suasana saat evaluasi pembelajaran, suasana proses pembelajaran berlangsung,

dan karakteristik yang dimiliki oleh siswa. Self-efficacy merupakan salah satu

faktor karakteristik yang dimiliki siswa.

Perlunya self-efficacy dimiliki siswa dalam pembelajaran ternyata tidak

dibarengi dengan fakta yang ada, masih banyak siswa yang memiliki self-

efficacy rendah hal ini diikuti dengan hasil belajar yang rendah. Ternyata self-

efficacy juga dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal di antaranya ada usia, kemampuan diri, dan jenis kelamin (gender).

Sedangkan faktor eksternal mencakup reward, kesulitan tugas, ekonomi, latar

belakang keluarga, dan budaya.

Pada dasarnya, siswa laki-laki maupun siswa perempuan memiliki

kepercayaan diri dalam menghadapi situasi. Hanya saja tingkat kepercayaan

diri siswa laki-laki tentu berbeda dengan siswa perempuan. Perbedaan self-

efficacy antara siswa perempuan dan siswa laki-laki inilah yang

mengakibatkan hasil belajar yang berbeda pula. Untuk itu perlu adanya

penelitian tentang hubungan antara self-efficacy berdasarkan gender dengan

hasil belajar siswa.

Page 24: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

8

Gambar 1. Hubungan antara self-efficacy dengan faktor yang mempengaruhinyadan hasil belajar

Self-efficacysiswa

Hasil belajar

Faktor internal:Gender

UsiaKemampuan diri

Faktor eksternal:Reward

EkonomiLatar belakang keluarga

BudayaKesulitan tugas

Kegiatanbelajarmengajar

Pendidik

Kegiatanpengajaran

Bahan dan alatevaluasi

Suasanaevaluasi

Page 25: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Self-Efficacy

Istilah self-efficacy diperkenalkan oleh Albert Bandura. Dalam artikelnya yang

berjudul “Self-efficacy”, Bandura mengatakan bahwa self-efficacy

didefinisikan sebagai keyakinan seseorang terhadap kemampuan diri sendiri

untuk dapat meningkatkan kinerjanya dan menghasilkan suatu penyelesaian

masalah yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka (Bandura, 1994: 2).

Henk dan Melnick (dalam Scott, 1996: 196) menggambarkan self-efficacy

sebagai penilaian seseorang dari kemampuannya dalam kesuksesan

berpartisipasi di sebuah kegiatan dan mempunyai efek di kegiatan berikutnya.

Dengan kata lain, siswa dengan efikasi diri positif merasa dapat mengkontrol

pembelajaran dan mereka percaya mempunyai kemampuan untuk berhasil.

Bouchard (dalam Scott, 1996: 197) juga mengungkapkan bahwa persepsi diri

dapat menjadi kekuatan siswa dalam pembelajaran di kelas. Saat ini seringkali

pendidik hanya melihat tingkat kemampuan siswa dari hasil pembelajaran

saja, mereka mengabaikan bahwa self-efficacy juga berperan penting.

Self-efficacy yang tinggi dan rendah berkombinasi dengan lingkungan yang

responsive dan tidak responsive untuk menghasilkan empat variabel prediktif.

(Bandura (dalam Feist, 2009: 213)). Ketika efikasi diri tinggi dan lingkungan

Page 26: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

10

responsif, hasilnya kemungkinan besar akan tercapai. Saat efikasi rendah

berkombinasi dengan lingkungan yang responsif, manusia mungkin akan

merasa depresi karena mengobservasi bahwa orang lain dapat berhasil

melakukan suatu tugas yang terlalu sulit untuknya. Saat seseorang dengan

efikasi diri yang tinggi menemui situasi lingkungan yang tidak responsive,

biasanya akan meningkatkan usahanya untuk mengubah lingkungan. Saat

efikasi diri yang rendah dikombinasikan dengan lingkungan yang tidak

responsif, orang-orang akan merasa apatis, segan, dan tidak berdaya.

Self-efficacy dalam diri siswa dapat ditingkatkan melalui beberapa strategi

sebagaimana diungkapkan Santrock (2008: 217), antara lain:

1. Mengajarkan strategi-strategi spesifik, seperti menguraikan dan

merangkum yang dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk berfokus

pada tugas mereka.

2. Membimbing siswa dalam menetapkan tujuan. Membantu siswa

menciptakan tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan

jangka pendek terutama membantu siswa untuk menilai kemajuan mereka.

3. Pertimbangkan kemampuan menguasai. Memberikan penghargaan yang

berkaitan dengan kinerja kepada siswa saat berhasil menguasai pelajaran.

4. Kombinasikan pelatihan strategi dengan tujuan. Kombinasi dari pelatihan

strategi dan penetapan tujuan dapat meningkatkan self-efficacy serta

perkembangan keterampilan siswa. Berikan umpan balik kepada siswa

mengenai strategi pembelajaran mereka yang berhubungan dengan kinerja

mereka.

Page 27: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

11

5. Berikan dukungan kepada siswa. Dukungan positif dapat datang dari

guru, orang tua, dan teman sebaya. Kadang-kadang seorang guru hanya

perlu mengatakan kepada siswa, “ kamu dapat melakukannya”.

6. Pastikan siswa tidak terlalu emosional dan gelisah. Ketika siswa terlalu

merasa khawatir dan merasa menderita mengenai prestasi mereka, self-

efficacy mereka akan hilang.

7. Berikan siswa model dewasa dan teman sebaya yang positif.

Karakteristik-karakteristik tertentu dari model ini dapat membantu siswa

mengembangkan self-efficacy mereka. Contohnya, siswa yang mengamati

guru dan teman sebaya yang secara efektif mengatasi serta menguasai

tantangan serta menguasai tantangan sering kali mengadopsi perilaku

model tersebut. Permodelan terhitung efektif terutama dalam

meningkatkan self-efficacy ketika siswa mengamati keberhasilan teman

sebaya yang berkemampuan serupa dengan mereka.

Self-efficacy bisa diperoleh, ditingkatkan, atau berkurang melalui empat

sumber pengalaman menurut Bandura (dalam Feist, 2009: 212), yaitu yang

pertama adalah pengalaman menguasai sesuatu (mastery experiences). Sumber

yang paling berpengaruh dari self-efficacy adalah pengalaman menguasai

sesuatu ( mastery experiences), yaitu sumber ekspektasi self-efficacy yang

penting karena berdasar pengalaman yang dialami secara langsung. Secara

umum performa masa lalu yang berhasil akan meningkatkan ekspektasi

mengenai kemampuan, sedangkan kegagalan akan cenderung menurunkan

self-efficacy. Pengalaman dalam menguasai sesuatu ini mempunyai enam

dampak. Pertama, performa yang berhasil akan meningkatkan self-efficacy

Page 28: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

12

secara proporsional dengan kesulitan dari tugas tersebut. Kedua, tugas yang

dapat diselesaikan dengan baik oleh diri sendiri akan lebih efektif daripada

yang diselesaikan dengan bantuan orang lain. Ketiga, kegagalan sangat

mungkin untuk menurunkan efikasi saat mereka tahu bahwa mereka telah

memberikan usaha terbaik mereka. Keempat, kegagalan dalam kondisi

rangsangan atau tekanan emosi yang tinggi tidak terlalu merugikan diri

dibandingkan kegagalan dalam kondisi maksimal. Kelima, kegagalan

sebelum mengukuhkan rasa menguasai sesuatu akan lebih berpengaruh buruk

pada self-efficacy daripada kegagalan setelahnya. Dampak keenam adalah

kegagalan yang terjadi kadang-kadang mempunyai dampak yang sedikit

terhadap self-efficacy, terutama pada mereka yang mempunyai ekspektasi

yang tinggi terhadap kesuksesan.

Sumber kedua dari self-efficacy adalah modeling sosial, yaitu vicarious

experiences, yaitu mengamati perilaku dan pengalaman orang lain sebagai

proses belajar individu. Self-efficacy meningkat saat seseorang mengobservasi

pencapaian orang lain yang mempunyai kompetensi yang setara atau bahkan

merasa lebih baik dari subjek yang diamatinya. Ia akan cenderung merasa

mampu melakukan hal yang sama, namun akan berkurang saat seseorang

melihat rekan sebayanyagagal. Saat orang lain tersebut berbeda, modeling

sosial akan mempunyai efek yang sedikit dalam efikasi diri seseorang. Secara

umum, dampak dari modeling sosial tidak sekuat dampak yang diberikan oleh

performa pribadi dalam meningkatkan level efikasi diri, tetapi dapat

mempunyai dampak yang kuat saat memperhatikan penurunan self-efficacy

(Feist, 2009: 212).

Page 29: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

13

Self-efficacy dapat juga diperoleh atau dilemahkan melalui persuasi sosial,

yaitu individu mendapat bujukan atau sugesti untuk percaya bahwa ia dapat

mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapinya. Dampak dari sumber ini

cukup terbatas, tetapi dibawah kondisi yang tepat, persuasi dari orang lain

dapat meningkatkan atau menurunkan self-efficacy (Feist, 2009: 212).

Kondisi pertama adalah bahwa orang tersebut harus memercayai pihak yang

melakukan persuasi. Kata-kata atau kritik dari sumber yang terpercaya

mempunyai daya yang lebih efektif dibandingkan dengan hal yang sama dari

sumber yang tidak dipercaya. Meningkatkan self-efficacy melalui persuasi

sosial dapat menjadi efektif hanya bila kegiatan yang ingin didukung untuk

dicoba berada dalam jangkauan perilaku seseorang.

Bandura ( dalam Feist, 2009: 213) berhipotesis bahwa daya yang lebih efektif

dari sugesti berhubungan langsung dengan status dan otoritas yang

dipersepsikan dari orang yang melakukan persuasi. Selain itu, persuasi sosial

juga paling efektif saat dikombinasikan dengan performa yang sukses.

Persuasi dapat meyakinkan seseorang untuk berusaha dalam suatu kegiatan

dan apabila performa yang dilakukan sukses, baik pencapaian tersebut

maupun penghargaan verbal yang mengikutinya akan meningkatkan efikasi di

masa depan. Sumber yang terakhir yaitu kondisi fisik dan emosional. Emosi

yang kuat biasanya akan mengurangi performa saat seseorang mengalami

ketakutan yang kuat, kecemasan akut, atau tingkat stress yang tinggi,

kemungkian akan mempunyai ekspektasi self-efficacy yang rendah.

Page 30: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

14

Self-efficacy dapat menimbulkan dampak bagi seseorang sehingga setiap

individu mempunyai pemikiran bagaimana merasakan, berpikir, memotivasi

diri dan berperilaku dalam menghadapi suatu masalah. Dampak tersebut

dihasilkan melalui empat proses utama (Bandura. 1994: 4), yang pertama yaitu

proses kognitif. Dalam melakukan tugas akademiknya, individu menetapkan

tujuan dan sasaran perilaku sehingga individu dapat merumuskan tindakan

yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Penetapan sasaran pribadi tersebut

dipengaruhi oleh penilaian individu akan kemampuan kognitifnya. Fungsi

kognitif memungkinkan individu untuk memprediksi kejadian-kejadian sehari-

hari yang akan berakibat pada masa depan. Asumsi yang timbul pada aspek

kognitif ini adalah semakin efektif kemampuan individu dalam analisis dan

dalam berlatih mengungkapkan ide-ide atau gagasan-gagasan pribadi, maka

akan mendukung individu bertindak dengan tepat untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. Individu akan meramalkan kejadian dan mengembangkan cara

untuk mengontrol kejadian yang mempengaruhi hidupnya. Keahlian ini

membutuhkan proses kognitif yang efektif dari berbagai macam informasi.

Selain proses kognitif, Bandura (dalam Santrock, 2008: 216) mengungkapkan

ada proses motivasi. Motivasi individu timbul melalui pemikiran optimis dari

dalam dirinya untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan. Individu berusaha

memotivasi diri dengan menetapkan keyakinan pada tindakan yang akan

dilakukan, merencanakan tindakan yang akan direalisasikan. Ada juga proses

afeksi. Afeksi terjadi secara alami dalam diri individu dan berperan dalam

menentukan intensitas pengalaman emosional. Afeksi ditujukan dengan

Page 31: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

15

mengontrol kecemasan dan perasaan depresif yang menghalangi pola-pola

pikir yang benar untuk mencapai tujuan. Proses afeksi berkaitan dengan

kemampuan mengatasi emosi yang timbul pada diri sendiri untuk mencapai

tujuan yang diharapkan. Kepercayaan individu terhadap kemampuannya

mempengaruhi tingkat stres dan depresi yang dialami ketika menghadapi

tugas yang sulit atau bersifat mengancam. Individu yang yakin dirinya

mampu mengontrol ancaman tidak akan membangkitkan pola pikir yang

mengganggu. Individu yang tidak percaya akan kemampuannya yang dimiliki

akan mengalami kecemasan karena tidak mampu mengelola ancaman tersebut.

Selain proses afeksi, terakhir ada proses seleksi. Proses seleksi berkaitan

dengan kemampuan individu untuk menyeleksi tingkah laku dan lingkungan

yang tepat, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Ketidakmampuan individu dalam melakukan seleksi tingkah laku membuat

individu tidak percaya diri, bingung, dan mudah menyerah ketika menghadapi

masalah atau situasi sulit. Self-efficacy dapat membentuk hidup individu

melalui pemilihan tipe aktivitas dan lingkungan. Individu akan mampu

melaksanakan aktivitas yang menantang dan memilih situasi yang diyakini

mampu untuk ditangani. Individu akan memelihara

Penelitian terkait self-efficacy telah banyak dilakukan. Beberapa diantaranya

mengindikasikan bahwa self-efficacy berpengaruh kuat dan positif terhadap

motivasi dan peningkatan prestasi akademik siswa. Self-efficacy dapat

memotivasi pembelajaran siswa melalui pengaturan diri dalam menetapkan

tujuan atau target, pengamatan diri, evaluasi diri, dan pengaturan strategi

Page 32: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

16

penggunaan waktu kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditentukannya

(Zimmerman, 2000: 87). Self-efficacy juga memengaruhi pilihan aktivitas.

Siswa dengan self-efficacy rendah pada pembelajaran dapat menghindari tugas

belajarnya, khususnya tugas baru yang menantang. Sedangkan siswa dengan

self-efficacy tinggi menghadapi tugas belajar tersebut dengan keinginan besar.

Siswa dengan self-efficacy tinggi lebih tekun berusaha pada tugas belajar

dibandingkan dengan siswa dengan self-efficacy rendah (Santrock, 2008: 216).

Siswa yang memiliki rasa percaya diri dalam dirinya, selama pembelajaran di

sekolah akan menunjukkan ekspresi wajah santai dan dapat melakukan kontak

mata secara langsung, selain itu bahasa tubuh yang akan duduk tegak, posisi

duduk di depan dan tangan melambai. Siswa yang percaya diri akan memiliki

vokal yang lancar dengan intonasi bervariasi dan suaranya lantang dan keras.

Sebaliknya siswa yang tidak percaya diri pada ekspresi wajahnya nampak

mata tidak fokus dan membuang muka, mencari kesibukan dengan

memainkan anggota tubuhnya seperti menggulung-gulung rambut dengan jari,

meremas-remas jari-jemari. Selain itu anak yang tidak percaya diri akan

bersuara lirih dan lembut (Endrayanto dan Harumurti, 2014: 153).

Self-efficacy juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu jenis

kelamin (gender). Menurut Bandura (1997: 212) tinggi rendahnya efikasi diri

seseorang dalam tiap tugas sangat bervariasi. Hal ini disebabkan oleh adanya

beberapa faktor yang berpengaruh dalam mempersepsikan kemampuan diri

individu. Bandura (1997: 213) menambahkan ada beberapa yg mempengaruhi

efikasi diri salah satunya adalah jenis kelamin (gender).

Page 33: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

17

B. Gender

Gender merujuk pada konsep laki-laki atau perempuan berdasarkan dimensi

sosial budaya dan psikologi. Gender dibedakan dari jenis kelamin, yang

melibatkan dimensi biologis dari perempuan atau laki-laki. Peran gender

(gender roles) adalah harapan sosial yang menentukan bagaimana laki-laki

dan perempuan seharusnya berpikir, bertindak, dan merasakan (Santrock,

2008:217).

Lippa (dalam Santrock, 2008: 217) mengungkapkan ada berbagai cara untuk

memandang perkembangan gender. Beberapa menekankan faktor biologis

dalam perilaku laki-laki dan perempuan; yang lain menekankan faktor sosial

atau kognitif. Beberapa pendekatan biologis menjelaskan perbedaan-

perbedaan dalam otak perempuan dan laki-laki. Le Doux (dalam Santrock,

2008: 218) menjelaskan satu pendekatan berfokus pada perbedaan antara

perempuan dan laki-laki di dalam corpus collosum, sekumpulan serat saraf

yang menggabungkan dua belahan otak. Gur, dkk (dalam Santrock, 2008:

218) menambahkan corpus collosum pada perempuan lebih besar daripada

pada laki-laki dan ini mungkin menjelaskan mengapa perempuan lebih sadar

dibandingkan dengan laki-laki tentang emosi mereka sendiri dan emosi orang

lain. Ini bisa terjadi karena otak kanan mampu meneruskan lebih banyak

informasi tentang emosi ke otak kiri. Bagian otak yang terlibat dalam

pengungkapan emosional menunjukkan lebih banyak aktivitas metabolis pada

perempuan dibandingkan pada laki-laki. Selain itu, Frederikse (dalam

Santrock, 2008: 218) menyatakan bagian lobus parietal (salah satu cuping otak

Page 34: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

18

di bagian ujung kepala) yang berfungsi dalam keterampilan visual dan ruang

pada laki-laki lebih besar daripada perempuan. Namun, otak perempuan dan

laki-laki mempunyai lebih banyak kemiripan ketimbang perbedaannya.

Singkatnya, biologi bukan menjadi tujuan untuk isu sikap dan perilaku gender.

Pengalaman sosialisasi anak-anak memegang peranan yang sangat penting.

Banyak orang tua mendorong anak laki-laki dan perempuan untuk terlibat

dalam jenis permainan dan aktivitas yang berbeda. Anak perempuan

kemungkinan besar diberi boneka dan ketika sudah cukup besar, serta diberi

tugas menjaga bayi. Anak perempuan didorong untuk lebih memiliki karakter

mengasuh daripada anak laki-laki. Para ayah kemungkinan besar terlihat

dalam permainan yang agresif dengan anak laki-laki mereka daripada dengan

anak perempuan mereka. Para orang tua mengizinkan remaja putra mereka

untuk memiliki lebih banyak kebebasan daripada remaja remaja putri mereka

(Bronstein (dalam Santrock, 2008: 218)). Kawan-kawan sebaya juga sering

menghargai dan menghukum perilaku yang berkaitan dengan gender. Setelah

observasi yang ekstensif dari kelas-kelas di sekolah dasar, dua peneliti

menggambarkan tempat bermain sebagai “sekolah gender” (Luria dan Herzog

(dalam Santrock, 2008: 218)).

Di sekolah dasar, anak laki-laki biasanya bergaul dengan anak laki-laki dan

anak perempuan dengan anak perempuan. Psikolog perkembangan Eleanor

Maccoby, yang telah mempelajari gender selama beberapa dekade, yakin

bahwa kawan-kawan sebaya memainkan peran sosialisasi gender yang sangat

Page 35: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

19

penting, saling mengajari apa itu perilaku gender yang bisa diterima dan yang

tidak bisa diterima (Santrock, 2008: 218).

Televisi juga mempunyai peran sosialisasi gender yang menggambarkan

perempuan dan laki-laki dalam peran gender tertentu (Comstock dan Scharrer

(dalam Santrock, 2008: 218)). Pacheco (dalam Santrock, 2008: 218)

menambahkan meskipun dengan serbuan program yang lebih beragam dalam

tahun-tahun terakhir, para peneliti masih merasa bahwa televisi menghadirkan

laki-laki sebagai seseorang yang lebih kompeten daripada perempuan.

Campbell (dalam Santrock, 2008: 218) juga menambahkan dalam satu analisis

video rap di televisi, remaja putri ditunjukkan lebih mencemaskan masalah

berkencan, berbelanja, dan penampilan mereka. Mereka jarang digambarkan

tertarik dengan sekolah atau rencana karier. Sekolah dan guru juga memiliki

pengaruh sosialisasi gender terhadap anak laki-laki dan anak perempuan.

Banyak orang yang sudah meyakini bahwa antara pria dan wanita tidak

terdapat perbedaan dalam hal inteligensi. Banyak pula penelitian yang

membuktikan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara inteligensi pria

dan dengan inteleigensi wanita. Dari tes-tes yang pernah diberikan, wanita

terutama berkelebihan dalam hal mengerjakan tes-tes yang menyangkut

penggunaan bahasa, hafalan-hafalan, reaksi-reaksi estetika serta masalah-

masalah sosial. Di lain pihak, laki-laki berkelebihan dalam penalaran abstrak,

penguasaan matematik, mekanika, atau structural skills. Secara hereditas kita

hanya dapat menduga, barangkali perbedaan minat dan kelakuan antara laki-

laki dan wanita disebabkan oleh karena perbedaan sifat “genes” atau

Page 36: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

20

kromosom. Secara tidak langsung, perbedaan itu barangkali disebabkan oleh

adanya mekanisme interaksi kromosom-kromosom XX versus interaksi

kromosom-kromosom XY yang mengakibatkan perbedaan bentuk tubuh,

bekerjanya kelenjar dan zat-zat biochemical. Selama antara pria dan wanita

terdapat perbedaan fisik dan psikis, latihan, pengalaman, pola hidup,

kebutuhan dan minatnya, maka seseorang hanya akan mengukur secara akurat

tentang perbandingan antara kapasitas mental wanita dengan kapasitas mental

pria (Soemanto, 2006: 157).

Persoalan perbedaan jender dalam kecerdasan atau pencapaian akademis telah

diperdebatkan selama berabad-abad, dan masalah itu telah menjadi sesuatu

yang sangat penting sejak awal 1970-an. Hal terpenting untuk tetap diingat

tentang perdebatan ini ialah bahwa belum seorang pun peneliti yang

bertanggung jawab penuh menyatakan bahwa setiap perbedaan pria-wanita

dalam setiap ukuran kemampuan intelektual adalah besar kalau dibandingkan

dengan jumlah keragaman dalam masing-masing jenis kelamin. Dengan kata

lain, bahkan dalam bidang dimana perbedaan jender yang sesungguhnya

ditemukan, perbedaan-perbedaan ini hanyalah begitu kecil dan begitu beragam

sehingga hanya mempunyai sedikit konsekuensi praktis (Fennema, dkk (dalam

Slavin, 2008: 159)).

Hal terpenting adalah perbedaan yang disebabkan oleh harapan dan norma

budaya. Misalnya, anak perempuan kelas dua belas mempunyai nilai yang

jauh lebih rendah daripada anak laki-laki dalam bagian kuantitatif Scholastic

Assesment Test (SAT) dan dalam ujian Advanced Placement dalam

Page 37: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

21

matematika (Stumpf dan Stanley (dalam Slavin, 2008: 159)). Sedangkan

Friedman (dalam Slavin, 2008: 159) mengungkapkan ringkasan 20 studi

utama oleh Kim menemukan bahwa pria mempunyai nilai yang lebih baik

daripada wanita dalam matematika, sedangkan kebalikannya berlaku untuk

ujian Bahasa Inggris. Herannya, pria mempunyai nilai yang lebih baik dalam

ujian pilihan ganda, tetapi tidak dalam format ujian lain. Mungkin terdapat

dasar biologis untuk perbedaan seperti itu, tetapi tidak satu pun pernah

dibuktikan.

Penyebab terpenting ialah bahwa wanita dalam masyarakat kita secara

tradisional telah dihambat untuk mempelajari matematika dan karena itu

mengambil lebih sedikit mata kuliah matematika daripada pria. Bahkan, ketika

wanita mulai mengambil lebih banyak mata kuliah matematika selama dua

dasawarsa terakhir, kesenjangan jender dalam SAT dan dalam ukuran lainnya

telah menurun terus-menerus (National Center for Education Statistics (dalam

Slavin, 2008: 159)). Warrick dan Naglieri (dalam Slavin, 2008: 159)

menambahkan pada umumnya studi menemukan bahwa pria memperoleh nilai

yang lebih tinggi daripada wanita dalam ujian pengetahuan umum, penalaran

mekanis, dan rotasi mental; wanita memperoleh nilai yang lebih tinggi dalam

ukuran bahasa, termasuk penilaian membaca dan menulis, dan dalam tugas-

tugas yang meminta perhatian dan perencanan. Tetapi Fennema (dalam

Slavin, 2008: 159) mengungkapkan tidak ada perbedaan pria-wanita dalam

kemampuan verbal umum, kemampuan aritmatika, penalaran abstrak,

visualisasi ruang, atau rentang daya ingat.

Page 38: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

22

Dalam nilai sekolah, wanita memulainya dengan keunggulan terhadap pria

dan mempertahankan keunggulan ini hingga sekolah menengah. Bahkan

dalam matematika dan ilmu pengetahuan alam, dimana wanita memperoleh

nilai yang agak lebih rendah dalam ujian, wanita masih memperoleh nilai yang

lebih baik di kelas (Maher dan Ward (dalam Slavin, 2008: 159)). Walaupun

hal ini terjadi, pria sekolah menengah umum cenderung mengukur terlalu

tinggi kemampuan mereka dalam bahasa dan matematika (kalau diukur

berdasarkan ujian standar), sedangkan wanita mengukur terlalu rendah

kemampuan mereka. Di sekolah dasar, pria mempunyai kemungkinan yang

jauh lebih tinggi daripada wanita mempunyai masalah membaca dan jauh

lebih mungkin mempunyai ketidakmampuan belajar atau gangguan emosional

(Smith (dalam Slavin, 2008: 160)).

C. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan puncak dari tindak belajar sedangkan bagi guru

tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar (Dimyati dan

Mudjiono, 2009: 3). Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindakan

guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan

peningkatan kemampuan mental siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 4).

Purwasari (2013: 5) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang

yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu,

hasil belajar bukan ukuran tetapi dapat diukur setelah melakukan kegiatan

belajar. Keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dapat

dilihat dari hasil belajar siswa tersebut. Gagne (dalam Purwasari, 2013: 5)

Page 39: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

23

menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai meliputi lima kemampuan,

yaitu: (a) Kemampuan intelektual, kemampuan yang ditunjukkan oleh siswa

tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukan, misalnya

kemampuan mendiskripsi, konsep kongkrit dan konsep terdefenisi; (b)

informasi verbal (pengetahuan deklaratif), pengetahuan yang disajikan dalam

bentuk gagasan dan bersifat statis; (c) sikap, merupakan pembawaan yang

dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda-

benda dan kejadian-kejadian atau makhluk hidup lainnya; (d) keterampilan

motorik, kemampuan yang meliputi kegiatan fisik, penggabungan motorik

dengan keterampilan intelektual; (e) strategi kognitif, merupakan suatu proses

kontrol dan proses internal yang digunakan siswa untuk memilih dan

mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berpikir.

Evaluasi hasil belajar merupakan keseluruhan kegiatan pengukuran

(pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan

untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh

siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar merujuk pada prestasi

belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat

perubahan tingkah laku siswa. (Hamalik, 2008: 159). Hamalik juga

menambahkan evaluasi hasil belajar memiliki tujuan-tujuan tertentu,antara

lain:

1) Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai

tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.

Page 40: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

24

2) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan-

kegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas maupun

masinng-masing individu.

3) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui

kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitannya dan menyarankan

kegiatan-kegiatan remedial (perbaikan).

4) Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk

mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mengenal kemajuannya

sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya perbaikan.

5) Memberikan informasi tentang semua aspek tigkah laku siswa, sehingga

guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga masyarakat dan

pribadi yang berkualitas.

6) Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih

sekolah,atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan,minat dan bakatnya.

Hasil belajar dapat diketahui dengan adanya evaluasi hasil belajar (Dimyati

dan Mujiono, 2009: 201). Evaluasi belajar sendiri adalah kegiatan yang

berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

yang ditetapkan. Hasil belajar sebagai keberhasilan suatu tujuan pendidikan

dibagi menjadi tiga domain (ranah) oleh Bloom yakni yang pertama ranah

kognitif. Ranah Kognitif berisi tentang perilaku-perilaku yang menekankan

aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu dalam dirinya apabila telah

terjadi perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan terjadi. Hasil belajar

merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari

Page 41: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

25

proses belajar. Perilaku ini sejalan dengan keterampilan proses sains, tetapi

yang karakteristiknya untuk mengembangkan kemampuan berfikir siswa.

Ranah yang kedua yaitu ranah afektif. Ranah afektif adalah ranah yang

berkaitan dengan sikap dan nilai, dari nilai dan sikap seseorang dapat

diramalkan perubahannya apabila ia telah memiliki penguasaan kognitif

tingkat tinggi (Sudaryono, 2012: 46-47). Ciri-ciri afektif akan tampak pada

siswa dalam berbagai tingkah laku, yaitu Penerimaan (receiving), mencakup

kepekaan akan adanya suatu rangsangan dan kesediaan untuk memperhatikan

rangsangan tersebut yang dinyatakan dengan memperhatikan sesuatu,

walaupun perhatian itu masih bersifat pasif. Dipandang dari segi

pembelajaran, jenjang ini berhubungan dengan upaya menimbulkan,

mempertahankan, dan mengarahkan perhatian siswa. Lalu partisipasi

(responding), mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan turut

berpartisipasi dalam suatu kegiatan, yang dinyatakan dengan memberikan

suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan. Ada juga penilaian/

penentuan sikap (valuing), mencakup kemampuan untuk memberikan

penilaian terhadap sesuatu dan memposisikan diri sesuai dengan penilaian itu.

Artinya, mulai terbentuk suatu sikap yang dinyatakan dalam tingkah laku yang

sesuai dan konsisten dengan sikap batin, baik berupa perkataan maupun

tindakan. Organisasi (organization), mencakup kemampuan untuk membentuk

suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan, yang

dinyatakan dalam pengembagan suatu perangkat nilai, jenjang ini

berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan

Page 42: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

26

konflik di antara nilai-nilai tersebut, serta mulai membentuk suatu sistem nilai

yang konsisten secara internal. Selain itu, ada pembentukan pola hidup

(characterization by a value or value complex), mencakup kemampuan untuk

menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga dapat

menginternalisasikan dalam diri dan menjadikannya sebagai pedoman yang

nyata dan jelas dalam kehidupan sehari-hari, yang dinyatakan dengan adanya

pengaturan hidup dalam berbagai bidang kehidupan. Ranah yang terakhir

yaitu ranah psikomotorik. Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan

dengan keterampilan (skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang

menerima pengalaman belajar tertentu (Sudaryono, 2012: 47). Hal-hal yang

berkaitan dengan ranah psikomotor antara lain: menirukan, memanipulasi,

pengalamiahan, artikulasi (Siyamta, 2013: 17).

Menurut Slameto (dalam Suwardi, 2012: 2) ada dua faktor mempengaruhi

keberhasilan seseorang dalam belajar, yaitu faktor intern (dari dalam diri

siswa) meliputi : faktor jasmaniah (seperti : kesehatan dan cacat tubuh), faktor

psikologis (seperti : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan

dan kesiapan), dan keaktifan siswa dalam bermasyarakat, serta faktor ektern

yang meliputi: faktor keluarga (meliputi : cara orang tua mendidik, relasi

antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (meliputi

: metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan

siswa dan disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di

atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah), faktor

Page 43: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

27

masyarakat (meliputi : kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman

bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Lebih lanjut Dunkin (dalam Riyani, 2012: 19) menyatakan bahwa ada

sejumlah aspek dari faktor guru yang mempengaruhi kualitas proses belajar

mengajar yaitu : pertama, teacher formative experience meliputi jenis kelamin

serta semua pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial

mereka. Kedua, teacher training experience meliputi pengalaman-pengalaman

yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru.

Ketiga, teacher properties adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

sifat yang dimiliki guru yaitu sikap guru terhadap profesinya, siswanya,

motivasi dan kemampuan baik dalam pengelolaan pembelajaran baik itu

kemampuan dalam merencanakan dan mengevaluasi maupun kemampuan

dalam penguasaan materi yang akan di ajarkan. Faktor kedua yang

mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar adalah aspek siswa yang

meliputi aspek latar belakang terdiri dari jenis kelamin, tempat kelahiran,

tempat tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi dan aspek sifat yang meliputi

kemampuan dasar, sikap dan penampilan, adakalanya siswa sangat aktif dan

adakalanya siswa yang kita didik sangat pendiam dan malah yang sangat

disayangkan siswa tersebut memiliki motivasi yang rendah dalam belajar.

Faktor ketiga adalah faktor sarana dan prasarana, sarana merupakan segala

sesuatu yang sangat mempengaruhi kelancaran proses pembelajaran misalnya

media pembelajaran, alat-alat pembelajaran, perlengkapan sekolah dan lain-

lain sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang tidak langsung dapat

Page 44: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

28

mendukung keberhasilan proses pembelajaran misalnya penerangan sekolah,

kamar kecil dan sebagainya. Beberapa pengaruh tersebut diantaranya adalah

dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru dalam mengajar serta dapat

memberikan berbagai pilihan pada siswa untuk belajar. Faktor keempat adalah

faktor lingkungan yang terdiri dari faktor organisasi kelas dan faktor iklim

sosial-psikologis. Faktor organisasi kelas meliputi jumlah siswa dalam satu

kelas, organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Sedangkan faktor iklim sosial-psikologis menyangkut

keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses

pembelajaran, baik yang internal (yaitu hubungan antara orang yang terlibat

dalam lingkungan perguruan tinggi misalnya iklim sosial antara siswa dengan

siswa, antara siswa dengan guru bahkan guru dengan pimpinan) maupun yang

eksternal (yaitu hubungan antara perguruan tinggi dengan orang tua siswa,

hubungan perguruan tinggi dengan perusahaan dan instansi pemerintah

(Dunkin (dalam Riyani, 2012: 19)).

Selain faktor-faktor diatas, banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

yang diungkap oleh beberapa ahli misalnya menurut Djamarah (dalam Riyani,

2012: 20) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

adalah tujuan pembelajaran, bahan ajar yang digunakan, kegiatan belajar

mengajar, metode, alat, sumber dan evaluasi proses belajar mengajar. Menurut

Edi (dalam Riyani, 2012: 20), keberhasilan siswa dalam belajar dapat

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari

dalam diri sendiri yang berupa faktor biologis seperti faktor kesehatan dan

Page 45: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

29

faktor psikologis seperti kecerdasan, bakat, minat, perhatian serta motivasi.

Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berhubungan dengan lingkungan

sekolah. sedangkan Margono (dalam Riyani, 2012: 20) menyatakan faktor-

faktor tersebut adalah mahasiswa, dosen, tujuan belajar, materi pelajaran,

sarana belajar, interaksi antara mahasiswa dan materi, interaksi antara dosen

dan mahasiswa, interaksi antara mahasiswa dan mahasiswa dan lingkungan

belajar.

Page 46: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2016 di tiga SMP se-

Kecamatan Teluk Betung Selatan, yaitu SMP Negeri 3 Bandar Lampung,

SMP Negeri 6 Bandar Lampung, dan SMP Islamiyah Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII dari tigaSMP se-

Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung. Total populasi adalah

sebanyak 710 siswa dengan sebaran pada SMP Negeri 3 Bandar Lampung

terdapat 308 siswa yang terbagi menjadi 9 kelas, SMP Negeri 6 Bandar

Lampung terdapat 305 siswa yang terbagi menjadi 8 kelas, dan SMP

Islamiyah terdapat 97 siswa yang terbagi menjadi 3 kelas.

Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling. Teknik dalam penentuan sampel ini menggunakan pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 2013: 85). Dalam menentukan jumlah sampel, Arikunto

(2006: 134) menyatakan apabila ukuran populasi lebih dari 100,sampel dapat

diambil dari kisaran 10 – 15%, 20 – 25%, atau lebih dari 25 %. Berdasarkan

teori-teori tersebut, maka sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

Page 47: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

31

sebanyak 360 siswa atau sebesar 52%, kemudian diperolehlah 154 siswa laki-

laki dan 206 siswa perempuan. Sampel siswa perempuan dikurangi 52 siswa

untuk mengimbangi sampel siswa laki-laki. Jadi diperoleh 154 siswa laki-laki

dan siswa perempuan karena pada penelitian ini yang menjadi pertimbangan

adalah jumlah siswa tiap kelas dan gender-nya. Sampel diambil secara

undian, hasil rincian sampel sebagai berikut:

Tabel 1. Sampel Penelitian

No. NamaSekolah KelasJumlahSiswa

TotalL P

1.SMP Negeri 3 Bandar

Lampung

VIII E 13 15 28

VIII F 15 14 29

VIII G 10 12 22

VIII H 12 17 29

VIII I 14 15 29

2.SMP Negeri 6 Bandar

Lampung

VIII E 14 12 26

VIII F 12 14 26

VIII G 17 12 29

VIII H 12 12 24

3.SMP Islamiyah Bandar

Lampung

VIIIA 14 10 24

VIIIB 11 13 24

VIII C 10 8 18

JumlahSampel154 154 308

Keterangan : P = Perempuan; L= Laki-laki

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif

(Arikunto, 2010: 3). Peneliti mengambil langsung informasi yang ada di

lapangan tentang hubungan self-efficacy berdasarkan gender dengan hasil

Page 48: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

32

belajar IPA siswa kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan

Bandar Lampung.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan sebagai

berikut:

a. Membuat surat izin pra-penelitian untuk melakukan observasi ke

sekolah.

b. Melakukan observasi pendahuluan di sekolah untuk menetapkan jumlah

siswa di kelas yang dijadikan sampel penelitian dan data-data siswa.

c. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari soal-soal IPA kelas

VIII semester 1 yang berjumlah 20 soal yang dipilih dari kumpulan

soal-soal Ujian Nasional dari tahun2008 sampai tahun 2014 dan angket

self-efficacy siswa terjemahan dari Self-efficacy Questionnaire for

Children (SEQ-C) Brief Survey on Academic, Social and Emotional

Self-efficacy (Muris,2001: 145-149).

2. Tahap Pelaksanaan

a. Dalam pelaksanaannya,pengambilan data dilaksanakan sebanyak satu

kali pertemuan untuk mendistribusikan soal-soal IPA kelas VIII

semester 1. Dengan waktu pelaksanaan tes selama 2 jam pelajaran.

b. Memberikan lembar kuisioner self-efficacysiswa setelah mengerjakan

tes soal IPA.

Page 49: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

33

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatifdan data kualitatif.

Data kuantitatif didapat dari hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai

hasil pengerjaan soal-soal IPA yang berjumlah 20 soal.Sedangkan data

kualitatif didapat dari skor kuisioner angket siswa yang berisi tentang

hubungan self efficacy berdasarkan gender dengan hasil belajar,yang

kemudian dideskripsikan untuk mengetahui tingkat self-efficacysiswa.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Data Absensi Siswa

Pengumpulan data absen siswa diperoleh dari guru IPA kelas VIII dari

masing-masing SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar

Lampung.

b. Angket Self-Efficacy Siswa

Angket ini diisi oleh siswa untuk mengetahui keyakinan diri siswa.

Angket berisi 24 pertanyaan yang diisi dengan memberi tanda ceklis (√)

pada pilihan jawaban “tidakbaik”, “kurang baik”, “cukupbaik”, “baik”

atau “sangat baik”.

c. Data Hasil Belajar Siswa

Nilai hasil belajar siswa diambil dari hasil pengerjaan soal-soal IPA

kelas VIII semester 1 yang berjumlah 20 soal.

Page 50: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

34

F. Uji Persyaratan Instrumen

1. Uji Validitas Angket

Validitas instrument dapat diukur dengan menggunakan metode Pearson

Product Moment, kemudian membandingkan rhitung dengan rtabel

bersignifikansi 5% (Arikunto, 2006: 170).

2. Uji ReliabilitasAngket

Pengujian reliabilitas instrument angket dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan metodeAlpha Cronbach’s lalu membandingkan r11

dengan rtabel bersignifikansi 5% (Arikunto, 2006: 195-198).

G. Hasil Uji Coba Angket

Sebelum angket digunakan untuk mengumpulkan data, angket diuji coba

terlebih dahulu kepada 30 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gading Rejo.

Hasil uji coba dihitung validitasnya dengan metode Pearson product moment,

sedangkan reliabilitasnya dengan rumus Alpha Cronbach’s. Kemudian

dibandingkan hasil rhitung dengan rtabel, di mana rtabel dengan signifikansi

α0,05= 0,361.

Pengujian validitas angket self-efficacy yang pertama, ditemukan 21 item

valid dan 3 item yang tidak valid (Tabel 2). Pengujian reliabilitas pertama

didapatkan bahwa angket self-efficacy realiabel dengan α Cronbach’s =

0.871.

Page 51: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

35

Tabel 2. Item tidak valid angket self-efficacy pertama.

No. ItemAngket rhitung rtabel Keterangan

7. Item 7 0,243 0,361 Tidak Valid9. Item 9 0,332 0,361 Tidak Valid17. Item 17 0,319 0,361 Tidak Valid

Sumber: Hasil pengolahan data, 2016.

Berdasarkan hasil uji validitas angket self-efficacy yang direvisi, diketahui

bahwa seluruh item angket self-efficacy telah valid dan juga reliabel dengan α

Cronbach’s = 0.884.

H. Teknik Analisis Data

Setelah mendapatkan data hasil pengisian angket self-efficacy siswa dan data

hasil pengerjaan 20 soal IPA yang diperoleh dari kumpulan soal-soal Ujian

Nasional, tahap pelaksanaan selanjutnya yaitu:

1. Mengolah data yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi self-efficacy

siswa berdasarkan gender.

2. Menganalisis perbedaan antara self-efficacy siswa laki-laki dengan siswa

perempuan.

3. Menganalisis hubungan antara self-efficacy berdasarkan gender dengan

hasil belajar siswa berdasarkan data yang telah didapatkan.

Selanjutnya data penelitian ini dianalisis sebagai berikut:

1. Data kuantitatif

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa

menjawab soal-soal ujian nasional yang dipilih berdasarkan SKL yang

Page 52: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

36

telah dipelajari siswa dengan melakukan penskoran secara manual

menggunakan kunci jawaban. Dan jika jawaban benar maka mendapat

skor 1 dan jika salah atau tidak menjawab diberi skor 0. Menghitung nilai

hasil belajar siswa yang dilihat dari kemampuan menjawab soal-soal Ujian

Nasional yang dipilih berdasarkan SKL yang telah dipelajari siswa

menggunakan rumus menurut Purwanto (2013: 112) dengan cara:

S =

Keterangan:S = nilai hasil belajar siswan = jumlah skor soal yang dijawab benarN = skor maksimum dari tes

Sehingga nilai yang diperoleh siswa dikelompokan ke dalam kriteria

sebagai berikut:

Tabel 3. Kriteria penilaian hasil belajar siswa

No. Interval Kategori1 81 – 100 Sangat tinggi2 61 – 80 Tinggi3 41 – 60 Cukup4 21 – 40 Rendah5 0 – 20 Sangat rendah

Sumber: dimodifikasi dari Riduwan (2012: 89)

2. Data Kualitatif

Data kualitatif tentang self-efficacy yang dimiliki siswa diambil melalui

kuisioner yang diisi sendiri oleh siswa.Langkah-langkah pengolahan data

angket dilakukan sebagai berikut:

a. Menghitung skor kuisioner siswa dengan melihat rubrik penilaian

kuisioner.

Page 53: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

37

b. Menghitung persentase jawaban siswa dengan rumus menurut Ali

(2013: 201) sebagai berikut:

% =

Keterangan:% = persentase self-efficacy siswan = skor yang diperolehN = jumlah seluruh skor

c. Merangkum persentase jawaban siswa untuk mengetahui termasuk ke

dalam kategori manakah self-efficacy yang dimiliki siswa. Persentase

jawaban dari tiap indikator tersebut dimasukkan dalam tabel kriteria

berikut.

Tabel 4. Kriteria penilaian self-efficacy yang dimiliki oleh siswa

No. Persentase (%) Kategori1 81 - 100 Sangat tinggi2 61 - 80 Tinggi3 41 - 60 Cukup4 21 - 40 Rendah5 0 - 20 Sangat rendah

Sumber: dimodifikasi dari Riduwan (2012: 89)

Untuk mengetahui perbedaan self efficacy antara siswa laki-laki dan

siswa perempuan, hubungan self efficacy berdasarkan gender dengan

hasil belajar, dilakukan uji sebagai berikut:

a. Uji BedaIndependent Sample T-test

Uji beda Independent Sample T-test digunakan untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang saling

independen. Uji Independent Sample T-test merupakan teknik statistik

parametrik dimana data harus berdistribusi normal. Akan tetapi jika

data tidak berdistribusi normal maka dapat digunakan uji non-

Page 54: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

38

parametrik Mann-Whitney U. Adapun rumus dan langkah-langkah

perhitungan uji-t untuk sampel yang saling independen adalah sebagai

berikut (Sudjana, 2005: 243).

thitung=dengan

s2=( ) ( )

Keterangan:= nilai rata-rata kelompok 1= nilai rata-rata kelompok 2= jumlah siswa kelompok 1= jumlah siswa kelompok 2= varians pada kelompok 1= varians pada kelompok 2= varians gabungan

Kriteria pengujian ini didasarkan pada nilai signifikansi. Jika nilai

signifikansi <0.05 maka terdapat perbedaan antar variabel, sebaliknya

jika nilai signifikansi >0.05 maka terdapat tidak perbedaan antar

variabel.

b. Uji Korelasi Kendall’s Tau

Uji korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa erat

hubungan antara dua variabel penelitian, yaitu hubungan antara self-

efficacy siswa berdasarkan gender dengan hasil belajarnya,

menggunakan uji korelasi Kendall’s Tau (Margono, 2010: 207).

Adapun rumus dari uji korelasi Kendall’s Tau adalah sebagai berikut:

Page 55: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

39

= ∑ − (∑ )(∑ )[∑X − (∑ ) ] [∑ − (∑ ) ]Keterangan:r = koefisien korelasi∑X = jumlah skor dalam sebaran X∑Y = jumlah skor dalamsebaran Y∑XY = jumlah hasil kali skor X dengan skor Y yang berpasangan∑X2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X∑Y2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Yn = banyaknya subjek skor X dan skor Y yang berpasangan

(Margono, 2010: 207)

Kriteria pengujian ini didasarkan pada nilai signifikansi. Jika nilai

signifikansi <0.05 maka terdapat hubungan antar variabel, sebaliknya

jika nilai signifikansi >0.05 maka tidak terdapat hubungan antar

variabel.

Teknik ini akan menghasilkan koefisien korelasi yang dapat

mendeskripsikan derajat keeratan hubungan dari dua variabel tersebut.

Koefisien korelasi diinterpretasikan ke dalam tingkatan hubungan

sebagai berikut.

Tabel 5. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,3990,40 – 0,5990,60 – 0,7990,80 – 1,000

Sangat Rendah (takada korelasi)

RendahSedangKuat

Sangat KuatSumber: Sugiyono (2014: 184).

Page 56: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Karakteristik self efficacy yang dimiliki siswa-siswi kelas VIII SMP se-

Kecamatan Teluk Betung Selatan berkriteria “tinggi” baik dalam aspek

akademik, sosial, dan emosional, maupun secara keseluruhan.

2. Terdapat perbedaan antara self efficacy siswa laki-laki dan siswa

perempuan sebesar 1% kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung

Selatan.

3. Hubungan self efficacy siswa laki-laki dan siswa perempuan dengan hasil

belajarnya masing-masing mempunyai nilai signifikasi > 0.05 yang

artinya tidak terdapat hubungan antara self efficacy dengan hasil belajar

baik pada siswa laki-laki maupun siswa perempuan.

Page 57: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

50

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas saran-saran yang dapat diajukan dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya data kualitatif yang didapatkan

tidak hanya bersumber dari angket siswa melainkan juga dari wawancara

guru mata pelajaran IPA yang mengajar di kelas tersebut untuk

mengetahui lebih jelas bagaimana sikap keyakinan diri (self efficacy) yang

dimiliki oleh siswa-siswi tersebut sehingga dapat ditemukan masalah atau

alasan dari tingkat self efficacy yang berbeda-beda yang dimiliki siswa-

siswi pada ketiga sekolah.

2. Siswa dapat memaksimalkan keyakinandirinya melalui evalusai setiap

ulangan harian ataupun setiap ulangan semester sehingga mencapai

prestasi belajar yang lebih baik.

3. Bagi guru, hasil dari penelitian diharapkan dapat memperluas pengetahuan

dan pemahaman bagaimana self-efficacy yang dmiliki oleh siswanya

dengan memperhatikan kepercayaan diri siswa baik siswa laki-laki

maupun siswa perempuan sehingga mencapai hasil belajar yang maksimal.

Page 58: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Adicondro, Nobelina. 2011. Efikasi Diri, Dukungan Sosial Keluarga Dan SelfRegulated Learning Pada Siswa Kelas VIII. Jurnal. Humanitas, Vol. VIIINo.1 Januari 2011. 11 hlm.

Ali, M. 2013. Prosedur dan Strategi Penelitian Pendidikan. Angkasa. Bandung.233 hlm.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Rineka Cipta. Jakarta.

. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Rineka Cipta. Jakarta. 418 hlm.

Bandura, A. 1994. Self-Efficacy. Encylopedia Of Human Behavior. 4. 15 hlm.

Bandura. . 1996. The Relative Efficacy of Desensitization and ModellingApproaches for Inducing Behavior. Affective and Attitudinal Changes.Journal of Personality and Social Psychology. Vol.121

_________. 1997. Self-efficacy: The exercise of control. Freeman & Co: NewYork.

Bastable, S. 2002. Perawat sebagai pendidik. EGC. Jakarta.

BSNP. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. Badan Standar NasionalPendidikan. Jakarta. 59 hlm.

Daulay, Siti. F. 2012. Perbedaan Self Regulated Learning Antara MahasiswaYang Bekerja Dan Yang Tidak Bekerja. Jurnal. (Online).(http://fpsi.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/jurnal-fastirola.ok_.pdf. diakses pada 12 Mei 2016; 18.19 WIB). 9 hlm.

Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar Dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta.Jakarta. 298 hlm.

Djojosoediro, Wasih. 2010. Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA. Artikel. (Online).(http://pjjpgsd.unesa.ac.id/dok/1.Modul-1-Hakikat%20IPA%20dan%20Pe-

Page 59: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

52

mbelajaran%20IPA.pdf, diakses pada 5 November 2015; 20.17 WIB). 45hlm.

Ebru, Fatma. 2013. The Effects Of Socioeconomic Status And Gender BesidesThe Predictive Effect Of Self-Efficacy On Life Satisfaction InAdolescence. Jurnal. The Journal of Academic Social Science StudiesVolume 6 Issue 3,p.1201-1216, March 2013. (Online). (http://www.jasstudies.com/Makaleler/1512883086_61%C4%B0kizFatma%20Ebru-vd-1201-1216.pdf, diakses pada 15 Mei 2016; 21.30 WIB). 16 hlm.

Endrayanto, H.Y. S. dan Y. W. Harumurti. 2014. Penialaian Belajar Siswa diSekolah. PT. Kanisius. Jakarta. 335 hlm.

Eshetu, Amogne. A. 2015. Gender disparity analysis in academic achievement athigher education preparatory schools: Case of South Wollo, Ethiopia.Jurnal. Academic Jurnal Educational Research and Reviews Vol. 10(1), pp.50-58, 2015. (Online). (http://www.academicjournals.org/journal/ERR/article-full-text-pdf/B7B3AE549489, diakses pada 13 Mei 2016; 12.50WIB). 9 hlm.

Feist, J. dan G. J. Feist. 2009. Teori Kepribadian diterjemakan Smita PrathitaSjahputri. 2010. Penerbit salemba Humanika. Jakarta. 428 hlm.

Gardner, Emily. 2014. Self-Efficacy and Academic Performance. Artikel.(Online). (http://www.udallas.edu/udjs/departments/psychology/2014-2015/selfefficacy, diakses pada 16 Mei 2016; 10.19 WIB). 6 hlm.

Hake, R. R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Artikel. (Online)(http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf. Padatanggal 15 Januari 2016 pukul 19.58 WIB).

Hamalik, O. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Penerbit Sinar Grafika. Jakarta.184 hlm.

Kemendikbud. 2012. Kurikulum 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.Jakarta. 23 hlm.

Lackaye, Timothy. 2006. Comparisons of Self-Efficacy, Mood, Effort, and HopeBetween Students with Learning Disabilities and Their Non-LD-MatchedPeers. Jurnal. Learning Disabilities Research & Practice Nomor 2 Volume2. (Online). (https://moodle2.cs.huji.ac.il/nu14/pluginfile.php/101329/mod_resource/content/1/Lackaye_Margalit_et_al_2006.pdf, diakses padapada 15 Mei 2016; 19.17 WIB). 12 hlm.

Majidah, Hairida, dan Erlina. 2012. Korelasi Antara Self-Efficacy dengan HasilBelajar Siswa dalam Mata Pelajaran Kimia di SMA. Jurnal. (Online). (http:

Page 60: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

53

//jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/3319, diakses pada 23Oktober 2015; 13.40 WIB). 10 hlm

Mahyuddin, Rahil dkk. 2006. The Relationship Between Students' Self EfficacyAnd Their English Language Achievement. Jurnal. Jurnal Pendidik danPendidikan jilid 2, 2006. (Online). (http://web.usm.my/apjee/webtest/APJEE212006/4%20Rahi%20%2861-71%29.pdf, diakses pada 24 Oktober2015; 15.15 WIB). 11 hlm.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Muris, Peter. 2001. A Brief Questionnaire for Measuring Self-Efficacy in Youths.Jurnal. Journal of Psychopathology and Behavioral Assessment, Volume 3nomor 3. (Online). (https://www.academia.edu/8587719/A_Brief_Questionnaire_for_Measuring_Self-Efficacy_in_Youths.pdf, diakses pada18 November 2015; 19.38 WIB). 5 hlm.

Muthoharoh, U., Budiyono, dan Nugraheni, P. 2012. Hubungan Gender TerhadapHasil Belajar Matematika Pada Siswa SMP. Jurnal. (Online).(http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/ekuivalen/article/download/.../1174,diakses pada 25 Oktober 2015; 15.40 WIB)

Nuryoto, Sartini. 1998. Perbedaan Prestasi Akademik Antara Laki-Laki DanPerempuan Studi Di Wilayah Yogyakarta. Jurnal. Jurnal Psikologi nomor2, 1998. (Online). (http://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/viewFile/7501/5835,diakses pada 13 Mei 2016; 13.01 WIB). 9 hlm.

Petrie, Larrondo. 2009. Information Sheet: Gender Differences in ScienceAchievement. Artikel. (Online). (https://www.engr.psu.edu/awe/misc/ARPs/ARP_InfoSheet_Science.pdf, diakses pada 13 Mei 2016; 13.47WIB). 5 hlm.

Purwanto, N. 2013. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. RemajaRosda Karya. Bandung. 165 hlm.

Purwasari, Yosi. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Tentang PerubahanKenampakkan Permukaan Bumi Dan Benda Langit Melalui Peta PikiranPada Anak Kesulitan Belajar Kelas Iv Sd 13 Balai-Balai Kota PadangPanjang. Jurnal. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus volume 1 nomor 1.(Online). (http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu, diakses pada 25Oktober 2015;15. 50 WIB). 13 hlm.

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian. Alfabeta. Bandung. 244 hlm.

Riyani, Yani. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi BelajarMahasiswa (Studi pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik NegeriPontianak). Jurnal. Jurnal EKSOS volume 8 nomor 1, 2012. (Online).(http://repository.polnep.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/354/03-

Page 61: HUBUNGAN SELF-EFFICACY BERDASARKAN GENDER …digilib.unila.ac.id/23758/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Selatan. Desain penelitian

54

YANI%20R.pdf?sequence=1, diakses pada 25 Oktober 2015; 18.47 WIB).7 hlm.

Safaria, T., Ahmad, A. 2013. Effects of Self-Efficacy on Students’ AcademicPerformance. Jurnal. Journal of Educational, Health and CommunityPsychology volume 2, 2013. (Online). (http://download.portalgaruda.org/article.php ?article=123905&val=5539, diakses pada 25 Oktober 2015;15.38 WIB). 17 hlm.

Santrock, J. W. 2008. Psikologi Pendidikan Edisi Ketiga. Penerbit SalembaHumanika. Jakarta. 530 hlm.

Santrock, J. W. 2008. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Penerbit SalembaHumanika. Jakarta. 434 hlm.

Schmidt, Jennifer A. dan Shumow, Lee. 2012. Change In Self-Efficacy In HighSchool Science Classrooms:An Analysis By Gender. Jurnal. (Online).(http://cedu.niu.edu/scienceinthemoment/reports/LeeSchumowEfficacy.pdf,diakses pada 12 Mei 2016; 19.45 WIB). 21 hlm.

Scott, Jill. E. 1996. Self-Efficacy: A Key to Literacy Learning. Artikel. ReadingHorizons volume 36 issue 3, 1996. (Online). (http://scholarworks.wmich.edu/reading horizons, diakses pada 20 Oktober 2015; 20.47 WIB). 21 hlm.

Siyamta. 2013. Ranah Kognitif dalam Pembelajaran. Gramedia. Malang. 39 hlm.

Slavin, Robert. E. 2008. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek EdisiKedelapan. Penerbit PT Indeks. Jakarta. 322 hlm.

Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.241 hlm.

Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Graha Ilmu. Jakarta. 234hlm.

Sudjana. 2015. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2014. Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D. Alfabeta. Bandung.

Suwardi, Dana. R. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar SiswaKompetensi Dasar Ayat Jurnal Penyesuaian Mata Pelajaran AkuntansiKelas Xi Ips Di Sma Negeri 1 Bae Kudus. Jurnal. Economic EducationAnalysis Journal volume 2, 2012. (Online). (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj, diakses pada 25 Oktober 2015; 20.14 WIB). 7 hlm.

Zimmerman, B. J. 2000. Self-efficacy: an Essential Motive to Learn.Contemporary Educational Psychology. Vol. 25. 10 hlm.