Upload
phamduong
View
234
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENDAHULUAN
Menurut Undang – undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
masyarakat banyak. Perkembangan ekonomi dan perbankan syariah di Indonesia mulai
tumbuh sejak 20 tahun yang lalu diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia.
Menurut Bank Indonesia, perkembangan perbankan syariah selama satu tahun terakhir
berkembang sudah ada 11 Bank Umum Syariah (BUS), 24 Bank Syariah dalam bentuk Unit
Usaha Syariah (UUS), dan 156 BPRS, dengan jaringan kantor meningkat dari 1.692 kantor
di tahun sebelumnya menjadi 2.574 di tahun 2012. Dengan demikian jumlah jaringan kantor
layanan perbankan syariah meningkat sebesar 25,31% (2012) dan pada bulan Oktober 2012
cukup menggembirakan. Perbankan syariah mampu tumbuh ± 37% sehingga total asetnya
menjadi Rp174,09 triliun. Pembiayaan telah mencapai Rp 135,58 triliun (40,06%, yoy) dan
penghimpunan dana menjadi Rp 134,45 triliun (32,06%). Penghimpunan dana masyarakat
terbesar dalam bentuk deposito yaitu Rp 78,50 triliun (58,39%) diikuti oleh tabungan sebesar
Rp 40,84 triliun (30,38%) dan giro sebesar Rp15,09 triliun (11,22%). Penyaluran dana masih
didominasi piutang murabahah sebesar Rp 80,95 triliun atau 59,71% diikuti pembiayaan
musyarakah yang sebesar Rp 25,21 triliun (18,59%) dan pembiayaan mudharabah sebesar Rp
11,44 triliun (8,44%), dan piutang qardh sebesar Rp11,19 triliun (8,25%) (Data : Outlook
perbankan syariah 2013).
Menurut Iqbal (2011) bank konvensional jauh lebih dulu ada jika dibandingkan bank
syariah.Dengan waktu yang jauh lebih dulu ada itulah bank konvensional sudah menguasai
pasar perbankan nasional dengan jumlah bank yang lebih banyak dibandingkan dengan bank
syariah. Namun dengan perkembangan perbankan saat ini adanya kebutuhan masyarakat
muslim untuk mendapatkan layanan keuangan yang bersyariatkan Islam yang berdasarkan
pada prinsip bagi hasil maka dengan keluarnya Undang – Undang No.7 Tahun 1992 tentang
perbankan membuka peluang untuk kegiatan usaha perbankan yang bersistemkan bagi hasil
yang dipertegas dengan Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 1992 tentang bank berdasarkan
prinsip bagi hasil.
Dunia perbankan tidak terlepas dari hal kepercayaan dari masyarakat. Semakin bank
dipercaya, semakin bagus bank tersebut karena mencerminkan bahwa semakin baiklah
kinerja bank tersebut. Kepercayaan dari masyarakat itu adalah jika masyarakat merasa aman
2
dan mendapat pelayanan yang baik ketika melakukan transaksi perbankan di bank
tersebut.Untuk itu bank harus mampu berkinerja dengan baik sehingga membuktikan kinerja
bank yang baik. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik kesehatan suatu bank perlu
dijaga ( Noor, 2005).
Melihat realita perkembangan bank syariah di Indonesia hingga ini, maka peningkatan
daya saing bank syariah merupakan hal yang sangat harus dilakukan.Oleh sebab itu kekuatan
daya saing sangat menentukan bagi keberhasilan atau kegagalan. Alih – alih mendukung
pembangunan ekonomi bangsa, jika terus beroperasi dengan daya saing yang rendah maka
eksistensi bank syariah akan terancam oleh peta persaingan perbankan yang semakin ketat
(Alfarizi, 2010).
Menurut Mubasyiroh (2008) pemetaaan perilaku masyarakat sebagai nasabah
perbankan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu syariah loyalist market,
conventional loyalist market dan floating market yang terpilah lagi dengan kecenderungan
kepada convenience atau service. Mereka yang termasuk kelompok syariah loyalist market
memilih jasa yang ditawarkan oleh perbankan syariah karena kecenderungannya terhadap
norma agama. Masyarakat merasa aman dengan label agama dan bebas riba. Kemudian yang
termasuk ke dalam conventional loyalist market merasa lebih nyaman dengan produk dan
jasa yang ditawarkan oleh perbankan konvensional, sehingga dengan menyimpan uangnya di
bank konvensional mereka merasa lebih mudah untuk melakukan suatu transaksi.Potensi
pasar perbankan syariah terbesar saat ini adalah floating market yang mempunyai ciri lebih
menunjukkan pada aspek financial benefit dibandingkan dengan aspek syariah ataupun
konvensional. Jadi, jika dilihat dari tingkat suku bunga maka semakin tinggi tingkat bagi
hasil pada bank syariah akan meningkatkan total simpanan di bank syariah, begitu juga
sebaliknya semakin tinggi tingkat suku bunga yang ditawarkan oleh bank konvensional,
maka akan berhubungan pada jumlah simpanan atau tabungan pada bank konvensional.
Menurut Kasmir (2008) potensi pasar perbankan terbesar di Indonesia adalah floating
market, sehingga dalam memilih produk akan lebih mendasarkan pada tingkat keuntungan
yang ditawarkan. Jenis produk pada pasar floating market yang memberikan keuntungan
lebih disukai, apabila keuntungan yang ditawarkan lebih tinggi daripada tingkat bagi hasil.
Demikian juga sebaliknya, produk dari bagi hasil akan lebih disukai apabila lebih tinggi dari
tingkat suku bunga yang ditawarkan bank konvensional (Mubasyiroh 2008).
3
Setelah melihat gambaran di atas terlihat bahwa perilaku masyarakat yang masih
mengharapkan bagi hasil yang tinggi.Namun dari sisi pembiayaan, nasabah bank syariah
mengharapkan margin dan nisbah yang rendah.Oleh sebab itu adanya hubungan persaingan
antara bank konvensional dan bank syariah dalam menarik nasabah dalam kesamaan target
pasar yaitu pasar floating market yang kemudian tergolong dalam nasabah rasional yang
mengharapkan keuntungan yang tinggi. Bank konvensional dengan tingginya suku bunga dan
bank syariah dengan tingginya bagi hasil yang ditawarkan, karena ketika bank syariah
menetapkan jumlah bagi hasil bank syariah mengacu pada penetapan suku bunga BI sehingga
adanya hubungan tingkat suku bunga bank konvensional (BI) dengan jumlah tabungan,
deposito, piutang dan pembiayaan di bank syariah
Penelitian Julianti (2013) membuktikan bahwa BI rate berhubungan negatif terhadap
tabungan mudharabah.Penelitian Mariantini (2007) membuktikan bahwa suku bunga bank
konvensional dan nisbah yang diberikan oleh bank syaiah berhubungan terhadap besarnya
jumlah simpanan pada bank syariah tahun 2002 sampai 2006.Penelitian Andriyanti et
al(2010) membuktikan bahwa adanya hubungan negatif antara tingkat suku bunga depsotito
berjangka pada bank konvensional terhadap pertumbuhan deposito mudharabah berjangka 1
bulan.Penelitian Saminja (2012) membuktikan bahwa adanya hubungan antara tingkat suku
bunga bank konvensional terhadap jumlah deposito pada PT Bank Sulsel Utama Makassar.
Sedangkan penelitian Rahmawati (2005) membuktikan bahwa tidak adanya hubungan antara
suku bunga kredit terhadap piutang (investasi) bank. Penelitian Hilmi (2006) membuktikan
bahwa tidak adanya hubungan antara suku bunga pembiayaan bank konvensional dengan
pembiayaan di bank syariah hal ini.
Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat inkonsistensi hasil penelitian tentang
hubungan tingkat suku bunga bank konvensional dengan jumlah penempatan bank syariah,
untuk itu penelitian ini akan menganalisis hubungan tingkat suku bunga tabungan, deposito,
piutang, pembiayaan pada bank konvensional dengan jumlah tabungan, deposito, piutang dan
pembiayaan pada bank syariah. Tabungan dan deposito diambil sebagai objek karena
merupakan produk terbesar dari dana pihak ketiga. Piutang (investasi) dan pembiayaan
(modal kerja) yang merupakan terbesar dari sisi earnings asset
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian Khaidar (2007) hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa suku bunga pada bank konvensional berpengaruh negatif
terhadap tabungan dan deposito bank syariah serta suku bunga kredit pada bank konvensional
4
berpengaruh negatif terhadap piutang dan pembiayaan pada bank syariah. Namun dalam
mereplikasi, penelitian ini meneliti hubungan antara suku bunga bank konvensional dengan
jumlah tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan pada bank syariah.Dalam penelitian
Khaidar (2007) sampel yang digunakan hanya pada salah satu bank syariah sebagai objeknya.
Dalam mereplikasi penelitian Khaidar (2007) sampel yang digunakan lebih luas dengan
meneliti beberapa bank syariah yang terdapat di Indonesia pada tahun 2011 sampai 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat suku bunga
tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan pada bank konvensional terhadap jumlah
tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan pada bank syariah. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi bank syariah sebagai bahan dan informasi
dalam menghimpun dan mengelola dana dari nasabah secara amanah dan bertanggungjawab.
Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi akademisi dalam
mengembangkan penelitian dimasa yang akan datang, serta penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan referensi khususnya di bidang akuntansi syariah mengenai pembiayaan
berbasis bagi hasil.
TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Perbandingan bank syariah dengan bank konvensional
Menurut Rindawati (2007) bank konvensional dan bank syariah juga memiliki
perbedaan yang menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan
lingkungan kerja.
1) Akad dan aspek legalitas
Akad yang dilakukan bank syariah memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena
akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam.Nasabah seringkali melanggar
kesepakatan/perjanjian yang telah dilakukan bila hukum itu hanya berdasarkan hukum
positif belaka, tapi tidak demikian bila perjanjian tersebut memiliki
pertanggungjawaban hingga yaumil qiyamah nanti.Setiap akad dalam perbankan
syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya harus
memenuhi ketentuan akad.
2) Lembaga Penyelesaian Sengketa
Penyelesaian perbedaan atau perselisihan antara bank dengan nasabah pada perbankan
syariah berbeda dengan perbankan konvensional. Kedua belah pihak dalam perbankan
5
syariah tidak menyelesaikan dalam peradilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai
tata cara dan hukum materi syariah.
Lembaga yang mengatur hukum materi dan atau berdasarkan prinsip syariah di
Indonesia dikenal dengan nama badan Arbitrase Muamalah Indonesia atau BAMUI
yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis
Ulama Indonesia.
3) Struktur Organisasi
Bank syariah dapat memilik struktur organisasi dengan bank konvensional, misalnya
dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang membedakan bank syariah dengan
bank konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang
berfungsi mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan
garis-garis syariah.
Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat Dewan Komisaris
pada setiap bank. Hal ini menjamin efektivitas dari setiap opini yang diberikan oleh
Dewan Pengawas Syariah karena itu biasanya penetapan anggota Dewan pengawas
Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah anggota Dewan
Pengawas Syariah itu mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional.
4) Bisnis dan usaha yang dibiayai
Bisnis dan usaha yang dilaksanakan bank syariah, tidak terlepas dari kriteria bank
syariah. Hal tersebut akan menyebabkan bank syariah tidak akan mungkin membiayai
usaha yang mengandung unsur-unsur yang diharamkan. Terdapat pembatasan dalam
hal pembiayaan.Tidak semua proyek atau objek pembiayaan dapat didanai oleh bank
syariah, namun harus sesuai dengan kaidah-kaidah syariah.
5) Lingkungan dan budaya kerja
Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sesuai dengan
syariah. Dalam hal etika misalnya sifat amannah dan siddiq, harus melandasi setiap
karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim yang baik, selain itu
karyawan bank syariah harus professional dan mampu melaksanakan tugas secara
team work dimana informasi merata diseluruh fungsional organisasi. Dalam hal
reward dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.
6
Tabel 1.Perbandingan antara bank konvensional dengan bank syariah
Parameter Bank Konvensional Bank Syariah
Landasan Hukum UU Perbankan UU Perbankan dan
Landasan Syariah
Return Bunga, Komisi/fee Bagi hasil, margin
investasi, investor, sosial,
jasa keuangan
Fungsi dan Kegiatan Bank
Mekanisme dan Objek Usaha
Intermediasi, Jasa Keuangan Intermediasi, manajer
investasi, investor, sosial,
jasa keuangan
Prinsip Dasar Operasi Tidak anti riba dan anti
maysir
Anti riba dan anti maysir
Prioritas Pelayanan Bebas nilai (prinsip
materialis), uang sebagai
komoditi bunga
Tidak bebas nilai
(prinsip syariah
Islam)
Uang sebagai alat
tukar dan bukan
komoditi
Bagi hasil, jual
beli, sewa
Orientasi Kepentingan pribadi Kepentingan publik
Bentuk usaha Keuntungan Tujuan sosial – ekonomi
islam,keuntungan
Evaluasi nasabah Bank komersial Bank komersial, bank
pembangunan, bank
universal atau multi-
purpose
Hubungan nasabah Kepastian pengembalian
pokok dan bunga
(creditworthiness dan
collateral)
Lebih hati – hati karena
partisipasi dalam risiko
Sumber likuiditas jangka
pendek
Terbatas debitur – kreditur Erat sebagai mitra usaha
Pinjaman yang diberikan Pasar uang, bank sentral Terbatas
Prinsip usaha Komersial dan
nonkomersial, berorientasi
laba
Komersial dan
nonkomersial, berorientasi
laba dan nirlaba
Pengelolaan dana Aktiva ke pasiva Pasiva ke aktiva
Lembaga penyelesaian
sengketa
Pengadilan , arbitrase Pengadilan, badan
arbitrase syariah nasional
Risiko investasi Risiko bank tidak
terkait langsung
dengan debitur,
risiko tidak terkait
langsung dengan
bank
Kemungkinan terjadi
negative spread
Dihadapi bersama
antara bank dan
nasabah dengan
prinsip keadilan
dan kejujuran
Tidak mungkin
terjadi negative
spread
7
Sumber:Rivai, Veithzal, Idroes (2007:766)
Suku Bunga
Menurut Mariantini (2007) teori klasik tentang tingkat suku bunga (loanable funds)
tabungan adalah fungsi dari tingkat bunga, makin tinggi tingkat bunga, maka makin tinggi
pula keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya dari bank, artinya pada tingkat bunga
yang lebih tinggi, masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi
pengeluaran untuk berkonsumsi guna menambah tabungan. Selanjutnya dinyatakan bahwa
bunga adalah harga dari (penggunaan), atau dalam arti lain yaitu dana yang tersedia untuk
dipinjamkan atau dana investasi, karena menurut teori klasik bunga adalah harga yang terjadi
di pasar investasi. Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat bunga makin tinggi tingkat
bunga (tingkat bunga kredit), maka keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil,
karena seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan
yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayarkan
untuk dana investasi tersebut yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana (cost of
capital). Makin rendah tingkat bunga maka pengusaha akan terdorong untuk melakukan
investasi karena biaya penggunaan juga makin kecil.
Teori menurut Marshall menjelaskan bahwa suku bunga merupakan instrument yang
baik untuk menarik dana dari masyarakat, karena peningkatan suku bunga berarti
peningkatan imbalan bagi penabung sehingga kecenderungan menabung akan lebih tinggi.
Keynes berpendapat bahwa volume tabungan tergantung pada volume investasi yang
dilakukan di masyarakat bisnis. Kondisi tingginya suku bunga ini akan menimbulkan
hubungan negatif terhadap kegiatan perekonomian secara keseluruhan (Khaidar, 2007).
Menurut Wibowo (2004) teori utilitas, secara bahasa, utilitas berarti kepuasan atau
lebih tepatnya mengacu pada bagaimana konsumen mampu membuat ranking kepuasan dari
Parameter Bank Konvensional Bank Syariah
Monitoring pembiayaan Terbatas pada administrasi Memungkinkan bank itu
ikut dalam manajemen
nasabah
Struktur organisai pengawasan Dewan komisaris Dewan komisaris, dewan
pengawas syariah, dewan
syariah nasional
Kriteria pembiayaan Bankable halal atau haram Bankable halal
8
barang dan jasa yang akan dikonsumsi. Secara rasional, seorang konsumen tentu akan
memaksimalkan kepuasan, yaitu dengan memilih barang yang lebih banyak memberikan
kepuasan baginya. Dalam menganalisis pilihan konsumsi, seorang konsumen mendasarkan
pilihannya pada karakteristik pilihan rasional yang sering disebut dengan Axioms of Rational
Choice atau aksioma piliha rasional
Menurut Wibowo (2004) aksioma pilihan rasional ini serupa dengan konsep
preferensi. Hubungan preferensi berbagai pilihan tersebut didasarkan pada tiga konsep
hubungan, yaitu:
1. Kelengkapan (Completeness), yaitu jika hanya ada dua pilihan A dan B, maka akan
terdapat 3 kemungkinan hubungan kedunya yaituA lebih baik dari B. B lebih baik
daru A, A dan B sama menarik
2. Transitivitas (Transitivity), yaitu jika A lebih baik dari B, dan B lebih baik dari C,
maka pasti A lebih baik dari C
3. Kesinambungan (Contiuity), yaitu jika A lebih baik daripada B, maka pada kondisi
yang sama, maka A harus selalu disukai daripada B
Menurut Karim (2004) pada teori bejana berhubungan mengungkapkan bahwa
kebijakan moneter konvensional akan mempunyai hubungan terhadap perbankan syariah
seperti misalnya tingkat suku bunga. Kebijakan moneter mempengaruhi variabel – variabel
neraca bank konvensional (suku bunga kredit, suku bunga deposito, dan sekuritas yang
dimiliki).Hubungan tersebut terlihat pada kondisi neraca bank syariah. Ketika bank
konvensional menawarkan return yang lebih rendah dari sebelumnya maka akan terjadi
perpindahan dana dari bank konvensional ke bank syariah. Dana yang menumpuk di bank
syariah tidak dapat dikelola dengan baik terlebih return yang ditawarkan SWBI yang sangat
kecil. Hal ini mengakibatkan bagi hasil yang ditawarkan bank syariah ikut menurun.
Sehingga terjadi perpindahan dana dari bank syariah ke bank konvensional. Hal ini
diibarakan dua bejana yang bila satu bejana penuh maka akan masuk ke bejana yang lainnya.
Menurut Karim (2004) sifat nasabah dibagi menjadi dua yaitu nasabah rasional
(memperhitungkan keuntungan) dan nasabah emosional (syariah loyalis dan konvensional
loyalis), dengan asumsi bahwa nasabah yang menjadi target masing – masing bank adalah
sama serta tidak dibutuhkan transaction cost yang cukup besar untuk berganti bank.
9
Jenis Bunga Bank
Dalam kegiatan perbankan sehari – hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada
nasabahnya (Kasmir,2008), yaitu sebagai berikut:
1. Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai balas jasa bagi nasabah yang
menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar
bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga
deposito
2. Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang
harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh bunga kredit.
Menurut Karim (2004) faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan
suku bunga adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan dana
Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang
dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga
simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga
pinjaman. Namun apabila dana yang ada simpanan banyak sementara pemohonan
simpanan sedikit maka bunga simpanan akan turun.
2. Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling
utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga
simpanan rata-rata 16% maka, jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga
simpanan kita naikkan diatas bunga pesaing, misalnya 16%. Namun sebaliknya untuk
bunga pinjaman kita harus berada dibawah bunga pesaing.
3. Kebijakan Pemerintah
Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi
bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
4. Target laba yang diinginkan
10
Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar maka bunga
pinjaman ikut besar dan sebaliknya.
5. Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini
disebabkan besarnya kemungkinan resiko dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya
jika pinjaman berjangka pendek, maka bunga relatif lebih rendah.
6. Hubungan baik
Biasanya bank menggolongkan antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa
(sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang
bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik
dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunganyapun berbeda dengan
nasabah biasa.
Bagi Hasil Bank Syariah
Pengertian bagi hasil menurut Karim (2004) adalah bentuk return dari kontrak
investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan kembali
itu bergantung pada hasil usaha yang benar – benar terjadi.
Faktor – faktor yang mempengaruhi bagi hasil terbagi menjadi dua garis besar
(Antonio 2001) diantaranya:
1. Faktor langsung
a) Invesment rate adalah presentase aktual dana yang diinvestasikan dari total dana
b) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan, merupakan jumlah dana dari
berbagai sumber yang tersedia untuk diinvestasikan
c) Nisbah
2. Faktor tidak langsung
a) Penentuan butir – butir pendapatan dan biaya mudharabah dimana bank dan
nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya. Pendapatan yang
“dibagihasilkan” merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya - biaya
b) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting), bagi hasil secara tidak langsung
11
dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas yang diterapkan, terutama sehubungan
dengan pengakuan pendapatan dan biaya.
Perumusan Hipotesis
Secara umum pernyataan bahwa tingkat suku bunga mempunyai hubungan yang
positif dengan saving adalah merupakan suatu opini yang diterima secara umum. Dengan
kata lain, keinginan nasabah untuk menabung di bank didorong oleh motif untuk
mendapatkan profit.
Hubungan Tingkat Suku Bunga Tabungan Pada Bank Konvensional Dengan Tabungan
Pada Bank Syariah
Suku bunga adalah salah satu faktor yang mendorong masyarakat untuk
menginvestasikan hartanya pada bank.Bank konvensional menggunakan tingkat suku bunga
yang tinggi untuk menarik nasabah, dengan banyaknya nasabah maka jumlah tabunganpun
akan meningkat. Sampai sekarang suku bunga merupakan faktor pertimbangan yang utama
dalam menyimpan dana pada bank tertentu. Tingkat bagi hasil pada bank syariah juga tidak
dapat lepas dari tingkat suku bunga yang diberikan oleh bank konvensional.Tarsidin (2010)
menyatakan bahwa pendapatan bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah terhadap
simpanan masyarakat diindikasikan masih merujuk pada tingkat suku bunga yang diberikan
oleh bank konvensioanal. Hal ini dipertegas oleh Judisseno (2005:81) yang menyatakan
bahwa fluktuasi bunga dapat mempengaruhi perilaku penabung bahwa ketika tingkat bunga
cukup tinggi, maka jumlah tabungan secara agregat meningkat dalam jumlah yang sangat
besar dalam bentuk dana yang siap dipinjamkan. Dari pernyataan di atas dapat diketahui
bahwa bagi hasil bank syariah masih mengacu pada tingkat bunga yang diberikan oleh bank
konvensional. Penetapan suku bunga tabungan bank konvensional akan menjadi dasar acuan
pada bank syariah dalam menentukan bagi hasil yang akan ditawarkan.
Berdasarkan pada teori utilitas dalam hubungan suku bunga bank konvensional
dengan jumlah tabungan bank syariah adalahketika suku bunga bank konvensional meningkat
dan diimbangi dengan kinerja bank syariah yang baik maka akan mengakibatkan bagi hasil
pada bank syariah juga meningkat, sehingga nasabah akan tertarik melakukan kerjasama
dengan bank syariah, yang akan membuat jumlah pada tabungan bank syariah akan
meningkat pula. Ketika suku bunga bank konvensional meningkat tetapi kinerja bank syariah
sedang tidak baik maka akan mengakibatkan bagi hasil pada bank syariah tidak naik karena
12
penetapan bagi hasil bank syariah salah satu faktornya adalah berdasarkan kinerja bank
syariah itu sendiri, sehingga mengakibatkan nasabah lebih tertarik melakukan kerjasama
dengan bank konvensional dan mengakibatkan jumlah tabungan pada bank syariah turun.
Mariantini (2007) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa suku bunga tabungan
pada bank konvensional berhubungan negatif dengan besarnya tabungan pada bank syariah.
Dapat dibuktikan apabila sebuah bank konvensional meninggikan suku bunga dimana lebih
tinggi dari bagi hasil /ekuivalen rate tabungan yang diberikan oleh bank syariah maka
masyarakat akan lebih memilih menabungkan uangnya di bank konvensional, dengan
menurunnya jumlah dana pada bank syariah maka total dana yang dihimpun oleh bank
syariahakan menurun pula. Perubahan suku bunga tabungan bank konvensional akan
mempengaruhi competitiveness bank syariah. Tingkat return yang diberikan bank syariah
tergantung dari tingkat keuntungan bank syariah pada waktu tertentu. Apabila bagi hasil
tabungan yang diberikan lebih tinggi (artinya bank syariah sedang memiliki keuntungan yang
besar) daripada suku bunga tabungan pada bank konvensional, maka nasabah akan lebih
memilih untuk menempatkan dananya di bank syariah, sehingga jumlah tabungan di bank
syariah akan meningkat.
Hasil penelitian Julianti (2013) membuktikan bahwa BI rate berhubungan negatif
terhadap tabungan mudharabah dengan menggunakan asumsi ceteris paribus (variabel
independen yang lain konstan). Adanya kenaikan BI rate sebagai tingkat suku bunga
pendamping pada bank – bank umum baik langsung maupun tidak langsung akan membawa
dampak terhadap kinerja bank syariah. Sebab naiknya BI rate akan mempengaruhi tingkat
suku bunga yang diikuti juga oleh naiknya suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman
pada bank konvensional, sehingga masyarakat akan lebih cenderung untuk menyimpan
dananya di bank konvensional dibandingkan di bank syariah, dimana sesuai dengan
pandangan ekonomi klasik yang menyatakan tingkat bunga yang tinggi akan semakin
mendorong seseorang untuk manabung dan mengorbankan konsumsi sekarang untuk
konsumsi yang akan datang. Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut.
H 1 a : Tingkat suku bunga tabungan bank konvensional berhubungan dengan tabungan pada
bank syariah
13
Hubungan Tingkat Suku Bunga Deposito Pada Bank Konvensional Dengan Deposito
Pada Bank Syariah
Istilah bagi hasil yang terdapat pada bank syariah menggunakan istilah nisbah bagi
hasil, yaitu proporsi bagi hasil yang diberikan antara nasabah dan bank syariah.Menurut Edy
dan Untung (2005:89) menyatakan bahwa produk perbankan syariah tidak seutuhnya bebas
dari pengaruh metode bunga.Menurut Andriyanti et al (2010) para nasabah dalam
menyimpan dananya pada deposito mudharabah didorong oleh motif profit akibatnya bank
syariah dalam menentukan bagi hasil masih melakukan benchmark dengan tingkat suku
bunga yang diterbitkan oleh bank konvensional. Tujuan dari dilakukannya benchmark adalah
untuk mengetahui berapa tingkat suku bunga yang diinfokan oleh bank konvensional
sehingga bisa menginfokan bagi hasil yang tidak jauh dari bank konvensional kepada para
deposannya. Dalam penelitian sebelumnya oleh Nurdin (2007) menyebut bahwa dana pihak
ketiga (DPK) perbankan syariah dipengaruhi oleh tingkat suku bunga deposito bank
konvensional. Apabila suku bunga deposito konvensional naik, masyarakat akan cenderung
menyimpan dananya di bank konvensional sehingga jumlah deposito bank syariah akan
mengalami penurunan. Menurut penelitian Andriyanti et al (2010) meningkatnya suku bunga
akan menyebabkan peningkatan risiko displacement fund (pengalihan dana dari bank
konvensional) yang akan dihadapi bank syariah, hal ini tentunya akan membuat jumlah dana
pihak ketiga yang dihimpun bank syariah menurun.
Berdasarkan teori utilitas, dalam hubungan suku bunga bank konvensional dengan
jumlah deposito bank syariah adalah ketika suku bunga bank konvensional meningkat dan
diimbangi dengan kinerja bank syariah yang baik maka akan mengakibatkan bagi hasil pada
bank syariah juga meningkat, sehingga nasabah akan cenderung melakukan kerjasama
dengan bank syariah, yang akan membuat jumlah deposito bank syariah meningkat pula.
Ketika suku bunga bank konvensional meningkat tetapi kinerja bank syariah sedang tidak
baik maka akan mengakibatkan bagi hasil pada bank syariah tidak meningkat, sehingga akan
mengakibatkan jumlah deposito pada bank syariah menurun.
Saminja (2012) membuktikan bahwa adanya hubungan antara tingkat suku bunga
bank konvensional terhadap jumlah deposito pada PT Bank Sulsel Utama Makassar, karena
lebih besarnya suku bunga deposito dari tingkat suku bunga dana penghimpun pihak ketiga
lainnya dan memberikan keuntungan yang labih besar karena waktunya hanya satu tahun.
14
Penelitian dari Haron dan Ahmad (2000) menganalisa hubungan antara total dana
pihak ketiga yang dihimpun perbankan syariah Malaysia dengan tingkat bagi hasil yang
ditawarkan oleh masing-masing bank syariah dan bank konvensional. Dalam penelitian
tersebut mereka menggunakan Adaptive Expectation Model yang digunakan untuk mengukur
efek dari tingkat bagi hasil yang dikeluarkan oleh bank syariah terhadap jumlah dana yang
disimpan oleh para nasabah bank syariah tersebut. Setiap kenaikan satu persen dari bagi hasil
bank syariah akan menyebabkan kenaikan jumlah dana deposito sebanyal 71 milyar ringgit.
Sedangkan kenaikan dari satu persen suku bunga bank konvensional akan menyebabkan
penurunan jumlah dana deposito sebesar 65 milyar.
H 1 b : Tingkat suku bunga deposito bank konvensional berhubungan dengan deposito pada
bank syariah.
Hubungan Tingkat Suku Bunga Piutang Pada Bank Konvensional Dengan Piutang
Pada Bank Syariah
Kebutuhandanabank merupakan pembiayaan usaha dari segi investasi maupun modal
kerja, dimana bank mempunyai kegiatan utama untuk membiayai permodalan suatu bidang
usaha dan usaha lain untuk menampung uang yang sementara waktu belum digunakan olek
pemiliknya. Tarsidin (2010) dalam pengakuan piutang murabahah, diakui sebesar biaya
perolehan dan ditambah margin yang telah disepakati antara bank dengan nasabah.Penetapan
margin keuntungan pada bank syariah merupakan selisih antara pembelian dan penjualan atas
suatu barang yang diambil berdasarkan besaran pembiayaan yang telah dikeluarkan bank.
Menurut Tarsidin (2010) perbankan syariah menentukan kebijakan harga jual masih
merujuk kepada suku bunga konvensional, karena proses penentuan harga jual murabahah
tetap menggunakan metode pembebanan bunga flat rate dan prinsip cost of fund yang
merupakan pikiran utama dalam perbankan konvensional. Sehingga adanya hubungan antara
penetapan bagi hasil di bank syariah dengan suku bunga yang ditetapkan di bank
konvensional, karena persaingan antara kedua bank tersebut ketika bank konvensional
meninggikan suku bunganya maka bank syariah akan meninggikan bagi hasilnya hal ini
disebabkan sifat nasabah rasional yang menjadi target kedua bank tersebut yang
memperhitungkan keuntungan. Menurut Usmani (2003), pertama, murabahah adalah suatu
mekanisme investasi jangka pendek, dan dibandingkan dengan profit and loss sharing cukup
memudahkan; kedua, mark-up dalam murabahah dapat ditetapkan demikian rupa sehingga
15
memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan keuntungan
bank-bank berbasis bunga yang menjadi saingan bank-bank Islam; ketiga, murabahah
menjauhkan dari ketidakpastian yang ada pada pendapatan bisnis-bisnis dengan sistem profit
and loss sharing; keempat, murabahah tidak memungkinkan bank-bank Islam untuk
mencampuri manajemen bisnis, karena bukanlah mitra nasabah, sebab hubungan mereka
dalam murabahah adalah hubungan hutang-piutang dagang.
Berdasarkan teori utilitas dalam hubungan suku bunga bank konvensional dengan
jumlah piutang bank syariah adalah ketika suku bunga pinjaman bank konvensional rendah
akan tetapi bank syariah menawarkan bagi hasil dan cicilan berdasarkan margin sejak awal
yang lebih baik dibandingkan dengan suku bunga bank konvensional yang selalu mengalami
fluktuasi maka nasabah akan cenderung untuk tertarik melakukan kerjasama dengan bank
syariah karena nasabah memperoleh kepastian pada awal kesepakatan kerjasama, sehingga
mengakibatkan jumlah piutang pada bank syariah meningkat. Ketika suku bunga bank
konvensional rendah tetapi bagi hasil dan penawaran yang diberikan oleh bank syariah tidak
lebih baik dari suku bunga bank konvensional maka nasabah akan cenderung untuk memilih
melakukan kerjasama dengan bank konvenisonal sehingga jumlah piutang pada bank syariah
menurun.
Sudarsono (2009) dalam menelitiannya menganalisis dampak krisis keuangan global
terhadap perbankan di Indonesia yang membandingkan antara bank konvensional dan bank
syariah. Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa dampak krisis keuangan menyebabkan
kenaikan tingkat bunga dan mempengaruhi likuiditas bank konvensional, sedangkan tingkat
margin dan bagi hasil bank syariah tidak terpengaruh langsung dengan adanya keniakan BI
rate karena tidak akan berubah selama waktu kontrak belum selesai dan untuk mengubahnya
harus melalui kontrak baru yang disepakati kedua belah pihak. Dalam menjaga likuiditas,
tingkat suku bunga masih menjadi benchmark bagi bank syariah dalam penentuan tingkat
margin dan nisbah bagi hasil bank syariah. Dengan tingkat margin pembiayaan investasi yang
lebih rendah dibandingkan dengan tingkat fee/ bagi hasil pada tabungan dan deposito,
membuat pembiayaan investasi bank syariah lebih menarik bagi investor dibandingkan bank
konvensional. Keadaan ini akan menyebabkan meningkatnya dana yang keluar untuk
pembiayaan investasi dari dana pihak ketiga yang masuk sehingga konsekuensinya financing
deposit rasio bank syariah meningkat. Sebagai bank yang tidak menggunakan bunga, tingkat
imbalan/margin/bagi hasil/fee bank syariah lebih rendah dibandingkan dengan bank
16
konvensional. Sehingga apabila bagi hasil pada bank syariah lebih tinggi dari suku bunga
bank konvensional masyarakat akan lebih memilih investasi pada bank syariah, namun
sebaliknya ketika tingkat suku bunga bank konvensional lebih tinggi dari bagi hasil bank
syariah masyarakat akan menginvestasikan dananya pada bank konvensional. Sehingga dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
H 2 a : Tingkat suku bunga piutang bank konvensional berhubungan dengan piutang pada
bank syariah
Hubungan Tingkat Suku Bunga Pembiayaan Pada Bank Konvensional Dengan
Pembiayaan Pada Bank Syariah
Dalam bank syariah penyaluran dana lebih akrab disebut dengan pembiayaan
sedangkan pada bank konvensional sering disebut kredit. Pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah menurut Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau
bagi hasil. Menurut Dendawijaya (2005) dalam industri perbankan yang sangat kompetitif,
penentuan tingkat bunga kredit menjadi suatu alat persaingan yang sangat strategis.Besar
kecilnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya bunga simpanan, semakin besar
bunga simpanan, maka semakin besar bunga pinjaman.Menurut Arif (2010) beberapa hal
yang dapat ditetapkan bank kompetitor serta tingkat suku bunga bank konvensional, apabila
loyalitas nasabah dipengaruhi oleh return maka akan berdampak pada perpindahan dana
nasabah. Sehingga bagi hasil pada bank syariah tidak terlepas dari penetapan suku bunga
bank konvensional karena adanya hubungan persaingan antara bank konvensional dengan
bank syariah dimana kesamaan target nasabah yang bersifat rasional.
Berdasarkan teori utilitas dalam hubungan suku bunga bank konvensional dengan
jumlah pembiayaan bank syariah adalah ketika suku bunga pinjaman bank konvensional
rendah akan tetapi bank syariah menawarkan bagi hasil yang lebih baik berdasarkan
kesepakatan awal maka nasabah akan cenderung memilih untuk bekerjasama dengan bank
syariah karena suku bunga bank konvensional yang selalu mengalami fluktuasi sedangkan
bank syariah telah memberikan kepastian perjanjian diawal, sehingga mengakibatkan jumlah
pembiayaan pada bank syariah meningkat. Ketika suku bunga bank konvensional rendah
17
tetapi bagi hasil dan penawaran yang diberikan oleh bank syariah tidak lebih baik dari suku
bunga bank konvensional maka nasabah akan cenderung untuk memilih melakukan
kerjasama dengan bank konvenisonal sehingga jumlah pembiayaan pada bank syariah
menurun.
Sejalan dengan penelitian Sudirman (2009) yang meneliti tentang Analisis
Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan
Pembiayaan Pada Bank Konvensonal dan Bank Syariah Di Indonesia, hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa kredit maupun pembiayaan ikut berhubungan akibat adanya perubahan
tingkat suku bunga bank, perubahan yang timbul dari perubahan tingkat suku bunga bank
terhadap perkembangan kredit perbankan konvensioal lebih besar dibandingkan pengaruh
yang ditimbulkan akibat perubahan tingkat suku bunga bank terhadap perkembangan
pembiayaan.
Herdiyanto (2004) dalam penelitiannya mengenai Mekanisme Transmisi Syariah di
Indonesia, juga mendapatkan kenyataan bahwa suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB)
secara signifikan mempengaruhi terhadap tingkat pembiayaan di bank syariah. Pembiayaan
pada bank syariah di dominasi oleh murabahah, dalam hal ini, sesuai dengan penelitian
Herdiyanto dapat dijadikan indikasi bahwa suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB)
berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah, lebih khusus pada penetapan margin
keuntungan dari pembiayaan murabahah tersebut. Herdiyanto dalam penelitiannya, secara
utuh dapat menunjukkan bahwa mekanisme transmisi syariah melibatkan alur tingkat suku
bunga SBI satu bulan sebagai pemicu dari perubahan tingkat bunga pasar uang (PUAB) dan
terus berlanjut kepada perubahan pangsa pasar pembiayaan syariah.
Iqlima (2010) dalam penelitiannya mengenai analisis pengaruh inflasi, dana pihak
ketiga dan tingkat bunga kredit modal kerja terhadap posisi kredit modal kerja menyimpulkan
bahwa suku bunga kredit modal kerja berpengaruh signifikan terhadap posisi kredit modal
kerja jika suku bunga kredit meningkat maka akan menurunkan posisi kredit modal kerja dan
jika suku bunga kredit turun maka akan meningkatkan posisi kredit modal kerja. Masalah
pokok yang sering dihadapi oleh bank atau yang bergerak dalam bidang usaha apapun selalu
tidak terlepas dari kebutuhan akan dana (modal) untuk membiayai usahanya. Kebutuhan akan
dana ini diperlukan baik untuk modal investasi maupun modal kerja. Semakin tinggi volume
perkreditannya, maka semakin besar pula kemungkinan suatu bank untuk memperolah laba/
profit. Akan tetapi persaingan dalam menghimpunan dana dari masyarakat juga menjadi
18
perhatian bank dalam meningkatkan modalnya sehingga bank memberikan fasilitas yang baik
kepada nasabah masing – masing. Menurut Muhamad (2012) Faktor mark-up juga berperan
dalam menentukan nisbah dalam bagi hasil suatu pembiayaan dan didasarkan pada proyeksi
pendapatan dan dalam penghitungan mark-up tingkat suku bunga ikut dalam komponen
penentuan hasil. Semakin besar suatu pendapatan suatu pembiayaan maka nisbah bagi bank
akan semakin kecil, sebaliknya jika semakin kecil suatu proyeksi pembiayaan maka akan
semakin besar nisbah yang akan diperoleh bank. Maka perubahan tingkat suku bunga akan
membuat nasabah kreditur akan berfikir ulang dalam melakukan pengkreditan atau pinjaman
karena tingkat suku bunga yang berubah – ubah. Sehingga dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut.
H 2 b : Tingkat suku bunga pembiayaan pada bank konvensional berhubungan dengan
pembiayaan pada bank syariah
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan tujuan
mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditemukan. Adapun
kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini adalah:
1. Bank syariah tersebut merupakan Bank Umum Syariah (BUS) bukan Unit Usaha
Syariah (UUS)
2. Bank syariah tersebut memiliki laporan keuangan publikasi triwulan dari tahun
2011 sampai tahun 2013
Sampel yang masuk dalam kriteria berjumlah 11 bank syariah dengan tiga tahun pengamatan
2011 sampai 2013.
Jenis dan Sumber Data
Data – data yang diperlukan dalam pengelolahan data agar dapat diuji adalah Laporan
Keuangan Bank Umum Konvensional (persero) dan Bank Syariah yang terdaftar di Bank
Indonesia tiga tahun pengamatan yaitu tahun 2011-2013. Data tersebut tersedia di
www.bi.go.id pada tahun 2013.
Pengaruh Variabel Penelitian
19
Variabel yang digunakan untuk menganalisis hubungan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Independen (X)
Tingkat suku bunga untuk tabungan pada bank umum (X1)
Tingkat suku bunga tabungan adalah tingkat suku bunga yang dikeluarkan
oleh bank untuk penghimpunan dana pada produk tabungan. Adapun
perhitungan bunga atas sumber dana tabungan ini dapat dilakukan
berdasarkan saldo triwulan yang kemudian dirata – rata.
Tingkat suku bunga deposito pada bank umum (X2)
Tingkat suku bunga deposito adalah tingkat suku bunga yang dikeluarkan
oleh bank untuk penghimpunan dana pada produk deposito. Besarnya
bunga pada penelitian ini berdasarkan jangka waktu 3 bulan yang
kemudian dirata – rata.
Tingkat suku bunga kredit (konsumsi dan investasi) pada bank umum (X3)
Tingkat suku bunga kredit konsumsi adalah tingkat suku bunga yang
dikeluarkan oleh bank untuk pengajuan kredit yang akan digunakan untuk
membeli barang yang sifatnya tidak menghasilkan.
Tingkat suku bunga kredit (modal kerja) pada bank umum (X4)
Tingkat suku bunga modal kerja adalah tingkat suku bunga yang
dikeluarkan oleh bank untuk pengajuan kredit yang akan digunakan untuk
menambah modal kerja.
b. Variabel Dependen (Y)
Jumlah tabungan mudharabah pada Bank Syariah (Y1)
Tabungan mudharabah adalah suatu produk penghimpunan dana seperti
tabungan pada bank konvensional, hanya saja menggunakan sistem bagi
hasil.
Jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah (Y2)
Deposito mudharabah adalah suatu produk penghimpunan dana seperti
deposito pada bank konvensional, hanya saja menggunakan sistem bagi
hasil.
Jumlah piutang (mudharabah dan istishna) pada Bank Syariah (Y3)
Piutang mudharabah adalah produk penyaluran dana dimana bank akan
membiayai pembelian barang lalu nasabah akan membelinya sebesar harga
20
beli ditambah keuntungan bagi bank yang telah disepakati. Jenis piutang
ini mirip dengan kredit investasi pada bank konvensional.
Jumlah pembiayaan (mudharabah dan musyarakah) pada Bank Syariah
(Y4)
Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan dalam bentuk modal/dana
yang diberikan oleh bank untuk dikelola dimana nasabah dan bank sepakat
untuk berbagi hasil atas pendapatan usaha tersebut.
Pembiayaan musyarakah adalah kerjasama perkongsian yang dilakukan
antara nasabah dan bank dalam suatu bentuk usaha dimana masing-
masing pihak berdasarkan kesepakatan memberikan kontribusi sesuai
dengan kesepakatan bersama berdasarkan porsi dana yang ditanam.
Pada variabel ini digunakan adalah jumlah pembiayaan mudharabah dan
musyarakah pada Bank Syariah.
Dalam penelitian ini, hubungan tingkat suku bunga tabungan, deposito, piutang dan
pembiayaan bank konvensional dengan jumlah tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan
akan diuji dengan menghubungkan tingkat suku bunga bank konvensional akhir periode t
dengan jumlah tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan di bank syariah pada periode t +
1. Sebagai contoh, tingkat suku bunga tabungan bank konvensional pada akhir 31 Maret 2011
akan dihubungkan dengan jumlah tabungan di bank syariah pada akhir 30 Juni 2011.
Menggunakan pengujian seperti di atas karena pada penelitian ini ingin melihat bahwa
penetapan suku bunga pada bank konvensional pada satu periode akan menjadi acuan pada
bank syariah dalam menentukan bagi hasilnya pada periode setelahnya.
Teknik dan Langkah Analisis
Penelitian pada dasarnya merupakan penelitian yang sistematik dengan tujuan untuk
memperoleh pengetahuan yang bermanfaat untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari – hari (Indriantoro & Supomo, 1999:16).
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Menurut
Nazir (2005) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif karena
21
data yang diperolah berupa angka atau nilai yang kemudian dianalisis menggunakan analisis
statistik.
Menurut Iyano (2010) chi-square adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan
antara frekuensi observasi atau yang benar-benar terjadi atau aktual dengan frekuensi
harapan.Yang dimaksud dengan frekuensi harapan adalah frekuensi yang nilainya dapat di
hitung secara teoritis.Sedangkan dengan frekuensi observasi adalah frekuensi yang nilainya
di dapat dari hasil percobaan.Chi-square digunakan untuk menguji hubungan dua buah
variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel mekanisme corporate
governance dengan variabel kinerja keuangan. Teknik analisis data yang digunakan pada
penelitian ini analisis deskriptif dan chi-square kemudian didukung dengan analisis tabulasi
silang (crosstab)dimana pengelompokkan kategori suku bunga bank konvensional
menggunakan median dari masing - masing suku bunga sedangkan jumlah tabungan,
deposito, piutang dan pembiayaan bank syariah pengelompokan kategorinya adalah kurang
dari Rp 50.000, Rp 50.000 sampai Rp 200.000, Rp 500.000 sampai Rp 2.000.000, Rp
2.000.000 sampai Rp 5.000.000, dan lebih dari Rp 5.000.000.Tabulasi silang (Indriatno,
dkk,;1998) merupakan metode analisis kategori data yang menggunakan data nominal,
ordinal, interval, serta kombinasi diantaranya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank syariah di Indonesia pada
tahun 2011 – 2013. Berdasarkan teknik purposive sampling diperolah sampel sebanyak 121
laporan keuangan dari 11 bank syariah yang terdaftar di Bank Indonesia. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan 11 bank syariah yang terdafar pada Bank
Indonesia dengan tiga tahun pengamatan 2011 – 2013, dengan menggunakan laporan
triwulanan sehingga berjumlah 132 objek pengamatan. Namun bank syariah yang tidak
mempublikasikan laporan keuangan bulan Desember tahun 2013 berjumlah 2 bank
diantaranya adalah Bank Victoria Syariah dan Bank Syariah Bukopin.Sehingga bank syariah
yang dapat dijadikan sampel penelitian berjumlah 11 bank syariah dengan 121 pengamatan.
Statistik Desktiptif
Berikut adalah statistik deskriptif yang digunakan untuk melihat sebaran data laporan
keuangan tahunan bank syariah periode 2011 – 2013.
22
Tabel 1. Statistik Deskriptif
Sumber Data Sekunder, diolah 2014
Berdasarkan hasil deskripstif diatas dapat dilihat bahwa rata - rata tabungan pada
tahun 2011 adalah senilai Rp 1.886.216.000,75 pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp
2.458.021.000,34 dan pada tahun 2013 meningkat menjadi Rp 3.079.777.000,94. Sedangkan
pada suku bunga tabungan bank konvensional pada tahun 2011 adalah 2,53% kemudian pada
tahun 2012 tetap dengan angka 2,53% dan kemudian pada tahun 2013 turun menjadi 1,83%.
Berdasarkan hasil uji deskriptif di atas dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan jumlah
tabungan bank syariah dari tahun 2011 sampai 2013 secara berturut - turut. Namun suku
bunga tabungan bank konvensional berfluktuasi, pada tahun 2011 sampai 2012 suku bunga
tabungan bank konvensional tetap dan kemudian turun pada tahun 2013. Sehingga dapat
diindikasikan tidak adanya hubungan antara suku bunga tabungan bank konvensional dengan
tabungan bank syariah. Pada sisi deposito dapat dilihat bahwa rata – rata deposito bank
syariah pada tahun 2011 adalah Rp 4.839.042.000,30 kemudian pada tahun 2012 meningkat
menjadi Rp 5.761.219.000,72 dan kemudian tahun 2013 meningkat kembali menjadi Rp
Variabel Penelitian
Mean
2011 2012 2013
Tabungan bank syariah (ribuan
Rp) 1.886.216,75 2.458.021,34 3.079.777,94
Suku bunga tabungan bank
konvensional (%) 2 ,53 2 ,53 1 ,83
Deposito bank syariah (ribuan Rp) 4.839.042,30 5.761.219 ,72 7.588.106,30
Suku bunga deposito bank
konvensioanal (%) 7 ,02 6 ,04 5 ,90
Piutang bank syariah (ribuan Rp) 3.789.994,33 5.229.661 ,25 7.198.148,65
Suku bungan piutang bank
konvensional (%) 13 ,28 12 ,63 12 ,87
Pembiayaan bank syariah (ribuan
Rp) 2.083.189,93 2.609.796, 97 3.518.179,81
Suku bunga pembiayaan bank
konvensional (%) 12,99 12 ,35 12 ,42
23
7.588.106.000,30. Kemudian pada sisi suku bunga deposito bank konvensional pada tahun
2011 adalah 7 ,02% pada tahun 2012 turun menjadi 6,04% kemudian pada tahun 2013 naik
menjadi 5,90%. Berdasarkan hasil uji deskriptif di atas dapat disimpulkan bahwa adanya
kenaikan jumlah deposito bank syariah dari tahun 2011 sampai 2013.Namun pada sisi suku
bunga deposito bank konvensional mengalami fluktuasi turun setiap tahunnya.Sehingga dapat
diindikasikan tidak adanya hubungan antara suku bunga deposito dengan deposito bank
syariah.
Pada sisi piutang dapat dilihat bahwa rata – rata piutang bank syariah pada tahun 2011
adalah Rp 3.789.994.000,33 kemudian pada tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi Rp
5.229.661.000,25 dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan kembali menjadi Rp
7.198.148.000,65. Pada sisi suku bunga piutang bank konvensional dapat dilihat rata – rata
pada tahun 2011 adalah 13,28% kemudian pada tahun 2012 terjadi penurunan menjadi
12,63% dan kemudian pada tahun 2013 terjadi kenaikan menjadi 12,87%. Berdasarkan hasil
uji deskriptif dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan jumlah piutang pada bank syariah
setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai 2013. Namun dari sisi suku bunga piutang bank
konvensional mengalami fluktuasi, pada tahun 2011 sampai 2012 mengalami penurunan dan
pada tahun 2013 mengalami kenaikan. Sehingga dapat diindikasikan tidak ada hubungan
antara piutang bank syariah dengan suku bunga piutang pada bank konvensional. Pada sisi
pembiayaan dapat dilihat bahwa pembiayaan pada tahun 2011 adalah Rp 2.083.189.000,93
kemudian pada tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi Rp 2.609.796.000,97 dan pada tahun
2013 terjadi peningkatan menjadi Rp 3.518.179.000,81. Pada sisi suku bunga pembiayaan
rata – rata pada tahun 2011 adalah 12.99% kemudian pada tahun 2012 mengalami penurun
menjadi 12,35% dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 12,42%. Berdasarkan
hasil uji deskriptif dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan jumlah pembiayaan bank
syariah dari tahun 2011 sampai 2013. Namun dari sisi suku bunga pembiayaan bank
konvensional mengalami fluktiasi, pada tahun 2011 sampai 2012 mengalami penurunan dan
kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2013. Sehingga dapat diindikasikan tidak ada
hubungan antara pembiayaan bank syariah dengan suku bunga pembiayaan bank
konvensional.
Kesimpulan dari uji statistik deskriptif di atas adalah pada periode pengamatan 2011
sampai 2013 aset bank syariah seperti tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan selalu
mengalami kenaikan pada setiap tahunnya hal ini mungkin dikarenakan kinerja bank syariah
semakin baik setiap tahunnya serta masyarakat yang semakin banyak mempercayakan
24
uangnya pada bank syariah, namun suku bunga tabungan, suku bunga deposito, suku bunga
piutang dan suku bunga pembiayaan pada bank konvensional selalu mengalami fluktuasi
terus menerus karena adanya penuruan ataupun kenaikan pada setiap tahunnya.
Uji Chi-Square
Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji chi-square.
Dengan melalukan uji chi-square akan diketahui apakah hubungan antara tabungan, deposito,
piutang serta pembiayaan terhadap suku bunga pada tabungan, suku bunga pada deposito,
suku bunga pada piutang serta suku bunga pada pembiayaan terdapat hubunagan signifikan
atau tidak.
Tabel 3. Hubungan suku bunga tabungan bank konvensional dengan tabungan
bank syariah
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 4,889a 5 ,430
Likelihood Ratio 4,941 5 ,423
Linear-by-Linear Association ,333 1 ,564
N of Valid Cases 121
a. 3 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,18.
Sumber: Data Sekunder diolah, 2014
Dari hasil pengujian melalui uji Chi-square menunjukkan bahwa nilai value sebesar
4,889 dengan probabilitas signifikansi 0,430. Oleh karena nilai signifikansi jauh diatas 0,05 (
α ), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara suku bunga tabungan bank
konvensional dengan jumlah tabungan di bank syariah. Dengan begitu menunjukkan bahwa
H 1 a ditolak.Berikut adalah tabulasi silang untuk melihat sebaran tabungan bank syariah
dengan suku bunga bank konvensional.
25
Tabel 4. Uji tabulasi silang suku bunga tabungan bank konvensional dengan
tabungan bank syariah
SUKU BUNGA
TABUNGAN BANK
KONVENSIONAL (%)
Total
>2,5 <2,5
TABUNGAN
BANK
SYARIAH
(dalam ribuan
rupiah)
>=5.000.000 12 10 22
5.000.000 - 2.000.000 5 5 10
2.000.000 - 500.000 5 2 7
500.000 - 200.000 7 13 20
200.000 - 50.000 11 9 20
<50.000 26 16 42
Total 66 55 121
Sumber Data Sekunder diolah, 2014
Dari tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa sebaran bank syariah yang memiliki
jumlah paling banyak pada suku bunga tabungan bank konvensional rentang lebih dari 2,5%
adalah pada tabungan syariah kurang dari Rp 50.000.000-. Kemudian pada suku bunga
tabungan bank konvensioanal rentang kurang dari 2,5% tabungan bank syariah yang
memiliki jumlah paling banyak adalah pada tabungan bank syariah Rp 50.000.000
Berdasarkan hasil uji tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa adanya fluktuasi jumlah
tabungan dari masing – masing periode tabungan.Dapat disimpulkan bahwa sebaran tabungan
bank syariah tidak merata bahwa ada kenaikan pada tabungan bank syariah dan adapula
penurunan pada tabungan bank syariah dengan tingkat suku bunga bank konvensional yang
berubah – ubah.
Berdasarkan hasil uji chi square menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara
tabungan bank syariah dengan suku bunga tabungan bank konvensional hal ini disebabkan
karena suku bunga adalah salah satu daya tarik bank dalam menarik nasabah untuk
menginvestasikan dananya yang tergolong dalam perilaku nasabah floating market yang
memiliki ciri lebih pada aspek financial benefit , selain itu karena faktor norma agama
dimana masyarakat merasa aman dengan lebel agama dan bebas riba (syariah loyalist
market) sebagai salah satu faktornya (Mubasyiroh, 2008). Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Julianti (2013), Nikmah et al. (2013) dan bahwa suku bunga tabungan bank
konvensional tidak memiliki hubungan dengan tabungan bank syariah.
26
Tabel 5. Hubungan suku bunga deposito bank konvensional dengan deposito bank
syariah
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 12,503a 5 ,029
Likelihood Ratio 15,930 5 ,007
Linear-by-Linear Association 5,503 1 ,019
N of Valid Cases 121
a. 4 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,36.
Sumber: Data Sekunder diolah, 2014
Dari hasil pengujian melalui uji Chi-square menunjukkan bahwa nilai sebesar 12,503
dengan probabilitas signifikansi 0,029. Oleh karena nilai signifikan lebih kecil dai 0,05 ( α )
maka ada hubungan antara tingkat suku bunga deposito bank konvensional dengan jumlah
deposito bank syariah. Dengan begitu H 1 b ditolak.Berikut adalah tabulasi silang untuk
melihat sebaran tabungan bank syariah dengan suku bunga bank konvensional.
Tabel 6. Uji tabulasi silang suku bunga deposito bank konvensional dengan
deposito bank syariah
SUKU BUNGA
DEPOSITO BANK
KONVENSIONAL (%)
Total
>6 <6
DEPOSITO
BANK
SYARIAH
(dalam ribuan
rupiah)
>5.000.000 22 17 39
5.000.000 - 2.000.000 18 11 29
2.000.000 - 500.000 16 15 31
500.000 - 200.000 18 1 19
200.000 - 50.000 1 0 1
<50.000 2 0 2
Total 77 44 121
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2014
Dari tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa ketika suku bunga deposito bank
konvensional ada pada rentang kurang dari 6% jumlah deposito bank syariah yang paling
banyak ada pada deposito bank syariah lebih dari Rp 5.000.000.000.-. Pada suku bunga
27
deposito bank konvensional rentang lebih dari 6% jumlah deposito bank syariah paling
banyak ada pada jumlah deposito bank syariah lebih dari Rp 5.000.000.000.-. Berdasarkan
hasil tabulasi silang di atas juga dapat dilihat bahwa adanya kenaikan pada setiap jumlah
deposito bank syariah ketika suku bunga bank konvensional yang naik pula.Dengan
demikian, adanya hubungan positif antara tingkat suku bunga di bank konvensional dengan
jumlah deposito di bank syariah.
Berdasarkan uji chi – square menunjukkan bahwa deposito bank syariah memiliki
hubungan terhadap suku bunga deposito bank konvensional hal ini dikarenakan nasabah bank
syariah juga melihat suku bunga deposito yang terdapat di bank konvensional jika
diasumsikan lebih menguntungkan dari bagi hasil yang diberikan bank syariah maka nasabah
beralih untuk menyimpan dananya (Gumelar, 2013). Deposito merupakan dana yang dalam
memperoleh hasil bunga yang umunya lebih tinggi dari bentuk simpanan lainnya dan
pengelolaan keuangan secara lebih terencana sesuai kebutuhan dan jangka waktu deposito
dan dapat dijadikan jaminan kredit dan ketika tahun 2011 hingga 2013 kondisi ekonomi
makro yang sedang stabil dan adanya pelayanan dan tingkat kepercayaan yang baik serta
adanya jumlah bagi hasil yang tinggi ketika itu, sehingga terlihat dalam penghimpunan dana
masyarakat bank syariah terbesar ada pada deposito senilai Rp 78,50 triliun (59,39) diikuti
oleh tabungan sebesar Rp 40, 84 triliun (30,38%) dan Giro sebesar Rp 15,09 triliun (11,22%)
(Outlook perbankan syariah tahun 2013) dan pada bank konvensional komposisi dana pihak
ketiga tahun 2012 yang menunjukkan bahwa deposito sebesar 57,44% yang kemudian diikuti
dengan tabungan sebesar 30,55% dan giro sebesar 12,00% (Laporan Pengawasan Perbankan
2012), yang menunjukkan bahwa pada perbankan syariah maupun konvensional, deposito
merupakan terbesar dalam penghimpunan dana masyarakat. Adanya penawaran menarik dari
bank syariah dengan menawarkan produk – produk seperti minimnya saldo rekening,
penarikan atm gratis, paket umroh serta aksesibilitas yang nyaman.Sehingga ketika suku
bunga deposito bank konvensional naik jumlah deposito bank syariah juga naik karena
hubungan persaingan.Penelitian ini sejalan dengan Hartan (2013) dan Saminja (2012) bahwa
suku bunga deposito bank konvensional berpengaruh terhadap deposito bank syariah.
28
Tabel 7. Hubungan suku bunga piutang bank konvensional dengan piutang
bank syariah
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 10,023a 5 ,075
Likelihood Ratio 11,926 5 ,036
Linear-by-Linear Association 1,490 1 ,222
N of Valid Cases 121
a. 4 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,91.
Sumber: Data Sekunder diolah, 2014
Dari hasil pengujian melalui uji Chi-square menunjukkan bahwa nilai sebesar 10,023
dengan probabilitas signifikansi 0,075. Oleh karena nilai signifikan 0,05 sama dengan nilai (
α ) maka disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara suku bunga piutang bank
konvensional dengan jumlah piutang bank syariah. Dengan begitu H 2 a ditolak.Berikut
adalah tabulasi silang untuk melihat sebaran tabungan bank syariah dengan suku bunga bank
konvensional.
29
Tabel 8. Uji tabulasi silang suku bunga piutang bank konvensional denganpiutang
bank syariah
Sumber: Data Sekunder diolah, 2014
Dari tabulasi silang diatas dapat dilihat bahwa pada suku bunga bank konvensional
rentang lebih dari 13% jumlah piutang paling banyak ada pada piutang bank syariah lebih
dari Rp 5.000.000.000 dan Rp 500.000.000 samapi Rp 2.000.000.000.-. Pada suku bunga
bank konvenisonal rentang kurang dari 13% jumlah piutang paling banyak ada pada piutang
bank syariah lebih dari Rp 5.000.000.000.-. Berdasarkan hasil tabulasi silang diatas juga
dapat dilihat bahwa sebaran piutang bank syariah tidak stabil artinya ada kenaikan dan
penurunan pada jumlah piutang bank syariah dengan perubahan suku bunga bank
konvensional.
Berdasarkan hasil uji chi – square dan uji tabulasi silang di atas dapat disimpulkan
bahwa tidak adanya hubungan antara suku bunga piutang bank konvensional dengan piutang
bank syariah hal ini dikarenakan faktor mark- up atau margin yang digunakan dalam
menentukan piutang di bank syariah diantaranya adalah kebutuhan bank syariah untuk
memperoleh keuntungan riil, suku bunga dalam negeri atau bahkan suku bunga luar negeri
serta marketabilitas barang barang murabahah, dan laba yang yang diharapkan (Muhamad,
2012). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahmawati (2005) bahwa tidak adanya
SUKU BUNGA
PIUTANG BANK
KONVENSIONAL (%)
Total
>13 <13
PIUTANG
BANK
SYARIAH
(dalam ribuan
rupiah)
>5.000.000 15 25 40
5.000.000 - 2.000.000 12 7 19
2.000.000 - 500.000 15 22 37
500.000 - 200.000 8 12 20
200.000 - 50.000 3 0 3
<50.000 2 0 2
Total 55 66 121
30
pengaruh antara suku bunga piutang bank konvensional dengan piutang bank syariah hal ini
dikarenakan bahwa faktor mark-up yang diterapkan pada bank syariah berdasarkan
keuntungan rill, inflasi, suku bunga berjalan, kebijakan moneter, dan bahkan suku bunga luar
negeri serta marketabilitas barang – barang mudharabah serta laba yang diharapkan dari
barang – barang itu.
Tabel 9. Hubungan suku bunga pembiayaan bank konvensional dengan
pembiayaan bank syariah
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 9,570a 5 ,088
Likelihood Ratio 10,341 5 ,066
Linear-by-Linear Association ,904 1 ,342
N of Valid Cases 121
a. 2 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,18.
Sumber: Data Sekunder diolah, 2014
Dari hasil pengujian melalui uji Chi-square menunjukkan bahwa nilai sebesar 9,570
dengan probabilitas signifikansi 0,088. Oleh karena nilai signifikansi diatas 0,05 ( α ), maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara suku bunga pembiayaan bank
konvensional dengan jumlah pembiayaan bank. Dengan begitu H 2 b ditolak.Berikut adalah
tabulasi silang untuk melihat sebaran tabungan bank syariah dengan suku bunga bank
konvensional.
31
Tabel 10. Uji tabulasi silang suku bunga pembiayaan bank konvensional dengan
pembiayaan bank syariah
SUKU BUNGA
PEMBIAYAAN BANK
KONVENSIONAL (%)
Total
>12,5 <12,5
PEMBIAYAAN
BANK
SYARIAH
(dalam ribuan
rupiah)
>5.000.000 12 10 22
5.000.000 - 2.000.000 2 5 7
2.000.000 - 500.000 19 23 42
500.000 - 200.000 12 2 14
200.000 - 50.000 8 4 12
<50.000 13 11 24
Total 66 55 121
Sumber: Data Sekunder diolah, 2014
Dari hasil tabulasi silang diatas dapat dilihat bahwa pada suku bunga bank
konvensional rentang lebih dari 12,5% jumlah pembiayaan bank syariah paling banyak ada
pada pembiayaan bank syariah Rp 500.000.000-. sampai Rp 2.000.000.000.-. Pada suku
bunga pembiayaan bank konvensional rentang kurang dari 12,5 jumlah pembiayaan bank
syariah paling banyak ada pada pembiayaan bank syariah pada Rp 500.000.000 sampai Rp
2.000.000.000.-. Berdasarkan hasil tabulasi silang diatas juga dapat dilihat bahwa adanya
sebaran pembiayaan yang tidak stabil artinya adanya kenaikan dan penuruan pada jumlah
pembiayaan bank syariah ketika adanya perubahan suku bunga pembiayaan bank
konvensional.
Berdasarkan uji chi-square dan tabulasi silang diatas dapat disimpulkan bahwa tidak
adanya hubungan antara suku bunga pembiayaan bank konvensional dengan pembiayaan
bank syariah hal ini karena melihat faktor mark-up atau margin yang digunakan. Semakin
besar suatu proyeksi pendapatan suatu pembiayaan maka nisbah bagi hasil bank pun akan
semakin kecil, sebaliknya semakin kecil suatu proyeksi maka akan semakin besar nisbah bagi
hasil yang dimana akan mempengaruhi jumlah pembiayaan bank syariah (Nurapriyani,
2009). Selain itu dikarenakan karena kesepakatan awal jumlah pembayaran yang harus
dibayar oleh pembeli (nasabah) telah ditentukan diawal dengan pihak penjual (bank)
sehingga berapapun tingkat suku bunga yang berfluktuasi tidak mempengaruhi jumlah
pembayaran yang akan dibayar oleh pembeli. Menurut (2007) bila pada bank konvensional
menggunakan cost concept artinya bunga yang diberikan kepada deposan adalah beban biaya
32
yang harus dibayar, sehingga dalam penyalurannya bank harus mengenakan bunga yang lebih
tinggi untuk mendapatkan spread. Sementara pada bank syariah menggunakan konsep bagi
hasil, artinya keuntungan yang didapat dari hasil investasi dana deposan harus dibagi antara
bank dengan deposan berdasarkan nisbah yang ditetapkan di awal.Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Hilmi (2006) yang mengatakan bahwa tidak adanya hubungan antara suku
bunga pembiayaan bank konvensional dengan pembiayaan bank syariah hal ini dikarenakan
peningkatan bunga kredit mengakibatkan penurunan pembiayaan mudharabah di bank
syariah karena faktor mark-up pada bank syariah.
PENUTUP
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan telah ditemukan bahwa tingkat suku bunga
tabungan bank konvensional tidak memiliki hubungan dengan jumlah tabungan bank
syariah.Tingkat suku bunga deposito bank konvensional memiliki hubungan dengan jumlah
deposito bank syariah.Berdasarkan uji tabulasi silang hubungan tingkat suku bunga bank
konvensional berhubungan positif dengan jumlah deposito bank syariah.Tingkat suku bunga
piutang bank konvensional tidak memiliki hubungan dengan jumlah piutang bank
syariah.Tingkat suku bunga pembiayaan bank konvensional tidak memiliki hubungan dengan
jumlah pembiayaan bank syariah. Diduga bahwa adanya persaingan antara bank
konvensional dan bank syariah yang terjadi pada penerapan aktivitas perbankan di Indonesia.
Selain itu, adanya kesepakatan awal yang dilakukan antara nasabah dengan bank syariah
mengakibatkan walaupun suku bunga bank konvensional yang terus berfluktuasi tidak
memiliki dampak yang besar dalam aktivitas perbankan syariah.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Khaidar (2007) sebagai acuan
jurnal replikasi, yang menyatakan bahwa secara keseluruah suku bunga bank konvensional
berpengaruh negatif dengan jumlah tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan pada bank
syariah. Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian Julianti (2013) dan Nikmah et al.
(2013) bahwa suku bunga tabungan bank konvensional tidak memiliki hubungan dengan
tabungan bank syariah.Penelitian Hartan (2013) dan Saminja (2012) bahwa suku bunga
deposito bank konvensional berhubungan terhadap deposito bank syariah.Penelitian
Rahmawati (2005) bahwa tidak adanya hubungan antara suku bunga bank konvensional
terhadap piutang bank syariah.Penelitian Hilmi (2006) yang mengatakan bahwa tidak adanya
hubungan antara suku bunga pembiayaan bank konvensional terhadap pembiayaan bank
syariah.Sehingga ditemukan masih adanya ketidak konsistenan hasil penelitian terkait
33
hubungan suku bunga tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan dengan suku bunga
tabungan, deposito, piutang dan pembiayaan pada bank syariah.
Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah bagi pemerintah diharapkan
memperbaiki peraturan maupun perundang – undangan perbankan syariah karena terlihat
bahwa respon masyarakat terhadap adanya bank syariah cukup baik.Bagi bank syariah sendiri
diharapkan terus berinovasi dengan mengeluarkan produk – produk baru dengan tetap
berlandaskan syariat Islam. Bank syariah juga harus lebih memberikan penjelasan tentang
manfaat, cara operasional yang ditawarkan bank syariah tidak hanya mengutamakan halal
dan haramnya saja serta bank syariah harus lebih memperhatikan tingkat suku bunga suku
bunga deposito bank konvensional.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sampel yang digunakan tidak lengkap karena
beberapa bank syariah tidak melaporkan laporan keuangan pada Bank Indonesia.Pada
penelitian ini juga tidak mempertimbangkan jumlah nasabah terkait dengan jumlah tabungan,
deposito, piutang, serta pembiayaan. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah untuk
mempertimbangkan jumlah sampel penelitian sehingga hasil yang di dapat akan lebih akurat
dan dengan menambahkan variabel jumlah nasabah.
34
DAFTAR PUSTAKA
Alfarizi, Ahmad. 2010. “Strategi Persaingan Bank Syariah Terhadap Bank Konvensional
(Studi Kasus Di Kecamatan Bukit Kecil)”.Skripsi.Palembang: Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Andriyanti et al. 2010.“Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penghimpunan Dana
Pihak Ketiga (Deposito Mudharabah 1 bulan) Bank Muamalat Indoensia
(BMI)”.Jurnal Nasional Akuntansi XIII Purwokerto : Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto.
http://asp.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/AKSR_23.pdf .
Diunduh tanggal 23 Juli. 21.21
Antonio, Moh Syafi’i. 2001. “Bank Syariah dari Teori ke Praktek”. Jakarta: Gema Insani.
Press.
Arif. 2010. Tingkat Suku Bunga Bank Konvensional dan Pengaruhnya Terhadap Penetapan
Presentase Bagi Hasil Di Bank Syariah. Jurnal Dialog Balitbang Kemenag RI
No.69, Tahun XXXIII, Juli 2010, hlm 80 – 93:Universitas Islam Negeri Hidayatullah
Jakarta.
Arundina, Tika, Wibisono dan Yusuf.2007. “Dampak Suku Bunga Konvensional Terhadap
Return dan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia, 2000-2004”.Jurnal
Ekonomi Syariah Indonesia Vol 1 No. 01.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Cetakan Kedua. Ghalia
Indonesia.Bogor
Edy, Untung. 2005. Mengapa Memilih Bank Syariah. Bogor: Ghalia Indonesia
Herdiyanto. 2004. “Mengenai Mekanisme Transmisi Syariah di Indonesia”.
http://abm-permatailahi.blogspot.com/2008_05_01_archive.html. Diakses tanggal 9
November 2013, 19.43.
Hartan, Dian. 2013. “Pengaruh Suku Bunga Deposito Berjangka untuk Jangka Waktu 3 dan 6
Bulan Terhadap Jumlah Dana Deposito Berjanka Periode Januari 2012 s/d Juni 2013
pada PT BRI (PERSERO) TBL KCP Belawan”. Skripsi: Universitas Politeknik
35
Negeri Medan.
Haron, dr. Sudin dan Norafifah Ahmad.2000. “The Effect of Conventional Interest Rates and
Rate of Profit on Funds Deposited with Islamic Banking System in
Malayasia”.International Journal of Islamic Financial Service Vol. 1 No.4.
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125836-5557-Pengaruh%20tingkat-
Literatur.pdf. Diunduh tanggal 27 November 2013, 12.35.
Hilmi. 2006. “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah Pada
Bank Syariah Mandiri”.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/109728-T%2020728-Analisis%20faktor-
faktor.pdf. Diunduh tanggal 25 Juli 2014.15.15
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 1999.“Metode Penelitian Bisnis”.Yogyakarta: Edisi
pertama, Penerbit BPFE.
http://usupress.usu.ac.id/files/Metode%20Penelitian%20Bisnis%20Edisi%202_Nor
mal_bab%201.pdf. Diunduh tanggal 22 Juni 2014. 15.15
Indriatno, Imamdan Rahmat Irwinsyah. 1998. “Aplikasi Analisis Tabulasi Silang (Crosstab)
dalam Perencanaan Wilayah dan Kota”, Jurnal PWK No. 2.
http://www.sappk.itb.ac.id/jpwk/?page_id=1300. Diunduh tanggal 24 Juli. 10.56.
Iyano.Chi-Square.
http://iyano.wordpress.com/2010/05/26/chi-square/ (Diakses pada tanggal 5 Juni
2014)
Iqbal, Ahmad. 2011. “Perbandingan Efesiensi Bank Umum Syariah (BUS) Dengan Bank
Umum Konvensional (BUK) Di Indonesia Dengan Stochastic Fronter Approach
(SFA)”. Skripsi: Universitas Diponegoro Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/29376/1/Skripsi013.pdf. Diunduh tanggal 20 Juli. 22.51
Iqlima, Nresna. 2010. “Analisis Pengaruh Inflasi, DPK Dan Tingkat Suku Bunga Kredit
Modal Kerja Terhadap Posisi Kredit Modal Kerja”. Skripsi: Univertias Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA%20IQL
IMA-FEB.pdf. Diunduh tanggal 22 Juli 2014. 10.35.
36
Judisseno, Rimsku. 2005. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Julianti, Friska. 2013. “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar dan BI Rate Terhadap
Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syarih”. Skripsi: Universitas Islam Negeri.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23775/1/FRISKA%20JUL
IANTI.pdf. Diunduh tanggal 25 Juli 2014. 10.34.
Karim, Adimarwan. (2004).Bank Islam Analisis Fikih dan Keuangan.Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Khaidar,Muhamad. 2007. “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Pada Bank Umum
Terhadap Tabungan, Deposito, Serta Piutang dan Pembiayaan Pada Bank Syariah
Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia”. Thesis:Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia Jakarta.
Nurdin, Farikh. 2007. “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Dana Pihak Ketiga
Perbankan Syariah dan Konvensional di Indonesia”. Thesis: PSKTTI UI.
http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-109746.pdf.Diakses tanggal 1 September
2014. 20.30.
Mariantini, Bety. 2007. “Analisis Pengaruh Suku Bunga Bank Konvensional Terhadap
Jumlah Simpanan Pada Bank Umum Syariah Tahun 2002-2006”. Skripsi:
Universitas IPB Bogor.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/14898/H07bma.pdf?sequenc
e=3 diakses tanggal 11 November 2013, 19.35.
Muhamad. 2012. Teknik Perhitungan Bagi Hasil Dan Pricing Di Bank Syariah.
Yogyakarta.:UII Press.
Mubasyiroh. 2008. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Inflasi terhadap Total Simpanan
Murabahah (Studi kasus: Bank Muamalat Indonesia)”. Skripsi:Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
http://digilib.uin-suka.ac.id/2347/1/BAB%20I,V.pdf. Diunduh tanggal 10 September
2013, 19.19.
37
Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Bogor.
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/524/jbptunikompp-gdl-anitaagust-26162-5-
unikom_a-i.pdf. Diunduh tanggal 23 Juli 2014. 15.15.
Nikmah, dkk. 2013. “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil dan Suku Bunga Terhadap Simpanan
Mudharabah Pada Bank Syariah di Indonesia”.Jurnal Ekonomi: Universitas
Pandanaran Semarang.
http://jurnal-sosioekotekno.org/article/135423/pengaruh-tingkat-bagi-hasil-dan-
suku-bunga-terhadap-simpanan-mudharabah-pada-bank-syariah-di-indonesia.html.
Diunduh tanggal 26 Juli 2014. 17.15.
Noor Agung. 2005. “Perbandingan Kinerja Bank Umum Syariah dengan Bank Umum
Konvensional: Indonesia”.Skripsi: Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
Nurapriyani, Dwi. 2009. “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah di
Bank Syariah Mandiri Periode 2004 – 2007”.Skripsi: Universitas Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
http://digilib.uinsuka.ac.id/3955/1/BAB%20I,%20V,%.pdf. Diunduh tanggal 25 Juli
2015. 19.30.
Rindawati, Ema, 2007. “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan
Perbankan Konvensional”.Skripsi :Universitas Islam
http://Indonesia.rac.uii.ac.id/server/document/.../2008042503432800312235.pdf.Dia
kses tanggal 28 Agustus 2014.15.09.
Rivai, Veithzal, Idroes. 2007. “Bank and Financial Institution Management”. Jakarta:
Rajawali Press.
Saminja, Supardi. 2012. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Jumlah Dana
Deposito Berjangka Pada PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar”. Skripsi:
Univertsitas Hasanuddin Makassar.
http://supardisaminja.blogspot.com/2012/10/pengaruh-tingkat-suku-bunga-
deposito_2159.html. Diunduh tanggal 27 Juli 2014. 15.45..
Sudarsono, Heri. 2009. “Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Perbankan di
Indonesia:Perbandingan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah”. Jurnal
38
Ekonomi Islam Volume III, No.1, Juli 2009.
Sudirman. 2009. Analisis Komparatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap
Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvensonal dan Bank Syariah
Di Indonesia. Skripsi: Universitas Sumatra Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/10373/1/09E02794.pdf.Diunduh
tanggal 18 November 2013,19.01.
Tarsidin. 2010. “Bagi Hasil : Konsep dan Analisis”. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Usmani. 2003. “Analisis Pembiayaan Murabahah Pengaruhnya Terhadap Tingkat Likuiditas
Pada PT. Bank Muamalat Indonesia”. Jurnal Ekonomi – Insentif. Volume 5 nomer 2:
Universitas Komputer Indonesia.
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0C
CsQFjAC&url=http%3A%2F%2Fe-
journal.kopertis4.or.id%2Ffile.php%3Ffile%3Dkaryailmiah%26id%3D14&ei=rdXa
U6ucK9O1uATIxoD4Aw&usg=AFQjCNHGECiumY88tgkEDeoZb8o2oJrM1Q&si
g2=qFviUqRgtXHRlO8XTpQJrQ&bvm=bv.72197243,d.c2E. Diunduh tanggal 23
Juli 2014. 21.25.
Wibowo Ghafur. 2004. “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan
Nasabah di Bank Syariah (studi kasus Bank Muamalat Indonesia). Jurnal Aplikasi
Ilmu 0 ilmu Agama, Vol V.NO.2, Desember 2004:130-147).
39
LAMPIRAN
40
TABUNGAN BANK SYARIAH SUKU BUNGATABUNGAN BANK KONVENSIONAL
Periode Nama Bank Jumlah KODE Periode Nama Bank Jumlah KODE
Jun-11 BCA Syariah 45,128 6 Mar-11 BCA Syariah 2.66 1
BNI Syariah 1,967,055 3 BNI Syariah 2.66 1
BRI Syariah 71,117 5 BRI Syariah 2.66 1
BUKOPIN 38,130 6 BUKOPIN 2.66 1
JABAR 725,531 3 JABAR 2.66 1
MAYBANK 10,309 6 MAYBANK 2.66 1
MEGA 314,000 4 MEGA 2.66 1
MUAMALAT 5,107,781 1 MUAMALAT 2.66 1
PANIN 6,790 6 PANIN 2.66 1
MANDIRI 10,931,661 1 MANDIRI 2.66 1
VICTORIA 3,648 6 VICTORIA 2.66 1
Sep-11 BCA Syariah 45,425 6 Jun-11 BCA Syariah 2.59 1
BNI Syariah 2,151,004 2 BNI Syariah 2.59 1
BRI Syariah 81,376 5 BRI Syariah 2.59 1
BUKOPIN 39,875 6 BUKOPIN 2.59 1
JABAR 171,056 5 JABAR 2.59 1
MAYBANK 14,798 6 MAYBANK 2.59 1
MEGA 285,802 4 MEGA 2.59 1
MUAMALAT 5,411,362 1 MUAMALAT 2.59 1
PANIN 7,409 6 PANIN 2.59 1
MANDIRI 11,947,910 1 MANDIRI 2.59 1
VICTORIA 3,592 6 VICTORIA 2.59 1
Dec-11 BCA Syariah 37,771 6 Sep-11 BCA Syariah 2.5 1
BNI Syariah 2,398,202 2 BNI Syariah 2.5 1
BRI Syariah 102,790 5 BRI Syariah 2.5 1
BUKOPIN 64,724 5 BUKOPIN 2.5 1
JABAR 200,508 4 JABAR 2.5 1
MAYBANK 15,399 6 MAYBANK 2.5 1
MEGA 364,524 4 MEGA 2.5 1
MUAMALAT 6,154,742 1 MUAMALAT 2.5 1
PANIN 7,661 6 PANIN 2.5 1
MANDIRI 13,513,079 1 MANDIRI 2.5 1
VICTORIA 4,994 6 VICTORIA 2.5 1
Mar-12 BCA Syariah 37,906 6 Dec-11 BCA Syariah 2.37 2
BNI Syariah 2,466,907 2 BNI Syariah 2.37 2
BRI Syariah 116,303 5 BRI Syariah 2.37 2
BUKOPIN 96,539 5 BUKOPIN 2.37 2
JABAR 197,163 5 JABAR 2.37 2
MAYBANK 4,646 6 MAYBANK 2.37 2
MEGA 684,720 3 MEGA 2.37 2
MUAMALAT 6,070,010 1 MUAMALAT 2.37 2
PANIN 10,724 6 PANIN 2.37 2
MANDIRI 14,185,523 1 MANDIRI 2.37 2
41
VICTORIA 6,095 6 VICTORIA 2.37 2
Jun-12 BCA Syariah 37,261 6 Mar-12 BCA Syariah 2.67 1
BNI Syariah 2,626,735 2 BNI Syariah 2.67 1
BRI Syariah 135,374 5 BRI Syariah 2.67 1
BUKOPIN 80,967 5 BUKOPIN 2.67 1
JABAR 236,952 4 JABAR 2.67 1
MAYBANK 31,378 6 MAYBANK 2.67 1
MEGA 762,799 3 MEGA 2.67 1
MUAMALAT 6,284,563 1 MUAMALAT 2.67 1
PANIN 40,142 6 PANIN 2.67 1
MANDIRI 15,304,158 1 MANDIRI 2.67 1
VICTORIA 8,218 6 VICTORIA 2.67 1
Sep-12 BCA Syariah 43,176 6 Jun-12 BCA Syariah 2.59 1
BNI Syariah 2,877,096 2 BNI Syariah 2.59 1
BRI Syariah 164,717 5 BRI Syariah 2.59 1
BUKOPIN 103,360 5 BUKOPIN 2.59 1
JABAR 264,296 4 JABAR 2.59 1
MAYBANK 33,478 6 MAYBANK 2.59 1
MEGA 779,542 3 MEGA 2.59 1
MUAMALAT 7,228,823 1 MUAMALAT 2.59 1
PANIN 21,251 6 PANIN 2.59 1
MANDIRI 16,372,864 1 MANDIRI 2.59 1
VICTORIA 10,153 6 VICTORIA 2.59 1
Dec-12 BCA Syariah 43,464 6 Sep-12 BCA Syariah 2.5 1
BNI Syariah 3,389,019 2 BNI Syariah 2.5 1
BRI Syariah 195,285 5 BRI Syariah 2.5 1
BUKOPIN 115,194 5 BUKOPIN 2.5 1
JABAR 322,657 4 JABAR 2.5 1
MAYBANK 23,708 6 MAYBANK 2.5 1
MEGA 714,294 3 MEGA 2.5 1
MUAMALAT 8,455,504 1 MUAMALAT 2.5 1
PANIN 30,040 6 PANIN 2.5 1
MANDIRI 17,528,889 1 MANDIRI 2.5 1
VICTORIA 11,046 6 VICTORIA 2.5 1
Mar-13 BCA Syariah 41,435 6 Dec-12 BCA Syariah 2.37 2
BNI Syariah 3,467,977 2 BNI Syariah 2.37 2
BRI Syariah 212,996 4 BRI Syariah 2.37 2
BUKOPIN 101,816 5 BUKOPIN 2.37 2
JABAR 295,775 4 JABAR 2.37 2
MAYBANK 16,990 6 MAYBANK 2.37 2
MEGA 690,655 3 MEGA 2.37 2
MUAMALAT 8,458,874 1 MUAMALAT 2.37 2
PANIN 96,465 5 PANIN 2.37 2
MANDIRI 17,988,931 1 MANDIRI 2.37 2
VICTORIA 11,678 6 VICTORIA 2.37 2
42
Jun-14 BCA Syariah 43,482 6 Mar-14 BCA Syariah 1.78 2
BNI Syariah 3,659,894 2 BNI Syariah 1.78 2
BRI Syariah 230,946 4 BRI Syariah 1.78 2
BUKOPIN 92,620 5 BUKOPIN 1.78 2
JABAR 305,933 4 JABAR 1.78 2
MAYBANK 13,930 6 MAYBANK 1.78 2
MEGA 472,508 4 MEGA 1.78 2
MUAMALAT 8,673,275 1 MUAMALAT 1.78 2
PANIN 106,875 5 PANIN 1.78 2
MANDIRI 18,471,268 1 MANDIRI 1.78 2
VICTORIA 15,876 6 VICTORIA 1.78 2
Sep-14 BCA Syariah 39,412 6 Jun-14 BCA Syariah 1.84 2
BNI Syariah 3,934,286 2 BNI Syariah 1.84 2
BRI Syariah 265,867 4 BRI Syariah 1.84 2
BUKOPIN 208,594 4 BUKOPIN 1.84 2
JABAR 357,227 4 JABAR 1.84 2
MAYBANK 19,381 6 MAYBANK 1.84 2
MEGA 412,363 4 MEGA 1.84 2
MUAMALAT 10,132,123 1 MUAMALAT 1.84 2
PANIN 107,060 5 PANIN 1.84 2
MANDIRI 19,235,074 1 MANDIRI 1.84 2
VICTORIA 21,508 6 VICTORIA 1.84 2
Dec-14 BCA Syariah 43,780 6 Sep-14 BCA Syariah 1.87 2
BNI Syariah 4,280,855 2 BNI Syariah 1.87 2
BRI Syariah 281,388 4 BRI Syariah 1.87 2
BUKOPIN 254,397 4 BUKOPIN 1.87 2
JABAR 411,971 4 JABAR 1.87 2
MAYBANK 31.732 6 MAYBANK 1.87 2
MEGA 376,004 4 MEGA 1.87 2
MUAMALAT 11,770,778 1 MUAMALAT 1.87 2
PANIN 69,566 5 PANIN 1.87 2
MANDIRI 19,818,365 1 MANDIRI 1.87 2
VICTORIA 0 6 VICTORIA 1.87 2
43
DEPOSITO BANK SYARIAH SUKU BUNGA DEPOSITO BANK KONVENSIONAL
Periode Nama Bank Jumlah KODE Periode Nama Bank Jumlah KODE
Jun-11 BCA Syariah 462,361 4 Mar-11 BCA Syariah 7.16 1
BNI Syariah 2,307,551 2
BNI Syariah 7.16 1
BRI Syariah 5,222,342 1
BRI Syariah 7.16 1
BUKOPIN 1,398,263 3
BUKOPIN 7.16 1
JABAR 464,437 4
JABAR 7.16 1
MAYBANK 343,187 4
MAYBANK 7.16 1
MEGA 2,131,114 2
MEGA 7.16 1
MUAMALAT 13,196,411 1
MUAMALAT 7.16 1
PANIN 370,978 4
PANIN 7.16 1
MANDIRI 18,687,254 1
MANDIRI 7.16 1
VICTORIA 229,137 4
VICTORIA 7.16 1
Sep-11 BCA Syariah 493,839 4 Jun-11 BCA Syariah 7.09 1
BNI Syariah 2,841,026 2
BNI Syariah 7.09 1
BRI Syariah 6,816,612 1
BRI Syariah 7.09 1
BUKOPIN 1,667,897 3
BUKOPIN 7.09 1
JABAR 1,415,639 3
JABAR 7.09 1
MAYBANK 216,951 4
MAYBANK 7.09 1
MEGA 2,424,947 2
MEGA 7.09 1
MUAMALAT 14,538,680 1
MUAMALAT 7.09 1
PANIN 225,153 4
PANIN 7.09 1
MANDIRI 21,393,987 1
MANDIRI 7.09 1
VICTORIA 256,509 4
VICTORIA 7.09 1
Dec-11 BCA Syariah 677,736 3 Sep-11 BCA Syariah 6.96 1
BNI Syariah 3,245,319 2
BNI Syariah 6.96 1
BRI Syariah 7,901,067 1
BRI Syariah 6.96 1
BUKOPIN 1,917,143 3
BUKOPIN 6.96 1
JABAR 1,771,096 3
JABAR 6.96 1
MAYBANK 153,627 5
MAYBANK 6.96 1
MEGA 2,945,227 2
MEGA 6.96 1
MUAMALAT 19,625,142 1
MUAMALAT 6.96 1
PANIN 393,044 4
PANIN 6.96 1
MANDIRI 23,524,711 1
MANDIRI 6.96 1
VICTORIA 430,009 4
VICTORIA 6.96 1
Mar-12 BCA Syariah 746,506 3 Dec-11 BCA Syariah 6.88 1
BNI Syariah 3,214,770 2
BNI Syariah 6.88 1
BRI Syariah 7,010,964 1
BRI Syariah 6.88 1
BUKOPIN 1,778,565 3
BUKOPIN 6.88 1
JABAR 1,661,943 3
JABAR 6.88 1
MAYBANK 261,563 4
MAYBANK 6.88 1
MEGA 2,515,134 2
MEGA 6.88 1
MUAMALAT 18,120,190 1
MUAMALAT 6.88 1
PANIN 485,413 4
PANIN 6.88 1
MANDIRI 22,779,096 1 MANDIRI 6.88 1
44
VICTORIA 493,009 4 VICTORIA 6.88 1
Jun-12 BCA Syariah 721,429 3 Mar-12 BCA Syariah 6.51 1
BNI Syariah 3,182,053 2
BNI Syariah 6.51 1
BRI Syariah 7,406,366 1
BRI Syariah 6.51 1
BUKOPIN 2,024,885 2
BUKOPIN 6.51 1
JABAR 1,879,575 3
JABAR 6.51 1
MAYBANK 242,958 4
MAYBANK 6.51 1
MEGA 2,413,958 2
MEGA 6.51 1
MUAMALAT 18,100,807 1
MUAMALAT 6.51 1
PANIN 634,567 3
PANIN 6.51 1
MANDIRI 22,098,719 1
MANDIRI 6.51 1
VICTORIA 463,655 4
VICTORIA 6.51 1
Sep-12 BCA Syariah 727,301 3 Jun-12 BCA Syariah 6.04 1
BNI Syariah 3,341,814 2
BNI Syariah 6.04 1
BRI Syariah 7,868,799 1
BRI Syariah 6.04 1
BUKOPIN 2,121,298 2
BUKOPIN 6.04 1
JABAR 1,956,186 3
JABAR 6.04 1
MAYBANK 228,672 4
MAYBANK 6.04 1
MEGA 3,945,784 2
MEGA 6.04 1
MUAMALAT 19,634,354 1
MUAMALAT 6.04 1
PANIN 844,160 3
PANIN 6.04 1
MANDIRI 21,300,901 1
MANDIRI 6.04 1
VICTORIA 414,881 4
VICTORIA 6.04 1
Dec-12 BCA Syariah 985,547 3 Sep-12 BCA Syariah 5.83 2
BNI Syariah 3,702,313 2
BNI Syariah 5.83 2
BRI Syariah 9,393,326 1
BRI Syariah 5.83 2
BUKOPIN 2,322,244 2
BUKOPIN 5.83 2
JABAR 2,744,766 2
JABAR 5.83 2
MAYBANK 549,611 3
MAYBANK 5.83 2
MEGA 4,711,809 2
MEGA 5.83 2
MUAMALAT 25,016,940 1
MUAMALAT 5.83 2
PANIN 1,006,049 3
PANIN 5.83 2
MANDIRI 21,826,644 1
MANDIRI 5.83 2
VICTORIA 614,144 3
VICTORIA 5.83 2
Mar-13 BCA Syariah 947,632 3 Dec-12 BCA Syariah 5.8 2
BNI Syariah 5,376,607 1
BNI Syariah 5.8 2
BRI Syariah 10,466,895 1
BRI Syariah 5.8 2
BUKOPIN 2,597,399 2
BUKOPIN 5.8 2
JABAR 3,119,251 2
JABAR 5.8 2
MAYBANK 681,609 3
MAYBANK 5.8 2
MEGA 5,402,340 1
MEGA 5.8 2
MUAMALAT 26,922,034 1
MUAMALAT 5.8 2
PANIN 1,253,222 3
PANIN 5.8 2
MANDIRI 23,623,732 1
MANDIRI 5.8 2
VICTORIA 605,314 3 VICTORIA 5.8 2
45
Jun-13 BCA Syariah 1,015,267 3 Mar-13 BCA Syariah 5.74 2
BNI Syariah 4,740,485 2
BNI Syariah 5.74 2
BRI Syariah 11,016,347 1
BRI Syariah 5.74 2
BUKOPIN 2,719,484 2
BUKOPIN 5.74 2
JABAR 3,012,100 2
JABAR 5.74 2
MAYBANK 718,832 3
MAYBANK 5.74 2
MEGA 5,235,409 1
MEGA 5.74 2
MUAMALAT 26,840,517 1
MUAMALAT 5.74 2
PANIN 1,176,700 3
PANIN 5.74 2
MANDIRI 24,681,646 1
MANDIRI 5.74 2
VICTORIA 548,034 3
VICTORIA 5.74 2
Sep-13 BCA Syariah 1,132,097 3 Jun-13 BCA Syariah 5.72 2
BNI Syariah 5,011,701 1
BNI Syariah 5.72 2
BRI Syariah 10,939,696 1
BRI Syariah 5.72 2
BUKOPIN 2,746,425 2
BUKOPIN 5.72 2
JABAR 3,018,530 2
JABAR 5.72 2
MAYBANK 378,439 4
MAYBANK 5.72 2
MEGA 5,386,849 1
MEGA 5.72 2
MUAMALAT 27,898,114 1
MUAMALAT 5.72 2
PANIN 1,625,475 3
PANIN 5.72 2
MANDIRI 27,213,848 1
MANDIRI 5.72 2
VICTORIA 752,726 3
VICTORIA 5.72 2
Dec-13 BCA Syariah 1,409,122 3 Sep-13 BCA Syariah 6.26 1
BNI Syariah 4,916,755 2
BNI Syariah 6.26 1
BRI Syariah 10,916,883 1
BRI Syariah 6.26 1
BUKOPIN 2,591,998 2
BUKOPIN 6.26 1
JABAR 2,944,172 2
JABAR 6.26 1
MAYBANK 739.238 6
MAYBANK 6.26 1
MEGA 6,070,177 1
MEGA 6.26 1
MUAMALAT 26,956,987 1
MUAMALAT 6.26 1
PANIN 2,430,835 2
PANIN 6.26 1
MANDIRI 26,834,253 1
MANDIRI 6.26 1
VICTORIA 0 6 VICTORIA 6.26 1
46
PIUTANG BANK SYARIAH SUKU BUNGA BANKPIUTANG KONVENSIONAL
Periode Nama Bank Jumlah KODE Periode Nama Bank Jumlah KODE
Jun-14 BCA Syariah 224,202 4 Mar-14 BCA Syariah 13.4 1
BNI Syariah 2,852,351 2 BNI Syariah 13.4 1
BRI Syariah 3,879,567 2 BRI Syariah 13.4 1
BUKOPIN 1,172,759 3 BUKOPIN 13.4 1
JABAR 1,157,195 3 JABAR 13.4 1
MAYBANK 531,868 3 MAYBANK 13.4 1
MEGA 2,792,084 2 MEGA 13.4 1
MUAMALAT 8,939,604 1 MUAMALAT 13.4 1
PANIN 151,500 5 PANIN 13.4 1
MANDIRI 16,332,377 1 MANDIRI 13.4 1
VICTORIA 43,868 6 VICTORIA 13.4 1
Sep-14 BCA Syariah 302,435 4 Jun-14 BCA Syariah 13.47 1
BNI Syariah 2,964,605 2 BNI Syariah 13.47 1
BRI Syariah 4,401,867 2 BRI Syariah 13.47 1
BUKOPIN 1,161,382 3 BUKOPIN 13.47 1
JABAR 782,818 3 JABAR 13.47 1
MAYBANK 708,143 3 MAYBANK 13.47 1
MEGA 3,029,180 2 MEGA 13.47 1
MUAMALAT 9,496,805 1 MUAMALAT 13.47 1
PANIN 250,112 4 PANIN 13.47 1
MANDIRI 17,922,064 1 MANDIRI 13.47 1
VICTORIA 82,607 5 VICTORIA 13.47 1
Dec-14 BCA Syariah 340,604 4 Sep-14 BCA Syariah 13.19 1
BNI Syariah 3,142,593 2 BNI Syariah 13.19 1
BRI Syariah 5,369,344 1 BRI Syariah 13.19 1
BUKOPIN 1,275,671 3 BUKOPIN 13.19 1
JABAR 806,632 3 JABAR 13.19 1
MAYBANK 998,858 3 MAYBANK 13.19 1
MEGA 3,414,861 2 MEGA 13.19 1
MUAMALAT 10,196,681 1 MUAMALAT 13.19 1
PANIN 382,311 4 PANIN 13.19 1
MANDIRI 19,767,335 1 MANDIRI 13.19 1
VICTORIA 195,530 5 VICTORIA 13.19 1
Mar-14 BCA Syariah 315,308 4 Dec-14 BCA Syariah 13.09 1
BNI Syariah 3,415,532 2 BNI Syariah 13.09 1
BRI Syariah 5,707,241 1 BRI Syariah 13.09 1
BUKOPIN 1,383,749 3 BUKOPIN 13.09 1
JABAR 869,959 3 JABAR 13.09 1
MAYBANK 1,181,317 3 MAYBANK 13.09 1
MEGA 3,613,401 2 MEGA 13.09 1
MUAMALAT 10,316,850 1 MUAMALAT 13.09 1
PANIN 380,162 4 PANIN 13.09 1
MANDIRI 21,288,992 1 MANDIRI 13.09 1
47
VICTORIA 342,723 4 VICTORIA 13.09 1
Jun-12 BCA Syariah 314,688 4 Mar-12 BCA Syariah 12.81 2
BNI Syariah 3,738,478 2 BNI Syariah 12.81 2
BRI Syariah 6,200,558 1 BRI Syariah 12.81 2
BUKOPIN 1,566,795 3 BUKOPIN 12.81 2
JABAR 944,613 3 JABAR 12.81 2
MAYBANK 1,260,108 3 MAYBANK 12.81 2
MEGA 3,769,788 2 MEGA 12.81 2
MUAMALAT 12,011,215 1 MUAMALAT 12.81 2
PANIN 430,932 4 PANIN 12.81 2
MANDIRI 23,548,541 1 MANDIRI 12.81 2
VICTORIA 384,712 4 VICTORIA 12.81 2
Sep-12 BCA Syariah 368,600 4 Jun-12 BCA Syariah 12.76 2
BNI Syariah 4,200,279 2 BNI Syariah 12.76 2
BRI Syariah 6,530,052 1 BRI Syariah 12.76 2
BUKOPIN 1,747,879 3 BUKOPIN 12.76 2
JABAR 1,118,608 3 JABAR 12.76 2
MAYBANK 1,353,153 3 MAYBANK 12.76 2
MEGA 4,717,717 2 MEGA 12.76 2
MUAMALAT 13,416,783 1 MUAMALAT 12.76 2
PANIN 681,554 3 PANIN 12.76 2
MANDIRI 25,310,046 1 MANDIRI 12.76 2
VICTORIA 373,965 4 VICTORIA 12.76 2
Dec-12 BCA Syariah 439,943 4 Sep-12 BCA Syariah 12.56 2
BNI Syariah 4,806,759 2 BNI Syariah 12.56 2
BRI Syariah 7,128,905 1 BRI Syariah 12.56 2
BUKOPIN 1,784,352 3 BUKOPIN 12.56 2
JABAR 1,371,920 3 JABAR 12.56 2
MAYBANK 1,377,712 3 MAYBANK 12.56 2
MEGA 5,360,112 1 MEGA 12.56 2
MUAMALAT 16,324,705 1 MUAMALAT 12.56 2
PANIN 771,938 3 PANIN 12.56 2
MANDIRI 27,537,639 1 MANDIRI 12.56 2
VICTORIA 396,812 4 VICTORIA 12.56 2
Mar-13 BCA Syariah 452,704 4 Dec-12 BCA Syariah 12.41 2
BNI Syariah 5,392,604 1 BNI Syariah 12.41 2
BRI Syariah 7,510,248 1 BRI Syariah 12.41 2
BUKOPIN 1,842,611 3 BUKOPIN 12.41 2
JABAR 1,607,216 3 JABAR 12.41 2
MAYBANK 1,213,604 3 MAYBANK 12.41 2
MEGA 6,266,609 1 MEGA 12.41 2
MUAMALAT 17,727,126 1 MUAMALAT 12.41 2
PANIN 1,192,275 3 PANIN 12.41 2
MANDIRI 28,900,396 1 MANDIRI 12.41 2
VICTORIA 423,553 4 VICTORIA 12.41 2
48
Jun-13 BCA Syariah 419,564 4 Mar-13 BCA Syariah 12.28 2
BNI Syariah 6,319,841 1 BNI Syariah 12.28 2
BRI Syariah 8,248,288 1 BRI Syariah 12.28 2
BUKOPIN 1,951,130 3 BUKOPIN 12.28 2
JABAR 1,877,017 3 JABAR 12.28 2
MAYBANK 1,212,145 3 MAYBANK 12.28 2
MEGA 6,682,990 1 MEGA 12.28 2
MUAMALAT 18,586,498 1 MUAMALAT 12.28 2
PANIN 1,252,388 3 PANIN 12.28 2
MANDIRI 30,586,664 1 MANDIRI 12.28 2
VICTORIA 439,739 4 VICTORIA 12.28 2
Sep-13 BCA Syariah 468,726 4 Jun-13 BCA Syariah 12.18 2
BNI Syariah 7,289,631 1 BNI Syariah 12.18 2
BRI Syariah 8,564,330 1 BRI Syariah 12.18 2
BUKOPIN 2,100,281 2 BUKOPIN 12.18 2
JABAR 2,140,920 2 JABAR 12.18 2
MAYBANK 1,283,865 3 MAYBANK 12.18 2
MEGA 6,858,159 1 MEGA 12.18 2
MUAMALAT 19,054,924 1 MUAMALAT 12.18 2
PANIN 1,440,206 3 PANIN 12.18 2
MANDIRI 32,276,169 1 MANDIRI 12.18 2
VICTORIA 503,844 3 VICTORIA 12.18 2
Dec-13 BCA Syariah 606,671 3 Sep-13 BCA Syariah 14.15 1
BNI Syariah 8,072,437 1 BNI Syariah 14.15 1
BRI Syariah 9,004,029 1 BRI Syariah 14.15 1
BUKOPIN 2,176,053 2 BUKOPIN 14.15 1
JABAR 2,143,312 2 JABAR 14.15 1
MAYBANK 1,412,693 3 MAYBANK 14.15 1
MEGA 6,871,695 1 MEGA 14.15 1
MUAMALAT 19,907,340 1 MUAMALAT 14.15 1
PANIN 1,242,474 3 PANIN 14.15 1
MANDIRI 33,195,572 1 MANDIRI 14.15 1
VICTORIA 0 6 VICTORIA 14.15 1
49
PEMBIAYAAN BANK SYARIAH
SUKU BUNGA PEMBIAYAAN BANK
KONVENSIONAL
Periode Nama Bank Jumlah Kode Periode Nama Bank Jumlah Kode
Jun-11 BCA Syariah 113,633 5 Mar-11 BCA Syariah 13.13 1
BNI Syariah 1,014,510 3 BNI Syariah 13.13 1
BRI Syariah 1,245,973 3 BRI Syariah 13.13 1
BUKOPIN 436,661 4 BUKOPIN 13.13 1
JABAR 131,542 5 JABAR 13.13 1
MAYBANK 109,006 5 MAYBANK 13.13 1
MEGA 126,643 5 MEGA 13.13 1
MUAMALAT 8,455,224 1 MUAMALAT 13.13 1
PANIN 238,918 4 PANIN 13.13 1
MANDIRI 9,792,439 1 MANDIRI 13.13 1
VICTORIA 5,801 6 VICTORIA 13.13 1
Sep-11 BCA Syariah 130,987 5 Jun-11 BCA Syariah 13.06 1
BNI Syariah 1,085,218 3 BNI Syariah 13.06 1
BRI Syariah 1,304,501 3 BRI Syariah 13.06 1
BUKOPIN 427,419 4 BUKOPIN 13.06 1
JABAR 493,033 4 JABAR 13.06 1
MAYBANK 17,145 6 MAYBANK 13.06 1
MEGA 119,363 5 MEGA 13.06 1
MUAMALAT 9,012,897 1 MUAMALAT 13.06 1
PANIN 265,185 4 PANIN 13.06 1
MANDIRI 9,891,985 1 MANDIRI 13.06 1
VICTORIA 14,764 6 VICTORIA 13.06 1
Dec-11 BCA Syariah 207,798 4 Sep-11 BCA Syariah 12.95 1
BNI Syariah 1,009,346 3 BNI Syariah 12.95 1
BRI Syariah 1,760,141 3 BRI Syariah 12.95 1
BUKOPIN 632,574 3 BUKOPIN 12.95 1
JABAR 504,655 3 JABAR 12.95 1
MAYBANK - 6 MAYBANK 12.95 1
MEGA 72,540 5 MEGA 12.95 1
MUAMALAT 9,902,213 1 MUAMALAT 12.95 1
PANIN 301,807 4 PANIN 12.95 1
MANDIRI 9,902,919 1 MANDIRI 12.95 1
VICTORIA 18,428 6 VICTORIA 12.95 1
Mar-12 BCA Syariah 252,996 4 Dec-11 BCA Syariah 12.82 1
BNI Syariah 1,064,773 3 BNI Syariah 12.82 1
BRI Syariah 1,899,327 3 BRI Syariah 12.82 1
BUKOPIN 632,192 3 BUKOPIN 12.82 1
JABAR 469,491 4 JABAR 12.82 1
MAYBANK - 6 MAYBANK 12.82 1
MEGA 56,990 5 MEGA 12.82 1
MUAMALAT 10,607,728 1 MUAMALAT 12.82 1
PANIN 330,300 4 PANIN 12.82 1
MANDIRI 9,912,866 1 MANDIRI 12.82 1
50
PEMBIAYAAN BANK SYARIAH
SUKU BUNGA PEMBIAYAAN BANK
KONVENSIONAL
Periode Nama Bank Jumlah Kode Periode Nama Bank Jumlah Kode
Jun-14 BCA Syariah 113,633 5 Mar-14 BCA Syariah 13.13 1
BNI Syariah 1,014,510 3 BNI Syariah 13.13 1
BRI Syariah 1,245,973 3 BRI Syariah 13.13 1
BUKOPIN 436,661 4 BUKOPIN 13.13 1
JABAR 131,542 5 JABAR 13.13 1
MAYBANK 109,006 5 MAYBANK 13.13 1
MEGA 126,643 5 MEGA 13.13 1
MUAMALAT 8,455,224 1 MUAMALAT 13.13 1
PANIN 238,918 4 PANIN 13.13 1
MANDIRI 9,792,439 1 MANDIRI 13.13 1
VICTORIA 5,801 6 VICTORIA 13.13 1
Sep-14 BCA Syariah 130,987 5 Jun-14 BCA Syariah 13.06 1
BNI Syariah 1,085,218 3 BNI Syariah 13.06 1
BRI Syariah 1,304,501 3 BRI Syariah 13.06 1
BUKOPIN 427,419 4 BUKOPIN 13.06 1
JABAR 493,033 4 JABAR 13.06 1
MAYBANK 17,145 6 MAYBANK 13.06 1
MEGA 119,363 5 MEGA 13.06 1
MUAMALAT 9,012,897 1 MUAMALAT 13.06 1
PANIN 265,185 4 PANIN 13.06 1
MANDIRI 9,891,985 1 MANDIRI 13.06 1
VICTORIA 14,764 6 VICTORIA 13.06 1
Dec-14 BCA Syariah 207,798 4 Sep-14 BCA Syariah 12.95 1
BNI Syariah 1,009,346 3 BNI Syariah 12.95 1
BRI Syariah 1,760,141 3 BRI Syariah 12.95 1
BUKOPIN 632,574 3 BUKOPIN 12.95 1
JABAR 504,655 3 JABAR 12.95 1
MAYBANK - 6 MAYBANK 12.95 1
MEGA 72,540 5 MEGA 12.95 1
MUAMALAT 9,902,213 1 MUAMALAT 12.95 1
PANIN 301,807 4 PANIN 12.95 1
MANDIRI 9,902,919 1 MANDIRI 12.95 1
VICTORIA 18,428 6 VICTORIA 12.95 1
Mar-14 BCA Syariah 252,996 4 Dec-14 BCA Syariah 12.82 1
BNI Syariah 1,064,773 3 BNI Syariah 12.82 1
BRI Syariah 1,899,327 3 BRI Syariah 12.82 1
BUKOPIN 632,192 3 BUKOPIN 12.82 1
JABAR 469,491 4 JABAR 12.82 1
MAYBANK - 6 MAYBANK 12.82 1
MEGA 56,990 5 MEGA 12.82 1
MUAMALAT 10,607,728 1 MUAMALAT 12.82 1
PANIN 330,300 4 PANIN 12.82 1
MANDIRI 9,912,866 1 MANDIRI 12.82 1
51
VICTORIA 17,163 6 VICTORIA 12.82 1
Jun-12 BCA Syariah 283,148 4 Mar-12 BCA Syariah 12.55 1
BNI Syariah 999,206 3
BNI Syariah 12.55 1
BRI Syariah 2,020,064 2
BRI Syariah 12.55 1
BUKOPIN 732,412 3
BUKOPIN 12.55 1
JABAR 651,143 3
JABAR 12.55 1
MAYBANK - 6
MAYBANK 12.55 1
MEGA 42,890 6
MEGA 12.55 1
MUAMALAT 11,843,302 1
MUAMALAT 12.55 1
PANIN 493,085 4
PANIN 12.55 1
MANDIRI 10,355,069 1
MANDIRI 12.55 1
VICTORIA 29,751 6
VICTORIA 12.55 1
Sep-12 BCA Syariah 396,378 4 Jun-12 BCA Syariah 12.44 2
BNI Syariah 1,123,041 3
BNI Syariah 12.44 2
BRI Syariah 2,228,743 2
BRI Syariah 12.44 2
BUKOPIN 827,413 3
BUKOPIN 12.44 2
JABAR 912,290 3
JABAR 12.44 2
MAYBANK - 6
MAYBANK 12.44 2
MEGA 40,002 6
MEGA 12.44 2
MUAMALAT 12,760,014 1
MUAMALAT 12.44 2
PANIN 664,433 3
PANIN 12.44 2
MANDIRI 10,440,290 1
MANDIRI 12.44 2
VICTORIA 47,508 6
VICTORIA 12.44 2
Dec-12 BCA Syariah 467,852 4 Sep-12 BCA Syariah 12.29 2
BNI Syariah 1,271,224 3
BNI Syariah 12.29 2
BRI Syariah 2,663,262 2
BRI Syariah 12.29 2
BUKOPIN 831,263 3
BUKOPIN 12.29 2
JABAR 1,095,839 3
JABAR 12.29 2
MAYBANK - 6
MAYBANK 12.29 2
MEGA 36,851 6
MEGA 12.29 2
MUAMALAT 15,045,617 1
MUAMALAT 12.29 2
PANIN 743,482 3
PANIN 12.29 2
MANDIRI 10,462,107 1
MANDIRI 12.29 2
VICTORIA 79,562 5
VICTORIA 12.29 2
Mar-13 BCA Syariah 515,661 3 Dec-12 BCA Syariah 12.14 2
BNI Syariah 1,424,136 3
BNI Syariah 12.14 2
BRI Syariah 2,880,614 2
BRI Syariah 12.14 2
BUKOPIN 846,200 3
BUKOPIN 12.14 2
JABAR 1,077,863 3
JABAR 12.14 2
MAYBANK - 6
MAYBANK 12.14 2
MEGA 33,868 6
MEGA 12.14 2
MUAMALAT 16,387,398 1
MUAMALAT 12.14 2
PANIN 691,371 3
PANIN 12.14 2
MANDIRI 10,515,006 1
MANDIRI 12.14 2
VICTORIA 95,779 5 VICTORIA 12.14 2
52
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Dwi Kartini
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 21 April 1992
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Katholik
Alamat : Jl. Soka IV Blok K 6 No. 9 Taman Cibodas, Tangerang
Email : [email protected]
Pendidikan :
2010 – 2014 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
2007 – 2010 SMA Tarakanita Gading Serpong Tangerang
2004 – 2007 SMP Strada Santa Maria Tangerang
1998 – 2004 SD Strada Santo Fransiskus Tangerang
1996 – 1998 TK Trisula Bakti Tangerang
Pengalaman :
Panitia National Accounting Competition and Seminar, sebagai publikasi dan
dokumentasi yang diadakan oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis tanggal 4 – 5 April
2012
Panitia Lomba Debat Ilmu Ekonomi, sebagai usaha dana yang diadakan oleh Fakultas
Ekonomika dan Bisnis tanggal 24 – 25 februari 2011
Panitia Go Ahead, sebagai publikasi dokumentasi pada tahun 2013 yang diadakan
oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis tanggal
53