30
Pegadaian Konvensional Mata Kuliah : Akuntansi dan Perbankan Disusun Oleh: Imam Syafi’i (207093000113) Fakultas Sain dan Tekhnologi Jurusan Sistem Informasi Non Reguler UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pegadaian Konvensional

  • Upload
    kastokz

  • View
    24.557

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pegdaian konvensional

Citation preview

Page 1: Pegadaian Konvensional

Pegadaian Konvensional

Mata Kuliah : Akuntansi dan Perbankan

Disusun Oleh:

Imam Syafi’i (207093000113)

Fakultas Sain dan Tekhnologi

Jurusan Sistem Informasi Non Reguler

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2009

Page 2: Pegadaian Konvensional

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa kerana

rahmatNya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Akuntansi dan Perbankan.

Penulis mengharapkan dengan adanya makalah yang sangat sederhana ini

dapat memberikan sumbangan pikiran serta kemajuan pegadaian dan

perkembangan bangsa. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan

keterbatasan dalam penulisan makalah ini, penulis mengharapkan segala masukan

ataupun kritik maupun saran demi perbaikan makalah ini.

Dengan kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang membantu penulisan makalah ini, teman-teman dan orang yang

aku sayangi yang telah membantu dan mendukung moril maupun spirit dan kami

mengucapkan terima kasih kepada Dosen Nur Aeni Hidayah, M.Msi. yang telah

memberi kesempatan dalam penyelesaian makalah ini.

Kami harap makalah ini dapat memberikan manfaat pada semua pihak yang

memiliki kepentingan dengan makalah ini.

Jakarta, Juli 2009

Penulis

i

Page 3: Pegadaian Konvensional

Daftar Isi

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

PENDAHULUAN iii

BAB I TEORI DAN PELAKSANAAN GADAI DALAM PERSPEKTIF

KONVENSIONAL

I. Pengertian Pegadaian 1II. Sejarah dan Perkembangan Pegadaian 1

III. Tugas, Tujuan dan fungsi Pegadain 2IV. Struktur Organisasi Pegadain 4V. Hak dan Kewajiban Para Pihak 5VI. Berakhirnya Hak Gadai 6

BAB II PELAKSANAAN GADAI DI PERUM PEGADAIAN

I. Kegiatan Usaha Gadai 8II. Produk dan Jasa Pegadain 9

III. Penggolongan Uang Pinjaman 9IV. Bunga Gadai 10V. Kategori Barang Gadai 11VI. Prosedur Penaksiran Barang Gadai 12

VII. Prosedur Pemberian Kredit Gadai 13VIII. Prosedur Pelunasan Kredit Gadai 14

IX. Prosedur Pelelangan Barang Gadai 15

BAB III PERDEDAAN TEKNIS ANTARA PEGADAIAN SYARIAH DENGAN PEGADAIN KONVENSIONAL 16

BAB IV PENUTUP

I. Kesimpulan 18II. Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19

ii

Page 4: Pegadaian Konvensional

PENDAHULUAN

Pada bagian ini memaparkan teori, konsep tata cara pelaksanan pegadaian

dalam perspektif konvensional. Apabila dilihat dari fungsi dan kegiatan usahanya,

pegadain merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang fokus

kegiatannya adalah memberikan pembiayaan. Ada dua hal yang membuat pegadain

menjadi suatu bentuk usaha lembaga keuangan bukan bank. Pertama, transaksi

pembiayaan yang diberikan oleh pegadaian mirip dengan pinjaman melalui kredit

bank, namun diatur secara terpisah atas dasar hukum gadai dan bukan dengan

peraturan mengenai pinjam meminjam biasa. Kedua, usaha pegadain di Indonesia

secara legal dimonopoli oleh satu badan usaha saja, yaitu Perum Pegadaian.

Secara umum, tujuan ideal Perum Pegadaian adalah penyediaan dana dengan

prosedur yang sederhana kepada masyarakat luas terutana kalangan menengah ke

bawah untuk berbagai tujuan, seperti komsumsi produksi dan lain sebaganya.

Keberadan Perum Pegadaian juga diharapkan dapat menekan menculnya lembaga

keuangan non formal yang cenderung merugikan masyarakat seperti praktik ijon,

pegadaian gelap, bank gelap, rentenir, dan lain-lain.

Untuk dapat mengetahui lebih jauh tentang pegadain tersebut, maka berikut

dipaparkan mengenai tinjauan umum pegadain konvensional yang meliputi :

pengertian pegadaian, sejarah dan perkembangan pegadaian, tugas, tujuan, dan

fungsi pegadaian, struktur organisasi pegadaian, hak dan kewajiban para pihak,

serta berakhirnya hak gadai. Selanjutnya juga akan dipaparkan mengenai

pelaksanaan gadai di pegadain konvensional yang meliputi : kegiatan usaha

pegadaian, produk dan jasa pegadaian, penggolongan uang pinjaman, bunga gadai,

kategori barang gadai, prosedur penaksiran barang gadai, prosedur pemberian

kredit gadai, prosedur pelunasan kredit gadai, serta prosedur pelelangan barang

gadai.

iii

Page 5: Pegadaian Konvensional

BAB I

TEORI DAN PELAKSANAAN GADAI DALAM PERSPEKTIF

KONVENSIONAL

I. PENGERTIAN PEGADAIAN

Pengertian Gadai menurut Susilo (1999) adalah : Suatu hak yang

diperoleh oleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang

bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang

berpiutang oleh seorang yang mempunyai hutang atau oleh orang lain atas

nama orang yang mempunyai hutang. Seorang yang berutang tersebut

memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang untuk menggunakan

barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi hutang apabila pihak

yang berhutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo.

Pegadaian merupakan sebuah BUMN di Indonesia yang usaha intinya adalah

bidang jasa penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa gadai adalah suatu hak

yang diperoleh oleh orang yang berpiutang atas suatu barang bergerak yang

diserahkan oleh orang yang berhutang sebagai jaminan hutangnya dan

barang tersebut dapat dijual (dileleng) oleh yang berpiutang bila yang

berhutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo.

Sedangkan Perusahaan Umum Pegadaian adalah Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang berfungsi memberikan pembiayaan dala, bentuk penyaluran

dana kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai.

II. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PEGADAIAN

Pegadaian atau Pawn Shop merupakan lembaga perkreditan dengan

sistem gadai. Lembaga semacam ini pada awalnya berkembang di Italia yang

kemudian dipraktikkan di wilayah-wilayah Eropa lainnya, misalnya Inggris dan

Belanda. Sistem gadai tersebut memasuki Indonesia dibawa dan

dikembangkan oleh orang Belanda (VOC), yitu sekitar abad ke – 19.

Bentuk usaha pagadaian di Indonesia berawal dari Bank Van Lening

pada masa VOC yang mempunyai tugas memberikan pinjaman uang kepada

1

Page 6: Pegadaian Konvensional

masyarakat dengan jaminan gadai. Sejak itu bentuk usaha pegadaian telah

mengalami beberapa kali perubahan sejalan dengan perubahan peratuaran-

peraturan.

Pada mulanya usaha pegadaian di Indonesia dilaksanakan oleh pihak

swasta, kemudian pada awal abad ke-20 oleh Gubernur Jendral Hindia

Belanda melalui Staatblad tahun 1901 Nomor 131 tertanggal 12 Maret 1901

didirikan rumah gadai pemerintahan (Hindia Belanda) di Sukabumi Jawa

Barat. Dengan dikeluarkannya peraturan tersebut, maka pelaksanaan gadai

dilakukan oleh Pemerintahan Hindia Belanda sebagaimana diatur dalam

Staatblad tahun 1901 Nomor 131.

Selanjutnya, dengan Staatblad 1930 NO. 266 Rumah Gadai tersebut

mendapatkan status Dinas Pegadaian sebagai Perusahaan Negara dalam arti

undang-undang perusahaan Hindia Belanda (Lembaran Negara Hindia

Belanda 1927 No. 419).

Pada masa selanjutnya, pegadaian milik pemerintahan tetap diberi

fasilitas monopoli atas kegiatan pegadaian di Indonesia. Dinas pegadaian

mengalami beberapa kali perubahan bentuk Badan Hukum, sehingga

akhirnya pada tahun 1990 menjadi Perusahaan Umum. Pada tahun 1960

Dinas Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian,

pada tahun 1969 Perusahaan Negara Pegadaian diubah menjadi Perusahaan

Jawatan (Perjan) Pegadaian, dan pada tahun 1990 1990 Perusahaan

Jawatan Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian

melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 tahun 1990 tanggal 10 April

1990. Kantor Pusat Perum Pegadaian berkedudukan di Jakarta dan di bantu

oleh kantor daerah, kantor perwakilan daerah, dan kator cabang.

III. Tugas, Tujuan dan Fungsi Pegadaian

Sebagai lembaga keuangan non bank milik pemerintahan yang berhak

memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai

yang bertujuan agar masyarakat tidak dirugikan oleh lembaga keuangan non

formal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari

masyarakat, maka pada dasarnya lembaga pegadaian (Perum Pegadaian)

2

Page 7: Pegadaian Konvensional

tersebut mempunyai tugas, tujuan serta fungsi-fungsi pokok sebagai berikut

(Usman, 1995:359) :

a) Tugas Pokok

Tugas pokok Pegadaian yaitu menyalurkan uang pinjaman atas dasar

hukum gadai dan usaha-usaha lain yang berhubungan dengan tujuan

pegadaian atas dasar materi.

b) Tujuan Pokok.

Sifat usaha pegadaian pada prinsipnya menyediakan pelayanan bagi

kemanfaatan umum sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip

pengelolah. Oleh karena itu, pegadaian pada dasarnya mempunyai

tujuan-tujuan pokok sebagai berikut :

1. Turut melaksanakan program pemerintah di bedang ekonomi dan

pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang

pinjaman atas dasar hukum dagai.

2. Mencegah praktek pegadaian gelap dan pinjaman tidak wajar.

c) Fungsi Pokok

Fungsi pokok pegadaian adalah sebagai berikut :

1. Mengelolah penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai

dengan cara mudah, cepat, aman, dan hemat.

2. Menciptakan dan mengembangkan usah-usaha lain yang

menguntungkan bagi pegadaian maupunn masyarakat.

3. Mengelola keuangan, perlengkapan, kepegawaian. Pendidikan dan

pelatihan.

4. Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaian.

5. Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi

pengelolaan pegadaian.

3

Page 8: Pegadaian Konvensional

IV. Struktur Organisasi Pegadaian

Perum Pegadian merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara

yang bernaung di bawah Departemen Keuangan. Sehingga, yang berhak

mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksinya kepada

Presiden adalah Menteri Keuangan.

Selain mengusulkan pengangkatan dan pemberentian dewan Direksi,

dalam melaksanakan fungsi pengawasannya Menteri Keuangan juga dapat

mengusulkan pengangkatan dan pemberentian anggota-anggota Dewan

Pengawas (Komisaris) Perum Pegadaian. Menurut ketentuannya Dewan

Komisaris minimal dapat dijabat oleh dua orang dan maksimal lima orang

yang terdiri dari ketua dan anggota. Dewan Komisaris bertanggungjawab

penuh atas pelaksanaan pengawasan kepada Menteri Keuangan. Masa

jabatan Dewan komisaris selama tiga tahun dan dapat diangkat kembali.

Sedangkan struktur organisasi Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian dapat

dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1Struktur Organisai di Perum Pegadaian

Dewan Pengawas

Direktur Utama

Direktur Keuangan Direktur utama

Balai Diklat Satuan Pengawasan Intern

Subdit Anggaran dan Permodalan

Subdit Akuntansi

Subdit Perbendaharaan

Subdit Operasi dan Pemasaran

Subdit Penelitian dan engembangan

Usaha

Subdit Kesekretariatan

Perusahaan

Subdit Bangunan

Subdit Kepegawaian

Subdit Tata Usaha dan Rumah Tangga

Kantor Cabang

Kantor Daerah

KantorCabang

Direktur Operasi dan Pengembangan

Sumber : Prospektus Perum Gadai . Jakarta, Juli 1994

4

Page 9: Pegadaian Konvensional

V. Hak dan Kewajiban Para Pihak

Para pihak (pemberi dan penerima gadai) maisng-masing mempunyai

hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Sedangkan hak dan kewajiban

adalah sebagai berukut (Dahlan, 2000:383) :

a. Hak dan Kewajiban Pemegang Gadai

1) Hak Pemegang Gadai

a) Pemegang gadai berhak untuk menjual barang yang digadaikan,

yaitu apabila penberi gadai pada saat jatuh tempo atau pada waktu

yang ditentukan tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai

orang yang berhutang. Sedang hasil penjualan barang jaminan

tersebut diambil sebagai untuk melunasi hutang pemberi gadai dan

sisanya dikembalikan kepadanya.

b) Pemegang gadai berhak mendapatkan penggantian biaya yang

telah dikeluarkan untuk menjaga keselamatan barang jaminan.

c) Selama hutangnya belum dilunasi, maka pemegang gadai berhak

untuk manahan barang jaminan yang diserahkan oleh pemberi

gadai (hak retentie).

2) Kewajiban Pemegang Gadai

a) Pemegang gadai berkewajiban bertanggung jawab atas hilangnya

atau merosotnya harga barang yang digadaikan jika itu semua atas

kelalaiannya.

b) Pemegang gadai tidak diperbolehkan menggunakan barang-barang

yang digadaikan untuk kepentingan sendiri.

c) Pemegang gadai berkewajiban untuk memberi tahu kepada

pemberi dagai sebelum diadakan pelelangan barang gadai.

b. Hak dan Kewajiban Pemberi Gadai

1. Hak Pemberi Gadai.

5

Page 10: Pegadaian Konvensional

a) Pemberi gadai mempunyai hak untuk mendapatkan kembali barang

miliknya setelah pemberi gadai melunasi hutannya.

b) Pemberi gadai berhak menuntut ganti rugi dari kerusakan dan

hilangnya barang gadai bila hal itu disebabkan oleh kelalaian

pemegang gadai.

c) Pembari gadai berhak untuk mandapatkan sisa dari penjualan

barangnya setelah dikurangi biaya pelunasan hutang, bunya dan

biaya lainya.

d) Pemberi gadai berhak meminta kembali barangnya bila pemegang

gadai telah jelas menyalahgunakan barangnya.

2. Kewajiban Pemberi Gadai

a) Pemberi gadai berkewajiban untuk melunasi hutang yang telah

diterimanya dari pemegang gadai dalam tenggang waktu yang telah

ditentukan termasuk bunga dan biaya lain yang telah ditentukan

pemegang gadai.

b) Pemberi gadai berkewajiban merelakan penjualan atau barang

gadai miliknya, apabila dalam jangka yang telah ditentukan pemberi

gadai tidak dapat melunasi hutangnya kepada pemegang gadai.

VI. Berakhirnya Hak Gadai

Suatu perjanjian hutang piutang pada dasarnya tidak ada yang bersifat

langgeng, artinya perjanjian tersebut sewaktu-waktu akan dapat berakhir atau

batal, demikian pula dengan perjanjian gadai. Namun batalnya hak gadai

akan sangat berbeda dengan hak-hak lain. Sedangkan menurut Dahlan

(2000), bahwa hak gadai dikatakan batal apabila :

a. Hutang piutang yang telah terjadi telah dibayar dan dilunasi.

b. Barang gadai keluar dari kekuasaan pemberi gadai, yaitu bukan lagi

menjadi hak milik pemberi gadai.

6

Page 11: Pegadaian Konvensional

c. Para pihak tidak melaksanakan yang menjadi hak dan kewajiban masing-

masing.

d. Barang gadai tetap dibiarkan dalam kekuasaan pemberi gadai ataupun

yang kembalinya atas kemauan yang berpiutang.

7

Page 12: Pegadaian Konvensional

BAB II

PELAKSANAAN GADAI DI PERUM PEGADAIAN

I. Kegiatan Usaha Pegadaian

Kegiatan usaha Perum Pegadaian pada umumnya meliputi dua hal, yaitu

Penghimpunan Dana pengunaan dana (Susilo, 1999:1818).

a. Penghimpunan Dana

Dana yang diperlukan di Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan

usahanya berasal dari :

1. Pinjaman jangka pendek dari perbankan.

Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk pinjaman

jangka pendek dari perbankan (sekitas 80% dari total dana jangka pendek

yang dihimpun).

2. Pinjaman jangka pendek dari pihak lain.

Pinjaman dana jangka pendek dari pihak lain biasanya diperoleh dari

hutang kepada rekanan, hutang kepada nasabah, hutang pajak, dan lain-

lain.

3. Penerbitan obligasi.

Untulk memperoleh atau menghimpun dana Perum Pegadaian pernah

menerbitkan obligasi sebanyak dua kali, yaitu tahun 1993 dan pada tahun

1994 yang jangka waktunya masing-masing lima tahun.

4. Modal sendiri.

Modal sendiri yang dimilki oleh Perum Pegadaian terdiri dari :

a) Modal awal, yaitu kekayaan negeri di luar APBN.

b) Penyertaan modal pemerintah.

c) Laba ditahan, laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak

perusahaan Perum Pegadaian berdiri.

8

Page 13: Pegadaian Konvensional

b. Penggunaan Dana.

Dana yang berhasil dihimpun akan digunakan untuk mendanai

kegiatan usaha Perum Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan untuk

hal-hal berikut :

1) Uang kas dan dana likuid lain.

2) Pendanaan kegiatan operasional

3) Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan

inventaris.

4) Penyaluran dana.

5) Investasi lain

II. Produk dan Jasa Pegadaian

Sebagai lembaga keuangan non bank yang berfungsi majemuk, maka

di dalam menjalankan kegiatan usahanya Perum Pegadaian mempunyai

beberapa produk dan jasa yang dapat dimanfaatkan, yaitu meliputi :

a. Pemberian pinjaman atas dasar hokum gadai.

b. Penaksiran nilai barang

c. Penitipan barang.

d. Jasa lain.

III. Penggolongan Uang Pinjaman

Setiap calon nasabah yang ingin mendapatkan uang pinjaman dari

Perum Pegadaian diwajibkan untuk membawa barang sebagai jaminan atas

hutang yang akan diterimanya. Mengenai besarnya jumlah pinjaman yang akan

diberikan oleh Perum Pegadaian adalah disesuaikan dengan nilai taksiran dari

barang yang dijadikan sebagai jaminan tersebut. Sedangkan penggolongan uang

pinjaman yang diberikan kepada nasabah berdasarkan SK. Direksi Nomor :

020/OP.1.0021/2001 tentang perugahan tariff sewa modal adalah sebagai berikut

:

9

Page 14: Pegadaian Konvensional

a. Golongan A.

Jumlah pijaman antara Rp. 5.000,- sampai dengan Rp. 40.000,- adalah

masuk dalam kategori Surat Bukti Kredit golongan A. sedangkan jangka

waktunya adalah 120 hari (empat bulan).

b. Golongan B

Jumlah pinjaman antara Rp. 40.500,- sampai dengan Rp. 150.000,- adalah

dalam kategori Surat Bukti Kredit golongan B. sedangkan jangka waktunya

adalah 120 hari (empat bulan).

c. Golongan C

Jumlah pinjaman antara Rp. 151.000,- sampai dengan Rp. 500.000,- adalah

dalam kategori Surat Bukti Kredit golongan C. sedangkan jangka waktunya

adalah 120 hari (empat bulan).

d. Golongan D

Jumlah pinjaman antara Rp. 510.000,- sampai dengan tidak terbatas adalah

dalam kategori Surat Bukti Kredit golongan D. sedangkan jangka waktunya

adalah 120 hari (empat bulan).

IV. Bunga Gadai

Biaya sewa modal (bunga) yang harus dibayar oleh nasabah kepada perum

pegadaian adalah bervariasi. Adapun mengenai rincian besarnya bunga yang

harus dibayarkan oleh nasabah adalah sebagai berikut :

a) Untuk golongan A, besarnya bunga 1.25 %, dengan maksimum sebesar 10%

dan sewa modal yang diperhitungkan minimum lakunya lelang adalah 10%.

Sedangkan nasabah harus membayar sewa modal tersebut setiap 15 hari

sekali, dengan batas waktu kredit selama 120 hari atau 4 bulan. Sedangkan

keseluruhan bunga yang harus dibayarkan oleh nasabah sampai jatuh tempo

adalah 10% dan nasabah masih harus membayar uang asuransi antara Rp.

200,- sampai dengan Rp. 400.

10

Page 15: Pegadaian Konvensional

b) Untuk golongan B, besarnya bunga 1.5 %, dengan maksimum sebesar 12%

dan sewa modal yang diperhitungkan minimum lakunya lelang adalah 12%.

Sedangkan nasabah harus membayar sewa modal tersebut setiap 15 hari

sekali, dengan batas waktu kredit selama 120 hari atau 4 bulan. Sedangkan

keseluruhan bunga yang harus dibayarkan oleh nasabah sampai jatuh tempo

adalah 12% dan nasabah masih harus membayar uang asuransi antara Rp.

1000,- sampai dengan Rp. 2000.

c) Untuk golongan C, besarnya bunga 1.75 %, dengan maksimum sebesar 14%

dan sewa modal yang diperhitungkan minimum lakunya lelang adalah 14%.

Sedangkan nasabah harus membayar sewa modal tersebut setiap 15 hari

sekali, dengan batas waktu kredit selama 120 hari atau 4 bulan. Sedangkan

keseluruhan bunga yang harus dibayarkan oleh nasabah sampai jatuh tempo

adalah 14% dan nasabah masih harus membayar uang asuransi antara Rp.

5000,- sampai dengan Rp. 12.000.

d) Untuk golongan D, besarnya bunga 1.75 %, dengan maksimum sebesar 14%

dan sewa modal yang diperhitungkan minimum lakunya lelang adalah 14%.

Sedangkan nasabah harus membayar sewa modal tersebut setiap 15 hari

sekali, dengan batas waktu kredit selama 120 hari atau 4 bulan. Sedangkan

keseluruhan bunga yang harus dibayarkan oleh nasabah sampai jatuh tempo

adalah 14% dan nasabah masih harus membayar uang asuransi antara Rp.

200,- sampai dengan Rp. 400 dan nasabah masih harus membayar uang

asuransi sebesar 0,5% x Uang Pinjaman Minimum sampai dengan Rp.

25.000,-

V. Kategori Barang Gadai

Pada dasarnya, hampir semua barang bergerak dapat digadaikan di Perum

Pegadaian. Namun ada juga barang-barang bergerak tertentu yang tidak dapat

digadaiakan. Jenis barang-barang bergerak yang dapat diterima sebagai barang

jaminan di perum pegadaian yaitu antara lain (Marzuki, 1995:360) :

a) Barang-barang perhiasan : emas, perak, intan, mutiara, dan lain-lain.

b) Barang-barang elektronik : tv, kulkas, radio, video, tape, recorder, dan lain-

lain.

11

Page 16: Pegadaian Konvensional

c) Kendaraan : sepeda, motor, mobil.

d) Barang-barang rumah tangga : barang-barang pecah belah.

e) Mesin : mesin jahit, mesin ketik, dal lain-lain.

f) Tekstil : kain batik, permadani.

g) Barang-barang lain yang dianggap bernilai.

Adapun barang-barang yang tidak dapat dijadikan jaminan karena

keterbatasan tempat penyimpanan, sumber daya menusia di Perum Pegadaian

adalah sebagai berikut :

a) Binatang ternak : kerbau, sapi, kambing, dan lain-lain.

b) Hasil bumi : padi, jagung, ketela pohon, dan lain-lain.

c) Barang dagangan dalam jumlah besar.

d) Barang-barang yang cepat rusak, busuk atau susut.

e) Barang-barang yang amat kotor.

f) Kendaraan yang sangat besar.

g) Barang-baragn seni yang sulit ditaksir.

h) Barang-barang yang mudah terbakar.

i) Barang-barang jenis senjata, amunisi, dan mesiu.

j) Barang-barang yang disewa belikan.

k) Barang-barang milik pemerintah.

l) Barang-barang illegal.

VI. Prosedur Penaksiran Barang Gadai

Adapun menurut Susilo (1999) pedoman penaksiran yang dikelompokkan

atas dasar jenis barangnya adalah sebagai berikut :

a) Barang Kantong

12

Page 17: Pegadaian Konvensional

1. Emas

a. Petugas penaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar

taksiran logam yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga

pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaiakan dengan

perkembangan harga yang terjadi.

b. Petugas penaksir melakukan karatase dan berat.

c. Petugas penaksiran menentukan nilai taksiran.

2. Permata

a. Petugas penaksiran melihat standar taksiran permata yang telah

ditetapkan oleh kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan

perkambangan pasar permata yang ada.

b. Petugas penaksiran melakukan pengujian kualitas dan berat permata.

c. Petugas penaksiran menentukan nilai taksiran.

b) Barang Gudang

Barang-barang gudang yang dimaksud di sini yaitu meiputi : mobil, motor,

mesin, barang elektronik, tekstil, dan lain-lain.

1) Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari barang.

Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan

perkembangan harga yang terjadi.

2) Petugas penaksir menentukan nilai taksir.

VII. Prosedur Pemberian Kredit Gadai

Prosedur untuk mendapatkan dana pinjaman dari perum pegadaian adalah

sebagai berikut :

a. Calon nasabah datang langsung ke loket penaksir dan menyerahkan barang

yang akan dijadikan jaminan dan menunujukkan surat bukti diri seperti KTP

atau surat kuasa apabila pemilik barang tidak bisa datang.

13

Page 18: Pegadaian Konvensional

b. Barang jaminan tersebut diteliti kualitasnya untuk menaksir dan menetapkan

harganya. Berdasarkan taksiran yang dibuat penaksir, ditetapkan besarnya

uang pinjaman yang dapat diterima oleh nasabah. Besarnya nilai uang

pinjaman yang diberikan lebih kecil daripada nilai pasar dari barang yang

digadaikan. Perum Pegadaian secara sengaja mengambil kebijakan ini guna

mencegah munculnya kerugian.

c. Selanjutnya, pembayaran uang pinjaman dilakukan oleh kasir tanpa ada

potongan biaya apapun kecuali potongan premi asuransi.

Gambar 2.2

Prosedur Pemberian Kredit

Sumber : Y. Sri Susilo, 1999:186

VIII. Prosedur Pelunasan Kredit Gadai

Pelunasan uang pinjaman oleh nasabah prosedurnya adalah sebagai berikut :

a. Nasabah membayarkan uang pinjaman dan ditambah sewa modal (bunga)

langsung kepada kasir disertai dengan bukti surat gadai.

b. Barang dikeluarkan oleh petugas penyimpanan barang.

c. Barang yang digadaikan dikembalikan kepada nasabah.Gambar 2.3

Prosedur Perlunasan Kredit Gadai

Sumber : Y. Sri Susilo, 1999:187

Nasabah

Petugas Penaksir

Kasir

1. Permohonan dan Penyeraha Barang Jaminan

3. Pencairan Uang Pinjaman

2. Informasi Penetapan Jumlah Pinjaman

Nasabah

Kasir

Petugas Penyimpana barang jaminan

1. Pelunasan

3. Pengambilan Baran Yang Digadaiakan

2. Informasi Pelunasan PInjaman

14

Page 19: Pegadaian Konvensional

IX. Prosedur Pelelangan Barang Gadai

Pelaksanaan lelang harus dipilih waktu yang paling baik agar tidak

mengurangi hak nasabah, karena setelah nasabah tidak melunasi hutangnya

pada saat jatuh tempo dan tidak melakukan perpanjangan, maka barang

jaminannya akan dilelang dan hasil pelelangan barang yang digadaikan akan

digunakan untuk melunasi seluruh kewajaban nasabah yang terdiri dri : pokok

pinjaman, bunga, serta biaya lelang. Sedang pelelangannya adalah sebagai

berikut :

a. Waktunya diumumkan tiga hari sebelum pelaksanaan lelang.

b. Lelang dipimpin oleh kantor cabang (Kepala Cabang).

c. Dibicarakan tata tertib melalui berita acara sebelum pelaksanaan lelang.

d. Pengambilan keputusan lelang adalah bagi mereka yang menawar paling

tinggi.

15

Page 20: Pegadaian Konvensional

BAB III

PERDEDAAN TEKNIS ANTARA PEGADAIAN SYARIAH DENGAN PEGADAIN KONVENSIONAL

Pasokan permodalan Pegadaian Syariah bersumber dari Bank Mandiri

Syariah. Yang menguntungkan dari Pegadaian Syariah ini, perhitungannya bukan

berdasarkan sewa bunga, melainkan sewa tempat. Misalnya Ijarok: upah atau

sewa tempat. Proses gadenya sama. Perhitungan sewa tempat per 10 hari, tetapi

yang beda yaitu akad (perjanjian) berdasarkan harga taksiran barang, dan bukan

berdasarkan uang pinjaman.

Taksiran barang itu bisa dilihat dari golongan barangnya. Penilaian golongan

barang biasanya dimulai dari Golongan A hingga Golongan H. Landasan kredit

Syariah, terang Uwan, diambil dari Albaquroh 283 dengan Suran Anisah 29. Meski

Pegadaian Syariah dilandasi Al'quran, tapi tidak ada pengkhususan. Pegadaian

Syariah diperuntukkan semua kalangan. Semua orang dapat melakukan transaksi di

Pegadaian Kredit Syariah, ujar Uwan. Selain itu, juga akan diadakan program jual

logam mulia. Logam mulia yang dimaksud yaitu berupa emas batangan. Untuk emas

batangan ini, kata Uwan, sistem kreditnya pun dapat diangsur. Pengadaan emas

batangan ini terjalin, berkat kerjasama Pegadaian dengan PT. Antam (Aneka

Tambang).

Perbedaan Teknis Antara Pegadaian Syariah dengan Pegadaian Konvensional

No Pegadaian Syariah Pegadaian Konvensional

1 Biaya administrasi berdasarkan barang

Biaya administrasi berupa prosentase yang didasarkan pada golongan barang

2 1 hari dihitung 5 hari 1 hari dihitung 15 hari

3 Jasa simpanan berdasarkan simpanan

Sewa modal berdasaarkan uang pinjaman

4 Bila pinjaman tidak dilunasi, barang jaminan akan dijual kepada masyarakat

Bila pinjaman tidak dilunasi, barang jaminan dilelang kepada masyarakat

5 Uang pinjaman 90 persen dari taksiran

Uang pinjaman untuk golongan A 92%, sedangkan untuk golongan BCD 88-86%

6 Penggolongan nasabah D-K-M-I-L

Penggolongan nasabah P-N-I-D-L

Page 21: Pegadaian Konvensional

7Jasa simpanan dihitung dengan konstanta x taksiran

Sewa modal dihitung dengan prosentase x uang pinjaman

8 Maksimal jangka waktu 3 bulan

Maksimal jangka waktu 4 bulan

9 Kelebihan uang hasil dari penjualan barang tidak diambil oleh nasabah, diserahkan kepada Lembaga ZIS

Kelebihan uang hasil lelang tidak diambil oleh nasabah, tetapi menjadi milik pegadaian

16

Page 22: Pegadaian Konvensional

BAB IV

PENUTUP

I. Kesimpulan

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pegadaian

adalah suatu hak yang diperoleh oleh orang yang berpiutang atas suatu barang

bergerak yang diserahkan oleh orang yang berhutang sebagai jaminan

hutangnya dan barang tersebut dapat dijual (dileleng) oleh yang berpiutang bila

yang berhutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo.

Adapun kegiatan pelaksanaan gadai dalam perum pegadain meliputi

Sembilan kegiatan, kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : (1) kegiatan usaha

pegadaian, (2) produk dan jasa pegadaian, (3) penggolongan uang pinjaman, (4)

bunga gadai, (5) kategori barang gadai, (6) prosedur penaksiran barang gadai,

(7) prosedur pemberian kredit gadai, (8) prosedur pelunasan kredit gadai, (9)

prosedur pelelangan barang gadai.

II. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka diajukan sebagai saran bagi pembaca

untuk menggali ilmu mengenai pegadaian konvensional ini melalui referensi-

referensi dari buku yang berbeda pula. Agar proses pembelajaran berjalan

dengan baik dan tidak terpaku pada satu sumber saja.

17

Page 23: Pegadaian Konvensional

DAFTAR PUSTAKA

Sholikul Hadi, Muhammad, Pegadaian Syariah, Salemba Diniyah, 2003

www.google.com (yang diakses pada Senin, 13 April 2009 21:48:06 WIB )

www.wikipedia.com (yagn diakses pada Rabu, Juli 15, 2009, 15:05:39 WIB)

18

19