Upload
dwi-prasetyo-pujo-wibowo
View
159
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mengenai hak asasi manusia
Citation preview
1
1.Identitas Mata Kuliah.
Nama Mata Kuliah : Hukum dan Hak Asasi Manusia
Team Pengajar : Prof. Dr.Drs. Yohanes Usfunan, SH.,M.Hum
Ni Ketut Sri Utari, SH.,MH.
I Nengah Suantra, SH.,MH
Gede Marhaendra Wija Atmadja, SH.,M.Hum
Made Nurmawati, SH.,MH.
Ni Luh Gede Astariyani, SH., MH.
Ni Made Ari Yuliartini, SH., MH.
Nyoman Mas Aryani, SH.,MH.
Edward Thomas L. Hadjon, SH., MH.
Status Mata Kuliah : Mata Kuliah Wajib Fakultas
SKS : 2
Kode : WHM 4203
2.Diskripsi Mata Kuliah.
Substansi Mata Kuliah Perkembangan Hukum dan HAM selain mengkaji
aspek teoritis HAM juga akan mengkaji aspek praktis HAM, terutama mengenai
penegakan HAM. Mata kuliah ini mengkaji HAM dari Aspek Instrumen Hukum
Nasional dan Hukum Internasional.
Mata kuliah ini akan mengkaji beberapa aspek Hukum dan HAM yang
diawali dengan mengkaji Peristilahan dan Pengertian HAM, Tujuan dan Karakter
HAM, dan Hubungan antara HAM dengan Negara, Demokrasi dan Hukum.
Selanjutnya akan membahas Sejarah Perkembangan HAM baik secara konseptual
maupun Generasi HAM. Berikutnya akan dibahas Dimensi-Dimensi HAM, yang
selanjutnya akan dibahas tentang Pengaturan HAM baik dalam perspektif Nasional
maupun Internasional. Kemudian yang akan dibahas adalah Aktualisasi Hukum
HAM dalam Negara Republik Indonesia.
3.Tujuan Mata Kuliah.
Melalui pemahaman terhadap Mata Kuliah Hukum dan HAM ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami teori, asas dan kaidah-kaidah hukum dan HAM,
serta mampu menganalisa berbagai kasus-kasus HAM.
Hukum dan Hak Asasi Manusia,Fakultas Hukum-Unud
2
4.Metode dan Strategi Proses Pembelajaran.
Metode Perkuliahan adalah Problem Based Learning (PBL) dimana pusat
pembelajaran ada pada mahasiswa. Metode yang diterapkan adalah “belajar”
(learning) bukan “mengajar” (teaching).
Strategi pembelajaran : kombinasi perkuliahan 50% ( 5 kali pertemuan
perkuliahan) dan tutorial 50% (7 kali pertemuan tutorial). Satu pertemuan untuk
Tes Tengah Semester, dan satu kali pertemuan untuk Tes Akhir Semester (TAS).
Pelaksanaan Perkuliahan dan Tutorial.
Dalam Mata Kuliah Hukum dan HAM ini perkuliahan direncanakan berlangsung
selama 5 kali yaitu pertemuan ke 1,3,5,7, dan 10.
Tutorial 7 kali pertemuan yaitu: pertemuan ke 2, 4, 6,8, 9, 11 dan 12.
Strategi perkuliahan:
Perkuliahan berkaitan dengan pokok bahasan akan dipaparkan dengan alat bantu
media berupa papan tulis, power point slide, serta penyiapan bahan bacaan
tertentu diakses oleh mahasiswa. Sebelum mengikuti perkuliahan mahasiswa
sudah mempersiapkan diri (self study) mencari bahan materi, membaca dan
memahami pokok bahasan yang akan dikuliahkan sesuai dengan arahan
(guidance) dalam Block Book. Teknik perkuliahan: pemaparan materi, tanya
jawab dan diskusi (proses pembelajaran dua arah).
Strategi Tutorial:
Mahasiswa mengerjakan tugas-tugas : (Discuccion Task, Study Task dan
Problem Task) sebagai bagian dari self study (20 jam perminggu),
kemudian berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point.
Dalam 7 kali tutorial di kelas, mahasiswa diwajibkan:
o Menyetor karya tulis berupa paper sesuai dengan topic tutorial 4,,6.
8.Pilih salah satu topic tersebut dan disetor paling lambat pada
tutorial ke 6.
o Mempresentasikan tugas tutorial dalam bentuk power point untuk
tugas tutorial 4,6.Presentasi dilakukan saat tutorial 4 dan 6.
Hukum dan Hak Asasi Manusia,Fakultas Hukum-Unud
3
5. Ujian dan Penilaian.
Ujian
Ujian dilaksanakan dua kali dalam bentuk tertulis yaitu Ujian Tengah Semester
(UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).
Penilaian
Penilaian akhir dari proses pembelajaran ini berdasarkan rumus nilai akhir sesuai
buku pedoman yaitu:
(UTS+TT)
_________ + 2(UAS)
2
NA ___________________
3
Nilai Range
A 80-100
B+ 70-79
B 65-69
C+ 60-64
C 55-59
D+ 50-54
D 40-49
E 0 - 39
6.Materi Perkuliahan (Organisasi Perkuliahan)
I. PENDAHULUAN
a. Peristilahan dan Pengertian HAM
b. Tujuan dan Karakter HAM
c. Hubungan antara HAM dengan Negara, Demokrasi dan Hukum
II. SEJARAH PERKEMBANGAN HAM
a. Perkembangan HAM secara konseptual
b. Perkembangan Generasi HAM
III. DIMENSI-DIMENSI HAM
a. Pandangan Universal Absolut
Hukum dan Hak Asasi Manusia,Fakultas Hukum-Unud
4
b. Pandangan Universal Relatif
c. Pandangan Partikularistis Absolut
d. Pandangan Partikularistis Relatif
IV. PENGATURAN HAM
a. Pengaturan HAM dalam Perspektif Nasional
b. Pengaturan HAM dalam Perspektif Internasional
V. AKTUALISASI HUKUM HAM DI INDONESIA
a. Pencegahan Pelanggaran Hukum HAM
b. Penegakan Hukum HAM
7. Bahan Bacaan.
Literatur :
Abdullah, H. Rozali dan Syamsir, 2002, Perkembangan HAM dan Keberadaan Peradilan HAM di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Adnan Buyung Nasution dan A. Patra MZEN, 2006, Instrumen Internasional Pokok HAM.
Bambang Sunggono dan Aries Harianto, 2001, Bantuan Hukum dan hak Asasi
Manusia, Mandar Maju, Bandung, h.93-158
Effendi, H.A. Masyhur, 1994, Hak Asasi Manusia Dalam Hukum Nasional dan Hukum Internasional, Cetakan 1, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Effendi, H.A. Masyhur, 2005, Perkembangan Dimensi Hak Asasi Manusia (HAM) dan Proses Dinamika Penyusunan Hukum Hak Asasi Manusia (HAKHAM), Ghalia Indonesia, Jakarta.
Handoyo, B.Hestu Cipto 2003, Hukum Tata Negara, Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia (Memahami Proses Konsolidasi Sistem Demokrasi di Indonesia), Universitas Atmajaya, Yogyakarta.
Majda El Muhtaj, 2007, Hak Asasi Manusi dalam Konstitusi Indonesia, PT. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Manan, Bagir dkk, 2001, Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan Hak Asasi Manusia di Indonesia, PT Alumni, Bandung.
Prinst, Darwan, 2001, Sosialisasi dan Disiminasi Penegakan Hak Asasi Manusia, Cet. I, PT Citra Aditya Bakti, Bandung.
Romli Atmasasmita, 2001, Reformasi Hukum, Hak Asasi Manusia dan Penegakan Hukum, Mandar Maju, Bandung.
Hukum dan Hak Asasi Manusia,Fakultas Hukum-Unud
5
Titon Slamet Kurnia, 2005, Reparasi (Reparation)Terhadap Korban Pelanggaran HAM di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Konvensi/Peraturan Perundang-undangan:
Negara Republik Indonesia; 2007, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Sekretariat Jenderal MPR RI, Jakarta.
_______; Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1984 Tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bnetuk Diskriminasi Terhadap Wanita (Convention on The Elimination of All Forms Discrimination Against Women), Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor …...
_______; Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1998 Tentang Pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam,Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia (Convention Against Torture Degrading Treatment or Punishment), Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 164.
_______; Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165.
_______; Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 208.
_______; Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights, http://www2.ohchr.org/english/law/cescr.htm
_______; Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on Civil and Political Rights International Convention on Civil and Political Rights, http://www2.ohchr.org/english/law/ccpr.htm
Universal Declaration of Human Rights tahun 1948
8.Persiapan Proses Perkuliahan.
Sebelum perkuliahan dimulai mahasiswa diwajibkan sudah memiliki block
book Mata Kuliah Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan sudah mempersiapkan materi,
sehingga perkuliahan dan tutorial dapat terlaksana dengan lancar.
PERKULIAHAN KE 1 : Pendahuluan
Peristilahan dan Pengertian HAM
Tujuan dan Karakter HAM
Hubungan antara HAM dengan Negara, Demokrasi dan Hukum
Hukum dan Hak Asasi Manusia,Fakultas Hukum-Unud
6
Bahan Bacaan Wajib:
.
o Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Sekretariat Jenderal MPR RI, Jakarta.
o Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak
Asasi Manusia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 165.
o Majda El Muhtaj, 2007, Hak Asasi Manusi dalam Konstitusi Indonesia,
PT. Kencana Prenada Media Group, Jakarta, h. 1-11.
o Manan, Bagir dkk, 2001, Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan Hak
Asasi Manusia di Indonesia, PT Alumni, Bandung.
PERKULIAHAN KE 2:
TUTORIAL 1:
Dalam beberapa literatur ditemukan beberapa istilah HAM . Istilah-istilah
tersebut memiliki makna yang berbeda-beda walaupun hakekat dan eksistensinya
sama dari segi tujuan dan karakter HAM. HAM memiliki hubungan yang sangat erat
dengan Negara, Demokrasi dan Hukum.
Tugas I : Peristilahan dan Pengertian HAM
1. Inventarisir istilah-istilah HAM dari referensi yang ada.
2. Jelaskan perbedaan pengertian istilah-istilah tersebut
3. Jelaskan tujuan-tujuan dan karakter HAM
Tugas II (Problem Task): Hubungan antara HAM dengan Negara, Demokrasi dan Hukum
KISAH ANIS FABRICA
Anis Fabrica dan keluarganya tinggal di sebuah Negara Asia. Untuk memperoleh
pekerjaan agar bisa menghidupi dirinya sendiri dan anak perempuannya, ia bekerja
di sebuah perusahaan yang terletak di Zona Ekonomi Khusus (SEZ) di negara
tersebut. Anak perempuan Anis yang masih kecil diasuh oleh kakek dan neneknya
Hukum dan Hak Asasi Manusia,Fakultas Hukum-Unud
7
jauh di tempat kelahirannya. Dia bertemu dengan anaknya sekali dalam dua tahun.
Anis mengirim uang kepada orang tuanya sebanyak yang dia mampu, meskipun
jumlah ini tidak banyak karena penghasilannya juga sedikit.
SEZ ditetapkan oleh pihak pemerintah negara yang bersangkutan untuk
menarik perhatian perusahaan-perusahaan pembuat produk-produk ekspor. Untuk
menarik perusahaan-perusahaan tersebut, pihak pemerintah menetapkan bahwa
hukum ketenagakerjaan dan hukum lingkungan yang berlaku di wilayah lain negara
tersebut, tidak perlu dilaksanakan di SEZ. Sebagai contoh, bisnis yang dijalankan di
SEZ tidak diwajibkan untuk membayar upah minimum kepada para tenaga kerja
mereka, seperti yang telah ditetapkan oleh hukum negara tersebut. Demikian juga,
serikat perdagangan tidak diperbolehkan melaksanakan tugasnya di sana.
Pabrik tempat Anis bekerja merakit komponen-komponen elektronik kecil,
hampir seluruhnya ditangani oleh para wanita. Mereka diwajibkan bekerja selama 12
sampai 14 jam setiap hari, enam hari seminggu. Pekerjaan mereka memerlukan
kecepatan dan dilaksanakan di ruangan yang cukup panas, namun tidak ada AC-nya,
dan sejumlah kipas angin yang diberikan tidak mampu memberikan sirkulasi udara
yang memadai. Pada jam-jam kerja hapir tidak ada istirahat yang diberikan, dan
semua pekerja dikunci dalam gedung selama melakukan pekerjaan mereka.
Pabrik tersebut kadang memang dikunjungi oleh petugas kesehatan dan
pengawas keamanan, namun mereka mengabaikan kondisi kerja tersebut. Bahkan,
pihak pemilik pabrk dan malah manajer pabrik memeri ”uang kecil” pada pengawas
setiap bulan untuk tutup mulut. Pabri tersebut merupakan milik salah satu usaha
bisnis di negara tersebt, yang berusaha mengambil keutungan dari peraturan yang
lebih lunak dan ketiadaan pelaksanaan hukum di SEZ.
Sumber: diadaptasi dari Allan McChesney; 2003: 201-202.
- Identifikasi dan jelaskan hubungan HAM dengan Negara, Demokrasi dan Hukum
dalam wacana diatas.
PERTEMUAN KE 3
PERKULIAHAN : Sejarah Perkembangan HAM
Perkembangan HAM secara konseptual
Perkembangan Generasi HAM
Bahan Bacaan Wajib :
Hukum dan Hak Asasi Manusia,Fakultas Hukum-Unud
8
o Effendi, H.A. Masyhur, 1994, Hak Asasi Manusia Dalam Hukum Nasional
dan Hukum Internasional, Cetakan 1, Ghalia Indonesia, Jakarta.
o ________________, 2005, Perkembangan Dimensi Hak Asasi Manusia (HAM)
dan Proses Dinamika Penyusunan Hukum Hak Asasi Manusia (HAKHAM),
Ghalia Indonesia, Jakarta.
o Majda El Muhtaj, 2007, Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia,
PT. Kencana Prenada Media Group, Jakarta, h. 1-11.
o Manan, Bagir dkk, 2001, Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan Hak
Asasi Manusia di Indonesia, PT Alumni, Bandung.
PERTEMUAN KE 4
TUTORIAL2: Sejarah Perkembangan HAM
Tugas I: Perkembangan HAM Secara Konseptual
Sejarah perkembangan HAM di Indonesia dan Dunia Internasional dimulai dari
adanya gagasan-gagasan atau pemikiran para ahli yang berkecimpung dengan HAM.
Pemikiran-pemikiran tersebut focus pada eksistensi, penghormatan, pengakuan, dan
pemenuhan HAM. Pemikiran itu dimulai sejak jaman dahulu yang dituangkan dalam
kitab suci, Masa Yunani, Masa Romawi, yang selanjutnya berkembang di dunia Barat
sampai pada akhirnya diatur dalam Universal Declaration of Human Rights (UDHR)
Tahun 1945. Di Indonesia gagasan mengenai HAM sudah ada sejak sebelum hingga
Masa Kemerdekaan.
1. Jelaskan Perkembangan HAM sejak zaman Yunani sampai dengan UDHR
2. Jelaskan pergeseran konsep HAM dari Natural Rights ke Positif Rights
3. Jelaskan Perkembangan HAM di Indonesia sejak sebelum kemerdekaan
sampai sekarang.
Tugas II (Problem Task): Perkembangan Generasi HAM
Hak Atas Lingkungan Hidup adalah Hak Asasi Rakyat
Memaknai permasalahan lingkungan hidup bukanlah hanya permasalahan sekedar
pembuangan limbah dan pencemaran, kebakaran hutan, atau terus bertambahnya
daftar spesies-spesies langka yang musnah. Di dalam lingkungan hidup terdapat
materi kehidupan tentang hak-hak dasar (basic rights) manusia serta prinsip keadilan
lingkungan (environmental justice) serta akses yang setara terhadap sumber-sumber
kehidupan. Konflik ekologi yang telah menyebabkan krisis dan ketimpangan global
Hukum dan Hak Asasi Manusia,Fakultas Hukum-Unud
9
yang ada tidak saja mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup akan tetapi telah
mengikutsertakan penghilangan hak-hak dasar dan pelanggaran hak asasi manusia.
Umat manusia dalam kehidupan adalah salah satu pelaku yang bertanggung jawab
akan "kelangsungan" hidup ekosistem bumi yang ditempatinya. Dengan segala
aktifitasnya untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, telah mempengaruhi
lingkungan global. Perubahan cara manusia memanfaatkan lingkungan hidup dan
sumber-sumber kehidupan, seperti pertanian, perkebunan besar, industri
pertambangan serta pemanfaatan hutan yang berlebihan dan disamping itu
kemampuan dalam penemuan teknologi, pada akhirnya mampu menciptakan
revolusi industri yang dimotori oleh bangsa-bangsa dari bumi di belahan utara.
Namun kemudian revolusi industri telah mengakibatkan dimulainya penghilangan
keseimbangan hidup yang telah mengarah pada pemusnahan sumber-sumber
kehidupan (ecosida) serta ancaman terhadap keamanan hidup manusia (human
security). Bila Klaus Toepfer (Direktur Eksekutif UNEP) menyatakan hak dasar untuk
hidup terancam oleh degradasi dan deforestasi, paparan bahan kimia beracun,
limbah berbahaya dan pencemaran air minum, sesungguhnya ia luput untuk
menyoal perampasan sumber-sumber kehidupan rakyat (agraria dan sumberdaya
alam) sebagai ancaman terbesar yang dihadapi rakyat menyangkut hak dasar untuk
hidup.
Walaupun belum ada Deklarasi atau Konvenan khusus tentang Hak Lingkungan
Hidup sebagai Hak Asasi Rakyat, sesungguhnya berbagai dimensi yang menyangkut
hak-hak dasar atas sumber-sumber kehidupan dan lingkungan hidup telah tercakup
dalam Konvenan Hak-Hak Ekonomi-Sosial-Budaya (EKOSOB), Deklarasi Hak atas
Pembangunan (belum diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia), Agenda 21, Piagam
tentang Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban Ekonomi Negara. Juga di berbagai
kesepakatan regional seperti piagam Afrika tentang Hak-hak Asasi Manusia dan Hak-
hak Rakyat. Namun demikian dalam prakteknya hak-hak rakyat atas lingkungan
hidup sering diabaikan dan dilanggar secara sistematis.
Kasus kekerasan terhadap rakyat dan lingkungan hidup di Bulukumba, Manggarai,
Halmahera, Timika, Porsea, dan beberapa tempat lainnya terjadi lebih karena
kuatnya kepentingan modal atas penduduk lokal. Begitupun kekerasan dan kasus-
kasus yang terjadi di wilayah-wilayah konservasi lebih disebabkan karena
perlindungan konsesi-konsesi dari kepentingan tertentu yang lebih besar daripada
hak-hak masyarakat lokal.
Hukum dan Hak Asasi Manusia,Fakultas Hukum-Unud
10
Peran Negara sebagai instrumen 'proteksi-prevensi-promosi" pada HAM tidak
berjalan karena ambivalensi antara berpegang teguh pada konvensi PBB atau pada
konvensi WTO dengan ideologi pasar bebasnya. Berbagai regulasi yang dijalankan
oleh sistem WTO bahkan mengurangi hak-hak buruh, merampas hak-hak petani,
mengurangi regulasi-regulasi negara bagi perlindungan lingkungan, liberalisasi
sektor pertanahan, termasuk memotong subsidi untuk pemenuhan hak-hak dasar.
Air, hutan, pangan, kesehatan, layanan sosial yang bersifat publik yang dulu
merupakan HAM, kini semata-mata diperlakukan sebagai komoditi. Dengan itu maka
globalisasi membawa implikasi pelanggaran HAM yang lebih struktural.
http://www.walhi.or.id/kampanye/psda/hak_lh_hak_rakyat_li_050604/, Sabtu, 12
Januari 2009.
- Diskusikan mengenai perkembangan generasi HAM dalam wacana diatas!
PERTEMUAN KE 5
PERKULIAHAN : Dimensi –Dimensi HAM
Pandangan Universal Absolut
Pandangan Universal Relatif
Pandangan Partikularistis Absolut
Pandangan Partikularistis Relatif
Bahan Bacaan Wajib :
o Effendi, H.A. Masyhur, 2005, Perkembangan Dimensi Hak Asasi Manusia
(HAM) dan Proses Dinamika Penyusunan Hukum Hak Asasi Manusia
(HAKHAM), Ghalia Indonesia, Jakarta, h.76-81.
o Handoyo, B.Hestu Cipto 2003, Hukum Tata Negara, Kewarganegaraan dan
Hak Asasi Manusia (Memahami Proses Konsolidasi Sistem Demokrasi di
Indonesia), Universitas Atmajaya, Yogyakarta, h. 268-271.
PERTEMUAN KE 6
TUTORIAL: Dimensi –Dimensi HAM
Di dalam penegakan HAM terdapat 2 (dua) pandangan besar tentang sifat
berlakunya HAM di suatu negara dimana terdapat suatu negara menerima HAM
sebagai suatu yang bersifat universal dan yang bersifat partikularistik.
Hukum dan Hak Asasi Manusia,Fakultas Hukum-Unud
11
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pandangan yang universal dan
pandangan yang partikularistik!.
2. Jelaskan dimana letak perbedaan kedua pandangan tersebut!.
3. Jelaskan dimensi HAM yang dianut oleh Indonesia!.
PERTEMUAN KE 7
PERKULIAHAN : Pengaturan HAM
Pengaturan HAM dalam Perspektif Nasional
Pengaturan HAM dalam Perspektif Internasional
Bahan Bacaan Wajib:
o Negara Republik Indonesia; 2007, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Sekretariat Jenderal MPR RI, Jakarta.
o Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165.
o Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2000 Tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 208.
o Adnan Buyung Nasution dan A. Patra MZEN, 2006, Instrumen
Internasional Pokok HAM.
o Effendi, H.A. Masyhur, 2005, Perkembangan Dimensi Hak Asasi Manusia
(HAM) dan Proses Dinamika Penyusunan Hukum Hak Asasi Manusia
(HAKHAM), Ghalia Indonesia, Jakarta, h.76-81.
o Manan, Bagir dkk, 2001, Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan Hak
Asasi Manusia di Indonesia, PT Alumni, Bandung
PERTEMUAN KE 8
TUTORIAL : Pengaturan HAM
Tugas I (Discussion Task):
1. Identifikasi hak-hak apa saja yang diatur dalam UUD maupun UU No.39 Tahun
1999?.
2. Apakah hak asasi yang dimiliki oleh manusia bersifat mutlak?.
3. Apakah UDHR mempunyai kekuatan mengikat secara hukum?.
4. Upaya apakah yang dapat dilakukan agar konvensi-konvensi Internasional
dapat berlaku dalam hukum nasional Indonesia?.
PERTEMUAN KE 9
Hukum dan Hak Asasi Manusia,Fakultas Hukum-Unud
12
TUTORIAL : Pengaturan HAM
Tugas II (Problem Task):
Kasus Alas Tlogo: Komnas HAM akan Bentuk Tim Baru
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berencana membentuk tim baru untuk
menyelidiki kasus penembakan sejumlah warga Desa Alas Tlogo, Pasuruan, Jawa
Timur, oleh prajurit Marinir TNI Angkatan Laut, 30 Mei lalu.
Hal itu karena ada sejumlah perkembangan dari kasus yang bermula dari sengketa
tanah seluas 539 hektar itu, yang sekarang penyelesaiannya tidak jelas.
Wakil Ketua Bidang Internal Komnas HAM M Ridha Saleh, Kamis (6/9), menuturkan,
ada tiga hal yang harus diperjelas dalam kasus itu. Pertama, tentang sejarah tanah
dan sengketanya. Kedua, tentang penguasaan TNI AL atas tanah itu yang kemudian
dikonversi menjadi perkebunan.
"Masalah ketiga yang harus diperjelas adalah bagaimana penembakan terhadap
warga itu terjadi dan berikut penyelesaian hukumnya. Sampai sekarang kami belum
tahu, sampai di mana penyelidikan atas penembakan itu," kata Ridha.
Peristiwa penembakan itu menewaskan empat warga Alas Tlogo. Mereka adalah
Mistin (25), Utam (40), Khotijah (25), dan Rohman (23). Kemarin, warga Alas Tlogo
memperingati genap 100 hari terjadinya peristiwa itu.
Ketika dihubungi Kompas, Kepala Desa Alas Tlogo, Imam, menuturkan, di desanya
kini sudah tidak ada latihan militer. Kehidupan warga mulai tenang. "Kami tetap
punya dua tuntutan. Kembalikan tanah itu kepada kami. Kedua, proses hukum atas
penembakan warga kami agar dibuka lebar-lebar," kata dia.
Haris Azhar dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan menilai,
penyelesaian kasus Alas Tlogo menjadi ujian pertama bagi Komnas HAM periode
2007-2012 dan TNI. (NWO)
http://www.komnasham.go.id/home/index.php?
id=38,109,0,0,1,0&PHPSESSID=14680b10eda83164c2f5c8997ea495b3.
1. Apakah kasus diatas merupakan objek pengaturan HAM?.
Hukum dan Hak Asasi Manusia,Fakultas Hukum-Unud
13
2. Dari jenis-jenis HAM yang ada, kasus HAM tersebut diatas termasuk kedalam
jenis yang mana?.
3. Jelaskan apakah pelanggaran yang dilakukan oleh aparat merupakan
pelanggaran HAM Berat atau pelanggaran HAM Biasa dalam pengaturan HAM
di Indonesia
PERTEMUAN KE 10
PERKULIAHAN : Aktualisasi Hukum HAM
Pencegahan Pelanggaran Hukum HAM
Penegakan Hukum HAM
Bahan Bacaan Wajib:
o Abdullah, H. Rozali dan Syamsir, 2002, Perkembangan HAM dan
Keberadaan Peradilan HAM di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, h. 35-
70.
o Bambang Sunggono dan Aries Harianto, 2001, Bantuan Hukum dan hak
Asasi Manusia, Mandar Maju, Bandung, h.93-158
o Effendi, H.A. Masyhur, 2005, Perkembangan Dimensi Hak Asasi Manusia
(HAM) dan Proses Dinamika Penyusunan Hukum Hak Asasi Manusia
(HAKHAM), Ghalia Indonesia, Jakarta, h.128-146
o Prinst, Darwan, 2001, Sosialisasi dan Diseminasi Penegakan Hak Asasi
Manusia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 53-111.
o Romli Atmasasmita, 2001, Reformasi Hukum, Hak Asasi Manusia dan
Penegakan Hukum, Mandar Maju, Bandung, h. 125-187.
o Titon Slamet Kurnia, 2005, Reparasi (Reparation)Terhadap Korban
Pelanggaran HAM di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 1-142.
PERTEMUAN KE 11
TUTORIAL: Pencegahan HAM
Potret hak asasi manusia Indonesia memang tetap menunjukkan kesenjangan baik
dalam tataran nasional maupun internasional. Kesenjangan antara teks hukum dan
implementasi teks, kesenjangan antara hak sipil dan politik dengan hak ekonomi,
sosial, dan budaya. Adanya kesenjangan pada sisi pembentukan undang-undang
Hukum dan Hak Asasi Manusia,Fakultas Hukum-Unud
14
dengan implementasi undang-undang, menurut Abdul Hakim, dipengaruhi kuatnya
budaya patrimonial dalam segala lini, baik sosial, politik, maupun budaya. Itu semua
menghambat perwujudan perlindungan hak asasi manusia. "Misalnya saja soal
teposliro antar-aparat yang menyebabkan terpidana kasus IPDN tak segera
dieksekusi meskipun sudah divonis. Semuanya permisif," ucapnya. Selain itu, tata
hubungan kekuasaan yang tak simetris. Memang kekuatan sentralisme Soeharto
telah digeser oleh reformasi menjadi oligarki apakah itu oligarki parpol, oligarki
tentara, ataupun oligarki kulturan. "Akan tetapi, masalahnya masyarakat belum
punya kekuatan untuk mengontrol oligarki," kata Abdul Hakim. Kondisi itu masih
diperparah dengan lemahnya sumber daya hukum rakyat. Kemampuan rakyat untuk
mengaktualisasikan hak-hak mereka yang diakui oleh undang-undang dan hukum
ada keterbatasan.
Indonesia sebenarnya mempunyai instrumen legal untuk itu, yakni Undang-Undang (UU)
No 39 tahun 1999, UU No. 26 Tahun 2000 dan UU Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
(KKR), UU No. 11 dan 12 Tahun 2005, dan lain-lain. Namun demikian sangat banyak
terjadi pelanggaran HAM. Hal itu tampak pada table di bawah ini.
NO NAMA KASUS TH JML KORBA
N
KETERANGAN
1 Pembantaian Masal 1965
1965- 1970
1.500.000
Korban sebagian besar merupakan anggota PKI, atau ormas yang dianggap berafiliasi dengannya seperti SOBSI, BTI, Gerwani, PR, Lekra, dll. Sebagian besar dilakukan di luar proses hukum yang sah.
2 Penembakkanmisterius “Petrus”
1982-1985
1.678 Korban sebagian besar merupakan tokoh kriminal, residivis, atau mantan kriminal. Operasi militer ini bersifat illegal dan dilakukan tanpa identitas institusi yang jelas
3 Kasus di TimorTimur praReferendum
1974-1999
Ratusan ribu
Dimulai dari agresi militer TNI (Operasi Seroja) terhadap pemerintahan Fretilin yang sah di Timor Timur. Sejakitu TimTim selalu menjadi daerah operasi militer rutin yang rawan terhadap tindak kekerasan aparat RI.
4 Kasus-kasus diAceh pra DOM
1976-1989
Ribuan Semenjak dideklarasikannya GAM oleh Hasan Di Tiro, Aceh selalu menjadi daerah operasi militer dengan intensitas kekerasan yang tinggi.
5 Kasus-kasus diPapua
1966-2007
Ribuan Operasi militer intensif dilakukan oleh TNI untuk menghadapi OPM. Sebagian lagi berkaitan dengan masalah
Hukum dan Hak Asasi Manusia,Fakultas Hukum-Unud
15
penguasaan sumber daya alam, antara perusahaan tambang internasional, aparat negara, berhadapan dengan penduduk local.
6 Kasus Dukun SantetBanyuwangi
1998 Puluhan Adanya pembantaian terhadap tokoh masyarakat yang dituduh dukun santet.
7 Kasus Marsinah 1995 1 Pelaku utamanya tidak tersentuh, sementara orang lain dijadikan kambing hitam. Bukti keterlibatan (represi) militer di bidang perburuhan.
8 Kasus Bulukumba 2003 2 orang tewas,puluhan orangditahan dan lukaluka.
Insiden ini terjadi karena keinginan PT London Sumatera untuk melakukan perluasan area perkebunan mereka, namun masyarakat menolak upaya tersebut.
Sumber diolah dari: http://www.komnasham.go.id/home/index.php?id=38,84,0,0,1,0&PHPSESSID=b8f6235f80be33e957c1ebbaaf8c1855. Dan Sumber Litbang kontras
Karena itu, selain upaya-upaya legal normatif yang telah dilakukan di atas perlu dilakukan upaya-upaya untuk pencegahan, sehingga dapat mengeliminir terjadinya pelanggaran HAM.
1. Diskusikan mengenai pengertian pencegahan pelanggaran HAM dari wacana diatas
2. Diskusikan mengenai upaya-upaya untuk pencegahan pelanggaran HAM selain dari yang sudah inklusif dalam wacana diatas
PERTEMUAN KE 12
TUTORIAL : Penegakan HAM
- Buatlah skenario pelanggaran dan penyelesaian kasus pelanggaran HAM dan
mainkan peran sebagai:
a. Korban pelanggaran HAM
b. Pejabat Komisi Nasional HAM
c. Polisi
d. Hakin
e. Jaksa
f. Lawyer
Hukum dan Hak Asasi Manusia,Fakultas Hukum-Unud