Upload
lythien
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia telah memasuki perdagangan bebas lebih awal dibandingkan
negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah
menandatangani Letter of Intent dengan IMF (International Monetary of Fund )
pada tahun 1998, sejak saat itu persaingan bisnis domestik dan asing di Indonesia
sudah terjadi, karena setelah penandatanganan itu berarti semua sektor harus
dibuka untuk investasi asing.
Salah satu sektor bisnis yang mendapat perhatian utama bagi investor
asing ialah industri ritel. Banyaknya jumlah penduduk di Indonesia yaitu lebih
dari 220 juta jiwa menjadi alasan peritel asing maupun domestik untuk
mengembangkan usaha ritelnya. Hal ini didukung oleh pergeseran minat belanja
dari ritel tradisional kepada ritel modern yang semakin berkembang dari tahun ke
tahun, seperti disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Persentase Jumlah Penduduk Indonesia yang Berminat Terhadap Ritel
Modern.
Tahun Ritel Tradisional
(% ∑ penduduk)
Ritel Modern
(% ∑ penduduk)
2000 79,9% 20,1%
2001 75,7% 25,0%
2002 75,0% 25,0%
2003 73,9% 26,1%
*) Sumber : Majalah Ritel Media Edisi Tahun I/Juli-Agustus 2003 dalam Foster (2008).
2
Dalam perkembangannya, pusat perbelanjaan semakin modern yaitu
ditandai dengan penampilan bentuk fisik yang lebih mewah dan fasilitas yang
lebih canggih dibandingkan dengan pasar tradisional. Di Indonesia pasar semacam
itu merupakan pusat perbelanjaan. Sejalan dengan perkembangan kebutuhan dan
pola hidup masyarakat yang semakin menginginkan kenyamanan belanja,
kepastian harga, dan keanekaragaman barang kebutuhan dalam satu toko,
pelanggan menuntut perusahaan ritel dan toko untuk meningkatkan baik secara
pengelolaan, penampilan toko, maupun cara pelayanan. Berdasarkan format nya,
ritel dapat dikategorikan kedalam dua kelompok besar yaitu kelompok store dan
kelompok non-store (Gambar 1).
Sumber : Levy dan Weitz (2004)
Gambar 1. Pengelompokan Bisnis Ritel
Ritel modern seperti department store atau toserba (toko serba ada)
merupakan salah satu jenis ritel yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia,
yang mana department store merupakan jenis ritel yang menjual variasi produk
Format Ritel
Store
Ritel Barang Dagangan Umum ‐ Specialty store ‐ Variety store ‐ Off price store ‐ Department store ‐ Factory outlet
Ritel Berorientasi Makanan ‐ Convenience store ‐ Supermarket ‐ Supercenter ‐ Grosir ‐ Hypermarket
Non-store
‐ Katalog ‐ Penjualan Elektronik ‐ Penjualan melalui surat ‐ Mesin penjual ‐ Penjualan langsung ‐ Penjualan melalui telepon ‐ Penjualan maya
3
yang luas dan berbagai jenis produk dengan menggunakan beberapa staf, seperti
layanan pelanggan (customer service) dan tenaga sales counter. Pembelian
biasanya dilakukan pada masing- masing bagian pada suatu area belanja. Masing-
masing bagian diperlakukan sebagai pusat pembelian terpisah dengan segala
aktivitas promosi, pelayanan dan pengawasan yang terpisah pula. Karakteristik
tipe ritel, dapat dilihat pada Tabel 2.
Minat masyarakat Indonesia ini dicerminkan dari tingkat pertumbuhan
ritel, yang mana department store memiliki persentase pertumbuhan yang besar
dibandingkan dengan jenis ritel lain, yaitu sebesar 1,2% pada tahun 2003 dan
meningkat sebesar 9,4% pada tahun 2004, artinya jumlah department store yang
ada di Indonesia semakin bertambah seiring kenaikan persentase pertumbuhannya.
Department store telah tersebar di 21 provinsi, dengan jumlah gerai baru
mencapai 379 gerai. Dilihat dari penyebarannya, department store ini belum
merata penyebarannya dan masih terpusat di provinsi Jawa Barat (Gambar 2).
Kondisi ini, menyebabkan sempitnya ruang atau terbatasnya jumlah konsumen
(pelanggan) bagi para pengusaha di bidang department store, dan ini berdampak
pada semakin ketatnya persaingan yang terjadi diantaranya, di mana produsen
berebut konsumen agar konsumen bersedia berbelanja dan menjadi pelanggan
mereka. Sebagai contoh, tidak sedikit department store melakukan strategi harga
dan non- harga untuk menarik minat konsumen, seperti adanya diskon,
mengadakan konser musik, menawarkan kartu anggota, menawarkan beberapa
sistem penjualan dan lain sebagainya. Berbagai upaya peningkatan daya saing
perusahaan secara terus menerus oleh pengelola department store terlihat semakin
4
marak dan krusial dewasa ini guna menarik konsumen dan menjadikan mereka
pelanggan yang loyal.
Sumber : APRINDO dan Visidata Riset Indonesia 2003
Gambar 2. Penyebaran Department Store di Indonesia
Perkebangan persaingan antar pengelola department store ini pun tidak
hanya terjadi hanya di kota- kota besar saja seperti Jakarta, Bandung, Depok dan
lainnya, di kota kecil pun persaingan antar pengelola terjadi, salah satunya adalah
Kota Cianjur. Di Cianjur terdapat beberapa department store, diantaranya adalah
Toserba Selamat, Tiara dan Ramayana, Mayofield dan masih banyak lagi jenis
ritel modern yang terus bermunculan.
Menurut hasil survei BPS tahun 2005, Cianjur merupakan salah satu kota
di Jawa Barat yang memiliki jumlah penduduk sekitar 2.098.644 jiwa dengan
persentase laki-laki dan perempuan masing- masing sebesar 50,9% dan 49,0%.
Yang mana, penduduk Cianjur terdiri dari beberapa kelompok usia, antara lain
usia 0 – 14 tahun sebanyak 709.172 jiwa, usia 15- 65 tahun sebanyak 1.301.692
jiwa dan usia lebih dari 65 tahun sebanyak 87.780 jiwa. Cianjur merupakan kota
ke tiga belas yang memiliki pengeluaran rata- rata per kapita sebulan terbesar di
5
Jawa Barat baik untuk makanan dan non-makanan, yaitu sebesar Rp. 228. 928 ,-
(BPS, 2006), dengan karakteristik penduduknya yang konsumtif. Persaingan
antara pengelola department store di Cianjur menyebabkan beberapa department
store mengalami kerugian dan mengharuskan mereka tutup. Hypermart sebagai
kompetitor department store di segmen kebutuhan sehari- hari, telah mengalami
pergantian toko sebanyak tiga kali dalam waktu lima tahun, mulai dari Matahari
kemudian diganti oleh Giant kemudian diganti oleh Mayofield. Namun tidak
semua department store di Cianjur mengalami kebangkrutan, salah satu yang
sukses di industri ini adalah department store Selamat. Dengan citra sebagai
toserba (department store) pribumi yang bernuansa muslim, Selamat berhasil
sukses mempertahankan eksistensinya di industri ini selama puluhan tahun di
Cianjur, bahkan dalam perjalanan karirnya, Selamat mampu membuka delapan
cabang berlokasi di Cipanas, Kota Sukabumi dan beberapa lokasi lainnya di Kota
Cianjur. Sebagian besar penduduk Cianjur mengenal Selamat dan tidak jarang
mereka melakukan proses belanja di Selamat.
Citra Selamat yang melekat di diri konsumennya adalah toko pribumi
bernuansa muslim yang memiliki harga relatif lebih murah dibandingkan dengan
kompetitiornya. Selama ini, manajemen Selamat yakin, bahwa positioning
Selamat sebagai toko pribumi bernuansa muslim merupakan faktor yang
mempengaruhi proses keputusan belanja dan berlanjut pada kepuasan dan
berdampak pada loyalitas pelanggan terhadap toko. Alasan manajemen Selamat
memilih positioning sebagai toko pribumi yang bernuansa Islam adalah karena
masyarakat Cianjur yang masih kental memegang ajaran agama dan adat, serta
persentase masyarakat Cianjur yang mayoritas beragama Islam yaitu sebesar
6
99.32429% (BPS, 2007). Namun keyakinan ini belum teruji secara pasti,
sehingga, meski hampir sebagian penduduk Cianjur berbelanja di Selamat,
terdapat masalah penting yaitu belum dapat dipastikan faktor apa yang sebetulnya
mempengaruhi pada keputusan belanja, kepuasan dan loyalitas pelanggan, yaitu
masyarakat Cianjur.
Di saat Selamat masih meyakini kekuatan mereka dalam positioning nya
sebagai toko pribumi yang bernuansa muslim namun keyakinan mereka belum
teruji secara empiris, saat itu pula mulai bermunculan konsep baru beberapa
department store yang siap bersaing dengan Selamat, seperti Mitra, Tiara,
Mayofield dan yang lainnya. Yang mana, mereka mulai memperbaiki tokonya
dalam hal layout produk, variasi produk, kualitas servis, dan sebagainya.
Menghadapi hal tersebut, maka manajemen Selamat perlu waspada dan lebih
fokus pada kekuatan yang telah diyakininya sejak mereka berdiri, yaitu dengan
melakukan penelitian untuk menguji bahwa benar positioning sebagai toko
pribumi bernuansa islami merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan
belanja, kepuasan dan loyalitas masyarakat Cianjur terhadap Department Store
Selamat.
Kepuasan merupakan titik awal menuju loyalitas pelanggan dan kepuasan
pelanggan merupakan salah satu faktor kunci yang perlu diperhatikan oleh suatu
perusahaan agar dapat ungggul dalam persaingan yang semakin kompetitif.
Karena dapat dipastikan, beberapa toko yang tutup, disebabkan adanya
ketidakpuasan konsumen akan layanan dan produk yang mereka tawarkan.
Konsumen yang tidak puas akan melakukan transaksi pembelian di toko atau
department store yang mereka nilai lebih baik. Informasi kepuasan konsumen dan
7
loyalitas pelanggan ini penting sekali, sebagai bahan evaluasi dan menjadi koreksi
untuk menjadikan department store Selamat lebih baik lagi.
Persaingan yang ketat merupakan ciri dalam era globalisasi bisnis baik di
pasar domestik maupun di pasar internasional (global) sangat ketat. Untuk
berkembang dan bertahan hidup (survive) pengelola Department Store Selamat
harus mampu memberikan nilai yang tinggi kepada para pelanggan produk berupa
barang atau jasa, yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan pelayanan yang lebih
baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan
kepuasan kepada pelanggan, karena kepuasan pelanggan terutama dalam bisnis
jasa merupakan keharusan agar perusahaan tetap sukses, baik ditingkat
operasional, manajerial maupun strategik.
Kepuasan konsumen department store terdiri dari beberapa dimensi, yaitu
kepuasan konsumen terhadap tenaga penjual department store, terhadap produk
department store dan terhadap toko (department store). Ketiga dimensi di atas
saling mempengaruhi dan berkaitan, hal ini sesuai dengan konsep yang berada
dibeberapa literatur mengenai department store. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh tenaga penjual di department
store tidak hanya berdampak pada kepuasan konsumen akan tenaga penjual itu
sendiri namun berdampak juga pada kepuasan konsumen terhadap department
store (toko).
Loyalitas pelanggan sampai saat ini masih menjadi wacana yang penting
dibahas dalam dunia pemasaran (oliver et al dalam Caceres and Nicholas , 2005).
Tugas utama suatu perusahaan ritel department store adalah menghasilkan
pelanggan yang loyal dalam jangka panjang sebagai kunci untuk memperoleh
8
profit yang mungkin dicapai melalui kinerja bauran penjualan eceran (riteling
mix). Terdapat hubungan yang positif antara loyalitas pelanggan dengan
keuntungan perusahaan (Reichheld, 1996), dimana loyalitas pelanggan mampu
mengurangi biaya marketing (promosi/ iklan). Fornell and Wernerfelt (1987)
berpendapat bahwa biaya promosi memakan biaya yang cukup besar, namun
dengan adanya pelanggan yang loyal terhadap perusahaan maupun produk, maka
biaya marketing ini dapat dikurangi dengan cara word-of-mouth recommendation.
Loyalitas pada tenaga penjualan merupakan sikap konsumen yang muncul
sebagai reaksi atas kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diterima dari
tenaga penjualan dan kemampuan tenaga penjualan membangun relasi dengan
konsumen (Customer relationship). Menurut Reynolds dan Arnold (2000) dampak
hubungan baik antara pelanggan dan tenaga penjual akan mengarahkan sikap
positif pelanggan dalam bentuk loyalitas terhadap tenaga penjual. Loyalitas pada
tenaga penjual mengarah pada loyalitas terhadap toko tempat pelanggan
berbelanja.
Dengan demikian, penulis berpendapat bahwa penelitian akan kepuasan
dan loyalitas pelanggan department store Selamat penting untuk dilakukan, guna
menjadi bahan masukkan untuk proses evaluasi dan koreksi dimasa yang akan
datang, sehingga department store Selamat mampu mempertahankan
eksistensinya dan bahkan dapat berekspansi di beberapa lokasi lain.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Ketatnya persaingan antara pengelola department store di Indonesia
khususnya di Jawa Barat, terasa hingga Kota Cianjur. Tidak sedikit department
store baru di Cianjur yang tidak mampu bersaing dengan kompetitornya dalam
9
memperebutkan pangsa pasar dan konsumen yang pada akhirnya harus tutup
(bangkrut). Salah satu yang sukses di industri ini adalah department store
Selamat. Dengan citra sebagai toserba (department store) pribumi yang bernuansa
muslim, Selamat berhasil sukses mempertahankan eksistensinya di industri ini
selama puluhan tahun di Cianjur, bahkan dalam perjalanan karirnya, Selamat
mampu membuka beberapa cabang di beberapa lokasi lainnya. Sebagian besar
penduduk Cianjur mengenal Selamat dan tidak jarang mereka melakukan proses
belanja di Selamat. Namun meski hampir sebagian penduduk Cianjur berbelanja
di Selamat, belum dapat dipastikan apakah konsumen ini merupakan pelanggan
yang tetap (loyal) atau tidak (tergantung pada musim). Informasi mengenai
loyalitas pelanggan Selamat ini belum diketahui secara pasti karena belum pernah
dilakukan penelitian sebelumnya, padahal informasi akan loyalitas pelanggan
department store Selamat sangat penting, mengingat perkembangan kompetisi di
antara pelaku bisnis yang sangat ketat sekarang ini. Di mana pertumbuhan bisnis
department store menyebabkan pelanggan memiliki lebih banyak pilihan tempat
berbelanja. Pelanggan bisa berbelanja tidak terbatas pada satu tempat saja atau
dapat berpindah- pindah (tidak loyal). Kondisi tersebut mengakibatkan persaingan
antar perusahaan department store semakin ketat dalam merebut pelanggan.
Untuk menghadapi kenyataaan persaingan, perusahaan department store perlu
mengupayakan terciptanya loyalitas pelanggan. Artinya, membangun loyalitas
pelanggan terhadap sebuah toko merupakan tuntutan yang harus dilakukan oleh
perusahaan- perusahaan department store. Kepuasan merupakan titik awal menuju
loyalitas pelanggan dan kepuasan pelanggan merupakan salah satu faktor kunci
yang perlu diperhatikan oleh suatu perusahaan agar dapat ungggul dalam
10
persaingan yang semakin kompetitif. Oleh karena itu, department store Selamat
sebagai produsen harus mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi atau yang
berkaitan dengan kepuasan konsumen. sehingga informasi akan seberapa besar
nilai kepuasan pelanggan Selamat ini penting untuk diketahui.
Terpenuhinya kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan department
store Selamat, akan mendorong pelanggan menjadi loyal. Dengan kata lain,
kepuasan pelanggan merupakan syarat penting terciptanya loyalitas pelanggan.
Oleh karena itu, kepuasan pelanggan harus diprioritaskan agar terciptanya
loyalitas pelanggan. Sikap yang diambil pengelola department store Selamat
dalam upaya menciptakan loyalitas pelanggan haruslah berpusat pada kepuasan
pelanggan. Pengelola department store yang berpusat pada kepuasan pelanggan,
akan berusaha mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan,
keinginan dan harapan pelanggannya dan berusaha melayani pelanggan secara
memuaskan untuk hal tersebut.
Loyalitas pada tenaga penjualan merupakan sikap konsumen yang muncul
sebagai reaksi atas kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diterima dari
tenaga penjualan dan kemampuan tenaga penjualan membangun relasi dengan
consumen (Customer relationship). Menurut Reynolds dan Arnold (2000) dampak
hubungan baik antara pelanggan dan tenaga penjual akan mengarahkan sikap
positif pelanggan dalam bentuk loyalitas terhadap tenaga penjual. Loyalitas pada
tenaga penjual mengarah pada loyalitas terhadap toko tempat pelanggan
berbelanja. Oleh karena itu, department store Selamat sebagai produsen harus
mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi atau yang berkaitan dengan
loyalitas pelanggan, baik terhadap tenaga penjual maupun toko (department store
11
Selamat), sehingga informasi akan seberapa besar nilai loyalitas pelanggan
Selamat ini penting untuk diketahui.
Dengan demikian masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Seberapa besar nilai kepuasan konsumen department store Selamat terhadap
pelayanan department store Selamat dan faktor- faktor apa saja yang
berkontribusi pada kepuasan konsumen department store Selamat ?
2. Seberapa besar nilai kesediaan pelanggan untuk tetap loyal terhadap
department store Selamat dan tenaga penjualnya ?
3. Faktor- faktor apa saja yang berkontribusi pada loyalitas pelanggan terhadap
tenaga penjual department store Selamat?
4. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi loyalitas pelanggan terhadap
department store Selamat?
5. Implikasi manajerial apa yang dapat digunakan untuk pengelola department
store Selamat ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, atara lain :
1. Mengukur tingkat kepuasan konsumen dan mengidentifikasi faktor- faktor
yang berkontribusi pada kepuasan konsumen department store Selamat.
2. Mengukur tingkat kesediaan pelanggan untuk loyal terhadap department store
Selamat dan tenaga penjualnya.
3. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor- faktor yang berkontribusi pada
loyalitas pelanggan terhadap tenaga penjual department store Selamat
12
4. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor- faktor yang berkontribusi pada
loyalitas pelanggan terhadap department store Selamat.
5. Merumuskan implikasi manajerial yang dapat digunakan oleh pengelola
department store Selamat.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian Loyalitas Pelanggan Department Store ini bermanfaat untuk :
1. Bahan pertimbangan bagi pihak Pengelola Department Store Selamat di
Cianjur dan stakeholders lainnya, dalam manajemen pelaksanaan bisnis
untuk menghadapi persaingan di masa datang.
2. Selain itu juga, penelitian ini sebagai sarana untuk mengimplementasikan
pengetahuan yang telah saya dapat selama empat triwulan kuliah di
manajemen dan bisnis Institut Pertanian Bogor.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di department store Selamat Cianjur.
Responden yang diwawancarai adalah responden yang merupakan konsumen dan
pelanggan department store Selamat. Adapun topik penelitian ini meliputi
kepuasan dan loyalitas pelanggan department store Selamat Cianjur terhadap
tenaga penjual maupun toko.
Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB