25
Rangkuman Manajemen Ritel Oleh Kelompok 2: Sandrina Denira Syavira Ashila Tia Austin Bachtar 1. Retail Strategy Study Objectives Sebelum membahas mengenai strategi retail, ada beberapa hal yang perlu diketahui terkait mengapa para marketer diharuskan untuk mempelajari strategi ritel. A.) Semakin menjamurnya kompetisi ritel dikarenakan globalisasi dan perubahan teknologi yang mendorong terciptanya competitor-kompetitor dengan format retail baru. Contohnya saja online retail yang sekarang sedang berkembang baik di dalam negeri maupun mancanegara. B.) Semakin cepatnya perubahan kebutuhan konsumen , yang salah satu indikatornya dikarenakan trend yang cepat berubah. Contoh: trend gaya hidup sehat membuat retail2 di supermarket lebih gencar dalam mempromosikan berbagai produk yang mendorong gaya hidup sehat. 2. Retail Market Strategy Merupakan strategi jangka panjang ritel yang mengidentifikasi 3 hal yaitu:

manajemen ritel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

manajemen ritel

Citation preview

Page 1: manajemen ritel

Rangkuman Manajemen Ritel

Oleh Kelompok 2:

Sandrina Denira

Syavira Ashila

Tia Austin Bachtar

1. Retail Strategy Study Objectives

Sebelum membahas mengenai strategi retail, ada beberapa hal yang perlu

diketahui terkait mengapa para marketer diharuskan untuk mempelajari strategi

ritel.

A.) Semakin menjamurnya kompetisi ritel dikarenakan globalisasi dan

perubahan teknologi yang mendorong terciptanya competitor-kompetitor

dengan format retail baru. Contohnya saja online retail yang sekarang sedang

berkembang baik di dalam negeri maupun mancanegara.

B.) Semakin cepatnya perubahan kebutuhan konsumen , yang salah satu

indikatornya dikarenakan trend yang cepat berubah. Contoh: trend gaya hidup

sehat membuat retail2 di supermarket lebih gencar dalam mempromosikan

berbagai produk yang mendorong gaya hidup sehat.

2. Retail Market Strategy

Merupakan strategi jangka panjang ritel yang mengidentifikasi 3 hal yaitu:

A.) Target Market Ritel

Segment market yang dituju untuk merancang sumber daya dan retail mix.

B.) Format Ritel

Merupakan kegiatan operasional ritel yang biasa disebut retail mix. Terdiri

atas merchandise, service, pricing policy, advertising, promotion programs,

store design, visual merchandising, typical location, customer service yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan target market ritel.

C.) Sustainable Competitive Advantage

Merupakan kelebihan yang dimiliki oleh ritel dibandingkan dengan

kompetitornya yang tidak mudah diimitasi dan bisa dijaga dalam kurun waktu

Page 2: manajemen ritel

yang lama. Contoh: Sebuah supermarket di Amerika bernama Save-A-Lot

memiliki suatu keunggulan kompetitif dalam bidang harga, dimana ia mampu

menjual berbagai produk dengan harga 40% lebih murah dibanding

conventional store lainnya.

Bagaimana strategi Save-A-Lot dalam menciptakan SCA tersebut?

A.) Melakukan partnership dengan > 1300 supplier (manufaktur) yang

dapat menciptakan produk berkualitas serupa dengan national brand

namun dengan harga sangat terjangkau yang nantinya akan diberikan

label brand sendiri oleh Save-A-Lot sehingga menjadi private label

brand.

B.) Mencharge tas belanja untuk konsumen yang tidak membawa tas

belanjanya sendiri.

C.) Strategi Limited Assortment Grocery dimana setiap produk yang ada

hanya memiliki satu size sehingga menghemat space/ rak yang ada dan

mampu menekan cost sedemikan besar.

2.1 Target Market & Retail Format

A.) The Retailing Concept

Merupakan orientasi manajemen ritel yang fokus untuk menentukan

kebutuhan target market ritelnya dan memenuhi kebutuhan tersebut secara

efektif dan efisien.

B.) Retail Market

Sekumpulan consumer yang memiliki kebutuhan serupa (segment market)

dan sekumpulan ritel yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut dengan

format ritel serupa. Contoh: Segmentasi market berdasarkan lokasi geografis,

demografik, lifestyle, buying situation, dan benefits.

Disini pembagiannya berdasarkan:

(1) Conservative

Konsumen yang menganggap fashion tidak terlalu penting

Page 3: manajemen ritel

(2) Traditional

Konsumen yang suka bergaya klasik

(3) Fashion Forward

Konsumen yang ingin memiliki fashion terkini.

Lalu dibagi lagi berdasarkan format ritel yaitu Specialty store, Department

Store, Discount Store, dan Off-Price Store.

Page 4: manajemen ritel

2.2 A Suistanable Competitive Advantage

2.2.1 Approaches for Developing A Sustainable Competitive Advantage

2.2.1.1 Relationships with Customers-Customer Loyalty

Merupakan saat dimana kostumer berkomitmen untuk membeli merchandise

dan servis dari retailer tertentu dan tidak pernah meng considerate untuk

berpindah ke retail lain. Beberapa aktivitas yang mampu menciptakan loyalty

adalah:

A.) Developing A Strong Brand Image

Build customer loyalty through well known & attractive image for the

brand. Contoh: The Goods Dept -> Lifestyle department store,

contemporer, urban, gaul, fashionable, hipster

B.) Having A Clear & Consistent Positioning

Design & implementation of a retail mix to create an image of the retailer

in customer’s mind. Contoh: Lifestyle department store, mostly local

brand, > SES B.

C.) Unique Merchandise

Developing private label brands/ store brands (products developed &

marketed by retailer). Contoh-> tas kanvas bermerk Goods Dept.

D.) Providing An Outstanding Customer Service

Page 5: manajemen ritel

Servis dari para frontliner dapat menjadi SCA apabila detraining dengan

matang dan dengan standarisasi yang jelas. Contoh: Shopkeeper The

Goods Dept yang sesuai dengan target market TGD dan memberikan

kebebasan berbelanja bagi consumer membuat consumer merasa nyaman

dan memiliki “teman belanja” untuk bertanya mengenai informasi produk

yang ingin dibeli di setiap ritelnya.

E.) Undertaking Customer Relationship Management Program (CRM)

Program dimana ritel memberikan reward berupa diskon berdasarkan

jumlah servis/ merchandise yang dibeli.

2.2.1.2 Relationships with Supplier

Pendekatan yang kedua untuk mengembangkan keunggulan bersaing adalah

melalui hubungan/relasi yang kuat dengan perusahaan menyediakan

merchandise maupun jasa untuk para retailer seperti real estate developers,

agen periklanan, dan perusahaan transportasi. Yang paling terpenting adalah

hubungan yang erat dengan vendor.

Dengan memperkuat hubungan satu sama lain, baik retailer maupun vendor

dapat mengembangkan pula aset serta program yang sedang dijalankan oleh

perusahaan yang dapat saling menguntungkan dan dapat pula memberikan

keuntungan yang lebih.

Contohnya :

1. Ralph Lauren dan JCPenny berkolaborasi untuk mengembangkan

American Living apparel merchandise yang dijual secara eksklusif di

JCPenny

2. Estee Lauder dan Kohl’s bekerjasama untuk mengembangkan American

beauty yang dijual secara eksklusif di Kohl’s. Kedua kolaborasi ini adalah

win-win situation. Dengan bekerjasama, kedua belah pihak dapat

mengembangkan keunggulan daya saing yang berkelanjutan dan dapat

meningkatkan penjualan dan keuntungan mereka.

Page 6: manajemen ritel

3. Proctec & Gamble dan Walmart mulanya telah fokus pada meningkatkan

efisiensi persediaan. Saat ini, mitra pada hubungan keduanbya membagi

informasi yang peka satu sama lain yaitu dengan rencana Walmart untuk

memperkenalkan produk baru P&G dengan membbuat packaging yang

unik untuk P&G national brands yang tersedia secara eksklusif di

Walmart. Lalu, Walmart memberikan data penjualannya kepada P&G

sehingga P&G dapat membuat rencana produksi dan menggunakan just-

in-time sistem persediaan untuk menurunkan tingkatan dalam persediaan

barang. Hubungan dengan vendor sama halnya dengan hubungan dengan

konsumen.

2.2.1.3 Efficiency of Internal Operations

Selain mempunyai hubungan yang baik dengan eksternal (konsumen

& supplier), retailer dalam mengembangkan keunggulan kempetitif dengan

memiliki operasi internal yang lebih efisien. Internal operations yang efisien

membantu retailer untuk mempunyai keuntungan biaya lebih dari pesaing

dengan menawarkan manfaat yang lebih kepada konsumen dengan biaya yang

sama terhadap pesaing. Internal operations yang dimaksud ialah:

1. Human Resource Management, karyawan memainkan peran utama untuk

menyediakan layanan bagi pelanggan dan membangun loyalitas

pelanggan. Karyawan yang berpengetahuan luas dan mempunyai skill

dapat memberikan tujuan yang baik bagi retailer untuk mensupport

kesuksesan retailer. Sebagai contoh JCPenny chaiman mencatat bahwa

rekan adalah the first customer we sell. Jika itu tidak dipahami dengan

benar, maka mustahil untuk berkomunikasi dengan konsumen. Untuk

membangun keterlibatan dan komitmen para karyawan, Penny di kantor

pusat di Texas, menggunakan gaya hierarki organisasi yang tradisional,

misalnya dengan mengadakan workshop mengenai leadership untuk

membangun tim eksekutif masa depan yang baik.

Page 7: manajemen ritel

2. Distribution and information system. Semua retailer berusaha mengurangi

biaya operasional serta biaya yang terkait dengan menjalankan bisnis. Dan

memastikan bahwa barang yang tepat ialah barang yang tersedia pada

waktu dan tempat yang tepat. Contohnya walmart.

3. Location. Lokasi adalah peluang yang penting untuk memperluas

keunggulan kompetitif karena pertama, lokasi adalah faktor penting yang

menentukan store mana yang mudah untuk konsumen dalam jangkauan

jarak. Misalnya kebiasaan konsumen untuk pergi berbelanja dekat dengan

tempat ia tinggal. Kedua, lokasi tidak mudah untuk ditiru. Untuk

membangun sebuah keuntungan yang berkelanjutan dalam jangka

panjang, retailers tidak dapat hanya mengandalkan pendekatan tunggal,

seperti lokasi yang baik atau layanan yang baik. Sebagai pelengkapnya,

retailer gunakan beberapa pendekatan/berbagai sumber untuk

meningkatkan keuntungan setinggi mungkin terhadap posisi mereka yang

mereka tempati. Contohnya seperti, mcd memakai semua strategi retail

tersebut secara efektif dan sebuah posisi yang kuat pada pasar dalam

berkompetisi pada restauran cepat saji telah di kembangkan oleh mcd.

Lalu, selain produk yang unik dan terkait loyalitas pelanggan, IKEA

memiliki kelompok besar pelanggan setia karena kekuatan brand image

dan shopping experience yang menyenangkan bagi konsumen.

Walmart melengkapi keunggulan ukurannya dengan hubungan vendor

yang kuat dan posisi yang jelas dari retailer yang menawarkan nilai

terbaik.

Starbucks menggabungkan keunggulan lokasi dengan produk yang unik,

komitmen karyawan, nama merk yang kuat, dan hubungan yang kuat

dengan penanam kopi untuk membangun keuntungan keseluruhan yang

sangat sulit bagi pesaing untuk menurunkan.

3. Growth Strategies

Di bagian sebelumnya, kita telah membahas fokus dari strategi retailer,

target pasar dan format ritel, dan pendekatan-pendekatan yang retailer gunakan

Page 8: manajemen ritel

dalam membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan

mempertahankan posisi mereka dari serangan kompetitif. Ketika retailer

mengembangkan keunggulan kompetitif ini, mereka memiliki aset berharga

seperti hubungan yang kuat dengan pelanggan dan atau vendor, lokasi yang besar,

dan efektif dan sistem yang efisien. Pada bagian berikutnya, kita membahas

bagaimana retailer memanfaatkan aset tersebut untuk memperluas bisnis mereka.

dengan memperluas bisnis mereka, mereka menciptakan keunggulan biaya dari

ukuran yang lebih besar. Ada 4 tipe peluang growth yang dapat retailer tanam:

1. Market penetration, ialah Penetrasi pasar adalah nama yang diberikan

kepada suatu strategi pertumbuhan di mana perusahaan berfokus pada

penjualan produk-produk yang ada di pasar-pasar yang telah ada sebelumnya.

Penetrasi pasar berusaha untuk mencapai empat tujuan utama:

a. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar produk ini, hal ini

dapat dicapai oleh kombinasi dari strategi harga yang kompetitif, iklan,

promosi penjualan dan mungkin lebih banyak sumber daya pribadi yang

didedikasikan untuk menjual.

b. Aman dari dominasi pertumbuhan pasar.

c. Restrukturisasi pasar yang matang oleh maneuver dari competitor, ini akan

memerlukan agresifitas kampanye promosi yang gencar, didukung oleh

sebuah strategi harga yang dirancang untuk membuat pasar “kurang

menarik“ bagi kompetitor.

d. Meningkatkan penggunaan oleh pelanggan yang ada, contohnya:

memperkenalkan program loyalitas konsumen Implementasi penetrasi

pasar sebagai strategi pemasaran di kondisikan sebagai "bisnis seperti

biasa". Penetrasi pasar haruslah di eksekusi pada bisnis yang berfokus

hanya pada pasar dan produk yang sangat di pahami oleh marketer

tersebut. diperlukan juga intelegent pemasaran untuk mendapatkan

informasi tentang kompetitor dan kebutuhan pelanggan. Karena itu,

strategi ini akan memerlukan banyak investasi baru dalam penerapannya

sebab harus didahului oleh riset pasar.

2. Market expansion, Upaya menawarkan produk baru atau produk yang

Page 9: manajemen ritel

ditingkatkan bagi pasar sekarang. Perusahaan perlu mengetahui kebutuhan

pelanggan yang sekarang. Perusahaan dapat melihat adanya cara menambah

atau memodifikasi tampilan produk (product feature), mengadakan beberapa

tingkat kualitas, atau memperbanyak jenis atau ukuran untuk lebih memenuhi

kebutuhan pelanggan baru. Pengembangan pasar adalah nama yang diberikan

kepada suatu strategi pertumbuhan, di mana unit bisnis berusaha untuk

menjual produk-produk yang telah ada di pasar-pasar yang baru. Ada banyak

cara untuk mengaplikasikan strategi ini, termasuk :

a. geografis pasar baru misalnya produk ekspor ke negara yang baru

b. dimensi atau kemasan produk yang baru

c. saluran distribusinya yang baru

d. menerapkan kebijakan harga yang berbeda untuk menarik pelanggan

baru atau membuat segmen pasar yang baru.

3. Retail format development, ialah peluang dimana retailer mengembangkan

atau merubah format retail dengan lebih berbeda untuk target market yang

sama.

4. Diversification, ialah dimana peluang retailer memperkenalkan retail fromat

yang baru pada target market yang baru. Bergerak ke lini bisnis yang sama

sekali berbeda, yang mungkin mencakup produk, pasar, atau bahkan tingkatan

dalam system produksi, pemasaran yang sama sekali tidak dikenal

sebelumnya. Cara ini dapat memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan

perubahan yang terjadi pada pasarnya sekarang, atau perubahan yang lebih

mendasar dalam lingkungan tak terkendali. Semakin jauh peluang itu dari apa

yang sedang dilakukan perusahaan, semakin menarik kelihatannya peluang

itu. Tetapi semakin sukar pula penilaiannya. Peluang yang jauh dari

pengalaman perusahaan melibatkan risiko yang lebih besar.

4. Global Growth Opportunities

Ukuran potensi pasar ritel di negara masing-masing

Sejauh mana negara tidak dan dapat mendukung masuknya ritel asing.

Page 10: manajemen ritel

Risiko yang harus dihadapi

a. Perbedaan budaya

b. Perbedaan peraturan dari masing-masing negara

c. Bahasa

d. Perilaku konsumen antar negara

e. Penawaran dari masing-masing perusahaan terhadap negaranya

Negara yang paling dilihat atau diperhatikan dalam bidang bisnis di mata dunia

1. India (Sudah masuk Walmart)

2. China (Sudah masuk : Carrefour, Walmart, Metro, Tesco, Auchan)

3. Rusia

4. Brazil (Sudah masuk: Walmart, Carrefour)

5. 4 kriteria retailer yang sukses dalam memanfaatkan peluang pertumbuhan

internasional:

5.1 Globally sustainable competitive advantage

Untuk sukses masuk ke pasar internasional, retailer harus menciptakan

peluang ekspansi yang didasari oleh competitive advantage. Strategi yang

dipakai:

Low Cost, Efficient Operations. Contoh: Walmart, ALDI, Carrefour

Strong Private Label Brands. Contoh: KFC, Starbucks

Fashion Reputations. Contoh: Zara, H&M, GAP

Category Dominance. Contoh: Best Buy, IKEA, Toy R U

5.2 Adaptability

Meskipun perusahaan ritel yang sukses dibangun karena core

competenciesnya seperti daya saing, tetapi mereka menyadari akan

pentingnya perbedaan budaya dan mengadaptasi perbedaan tersebut

menjadi strategi perusahaan yang diinginkan oleh consumer. Contoh: di

China warna putih itu lambang berduka, kalau warna merah biasanya

dipakai oleh pengantin.

Page 11: manajemen ritel

Begitu juga dengan makanan, Carefour menjual ikan dalam cara yang

berbeda, di San Fransisko dijual dengan ikan mati dan di filled, di Paris

ikan dijual dalam keadaan mati tapi harus diletakkan die s, di China dalam

keadaan hidup. Carefour dan Tesco meyakinkan bahwa 90 persent dari

produk yang dijual diproduksi di Negara tempat store berada.

Musim puncak penjualan juga berbeda di setiap Negara. Di US bulan

Agustus (membeli persediaan untuk keperluan sekolah), tetapi penjualan

terendah terjadi pada bulan ini di Eropa karena musim liburan. Back-to-

school season terjadi pada April di Jepang.

Store design dan layout. Di Amerika discount stores biasanya besar dan

berada pada satu lantai. Sedangkan di Eropa dan beberapa Negara di Asia,

produk premium ditempatkan di tempat yang lebih kecil. Di lain Negara

pakaian wanita dan pria ditempatkan terpisah.

Kebijakan dan pemerintahan. Hari libur, jam kerja, kebijakan part-time

karyawan. Contoh: Amerika Latin sangat family oriented sehingga jam

kerja karyawan harus diseimbangkan dengan waktu untuk keluarga. Di

Jerman, perusahaan harus menggunakan packaging materials yang di

recycle. Diskon di musim tertentu saja untuk produk yang spesifik, dan

terbatas (uang). Spanyol dan Perancis bekerja dalam kontrol pemerintah.

5.6 Global Culture

Untuk menjadi perusahaan yang mendunia tidak cukup dengan menggunakan

budaya Negara ataupun dengan memakai infrastukturnya. Contohnya

Carefour. Perusahaan ini selalu mendorong pertumbuhan manajemen local

dan mempertahankan beberapa orang asing untuk perusahaan di luar.

5.7 Financial resources

Melakukan ekspansi ke pasar global membutuhkan komitmen dan

perencanaan jangka panjang. Begitu pula dengan sumber financial

perusahaan. Seperti perusahaan Walmat, Carrefour, Office Depot dll memilki

posisi sumber keuangan yang kuat dan kemampuan untuk berinvestasi.

Page 12: manajemen ritel

6. 4 pendekatan yang retailer gunakan ketika memasuki pasar global:

6.1 Direct Investment

FDI bermula saat sebuah perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya

dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain. Dengan cara ini

perusahaan yang ada di negara asal (home country) bisa mengendalikan

perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (host country) baik sebagian

atau seluruhnya. Keuntungannya adalah retailer mempunyai kontrol penuh

pada operasi perusahaan. Kelemahannya tingkat investasi tertinggi membuat

retailer menghadapi risiko yang tinggi. Contohnya: McDonald memilih

strategi ini di pasar UK. McD membuka lahan untuk membuat roti. Hal ini

untuk mengantisipasi suppliers yang tidak bisa menyiapkan roti dalam jumlah

banyak.

6.2 Joint venture adalah bentuk kerjasama antar beberapa perusahaan yang berasal

dari beberapa negara menjadi satu perusahaan untuk mencapai konsentrasi

kekuatan-kekuatan ekonomi yang lebih padat. Contoh perusahaan yang

melakukan joint venture adalah: Sony Ericsson (joint venture antara Sony

dengan Ericsson)

6.3 Strategic Alliance. Kolaborasi antara perusahaan-perusahaan yang

independen. Contohnya: Nokia dan Microsoft

6.4 Franchising. Amerika melalui International Franchise Association (IFA)

mendefinisikan franchise sebagai hubungan kontraktual antara franchisor

dengan franchise, dimana franchisor berkewajiban menjaga kepentingan

secara kontinyu pada bidang usaha yang dijalankan oleh franchisee misalnya

lewat pelatihan, di bawah merek dagang yang sama, format dan standar

operasional atau kontrol pemilik (franchisor), dimana franchisee menamankan

investasi pada usaha tersebut dari sumber dananya sendiri. Contoh: indomaret,

alfamart

7. The Strategic Retail Planning Process

a. STEP 1: Define the Business Mission

Page 13: manajemen ritel

Mendefinisikan misi dengan menjawab 5 pertanyaan, yaitu:

1. What business are we in?

2. What should our business be in the future?

3. Who are our customers?

4. What are our capabilities?

5. What do we want to accomplish?

b. STEP 2: Conduct the Situation Audit

Artinya retailer harus mengidentifikasi lingkungan/situasi di sekeliling

perusahaan, hal yang dapat diidentifikasi adalah:

1. Market Factors

Market size diperlukan untuk mengukur penjualan retail, sehingga

perusahaan tau berapa pendapatan yang dihasilkannya untuk

mengganti modal

Growing market biasanya lebih atraktif daripada mature atau decline

market. Biasanya pendapatan lebih tinggi daripada posisi mature dan

decline karena pesaing masih sedikit.

Seasonality adalah pasar musiman. Tetapi tingginya discount musiman

menyebabkan perusahaan kurang efektif karen membutuhkan banyak

karyawan untuk mengatasi peak season. Untuk itu retailer harus

mengurangi seasonality seperti: ski resort for summer vacations

Business cyle. (depresi, recovery, kemakmuran, resesi)

2. Competitive factors

Barriers to entry adalah kondisi dimana pasar sangat susah untuk

dimasuki oleh pesaing karena 3 hal, yaitu:

Scale economies (semakin banyak volume out put maka biaya rata-

rata produksi semakin kecil sehingga keuntungan semakin besar).

Contohnya: seorang entrepreneur melihat bisnis obat menjadi

kurang menarik karena sudah dipegang oleh 3 perusahaan ternama

Page 14: manajemen ritel

yang memiliki scales of economies, yaitu: Walgreens, CVS, dan

Rite Aid.

Customer loyalty. Contohnya Home Depot di Atlanta memiliki

customer yang sangat loyal jadi susah untuk kompetitor masuk ke

pasar di sana

Ketersediaan lokasi yang bagus. Contohnya Staples (the large

office supply chain) di Northeast America.

Bargaining power of vendor adalah peluang supplier untuk

mendiktekan harga serta dapat menurunkan keuntungan retailer.

Contohnya: 2 supplier kosmetik dunia yaitu Estee Lauder dan L’oreal

dapat memegang kekuatan penuh kepada department store karena

department store membutuhkan brand2 ini untuk meningkatkan

fashion image, maka mereka menawarkan harga yang tinggi

Competitive rivalry adalah seberapa sering dan intens aksi yang

dilakukan perusahaan untuk mengalahkan competitor.

3. Environmental Factors

Technologi sangat berperan penting dalam retailer. Tahun 1990s hanya

beberapa retailer yang menggunakan internet untuk pembelian di

internet, namun jaman sekarang semua retailer sudah menggunakan

teknologi untuk aktivitas usaha mereka

Economi. Beberapa retailer sangat tergantung pada kondisi ekonomi

dalam suatu negara. Biasanya kalau ekonomi di suatu negara

berkembang permintaan retailer dengan low cost lebih banyak

ketimbang yang high cost

Government regulatory. Pemerintah india masih susah untuk

menerima retailer yang masuk ke India, begitu pula dengan US yang

mencoba memberhentikan Walmart membuka banyak store demi

menjaga keeksistensian retailer lainnya.

Page 15: manajemen ritel

Social. Trend demografi, lifestyle, sikap dan nilai yang dimiliki

seseorang mempengaruhi pasar dari retailer. Contohnya Apple yang

menerapkan prinsip ini.

4. Strenghts and weaknesses analysis

Management capability. Adalah kemampuan dan pengalaman dari top

manajemen dan middle manajemen serta komitmen dari manajemen

terhadap perusahaan

Financial resources. Adanya arus kas untuk pembiayaan utang dan

ekuitas

Locations. Adalah lokasi retailer yang dapat dijangkau oleh customer

Operations. Adanya struktur FOH, sistem operasi yang berkualitas,

kemampuan mendistribusi dll

Merchandise. Adanya pengetahuan tentang consumer, hubungan baik

dengan vendors, kemampuan membangun sebuah merk, kemampuan

promosi dan iklan

Store management. Adalah kualitas penjualan dalam perusahaan ritel

Customer loyalty adalah bagaimana retailer dapat membangun

loyalitas costumer terhadap perusahaan

c. STEP 3: Identify Strategic Opportunities

d. STEP 4: Evaluate Strategic Opportunities

Mengevaluasi strategi yang telah diidentifikasi. Evaluasi berfungsi untuk

menentukan potensi retailer dalam menciptakan SCA dan mendapatkan

keuntungan jangka panjang. Retailer harus berfokus pada peluang yang

memanfaatkan kekuatan dan CA perusahaan. Yang dievaluasi adalah daya tarik

pasar, kekuatan dan kelemahan perusahaan ritel

e. STEP 5: Establish Spesific Objectives and Allocate Resources

Komponen Tujuan Spresifik:

Kinerja, termasuk index numerik progress yang dapat diukur

Page 16: manajemen ritel

Jangka waktu di mana tujuan telah tercapai

Tingkat investasi yang dibutuhkan dalam mencapai suatu tujuan

f. STEP 5: Establish Spesific Objectives and Allocate Resources

g. STEP 6: Develop a Retail Mix to Implement the Strategy

Retail Mix adalah kombinasi dari elemen - elemen yang digunakan oleh

pengecer untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan mempengaruhi

keputusan pembelian mereka.

Produk

Tingkat harga

Iklan (advertising) dan promosi

Store layout dan design

Lokasi

Pelayanan yang berkualitas tinggi

h. STEP 7: Evaluate Performance and Make Adjustments

Jika retailer memenuhi atau melampaui tujuan yang diinginkan,

perubahan tidak perlu dilakukan

Jika retailer gagal memenuhi tujuan, analisis ulang sangat dibutuhkan