51
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri kecil memiliki peran yang sangat strategis mengingat berbagai potensi yang dimilikinya. Potensi tersebut antara lain mencakup jumlah dan penyebarannya, penyerapan tenaga kerja, penggunaan bahan baku lokal, keberadaannya di semua sektor ekonomi, dan ketahanannya terhadap krisis. Kondisi Industri Kecil yang ada di Indonesia saat ini terdapat sebanyak 42 juta usaha mikro dan kecil, 80 persen diantaranya bergerak dibidang pertanian. Potensi industri kecil yang sebanyak itu, tentu saja memberikan dampak bagi Produk Domestik Bruto (PDB) yang tidak sedikit bagi daerah dan pusat serta penyerapan tenaga kerja yang besar karena sektor industri kecil didominasi padat karya atau home industri. Peran industri kecil dapat dilihat dari dua aspek yaitu peran terhadap penyerapan tenaga kerja dan peranan terhadap nilai ekspor. Pentingnya industri kecil khususnya di Negara Indonesia dimana jumlah tenaga kerja berpendidikan rendah dan aneka sumber alam sangat berlimpah, kapital terbatas pembangunan pedesaan masih terbelakang dan distribusi pendapatan tidak merata, sangat erat hubungannya dengan sifat umum kelompok industri kecil. Setiap jenis usaha pasti diharapkan bisa menghasilkan keuntungan, baik itu usaha besar maupun usaha kecil. Tingkat keuntungan suatu usaha merupakan pencerminan dari keberhasilan usaha suatu perusahaan. Semakin besar

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang masalah

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri kecil

memiliki peran yang sangat strategis mengingat berbagai potensi yang

dimilikinya. Potensi tersebut antara lain mencakup jumlah dan penyebarannya,

penyerapan tenaga kerja, penggunaan bahan baku lokal, keberadaannya di semua

sektor ekonomi, dan ketahanannya terhadap krisis.

Kondisi Industri Kecil yang ada di Indonesia saat ini terdapat sebanyak 42

juta usaha mikro dan kecil, 80 persen diantaranya bergerak dibidang pertanian.

Potensi industri kecil yang sebanyak itu, tentu saja memberikan dampak bagi

Produk Domestik Bruto (PDB) yang tidak sedikit bagi daerah dan pusat serta

penyerapan tenaga kerja yang besar karena sektor industri kecil didominasi padat

karya atau home industri.

Peran industri kecil dapat dilihat dari dua aspek yaitu peran terhadap

penyerapan tenaga kerja dan peranan terhadap nilai ekspor. Pentingnya industri

kecil khususnya di Negara Indonesia dimana jumlah tenaga kerja berpendidikan

rendah dan aneka sumber alam sangat berlimpah, kapital terbatas pembangunan

pedesaan masih terbelakang dan distribusi pendapatan tidak merata, sangat erat

hubungannya dengan sifat umum kelompok industri kecil.

Setiap jenis usaha pasti diharapkan bisa menghasilkan keuntungan, baik itu

usaha besar maupun usaha kecil. Tingkat keuntungan suatu usaha merupakan

pencerminan dari keberhasilan usaha suatu perusahaan. Semakin besar

Page 2: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

2

keuntungan berarti perusahaan tersebut akan mampu memenuhi kewajibannya dan

lebih berpotensi untuk berkembang.

Kekuatan, Kelemahan, serta Tantangan Industri Kecil sebagai berikut :

1. Kekuatan Industri Kecil dan Menengah

Industri kecil memiliki beberapa kekuatan potensial yang merupakan andalan

yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang adalah :

Penyediaan lapangan kerja, peran industri kecil dalam penyerapan dengan 50

persen tenaga kerja yang tersedia, sumber wirausaha baru keberadaan usaha

kecil dan menengah selama ini terbukti dapat mendukung tumbuh

kembangnya wirausaha baru, memiliki segmen usaha pasar yang unik,

melaksanakan manajemen sederhana dan fleksibel terhadap perubahan pasar,

memanfaatkan sumber daya alam sekitar, industri kecil sebagian besar

memanfaatkan limbah atau hasil sampai dari industri besar atau industri yang

lainnya, memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan

yang dilaksanakan menunjukkan hasil yang menggambarkan bahwa industri

kecil mampu untuk dikembangkan lebih lanjut dan mampu untuk

mengembangkan sektor lain yang terkait.

2. Kelemahan industri kecil yaitu masih terbatasnya kemampuan sumber daya

manusia, kendala pemasaran produk sebagian besar pengusaha industri kecil

lebih memperioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi- fungsi

pemasaran kurang mampu dalam mengakseskannya, khususnya dalam

informasi pasar dan jaringan pasar, sehingga sebagian besar hanya berfungsi

sebagai tukang saja, kecenderungan konsumen yang belum mempercayai

mutu produk industri kecil, kendala permodalan usaha sebagian besar industri

Page 3: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

3

kecil memanfaatkan modal sendiri dalam jumlah yang relatif kecil. Di

samping itu mereka menjual produknya secara pesanan dan banyak terjadi

penundaan pembayaran.

3. Tantangan industri kecil meliputi : Iklim usaha yang tidak kondusif, iklim

usaha yang tidak kondusif diwujudkan dalam adanya monopoli dalam bidang

usaha tertentu, pengusaha industri dari hulu ke hilir oleh industri besar

berbagai peraturan yang tidak mendukung (Retribusi, perijinan dan lain- lain),

pemberlakuan berbagai standar nasional maupun internasional.

Karakteristik atau ciri-ciri usaha industri kecil secara umum yaitu

a. Fleksibel dalam arti jika menghadapi hambatan dalam menjalankan usahanya

akan berpindah ke usaha lain.

b. Permodalannya tidak selalu tergantung pada modal dari luar, mereka mampu

berkembang dengan kekuatan modal sendiri.

c. Dalam hal pinjaman sanggup mengembalikan pinjaman dengan bunga yang

cukup tinggi.

d. Merupakan sarana distributor barang dan jasa dalam rangka melayani

kebutuhan masyarakat.

Dalam meningkatkan peranan industri kecil di dalam masyarakat ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan agar usaha tersebut mempunyai nilai jual

yang tinggi antara lain :

a. Memiliki potensi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Tiap unit

investasi pada sektor industri kecil dapat menciptakan lebih banyak

kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha

Page 4: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

4

besar maupun menengah. Pada tahun 2003, ternyata industri kecil menyerap

99,4 persen dari seluruh tenaga kerja.

b. Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal, memegang

peranan utama dalam pengadaan produk dan jasa bagi masyarakat, dan secara

langsung menunjang kegiatan usaha yang berskala lebih besar.

c. Industri kecil relatif tidak memiliki utang dalam jumlah besar.

d. Industri kecil memberikan sumbangan sebesar 58,30 persen dari PDB nasional

pada tahun 2003, karena masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini

adalah tingginya tingkat pengangguran.

e. Dapat menumbuhkan usaha di daerah, yang mampu menyerap tenaga kerja.

f. Akhir-akhir ini peran industri kecil diharapkan sebagai salah satu sumber

peningkatan ekspor non migas.

Untuk meningkatkan penjualan, para perajin industri kecil perlu

memperhatikan aspek pemasaran. Pemasaran produk secara langsung ataupun

lewat perantara sebaiknya dioptimalkan. Kerja sama dengan eksportir swasta,

maupun dukungan berbagai lembaga terkait seperti Pemda, Disperindag dan dinas

kepariwisataan diharapkan dapat memperkuat jaringan pemasaran dalam negeri

dan luar negeri.

Upaya sebagian kecil perajin industri kecil yang sudah mempromosikan

kreativitas mereka lewat jaringan internet perlu diikuti oleh perajin industri kecil

yang lain. Dalam hal ini perajin industri kecil dapat bekerja sama dalam

paguyuban untuk mengusahakan bantuan dari pemerintah ataupun lembaga-

lembaga swasta yang concern terhadap perkembangan industri kecil agar

memberikan dukungan dalam bentuk fasilitas, pelatihan Teknologi Informasi (TI)

Page 5: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

5

ataupun pendampingan. Dengan demikian diharapkan cakupan promosi lebih luas

dan efektif sehingga usaha para perajin dapat lebih berkembang.

Para perajin industri kecil yang belum mempunyai ijin usaha, sedapat

mungkin segera mengurusnya. Karena bagi usaha kerajinan yang telah berijin,

biasanya mempunyai omzet produksi yang tinggi dan berani menerima pesanan

dalam jumlah besar. Dengan legalitas usaha, pembeli akan lebih percaya karena

keberlangsungan usaha lebih terjamin.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengambil studi kasus pada

industri kecil kerupuk Desa Kubang Gajah Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten

Nagan Raya.

Berdasarkan paparan diatas penulis tertarik membuat suatu karya ilmiah

yang dituangkan dalam bentuk proposal dengan judul “faktor-faktor apa yang

Mempengaruhi Pendapatan Keluarga Tenaga Kerja pada UD. Fajar Jaya di

Kabupaten Nagan Raya”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dirumuskan

permasalahan adalah Faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan keluarga

tenaga kerja pada usaha UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah

dikemukakan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-

faktor apa yang mempengaruhi pendapatan keluarga tenaga kerja pada usaha UD.

Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.

Page 6: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

6

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, manfaat yang akan diperoleh

dengan diadakannya penelitian ini :

1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Penulis

Menambah wawasan penulis sebagai bahan perbandingan antara teori yang

telah di pelajari dengan praktek yang diterapkan berdasarkan hasil data dari UD.

Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.

2. Lingkungan Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan

bagi mahasiswa dan perpustakaan Universitas Teuku Umar khususnya Fakultas

Ekonomi.

1.4.2. Manfaat Praktis

Bagi masyarakat yang bekerja pada pabrik kerupuk tersebut dapat

menambah penghasilannya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bagi

pihak pabrik kerupuk tersebut agar lebih meningkatkan lagi kualitas kerupuknya

untuk menambah hasil produksi yang maksimal.

1.5. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Bagian pertama Pendahuluan yang berisi tentang pokok-pokok pembahasan

mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat praktis dan sistematika

pembahasan.

Page 7: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

7

Bagian kedua Tinjauan Pustaka yang meliputi pengertian studi kelayakan

bisnis, faktor- faktor yang menyebabkan kegagalan usaha, pengertian industri,

struktur industri, pengertian pasar dan pemasaran serta perumusan hipotesis.

Bagian ketiga Metode Penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel, data

penelitian diantaranya jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, model

analisis data, definisi operasional variabel, dan pengujian hipotesis.

Bagian keempat Hasil dan Pembahasan meliputi statistik deskriptif variabel

penelitian, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.

Bagian kelima kesimpulan dan saran menguraikan kesimpulan dan

keterbatasan dari penelitian dan saran-saran.

Page 8: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Pengertian Studi Kelayakan Bisnis dapat disimpulkan bahwa suatu

kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang

akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut

dijalankan.

Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara medalam tersebut

dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan

memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan

dikeluarkan. Dengan kata lain, kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang

dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan nonfinansial sesuai dengan

tujuan yang mereka inginkan. Layak disini diartikan juga akan memberikan

keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi

investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat luas.

Sedangkan pengertian bisnis adalah usaha yang dijalankan yang tujuan

utamanya untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan yang dimaksud dalam

perusahaan bisnis adalah keuntungan finasial. Namun dalam praktiknya

perusahaan nonprofit pun perlu dilakukan studi kelayakan bisnis karena

keuntungan yang diperoleh tidak hanya dalam bentuk finasial akan tetapi juga

nonfinasial. Jadi dengan dilakukannya studi kelayakan bisnis akan dapat

memberikan gambaran apakah usaha atau bisnis yanag diteliti layak atau tidak

untuk dijalankan.

Page 9: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

9

Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari

berbagai aspek. Aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan bisnis meliputi

aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek

teknis/operasional, aspek manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan sosial,

serta aspek dampak lingkunga. Untuk menilai semua aspek ini perlu dibentuk

semacam tim yang terdiri dari orang-orang yang berasal dari berbagai bidang

keahlian.

2.1.1 Aspek Hukum

1. Jenis-jenis badan hukum usaha

Aspek hukum digunakan untuk meneliti kelengkapan, kesempurnaan dan

keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki mulai dari badan usaha, izin- izin

sampai dokumen lainnya.

Dalam praktiknya jenis badan hukum yang ada di Indonesia sebagai

berikut :

a. Perseorangan

Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yag dimiliki oleh

perseorangan (hanya seorang). Untuk mendirikan perusahaan perseorangan

sangatlah sederhana dan tidak memerlukan persyaratan khusus, sebagaimana

bentuk badan hukum lainnya. Disamping itu , pendirian perusahaan peseorangan

tidak memerlukan modal besar. Kelebihan perusahaan jenis ini disamp ing

pendiriannya mudah adalah tidak diperlukan organisasi yang besar, tetapi cuk up

dengan organisasi dan manajemen yang sederhana. Pimpinan perusahaan

perseorangan biasanya pemilik usaha tersebut sekaligus menjadi

penanggungjawab terhadap segala aktifitas perusahaan, termasuk kewajiban

Page 10: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

10

terhadap pihak luar. Artinya, jika terjadi sesuatu terhadap kewajiban kepada pihak

lain, misalnya dalam hal utang, maka sepenuhya tanggungjawab pemilik sampai

kepada harta pribadi.

Kebutuhan modal hanyalah dari pemilik sendiri dan untuk mencari modal

dari luar relatif lebih sulit. Tujuan utama didirikan perusahaan perseorangan

adalah semata-mata hanya untuk mencari keuntungan.

b. Firma (Fa)

Firma adalah perusahan yang didirikan oleh dua orang atau lebih dan

menjalankan perusahaan atas nama perusahaan. Untuk mendirikan firma terdiri

dari 2 cara. Pertama melalui akta resmi, maka proses selanjutnya harus sampai di

berita negara. Namun, jika memilih akta di bawah tangan proses tersebut tidak

perlu, cukup melalui kesepakatan pihak-pihak terlibat.

Seperti halnya perusahaan perseorangan, tujuan firma adalah untuk

mencari keuntungan.

c. Perseroan Komanditer (CV)

Perseroan komanditer, atau lebih sering disingkat dengan CV, merupakan

persekutuan yang didirikan atas dasar kepercayaan. Dalam perseroan komanditer

terdapat beberapa sekutu yang secara penuh bertanggung jawab atas sekutu

lainnya. Kemudian ada satu atau lebih sekutu yang bertindak sebagai pember i

modal. Tanggung jawab sekutu komanditer hanya terbatas pada sejumlah modal

yang ditanamkan dalam perusahaan.

Tujuan pendirian CV guna memberikan peluang bagi perseorangan

untuk ikut menanamkan modalnya dengan terbatas.

Page 11: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

11

d. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum perusahaan yang paling

banyak digunakan dan diminati oleh para pengusaha. Penyebabnya adalah karena

badan hukum jenis ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan

badan hukum lainnya. Kelebihannya antara lain luasnya bidang usaha yang

dimiliki, kewenangan, dan tanggung jawab yang dimiliki terbatas kepada modal

yang disetor.

Pengertian Perseroan Terbatas menurut undang-undang adalah :

“Badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian yang melakukan kegiatan usaha dengan modal tertentu, yang seluruhnya terbagi dalam

saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya”.

e. Perusahaan Negara (PN)

Perusahaan Negara (PN) adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan

undang-undang. Modal untuk mendirikan PN adalah atas kekayaan negara yang

dipisahkan dan tidak dipisahkan atas saham. Perusahaan Negara dipimpin oleh

seorang kepala atau direksi yang diangkat oleh pemerintah. Perusahaan negara

dibagi kedalam beberapa jenis antara lain Perusahaan jawatan (Perjan),

Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan Perseroan (Perseroan).

Perusahaan Jawatan (Perjan) merupakan Perusahaan Negara yang

didirikan untuk pengabdian dan pelayanan terhadap masyarakat dengan tetap

memegang teguh pad efesiensi, efektivitas, dan ekonomis.

Perusahaan Umum (Perum) adalah perusahaan yang melayani

kepentingan umum. Berbeda dengan Perjan, Perum didirikan dengan tujuan

Page 12: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

12

untuk mencari keuntungan. Modal Perum berasal dari pemerintah atau pihak

lain. Pegawai perusahaan negara yang diatur tersendiri.

Perusahaan Persero (Persero) merupakan perusahaan negara yang

didirikan dengan maksud untuk mencari keuntungan. Bentuk badan hukum

perusahaan ini adalah Perseroan Terbatas (PT). Modal diperoleh seluruh atau

sebagian dari negara. Dengan demikian, dikemungkinan patungan antara swasta

dengan negara. Peranan pemerintah adalah sebagai pemegang hak suara terbesar

sesuai dengan mayoritas saham yang dipegangnya.

f. Perusahaan Daerah

Perusahaan daerah merupakan perusahaan yang didirikan dengan suatu

peraturan daerah. Modalnya seluruhya atau sebagian besar milik pemerintah

daerah yang dipisahkan kecuali dengan ketentuan lain dengan atau berdasarkan

undang-undang.

Tujuan didirikan untuk perusahaan daerah untuk turut serta

melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi

nasional umumnya. Pimpinan perusahaan daerah tingkat oleh kepala daerah.

g. Yayasan

Yayasan merupakan badan yang usaha yang tidak bertujuan untuk

mencari keuntungan dan lebih menekankan usahanya pada tujuan sosial. Modal

berasal dari sumbangan, hibah, atau sumbangan lainnya. Yayasan memiliki

pengurus dan harta milik pengurus dipisahkan dari harta yayasan.

h. Koperasi

Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1995, koperasi adalah badan

usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan

Page 13: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

13

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan.

Koperasi dikelola oleh pengurus yang diangkat oleh para anggota dan

pembagian hasil usaha berdasarkan jasa/partisipasi masing-masing anggota.

Prinsip koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.

Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal

sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, atau hibah.

Modal pinjaman berasal dari anggota koperasi lainnya dan anggotanya, bank dan

lembaga keuangan lainnya atau melalui penerbitan obligasi serta surat hutang

lainnya.

Tujuan koperasi adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi

kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

2.1.2 Aspek Pemasaran

1. Tujuan Perusahaan Dalam Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran adalah meneliti seberapa besar pasar yang

akan dimasuki dan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk menguasainya

pasar serta bagaimana strategi yang akan dijalankan nantinya.

Secara khusus dalam asek pasar dan pemasaran bahwa tujuan perusahaan

untuk memproduksi atau memasarkan produknya dapat di kategorikan sebagai

berikut :

a. Untuk meningkat penjualan dan laba

Artinya, tujan perusahaan dalam hal ini bagaimana caranya memperbesar

omzet penjualan dari waktu kewaktu. Dengan meningkatnya omzet penjualan,

Page 14: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

14

maka diharapkan keuntungan atau laba juga dapat meningkatkan sesuai dengan

target yang telah ditetapkan.

b. Untuk menguasai pasar

Untuk perusahaan jenis ini jelas tujuannya bagaimana caranya menguasai

pasar yang ada dengan cara memperbesar market share-nya untuk wilayah-

wilayah tertentu. Peningkatan market share dapat dilakukan dengan berbagai cara,

baik dengan cara mencari atau menciptakan pelang baru atau merebut market

share pesaing yang ada.

c. Untuk mengurangi saingan

Tujuan perusahaan model ini adalah dengan cara menciptakan produk

sejenis denga mutu yang sama tetapi harga lebih rendah dari produk utama.

Tujuannya adalah untuk mengurangi saingan dan antisipasi terhadap

kemungkinan pesaing baru yang akan masuk ke dalam industri tersebut.

d. Untuk menaikkan prestise produk tertentu dipasarkan

Dalam hal produk tertentu, terutama untuk produk kelas tinggi. Tujuan

perusahaan memasarkan adalah untuk meningkat prestise produk di depan

pelanggannya dengan cara promosi atau cara lainnya. Cara lainnya juga dilakukan

dengan meningkatkan mutu, selera yang sesuai dengan keinginan konsumen.

2.1.3 Aspek Keuangan

Aspek keuangan adalah untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

memperoleh pendapaan serta besarnya biaya yang dikeluarkan. Dari sini akan

terlihat pengembalian uang yang akan ditanamkan seberapa lama akan kembali.

Sedangkan aspek manajemen dan organisasi adalah untuk mengukur kesiapan dan

Page 15: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

15

kemampuan sumber daya manusia yang akan menjalankan usaha tersebut dan

mencari bentuk organisasi yang sesuai dengan usaha yang akan dijalankan.

Secara keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal

seperti :

1. Sumber-sumber dana yang akan di peroleh

a. Modal Asing (Modal Pinjaman)

b. Modal Sendiri

2. Kebutuhan biaya investasi

3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk

jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi

4. Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode ke depan

5. Kriteria penilaian invesatsi

6. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.

2.1.4 Aspek Teknis/Operasi

Aspek teknis atau produksi adalah untuk menentukan lokasi, layout

gedung dan ruangan, serta teknologi yang akan dipakai. Lokasi yang menjadi

perhatian adalah lokasi yang akan dijadikan sebagai kantor pusat, lokasi pabrik

dan lokasi gudang. Demikian pula dengan penentuan layout gedung dan layout

ruangan juga akan dinilai.

1. Tujuan Aspek Teknis/Operasi

Secara umum ada beberapa hal yang hendak dicapai dalam penilaian

aspek teknis/operasi yaitu :

a. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi

pabrik, gudang, cabang, maupun kantor pusat.

Page 16: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

16

b. Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses

produksi yang dipilih, sehingga dapat memberikan efesiensi.

c. Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam

menjalankan produksinya.

d. Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik

untuk dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.

e. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang

dan dimasa yang akan datang.

Dalam memilih lokasi tergantung dari jenis dari usaha atau investasi

yang dijalankan. Terdapat paling tidak empat lokasi yang dipertimbangkan sesuai

keperluan perusahaan yaitu antara lain :

a. Lokasi untuk kantor pusat

b. Lokasi untuk pabrik

c. Lokasi untuk gudang

d. Kantor cabang

Penentuan suatu lokasi bukanlah pekerjaan yang mudah. Pertimbangan di

atas harus dinilai secara matang. Untuk menilai lokasi yang sesuai dengan

keinginan perusahaan dapat digunakan berbagai metode sesuai dengan kebutuha

perusahaan.

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode penilaian hasil

value antara lain adalah :

1. Pasar

2. Bahan baku

3. Transprotasi

Page 17: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

17

4. Tenaga kerja

5. Pertimbangan lainnya

2.1.5 Aspek ekonomi dan sosial

Penelitian selanjutnya adalah untuk menilai manfaat ekonomi dan sosial

dengan dijalankannya bisnis tersebut bagi masyarakat. Yang terakhir adalah untuk

menilai dampak lingkungan yang ditimbulkan nantinya, apabila bisnis tersebut

dijalankan termasuk metode penaggulangannya.

1. Dampak yang timbul

Secara garis besar dampak dari aspek ekonomi dengan adanya suatu

usaha atau investasi, misalnya pendirian suatu pabrik, antara lain :

a. Dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga

b. Menggali, mengatur, dan menggunakan ekonomi sumber daya

alam

c. Meningkatkan perekonomian pemerintah lokal maupun regional

d. Pengembangan wilayah

Sedangkan dampak sosial dengan adanya suatu proyek atau investasi

antara lain meliputi :

a. Adanya perubahan demografi melalui terjadinya perubahan struktur

penduduk, perubahan tingkat kepadatan penduduk, pertumbuhan

penduduk, dan perubahan komposisi tenaga kerja baik tingkat

partisipasi angkatan kerja maupun tingkat penganggura.

b. Perubahan budaya yang meliputi terjadinya kemungkinan

perubahan kebudayaan melalui perubahan adat istiadat, nilai, dan

norma adat setempat.

Page 18: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

18

c. Perubahan kesehatan masyarakat

d. Pengembangan wilayah

2.2 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Usaha

Resiko kerugian yang akan timbul dimasa yang akan datang disebabkan

karena karena dimasa yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian.

Secara umum faktor- faktor yang menyebabkan kegaglan terhadap hasil yang

dicapai sekalipun telah dilakukan studi kelayakan bisnis secara benar dan

sempurna seperti yang telah diuraikan di atas adalah sebagai beriku :

1. Data dan informasi tidak lengkap

Pada saat melakukan penelitian data dan informasi yang akan disajikan

kurang lengkap, sehingga hal-hal yang seharusnya menjadi penilaian tidak ada.

Kemudian, dapat pula data yang disediakan tidak dapat di percaya atau palsu.

Karena itu, sebelum melakukan studi sebaiknya kumpulkan data dan informasi

selengkap mungkin, melalui berbagai sumber yanga ada yang tentunya dapat

dipertanggungjawabkan kebenaran datanya.

2. Tidak teliti

Kegagalan dapat pula disebabkan si penstudi (orang yang melakukan

studi) kurang teliti dalam meneliti dokumen-dokumen yang ada. Oleh karena itu,

dalam hal ini tim studi kelayakan bisnis perlu melatih atau mencari tenaga yang

benar-benar ahli dibidang, sehingga faktor ketelitian ini menjadi jaminan.

Kecerobohan sekecil apa pun akan sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian.

3. Salah perhitungan

Kesalahan dapat pula diakibatkan si penstudi dalam melakukan

perhitungan. Misalnya, dalam hal penggunaan rumus atau cara menghitung,

Page 19: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

19

sehingga hasil yang dikeluarkan tidak akurat. Dalam hal ini juga perlu disingkapi

untuk menyediakan tenaga ahli yang andal di bidangnya.

4. Pelaksanaan pekerjaan salah

Para pelaksanaan bisnis sangat memegang peranan penting dalam

keberhasilan menjalankan bisnis tersebut. Apabila para pelaksana di lapangan

tidak mengerjakan proyek secara benar atau tidak sesuai dengan pedoman yang

telah ditetapkan, maka kemungkinan bisnis tersebut gagal sangat besar.

5. Kondisi lingkungan

Kegagalan lainnya adalah adanya unsur-unsur yang terjadi yang memang

tidak dapat dikendalikan. Artinya, pada saat melakukan penelitian dan

pengukuran semuanya sudah selesai dengan tepat dan benar, namun dalam

perjalanan akibat terjadinya perubahan lingkungan pada akhirnya berimbas

kepada hasil penelitian dalam studi kelayakan bisnis. Perubahan lingkungan

seperti perubahan ekonomi, politik, hukum, sosial, dan perubahan perilaku

masyarakat, atau rencana bencana alam.

6. Unsur sengaja

Kesalahan yang sangat fatal adalah adanya faktor kesengajaan untuk

berbuat kesalahan. Artinya peneliti sengaja membuat kesalahan yang tidak sesuai

dengan kondisi yang sebenarnya dengan berbagai sebab. Ata para pelaksana di

lapangan juga melakukan perbuatan yang tercela, sehingga menyebabkan

gagalnya suatu proyek atau usaha.

2.3 Pengertian Industri

Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya

buruh atau tenaga kerja. Dewasa ini, istilah industri sering digunakan secara

Page 20: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

20

umum dan luas, yaitu semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya dalam rangka mencapai kesejahteraan.

Kegiatan industri sebenarnya sudah lama ada, yaitu sejak manusia berada

dimuka bumi ribuan tahun yang lalu dalam tingkat yang sangat sederhana. Seiring

dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki

manusia, kegiatan industri pun tumbuh dan berkembang semakin kompleks.

Selain itu menurut perpustakaan online Indonesia yang diakses melalui

internet industri juga mengandung pengertian bahwa suatu usaha atau kegiatan

pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang

jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan

atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak

hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

2.1.1 Jenis industri berdasarkan tempat bahan baku

1. Industri ekstraktif

Adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar.

Contoh : pertanian, perkebunan, perkebunan, perhutanan, perikanan,

peternakan, pertambangan, dan lain- lain. Hal ini tercanum dalam

http://organisasi.org/ yang diakses tanggal 20 April 2012.

2. Industri nonekstraktif

Adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam

sekitar.

Contoh : Migas dan non migas

Page 21: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

21

3. Industri fasilitatif

Adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual

kepada para konsumennya.

Contoh : asuransi, perbankan, transprotasi, ekspedisi, dan lain- lain.

2.1.2 Jenis industri berdasarkan besar kecil modal

1. Industri padat modal

Industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk

kegiatan operasional maupun pembangunannya.

2. Industri padat karya

Adalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga

kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.

2.1.3 Jenis industri berdasarkan klasifikasinya

1. Industri kimia dasar

Contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dan

sebagainya.

2. Industri mesin dan logam dasar

Contohnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil,

dan lain- lain.

3. Industri kecil

Contohnya seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es,

minyak goreng curah, dan lain- lain.

Page 22: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

22

4. Aneka industri

Misalnya seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan

lain- lain.

2.1.4 Jenis industri berdasarkan jumlah tenaga kerja

1. Industri rumah tangga

Adalah industri yang jumlah karyawan/ tenaga kerja berjumlah antara 1-4

orang.

2. Industri kecil

Adalah industri yang jumlah karyawan/ tenaga kerja berjumlah antara 5-

19 orang.

3. Industri sedang atau industri menengah

Adalah industri yang jumlah karyawan/ tenaga kerja berjumlah antara 20-

99 orang.

4. Industri besar

Adalah industri yang jumlah karyawan/ tenaga kerja berjumlah antara

100 orang atau lebih.

2.1.5 Penggolongan industri berdasarkan pemilihan lokasi

1. Industri yang berorientasi atau menitik beratkan pada pasar (market oriented

industry) adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target

konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong dimana konsumen

potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.

2. Industri yang berorientasi atau menitik beratkan pada tenaga kerja/ labor (man

power oriented industry) adalah industri yang berada pada lokasi di pusat

Page 23: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

23

pemukiman penduduk karena biasanya jenis industri tersebut membutuhkan

banyak pekerja/ pegawai untuk lebih efektif dan efesien.

3. Industri yang berorientasi atau menitik beratkan pada bahan baku (supply

oriented industry) adalah industri yang mendekati lokasi dimana bahan baku

berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.

2.1.6 Jenis industri berdasarkan produktifitas

1. Industri primer

Adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan

langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu.

Contoh : buah-buahan, makanan siap saji dan lain- lain.

2. Industri sekunder

Adalah industri yang bahan mentahnya diolah sehingga menghasilkan

barang-barang untuk diolah kembali.

Contoh : minuman kaleng, aqua, kertas da lain- lain.

3. Industri Tersier

Adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.

Contohnya seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan

sebagainya.

Pengertian industri sangatlah luas, terdapat dalam lingkup makro dan

mikro.

Secara mikro industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang homogen, atau barang-barang yang

mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat. Namun, demikian dari segi pembentukan pendapatan, yakni yang cenderung bersifat makro,

industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan niali tambah, pengertian ini dikemukakan oleh Hasibuan Nurimansjah (1993, h. 12).

Page 24: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

24

Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan peralihan kegiatan dari sektor

pertanian ke sektor industri pengolahan. Sektor pertanian sebagai sektor yang

memproduksi barang, sedangkan sektor industri pengolahan juga menghasilkan

barang. Selanjutnya, untuk kegiatan penjualan, maka kegiatan berikutnya adalah

sektor perdagangan. Dalam dunia perdagangan pengertian struktur pasar ini pun

dapat digunakan. Apalagi perusahaan yang memproduksi juga sama dengan

perusahaan yang menjual. Dalam hal ini struktur tersebut dapat di ukur dari segi

penjual, dan dapat juga dari segi pembeli.

Dalam pengertian yang sempit, industri adalah suatu kegiatan ekonomi

yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi

menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, termasuk kegiatan

rancang bangun dan perekayasaan industri.

2.4 Struktur Industri

Pengertian „struktur‟ sering disamakan dengan bentuk atau susunan

komponen pada suatu bentuk. Dengan kata lain, struktur adalah susunan bagian-

bagian dalam suatu bentuk bangunan. Bila diartikan dalam konteks ekonomi,

struktur adalah sifat permintaan dan penawaran barang dan jasa yang dipengaruhi

oleh jenis barang yang dihasilkan, jumlah dan ukuran distribusi penjual

(perusahaan) dalam indusri, jumlah dan ukuran distribusi pembeli, diferensiasi

produk, serta mudah tidaknya masuk ke dalam industri. Semakin besar hambatan

untuk masuk, semakin tinggi tingkat konsentrasi struktur pasar. Hambatan masuk

meliputi faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan pemerintah untuk

memasuki pasar, yaitu besarnya investasi yang dibutuhkan,efesiensi tingkat

Page 25: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

25

produksi, bermacam-macam usaha penjualan, serta besarnya sunk cost (biaya

penjualan).

Dari keseluruhan hal di atas yang mempengaruhi struktur industri, kita

dapat menyimpulkan bahwa struktur industri merupakan cerminan struktur pasar

suatu industri. Pasar dalam arti sempit adalah tempat bertemunya penjual dan

pembeli. Dalam pengertian yang lebih umum, pasar merupakan suatu wujud

abstrak suatu mekanisme ketika pihak pembeli dan penjual bertemu untuk

mengadakan tukar-menukar. Karakteristik yang paling penting agar sesuatu bisa

disebut pasar adalah adanya pembeli dan penjual yang bertemu dan terciptanya

transaksi yang melibatkan harga dan kuantitas (Hasibuan Nurimansjah, 1993 :

12).

Struktur pasar merupakan elemen strategis yang relatif permanen dari

lingkungan perusahaan yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dan

kinerja di dalam pasar (Koch, 1997). Struktur pasar adalah bahasan yang penting

untuk mengetahui perilaku dan kinerja industri. Struktur pasar menunjukkan

atribut pasar yang mempengaruhi sifat persaingan. Struktur pasar biasa dinyatakan

dalam ukuran distribusi perusahaan pesaing. Elemen struktur pasar adalah pangsa

pasar (market share), konsentrasi (concentration), dan hambatan (barrier) (Jaya,

2001).

2.5 Pengertian Pasar dan Pemasaran

Pasar dan pemasaran merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan

satu sama lainnya. Pasar dan pemasaran memiliki tingkat ketergantungan yang

tinggi dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dengan kata lain, setiap ada

Page 26: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

26

kegiatan pasar selalu diikuti oleh pemasaran dan setiap kegiatan pemasaran adalah

untuk mencari atau menciptakan pasar.

Pengertian lain yang lebih luas tentang pasar adalah himpunan pembeli

nyata dan pembeli potensial atas suatu produk. Dari pengertian ini mengandung

arti bahwa pasar merupakan kumpulan atau himpunan atas suatu produk atau jasa

tertentu.

Pasar nyata maksudnya adalah himpunan konsumen yang memiliki

minat, pendapatan, dan akses pada suatu produk atau jasa tertentu. Dalam pasar

nyata biasanya pasti melakukan transaksi, hal ini disebabkan konsumen didukung

dengan minat atau keinginan untuk membeli serta memiliki pendapatan atau

akses. Jika masih merupakan keinginan dan suatu saat apabila telah memiliki

pendapatan dan akses mereka akan membeli, kelompok ini merupakan pasar

potensial.

Perbedaan antara kedua pasar ini sangat jelas. Jika dalam pasar nyata

pembeli memiliki minat atau keinginan untuk membeli dengan didukung oleh

akses dan pendapatan. Sedangkan dalam pasar potensial pembeli hanya memiliki

minat, namun tidak didukung oleh kemampuan maupun akses untuk membeli,

namun memiliki peluang untuk membeli di masa yang akan datang, apabila

memiliki pendapatan dan akses

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang

atau jasa adalah :

1. Harga barang itu sendiri

2. Harga barang lain yang memiliki hubungan

3. Pendapatan

Page 27: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

27

4. Selera

5. Jumlah penduduk

6. Faktor khusus (akses)

Dalam praktiknya terdapat berbagai sruktur pasar yang ada. Salah satu

cara untuk mengenal struktur pasar adalah dengan melihat jumlah perusahaan

yang ada di dalam industri yang menawarkan suatu barang dan jasa.

Menurut Kasmir & Jakfar (2009 : h. 42) adapun jenis struktur pasar yang

ada bisa dikelompokkan antara lain :

1. Pasar persaingan sempurna

2. Pasar monopolistik

3. Pasar oligopoli

4. Pasar monopoli

2.5.1 Pasar Monopoli

Pasar monopoli dapat pula didefinisikan sebagai struktur pasar dimana

penjual tunggal (single firm producer) memproduksi suatu komoditas yang tidak

memiliki barang substitusi yang dekat (Blair dan Kaserman, 1985, h. 25). Hal ini

bukan berarti barang substitusi tidak mungkin ada dalam struktur pasar monopoli.

Namun, artinya adalah harga produk lain dapat turun secara signifikan tanpa

menyebabkan produk monopolis menjadi tidak laku karena penurunan harga

berarti permintaan produk monopolis tidak akan dipengaruhi oleh penurunan

harga barang lain.

Pasar monopoli sering merupakan pasar monopoli murni (pure

monopoly), dimana hanya ada satu penjual dan tidak ada perusahaan lain yang

Page 28: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

28

memproduksi barang substitusi yang sangat mirip. Hal demikian akibat interaksi

antara lain :

1. Kondisi teknologi yang memerlukan skala besar agar produksinya efesien.

2. Kondisi permintaan yang membuat satu perusahaan mencapai skala

ekonomis yang efesien dan mampu memasok seluruh pasar pada harga yang

menutup biaya total (Blair dan Kaserman, 1985, h. 34). Penjual umunya

mempunyai kendali yang sangat besar terhadap harga jual produknya dapat

dikatakan, akses untuk memasuki industri tertutup.

Menurut Kasmir & Jakfar ( 2009: h, 45 ), ada 3 hambatan dalam pasar

monopolistik diantaranya adalah :

1. Penguasaan bahan mentah yang strategis oleh pihak-pihak tertentu

2. Terdapat skala ekonomi

3. Peraturan Pemerintah (hak paten, hak pengusaha eksklusif.

2.5.2 Pasar Oligopoli

Oligopoli adalah struktur pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan

yang menguasai pasar. Samuelson dan Nordhaus (2005) membagi pasar oligopoli

ke dalam dua tipe :

1. Seorang oligopolis merupakan salah seorang dari beberapa penjual yang

memproduksi barang identik (atau hampir identik), sehingga bila terdapat

perubahan harga sekecil apa pun, maka akan dapat menyebabkan konsumen

beralih pada produsen lainnya. Walaupun demikian, jika jumlah penjual

sedikit, maka masing-masing penjual mempunyai pengaruh besar pada

harga pasar.

Page 29: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

29

2. Seorang oligopolis merupakan salah seorang dari beberapa penjual yang

memproduksi barang dengan diferensiasi produk (jadi bukan barang

identik). Dengan demikian, oligopoli adalah persaingan antara beberapa

penjual, tetapi dengan pesaingannya bisa menjadi sangat tajam.

Keysan & Tuner (1959) dalam bukunya metode andil perusahaan

merupakan tokoh yang membuat batasan tentang metode andil perusahaan.

Menurut mereka, ada tiga kelompok oligopoli, yaitu :

1. Oligopoli yang di dalamnya terdapat 8 perusahaan terbesar yang setidak-

tidaknya menguasai pasar satu jenis industri atau 20 perusahaan menguasai

pasar sebesar 70 persen.

2. Oligopoli dengan 8 perusahaan yang menguasai sekurang-kurangnya 33

persen suatu pasar industri atau jumla perusahaan yang memegang andil

setidak-tidaknya 75 persen pasar dari suatu industri.

3. Oligopoli dengan 8 perusahaan terbesar menguasai pasar kurang dari 33

persen yang biasanya disebut industri tidak terkonsentrasi.

Pasar oligopoli terbagi menjadi dua, yaitu oligopoli ketat (tight

oligopoly) dan oligopoli longgar (loose oligopoly). Dalam konteks oligopoli ketat,

kemiripan antara perusahaan yang terdapat di pasar sangatlah kecil, sehingga

dalam struktur tersebut perusahaan yang terlibat memiliki banyak pilihan dalam

mengimplementasikan strateginya. Struktur pasar yang demikian memungkinkan

pula terjadinya persaingan yang sehat antar perusahaan. Pada struktur pasar

semacam ini, perusahaan-perusahaan yang terlibat dapat bekerja sama dalam

beberapa hal yang menyangkut kepentingan bersama.

Page 30: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

30

Bentuk lain pasar oligopoli adalah oligopoli longgar. Dalam struktur

pasar tersebut, ada dua strategi untuk mendapatkan keuntungan. Strategi pertama

adalah strategi diferensiasi produk dan kedua adalah membuat inovasi yang akan

mengubah orientasi pasar. Strategi diferensiasi produk tidak selalu efektif dalam

setiap industri. Sebagai contoh, diferensiasi produk relatif efektif di industri

rokok. Namun, strategi tersebut menjadi tidak efektif jika diterapkan pada industri

bahan bakar minyak. Alasannya, industri bahan bakar minyak adalah ind ustri

yang memiliki regulasi ketat menyangkut produknya.

2.6 Perumusan Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga output dan

pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan keluarga tenaga kerja UD. Fajar

Jaya di Kabupaten Nagan Raya.

Page 31: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

III. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

3.1.1 Populasi

Dalam penelitian ini populasi yang diambil oleh penulis adalah seluruh

pendapatan karyawan yang bekerja pada UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan

Raya sebanyak 60 orang pekerja.

3.1.2 Sampel

Total karyawan yang bekerja pada UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan

Raya, yang di ambil untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah

pendapatan karyawan sebanyak 30 orang dan pendapatan tersebut yang ada pada

tahun 2013. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

metode sampel acak sederhana (sampel random sampling) sehingga diperoleh

sampel yang dapat mewakilinya.

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer langsung diperoleh melalui wawancara. Wawancara dilakukan

melalui quisioner tentang hasil pendapatan masyarakat yang telah dipersiapkan.

Sifat quisioner yang dilakukan adalah tertutup antaranya data dicatat sesuai

jawaban responden dilapangan.

2. Data Sekunder

1. Studi pustaka yang berhubungan dengan pendapatan

2. Laporan Kegiatan :

Page 32: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

32

a. UD. Fajar Jaya

b. Hasil penelitian terhadap para pekerja

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian skripsi ini, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Library Research (Penelitian perpustakaan), yaitu mengumpulkan data dan

keterangan yang dapat mempertajam orientasi dan dasar teoritis tentang

masalah penelitian yang dikaji melalui buku-buku dan artikel atau

majalah-majalah yang berhubungan dengan skripsi ini.

2. Field Research (Penelitian Lapangan), yaitu metode penelitian lapangan

untuk mendapatkan data dan informasi yang dapat dipercaya.

3.3 Metode Analisis Data

Metode yang di gunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini yaitu

dengan menggunakan analisa regresi linier berganda, analisa korelasi, koefisien

determinasi dan uji t yang akan diolah dengan menggunakan program komputer

statistik SPSS dengan penjelasan berikut ini :

1. Analisa Regresi Berganda

Analisa ini digunakan sebagai alat analisis peramalan nilai dua

variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. rumus persamaan

regresi berganda menurut Riduan (2003) dalam Arafah (2008, h. 10) adalah:

Y = a + b1 X1 + b2 X2+ e...................................................................(1)

Dimana :

Y : Pendapatan

Page 33: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

33

a : Nilai konstan (intercept)

b : Koefisien regresi (slope)

X1 : Output (unit)

X2 : Pendidikan

3.4 Definisi Operasional Variabel

1. Pendapatan (Y) adalah hasil akhir yang didapat oleh masyarakat setelah

pekerjaannya selesai yang diukur dengan rupiah.

2. Output (X1) adalah hasil akhir/produksi yang siap dijual/dipasarkan yang

diukur dalam bungkus.

3. Pendidikan (X2) adalah tingkat sekolah yang di tamatkan yang diukur

dengan latar belakang tingkat pendidikan.

3.5 Pengujian Hipotesis

Uji signifikan (pengaruh nyata) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat

(Y) dapat dilakukan dengan koefesien korelasi (r), koefesien determinasi (r2), Uji t

statistik.

a. Koefesien Korelasi (r)

Analisa korelasi adalah suatu analisa untuk mengetahui tingkat hubungan

antara satu variabel atau lebih yaitu X (variabel bebas) dan Y (variabel terikat).

Rumus analisa korelasi menurut Pearson dalam Supangat (2005, h. 341) adalah

sebagai berikut :

r =

)2..(........................................

..

2222

ynyxxn

yxxyn

Dimana :

Page 34: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

34

r = Koefisien Korelasi

n = Jumlah tahun

x = Pendidikan dan output

y = Pendapatan

b. Koefesien Determinasi (R2)

Analisa ini digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Koefisien determinasi ( 2r ) merupakan

kuadrat dari nilai koefisien korelasi.

Rumus koefisien determinasi menurut Riduan (2000) dalam Arafah (2008, h. 11)

KP = 2r × 100 %.......................................................................................(3)

Dimana :

Kp = Besarnya Koefisien penentu (determinasi)

r = Koefisien Korelasi

c. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis suatu parameter bila sampel

berukuran kecil (n ≤ 30) dan ragam populasi tidak diketahui. Rumus uji t Ruslan

(2006, h. 189).

t = )4....(................................................................................1 2

2

r

rnt

Keterangan :

n : Jumlah sampel

r : Koefisien korelasi

Page 35: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

35

d. Uji F

Telah disebutkan bahwa uji - F diperuntukkan guna melakukan uji

hipotesis koefesien (slope) regresi secara bersama-sama, dengan demikian umum

hipotesisnya ditulis sebagai berikut. Nacrowi (2006, h. 17).

F =

k

kn

R

R 1

1 2

2

.......................................................................... (5)

Keterangan :

R2 = Koefesien Determinasi

n = Tahun

k = Derajat Kebebasan

Hipotesa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

H0 ; ß = 0, Faktor yang diteliti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

pendapatan keluarga tenaga kerja pada UD. Fajar Jaya di

Kabupaten Nagan Raya.

H1 : ß ≠ 0, Faktor yang diteliti berpengaruh secara signifikan terhadap

pendapatan keluarga tenaga kerja pada UD. Fajar Jaya di

Kabupaten Nagan Raya.

Kriteria uji hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :

Apabila ht > tt , maka H0 ditolak H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang

signifikan antara output terhadap pendapatan keluarga tenaga kerja

pada UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.

Page 36: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

36

Apabila ht <

tt , maka H0 diterima H1 ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh

yang signifikan antara output terhadap pendapatan keluarga pada

UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.

Apabila Fh < Ft, maka H0 diterima H1 ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh

yang signifikan antara antara output terhadap pendapatan keluarga

pada UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.

Page 37: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskripsif Variabel Penelitian

Usaha Dagang kerupuk Fajar Jaya terletak di Desa Kubang Gajah

Kecamatan Kuala pesisir Kabupaten Nagan Raya tepatnya berada di simpang

Langkak. Usaha kerupuk tersebut sudah berjalan selama dua tahun dan sudah

dikenal oleh masyarakat setempat khususnya masyarakat Desa Kubang Gajah dan

umumnya pada masyarakat Nagan Raya.

Bahkan hasil penjualan tersebut sekarang sudah berja lan sampai ke

Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Jaya, kerupuk tersebut mudah dikenal oleh

masyarakat dengan lebel depannya bergambar kepiting yang artinya kerupuk

tersebut beraroma kepiting. Ada beberapa jenis kerupuk yang ada pada UD. Fajar

Jaya diantaranya adalah :

a. Kerupuk lipat dengan warna kuning

b. Kerupuk teratai dengan warna pink

c. Kerupuk kecipir dengan warna merah putih dan hijau

d. Kerupuk tempe dengan warna kuning

e. Kerupuk bambu dengan warna hijau dan merah

f. Kerupuk buncis dengan warna orange

g. Kerupuk balok dengan warna bening

Usaha kerupuk tersebut berdampak positif pada masyarakat setempat

karena dengan adanya pembuatan kerupuk masyarakat bisa bekerja di tempat

tersebut demi memenuhi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari. Upah yang

mereka terima pada tiap harinya pun bervariasi sesuai dengan bidang yang mereka

Page 38: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

38

pegang karena semakin tinggi upah yang mereka dapat maka semakin tinggi pula

pendapatan mereka. Berikut ini adalah berbagai jurusan yang dibidangi oleh

anggota keluarga yang bekerja pada UD. Fajar Jaya :

1. Jurusan produksi adalah jurusan yang memproduksikan kerupuk tersebut

dengan jumlah mereka sebanyak 4 orang.

2. Jurusan pekerja adalah orang yang bekerja pada penggorengan kerupuk

dengan jumlah mereka sebanyak 4 orang.

3. Jurusan penjemuran adalah mereka yang menjemur kerupuk tersebut

sehingga siap untuk di gorengkan mereka ini sebanyak 3 orang.

4. Jurusan pengisian adalah jurusan yang mengisikan kedalam kertas dan

selanjutnya akan di pasarkan mereka ini berjumlah sebanyak 13 orang.

5. Jurusan membawa ini adalah mereka yang memasarkan 7 jenis kerupuk diatas

dengan jumlah mereka sebanyak 6 orang.

Setelah pengumpulan data yang berupa data pendapatan UD. Fajar Jaya,

selanjutnya dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah jumlah anggota

keluarga yang bekerja pada pembuatan kerupuk sebanyak 30 orang yang diambil

secara acak yang diperoleh melalui data primer.

Dalam penelitian ini tabel produksi UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan

Raya tidak ditampilkan dikarenakan jumlah produksi pada tiap bulannya

bervariasi menurut pemasaran yang dipasarkan. Apabila permintaan kerupuk

meningkat atau melonjak tinggi dipasaran maka jumlah produksi ditingkatkan

sebanyak 35kg/bulannya, sebaliknya apabila jumlah permintaan terhadap

kerupuk tersebut menurun maka jumlah produksi pun ikut menurun berkisar

antara 25-30kg/bulannya.

Page 39: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

39

Pada usaha kerupuk UD. Fajar Jaya Kabupaten Nagan Raya sistim

pembagian hasilnya tidak dipergunakan karena yang mengelola usaha hanya 1

orang yaitu pemilik usaha kerupuk tersebut, beliau hanya mempekerjakan para

karyawannya sebanyak 30 orang menurut jurusan masing-masing yang telah di

uraikan diatas. Dengan anggota tersebut dan jurusan masing-masing pekerja maka

pada tiap bulannya mereka menerima gaji bukan bagi hasil dengan pemilik usaha

kerupuk tersebut jadi pembagian hasil tidak ada dalam penelitian ini.

Setiap para pekerja yang bekerja pada usaha kerupuk ini tidak

mendapatkan asuransi jiwa dikarenakan usaha ini bergerak dibidang industri

rumah tangga atau industri menengah bukan industri besar yang para pekerja nya

melebihi dari 100 orang. oleh karena itu setiap pekerja yang sakit maka

diperbolehkan tidak masuk kerja selama masih dalam perawatan dari pihak terkait

dengan biaya ditanggung oleh keluarga yang bersangkutan.

Selanjutnya penulis melakukan analisis data yang bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh UD. Fajar Jaya tersebut dalam meningkatkan

pendapatan keluarga di Desa Kubang Gajah Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten

Nagan Raya.

Berikut merupakan data pendapatan para anggota keluarga yang bekerja

pada UD. Kerupuk Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.

Tabel 1 Jumlah pendapatan keluarga tenaga kerja

pada UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya

No Pendapatan/bulan Jumlah tenaga kerja

1 3.000.000 - 3.400.000 6

2 2.000.000 - 2.400.000 4 3 1.000.000 - 1.400.000 7

4 500.000 - 900.000 13

Jumlah 30 Sumber : Hasil Penelitian (Data diolah April 2013)

Page 40: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

40

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan dari Rp. 3.000.000 -

3.400.000 hanya diperoleh sebanyak 6 (enam) orang tenaga kerja hal ini

dikarenakan mereka berada pada bidang pemasaran kerupuk, oleh karena itu

pendapatan mereka lebih tinggi disebabkan resiko yang mereka tempuh jauh lebih

bahaya daripada jurusan yang lain, mereka memasarkan berbagai jenis kerupuk

keluar daerah Nagan Raya seperti ke Aceh Jaya dan Aceh Barat. Pada pendapatan

Rp. 2.000.000 - 2.400.000 hanya 4 (empat) orang tenaga kerja, dimana mereka

tersebut berada pada jurusan produksi kerupuk UD. Fajar Jaya.

Sedangkan pada pendapatan Rp. 1.000.000 – 1.400.000 diperoleh

sebanyak 7 (tujuh) orang tenaga kerja, mereka ini adalah yang berada pada

jurusan pekerja dan penjemuran kerupuk yang dilakukan di dalam ruang lingkup

tempat kerupuk tersebut dimana para penjemur kerupuk adalah ibu- ibu rumah

tangga yang sudah menjadi keahlian mereka, sedangkan pendapatan Rp. 500.000-

900.000 diperoleh sebanyak 13 (tiga belas) orang karyawan, dari 13 orang

tersebut mereka ini adalah para pekerja yang mengisikan kerupuk kedalam kertas

dan dibuat sebagus mungkin untuk di pasarkan kedaerah-daerah perkotaan dan

pendesaan sehingga menghasilkan produk yang layak untuk di pasarkan.

Dilihat dari tabel di atas, maka besarnya pendapatan sangat berpengaruh

kebutuhan keluarga sehari-hari pada UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.

Berikut ini adalah upah harian yang mereka terima pada UD. Fajar Jaya di

Kabupaten Nagan Raya.

Page 41: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

41

Tabel 2

Jumlah Tenaga Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Tenaga Kerja/jiwa

1 SD 3

2 SLTP 10

3 SLTA 15

4 Diploma II -

5 Strata 1 2

Jumlah Tenaga Kerja 30 Orang

Sumber : Hasil Penelitian (Data diolah April 2013)

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat perincian tingkat pendidikan

yang lebih jelas yaitu tingkat pendidikan SD sebanyak 3 orang, SLTP sebanyak

10 orang, SLTA sebanyak 15 orang dan SI sebanyak 2 orang dengan jumlah

keseluruhan sebanyak 30 orang.

Berdasarkan keseluruhan tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh para

pekerja, tingkat pendidikan SLTA yang paling dominan banyak hal ini

dikarenakan setelah tamat SLTA rata-rata mereka tidak lagi menyambung sekolah

dan langsung mencari pekerjaan demi kelangsungan hidup sehari-hari.

4.2 Hasil Pengujian Hipotesis

Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah output dan

pendidikan tenaga kerja yang berhubungan erat dengan pendapatan keluarga

tenaga kerja pada UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya dan variabel

terikatnya adalah pendapatan keluarga, karena semakin tinggi gaji yang diterima

oleh tenaga

Page 42: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

42

kerja tersebut maka semakin tinggi pula pendapatan mereka. Berdasarkan hasil

olahan SPSS Ln dapat diliat pada tabel dibawah ini :

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Tabel 3

Standar Deviasi Rata-rata dan Observasi

No Variabel Rata-rata Std. deviasi N

1 Pendapatan 13.9977 .49823 30

2 Output 4.4047 .50389 30

3 Pendidikan 7.67 1.213 30

Sumber : Hasil Penelitian (Data diolah April 2013)

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan keluarga di

Desa Kubang Gajah Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya tahun 2013

adalah sebesar 13 persen dengan standar deviasi sebesar 0.4 persen Hal ini

membuktikan bahwa pendapatan keluarga pada UD. Fajar Jaya masih mengalami

penurunan dikarenakan gaji yang mereka terima belum sepenuhnya dinaikkan,

apabila gaji mereka naik pada tiap harinya maka akan berimbas pada pendapatan

yang di terima perbulannya juga akan meningkat.

Selanjutnya output tenaga kerja adalah sebesar 4 persen dengan standar

deviasi sebesar 0.5 persen, dimana upah ini juga mengalami hal yang sama

dengan pendapatan dikarenakan gaji dan pendapatan adalah dua hal yang sama-

sama akan menaikkan kebutuhan keluarga, apabila dua hal ini mengalami

penurunan maka kebutuhan keluarga pun akan mengalami penurunan.

Demikian juga dengan tingkat pendidikan rata-rata sebesar 7 persen

dengan standar deviasinya cuma berkisar 1 persen, hal ini diperkuat karena

Page 43: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

43

hampir semua tenaga kerja berada pada pendidikan SLTP dan SLTA. Sedangkan

N menyatakan jumlah observasi yang berjumlah 30 orang.

Tabel 4 Hasil Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi

No Variabel Koefesien Akhir Standar Error Nilai t ttabel Sig.

1

2

3

Konstanta Output

Pendidikan

13.774 -.173

.128

.966

.178

.074

14.254 -.973

.313

2,042 2,042

.000

.339

.093

Koefesien Korelasi (R) = 0.357 Koefesien Determinasi (R2) = 0.128

Sumber : Hasil Penelitian (Data diolah April 2013)

4.3.1 Analisis Koefesien Korelasi (r)

Untuk mengetahui tingkat keeratan, arah hubungan antara otput terhadap

pendapatan keluarga maka dapat menggunakan koefesien korelasi. Dari

pengolahan data menggunakan SPSS maka diperoleh R = 35.7 % menjelaskan

bahwa hubungan pendapatan dengan output tenaga kerja dan tingkat pendidikan

relatif meningkat.

4.3.2 Analisis Koefesien Determinasi (r2)

Peranan kerupuk UD. Fajar Jaya dalam meningkatkan pendapatan

keluarga di Kab. Nagan Raya menggunakan analisis ini secara konkrit dilakukan

terhadap koefesien determinasi. Adapun koefesien determinasi dalam penelitian

ini dapat diketahui dengan penggunaan rumus perhitungan sebagai berikut :

Koefesien determinasi = r2 × 100%

Koefesien determinasi = (0.357)2 × 100%

Koefesien determinasi = 12.7 persen

Page 44: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

44

Dari perhitungan diatas diperoleh nilai koefesien determinasi (R²)

bernilai 12.7 persen yang mengandung pengertian bahwa pengaruh kerupuk UD.

Fajar Jaya terhadap pendapatan keluarga di Kabupaten Nagan Raya sebesar 12.7

persen, persentase angka tersebut sangatlah tinggi dan berdampak positif terhadap

usaha kerupuk yang melibatkan para karyawan yang bekerja di pabrik tersebut,

dengan adanya usaha dagang kerupuk maka akan membantu perekonomian

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

4.3.3 Uji Regresi Linear Berganda

Analisa ini digunakan sebagai alat analisis peramalan nilai dua variabel

bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. rumus persamaan regresi berganda

menurut Ridwan (2003) dalam Arafah (2008, h. 10) adalah :

Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear berganda maka

persamaannya sebagai berikut Y = 13.774 – .173 X1 + .128 X2. Berdasarkan

Output SPSS Ln dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Konstanta dari persamaan diatas sebesar 13.774 nilai konstanta ini

menyatakan apabila variabel pendapatan dianggap konstan maka ouput dan

pendidikan sebesar 13.77.

b. Output sebesar -0.173 artinya apabila produksi naik sebesar 1 persen maka

pendapatan turun sebesar 0.173 persen.

c. Pendidikan sebesar 0.128 artinya apabila jenjang pendidikan lebih tinggi

sebesar 1 persen maka pendapatan naik sebesar 0.128 persen.

Page 45: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

45

4.3.4 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Pembuktian bahwa variabel output (produksi) dan pendidikan

berpengaruh terhadap pendapatan keluarga pada UD. Fajar Jaya di Kabupaten

Nagan Raya dilakukan pengujian secara partial dengan uji-t pada jumlah

kepercayaan (level of confidence 95 persen) pada taraf nyata (α) = 0,05 yaitu :

Variabel output di peroleh t-hit sebesar -.973 lebih kecil dari t-tabel sebesar

2.042 artinya secara partial variabel output tidak berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk UD. Fajar Jaya di Kabupaten

Nagan Raya.

Variabel pendidikan di peroleh t-hit sebesar 1.740 lebih kecil dari t-tabel

sebesar 2.042 artinya secara partial variabel pendidikan tidak berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk UD. Fajar Jaya di

Kabupaten Nagan Raya.

4.3.5 Uji F

Kriteria uji hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :

Apabila Fh > Ft, maka 0H ditolak 1H diterima, artinya terdapat pengaruh

yang signifikan terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk UD. Fajar Jaya

di Kabupaten Nagan Raya.

Apabila Fh < Ft , maka 0H diterima 1H ditolak, artinya tidak terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk UD.

Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.

Dengan adanya hasil pengujian ANOVA atau uji F (secara simultan) pada

tingkat signifikan α = 10 persen, memperlihatkan adanya hubungan antara

Page 46: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

46

Fhitung dengan Ftabel, dimana Fhitung sebesar 1.973 > Ftabel sebesar 4,45 artinya

berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk

UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.

Page 47: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada UD. Fajar Jaya di

Kabupaten Nagan Raya maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

a. UD. Fajar Jaya terletak di Desa Kubang Gajah Kecamatan Kuala Pesisir

Kabupaten Nagan Raya. Usaha tersebut sudah berjalan selama 2 tahun dan

pemasaran produk kerupuk bukan lagi di Kabupaten Nagan Raya saja akan

tetapi sudah berjalan keluar daerah seperti ke Aceh Jaya dan Aceh Barat.

Pada UD. Fajar Jaya ada berbagai jenis jurusan dalam memproduksikan

kerupuk tersebut mulai dari bahan dan kelengkapan serta jenis kerupuk juga

menjadi kelengkapan utama guna mendapatkan hasil kerupuk yang maksimal

sehingga diminati oleh masyarakat setempat dan mudah dikenal dengan

lambang kerupuk tersebut adalah gambar kepiting, artinya citarasa kerupuk

beraroma kepiting.

b. Faktor utama yang menjadi pusat penelitian ini adalah tingkat pemberian gaji

kepada para pekerja, karena semakin tinggi gaji yang diterima maka semakin

tinggi pula pendapatan mereka, namun apabila gaji yang mereka terima

sedikit maka pendapatan mereka pun menjadi menurun.

c. Pendapatan keluarga pada kerupuk UD. Fajar Jaya pada tahun 2013 rata-rata

sebesar 13 persen dengan output (produksi) sebesar 4 persen, dan tingkat

pendidikan sebesar 7 persen.

d. Selanjutnya berdasarkan uji t, nilai thitung output diperoleh sebesar -.973

lebih kecil dari ttabel sebesar 2,042, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya

Page 48: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

47

faktor- faktor yang diteliti secara bersama-sama tidak berpegaruh secara

signifikan terhadap pendapatan keluarga, dan pendidikan diperoleh sebesar

1.740 lebih kecil dari Ttabel sebesar 2,042, maka H0 ditolak dan H1 diterima,

artinya faktor- faktor yang diteliti secara bersama-sama tidak berpegaruh

secara signifikan terhadap pendapatan keluarga keluarga pada kerupuk UD.

Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya..

e. Dengan adanya hasil pengujian ANOVA atau uji F (secara simultan) pada

tingkat signifikan α = 10 persen, memperlihatkan adanya hubungan antara

Fhitung dengan Ftabel, dimana Fhitung sebesar 1.973 > Ftabel sebesar 4,45 artinya

berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk UD.

Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.

5.2. Saran - saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai

berikut :

1. Kepada pihak kerupuk UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya hendaknya

segala jenis kerupuk lebih bisa ditingkatkan lagi sesuai dengan bentuk dan

warna yang berbeda, begitu juga dengan citarasanya tidak berpatokan hanya

pada rasa kepiting saja akan tetapi untuk kedepannya kerupuk yang sama

dengan rasa dan aroma yang berbeda.

2. Selanjutnya kepada pihak kerupuk UD. Fajar Jaya agar bisa menciptakan

kerupuk yang baru dan berkualitas tinggi sesuai dengan minat masyarakat

setempat, untuk kedepannya usaha tersebut agar bisa terus dikembangkan dan

dipertahankan agar lebih terjaga kualitasnya.

Page 49: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

48

3. Perlu adanya promosi terhadap pabrik Kerupuk UD. Fajar Jaya, disamping

meningkatkan kualitas dan ragam kerupuk.

Page 50: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

DAFTAR PUSTAKA

Arafah, Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pegawai Di PT. BPR Syariah Amanah Ummah Leuwiliang Bogor, Karya Ilmiah (Tidak dipublikasikan) LPPM UTU. Meulaboh, 2008.

Baye, Michael R. 2003. Manageria Economic and Business Strategy. Edisi

keempat. The McGraw-Hill Companies, Inc. New York. Djalal Nacrowi, Analisis Ekonomi dan Keuangan, Ekonometrika, Jakarta : 2006.

Gujarati, statistik penelitian, Jakarta, 1994.

Hasibuan Nurimansjah. 1993. Ekonomi Industri. Persaingan, Monopoli dan

Regulasi LP3ES. Cetakan pertama. Penerbit PT Pustaka LP3ES Indonesia.

Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/jenis-kelamin. diakses 15 Desember 2011.

http://Lovnyoknyonkq.blogspot.com. diakses 19 November 2011.

http://Organisasi.Org.Komunitas dan Peroustakaan Online Indonesia. diakses 22

November 2011. http://Organisasi.Org/Ilmu_Perpustakaan/Ekonomi.com. diakses 19 Desember

2011.

Jaya, wihana K. 2001. Ekonomi Industri. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta. Kasmir & Jakfar. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua Cetakan Keenam.

Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Kuncoro Mudrajad. 2007. Ekonomika Industri Indonesia Menuju Negara Industri Baru 2030. Edisi Pertama Penerbit Andi. Yogyakarta.

Nachrowi, Djalal. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Nurba, Diswandi dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir.

Universitas Teuku Umar. Meulaboh.

Ruslan, Rasadi. 2006. Public Relations dan Komunikasi. Edisi Pertama Cetakan

Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Samuelson, Paul A. William D. Nordhaus. 2005. Economics. Edisi kedelapan

belas. McGraw-Hill. Boston.

Page 51: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri

Supangat, Andi. 2005. Statistika dalam kajian deskriptif, inferensi dan

nonparametric. Edisi Pertama Cetakan Pertama. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.