Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang masalah
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri kecil
memiliki peran yang sangat strategis mengingat berbagai potensi yang
dimilikinya. Potensi tersebut antara lain mencakup jumlah dan penyebarannya,
penyerapan tenaga kerja, penggunaan bahan baku lokal, keberadaannya di semua
sektor ekonomi, dan ketahanannya terhadap krisis.
Kondisi Industri Kecil yang ada di Indonesia saat ini terdapat sebanyak 42
juta usaha mikro dan kecil, 80 persen diantaranya bergerak dibidang pertanian.
Potensi industri kecil yang sebanyak itu, tentu saja memberikan dampak bagi
Produk Domestik Bruto (PDB) yang tidak sedikit bagi daerah dan pusat serta
penyerapan tenaga kerja yang besar karena sektor industri kecil didominasi padat
karya atau home industri.
Peran industri kecil dapat dilihat dari dua aspek yaitu peran terhadap
penyerapan tenaga kerja dan peranan terhadap nilai ekspor. Pentingnya industri
kecil khususnya di Negara Indonesia dimana jumlah tenaga kerja berpendidikan
rendah dan aneka sumber alam sangat berlimpah, kapital terbatas pembangunan
pedesaan masih terbelakang dan distribusi pendapatan tidak merata, sangat erat
hubungannya dengan sifat umum kelompok industri kecil.
Setiap jenis usaha pasti diharapkan bisa menghasilkan keuntungan, baik itu
usaha besar maupun usaha kecil. Tingkat keuntungan suatu usaha merupakan
pencerminan dari keberhasilan usaha suatu perusahaan. Semakin besar
2
keuntungan berarti perusahaan tersebut akan mampu memenuhi kewajibannya dan
lebih berpotensi untuk berkembang.
Kekuatan, Kelemahan, serta Tantangan Industri Kecil sebagai berikut :
1. Kekuatan Industri Kecil dan Menengah
Industri kecil memiliki beberapa kekuatan potensial yang merupakan andalan
yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang adalah :
Penyediaan lapangan kerja, peran industri kecil dalam penyerapan dengan 50
persen tenaga kerja yang tersedia, sumber wirausaha baru keberadaan usaha
kecil dan menengah selama ini terbukti dapat mendukung tumbuh
kembangnya wirausaha baru, memiliki segmen usaha pasar yang unik,
melaksanakan manajemen sederhana dan fleksibel terhadap perubahan pasar,
memanfaatkan sumber daya alam sekitar, industri kecil sebagian besar
memanfaatkan limbah atau hasil sampai dari industri besar atau industri yang
lainnya, memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan
yang dilaksanakan menunjukkan hasil yang menggambarkan bahwa industri
kecil mampu untuk dikembangkan lebih lanjut dan mampu untuk
mengembangkan sektor lain yang terkait.
2. Kelemahan industri kecil yaitu masih terbatasnya kemampuan sumber daya
manusia, kendala pemasaran produk sebagian besar pengusaha industri kecil
lebih memperioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi- fungsi
pemasaran kurang mampu dalam mengakseskannya, khususnya dalam
informasi pasar dan jaringan pasar, sehingga sebagian besar hanya berfungsi
sebagai tukang saja, kecenderungan konsumen yang belum mempercayai
mutu produk industri kecil, kendala permodalan usaha sebagian besar industri
3
kecil memanfaatkan modal sendiri dalam jumlah yang relatif kecil. Di
samping itu mereka menjual produknya secara pesanan dan banyak terjadi
penundaan pembayaran.
3. Tantangan industri kecil meliputi : Iklim usaha yang tidak kondusif, iklim
usaha yang tidak kondusif diwujudkan dalam adanya monopoli dalam bidang
usaha tertentu, pengusaha industri dari hulu ke hilir oleh industri besar
berbagai peraturan yang tidak mendukung (Retribusi, perijinan dan lain- lain),
pemberlakuan berbagai standar nasional maupun internasional.
Karakteristik atau ciri-ciri usaha industri kecil secara umum yaitu
a. Fleksibel dalam arti jika menghadapi hambatan dalam menjalankan usahanya
akan berpindah ke usaha lain.
b. Permodalannya tidak selalu tergantung pada modal dari luar, mereka mampu
berkembang dengan kekuatan modal sendiri.
c. Dalam hal pinjaman sanggup mengembalikan pinjaman dengan bunga yang
cukup tinggi.
d. Merupakan sarana distributor barang dan jasa dalam rangka melayani
kebutuhan masyarakat.
Dalam meningkatkan peranan industri kecil di dalam masyarakat ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan agar usaha tersebut mempunyai nilai jual
yang tinggi antara lain :
a. Memiliki potensi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Tiap unit
investasi pada sektor industri kecil dapat menciptakan lebih banyak
kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha
4
besar maupun menengah. Pada tahun 2003, ternyata industri kecil menyerap
99,4 persen dari seluruh tenaga kerja.
b. Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal, memegang
peranan utama dalam pengadaan produk dan jasa bagi masyarakat, dan secara
langsung menunjang kegiatan usaha yang berskala lebih besar.
c. Industri kecil relatif tidak memiliki utang dalam jumlah besar.
d. Industri kecil memberikan sumbangan sebesar 58,30 persen dari PDB nasional
pada tahun 2003, karena masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini
adalah tingginya tingkat pengangguran.
e. Dapat menumbuhkan usaha di daerah, yang mampu menyerap tenaga kerja.
f. Akhir-akhir ini peran industri kecil diharapkan sebagai salah satu sumber
peningkatan ekspor non migas.
Untuk meningkatkan penjualan, para perajin industri kecil perlu
memperhatikan aspek pemasaran. Pemasaran produk secara langsung ataupun
lewat perantara sebaiknya dioptimalkan. Kerja sama dengan eksportir swasta,
maupun dukungan berbagai lembaga terkait seperti Pemda, Disperindag dan dinas
kepariwisataan diharapkan dapat memperkuat jaringan pemasaran dalam negeri
dan luar negeri.
Upaya sebagian kecil perajin industri kecil yang sudah mempromosikan
kreativitas mereka lewat jaringan internet perlu diikuti oleh perajin industri kecil
yang lain. Dalam hal ini perajin industri kecil dapat bekerja sama dalam
paguyuban untuk mengusahakan bantuan dari pemerintah ataupun lembaga-
lembaga swasta yang concern terhadap perkembangan industri kecil agar
memberikan dukungan dalam bentuk fasilitas, pelatihan Teknologi Informasi (TI)
5
ataupun pendampingan. Dengan demikian diharapkan cakupan promosi lebih luas
dan efektif sehingga usaha para perajin dapat lebih berkembang.
Para perajin industri kecil yang belum mempunyai ijin usaha, sedapat
mungkin segera mengurusnya. Karena bagi usaha kerajinan yang telah berijin,
biasanya mempunyai omzet produksi yang tinggi dan berani menerima pesanan
dalam jumlah besar. Dengan legalitas usaha, pembeli akan lebih percaya karena
keberlangsungan usaha lebih terjamin.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengambil studi kasus pada
industri kecil kerupuk Desa Kubang Gajah Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten
Nagan Raya.
Berdasarkan paparan diatas penulis tertarik membuat suatu karya ilmiah
yang dituangkan dalam bentuk proposal dengan judul “faktor-faktor apa yang
Mempengaruhi Pendapatan Keluarga Tenaga Kerja pada UD. Fajar Jaya di
Kabupaten Nagan Raya”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dirumuskan
permasalahan adalah Faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan keluarga
tenaga kerja pada usaha UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-
faktor apa yang mempengaruhi pendapatan keluarga tenaga kerja pada usaha UD.
Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.
6
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, manfaat yang akan diperoleh
dengan diadakannya penelitian ini :
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Penulis
Menambah wawasan penulis sebagai bahan perbandingan antara teori yang
telah di pelajari dengan praktek yang diterapkan berdasarkan hasil data dari UD.
Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.
2. Lingkungan Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan
bagi mahasiswa dan perpustakaan Universitas Teuku Umar khususnya Fakultas
Ekonomi.
1.4.2. Manfaat Praktis
Bagi masyarakat yang bekerja pada pabrik kerupuk tersebut dapat
menambah penghasilannya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bagi
pihak pabrik kerupuk tersebut agar lebih meningkatkan lagi kualitas kerupuknya
untuk menambah hasil produksi yang maksimal.
1.5. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Bagian pertama Pendahuluan yang berisi tentang pokok-pokok pembahasan
mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat praktis dan sistematika
pembahasan.
7
Bagian kedua Tinjauan Pustaka yang meliputi pengertian studi kelayakan
bisnis, faktor- faktor yang menyebabkan kegagalan usaha, pengertian industri,
struktur industri, pengertian pasar dan pemasaran serta perumusan hipotesis.
Bagian ketiga Metode Penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel, data
penelitian diantaranya jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, model
analisis data, definisi operasional variabel, dan pengujian hipotesis.
Bagian keempat Hasil dan Pembahasan meliputi statistik deskriptif variabel
penelitian, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.
Bagian kelima kesimpulan dan saran menguraikan kesimpulan dan
keterbatasan dari penelitian dan saran-saran.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Pengertian Studi Kelayakan Bisnis dapat disimpulkan bahwa suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang
akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut
dijalankan.
Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara medalam tersebut
dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan
memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan
dikeluarkan. Dengan kata lain, kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang
dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan nonfinansial sesuai dengan
tujuan yang mereka inginkan. Layak disini diartikan juga akan memberikan
keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi
investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat luas.
Sedangkan pengertian bisnis adalah usaha yang dijalankan yang tujuan
utamanya untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan yang dimaksud dalam
perusahaan bisnis adalah keuntungan finasial. Namun dalam praktiknya
perusahaan nonprofit pun perlu dilakukan studi kelayakan bisnis karena
keuntungan yang diperoleh tidak hanya dalam bentuk finasial akan tetapi juga
nonfinasial. Jadi dengan dilakukannya studi kelayakan bisnis akan dapat
memberikan gambaran apakah usaha atau bisnis yanag diteliti layak atau tidak
untuk dijalankan.
9
Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari
berbagai aspek. Aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan bisnis meliputi
aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek
teknis/operasional, aspek manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan sosial,
serta aspek dampak lingkunga. Untuk menilai semua aspek ini perlu dibentuk
semacam tim yang terdiri dari orang-orang yang berasal dari berbagai bidang
keahlian.
2.1.1 Aspek Hukum
1. Jenis-jenis badan hukum usaha
Aspek hukum digunakan untuk meneliti kelengkapan, kesempurnaan dan
keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki mulai dari badan usaha, izin- izin
sampai dokumen lainnya.
Dalam praktiknya jenis badan hukum yang ada di Indonesia sebagai
berikut :
a. Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yag dimiliki oleh
perseorangan (hanya seorang). Untuk mendirikan perusahaan perseorangan
sangatlah sederhana dan tidak memerlukan persyaratan khusus, sebagaimana
bentuk badan hukum lainnya. Disamping itu , pendirian perusahaan peseorangan
tidak memerlukan modal besar. Kelebihan perusahaan jenis ini disamp ing
pendiriannya mudah adalah tidak diperlukan organisasi yang besar, tetapi cuk up
dengan organisasi dan manajemen yang sederhana. Pimpinan perusahaan
perseorangan biasanya pemilik usaha tersebut sekaligus menjadi
penanggungjawab terhadap segala aktifitas perusahaan, termasuk kewajiban
10
terhadap pihak luar. Artinya, jika terjadi sesuatu terhadap kewajiban kepada pihak
lain, misalnya dalam hal utang, maka sepenuhya tanggungjawab pemilik sampai
kepada harta pribadi.
Kebutuhan modal hanyalah dari pemilik sendiri dan untuk mencari modal
dari luar relatif lebih sulit. Tujuan utama didirikan perusahaan perseorangan
adalah semata-mata hanya untuk mencari keuntungan.
b. Firma (Fa)
Firma adalah perusahan yang didirikan oleh dua orang atau lebih dan
menjalankan perusahaan atas nama perusahaan. Untuk mendirikan firma terdiri
dari 2 cara. Pertama melalui akta resmi, maka proses selanjutnya harus sampai di
berita negara. Namun, jika memilih akta di bawah tangan proses tersebut tidak
perlu, cukup melalui kesepakatan pihak-pihak terlibat.
Seperti halnya perusahaan perseorangan, tujuan firma adalah untuk
mencari keuntungan.
c. Perseroan Komanditer (CV)
Perseroan komanditer, atau lebih sering disingkat dengan CV, merupakan
persekutuan yang didirikan atas dasar kepercayaan. Dalam perseroan komanditer
terdapat beberapa sekutu yang secara penuh bertanggung jawab atas sekutu
lainnya. Kemudian ada satu atau lebih sekutu yang bertindak sebagai pember i
modal. Tanggung jawab sekutu komanditer hanya terbatas pada sejumlah modal
yang ditanamkan dalam perusahaan.
Tujuan pendirian CV guna memberikan peluang bagi perseorangan
untuk ikut menanamkan modalnya dengan terbatas.
11
d. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum perusahaan yang paling
banyak digunakan dan diminati oleh para pengusaha. Penyebabnya adalah karena
badan hukum jenis ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan
badan hukum lainnya. Kelebihannya antara lain luasnya bidang usaha yang
dimiliki, kewenangan, dan tanggung jawab yang dimiliki terbatas kepada modal
yang disetor.
Pengertian Perseroan Terbatas menurut undang-undang adalah :
“Badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian yang melakukan kegiatan usaha dengan modal tertentu, yang seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya”.
e. Perusahaan Negara (PN)
Perusahaan Negara (PN) adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan
undang-undang. Modal untuk mendirikan PN adalah atas kekayaan negara yang
dipisahkan dan tidak dipisahkan atas saham. Perusahaan Negara dipimpin oleh
seorang kepala atau direksi yang diangkat oleh pemerintah. Perusahaan negara
dibagi kedalam beberapa jenis antara lain Perusahaan jawatan (Perjan),
Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan Perseroan (Perseroan).
Perusahaan Jawatan (Perjan) merupakan Perusahaan Negara yang
didirikan untuk pengabdian dan pelayanan terhadap masyarakat dengan tetap
memegang teguh pad efesiensi, efektivitas, dan ekonomis.
Perusahaan Umum (Perum) adalah perusahaan yang melayani
kepentingan umum. Berbeda dengan Perjan, Perum didirikan dengan tujuan
12
untuk mencari keuntungan. Modal Perum berasal dari pemerintah atau pihak
lain. Pegawai perusahaan negara yang diatur tersendiri.
Perusahaan Persero (Persero) merupakan perusahaan negara yang
didirikan dengan maksud untuk mencari keuntungan. Bentuk badan hukum
perusahaan ini adalah Perseroan Terbatas (PT). Modal diperoleh seluruh atau
sebagian dari negara. Dengan demikian, dikemungkinan patungan antara swasta
dengan negara. Peranan pemerintah adalah sebagai pemegang hak suara terbesar
sesuai dengan mayoritas saham yang dipegangnya.
f. Perusahaan Daerah
Perusahaan daerah merupakan perusahaan yang didirikan dengan suatu
peraturan daerah. Modalnya seluruhya atau sebagian besar milik pemerintah
daerah yang dipisahkan kecuali dengan ketentuan lain dengan atau berdasarkan
undang-undang.
Tujuan didirikan untuk perusahaan daerah untuk turut serta
melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi
nasional umumnya. Pimpinan perusahaan daerah tingkat oleh kepala daerah.
g. Yayasan
Yayasan merupakan badan yang usaha yang tidak bertujuan untuk
mencari keuntungan dan lebih menekankan usahanya pada tujuan sosial. Modal
berasal dari sumbangan, hibah, atau sumbangan lainnya. Yayasan memiliki
pengurus dan harta milik pengurus dipisahkan dari harta yayasan.
h. Koperasi
Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1995, koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
13
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan.
Koperasi dikelola oleh pengurus yang diangkat oleh para anggota dan
pembagian hasil usaha berdasarkan jasa/partisipasi masing-masing anggota.
Prinsip koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal
sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, atau hibah.
Modal pinjaman berasal dari anggota koperasi lainnya dan anggotanya, bank dan
lembaga keuangan lainnya atau melalui penerbitan obligasi serta surat hutang
lainnya.
Tujuan koperasi adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi
kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
2.1.2 Aspek Pemasaran
1. Tujuan Perusahaan Dalam Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran adalah meneliti seberapa besar pasar yang
akan dimasuki dan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk menguasainya
pasar serta bagaimana strategi yang akan dijalankan nantinya.
Secara khusus dalam asek pasar dan pemasaran bahwa tujuan perusahaan
untuk memproduksi atau memasarkan produknya dapat di kategorikan sebagai
berikut :
a. Untuk meningkat penjualan dan laba
Artinya, tujan perusahaan dalam hal ini bagaimana caranya memperbesar
omzet penjualan dari waktu kewaktu. Dengan meningkatnya omzet penjualan,
14
maka diharapkan keuntungan atau laba juga dapat meningkatkan sesuai dengan
target yang telah ditetapkan.
b. Untuk menguasai pasar
Untuk perusahaan jenis ini jelas tujuannya bagaimana caranya menguasai
pasar yang ada dengan cara memperbesar market share-nya untuk wilayah-
wilayah tertentu. Peningkatan market share dapat dilakukan dengan berbagai cara,
baik dengan cara mencari atau menciptakan pelang baru atau merebut market
share pesaing yang ada.
c. Untuk mengurangi saingan
Tujuan perusahaan model ini adalah dengan cara menciptakan produk
sejenis denga mutu yang sama tetapi harga lebih rendah dari produk utama.
Tujuannya adalah untuk mengurangi saingan dan antisipasi terhadap
kemungkinan pesaing baru yang akan masuk ke dalam industri tersebut.
d. Untuk menaikkan prestise produk tertentu dipasarkan
Dalam hal produk tertentu, terutama untuk produk kelas tinggi. Tujuan
perusahaan memasarkan adalah untuk meningkat prestise produk di depan
pelanggannya dengan cara promosi atau cara lainnya. Cara lainnya juga dilakukan
dengan meningkatkan mutu, selera yang sesuai dengan keinginan konsumen.
2.1.3 Aspek Keuangan
Aspek keuangan adalah untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
memperoleh pendapaan serta besarnya biaya yang dikeluarkan. Dari sini akan
terlihat pengembalian uang yang akan ditanamkan seberapa lama akan kembali.
Sedangkan aspek manajemen dan organisasi adalah untuk mengukur kesiapan dan
15
kemampuan sumber daya manusia yang akan menjalankan usaha tersebut dan
mencari bentuk organisasi yang sesuai dengan usaha yang akan dijalankan.
Secara keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal
seperti :
1. Sumber-sumber dana yang akan di peroleh
a. Modal Asing (Modal Pinjaman)
b. Modal Sendiri
2. Kebutuhan biaya investasi
3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk
jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi
4. Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode ke depan
5. Kriteria penilaian invesatsi
6. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.
2.1.4 Aspek Teknis/Operasi
Aspek teknis atau produksi adalah untuk menentukan lokasi, layout
gedung dan ruangan, serta teknologi yang akan dipakai. Lokasi yang menjadi
perhatian adalah lokasi yang akan dijadikan sebagai kantor pusat, lokasi pabrik
dan lokasi gudang. Demikian pula dengan penentuan layout gedung dan layout
ruangan juga akan dinilai.
1. Tujuan Aspek Teknis/Operasi
Secara umum ada beberapa hal yang hendak dicapai dalam penilaian
aspek teknis/operasi yaitu :
a. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi
pabrik, gudang, cabang, maupun kantor pusat.
16
b. Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses
produksi yang dipilih, sehingga dapat memberikan efesiensi.
c. Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam
menjalankan produksinya.
d. Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik
untuk dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.
e. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang
dan dimasa yang akan datang.
Dalam memilih lokasi tergantung dari jenis dari usaha atau investasi
yang dijalankan. Terdapat paling tidak empat lokasi yang dipertimbangkan sesuai
keperluan perusahaan yaitu antara lain :
a. Lokasi untuk kantor pusat
b. Lokasi untuk pabrik
c. Lokasi untuk gudang
d. Kantor cabang
Penentuan suatu lokasi bukanlah pekerjaan yang mudah. Pertimbangan di
atas harus dinilai secara matang. Untuk menilai lokasi yang sesuai dengan
keinginan perusahaan dapat digunakan berbagai metode sesuai dengan kebutuha
perusahaan.
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode penilaian hasil
value antara lain adalah :
1. Pasar
2. Bahan baku
3. Transprotasi
17
4. Tenaga kerja
5. Pertimbangan lainnya
2.1.5 Aspek ekonomi dan sosial
Penelitian selanjutnya adalah untuk menilai manfaat ekonomi dan sosial
dengan dijalankannya bisnis tersebut bagi masyarakat. Yang terakhir adalah untuk
menilai dampak lingkungan yang ditimbulkan nantinya, apabila bisnis tersebut
dijalankan termasuk metode penaggulangannya.
1. Dampak yang timbul
Secara garis besar dampak dari aspek ekonomi dengan adanya suatu
usaha atau investasi, misalnya pendirian suatu pabrik, antara lain :
a. Dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga
b. Menggali, mengatur, dan menggunakan ekonomi sumber daya
alam
c. Meningkatkan perekonomian pemerintah lokal maupun regional
d. Pengembangan wilayah
Sedangkan dampak sosial dengan adanya suatu proyek atau investasi
antara lain meliputi :
a. Adanya perubahan demografi melalui terjadinya perubahan struktur
penduduk, perubahan tingkat kepadatan penduduk, pertumbuhan
penduduk, dan perubahan komposisi tenaga kerja baik tingkat
partisipasi angkatan kerja maupun tingkat penganggura.
b. Perubahan budaya yang meliputi terjadinya kemungkinan
perubahan kebudayaan melalui perubahan adat istiadat, nilai, dan
norma adat setempat.
18
c. Perubahan kesehatan masyarakat
d. Pengembangan wilayah
2.2 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Usaha
Resiko kerugian yang akan timbul dimasa yang akan datang disebabkan
karena karena dimasa yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian.
Secara umum faktor- faktor yang menyebabkan kegaglan terhadap hasil yang
dicapai sekalipun telah dilakukan studi kelayakan bisnis secara benar dan
sempurna seperti yang telah diuraikan di atas adalah sebagai beriku :
1. Data dan informasi tidak lengkap
Pada saat melakukan penelitian data dan informasi yang akan disajikan
kurang lengkap, sehingga hal-hal yang seharusnya menjadi penilaian tidak ada.
Kemudian, dapat pula data yang disediakan tidak dapat di percaya atau palsu.
Karena itu, sebelum melakukan studi sebaiknya kumpulkan data dan informasi
selengkap mungkin, melalui berbagai sumber yanga ada yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan kebenaran datanya.
2. Tidak teliti
Kegagalan dapat pula disebabkan si penstudi (orang yang melakukan
studi) kurang teliti dalam meneliti dokumen-dokumen yang ada. Oleh karena itu,
dalam hal ini tim studi kelayakan bisnis perlu melatih atau mencari tenaga yang
benar-benar ahli dibidang, sehingga faktor ketelitian ini menjadi jaminan.
Kecerobohan sekecil apa pun akan sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian.
3. Salah perhitungan
Kesalahan dapat pula diakibatkan si penstudi dalam melakukan
perhitungan. Misalnya, dalam hal penggunaan rumus atau cara menghitung,
19
sehingga hasil yang dikeluarkan tidak akurat. Dalam hal ini juga perlu disingkapi
untuk menyediakan tenaga ahli yang andal di bidangnya.
4. Pelaksanaan pekerjaan salah
Para pelaksanaan bisnis sangat memegang peranan penting dalam
keberhasilan menjalankan bisnis tersebut. Apabila para pelaksana di lapangan
tidak mengerjakan proyek secara benar atau tidak sesuai dengan pedoman yang
telah ditetapkan, maka kemungkinan bisnis tersebut gagal sangat besar.
5. Kondisi lingkungan
Kegagalan lainnya adalah adanya unsur-unsur yang terjadi yang memang
tidak dapat dikendalikan. Artinya, pada saat melakukan penelitian dan
pengukuran semuanya sudah selesai dengan tepat dan benar, namun dalam
perjalanan akibat terjadinya perubahan lingkungan pada akhirnya berimbas
kepada hasil penelitian dalam studi kelayakan bisnis. Perubahan lingkungan
seperti perubahan ekonomi, politik, hukum, sosial, dan perubahan perilaku
masyarakat, atau rencana bencana alam.
6. Unsur sengaja
Kesalahan yang sangat fatal adalah adanya faktor kesengajaan untuk
berbuat kesalahan. Artinya peneliti sengaja membuat kesalahan yang tidak sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya dengan berbagai sebab. Ata para pelaksana di
lapangan juga melakukan perbuatan yang tercela, sehingga menyebabkan
gagalnya suatu proyek atau usaha.
2.3 Pengertian Industri
Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya
buruh atau tenaga kerja. Dewasa ini, istilah industri sering digunakan secara
20
umum dan luas, yaitu semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya dalam rangka mencapai kesejahteraan.
Kegiatan industri sebenarnya sudah lama ada, yaitu sejak manusia berada
dimuka bumi ribuan tahun yang lalu dalam tingkat yang sangat sederhana. Seiring
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki
manusia, kegiatan industri pun tumbuh dan berkembang semakin kompleks.
Selain itu menurut perpustakaan online Indonesia yang diakses melalui
internet industri juga mengandung pengertian bahwa suatu usaha atau kegiatan
pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang
jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan
atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak
hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
2.1.1 Jenis industri berdasarkan tempat bahan baku
1. Industri ekstraktif
Adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar.
Contoh : pertanian, perkebunan, perkebunan, perhutanan, perikanan,
peternakan, pertambangan, dan lain- lain. Hal ini tercanum dalam
http://organisasi.org/ yang diakses tanggal 20 April 2012.
2. Industri nonekstraktif
Adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam
sekitar.
Contoh : Migas dan non migas
21
3. Industri fasilitatif
Adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual
kepada para konsumennya.
Contoh : asuransi, perbankan, transprotasi, ekspedisi, dan lain- lain.
2.1.2 Jenis industri berdasarkan besar kecil modal
1. Industri padat modal
Industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk
kegiatan operasional maupun pembangunannya.
2. Industri padat karya
Adalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga
kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.
2.1.3 Jenis industri berdasarkan klasifikasinya
1. Industri kimia dasar
Contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dan
sebagainya.
2. Industri mesin dan logam dasar
Contohnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil,
dan lain- lain.
3. Industri kecil
Contohnya seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es,
minyak goreng curah, dan lain- lain.
22
4. Aneka industri
Misalnya seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan
lain- lain.
2.1.4 Jenis industri berdasarkan jumlah tenaga kerja
1. Industri rumah tangga
Adalah industri yang jumlah karyawan/ tenaga kerja berjumlah antara 1-4
orang.
2. Industri kecil
Adalah industri yang jumlah karyawan/ tenaga kerja berjumlah antara 5-
19 orang.
3. Industri sedang atau industri menengah
Adalah industri yang jumlah karyawan/ tenaga kerja berjumlah antara 20-
99 orang.
4. Industri besar
Adalah industri yang jumlah karyawan/ tenaga kerja berjumlah antara
100 orang atau lebih.
2.1.5 Penggolongan industri berdasarkan pemilihan lokasi
1. Industri yang berorientasi atau menitik beratkan pada pasar (market oriented
industry) adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target
konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong dimana konsumen
potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.
2. Industri yang berorientasi atau menitik beratkan pada tenaga kerja/ labor (man
power oriented industry) adalah industri yang berada pada lokasi di pusat
23
pemukiman penduduk karena biasanya jenis industri tersebut membutuhkan
banyak pekerja/ pegawai untuk lebih efektif dan efesien.
3. Industri yang berorientasi atau menitik beratkan pada bahan baku (supply
oriented industry) adalah industri yang mendekati lokasi dimana bahan baku
berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.
2.1.6 Jenis industri berdasarkan produktifitas
1. Industri primer
Adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan
langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu.
Contoh : buah-buahan, makanan siap saji dan lain- lain.
2. Industri sekunder
Adalah industri yang bahan mentahnya diolah sehingga menghasilkan
barang-barang untuk diolah kembali.
Contoh : minuman kaleng, aqua, kertas da lain- lain.
3. Industri Tersier
Adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.
Contohnya seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan
sebagainya.
Pengertian industri sangatlah luas, terdapat dalam lingkup makro dan
mikro.
Secara mikro industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang homogen, atau barang-barang yang
mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat. Namun, demikian dari segi pembentukan pendapatan, yakni yang cenderung bersifat makro,
industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan niali tambah, pengertian ini dikemukakan oleh Hasibuan Nurimansjah (1993, h. 12).
24
Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan peralihan kegiatan dari sektor
pertanian ke sektor industri pengolahan. Sektor pertanian sebagai sektor yang
memproduksi barang, sedangkan sektor industri pengolahan juga menghasilkan
barang. Selanjutnya, untuk kegiatan penjualan, maka kegiatan berikutnya adalah
sektor perdagangan. Dalam dunia perdagangan pengertian struktur pasar ini pun
dapat digunakan. Apalagi perusahaan yang memproduksi juga sama dengan
perusahaan yang menjual. Dalam hal ini struktur tersebut dapat di ukur dari segi
penjual, dan dapat juga dari segi pembeli.
Dalam pengertian yang sempit, industri adalah suatu kegiatan ekonomi
yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi
menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan industri.
2.4 Struktur Industri
Pengertian „struktur‟ sering disamakan dengan bentuk atau susunan
komponen pada suatu bentuk. Dengan kata lain, struktur adalah susunan bagian-
bagian dalam suatu bentuk bangunan. Bila diartikan dalam konteks ekonomi,
struktur adalah sifat permintaan dan penawaran barang dan jasa yang dipengaruhi
oleh jenis barang yang dihasilkan, jumlah dan ukuran distribusi penjual
(perusahaan) dalam indusri, jumlah dan ukuran distribusi pembeli, diferensiasi
produk, serta mudah tidaknya masuk ke dalam industri. Semakin besar hambatan
untuk masuk, semakin tinggi tingkat konsentrasi struktur pasar. Hambatan masuk
meliputi faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan pemerintah untuk
memasuki pasar, yaitu besarnya investasi yang dibutuhkan,efesiensi tingkat
25
produksi, bermacam-macam usaha penjualan, serta besarnya sunk cost (biaya
penjualan).
Dari keseluruhan hal di atas yang mempengaruhi struktur industri, kita
dapat menyimpulkan bahwa struktur industri merupakan cerminan struktur pasar
suatu industri. Pasar dalam arti sempit adalah tempat bertemunya penjual dan
pembeli. Dalam pengertian yang lebih umum, pasar merupakan suatu wujud
abstrak suatu mekanisme ketika pihak pembeli dan penjual bertemu untuk
mengadakan tukar-menukar. Karakteristik yang paling penting agar sesuatu bisa
disebut pasar adalah adanya pembeli dan penjual yang bertemu dan terciptanya
transaksi yang melibatkan harga dan kuantitas (Hasibuan Nurimansjah, 1993 :
12).
Struktur pasar merupakan elemen strategis yang relatif permanen dari
lingkungan perusahaan yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dan
kinerja di dalam pasar (Koch, 1997). Struktur pasar adalah bahasan yang penting
untuk mengetahui perilaku dan kinerja industri. Struktur pasar menunjukkan
atribut pasar yang mempengaruhi sifat persaingan. Struktur pasar biasa dinyatakan
dalam ukuran distribusi perusahaan pesaing. Elemen struktur pasar adalah pangsa
pasar (market share), konsentrasi (concentration), dan hambatan (barrier) (Jaya,
2001).
2.5 Pengertian Pasar dan Pemasaran
Pasar dan pemasaran merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lainnya. Pasar dan pemasaran memiliki tingkat ketergantungan yang
tinggi dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dengan kata lain, setiap ada
26
kegiatan pasar selalu diikuti oleh pemasaran dan setiap kegiatan pemasaran adalah
untuk mencari atau menciptakan pasar.
Pengertian lain yang lebih luas tentang pasar adalah himpunan pembeli
nyata dan pembeli potensial atas suatu produk. Dari pengertian ini mengandung
arti bahwa pasar merupakan kumpulan atau himpunan atas suatu produk atau jasa
tertentu.
Pasar nyata maksudnya adalah himpunan konsumen yang memiliki
minat, pendapatan, dan akses pada suatu produk atau jasa tertentu. Dalam pasar
nyata biasanya pasti melakukan transaksi, hal ini disebabkan konsumen didukung
dengan minat atau keinginan untuk membeli serta memiliki pendapatan atau
akses. Jika masih merupakan keinginan dan suatu saat apabila telah memiliki
pendapatan dan akses mereka akan membeli, kelompok ini merupakan pasar
potensial.
Perbedaan antara kedua pasar ini sangat jelas. Jika dalam pasar nyata
pembeli memiliki minat atau keinginan untuk membeli dengan didukung oleh
akses dan pendapatan. Sedangkan dalam pasar potensial pembeli hanya memiliki
minat, namun tidak didukung oleh kemampuan maupun akses untuk membeli,
namun memiliki peluang untuk membeli di masa yang akan datang, apabila
memiliki pendapatan dan akses
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang
atau jasa adalah :
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lain yang memiliki hubungan
3. Pendapatan
27
4. Selera
5. Jumlah penduduk
6. Faktor khusus (akses)
Dalam praktiknya terdapat berbagai sruktur pasar yang ada. Salah satu
cara untuk mengenal struktur pasar adalah dengan melihat jumlah perusahaan
yang ada di dalam industri yang menawarkan suatu barang dan jasa.
Menurut Kasmir & Jakfar (2009 : h. 42) adapun jenis struktur pasar yang
ada bisa dikelompokkan antara lain :
1. Pasar persaingan sempurna
2. Pasar monopolistik
3. Pasar oligopoli
4. Pasar monopoli
2.5.1 Pasar Monopoli
Pasar monopoli dapat pula didefinisikan sebagai struktur pasar dimana
penjual tunggal (single firm producer) memproduksi suatu komoditas yang tidak
memiliki barang substitusi yang dekat (Blair dan Kaserman, 1985, h. 25). Hal ini
bukan berarti barang substitusi tidak mungkin ada dalam struktur pasar monopoli.
Namun, artinya adalah harga produk lain dapat turun secara signifikan tanpa
menyebabkan produk monopolis menjadi tidak laku karena penurunan harga
berarti permintaan produk monopolis tidak akan dipengaruhi oleh penurunan
harga barang lain.
Pasar monopoli sering merupakan pasar monopoli murni (pure
monopoly), dimana hanya ada satu penjual dan tidak ada perusahaan lain yang
28
memproduksi barang substitusi yang sangat mirip. Hal demikian akibat interaksi
antara lain :
1. Kondisi teknologi yang memerlukan skala besar agar produksinya efesien.
2. Kondisi permintaan yang membuat satu perusahaan mencapai skala
ekonomis yang efesien dan mampu memasok seluruh pasar pada harga yang
menutup biaya total (Blair dan Kaserman, 1985, h. 34). Penjual umunya
mempunyai kendali yang sangat besar terhadap harga jual produknya dapat
dikatakan, akses untuk memasuki industri tertutup.
Menurut Kasmir & Jakfar ( 2009: h, 45 ), ada 3 hambatan dalam pasar
monopolistik diantaranya adalah :
1. Penguasaan bahan mentah yang strategis oleh pihak-pihak tertentu
2. Terdapat skala ekonomi
3. Peraturan Pemerintah (hak paten, hak pengusaha eksklusif.
2.5.2 Pasar Oligopoli
Oligopoli adalah struktur pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan
yang menguasai pasar. Samuelson dan Nordhaus (2005) membagi pasar oligopoli
ke dalam dua tipe :
1. Seorang oligopolis merupakan salah seorang dari beberapa penjual yang
memproduksi barang identik (atau hampir identik), sehingga bila terdapat
perubahan harga sekecil apa pun, maka akan dapat menyebabkan konsumen
beralih pada produsen lainnya. Walaupun demikian, jika jumlah penjual
sedikit, maka masing-masing penjual mempunyai pengaruh besar pada
harga pasar.
29
2. Seorang oligopolis merupakan salah seorang dari beberapa penjual yang
memproduksi barang dengan diferensiasi produk (jadi bukan barang
identik). Dengan demikian, oligopoli adalah persaingan antara beberapa
penjual, tetapi dengan pesaingannya bisa menjadi sangat tajam.
Keysan & Tuner (1959) dalam bukunya metode andil perusahaan
merupakan tokoh yang membuat batasan tentang metode andil perusahaan.
Menurut mereka, ada tiga kelompok oligopoli, yaitu :
1. Oligopoli yang di dalamnya terdapat 8 perusahaan terbesar yang setidak-
tidaknya menguasai pasar satu jenis industri atau 20 perusahaan menguasai
pasar sebesar 70 persen.
2. Oligopoli dengan 8 perusahaan yang menguasai sekurang-kurangnya 33
persen suatu pasar industri atau jumla perusahaan yang memegang andil
setidak-tidaknya 75 persen pasar dari suatu industri.
3. Oligopoli dengan 8 perusahaan terbesar menguasai pasar kurang dari 33
persen yang biasanya disebut industri tidak terkonsentrasi.
Pasar oligopoli terbagi menjadi dua, yaitu oligopoli ketat (tight
oligopoly) dan oligopoli longgar (loose oligopoly). Dalam konteks oligopoli ketat,
kemiripan antara perusahaan yang terdapat di pasar sangatlah kecil, sehingga
dalam struktur tersebut perusahaan yang terlibat memiliki banyak pilihan dalam
mengimplementasikan strateginya. Struktur pasar yang demikian memungkinkan
pula terjadinya persaingan yang sehat antar perusahaan. Pada struktur pasar
semacam ini, perusahaan-perusahaan yang terlibat dapat bekerja sama dalam
beberapa hal yang menyangkut kepentingan bersama.
30
Bentuk lain pasar oligopoli adalah oligopoli longgar. Dalam struktur
pasar tersebut, ada dua strategi untuk mendapatkan keuntungan. Strategi pertama
adalah strategi diferensiasi produk dan kedua adalah membuat inovasi yang akan
mengubah orientasi pasar. Strategi diferensiasi produk tidak selalu efektif dalam
setiap industri. Sebagai contoh, diferensiasi produk relatif efektif di industri
rokok. Namun, strategi tersebut menjadi tidak efektif jika diterapkan pada industri
bahan bakar minyak. Alasannya, industri bahan bakar minyak adalah ind ustri
yang memiliki regulasi ketat menyangkut produknya.
2.6 Perumusan Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga output dan
pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan keluarga tenaga kerja UD. Fajar
Jaya di Kabupaten Nagan Raya.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Dalam penelitian ini populasi yang diambil oleh penulis adalah seluruh
pendapatan karyawan yang bekerja pada UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan
Raya sebanyak 60 orang pekerja.
3.1.2 Sampel
Total karyawan yang bekerja pada UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan
Raya, yang di ambil untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah
pendapatan karyawan sebanyak 30 orang dan pendapatan tersebut yang ada pada
tahun 2013. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode sampel acak sederhana (sampel random sampling) sehingga diperoleh
sampel yang dapat mewakilinya.
3.2 Data Penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer langsung diperoleh melalui wawancara. Wawancara dilakukan
melalui quisioner tentang hasil pendapatan masyarakat yang telah dipersiapkan.
Sifat quisioner yang dilakukan adalah tertutup antaranya data dicatat sesuai
jawaban responden dilapangan.
2. Data Sekunder
1. Studi pustaka yang berhubungan dengan pendapatan
2. Laporan Kegiatan :
32
a. UD. Fajar Jaya
b. Hasil penelitian terhadap para pekerja
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian skripsi ini, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Library Research (Penelitian perpustakaan), yaitu mengumpulkan data dan
keterangan yang dapat mempertajam orientasi dan dasar teoritis tentang
masalah penelitian yang dikaji melalui buku-buku dan artikel atau
majalah-majalah yang berhubungan dengan skripsi ini.
2. Field Research (Penelitian Lapangan), yaitu metode penelitian lapangan
untuk mendapatkan data dan informasi yang dapat dipercaya.
3.3 Metode Analisis Data
Metode yang di gunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan analisa regresi linier berganda, analisa korelasi, koefisien
determinasi dan uji t yang akan diolah dengan menggunakan program komputer
statistik SPSS dengan penjelasan berikut ini :
1. Analisa Regresi Berganda
Analisa ini digunakan sebagai alat analisis peramalan nilai dua
variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. rumus persamaan
regresi berganda menurut Riduan (2003) dalam Arafah (2008, h. 10) adalah:
Y = a + b1 X1 + b2 X2+ e...................................................................(1)
Dimana :
Y : Pendapatan
33
a : Nilai konstan (intercept)
b : Koefisien regresi (slope)
X1 : Output (unit)
X2 : Pendidikan
3.4 Definisi Operasional Variabel
1. Pendapatan (Y) adalah hasil akhir yang didapat oleh masyarakat setelah
pekerjaannya selesai yang diukur dengan rupiah.
2. Output (X1) adalah hasil akhir/produksi yang siap dijual/dipasarkan yang
diukur dalam bungkus.
3. Pendidikan (X2) adalah tingkat sekolah yang di tamatkan yang diukur
dengan latar belakang tingkat pendidikan.
3.5 Pengujian Hipotesis
Uji signifikan (pengaruh nyata) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
(Y) dapat dilakukan dengan koefesien korelasi (r), koefesien determinasi (r2), Uji t
statistik.
a. Koefesien Korelasi (r)
Analisa korelasi adalah suatu analisa untuk mengetahui tingkat hubungan
antara satu variabel atau lebih yaitu X (variabel bebas) dan Y (variabel terikat).
Rumus analisa korelasi menurut Pearson dalam Supangat (2005, h. 341) adalah
sebagai berikut :
r =
)2..(........................................
..
2222
ynyxxn
yxxyn
Dimana :
34
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah tahun
x = Pendidikan dan output
y = Pendapatan
b. Koefesien Determinasi (R2)
Analisa ini digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Koefisien determinasi ( 2r ) merupakan
kuadrat dari nilai koefisien korelasi.
Rumus koefisien determinasi menurut Riduan (2000) dalam Arafah (2008, h. 11)
KP = 2r × 100 %.......................................................................................(3)
Dimana :
Kp = Besarnya Koefisien penentu (determinasi)
r = Koefisien Korelasi
c. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis suatu parameter bila sampel
berukuran kecil (n ≤ 30) dan ragam populasi tidak diketahui. Rumus uji t Ruslan
(2006, h. 189).
t = )4....(................................................................................1 2
2
r
rnt
Keterangan :
n : Jumlah sampel
r : Koefisien korelasi
35
d. Uji F
Telah disebutkan bahwa uji - F diperuntukkan guna melakukan uji
hipotesis koefesien (slope) regresi secara bersama-sama, dengan demikian umum
hipotesisnya ditulis sebagai berikut. Nacrowi (2006, h. 17).
F =
k
kn
R
R 1
1 2
2
.......................................................................... (5)
Keterangan :
R2 = Koefesien Determinasi
n = Tahun
k = Derajat Kebebasan
Hipotesa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
H0 ; ß = 0, Faktor yang diteliti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pendapatan keluarga tenaga kerja pada UD. Fajar Jaya di
Kabupaten Nagan Raya.
H1 : ß ≠ 0, Faktor yang diteliti berpengaruh secara signifikan terhadap
pendapatan keluarga tenaga kerja pada UD. Fajar Jaya di
Kabupaten Nagan Raya.
Kriteria uji hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :
Apabila ht > tt , maka H0 ditolak H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara output terhadap pendapatan keluarga tenaga kerja
pada UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.
36
Apabila ht <
tt , maka H0 diterima H1 ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara output terhadap pendapatan keluarga pada
UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.
Apabila Fh < Ft, maka H0 diterima H1 ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara antara output terhadap pendapatan keluarga
pada UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskripsif Variabel Penelitian
Usaha Dagang kerupuk Fajar Jaya terletak di Desa Kubang Gajah
Kecamatan Kuala pesisir Kabupaten Nagan Raya tepatnya berada di simpang
Langkak. Usaha kerupuk tersebut sudah berjalan selama dua tahun dan sudah
dikenal oleh masyarakat setempat khususnya masyarakat Desa Kubang Gajah dan
umumnya pada masyarakat Nagan Raya.
Bahkan hasil penjualan tersebut sekarang sudah berja lan sampai ke
Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Jaya, kerupuk tersebut mudah dikenal oleh
masyarakat dengan lebel depannya bergambar kepiting yang artinya kerupuk
tersebut beraroma kepiting. Ada beberapa jenis kerupuk yang ada pada UD. Fajar
Jaya diantaranya adalah :
a. Kerupuk lipat dengan warna kuning
b. Kerupuk teratai dengan warna pink
c. Kerupuk kecipir dengan warna merah putih dan hijau
d. Kerupuk tempe dengan warna kuning
e. Kerupuk bambu dengan warna hijau dan merah
f. Kerupuk buncis dengan warna orange
g. Kerupuk balok dengan warna bening
Usaha kerupuk tersebut berdampak positif pada masyarakat setempat
karena dengan adanya pembuatan kerupuk masyarakat bisa bekerja di tempat
tersebut demi memenuhi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari. Upah yang
mereka terima pada tiap harinya pun bervariasi sesuai dengan bidang yang mereka
38
pegang karena semakin tinggi upah yang mereka dapat maka semakin tinggi pula
pendapatan mereka. Berikut ini adalah berbagai jurusan yang dibidangi oleh
anggota keluarga yang bekerja pada UD. Fajar Jaya :
1. Jurusan produksi adalah jurusan yang memproduksikan kerupuk tersebut
dengan jumlah mereka sebanyak 4 orang.
2. Jurusan pekerja adalah orang yang bekerja pada penggorengan kerupuk
dengan jumlah mereka sebanyak 4 orang.
3. Jurusan penjemuran adalah mereka yang menjemur kerupuk tersebut
sehingga siap untuk di gorengkan mereka ini sebanyak 3 orang.
4. Jurusan pengisian adalah jurusan yang mengisikan kedalam kertas dan
selanjutnya akan di pasarkan mereka ini berjumlah sebanyak 13 orang.
5. Jurusan membawa ini adalah mereka yang memasarkan 7 jenis kerupuk diatas
dengan jumlah mereka sebanyak 6 orang.
Setelah pengumpulan data yang berupa data pendapatan UD. Fajar Jaya,
selanjutnya dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah jumlah anggota
keluarga yang bekerja pada pembuatan kerupuk sebanyak 30 orang yang diambil
secara acak yang diperoleh melalui data primer.
Dalam penelitian ini tabel produksi UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan
Raya tidak ditampilkan dikarenakan jumlah produksi pada tiap bulannya
bervariasi menurut pemasaran yang dipasarkan. Apabila permintaan kerupuk
meningkat atau melonjak tinggi dipasaran maka jumlah produksi ditingkatkan
sebanyak 35kg/bulannya, sebaliknya apabila jumlah permintaan terhadap
kerupuk tersebut menurun maka jumlah produksi pun ikut menurun berkisar
antara 25-30kg/bulannya.
39
Pada usaha kerupuk UD. Fajar Jaya Kabupaten Nagan Raya sistim
pembagian hasilnya tidak dipergunakan karena yang mengelola usaha hanya 1
orang yaitu pemilik usaha kerupuk tersebut, beliau hanya mempekerjakan para
karyawannya sebanyak 30 orang menurut jurusan masing-masing yang telah di
uraikan diatas. Dengan anggota tersebut dan jurusan masing-masing pekerja maka
pada tiap bulannya mereka menerima gaji bukan bagi hasil dengan pemilik usaha
kerupuk tersebut jadi pembagian hasil tidak ada dalam penelitian ini.
Setiap para pekerja yang bekerja pada usaha kerupuk ini tidak
mendapatkan asuransi jiwa dikarenakan usaha ini bergerak dibidang industri
rumah tangga atau industri menengah bukan industri besar yang para pekerja nya
melebihi dari 100 orang. oleh karena itu setiap pekerja yang sakit maka
diperbolehkan tidak masuk kerja selama masih dalam perawatan dari pihak terkait
dengan biaya ditanggung oleh keluarga yang bersangkutan.
Selanjutnya penulis melakukan analisis data yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh UD. Fajar Jaya tersebut dalam meningkatkan
pendapatan keluarga di Desa Kubang Gajah Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten
Nagan Raya.
Berikut merupakan data pendapatan para anggota keluarga yang bekerja
pada UD. Kerupuk Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.
Tabel 1 Jumlah pendapatan keluarga tenaga kerja
pada UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya
No Pendapatan/bulan Jumlah tenaga kerja
1 3.000.000 - 3.400.000 6
2 2.000.000 - 2.400.000 4 3 1.000.000 - 1.400.000 7
4 500.000 - 900.000 13
Jumlah 30 Sumber : Hasil Penelitian (Data diolah April 2013)
40
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan dari Rp. 3.000.000 -
3.400.000 hanya diperoleh sebanyak 6 (enam) orang tenaga kerja hal ini
dikarenakan mereka berada pada bidang pemasaran kerupuk, oleh karena itu
pendapatan mereka lebih tinggi disebabkan resiko yang mereka tempuh jauh lebih
bahaya daripada jurusan yang lain, mereka memasarkan berbagai jenis kerupuk
keluar daerah Nagan Raya seperti ke Aceh Jaya dan Aceh Barat. Pada pendapatan
Rp. 2.000.000 - 2.400.000 hanya 4 (empat) orang tenaga kerja, dimana mereka
tersebut berada pada jurusan produksi kerupuk UD. Fajar Jaya.
Sedangkan pada pendapatan Rp. 1.000.000 – 1.400.000 diperoleh
sebanyak 7 (tujuh) orang tenaga kerja, mereka ini adalah yang berada pada
jurusan pekerja dan penjemuran kerupuk yang dilakukan di dalam ruang lingkup
tempat kerupuk tersebut dimana para penjemur kerupuk adalah ibu- ibu rumah
tangga yang sudah menjadi keahlian mereka, sedangkan pendapatan Rp. 500.000-
900.000 diperoleh sebanyak 13 (tiga belas) orang karyawan, dari 13 orang
tersebut mereka ini adalah para pekerja yang mengisikan kerupuk kedalam kertas
dan dibuat sebagus mungkin untuk di pasarkan kedaerah-daerah perkotaan dan
pendesaan sehingga menghasilkan produk yang layak untuk di pasarkan.
Dilihat dari tabel di atas, maka besarnya pendapatan sangat berpengaruh
kebutuhan keluarga sehari-hari pada UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.
Berikut ini adalah upah harian yang mereka terima pada UD. Fajar Jaya di
Kabupaten Nagan Raya.
41
Tabel 2
Jumlah Tenaga Kerja Menurut Tingkat Pendidikan
No Pendidikan Tenaga Kerja/jiwa
1 SD 3
2 SLTP 10
3 SLTA 15
4 Diploma II -
5 Strata 1 2
Jumlah Tenaga Kerja 30 Orang
Sumber : Hasil Penelitian (Data diolah April 2013)
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat perincian tingkat pendidikan
yang lebih jelas yaitu tingkat pendidikan SD sebanyak 3 orang, SLTP sebanyak
10 orang, SLTA sebanyak 15 orang dan SI sebanyak 2 orang dengan jumlah
keseluruhan sebanyak 30 orang.
Berdasarkan keseluruhan tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh para
pekerja, tingkat pendidikan SLTA yang paling dominan banyak hal ini
dikarenakan setelah tamat SLTA rata-rata mereka tidak lagi menyambung sekolah
dan langsung mencari pekerjaan demi kelangsungan hidup sehari-hari.
4.2 Hasil Pengujian Hipotesis
Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah output dan
pendidikan tenaga kerja yang berhubungan erat dengan pendapatan keluarga
tenaga kerja pada UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya dan variabel
terikatnya adalah pendapatan keluarga, karena semakin tinggi gaji yang diterima
oleh tenaga
42
kerja tersebut maka semakin tinggi pula pendapatan mereka. Berdasarkan hasil
olahan SPSS Ln dapat diliat pada tabel dibawah ini :
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Tabel 3
Standar Deviasi Rata-rata dan Observasi
No Variabel Rata-rata Std. deviasi N
1 Pendapatan 13.9977 .49823 30
2 Output 4.4047 .50389 30
3 Pendidikan 7.67 1.213 30
Sumber : Hasil Penelitian (Data diolah April 2013)
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan keluarga di
Desa Kubang Gajah Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya tahun 2013
adalah sebesar 13 persen dengan standar deviasi sebesar 0.4 persen Hal ini
membuktikan bahwa pendapatan keluarga pada UD. Fajar Jaya masih mengalami
penurunan dikarenakan gaji yang mereka terima belum sepenuhnya dinaikkan,
apabila gaji mereka naik pada tiap harinya maka akan berimbas pada pendapatan
yang di terima perbulannya juga akan meningkat.
Selanjutnya output tenaga kerja adalah sebesar 4 persen dengan standar
deviasi sebesar 0.5 persen, dimana upah ini juga mengalami hal yang sama
dengan pendapatan dikarenakan gaji dan pendapatan adalah dua hal yang sama-
sama akan menaikkan kebutuhan keluarga, apabila dua hal ini mengalami
penurunan maka kebutuhan keluarga pun akan mengalami penurunan.
Demikian juga dengan tingkat pendidikan rata-rata sebesar 7 persen
dengan standar deviasinya cuma berkisar 1 persen, hal ini diperkuat karena
43
hampir semua tenaga kerja berada pada pendidikan SLTP dan SLTA. Sedangkan
N menyatakan jumlah observasi yang berjumlah 30 orang.
Tabel 4 Hasil Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi
No Variabel Koefesien Akhir Standar Error Nilai t ttabel Sig.
1
2
3
Konstanta Output
Pendidikan
13.774 -.173
.128
.966
.178
.074
14.254 -.973
.313
2,042 2,042
.000
.339
.093
Koefesien Korelasi (R) = 0.357 Koefesien Determinasi (R2) = 0.128
Sumber : Hasil Penelitian (Data diolah April 2013)
4.3.1 Analisis Koefesien Korelasi (r)
Untuk mengetahui tingkat keeratan, arah hubungan antara otput terhadap
pendapatan keluarga maka dapat menggunakan koefesien korelasi. Dari
pengolahan data menggunakan SPSS maka diperoleh R = 35.7 % menjelaskan
bahwa hubungan pendapatan dengan output tenaga kerja dan tingkat pendidikan
relatif meningkat.
4.3.2 Analisis Koefesien Determinasi (r2)
Peranan kerupuk UD. Fajar Jaya dalam meningkatkan pendapatan
keluarga di Kab. Nagan Raya menggunakan analisis ini secara konkrit dilakukan
terhadap koefesien determinasi. Adapun koefesien determinasi dalam penelitian
ini dapat diketahui dengan penggunaan rumus perhitungan sebagai berikut :
Koefesien determinasi = r2 × 100%
Koefesien determinasi = (0.357)2 × 100%
Koefesien determinasi = 12.7 persen
44
Dari perhitungan diatas diperoleh nilai koefesien determinasi (R²)
bernilai 12.7 persen yang mengandung pengertian bahwa pengaruh kerupuk UD.
Fajar Jaya terhadap pendapatan keluarga di Kabupaten Nagan Raya sebesar 12.7
persen, persentase angka tersebut sangatlah tinggi dan berdampak positif terhadap
usaha kerupuk yang melibatkan para karyawan yang bekerja di pabrik tersebut,
dengan adanya usaha dagang kerupuk maka akan membantu perekonomian
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
4.3.3 Uji Regresi Linear Berganda
Analisa ini digunakan sebagai alat analisis peramalan nilai dua variabel
bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. rumus persamaan regresi berganda
menurut Ridwan (2003) dalam Arafah (2008, h. 10) adalah :
Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear berganda maka
persamaannya sebagai berikut Y = 13.774 – .173 X1 + .128 X2. Berdasarkan
Output SPSS Ln dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Konstanta dari persamaan diatas sebesar 13.774 nilai konstanta ini
menyatakan apabila variabel pendapatan dianggap konstan maka ouput dan
pendidikan sebesar 13.77.
b. Output sebesar -0.173 artinya apabila produksi naik sebesar 1 persen maka
pendapatan turun sebesar 0.173 persen.
c. Pendidikan sebesar 0.128 artinya apabila jenjang pendidikan lebih tinggi
sebesar 1 persen maka pendapatan naik sebesar 0.128 persen.
45
4.3.4 Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Pembuktian bahwa variabel output (produksi) dan pendidikan
berpengaruh terhadap pendapatan keluarga pada UD. Fajar Jaya di Kabupaten
Nagan Raya dilakukan pengujian secara partial dengan uji-t pada jumlah
kepercayaan (level of confidence 95 persen) pada taraf nyata (α) = 0,05 yaitu :
Variabel output di peroleh t-hit sebesar -.973 lebih kecil dari t-tabel sebesar
2.042 artinya secara partial variabel output tidak berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk UD. Fajar Jaya di Kabupaten
Nagan Raya.
Variabel pendidikan di peroleh t-hit sebesar 1.740 lebih kecil dari t-tabel
sebesar 2.042 artinya secara partial variabel pendidikan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk UD. Fajar Jaya di
Kabupaten Nagan Raya.
4.3.5 Uji F
Kriteria uji hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :
Apabila Fh > Ft, maka 0H ditolak 1H diterima, artinya terdapat pengaruh
yang signifikan terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk UD. Fajar Jaya
di Kabupaten Nagan Raya.
Apabila Fh < Ft , maka 0H diterima 1H ditolak, artinya tidak terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk UD.
Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.
Dengan adanya hasil pengujian ANOVA atau uji F (secara simultan) pada
tingkat signifikan α = 10 persen, memperlihatkan adanya hubungan antara
46
Fhitung dengan Ftabel, dimana Fhitung sebesar 1.973 > Ftabel sebesar 4,45 artinya
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk
UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada UD. Fajar Jaya di
Kabupaten Nagan Raya maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
a. UD. Fajar Jaya terletak di Desa Kubang Gajah Kecamatan Kuala Pesisir
Kabupaten Nagan Raya. Usaha tersebut sudah berjalan selama 2 tahun dan
pemasaran produk kerupuk bukan lagi di Kabupaten Nagan Raya saja akan
tetapi sudah berjalan keluar daerah seperti ke Aceh Jaya dan Aceh Barat.
Pada UD. Fajar Jaya ada berbagai jenis jurusan dalam memproduksikan
kerupuk tersebut mulai dari bahan dan kelengkapan serta jenis kerupuk juga
menjadi kelengkapan utama guna mendapatkan hasil kerupuk yang maksimal
sehingga diminati oleh masyarakat setempat dan mudah dikenal dengan
lambang kerupuk tersebut adalah gambar kepiting, artinya citarasa kerupuk
beraroma kepiting.
b. Faktor utama yang menjadi pusat penelitian ini adalah tingkat pemberian gaji
kepada para pekerja, karena semakin tinggi gaji yang diterima maka semakin
tinggi pula pendapatan mereka, namun apabila gaji yang mereka terima
sedikit maka pendapatan mereka pun menjadi menurun.
c. Pendapatan keluarga pada kerupuk UD. Fajar Jaya pada tahun 2013 rata-rata
sebesar 13 persen dengan output (produksi) sebesar 4 persen, dan tingkat
pendidikan sebesar 7 persen.
d. Selanjutnya berdasarkan uji t, nilai thitung output diperoleh sebesar -.973
lebih kecil dari ttabel sebesar 2,042, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
47
faktor- faktor yang diteliti secara bersama-sama tidak berpegaruh secara
signifikan terhadap pendapatan keluarga, dan pendidikan diperoleh sebesar
1.740 lebih kecil dari Ttabel sebesar 2,042, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
artinya faktor- faktor yang diteliti secara bersama-sama tidak berpegaruh
secara signifikan terhadap pendapatan keluarga keluarga pada kerupuk UD.
Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya..
e. Dengan adanya hasil pengujian ANOVA atau uji F (secara simultan) pada
tingkat signifikan α = 10 persen, memperlihatkan adanya hubungan antara
Fhitung dengan Ftabel, dimana Fhitung sebesar 1.973 > Ftabel sebesar 4,45 artinya
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk UD.
Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.
5.2. Saran - saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut :
1. Kepada pihak kerupuk UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya hendaknya
segala jenis kerupuk lebih bisa ditingkatkan lagi sesuai dengan bentuk dan
warna yang berbeda, begitu juga dengan citarasanya tidak berpatokan hanya
pada rasa kepiting saja akan tetapi untuk kedepannya kerupuk yang sama
dengan rasa dan aroma yang berbeda.
2. Selanjutnya kepada pihak kerupuk UD. Fajar Jaya agar bisa menciptakan
kerupuk yang baru dan berkualitas tinggi sesuai dengan minat masyarakat
setempat, untuk kedepannya usaha tersebut agar bisa terus dikembangkan dan
dipertahankan agar lebih terjaga kualitasnya.
48
3. Perlu adanya promosi terhadap pabrik Kerupuk UD. Fajar Jaya, disamping
meningkatkan kualitas dan ragam kerupuk.
DAFTAR PUSTAKA
Arafah, Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pegawai Di PT. BPR Syariah Amanah Ummah Leuwiliang Bogor, Karya Ilmiah (Tidak dipublikasikan) LPPM UTU. Meulaboh, 2008.
Baye, Michael R. 2003. Manageria Economic and Business Strategy. Edisi
keempat. The McGraw-Hill Companies, Inc. New York. Djalal Nacrowi, Analisis Ekonomi dan Keuangan, Ekonometrika, Jakarta : 2006.
Gujarati, statistik penelitian, Jakarta, 1994.
Hasibuan Nurimansjah. 1993. Ekonomi Industri. Persaingan, Monopoli dan
Regulasi LP3ES. Cetakan pertama. Penerbit PT Pustaka LP3ES Indonesia.
Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/jenis-kelamin. diakses 15 Desember 2011.
http://Lovnyoknyonkq.blogspot.com. diakses 19 November 2011.
http://Organisasi.Org.Komunitas dan Peroustakaan Online Indonesia. diakses 22
November 2011. http://Organisasi.Org/Ilmu_Perpustakaan/Ekonomi.com. diakses 19 Desember
2011.
Jaya, wihana K. 2001. Ekonomi Industri. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta. Kasmir & Jakfar. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua Cetakan Keenam.
Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Kuncoro Mudrajad. 2007. Ekonomika Industri Indonesia Menuju Negara Industri Baru 2030. Edisi Pertama Penerbit Andi. Yogyakarta.
Nachrowi, Djalal. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Nurba, Diswandi dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir.
Universitas Teuku Umar. Meulaboh.
Ruslan, Rasadi. 2006. Public Relations dan Komunikasi. Edisi Pertama Cetakan
Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Samuelson, Paul A. William D. Nordhaus. 2005. Economics. Edisi kedelapan
belas. McGraw-Hill. Boston.
Supangat, Andi. 2005. Statistika dalam kajian deskriptif, inferensi dan
nonparametric. Edisi Pertama Cetakan Pertama. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.