14
i PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA BAGI SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: RIRIN HARYANI A 410 090 090 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

i PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI

Embed Size (px)

Citation preview

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI

PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

BAGI SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:

RIRIN HARYANI

A 410 090 090

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

BAGI SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO

Ririn Haryani, Sumardi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, [email protected]

Staf Pengajar UMS [email protected]

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran matematika dengan penerapan strategi pembelajaran tutor sebaya di kelas VIIA SMPN 2 Gatak Sukoharjo. Penelitian ini termasuk jenis PTK (penelitian tindakan kelas). Subyek dalam penelitian ini adalah guru dengan siswa kelas VIIA SMPN 2 Gatak Sukoharjo. Siswa sebagai penerima tindakan berjumlah 32 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan metode tes. Teknik analisis data dilakukan dengan metode alur, yaitu meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa siswa pada pokok bahasan bilangan pecahan. Hal ini dapat terlihat dari : 1) Menjawab pertanyaan yang diberikan guru sebelum tindakan 18,75% dan diakir tindakan mencapai 65,63%. 2) Menerangkan materi kepada siswa lain sebelum tindakan 9,38% dan diakir tindakan mencapai 59,38%, 3) Nilai siswa diatas rata-rata kelas sebelum tindakan 31,25% dan diakir tindakan mencapai 87,5%. 4) Nilai siswa yang tuntas ≥ 75 sebelum tindakan 15,63% dan di akhir tindakan 81,25%. Berdasarkan data hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan strategi pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata kunci : Tutor Sebaya, Hasil Belajar Siswa.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, pengaruh informasi dan

kebudayaan serta situasi dan kondisi lingkungan yang ada. Untuk itu dituntut

adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pendidikan.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut dapat dilakukan dengan

pengembangan kegiatan pembelajaran sebagai salah satu upaya untuk

mencapai tujuan pendidikan.

Sudjana (2005:111) mengemukakan untuk dapat menentukan tercapai

tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau

tindakan penilaian atau evaluasi. Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah

2

memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu.

Hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar.

Oleh sebab itu tindakan atau kegiatan tersebut dinamakan penilaian hasil

belajar. Pengembangan model pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar

siswa yang secara tidak langsung juga akan meningkatkan kualitas

pendidikan.

Hasil belajar adalah perolehan nilai dari kegiatan pembelajaran.

Kusaeri (2011: 56-62) tujuan pembelajaran digolongkan ke dalam tiga

klasifikasi atau tida domain, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain

kognitif mencakup beberapa aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Domain afektif memiliki cakupan karakteristik

seperti nilai, sikap, minat dan perilaku. Domain psikomotorik melekat pada

tujuan kognitif. Akibatnya tujuan psikomotorik bisanya bersifat penunjang

kognitif seperti halnya gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan persepsi,

gerakan fisik dan gerakan terampil.

Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh model pembelajaran yang

dilakukan oleh guru di kelas. Dalam melakukan proses mengajar, guru harus

dapat melihat kondisi siswa baik psikis maupun sosiologis karena hal tersebut

akan berpengaruh saat KBM berlangsung. Guru juga harus bisa memilih dan

menggunakan beberapa metode mengajar. Pemilihan suatu metode perlu

memperhatikan suatu materi yang disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu

yang tersedia, dan banyaknya siswa yang mempunyai kemampuan heterogen

serta hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

Berdasarkan perolehan nilai ulangan siswa dapat disimpulkan mata

pelajaran matematika bagi SMP Negeri 2 Gatak merupakan mata pelajaran

yang sulit dan membebankan. Hal ini juga dapat diketahui dari antusias siswa

dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Situasi pada saat pelajaran

matematika berlangsung siswa terlihat gelisah, bersikap pasif dan kurang

memperhatikan guru dalam menyampaikan materi. Berdasarkan pengamatan,

kelas VIIA dari 32 siswa hanya 2 siswa yang berani mengajukan pertanyaan

mengenai materi yang disampaikan, saat diberikan latihan hanya ada 4 siswa

3

yang mengerjakan dengan benar dan yang lain memilih untuk mencontek

teman yang bisa mengerjakan, hal tersebut terjadi karena kurangnya percaya

diri siswa dalam memecahkan permasalahan sehingga mereka berupaya

membuat kelas tidak kondusif seperti membuat keributan. Kondisi tersebut

sangat berpengaruh terhadap daya serap siswa dalam menerima pelajaran

matematika.

Untuk mengatasi permasalahan di atas agar tidak berkelanjutan maka

di perlukan formula pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan

hasil belajar matematika pada siswa. Para guru juga harus merencanakan,

menyusun, dan memberikan pembelajaran yang bervariatif seperti

pembelajaran dengan strategi kooperatif tutor sebaya. Zaini (2008:62)

menyatakan bahwa “Strategi belajar dari teman sebaya baik digunakan untuk

menggairahkan kemauan peserta didik untuk mengajarkan materi kepada

temannya. Metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan

kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor

sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu peserta didik di

dalam mengajarkan materi kepada teman-teman sekelas”.

Pengajaran dengan penerapan strategi pembelajaran Tutor Sebaya

merupakan strategi mengajar yang ditekankaan pada pemahaman, tanggung

jawab, dan keaktifan siswa. Dalam KBM kebanyakan siswa akan malu

bertanya jika mengetahui teman-temannya sudah paham tentang materi yang

disampaikan sehingga materi yang belum paham akan terlewati begitu saja

sehingga pemahaman siswa dalam pembelajaran tidak dapat maksimal. Tutor

sebaya akan menjadikan siswa nyaman dalam belajar karena pengetahuan

yang diperoleh berasal dari kawan sebaya jadi siswa tidak enggan untuk

bertanya mengenai materi yang kurang dipahami.

Diharapkan dengan kegiatan belajar yang efektif dapat dengan mudah

dipahami semua siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika

siswa. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul peningkatan hasil belajar matematika

pada materi pecahan dengan strategi tutor sebaya bagi siswa kelas VIIA SMP

4

Negeri 2 Gatak tahun ajaran 2012/2013 dengan tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi pecahan dengan

penerapan strategi pembelajaran tutor sebaya bagi siswa kelas VII A SMP

Negeri 2 Gatak tahun ajaran 2012/2013.

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang

dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah, guru matematika dan

peneliti. Penelitian tindakan kelas adalah usaha perbaikan permasalahan nyata

yang ada dikelas untuk ditindaklanjuti dengan tindakan nyata yang terarah dan

peningkatan praktik pembelajaran yang dilakukan secara kemitraan mengenai

situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas

dan keadilan secara berkesinambungan terencana dan terarah untuk

meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil pembelajaran. Perbaikan

tersebut dilakukan pada setiap siklus yang dirancang oleh guru kelas dan

peneliti.

Subadi (2010: 77) penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu

penelitian yang dilakukan berdasarkan adanya permasalahan nyata yang

muncul di kelas, selanjutnya berdasarkan permasalahan tersebut guru mencari

alternativ cara-cara untuk mengatasinya dan menindaklanjuti dengan tindakan

nyata yang terencana dan dapat diukur tingkat keberhasilannya. Penelitian

tindakan kelas bertujuan memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas.

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas (Arikunto, 2006: 3). Penelitian tindakan kelas merupakan

penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas atau disekolah tempat ia mengajar

dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik

pembelajaran (Aqib, 2009: 19).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

5

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Gatak yang

beralamatkan di jalan Trangsan Gatak Sukoharjo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari awal bulan September 2012

sampai dengan akhir bulan Desember 2012. Adapun tahap – tahap

penelitian adalah 1) Tahap Persiapan dilakukan pada bulan September

minggu pertama sampai minggu kedua. 2) Tahap Pelaksanaan dilakukan

pada minggu ke tiga bulan September sampai minggu keempat bulan

Oktober. 3) Tahap Analisis Data dilaksanakan pada minggu pertama

sampai minggu ke empat bulan November. 4) Tahap Laporan

dilaksanakan pada minggu pertama sampai minggu keempat bulan

Desember.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Gatak. Siswa yang

menjadi subyek penerima tindakan ini yaitu siswa kelas VIIA terdiri atas 16

siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

D. Rancangan Penelitian

Langkah-langkah penelitian dapat diilustrasikan sebagai berikut:

1. Dialog Awal

Dialog membicarakan model dan alternative pembelajaran yang akan

dipraktekkan dan dikembangkan sehingga diperoleh kesepakatan untuk

memecahkan peningkatan hasil belajar matematika melalui strategi tutor

sebaya.

2. Perencanaan Tindakan

Langkah-langkah persiapan yang dilakukan untuk mengadakan

tindakan terdiri dari:

a. Identifikasi Masalah dan Penyebabnya

Diskusi ini dilakukan dalam upaya merumuskan permasalahan

siswa sebagai usaha hasil belajar matematika siswa dalam

pembelajaran melalui strategi pembelajaran tutor sebaya.

b. Perencanaan Solusi Masalah

6

Perencanaan solusi masalah dilakukan dalam upaya

peningkatan hasil belajar matematika siswa yaitu melalui penerapan

strategi pembelajaran tutor sebaya.

3. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam dua siklus yang setiap

siklus terdiri dari dua pertemuan. Siklus satu terdiri dari pertemuan satu

dan pertemuan dua. Pertemuan satu dilaksanakan pada hari selasa tanggal

17 September 2012 mulai pukul 07.00-08.40. Pertemuan dua

dilaksanakan pada hari jumat tanggal 21 September 2012 mulai pukul

07.00-08.40. Pertemuan tiga dilaksanakan pada hari selasa tanggal 15

Oktober 2012 mulai pukul 07.00-08.40. Pertemuan empat dilaksanakan

pada hari jumat tanggal 19 Oktober 2012 mulai pukul 07.00-08.40.

Materi yang diajarkan operasi perkalian dan pembagian pecahan.

4. Observasi dan Monitoring

Observasi dan monitoring dilakukan dengan mengamati atas hasil

atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap

siswa. Observasi dilaksanakan pada tanggal 1-3 Oktober 2012. Pada

waktu dilaksanakan observasi, observer mengamati proses pembelajaran

dan menyimpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada saat

proses pembelajaran berlangsung baik yang terjadi pada guru, siswa

maupun situasi kelas.

5. Refleksi

Refleksi dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah upaya

untuk mengkaji yang telah dan belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa

hal tersebut terjadi demikian dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya.

Pada kegiatan refleksi peneliti dan praktisi mendiskusikan hasil

pengamatan tindakan yang telah dilakukan.

6. Evaluasi

Evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses untuk

menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, dengan

melalui kegiatan penilaian atau pengukuran belajar dan pembelajaran.

7

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan dengan observasi, metode tes, catatan

lapangan, dan dokumentasi. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui

metode pokok dan metode bantu yang terdiri dari:

1. Metode Pokok

a. Metode Observasi

Observasi adalah pengumpulan data diperoleh dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap pembelajaran yang

dilakukan (Herawati, 2009: 15).

b. Metode Tes

Metode tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam

penelitian. Tes adalah seperangkat rangsangan (stimulasi) yang

diberikan kepada seorang dengan maksud untuk mendapatkan

jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka. Adapun jenis

tes dalam penelitian adalah tes prestasi belajar, dan tes kecerdasan

(Sutama, 2010: 35).

2. Metode Bantu

Metode bantú dalam penelitian adalah berupa metode catatan lapangan

dan dokumentasi.

a. Catatan Lapangan

b. Dokumentasi

F. Instrumen Penelitian

1. Pengembangan Instrumen

Arikunto (2006: 160) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya

lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan

sistematis sehingga mudah diolah.

2. Validitas Isi

Validitas isi merupakan ukuran yang menunjukkan tindakan-

tindakan kevalidan suatu instrumen. Pengujian validitas isi instrumen untuk

menjamin kemantapan dan kebenaran data yang telah digali, dikumpulkan,

8

dicatat dalam kegiatan penelitian maka ditentukan cara-cara yang tepat

untuk mengembangkan validitas yang diperoleh. Pada penelitian ini

digunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data dengan memanfaatkan suatu lain diluar data itu untuk

keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut (Moleong,

2009: 55).

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi memilih mana yang penting dan tidak penting yang akan

dipelajari dan membuat kesimpulan. Menurut Miles dan Huberman dalam

Sugiyono (2008: 246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

secara kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus, sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis

data yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau penarikan

kesimpulan.

1. Reduksi data

2. Penyajian data

3. Verifikasi Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa merupakan tolak ukur keberhasilan siswa dalam

pembelajaran. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari bagaimana siswa yang

mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru, siswa yang mampu

menjelaskan materi kepada siswa lain, banyak siswa yang mendapatkan nilai

diatas rata-rata kelas dan banyaknya siswa yang mendapatkan nilai diatas

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≥ 75.

a) Siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru

Hasil belajar dapat dilihat salah satunya dari sejauh mana siswa

paham terhadap materi yang diajarkan dengan menjawab pertanyaan yang

9

diberikan guru mengenai materi yang disampaikan. Data yang diperoleh

dari kelas VIIA dengan jumlah 32 siswa mengenai siswa yang berani

menjawab pertanyaan dari guru sebelum tindakan sebanyak 6 siswa

(18,75%). Pada siklus I pertemuan I data yang diperoleh dari kelas VIIA

mengenai siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru sebanyak 10

siswa (31,25%). Pada siklus I pertemuan II data yang diperoleh dari kelas

VIIA mengenai siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru

sebanyak 13 siswa (40,63%).

Pada siklus II pertemuan I data yang diperoleh dari kelas VIIA

mengenai siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru sebanyak 17

siswa (53,13%). Pada siklus II pertemuan II data yang diperoleh dari

kelas VIIA mengenai siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru

sebanyak 21 siswa (65,63%).

b) Siswa mampu menerangkan materi kepada siswa lain

Hasil belajar dapat dilihat salah satunya dari bagaimana dan

sejauhmana siswa dapat menerangkan materi yang telah disampaikan

oleh guru kepada siswa lain. Data yang diperoleh dari kelas VIIA dengan

jumlah 32 siswa mengenai siswa yang berani menjelaskan materi kepada

siswa lain sebelum tindakan sebanyak 3 siswa (9,38%). Pada siklus I

pertemuan I banyaknya siswa yang dapat menjelaskan materi kepada

siswa lain dalam kelompoknya sebanyak 5 siswa (15,63%). Pada siklus I

pertemuan II banyaknya siswa yang dapat menjelaskan materi kepada

siswa lain dalam kelompoknya sebanyak 8 siswa (25%). Pada siklus II

pertemuan I banyaknya siswa yang dapat menjelaskan materi kepada

siswa lain dalam kelompoknya sebanyak 14 siswa (43,75%) dan Pada

siklus II pertemuan II banyaknya siswa yang dapat menjelaskan materi

kepada siswa lain dalam kelompoknya sebanyak 19 siswa (59,38%).

c) Banyaknya siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata kelas

Nilai rata-rata dalam kelas merupakan salah satu indikator hasil

belajar. Dengan nilai rata-rata kelas kemampuan siswa dalam satu kelas

dapat dilihat. Data yang diperoleh dari kelas VIIA dengan jumlah 32

10

siswa mengenai siswa yang mendapat nilai diatas nilai rata-rata kelas

dengan nilai rata-rata kelas sebelum tindakan yaitu 63 sebanyak 10 siswa

(31,25%), pada siklus I pertemuan I sebanyak 15 siswa (46,88%) dengan

nilai rata-rata kelas yaitu 65, pada siklus I pertemuan II sebanyak 18

siswa (56,25%) dengan nilai rata-rata kelas yaitu 67, pada siklus II

pertemuan I sebanyak 24 siswa (75%) dengan nilai rata-rata kelas yaitu

70 dan pada siklus II pertemuan II sebanyak 28 siswa (87,5%) dengan

nilai rata-rata kelas yaitu 73.

d) Nilai siswa yang tuntas sesuai KKM ≥ 75

Hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa pada

setiap pertemuan. Nilai bisa digunakan sebagai tolak ukur pencapaian

hasil pembelajaran yang dilakukan. Data peningkatan hasil belajar siswa

dari sebelum tindakan sampai selesai tindakan, Data yang diperoleh dari

kelas VIIA dengan jumlah 32 siswa mengenai siswa yang mendapat nilai

pada setiap akhir pertemuan sebelum tindakan sebanyak 5 siswa

(15,63%), pada siklus I pertemuan I sebanyak 9 siswa (28,13%), pada

siklus I pertemuan II sebanyak 12 siswa (37,5%), pada siklus II

pertemuan I sebanyak 18 siswa (56,25%) dan pada siklus II pertemuan II

sebanyak 26 siswa (81,25%).

B. Pembahasan

Hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan masih rendah ini

terbukti dengan masih adanya siswa yang mendapat nilai ≥ 75. Pada siklus I

pertemuan I mengalami peningkatan belajar matematika, walaupun belum

signifikan, pada siklus I pertemuan II dilakukan perbaikan agar hasil yang

didapat lebih maksimal dan meningkat. Hasilnya pertemuan II lebih baik dan

mengalami peningkatan dari pertemuan I, Hasil dari siklus II pertemuan I

lebih meningkat dari siklus I pertemuan II dan hasil dari siklus II pertemuan

II lebih meningkat dari siklus II pertemuan I. Hal ini dikarenakan terus

diadakan perbaikan setiap pertemuannya.

11

KESIMPULAN

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara

peneliti dengan guru matematika dalam pembelajaran matematika dengan strategi

tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar siswa

melalui strategi tutor sebaya diperoleh data yang diperoleh selam penelitian dari

siklus I pertemuan I sampai dengan siklus II pertemuan II sebagai berikut: 1)

Siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru mengalami peningkatan

sebesar 46,88%, 2) Siswa mampu menerangkan materi kepada siswa lain

mengalami peningkatan sebesar 50%, 3) Banyaknya siswa yang mendapat nilai

diatas rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 56,25% dan 4) Nilai siswa

yang tuntas yaitu ≥ 75 mengalami peningkatan sebesar 65,62%.

Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta. Aqib, Zainal, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya: Bandung.

Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Jakarta : Graha Ilmu.

Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung: Rosdakarya.

Subadi, Tjipto.2010. Lesson study berbasis PTK(Penelitian tindakan kelas) suatu

model pembinaan menuju guru professional. Surakarta: Badan Penerbit FKIP UMS.

Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algensindo. Sugiyono.2008. Metode Pembelajaran Administrasi. Bandung:Alfabeta. Sutama. 2010. Penelitian Tindakan .Surakarta: Surya Offset. Susilo, herawati, dkk. 2009. Peneliti Tindakan Kelas Sebagai Sarana

Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Banyumedia publishing. Zaini, Hisyam. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Insan Madani: Yogyakarta.