18
"Ia [kasih]tidak melakukan yang tidak sopan."

Ia [kasih]tidak melakukan yang tidak sopan. · 4. Menghormati utusan ALLAH •Di atas segalanya, biarlah anak-anak diajar bahwa penghormatan yang benar ditunjukkan oleh penurutan

  • Upload
    ngokien

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

"Ia [kasih]tidak melakukan yang tidak sopan."

SOPAN SANTUN

• Nilai sopan santun sangat kurang dihargai. Banyak orang yang

baik hatinya kurang memiliki tingkah laku yang baik. Banyak

orang dihormati karena ketulusan dan kejujuran mereka

kurang menunjukkan keramah-tamahan.

• Kekurangan ini merusak kebahagiaan mereka dan mengurangi

pelayanan mereka kepada orang-orang lain. Banyak orang yang

memiliki hidup yang sangat manis dan pengalaman yang

sangat menolong dirugikan oleh sikap tidak sopan.

SOPAN SANTUN ADALAH

KEKUATAN

• Kegembiraan dan sopan santun harus dipupuk secara khusus

oleh para orang tua dan guru. Semua orang dapat memiliki

wajah yang riang gembira, suara yang lembut, sikap yang

ramah-tamah, dan semuanya ini adalah unsur kekuatan.

• Anak-anak tertarik dengan sikap yang menyenangkan dan

tingkah laku yang riang gembira. Tunjukkanlah kepada mereka

keramah-tamahan dan sopan santun, maka mereka akan

menyatakan roh yang sama terhadapmu dan terhadap orang

lain.

DIPERHATIKAN SETIAP

WAKTU

• Sopan santun yang benar tidak dipelajari hanya dengan mengikuti peraturan tata-krama saja. Tata cara kesopanan harus diperhatikan setiap waktu; di mana prinsip tidak dikompromikan, maka pertimbangan terhadap orang-orang lain akan menuntun kepada persetujuan terhadap adat kebiasaan yang berlaku; akan tetapi kesopanan sejati tidak perlu mengorbankan prinsip pada adat kebiasaan.

• Kesopanan sejati mengabaikan kasta. Hal itu mengajarkan rasa harga diri, menghargai martabat manusia sebagai manusia, menghormati setiap anggota keluarga persaudaraan manusia yang besar.

JANGAN MENUNTUT

TERLALU TINGGI

• Ada bahaya menempatkan terlalu tinggi nilai tingkah laku

dalam bentuk rupa saja, dan menggunakan waktu terlalu

banyak untuk mempelajari bidang-bidang ini.

• Beratnya Kehidupan yang dituntut dari orang-orang muda,

tuntutan kerja keras yang sering tidak menyenangkan

bahkan untuk tugas-tugas kehidupan biasa, dan banyak lagi

untuk meringankan beban berat dunia dari kebodohan dan

kemalangan, -- semua ini memberikan sedikit tempat pada

adat kebiasaan.

• Banyak orang yang sangat menekankan tata-krama

pergaulan kurang menunjukkan rasa hormat terhadap

sesuatu, betapapun sempurnanya, yang gagal memenuhi

standar buatan mereka. Ini adalah pendidikan yang

salah.

• Pendidikan semacam ini menanamkan kesombongan

yang kritis dan pergaulan terbatas yang sempit.

PERHATIAN KEPADA ORANG

LAIN

• Intisari kesopan-santunan sejati adalah perhatian

terhadap orang lain.

• Pendidikan yang penting dan abadi ialah pendidikan

yang memperluas rasa simpati dan yang mendorong

keramah-tamahan universal.

KITA GAGAL JIKA TIDAK

MENGAJARKANNYA KEPADA ANAK-ANAK

• Adalah suatu kegagalan jika yang disebut kebudayaan tidak

membuat orang-orang muda menghormati orang tua

mereka, menghargai keunggulan mereka, menahan diri

terhadap kekurangan-kekurangan mereka, dan menolong

kebutuhan-kebutuhan mereka, dan tidak membuat dia

penuh pertimbangan dan lemah lembut, murah hati dan

suka menolong orang-orang muda, orang-orang yang sudah

tua, dan orang-orang yang malang, dan sopan terhadap

semua orang.

KEPADA SIAPA KITA BELAJAR

TINGKAH LAKU?

• Kemurnian pikiran dan tingkah laku sesungguhnya dipelajari

lebih baik dalam sekolah Guru ilahi daripada setiap penurutan

pada peraturan-peraturan yang ditetapkan.

• Alkitab menggabungkan sopan santun, dan menyajikan banyak

ilustrasi mengenai roh yang tidak mementingkan diri sendiri,

kasih karunia yang lemah lembut, perangai yang menarik, yang

memberi ciri kesopanan yang sejati.

KEPADA SIAPA KITA BELAJAR

TINGKAH LAKU?

• Semuanya ini adalah pantulan tabiat Kristus. Semua kelemah-

lembutan yang sebenarnya dan kesopanan di dunia ini, bahkan

di kalangan orang orang yang tidak mengakui nama-Nya,

adalah berasal dari Dia. Dan Ia ingin agar ciri-ciri ini

dipantulkan dengan sempurnanya dalam diri anak-anak-Nya. Ia

bermaksud agar dalam diri kita orang-orang akan memandang

keindahan-Nya.

Pelajaran Sederhana

tentang Tingkah Laku

"Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, Ia tidak cemburu.

Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

Ia tidak melakukan yang tidak sopan

dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.

Ia tidak pernah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

Ia tidak bersuka cita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.

Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu,

mengharapkan segala sesuatu,

sabar menanggung segala sesuatu.

Kasih tidak berkesudahan" (I Korintus 13:4-8).

5 penghormatan yang

harus dilakukan oleh

anak-anak TUHAN

1. Menghormati ALLAH

• Pelajaran tingkah laku lainnya yang harus benar-benar dihargai

ialah penghormatan sejati kepada Allah. Penghormatan itu

harus diilhami oleh perasaan kebesaran-Nya yang tak terduga

dan kesadaran kehadiran-Nya.

• Dengan kesadaran Yang Tidak Kelihatan hati setiap anak harus

dikesankan dalam-dalam. Jam dan tempat perbaktian dan

kebaktian umum harus diajarkan kepada anak sebagai kudus

oleh karena Allah ada hadir di sana. Dan pada waktu

penghormatan dinyatakan dalam sikap dan tingkah laku, maka

perasaan yang mengilhaminya akan diperdalam.

2. Menghormati nama ALLAH

• Adalah baik bagi orang-orang muda dan orang yang sudah tua untuk

mempelajari dan merenungkan dan sesering mungkin mengulang-ulangi

kata-kata dari Kitab Suci yang menunjukkan bagaimana tempat yang

ditandai oleh kehadiran khusus Allah harus dihormati.

• Penghormatan juga harus ditunjukkan untuk nama Allah. Jangan sekali-

kali mengucapkan nama itu dengan sia-sia atau dengan cara yang

serampangan. Baik dalam doa janganlah mengulang-ulangi nama itu.

"Nama-Nya kudus dan dahsyat" (Mazmur 111:9). Para malaikat, pada

waktu mereka berbicara, menutupi wajah mereka. Betapa seharusnya

kita, yang sudah jatuh ke dalam dosa ini, harus menghormatinya

dengan ucapkan bibir kita!

3. Menghormati Firman

ALLAH

• Kita harus menghormati firman Allah. Terhadap buku yang tercetak itu kita harus menunjukkan penghormatan, jangan sekali-kali menggunakannya secara umum, atau memegangnya dengan tidak hati-hati.

• Jangan sekali-kali Alkitab dikutip untuk lelucon atau kelakar, atau menafsirkannya untuk menunjukkan perkataan jenaka. "Semua firman Allah adalah murni;" "bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah" (Amsal 30:5; Mazmur 12:7).

4. Menghormati utusan

ALLAH

• Di atas segalanya, biarlah anak-anak diajar bahwa penghormatan

yang benar ditunjukkan oleh penurutan. Allah tidak memerintahkan

sesuatu yang tidak perlu, dan tidak ada cara lain untuk

menyatakan penghormatan yang begitu menyenangkan kepada-Nya

daripada penurutan kepada apa yang telah Ia katakan.

• Penghormatan harus ditunjukkan kepada utusan-utusan Allah, --

para pendeta, guru-guru dan orang tua yang dipanggil untuk

berbicara dan bertindak sebagai ganti-Nya. Penghormatan yang

ditunjukkan kepada mereka memuliakan Dia.

5. Menghormati orang yang

lebih tua

• Dan Allah terutama telah mewajibkan penghargaan yang lembut kepada orang-orang yang sudah tua. Kata-Nya, "Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran" (Amsal 16:31). Ayat itu menceritakan peperangan yang dilakukan, dan kemenangan yang diperoleh; tentang beban yang dipikul dan pencobaan yang dilawan. Ayat itu menceritakan kaki yang letih yang mendekati perhentian, tentang tempat-tempat yang segera akan kosong.

• Bantulah anak-anak memikirkan hal ini, dan mereka akan meratakan jalan orang-orang yang sudah tua oleh sopan-santun dan penghormatan mereka, dan akan membawa kemuliaan dan keindahan ke dalam hidup orang-orang muda sementara mereka mengindahkan perintah untuk "bangun berdiri di hadapan orang ubanan, dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua" (Imamat 19:32).

Upah dari ALLAH

• Berbahagialah anak yang mendengar kata-kata yang

membangkitkan cinta, rasa syukur dan kepercayaan, bagi anak yang

kelemah-lembutan, keadilan dan kesabaran dari bapa dan ibu dan

guru menafsirkan cinta, keadilan dan kesabaran Allah; anak yang

oleh percaya dan penyerahan diri dan penghormatan kepada

pelindungnya belajar untuk mempercayai dan menurut dan

menghormati Allahnya.

• Dia yang memberikan kepada anak atau siswa karunia yang

sedemikian yang telah mengaruniainya dengan harta yang lebih

berharga dari kekayaan sepanjang zaman harta yang bertahan

sampai selama-lamanya.