Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 01 (2018) 110
ISSN 2580-2801
JUS TEKNO Jurnal Sains & Teknologi
PERHITUNGAN TABLE LIFTER KAPASITAS 20 TON
SEBAGAI ALAT ANGKAT DENGAN 2 SILINDER
PNEUMATIK
Ibnu Darmawan
Program Studi Teknik Mesin
Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa
ABSTRAK
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menghitung kekuatan konstruksi Table
lifter pada saat menerima pembebanan. Table lifter ini dirancang berdasarkan
kebutuhan khusus untuk memudahkan kerja operator pada proses Metal forming,
sehingga diperlukan perancangan untuk mengetahui beban maksimal yang dapat
diterima table lifter. Saat melakukan perancangan Table lifter memerlukan analisa
terhadap produk yang sudah ada maupun material yang ada di pasaran, sehingga
dalam perancangan Table lifter menggunakan tiga metode yaitu perancangan
konsep, perancangan bentuk dan perancangan rinci. Berdasarkan perhitungan pada
perancangan dengan pembebanan 20 ton diperoleh nilai beban terbesar yang
diterima pada silinder hidrolik sebesar 48 ton, sehingga keseluruhan beban pada
silinder hidrolik menjadi 96 ton.
Kata Kunci : pembebanan, momen, tegangan.
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 01 (2018) 110
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Didalam teknologi indusri
manufaktur yang terus
berkembang dan semakin maju
setiap tahunnya, baik mesin yang
digunakan maupun alat-alat bantu
yang dipakai selalu mengalami
perubahan baik desain maupun
fungsinya.
Adapun Table lifter ini
dirancang berdasarkan permintaan
khusus dalam industri manufaktur
terutama yang memproduksi
komponen dengan proses Metal
forming dengan material plat
menggunakan dies dan mesin
press, sehingga yang menjadi
pembahasan dalam skripsi ini
berkaitan dengan proses metal
forming yang dalam prosesnya
operator mengangkat plat material
secara manual untuk diumpan
kedalam dies. Jika pekerjaan itu
dilakukan dalam jangka panjang
akan mengakibatkan cara kerja
yang tidak sehat dan
memungkinkan resiko terjadinya
kecelakaan kerja, sehingga
diperlukan alat khusus untuk
mengurangi beban operator
mengangkat plat material sebelum
melakukan pengerjaan yang
disebut Table lifter. Sehingga
sudah menjadi tugas perancang
untuk merancang alat tersebut. Hal
ini perlu diperhatikan agar dalam
perancangan Table lifter tersebut
memiliki faktor keamanan yang
terjamin.
Pada disiplin ilmu teknik
mesin terdapat istilah fabrikasi.
Dimana fabrikasi tersebut adalah
teknik pembuatan barang dengan
standar tertentu, mulai dari bahan
mentah hingga bisa assembly.
Fabrikasi biasa digunakan untuk
memenuhi kebutuhan barang
kontruksi. Dengan kata lain
fabrikasi bisa diterapkan untuk
melakukan perancangan Table
lifter. Oleh sebab itu dalam skripsi
ini penulis mengangkat judul
“PERANCANGAN TABLE
LIFTER KAPASITAS 20 TON
DENGAN 2 SILINDER
HIDROLIK”.
1.2 Ruang Lingkup Penulisan
Permasalahan yang akan
dibahas dalam penulisan skripsi ini
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 01 (2018) 111
adalah mengenai perhitungan
kekuatan konstruksi table lifter
untuk mengangkat beban plat
material dengan beban maksimal
20 ton.
1.3 Batasan Masalah
Dalam hal ini penulis membatasi
masalah yang dibahas yaitu:
Powerpack untuk penggerak aktuator
tidak dihitung.
1.4 Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan ini
adalah merancang sebuah alat
bantu khusus untuk mengurangi
beban kerja operator produksi dan
mengurangi resiko terjadinya
kecelakaan kerja.
1.5 Manfaat Perancangan
1. Secara ekonomis
a. Dengan melakukan
perancangan Table lifter,
estimasi biaya bisa
diketahui sehinggat dapat
menentukan biaya perakitan
maupun anggaran yang
harus dikeluarkan dalam
pengadaan bahan-bahan
yang dipakai dalam
perancangan.
2. Secara teknis
a. Dapat dijadikan sebagai
literatur bagi individu-
individu yang tertarik dalam
bidang fabrikasi.
b. Dapat dijadikan acuan dalam
menghitung perancangan
Table lifter serta inovasi
dalam desain maupun
konstruksinya.
1.6 Metode Penelitian
Mengacu pada harapan agar
penulisan skripsi ini berbobot dan
berkualitas, maka dalam penulisan
penelitian ini penulis
menggunakan beberapa metode,
antara lain:
1. Metode literatur
Yaitu mempelajari buku-
buku dan jurnal tentang teori
dasar yang berhubungan
dengan penulisan skripsi.
2. Metode wawancara dan
diskusi
Yaitu wawancara dan
diskusi dengan orang-orang
yang kompenten dalam
bidang fabrikasi untuk
menggali informasi tentang
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 01 (2018) 112
perhitungan waktu fabrikasi
serta bagaimana proses-
proses yang dilakukan dalam
pengerjaan fabrikasi.
3. Metode observasi lapangan
Yaitu meninjau dan
mengamati secara langsung
proses pemotongan,
pelubangan serta perakitan
bahan untuk memperoleh
data-data yang digunakan
dalam pergitungan kekuatan
konstruksinya.
1.7 Sistematika Penulisan
Agar dapat memberikan
gambaran yang menyeluruh
tentang skripsi ini, akan diberikan
gambaran umum tentang materi
yang akan diuraikan. Materi
penulisan ini disajikan dalam
penulisan yang susunannya
sebagai berikut:
1. BAB I : PENDAHULUAN
Didalam bab ini
menguraikan tentang latar
belakang skripsi, ruang
lingkup penulisan, batasan
masalah, tujuan
perancangan, manfaat
perancangan, metode
penelitian serta sistematika
penulisan.
2. BAB II : LANDASAN TEORI
Didalam bab ini
membahas tentang beberapa
teori penunjang yang
dijadikan acuan dalam
penyusunan skripsi dan
rumus-rumus perhitungan.
3. BAB III : METODE
PERANCANGAN
Didalam bab ini
menyajikan tentang metode
penelitian yang digunakan
dalam pengambilan data
untuk penyusunan skripsi.
4. BAB IV : ANALISA DAN
PERHITUNGAN
Didalam bab ini
menyajikan perhitungan
kekuatan konstruksi
komponen yang diaanggap
vital.
5. BAB V : PENUTUP
Didalam bab ini berisi
tentang kesimpulan dan saran untuk
penyempurnaan penulisan yang lebih
baik lagi.
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 01 (2018) 113
2. DASAR TEORI
Dalam bab ini, akan dijelaskan
teori yang mendasari rumus-rumus
yang dipergunakan dalam hitungan
teknis. Sesuai dengan ruang lingkup
yang akan dibahas, maka rumus yang
akan dijelaskan pada bab ini meliputi
rumus-rumus untuk menghitung
komponen-komponen Table Lifter,
yaitu :
2.1 Mekanika konstruksi
Mekanika (Bahasa Latin
mechanicus, dari Bahasa Yunani
mechanikos, "seseorang yang ahli
di bidang mesin") adalah jenis
ilmu khusus yang mempelajari
fungsi dan cara kerja mesin, alat
atau benda yang seperti mesin.
Mekanika merupakan bagian yang
sangat penting dalam ilmu fisika
terutama untuk ahli sains dan ahli
teknik. Mekanika (Mechanics)
juga berarti ilmu pengetahuan
yang mempelajari gerakan suatu
benda serta efek gaya dalam
gerakan itu. Cabang ilmu
Mekanika terbagi dua : Mekanika
Statik dan Mekanika Dinamik
(tidak dibahas dalam penelitian
ini). Mekanika teknik dikenal juga
sebagai mekanika rekayasa atau
analisa struktur. Pokok utama dari
ilmu tersebut adalah mempelajari
perilaku struktur terhadap beban
yang bekerja padanya.
2.1.1 Statika
Statika adalah ilmu
yang mempelajari tentang
statik dari suatu beban
terhadap gaya-gaya dan
beban yang mungkin ada
pada bahan tersebut, atau
juga dapat dikatakan sebagai
perubahan terhadap panjang
benda awal karena gaya atau
beban. Terdapat 3 jenis
tumpuan dalam ilmu statika
untuk menentukan jenis
peletakan yang digunakan
dalam menahan beban yag
ada dalam struktur, beban
yang ditahan oleh peletakan
masing-masing adalah:
1. Tumpuan Rol,
Yaitu tumpuan
yang dapat meneruskan
gaya desak yang tegak
lurus bidang
peletakannya.
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 01 (2018) 114
Gambar 2.1 Tumpuan rol
Sumber : Popov, 1991
2. Tumpuan Sendi,
Tumpuan yang
dapat meneruskan gaya
tarik dan desaktetapi
arahnya selalu menurut
sumbu batang sehingga
batang tumpuan hanya
memiliki satu gaya.
Gambar 2.2 Tumpuan
sendi
Sumber : Popov, 1991
3. Tumpuan Jepitan,
Jepitan adalah
tumpuan yang dapat
menberuskan segala gaya
dan momen sehingga
dapat mendukung H, V
dan M yang berati
mempunyai tiga gaya.
Dari kesetimbangan kita
memenuhi bahwa agar
susunan gaya dalam
keadaan setimbang
haruslah dipenuhi tiga
syarat yaitu ∑FHorisontal =
0, ∑FVertikal = 0, ∑M= 0
Gambar 2.3 Tumpuan
jepit
Sumber : Popov, 1991
2.1.2 Gaya
Suatu konstruksi
bertugas mendukung gaya-
gaya luar yang bekerja
padanya yang kita sebut
sebagai beban. Konstruksi
harus ditumpu dan
diletakkan pada peletakan-
peletakan tertentu agar dapat
memenuhi tugasnya yaitu
menjaga keadaan konstruksi
yang seimbang. Suatu
konstruksi dikatakan
seimbang bila resultan gaya
yang bekerja pada
konstruksi tersebut sama
dengan nol atau dengan kata
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 01 (2018) 115
lain ∑Fx = 0, ∑Fz= 0, ∑Fy =
0, ∑M = 0.
Gaya adalah sesuatu
yang menyebabkan suatu
benda dari keadaan diam
menjadi bergerak atau
sebaliknya. Dalam ilmu
statika berlaku hukum (Aksi
= Reaksi).
2.1.3 Kekuatan Material
Kekuatan material
dapat didefinisikan sebagai
kesanggupan suatu material.
Tabel 2.1 Rumus
perhitungan kekuatan material
Sumber : Strength of Material, 1991
3. METODE PERANCANGAN
Perancangan merupakan suatu
kegiatan awal dari suatu rangkaian
kegiatan dalam proses pembuatan
produk. Dalam pembuatan produk
sangat diperlukan suatu gambaran
yang digunakan untuk dasar-dasar
dalam melangkah atau bekerja.
Gambaran ini dapat disajikan dalam
bentuk diagram-diagram alir sebagai
metode dalam perencanaan dan
perancangan.
Perkembangan dan kemajuan
teknologi yang terus berkembang
harus diikuti supaya dapat mengambil
manfaat dan bertujuan untuk
mempermudah dalam melakukan
suatu pekerjaan, sehingga
perancangan mesin table lifter yang
sesuai kebutuhan lapangan dapat
membantu operator produksi untuk
melakukan proses produksi dengan
pertimbangan lebih efisien dan lebih
memperhatikan faktor keselamatan
kerja. maka diperlukan suatu mesin
table lifter yang di rancang/desain
seoptimal mungkin agar dapat
menghasilkan kepasitas produksi
yang lebih maksimal.
3.1 Metodologi perancangan
Dalam perancangan
desain mesin table lifter dua
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 01 (2018) 116
silinder hidrolik, ada beberapa
tahapan yang harus dilakukan
agar perancangan dapat
berjalan lancar yakni dengan
menganalisa mesin table lifter
yang sudah ada. Survei ini
dilakukan dengan tujuan
mendapatkan gambaran tentang
desain dan sistem kerja mesin
table lifter.
3.2 Diagram alir
Agar lebih terarah
dalam penyusunan skripsi ini
memerlukan diagram alir atau
flow chart, maka penulis
membuat flow chard sebagai
berikut:
Gambar 3.1 Diagram alir proses
perancangan Table lifter
3.3 Perancangan konsep produk
Perancangan konsep
produk berguna untuk
memberikan beberapa solusi
alternatif. Konsep produk
selanjutnya dievaluasi
berdasarkan persyaratan teknis,
dan aspek ekonomis, dan lain-
lain. Tahapan ini dapat diawali
dengan mengenal dan
menganalisis spesifikasi produk
mulai
Metodologi perancangan
seles
ai
Perancangan
konsep produk
Perancangan
bentuk
Perancangan
rinci
Sudah
sesuai
dengan
konsep
yang
baik?
ya
tidak
tidak
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 01 (2018) 117
yang telah ada. Hasil analisis
spesifikasi produk dilanjutkan
dengan memetakan struktur
fungsi komponen sehingga
dapat disimpulkan beberapa
varian solusi pemecahan
masalah konsep produk. Dalam
tahap ini konsep rancangan
alat/mesin table lifter
menggunakan 2 silinder
hidrolik sebagai tenaga
penggerak utamanya.
3.4 Perancangan bentuk
(Embodiment design)
Perancangan konsep
desain memerlukan beberapa
pertimbangan untuk
menentukan keputusan atau
solusi setiap proses
perencanaan. Berdasarkan
kasus masalah yang dihadapi
yaitu perencanaaan produk
alat/mesin table lifter,
pendekatan konsep yang
digunakan adalah pendekatan
produk dengan perencanaan
simultan atau perencanaan
dengan pendekatan proses
produksi.
Konsep perencanaan
simultan terdapat empat elemen
utama, yaitu: fungsi, bentuk,
material, dan produksi. Fungsi
merupakan elemen penting
diantara keempat elemen
perencanaan simultan.
Langkah untuk
perencanaan produk terdiri dari
Sembilan langkah, yaitu:
a. Mencari produk jadi yang
tersedia di pasar
Memilih dan memakai
komponen yang telah
tersedia di pasaran atau
produk khusus (special
product) adalah jauh lebih
murah dari pada merancang,
mengembangkan dan
membuat komponen sendiri,
seperti: bantalan, mur dan
baut. Alternatif memilih
produk jadi yang tersedia
untuk memenuhi fungsi
komponen merupakan solusi
penting perencanaan produk
untuk menghemat waktu dan
biaya produksi.
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 01 (2018) 118
b. Memilih material dan teknik
produksi
Memilih material dan
teknik produksi merupakan
alternatif kedua perencanaan
produk jika produk jadi hasil
konsep produk tidak
ditemukan di pasar.
Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan pada proses
pemilihan material dan
teknik produksi adalah:
1. Kuantitas produk yang
harus dibuat
Faktor tersebut
merupakan sebuah
pertimbangan dalam proses
produksi. Jika produk yang
dirancang hanya satu buah,
maka perlu dihindari
penggunaan tooling atau alat
produksi yang mahal
harganya. Yaitu dengan
menggunakan alat seadanya
yang bisa sesuai fungsinya.
2. Pengetahuan tentang
penggunaan material
pada aplikasi terdahulu
Informasi pemakaian
material serupa merupakan
faktor pertimbangan
prosesproduksi terkait pada
bagaimana teknik produksi
material yang baik, sifat dan
kinerja material terhadap
beban yang diderita.
3. Pengetahuan dan
pengalaman
Pengetahuan dan
pengalaman yang terbatas
akan berpengaruhpada
keterbatasan pemilihan
material dan teknik produksi
pula, oleh karena itu perlu
didukung dengan literatur
aplikasi material.
4. Syarat-syarat teknis
tentang material
Syarat-syarat teknis
tentang material merupakan
pertimbangan yang dapat
membatasi pemilihan
material dan teknis produksi.
Solusi untuk memenuhi
syarat-syarat teknis material
dapat dipecahkan dengan
mementingkan esensial
fungsi produk.
5. Faktor ketersediaan
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 01 (2018) 119
Faktor ketersediaan
material merupakan
hambatan utama setiap
perencanaan, oleh karena itu
beberapa alternatif
pemilihan material
maerupakan solusi penting
perencanaan produk.
d. Mengidentifikasi komponen-
komponen produk
Identifikasi komponen-
komponen produk berfungsi
untuk memisahkan beberapa
komponen hasil sketsa konsep
produk. Pemisahan komponen-
komponen produk bertujuan
untuk mempermudah proses
pemilihan material dan
pembuatan komponen yang
sulit berdasarkan fungsi
komponen.
e. Mengembangkan interface
atau titik kontak antara dua
komponen
Mengembangkan
interface berfungsi untuk
mengantisipasi interferensi atau
gangguan proses perakitan.
f. Memberi bentuk
Proses pemberian bentuk
diharapkan menghasilkan
produk yang memenuhi
tuntutan produk, seperti kuat,
stabil, korosi dan aus yang
terjadi dalam batas yang
diijinkan, dan lain-lain.
g. Evaluasi
Evalusi produk dilakukan
pada proses perencanaan
produk bertujuan untuk
mendapatkan ketelitian yang
lebih baik. Pada langkah
evaluasi dikumpulkan
informasi yang lengkap agar
dapat dibandingkan dengan
syarat-syarat pada spesifikasi
perancangan. Tiga hal
pertimbangan hasil evaluasi,
yaitu:
1. Hasil evaluasi baik, sehingga
produk hasil rancangan telah
siap ditinjau ulang bersama
produk hasil rancangan
alternatif lainnya ata
dilanjutkan pada
perencanaan rinci.
2. Hasil evaluasi tidak
memenuhi syarat sebagai
produk bermutu, sehingga
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 01 (2018) 120
perlu dikembalikan pada
tahapan sebelumnya untuk
ditinjau kembali sehingga
diperoleh konsep produk
yang lebih baik.
3. Hasil evaluasi perlu
perbaikan berdasarkan
kekurangan-kekurangan
yang ditemukan pada proses
evaluasi. Perbaikan terdiri
dari duajenis, yaitu:
perbaikan material atau cara
pembuatannya dan perbaika
bentuk produk atau
komponen produk.
h. Perbaikan bentuk
Langkah perbaikan
bentuk berfungsi untuk
menghilangkan interferensi
gangguan atau memperbaiki
kinerja produk hasil evaluasi
dengan cara merubah ukuran
hingga mengganti bentuk
komponen. Berdasarkan
keterangan di atas, kesembilan
langkah perancangan produk
dapat digambarkan dalam
diagram alir
3.5 . Perancangan rinci
Perancangan rinci
merupakan hasil keputusan
perencanaan berdasarkan beberapa
tahapan sebelumnya. Luaran atau
hasil akhir dari tahapan ini adalah
gambar rancangan lengkap dan
spesifikasi produk untuk
pembuatan yang biasa disebut
dokumen pembuatan produk.
Setiap tahapan proses perancangan
berakhir, hasil tahapan selanjutnya
tersebut menjadi masukan untuk
tahapan selanjutnya dan menjadi
umpan balik tahapan sebelumnya.
Sebagai konsep utama
perancangan metode tersebut,
bahwa hasil setiap tahapan dapat
berubah setiap saat berdasarkan
umpan balik yang diterima dari
hasil tahapantahapan berikutnya.
4. PERHITUNGAN DAN
PEMBAHASAN KONSTRUKSI
KOMPONEN TABLE LIFTER
Untuk merancang sebuah alat
Table Lifter kapasitas 20 Ton, maka
diperlukan perhitungan konstruksi
yang dapat dipertanggungjawabkan
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 01 (2018) 121
yaitu meliputi komponen – komponen
yang vital adalah :
1. Silinder Hidrolik
2. Ass Penahan Silinder Hidrolik
3. Ass Tengah
4. Selongsong Pipa
5. Plat Penahan Silinder Hidrolik
6. Lengan Dalam
7. Lengan Luar
8. Ass Penahan Roda
9. Profil kanal U
Pada perhitungan konstruksi
ini, komponen hidrolik merupakan
komponen yang vital, maka sebagai
dasar perhitungan konstruksi
komponen lainnya berdasarkan FDH.
Table Lifter ini dirancang dengan
menggunakan dua silinder hidrolik,
maka perhitungan didasarkan atas
FDH sebab dalam perhitungan gaya
hidrolik menggunakan salah satu sisi
konstruksi Table Lifter.
4.1 Merancang gaya pada Silinder
hidrolik
4.1.1 Hukum Newton ( Statika
Struktur Keseimbangan )
Mencari gaya pada hidrolik
W = 20 Ton = 20.000 Kg
W desain = 1,1 x W
= 1,1 x 20.000 kg
= 22000 kg
Dari skala 1 : 1 mm
Gambar 4.1 Statika struktur
keseimbangan
Ʃ MA + ↑ = 0
- ½ W . 2312,26 + FDO .
241,7 + FDH . 371,26 = 0
-½ . 22000 kg . 2312,26 mm
+ FDO . 241,7 + FDH .
371,26 = 0
- 25434860 kgmm + FDO .
241,7 + FDH . 371,26 = 0
FDO = = 1,274 FDH
- 25434860 kgmm + 1,274
FDH . 241,7 + FDH .
371,26 = 0
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 01 (2018) 122
1,274 FDH . 371,26 =
25434860 kgmm
307,9258 FDH + 371,26
FDH = 25434860 kgmm
679,1858 FDH = 25434860
kgmm
FDH =
FDH = 37749,04 kg
FDO = 1,274 x 37449,04 kg
FDO = 47710,07 kg
4.1.2 Diagram Maxwell (
Penjumlahan Gaya dengan
cara Grafis )
W = 22.000 kg
Skala 1 : 2000 mm
Jika ½ W = BD = 11.
Gambar 4.2 Diagram Maxwell
a. Gaya yang terjadi pada
batang
1. Reaksi gaya yang
terjadi pada lengan
AB
FAB = 26,81 x 2000 =
53620 kg
2. Reaksi gaya yang
terjadi pada lengan
DC
FDC = 26,81 x 2000 =
53620 kg
3. Reaksi gaya yang
terjadi pada engkol
HO
FOH = 5,66 x 2000 =
11320 kg
b. Gaya pada hidrolik
1. Reaksi gaya yang
terjadi pada hidrolik
FDH = 20,81 x 2000 =
41620 kg
4.1.3 Dengan Metode Kerja
Virtual
W = 22.000 kg
Skala 1 : 1 mm
Gambar 4.3 Diagram Metode kerja
Virtual
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 01 (2018) 123
a = OH + BH
= 1162,5 mm + 250 mm
= 1412,5 mm
s = 919,43 mm
l = 2312,26 mm
Persamaan Energi
W . dy = FDH . ds = 0
- . dy + FDH . ds = 0
................. persamaan 1
2y = 2312 sin θ
dy = .......................
persamaan 2
s² = ( 141,2 )² + ( 231,2 )²
2.s ds = - 2 . 141,2 . 231,2
cos θ
2.s ds = - 65290,8 ( - sin θ )
dθ
ds = cos θ dθ
ds = 355,22 sin θ dθ
................ persamaan 3
- . cos θ dθ = FDH . 355,22
sin θ dθ
FDH =
= . 9,52
FDH =
FDH = 34,107 kg
Dari ketiga
perhitungan diatas diambil
nilai FDH yang tertinggi
yaitu dari teori diagram
maxwell. Sehingga
diperoleh nilai FDH sebesar:
FDH = 41.620 kg x 1.1 =
45782 kg.
FDH = 41.620 kg x 1.1 =
45782 kg = 48.000 kg.
5. PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan
berdasarkan perhitungan yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya serta
saran untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
diambil dari penelitian ini,
sebagai berikut:
1. Perancanngan ini
menghasilkan Table lifter
yang mampu mengangkat
beban material sebesar 20 ton
sebagai alat bantu dalam
proses Metal forming.
2. Table lifter hasil perancangan
memiliki fitur rangka dan
komponen dengan bahan baja
SS400, S45C, dengan dimensi
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 01 (2018) 124
utama panjang 2500 mm,
lebar 1579 mm, tinggi 389
mm pada posisi minimum dan
jangkauan tinggi maksimum
1308 mm.
3. Berdasarkan perhitungan pada
perancangan dengan
pembebanan 20 ton diperoleh
nilai beban total yang diterima
pada silinder hidrolik sebesar
48 ton.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan
untuk langkah pengembangan
atau penelitian selanjutnya,
sebagai berikut:
1. Desain rancangan Table lifter
dapat dikembangkan pada
sistem penggerak silinder
hidrolik table lifter diharapkan
bisa otomatis dan manual
sesuai kebutuhan operator
2. Desain rancangan Table lifter
dapat dikembangkan dengan
menggunakan lebih dari dua
silinder, supaya beban yang
diterima silinder hidrolik lebih
ringan dan memperkecil
resiko kegagalan kerja pada
piston hidrolik.
DAFTAR PUSTAKA
1. R.S Khurmi, dan J.K Gupta.
1991. The Text Book of
Machine Design. New Delhi :
Eurasia Publishing House
(Pvt.) LTD
2. Jr. Johnston Russell. E. 1983.
Mekanika Statika Struktur.
Jakarta : Erlangga
3. E. Shigley Joseph, dan D.
Mitchell Larry. 1986.
Perencanaan Teknik Mesin.
Jakarta : Erlangga
4. A. P. Potma, dan J. E. De
Vries. Teori, Perhitungan
dan Pelaksanaan Konstruksi
Baja. Jakarta : PT. Pradnya
Paramita
5. The American Society of
Mechanical Engineering.
1968. Material
Specifications. New York :
ASME
6. Meriam J.L, dan Kraige L.G.
2000. Mekanika Teknik
Statika. Jakarta : Erlangga
7. Norvelle F.Don. 1999. Fluid
Power Technology. New
York : West Publishing
Company
JUS TEKNO VOL. 02 NO. 01 (2018) 125
8. Rudy, Gunawan. 1990. Tabel
Profil Konstruksi Baja.
Yogyakarta : Kanisius
9. H. Darmawan,
Harsokoesoemo. 2004.
Pengantar Perancangan
Teknik (Perancangan
Produk). Bandung : ITB
Rexroth. Mannesmann.
1984. Hydraulic
Components. Lohr am RFG
: Gmbh JahnstraBe 3-5