29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang tidak lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya dalam koridor kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat, negara yang dibentuk oleh mereka ini akan melaksanakan fungsinya untuk menyediakan kebutuhan hidup anggota masyarakat berkaitan dengan konstelasi hidup berdampingan dengan orang lain di sekelilingnya. Di kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama itu sering kita artikan sebagai “kebutuhan publik”. Salah satu contoh kebutuhan publik yang mendasar adalah kesehatan. Puskesmas sebagai bentuk nyata peran birokrasi dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan. Namun pada kenyataannya ada kerumitan atau masalah yang terjadi dalam peran puskesmas itu sendiri untuk memberikan pelayanan yang baik contohnya, peran puskesmas dalam hal identifikasi masalah terutama berkaitan dengan program pokok puskesmas (basic six program) yang ada di lingkungan kerjanya sehingga penulis berniat untuk membahas lebih dalam lagi mengenai hal tersebut. 1

Iden Ines2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Iden Ines2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang tidak lain

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya dalam koridor

kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat, negara yang dibentuk oleh mereka

ini akan melaksanakan fungsinya untuk menyediakan kebutuhan hidup anggota

masyarakat berkaitan dengan konstelasi hidup berdampingan dengan orang lain di

sekelilingnya. Di kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama itu sering kita artikan sebagai

“kebutuhan publik”. Salah satu contoh kebutuhan publik yang mendasar adalah

kesehatan.

Puskesmas sebagai bentuk nyata peran birokrasi dalam memberikan pelayanan publik

kepada masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan. Namun pada kenyataannya ada

kerumitan atau masalah yang terjadi dalam peran puskesmas itu sendiri untuk

memberikan pelayanan yang baik contohnya, peran puskesmas dalam hal identifikasi

masalah terutama berkaitan dengan program pokok puskesmas (basic six program) yang

ada di lingkungan kerjanya sehingga penulis berniat untuk membahas lebih dalam lagi

mengenai hal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup Puskesmas

2. Masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ambacang berkenaan

dengan Basic six Program

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup

Puskesmas.

2. Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas

Ambacang berkenaan dengan basic six program.

1

Page 2: Iden Ines2

BAB II

ANALISA SITUASI

2.1. Gambaran Umum

Puskesmas Ambacang terletak di salah satu Kelurahan pada Kecamatan Kuranji kota

Padang yaitu kelurahan Pasar Ambacang. Karena terletaknya Puskesmas di kelurahan

tersebut maka diberi nama Puskesmas Ambacang Kuranji sesuai dengan masukan dari

berbagai pihak antara lain Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang dengan sebutan ” Puskesmas

Ambacang Kuranji ” Awalnya pelaksanaan program puskesmas ini masih bekerja sama

dengan Puskesmas Kuranji, karena 4 kelurahan sebagai wilayah kerja Puskesmas Kuranji.

Pada tahun 2006 telah berdiri sendiri dapat dilaksanakan secara mandiri dan

berkesinambungan.

2.2 Geografi

Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Ambacang berbatasan dengan kecamatan

dan kelurahan yang menjadi tanggung jawab wilayah Puskesmas Ambacang. Batas - batas

wilayah kerja Puskesmas Ambacang yaitu :

- Utara : Kelurahan Korong Gadang Kec. Kuranji.

- Timur : Kecamatan Pauh

- Selatan : Kecamatan Pauh dan Lubuk Begalung.

- Barat : Kecamatan Padang Timur dan Kecamatan Nanggalo

Puskesmas Ambacang terletak pada 0° 55' 25.15", Lintang Selatan dan +100° 23'

50.14" Lintang Utara dengan luas wilayah kerja Puskesmas Ambacang sekitar 12 Km2,

mewilayahi 4 Kelurahan yaitu : Kelurahan Pasar Ambacang, Kelurahan Anduring,

Kelurahan Ampang dan Kelurahan Lubuk Lintah dimana umumnya masyarakat pengguna

jasa pelayanan kesehatan mempunyai aksesibilitas yang mudah dari dan ke Puskesmas.

Secara sketsa, wilayah kerja Puskesmas dapat digambarkan sebagai berikut:

2

Page 3: Iden Ines2

2.3 Demografi

Jumlah penduduk wilayah Puskesmas Ambacang Kuranji adalah 43.114 jiwa yang

terdiri dari 10.707 KK dengan perincian sebagai berikut:

a. Kelurahan Pasar Ambacang : 15.461 jiwa dan 3.513 KK

b. Kelurahan Anduring : 12.329 jiwa dan 1.924 KK

c. Kelurahan Lubuk Lintah : 8.951 jiwa dan 1.673 KK

d. Kelurahan Ampang : 6.373 jiwa dan 2.928 KK

2.4 Prasarana dan Sarana Kesehatan serta sasaran Kesehatan

Puskesmas ambacang pada saat ini telah memiliki prasarana dan sarana yang

relativ lebih baik bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Prasarana gedung dengan 2 lantai mampu dmamfaatkan untuk pelayanan dan

kegiatan administarsi/manajemen. Begitu pula prasarana kendaraan roda 4 dan roda

2 telah mampu menjangkau pelayanan terutama luar gedung seperti posyandu,UKS

dan UKGS serta pembinaan desa siaga.

3

Page 4: Iden Ines2

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi dan Fungsi Puskesmas

a. Definisi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008)

“Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan

yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan

pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan

secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu

yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun

tidak mencakup aspek pembiayaan”.

Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling

dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit

pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri). Fungsi Puskesmas

adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan

misinya. Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut

dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive,

preventif, curative, dan rehabilitatif. Prioritas yang harus dikembangkan oleh

Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care

services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health

service).

Jadi, yang harus diketahui adalah bahwa peran Puskesmas adalah sebagai

ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif, tidak

sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.

LEVEL PELAYANAN KESEHATAN

RS Provinsi

RS Kabupaten

Puskesmas Kecamatan

Puskesmas Kelurahan

4

Page 5: Iden Ines2

Posyandu

b. Fungsi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008)

1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan

kemampuan untuk hidup sehat

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:

a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam

rangka menolong dirinya sendiri.

b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.

c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis

Maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut

tidak menimbulkan ketergantungan.

d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan

program

Basic six Puskesmas

e. Promosi kesehatan

f. Kesehatan lingkungan

g. Kesehatan ibu dan anak serta KB

h. Perbaikan gizi masyarakat

i. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

j. Pengobatan

Pelaksanaan kegiatan tersebut diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil.

Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga

sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok Puskesmas

dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa ( PKMD ).

5

Page 6: Iden Ines2

Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti tersebut di atas,

Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan

pengembangan.

Puskesmas harusmemberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat a

3.2 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan

kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam

memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan. Pelayanan

kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat

pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat, namun pada kenyataannya banyak

masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau

petugas kesehatan praktek lainnya. Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif

dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas, misalnya anggapan bahwa mutu

pelayanan yang terkesan seadanya, artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik dilihat dari sarana dan prasarananya

maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya

sehari-hari. Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu

tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan.

3.3 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas

Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-

masalah. Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh

faktor-faktor sebagai berikut: (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin, 1993: 44-46)

Faktor Internal

Pelaksanaan Manajemen

Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam

mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas. Dimana

fungsi manajemen itu untuk planning, organizing, leading, dan controling.

Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga

kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap ‘‘baik/sudah

biasa’’.

6

Page 7: Iden Ines2

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai

target dari program-program Puskesmas. Tetapi apa yang terjadi pada

Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatikan oleh pemerintah dengan

alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau, sehingga sarana dan

prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas, baik berupa alat

medis maupun obat-obatan. Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang

dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi

rendah karena tidak sesuai dengan standar kesehatan.

Tenaga medis

Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya

melaksanakan program dari Dinas Kesehatan. Misalanya program Posyandu

yang tidak tepat sasaran.

Sumber keuangan Puskesmas

Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak

sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya

pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak

sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada

masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik

daripada Puskesmas.

Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk

Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas

dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan

kesehatan Puskesmas.Tenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas

biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah

tersebut, sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing. Apalagi

jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh

penduduk, maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas.

Faktor Eksternal

Kondisi Geografis

Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau

setingkat dengan kecamatan. Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki

7

Page 8: Iden Ines2

keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan

puskesmas. Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu

Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk. Tetapi ada juga

puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di

dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas.

Pemerintah daerah

Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman

pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legislatif dan

eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai

tulang punggung pendapatan daerah. Ini berarti orang sakit dijadikan tulang

punggung pendapatan daerah. Padahal upaya menyehatkan masyarakat

sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU. No.22 dan UU No. 25

tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan

publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan

rakyat. Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah

mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar

pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar.

Keadaan Ekonomi Penduduk

Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan

pelayanan kesehatan pada masyarakat. Jumlah warga negara Indonesia

mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi

ekonominya kurang memadai. Walaupun ada ketentuan yang

memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar

retribusi di Puskesmas, namun kenyataannya orang-orang yang demikian

justru enggan datang ke Puskesmas.

Kondisi Pendidikan Penduduk

Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan

yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat

pertama, karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah,

maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum

paham akan arti kesehatan. Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional

yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya.

Peran Dinas Kesehatan

8

Page 9: Iden Ines2

Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani

penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan

dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya

pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk. Dengan kata lain

pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan

kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif. Selain itu

Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap

pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak

terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis.

9

Page 10: Iden Ines2

si Mengatasi MasalahVBBAB IV

PEMBAHASAN yang alit

as tenaga keseh

alis

Masalah kesehatan di puskesmas Ambacang Kuranji.

Masih adanya penyulit pada 6 program pokok puskesmas

Promosi kesehatan

Kesehatan lingkungan

KB KIA

Gizi

Pengobatan Umum

Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

endapat perhatian dari pemerintah pusat dan

pemerintaang tengga penyelenggaraan pelayanan kesehata

4.1 PERMASALAHAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR / P2P

Gambar 3.1.2.2. Insiden penyakit DBD berdasarkan cakupan bulanan dan Kelurahan wilayah

kerja Puskesmas Ambacang tahun 2012.

Berdasarkan grapik di atas terdapat peningkatan kasus (61) kasus di banding tahun

2010 (36) kasus. Salah satu cara untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan karena

DBD adalah dengan melakukan PSN-DBD yang secara berkesinambungan.dengan kegiatan

10

Page 11: Iden Ines2

ini sangat diharapkan tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegepti jadi tidak ada lagi

dan dapat berkurang. Perilaku dan lingkungan dengan sanitasi yang buruk juga sangat

berpotensi dalam berjangkitnya penyakit demam Berdarah Dengue (DBD).

PEMECAHAN MASALAH

Dengan ditemukannya kasus DBD.sebanyak 61 kasus, dan meningkat dari tahun lalu maka

perlu ditingkatkan penyuluhan untuk pencegahan penyakit DBD,seperti Pemberantasan

sarang nyamuk,pemeriksaan jentik berkala.

4.2 PERMASALAHAN PADA PROMOSI KESEHATAN

Data rekapan D/S dan N/D posyandu wilayah kerja puskesmas Ambacang Tahun 2012

Grafik. Persentase D/S di wilayah kerja Puskesmas Ambacang tahun 2012

Dari grafik diatas dapat dilihat pencapaian penimbangan Balita dengan D/S di

Puskesmas Ambacang tahun 2012 pencapaian yang tertinggi terdapat dikelurahan Pasar

Ambacang sebesar 64,8 %, pencapaian yang terendah terdapat pada kelurahan Ampang

sebesar 59 % sedangkan pencapaian Puskesmas sebesar 64,9 % dan target yang ditetapkan

oleh Dinas Kesehatan Kota sebesar 75 % berarti pencapai Puskesmas belum tercapai dari

target yang ditetapkan

11

Page 12: Iden Ines2

Grafik. Persentase N/D di wilayah kerja Puskesmas Ambacang.

Dari grafik diatas dapat dilihat pencapaian penimbangan Balita dengan D/S di

Puskesmas Ambacang tahun 2012 pencapaian yang tertinggi terdapat dikelurahan Ampang

sebesar 87,9 %, pencapaian yang terendah terdapat pada kelurahan Lubuk Lintah sebesar

74,7 % sedangkan pencapaian Puskesmas sebesar 84, % dan target yang ditetapkan oleh

Dinas Kesehatan Kota sebesar 89 % berarti pencapai Puskesmas belum tercapai dari target

yang ditetapkan

P PEMECAHAN MASALAH

Bagi posyandu yang pencapaian D/S dan N/D yang masih rendah, harus di lakukan lagi

kerjasama dengan lintas sektoral terutama pada bapak RT/RW yang kunjungan posyandunya

masih di bawah target, dan mencarikan solusi bagi tempat posyandu tidak layak pakai

dengan membuat tempat posyandu dengan bantuan swadaya masyarakat dan pemerintah.

Untuk meningkatkan kunjungan posyandu ini perlu diadakannya pemberian makanan

tambahan pada balita dan ibu hamil yang dananya bisa diambilkan dari dana sehat posyandu

tersebut, dan juga adanya pembentukan arisan anggota posyandu sehingga para ibu tidak

hanya datang untuk menimbang saja tapi ada hal lain yang membuat ibu tertarik secara rutin

datang ke posyandu.

12

Page 13: Iden Ines2

4.3 PERMASALAHAN DI BIDANG GIZI

a. Cakupan distribusi vitamin A pada bayi

Grafik . CAKUPAN DISTRIBUSI VITAMIN A BAYI (USIA 6-11 BULAN)

PUSKESMAS AMBACANG TAHUN 2012

Dari grafik diatas dapat dilihat pendistribusian Vitamin A bulan Februari yang

tertinggi terdapat pada kelurahan Anduring sebesar 96,41 % pencapaian yang rendah pada

kelurahan Ampang yaitu sebesar 86,05 % sedangkan pendistribusian bulan Agustus

pencapaian yang tertinggi terdapat pada kelurahan Lubuk Lintah pencapaian yang rendah

terdapat pada kelurahan Ampang yaitu sebesar 89,53 % .

DIDistribusi vitamin A belum maksimal dimana pada keluarahan Ampang masi berada

dibawah target MDG’s sebesar 90%.

13

Page 14: Iden Ines2

PEMECAHAN MASALAH

Meningkatkan promosi kesehatan melalui peningkatan kunjungan posyandu dan

penyuluhan lainnya agar meningkatkan kesadaran masyarakat, meningkatkan kerja sama

lintas sektor dan meningkatkan pengawasan wilayah distribusi.

b. Cakupan ASI eksklusif

Grafik. CAKUPAN ASI EKSLUSIF PUSKESMAS AMBACANG 2012

Dari grafik diatas dapat dilihat tentang cakupan ASI EKLUSIF pencapaian yang

tertinggi pada bulan Agustus sebesar 65,74 % . Angka ini masih rendah dari target 75%.

PEMECAHAN MASALAH

Meningkatkan promosi kesehatan melalui penyuluhan agar meningkatkan kesadaran

masyarakat, meningkatkan kerja sama lintas sektor dan meningkatkan pengawasan

wilayah distribusi.

14

Page 15: Iden Ines2

4.4 PERMASALAHAN DI BIDANG KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Rendahnya angka kunjungan penyakit berbasis lingkungan ke klinik sanitasi

Tabel Kunjungan Klinik sanitasi

No KelurahanPenyakit Kunjungan Klinik Sanitasi

Diare Ispa Malaria DBD TB Cacingan Kulit Cik

1 Psr Ambacang 59 196 0 9 10 4 92 0

2 Lubuk Lintah 22 68 0 8 7 1 40 0

3 Anduring 24 49 0 6 1 0 27 0

4 Ampang 24 64 0 2 3 1 32 1

129 377 0 25 21 6 191 1

Grafik 4.3 : Jumlah Angka Kunjungan Kasus Penyakit Berbasis Lingkungan di Pojok Kesling

Grafik . 10 Penyakit Terbanyak Tahun 2012 Di Puskesmas Ambacang Kuranji

Dari data diatas dapat terlihat bahwa penyakit berbasis lingkungan masih menduduki

10 penyakit terbanyak di Puskesmas Ambacang Kuranji pada tahun 2012, namun pada

kenyataannya hanya sebagian kecil dari kasus tersebut yang sampai pada tahap pengelolaan

di pojok kesling. Hal ini dapat dinilai dari tidak sebandingnya jumlah kasus penyakit berbasis

15

Page 16: Iden Ines2

lingkungan dengan angka kunjungan ke pojok kesling tersebut di Puskesmas Ambacang

Kuranji.

PEMECAHAN MASALAH

Hendaknya ada kerja sama lintas program dari pengobatan umum dan kesling, dimana pasien

yang berobat dengan penyakit berbasis lingkungan dapat dirujuk ke klinik sanitasi, sehingga

di klinik sanitasi pasien tersebut akan diberikan penyuluhan dan didata, dan pasien dengan

penyakit berbasis lingkungan dapat terpantau dengan kunjungan rumah untuk menilai

keadaan lingkungannya. Hal ini juga bermanfaat untuk mengurangi angka penyakit berbasis

lingkungan jika dijalankan berkesinambungan.

44.5 PERMASALAHAN DI PENGOBATAN UMUM

Grafik. Jumlah 10 penyakit terbanyak Puskesmas Ambacang 2012

Dari data di atas terlihat bahwa tingginya kasus penyakit tidak menular seperti rematik

dan hipertensi diikuti oleh gastritis. Hal ini perlu ditindak lanjuti mengingat penyakit

tersebut perlu penanganan yang menyeluruh. Program pemerintah telah mencanangkan

adanya Posbindu ( Pos Binaan Terpadu ) di wilayah kerja puskesmas, namun Posbindu di

puskesmas Ambacang belum dijalankan, Posbindu ini sangat penting karena bertujuan

untuk menangani penyakit-penyakit tidak menular terutama penyakit degeneratif seperti

hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit tulang sendi lainnya. Dimana penyakit tersebut

tidak hanya mengandalkan pengobatan secara kuratif saja bagi masyarakat tapi juga perlu

16

Page 17: Iden Ines2

program-program yang bersifat promotif, preventif, dan rehabilitatif dan semua itu

menjadi kegiatan yang bersifat menyeluruh di Posbindu. Selain itu dibutuhkan juga kerja

sama lintas program untuk menangani penyakit tidak menular, seperti kerja sama dengan

program gizi.

PEMECAHAN MASALAH

Perlu adanya kerja sama lintas sektor dengan kelurahan di wilayah kerja puskesmas,

untuk dapat mempermudah terbentuknya UKBM Posbindu.

4.6 PERMASALAHAN DI KIA

Rendahnya Pencapaian Kunjungan Nifas di Puskesmas Ambacang

KF 1 Kunjungan nifas dalam 6 jam – 3 hari

KF 2 Kunjungan nifas pada hari ke-4 hingga hari ke- 28

KF 3 Kunjungan nifas pada hari ke- 29 hingga hari ke- 40

Grafik . Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Lengkap (KF 3)

Di Puskesmas Ambacang Tahun 2012

Pada pelaksanaan program minimal ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Ambacang

mengikuti kunjungan nifas 3 x ( KF 3). Target yang ditetapkan sebesar 86 % namun

pencapaian di tahun 2012 hanya sebesar 80,82 %. Di dapatkan kesenjangan sebanyak

5,18 %. Ini menjadi masalah di PWS KIA dikarenakan kurangnya tenaga kesehatan untuk

memantau ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Ambacang agar menyelesaikan

kunjungan nifasnya.

17

Page 18: Iden Ines2

18

Page 19: Iden Ines2

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan strata pertama memiliki program-

program yang terus berjalan, dimana terdapat basic six program terdiri dari Pengobatan

Umum, KIA KB, Kesehatan Lingkungan, Gizi, Pengelolaan Penyakit Menular, dan

Promosi kesehatan, dimana didalam pelaksanaannya tiap program memiliki kendala dan

masalah. Pada Pengobatan Umum di dapat penyakit tidak menular masuk dalam 10

penyakit terbanyak di tahun 2012 dan belum ada pengelolaan khusus untuk mengatasi

hal itu. Pada Program KIA KB masih rendahnya pencapaian angka Kunjungan Nifas (KF

3). Pada Program Kesehatan Lingkungan rendahnya angka kunjungan penyakit berbasis

lingkungan ke klinik sanitasi, tidak sesuai dengan jumlah penyakit berbasis lingkungan

dari jumlah kunjungan ke BP umum, ini menunjukkan belum optimalnya kerja program

di klinik sanitasi. Pada Program Gizi terdapat rendahnya angka distribusi vit A pada

balita, dimana pencapaian belum sesuai target. Pada Program Promosi Kesehatan

didapatkan rendahnya angka D/S ke Posyandu yang belum mencapai target. Dengan

adanya identifikasi masalah di atas, Puskesmas dapat menentukan prioritas masalah dan

tindakan lebih lanjut untuk mengatasi segala permasalahan yang terjadi di wilayah kerja

Puskesmas ambacang berkenaan dengan Basic six Program.

5.2 Saran

1. Mengidentifikasi ulang hal-hal yang menjadi kendala pada tiap program.

2. Perlu adanya kerja sama lintas program untuk mengatasi masalah kesehatan yang menjadi

masalah di program kesling, diharapkan adanya rujukan dari balai pengobatan ke klinik

sanitasi.

3. Perlunya Kerja sama lintas sektor untuk menangani permasalahan di program KIA dan

Promosi Kesehatan. Dengan berkoordinasi dengan tokoh masyarakat setempat dalam

meningkatkan angka kunjungan balita sehingga angka D/S posyandu dapat meningkat.

19

Page 20: Iden Ines2

4. Perlunya Puskesmas membentuk UKBM Posbindu untuk menangani tingginya kasus

penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit tulang-sendi yang

masuk 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Ambacang.

5. Perlunya Puskesmas terutama Program KIA, membentuk Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS) dimana program ini dapat membantu meningkatkan penemuan kasus pneumoni yang

masih sangat jauh dari target yang ditetapkan pemerintah.

20

Page 21: Iden Ines2

DAFTAR PUSTAKA

1. www.litbang.depkes.go.id

2. http://one.indoskripsi.com

3. http://muharrikyanuar.wordpress.com

4. http://els.bappenas.go.id

5. Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang-Kuranji 2012

21