11

Click here to load reader

Identifikasi Masalah Lingkungan Kwsn Dieng a.n TRI S MAHFIDAH

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Identifikasi Masalah Lingkungan Kwsn Dieng a.n TRI S MAHFIDAH

IDENTIFIKASI MASALAH KERUSAKAN LINGKUNGAN DI KAWASAN DIENG

TUGAS MATA KULIAH PERMASALAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Oleh :

TRI SULASTRI MAHFIDAH(NIM. 21040110400021)

Page 2: Identifikasi Masalah Lingkungan Kwsn Dieng a.n TRI S MAHFIDAH

Latar Belakang

Kondisi Saat Ini : Kawasan Dieng

Mengalami Degradasi

LingkunganLahan dengan kemiringan ekstrimpun menjadi lahan pertanian, dan hampir tidak tidak ada tegakan pohon

Page 3: Identifikasi Masalah Lingkungan Kwsn Dieng a.n TRI S MAHFIDAH

Penyebab Terjandinya Kerusakan Lingkungan Di Kawasan Dieng Pertanian tanaman semusim (kentang) tanpa

memperhatikan aspek konservasi Kepadatan penduduk tinggi (± 100 jiwa/km²) dengan

pemilikan lahan rendah (± 0,1 ha/KK) intensifikasi lahan pertanian semusim

Rendahnya tingkat kesadaran dan kepedulian publik terhadap kerusakan SDH, degradasi lahan dan lingkungan

Tidak ada alternatif komoditas tanaman yang lebih ramah lingkungan atau alternatif mata pencaharian di luar sektor pertanian

Lemahnya koordinasi antar sektor dalam pembangunan wilayah

Page 4: Identifikasi Masalah Lingkungan Kwsn Dieng a.n TRI S MAHFIDAH

Akibat Terjadinya Kerusakan Lingkungan di Kawasan Dieng Sekitar 7.758 ha lebih lahan di Dieng (Wonosobo dan

Banjarnegara) sudah menjadi lahan kritis Tingkat erosi tinggi mencapai 10,7 mm/tahun atau rata-

rata sebesar 161,ton/hektare/tahun Pendangkalan di waduk Mrican Banjarnegara telah

mencapai 60,106 m3 atau 40% dari kapasitas waduk mengurangi usia teknis waduk

Bahaya tanah longsor sudah sering terjadi, terakhir 20 Januari 2010 7 orang meninggal, 11 rumah rusak berat dan memutus jalur transportasi Wonosobo – Dieng

Berkurangnya jumlah dan debit mata air Berkurangnya kawasan resapan air Kemungkinan bahaya banjir dan kekeringan Berkurangnya tingkat kesuburan tanah akibat erosi Banjir di daerah hulu DAS Serayu (Banyumas dan Cilacap)

Page 5: Identifikasi Masalah Lingkungan Kwsn Dieng a.n TRI S MAHFIDAH

POHON MASALAH

Kerusakan Lingkungan di Kawasan Dieng

Tingkat erosi tinggi mencapai 10,7

mm/tahun atau rata-rata sebesar

161,ton/ha/tahun

7.758 ha lebih lahan di Dieng (Wonosobo dan Banjarnegara) sudah menjadi lahan kritis

Berkurangnya jumlah dan debit

mata air

Kepadatan penduduk tinggi, kepemilikan

lahan rendah intensifikasi pertanian

semusim

Aktifitas pertanian tanaman

semusim/kentang yang mengabaikan aspek konservasi

Tidak ada alternatif komoditas yang lebih

ramah lingk. atau alternatif mata

pencaharian selain bertani

Lemahnya koordinasi antar sektor dalam

pembangunan wilayah dan penanganan kerusakan lingk. di Kawasan Dieng

Rendahnya tingkat kesadaran dan kepedulian

publik terhadap kerusakan SDH, degradasi

lahan dan lingkungan

Pendangkalan di waduk Mrican

Banjarnegara telah mencapai 60,106 m3

atau 40% dari kapasitas waduk

Kemungkinan bahaya banjir dan kekeringan

Berkurangnya tingkat kesuburan tanah akibat erosi

Banjir di daerah hulu DAS Serayu (Banyumas

dan Cilacap)

Bahaya tanah longsor terakhir 20 Januari 2010 :

7 orang meninggal, 11 rumah rusak berat, jalur

transportasi terputusBerkurangnya

kawasan resapan air

Page 6: Identifikasi Masalah Lingkungan Kwsn Dieng a.n TRI S MAHFIDAH

Upaya Yang Sudah Dilakukan

Sebelum tahun 2007 : Masyarakat Pecinta Dieng (MAPADI), Jaringan Mitra Dieng (JAMIDI), Pembentukan Kader Lingkungan kampanye penyadaran lingkungan

Tahun 2007 – sekarang : Tahun 2007 : Gerakan Wonosobo Menanam Nov 2007- Agt 2008, Javlec-Partnership kampanye serta penguatan kelembagan

Forum Peduli Dieng. Februari-Juli 2007 didukung oleh JAVLEC-DFID legalisasi Tim Kerja Pemulihan

Dieng (TKPD) Nov 2007 – Juli 2009, Javlec-Partnership kolaborasi TKPD dengan para pihak

eksternal. APBD Kab. Wsb TA 2007 kegiatan prakondisi dan survei awal/need assessment

masyarakat. APBD Provinsi TA 2008 Rehabilitasi dan Konservasi Lahan demplot di 4 desa

percontohan APBN 2008, BP DAS SOP di 4 desa wilayah DAS demplot penanaman

pohon/tanaman keras di lahan milik. APBD Provinsi TA 2009 melanjutkan program 2008 Fokus demplot di 10 desa

percontohan. APBD Kab Wsb TA 2009 Lokakarya Penyusunan Roadmap penyelamatan Dieng

2010-2015. APBD Kab Wsb TA 2009 Peningkatan kapasitas kelembagaan bagi Forum peduli

dieng. Kurun 2009-2010 “Model Pengelolaan Hutan dan Lahan Secara Berkelanjutan”

2 desa model perencanaan dalam RPJMDes dan Usaha ekonomi produktif

Page 7: Identifikasi Masalah Lingkungan Kwsn Dieng a.n TRI S MAHFIDAH

PERMASALAHAN YANG AKAN DIANGKAT DALAM TESIS

Evaluasi terhadap program yang telah dilaksanakan studi kasus terhadap salah satu program, yaitu “Program Desa Model Pengelolaan Hutan Dan Lahan Secara Berkelanjutan” yang dilakukan secara partisipatif

Page 8: Identifikasi Masalah Lingkungan Kwsn Dieng a.n TRI S MAHFIDAH

Sekilas Program Desa Model Pengelolaan Hutan dan Lahan Secara Berkelanjutan

Didanai The Partnership for Governance Reform (Kemitraan), difasilitasi oleh Javlec (Java for Learning Center), dilaksanakan oleh TKPD (Tim Kerja Pemulihan Dieng) Kab. Wonosobo, mitra pelaksana : LSM KoLing, LSM Serikat Petani Indonesia, LSM Serikat Petani Kedu Banyumas, LSM Bhinneka Karya, Pengelola Demplot Usaha Wanatani Lestari dan Forum Peduli Dieng.

Tujuan dari proyek ini : adalah mendorong penyelamatan lingkungan di kawasan dieng melalui model pengelolaan hutan dan lahan terpadu dan berkelanjutan alasannya karena belum ada konsep model ideal (berbasis desa) yang akan direplikasi/diperluas skalanya dalam Program Pemulihan Dieng

Output…………

Page 9: Identifikasi Masalah Lingkungan Kwsn Dieng a.n TRI S MAHFIDAH

Lanjutan Sekilas Program………..

Output yang ingin dicapai dari program tersebut :

1. Adanya kelembagaan masyarakat dan perencanaan dalam pengelolaan hutan dan lahan yang berkelanjutan yang diintegrasikan ke dalam RPJMDesa

2. Adanya model pengelolaan lahan pertanian yang ramah lingkungan (berupa 2 demplot pertanian ramah lingkungan di 2 desa, masing-masing 1 hektar)

3. Adanya model kolaborasi rehabilitasi kawasan hutan negara yang berkelanjutan (dalam bentuk MoU antara Perhutani dengan masyarakat tentang model kolaborasi rehabilitasi kawasan hutan negara).

4. Adanya pengembangan ekonomi produktif berbasis potensi lokal (berupa dua kelembagaan ekonomi produktif lokal di dua desa dalam bentuk BUMDes)

Aspek partisipatif : terjadi pada proses kegiatan output no. 1- 4 dengan berbagai model/bentuk

Page 10: Identifikasi Masalah Lingkungan Kwsn Dieng a.n TRI S MAHFIDAH

Fokus penelitian dalam tesis

Efektifitas pendekatan partisipatif dalam Program Desa Model Pengelolaan Hutan Dan Lahan; dan

Efektifitas Program Desa Model Pengelolaan Hutan Dan Lahan dalam mengurangi kerusakan lingkungan

Page 11: Identifikasi Masalah Lingkungan Kwsn Dieng a.n TRI S MAHFIDAH

TERIMA KASIH