Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IDENTIFIKASI PEMANFAATAN INFORMATION COMMUNICATION
AND TECHNOLOGIES (ICT) DALAM PEMBELAJARAN PADA CALON
GURU KIMIA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
RAHMAWATI FAUZIAH
11140162000007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
iv
ABSTRAK
Rahmawati Fauziah, “Identifikasi Pemanfaatan Information Communication and
Technologies (ICT) dalam Pembelajaran pada Calon Guru Kimia”, Program Studi
Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era globalisasi saat ini tidak
bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. Oleh sebab itu, peran guru
sangat berperan penting dalam pemanfaatan ICT dimana guru atau pengajar berperan
sebagai desainer pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis
ICT yang dimanfaatkan dalam pembelajaran kimia dan untuk mengidentifikasi
persiapan calon guru kimia dalam pemanfaatan ICT pada pembelajaran. Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sampel diambil secara purposive
sampling dan berjumlah 58 orang yaitu pada mahasiswa pendidikan kimia UIN Jakarta
angkatan 2014. Data diperoleh dengan angket melalui google form sebanyak 73
pernyataan dan wawancara tidak struktur kepada sampel. Teknik analisis yang
digunakan yaitu dengan cara mendeskripsikan data yang terkumpul dan mereduksi data
hasil dari wawancara. Manfaat penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi tentang
seberapa besar kepemahaman calon guru kimia terhadap ICT dan dapat dijadikan
evaluasi calon guru kimia terhadap pengetahuan pemanfaatan ICT dalam
pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 6 faktor diantaranya sikap
terhadap ICT, atribut pada ICT, persepsi budaya, kompetensi ICT, ICT dalam Kimia
dan akses terhadap ICT tergolong positif tetapi skala atribut pada ICT dalam kesesuaian
praktik calon guru pada saat ini dalam pemanfataan ICT pada calon guru kimia hanya
sebatas penggunaan Microsoft word dan powerpoint dan tahu jenis aplikasi namun
tidak tahu cara penggunaannya.
Kata Kunci : Calon guru kimia, Pemanfaatan ICT, pemahaman ICT Calon Guru
v
ABSTRAK
Rahmawati Fauziah, “Identification of Information Communication and
Technologies (ICT) Utilization in Learning in Pre-service Chemistry Teacher’s,
Chemistry Education Study Program, Sciences Education Department, Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
The Devalopment of information technology that is increasingly rapid in the era of
globalization is now unavoiadable influence on the world of education. Therefore, the
role of the teachers are important in the use of ICT where the teachers have a role as
learning designer. This study aims to determine the types of ICT that are utilized in
chemistry learning and to identify the preparation of pre-service chemistry teacher’s
in the use of ICT in learning. The research method used is descriptive. The sample was
taken by purposive sampling and amounted to 58 people of chemistry education student
2014’s class in UIN Jakarta. The data obtained by questionnaire through google form
as many as 73 statements and interviews which are not structured to the sample.
Analytical techniques used by describing the collected data and reducing data from the
result of interviews. The benefits of this study are that it can provide information about
how much the understanding of pre-service chemistry teachers on ICT and can be used
as an evaluation of pre-service teachers on knowledge of the use of ICT in learning.
The result showed that 6 factors including attitudes towards ICT, attributes on ICT,
cultural perseptions, ICT competencies, ICT in chemistry and access to ICT were
classified as positive but the attribute scale on ICT in the suitability of teacher
candidate practices in ICT utilization in pre-service chemistry teachers is limited to
the use of Microsoft word and Powerpoint and knows the type of application but does
not know how to use it.
Keywords: Pre-service Chemistry Teachers, utilization of ICT, understanding ICT
pre-service teachers of chemistry
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdullilahirobbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuu Wa
Ta’ala yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Identifikasi
Pemanfaatan ICT (Information Communication and Technologies) dalam
Pembelajaran pada Calon Guru Kimia”. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam beserta keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan tulus ikhlas
dan rendah hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Tonih Feronika, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan waktu, ilmu dan bimbingan serta saran kepada
penulis dengan penuh kesabaran.dalam penyusunan skripsi ini hingga akhir.
4. Dedi Irwandi, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan waktu,
ilmu, bimbingan, motivasi, semangat, serta saran dengan penuh keikhlasan dan
kesabaran dalam penyusunan skripsi ini hingga akhir.
5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi
Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan
memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menjadi mahasiswa di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
vii
6. Dr. Hj. Siti Suryaningsih, M.Si dan Buchori Muslim, M.Pd selaku validator
instrumen yang telah meluangkan waktu untuk berbagi ilmu, saran, dan arahan
selama proses validasi.
7. Kedua Orang Tua ku Menan Susanto (Bapak) dan Sarmanih (Mamah) tercinta yang
senantiasa memberikan doa, dukungan, semangat, motivasi, dan segala sesuatu
yang penulis butuhkan selama menyelesaikan bangku pendidikan dari taman
kanak-kanak hingga menyelesaikan skripsi di perguruan tinggi.
8. Ahmad Fauzi (Abang), Maryati Sukma Ayu (Adik) serta Saiyah (Kaka Ipar) yang
selalu memberikan dukungan dan semangatnya untuk penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
9. Ghina, Dewitri Ulfha, Dalva Novela, Widya, Dewi Kurnia, Lalita, Erna sahabat
terbaik selama menempuh kuliah, sahabat yang selalu memberikan semangat dan
senantiasa menemani penulis dalam suka dan duka, serta sahabat yang bersedia
menampung segala keluh kesah penulis selama menyelesaikan skripsi.
10. Lisda Tri Wahyuni ,Ghina Fadhila K, Bagus, Biko, Nur, dan teman satu bimbingan
lainnya yang berjuang bersama, berkeluh kesah bersama, dan juga saling
memberikan motivasi satu sama lain.
11. Teman-teman kosan Ulfa, Peni dan Neneng yang selalu menemani selama
menempuh kuliah, teman yang sudah seperti keluarga sendiri yang sama-sama
berjuang dalam menyelesaikan skripsi, selalu memberikan semangat dan dukungan
satu sama lain sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
12. Teman-teman Pendidikan Kimia angkatan 2014 yang saling memberikan motivasi
dan semangat dalam menyelesaikan skripsi.
13. Alex Prasetiyo, S.E, yang selalu memberikan nasihat, saran, motivasi, serta selalu
mendukung dan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi membantu dalam
penyusunan skripsi serta bersedia menampung segala keluh kesah penulis selama
menyelesaikan penulisan skripsi.
14. Bingah Esa Nugraha, yang selalu ada ketika penulis membutuhkan bantuan, tidak
pernah berpikir panjang untuk membantu ketika penulis sedang dalam kesulitan,
viii
menjadi tempat penulis berkeluh kesah, senantiasa memberikan motivasi dan
dukungan, serta menemani penulis dalam keadaan sulit maupun bahagia.
15. Amel, Syarip Hidayat, Anis, Ias Firdaus dan Diah Ayu Pertiwi, kakak-kakak yang
selalu memberikan semangat dan tempat untuk berkeluh kesah dalam penyusunan
skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
16. Teman-teman ketika bersekolah di Serang, Tiyana Widya Pangesti, Rizky Safitri,
dan Farah Maulia Husna yang telah sidang “duluan” namun tak pernah lelah
memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.
17. Sahabat-sahabat ku Eka, Ulfa, Dewi, Reni, Rio, Arief, yang tak pernah lelah dan
bosan memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.
18. Serta semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu, yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan, kritik, dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai calon pendidik dan secara umum bagi
pemberdayaan dan peningkatan pendidikan berkualitas untuk generasi masa depan.
Amin.
Jakarta, April 2019
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .......................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .......................................................... iii
ABSTRAK .................................................................................................................. iv
ABSTRACK .................................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................... 7
A. Deskripsi Teori ................................................................................................... 7
1. Guru ............................................................................................................ 7
a. Pengertian Guru ..................................................................................... 7
b. Tugas Guru ............................................................................................ 8
c. Upaya Peningkatan Profesi Guru .......................................................... 9
d. Kompetensi Guru ................................................................................... 9
e. Kompetensi Guru Kimia ...................................................................... 11
2. ICT (Information Communication and Technologies .............................. 12
x
a. Pengertian ICT .................................................................................... 12
b. Aspek-aspek dalam ICT .................................................................... 14
1) Sikap Terhadap ICT ............................................................................ 14
2) Persepsi Budaya ............................................................................. 15
3) Atribut dalam ICT ........................................................................ 16
4) Komponen TIK/ Kompetensi ICT ................................................ 16
5) ICT yang digunakan dalam pembelajaran kimia ............................ 18
6) Akses terhadap ICT ....................................................................... 24
c. Manfaat ICT dalam Pembelajaran ...................................................... 24
1) Fungsi dan Manfaat Teknologi Informasi ...................................... 24
2) Manfaat ICT bagi Guru ....................................................................... 25
3) ICT sebagai Media Pembelajaran ...................................................... 27
4) Peranan TIK dalam Pendidikan .......................................................... 28
5) Pemanfaatan Pembelajaran E-Learning ............................................. 29
B. Penelitian Relevan ........................................................................................... 30
C. Kerangka Berfikir ........................................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 34
B. Metode Penelitian .............................................................................................. 34
C. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 35
D. Prosedur Penelitian ............................................................................................ 35
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 37
F. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 38
G. Uji Coba Instrumen ........................................................................................... 43
H. Teknik Analisis Data ......................................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 46
A. Hasil Penelitian .................................................................................................. 46
1. Visi dan Misi Pendidikan Kimia ................................................................. 46
2. Data Hasil Penelitian ................................................................................... 46
xi
a. Hasil Angket ........................................................................................ 46
1) Sikap Terhadap ICT ...................................................................... 47
2) Atribut terhadap ICT ..................................................................... 49
3) Persepsi Budaya ............................................................................. 52
4) Kompetensi ICT ............................................................................ 53
5) ICT dalam Kimia ............................................................................. 53
6) Akses Terhadap ICT ...................................................................... 54
b. Hasil Wawancara ................................................................................... 55
B. Pembahasan ...................................................................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 67
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 67
B. Saran .................................................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 69
BIODATA PENULIS ................................................................................................ 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 77
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 33
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ....................................................................................... 37
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Angket Validasi Dosen ........................................................... 77
Lampiran 2 Instrumen Angket Validasi Mahasiswa Semester 7 ............................... 85
Lampiran 3 Uji Validitas .......................................................................................... 100
Lampiran 4 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 106
Lampiran 5 Instrumen Angket Penelitian ................................................................. 107
Lampiran 6 Data Penelitian ....................................................................................... 122
Lampiran 7 Presentase Frekuensi Data ..................................................................... 128
Lampiran 8 Instrumen Wawancara Validasi Dosen ................................................. 130
Lampiran 9 Hasil Wawancara ................................................................................... 131
Lampiran 10 Surat-surat Penelitian .......................................................................... 142
Lampiran 11 Lembar Uji Referensi ......................................................................... 147
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skala Skor 1-5 ........................................................................................ 39
Tabel 3.2 Skala Skor 1-4 ........................................................................................ 39
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen ............................................................................... 40
Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara ............................................................................. 42
Tabel 4.1 Sikap Terhadap ICT .............................................................................. 47
Tabel 4.2 Domain Afektif ..................................................................................... 48
Tabel 4.3 Domain Kognitif ................................................................................... 48
Tabel 4.4 Domain Psikomotor ............................................................................... 49
Tabel 4.5 Atribut Terhadap ICT ............................................................................ 49
Tabel 4.6 Keuntungan atas ICT ............................................................................. 50
Tabel 4.7 Kesesuaian Praktik Calon Guru ............................................................ 51
Tabel 4.8 Kesederhanaan atau Bukan Kerumitan .................................................. 51
Tabel 4.9 Kemampuan Mengamati ....................................................................... 52
Tabel 4.10 Persepsi Budaya ................................................................................... 52
Tabel 4.11 Kompetensi ICT ................................................................................... 53
Tabel 4.12 ICT dalam Kimia ................................................................................. 53
Tabel 4.13 Akses Terhadap ICT ........................................................................... 54
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) melaju
begitu cepat bahkan telah merambah ke semua sektor kehidupan
(Prawiradilaga, 2013, hlm.15). Pada perkembangan TIK sekarang ini
paradigma pembelajaran sudah bergeser dari pembelajaran tradisional menuju
pembelajaran berbasis teknologi (Munir, 2009, hlm. 141). Karena jika guru
tidak segera menyesuaikan dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan
tersebut, maka dapat dipastikan pengetahuan yang diperoleh dan dikuasai nya
selama dua-tiga tahun kuliah akan hilang ditelan zaman. Untuk itu, guru tidak
mempunyai pilihan lain, selain terus menerus memperbaharui dan
mengoreksi pengetahuan serta keterampilannya di setiap ruang dan waktu
(Suyanto dan Asep, 2013, hlm. 201). Oleh sebab itu, orientasi penggunaan
media adalah guru itu sendiri (Wina Sanjaya, 2014, hlm. 105). Jika guru tidak
melakukan maka para peserta didik bisa jadi memiliki pengetahuan dan
kemampuan yang lebih besar dibandingkan guru itu sendiri karena adanya
akses terhadap teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) (Suyanto dan
Asep, 2013, hlm. 201).
Menurut Ariesto Hadi (2012), “Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), atau Information and Communication Technologies (ICT) adalah
teknologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan
menyampaikan informasi” (hlm.1). Pada perkembangannya TIK (ICT) lebih
dikenal dengan “Media Komputer” yang digunakan sebagai media
pembelajaran, baik bersifat offline maupun bersifat online (Prawiradilaga,
2013, hlm. 17). Begitupun di dunia pendidikan, kehadiran teknologi banyak
membantu proses belajar mengajar baik di kelas maupun di luar kelas. Proses
belajar mengajar yang baik menggunakan sistem dua arah, untuk itu
teknologi yang digunakan haruslah mengacu pada sistem komunikasi dan
mampu menyampaikan informasi. ICT (Information, communication and
2
technology) mampu meningkatkan kualitas proses pengajaran, pembelajaran
dan manajemen di sekolah dan juga membantu meningkatkan standarisasi
( Sonia Livingstone, 2012).
Era Revolusi Industri 4.0 membawa dampak yang signifikan dalam
hal pendidikan yang menggambarkan berbagai cara untuk mengintegrasikan
teknologi baik secara fisik maupun tidak ke dalam pembelajaran (Sigit,
2018). Di era Revolusi Industri 4.0 juga semua guru dan lembaga pendidikan
khususnya pendidikan dasar harus dapat merespon cepat agar tidak tertinggal
(Hamidulloh, 2018). Pengajar atau guru berperan sebagai desainer
pembelajaran, yaitu desainer pembelajaran yang akan menjadi ujung tombak
pemanfaatan TIK dalam lembaga pendidikan (Prawiradilaga,2013, hlm.12).
Ketersediaan teknologi pun harus ditunjang dengan kemampuan seorang guru
dalam pengoperasiannya. Guru dalam kaca mata ini adalah seorang
presentator berbagai informasi pengetahuan yang sangat penting, benar atau
baik, serta bermanfaat bagi kehidupan di masa depan teristimewa bagi para
muridnya ( Niken Ariani dan Dany, 2010, hlm. 3).
Hamidulloh (2018) mengatakan bahwa “Guru harus paham dan
menguasai literasi abad 21 yang menekankan pengetahuan berbasis data,
teknologi, dan humanisme, bukan sekadar kemampuan membaca, menulis
dan berhitung saja”. Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di
abad-21 ini kreativitas dan kemandirian juga sangat diperlukan siswa dalam
beradaptasi dengan berbagai tuntutan (Suyanto dan Asep, 2013, hlm. 210).
Hal ini, karena penggunaan TIK bukan hanya sekadar bermanfaat bagi siswa
saja, tetapi juga bermanfaat bagi guru sebagai perancang, pengembang, dan
sebagai pelaksana dalam pembelajaran (Prawiradilaga, 2013, hlm. 20). Selain
itu TIK juga mampu membantu memecahkan masalah yang sulit. Hal ini
didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh T.Teo (hlm. 128, 2007),
bahwa untuk melengkapi pemahaman dalam kasus yang sulit dibutuhkan
persiapan sebelum mengajar selah satunya dengan penggunaan teknologi
pendukung pembelajaran.
3
Menurut Stieff & Wilensky (dalam Zhou et.al., 2010), “Kimia adalah
salah satu mata pelajaran paling penting dalam sains dan berisi sejumlah
konsep abstrak yang membutuhkan konsep kompleks yang tidak berlaku di
luar kelas”. Sedangkan menurut Barak (dalam Zhou, et.al., 2010),
mengatakan bahwa “Membantu siswa memahami ide-ide ilmiah dan
fenomena kimia merupakan tujuan dari setiap guru kimia”. Sehingga ilmu
kimia dapat bermanfaat dan penting bagi masyarakat.dalam mempelajari
kimia serta kimia juga sangat penting untuk mengetahui sebenarnya apa yang
terjadi di sekitar kita terutama dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan
proses pembelajaran, keaktifan siswa juga harus selalu diciptakan dan
berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi yang cepat, oleh
karena itu guru harus melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan
multimedia, sehingga akan terciptanya suasana belajar sambil bekerja sesuai
dengan konteks materinya (Rusman, 2017, hlm. 169).
Guru pelajaran kimia perlu mempersiapkan diri guna menambah
kompetensi sebelum terjun langsung ke masyarakat. Kompetensi dalam
pengoperasian teknologi penunjang pelajaran kimia perlu ditingkatkan.
Peningkatan kompetensi ini selayaknya dilakukan sejak dini, atau minimal
sebelum terjun ke masyarakat atau di bangku kuliah. Sehingga calon guru
kimia sudah siap untuk mengabdi dan menyalurkan ilmu yang dipelajari baik
dengan teknologi maupun tanpa teknologi. Kolaborasi antara fakultas, tugas
akhir dan penelitian akhir dalam pengembangan dan integrasi pembelajaran
menggunakan ICT dikategorikan berhasil dan mampu menjadi rekomendasi
dalam promosi inovasi pedagogi dan integrasi ICT dalam kurikulum (M.
Barrak, 2007). Pendekatan terbaik untuk pelatihan calon guru tentang
penggunaan komputer dan persiapan guru untuk menggunakan ICT dalam
integrasi komputer dan teknologi baru lainnya dengan kurikulum dan
program-program pendidikan guru. ( Sumera & Tarique, 2012).
Guru harus mampu menguasai materi pelajaran dengan
menyampaikan pengetahuan secara tepat, serta menangani permasalahan
murid secara tepat pula. Singkatnya, guru harus cerdas dan terampil dalam
4
kegiatan belajar mengajar (Jejen, 2011, hlm. 121). Maka guru perlu berusaha
meningkatkan hasil belajar yaitu dengan menambah variasi model
pembelajaran, serta media pembelajaran yang menarik atau menyenangkan.
Dengan hal ini, sebagai seorang guru terutama calon guru kimia tentunya
dapat mengetahui dan mengoprasikan pengetahuan pemanfaatan ICT pada
proses pembelajaran kimia.
Calon guru di kota besar seperti DKI Jakarta dan sekitarnya
mempunyai kewajiban untuk menguasai pemanfaatan ICT yang berkaitan
dengan proses pembelajaran. Karena wilayah ini merupakan wilayah yang
tersentuh dan mengikuti perkembangan teknologi secara aktif. Sehingga akan
sangat timpang jika proses pembelajaran kimia di wilayah ini atau calon guru
yang dihasilkan dari wilayah ini tidak menguasai teknologi pendukung
pembelajaran khususnya mata pelajaran kimia. Di wilayah ini, terdapat
banyak perguruan tinggi yang menyiapkan calon guru kimia. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi lembaga yang menyiapkan
calon guru kimia yang berintegrasi ke agama an.
Berdasarkan uraian tersebut , penulis mencoba melakukan penelitian
mengenai persiapan kompetensi guru dengan judul “Identifikasi
Pemanfaatan Information Communication And Technologies (ICT)
Dalam Pembelajaran Pada Calon Guru Kimia”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas,
penulis mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Guru masih kurang dalam pemanfaatan teknologi.
2. Proses pembelajaran kimia masih menggunakan metode ceramah.
3. Pembelajaran kimia masih kurang memanfaatkan software kimia dalam
pembelajaran.
4. Penguasaan guru kimia terhadap ICT masih kurang.
5
C. Batasan Masalah
Peneliti membatasi penelitian pada tingkat pemahaman calon guru
kimia terhadap pemanfaatan ICT dalam proses pembelajaran dan literasi atau
pengajaran. Penelitian ini hanya menggunakan sampel calon guru semester 9
angkatan 2014 Prodi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
dapat memanfaatkan ICT dalam kimia diantaranya ChemDraw, Kahoot,
Flash, Virtual Lab, Macromedia, Chemondro, Avogadro, dan Adobe Flash
D. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, penulis
merumuskan permasaahan penelitian sebagai berikut:
1. Apa saja jenis-jenis ICT yang dimanfaatkan dalam pembelajaran pada
calon guru kimia?
2. Bagaimana pemanfaatan ICT pada calon guru kimia dalam pembelajaran?
3. Bagaimana persepsi calon guru kimia dalam memanfaatkan ICT dalam
pembelajaran kimia?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis ICT yang dimanfaatkan dalam pembelajaran
kimia.
2. Untuk mengidentifikasi persiapan calon guru kimia dalam pemanfaatan
ICT pada pembelajaran.
3. Untuk mengetahui persepsi calon guru kimia dalam memanfaatkan ICT
dalam pembelajaran kimia.
6
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban dari
permasalahan-permasalahn yang telah dirumuskan dan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat secara Teoritis
a. Temuan ini diharapkan memberikan informasi tentang seberapa besar
kepemahaman calon guru imia terhadap ICT .
b. Bagi pengembangan ilmu pendidikan, temuan penelitian ini
diharapkan dapat menguatkan teori-teori sebelumnya mengenai ICT
pada calon guru kimia.
c. Temuan penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai
referensi bagi peneliti dalam pelaksanaan penelitian yang relevan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini bermanfaat bagi calon guru kimia. Hasil penelitian ini
merupakan informasi penting yang dapat dijadikan evaluasi calon guru
kimia terhadap pengetahuan pemanfaatan ICT dan dapat digunakan
sebagai salah satu acuan dalam upaya meningkatkan pemanfaatan ICT
dalam proses pembelajaran pada calon guru kimia sehingga dapat
mengoptimalkan proses pembelajaran dikelas.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Guru
a. Pengertian Guru
Sri Haryani, (hlm. 3, 2014), mengatakan bahwa “Guru merupakan
agen sentral pendidikan dalam mencerdaskan bangsa”. Dalam proses
pelaksanaan mengajar yang dilakukan guru akan menjadi tanggung
jawabnya, yang dipengaruhi oleh motivasi dan pandangannya mengenai
konsep mengajar sehingga menjadi gaya dalam melaksanakan
komunikasi dan interaksi belajar mengajar (Wina Sanjaya, 2012, hlm.
1). Guru menjadi salah satu faktor penting dalam pelaksanaan
pendidikan di sekolah baik didalam kelas maupun di laboratorium,
peningkatan mutu guru bukan hanya dilihat dari kesejahteraannya saja,
tetapi juga bagaimana profesionalitas guru tersebut (Rahmawati, Sis
Atika dan Andari Puji, 2017). Sedangkan menurut Husniyatus (2017),
“Guru adalah komponen yang menentukan keberhasilan suatu sistem
pembelajaran, karena guru merupakan orang yang secara langsung
berhadapan dengan siswa” (hlm. 16).
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 tahun
2017 pasal 1 tentang perubahan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 74 tahun 2008 mengenai pengertian dan tugas guru:
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39
ayat 1 dan 2 No 20/2003, “Tenaga kependidikan bertugas
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan,
dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
8
pendidikan serta pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama
bagi pendidik pada perguruan tinggi”.
b. Tugas Guru
1) Standar Kompetensi dan kualifikasi guru
Menurut UU No. 14 tahun 2005 pasal 8 menegaskan bahwa
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.
Sedangkan pada pasal 10 ayat 1 menegaskan bahwa, “Guru
harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Martinis, 2006,
hlm. 2-3).
Pada hakikatnya, standar kompetensi dan sertifikasi guru
merupakan untuk mendapatkan guru yang baik dan profesional,
yang memiliki kompetensi dalam melaksanakan fungsi dan tujuan
sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan pada umumnya, yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman (E.
Mulyasa, 2013, hlm. 17).
2) Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16
tahun 2007 pasal 1 ayat 1 tentang standar kualifikasi akademik
dan kompetensi guru
Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan
kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Standar tersebut
dijelaskan dalam lampiran, yaitu:
Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari
empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi
tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
Menurut E.Mulyasa (2013), “Kompetensi guru merupakan
perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi,
9
sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi
standar profesi guru” (hlm. 26).
3) Tugas/kewajiban guru menurut undang-undang No.14 tahun
2005 pasal 20 adalah sebagai berikut:
a) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran.
b) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
c) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, atau latar belakang
keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam
pembelajaran (Martinis, 2006, hal. 219).
c. Upaya Peningkatan Profesi guru
Upaya peningkatan profesi guru di Indonesia sekurang-
kurangnya menghadapi dan memperhitungkan ada 4 faktor,
diantaranya: (1) ketersediaan dan mutu calon guru, (2) pendidikan
pra-jabatan, (3) mekanisme pembinaan dalam jabatan dan (4)
peranan organisasi profesi ( Syafruddin, 2005, hlm. 23). Sebelum
jadi guru, semua calon guru dilatih dan dibekali dengan hal-hal yang
berkaitan mengenai profesi keguruan pada suatu program
pengalaman lapangan (PPL), karena keberhasilan seorang calon guru
dalam kegiatan PPL mengisyaratkan bahwa keberhasilan calon guru
dalam mengemban profesi keguruan kelak setelah calon guru
memangku jabatan keguruan ( A. Hasan, 2008).
d. Kompetensi Guru
Setiap siswa memiliki latar belakang sosial, ekonomi dan
budaya yang satu dengan lainnya berbeda-beda. Oleh sebab itu, guru
seharusnya menguasai seluk-beluk TIK tidak hanya sekadar sebagai
tempat bertanya tetapi juga sebagai pembimbing bagi siswanya.
Dengan demikian, peran guru sebagai pemberi informasi telah
10
bergeser menjadi manajer pembelajaran ( Suyanto dan Asep, 2013,
hlm, 213).
Pengembangan diri dan sumber belajar sebagai peningkatan
kompetensi guru sangat diharapkan realisasinya oleh pemerintah.
Untuk meningkatkan kompetensi guru. Artinya, pemerintah sangat
peduli dan fokus dalam meningkatkan kompetensi guru karena peran
guru sangat esensial dalam mencerdaskan dan memajukan anak
bangsa. Ini dibuktikan dengan keluarnya Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada
pasal 26 menyatakan bahwa, “Standar kompetensi lulusan pada
jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki
pengetahuan, keterampilan, kemandirian dan sikap untuk
menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi,
dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan”.
Dengan demikian, seorang guru dituntut menjadi seorang guru
yang profesional dan berkompeten, baik kompetensi personal, sosial
maupun kompetensi professional (Ridwan, 2014). Baik itu berupa
pengetahuan (knowladge), pemahaman, kemampan (skill), nilai,
sikap dan minat (interest), agar dalam proses belajar mengajar dapat
berjalan secara kondusif dan peserta didik akan lebih termotivasi
dalam pembelajaran (Ridwan, 2014). Selain itu, guru juga dituntut
untuk kreatif dalam menggunakan dan memanfaatkan media yang
tersedia di sekolah, atau tidak menutup kemungkinan guru yang akan
mengembangkan media dalam menyesuaikan tujuan yang
diharapkan, bila media tersedia belum tersedia (Husniyatus, 2017,
hlm. 61).
11
e. Kompetensi Guru Kimia
Dalam Peraturan Menteri No. 16 tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menyatakan bahwa
kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh guru kimia yaitu :
1) Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori kimia
yang meliputi struktur, dinamika, energetika dan kinetika serta
penerapannya secara fleksibel.
2) Memahami proses berpikir kimia dalam mempelajari proses dan
gejala alam.
3) Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses
dan gejala alam atau kimia.
4) Memahami struktur (termasuk hubungan fungsional antar
konsep) ilmu kimia dan ilmu-ilmu lain yang terkait.
5) Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan
hukum Kimia.
6) Menerapkan konsep, hukum, dan teori fisika dan matematika
untuk menjelaskan atau mendeskripsikan fenomena kimia.
Menjelaskan penerapan hukum-hukum kimia dalam teknologi
yang terkait dengan kimia terutama yang dapat ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari.
7) Memahami lingkup dan kedalaman kimia sekolah.
8) Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang
ilmu yang terkait dengan mata pelajaran kimia.
9) Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan
keselamatan kerja atau belajar di laboratorium kimia sekolah.
10) Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti
lunak komputer untuk meningkatkan pembelajaran kimia di
kelas, laboratorium dan lapangan.
11) Merancang eksperimen kimia untuk keperluan pembelajaran atau
penelitian.
12) Melaksanakan eksperimen kimia dengan cara yang benar.
13) Memahami sejarah perkembangan IPA pada umumnya
khususnya kimia dan pikiran-pikiran yang mendasari
perkembangan tersebut.
Menurut Poppy K Devi (2016), “Seluruh kompetensi tersebut
harus dikuasai oleh guru kimia agar dapat menyelenggarakan
penilaian pembelajaran sesuai dengan ketentuannya” (hlm.7). Salah
satu hal yang unik pada mata pelajaran kimia adalah materi yang
diajarkan kebanyakan bersifat abstrak, oleh karena itu siswa harus
mampu mengembangkan imajinasi agar dapat memahami konsep
12
yang mendasar dalam ilmu kimia (Maria dan Irma, 2011). Dalam hal
ini, dapat dilakukan pembelajaran berupa CD interaktif, program
macromedia flash, slide-slide persentasi, gambar-gambar dalam
reaksi kimia, materi, aplikasi dalam kehidupan, kesimpulan, dan
soal-soal (Maria dan Irma, 2011).
2. ICT (Information Comunication and Technology)
a. Pengertian ICT
Ariesto Hadi (2012) mengatakan bahwa, “Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), atau Information and Communication Technologies
(ICT) adalah teknologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk
memproses dan menyampaikan informasi, ICT mencakup dua aspek
yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi” (hlm.1).
Sedangkan menurut Moh. Dirwan (2014), “Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), atau dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah
atau Information and Communication Technologies (ICT), adalah
payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis
untuk memproses dan menyampaikan informasi” (hlm. 28). Teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) juga merupakan perangkat teknologi
yang memfasilitasi penggunanya dengan kemudahan dalam mengakses
informasi yang dibutuhkan, baik dalam bentuk suara, tulisan, visual,
maupun dalam bentuk simbol atau lambang-lambang informasi lainnya
(Prawiradilaga, 2013, hlm.16-17).
Semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan
infrastruktur komputer maupun telekomunikasi, tercakup dalam
definisi TIK atau ICT (Information and Communication Technology)
atau yang dikalangan negara Asia berbahasa Inggris disebut sebagai
infocom, muncul setekah berpadunya teknologi komputer (baik
perangkat keras maupun perangkat lunaknya) pada paruh kedua abad
ke-20 (Deni Darmawan, 2011, hlm. 2). Menurut Ariesto Hadi (2012),
“Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
13
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi,
sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data
dari satu perangkat ke lainnya” (hlm.1). Meskipun upaya besar untuk
memposisikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai
prinsip utama pengajaran dan pembelajaran universitas, faktanya tetap
bahwa banyak mahasiswa dan fakultas hanya menggunakan
penggunaan teknologi komputer akademik secara terbatas menurut
Selwyn (dalam Nisar Wasif, 2011).
1) Hakikat Teknologi Informasi
Menurut Lucas (dalam Rusman, dkk., 2015), “Teknologi
informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk
melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti
menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil,
memanipulasi atau menampilkan data, teknologi informasi lebih
pada sistem pengolahan informasi sedangkan teknologi komunikasi
berfungsi untuk mengirim pengiriman informasi” (hlm. 83).
2) Hakikat Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi merupakan perangkat-perangkat
teknologi yang terdiri dari hardware, software, proses dan sistem
yang berfungsi membantu proses komunikasi agar komunikasi
berhasil (komunikatif) (Rusman, dkk., 2015, hlm. 85). Komunikasi
dapat diartikan juga sebagai suatu proses untuk menyampaian pesan
dari sumber ke penerima pesan dengan maksud untuk
mempengaruhi penerima pesan (Husniyatus, 2017, hlm. 40).
3) Hakikat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Information and Communication Technology (ICT) dalam
konteks bahasa Indonesia disebut Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) telah menjadi satu bahan bangunan penting
dalam perkembangan kehidupan masyarakat modern (Rusman,
dkk., 2015, hlm. 87). UNESCO (United Nations Educational,
14
Scientific and Cultural Organization) telah membuat suatu
kerangka kompetensi TIK dalam proses belajar mengajar,
memandang bahwa dengan adanya TIK proses pembelajaran akan
semakin mudah dan cepat berkembang, serta memberikan harapan
bahwa guru dapat menggunakan model dan variasi lebih banyak
dalam proses belajar mengajarnya (Munir, 2009, hlm. 4).
Program pembelajaran interaktif berbasis komputer memiliki
nilai lebih, dibanding bahan pembelajaran cetak biasa, mampu
mengaktifkan siswa untuk belajar dengan motivasi yang tinggi
karena ketertarikannya pada sistem multimedia yang mampu
menampilkan teks, gambar, video, suara, dan animasi (Deni
Darmawan, 2011, hlm. 38).
b. Aspek-aspek dalam ICT
1) Sikap Terhadap ICT
Menurut Albririni (2006), “Keberhasilan penerapan teknologi
pendidikan sangat tergantung pada sikap pendidik, yang akhirnya
menentukan bagaimana mereka digunakan di kelas”. Bullock
(dalam Albirini, 2006) juga mengatakan bahwa sikap guru adalah
faktor utama yang memungkinkan atau melumpuhkan dalam adopsi
teknologi.
Tujuan mempelajari teknologi informasi dan komunikasi,
antara lain:
(a) Pada aspek kognitif
Dapat mengetahui, mengenal, atau memahami teknologi
informasi dan komunikasi serta meningkatkan pengetahuan dan
minat dalam kemampuan berfikir ilmiah sekaligus persiapan
untuk pendidikan, pekerjaan dan peran di masyarakat pada masa
yang akan datang.
15
(b) Pada aspek afektif
Aspek afektif dapat bersikap aktif, kreatif, apresiatif, dan
mandiri dalam menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi.
(c) Pada aspek psikomotorik
Aspek Psikomotorik dapat terampil dalam memanfaatkan
teknologi informasi untuk proses pembelajaran dan kehidupan
sehari-hari, membentuk kemampuan dan minat pembelajaran
terhadap teknologi serta perangkat keras dan perangkat lunak
terdapat alat bantu telekomunikasi untuk memproses dan
memindahkan data dari satu perangkat ke perangkat lainnya
(Munir, 2009, hlm. 39).
Selain itu, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan
Komunikasi (http://media.diknas.go.id/pdf) (dalam Rusman,
dkk.,2015, hlm. 75) adalah:
(a) Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi.
(b) Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi pada
perkembangan TIK, sehingga siswa bisa melaksanakan dan
menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dan
lebih percaya diri.
(c) Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan TIK
untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
(d) Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga
pembelajaran lebih optimal,menarik, dan mendorong siswa
terampil dalam berkomunikasi, terampil dan terbuasa bekerja
sama.
(e) Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif,
inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan
TIK untuk pembelajaran, komunikasi, bekarja, dan pemecahan
masalah sehari-hari.
2) Persepsi Budaya
Persepsi Budaya dapat digambarkan sebagai persepsi guru
tentang nilai, relevansi, dan dampak ICT yang berkaitan dengan
16
norma-norma budaya di masyarakat dan di sekolah (Albirini, 2006).
Sedangkan menurut Zhou, et.al, (2010), persepsi budaya merupakan
tentang relevansi ICT, khususnya sebagai besar perlu tahu
bagaimana menggunakan TIK untuk pekerjaan di masa depan. Selain
itu, TIK juga akan memberikan kontribusi untuk meningkatkan
standar hidup dan mengetahui tentang ICT mendapatkan salah satu
rasa hormat dari orang lain juga perlu untuk menguasai TIK dalam
rangka memenuhi kebutuhan budaya dan pembangunan.
3) Atribut dalam ICT
Rogers (dalam Albirini, 2006), mengatakan bahwa “Salah satu
faktor utama yang mempengaruhi sikap orang terhadap teknologi
baru adalah atribut teknologi itu sendiri”. Atribut komputer secara
umum didefinisikan sebagai tingkat keuntungan relatif,
kompatibilitas, kompleksitas, dan observabilitas komputer (Albirini,
2006). Teknologi meliputi perangkat keras (hardware) yang
berkenaan dengan peralatan teknologi dan perangkat lunak
(software) atau teknologi sistem (system technology) yang berkenaan
dengan program-program atau informasi yang berasal dari hardware
(Munir, 2009, hlm. 4).
Atribut dalam ICT menunjukkan bahwa pendidikan komputer
memiliki keunggulan lebih dari cara-cara tradisional, seperti untuk
meningkatkan pendidikan, membuat kelas menjadi lebih menarik,
guru harus memahami dasar komputer dan mengoperasikannya, serta
menggunakannya dalam mengajar (Zhou, et.al., 2010).
4) Komponen TIK / Kompetensi ICT
Kompetensi TIK bagi guru menjelaskan bahwa guru perlu
menggunakan metode pengajaran yang tepat dalam
mengembangkan pengetahuan siswanya baik didalam kelas maupun
diluar kelas (Munir, 2009, hlm. 5). Kompetensi guru terkait dengan
pendekatan penguasaan teknologi diantaranya keterampilan,
17
kemampuan untuk memilih dan menggunakannya sesuai dengan
fasilitas ruang kelas terbatas (Munir, 2009, hlm. 12).
Komponen utama teknologi informasi dan komunikasi terdiri
dari: (1) Komputer , (2) Komunikasi, dan (3) Tahu-guna (know-
how).
(a) Komputer
Komputer digunakan untuk menerima, menyimpan,
memproses, mempersembahkan data dan juga informasi, sistem
komputer terdiri dari hardware, software komputer dan
teknologi storage atau penyimpanan (Munir, 2010, hlm. 182).
Sistem komputer terdiri dari komponen-komponen, yaitu:
(1) Komputer
(2) Software
Perangkat lunak aplikasi (application software) terdiri
atas program-program yang dirancang untuk membuat
pengguna menjadi lebih produktif untuk membantu
pengguna dengan tugas-tugas pribadi selain itu perangkat
lunak lainnya yaitu pengolah kata, spreadsheet, grafik,
dekstop, publishing, basis data, dan persentasi (Ariesto
Hadi,2012, hlm.55). Perangkat lunak komputer dan
multimedia juga dapat digunakan untuk memberikan
kesempatan belajar kolaboratif kepada para siswa sehingga
terciptanya belajar yang efektif (Husniyatus, 2017, hlm.
123).
(3) Informasi
Bentuk informasi yang sering digunakan dalam istilah
teknologi informasi dapat dikualifikasikan dalam bentuk
berupa bentuk data, teks, suara, bunyi, gambar dan video,
dan bentuk digital dan bukan digital.
18
(4) Pemrograman
Tata cara operasi, tata cara salinan dan pemulihan,tata
cara keamanan data dan tata cara pembangunan sistem.
(5) Manusia
Unsur manusia yang paling penting terbagi terbagi dua
kategori, diantaranya pengguna (novis, sederhana, pakar)
dan profesional (pekerja sistem informasi).
(6) Komunikasi
Komunikasi digunakan untuk penghantaran dan
penerimaan data dan informasi (hardware, pemrograman
dan informasi) (Munir, 2010, hlm. 183).
(b) Komunikasi
Fasilitas komunikasi yang sering digunakan, yaitu modem,
multiplexer, concentrator, pemproses depan, bridge, gateway,
dan network card. Istilah yang sering digunakan dalam alat
komunikasi, diantaranya:
(1) Kabel : twisted pair, co-axial, gentian optic, UTP.
(2) Software : system pengoperasian rangkaian (NOS)
(3) Alat pemproses : alat input/output
(c) Mengetahui penggunaan (Know-how)
Kemampuan dalam memanfaatkan teknologi informasi akan
semakin terasa apabila sepenuhnya mengetahui; apa, kapan, dan
bagaimana teknologi informasi digunakan secara berkesan dan
mampu menyelesaikan masalah dalam menggunakan peluang
yang ada, serta dapat menyelesaikan masalah dan
mengekpolitasikan peluang yang terbuka secara luas (Munir,
2010, hlm. 183-184).
19
5) ICT yang digunakan dalam pembelajaran kimia
Ross&Munby (dalam Balikesir, 2010), mengatakan bahwa
“Banyak siswa disekolah menengah dan universitas-universitas
memiliki banyak kesulitan dalam memahami kimia”. Untuk alasan
ini, siswa mengembangkan konsepsi tentang banyak mata pelajaran
atau konsep dalam kimia. oleh sebab itu, guru Sains perlu tahu
persis bagaimana membantu siswa dalam menggunakan ICT
dimana ICT sebagai alat dalam kelas kimia yang bertujuan
keseluruhan untuk meningkatkan efektivitas mengajar dan
meningkatkan belajar siswa (Salomon, 2016).
Menurut Haidar, Niaz & Rodriguez (dalam Balikesir, 2010),
pengetahuan mereka tentang kimia itu tidak lengkap, banyak siswa
pada kenyataannya hanya menghafal konsep-konsep kimia. Basili &
Sanford dalam Balikersir (2010) juga mengatakan bahwa
penggunaan ICT dilingkungan mengajar memberikan siswa
berkomunikasi satu sama lain membahas mengenai kimia dan
menjelaskan konsep konsep kimia yang telah disajikan kepada
mereka dalam lingkungan belajar dengan alat teknologi (animasi,
simulasi, video, dll), namun masalah terbesar yang dihadapi dalam
penggunaan ICT dikelas adalah kegagalan guru untuk
mengintegrasikan teknologi ini dengan proses belajar mengajar.
Barak dan Dori dalam Zhou, et.,al (2010) menemukan bahwa
menggabungkan ICT dapat meningkatkan pemahaman siswa
tentang konsep kimia, teori dan struktur molekul.
Calon guru kimia harus berkreatif dan menguasai teknologi
dalam membuat pemodelan untuk mengkonkritkan konsep kimia
abstrak ke bentuk pemodelan atau animasi-simulasi dengan bantuan
komputer . Dengan demikian pemodelan sangat penting sebagai
calon guru kimia dalam mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif dalam pembuatan media pembelajaran berbantuan
20
komputer atau TIK, sehingga dapat memahami konsep kimia yang
abstrak (Sudarmin, 2012). Aplikasi untuk materi kimia diantaranya:
(a) Hardware
(1) PC/laptop
Perangkat yang banyak digunakan adalah monitor Liquid-
chrystal display (LCD), digunakan untuk suatu sistem yang
kecil, seperti kalkulator dan komputer laptop (Ariesto Hadi,
2012, hlm. 39). Menurut Husniyatus (2017), “Monitor adalah
salah satu perangkat keluaran. Tampilan kristal bening (LCD)
dan jenis tampilan lainnya menyajikan tampilan visual yang
jernih dan terperinci” (hlm. 127).
(2) LCD/Proyektor
Proyektor LCD ini merupakan jenis proyektor yang
lebih modern dan merupakan teknologi yang dikembangkan
dari jenis sebelumnya dengan fungsi sama yaitu Overhead
Projector (OHP), fungsi projector yaitu untuk menampilkan
video, gambar, atau data dari komputer pada sebuah layar
atau sesuatu dengan permukaan datar seperti infocus atau
dinding, fungsi lain dari proyektor yaitu alat persentasi,
media informasi, dan pemutar video (Yulia Utami, 2017).
(3) Storage (Penyimpanan)
Storage (Penyimpanan) dibagi menjadi dua yaitu
penyimpanan internal dan penyimpanan eksternal.
Penyimpanan internal yaitu sistem operasi computer,
program aplikasi, dan berkas data biasanya di hard drive
komputer, yang terletak didalam computer diantaranya CD-
ROM, DVD, CPU. Sedangkan penyimpanan Eksternal
adalah alat media bisa dipindah, alat ini kecil, portable, dan
digunakan terutama untuk membuat cadangan dan mengarsip
berkas data diantaranya USB, flashdrive (Husniyatus, 2017,
hlm. 125).
21
(b) Software
(1) Microsoft Office
Menurut Rusman, dkk., (2015), “Microsoft Office, yaitu
program aplikasi untuk kepentingan perkantoran. Program
lainnya yang ada pada aplikasi MS. Office selain excel yaitu
power point, access, dan photo editor” (hlm. 424).
(2) Software Adobe Flash C3
Menurut Viandhika, dkk., (2015), “Adobe Flash C3
merupakan sebuah program yang di desain khusus oleh
Adobe dan program aplikasi standar yang digunakan untuk
membuat animasi dan bitmap yang sangat menarik untuk
keperluan pembangunan situs web yang interaktif dan
dinamis sehingga mempermudah pemahaman siswa tentang
konsep dari suatu materi pelajaran”.
(3) Software Macromedia Flash
Bahan ajar menggunakan Mcromedia Flash berisi
elemen-elemen seperti suara, gambar, teks, animasi, dan
video sehingga diharapkan semua siswa mampu memahami
materi kimia yang disampaikan oleh guru (Turini, 2016, hlm.
18).
(4) Software chemondro pada materi Kelarutan dan Pengaruhnya
Media pembelajaran kimia Chemondro pada materi
kelarutan yaitu media pembelajaran kimia yang dapat
dioperasikan dengan perangkat sistem operasi android (Resti,
dkk., 2015).
(5) Software Chem Draw
Menurut Jamal & Anwar (2015), “Software Chem Draw
adalah alat gambar pilihan untuk menggambar bahan kimia,
Software Chem Draw menawarkan beberapa fitur yang
memungkinkan siswa untuk belajar topik-topik menjadi
efisien diantaranya dapat mengubah rumus kimia dan nama
22
kimia untuk struktur rangka dan sebaliknya serta struktur
kerangka/kental dengan nama-nama IUPAC selain itu Chem
Draw juga memiliki seperangkat alat yang kuat yang dapat
dimanfaatkan dalam mengajar untuk menghitung,
memprediksi kimia atau sifat fisik, menghasilkan spektrum,
membangun yang benar nama IUPAC, dan menghitung
reaksi stokiometri.
(6) Software Avogadro
Avogadro telah menggambarkan editor molekul canggih
dan visualitator untuk digunakan dalam kimia, aplikasi
Avogadro menyediakan grafis yang menggunakan plugin
dimuat secara dinamis yang kuat untuk mendukung fitur-fitur
baru dalam kimia organik, anorganik kompleks, desain obat,
bahan, biomolekul, dan simulasi (Marcus D Hanwell, dkk.,
2012).
(c) Internet
Menurut Munir (2009), “Internet merupakan suatu alat atau
sarana pembelajaran yang ampuh karena kemampuan atau
potensi yang dimilikinya yang memunkinkan dikembangkannya
masyarakat dan pembelajar yang bersifat global” (hlm. 199).
Beberapa komputer yang saling berhubungan satu sama lain
dapat menciptakan fungsi sharing. Fungsi sharing yang tercipta
melalui jaringan (networking) tidak hanya mencakup fasilitas
seperti printer atau modem, tetapi juga berkaitan dengan data
atau program aplikasi tertentu (Munir, 2009, hlm. 158).
Internet adalah sebuah jaringan global yang terdiri dari
kumpulan jaringan-jaringan komputer diseluruh dunia, internet
juga mempermudah para pemakainya untuk mendapatkan
informasi-informasi didunia (cyber) (Rusman, dkk., 2015 hlm.
280). Sedangkan menurut Sanjaya (dalam Husniyatus,2017,
23
hlm.152), mengatakan bahwa “internet merupakan jaringan
global yang menggabungkan beribu bahkan berjuta jaringan
komputer dan komputer pribadi yang memungkinkan setiap
komputer yang terhubung kepadanya bisa melakukan komunikasi
satu sama lain”.
Tujuan ICT dalam pembelajaran kimia diantaranya:
(a) Menggunakan ICT untuk melakukan atau mempromosikan
Laboratorium
(b) Menggunakan ICT untuk mengidentifikasi dan menjelaskan
proses dalam kimia
(c) Memodifikasi modul kelas untuk tujuan demonstrasi.
Siswa mengetahui konsep pembelajaran kimia salah satunya
adalah laboratorium. Oleh sebab itu kegiatan dalam laboratorium
merupakan komponen integral dari pelajaran kimia yang
memungkinkan siswa untuk membangun pengalaman mereka
sendiri. Karena semua peralatan, alat-alat, dan teknik yang
digunakan dilaboratorium “learning by doing”. Selain itu, metode
laboratorium juga dapat meningkatkan implikasi siswa, berpikir
siswa, pandangan ilmiah dan pemecahan masalah kemampuan.
Namun, diketahui bahwa aplikasi laboratorium sangat penting dalam
pembelajaran kimia (Zeynep dan Alipasa, 2010).
Sebagai alternatif, munculah media dalam pembelajaran
dilaboratorium dimana siswa dapat melakukan percobaan setiap kali
mereka membutuhkan dan pada saat yang sama dimana siswa dapat
merasa aman dan nyaman saat melakukan eksperimen yaitu Virtual
Laboratories (VLS) merupakan media yang digunakan dalam
laboratorium kimia untuk hal simulasi, dengan VLS ini siswa dapat
memiliki kesempatan untuk melakukan percobaan berulang-ulang
sampai mereka sepenuhnya memahami pada waktu dan tempat yang
nyaman bagi mereka (Zeynep dan Alipasa 2010).
24
6) Akses Terhadap ICT
Seseorang dapat mengakses berbagai referensi, baik berupa hasil
penelitian, maupun artikel hasil kajian dalam berbagai bidang.
Seseorang cukup hanya duduk didepan komputer (tentunya
menggunakan komputer yang dilengkapi fasilitas koneksi ke
internet) dan menggunakannya (Munir, 2009, hlm. 160). Seseorang
juga dapat melakukan akses komputer dibeberapa tempat
diantaranya: dirumah, sekolah, dan ditempat lainnya seperti kafe,
jalan, universitas, tempat kerja dan lain-lain (Albirini, 2006).
c. Manfaat ICT dalam Pembelajaran
1) Fungsi dan Manfaat Teknologi Informasi
Pemanfaatan ICT dalam konteks pendidikan pada dasarnya lebih
cenderung pada proses pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran yang
memanfaatkan ICT ini biasanya menggunakan perangkat hardware
dan software dalam aplikasinya meliputi, perangkat komputer yang
tersambung dengan jaringan internet, LCD, proyektor, CD
pembelajaran, televisi bahkan menggunakan web atau situs-situs
tertentu dalam penggunaan internet (Husniyatus, 2017, hlm. 117).
Teknologi Informasi berfungsi untuk:
a) Penangkapan atau pengumpulan data
b) Penampilan, adalah menyusun informasi mengenai teks, suara,
atau gambar. Contoh: laporan prestasi peserta didik pada ujian-
ujian semester.
c) Setoran atau pangkalan data, adalah proses komputer untuk
menyimpan data dan informasi yang akan digunakan pada masa
yang akan datang. Contoh: informasi pelajar.
d) Capaian, maksudnya adalah proses komputer untuk mencari dan
menyalin data yang tersimpan sebagai pemrosesan selanjutnya.
Contoh: bank soal.
25
e) Pemancaran atau penghantaran data dan informasi dari pada satu
lokasi ke lokasi lainnya. Contoh: faks, email.
Manfaat yang dapat diambil dari pengguna teknologi informasi
diantaranya adalah:
a) Cepat. Komputer bisa melakukan dalam sekedip mata dan lebih
cepat dari pada manusia.
b) Konsisten. Komputer melakukan pekerjaan yang berulang-ulang
secara konsisten.
c) Jitu. Komputer berupaya mengesan perbedaan yang sangat kecil.
d) Kepercayaan. Dengan kecepatan, maka dapat di perkirakan
bahwa keputusan yang dihasilkannya dapat dipercaya dan hasil
yang sama bias diperoleh berulang kali.
e) Meningkatkan produktivitas.
f) Mencetuskan kreativitas (Munir, 2010, hlm.184-185).
Selain itu, manfaat penggunaan media pembelajaran ICT yaitu:
a) Materi abstrak.
b) Kekuatan hypertex (dibandingkan buku).
c) Penggambaran ulang objek belajar dan pola pikir siswa.
d) Meningkatkan daya ingat siswa dengan belajar secara
multimedia.
e) Mengatasi keterbatasan, ruang, waktu dan tenaga.
f) Memungkinkan siswa belajar mandiri, sesuai bakat, kemampuan
visual, auditorial atau kinestetik.
g) Memberikan rangsangan yang sama.
h) Pembelajaran dapat lebih menarik.
i) Waktu pembelajaran dapat lebih diperpendek.
j) Waktu belajar dapat berlangsung kapan pun dan dimanapun
(Husniyatus, 2017, hlm. 118).
2) Manfaat ICT bagi Guru
Perananan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
pembelajaran ini juga selain membantu siswa dalam belajar adalah
memiliki peranan yang cukup berpengaruh untuk guru terutama
dalam pemanfaatan fasilitas untuk kepentingan memperkaya
kemampuan mengajarnya. Manfaat teknologi informasi dan
Komunikasi bagi guru antara lain:
26
a) Memperluas background knowledge guru.
b) Pembelajaran lebih dinamis dan fleksibel.
c) Mengatasi keterbatasan bahan ajar/sumber belajar.
d) Kontribusi dan pengayaan bahan ajar/sumber belajar.
e) Impelementasi Student Actuve Learning (SAL), CBSA, dan
PAIKEM (Rusman, dkk., 2015, hlm. 75).
Perangkat TIK dapat dimanfaatkan lebih efektif dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran, peran guru akan sangat penting
sebagai sutradara dalam proses belajar mengajar dalam ruang kelas
ketika memanfaatkan TIK (Suyanto dan Asep, 2013, hlm. 211).
Pengembangan dan penerapan TIK juga bermanfaat untuk
pendidikan dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan
nasional Indonesia. TIK sangat mampu menjadi fasilitator utama
dalam meratakan pendidikan dibumi Nusantara, sebab TIK
mengandalkan kemampuan pembelajaran jarak jauh tidak terpisah
oleh ruang, jarak, dan waktu (Deni dermawan, 2011, hlm. 7).
Adapun manfaat TIK bagi bidang pendidikan yang lain yaitu:
a) Akses ke perpustakaan
b) Akses ke pakar
c) Perkuliahan secara online.
d) Menyediakan layanan informasi akademik suatu institusi
pendidikan.
e) Menyediakan fasilitas mesin pencari data.
f) Menyediakan fasilitas diskusi.
g) Menyediakan fasilitas direktoriat alumni dan sekolah.
h) Menyediakan fasilitas kerja sama (Deni dermawan, 2011,
hlm. 7).
TIK menawarkan lingkungan belajar yang cepat berkembang
dan menarik, untuk mengembangkan cara-cara mengajar baru dan
memungkinkan siswa untuk belajar namun tantangan utama,
termasuk sistem pendidikan yang canggih sekalipun terletak pada
kapasitas guru itu sendiri dalam menggunakan TIK secara efisien
didalam kelas (Herry Fitriyadi, 2013). Chris-tensen (dalam Albirini,
2006), menyatakan bahwa sikap guru terhadap komputer tidak
27
hanya memengaruhi pengalaman komputer mereka sendiri, tetapi
juga pengalaman siswa yang mereka ajar.
Pembelajaran berbasis TIK dan internet serta “moving class”
memberikan manfaat ganda antara lain:
(a) Memudahkan guru dan siswa dalam mencari sumber belajar
alternative.
(b) Siswa dapat memperjelas dan memperdalam materi yang
disampaian oleh guru didalam kelas tanpa terikat jadwal
tertentu.
(c) Proses belajar akan menjadi lebih menarik bagi siswa karena
disertai gambar dan animasi yang sangat komunikatif.
(d) Proses pembelajaran siswa akan menjadi mandiri karena siswa
dapat belajar secara individual atau berkelompok tanpa
didampingi guru setiap saat.
(e) Siswa semakin terampil menggunakan komputer dalam mata
pelajaran terkait.
(f) Memperluas wawasan guru dan siswa (Suyanto dan Asep, 2013,
hlm. 213).
3) ICT (TIK) Sebagai Media Pembelajaran
Heinich dan Molenda (dalam Prawiradilaga, 2013, hlm. 18),
mengemukakan bahwa secara umum media diartikan sebagai alat
komunikasi yang membawa pesan dari sumber ke penerima.
Adapun secara khusus media pembelajaran digunakan dengan
tujuan:
a) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi
sehingga dapat merangsang minat siswa untuk belajar.
b) Menumbuhkan sikap dan keterampilan dalam bidang teknologi.
c) Menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dan tidak
mudah dilupain oleh siswa.
d) Menjadikan belajar akan lebih efektif, efisien, dan bermakna.
28
e) Membuka peluang belajar dimana saja, dan kapan saja.
f) Memberikan motivasi belajar kepada siswa.
g) Menjadikan belajar sebagai kebutuhan.
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu
pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu:
a) Siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital
dan internet dalam kelas, sekolah, dan dalam Lembaga
Pendidikan.
b) Harus tersedia materi yang berkualitas dan dukungan sosial-
budaya bagi siswa dan guru.
c) Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk
membantu siswa agar mencapai standar Pendidikan yang ideal
(Suyanto dan Asep, 2013, hlm. 207).
Menurut Ditpsma (dalam Eko, 2013, hlm. 30), TIK di sekolah
memadukan unsur teknologi informasi (TI) dan teknologi
komunikasi (TK), dengan adanya fasilitas TI diharapkan siswa
memiliki kompetensi untuk memanfaatkan teknologi sebagai
perangkat keras dan perangkat lunak. Salah satu contoh
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yaitu penggunaan
sumber belajar berbasis e-learning atau penggunaan media internet.
4) Peranan TIK dalam Pendidikan
Peranan TIK dalam pendidikan, antara lain:
a) TIK sebagai Keterampilan (skill) dan Kompetensi
b) TIK sebagai Infrastruktur Pembelajaran
c) TIK sebagai Sumber Bahan Belajar
d) TIK sebagai Alat Bantu Fasilitas Pembelajaran
e) TIK sebagai pendukung Manajemen Pembelajaran
f) TIK sebagai system Pendukung Keputusan (Munir, 2010, hlm.
185-186).
Peranan Teknologi informasi dan Komunikasi dalam
pembelajaran juga selain membantu siswa dalam belajar memiliki
peranan yang cukup berpengaruh untuk guru terutama dalam
29
pemanfaatan fasilitas dalam kemampuan mengajarnya (Rusman,
dkk., 2015, hlm. 75).
5) Pemanfatan Pembelajaran E-Learning
Dalam praktiknya e-learning memerlukan bantuan teknologi
yang dikenal dengan istilah : computer based learning (CBL) yaitu
pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan komputer yang sering
dipakai pada pendidikan jarak jauh (distance education),
dimaksudkan agar komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi
dengan keunggulan teknologi e-learning ini (Rusman, dkk., 2015,
hlm. 290).
Menurut Gilbert & Jones dan Michael (dalam Dian
Wahyuningsih & Makmur, 2017), menjelaskan bahwa “e-learning
merupakan segala bentuk aktivitas pembelajaran yang memanfaatkan
media elektronik untuk belajar” (hlm.3). Definisi ini lebih
menekankan pada penggunaan segala bentuk alat elektronik untuk
membantu manusia belajar. Aplikasi pendukung e-learning
diantaranya:
a) Aplikasi Google
Menurut Dian dan Rakhmat (2017), “Google merupakan
nama sebuah perusahaan yang menyediakan produk dan jasa
seputar internet, google termasuk dalam mesin pencari/ search
engine yang paling banyak digunakan oleh user diseluruh dunia
untuk mencari informasi” (hlm. 85). Aplikasi ini memiliki
berbagai produk dan jasa yang dapat mendukung pembelajaran
online diantaranya:
(1) Google for education
Pengembangan program ini adalah untuk memberikan
pengalaman yang lebih luas untuk meningkatkan
produktifitas pembelajaran dan interaksi sosial.
30
(2) Google books
Google books adalah layanan google yang dapat
memberikan akses untuk user secara online dalam
melakukan pencarian Text Book, melalui google books
buku-buku referensi yang didapatkan secara gratis.
(3) Goggle scholar
Goggle scholar atau Google cendekia adalah suatu
produk dari Google yang dapat memberikan kemudahan
bagi kalangan untuk mencari literatur secara luas dan tepat
(Dian dan Rakhmat, 2017, hlm. 88-89).
(4) Google docs
Google docs dapat dimanfaatkan dalam keperluan E-
Learning diantaranya pengumpulan tugas, pengetahuan,
editing, translator, backup file, kuisioner, dan editing
gambar.
(5) Google Mail
Menurut Husniyatus (2017), “E-mail adalah sebuah
fasilitas komputer dalam internet yang berfungsi mengirim
surat secara elektronik yang dapat mengjangkau keselurh
dunia” (hal. 165).
b) Aplikasi Massanger
Beberapa program yang dapat dimanfaatkan e-learning
diantaranya Meeting Burner, Whatsapp, Line, BBm, Instagram,
dan PHP BB (Online Forum ) (Dian dan Rakhmat, 2017,
hlm.114).
c) Teknologi berbasis web.
31
B. Penelitian yang Relevan
Ada sebuah penelitian yang cukup relevan dengan penelitian yang
akan dilaksanakan penulis, penelitian tersebut:
1. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Nisar, M Wasif dkk, yang
berjudul “Usage and Impact of ICT in Education Sector: A Study of
Pakistan” pada tahun 2011. Hasil dari penelitian ini mengidentifikasi
bahwa manfaat ICT dapat meningkatkan pendidikan secara efisien dan
dapat membantu kebijakan yang berhubungan dengan sektor
pendidikan.
2. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Tarique yang berjudul
“Preparing Prospective Teachers to Integrate ICT Practices in
Classroom Settings” pada tahun 2011. Penelitian ini tarique
mempersiapkan calon guru untuk mengintegrasikan ICT di kelas.
3. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Mirri Barak yang berjudul
“Transition from traditional to ICT-enhanced learning environments
in undergraduate chemistry courses” pada tahun 2007. Penelitian ini
yaitu mengenai transisi lingkungan belajar TIK yang ditingkatkan
dalam kursus kimia sarjana.
4. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Teo, dkk yang berjudul
“Understanding pre-service teachers’ computer attitudes: applying
andextending the technology acceptance model” pada tahun 2007.
Penelitian ini mengenai sikap calon guru dalam menerapkan dan
membuat teknologi.
5. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Zhao, dkk yang berjudul
“Teacher adoption of technology: a perceptual control theory
perspective” pada tahun 2001. Penelitian ini mengenai persepsi calon
guru terhadap teknologi.
6. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Albirini, yang berjudul
“Teacher’s Attitude Toward Information and Communication
Technologies: The Case of Syrian EFL Teachers. Computers &
Education”. Hasilnya yaitu menunjukkan pentingnya visi guru tentang
32
teknologi itu sendiri, pengalaman mereka dengannya (teknologi) dan
kondisi budaya yang mengelilingi pengenalannya (teknologi) ke
sekolah dalam membentuk sikap mereka terhadap teknologi dan
penyebaran berikutnya dalam praktik pendidikan.
7. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Zhou, dkk, yang berjudul
“Chemistry teacher’s’ attitude towards ICT in Xi’an”. Hasilnya
adalah calon guru kimia memiliki sikap psotif terhadap ICT dalam
Pendidikan.
8. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Zhou, dkk, yang berjudul “Pre-
service Chemistry teachers attitude toward ICT in Xi’an”. Hasilnya
adalah calon guru kimia memiliki sikap psotif terhadap ICT dalam
Pendidikan.
9. Artikel Internasional yang ditulis oleh Salomon Tchameni Ngamo
“ICT integration of Chemistry”. Artikel ini mengenai Integrasi ICT
dalam pembelajaran kimia.
C. Kerangka Berpikir
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah
membawa banyak perubahan untuk aktivitas kehidupan sehari-hari, terutama
dalam bidang pendidikan. Memasuki era abad Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) sangat dirasakan kebutuhan dan pentingnya dalam
penggunaan ICT (Information and Communication Technology) dalam
kegiatan pembelajaran. Melalui pemanfaatan dari ICT dapat meningkatkan
mutu pendidikan dengan cara membuka secara luas mengenai akses ilmu
pengetahuan dan penyelenggaraan pendidikan bermutu. Teknologi informasi
berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan komunikasi serta
teknologi yang menunjang terhadap praktik kegiatan pembelajaran.
Guru dalam hal ini adalah juga seorang persentator berbagai informasi
pengetahuan yang penting, benar dan baik, serta bermanfaat bagi kehidupan
dan masa depan teristimewa bagi para muridnya. Pengetahuan begitu luas,
kompleks dan mendalam sehingga seorang guru mau tidak mau terbatasi
33
kemampuanya didalam mempersentasikan informasi dan pengetahuan
tertentu. Metode teknologi dan metode manusia pun sering berbeda dan
bertolak belakang atau berbanding terbalik dalam mempersentasikan
informasi dan pengetahuan. Dalam hal ini guru ditutut cerdas dan mampu
kreatif pada pemanfaatan ICT dalam pembelajaran agar murid dan materi akan
terkoneksikan secara maksimal, efektif, tidak membuang-buang waktu dan
tenaga.
Hal itu membuat peneliti tertarik untuuk mengetahui seberapa jauh
calon guru Pendidikan Kimia UIN Jakarta dalam pemanfaatan ICT dan sejauh
mana pengetahuan mengenai ICT dalam pembelajaran. Peneliti kerangka
berpikir penelitian ini terdapat pada gambar 2.1.
Pembelajaran kimia masih menggunakan
metode ceramah, pemanfaatan teknologi
dan penguasaan ICT masih kurang.
ICT dalam Pembelajaran
Pengetahuan ICT dalam
pembelajaran kimia
Pemanfaatan ICT dalam
pembelajaran kima
Evaluasi Calon Guru Pendidikan Kimia
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Jenis-jenis ICT dalam Kimia
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terletak
di Ciputat, Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil
tahun pelajaran 2018/2019 yaitu pada tanggal 26 bulan November 2018.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan
tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan
yang bersifat faktual secara objektif, sistematis dan akurat, penelitian deskriptif
juga merupakan alat untuk menemukan makna baru, yang menjelaskan sebuah
kondisi keberadaan, frekuensi kemunculan sesuatu, dan mengategorikan
informasi (Sulistyaningsih, 2011, hlm. 82-83). Sedangkan menurut Emzir (2010),
“Tujuan deskripsi yaitu untuk membantu pembaca mengetahui apa yang terjadi
dilingkungan dibawah pengamatan” (hlm. 174).
Metode survei merupakan satu jenis penelitian yang banyak dilakukan
oleh peneliti dalam bidang: sosiologi, bisnis, politik, pemerintahan bahkan
pendidikan. Penelitian survei juga dimaksudkan untuk mengetahui pendapat
masyarakat (Arikunto, 2007, hlm. 236). Dalam survei, informasi dikumpulkan
dari responden dengan kuesioner. Dengan demikian, penelitian survei merupakan
penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan
kuesioner tersebut sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Sofian dan
Tukiran, 2012, hlm. 3).
35
C. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2010), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya” (hlm. 117). Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa
semester 9 Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu sebanyak 58
mahasiswa.
Sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2010, hlm. 118). Menurut Sugiyono (2010), “Ukuran sampel layak
dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500” (hlm. 131). Surakhmat
(dalam Sulistyaningsih, 2011), mengatakan bahwa “Jika populasi kurang dari
100 dapat digunakan sampel 50% nya, jika lebih dari 1000 dapat digunakan 15%
nya” (hlm. 65). Maka dalam penelitian ini merupakan penelitian populasi karena
sampel kurang dari 100.
Teknik penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive
sampling. Purposive sampling merupakan suatu teknik yang diambil berdasarkan
dengan pertimbangan tetentu (Sugiyono, 2012, hlm. 85). Alasan pengambilan
sampel ini karena mahasiswa semester 9 ini sebagai sumber informasi atau
sumber data penelitian. Sehingga secara langsung dapat diketahui seberapa besar
pemahaman calon guru kimia dalam menggunakan pemanfaatan ICT dalam
pembelajaran. Alasan tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahapan,yaitu:
1. Tahap Persiapan
Langkah yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian adalah:
a. Melakukan studi literatur.
b. Menentukan sampel penelitian.
c. Menyusun angket dan wawancara.
36
d. Melakukan validasi instrumen kepada validator ahli.
e. Melakukan uji coba instrumen kepada mahasiswa Pendidikan Kimia UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta semester 7 untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas instrumen.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap kedua setelah tahap
persiapan, tahap ini meliputi:
a. Pengambilan data mahasiswa Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta semester 9 untuk mengisi angket pada google form.
b. Menghitung total skor masing-masing mahasiswa dari hasil pengisian
angket.
c. Wawancara langsung beberapa mahasiswa Pendidikan Kimia semester 9.
3. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian penelitian merupakan tahap terakhir, tahap ini meliputi:
a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian
b. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian
Prosedur penelitian terdapat pada gambar 3.1
37
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka
penulis menempuh beberapa teknik, diantaranya:
1. Teknik Wawancara
Menurut Sugiyono (2012), “Wawancara digunakan sebagai Teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam” (hlm. 72).
Persiapan Pelaksanaan Penyelesaian
Melakukan studi
literatur.
Menentukan
sampel penelitian
Menyusun angket
dan wawancara
Melakukan
validitas dan
reliabilitas
Pengambilan data
dilakukan oleh
mahasiswa Pendidikan
Kimia UIN Jakarta
semester 9
Menghitung total
skor masing-masing
mahasiswa
Wawancara langsung
beberapa mahasiswa
Mengolah
dan
menganalisis
data
Membuat
kesimpulan dari
hasil
38
Pada penelitian ini untuk menambah informasi mengenai pemahaman
ICT terhadap calon guru kimia. Melalui wawancara peneliti dapat
mengetahui seberapa besar pemahaman calon guru terhadap pemanfaatan
ICT dan juga seberapa besar pemahaman calon guru kimia mengenai aplikasi
program tentang software dan hardware pada pembelajaran kimia.
2. Teknik Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan yang biasa digunakan seseorang
untuk diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi
bersedia memberikan respon yang sesuai dengan permintaan penguna. Orang
yang di maksud dalam memberikan respon ini disebut responden (Arikunto,
2007, hlm. 102-103). Dalam hal ini penulis menggunakan angket tertutup
yaitu angket dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal
memberikan tanda centang pada kolom atau tempat yang tersedia (Arikunto,
2007, hlm. 103). Angket yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok mengenai kejadian atau gejala sosial ( Riduwan,
2010, hlm. 38).
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini angket yang digunakan berasal dari jurnal yang ditulis
oleh Abdulkafi Albirini (2006), Zheo, et,al., (2010) dan artikel Salomon Tchmeni
Montreal (2016) tertuang dalam tabel 3.2 dalam menjawab instrumen angket itu
memerlukan skala. Menurut Sugiyono (2012), “Skala pengukuran merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, dengan skala pengukuran dapat
dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan
komunikatif” (hlm. 92). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
39
seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan,2010,
hlm. 38). Skor skala yang digunakan terdapat pada tabel 3.2.
Tabel 3.1 Skala Skor 1-5
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Kategori Skor Kategori Skor
Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 4 Setuju (S) 2
Netral (N) 3 Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 5
(Riduwan, 2010, hal. 39).
Tabel 3.2 Skala Skor 1-4
Kategori Skor
Sangat Baik/ Kompeten 4
Cukup Baik/ Cukup Kompeten 3
Kurang Baik/ Kurang Kompeten 2
Sangat Tidak Baik/ Sangat Tidak Kompeten 1
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 73 item pertanyaan yang
terdapat dalam angket. Kisi-kisi instrument pemanfaatan ICT dalam
pembelajaran terdapat pada tabel 3.3.
(Sugiyono, 2012, hlm. 98)
40
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen
No Faktor Skala Butir Soal Jumlah
Soal
1.
Sikap Terhadap
ICT / ICT
Attitude
Domain Afektif /Affective
Domain
1, 2, 3,4 , 5 , 6 6
Domain Kognitif /
Cognitive Domain
7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15
9
Domain Psikomotor/
Behavioral Domain
16, 17, 18, 19,
20, 21
6
2.
Atribut pada ICT
/ICT Attributes
Keuntungan atas ICT /
Advantage of ICT
22, 23, 24, 25,
26
5
Kesesuaian Praktik Calon
Guru pada Saat Ini /
Compatibility with Pre-
Service Teachers Current
Practice
27, 28, 29, 30,
31
5
Kesederhanaan atau
Bukan Kerumitan/
Simplicity/Non
Complexity
32, 33, 34, 35 4
Kemampuan Mengamati /
Observability
36, 37, 38 3
3. Persepsi Budaya
/ Cultural
Perseptions
Persepsi Budaya
/Cultural Perseptions
39, 40, 41, 42,
43, 44, 45, 46,
47, 48
10
4. Kompetensi ICT
/ ICT
Competence
Kompetensi ICT /ICT
Competence
49, 50, 51, 52,
53, 54, 55, 56,
57, 58, 59, 60,
14
41
61, 62
5. ICT dalam
Kimia
ICT dalam Kimia 63, 64, 65, 66,
67, 68, 69, 70,
71, 72, 73, 74,
75, 76, 77, 78,
79, 80, 81, 82,
83, 84, 85, 86,
87, 88, 89
27
6. Akses terhadap
ICT /ICT Access
Akses terhadap ICT /ICT
Access
90, 91, 92 3
Keterangan: 19 soal tidak valid
Wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara tidak terstruktur.
Menurut Sugiyono (2016), “Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang
bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya” (hlm.74).
Kisi-kisi wawancara terdapat dalam tabel 3.5.
42
Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara
No Indikator Pertanyaan
1. Pendapat mengenai pembelajaran dengan ICT .
2. ICT menakuti dalam pembelajaran kimia.
3. ICT membuat anda merasa tidak nyaman.
4. Menyukai ICT dalam pembelajaran.
5. Mengetahui lebih banyak tentang ICT.
6. Positif dan negative ICT dalam pembelajaran.
7. ICT dapat meningkatkan kualitas pembelajaran terutama dalam pendidikan
kimia.
8. Menggunakan ICT dalam pembelajaran dapat lebih menarik.
9. Menggunakan ICT dalam pembelajaran kimia, sangat berguna atau tidak
berguna.
10. Sulit dalam menggunakan ICT dalam pembelajaran kimia.
11. Keberadaan ICT dikampus.
12. Menggunakan ICT untuk pekerjaan dimasa depan.
13. Mengetahui ICT akan lebih dihargai oleh orang lain.
14. ICT akan membuat hidup menjadi lebih mudah.
15. Penggunaan Software dan Hardware dalam ICT.
16. Menginstal Software baru pada pada perangkat ICT.
17. Memanfaatkan Software dalam pembelajaran (Misalnya Ms.Word,
Powerpoint, dan lain-lain).
18. Kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan ICT?
19. Jenis-jenis ICT yang digunakan dalam pembelajaran kimia.
20. Mengetahui jenis-jenis Software ICT yang digunakan dalam pembelajaran
kimia?
21. Memanfaatkan Software dalam pembelajaran kimia.
22. Menggunakan ICT dalam pembelajaran kimia dapat membuat pembelajaran
menjadi lebih efektif dan efisien.
23. Mengetahui ICT.
43
24. Seberapa sering menggunakan ICT.
25. Pemanfaatan ICT yang dilakukan (baik dalam pembelajaran atau
perkuliahan)?
26. solusi agar pemanfaatan ICT dalam pembelajaran lebih maksimal.
G. Uji Coba Instrumen
Angket yang telah penulis susun, selanjutnya harus diujicobakan untuk
mengukur tingkat validitas dan reabilitas tiap butir pertanyaan.Uji coba
instrumen ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrumen
penelitian yang akan digunakan. Uji coba instrumen dilakukan dengan
menghitung validitas dan reliabilitas instrumen. Validasi yang peneliti lakukan
adalah validasi ke dosen dan validasi angket ke mahasiswa semester 7
Pendidikan Kimia UIN Jakarta.
1. Validitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2012), “Instrumen yang valid berarti alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, valid berarti
instrumen itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”
(hlm.121). Uji validitas instrumen ini menggunakan bantuan perangkat lunak
SPSS (Stastical Product Service Solutions) versi 23 atau IBM SPSS Statistics
23.
Jumlah mahasiswa pada uji validitas ini berjumlah 30 mahasiswa.
Maman Abdurahman (2011), mengatakan bahwa “jumlah total pengamatan
dalam sampel (=N) dikurangi banyaknya kendali (linier) bebas atau
pembahasan (retriksi) yang diletakkan atas pengamatan” (hlm.151).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka nilai r tabel pada taraf 5% adalah
0,361. Jika rhitung lebih besar dari rtabel maka butir pernyataan instrumen
dikatakan valid dan sebaliknya.
44
Berdasarkan hasil validasi pada lampiran 3 dari 92 butir pernyataan
hanya 73 butir pernyataan yang dinyatakan valid yaitu nomor 1, 2, 4,5, 6, 7, 8,
10, 11, 12, 15, 16, 19, 20, 22, 24, 25, 29, 30, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 41,
43, 45, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65,
66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85,
86, 87, 88, 89, 90, 91. Adapun butir pernyataan yang tidak valid yaitu nomor
3, 9, 13, 14, 17, 18, 21, 23, 26, 27, 28, 31, 32, 35, 42, 44, 46, 47, 92.
2. Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas merupakan untuk mengetahui keteraturan hasil
pengukuran suatu instrumen, hasil uji reliabilitas ini dapat dipercaya atau
tidaknya suatu instrumen penelitian berdasarkan tingkat pemantapan dan
ketepatan (Supriyadi, 2014, hlm. 29).
Uji reabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan
perangkat lunak SPSS (Stastical Product Service Solutions) versi 23 atau
IBM SPSS Statistics 23 dengan hasil yang diperoleh adalah nilai Alpha
Cronach’s.
Berikut ini langkah-langkah uji reliabilitas instrumen menurut
Supriyadi (2014, hlm. 29).
1. Siapkan data yang akan diuji tingkat reliabilitas dan validitas.
Memasukkan data ke SPSS dapat menggunakan entry atau convert
dari perangkat lunak seperti excel.
2. Pilih menu Analyze, lalu pilih scale dan selanjutnya pilih
reliabilitas analysis.
Hasil perolehan reliabilitas instrument terdapat dalam lampiran 4.
45
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Deskripsi Data
Data tabulasi data frekuensi dan persentasi skor, diperoleh dengan
rumus:
P = Angka persetase
F = Frekuensi jawaban
N = Total jumlah frekuensi (Kadir, 2015, hlm. 26).
Hasil perolehan data tersebut terdapat dalam lampiran 7.
2. Reduksi Data
Hasil wawancara dilakukan dengan cara reduksi data. Menurut
Sugiyono, (2016), “Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (hlm. 92).
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Calon guru kimia mengetahui jenis aplikasi dalam pembelajaran kimia
berupa ChemDraw, Kahoot, Flash dan Virtual Lab. Namun aplikasi
pembelajaran kimia dapat menggunakan aplikasi lainnya diantaranya
Macromedia, Chemondro, Avogadro, dan Adobe Flash.
2. Pemanfaatan ICT pada calon guru kimia hanya sebatas penggunaan
Microsoft word dan powerpoint dan tahu jenis aplikasi namun tidak tahu
cara penggunaannya. Selain itu, pemanfaatan ICT dapat membuat
pelajaran menjadi lebih cepat sehingga efektif dan efisien terutama dalam
pembelajaran kimia karena dengan adanya ICT dapat memunculkan
imajinasi dari video yang ditampilkan pada proses pembelajaran kimia.
3. Persepsi calon guru kimia yaitu tidak semua guru kimia dapat
menggambar dengan baik dan bagus di papan tulis namun dengan adanya
ICT pembelajaran akan lebih efektif dan efisien sehingga seorang guru
harus lebih kreatif dan inovatif dalam penggunaan ICT dan siswa akan
lebih mudah menerima materi yang disampaikan
68
B. Saran
Dari hasil penelitian ini, peneliti memiliki saran sebagai berikut:
1. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan ranah yang lebih dalam lagi untuk
ditinjau, yakni melakukan seminar atau workshop mengenai pemanfaatan
ICT dan jenis-jenis ICT dalam pembelajaran kimia secara mendalam.
2. Penelitian ini dapat dilanjutkan oleh mahasiswa dengan sampel lain, yaitu
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
69
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Maman. Dasar-dasar Metode Statistika untuk Penelitian. Bandung:
CV Pustaka Setia. 2011.
Albirini, Abdulkafi. Teacher’s attitudes toward information and communication
technologies: the case of Syrian EFL teachers. Computers & Education. 373-
398. 2006.
Ariani,Niken dan Dany Haryanto. Pembelajaran Multimedia di Sekolah “Pedoman
Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif dan Prospektif”. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya. 2010.
Arikunto, Suharsimi. Managemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI.
Jakarta: Rineka Cipta. 2007.
Balikesir Alternative Method’s in Learning Chemistry: Learning with animations,
Simulation, Video and Multimedia. Jurnal of Turkish Science Education.
Vol.7 Issue 2 pp. 79-110. 2010.
Barak, Miri. Transition From Traditional to ICT-enhanced Learning environtments in
undergraduate chemistry courses. Journal Of Computer and Educations:
USA. 9 -315, 77. 2007.
Barak, Moshe. Instructional principles for fostering learning with ICT: teachers’
perspectives as learners and instructors. Journal of Educ Inf Technol 11: 121–
135 DOI 10.1007/s11134-006-7362-9. 2006.
Brady, James.E. Kimia Universitas Edisi Kelima Jilid Pertama.. Erlangga:Jakarta.
1994.
Darmawan, Deni. Teknologi Pembelajaran. Bandung. PT.Rosda Karya. 2011.
Devi, Poppy K. Modul Guru Pembelajar. Jakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2016.
70
Dirwan, Mohammad. Peranan Pembelajaran ICT dalam Meningkatkan Prestasi
Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Maarif Nu
Pandaan. Skripsi. 2014.
Ditama, Viandhika. Pengembangan Multimedia Interaktif Dengan Menggunakan
Program Adobe Flash untuk Pembelajaran Kimia Materi Hidrolisis Garam
SMA Kelas XI. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). Vol. 4 No. 2, hal. 23-31.
2015.
Effendi, Sofian dan Tukiran. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES, anggota
IKAPI. 2012.
Emzir. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Press. 2010.
Fitriyadi, Herry. Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi dalam Pendidikan:
Potensi Manfaat, Masyarkat Berbasis Pengetahuan, Pendidikan Nilai, Strategi
Implementasi dan Pengembangan Profesioal. Jurnal Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan. Volume 21, Nomor 3 pp. 269-284. 2013.
Hanwell, Marcus D. Avogadro: an Advamced Semantic Chemical Editor,
Visualization, and Analysis Platform. J Chem Inf 4. Journal of
Cheminformatics. 4: 17 1758-2946. 2012.
Haryani, Sri dkk. Identifikasi Materi Kimia SMA Sulit Menurut Pandangan Guru dan
Calon Guru Kimia. Jurnal Kimia Pendidikan. ISBN: 979363174-0. 2014.
Ibda, Hamidulloh. Penguatan Literasi Baru pada Guru Madrasah Ibtidaiyah dalam
Menjawab Tantangan Era Revolusi 4.0. Journal of Research and Tought of
Islamic Education. Vol.1, No.1: 1-21. 2018.
Isjoni. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
Alfabeta. 2009.
Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: PT. Rajawali Pers. 2015.
Kargiban, Zohreh Abedi dan Saedah Siraj. The Utilization and Integreting of ICT in
Chemistry Teaching in Iranian High Schools. World Applied Sciences
Journal. 6(11): 1447-1456. 2009.
71
Liliasari, Wiji dan Sri Mulyani. Implementasi Model Pembelajaran Berbasis TIK
untuk Mengembangkan Model Mental Mahasiswa Calon Guru Kimia pada
Konsep Gaya Antar Partikel. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains.
Nomor 2: 145-153. 2014.
Livingstone, Sonia. Critical reflections on the benefits of ICT in education.Journal of
Oxford Review of Education, 38 (1). pp. 9-24. ISSN 0305-498. 2012.
Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2013.
Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar
Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana. 2011.
Munir. Kerangka Kompetensi TIK Bagi Guru. Bandung: CV.Alfabeta: 2009.
Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi, Informasi dan Komunikasi. Bandung:
CV.Alfabeta. 2009.
Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi, Informasi dan Komunikasi. Bandung:
CV.Alfabeta. 2010.
Munir. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Bandung: CV. Alfabeta. 2009.
Ngamo, Salomon Tchameni. ICT Integration in Chemistry. Article. 1-14. 2016.
Nisar, Wasif dkk. Usage and Impact of ICT in Education Sector; A Study of Pakistan.
Australian Journal of Basic and Applied Sciences. 5(12): 578-583 ISSN 1991-
817. 2011.
Nugroho, Eko. Persepsi Guru Tentang TIK dan Motivasi Kerja Guru Terhadap
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran SMK
RSBI Bidang Teknik Elektro di DIY. Skripsi. 2013.
Nurdin, Syafruddin. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Ciputat: Ciputat
Press. 2005.
Origima, Onivehu Adams, et, al., The Relationship Among Information and
Communication Technologies Utilization, Self-Regulated Learning and
72
Academic Performance of Prospective Teachers. Acta Didactia Naponcesia.
Volume 11, Number 1, 69:85. 2018
Paristiowati, Maria dan Irma Ratna K, Aftuni. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
ICT pada Mata Pelajaran IPA-Kimia-SMP. Jurnal Riset Pendidikan Kimia.
Vol. 1 No. 1: 38-47 ISSN: 2252-5378. 2011.
Peraturan Menteri No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan
kompetensi guru.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 pasal 1 ayat 1 tentang
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 tahun 2017 pasal 1 tentang
perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 tahun 2008
mengenai pengertian dan tugas guru.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 26 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Prawiradilaga, Dewi Salma dkk. Mozaik Teknologi Pendidikan e-learning . Jakarta:
KENCANA. 2013.
Priatmoko, Sigit. Memperkuat Eksistensi Pendidikan Islam di Era 4.0. Jurnal Studi
Pendidikan Islam. Vol.1, No. 2: 1-19. 2018.
Rahmawati, Sis Atika dan Andari Puji. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru
Kimia Terhadap Keterampilan Pembelajaran Laboratorium Siswa Kelas XII
SMAN 11 Semarang. Jurnal Pendidikan Sains. Volume 05 Nomor 01: 47-55.
2017.
Raiyn, Jamal dan Anwar Rayan. How Chemical’s Drawing and Modeling Improve
Chemistry Teaching in Colleges of Ecucation. Journal of Chemical
Education. Vol.3, No. 1: 1-4. 2015. Hlm. 2.
Reuben Tozman (December 10,2007), “The Next Generation of Instructional
Designer”.
Riduwan. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. 2010.
73
Ridwan. Upaya-upaya Peningkatan Profesionalisme Guru dalam Proses Belajar
Mengajar. Jurnal Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang. Vol. 2 No. 1
pp 83-95. 2014.
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana. 2017.
Rusman, dkk. Pembelajaran Berbasis TIK Mengembangkan Profesionalitas Guru.
Jakarta: Rajawali Press. 2015.
Sanjaya, Wina. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 2012.
Saragih, A. Hasan. Kompetensi Minimal Seorang Guru dalam Mengajar. Jurnal
Tabularasa PPS Unimed. Vol. 5, No. 1: 23-34. 2008.
Sofian, Efendi dan Tukiran. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. 2012.
Sudarmin. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa Melalui
Pembelajaran Kimia Terintegrasi Kemampuan Generik Sains. Varia
Pendidikan. Vol. 24, No. 1 (97-103). 2012.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2016.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2012.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2010.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya. 2012.
Sulistyaningsih. Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu. 2011.
Summera & Tarrique. Preparing Prospective Teachers to Integrate ICT Practices in
classroom setting. The S.U Journal of Ed. Vol. 41 Issue pp 121-139. 2011.
Supriyadi, Edy. SPSS+Amos Statistical Data Analysis “Perangkat Lunak Statistik”.
Jakarta: In Media. 2014.
Sutopo, Ariesto Hadi. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012.
74
Suyanto dan Asep Jihan. Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional.
Yogyakarta: Multi Pressindo. 2013.
T.Teo,C.B.Lee&C.S.Chai. Understanding pre-service teachers’ computer attitudes:
applying andextending the technology acceptance model. Journal of Assisted
Learning: Singapore 24, 128–143. 2007.
Tatli, Zeynep dan Alipasa Ayas Virtual Laboratory Applications in Chemistry
Education. Procedia Social and Behavioral Sciences. 9: 932-942. 2010.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 39 ayat 1dan 2.
Undang-undang No. 14 tahun 2005 pasal 8 tentang Standar Kompetensi dan
kualifikasi guru.
Undang-undang No.14 tahun 2005 pasal 20 tentang Tugas/kewajiban guru.
Utami, Yulia. Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Proyektor LCD
Menggunakan Program Power Point Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam
Menentukan Volume Kubus pada Bangun Ruang. Jurnal Mantik Penusa. V.1
p.52-58 e.ISSN 2580-9741. 2017.
Wahyuningsih, Dian dan Rakhmat Makmur. E-Learning Teori dan Aplikasi.
Bandung: Informatika Bandung. 2017.
Woreta, et, al., Knowledge and utilization of information communication technology
(ICT) among health science students at the University of Gondar, North
Western Ethiopia. Article of BMC Medical Informatics & Decision Making.
13:31, 1-7. 2013.
Yamin, Martinis. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung Persada
Press.2006.
Yektyastut, Resti dkk. Penggunaan Media Pembelajaran Kimia “Chemondro” Pada
Materi Kelarutan Dan Pengaruhnya Terhadap Kemandirian Belajar Siswa
SMA. Seminar Nasional Pendidikan Sains V. ISSN. 2407-4659. 2015.
75
Zainiyati, Husniyatus Salamah. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT
“Konsep dan Aplikasi pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”.
Jakarta: Kencana. 2017.
Zhou, et.,al. Chemistry teachers attitude towards ICT in Xi’an. Procedia Social and
Behavioral Sciences. 9, 4629-4637. 2010.
Zhou, et.,al. Pre-service Chemistry teachers’ attitude toward ICT in Xi’an. Procedia
Social and Behavioral Sciences. 9, 1407-1414. 2010.