Upload
lythuy
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
IDENTIFIKASI PEMISAHAN PIGMEN DALAM DAUN
Oleh :
Golongan A/Kelompok 6A
1. Henita Nur Kumala Sari (161510501156)
2. Feri Dwi Putra Suhartono (161510501251)
3. Hisyam Hardiansyah (161510501258).
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan memiliki warna yang berbeda-beda seperti daun, batang,
bunga, biji. Perbedaan warna pada tanaman disebabkan oleh pigmen yang
dikandungnya, terdapat beberapa pigmen tanaman diantaranya klorophyl,
flavonoid, karotenoida yang terdiri dari karoten dan xantofili. Salah satu
tumbuhan yang mengandung bermacam variasi pigmen ialah tanaman puring.
Daun pada tanaman puring memiliki pigmen daun yang beragam diantaranya
daun puring hijau, daun puring merah, dan daun puring kuning. Pigmen pusat
reaksi fotosintesis berlangsung didalam klorofil, karena dapat menangkap energi
cahaya yang diserap oleh pigmen klorofil atau pigmen lainnya.
Klorofil terbagi menjadi dua macam yaitu klorophyl a dengan berwarna
hijau kebiruan serta memiliki rumus kimia C55H72O5N4Mg dan klorophyl b
berwama hijau kekuningan, rumus kimia klorophy b yaitu C55H72O6N4Mg.
Rangkaian pada klorofil disebut fitil yang terlepas menjadi fitol C20H39OH, jika
dipengaruhi enzim klorofilas dan air. Klorofil memiliki sifat diantaranya
fluorescen, yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik yang
polar. Teknik kromatografi sebagai suatu teknik pemisahan dengan melakukan
dua fase yaitu fase diam dan fase gerak untuk memisahkan klorofil a dan klorofil
b serta pigmen lain.
Pigmen warna pada daun tumbuhan tidak hanya berwarna hijau, akan
tetapi terdapat beberapa daun memiliki warna selain hijau seperti ungu,
kekuningan, merah. Kondisi ini disebabkan pada saat daun terkena sinar matahari
pigmen pada daun mengikat warna pada matahari, sehingga terjadi perbedaan
warna. Kloroplas memiliki pigmen warna selain klorofil diantaranya karatenoida
dan anthosianin. Karotenoida terdapat dua jenis yaitu karoten dan karotenoida
atau xantophyl. Karoten pada daun tanaman dapat menimbulkan warna jingga
dan bersifat provitamin A, sedangkan karotenoida atau xantophyl umumnya
berwarna kuning. Perubahan pigmen warna dapat dilihat pada proses pematangan
buah jumlah karoten meningkat dan xantophyl menurun.
2
Anthosianin merupakan pigmen warna pada daun yang perubahan
warnanya bergantung pada faktor lingkungan. Pada saat kondisi lingkungan asam
akan berwama merah, bewama biru di lingkungan basa dan ungu pada lingkungan
netral. Pigmen warna pada anthosianin hanya dapat dilarutkan dengan
menggunakan aseton. Aseton berfungsi untuk melarutkan semua pigmen.
Penambahan CaCO3 pada daun bertujuan untuk membuka jaringan dalam daun
serta mereduksi semua pigmen yang ada dalam daun.
Kandungan klorofil pada tanaman tiap spesies berbeda, bahkan setiap daun
dalam satu tumbuhan. Kondisi ini diakibatkan oleh kandungan pigmen daun yang
berbeda. Pemisahan pigmen adalah suatu proses pemecahan atau pemisahan
dalam daun untuk mengetahui kandungan pigmen kloroplas yang berbeda-beda
Berdasarkan latar belakang tersebut praktikan ingin membahas mengenai
identifikasi pemisahan pigmen dalam daun dan mempelajari sifat-sifat yang
terkandung didalamnya.
1.2 Tujuan
Mengatahui berbagaimacam pigmen warna pada daun serta mempelajari sifat
sifatnya
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Fotosintesis merupakan proses produksi senyawa organik oleh makluk
hidup yang memiliki klorofil dengan menangkap energi cahaya di lingkungan
sekitar. Faktor lingkungan disekitar tanaman dapat memberikan pengaruh
terhadap jumlah klorofil yang terdapat pada tanaman. Intensitas cahaya menjadi
faktor terbesar yang menentukan terhadap jumlah krolofil pada tanaman.
Perbedaan jumlah klorofil dapat diketahui pada daun yang terpapar sinar matahari
sepanjang hari dan pada daun yang terhalang oleh daun lain (Sevik et al., 2013).
Klorofil yang terdapat pada tanaman pada umumnya terdiri dari klorofil a
dan klorofil b. Klorofil a memiliki rumus kimia C55H72O5N4Mg dengan warna
hijau kebiruan, sedang untuk klorofil b memiliki rumus kimia C55H72O6N4Mg dan
berwarna hijau kekuningan. Klorofil dapat menjadi indikator kesegaran tanaman
buah atau sayuran hijau karena kondisi kandungan klorofil yang terkandung
didalamnya. Kandungan pigmen klorofil cukup bervariansi diantaranya
karotenoida, anthosianin, karoten. Pigmen klorofil dapat larut atau di ekstraksi
dalam metanol, dietil eter, dan aseton yang dipengaruhi oleh panjang gelombang.
Pelarut ekstraksi terbaik untuk melarutkan klorofil dengan menggunakan aseton
dan metanol. Penggunaan aseton lebih disukai, karena aseton lebih mudah dicari
dan hasil yang diperoleh cukup baik. Penggunaan aseton dalam melarutkan
klorofil harus dalam waktu yang tidak terlalu lama, dikarenakan aseton cepat
menguap diudara (Costache et al., 2012).
Antosianin merupakan pewarna alami yang berperan dalam pembentukan
berbagai macam warna pada tanaman mulai dari merah, ungu, biru, dan kuning
bergantung pada nilai Ph di lingkungannya. Konsentrasi warna antosianin juga
dipengaruhi oleh faktor suhu dan cahaya disamping dari nilai PH lingkungan
(Mahmudatussa’adah dkk., 2014). Tingginya suhu lingkungan pada antosianin
dapat menyebabkan meningkatnya kerusakan antosianin, sedangkan penyimpanan
pada lingkungan dengan suhu rendah tidak berpengaruh berarti terhadap
kestabilan kadar antosianin (suhartatik dkk., 2013). Antosianin selain sebagai
pigmen alami pada tanaman juga memilikimanfaat di bidang kesehatan sehingga
4
berpotensi untuk dimanfaatkan di industri farmasi. Antosianin yang dikandung
buah dan sayuran terbukti bermanfaat bagi kesehatan dikarenakan aktivitas
antioksidannya (Chaudhary dan Makhopadhyay, 2012).
Karoten sebagai senyawa organik yang memiliki rantai karbon panjang
dan bersifat non polar yang termasuk dalam pigmen karotenoida. Karoten adalah
persenyawaan hidrokarbon yang memiliki rumus kimia C40H56 dan dapat di
temukan pada kloroplas. Karoten merupakan pemberi pigmen warna orange pada
tanaman, selain itu karoten juga bertindak sebagai provitamin A. Karoten sebagai
bagian dari pigmen warna karotenoida, dimana karotenoida terbagi menjadi
golongan karoten dan xantofil. Pigmen warna xantofil pada tanaman memberikan
warna kuning dengan rumus C40H56(OH)2 (Satriyanto dkk., 2012).
Menurut Rubiyanto (2017) teknik pemisahan pigmen warna dengan
menggunakan kromatografi berdasarkan kepada fase diam dan fase gerak. Fase
diam dapat berupa padat atau cairan pelarut yang diletakkan pada permukaan
kertas. Pada fase gerak dalam teknik kromatografi berupa suatu cairan atau gas.
Pemisahaan pigmen dengan menggunakan teknik kromatografi bertujuan untuk
memisahkan antara klorofil a dan klorofil b.
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Agrobiosains acara “Pemisahan Pigmen dalam Daun dan
Penetapan Kandungan Klorofil” dilaksanakan pada hari Senin, 2 Oktober 2017
pukul 06.30-08.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas
Pertanian Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Mortir dan stamper
2. Neraca Analitis
3. Kuvet
4. Corong Pemisah dan Statif
5. Gelas Ukur
6. Labu Ukur
3.2.2 Bahan
1. Daun tanaman berwarna kuning, hijau dan merah
2. CaCO3
3. Aseton
4. Aquadest
5. Petroleum eter
3.3 Pelaksanaan Praktikum
1. Menimbang 1 g daun tanaman yang telah ditentukan.
2. Menumbuk/menghaluskan daun dengan mortar dan stamper, serta
menambahkan 1 g caco3.
3. Menambahkan 10 ml aseton. Menyaring larutan aseton yang berwarna hijau
gelap dengan kertas filter untuk menghilangkan sisa-sisa saringan.
6
4. Menunggu hingga terjadi perubahan warna pada kertas saring, mengamati
gradasi warna yang terjadi pada kertas saring.
3.4 Variabel Pengamatan
1. Warna pigmen daun puring hijau
2. Warna pigmen daun puring merah
3. Warna pigmen daun puring kuning
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan analisis statistik deskriptif.
7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar 1. Diagram Penampang Kandungan Klorofil Pada Daun
Organ daun mengandung suatu kloroplas yang memiliki beberapa pigmen
warna. Pigmen warna pada kloroplas diantaranya klorofil, anthosianin, dan
karotenoida. Pada daun puring hijau umumnya hanya mengandung pigmen
klorofil, sedangkan pada daun puring kuning memiliki pigmen klorofil dan
karotenoid. Pigmen daun puring merah mengandung klorofil, anthosianin,
karotenoida. Pada umumnya semua daun mengandung klorofil yang bermanfaat
untuk proses fotosintesis.
Gambar 2. Kandungan Pigmen Pada Daun Puring Hijau
Pigmen pada daun puring hijau mengandung pigmen warna klorofil.
Klorofil pada daun terbagi menjadi klorofil a dan klorofil b. Jumlah kandungan
klorofil pada daun merupakan jumlah keselurahan antara klorofil a dan klorofil b.
pigmen yang terbentuk antara klorofil a dan klorofil b cukup berbeda.
3 2
1
KETERANGAN
1 = Klorofil
1 & 2 = Karotenoid
1, 2, 3 = Antosianin
8
Gambar 3. Kandungan Pigmen Pada Daun Puring Kuning
Pigmen pada daun puring kuning mengandung klorofil dan karotenoid.
Karotenoid pada daun memberikan pigmen kuning. Kombinasi warna ini
menimbulkan warna kuning pada daun yang dominan.
Gambar 4. Kandungan Pigmen Pada Daun Puring Merah
Daun puring merah mengandung pigmen klorofil, antosianin, dan
karotenoid. Kombinasi antara semua pigmen warna pada daun membentuk suatu
pigmen merah.
4.2 PEMBAHASAN
Tanaman puring atau croton (Codiaeum varigatum L.) merupakan salah
satu tanaman hias. Tanaman puring memiliki daun yang cukup bervariasi dalam
satu pohonnya diantaranya terdapat daun puring hijau, daun puring merah, dan
daun puring kuning. Perbedaan warna daun yang terjadi disebabkan oleh senyawa
pigmen yang terkandung didalamnya. Selain itu, perbedaan warna daun dalam
satu pohon disebabkan oleh pengaruh intesitas cahaya yang diserap dalam proses
9
fotosintesis. Sel kloroplas sebagai organ pada daun yang berguna untuk proses
fotosintesis. Kloroplas terbagi atas tiga jenis pigmen warna diantaranya, klorofil
(klorofil a dan klorofil b), karotenoid (xantofil dan karoten), dan antosianin.
Penyebab terjadinya perbedaan pigmen daun disebabkan karena keberagaman
pigmen klorofil (Gogahu dkk., 2016).
Daun puring hijau memiliki kandungan klorofil a dan klorofil b
didalamnya, karena klorofil memiliki fungsi sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis. Selain itu, kombinasi antara klorofil a dan klorifil b merupakan
jumlah total dari klorofil daun (Ndukwe et al., 2016). Klorofil adalah kumpulan
senyawa kimia yang terdapat di dalam daun. Klorofil memiliki tempat di bagian
sel daun yaitu pada kloroplas. Fungsi dari adanya klorofil pada daun adalah
sebagai bahan fotosintesis yang nantinya akan menghasilkan produk berupa
glukosa dan oksigen. Glukosa yang dihasilkan berguna sebagai asupan sumber
energi pada makhluk hidup lainnya. Selain itu, dari produk lainnya yaitu oksigen
juga tidak kalah penting mengingat makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk
bernafas.
Daun puring kuning memiliki dua pigmen diantaranya klorofil (klorofil a
dan klorofil b) dan karotenoid. Karotenoid merupakan suatu pigmen pada tanaman
yang menjadikan ciri khas tersendiri. Karotenoid terbagi atas dua pigmen yaitu
xantofil dan karoten. Berdasarkan data praktikum, dapat dibuktikan bahwa daun
puring kuning mengandung xantofil (kuning) dan karoten (orange). Kandungan
yang terdapat pada karoten berfungsi sebagai provitamin A yang bermanfaat
untuk kesehatan mata pada manusia. Xantofil termasuk dalam karotenoid dikarena
pigmen yang terkandung berwarna kuning, sedangkan karotenoid memiliki warna
kuning kecoklatan.
Pigmen daun yang terdapat pada daun puring merah memiliki tiga
kombinasi pigmen yang berada didalamnya. Pigmen yang dihasilkan yaitu klorofil
(klorofil a dan klorofil b) karotenoid, dan antosianin. Pigmen antosianin pada
daun memiliki pigmen yang terbentuk yang sesuai dengan kondisi
lingkungannnya. Pada saat kondisi lingkungan asam, maka antosianin yang
terbentuk berwarna merah (pH < 6,5), sedangkan pada kondisi basa warna yang
10
terbentuk biru (pH > 7,5). Perbedaan pigmen pada daun puring merah cukup
terlihat jelas, jika dibandingkan dengan pigmen warna pada daun puring hijau..
kondisi ini terjadi, dikarenakan pada daun puring hijau hanya mengandung
pigmen kliorofil.
Pengidentifikasian pigmen pada daun puring menggunakan prinsip kerja
kromatografi. Prinsip kerja pada kromatografi yaitu untuk memisahkan pigmen
pada daun. Cara kerja kromatografi, 1) Penambahan CaCO3 untuk merusak
jaringan pada daun serta mereduksi pigmen pada daun, 2) Pemberian cairan
aseton pada saat daun mulai halus, bertujuan untuk melarutkan pigmen daun serta
dalam penggunaan aseton tidak dianjurkan dalam waktu yang lama dikarenakan
aseton bersifat menguap. Menurut Sjursnes et al., (2016) pencampuran aseton
pada daun, maka akan terbentuk ekstrak pigmen yang membentuk rantai n-
heksana yang berfungsi untuk mempercepat pelarutan, 3) penggunaan kertas
saring digunakan untuk menyaring daun yang telah halus dan mengamati ekstrak
daun yang terbentuk. Menurut Eli et all., (2016) Gradasi warna yang terbentuk
pada kertas saring menunjukkan adanya kandungan klorofil yang memiliki gradasi
yang berbeda. Gradasi warna yang terbentuk diakibatkan oleh berat molekul pada
pigmen daun berbeda.
11
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang kami lakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Daun puring hijau mengandung warna pigmen klorofil yang terdiri dari
klorofil a dan klorofil b.
2. Daun puring kuning mengandung warna pigmen klorofil (klorofil a dan b) dan
karotenoid yang dominan pada pigmen xantofil (berwarna kuning).
3. Daun puring merah mengandung tiga kombinasi pigmen yaitu pigmen klorofil
(klorofil a dan b), karotenoid, dan antosianin.
5.2 Saran
Kegiatan praktikum identifikasi pigmen pada daun, seharusnya pada saat
proses pelaksanaan uji coba setiap praktikan dapat mempraktek cara kerja
identifikasi pada daun puring hijau, daun puring kuning, dan daun puring merah.
Setiap kelompok dapat mengamati perbedaan kandungan pigmen pada daun.
DAFTAR PUSTAKA
Chaudhrary, B., and K. Makhopadhyay. 2012. Induction of Anthocyanin Pigment
in Callus Cultures of Solanum melongena L. in Response to Plant Growth
Regulators and Light, Pharmacy, 2 (1): 76 - 80.
Costache, M. A., G. Campeanu, and G. Neata. 2012. Studies Concerning The
Extraction of Chlorophyll and Total Carotenoids from Vegetables.
Romanian Biotechnological Letters, 17 (5): 7702 - 7708.
Eli, D., G. P. Musa., and D. Ezra. 2016. Chlorophyll and Betalain as Light-
Harvesting Pigments for Nanostructured TiO2 Based Dye-Sensitized Solar
Cells. Energy and Natural Resources, 5 (5): 53-58.
Gogahu, Y., N. Song Ai., dan P. Siahaan. 2016. Konsentrasi Klorofil pada
Beberapa Varietas Tanaman Puring (Codiaeum varigatum L.) MIPA
UNSRAT, 5(2): 76 – 80.
Mahmudatussa’adah, A., D. Fardiaz, N. Andarwulan, dan F. Kusnandar. 2014.
Karakteristik Warna dan Aktivitas Antioksidan Antosianin Ubi Jalar
Ungu. Teknologi dan Industri Pangan, 25(2): 177-184.
Ndukwe, O., H. Edeoga., I. Okwulehie., dan G. Omosun. 2016. Variability In The
Chlorophyll and Carotene Composition of Ten Maize (Zea Mays)
Varieties. Physical and Agricultural Sciences, 4 (1): 1 -6.
Rubiyanto, D. 2017. Metode Kromatografi. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Satriyanto, B., S. B. Widjanarko, dan Yunianta. 2012. Stabilitas Warna Ekstrak
Buah Naga Merah (Pandanus conoideus) Terhadap Pemanasan Sebagai
Sumber Potensial Pigmen Alami. Teknologi Pertanian, 13(3): 157-168.
Sevik, H., D. Guney, H. Karakas, and G. Aktar. 2012. Change to Amount of
Chlorophyll and Leaves Depend on Insolation in Some Landscape Plants.
International Journal of Environmental Sciences, 3(3): 0976-4402.
Sjursnes, B. J., L. Kvittingen., and R. Schmid. 2016. Thin-Layer Chromatography
of Green Leaves Extracts: Zinc Migrates into Pheophytin on TLC Silica
Plates with Fluorescence Indicator (F254). Planar Chromatography, 29
(6): 480–483.
Suhartatik, N., M. Karyantina, A. Mustofa, M. N. Cahyanto, dan S. Raharjo, E. S.
Rahayu. 2013. Stabilitas Ekstrak Antosianin Beras Ketan (Oryza sativa
var. glutinosa) Hitam Selama Proses Pemanasan dan Penyimpanan.
Agritch, 33(4): 358-390.
LAMPIRAN
1. Data
Tabel 1. Lembar Kerja Praktikum Identifikasi Pigmen dalam Daun
Pigmen
Sampel Klorofil Antosianin Karotenoid
Daun puring
hijau
Daun puring
kuning
Daun puring
merah
Keterangan :
= ADA = TIDAK ADA
2. Dokumentasi Foto
a. Daun puring merah
Gambar 1. Daun Puring Merah di Timbang Sebanyak 10g
Gambar 2. Potongan Daun Puring Merah
Gambar 3. Tumbuk Daun Puring dengan Mortar dan Stamper
Gambar 4. Penambahan 1g CaCO3
Gambar 5. Penambahan 10ml Larutan Aseton
Gambar 6. Proses Penuangan Daun Puring ke Kertas Saring
Gambar 7. Proses Penyaringan Bahan
Gambar 8. Hasil Pengamatan Gradasi Warna Daun Puring Merah
b. Daun puring kuning
Gambar 1. Daun Puring kuning di Timbang Sebanyak 10g
Gambar 2. Alat Dan Bahan Pada Daunpuring Kuning
Gambar 3. Tumbuk Daun Puring dengan Mortar dan Stamper
Gambar 4. Pengukuran10ml Larutan Aseton
Gambar 5. Proses Penuangan Daun Puring ke Kertas Saring
Gambar 6. Proses Penyaringan Bahan
Gambar 7. Hasil Pengamatan Gradasi Warna Daun Puring Kuning
c. Daun puring hijau
Gambar 1. Potongan Daun Puring Hijau
d.
Gambar 2. Proses Penimbangan Puring Hijau 10g
Gambar 3. Proses Penumbukan Daun dengan Mortar dan Stamper
Gambar 4. Penambahan 1g CaCO3
Gambar 5. Penambahan 10ml Larutan Aseton
e.
f.
Gambar 6. Proses Penuangan Bahan untuk disaring
Gambar 7. Proses Penyaringan Bahan
Gambar 8. Hasil Pengamatan Gradasi Warna pada Kertas Saring
3. Lampiran jurnal dan buku
Lampiran 1. Chaudhrary, B., and K. Makhopadhyay. 2012. Induction of
Anthocyanin Pigment in Callus Cultures of Solanum melongena L. in
Response to Plant Growth Regulators and Light. Journal of Pharmacy,
2(1):76-80.
Lampiran 2. Costache, M. A., G. Campeanu, and G. Neata. 2012. Studies
Concerning The Extraction of Chlorophyll and Total Carotenoids from
Vegetables. Romanian Biotechnological Letters, 17(5):7702-7708.
Lampiran 3. Mahmudatussa’adah, A., and D. Fardiaz, N. Andarwulan, dan F.
Kusnandar. 2014. Karakteristik Warna dan Aktivitas Antioksidan
Antosianin Ubi Jalar Ungu. Teknologi dan Industri Pangan, 25(2):177-
184.
Lampiran 4. Satriyanto, B., S. B. Widjanarko, dan Yunianta. 2012. Stabilitas
Warna Ekstrak Buah Naga Merah (Pandanus conoideus) terhadap
Pemanasan Sebagai Sumber Potensial Pigmen Alami. Teknologi
Pertanian, 13(3):157-168.
Lampiran 5. Sevik, H., D. Guney, H. Karakas, and G. Aktar. 2012. Change to
Amount of Chlorophyll n Leaves Depend on Insolation in Some
Landscape Plants. International Journal of Environmental Sciences,
3(3):0976-4402.
Lampiran 6. Suhartatik, N., M. Karyantina, A. Mustofa, M. N. Cahyanto, dan S.
Raharjo, E. S. Rahayu. 2013. Stabilitas Ekstrak Antosianin Beras Ketan
(Oryza sativa var. glutinosa) Hitam Selama Proses Pemanasan dan
Penyimpanan. Agritch, 33(4):358-390.
Lampiran 7.Rubiyanto, D. 2017. Metode Kromatografi. Yogyakarta : CV Budi
Utama.
Lampiran 8. Eli, D., G. P. Musa., D. Ezra. 2016. Chlorophyll and Betalain as
Light-Harvesting Pigments for Nanostructured TiO2 Based Dye-
Sensitized Solar Cells. Energy and Natural Resources, 5 (5) : 53-58.
Lampiran 9. Gogahu, Y., N. Song Ai., dan P. Siahaan. 2016. Konsentrasi Klorofil
pada Beberapa Varietas Tanaman Puring (Codiaeum varigatum L.) MIPA
UNSRAT ONLINE, 5(2) : 76 – 80.
Lampiran 10. Ndukwe, O., H. Edeoga., I. Okwulehie., dan G. Omosun. 2016.
Variability In The Chlorophyll and Carotene Composition of Ten Maize
(Zea Mays) Varieties. Physical and Agricultural Sciences, 4 (1) : 1 -6.
Lampiran 11. Sjursnes, B. J., L. Kvittingen., and R. Schmid. 2016. Thin-Layer
Chromatography of Green Leaves Extracts: Zinc Migrates into
Pheophytin on TLC Silica Plates with Fluorescence Indicator (F254).
Planar Chromatography, 29 (6) : 480–483.
4. Flowchart