20
II TINJAUAN UMUM Bab ini menguraikan mengenai: (1) Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan, (2) Lokasi Pabrik, (3) Tata Letak Pabrik, (4) Tata Letak Alat, (5) Struktur Organisasi, (6) Ketenagakerjaan, (7) Pemasaran Produk, (8) Rencana Pengembangan Perusahaan. 2.1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan Seorang warga belanda yang bernama Lambert Schroder pada tahun 1918 mendirikan suatu perusahaan pemotongan dan penjualan daging mentah di Jalan Lengkong Besar No. 5 Bandung. Awalnya, perusahaan ini menjual daging dengan mendatangi rumah para pelanggan terutama orang- orang Belanda, semakin lama pelanggan bertambah banyak dan bertambah luas daerah pemasarannya. Akibatnya daging mentah yang disediakan bertambah banyak, untuk mengantisipasi hal tersebut timbul gagasan untuk mengolah daging mentah yang tidak terjual menjadi daging olahan. 3

II Tinjauan Umum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan kerja praktek

Citation preview

Page 1: II Tinjauan Umum

II TINJAUAN UMUM

Bab ini menguraikan mengenai: (1) Sejarah Singkat dan Perkembangan

Perusahaan, (2) Lokasi Pabrik, (3) Tata Letak Pabrik, (4) Tata Letak Alat, (5)

Struktur Organisasi, (6) Ketenagakerjaan, (7) Pemasaran Produk, (8) Rencana

Pengembangan Perusahaan.

2.1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

Seorang warga belanda yang bernama Lambert Schroder pada tahun 1918

mendirikan suatu perusahaan pemotongan dan penjualan daging mentah di Jalan

Lengkong Besar No. 5 Bandung. Awalnya, perusahaan ini menjual daging dengan

mendatangi rumah para pelanggan terutama orang-orang Belanda, semakin lama

pelanggan bertambah banyak dan bertambah luas daerah pemasarannya.

Akibatnya daging mentah yang disediakan bertambah banyak, untuk

mengantisipasi hal tersebut timbul gagasan untuk mengolah daging mentah yang

tidak terjual menjadi daging olahan.

Perusahaan ini menjadi berkembang, dari perusahaan perseorangan menjadi

perusahaan firma serta dengan menambah mesin-mesin, juga memproduksi

makanan kaleng. Hal tersebut berlangsung hingga tahun 1942 dan terdaftar

sebagai NV ( Naamloose Venootcshap ) pada tahun 1956, lalu disahkan pada

tahun 1957 dengan nama NV Food Trading Lambert Schroder, didirikan untuk

masa 75 tahun dimulai sejak hari pengesahannya. Lambert Schroder dan Herman

August sebagai pemegang sahamnya dengan modal masing-masing Rp.

3

Page 2: II Tinjauan Umum

4

500.000,00. Dalam anggaran dasar perusahaan dicantumkan sistem usahanya

yaitu usaha pemotongan hewan.

Akibat dari adanya ketegangan politik antara Pemerintah Indonesia dengan

Pemerintah Belanda menyebabkan para pemilik modal asal Belanda kembali

kenegaranya, oleh karena itu keadaan perusahaan pun mengalami kemunduran.

NV Food Trading Lambert Schroder, pada akhir tahun 1958 diambil alih

oleh Pemerintah Indonesia di bawah pengawasan Peraturan Pemerintah Daerah

(PEPERDA) Jawa Barat karena terkena Undang-Undang Nasionalisasi bagi

perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia. Perusahaan ini dinasionalisasikan

pada tahun 1960 menjadi PD Badranaya, dengan surat keputusan PEPERDA Jawa

Barat tanggal 9 Agustus 1961 nomor KPTS/52/8/PPD/1961 dan selanjutnya

diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat dibawah pengawasan

Badan Perusahaan Umum (BPU) Jawa Barat.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. KTP/51/1965,

Pemerintah Daerah menempatkan perusahaan ini ke dalam Perusahaan Daerah

Makanan dan Minuman (PD Mamin) Jawa Barat yang membawahi unit-unit

perusahaan lain seperti perusahaan roti, limun, pabrik es dan lain-lain.

Setelah unit-unit usaha itu berjalan beberapa tahun, ada beberapa unit usaha

yang dianggap kurang menguntungkan, kemudian dijual termasuk unit Badranaya.

Oleh karena itu, Direksi PD Mamin mengambil inisiatif mendirikan suatu badan

usaha yang membentuk perseroan terbatas yaitu PT Tirta Ratna yang mempunyai

Page 3: II Tinjauan Umum

5

misi menyelamatkan karyawan-karyawan dan perusahaan-perusahaan daerah yang

dijual padanya.

PT Tirta Ratna disahkan pada tanggal 30 Mei 1969 dihadapan Notaris

Koswara dengan membuat Akte No. 126 dan dengan pengesahan dari Departemen

Kehakiman No. 5/153/2, maka PT Tirta Ratna telah memenuhi syarat untuk

menjalankan operasinya dan memperoleh prioritas untuk membeli pabrik dan unit

Badranaya dari Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Akhirnya dengan membeli secara prioritas dari Pemerintah Daerah Tingkat I

Jawa Barat dengan pembayaran diangsur, beberapa unit yang dijual antara lain :

(1) Pabrik Daging Badranaya Bandung, (2) Perusahaan Roti dan Kue Merdeka

Bandung, (3) Pabrik Daging Ekaharja Bandung, (4) Pabrik Minuman Peresko

Bandung, (5) Pabrik Coklat Salawati Sukabumi, (6) Pabrik Penggilingan Beras

Sumur Bandung Karawang, (7) Pabrik Penggilingan Beras Cianjur, (8) Pabrik

Penggilingan Beras Tangerang, (9) Pabrik Penangkapan Ikan di Karanghantu

Banten, (10) Peternakan Ayam Lembang, dan (11) Pabrik Es Saripetojo Garut.

Unit-unit tersebut dibeli termasuk dengan karyawan yang bertujuan

memperkerjakan kembali karyawan tersebut. Di antara unit-unit yang telah dibeli

tersebut yang prospeknya dianggap kurang baik untuk diteruskan maka dijual

kembali dan karyawannya dipindahkan. Unit-unit usaha yang tersisa antara lain :

(1) Pabrik Daging Badranaya Bandung, (2) Pabrik Daging Ekaharja Bandung, (3)

Perusahaan Roti dan Kue Merdeka Bandung, (4) Pabrik Roti Caringin Bandung,

(5) Pabrik Es Saripetojo Garut, dan (6) Penjahit Rapih Bandung.

Page 4: II Tinjauan Umum

6

Perusahaan yang lainnya dijual dan keuntungannya untuk membayar

angsuran hutang kepada Pemda Tingkat I Jawa Barat. Dengan demikian, misi dari

PT Tirta Ratna untuk melangsungkan kehidupan para karyawannya dapat tercapai

sehingga sampai sekarang unit-unit yang dikelola oleh PT Tirta Ratna sampai

bulan Juli 2000 meliputi : (1) Pabrik Daging dan Sosis Badranaya Bandung, (2)

Perusahaan Roti dan Kue Merdeka Bandung, (3) Pabrik Es Saripetojo Garut, (4)

Pabrik Es Tirta Hurip Pamanukan Subang, dan (5) Merdeka Fresh Milk Bandung.

Salah satu unit usaha PT tirta Ratna yakni PD Badranaya diresmikan

menjadi PT Badranaya Putra pada tanggal 1 Mei 2000, dan pengesahannya

dilakukan pada tanggal 11 Mei 2000 berdasarkan akte notaris No. 24 tanggal 28

April 2000 tentang pendirian PT. Flores No. 2 Bandung, yang dimana lokasi

pabrik merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan maju

mundurnya PT Badranaya Putra. Saat ini PT Badranaya Putra sudah berganti

menjadi Unit Badranaya.

Lokasi pabrik Unit Badranaya Putra sangat strategis mengingat letaknya

ditepi jalan raya yang tidak terlalu padat lalu lintasnya, sehingga memperlancar

alat transportasi baik pengiriman Badranaya Putra yang merupakan anak dari

perusahaan PT Tirta Ratna.

2.2. Lokasi Pabrik

Unit Badranaya Putra mula-mula didirikan dipusat kota Bandung tepatnya

di Jalan Lengkong Besar No. 5 Bandung, tetapi tempat ini dijual kepada Bank

Central Asia, sedangkan PT Badranaya Putra sendiri pindah ke Jalan Aceh No. 71

Page 5: II Tinjauan Umum

7

A atau Jalan Flores No. 2 Bandung, kemudian sejak tahun 2008 Unit Badranaya

berpindah lokasi ke Jalan Merdeka No.27 Bandung. Saat ini Unit Badranaya

Putra sudah berpindah lokasi ke Jalan Purnawarman No. 10-12 Bandung.

Lokasi pabrik Unit Badranaya sangat strategis, karena mengingat letaknya

dengan 3 pusat belanja terkemuka yaitu Bandung Indah Plaza, Gramedia, dan

Bandung Electronic Centre yang membuat pabrik dan perkantoran Badranaya

mudah dijangkau, dekat dengan jalan raya. Untuk peta lokasi pabrik dapat dilihat

pada Gambar 1.

2.3. Tata Letak Pabrik

Unit Badranaya Putra terdiri dari lima lantai bangunan. Lantai dasar

digunakan untuk toko penjualan produk Soes Merdeka, Merdeka Wisata, dan Puja

Sera. Lantai kedua digunakan untuk Puja Sera. Lantai tiga digunakan sebagai

pabrik sosis dan olahan daging Unit Badranaya Putra dan gudang dari Merdeka

Snack. Lantai empat digunakan sebagai pabrik Merdeka Soes. Lantai kelima

digunakan sebagai ruang direksi. Tata letak pabrik dari Unit Badranaya Putra ini

dapat dilihat pada Gambar 2.

2.4. Tata Letak Alat

Tata letak mesin dan peralatan produksi di Unit Badranaya Putra pada

proses pengolahan daging asap diatur sedemikian rupa berdasarkan pola

penyusunan mesin-mesin dan peralatan menyerupai huruf U atau berdasarkan

urutan-urutan proses. Tata letak alat ini memberikan beberapa keuntungan, yaitu

Page 6: II Tinjauan Umum

8

memudahkan aliran proses produksi, mempersingkat waktu produksi, ruang yang

digunakan untuk proses tidak terlalu luas, dan dapat mengefektifkan pekerjaan.

Peralatan yang digunakan sebagian besar terbuat dari baja anti karat

(stainless steel). Alat-alat yang digunakan untuk memproduksi daging asap yaitu

timbangan digital, ruangan pendingin (chiller), ruangan pengasapan, mesin

pengiris (slicer), meja proses, mesin pengemas (Vaccum pack machine), lemari

pembekuan (freezer), pisau dan tong. Tata letak alat Unit Badranaya dapat dilihat

pada Gambar 3.

2.5. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah gambaran secara skematis antara fungsi jabatan

dengan aktivitas dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Struktur

organisasi dalam Unit Badranaya Putra adalah berbentuk garis atau sistem divisi,

yaitu struktur yang terdapat garis-garis bersama dari kekuasaan, wewenang dari

pimpinan teratas sampai dengan yang terendah. Unit Badranaya Putra dalam

menjalankan usahanya dipimpin oleh seorang direktur yang berhubungan

langsung dengan komisaris. Direktur dibantu oleh kepala divisi pabrik, kepala

divisi niaga, dan kepala divisi keuangan. Struktur organisasi Unit Badranaya Putra

dapat dilihat pada Gambar 4.

Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur

organisasi sesuai dengan fungsinya adalah sebagai berikut :

Page 7: II Tinjauan Umum

9

1. Dewan Komisaris

Dewan komisaris adalah suatu dewan tertinggi yang diberi kepercayaan oleh

pemegang saham untuk mengawasi jalannya seluruh kegiatan yang berlangsung di

perusahaan yang dilaksanakan oleh direktur.

2. Direktur

Direktur adalah pimpinan tertinggi dalam suatu operasional organisasi.

Direktur berwenang dalam pengambilan keputusan mengenai langkah-langkah

maupun strategi perusahaan, sehingga perusahaan tidak mengalami kegagalan

dalam menjalankan usahanya.

Tugas direktur adalah : (1) melakukan manajemen seluruh kegiatan meliputi

keputusan dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, (2)

mengevaluasi hasil kerja perusahaan setiap tahun dan menetapkan kebijaksanaan

untuk meningkatkan efisiensi pada perusahaan, dan (3) bertanggung jawab atas

seluruh faktor.

3. Divisi Pabrik

Divisi pabrik berfungsi untuk membantu direktur melaksanakan pengelolaan

operasional perusahaan dibidang produksi dan gudang, bertugas melaksanakan

petunjuk, pengarahan dan kebijakan direksi khususnya bidang produksi serta

mengadakan evaluasi hasil kerja keseluruhan secara periodik, bertanggung jawab

langsung kepada direktur.

Page 8: II Tinjauan Umum

10

4. Divisi Niaga

Tugas dan wewenang kepala divisi niaga adalah : (1) melaksanakan atau

merealisasikan petunjuk, pengarahan, dan kebijakan direktur khususnya dalam

bidang niaga dengan penuh wewenang dan tanggung jawab, (2) menganalisa

dampak pemasaran bagi produk-produk perusahaan dan mengaplikasikannya

dalam proses produksi, dan (3) mengembangkan pesanan-pesanan terhadap hasil-

hasil dari produksi perusahaan.

Kepala divisi niaga dalam menjalankan tugasnya sehari-hari dibantu oleh

seksi bagian toko, seksi bagian administrasi, dan seksi bagian supermarket.

5. Divisi Keuangan

Divisi keuangan berfungsi membantu melakasanakan pengelolaan

operasional perusahaan dibidang keuangan, melaksakan monitoring rutin, dan

memberikan pengarahan tertentu kepada anggotanya dalam melaksanakan

tugasnya.

6. Seksi-seksi

Seksi-seksi bertugas melaksanakan operasional perusahaan Unit Badranaya

Putra secara menyeluruh dan berfungsi sebagai staf membantu direksi, dan

membantu tugas kepala divisi dan bertanggung jawab kepada kepala divisi.

Struktur organisasi dapat dilihat pada gambar

2.6. Ketenagakerjaan

2.6.1. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

melancarkan semua kegiatan perusahaan. Menurut bidangnya tenaga kerja Unit

Page 9: II Tinjauan Umum

11

Badranaya Putra dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu : (1) tenaga kerja kantor adalah

tenaga kerja yang tidak bekerja langsung pada proses produksi, (2) tenaga kerja

produksi adalah tenaga kerja yang bekerja langsung dalam proses produksi, (3)

tenaga kerja pertokoan adalah tenaga kerja yang menangani masalah perniagaan,

dan (4) karyawan khusus, dalam hal ini satpam adalah tenaga kerja yang bertugas

dalam menjaga keamanan.

Jumlah keseluruhan karyawan di Unit Badranaya Putra, dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Karyawan Unit Badranaya Putra

Karyawan JumlahKomisaris 1 orangDirektur 1 orangManajer 1 orangQuality Control 1 orangAdministrasi 1 orangNiaga 4 orangProduksi 4 orangPengemasan 2 orangToko 2 orangSatpam 1 orang

Total 18 orangSumber : PT Badranaya Putra (2013)

2.6.2. Jam Kerja

Kegiatan yang dilakukan Unit Badranaya Putra setiap harinya adalah

pengolahan daging di pabrik dan penjualan produk serta barang lain yang dijual di

toko. Jam kerja perusahaan dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu : (1) jam kerja kantor

mulai pukul 08.00-16.00 WIB, (2) jam kerja pabrik mulai pukul 07.00-14.00

Page 10: II Tinjauan Umum

12

WIB, dan jam kerja toko dibagi menjadi 2 shift yaitu shift pertama mulai pukul

07.00-14.00 WIB dan shift kedua mulai pukul 11.00-18.00 WIB.

Pada waktu kerja tidak ada waktu istirahat akan tetapi pada saat makan

siang dianggap waktu istirahat bagi karyawan. Waktu istirahat makan dilakukan

secara bergantian.

2.6.3. Sistem Penggajian

Karyawan Unit Badranaya Putra menerima gaji pokok setiap bulannya.

Disamping gaji pokok setiap bulan tersebut, setiap karyawan akan memperoleh

uang transport, uang insentif, dan uang lembur. Uang tersebut diberikan pada

karyawan menurut pembagian waktu, yaitu : (1) gaji pokok yang diberikan setiap

bulannya pada tanggal 1, dan (2) uang insentif yang diberikan setiap bulannya

pada tanggal 20.

2.6.4. Kesejahteraan Karyawan

Unit Badranaya Putra juga memberikan fasilitas lain dalam usaha

meningkatkan gairah kerja dan kemampuan kerja seluruh karyawan, selain

memperoleh gaji dan tunjangan yang diberikan setiap bulannya. Fasilitas tersebut

meliputi : (1) karyawan akan mendapatkan makan siang, (2) karyawan

mendapatkan pakaian kerja dua kali setahun dan sepatu kerja satu kali setahun, (3)

tunjangan Hari Raya, Natal, dan Tahun Baru, (4) cuti tahunan selama 12 hari bagi

semua karyawan, (5) biaya pengobatan bagi seluruh karyawan atau keluarga

sebesar 80% untuk dokter atau rumah sakit yang ditunjuk, (6) rekreasi yang

Page 11: II Tinjauan Umum

13

diadakan minimal setahun sekali pada hari libur, (7) sarana ibadah yaitu mushola

untuk yang beragama islam.

2.7. Rencana Pengembangan Perusahaan

Unit Badranaya Putra berusaha melakukan pengembangan produksi yang

dilakukan secara bertahap sesuai dengan kapasitas produksi yang dimiliki

perusahaan. Perusahaan perlu merencanakan pengembangan usaha agar dapat

bersaing dipasaran diantaranya dengan jalan diversifikasi produk. Pengembangan

mutlak diperlukan oleh sebuah perusahaan untuk disesuaikan dengan kemajuan

teknologi.

Rencana pengembangan perusahaan yang dilakukan Unit Badranaya Putra

adalah menambah penganekaragaman produk-produk dan memperkenalkan

produk-produknya ke pasaran seperti swalayan-swalayan, pasar-pasar tradisional,

dan semakin memfokuskan diri untuk mempertahankan kondisi pabrik agar tidak

mengalami kemunduran dan senantiasa meningkatkan kualitas dari produk yang

dihasilkan.

2.8. Pemasaran Hasil Produksi

Produksi yang dihasilkan oleh Unit Badranaya Putra selain daging segar

juga memproduksi daging olahan seperti sosis sapi, sosis ayam, sosis telur, beef

burger, daging asap, kekian ayam, lidah matang. Hasil olahan ini dikemas

sedemikian rupa untuk menjaga tingkat kualitas produk.

Pemasaran hasil produksi Unit Badranaya Putra dilakukan dengan dua

sistem, yaitu pemasaran aktif dan pemasaran pasif. Sistem pemasaran aktif

dilakukan dengan cara pengiriman produk olahan daging yang telah dikemas dan

Page 12: II Tinjauan Umum

14

divakum terlebih dahulu dengan ukuran yang berbeda-beda, sesuai dengan

permintaan, pengiriman dilakukan kepada para pelanggan seperti restoran,

supermarket, catering, dan pasar tradisional. Pemasaran sistem pasif produk dijual

di dalam toko, dimana konsumen dapat langsung membeli dengan pembayaran

tunai.

Pemasaran setiap produk dari Unit Badranaya Putra dikemas dalam ukuran

yang bervariasi mulai dari 250 gram sampai dengan 1000 gram. Pada produk

daging asap biasanya dipasarkan dengan ukuran 250 gram per satu kemasan.

Masa simpan dari produk-produk tersebut adalah tiga bulan. Harga jual produk di

pasaran, Unit Badranaya Putra tidak memberikan ketentuan khusus sehingga

harga jual dipasaran tergantung dari masing-masing penyalur.

Page 13: II Tinjauan Umum

15

Gambar 1. Lokasi Pabrik