BAB II Tinjauan Umum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

abaaa

Citation preview

BAB IITINJAUAN UMUM

A. Sejarah Singkat PT. Semen TonasaPT. Semen Tonasa sampai saat ini telah dibangun sebanyak empat pabrik, yaitu pabrik unit I didirikan di Desa Tonasa, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep, sedangkan pabrik unit II, III dan IV dibangun berdampingan yang sama-sama didirikan di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep. Namun seiring dengan pesatnya pembangunan di Indonesia dan permintaan semen terus meningkat, oleh karena itu PT. Semen Tonasa membangun pabrik Unit V yang terletak di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep untuk memenuhi permintaan pasar akan semen.1. Pabrik Semen Tonasa Unit IPabrik ini didirikan berdasarkan pada ketetapan MPRS RI No. II/MPRS/1960. Survei bahan bakunya dilakukan oleh Team Technoexport Cekoslovakia, berdasarkan kontrak Tim ini dibantu oleh Jawatan Geologi Bandung dalam pemboran bahan baku. Sedangkan analisa contoh dilaksanakan oleh Balai Kimia Makassar.

Berdasarkan hasil survei tersebut Bank Negara Indonesia bersama Biro Industrialisasi Departemen Perindustrian Dasar Pertambangan, telah menyusun studi kelayakan pabrik ini mempunyai kapasitas produksi 110.000 ton semen portland per tahun, dengan menggunakan proses basah dan memakai bahan bakar minyak mentah. Namun pada tahun 1984 Pabrik Unit I dihentikan pengoperasiannya karena pertimbangan tidak ekonomis karena menggunakan proses basah dimana biaya pengadaan bahan bakar lebih besar daripada produksi yang dihasilkan.2. Pabrik Semen Tonasa Unit IIPabrik ini didirikan berdasarkan persetujuan Bappenas

Survei bahan baku dilakukan "Dyckerchoff Engineering dari Jerman Barat dibantu oleh Kontraktor dalam negeri bekerjasama dengan Direktorat Geologi Bandung. Dari hasil survei ini disusunlah studi kelayakan pendirian pabrik Semen Tonasa Unit II. Pabrik ini menghasilkan semen portland jenis I dengan kapasitas produksi 510.000 Ton per tahun. Bahan bakar yang digunakan adalah batubara (Bungker Coal) pada tahun 1991 dioptimalisai menjadi 590 ton semen/thn.Secara resmi pembangunan pabrik dimulai pada tanggal (20 Oktober 1976) dimana perencanaan dan pembangunannya oleh Countinho Caro dan Co, Jerman Barat bersama Swan Wooster, Canada secara "Fixed Fee" berdasarkan rencana dasar yang dibuat oleh Dyckerchoff Engineering" pembangunannya selesai pada tanggal 15 Oktober 1979, dan diresmikan pada tanggal 28 Pebruari 1980 oleh Bapak Presiden Soeharto.3. Pabrik Semen Tonasa Unit IIIPabrik ini didirikan berdasarkan persetujuan Bappenas :

Survei bahan baku tidak dilaksanakan lagi, karena sudah dilakukan pada waktu survei Tonasa Unit II, sedangkan studi kelayakan tetap dilakukan oleh Dyckarchoff Enggineering", dimana disimpulkan bahwa akan diproduksi semen portland dengan kapasitas produksi 590.000 ton per tahun. Proses yang digunakan adalah proses kering dengan bahan bakar batubara (Bungker Coal). Pembangunan pabrik selesai pada akhir tahun 1984 dan diremikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 3 april 1985.4. Pabrik Semen Tonasa Unit IVPabrik ini didirikan berdasarkan surat Menteri Muda Perindustrian No. 182/MPR IX/1990, tanggal 2 Oktober 1990 dan surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S 1549/MK/01 3/1990, tanggal 29 November 1990.Pembangunan pabrik Semen Tonasa Unit IV ini dimulai pada tanggal 29 Nopember 1990 dan selesai pada tahun 1995, dengan kapasitas 2.300.000 ton semen per tahun serta peresmiannya pada tanggal 10 September 1996 oleh Presiden Soeharto, dimana PT. Semen Tonasa bertindak sebagai kontraktor utama dan dibantu oleh PT. Rekayasa Industri sebagai konsultan enggineering.

5. Pabrik Semen Tonasa Unit V

Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan semen khususnya di kawasan timur Indonesia maka dibangunlah pabrik Semen Tonasa unit V yang berlokasi berdekatan dengan Tonasa Unit II, III dan IV. Pabrik Tonasa unit V berkapasitas 2.500.0000 ton/semen/tahun dengan proses kering.B. Geografi Wilayah Penelitian1. Lokasi dan Kesampaian DaerahPT. Semen Tonasa memiliki luas area sebesar 1.348,8 Ha meliputi 673,3 Ha untuk area kantor, pabrik, dan perumahan, 27,5 Ha untuk area pelabuhan Biringkassi, dan 627,2 Ha untuk area Tonasa I. Luas area tambang batu gamping berlokasi di Desa Biring Ere dan Desa Mangilu dengan luas 214,56 Ha. Cadangan batu gamping yang dikuasai sebesar 330 juta ton dengan masa pemanfaatan 60 tahun. Luas tambang tanah liat berlokasi di Kelurahan Bontoa dengan luas 280 Ha, Desa Bullu Tellue dengan luas 14 Ha, Desa Tonasa & Balocci Baru Luas 45,7 Ha, serta Desa Tabo-Tabo luas 22,1 Ha. Power Plant terletak di Biringkassi dengan kapasitas 2 x 25 MW. Pelabuhan Biringkassi berjarak 17 km dari lokasi pabrik dengan panjang dermaga pelabuhan adalah 2 km dan luas tanah 27,5 Ha.

Seiring dengan dibangunnya pabrik Tonasa V maka diperlukan perluasan lokasi penambangan batu gamping. Untuk itulah kegiatan perintisan dilakukan. Lokasi perintisan yang dilakukan saat ini berada di lokasi B9 dimana lokasi tersebut berada di atas lokasi B8 dan B7. Lokasi penambangan batu gamping di quarry milik PT. Semen Tonasa dapat dilihat pada gambar di bawah ( Gambar 2.1 ).

Lokasi penambangan PT. Semen Tonasa Unit II, III dan IV yang terletak di Desa Biring Ere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, dengan jarak lokasi 68 Km kearah Utara dari Kota Makassar ke Kecamatan Bungoro, kemudian diukur dari jalan poros utama ke lokasi pabrik dengan jarak 10 Km ke arah Timur.

Kondisi jalan untuk mencapai lokasi penambangan tersebut pada umumnya beraspal baik sampai di batas lokasi pabrik, sehingga dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor dalam waktu tempuh 1 jam dari Makassar. Kemudian dari lokasi pabrik menuju lokasi penambangan berjarak 1-1,5 Km ke arah Timur, dilalui dengan menggunakan jalan tambang menuju quarry.

Sumber: Laporan perencanaan oleh Ir. BasriGambar 2.1 Peta Lokasi PT. Semen Tonasa, Pangkep2. Iklim dan Curah Hujan.

Daerah PT. Semen Tonasa seperti halnya dengan wilayah lain di Indonesia, yaitu beriklim tropis dan dipengaruhi oleh dua musim dalam setahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Biasanya musim hujan berlangsung dari bulan Oktober sampai bulan April dan musim kemarau berlangsung dari bulan Mei sampai pada bulan September setiap tahunnya.Tabel 2.1 Data Curah Hujan Dan Hari HujanPT. Semen Tonasa Biringere Tahun 2012No.BulanTahun (2013)

CH (mm)HH (hari)

1Januari730,2531

2Februari691,5819

3Maret308,9210

4April387,2012

5Mei176,9115

6Juni181,056

7Juli113,387

8Agustus32,803

9September10,512

10Oktober127,079

11Nopember262,1017

12Desember798,4123

Tabel 2.2 Data Curah Hujan Dan Hari HujanPT. Semen Tonasa Biringere Tahun 2014No.BulanTahun (2014)

CH (mm)HH (hari)

1Januari1.022,6128

2Februari215,6111

3Maret328,9815

4April278,0313

5Mei143,314

6Juni70,387

7Juli106,376

8Agustus15,611

9September00

10Oktober00

11Nopember159,247

12Desember494,5915

Sumber: Data PT. Semen TonasaKet : CH = Curah Hujan (mm) HH = Hari Hujan (Hari)

3. Topografi

Daerah penambangan batu gamping pada PT. Semen Tonasa Unit II, III IV, merupakan rangkaian perbukitan yang memanjang dari Utara ke Selatan dengan tebing yang sangat terjal, mempunyai ketinggian 50 m sampai dengan 240 meter di atas permukaan laut.

Kondisi daerah tersebut merupakan perbukitan yang ditutupi hasil pelapukan batuan dengan ketebalan antara 0,5 1,0 m. Tumbuhtumbuhan yang ada berupa semaksemak belukar dan jarang ditumbuhi pepohonan dengan ketinggian antara 0,1 2,5 m. Luas areal tersebut 265.48 Ha dan daerah tanah liat (Clay) luasnya 544,62 Ha.4. Letak Geografis

Letak geografis daerah PT. Semen Tonasa pada umumnya sama dengan Daerah Pangkep dan sekitamya, yaitu antara 119( 35' 53" 119( 38' 00" Bujur Timur dan 04( 46' 43" 04( 48' 32" Lintang Selatan.C. Kondisi Geologi

Endapan batu gamping di PT. Semen Tonasa telah diselidiki oleh PT. Gondwana pada tahun 1982. Dari hasil penyelidikan tersebut ditunjukkan oleh keadaan geologi yang memperlihatkan kondisi geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi dan sifat fisiknya.1. Geomorfologi (R. Sukamto)Di daerah Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian Barat terdapat dua baris pegunungan yang memanjang hampir sejajar pada arah Utara-Barat Laut dan terpisahkan oleh lembah Sungai Walanae. Pegunungan yang barat menempati hampir setengah luas daerah, melebar di bagian Selatan (50 km) dan menyempit di bagian Utara (22 km). Puncak tertingginya 1.694 m, sedangkan ketinggian rata-rata 1.500 m. Pembentuknya sebagian besar batuan gunung api. Di lereng Barat dan di beberapa tempat di lereng Timur terdapat topografi pencerminan adanya batu gamping.

Pegunungan yang di Timur relatif lebih sempit dan lebih rendah, dengan puncaknya rata-rata setinggi 700 m, dan yang tertinggi 787 m. Bagian Selatannya selebar 20 km dan lebih tinggi, tetapi ke Utara menyempit dan merendah, dan akhirnya menghujam ke bawah batas antara Lembah Walanae dan dataran Bone.2. Stratigrafi

Secara umum quarry batu gamping milik PT. Semen Tonasa berada pada Formasi Tonasa yang terbentuk pada masa Eosen Awal sampai dengan masa Meosen tengah. Tebal Formasi Tonasa kurang lebih 300 m, dan menghampar cukup luas mengalasi batuan gunung-gunung api Meosen Tengah di Barat. Formasi Tonasa dicirikan dengan bentukan batu gamping koral pejal, sebagian terhamburkan, berwarna putih sampai kelabu dan batu gamping klastika dan kalkarenit, berwarna putih, coklat muda sampai kelabu muda dan sebagian berlapis dengan baik ( Gambar 2.2 ).UmurFormasiLithologiDeskripsi

KwarterAlluvium

Tanah penutup

kaya humus

Miosen Tengah

Eosen AtasTonasa

Batu gamping terumbu dan klastik

Telah mengalami ubahan (marmeran)

Terobosan trakit (dyke dan sill)

Eosen Tengah

Eosen BawahMallawa

Batupasir

Batulempung

Sisipan Batubara

Batu gamping bersilang

Batulempung

Sumber : Balai Penelitian dan Pengembangan PT. Semen TonasaGambar 2.2 Kolom Statigrafi Daerah PangkepD. Aktivitas Pembongkaran Batu Gamping1. Perintisan (Pioneering)

Perintisan adalah suatu rangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk meratakan, membuat jalan, untuk dilalui oleh alat-alat mekanis, serta penyediaan lokasi penambangan agar memudahkan dalam pengambilan material. Setelah pekerjaan perintisan selesai dilaksanakan, maka pekerjaan dilanjutkan oleh regu produksi. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam perintisan meliputi :a. PemboranAdapun jenis mesin bor yang digunakan dalam kegiatan perintisan ini adalah mesin bor pneumatic. Pemboran ini dilakukan untuk pembuatan lubang ledak horizontal dan vertical dengan menggunakan mesin bor Crawler Rock Drill Furukawa Type PCR 200 yang dilengkapi dengan satu unit compressor Airman PDS 750S dengan Speed Limit 20 km/h.

Sumber: Foto Lapangan Gambar 2.3 Crawler Rock Drill Furukawa Type PCR 200Untuk

Pemboran Pada Perintisan Peledakan

Kegiatan peledakan yang dilakukan dalam perintisan berfungsi untuk menurunkan permukaan kerja, pembukaan lahan baru, dan untuk pembuatan jalan tambang.2. Pembongkaran (Loosening)

Pembongkaran dimaksudkan untuk membebaskan batu gamping dari batuan induknya yang umumnya keras . Untuk melakukan pembongkaran diperlukan alat-alat yang sesuai dan tepat dengan daerah yang akan dikerjakan. Pemilihan alat tersebut tergantung pada faktor teknis dan ekonomis. Ditinjau dari sifat fisik material, maka pembongkaran batu gamping pada PT. Semen Tonasa dilakukan dengan cara peledakan. Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut:

a. Pemboran (Drilling)Pemboran adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan pada permukaan batuan untuk membuat lubang tembak sebagai awal dari pekerjaan pembongkaran batuan. Pemboran tidak dapat dipisahkan dari rangkaian kegiatan dalam peledakan, dimana peledakan terlebih dahulu diawali kegiatan pemboran. Kegiatan pemboran ini dilakukan dengan menggunakan mesin Bor FURUKAWA HCR 1500-GD dengan diameter bit 4 4,5 inch.

Pola pemboran yang digunakan adalah pola sejajar dan pola selangseling (zigzag). Arah lubang bor yang dibuat secara "vertikal" dan kadangkadang dilakukan sedikit miring antara 70( sampai 85( kearah bidang bebas. Sumber : Foto lapangan Gambar 2.4 Furukawa HCR 1500-GD Untuk Pemboran Produksib. Peledakan (Blasting)Peledakan merupakan tindak lanjut dari kegiatan pemboran, yang dilakukan untuk memisahkan/membongkar batu gamping dari batuan induknya menjadi fragmen yang lebih kecil, sehingga memudahkan pekerjaan selanjutnya.

Metode yang digunakan dalam peledakan tersebut adalah metode "Bench Blasting (peledakan jenjang). Keuntungan dari metode ini adalah untuk memudahkan pengambilan hasil peledakan secara bertahap dan bergantian.

Bahan peledak yang digunakan adalah ANFO (Ammonium Nitrat Fuel Oil) dengan Primer Daya Gel yang merupakan buatan PT. Pindad yang dilengkapi dengan detonator listrik dan dynamit.

Sumber : Foto Lapangan Gambar 2.5 Peledakan Produksi3. Pendorongan

Pendorongan yang dilakukan bertujuan untuk mendorong batuan hasil peledakan ke arah "loading area" (daerah pemuatan), sehingga lapangan/lokasi penambangan menjadi rata kembali untuk melakukan kegiatan pemboran selanjutnya. Alat yang digunakan dalam kegiatan pendorongan adalah bulldozer. Alat ini merupakan alat gali dan sekaligus mendorong material ke arah yang lebih rendah untuk dikumpulkan ke daerah pemuatan, sehingga alat ini banyak membantu pekerjaan alatalat muat.4. Pemuatan (Loading)Pemuatan yang dilakukan bertujuan untuk memuat/ mengangkat material ke atas alat angkut. Batu gamping yang telah menumpuk di loading area dimuat dengan menggunakan Back Hoe type Komatsu PC 200, PC 300, PC 450 dan Power Shovel Komatsu PC 1250.Pemuatan pertama dilakukan di front penambangan yang langsung diambil dari batuan hasil pembongkaran, setelah didorong oleh alat bantu bulldozer menuju tempat peluncuran. Kemudian pemuatan kedua dilakukan di tempat peluncuran yang materialnya diangkut ke crusher.

Sumber : Foto Lapangan Gambar 2.6 Proses Pemuatan dengan Menggunakan Kamatsu PC 4505. Pengangkutan (Hauling)

Proses pengangkutan dilakukan dari loading area ke crushing plant dengan menggunakan alat angkut dump truck, kemudian material tersebut diangkut lagi ke dalam pabrik pemecah batu dengan menggunakan belt conveyor.

Pengangkutan pertama dilakukan dari front penambangan menuju loading area, dan selanjutnya pengangkutan kedua dari loading area menuju crushing plant. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram alir penambangan pada gambar 2.7, dan kegiatan penambangan batu gamping gambar 2.8.

Sumber: Data PT. Semen Tonasa Gambar 2.7 Diagram Alir Kegiatan Penambangan Batu Gamping

Sumber: Data PT. Semen TonasaGambar 2.8 Kegiatan Penambangan Batu GampingE. Karakteristik Batu GampingBatu gamping merupakan sumber utama senyawa kalsium (Ca), batu gamping murni umumnya berupa kalsit atau aragonite, dalam ilmu kimia keduanya dinamakan kalsit (CaCO3). Batu gamping berdasarkan nilai kekerasannya (skala mohs) adalah 3, dengan demikian batu gamping ini cukuplah keras dalam penambangannya. Batu gamping yang tersingkap di Daerah Biringere mempunyai struktur yang bervariasi seperti ditemukannya kondisi batuan yang berongga, adanya gua-gua, sisipan, clay pada batu gamping.F. Bahan Baku Pembuatan Semen

Bahan baku pembuatan semen pada prinsipnya ada dua yaitu batu gamping dan tanah liat, sebab semua senyawa utama dalam semen berasal dari bahan baku tersebut. Bila sampai digunakan bahan baku lain maka bahan tersebut sifatnya hanya sebagai pengoreksi komposisi saja.

1. Batu GampingBatu gamping merupakan sumber utama senyawa kalsium, batu gamping umumnya berupa kalsit atau aragonite, dalam ilmu geologi dinamakan mineral kalsit (CaCO3). Dalam proses pembuatan semen CaCO3 akan berubah menjadi oksida kalsium (CaO) karena adanya pengaruh panas yang tinggal dalam tanur putar. CaO ini merupakan oksida yang terpenting sebab di samping merupakan senyawa yang besar jumlahnya juga merupakan senyawa yang bereaksi dengan senyawa-senyawa silikat, aluminat dan besi membentuk senyawa-senyawa potensial penyusun utama semen. Selain kalsium karbonat, dalam batu gamping juga terdapat senyawa-senyawa karbonat, silikat, magnesium, aluminium dan besi dalam jumlah yang sedikit. Oksida silika dalam bentuk SiO2 yang bebas juga sering dijumpai dalam batu gamping. Pada proses pembuatan semen senyawa dolomit ini dapat berubah bentuk menjadi kristal magnesium oksida. MgO bebas yang dapat merendahkan mutu semen yang dihasilkan, dengan demikian kadar MgO dalam semen tidak melebihi 5%. Sesuai persyaratan SNI No. 15-2049-1994. Kemurnian batu gamping yang digunakan biasanya dinyatakan sebagai kadar kalsium karbonat (kalsit).2. Tanah Liat

Tanah liat merupakan sumber utama senyawa silikat, disamping itu juga merupakan sumber senyawa-senyawa penting lainnya seprti senyawa-senyawa alumina dan besi, dalam jumlah kecil kadang-kadang juga terdapat senyawa alkali ini seperti halnya magnesium dalam bentuk kapur, juga merendahkan mutu semen. Oleh sebab itu, dalam penyediaan tanah liat, harus diadakan pengaturan sedemikian rupa supaya alkali dalam semen nantinya tidak melebihi 0,6%. Senyawa-senyawa tersebut didalam tanah liat umumnya terdapat dalam kelompok mineral seperti :

1. Kelompok kaolinit, yang terdiri kaolinit, diokinit, natrit dan kellosyit dengan rumus kimia (Al2O3.2SiO2.2H2O).2. Kelompok montmorillonit, terdiri dari motorillonit Al3O3.4SiO2.HPV2PVO + nH2 dan nontronit.3. Kelompok Illit K2OMgO - Al2O2-SiO2.3. Bahan Baku Koreksi

Apabila komposisi atau kadar senyawa-senyawa utama dalam tanah liat belum memenuhi persyaratan maka campuran bahan baku pengoreksi yang umum digunakan dalam industri semen adalah pasir besi dan pasir silika.a. Pasir Silika

Pasir silika merupakan suatu mineral yang kristal-kristalnya berbentuk pasir, yang mana dibatasi oleh dua pasang belah ketupat. Unsur-unsur silika ini membentuk senyawa-senyawa dalam semen yaitu:

Dikalsium silikat(2CaO.SiO2)

Trikalsium silikat (3CaO.SiO2)

Adapun pembentukan komponen-komponen tersebut di atas terjadi atau terbentuk pada proses pembakaran.b. Pasir Besi

Pasir besi digunakan sebagai pengoreksi kadar oksida besi atau pengoreksi perbandingan oksida aluminium (Al2O3) dan Fe2O3 di PT. Semen Tonasa, bahan pengoreksi yang digunakan hingga saat ini adalah pasir silika saja. Pada dasarnya bahan baku semen digunakan perbandingan yaitu; batu gamping 80%, tanah liat 18%, pasir silika (1-2)%.4. Bahan Baku PembantuBahan baku yang ditambahkan dalam proses pembuatan semen adalah gipsum (CaSO4.2H2O). Walaupun disebut sebagai bahan baku pembantu gipsum mutlak harus ditambahkan, sebab semen tanpa gipsum tidak dapat disebut sebagai semen Portland. Gipsum merupakan sumber oksida belerang (SO3) yang amat penting untuk memperbaiki sifat-sifat fisik pemakaiannya. Gipsum dalah hal ini dimaksudkan untuk mencegah cepat atau tidaknya semen tersebut mengering. Gipsum dalam pengunaanya biasanya digunakan sebanyak 4% sesuai kualitas yang diinginkan oleh konsumen.

Lokasi

26

_1373145361.unknown

_1373255060.unknown