Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
23
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi
Pangan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang dan
di Materia Medica Batu pada bulan April – Juli 2019.
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1 Alat Penelitian
Alat yang digunakan untuk penelitian ini antara lain loyang, blender,
baskom, neraca analitik, gelas ukur, sendok, cabinet dryer, ayakan 60 mesh,
pisau, baskom, talenan, tray, grinder, gelas ukur, gelas beaker,sendok,erlenmeyer,
botol gelap, lemari asam, vacuum evaporator, pompa vacuum, batang pengaduk,
spatula. Sedangkan alat – alat yang digunakan untuk analisis adalah vacuum
evaporator, Erlenmeyer, krus porselen, oven, kertas whattman, spektrofometer
UV-Visible, desikator, timbangan analitik, penjepit, mikropipet, rak tabung reaksi,
alumunium foil, waterbath shaker, Erlenmeyer, corong dan gelas beaker, tabung
reaksi, rak tabung reaksi, cawan, vortex, Sentrifugasi, bola hisap, pipet volume,
desikator, kuvet, mikropipet 1000 µl, mikropipiet 10µl, spektrofotometer.
3.2.2 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah buah pare (Momordica
charantina L.), aquades, DPPH (2-2 diphenyl – 2 – picrylhidrazil), etanol 96%,
etil asetat, N-Heksane, etanol 95%, reagen Folin-Ciocalteu, Na2CO3 7,5%,
NaNO3 5%, AlCl3 10%, NaOH 1M, BSA 1% (Bovine Serum Albumin), Buffer
Fosfat pH 6,9; 0,1 M, nitrogen.
24
3.2 Metodelogi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang terdiri dari 9
perlakuan sebagai berikut:
A1B1 : Pengeringan dengan Rumah Kaca (Green House) dan pelarut etanol 96%
A1B2 : Pengeringan dengan Rumah Kaca (Green House) dan pelarut etil asetat
A1B3 : Pengeringan dengan Rumah Kaca (Green House) dan pelarut N-Heksane
A2B1 : Pengeringan dengan kabinet dan pelarut etanol 96%
A2B2 : Pengeringan dengan kabinet dan pelarut etil asetat
A2B3 : Pengeringan dengan kabinet dan pelarut N-Hekasane
A3B1 : Buah Pare Segar (kontrol) dan pelarut etanol 96%
A3B2 : Buah Pare Segar (kontrol) dan pelarut etil asetat
A3B3 : Buah Pare Segar (kontrol) dan pelarut N-Heksane
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan pembuatan simplisia buah pare, ekstraksi
simplisia buah pare dengan menggunakan metode maserasi dan pelarut yang
berbeda, kemudian dilakukan analisis rendemen, analisis kadar air, analisis
aktivitas antioksidan metode DPPH, total flavonoid, total fenol, dan analisis
aktivitas antibakteri.
3.4.1 Pembuatan Simplisia Buah Pare
Buah pare yang digunakan adalah buah pare jenis gajih yang memiliki
kulit berwarna hijau tua, dikumpulkan dan dibersihkan dari kotoran-kotoran yang
menempel (sortasi basah), dicuci dengan air mengalir sampai bersih, kemudian
ditiriskan untuk membebaskan buah dari sisa-sisa air cucian, kemudian buah
dipisahkan dari bijinya lalu dirajang tipis-tipis dengan ketebalan kurang lebih,1
25
cm, kemudian dikeringkan sampai kering dengan beberapa metode pengeringan.
Simplisia kering dibersihkan kembali dari kotoran yang mungkin tidak hilang
pada saat pencucian (sortasi kering). Tahap selanjutnya simplisia kering
dihaluskan sehingga menjadi simplisia serbuk.
3.4.2 Metode Ekstraksi Simplisia Buah Pare
Simplisia pare sebanyak 100 gram di ekstraksi menggunakan Pelarut
etanol 96%, etil asetat, N-Heksane dengan perbandingan (1:5) selama 72 Jam,
kemudian disaring menggunakan kertas saring. Selanjutnya hasil ekstraksi
dipekatkan menggunakan rotary evaporator dengan tekanan rendah dan suhu
600C lalu dikeringkan dengan nitrogen sehingga didapatkan ekstrak kental buah
pare (Momordica charantia L.
Pencucian
Potong ± 1 cm
Pengeringan
Penghalusan
Serbuk
Simplisia
a
- Rumah Kaca (Green
House), T: 300 – 60
0 C,
t: 7 Hari
- Kabinet, T: 500C, t: 72
Jam
- Kontrol (buah pare
tanpa pengeringan)
Gambar 6. Diagram Pembuatan Simplisia Pare
Buah Pare
Air Air Kotor
26
Serbuk
Simplisia
Pare
Penimbangan (100 g)
Perendaman
t= 72 Jam
Penyaringan
Filtrat
Pemisahan pelarut
T: 600C
Ekstrak
Buah Pare
Pengeringan
Ekstrak
Kental Pare
Etanol 96%,
Etil Asetat, n-
heksane
(500 ml)
500 ml)
Ampas
Remaserasi
sebanyak 3 kali
Gambar 7. Diagram Ekstraksi Simplisia Buah Pare
Analisa:
Kadar Air,
Rndemen, Fenol,
Flavonoid,
Aktivitas
Antioksidan dan
Antiinflamasi
Nitrogen
27
3.5 Prosedur Analisis
3.5.1 Analisa Kadar Air (Andarwulan dkk, 2011)
1. Botol vial ditimbang
2. Botol vial yang telah ditimbang dimasukkan kedalam oven selama 24 jam
dengan suhu 100 – 1050C
3. Botol vial didinginkan dalam desikaror selama 15 menit
4. Botol vial ditimbang untuk mendapatkan berat botol (a)
5. Sampel ditimbang ± 2g dalam botol vial (b)
6. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 100 – 1050C selama 6 Jam
7. Sampel didinginkan didalam desikator selama 15 menit
8. Sampel ditimbang sebagai bobot akhir sampel (c)
9. Kadar air dihitung berdasarkan persamaan berikut
Kadar Air =
Keterangan:
a: bobot cawan kosong (g)
b: bobot cawan kosong dan sampel sebelum di oven (g)
c: bobot cawan kosong dan sampel setelah di oven (g)
3.5.2 Analisa Rendemen
1. Simplisia yang akan diekstrak ditimbang sebanyak 100 gram (a)
2. Proses maserasi dilakukan dengan menambahkan pelarut perbandingan (1:5)
dengan waktu maserasi yang telah ditentukan.
3. Pelarut dan ampas dipisahkan
4. Pelarut diuapkan dengan senyawa yang telah diekstrak
5. Berat akhir ekstrak ditimbang (b)
28
6. Rendemen ekstrak dihitung dengan rumus berikut.
Rendemen =
3.5.3 Analisis Kadar Flavonoid
1. Sampel ditimbang sebanyak 15 mg kemudian dilarutkan dalam 10 mL etanol
sehingga diperoleh konsentrasi 1500 ppm
2. Larutan diambil sebanyak 1 mL dari ekstrak yang telah dibuat kemudian
menambahkan 1 mL larutan AlCl3 10% 0,1 mL, natrium asetat 1 M sebanyak
0,1 mL, dan 2,80 mL aquades
3. Larutan dihomogenkan dan dibiarkan selama 30 menit
4. Serapannya diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 510 nm
5. Kadar total flavonoid diukur dengan rumus:
Kadar Flavonoid Total=
3.5.4 Analisis Kandungan Total Fenol Metode Folin-Ciocalteu
1. Sampel ditimbang sebanyak 100 mg kemudian dilarutkan dalam 100 mL
aquades sehingga diperoleh konsentrasi 10 mg/mL
2. Larutan diambil sebanyak 1 mL dengan konsentrasi 10 mg/mL dan diencerkan
dengan aquades sampai 10 mL dan diperoleh konsentrasi 1 mg/mL
3. Ekstrak diambil sebanyak 0,2 mL kemudian ditambahkan aquades 15,8 mL dan
1 mL reagen Folin-Ciocalteu lalu dikocok
4. Larutan didiamkan selama 8 menit kemudian ditambahkan 3 mL Na2CO3 10 %
dalam campuran
5. Larutan didiamkan selama 2 jam dalam suhu ruang
29
6. Serapanya diukur dengan spektofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
765 nm
7. Kadar fenol total dihitung dengan rumus:
Kadar Fenol Total =
3.5.5 Analisis Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH (Yue dan Xu,
2008)
1. Sampel dimasukkan dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL
2. Etanol 95% ditambahkan sebanyak 5 mL, kemudian di vortex untuk membantu
melarutkan sampel
3. Ekstrak disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit untuk
memisahkan ekstrak
4. Supernatan diambil 4 ml kemudian ditambahkan dengan 1 mL larutan DPPH
(2-2 diphenyl-2-picrylhidrazil) 0,2 mM
5. Sampel Disimpan dalam ruangan gelap selama 20 menit
6. Absorbansinya Diukur pada panjang gelombang 517 nm dan dihitung dengan
menggunakan rumus:
% Inhibisi =
3.5.6 Analisis Aktivitas Antiinflamasi In Vitro (Bindu, 2015)
1. Sampel sebanyak 50 µl dimasukkan dalam tabung reaksi.
2. Larutan BSA 1% ditambahkan sebanyak 450 µl.
3. Sampel diinkubasi 370C selama 20 menit didalam waterbath.
4. Sampel dipanaskan dengan suhu 570C selama 3 menit didalam waterbath.
5. Sampel yang akan diuji didinginkan dalam suhu ruang.
6. Sampel ditambahkan 2,5 ml Buffer Fosfat pH 6,9; 0,1 M.