31
Dra. Noortiningsih, M.Biomed. Entomol ogi kesehat an

III. Pendahuluan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

biomedik

Citation preview

Page 1: III. Pendahuluan

Dra. Noortiningsih, M.Biomed.

Entomologi

kesehatan

Page 2: III. Pendahuluan

Pendahuluan

• Tidak semua serangga merugikan manusia, ada beberapa jenis serangga mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia

• Lebah penghasil madu. Selain menghasilkan madu, juga berperan membantu proses penyerbukan pada tanaman.

• Peranan serangga dalam kesehatan : Serangga (arthropoda) itu sendiri yang menyebabkan sakit pada manusia/hewan.Entomofobia, dermatosis, kehilangan darah, racun serangga, alergi, miasis dan kerusakan alat indra.

Page 3: III. Pendahuluan

• Peranan serangga dlm kesehatan : sebagai vektor penyakitmisal : Nyamuk Aedes aegypti sbg. Vektor

penyakit DBD Nyamuk Culex sbg. vektor filariasis

Peran serangga sbg. Vektor dibedakan sbb:Vektor biologisVektor mekanis

Page 4: III. Pendahuluan

• Entomologi kesehatan ialah ilmu yang mempelajari tentang kelainan dan penyakit yang disebabkan oleh arthropoda (serangga/Insecta) dan mempelajari arthropoda sebagai vektor penyakit

• Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, entomologi berkembang pula :– Entomologi lingkungan– Entomologi ekonomi– Entomologi industri, toksikologi, insektisida– Entomologi makanan– Entomologi kedokteran/kesehatan– Entomologi forensik

Page 5: III. Pendahuluan

• Entomologi kesehatan mempelajari serangga & hewan sekerabat, spt tungau, caplak, & laba-laba dlm hubungannya dg kesehatan manusia dan kesehatan hewan

• Saat ini perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran telah maju pesat seiring dg meningkatnya populasi manusia , menyebabkan berkembangnya penyakit-penyakit yang ditularkan oleh serangga.

• Entomologi menjadi dasar dlm perkembangan entomologi kesehatan disamping ilmu hewan lainnya, seperti arachnologi, akarologi, nematologi, bakteriologi, virulogi, dan mikrobiologi.

• Keterkaitan satu ilmu dg lainnya, untuk mengetahui hubungan antara serangga dg anggota arthropoda lainnya dg patogen penyakit pada manusia dan hewan.

Page 6: III. Pendahuluan

• Serangga kelompok hewan dg jumlah ordo & jenis paling banyak diantara semua hewan dan memiliki penyebaran yg luas di semua habitat dg berbagai macam kondisi lingkungan

• Serangga mampu bertahan hidup dg berbagai makanan seperti memakan bangkai (necrophagous), kayu, daun, komoditas makanan, nektar, kulit, darah, dll.

• Serangga merupakan organisme yg paling sukses secara evolusi.• Lalat (Calliphoridae) : salah satu contoh serangga necrophagous yg

memakan bangkai terutama bangkai mayat (cadaver), shg hewan tersebut dapat dijadikan sbg pedoman untuk menentukan postmortem atau waktu kematian

• Sehingga serangga dapat digunakan untuk investigasi kriminal (medicocriminal investigations) yang dikaji dalam ilmu entomologi forensik

Page 8: III. Pendahuluan

• Entomologi forensik salah satu cabang sains forensik yg memberikan informasi mengenai serangga yg digunakan untuk menarik kesimpulan ketika melakukan investigasi yg berhubungan dg kasus-kasus hukum yg berkaitan dg manusia atau satwa

• Lalat merupakan invertebrata primer/dekomposer yg mendekomposisi komponen organik pd hewan termasuk juga mayat manusia.

• Pada saat lalat mengambil materi organik yg ada di dlm tubuh mayat, maka lalat akan memindahkan telur yg akan berkembang menjadi larva dan pupa

• Adanya berbagai perubahan dari berbagai jenis lalat dan serangga lain akan menimbulkan suatu komunitas dalam mayat yang secara ekologi dan evolusi akan terjadi proses kompetisi, predasi, seleksi, penyebaran dan kepunahan lokal dalam tubuh mayat tersebut

• Dg memperkirakan umur larva/pupa di dlm tubuh mayat maka dpt diprediksi kira-kira kapan mayat/satwa tsb mati

Page 9: III. Pendahuluan

Serangga sebagai agen penyakit

• Banyak penyakit yg dpt disebabkan/ditularkan oleh serangga.• Perkembangan entomologi modern telah membuka banyak

rahasia tentang peran serangga dan anggota-anggota arthropoda lainnya dlm hubungannya dg manusia/satwa.

• Serangga merupakan hewan yang paling sukses menempati berbagai (semua) habitat kehidupan dan menjadi hewan terbesar dalam jumlah jenis dan jumlah individu, serta mempunyai peran yg sangat penting dlm ekosistem dunia.

• Serangga dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.

Page 10: III. Pendahuluan

Sebagai agen langsung :

1. Entomofobia ketakutan yang tidak logis atau yang mengada-ada terhadap serangga tanpa disertai adanya gigitan atau investasi (invasi parasitoid) serangga yang dialami oleh seseorang. Salah satu definisi yang benar tentang entomofobia adalah rasa takut yang dialami oleh seseorang dan keinginan untuk menjauhi serangga, tungau, laba-laba, atau objek fobik lainnya.

2. Pengganggu kesehatan : Kehadiran serangga spt lalat, nyamuk, kecoa, semut, sebagai serangga pengunjung rumah, dapat mengganggu ketentraman manusia. Kecoa yang bersarang di tempat gelap, gudang, lemari dapur dan sudut-sudut rumah dapat mengganggu ketentraman dan aspek sanitasi dalam rumah.

3. Kehilangan darah : Banyak jenis serangga hidup dg menggigit dan menghisap darah. Culex spp., Aedes spp., dan Anopheles spp., meskipun tidak selalu menjadi vektor penyakit, tapi dapat menggigit dan menghisap darah manusia. Bekas-bekas tusukan nyamuk yang menghisap darah dapat menjadi sumber infeksi bagi penyakit lain.

Page 11: III. Pendahuluan

4. Envenomisasi : keracunan akibat gigitan/sengatan hewan yg mengeluarkan racun, oleh arthropoda/hewan lain. Venom adalah toksin/zat racun yg diinjeksikan kpd organisme lain dg menggunakan organ khusus yg terhubung dg kelenjar venom & digunakan untuk imobilisasi atau membunuh mangsa atau untuk mempertahankan diri dari predator

5. Dermatosis : penyakit kulit.6. Myasis : infeksi pd organ/jaringan tubuh manusia atau hewan oleh larva lalat. Biasanya

larva tsb diletakkan pd organ tubuh manusia/hewan yg terluka shg terjadi infeksi.7. Alergi8. Penyakit mata : Serangga yg berukuran kecil & dapat terbang, secara tdk sengaja dapat

masuk ke dalam mata. Lalat-lalat kecil anggota Chloropidae seperti Sipchulina sp. dan Hippelates sp. yg dikenal dg nama “lalat mata” serta kumbang kecil anggota famili Staphylinidae dpt masuk ke dalam mata. Serangga-serangga itu dapat menyebabkan rasa sakit atau rasa gatal.

9. Parasit

Page 12: III. Pendahuluan

Sebagai agen tidak langsung, serangga dapat menyebabkan:

1. Pembawa mekanik agen penyakit2. Vektor obligat3. Inang antara4. Pembawa phoretik

Page 14: III. Pendahuluan

• Vektor : arthropoda yg dapat menularkan, memindahkan atau menjadi sumber penularan penyakit pada manusia.

• Vektor adalah arthropoda yang dapat memindahkan/menularkan suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada host yg rentan.

• Di Indonesia, penyakit – penyakit yang ditularkan melalui serangga merupakan penyakit endemis pada daerah tertentu, seperti DBD, malaria, kaki gajah, Chikungunya, yg ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

• Ada penyakit saluran pencernaan seperti disentri, kholera, typhoid fever dan paratyphoid yg ditularkan secara mekanis oleh lalat rumah.

Page 15: III. Pendahuluan

Ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu penyakit, yaitu :

1. Cuaca• Iklim dan musim merupakan faktor utama yang mempengaruhi timbulnya penyakit

infeksi. Agen penyakit tertentu terbatas pd daerah geografis tertentu, sebab butuh reservoir dan vektor untuk hidup. Iklim dan variasi musim mempengaruhi kehidupan agen penyakit, reservoir dan vektor. Di samping itu perilaku manusia pun dapat meningkatkan transmisi atau menyebabkan rentan thd penyakit infeksi.

2. Reservoir• Hewan-hewan yg menyimpan kuman patogen tp hewan itu sendiri tidak terkena

penyakit disebut reservoir. Reservoir untuk arthropods borne disease adalah hewan-hewan dimana kuman patogen dapat hidup bersama. Binatang pengerat dan kuda merupakan reservoir untuk virus encephalitis. Penyakit ricketsia merupakan arthropods borne disease yg hidup di dalam reservoir alamiah spt tikus, anjing, serigala serta manusia yang menjadi reservoir untuk penyakit ini. Pada banyak kasus, kuman patogen mengalami multiplikasi di dalam vektor atau reservoir tanpa menyebabkan kerusakan pada intermediate host tsb.

Page 16: III. Pendahuluan

3. Geografis• Insiden penyakit yg ditularkan arthropoda berhubungan

langsung dg daerah geografis dimana reservoir dan vektor berada. Bertahan hidupnya agen penyakit tergantung pada iklim (suhu, kelembaban dan curah hujan) dan fauna lokal pada daerah tertentu

4. Perilaku Manusia• Interaksi antar manusia, kebiasaan manusia, membuang

sampah secara sembarangan, kebersihan individu dan lingkungan dapat menjadi penyebab penularan penyakit arthropoda borne diseases.

Page 17: III. Pendahuluan

Jenis-jenis vektor penyakit &klasifikasinya :• Arthropoda dibagi menjadi 4 kelas :• 1. Kelas crustacea (berkaki 10): misalnya udang• 2. Kelas Myriapoda : misalnya binatang berkaki seribu, keluwing, kelabang• 3. Kelas Arachnoidea (berkaki 8) : misalnya Tungau• 4. Kelas Hexapoda/Insecta (berkaki 6) : misalnya nyamuk .

Dari kelas Hexapoda/Insecta, ordo yang perlu diperhatikan pengendaliannya: • a. Ordo Diptera yaitu nyamuk dan lalat• · Nyamuk Anopheles sebagai vektor malaria• · Nyamuk Aedes sebagai vektor penyakit demam berdarah• · Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur• b. Ordo Siphonaptera yaitu pinjal• · Pinjal tikus sebagai vektor penyakit pes• c. Ordo Anoplura yaitu kutu kepala• · Kutu kepala sebagai vektor penyakit demam

Page 18: III. Pendahuluan

• Terdapat ordo dari kelas Hexapoda/Insecta yang bertindak sebagai binatang pengganggu antara lain:

• · Ordo Hemiptera, contoh kutu busuk• · Ordo Isoptera, contoh rayap• · Ordo Orthoptera, contoh belalang• · Ordo Coleoptera, contoh kumbang

Page 19: III. Pendahuluan

Peran vektor :

• Secara umum, vektor mempunyai peran yaitu sebagai pengganggu dan penular penyakit.

• Vektor yang berperan sebagai pengganggu yaitu nyamuk, kecoa/lipas, lalat, semut, lipan, kumbang, kutu kepala, kutu busuk, pinjal, dll.

• Penularan penyakit pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga dikenal sebagai arthropod - borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne diseases.

• Agen penyebab penyakit infeksi yang ditularkan pada manusia dapat melalui beberapa cara yaitu :

• a. Dari orang ke orang• b. Melalui udara• c. Melalui makanan dan air• d. Melalui hewan• e. Melalui vektor arthropoda

Page 20: III. Pendahuluan

Pembawa Mekanik (mechanical carries)

• Agent penyakit tidak masuk ke dalam tubuh vektor, hanya melekat pada bagian-bagian luar tubuh vektor dan dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.

• Penyebaran penyakit melalui vektor mekanik disebut juga penyebaran pasif, yaitu pindahnya bibit penyakit yang dibawa vektor ke bahan-bahan yang digunakan manusia, umumnya makanan.

• Contoh serangga sbg agen pembawa mekanik yaitu • Nama Ilmiah: Musca domestica• Nama sehari-hari: Lalat Rumah• Menyebabkan penyakit disentri

bacilaris yang disebabkan bakteri shigella yg dibawa oleh lalat rumah.

Page 21: III. Pendahuluan

Vektor Obligat (obligatory vectors)

• Vektor adalah hewan yang di dalam tubuhnya terjadi perkembangan atau pembiakan dari parasit dan parasit itu dapat ditularkan kepada manusia atau hewan lain.

• Biasanya yang berperan sebagai vektor ini adalah serangga, sedangkan untuk kata “obligat” yaitu tunggal atau satu-satunya. Jadi vector obligat adalah pembawa suatu agen penyakit tertentu satu-satunya jika tidak ada vektor tersebut maka agen tidak dapat menyebabkan penyakit pada host.

• Contoh: Sarcoptes scabiei• Nama sehari-hari: Tungau gatal

pada manusia• Menyebabkan penyakit

scabies atau kudis

Page 22: III. Pendahuluan

Inang Antara (Intermediate hosts)

• Host atau inang dalam hal ini yaitu serangga akan mejadi tempat pertumbuhan dari bagian siklus hidup parasit. Bila tidak ada inang antara, parasit tidak dapat tumbuh dalam menyelasaikan siklus hidupnya

• Contoh : Cambarus virilis• Nama sehari-hari: Udang air tawar• Mengandung larva infektif

cacing paru-paru tikus (Angiostrongylus) yang dapat menghinggapi otak manusia.

Page 23: III. Pendahuluan

Pembawa Phoretik (phoretic carries)

• Phoretik = mekanik, yang artinya siklus hidup dari parasit tidak terjadi di dalam tubuh vector/pembawa dalam hal ini serangga.

• Contoh : Periplaneta americana• Nama sehari-hari : Lipas atau Kecoa• Menyebabkan penyakit amoebiasis yang disebabkan

karena memakan stadium kista Entamoeba histolytica yang dibawa lipas atau kecoa.

Page 24: III. Pendahuluan

• Ada 6 penyakit tular vektor yang masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, yaitu : • Malaria,

• Demam Berdarah Dengue (DBD), • Filariasis,

• Chikungunya, • Japanese encephalitis, dan

• Pes. • Penyakit tular vektor ditularkan dari manusia ke manusia atau dari hewan ke

manusia, oleh serangga, yaitu nyamuk dan pinjal. • Upaya pengendalian vektor telah dilaksanakan di Indonesia sejak enam dasa

warsa yang lalu, mencakup deteksi jenis vektor nyamuk dan serangga lainnya yang berpotensi menularkan penyakit tular vektor. Upaya ini juga diperkuat dengan kegiatan surveilans vektor untuk memantau perkembangan dan penyebarannya.

Page 25: III. Pendahuluan

• Di Indonesia : 25 jenis nyamuk terbukti berperan sebagai vektor Malaria 22 jenis nyamuk terbukti berperan sebagi vektor Filariasis. 11 jenis nyamuk berpotensi sbg vektor Japaneseencephalitis, yg telah terdeteksi ada di Indonesia.

• Pengendalian vektor dilakukan dg intervensi kimiawi menggunakan insektisida, intervensi biologis dg memanfaatkan hewan pemangsa serangga, dan intervensi lingkungan.

• Salah satu pengendalian penyakit tular vektor adalah pengendalian Malaria.• Upaya pengendalian vektor malaria juga diperkuat dg penggunaan kelambu

di seluruh daerah endemis malaria, dan dari th 2009 - 2014 telah didistribusikan 15 juta kelambu berinsektisida.

• Penyakit malaria merupakan salah satu sasaran Millenium Development Goals (MDGs), dg target eliminasi malaria dari Indonesia ialah th 2030.

Page 26: III. Pendahuluan

• Periode th. 2008 - 2013, Angka Kesakitan Malaria atau Annual Paracite Incidence telah berhasil diturunkan dari 1,96 per 1000 penduduk pada tahun 2008 menjadi 1,38 per 1000 penduduk pada tahun 2013.

• Secara bertahap berbagai Kabupaten/Kota telah berhasil mencapai eliminasi.

• Th. 2013, Kabupaten Kep. Seribu DKI Jakarta telah mencapai eliminasi.

• Pada April 2014, sebanyak 200 Kabupaten/Kota - dengan jumlah penduduk separuh penduduk Indonesia - akan diberikan Sertifikasi Eliminasi.

• Keberhasilan ini merupakan bukti bahwa Indonesia mampu melakukan Eliminasi Malaria.

Page 27: III. Pendahuluan

• Eliminasi Malaria di Indonesia diperkuat dengan berbagai upaya, yaitu : Gerakan Berantas Malaria yg dilaksanakan di daerah-daerah

melalui kemitraan Pemerintah dg Masyarakat untuk mempercepat pencapaian Eliminasi Malaria.

Pembentukan Malaria Center di beberapa Provinsi dan Kabupaten sbg pusat kegiatan terpadu pengendalian malaria untuk memperkuat upaya pencapaian Eliminiasi Malaria di lapangan,

Pengendalian Malaria dengan dukungan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat, yaitu melalui Desa Siaga, Pos Malaria Desa, dan Posyandu untuk memperkuat Pengendalian Malaria di tingkat desa.

Page 28: III. Pendahuluan

Penyakit tular vektor Demam Berdarah Dengue (DBD).

• KLB DBD kadang masih terjadi di Indonesia, tetapi berkat upaya pengendalian yg telah dilaksanakan selama 5 dasa warsa terakhir ini, angka kematian (Case Fatality Rate) DBD telah berhasil ditekan <1% selama 14 tahun terakhir sejak tahun 2000.

• Angka CFR telah dapat ditekan <1%, berkat tatalaksana kasus DBD di fasilitas kesehatan yg baik.• Keberhasilan pengendalian DBD di Indonesia dicapai karena didukung oleh kebijakan Pemerintah

di Tingkat Pusat dan Daerah dan sumber daya yang diperlukan, termasuk pembiayaan. • Diperkuat dg peran serta masyarakat dlm Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk

melaksanakan 3M Plus, yaitu : 1) Menguras dan menyikat dinding penampung air

spt bak mandi seminggu sekali, 2) Menutup rapat penampungan air3) Mendaur ulang barang yg dpt menampung air hujan.4) Kegiatan Plus : mengganti air vas bunga, membuang air pada tampungan air di dispenser,

menabur bubuk pembunuh jentik, memelihara ikan pemakan jentik , penggunaan repellen.

• Pengendalian DBD Pengendalian Arbovirosis yg mencakup pengendalian penyakit Chikungunya dan Japanese Encephalitis.

Page 29: III. Pendahuluan

Penyakit tular vektor Filariasis

• Hampir seluruh wilayah Indonesia endemis Filariasis. • Pemerintah bersama seluruh lapisan masyrakat melakukan upaya

pemutusan mata rantai penularan Filariasis. • Yg dilakukan adalah Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP)

Filariasis di daerah endemis, sekali setahun selama minimal lima tahun berturut-turut.

• Target eliminasi Filariasis th. 2020. • Th. 2013, > 21 juta penduduk Indonesia

minum obat pencegahan Filariasis. • Untuk memperkuat pencapaian eliminasi

Filariasis memperluas kampanye, sosialisasi, dan advokasi kpd semua pihak , agar mendukung suksesnya pengendalian Filariasis.

Page 30: III. Pendahuluan

Penyakit tular vektor Pes (sampar)

• Vektor penyakit Pes adalah pinjal. • Sejak th. 2007 di Indonesia tdk pernah

ditemukan lagi kasus Pes pada manusia. • Tetapi hasil pemeriksaan lab. menunjukkan masih

ditemukan serologis positif Pes pd hewan pengerat (tikus) beserta pinjalnya di daerah fokus.

• Untuk mencegah penularan Pes dari pinjal ke manusia, dilakukan kegiatan surveilans dg pemeriksaan laboratorium thd bahan yg berasal dari tersangka Pes dan spesimen serum hewan pengerat.