IKHLAS

  • Upload
    boyzbig

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tausiyah

Citation preview

IKHLASIbnu Abbas RA meriwayatkan, seorang lelaki datang dan mengatakan kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasul Allah, segala amal yang saya lakukan adalah untuk mengharap keridhaan Allah. Tapi, saya juga menginginkan agar martabat saya ditampakkan kepada manusia." Rasulullah SAW tidak memberi komentar sampai turun ayat, "Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan ibadah kepada Tuhannya dengan sesuatu pun." (QS AI-Kahfi (18): 110). Hadis ini mengingatkan pentingnya keikhlasan sebagai roh dari setiap kebaikan. Islam mengajarkan, nilai suatu amal tidak tergantung dari kedudukan orang pelaku amal, tapi pada niatnya. Syekh Muhammad Mutawalli Sya'rawi dalam tafsirnya menerangkan, niat adalah apa yang ada di dalam hati ketika hendak melakukan suatu perbuatan. "Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu." (QS AI-Baqarah (2): 284). "Barangsiapa' menampakkan amalnya kepada manusia dengan maksud riya, maka Allah akan membukakan aibnya di hari kiamat. Barangsiapa menampakkan amalnya dengan maksud menonjolkan keagungannya di depan manusia lainnya, maka Allah akan menampakkan rahasianya kepada semua makhluk." (HR Bukhari dan Muslim). Keikhlasan merupakan kekuatan rohaniah yang menjaga orientasi kehidupan seorang Muslim agar tetap lurus dalam segala keadaan dan konsisten dalam kebaikan. Dalam sebuah buku tasawuf dikemukakan renungan mengenai keikhlasan sebagai berikut. Bila seseorang memberikan bantuan kepada orang lain yang dalam kesusahan karena dia mengetahui Allah memerintahkan yang demikian, berarti amalnya benar karena Allah. Bila dia kecewa atau bahkan tidak mau lagi membantu karena dianggapnya orang itu tidak berterima kasih, berarti dia tidak ikhlas. Amalnya dipengaruhi oleh reaksi orang kepadanya. Dia bersemangat berbuat baik tatkala ada orang yang menghargai. Rasulullah SAW mengajarkan perilaku utama, "Kamu memaafKan orang yang berbuat jahil terhadapmu, memaafkan orang yang menzalimimu, memberi orang yang enggan memberi kepadamu, dan menyambung hubungan dengan orang yang memutus hubungan denganmu." Kesediaan membalas keburukan dengan kebaikan di atas amat sulit dilakukan kecuali oleh orang yang berjiwa ikhlas. "Barangsiapa bersaudara dengan seseorang karena Allah, niscaya Allah akan mengangkatnya ke suatu derajat di surga yang tidak bisa diperolehnya dengan sesuatu dari amalnya." (HR Muslim) Keikhlasan perlu dihayati oleh setiap Muslim dalam rangka mengisi kehidupan dunia ini sebagai ladang amal untuk bekal menuju akhirat.