Upload
vuongliem
View
233
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
IKHTISAR EKSEKUTIF
Penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (Good governance) merupakan
prasyarat yang mutlak bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi
masyarakat dalam mencapai cita – cita dan tujuan berbangsa dan bernegara. Prinsip
tata pemerintahan yang baik (Good Governance ) mengandung 3 (tiga) pilar utama
yaitu Akuntablitas, Transparasi dan Partispasi yang dijabarkan sebagai berikut:
Akuntabilitas artinya penyelengaraan fungsi-fungsi pemerintah harus dapat
dipertanggungjawabkan.
Transparasi artinya penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintah harus memiliki
mekanisme yang jelas dan diinformasikan kepada semua pihak.
Demokrasi dan partisipasi artinya fungsi-fungsi pemerintah diselenggarakan tanpa
mengabaikan kepentingan bersama serta melibatkan masyarakat dan pihak swasta
sebagai bagian dari pilar utama kekuatan negara.
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik tersebut diperlukan pengembangan
dan penerapan sistem pelaporan yang dapat dipertanggung jawaban yang tepat, jelas,
terukur sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat
berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme .
Untuk mewujudkan itu Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul harus memiliki
Visi dan misi serta strategi yang jelas dan tepat untuk mencapai tujuan dan
sasarannya yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
sehingga dapat dipertanggungjawabkan kinerjanya sesuai dengan Inpres Nomor 7
Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah .
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 1 Tahun 2011
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bantul
Tahun 2011-2015, yang memberikan kejelasan arah dan garis-garis besar kebijakan
pelaksanaan pembangunan daerah untuk tahun 2011-2015, Visi Pemerintah Daerah
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kabupaten Bantul untuk 5 (lima) tahun ke depan masih relevan. Oleh karena itu Visi
Pemerintah Kabupaten Bantul masih tetap sama yaitu : ‘BANTUL
PROJOTAMANSARI SEJAHTERA, DEMOKRATIS DAN AGAMIS’.
Untuk mewujudkan Visi tersebut ditetapkan Misi yaitu:
1. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah menuju tata kelola pemerintahan yang
empatik.
2. Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju masyarakat Bantul yang sehat, cerdas,
berakhlak mulia, dan berkepribadian indonesia dengan memperhatikan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknoloogi.
3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pertumbuhan
ekonomi,pemertaan pendapatan berbasis pengembangan ekonomi lokal, dan
pemberdayaan masyarakat yang responsif gender.
4. Meningkatnya kewaspadaan terhadap potensi bencana dan upaya pengurangan
pengurangan resiko bencana dengan memeperhatikan penataan ruang dan
pelestarian lingkungan.
Dari 4 (empat) Misi yang sudah disebutkan di atas masing-masing mempunyai tujuan
yang bisa dijabarkan berikut ini:
1. Meningkatnya kapasitas pemerintah daerah menuju tata kelola pemerintah yang
empatik, memiliki tujuan sebaga berikut:
a. Meningkatnya kapasitas birokrasi pemerintah menuju tata kelola pemerintahan
yang empatik.
b. Meningkatnya kualitas pelayanan publik dengan penyederhanaan pelayanan.
c. Menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat
d. Mewujudkan pembebasan tanah untuk membangun infrastruktur.
2. Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju masyarakat Bantul yang sehat, cerdas,
berakhlak mulia, dan berkepribadian Indonesia dengan memperhatikan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan serta sarana dan
prasarana kesehatan;
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
masalah kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;
c. Meningkatkan jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan;
d. Meningkatkan kualitas program wajib belajar 12 tahun yang meliputi layanan
pendidikan baik pada jenjang pra-sekolah, pendidikan dasar, maupun
pendidikan menengah yang bermutu, relevan, dan berkesetaraan dengan
memperhatikan kearifan lokal;
e. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan baik
jalur formal, non formal, maupun informal;
f. Meningkatkan kualitas kepemudaan dan olahraga;
g. Mengembangkan pemanfaatan ilmu dan teknologi;
h. Memantapkan fungsi dan peran agama dalam pembangunan;
3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pertumbuhan
ekonomi,pemertaan pendapatan berbasis pengembangan ekonomi lokal, dan
pemberdayaan masyarakat yang responsif gender, memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan;
b. Meningkatkan Mutu Konsumsi pangan dan Ketersediaan Pangan;
c. Meningkatkan kualitas perlindungan terhadap petani, peran serta petani, dan
pengembangan program usaha tani;
d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendukung
ekonomi;
e. Meningkatkan pemberdayaan industri kecil, koperasi, dan perdagangan;
f. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan kebudayaan
dan pariwisata;
g. Meningkatkan pengembangan kawasan strategis;
h. Meningkatkan motivasi dan etos masyarakat berwirausaha, penciptaan peluang
kerja, pelatihan keterampilan, serta perlindungan dan pengawasan tenaga
kerja;
i. Memantapkan program pengarusutamaan gender dan perlindungan anak;
j. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat baik pada tingkat komunitas (desa),
keluarga dan individu;
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4. Meningkatnya kewaspadaan terhadap potensi bencana dan upaya pengurangan
pengurangan resiko bencana dengan memeperhatikan penataan ruang dan
pelestarian lingkungan, memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Memantapkan program penanggulangan bencana;
b. Memantapkan program peningkatan kualitas lingkungan, pengelolaan, dan
perlindungan sumberdaya alam;
Dari tujuan tersebut secara spesifik dijabarkan dalam sasaran-sasaran dan
ditetapkan pula cara pencapaian tujuan dan sasaran dalam bentuk kebijaksanaan,
program dan kegiatan yang sifatnya strategik yang merupakan target tahunan yang
tertuang dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Tahun
2011.
Berdasar tujuan tersebut diatas, maka ditetapkan sasaran–sasaranya yaitu:
1. Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme aparatur pemerintah daerah dan
desa serta lembaga pemerintah;
2. Meningkatnya transparansi, efektifitas dan efisiensi birokrasi;
3. Meningkatnya kemampuan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah;
4. Meningkatnya kualitas pelayanan publik
5. Penyingkatan waktu penyelesaian ijin
6. Penyingkatan waktu penyelesaian pengaduan
7. Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat (IKM)
8. Terciptanya kepastian hukum dan ketertiban masyarakat
9. Meningkatnya pemahaman prinsip-prinsip dasar hukum dan HAM
10. Tersedianya sarana berupa tanah untuk pembangunan fasilitas kepentingan
umum
11. Meningkatnya pelayanan kesehatan
12. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
13. Meningkatnya Desa Siaga kategori baik (Purnama dan Mandiri)
14. Meningkatnya prosentase rumah dan lingkungan sehat
15. Semua penduduk memiliki jaminan kesehatan
16. Meningkatnya kualitas pendidikan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
17. Meningkatnya kualitas perpustakaan
18. Meningkatnya sekolah berkualitas
19. Meningkatnya jumlah lembaga pendidikan non formal dan informal
20. Meningkatkan prestasi pemuda Kab. Bantul di Bidang Olahraga secara
kuantitaif dan kualitatif
21. Meningkatnya kualitas pemuda dan olahragawan profesional
22. Meningkatnya kualitas database dalam format digital di semua sektor
23. Pengembangan Sistem Informasi yang berbasis teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK)
24. Tersedianya informasi melalui media massa tepat guna
25. Meningkatnya jumlah DBKS
26. Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama
27. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah
28. Mempermudah akses dan sarana distribusi pangan serta akses sarana dan
prasarana produksi pertanian serta perikanan dan kelautan
29. Meningkatnya produksi bahan pangan, pertanian, peternakan dan perikanan
serta agropolitan
30. Terkendalinya laju alih fungsi lahan pertanian
31. Meningkatnya program usaha tani dan aktivitas kelembagaan petani dan
penyuluh
32. Meningkatnya sarana dan prasarana ekonomi antara lain pasar, terminal, jalan,
dan lain-lain
33. Meningkatnya unit-unit usaha industri kecil dengan mengoptimalkan
penggunaan bahan baku lokal, inovasi produk, akses permodalan serta
perluasan jangkauan pemasaran
34. Meningkatnya jumlah desa wisata, desa budaya, penghargaan budaya,
kelompok kesenian.
35. Meningkatnya jumlah pengunjung objek wisata
36. Meningkatnya jumlah investasi kepariwisataan
37. Berkembangnya kawasan KPY, Pantai selatan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
38. Meningkatnya keterampilan pencaker
39. Meningkatnya lapangan pekerjaan
40. Meningkatnya keamanan dan perlindungan tenaga kerja.
41. Terjaminnya hak-hak pekerja
42. Terciptanya penempatan transmigran
43. Menyatukan pemahaman program PUG dan perlindungan anak di semua
lapisan masyarakat, organisasi pemerintah dan lembaga kemasyarakatan.
44. Meningkatnya partisipasi kompetensi keterampilan organisasi pemerintahan,
masyarakat dan individu.
45. Meningkatnya kesejahteraan PMKS/tuna sosial serta tertanganinya korban
NAPZA dan penduduk usia lanjut.
46. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat miskin
47. Meningkatnya Kualitas keluarga
48. Mantapnya penanggulangan bencana
49. Mantapnya pengelolaan sarana dan prasarana publik
50. Terwujudanya peningkatan pengelolaan SDA, perlindungan fungsi lingkungan
dan keanegaraman hayati.
51. Terkelolanya sumberdaya hutan.
Pada tahun 2011 Kabupaten Bantul telah melaksanakan perencanaan
strategisnya tahun pertama. Secara umum pencapaian sasaran dapat terealisir
dengan baik ( mencapai keberhasilan ) sesuai dengan perencanaan .
Dalam manajemen modern pelaporan merupakan fase terakhir sebagai alat untuk
mengevaluasi demi perbaikan di masa mendatang . Dimana setiap instansi pemerintah
dibentuk untuk menggambarkan suatu tugas dan tanggung jawab tertentu berdasarkan
pendelegasian wewenang untuk melaksanakan tugas tersebut. Pelaporan tersebut
dalam bentuk LAKIP sesuai amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 dan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 29 tahun
2010.
Untuk merealisasikan pertanggungjawaban Kepala Daerah atas pelaksanaan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
APBD tahun 2011 sebagai implementasi dari SAKIP tersebut Pemerintah Daerah
Kabupaten Bantul menggunakan pendekatan perencanaan kinerja dan pengukuran
kinerja sebagai dasar untuk melakukan analisis tentang tingkat capaian kinerja instansi
dalam rangka pencapaian sasaran atau target yang telah ditetapkan.
Evaluasi kinerja atas sasaran-sasaran srategis Pemerintah Daerah Kabupaten
Bantul dapat dijelaskan bahwa nilai capaian kinerja rata-rata sasaran diperoleh angka
sebesar 85,93% dengan kategori sangat berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam tahun 2011 sudah dilaksanakan dengan
baik. Adapun adanya beberapa sasaran yang nilai capaian kinerjanya belum optimal
dikarenakan dalam pelaksanaannya mengalami kendala/hambatan. Dalam pelaporan
LAKIP Kabupaten Bantul disamping mengungkapkan keberhasilan juga
mengungkapkan mengenai kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan.
Adapun keberhasilan dan kegagalan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Cakupan balita Gizi buruk yang mendapat perawatan. Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 100% terealisir 100%, maka nilai capaian ini dengan kategori
sangat berhasil. Data tersebut dari jumlah bayi yang mendapat perawatan gizi buruk
dari target sebanyak 178 balita terealisir sebanyak 178 balita.
Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena adanya Komitment petugas tinggi,
Survelians gizi sudah berjalan baik dalam menangani kasus gizi buruk serta
Dukungan anggaran
2. Angka melek huruf. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 89,94 terealisir 97,50
atau tercapai sebesar 108,40% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang
mendukung keberhasilan ini karena adanya komitment dari Pemerintah Kabupaten
Bantul untuk pemberantasan buta huruf.
3. Pertumbuhan investasi PMDN. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
Rp.176.906.863.020,00 terealisir sebesar Rp. 200.172.644.150,71, atau tercapai
sebesar 113,15% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan investasi PMDN di Kabupaten Bantul antara
lain:
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kemudahan perijinan.
Iklim investor yang kondusif.
Terjalinnya kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat.
4. Meningkatnya kunjungan wisata nusantara. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 1.496.111 Orang terealisir sebanyak 1.738.808 Orang atau tercapai
sebesar 116,22% dengan kategori sangat berhasil.
5. Meningkatnya kunjungan wisata mancanegara. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 15.112 Orang terealisir sebanyak 17.654 Orang atau tercapai sebesar
116,23% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan peningkatan kunjungan wisatawan di
Kabupaten Bantul di atas antara lain:
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan dan daya tarik destinasi wisata.
Pengembangan kawasan-kawasan wisata baru sebagai alternatif tujuan
wisatawan.
Ekstensifikasi promosi pariwisata melalui media massa dan pengembangan
kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan dalam promosi pariwisata
6. Prosentase yang bekerja terhadap angkatan kerja. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebesar 93.5 % terealisir sebesar 94.2% atau tercapai 94,22% dengan kategori
sangat berhasil. Nilai capaian ini diperoleh dari Jumlah penduduk yang bekerja
sebanyak 476.567 orang dibagi dengan jumlah penduduk angkatan kerja sebanyak
505.786 orang.
Faktor yang mendukung keberhasilan ini adalah adanya perhatian yang tinggi
terhadap pengurangan pengangguran dengan berbagai macam program/kegiatan.
7. Tingkat kemiskinan turun. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 13% terealisir
2,79%, atau tercapai sebesar 21,46% dengan kategori tidak berhasil. Nilai capaian
ini diperoleh dari jumlah KK miskin tahun 2011 sebanyak 40.321 KK sedang pada
tahun 2010 KK miskin sebanyak 41.480 KK, sehingga hanya terjadi penurunan
sebanyak 1.159KK (2,79%).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terlaksananya semua tugas-tugas Instansi Pemerintah se Kabupaten Bantul, serta
terselesaikannya penyusunan LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang disusun
berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 adalah laporan kinerja tahunan yang berisi
pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaranstrategis
instansi.
Tujuan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah untuk
menciptakan pemerintahan yang baik dan terpercaya. Pemerintahan yang baik
ditandai dengan tiga pilar elemen dasar yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya yaitu transparan, partisipasi dan akuntabilitas. Hal ini menjadi salah satu
agenda reformasi yang patut mendapatkan perhatian semestinya, yang dapat didekati
dari pola hubungan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat madani.
Hubungan tersebut haruslah dilakukan secara selaras, seimbang dan serasi serta
dikelola secara baik, karena pola hubungan tersebut sangat berperan untuk penentuan
dalam proses pembangunan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011 memuat informasi secara transparan
tentang pelaksanaan kegiatan, program, kebijakan dengan sasaran dalam rangka
mewujudkan visi Kabupaten Bantul yang Projotamansari Sejahtera, Demokratis dan
Agamis.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan dukungan, bimbingan serta partisipasi dalam penyusunan LAKIP
Kabupaten Bantul Tahun 2011.
Bantul, Maret 2012. Bupati Bantul
Hj. SRI SURYAWIDATI
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM DAERAH
1. Kondisi Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri atas empat kabupaten dan
satu kota, dan Kabupaten Bantul adalah salah satu dari empat kabupaten
tersebut. Secara makro, bentang alam Kabupaten Bantul terdiri dari daerah
dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang
terletak pada bagian Timur dan Barat, serta kawasan pantai di sebelah
Selatan. Kondisi bentang alam tersebut relatif membujur dari Utara ke
Selatan. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara
07º44'04"-08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34"-110º31'08" Bujur Timur,
berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul di sebelah Timur, dengan Kota
Yogyakarta dan Kabupaten Sleman di sebelah Utara, dengan Kabupaten
Kulon Progo di sebelah Barat, dan dengan Samudra Indonesia di sebelah
Selatan.
Luas wilayah Kabupaten Bantul adalah 506,85 Km2, terdiri dari 17
kecamatan yang dibagi menjadi 75 desa dan 933 pedukuhan. Kecamatan
Dlingo adalah kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas, yaitu 55,87
Km2. Sedangkan jumlah desa dan pedukuhan yang terbanyak terdapat di
Kecamatan Imogiri dengan delapan desa dan 72 pedukuhan.
Berdasarkan kondisi lahan terdapat luas lahan 506,85 km persegi yang
terbagi dalam beberapa klasifikasi penggunaan lahan yang terdiri dari
pekarangan, sawah, tegal, dan kebun campur (Tabel 1.1).
Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan sebaran
pemanfaatan lahan yang ada di Kabupaten Bantul. Di dalam Tabel 1.1
ditampilkan bahwa penggunaan lahan terbesar adalah untuk kebun campur
sebesar 32,75% dan sawah sebesar 31,43%, sedangkan yang terkecil adalah
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tambak sebesar 0,06%. Terlihat bahwa pemanfaatan kebun campur terbesar
ada di Kecamatan Pajangan seluas 2.295 Ha. Adapun persawahan terluas
terdapat di Kecamatan Sewon seluas 1.408,8 Ha. Sedangkan pemanfaatan
tambak hanya berada di Kecamatan Srandakan seluas 30 Ha.
Tabel 1.1 Penggunaan Lahan di Kabupaten Bantul Tahun 2011 (Ha)
No Kecamatan Permukiman Sawah Tegalan Kebun
Campuran Hutan
Tanah Tandus
Tambak Lain-lain Jumlah
1
2
2
Bambang
lipro
175,0872 1164,605
9
0 819,000
0
0 0 0 123,30
69
2282 2 Bangunta
pan
436,3544 1319,826
6
7,6798 655,012
9
0 0 0 210,12
63
2629 3 Bantul 171,8507 1213,333
3
2,0000 688,920
9
0 0 0 122,89
51
2199 4 Dlingo 121,5498 261,0000 1705,41
52
1460,00
00
1198 0 0 888,03
50
5634 5 Imogiri 238,9301 922,9806 2128,00
00
1186,00
00
187 23 0 1095,0
893
5781 6 Jetis 406,7099 1347,533
4
105,000
0
513,000
0
0 0 0 187,75
65
2560 7 Kasihan 555,0182 851,1396 107,153
0
1567,61
05
0 0 0 157,07
87
3238 8 Kretek 38,6401 954,4266 209,454
9
470,000
0
0 302 0 575,47
84
2550 9 Pajangan 112,5677 280,6690 430,552
6
2295,00
00
0 0 0 200,21
07
3319 10 Pandak 89,9423 984,9897 44,0000 1063,00
00
0 0 0 247,06
80
2429 11 Piyungan 334,7995 1325,950
8
551,158
8
717,000
0
0 0 0 383,09
09
3312 12 Pleret 234,4968 716,9097 634,911
2
356,000
0
0 0 0 185,68
23
2128 13 Pundong 82,5997 875,6236 456,000
0
733,500
0
0 0 0 228,27
67
2376 14 Sanden 51,6440 836,0806 123,000
0
896,000
0
0 119 0 301,27
54
2327 15 Sedayu 273,4635 980,6635 72,2000 1840,48
88
0 0 0 244,18
42
3411 16 Sewon 473,2285 1408,764
8
2,0000 645,420
6
0 0 0 146,58
61
2676 17 Srandaka
n
75,3196 484,4608 53,0000 693,884
0
0 99 30 398,33
60
1834 Jumlah 3872,202
0
15928,95
81
6631,52
55
16599,8
377
1385 543 30 5694,4
767
5068
5 Persentase 7,64 31,43 13,08 32,75 2,73 1,07 0,06 11,24 100,0
0 Sumber: Kantor BPN, 2012
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Peta 1.1 Penggunaan Lahan
Sumber: Bappeda Kab. Bantul, 2012 (data diolah)
2. Kondisi Umum Daerah Kepadatan penduduk dapat dilihat dari beberapa sudut pandang,
antara lain kepadatan penduduk geografis, kepadatan penduduk agraris,
kepadatan penduduk daerah terbangun, kepadatan penduduk kelompok umur,
dan sebagainya. Kepadatan penduduk geografis menunjukkan jumlah
penduduk pada suatu daerah setiap kilometer persegi. Kepadatan penduduk
geografis menunjukkan penyebaran penduduk dan tingkat kepadatan
penduduk di suatu daerah (Tabel 1.2).
Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat bahwa penyebaran penduduk tidak
merata. Daerah yang mempunyai kepadatan penduduk geografis tinggi
terletak di wilayah Kabupaten Bantul yang berbatasan dengan kota
Yogyakarta yang meliputi kecamatan Banguntapan (4.302 jiwa/km2), Sewon
(3.892 jiwa/km2), dan Kasihan (3.481 jiwa/km2), sedangkan kepadatan
penduduk geografis terendah terletak di Kecamatan Dlingo (638 jiwa/km2).
TAHUN 2011
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tabel 1.2 Kepadatan Penduduk Geografis per Kecamatan Tahun 2011
No Kecamatan Luas (km2)
Jumlah Penduduk
Kepadatan/Km2
1 Srandakan 18,32 28.668 1.565 2 Sanden 23,16 29.744 1.284 3 Kretek 26,77 29.323 1.095 4 Pundong 23,68 31.779 1.342 5 Bambanglipuro 22,70 37.480 1.651 6 Pandak 24,30 47.908 1.972 7 Bantul 21,95 59.754 2.722 8 Jetis 24,47 52.313 2.138 9 Imogiri 54,49 56.536 1.038
10 Dlingo 55,87 35.667 638 11 Pleret 22,97 43.731 1.904 12 Piyungan 32,54 49.427 1.519 13 Banguntapan 28,48 122.510 4.302 14 Sewon 27,16 105.701 3.892 15 Kasihan 32,38 112.708 3.481 16 Pajangan 33,25 33.216 999 17 Sedayu 34,36 44.798 1.304
Jumlah 506,85 921.263 1.818 Sumber: BPS, 2012
Berdasarkan mata pencaharian penduduk di Kabupaten Bantul
sebagian besar menggantungkan hidupnya di sektor pertanian, sehingga
kepadatan penduduk agraris per wilayah perlu diketahui agar tercapai akurasi
kebijakan. Secara rinci kepadatan penduduk agraris dapat dilihat pada Tabel
1.3.
Kepadatan penduduk agraris adalah angka yang menunjukkan
perbandingan jumlah penduduk pada suatu daerah dengan luas lahan
pertanian yang tersedia. Berdasarkan data kepadatan penduduk agraris yang
ada diketahui bahwa setiap tahun terjadi penyusutan lahan pertanian yang
berdampak pada berkurangnya jumlah produksi pertanian. Dengan melihat
kecenderungan bahwa setiap tahun terjadi pengurangan lahan pertanian,
maka perlu ada upaya-upaya kongkrit agar pemenuhan kebutuhan dari produk
pertanian tetap terjaga serta adanya langkah-langkah pengamanan lahan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
pertanian untuk menekan laju penyusutannya. Penyusutan lahan banyak
terjadi di daerah aglomerasi perkotaan seperti di Sewon, Banguntapan, dan
Kasihan. Hal ini banyak disebabkan oleh migrasi dari kota Yogyakarta.
Peta 1.2 Kepadatan Penduduk Geografis
Sumber: Bappeda Kab. Bantul, 2012 (data diolah)
Persebaran penduduk menurut umur sangat diperlukan untuk
mengambil kebijakan yang berkaitan dengan banyak sektor seperti
tenagakerja, pendidikan, dan lain-lain. Dengan mengetahui sebaran penduduk
kelompok umur dominan di suatu wilayah maka dapat dilakukan kebijakan
yang lebih tepat dan efisien untuk pengembangan wilayah tesebut (lihat Tabel
1.4).
2011
2011
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tabel 1.3 Kepadatan Penduduk Agraris per Kecamatan
Di Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kecamatan Luas Areal Pertanian
(Ha)
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Kepadatan/Ha
1 Srandakan 419 28.668 50
2 Sanden 986 29.744 26
3 Kretek 892 29.323 12
4 Pundong 864 31.779 24
5 Bambanglipuro 1.164 37.480 24
6 Pandak 927 47.908 28
7 Bantul 1.132 59.754 58
8 Jetis 1.177 52.313 39
9 Imogiri 1.109 56.536 18
10 Dlingo 512 35.667 9
11 Pleret 860 43.731 26
12 Piyungan 1.385 49.427 23
13 Banguntapan 1.409 122.510 100
14 Sewon 1.305 105.701 83
15 Kasihan 673 112.708 150
16 Pajangan 262 33.216 23
17 Sedayu 960 44.798 16
Jumlah (Rata-rata) 16.036 921.263 31
Sumber: BPS, 2012 (angka sementara)
Kepadatan penduduk kelompok umur adalah jumlah penduduk
berdasarkan kelompok umur pada suatu daerah setiap kilometer persegi.
Kepadatan penduduk kelompok umur menunjukkan proporsi umur
berdasarkan kelompok umur terbesar pada umur 40 tahun ke atas (37,16%),
kedua pada kelompok umur 25-39 tahun (24,13%), sedangkan proporsi
terendah pada kelompok umur 20-24 tahun (7,96%).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Berdasarkan tabel tersebut dalam perencanaan pembangunan
khususnya di bidang kesehatan pada kelompok umur 40 tahun ke atas harus
mendapatkan prioritas dan perhatian lebih. Pada usia 25-39 tahun yang
proporsinya juga cukup besar dan merupakan kelompok umur produktif maka
kebijakan ekonomi menjadi lebih dominan.
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
di Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kecamatan Kelompok Umur
Jumlah 0-9 10-14 15-19 20-24 25-39 40+
1 Srandakan 4.160 2.066 2.177 1.834 6.237 12.194 28.668
2 Sanden 4.184 2.248 2.288 1.638 6.170 13.216 29.744
3 Kretek 3.928 2.133 2.188 1.699 6.084 13.291 29.323
4 Pundong 4.546 2.355 2.418 2.039 6.880 13.541 31.779
5 Bambanglipuro 5.598 2.675 2.699 2.268 8.212 16.028 37.480
6 Pandak 7.016 3.562 3.628 3.190 10.824 19.688 47.908
7 Bantul 9.034 4.299 4.532 4.372 13.872 23.645 59.754
8 Jetis 8.155 3.749 3.917 3.619 12.506 20.367 52.313
9 Imogiri 8.613 4.034 4.163 3.908 13.395 22.423 56.536
10 Dlingo 5.257 2.920 2.782 2.294 7.898 14.516 35.667
11 Pleret 7.621 3.452 3.626 3.308 11.279 14.445 43.731
12 Piyungan 8.153 4.324 4.155 3.459 11.960 17.376 49.427
13 Banguntapan 20.062 8.844 9.626 12.724 32.430 38.824 122.510
14 Sewon 16.341 7.768 8.510 10.009 27.150 35.923 105.701
15 Kasihan 17.573 8.318 9.108 11.476 28.809 37.424 112.708
16 Pajangan 5.268 2.511 2.511 2.447 8.105 12.244 33.216
17 Sedayu 7.151 3.400 3.400 3.078 10.554 17.254 44.798
Jumlah 142.660 68.749 71.728 73.362 222.365 342.399 921.263
Persentase 15,48 7,46 7,78 7,96 24,13 37,16 100,00
Sumber: BPS, 2012 (Estimasi pendududk dengan laju pertumbuhan SP2000-SP2010, angka sementara)
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Guna melakukan kebijakan yang berprespektif gender maka sangat
diperlukan pengetahuan mengenai persebaran penduduk berdasarkan jenis
kelamin. Kebijakan pada persebaran penduduk yang seimbang antara laki-laki
dan perempuan sudah seharusnya berbeda dengan persebaran yang
didominasi salah satunya. Dengan demikian kebijakan yang diambil lebih
efektif. Secara rinci data jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin ada
pada Tabel 1.5.
Tabel 1.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Bantul per Kecamatan Tahun 2011
No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Srandakan 14.214 14.454 28.668
2 Sanden 14.616 15.128 29.744
3 Kretek 14.131 15.192 29.323
4 Pundong 15.543 16.236 31.779
5 Bambanglipuro 18.524 18.956 37.480
6 Pandak 23.926 23.982 47.908
7 Bantul 29.681 30.073 59.754
8 Jetis 25.887 26.426 52.313
9 Imogiri 28.008 28.528 56.536
10 Dlingo 17.609 18.058 35.667
11 Pleret 21.926 21.805 43.731
12 Piyungan 24.604 24.823 49.427
13 Banguntapan 62.127 60.383 122.510
14 Sewon 53.486 52.215 105.701
15 Kasihan 56.487 56.221 112.708
16 Pajangan 16.493 16.723 33.216
17 Sedayu 22.197 22.601 44.798
Jumlah 459.459 461.804 921.263
Persentase 49,87 50,13 100
Sumber: BPS, 2012 (Estimasi pendududk dengan laju pertumbuhan SP2000-SP2010, angka sementara)
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Peta 1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Bappeda Kab. Bantul, 2012 (data diolah)
3. Kondisi Ekonomi Kondisi ekonomi Kabupaten Bantul pada tahun 2010-2011 ditandai
dengan terjadinya pergeseran struktur ekonomi karena adanya pergeseran
tiga sektor. Ketiga sektor tersebut adalah sektor primer yang terdiri dari
lapangan usaha pertanian, pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder
terdiri dari lapangan usaha industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; dan
bangunan. Sektor tersier terdiri dari lapangan usaha perdagangan, hotel dan
restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan, jasa
perusahaan; dan jasa-jasa. Pergeseran struktur ekonomi tersebut terlihat
pada Grafik 1.1.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Grafik 1.1 Pergeseran Struktur Ekonomi Kabupaten Bantul Tahun 2010-2011
Sumber: BPS, 2012 (data diolah)
Berdasarkan Grafik 1.1 dapat disimpulkan bahwa pembangunan di
Kabupaten Bantul menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini dibuktikan
dengan terjadinya pergeseran struktur ekonomi dari primer ke sekunder
maupun tersier.
4. Inovasi Daerah Beberapa hal yang mendasari implementasi inovasi daerah
Kabupaten Bantul adalah terjadinya pergeseran perekonomian global dari
ekonomi yang berbasis industri menuju ke ekonomi berbasis pengetahuan
(knowledge based economy); adanya daya saing daerah yang ditentukan oleh
kemampuan memanfaatkan potensi daerah melalui inovasi; karakteristik
pasar yang dinamis, kompetisi global, dan cenderung membentuk jejaring;
posisi tenaga kerja dengan upah tinggi, ketrampilan luas dengan berbagai
disiplin, pembelajaran tanpa kenal waktu, dan pengelolaan SDM kolaboratif;
serta rendahnya entrepreneurship masyarakat . Fakta-fakta tersebut harus
menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Bantul. Mengabaikan hal-hal
tersebut bisa mengakibatkan tertinggalnya Kabupaten Bantul dalam kompetisi
dengan daerah-daerah lainnya.
0
10
20
30
40
50
2009 2010**
PRIMER
SEKUNDER
TERSIER
** Angka Sangat Sementara
2010 2011**
25,10 28,12
46,74
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Dalam pelaksanaannya, Pemerintah Kabupaten Bantul senantiasa
memotivasi dan mendorong aparat pemerintah, masyarakat, swasta, dan
seluruh stakeholders untuk bersama-sama mengembangkan kreatifitas dan
inovasi serta lebih memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Inovasi sebagai cara untuk menerapkan IPTEK yang telah ada disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan diupayakan selalu menjadi mindset semua
elemen Kabupaten.
Dalam melaksanakan pengembangan inovasi daerah, Pemerintah
Kabupaten Bantul senantiasa menjalin kerjasama dengan daerah lain,
pemerintah propinsi maupun pemerintah pusat, swasta, perguruan tinggi,
lembaga riset, dan masyarakat, dengan senantiasa mengacu pada kondisi
kultural/budaya Bantul agar terjadi kolaborasi/sinergitas sehingga menjadi
sebuah Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yang saling terkait dan berkelanjutan.
Kerjasama yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Bantul dalam rangka
Sistem Inovasi Daerah (SIDa) adalah:
a. Dengan Kementerian Ristek dan UGM berupa kegiatan pendayagunaan
dan pemasyarakatan IPTEK serta implementasi SIDa dalam
pengembangan energi listrik hibryd dengan pembangunan pembangkit
listrik tenaga angin dan tenaga surya di Pantai Baru, Pandansimo,
Srandakan dan di Pantai Samas, Sanden;
b. Dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan berupa kolam ikan air
tawar (kolam terpal) dengan teknik aquaponik serta instalasi energi listrik
surya;
c. Dengan Kementerian Lingkungan Hidup berupa biogas di kandang
kelompok Ngentak, Srandakan;
d. Dengan Bakosurtanal dan UGM berupa kegiatan pengelolaan
laboratorium geospasial pesisir Parangtritis;
e. Dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
berupa kerjasama penguatan tata kelola pemerintahan yang baik di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul;
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
f. Dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berupa
kegiatan pengkajian, penerapan, dan pemasyarakatan teknologi untuk
mendukung pembangunan daerah di Kabupaten Bantul;
g. Dengan beberapa perguruan tinggi antara lain:
1) Kegiatan peningkatan dan pengembangan potensi sumber daya
daerah Kabupaten Bantul dalam bidang pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat;
2) Peningkatan dan pengembangan mutu pelayanan kesehatan di
Kabupaten Bantul dan program pendidikan kesehatan tenaga
kesehatan dan pendidikan kesehatan;
3) Pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat di bidang pariwisata;
4) Program Hibah Kompetisi Institusi (PHKI) UGM dengan tema
percepatan pengembangan kawasan berbasis kearifan dan potensi
lokal melalui penghiliran hasil riset dalam rangka pemberdayaan
masyarakat di Kabupaten Bantul untuk kesejahteraan yang
berkelanjutan sebagai model pembangunan nasional, selama tiga
tahun dimulai tahun 2011; dan
5) Budidaya Air Tawar (BAT) di Pundong bekerjasama dengan Sekolah
Tinggi Perikanan Jakarta, selama dua tahun, dimulai tahun 2011.
Berkaitan dengan tata kelola pemerintah daerah yang baik (good
governance), inovasi Pemerintah Kabupaten Bantul berorientasi pada layanan
kepada masyarakat melalui peningkatan kualitas layanan dan perbaikan
sistem manajemen pemerintahan. Perbaikan layanan masyarakat berkaitan
dengan pelayanan publik antara lain berupa pelayanan perijinan dan non
perijinan, pelayanan publik di bidang kesehatan, dan pelayanan publik di
bidang pendidikan. Pemerintah Kabupaten Bantul telah mencantumkan
secara transparan syarat, biaya, dan prosedur layanan melalui pemanfaatan
teknologi informasi.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tabel 1.6 Jumlah Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Hasil Kerjasama dengan
Perguruan Tinggi dan Lembaga Survey tahun 2011
No Uraian Jumlah
1 Penelitian S1 2.138
2 Penelitian S2, S3 dan Lembaga Survey 145
3 KKN 28
4 PKL 43
Sumber: Bappeda, 2012
Penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan
informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang
berkenaan dengan pemerintahan disebut juga e-government (e-gov) dan
online government telah berjalan di Kabupaten Bantul. E-government telah
diaplikasikan didukung dengan sarana dan prasarana pengembangan
jaringan internet yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi internal
pemerintahan, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan
yang demokratis. Keuntungan dari e-government adalah peningkatan
efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan
publik. Selain penyajian informasi dan aplikasi e-gov melalui website,
Pemerintah Kabupaten Bantul juga sudah menerapkan 28 sistem informasi,
baik yang bersifat intranet, desktop, maupun online (Tabel 1.7).
Perbaikan sistem manajemen pemerintahan berkaitan manajemen
kinerja antara lain diterapkan pada pengadaan barang dan jasa menggunakan
Layanan Pengadaan Secara Elektonik (LPSE). Pengumuman pengadaan
barang dan jasa untuk tahun 2011 bisa diakses melalui
http://eproc.jogjakarta.go.id.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tabel 1.7 Sistem informasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul
No Tahun
Pembuatan Nama aplikasi
1 2001 SIM Pengolahan Gaji PNS
2 2002 SIM Pelayanan Satu Atap (Perijinan)
3 2003 Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA)
4 2003 SIM Keuangan Daerah
5 2004 SIM Barang Daerah
6 2005 SIM Monografi Online
7 2005 SIM Kependudukan
8 2006 SIM Keuangan Daerah (Permendagri 13 tahun 2006)
9 2007 Sistem Cetak KK dan KTP
10 2007 Sistem Keluarga Berencana
11 2007 SistemTenaga Kerja dan Nakertrans
12 2007 Sistem Informasi Pariwisata
13 2007 Sistem Informasi Layanan Data KPDE
14 2007 Sistem informasi Presensi PNS
15 2008 SIM Keluarga Miskin
16 2008 SIM Kesehatan Ibu, Anak, dan TBC
17 2008 SIM Potensi Kecamatan
18 2008 SIM Pelayanan Perpustakaan
19 2009 SIM Keuangan Daerah
20 2009 SIM Barang Daerah
21 2009 SIM Investasi Daerah
22 2009 SIM Kepegawaian
23 2009 SIM Pengendalian Pembangunan Daerah
24 2009 SIM Pelayanan Pajak Reklame
25 2009 SIM Pelayanan BPHTB
26 2010 SIM Perijinan Online
27 2010 SIM Cetak SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)
28 2011 SIM Kewilayahan Sumber: KPDT Kab. Bantul, 2012
Pemanfaatan IT oleh Pemerintah Kabupaten Bantul juga berfungsi
sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, di antaranya
melalui:
a. Pemanfaatan media telematika, seperti: SMS Center, Website daerah
(www.bantulkab.go.id), Website tiap SKPD, Warintek (Warung Informasi
dan Teknologi), dan Telekompres (rapat komprehensif dan rapat
muspida);
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
b. Pemanfaaatan media elektronika, seperti siaran informasi dan komunikasi
melalui televisi (Taman Gabusan dan Gardu Projotamansari) serta dialog
interaktif di Radio RRI dan Radio Bantul FM;
c. Pemanfaatan media cetak, seperti Jurnal Riset Daerah, buletin serta
beberapa leaflet program-program kegiatan dari setiap SKPD.
Tabel 1.8
Media Komunikasi Pemerintah dan Masyarakat
No Media Uraian 1 SMS Center Juli sd Desember: 1314 SMS
2 Siaran Taman Gabusan TVRI Yogyakarta
44 x siaran
3 Website daerah (www.bantulkab.go.id)
33 sub domain dengan 135.907 pengunjung berasal dari 10 negara
4 Dialog Interaktif Radio Bantul FM
Setiap SKPD 10 x siaran menyampaikan program pemerintah
5 Jurnal Riset Daerah Penerbitan setiap bulan April, Agustus, dan Desember. Tahun 2011 ada 11 tema penelitian sains dan 4 penelitian terapan/teknologi tepat guna
Sumber: Bappeda, 2012 (diolah)
Peran masyarakat dalam pengembangan inovasi dan penerapan
IPTEK cukup besar. Banyak ide kreatif muncul dari masyarakat hingga
menjadi sebuah industri kreatif dengan sentuhan inovasi dan IPTEK. Industri
kreatif yang berkembang di masyarakat berupa wisata kuliner, produk
kerajinan, seni pertunjukan, desain produk, pasar barang dan seni (Pasar
Seni Gabusan), hingga berkembang sampai pengembangan bersama
kawasan GMT (Gabusan, Manding Tembi) dan Kawasan Kajigelem
(Kasongan, Jipangan, Gendeng, Lemahdadi).
Peran teknologi tepat guna sangat besar dalam mendukung
berkembangnya industri kerajinan. Teknologi tepat guna adalah teknologi
yang dirancang untuk masyarakat yang disesuaikan dengan aspek-aspek
lingkungan dan ekonomi, dengan menerapkan metode yang hemat sumber
daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif minimal. Beberapa TTG telah
ditemukan oleh warga Bantul dan SMK/SMA di Kabupaten Bantul.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tabel 1.9 Teknologi Tepat Guna dan Penemu di Kabupaten Bantul
No Teknologi Tepat Guna Penemu
1 Kompor spritus Pribadi Prasetyo
2 Rekayasa limbah membuat tranformasi las listrik; Jenzet dari sepeda motor
Sutaji Pratomo
3 Biodisel dari Nyamplung Yudi Anggorohadi
4 Briket janggel jagung dan kulit kacang
Edi Gunarto
5 Energi listrik dari buah markisa
SMA N 1 Sewon
6 Mesin penghancur arang dan cetak briket arang ektruksi
Wahyu Arrozi, Basriyanto
7 Briket batok kelapa Ponpes Alfurqon Sanden
8 Kompor Orgen R. Safira
9 Anglo listrik Kelompok Gugus Mutu Dewi Sri
10 Reaktor sintetis gas SMK Muh Bambanglipuro
Sumber: Bappeda, 2012
Berkaitan dengan energi baru terbarukan (EBT), peranan sumber
energi ini makin tinggi seiring disahkannya Undang-undang Nomor 30 Tahun
2009 tentang Ketenagalistrikan yang menempatkan sumber EBT sebagai
energi prioritas. Menurut pengelompokannya, EBT terdiri dari panas bumi,
bioenergi, hidro, sinar matahari, angin, dan samudra. Pemerintah Kabupaten
Bantul dalam RPJMD Tahun 2011-2015 telah menetapkan salah satu strategi
pengembangan IPTEK adalah pengembangan teknologi EBT (lihat Tabel
1.10).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tabel 1.10 Jenis dan Banyaknya Energi Baru Terbarukan di Kabupaten Bantul
No Jenis Energi Jumlah Lokasi
1 Bio Energi 71 unit pengolahan biogas dari limbah peternakan
Sanden, Bambanglipuro, Imogiri, Bantul, Pundong, Banguntapan, Jetis, Sewon, Piyungan, Srandakan, Pleret, Pandak, Kasihan, Pajangan, Dlingo, Kretek
2 Hidro 2 mikrohidro Pandak, Jetis
3 Sinar Matahari Enam lokasi energi listrik surya
Srandakan, Sanden
4 Angin 39 kincir angin Srandakan
Sumber: Bappeda dan BLH, 2012
B. POTENSI UNGGULAN DAERAH
Potensi unggulan daerah sebagai pengungkit kegiatan ekonomi adalah
pertanian, industri, perdagangan, dan pariwisata yang dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Pertanian
Hingga akhir tahun 2011, pertanian masih menjadi sektor yang
memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kabupaten Bantul, yaitu 23,15%. Besarnya sumbangan sektor
pertanian tersebut dimungkinkan oleh luas lahan pertanian (terdiri dari sawah,
tegal, kebun campur, tambak dan hutan) yang mencapai 80,20% dari luas
wilayah Kabupaten Bantul.
Beberapa hal yang perlu dicatat dalam bidang pertanian di Kabupaten
Bantul adalah sebagai berikut:
a. Luas panen padi sawah adalah 31.047 ha per tahun (dua kali panen)
dengan produktivitas 63,53 Kw/ha (GKG) dan produksi sebesar 197.241,59
ton GKG;
b. Luas panen padi ladang adalah 139 ha dengan produktivitas 27,56 Kw/ha
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
(GKG) dan produksi sebesar 384,08 ton GKG;
c. Luas panen jagung adalah 5.289 ha dengan produktivitas sebesar 56,76
Kw/ha pipilan kering dan rata-rata produksi sebesar 30.020,36 ton pipilan
kering;
d. Luas panen kedelai adalah 2.389 ha dengan produktivitas 14,15 Kw/ha
wose kering dan produksi sebesar 3.006,5 ton wose kering;
e. Luas panen kacang tanah adalah 2.546 ha dengan produktivitas sebesar
10,84 Kw/ha wose kering dan produksi sebesar 2.759,86 ton wose kering;
f. Luas panen bawang merah adalah 1.071 ha, dengan produktivitas 13,32
ton/ha umbi basah dan produksi sebesar 14.270,5 ton umbi basah;
g. Luas panen cabe merah adalah 132 ha, dengan produktivitas sebesar 6,1
ton/ha buah basah dan produksi sebesar 805,2 ton buah basah.
Komoditas unggulan tanaman pertanian berdasarkan peringkat adalah
padi, bawang merah, dan jagung. Kriteria komoditas unggulan secara
kuantitatif adalah mempunyai nilai jual tinggi, dapat dan mudah dibudidayakan,
volume produksi tinggi, laju nilai penjualan, dan perkiraan keuntungan produk
setiap ton.
Beberapa permasalahan pokok sektor pertanian adalah adanya alih
fungsi lahan dan pertambahan penduduk yang mengakibatkan berkurangnya
rata-rata kepemilikan lahan. Masalah lainnya adalah kejenuhan lahan terhadap
pupuk kimia dan kesadaran masyarakat menggunakan benih bermutu yang
masih rendah.
Salah satu cakupan pertanian dalam arti luas adalah peternakan. Di
Kabupaten Bantul, peternakan memiliki potensi yang cukup besar meliputi
ternak besar, ternak kecil, dan unggas (lihat Tabel 1.11).
Berdasarkan Tabel 1.11, unggas (ayam dan itik) tampak masih menjadi
ternak yang dominan di Kabupaten Bantul, disusul sapi dan kambing. Potensi
peternakan menghasilkan beberapa produk, di antaranya daging, susu, dan
telur (lihat Tabel 1.12).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tabel 1.11 Populasi Ternak di Kabupaten Bantul
Tahun 2010-2011
No.
Jenis 2010 (ekor)
2011 (ekor)
1 Sapi potong 55.585 59.789
2 Sapi perah 192 192
3 Kerbau 686 691
4 Kuda 992 1.129
5 Babi 3.778 4.031
6 Kambing 53.090 60.671
7 Domba 31.866 38.100
8 Ayam buras 528.640 595.685
9 Ayam ras petelur 588.203 624.482
10 Ayam ras pedaging 764.777 811.947
11 Itik 146.261 164.810 Sumber: Dispertahut, 2012
Tabel 1.12 Produksi daging, telur, dan susu Di Kabupaten Bantul
tahun 2010-2011
No.
Komoditas 2010 (kg) 2011 (kg) 1 Daging 9.195.595 11.231.14
7 2 Telur 5.431.600 5.902.742 3 Susu 213.290 262.705
Sumber: Dispertahut, 2012
Produksi peternakan tersebut ternyata telah mampu bahkan surplus
untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Kabupaten Bantul sebesar
3.214.319,16 kg daging (pengeluaran per kapita 3,53), sedangkan kebutuhan
telur dan susu sebesar 8.040.350 kg (kebutuhan per kapita 8,83) atau masih
kekurangan 2.395.460,76 kg. Oleh karena itu diperlukan intensifikasi
peternakan.
Potensi yang cukup besar di Kabupaten Bantul adalah potensi laut yang
sangat memberikan harapan untuk peningkatan ekonomi masyarakat nelayan
(lihat Tabel 1.13).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tabel 1.13 Produksi Perikan Tangkap di Kabupaten Bantul
Tahun 2010-2011
No. Perikanan Tangkap 2010(kg) 2011 (Kg) Ket
1 Laut 518.119 592.524 Kg 2 Perairan Umum 378.454 399.888 Kg
Jumlah 896.573 992.412 kg Sumber: DKP, 2012
2. Perindustrian
Lokasi dan jenis industri yang tersebar di Kabupaten Bantul cukup
bervariasi. Jenis industri yang ada meliputi industri logam mesin, industri kimia,
aneka industri, industri hasil pertanian, dan kehutanan. Secara umum industri
yang terdapat di Kabupaten Bantul merupakan industri kecil, sedangkan untuk
industri besar jumlahnya tidak banyak. Sentra terbanyak adalah untuk industri
aneka, sedangkan industri yang menyerap tenaga kerja banyak adalah industri
kecil dan industri aneka (lihat Tabel 1.14).
Komoditas terpilih industri kecil diklasifikasikan menjadi tiga golongan
yaitu komoditas unggulan, komoditas andalan, dan komoditas yang
diunggulkan. Penentuan komoditas industri terpilih tersebut berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
a. Komoditas unggulan: pemakaian bahan baku lokal >70%, menyerap
tenaga kerja (padat karya), nilai ekspor >US$1 juta, tujuan ekspor > 3
negara, pertumbuhan ekspor >10% selama lima tahun terakhir;
b. Komoditas andalan: pemakaian bahan baku lokal 60-69%, menyerap
tenaga kerja (padat karya), nilai ekspor US$0.5-1 juta, dengan tujuan
ekspor dua negara, pertumbuhan ekspor 5-10% selama lima tahun terakhir;
c. Komoditas yang diunggulkan: pemakaian bahan baku lokal 50-59%,
menyerap tenaga kerja (padat karya), nilai ekspor <US$0.5 juta, tujuan
ekspor satu negara, dan pertumbuhan ekspor <5% selama lima tahun
terakhir.
Tabel 1.14 Komoditas Industri Terpilih di Kabupaten Bantul Tahun 2011
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kel.Ind KBLI Lokasi
Kec
Bahan Baku Lokal (%)
Tenaga Kerja (Org)
Ekspor
Nilai (US$ Juta)
% Total
Ekspor
Growth (%)
Negara Tujuan
Trend
Unggulan: Pakaian Jadi
18101
Bantul Kasihan Sewon Btapan
100 1.470 14,153 47% 90
USA, Jerman, Perancis,
Turki
Naik
Mebel Kayu
36101
Dlingo Kasihan Sewon Bantul Pleret
100 2.307 4,407 3% 110
Belanda Korea
Amerika Jerman
Turki
Naik
Andalan: Produk Tekstil Lainnya
17211
Bantul Sewon Kasihan Btapan
100 1.229 3,942 2% 150
USA Jerman Perancis
Turki
Naik
Kerajinan Kertas
21019 Kasihan 90 684 2,648 1% 10
Korea Belanda Perancis
Turki
Naik
Diunggulkan: Kerajinan Batu dan Gerabah
Kasihan Piyungan
Imogiri 100 1.312 1,387 0,9% 110
Belanda Jerman
USA Naik
Sumber: Disperindagkop, 2012
Beberapa hal yang perlu dicatat dalam sektor industri adalah kurangnya
daya saing hasil industri pada pasar internasional, yang disebabkan oleh
standar mutu dan desain yang belum dapat dicapai oleh para pengrajin.
Sementara itu pasar domestik kurang berkembang akibat kondisi
perekonomian domestik yang kurang stabil. Peningkatan daya saing dapat
diintervensi melalui penyediaan sarana penunjang produksi (bahan, modal,
teknologi), kemampuan inovasi desain, finishing, dan packing serta perluasan
jaringan pemasaran.
3. Perdagangan
Potensi perdagangan di Kabupaten Bantul diprioritaskan pada
pengembangan pasar tradisional. Pada tahun 2011 terdapat 27 pasar desa, 29
pasar kabupaten, dan satu pasar seni. Potensi pasar kabupaten yang cukup
memadai untuk menuju pasar tradisional yang modern ada empat yaitu pasar
Bantul, pasar Imogiri, pasar Niten, dan pasar Piyungan. Permasalahan dalam
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
pasar tradisional banyak disebabkan oleh munculnya rentenir yang menjanjikan
uang dengan banyak kemudahan. Permasalahan tersebut sudah mulai diatasi
melalui pinjaman modal dengan bunga lunak tanpa agunan.
4. Pariwisata
Potensi ekonomi daerah yang sangat menonjol dalam memberikan
kontribusi kepada Pendapatan Asli Daerah adalah sektor pariwisata, dengan
berbagai jenis obyek wisata alam, religius, budaya, dan buatan. Kawasan
pantai selatan yang dikelompokkan menjadi tiga zona dikembangkan sesuai
dengan peruntukannya yaitu sebagai (1) kawasan wisata alam pantai, (2)
wisata budaya/religius, dan (3) wisata buatan/minat khusus. Data tentang
potensi pariwisata dapat dilihat pada Tabel 1.15.
Tabel 1.15 Potensi Pariwisata
di Kabupaten Bantul Tahun 2010-2011
No Obyek Wisata Tahun
Satuan 2010 2011
1. Wisata Alam 206 210 Lokasi
2. Wisata Budaya/religius 87 87 Lokasi
3. Wisata Buatan/minat khusus 152 154 Lokasi
Jumlah 445 451 Lokasi Sumber: Disbudpar, 2012
Kemunculan obyek wisata baru yang ada di Pantai Baru Pandansimo,
yang terletak di antara Pantai Kwaru dan Pandansimo Lama semakin diminati.
Obyek ini semakin berkembang dengan adanya pemanfaatan energi listrik
hybrid untuk pengembangan pertanian lahan pesisir, perikanan lahan pesisir,
pariwisata, dan pendidikan. Di pantai tersebut telah didirikan sumber energi
hybrid terbarukan dengan memanfaatkan potensi angin dan sinar matahari
yaitu sebanyak 36 kincir dan tiga unit solar cell, dengan kapasitas 55.500 watt.
Pada tahun 2011 di lokasi ini dibangun komponen energi biogas dengan
memanfaatan kotoran ternak. Direncanakan kawasan tersebut akan dijadikan
kawasan percontohan pemanfaatan energi listrik hybrid nasional.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
C. PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Pertumbuhan perekonomian daerah secara umum dapat dilihat melalui
indikator perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan PDRB
per kapita (lihat Tabel 1.16).
Tabel 1.16
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Kabupaten Bantul Tahun 2010-2011
No Lapangan Usaha PDRB Th 2010 (%) PDRB Th 2011* (%)
1 Pertanian 933.360 23.87 964.429 23.15
2 Pertambangan dan
Penggalian
36.525 0.92 37.494 0.90
3 Industri Pengolahan 647.939 16.16 685.307 16.45
4 Listrik. Gas. dan Air Bersih 36.289 0.94 38.3272 0.92
5 Bangunan 454.480 11.33 462.8426 11.11
6 Perdagangan. Hotel dan
Restoran
789.789 19.95 836.116 20.07
7 Pengangkutan dan
Komunikasi
287.236 7.24 308.284 7.40
8 Keuangan. Persewaan, dan Jasa Perusahaan
252.015 6.31 270.79 6.50
9 Jasa-jasa 530.397 13.29 562.41 13.50
PDRB 3.967.9
28
100 4.166.00
0
100 Sumber: BPS, 2012 *) Angka sementara
Dari Tabel 1.16 dapat dilihat bahwa empat sektor yang memiliki
kontribusi terbesar adalah pertanian; perdagangan, hotel dan restoran; jasa-
jasa dan industri pengolahan. Berdasarkan data perkembangan PDRB tahun
2010 dan 2011 dapat dilihat bahwa kondisi perekonomian Kabupaten Bantul
relatif stabil.
Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul pada tahun 2011
berdasarkan harga konstan sebesar 5,02% sedangkan tahun 2010 sebesar
4,98%. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul dapat dilihat pada Tabel 1.17.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tabel 1.17 Pertumbuhan PDRB
Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 Di Kabupaten Bantul Tahun 2010-2011 (Juta Rp)
No Tahun Harga Berlaku Harga Konstan tahun 2000
Nilai (Juta Rp)
Pertumbuhan (%)
Nilai (Juta Rp)
Pertumbuhan (%)
1 2010 9.040.401 10,95 3.967.433 4,98
2 2011**
)
10.020.00
0
10,39 4.166.000 5,02 Sumber: BPS, 2012 *) Angka sementara
Dari tahun ke tahun pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul selalu dipicu
oleh beberapa sektor yang memiliki pertumbuhan tinggi. Sektor yang memiliki
kecenderungan pertumbuhan paling tinggi adalah sektor perdagangan, hotel
dan restoran; industri pengolahan; dan jasa-jasa.
Perkembangan PDRB per kapita selama dua tahun terakhir disajikan
pada Tabel 1.18.
Tabel 1.18 Perkembangan PDRB Per Kapita
Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Bantul Tahun 2010-2011
No Tahun Harga Berlaku Harga Konstan tahun 2000
Nilai (Rp) Pertumbuhan Nilai (Rp) Pertumbuhan
1 2010 9.428.534 6.75 4.257.077 3.90
2 2011**) 11.018.426 10.65 4.500.271 3.39
Sumber: BPS, 2012 **) angka sangat sementara
2. Inflasi
Tingkat inflasi di Kabupaten Bantul dipengaruhi oleh tingkat inflasi di
Provinsi DIY. Inflasi Kabupaten Bantul mengalami penurunan cukup tajam dari
6,56% pada tahun 2010 menjadi 3,73% pada tahun 2011. Hal ini terjadi karena
harga kebutuhan pokok, yaitu bahan makanan dan pakaian jadi pada tahun
2011 relatif stabil. Inflasi di bawah 10% termasuk ke dalam kriteria inflasi ringan
(kurang dari 10% per tahun). Inflasi ringan mempunyai dampak positif dalam
arti dapat mendorong perekonomian lebih baik antara lain meningkatkan
pendapatan dan investasi.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Laju inflasi Kabupaten Bantul pada tahun 2011 berada di bawah laju
inflasi nasional namun sedikit di atas laju inflasi DIY. Secara keseluruhan laju
inflasi pada tahun 2011 mengalami kenaikan baik di tingkat nasional, DIY,
maupun Kabupaten Bantul. Selengkapnya perkembangan inflasi selama dua
tahun terakhir di tingkat nasional, DIY, dan Kabupaten Bantul dapat dilihat pada
Tabel 1.19.
Tabel 1.19
Perkembangan Laju Inflasi Kabupaten Bantul, DIY dan Nasional
Tahun 2010-2011
No Tahun Laju Infkasi Kab. Bantul
Laju Inflasi Prov. Yogyakarta
Laju Inflasi nasional
1 2010 6,56 7.38 6,96
2 2011 3,73 3,88 5,3
Sumber: BPS, 2012 *) angka sementara
3. Distribusi Pendapatan
Koefisien Gini merupakan salah satu indikator untuk mengetahui
distribusi dan ketimpangan pendapatan penduduk. Koefisien Gini pada tahun
2010 sebesar 0,2469 dan pada tahun 2011 diprediksikan sebesar 0,2445,
mengingat bahwa faktor perkalian baru dapat ditentukan oleh BPS Pusat pada
tahun 2011. Koefisien Gini tahun 2011 merupakan prediksi yang didasarkan
pada penurunan persentase angka kemiskinan pada tahun 2011, peningkatan
laju pertumbuhan PDRB tahun 2011, dan kondisi perekonomian Kabupaten
Bantul yang relatif stabil.
D. Struktur Organisasi
Organisasi Pemerintah Kabupaten Bantul terdiri dari Kepala Daerah beserta
Perangkat Daerah Otonom yang terdiri atas Sekretariat Daerah dan Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah
yang terdiri dari Badan, Kantor, Kecamatan dan Kelurahan/Desa. Perangkat
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Daerah dimaksud bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dan membantu
Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan .
Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul dibentuk dengan
Peraturan Daerah antara lain:
1) Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul dibentuk dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bantul Nomor 15 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi
Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul dan Sekretariat Dewan Perwakilan
rakyat Kabupaten Bantul. Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul terdiri atas :
1. Sekretaris Daerah
a. Assisten Pemerintahan, terdiri dari :
Bagian Tata Pemerintahan
Bagian Pemerintahan Desa
Bagian Hukum
b. Assisten Perekonomian dan Pembangunan, terdiri dari :
Bagian Administrasi Pembangunan
Bagian Kerjasama dan Pengembangan Pitensi Daerah
Bagian Hubungan Masyarakat
c. Assisten Administrasi Umum, terdiri dari :
Bagian Organisasi
Bagian Umum
Bagian Protokol
d. Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bantul,
terdiri dari :
a. Sekretaris Dewan
b. Bagian Persidangan
c. Bagian Umum
d. Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2) Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi
Lembaga Tehnis Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul yang
meliputi:
1. Badan Lingkungan Hidup
2. Badan Kepegawaian Daerah
3. Badan Kesejahteraan Keluarga, Pemberdayaan Perempuan dan
Keluarga Berencana
4. Inspektorat
5. Rumah sakit Umum Daerah Panembahan Senopati
6. Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa
7. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
8. Kantor Perpustakaan Umum
9. Kantor Arsip
10. Kantor Pengelolaan Pasar
11. Kantor Pengelolaan Data dan Telematika
12. Kantor Pemuda dan Olahraga
3) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2009 Tentang
Pembentukan Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana
Penyuluhan Kabupaten Bantul.
4) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 15 tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang
Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Di Lingkungan Kabupaten Bantul.,
yang meliputi :
1. Dinas Pendidkan Dasar ;
2. Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal
3. Dinas Kesehatan
4. Dinas Sosial
5. Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi
6. Dinas Perhubungan
7. DinasKependudukan dan Pencatatan Sipil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
8. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
9. Dinas Pekerjaan Umum
10. Dinas Sumber Daya Air
11. Dinas Penrindustrian, Perdagangan dan koperasi
12. Dinas Pertanian dan Kehutanan
13. Dinas Kelautan dan Perikanan
14. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dan
15. Dinas Perijinan
5) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 tahun 2009 Perubahan
Pertama Atas Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Organisasi Lembaga Tehnis Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bantul, yaitu Kelembagaan Bapeda.:
6) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18 Tahun 2009 Tentang
Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul.
7) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 06 tahun 2010 Tentang
Pembentukan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul.
8) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 17 Tahun 2011 Tentang
Perubahan ketiga atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun
2007 Tentang pembentukan organisasi Dinas Daerah di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Bantul.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA
A. Rencana Kerja
Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (SAKIP), perencanaan
strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar
mampu menjawab tun utan lingkungan strategi Lokal, Nasional dan global dan tetap
berada dalam Sistem Administrasi Negara kesatuan RI. Dengan pendekatan
perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat
menjelaskan Visi dan Misinya dengan potensi peluang dan kendala yang dihadapi
dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
Untuk memenuhi Sakip diatas, pemerintah Kabupaten Bantul telah menetapakan
perencanaan strategis merupakan dokumen perencanaan pembangunan 5 (lima) tahun
dan telah ditetapkan dengan Perda Kabupaten Bantul No. 1 tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabuapten Bnatul Tahun
2011-2015. Dengan RPJMD tersebut, telah diterapkan Visi-Misi tujuan dan sasaran.
Adapun Visi pemerintah Daerah Kabupaten Bantul tahun 2011-2015, masih sama
dengan RPJMD tahun 2006-2010 oleh karena itu Visi ini masih Relevan untuk 5 tahun
mendatang.
A.1 VISI DAN MISI
1. VISI
Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan
yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah.
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa untuk mewujudkan tujuan
pembangunan Kabupaten Bantul ditetapkan visi daerah yaitu : ‘BANTUL
PROJOTAMANSARI SEJAHTERA, DEMOKRATIS DAN AGAMIS’.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Kabupaten Bantul
yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang adalah Bantul yang produktif,
profesional, ijo royo-royo, tertib, aman, sehat dan asri, sejahtera dan demokratis
diwarnai oleh nilai-nilai religius dan budi pekerti luhur yang semuanya itu akan
diwujudkan melalui misi.
Produktif dalam arti bahwa semua potensi daerah baik sumber daya
alam maupun sumber daya manusianya dapat berproduksi sehingga mampu
memberikan andil terhadap pembangunan daerah. Profesional dalam arti
penekanan kepada setiap warganya dari berbagai profesi agar mereka betul-betul
matang dan ahli di bidangnya masing-masing. Tolok ukur profesionalisme ini
dapat dilihat dari kualitas hasil kerja dihadapkan kepada efisiensi penggunaan
dana sarana, tenaga, serta waktu yang diperlukan.
Ijo royo-royo dalam arti tidak ada sejengkal tanahpun yang
diterlantarkan sehingga baik dimusim hujan maupun dimusim kemarau
dimanapun akan tampak suasana yang rindang. Dalam hal ini perlu diingatkan
kepada masyarakat Bantul bahwa bagaimanapun Kabupaten Bantul tumbuh
terlebih dahulu sebagai kawasan agronomi yang tangguh dalam rangka
mendukung tumbuh kembangnya sektor industri yang kuat dimasa mendatang.
Tertib dalam arti bahwa setiap warga negara secara sadar menggunakan
hak dan menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya sehingga terwujud
kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan yang tertib semuanya secara pasti,
berpedoman pada sistem ketentuan hukum/perundang-undangan yang esensial
untuk terciptanya disiplin nasional.
Aman dalam arti bahwa terwujudnya tertib pemerintahan dan tertib
kemasyarakatan akan sangat membantu terwujudnya keamanan dan
ketentraman masyarakat. Kondisi aman ini perlu ditunjang demi terpeliharanya
stabilitas daerah.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Sehat dalam arti bahwa tertibnya lingkungan hidup yang akan dapat
menjamin kesehatan jasmani dan rohani bagi masyarakat/manusia penghuninya.
Asri dalam arti bahwa upaya pengaturan tata ruang di desa dan di kota
dapat serasi, selaras dan seimbang dengan kegiatan-kegiatan manusia yang
menghuninya sehingga akan menumbuhkan perasaan kerasan, asri tidak mewah
tetapi lebih cenderung memanfaatkan potensi lingkungan yang bersandar pada
kreatifitas manusiawi.
Sejahtera dalam arti bahwa kebutuhan dasar masyarakat Kabupaten
Bantul telah terpenuhi secara lahir dan batin.
Demokratis dalam arti bahwa adaya kebebasan berpendapat, berbeda
pendapat, dan menerima pendapat orang lain. Akan tetapi apabila sudah menjadi
keputusan harus dilaksanakan bersama-sama dengan penuh rasa tanggung
jawab.
Agamis dalam arti bahwa kehidupan masyarakat Kabupaten Bantul
senantiasa diwarnai oleh nilai-nilai religiliusitas dan budi pekerti yang luhur.
Pentingnya aspek agama tidak diartikan sebagai bentuk primordialisme untuk
suatu agama tertentu, tetapi harus diartikan secara umum bahwa nilai-nilai luhur
yang dianut semua agama semestinya dapat diterapkan dalam interaksi sosial
sehari-hari.
2. MISI
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh insatnsi
pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan
misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat
mengetahui daan mengenal kebaradaan dan peran instansi pemerintah dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara. Misi merupakan rumusan umum
mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dalam RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015 adalah:
MISI 1: Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah menuju tata kelola
pemerintahan yang empatik
MISI 2: Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju masyarakat Bantul yang
sehat, cerdas, berakhlak mulia,dan berkepribadian Indonesia dengan
memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
MISI 3: Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas
pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan berbasis pengembangan
ekonomi lokal, dan pemberdayaan masyarakatyang responsif gender
MISI 4: Meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko bencana dengan
memperhatikan penataan ruang dan pelestarian lingkungan
Dari keempat misi itu di dukung oleh tujauan dan setiap tujuan didukung oleh
sasaran yaitu sebagai berikut :
3. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
1-5 tahun mengacu visi dan misi serta didasarkan isu dan analisis strategis.Tujuan
akan mengarahkan perumusan sasaran,kebijakan,program dan kegiatan dalam
rangka merealisasikan misi. Sasaran merupakan hasil yang ingin dicapai secara
nyata dalam rumusan yang lebih spesifik,terukur,dalam kurun waktu yang lebih
pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran.
a) MISI 1
Didukung dengan 4 (empat) tujuan, yaitu :
1) Meningkatkan kapasitas birokrasi pemerintah menuju tata kelola
pemerintah yang empatik. Didukung dengan 3 (tiga) sasaran, yaitu :
a. Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme aparatur pemerintah
daerah dan desa serta lembaga pemerintah;
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
b. Meningkatnya transparansi, efektifitas dan efisiensi birokrasi;
c. Meningkatnya kemampuan pengelolaan keuangan dan kekayaan
daerah.
2) Meningkatkan kualitas layanan publik dengan penyederhanaan
pelayanan. Didukung dengan 4 (empat) sasaran, yaitu :
a. Meningkatnya kualitas pelayanan publik;
b. Penyingkatan waktu penyelesaian ijin;
c. Penyingkatan waktu penyelesaian pengaduan;
d. Meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
3) Menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat. Didukung dengan 2
(dua) sasaran, yaitu :
a. Terciptanya kepastian hukum dan ketertiban masyarakat;
b. Meningkatnya pemahaman prinsip-prinsip dasar hukum dan HAM
4) Mewujudkan pembebasan tanah untuk pembangunan infrastruktur
daerah. Didukung dengan 1 (satu) sasaran, yaitu :
a. Tersedianya sarana berupa tanah untuk pembangunan fasilitas
kepentingan umum dan pemda.
b) MISI 2
Didukung dengan 8 (delapan) tujuan, yaitu :
1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan serta sarana
dan prasarana kesehatan. Didukung dengan 2 (dua) sasaran, yaitu :
a. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan;
b. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
2) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
masalah kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Didukung
dengan 2 (dua) sasaran, yaitu :
a. Meningkatnya Desa Siaga kategori baik (Purnama dan Mandiri);
b. Meningkatnya prosentase rumah dan lingkungan sehat.
3) Meningkatkan jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan.
Didukung dengan 1 (satu) sasaran, yaitu :
a. Semua penduduk memiliki jaminan kesehatan
4) Meningkatkan kualitas program wajib belajar 12 tahun yang meliputi
layanan pendidikan baik pada jenjang pra-sekolah, pendidikan dasar,
maupun pendidikan menengah yang bermutu, relevan, dan berkesetaraan
dengan memperhatikan kearifan lokal. Didukung dengan 3 (tiga) sasaran,
yaitu :
a. Meningkatnya kualitas pendidikan;
b. Meningkatnya kualitas perpustakaan;
c. Meningkatnya sekolah berkualitas.
5) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan
baik jalur formal, non formal, maupun informal. Didukung dengan 1
(satu) sasaran, yaitu :
a. Meningkatnya jumlah lembaga pendidikan nonformal dan informal.
6) Meningkatkan kualitas kepemudaan dan olahraga. Didukung dengan 2
(dua) sasaran, yaitu :
a. Meningkatnya prestasi pemuda Kabupaten Bantul di bidang
olahraga secara kuantitatif dan kualitatif;
b. Meningkatnya kualitas pemuda dan olahragawan professional.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
7) Mengembangkan pemanfaatan ilmu dan teknologi. Didukung dengan 3
(tiga) sasaran, yaitu :
a. Meningkatnya kualitas database dalam format digital di semua
sektor;
b. Pengembangan Sistem Informasi yang berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK);
c. Tersedianya informasi melalui media massa tepat guna;
8) Memantapkan fungsi dan peran agama dalam pembangunan. Didukung
dengan 2 (dua) sasaran, yaitu :
a. Meningkatnya jumlah Desa Binaan Keluarga Sakinah(DBKS);
b. Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama.
c) MISI 3
Didukung dengan 10 (sepuluah) tujuan, yaitu :
1) Pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan
berkesinambungan. Didukung dengan 1 (satu) sasaran, yaitu :
a. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah;
2) Meningkatkan mutu konsumsi pangan dan ketersediaan Pangan.
Didukung dengan 2 (dua) sasaran, yait4u :
a. Mempermudah akses dan sarana distribusi pangan serta akses
sarana dan prasarana produksi pertanian serta perikanan dan
kelautan;
b. Meningkatnya produksi bahan pangan, pertanian, peternakan dan
perikanan serta agropolitan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
3) Meningkatkan kualitas perlindungan terhadap petani, peran serta petani,
dan pengembangan program usaha tani. Didukung dengan 2 (dua)
sasaran, yaitu :
a. Terkendalinya laju alih fungsi lahan pertanian;
b. Meningkatnya program usaha tani dan aktivitas kelembagaan
petani dan penyuluh.
4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendukung
ekonomi. Didukung dengan 1 (satu) sasaran, yaitu :
a. Meningkatnya sarana dan prasarana ekonomi antara lain pasar,
terminal, jalan,dan lain-lain.
5) Meningkatkan pemberdayaan industri kecil, koperasi, dan perdagangan.
Didukung dengan 1 (satu) sasaran, yaitu :
a. Meningkatnya unit-unit usaha industri kecil dengan
mengoptimalkan penggunaan bahan baku lokal, inovasi produk,
akses permodalan serta perluasan jangkauan pemasaran.
6) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan
kebudayaan dan pariwisata. Didukung dengan 3 (tiga) sasaran, yaitu :
a. Meningkatnya jumlah desa wisata, desa budaya, peristiwa budaya,
penghargaan budaya, kelompok kesenian;
b. Meningkatnya jumlah pengunjung objek wisata;
c. Meningkatnya jumlah investasi kepariwisataan.
7) Meningkatkan pengembangan kawasan strategis. Didukung dengan 1
(satu) sasaran, yaitu :
a. Berkembangnya kawasan KPY dan Pantai selatan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
8) Meningkatkan motivasi dan etos masyarakat berwirausaha, penciptaan
peluang kerja, pelatihan keterampilan, serta perlindungan dan
pengawasan tenaga kerja. Didukung dengan 5 (lima) sasaran, yaitu :
a. Meningkatnya keterampilan pencari kerja;
b. Meningkatnya lapangan pekerjaan;
c. Meningkatnya keamanan dan perlindungan tenaga kerja;
d. Terjaminnya hak-hak pekerja;
e. Terciptanya penempatan transmigran.
9) Memantapkan program pengarusutamaan gender dan perlindungan anak.
Didukung dengan 1 (satu) sasaran, yaitu :
a. Menyatukan pemahaman program PUG dan perlindungan anak di
semua lapisan masyarakat, organisasi pemerintah dan lembaga
kemasyarakatan.
10) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat baik pada tingkat komunitas
(desa), keluarga dan individu. Didukung dengan 4 (empat) sasaran, yaitu
:
a. Meningkatnya partisipasi kompetensi ketrampilan organisasi
pemerintahan, masyarakat dan individu;
b. Meningkatnya kesejahteraan PMKS/tuna sosial serta tertanganinya
korban NAPZA dan penduduk usia lanjut;
c. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin;
d. Meningkatnya kualitas keluarga.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
d) MISI 4
Didukung dengan 2 (dua) tujuan, yaitu :
1) Memantapkan program penanggulangan bencana. Di dukung dengan 2
(dua) sasaran, yaitu :
a. Mantapnya Penanggulangan bencana;
b. Mantapnya pengelolaan sarana dan prasarana publik.
2) Memantapkan program peningkatan kualitas lingkungan dan pengelolaan
sumberdaya alam. Didukung dengan 2(dua) sasaran, yaitu :
a. Terwujudnya peningkatan pengelolaan SDA, perlindungan fungsi
lingkungan dan keanekaragaman hayati;
b. Terkelolanya sumberdaya hutan.
B. Penetapan Kinerja
Dokumen Penetapan Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk
mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh
instansi.
Penetapan Kinerja Kabupten Bantul tahun 2011 merupaakan suatu dokumen
yang diformalkan dalam kaitannya dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) dokumen ini merupakan salah satu komponen dari siklus kinerja
yang dimulai dari perencanaan dan di akhiri dengan adanya Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah(LAKIP). Penetapan Kinerja merupakan rencana tahunan
sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah(RPJMD) Kabupaten Bantul tahun 2011-2015 yang berjangka waktu 5 tahunan.
Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bantul Tahun 2011 disusun dengan
mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Target
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Indikator Kinerja akan menjadi tolok ukur dalam mengukur keberhasilan atau
kegagalan pemerintah dalam upaya pencapaian Visi Misi Tujuan dan Sasarannya.
Dalam rangka mengimplementasikan Penetapan Kinerja Kabupaten Bantul tahun
2011 adalah sebagai berikut :
No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Target
1 Meningkatnya kapasitas
dan profesionalisme
aparatur pemerintah
daerah dan desa serta
lembaga pemerintah.
1. Tingkat pendidikan aparat
D3, D4, S1, S2, S3
55 %
2. Jumlah SKPD yang telah di
ketahui Beban Kerja dan
Formasi Jabatan.
46 %
3. Peningkatan displin kerja
aparatur pemerintahan Desa.
100%
4. Peningkatan displin kerja PNS
100%
5. Pelaksanaan tatalaksana
perangkat daerah
100%
6. Penanganan pelanggaran
disipin kepegawaian.
100%
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
7. Peningkatan kapasitas
kelembagaan
100%
8. Jumlah fasilitasi koordinasi
penyelenggaraan
pemerintahan
30 Kali
9. Meningkatnya tertib
administrasi kecamatan.
80%
10. Aparatur Pemerintah Desa
yang mengikuti pelatihan
manajemen pemerintahan
desa
75 Desa
2. Meningkatnya
Transparansi, Efektifitas
dan Efisiensi Birokrasi
1 Turunnya indikasi
penyimpangan anggaran
218 LHP
2 Penerapan system
pengendalian intern
pemerintah (SPIP) pada
SKPD jumlah SKPD yang
menerapkan
5 SKPD
3 Temuan Pemeriksaan
eksternal yang
ditindaklanjuti.
100%
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4 Temuan pemeriksaan
internal yg selesai di
tindaklanjuti
100%
5 SKPD yang telah
melaksanakan tata kearsipan
56 SKPD
6 Jumlah ketersediaan petugas
arsip pada SKPD
70 Orang
7 Siaran taman gabusan di
TVRI jogja
100%
8 Dialog interaktif di radio, baik
pemerintah maupun swasta.
100%
9 Frekuensi pelaksanaan Publik
Hearing baik di Kecamatan,
Desa maupun Dusun
24 kali
10 Jumlah penyelenggaraan
Bantul Expo
1 kali
11 Kesesuaian program kerja
SKPD dengan RPJMD
90 %
3. Meningkatnya kemampuan
pengelolaan keuangan dan
kekayaan daerah.
1 Prosentase kenaikan pajak
dan retribusi daerah.
21.15 %
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2 Rasio PAD terhadap
penerimaan APBD
11.12%
3 Rasio PAD terhadap
pengeluaran APBD
10.71%
4 Jumlah peraturan tentang
pengelolaan keuangan dan
aset daerah
3 buku.
5 Jumlah Perda tentang APBD
yang ditetapkan dalam 1
tahun.
6 buku
6 Jumlah Perbub tentang APBD
yang ditetapkan dalam 1
tahun
6 buku
7 Rasio pertumbuhan belanja
modal
44.71%
4. Meningkatnya Kualitas
pelayanan publik.
1 Terwujudnya tertib
administrasi ke tatausahaan,
persuratan dan kearsipan
100%
2 Penyusun indek kepuasan
masyarakat
40%
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
3 Peningkatan kualitas
pelayanan publik melalui
penanganan pengaduan
masyarakat.
14%
4 SKPD yang menerapkan SPM
100%
5 Cakupan penerbitan KTP ber
NIK
100%
6 Cakupan penerbitan akta
kelahiran anak usia 0 – 1
tahun
100%
5. Penyingkatan waktu
penyelesaian ijin
1 Penyelesaian ijin rata-rata
pertahun
9.215 ijin
6. Penyingkatan waktu
penyelesaian Pengaduan
1 Penyelesaian pengaduan 25 pengadu
7. Meningkatnya indek
kepuasan masyarakat
(IKM)
1 Keberhasilan pelayanan 75.57 nilai angka
8. Terciptanya kepastian
hukum dan ketertiban
masyarakat.
1 Jumlah Produk Hukum
daerah yang telah disusun
berupa Raperda menjadi
Perda
25 buah
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2 Menurunnya penyakit
masyarakat
15 %
3 Menurunnya pelanggaran
Perda
10%
4 Capaian penyelesaian Hukum
100 %
9. Meningkatnya pemahaman
Prinsip-prinsip dasar
Hukum dan HAM
1 Peningkatan kedisiplinan
pelajar sekolah
90%
2 Pemantauan situasi dan
kondisi
Ekpoleksosbudhankam
90%
3 Jumlah peserta yang
mengikuti sosialisasi PTUN
60 Orang
4 Jumlah peserta yang
mengikuti pelaksanaan
sosialisasi ranham
200 orang
10. Tersedianya sarana berupa
tanah untuk pembangunan
fasilitas kepentingan umum
1 Luas tanah yang dibebaskan 12.084 M²
11. Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan
1 Cakupan desa/kelurahan
universal child immunization.
(UCI)
100 %
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2 Cakupan balita Gizi buruk
yang mendapat perawatan.
100 %
3 Penderita DBD yang
ditangani
100 %
4 Cakupan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat
miskin
100 %
5 Cakupan Desa/Kelurahan
mengalami KLB yang
dilakukan penyedikan
Epidiomologi < 24 jam.
100 %
6 Bed Occupation Rate (BOR)
75 – 85 %
7 Length Of Stay(LOS)
4-9 hari
8 Bed Turn Over(BTO)
40 – 50 hari
9 Turn Over Internal
1 - 3 hari
12. Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat
1 Total KEP Balita 9.5 %
2 Angka kesakitan DBD
54 / 100 ribu
3 Penemuan Kasus TB
55 %
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4 Penyembuhan Kasus TBC
86 %
13. Meningkatnya desa siaga
kategori baik (Purnama
dan mandiri)
1 Cakupan desa siaga aktif
100%
2 Desa Siaga kategori baik
(purnama dan mandiri)
29.6 %
14. Meningkatnya prosentase
rumah dan lingkungan
sehat.
1 Jamban Sehat 65 %
2 Meningkatnya cakupan air
bersih.
75 %
3 Meningkatnya cakupan
rumah sehat
10%
4 Pengembangan ipal komunal
2 Unit
5 Penanganan sampah
16 Kecamatan
15. Semua penduduk memiliki
jaminan kesehatan
1 Persentase penduduk yang
memiliki jaminan kesehatan
40 %
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
16. Meningkatnya kualitas
pendidikan
1 Angka Melek huruf 89.94 %
2 APK TK/PAUD
55%
3 APK SD/MI
105%
4 APK SMP/MTS
98.49 %
5 APK SMA/SMK
83 %
6 APM SD/MI
94.42 %
7 APM SMP/MTS
79.82
8 APM SMA/SMK
64.00 %
9 Tingkat kelulusan SD/MI
99.98 %
10 Tingkat kelulusan SMP/MTS
95.5 %
11 Tingkat kelulusan SMA/SMK
98.10 %
12 Nilai NEM Rata-rata SD/MI
7.20 %
13 Nilai NEM Rata-rata SMP/MTS
7.10 %
14 Nilai NEM Rata-rata SMA/SMK
7.06 %
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
15 Angka Putus Sekolah SD/MI
0.03 %
16 Angka Putus Sekolah
SMP/MTS
0.09 %
17 Angka Putus Sekolah
SMA/SMK
0.90 %
18 Angka rata2 lama sekolah
SD/MI
6.26 tahun
19 Angka rata2 lama sekolah
SMP/MTS
3.01 tahun
20 Angka rata2 lama sekolah
SMA/MA/SMK
3.01 tahun
17. Meningkatnya kualitas
perpustakaan.
1 Jumlah Koleksi Buku 44.000 buku
2 Jumlah pengunjung
perpustakaan (termasuk
perpustakaan keliling)
47.000 buku
18. Meningkatnya sekolah
berkualitas
1 Rasio ruang kelas – siswa.
SD/MI
30 Siswa
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2 Rasio ruang kelas – siswa
SMP/MTS
33 Siswa
3 Rasio ruang kelas –siswa
SMA/SMK
34 Siswa
4 Rasio Guru-Siswa SD/MI
13.8 Orang
5 Rasio Guru-siswa SMP/MTS
19.25 Orang
6 Rasio Guru-siswa SMA/SMK
9 Orang
19. Meningkatnya jumlah
lembaga pendidikan non
formal dan informal
1 Jumlah lembaga pendidikan
Non Formal yang aktif
melaksanakan kegiatan
33 buah
2 Jumlah lembaga pendidikan
In Formal yang aktif
melaksanakan kegiatan
1 buah
20. Meningkatnya Prestasi
pemuda Kab. Bantul
dibidang olahraga secara
kuantitatif dan kualitatif
1 Jumlah perolehan Emas
melalui kompetisi Porprop.
125 emas
2 Kompetisi olahraga tingkat
propinsi 2 tahun sekali (POP)
48 emas
3 Paskibraka
8 orang
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4 Pemuda pelopor
2 orang
5 MTQ tingkat pelajar umum
15 Emas
21. Meningkatnya kualitas
pemuda dan olahragawan
Profesional
1 Prosentase cabang olah raga
yang menjalankan kompetisi
secara teratur
15
22. Meningkatnya kualitas data
base dalam format digital
disemua sektor
1 Analisa dan perancangan
database terintegrasi semua
sektor
-
23. Pengembangan sistem
informasi yang berbasis
teknologi Informasi dan
Komunikasi(TIK)
1 Prosentase penyusunan SOP
pengembangan Sistem
Informasi.
50 %
2 Prosentase Pengembangan
Pusat data
10%
24. Tersedianya Informasi
melalui med ia massa tepat
guna
1 Prosentase sosialisasi
penyelenggaraan pemerintah
daerah.
5%
25. Meningkatnya jumlah DBKS 2 Jumlah DBKS (Desa binaan
keluarga sakinah)
45 Desa.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
26. Meningkatnya kualitas
pelayanan kehidupan
beragama.
3 Jumlah dai dan pemuka
agama yang diberikan
pembekalan masalah
kerukunan umat beragama
6.000 orang
1 Jumlah lembaga agama yang
diberikan pembinaaan
35 lembaga
2 Peningkatan kerukunan hidup
Umat beragama
90 %
27. Meningkatnya pertumbuan
ekonomi daerah.
1 Pertumbuan PDRB (ekonomi)
(Pertumbuhan Domestik
Regional Bruto)
5.18 %
2 PBRD atas dasar harga
konstan
4.09 Trilyun
3 PBRD atas dasar harga
berlaku
10.02 Trilyun
4 Penerimaan Daerah
878.012.053.000
Rp.
5 Pertumbuhan Investasi
PMA
544.528.874.528.46
Rp.
6 Pertumbuhan Investasi
PMDN
176.906.863.020.00
Rp.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
7 Pertumbuhan Investasi
Masyarakat
36.474.641.996
Rp.
8 Inflasi
5 %
9 Peningkatan kualitas SDM
BUMD guna peningkatan
pelayanan investasi
20 orang
10 Fasilitasi dan koordinasi
kerjasama bidang investasi
6 badan hukum
28. Mempermudah akses dan
sarana distribusi pangan
serta akses sarana dan
prasarana produksi
pertanian serta perikanan
dan kelautan.
1 Ketersediaan pangan 3.650
gr/Kap/hr
2 Desa Mandiri Pangan
8 %
3 Akses Pangan
5 %
4 PPH (Pola Pangan Harapan)
89 %
5 Konsumsi Ikan Perkapita
21.36
Kg/kapita/th
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
6 Saluran irigasi dalam kondisi
baik
81.50 %
7 Prosentase luasan DI yang
terlayani air irigasi
78 %
8 Pembangunan Bantul sead
centre
4 Komodiitas
9 Penanganan dalam rangka
kestabilan harga jual hasil
pertanian (program paska
panen) all: Padi, kedelai,
jagung, kacang tanah, cabe
dan bawang merah
6 Komoditas
29. Meningkatnya Produksi
bahan pangan, pertanian,
peternakan dan perikanan
serta agropolitan
1 Jumlah produksi perikanan
budi daya
24.257 ton
2 Jumlah produksi perikanan
tangkap
1.377 ton
3 Jumlah Pokdakan (kelompok
budidaya)
375 kelompok
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4 Produktifitas Gabah Kering
Pungut (GKP)
75.00 kw/ha
5 Produktifitas jagung (pipil
kering)
53.19 kw/ha
6 Produktifitas kedelai (wose)
15.00 kw/hqa
7 Produktifitas kacang tanah
(wose)
10.18 kw/ ha
8 Produktifitas bawang merah
10.15 ton/ha
9 Produktifitas cabe merah
8.04 ha/ton
10 Produktifitas pisang
25.00 kg/pohon
11 Produktifitas Jamur
12.00 kg/M²
12 Produktifitas tebu (hablor
gula)
49.88 kw/ha
13 Produktifitas kelapa (kopra)
19.50 kw/ha
14 Produktifitas tembakau
(Rajang kering)
6.26 kw/ha
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
15 Produktifitas jambu mete (
glondong
mete)
3.30 kw/ha
16 Produksi daging (kambing,
sapi, domba, dan ungggas)
10.655.498 kg
17 Produksi telur ( ayam dan
itik)
5.865.111 kg
18 Produksi susu (sapi perah
dan kambing PE)
250.000 liter
19 Populasi sapi potong
54.281 ekor
20 Populasi sapi perah
165 ekor
21 Populasi kambing
57.668 ekor
22 Populasi Domba
30.840 ekor
23 Populasi ayam buras
561.939 ekor
24 Populasi ayam ras petelur
651.994 ekor
25 Populasi ayam ras pedaging
724.956 ekor
26 Populasi itik
184.603 ekor
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
30. Terkendalinya laju alih
fungsi lahan pertanian
1 Konversi lahan 0.4 %
31. Meningkatnya program
usaha tani dan aktivitas
kelembagaan petani dan
penyuluh.
1 Peningkatan aktifitas
kelembagaan petani
16 %
2 Peningkatan kualitas
penyuluh
73 orang
3 Peningkatan kapasitas SDM
P3A dalam pengelolaan irigasi
500
kelompok/pelaku
usaha
32. Meningkatnya sarana dan
prasarana ekonomi antara
lain pasar, terminal, jalan,
dan lain-lain.
1 Prosentase panjang jaringan
jalan beraspal dalam kondisi
baik.
90 %
2 Prosentase peningkatan
penyediaan simpul
transportasi
-
3 Prosentase Keselamatan
Lalulintas ( Rambu )
20 %
4 Prosentase Keselamatan
Lalulintas ( Marka )
20 %
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
5 Prosentase Keselamatan
Lalulintas ( APILL )
20 %
6 Daya angkut angkutan
umum.
1.763.022
seat/orang
7 Load Factor Penumpang
angkutan umum
0.7 %
8 Jumlah TPA sampah dengan
system sanitary landfill
1 Jumlah
9 Kondisi setiap pasar dalam
keadaan baik.
31.25 %
33. Meningkatnya unit-unit
usaha industri kecil dengan
mengoptimalkan
penggunaan bahan baku
lokal, inovasi produk, akses
permodalan serta
perluasan jangkauan
pemasaran.
1 Fasilitasi dan Pembinaan unit
usaha ber - TDI
38 unit usaha
2 Fasilitasi dan Pembinaan unit
usaha ber -IUI
12 unit usaha
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
3 Fasilitasi dan Pembinaan unit
usaha ber -SIUP
12 unit usaha
4 Fasilitasi dan Pembinaan unit
usaha ber -TDP
12 unit usaha
5 Fasilitasi dan Pembinaan unit
usaha ber -TDG
12 unit usaha
6 Peningkatan kapasitas SDM
UKM
240 orang
7 Fasiltasi Peningkatan IRT
60 unit usaha
8 Fasiltasi Peningkatan
Koperasi ber-BH
8 unit
9 Meningkatnya penyerapan
modal UKM
87 unit
10 Peningkatan promosi melalui
pameran
8 kali
11 Peningkatan kualitas pasar
tradisional
1 kali
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
12 Peningkatan ketrampilan
pelaku usaha Eksport /
pemasokan produk Eksport
30 unit usaha
13 Monitoring evaluasi dan
pelaporan pameran produk
UMKM.
4 kegiatan
34. Meningkatnya Jumlah desa
wisata, desa budaya,
peristiwa budaya,
penghargaan budaya,
kelompok kesenian.
1 Jumlah Desa Wisata 18 desa
2 Jumlah Peristiwa Budaya
127 event
budaya
3 Jumlah Kelompok Kesenian
701 kelompok
35. Meningkatnya jumlah
pengunjung obyek wisata
1 Meningkatnya kunjungan
wisata nusantara
1.496.111 orang
2 Meningkatnya kunjungan
wisata Manca Negara
15.112 orang
36. Meningkatnya jumlah
investasi kepariwisataan
1 Naiknya PAD pariwisata 4.221.457.301
Rp.
2 Jumlah usaha pariwisata
5 unit
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
37. Berkembangnya kawasan
KPY, pantai selatan.
1 Pengembangan kawasan KPY 3 paket
2 Pengembangan kawasan
Pantai Selatan
4 paket
38. Meningkatnya ketrampilan
pencari kerja.
1 Pelatihan bagi pencari kerja 720 orang
39. Meningkatnya lapangan
pekerjaaan.
1 Jumlah angkatan kerja 480.500 orang
2 Penempatan tenaga kerja
2.000 orang
3 Perluasan kerja
300 orang
4 Tingkat penganguran
6.5 %
5 Prosentase bekerja terhadap
angkatan kerja
93.50 %
40. Meningkatnya keamanan
dan perlindungan tenaga
kerja.
1 Jumlah Serikat Pekerja 50 perusahaan
2 Jumlah Peraturan Perusahaan
163 perusahaan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
3 Jumlah Perjanjian Kerja
Bersama(PKB)
47 perusahaan
4 Jumlah Lembaga Kerjasama
(LK) Bipartit
60 perusahaan
5 Angka sengketa kerja per
tahun
75
41. Terjaminnya hak-hak
pekerja.
1 Kepesertaan Jamsostek 19.000 orang
42. Terciptanya penempatan
Transmigran
1 Jumlah Transmigran yang
ditempatkan.
100 KK
43. Menyatukan pemahaman
program PUG dan
perlindungan anak di
semua lapisan masyarakat,
organisasi pemerintahan
dan lembaga
kemasyarakatan.
1 Indeks Pembangunan Gender 64.00 %
2 Penurunan kekerasan
terhadap anak dan
perempuan
5.00 %
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
3 Peningkatan peran
perempuan dalam berbagai
bidang.
8.90 %
44. Meningkatnya partisipasi
kompetensi ketrampilan
organisasi pemerintah
masyarakat dan individu.
1 Pelatihan ketrampilan usaha
ekonomi masyarakat
pedesaan
75 desa
2 Fasilitasi jumlah partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan Desa.
90 kali
3 Jumlah desa yang diberikan
sosialisasi peningkatan
kualitas LKD.
75 desa
45. Meningkatnya
kesejahteraan PMKS/tuna
sosial serta tertanganinya
korban NAPZA dan
penduduk usia lanjut.
1 Cakupan layanan bagi Lanjut
Usia (Lansia )
190 orang
2 Cakupan penanganan para
penyandang cacat.
428 orang
3 Peningkatan penyuluhan
P4GN
250 orang
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4 Peningkatan Program BSK
untuk anggota masyarakat
3.000
orang/kelompok
5 Bimbingan mental sosial bagi
PMKS
25 orang
6 Fasilitasi pembinaan anak
yatim.
1.500 orang
46. Meningkatnya
kesejahteraan masyarakat
khususnya masyarakat
miskin
1 Tingkat kemiskinan turun 13 %
2 Menbaiknya indek gini
0.2507 %
3 Data Base keluarga dan
keluarga miskin
51 buku
47. Meningkatnya kualitas
keluarga
1 Prosentase keluarga dengan
jumlah anak kurang dari 3
3.2 %
2 Prosentase keluarga
prasejahtera dibandingkan
dengan jumlah total keluarga
31.8 %
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
48. Mantapnya
penanggulangan bencana
1 Peningkatan Relokasi lokasi
tanah lonsor
5 rumah
2 Penambahan dan
pemeliharaan sarana
prasarana dan peralatan
Evakuasi, rambu evakuasi.
10 %
3 Penambahan Rambu rambu
bahaya, pengeras suara di
sepenjang pantai dan togor
EWS.
0 Unit
4 Peningkatan Kualitas SDM
115 orang
49. Mantapnya pengelolaan
sarana dan prasarana
public
1 Peningkatan jalur Evakuasi 2 Km
2 Jumlah sarana Evakusai
1 Unit
50. Terwujudnya peningkatan
pengelolaan SDA,
perlindungan fungsi
lingkungan dan keaneka
ragaman hayati.
1 Tingkat kerusakan akibat
penggalian dan
penambangan turun
7 ha
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2 Prosentase Jumlah
pengaduan masyarakat
akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup
yang ditindak lanjuti.
60 %
3 Informasi status kerusakan
lahan
30 %
4 Pencegahan pencemaran
udara dari sumber tidak
bergerak.
60 %
5 Pencegahan Pencemaran Air
40 %
6 Rasio ruang terbuka hijau per
satu wilayah.
25 %
51. Terkelolanya Sumberdaya
hutan.
1 Pencegahan dan
pengendalian kerusakan
hutan dan lahan
17 kecamatan
Total Anggran sesuai dengan Tupoksi Pemerintah Kabupaten Bantul
Rp.536.160.766.080,00 dan RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul sebesar
Rp. 77.566.916.869,00.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk
menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,
kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan
strategi instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap
indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis akuntabilitas
kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian indicator kinerja sasaran
dengan program dan kegiatan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan
misi sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Bantul .
Pengukuran kinerja yang dilaksanakan adalah dengan membandingkan antara
target kinerja sasaran dengan realisasi kinerja sasaran atau dengan kata lain
membandingkan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan target
kinerja pada 5 (lima) tahun yang direncanakan.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indicator kinerja pada level
sasaran. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran
digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator
kinerjanya , sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan antara lain Rencana Kinerja
Tahunan yang ditetapkan dengan jelas, Penetapan Kinerja (PK) serta Indikator Kinerja
Utama (IKU).
Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dalam melaksanakan pengukuran
indikator kinerja sasaran didasarkan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
Rencana Kinerja Tahun 2011, Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2011 serta mendasarkan
pula pada Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Bantul pada tahun
2011 - 2015.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pengukuran kinerja sasaran Pemerintah Kabupaten Bantul pada tahun 2011
belum membandingkan dengan pencapaian kinerja pada tahun sebelumnya karena
baru melaksanakan pengukuran pencapaian kinerja sasaran pada tahun pertama
sesuai dengan Rencana pembangunan Jangka menengah Daerah yang baru yaitu
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul yang
merupakan dokumen perencanaan pembangunan untuk periode tahun 2001 – 2015
yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 01 Tahun
2011.
1. Metode Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi
sebagai berikut:
a. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau
semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan
rumus:
Realisasi
Capaian indikator kinerja = -------------------------------------- x 100%
Rencana
b. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau
semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan
rumus:
Rencana – (Realisasi – Rencana)
Capaian indikator kinerja = ------------------------------------------------- x 100%
Rencana
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Atau:
( 2 x Rencana ) - Realisasi
Capaia indikator kinerja = ---------------------------------------------- x 100%
Rencana
2. Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran
Hasil pengukuran capaian kinerja wDalam menentukan hasil evaluasi kinerja untuk
setiap indikator kinerja sasaran Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dengan
menggunakan metode pengukuran dengan skala ordinal yaitu :
Skala Ordinal Predikat/Kategori
> 85 Sangat Berhasil
70 < X ≤ 85 Berhasil
55 < X ≤ 70 Cukup Berhasil
< 55 Tidak Berhasil
Untuk capaian masing-masing indikator kinerja sasaran disimpulkan berdasarkan
“Metode Rata-Rata Data Kelompok”. Penyimpulan capaian sasaran tersebut
dijelaskan berikut ini.
Penyimpulan pada tingkat sasaran dilakukan dengan mengalikan jumlah indikator
untuk setiap kategori (sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil dan tidak berhasil)
yang ada disetiap kelompok sasaran dengan nilai mean (rata-rata) skala ordinal dari
setiap kategori, dibagi dengan jumlah indikator yang ada di kelompok sasaran
tersebut.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Jumlah Indikator untuk setiap kategor x Nilai mean setiap kategori
Capaian Sasaran = -------------------------------------------------------------------------------
Jumlah Indikator kinrja sasaran
Nilai mean setiap kategori ditetapkan sebagai berikut :
Sangat Berhasil : 92,5
Berhasil : 77,5
Cukup Berhasil : 62,5
Tidak Berhasil : 27,5
Hasil perkalian tersebut disimpulkan kembali berdasarkan skala pengukuran ordinal
dengan katagori sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil, dan tidak berhasil.
B. Evaluasi Dan Analisis Kinerja
Tahapan akuntabilitas kinerja berikutnya yaitu evaluasi kinerja. Evaluasi
bertujuan untuk mengetahui capaian realisasi, kemajuan dan kendala-kendala yang
dijumpai di dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian misi agar
dapat dinilai dan guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan
datang.
Evaluasi kinerja atas sasaran-sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Bantul
dapat dijelaskan melalui pencapaian indikator kinerja sasaran. Analisis pencapaian
kinerja untuk masing-masing sasaran di Pemerintah Kabupaten Bantul adalah
sebagai berikut :
SASARAN 1
Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme aparatur Pemerintah Daerah dan
Desa serta Lembaga Pemerintah.
PENGUKURAN KINERJA
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
No. Sasaran
Strategis
No. IndikatorKinerja Target Realis
asi
(%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Meningkatnya
kapasitas dan
profesionalisme
aparatur
Pemerintah
Daerah dan Desa
serta Lembaga
Pemerintah.
1 Tingkat pendidikan
aparat D3, D4, S1, S2,
S3.
55%
59%
107
Sangat Berhasil
2 Jumlah SKPD yang telah
diketahui beban kerja
dan formasi jabatan .
46%
36%
78
Berhasil
3 Peningkatan Disiplin
kerja Aparatur
Pemerintah Desa.
100%
93 %
93
Sangat Berhasil
4 Peningkatan Disiplin
kerja PNS.
100%
96%
96
Sangat Berhasil
5 Pelaksanaan tata
laksana perangkat
daerah .
100%
58%
58
Cukup
Berhasil
6 Penanganan
Pelanggaran Disiplin
Pegawai.
100%
100%
100
Sangat
Berhasil
7 Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan
100%
143 %
143
Sangat
Berhasil
8 Jumlah Fasilitasi
Koordinasi
penyelenggaraan
Pemerintahan.
30 kali
65 kali
216.6
Sangat
Berhasil
9 Meningkatnya tertib
administrasi Kecamatan
80%
100%
125
Sangat
Berhasil
10
Aparatur Pemerintah
Desa yang mengikuti
pelatihan manajement
pemerintahan desa.
75
Desa
75
Desa
100
Sangat
Berhasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
11 Frekwensi pelayanan
penerimaan kunjungan
kerja Presiden, Wakil
Presiden, Menteri
Negara, DPR – RI,
DPRD, Departemen,
Lembaga Pemerintah
Non Departemen dan
lembaga lainnya
202
kali
203
kali
100,5 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 9x 92,5) / 11 = 75,68
Capaian Sasaran (Kategori Cukup Berhasil) = ( 1 x 62,5 ) / 11 = 5,68
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 1 (satu) sebesar = 81,36
Pada sasaran 1 (satu) terdiri dari 11 (sebelas) indikator sasaran berdasarkan hasil
pengukuran kinerja dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 81,36 dengan
kategori Berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 1
(satu) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tingkat pendidikan aparat D3, D4, S1, S2, S3 pada tahun 2011 mentargetkan
sebesar 55% terealisir 59%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 107%
dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung untuk keberhasilan
indikator sasaran ini karena adanya kebijakan pemberian kesempatan melanjutkan
studi bagi PNS di Kabupaten Bantul. Pada tahun 2011 jumlah Pegawai negeri Sipil
(PNS) di Kabupaten Bantul sebanyak 12.350 orang dan yang berpendidikan D3,
D4, S1, S2, S3 D-III sebanyak 7.297 orang sehingga jika dibanding dengan
pegawai secara keseluruhan tingkat pendidikan yang berpendidiikan D3, D4, S1,
S2, S3 D-III terealisir sebesar sebesar 59% . melebihi target dari target sebesar
55%.
Indikator sasaran tersebut dilaksanakan melalui 1 Program dengan 2 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
dengan kegiatan antara lain:
a. Pembangunan Pengembangan Sistim Informasi Kepegawaian (SIMPEG).
Kegiatan ini berupa pengelolaan dan peremajaan data dilaksanakan antara
lain mutasi pegawai, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala ,
penambahan/pengurangan jumlah keluarga, pendidikan , kursus, kursus dan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
lain sebagainya. Salah satunya untuk mengetahui tingkat pendidikan
pegawai.
b. Penanganan verifikasi monitoring, evaluasi dan pelaporan Ijin Belajar /Tugas
Belajar.
Kegiatan ini dalam bentuk memberikan kesempatan PNS untuk tugas belajar,
juga memberikan kesempatan PNS untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
lebih tinggi dengan diberikan Ijin Belajar dan memberikan biaya pendidikan.
Pada Tahun 2011 sebanyak 377 orang.
2. Jumlah SKPD yang telah diketahui beban kerja dan formasi jabatan pada tahun
2011 mentargetkan sebesar 46% teralisir sebesar 36%, maka nilai capaian
indikator sasaran ini sebesar 78% dengan kategori berhasil.
Target pada indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan pemahaman
tentang analisis jabatan dan analisis beban kerja belum dapat dipahami oleh
semua instansi/SKPD se Kabupaten Bantul sehingga pelaksanaannya tidak
dapat mencakup seluruh SKPD.
Adapun pemecahannya terhadap permasalahan dengan melaksanakan
bimbingan teknis analisis beban kerja bagi seluruh instansi se Kabupaten Bantul.
Indikator sasaran tersebut dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Peningkatan Kapasitas Kinerja Aparatur
Pemerintah dengan kegiatan Analisis Beban Kerja.
Kegiatan ini dalam bentuk pengisian quisioner dan studi pustaka untuk
melakukan analisis beban kerja untuk mengetahui jumlah pegawai yang
dibutuhkan, tingkat efektifitas dan efisiensi jabatan dan prestasi kerja organisasi
pemerintah.
3. Peningkatan Disiplin kerja Aparatur Pemerintah Desa. Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 100% terealisir sebesar 93%, maka nilai capaian
indicator sasaran ini sebesar 93% dengan kategori sangat berhasil. Realisasi
capaian ini diperoleh dari data seluruh Aparat Desa se Kabupaten Bantul
sebanyak 1.500 orang, sedang yang melanggar sebanyak 105 orang, jadi
sisanya sekitar 7% yang melangar.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4. Peningkatan Disiplin kerja PNS . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100%
terealisir sebesar 96%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 96%
dengan kategori sangat berhasil. Realisai capaian ini diperoleh dari data seluruh
PNS se Kabupaten Bantul sebanyak 12.350 orang, sedang yang melanggar
sebanyak 475 orang, jadi sisanya sekitar 4% yang melangar.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran pada point 3 dan 4 di
atas adalah adanya kesadaran akan disiplin kerja yang meningkat.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan Disiplin Aparatur dengan kegiatan
Pembinaan Disiplin Aparatur. Kegiatan ini dalam bentuk melaksanakan
sidak/ceking jam kerja.
5. Pelaksanaan tata laksana perangkat daerah . Pada tahun 2011 mentargetkan
sebesar 100% terealisir sebesar 58% , maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 58% dengan kategori cukup berhasil.
Target pada indikator sasaran ini tidak terealisir 100% karena banyaknya
kegiatan tata laksana perangkat daerah sehinga membuat adanya prioritas
kegiatan pada tahun ini yaitu : peningkatan kerja pelayanan publik , pelaksanaan
forkompanda, pengadaan ID Card PNS , tata naskah, pengaturan hari libur,
pengukuran hari kerja, pengaturan pakaian kerja yang masih belum terlaksana
adalah penyusunan SOP,SPP, pembuatan pola koordinasi, reformasi birokrasi,
budaya kerja.
Adapun pemecahannya terhadap permasalahan tersebut adalah dengan
penyerahan kegiatan ketatalaksanaan kepada masing-masing SKPD.
Iindikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 Program dan 2 Kegiatan antara
lain:
1) Program Peningkatan Kapasitas Kinerja Aparatur Pemerintahan dengan
kegiatan Pelaksanaan Forkumpanda.
Kegiatan ini dalam bentuk melaksanakan pertemuan untuk membahas
berbagai permasalahan di bidang aparatur pemerintah daerah. Kegiatan ini
dilaksanakan secara bergiliran baik oleh Propinsi maupun 5 (lima)
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kabupaten/Kota se Propinsi DIY.
2) Program Peningkatan Disiplin Aparatur dengan kegiatan Pengadaan
Swakelola Kartu ID Card PNS . Kegiatan ini dalam bentuk membuat Kartu
Identitas pegawai di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Bantul.
6. Penanganan Pelanggaran Disiplin Pegawai . Pada Tahun 2011 mentargetkan
sebesar 100% terealisir 100% , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
100% dengan kategori sangat berhasil .
Faktor yang mendukung atas keberhasilan dari indikator sasaran ini karena
adanya konseling dari Tim Assesment .
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program
tersebut yaitu Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur dengan
kegiatan Penanganan Kasus-Kasus pelanggaran disiplin PNS.
Kegiatan ini dalam bentuk melakukan pembinaan disiplin PNS diatur melalui PP
Nomor 30 Tahun 1980 Tentang Disiplin PNS dan PP Nomor 32 Tahun 1979
Tentang Pemberhentian PNS serta PP Nomor 10 Tahun 1983 Jo. PP Nomor 45
Tahun 1990 Tentang Perkawinan dan Perceraian PNS. Kegiatan ini
dilaksanakan untuk menertibkan PNS dan memberikan sanksi bagi yang
melanggarnya. UPaya ini dilakukan untuk menegakkan disiplin PNS sesuai
Peraturan yang berlaku pada tahun 2011 terdapat 19 kasus pelanggaran disiplin
pegawai dan terselesaikan 100%.
7. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan. Pada tahun 2011 mentargetkan target
sebesar 100% terealisir 143%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
143% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini oleh karena adanya
koordinasi ketersediaan data.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan Kapasitas Kinerja Apartur Pemerintah
dengan kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.
Bentuk dari kegiatan ini dengan melaksanakan evaluasi kelambagaan yaitu
dengan studi pustaka, penyesuaian kebijakan pemerintah Pusat, Analisis Hasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Analisis Beban Kerja (ABK), perumusan hasil, penyusunan peraturan daerah
tentang kelembagaan suatu organisasi pemerintah dan penyusunan Peraturan
Bupati tentang Tugas Pokok Dan Fungsi.
8. Jumlah Fasilitasi Koordinasi penyelenggaraan Pemerintahan. Pada tahun 2011
target sebanyak 30 kali terealisir sebanyak 65 kali, maka nilai capaian indikator
sasaran ini sebesar 216,6% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah karena
adanya pemahaman dari dinas otonom maupun vertikal akan arti pentingnya
koordinasi untuk pemecahan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 Program dan 3 Kegiatan antara lain:
1) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah /Wakil Kepala
Daerah dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Rapat Koordinasi Musyawarah Pimpinan Daerah (MUSPIDA) target
dilaksanakan sebanyak 12 kali dalam setahun terealisir 13 kali. Kegiatan
ini dalam bentuk melaksanakan rapat koordinasi antar anggota Muspida
di Kabupaten Bantul yaitu Bupati Bantul, Kapolres Bantul, Kejaksanaan
Negeri Bantul, Komandan Kodim 0729 Bantul, Ketua Pengadilan Negeri,
Ketua DPRD Kabupaten Bantul, Wakil Bupati Bantul dan Sekretaris
Daerah Kabupaten Bantul dalam rangka menjaga stabilitas keamanan
nasional dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
b. Rakor Koordinasi Pejabat Pemerintah Daerah dalam bentuk sebagai
berikut:
Rapat Koordinasi Pemerintahan (Rakorpem) target dilaksanakan
sebanyak 1 kali setahun terealisir 100% dengan peserta dari Dinas,
Badan, Kantor dan Kecamatan.
Rapat Koordinasi Rutin target dilaksanakan setiap sebulan sekali ,
namun ada perubahan jadwal bahwa pelaksanaan Rapat Rutin
dilaksanakan setiap hari Senin, sehingga sampai akhir tahun telah
terlaksana sebanyak 48 kali rapat dengan peserta dari semua Bagian
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul.
Rapat Komprehensif yang dlaksanakan target sebanyak 4 kali terealisir
2 kali. Dengan peserta dari Dinas, Badan, Kantor, Kecamatan,
Muspida, Muspika, Puskesmas, UPT Pendidikan dan Lurah Se
Kabupaten Bantul.
2) Program Peningkatan Kapasitas Kinerja Aparatur Pemerintah dengan
kegiatan Rapat Koordinasi Unsur Muspika target dilaksanakan 1 kali dalam
setahun terealisir 100%. Rapat koordinasi ini dengan peserta dari Muspida,
Muspika se Kabupaten Bantul (Camat, Kapolsek, Danramil) dan dinas
terkait. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai forum/sarana dalam rangka
menciptakan dan menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat sehingga
tercipta stuasi yang kondusif di Kabupaten Bantul.
9. Meningkatnya tertib administrasi Kecamatan . Pada tahun 2011 mentargetkan
sebesar 80% terealisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
125% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor penentu keberhasilan indikator sasaran ini adalah karena adanya
peningkatan pemahaman aparatur terhadap pengisian-pengisian Form-form
register-register Kecamatan. Dari keseluruhan 17 kecamatan yang ada di
Kabupaten Bantul dari hasil evaluasi secara keseluruhan sudah tertib
pengisiannya sesuai aturan yang ada.
Indikator sasaran ini dilaksanakan dengan dukungan 1 Program dan 1 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
dengan kegiatan Bimbimgan Tehnis dan Implementasi Peraturan Perundang-
undangan. Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan melaksanakan
pemberdayaan bagi aparat kecamatan dalam mengisi form-form Register di
Kecamatan.
10. Aparatur Pemerintah Desa yang mengikuti pelatihan manajemen pemerintahan
desa . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 75 desa terealisir 100% , maka
nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya
komitment dari Desa-Desa untuk meningkatkan pemahaman mengenai
manajemen pemerintahan Desa.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa
dengan kegiatan Pelatihan Aparatur pemerintah Desa dalam bidang
manajemen Pemerintah Desa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan
kapasitas Aparatur Pemerintah Desa yang terdiri dari Lurah dan Pamong Desa
khususnya pemahaman terhadap perturan perundang-undangan yang
mengalami perubahan secara dinamis dan semakin kompleks, pelaksanan tugas
pokok dan fungsi Lurah dan Pamong Desa.
Pada tahun 2011 kegiatan difokuskan pada pelatihan untuk Pamong Desa baru
sejumlah 101 orang yang terdiri dari Carik Desa, Kepala Bagian (Kabag) ,
Kepala Urusan TU (Kaur TU), BPD dan Staf Desa.
11. Frekwensi pelayanan penerimaan kunjungan kerja Presiden, Wakil Presiden,
Menteri Negara, DPR – RI, DPRD, Departemen, Lembaga Pemerintah Non
Departemen dan lembaga lainnya. Pada btahun 2011 mentargetkan sebanyak
202 kali terealisir sebanyak 203 kali , maka nilai capaian ini sebesar 100,50%
dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini oleh karena adanya
Komitmen Pemda dalam penerimaan dan pelayanan terhadap tamu .
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 Program dan 2 Kegiatan antara
lain:
1) Program Pelayan administrasi Perkantoran dengan kegiatan Penyediaan
logistik kantor. Bentuk dari kegiatan ini adalah dalam rangka menjalin
hubungan yang baik dengan tamu dari luar , maka diberikan cinderamata
oleh pemerintah Kabupaten Bantul.
2) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah dengan kegiatan Penerimaan Kunjungan Kerja Pejabat
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Negara/Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Bentuk dari kegiatan ini adalah pengadaan buku selayang pandang
Kabupaten Bantul, Penyediaan tas untuk kunjungan kerja dan pengadan
materi penerimaan tamu.
SASARAN 2
Meningkatnya Transparasi , Efektifitas dan Efisiensi Birokrasi.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran
Strategis
No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Meningkatnya
transparasi,Efek
tifitasdan
Efisiensi
Birokrasi.
1.
Turunnya indikasi
penyimpangan anggaran.
218
LHP
219 LHP
100,5
Sangat
Berhasil
2. Penerapan Systim
Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) pada
SKPD yang menerapkan
- - - -
3.
Temuan pemeriksaaan
Eksternal yang
ditindaklanjuti.
100%
95%
95
Sangat
Berhasil
4.
Temuan pemeriksaaan
Internal yang selesai
ditindaklanjuti.
100%
95%
95
Sangat
Berhasil
5.
SKPD yang telah
melaksanakan tata
kearsipan
56
56
100
Sangat
Berhasil
6.
Jumlah ketersediaan
petugas arsip pada SKPD
70
Orang
70
Orang
100
Sangat
Berhasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
7.
Siaran Taman Gabusan di
TVRI Yogyakarta.
100%
100%
100
Sangat
Berhasil
8.
Dialog Interaktif di Radio
baik Pemerintah maupun
Swasta.
100%
100%
100
Sangat
Berhasil
9 Frekuensi pelaksanaan
publik hearing baik di
kecamatan, Desa maupun
Dusun
24 kali
17 kali 70,83 Berhasil
10
Jumlah penyelenggaraan
Bantul Ekspo.
90% 100% 111,11 Sangat
Berhasil
11
Kesesuaian Program
Kerja SKPD dengan
RPJMD.
90% 100% 111,11 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 9x 92,5) / 10= 83,25
Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = (1 x77,5 ) / 10= 7,75
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 2 (dua) sebesar = 91
Pada sasaran 2 (dua) terdiri dari 11 (sebelas) indikator sasaran, tetapi yang
terealisir pada tahun 2011 baru sebanyak 10 indikator sasaran, sedang 1 (satu)
indikator sasaran yaitu Penerapan Systim Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
pada SKPD yang menerapkan baru akan dilaksanakan pada tahun 2012 sehingga
pengukuran kinerja sasaran hanya sebanyak 10 indikator sasaran dengan nlai
capaian rata-rata sasaran sebesar 91 dengan kategori sangat berhasil .
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 2 (dua) sesuai
hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Turunnya indikasi penyimpangan anggaran . Pada Tahun 2011 mentargetkan
218 LHP terealisir 219 LHP, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
100,5% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah komitment
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dari Pemerintah Kabupaten Bantul untuk meminimalisir adanya Penyimpangan
anggaran.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 4 Kegiatan . Program
tersebut yaitu Program Peningkatan Sistim Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan kegiatan antara lain:
a. Program Pengawasan Internal secara berkala. Kegiatan ini dalam bentuk
pemeriksaan reguler
b. Program Pengawasan kasus pada wilayah pemerintah dibawahnya. Kegiatan
ini adalah dalam bentuk pemeriksaan kasus.
c. Reviu laporan Keuangan dan Kinerja Pemda. Kegiatan ini dalam bentuk Reviu
LKPD
d. Evaluasi Kinerja Instansi. Bentuk dari kegiatan ini adalah dalam bentuk
Evaluasi LAKIP SKPD
2. Penerapan Systim Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada SKPD. Jumlah
SKPD yang menerapkan. Pada tahun 2011 Indikator sasaran ini belum terealisir
oleh karena belum ada kegiatan, baru akan dilaksanakan pada tahun 2012.
3. Temuan pemeriksaaan Eksternal yang ditindaklanjuti . Pada tahun 2011 target
100% terealisir 95%, maka nlai capaian indikator sasaran ini sebesar 95%
dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah dukungan
dana untuk kegiatan tindak lanjut dan adanya komitment pimpinan.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Peningkatan Sistim Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan kegiatan Tindak Lanjut Hasil
Temuan Pemeriksaan. Kegiatan ini dalam bentuk Tindak Lanjut Temuan.
4. Temuan pemeriksaaan Internal yang selesai ditindaklanjuti. Pada tahun 2011
target 100% terealisir 95%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 95%
dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program
tersebut yaitu Program Peningkatan Sistim Pengawasan Internal dan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan kegiatan Pemutakhiran
Data. Kegiatan ini dalam bentuk koordinasi mengenai koordinasi temuan
pengawasan.
5. SKPD yang telah melaksanakan tata kearsipan. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 56 SKPD terealisir 56 SKPD, maka nilai capaian inikator sasaran ini
sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Keberhasilan indikator sasaran ini adalah dengan adanya pembinaan dan
diklat bagi petugas arsiparis di Kabupaten Bantul untuk meningkatkan SDM.
Indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program
tersebut yaitu Program Penyelamatan dan pelestarian dokumen /arsip daerah
dengan kegiatan Pendataan dan Penataan dokumen/arsip daerah. Wujud dari
kegiatan ini melaksanakan Penataan dan pendataan Dokumen/Arsip Daerah
eks Bagian Keuangan Setda Kabupaten Bantul yang kemudian dikelola sesuai
dengan ketentuan yang berlaku sehingga diharapkan secara fisik arsip dapat
diselamatkan.
6. Jumlah ketersediaan petugas arsip pada SKPD. Pada Tahun 2011mentargetkan
sebanyak 70 orang terealisir 70 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator ini oleh karena adanya
peningkatan kesadaran dari petugas arsiparis terhadap pentingnya dokumen di
tingkat SKPD di Kabupaten Bantul.
Indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 3 Kegiatan . Program
tersebut yaitu Program Peningkatan kualitas pelayanan informasi dengan
kegiatan antara lain:
a. Penyediaan sarana layanan informasi. Kegiatan berupa Pameran
Kearsipan. Kegiatan ini merupakan upaya pemahaman kepada masyarakat
tentang pentingnya arsip sebagai sumber informasi
b. Sosialisasi / Penyuluhan Kearsipan di lingkungan instansi pemerintah.
Kegiatan berupa penyuluhan dan monitoring kearsipan di 13 Kecamatan
dan 30 Desa, Sosialisasi JRA Keuangan/Kepegawaian, sosialisasi
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pedoman Tata Kearsipan Puskesmas dan sosialisasi UU Kearsipan No. 43
Tahun 2009. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan
pelaksanaan sistem kearsipan yang tertib sesuai dengan peraturan yang
ada.
c. Seleksi arsiparis teladan. Kegiatan berupa seleksi arsiparis se-
Kabupaten Bantul. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk
meningkatkan Peningkatan kualitas dan mutu arsiparis Kabupaten Bantul
7. Siaran Taman Gabusan di TVRI Yogyakarta. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebesar 100% terealisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini dengan
kategori sangat berhasil. Realisasi capaian indikator sasaran ini diperoleh dari
target pelaksanaan siaran Taman Gabusan sebanyak 34 kali terealisir 34 kali
sehingga tercapai 100%.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah Komitment
dan koordinasi yang baik antara Pemkab Bantul dan TVRI Yogyakarta.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Kerjasama Informasi dan Media Massa dengan kegiatan
Penyebarluasan Informasi Pembangunan Daerah. Bentuk kegiatan ini adalah
dengan melaksanakan Siaran Taman Gabusan di TVRI Yogyakarta yang
ditayangkan setiap hari Selasa Malam mulai pukul 20.00 - 21.00 WIB, dengan
tema-tema yg berbeda setiap kali tayang. Pada tahun 2011 telah terlaksana
sebanyak 34 kali.
8. Dialog Interaktif di Radio, baik Pemerintah maupun Swasta. PadaTahun 2011
mentargetkan sebesar 100% terealisir 100%, maka nilai capaian indikator
sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah Koordinasi
yang baik antara Pemkab Bantul dan radio yang terlibat serta Materi dialog yang
cukup bagus.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Kerjasama Informasi dan Media Massa dengan kegiatan
Penyebarluasan Informasi Pembangunan Daerah. Bentuk dari kegiatan ini
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dengan melaksanakan kegiatan dialog dengan cara bekerjasama dengan 3
stasiun radio, yaitu:
Radio Persatuan Bantul dengan tema "Silaturahmi Bupati." Acara
disiarkan setiap hari Sabtu jam 06.00 WIB yang dilaksanakan dari target
sebanyak 12 kali terealisir 12 kali.
RRI Stasiun Yogyakarta dengan tema "Bupati Menyapa." Acara
disiarkan setiap hari Selasa jam 07.00 WIB yang dilaksanakan dari target
sebanyak 36 kali terealisir 36 kali.
Bantul FM dengan tema " Gerbang Projo Tamansari” yang dilaksanakan
dari terget sebanyak 12 kali terealisir 12 kali.
9. Frekuensi pelaksanaan publik hearing baik di kecamatan , Desa maupun Dusun
. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 24 kali terealisir 17 kali, maka nilai
capaian indikator sasaran ini sebesar 70,83% dengan kategori berhasil.
Indikator sasaran ini tidak terlaksana 100% dikarenakan jadwal kegiatan yang
sudah terlalu padat sehingga tidak dapat melaksanakan jemput bola/turun ke
bawah lebih banyak lagi, mengingat kegiatan pembahasan Perda dimana pada
tahun 2011 mencapai 13 Perda.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah dengan kegiatan Hearing/dialog dan koordinasi dengan Pejabat
Pemerintah Daerah dan Tokoh Masyarakat/Agama. Kegiatan Hearing DPRD
Bantul ini direncanakan dan diharapkan dapat menjaring permasalahan lebih
banyak yang ada di masyarakat, sekaligus mengupayakan solusi/pemecahan ,
kegiatan ini tidak hanya bersifat pasif yakni menerima aduan dari masyarakat
tetapi juga melalui penyerapan dan koordinasi dengan masyarakat mapun tokoh
masyarakat/agama
10. Jumlah penyelenggaraan Bantul Ekspo. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
100% terelisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100%
dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Koordinasi yang baik antara panitia dan pihak yang terlibat.
Indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Kerjasama Informasi dan Media Massa dengan kegiatan
Penyebarluasan Informasi Pembangunan Daerah. Bentuk dari kegiatan ini
adalah dengan melaksanakan Bantul Ekspo merupakan agenda rutin Pemkab
Bantul yang dilaksanakan setiap bulan Agustus. Kegiatan ini telah terbukti
mampu menjadi ajang hiburan masyarakat dan juga media pemasaran hasil
produksi masyarakat Bantul.
11. Kesesuaian Program Kerja SKPD dengan RPJMD. Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 90% terelisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran
ini sebesar 111,11 dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran adalah dengan
melakukan pencermatan usulan kegiatan SKPD sejak awal perencanaan, selalu
ditekankan untuk mengacu pada RPJMD.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Perencanaan pembangunan daerah dengan kegiatan
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah.
SASARAN 3.
Meningkatnya Kemampuan Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Daerah.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
3 Meningkatnya
Kemampuan
Pengelolaan
Keuangan Dan
Kekayaan Daerah
1.
.
Prosentase kenaikan
pajak dan retribusi
daerah’
21,15% 62,57% 295,84 Sangat
Berhasil
2.
Rasio PAD terhadap
Penerimaan APBD.
11,12%
10,92% 98,19 Sangat
Berhasil
3.
Rasio PAD terhadap
pengeluaran APBD.
10,71% 11,19% 104,48 Sangat
Berhasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4.
Jumlah Peraturan tentang
Pengelolaan Keuangan
dan Asset Daerah.
3 Perda
12 Perda 400 Sangat
Berhasil
5.
Jumlah Perda tentang
APBD yang ditetapkan
dalam 1 tahun.
3
3 100 Sangat
Berhasil
6.
7
Jumlah Peraturan Bupati
tentang APBD yang
ditetapkan dalam 1 tahun.
3
3 100 Sangat
Berhasil
Rasio pertumbuhan
Belanja Modal.
44,71 -3,11 6,95 Tidak
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = (6x92.5)/7 = 79,28
Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil) = (1x27,5)/7 = 3,92
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 3 sebesar = 83,2
Pada sasaran 3 (tiga) terdiri dari 7(tujuh) indikator sasaran dengan nilai rata-rata
capaian sasaran sebesar 83,2 dengan kategori berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 3 (tiga) sesuai
hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Prosentase kenaikan pajak dan retribusi daerah . Pada tahun 2011 mentargetkan
sebesar 21,15% terealisir 62,57%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
295,84% dengan kategori sangat berhasil.
Realisasi capaian sebesar 62,57% diperoleh perbandingan antara Pendapatan
Pajak dan Retribusi Daerah pada tahun 2011 yang mencapai sebanyak Rp.
52.867.195.234,50 dengan Pendapatan Pajak dan Retribusi Daerah pada tahun
2010 sebanyak Rp. 32.519.672.052,00
Keberhasilan indikator sasaran ini dikarenakan adanya proses berkelanjutan dalam
pendataan/pemeliharaan data wajib pajak , wajib retribusi, obyek pajak dan obyek
retribusi daerah.
2. Rasio PAD terhadap total penerimaaan APBD. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebesar 11,12% terealisir sebesar 10,92%, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 98,19% dengan kategori sangat berhasil. Realisasi capaian sebesar
10,02% diperoleh dari Jumlah PAD pada tahun 2011 mencapai sebesar Rp.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
128.900.086.173.,41 dibagi dengan penerimaan daerah pada tahun 2011 sebesar
Rp. 1.180.550.742.432,41.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya
kontribusi dari dana perimbangan dan lain pendapatan yang syah lebih besar dari
kontribusi PAD terhadap penerimaan daerah, tetapi PAD yang dicapai terdapat
selisih lebih sebesar Rp. 31.288.345.173,00 yang diterpkan dalam RKPD.
3. Rasio PAD terhadap total pengeluaran APBD. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebesar 10,71%, terealisir 11,19%, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 104,48% dengan kategori sangat berhasil . Realisasi capaian ini diperoleh
dari Jumlah PAD pada tahun 2011 mencapai sebesar Rp. Rp. 128.900.086.173,41
dibagi dengan jumlah Total Pengeluaran Daerah sebesar Rp.
1.151.935.591.089,97
Faktor pendukung keberhasilan indikator sasaran ini antara lain:
Adanya proses berkelanjutan dalam penataan peraturan perundang-undangan
pajak daerah dan retribusi daerah.
Adanya sosialisasi ketentuan dan peraturan perundang-undangan pajak
daerah dan retribusi daerah
Adanya proses berkelanjutan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber
pendapatan daerah.
Indikator sasaran pada point 1,2 dan 3 di atas dilaksanakan melalui 2 Program
dan 6 Kegiatan. Program tersebut yaitu:
1) Program Peningkatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan kegiatan:
a. Operasional Pajak Daerah .
Kegiatan ini dalam bentuk melaksanakan Intensifikasi dan Ekstensifikasi
pajak dan retribusi daerah.
b. Itensifikasi BPHTB.
Kegiatan ini dalam bentuk melaksanakan Intensifikasi dan Penelitian
lapangan terhadap obyek pajak.
c. Peningkatan manajemen investasi daerah.
Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan memanfaatkan uang uang milik
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
daerah yang sementara belum digunakan diinvestasikan.
d. TP-TGR.
Kegiatan ini dalam rangka pemulihan kerugian daerah.
2) Program Pengelolaan Barang Daerah dengan kegiatan antara lain:
a. Penghapusan barang Daerah .
Bentuk kegitan ini dengan melaksanakan barang daerah yang rusak
dengan menghapus dari daftar milik barang daerah , barang yang tidak
terpakai tersebut dijual.
b. Regulasi Peraturan daerah dan peraturan Bupati tentang Pajak dan
Retribusi.
Kegiatan ini dalam bentuk peninjauan kembali atas peraturan perundang-
undangan (Perda/Perbup) tentang Pajak dan Retribusi Daerah sebagai
akibat munculnya perundang-undanganyang baru.
4. Jumlah Peraturan tentang Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah. Pada tahun
2011 mentargetkan sebanyak 3 Perbup terelisir 12 Perbup, maka nilai capaian ini
sebesar 400,00% dengan kategori sangat berhasil.
Keberhasilan indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 3 Program dan 6 Kegiatan.
Program tersebut antara lain:
1) Peningkatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan kegiatan antara lain:
a. Penyusunan standart satuan harga .
Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan menyusun dan menetapkan
standart peraturan Bupati tentang Standart Satuan Harga sebagai
pedoman SKPD melaksanakan kegiatan tahun 2012.
b. Penyusunan kebijakan dan Pedoman pelaksanaan APBD.
Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan menyusun dan menetapkan
standart peraturan Bupati tentang Kebijakan dan pedoman pelaksanaan
APBD.
c. Evaluasi dan pelaporan keuangan Daerah.
Kegiatan ini dalam bentuk menyusun Peraturan Bupati Tentang Pengelolaan
Belanja Bantuan sosial dan belanja hibah.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2) Program penataan Peraturan perundang-undangan dengan kegiatan antara
lain:
a. Regulasi Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati tentang Pajak dan
Retribusi. Kegiatan ini dalam bentuk peninjauan kembali atas peraturan
perundang-undangan (Perda/Perbup) tentang Pajak dan Retribusi Daerah
sebagai akibat munculnya perundang-undangan yang baru (UU Nomor 28
Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah).
b. Persiapan Perda Kelembagaan . Bentuk dari kegiatan ini adalah persiapan
perubahan struktur organisasi DPKAD yang disesuaikan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dalam rangka mendukung
optimalisasi pelaksanaan tugas khususnya di bidang pendapatan.
3) Program Pengelolaan Barang Milik Daerah dengan kegiatan Verifikasi dan
Inventarisasi Barang Milik Daerah.
Bentuk dari kegiatan ini adalah dalam rangka mewujudkan data inventarisasi
asset yang valid dan akurat seluruh SKPD/Unit kerja di lingkungan
Pemerintah Kab. Bantul.
5. Jumlah Perda tentang APBD yang ditetapkan dalam 1 tahun. Pada Tahun 2011
mentargetkan sebanyak 3 Perda terealisir 3 Perda, maka nilai capaian indikator
sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Keberhasilan indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 3 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Peningkatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
dengan kegiatan antara lain:
a. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang APBD . Bentuk dari
kegiatan ini adalah dengan disusun dan ditetapkannya Rancangan Peraturan
Daerah menjadi Perda tentang APBD TA. 2012.
b. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Perubahan APBD Tahun
2011.
Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan disusun dan ditetapkannya Rancangan
Peraturan Daerah menjadi Perda tentang Perubahan APBD Tahun 2011.
c. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
pelaksanaan APBD. Bentuk kegiatan ini adalah dengan telah disusunnya
dokumen Draft Perda dan ditetapkannya dokumen tersebut menjadi Perda
tentang Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD TA. 2010 serta neraca akhir
tanggal 31 Desember 2010.
6. Jumlah Peraturan Bupati tentang APBD yang ditetapkan dalam 1 tahun. Pada
tahun 2011 mentargetkan sebanyak 3 Perbup teralisir Perbup 3 Perbup, maka nilai
capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Keberhasilan indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 4 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Peningkatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
dengan kegiatan antara lain:
a. Penyusunan Raperbup tentang Penjabaran APBD.
Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan disusun dan ditetapkannya Rancangan
Peraturan Bupati menjadi Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD. TA.
2012.
b. Penyusunan Raperbup tentang Penjabaran Perubahan APBD. Bentuk kegiatan
ini dengan menyusun Rancangan Peraturan Bupati menjadi Peraturan Bupati
tentang penjabaran perubahan APBD TA. 2011.
c. Penyusunan Rancanagan Peraturan Bupati tentang Penjabaran
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
Bentuk dari kegiatan ini adalah menyusun Draft Peraturan Bupati dan
ditetapkannya dokumen tersebut menjadi Peraturan Bupati tentang Penjabaran
Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD TA. 2010 serta neraca akhir tanggal
31 Desember 2010.
7. Rasio pertumbuhan Belanja Modal . Pada Tahun 2011 mentargetkan sebesar
44,71% terealisir – 3,11 , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 6,95%
dengan kategori tidak berhasil Permasalahan yang ditemui pada indikator sasaran
ini adalah karena Belanja pegawai masih tinggi. Realisasi rasio belanja Modal
sebesar -3,11 diperoleh dari Belanja Modal Tahun 2011 sebesar Rp.
119.417.030.209,00 dibanding dengan Belanja Modal tahun 2010 sebesar Rp.
123.249.280.474,00.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Penerimaan Daerah . pada Tahun 2011 mentargetkan sebesar Rp.
878.012.053.000,00 terealisir Rp. 1.180.550.742.432,00 maka nilai capaian
indikator sasaran ini sebesar 134,46% dengan kategori sangat berhasil.
Keberhasilan dari indikator sasaran ini didukung melalui 2 Program dan 9 Kegiatan.
Program tersebut antara lain:
1) Program Peningkatan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan kegiatan antara
lain :
a. Operasional Pajak Daerah.
Kegiatan ini dalam bentuk melaksanakan Intensifikasi dan Ekstensifikasi
pajak dan retribusi daerah.
b. Peningkatan manajemen Investasi Daerah.
Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan memanfaatkan uang milik daerah
yang sementara belum digunakan diinvestasikan.
c. TP-TGR.
Kegiatan ini dalam rangka pemulihan kerugian daerah.
d. Intensifikasi PPH OP Pasal 21 .
Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan melaksanakan Intensifikasi atas PPH
OP Pasal 21 guna mempercepat dana bagi hasil PPH OP ke Kas Daerah.
e. Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah .Bentuk
dari kegiatan ini dalam rangka mempercepat pemasukan dana bagi hasil
PBB ke Kas Daerah.
f. Pengelolaan dana perimbangan.
Bentuk dari kegiatan ini adalah dalam rangka memperlancar penerimaan
dana perimbangan dan menyusun laporan atas dana perimbangan tersebut.
g. Sosialisasi ketentuan di bidang cukai dan pembinaan lingkungan social,
industry dan kualitas bahan baku.
Bentuk dar kegiatan ini adalah dalam rangka memperlancar dana bagi hasil
cukai/tembakau ke kas daerah.
2) Pengelolaan Barang Daerah dengan kegiatan Penghapusan Barang Daerah.
Kegiatan ini dalam bentuk melaksanakan penghapusan terhadap barang daerah
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
yang rusak dengan menghapus dari daftar milik barang daerah. Barang yang
tidak terpakai tersebut dijual.
SASARAN 4
Meningkatnya kualitas Pelayanan Publik.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
4. Meningkatnya kualitas
pelayanan publik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Terwujudnya tertib
administrasi
ketatausahaan,
persuratan dan kearsipan.
100%
100%
100
Sangat
Berhasil
Penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat.
3%
3,06%
102
Sangat
Berhasil
Peningkatan kualitas
Pelayanan Publik melalui
Penagnan Pengaduan
Masyarakat.
14%
15%
105
Sangat
Berhasil
SKPD yang menerapkan
Standart Pelayanan
Minimal (SPM).
100%
100%
100
Sangat
Berhasil
Cakupan penerbitan KTP
ber NIK.
100%
90%
90
Sangat
Berhasil
Cakupan penerbitan akta
0-1 tahun.
100%
91,38% 91,38
Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 6x 92,5 ) / 6 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 4 = 92,5
Pada sasaran 4 (empat) terdiri dari 6 ( enam ) indikator sasaran dengan nilai rata-rata
capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 3 (tiga) sesuai
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Terwujudnya tertib administrasi ketatausahaan, persuratan dan kearsipan. Pada
tahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terealisir 100%, maka nilai capaian
indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan dari indikator sasaran ini antara lain:
Kemampuan SDM meningkat .
Sarana dan prasarana memadahi.
Meningkatnya koordinasi dan kerjasama dengan SKPD.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 Program dan 8 Kegiatan antara lain :
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan kegiatan antara lain:
a. Penyediaan jasa surat menyurat.
Bentuk dari kegiatan ini antara lain :
Pembelian materai, perangko dan cek giro.
Menerima , mencatat , mengendalikan dan menyampaikan surat masuk
ke tujuan sesuai disposisi pimpinan
Memberikan nomor surat keluar.
Menyampaikan surat-surat masuk dari Pos / Caraka ke alamat tujuan di
lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul.
Memberikan informasi / penelusuran surat yang masuk ke
Bupati/Wabup/Sekda ke pengguna/publik terkait.
b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan Listrik.
Bentuk dari kegiatan antara lain:
Pembayaran rekening telepon , air dan listrik.
Pembayaran sewa frekuensi dan pajak radio.
c. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor .
Bentuk dari kegiatan ini adalah menyediakan dan menyiapkan sarana dan
prasarana peralatan dan perlengkapan acara.
d. Penyediaan jasa administrasi keuangan.
Bentuk dari kegiatan ini adalah pembayaran honor pengelola keuangan,
pengurus barang dan kepegawaian.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
e. Penyediaan alat tulis kantor .
Bentuk dari kegiatan ini adalah pemberian sarana dan prasarana alat tulis
kantor.
f. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Bentuk dari kegiatan ini antara lain :
Menyediakan barang-barang cetakan
Penggandaan/foto copy surat-surat penting, buku-buku, blangko-blangko,
SPP,SPJ dan laporan-laporan
g. Penyediaan peralatan dan perlengkapan Kantor. Bentuk dari kegiatan ini
adalah menyediakan peralatan dan perlengkapan kantor
2) Program Peningkatan Pengembangan sistem pelaporan Capaian Kinerja dan
keuangan dengan kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan , Barang,
Kepegawaian dan ketatausahaan lainnya. Bentuk dari kegiatan ini adalah
dengan melaksanakan penyusunan laporan capaian kinerja SKPD.
2. Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebesar 3% terealisir 3,06%, maka nilai capaian ini sebesar 102% dengan kategori
sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena adanya
komitmen dari pemerintah daerah dan dukungan anggaran yang memadahi.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program
tersebut yaitu Program Peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat dengan
kegiatan Penyusunan IKM di Unit Pelayanan. Bentuk dari kegiatan ini adalah
melaksanakan analisis dengan berbasis data quisioner dengan sampel beberapa
Unit Pelayanan Publik (UPP).
3. Peningkatan kualitas Pelayanan Publik melalui penanganan pengaduan
masyarakat . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 14% terealisir 15% , maka
nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 105% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan dari indilator sasaran ini karena adanya
komitement daerah dalam pelaksanaan peningkatan kualitas pelayanan publik.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tersebut yaitu Program Peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat dengan
kegiatan Penyusunan Indeks Pengaduan masyarakat. Bentuk dari kegiatan ini
antara lain adalah:
Melakukan analisis data dengan berbasis data.
Membuat janji perbaikan pelayanan oleh unit pelayanan publik .
Penyusunan rekomendasi perbaikan pelayanan kepada SKPD terkait.
4. SKPD yang menerapkan Standart Pelayanan Minimal (SPM) . Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 100% terealisir 100%, maka nlai capaian indikator sasaran
ini dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan dari indikator sasaran ini adalah :
Komitment SKPD pengampu SPM termasuk penganggarannya.
Terintegrasnya indikator SPM dalam dokumen perencanaan dan
penganggaran.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan Mutu Pelayanan Dasar kepada masyarakat
dengan kegiatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan pencapaian SPM. Bentuk
dari kegiatan ini adalah dengan melakukan fasilitasi dan koordinasi dengan SKPD
pengampu SPM yang diwadahi dalam Sekber SPM Kabupaten Bantul.
5. Cakupan penerbitan KTP ber NIK . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100%
terealisir 90%, maka nilai capain ndikator sasaran ini sebesar 90% dengan
kategori sangat berhasil. Realisasi capaian sebesar 90% diperoleh dari Jumlah
penduduk yang memilliki KTP Ber NIK pada tahun 2011 sebanyak 679.188 orang
dibanding dengan jumlah penduduk pada tahun 2011 yang wajib KTP (>17 tahun
atau pernah /sudah nikah sebanyak 754.654 orang sehingga terealisir sebesar
90% dari target sebesar 100%.
Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% oleh karena adanya permasalahan antara
lain:
Konversi dari program SIMDUK ke SIAK ada penduduk yang tercecer
sehingga penduduk tidak ber NIK.
Sistim SIMDUK yang terpusat dengan dengan Kabupaten/Dinas sehingga
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
data tidak terjamin keamanannya.
Pemecahan terhadap permasalahan ini adalah:
Perlunya dukungan Pemerntah Kabupaten baik secara moril maupun materi untuk
melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang arti pentingnya Administrasi
Kependudukan dan pencatatan peristiwa yang penting dan mudahnya prosedur
pengurusan Pencatatan Sipil sampai tingkat RT.
6. Cakupan penerbitan akta kelahiran anak 0 – 1 tahun. Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 100% terealisir 91,38%, maka nilai capaian indikator
sasaran ini sebesar 91% dengan kategori sangat berhasil. Realisasi capaian
sebesar 91,38% tersebut diperoleh dari Jumlah penduduk usia 0-1 tahun yang
memilki akta kelahiran pada tahun 2011 sebanyak 8.527 anak dibanding dengan
jumlah seluruh penduduk usia 0 – 1 tahun pada tahun 2011 sebanyak 9.331
sehingga nlai capaian sebesar 91,38% dari target 100%.
Nlai capaian indikator sasaran ini tidak tercapai 100% permasalahan yang
dihadapai antara lain:
Adanya penduduk Bantul yang belum tahu pelaksanan dispensasi pencatatan
kelahiran . Prosedur dan persyaratan pembuatan akta kelahiran, sehingga
enggan mencatatkan kelahirannya,
Adanya penduduk Bantul yang menggunakan jasa pihak ketiga dengan
dipungut biaya yang mahal, khususnya untuk mencatatkan peristiwa
kependudukan terutama pencatatan kelahiran dan kematian, sehingga yang
bersangkutan mengurungkan/menunda pelaporan peristiwa yang penting
tersebut.
Kurang pahamnya masyarakat akan kegunaan akta sehingga adanya
kecenderungan pola pikir mengurus akta apabila akan digunakan untuk
mengurus persyaratan tertentu saja.
Indkator sasaran pada point 5 dan 6 di atas dilaksanakan melalui 1 Program dan
2 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program Penataan Administrasi
Kependudukan dengan kegiatan :
a. Peningkatan Pelayanan Publik dalam bidang kependudukan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kegiatan ini dalam bentuk tercetaknya blanko adminitrasi kependudukan
sebanyak 10.1275 buah antara lain Blanko KK sebanyak 50.000 set, Balnko
KTP sebanyak 37.000 lembar , Register KK sebanyak 275 buku dan Blanko
Kutipan Akta sebanyak 14.000 lembar.
b. Sosialisasi Kebijakan Kependudukan.
Kegiatan ini dalam bentuk pelaksanaan penyuluhan di 17 Kecamatan se
Kabupaten Bantul dengan materi Dispensasi pencatatan kelahiran dan
pelaksananya E-KTP.
SASARAN 5
Penyingkatan Waktu Penyelesaian Ijin.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
5. Penyingkatan Waktu
Penyelesaian Ijin.
1.
Penyelesaan Ijin Rata-rata
pertahun
9.215
Ijin
9.300
Ijin
101
Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (1x92,5/1) = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 5 = 92,5
Pada sasaran 5 (lima ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai rata-rata
capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil.
Adapun nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 5 (lima) sesuai hasil pengukuran
kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penyelesaan Ijin Rata-rata pertahun . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak
9.215 ijin terealisir 9.330, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 101,25%
dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena adanya
sosialisasi yang jelas pengaturan dengan kecermatan penghitungan waktu proses
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
penyelesaian yang tepat.
Indikator sasaran ini dlaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan Pengelolaan Perijinan dengan kegiatan
Pendataan dan penetapan perijinan . Bentuk dari kegiatan ini adalah menerima
validasi data berkas permohonan, Input data , penelitian berkas persyaratan, cek
lokasi (bila perlu), penetapan , validasi ijin dan penyerahan ijin.
SASARAN 6
Penyelesaian Waktu Penyelesaian Pengaduan.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
6. Penyelesaian Waktu
Penyelesaian
Pengaduan
1.
Penyelesaian Pengaduan
pengaduan
25
21
101
Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (1x92,5)/1 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 6 = 92,5
Pada sasaran 6 (enam ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai rata-rata
capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil.
Adapun nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 6 (enam) sesuai hasil
pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penyelesaian Pengaduan . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 25
pengaduan terealisir 21 pengaduan , maka nilai capaian ini sebesar 116% dengan
kategori sangat berhasil.
Keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya kekompakan Tim Pengaduan
pengawasan dan pengendalian dalam menyelesaikan pengaduan.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan Pengelolaan Perijinan dengan kegiatan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Penyelesaian Pengaduan dan Survey Kepuasan. Bentuk dari kegiatan ini adalah
menerima pengaduan tentang pelayanan perijinan dan Tim menyelesaikan
pengaduan.
SASARAN 7
Meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
Indikator Kinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
7. Meningkatnya
Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM).
1.
Keberhasilan pelayanan. 75,57 81,88
108,35
Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (1x92,5)/1 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 7 = 92,5
Pada sasaran 7 (tujuh ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai rata-rata
capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat Berhasil
Adapun nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 7 (tujuh) sesuai hasil
pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Keberhasilan pelayanan. Pada tahun 2011 mentargetkan nila keberhasilan
pelayanan sebesar 75,57 terealisir 81,88 maka nilai capaian ini sebesar 108,35%
dengan kategori sangat berhasil.
Fator yang mendukung keberhasilan dari indikator sasaran ini karena adanya
peningkatan pelayanan dan sosialisasi perijinan melalui Bantul Radio serta
perbaikan sarana dan prasarana.
Keberhasilan ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut
yaitu Program Peningkatan Pengelolaan Perijinan dengan kegiatan Penyelesaian
Pengaduan dan Survey Kepuasan . Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan
menyebarkan quisioner dan menghitung IKM dengan mengacu pada Peraturan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Perundang-Undangan (Kep. Men-PAN Nomor : Kep/25/M.PAN/2/2004) Tentang
Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan
Instansi Pemerintah).
SASARAN 8
Terciptanya Kepastian Hukum Dan Ketertiban Masyarakat.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Targ
et
Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
8 Terciptanya
Kepastian hukum
Dan Ketertiban
Masyarakat.
1.
Jumlah Produk Hukum
Daerah yang telah
disusun berupa Raperda
menjadi perda.
25
23
92
Sangat
Berhasil
2.
Menurunnya penyakit
masyarakat
15%
127,77%
- -651,8
Tidak
Berhasil
3.
Menurunnya pelanggaran
Perda
10%
37,38% 373,8% Sangat
Berhasil
4. Capaian penyelesaian
hukum
100
%
100%
100
Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 3x 92,5) / 4 = 69,38
Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil ) = ( 1x27,5) /4 = 6,88
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 8 = 76,26
Pada sasaran 8 (delapan) terdiri dari 4 (empat) indikator sasaran dengan nilai rata-rata
capaian sasaran sebesar 76,26 dengan kategori berhasil
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 8 (delapan)
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jumlah Produk Hukum Daerah yang telah disusun berupa Raperda menjadi perda.
Pada Tahun 2011 mentargetkan sebanyak 25 Perda terealisir 23 Perda , maka nla
capaian ndikator sasaran ini sebesar 92% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini antara lain:
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Adanya Perda inisiatif DPRD sehingga Raperda tidak hanya dari pihak
eksekutif.
Semakin banyaknya SKPD yang mengajukan Perda sebagai pelaksanaan
aturan di atasnya.
Banyaknya aturan Pusat yang baru, sehingga harus ditindaklanjuti dengan
aturan dibawahnya.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan dengan kegiatan
Legislasi Rancangan Peraturan Perundang-Undangan . Kegiatan ini merupakan
kegiatan penyusunan rancangan peraturan daerah menjadi Perda dengan melalui
tahapan mulai dari penyusunan draft kasar yang bisa diambil dari aturan diatasnya
maupun kearifan lokal dilanjutkan dengan partisipasi masyarakat hingga
pembahasan dengan legislatif sampai tahap penetapan menjadi peraturan daerah.
2. Menurunnya penyakit masyarakat. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 15%
terealisir 127,77% maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar -652,8% dengan
kategori tidak berhasil.
Realisasi capaian penyakit masyarakat sebesar 127,77% dipaeroleh dari Jumlah
penyakit masyarakat tahun 2011 sebanyak 82 kasus ( prostitusi sebanyak 79 kasus
dan miras sebanyak 3 kasus. Sedangkan pada tahun 2010 jumlah kasus penyakit
masyarakat sebanyak 36 kasus (prostitusi sebanyak 31 kasus dan miras sebanyak
5 kasus.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban
keamanan dengan kegiatan Operasional peningkatan ketertiban masyarakat.
Kegiatan ini berupa sanksi teguran bagi pelanggaran perda dan mengajukan ke
sidang pengadilan.
3. Menurunnya pelanggaran Perda. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 10%
terealisir sebesar 37,38%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 373,8%
dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung Keberhasilan indikator sasaran ini karena secara intensif
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dilakukan sosialisasi Perda kepada masyarakat.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban
keamanan dengan kegiatan Operasional peningkatan ketertiban masyarakat.
Kegiatan ini secara merupakan kegiatan operasi penegakan perda baik secara
yustisi maupun non yustisi. Dalam operasi non Yustisi terhadap pelanggaran
peraturan daerah setelah diperiksa petugas tidak tidak dialnjutkan proses
persidangan di Pengadilan Negeri tetapi cukup dibina oleh petugas Sat Pol. PP.
Sedangkan dalam operasi yustisi, terhadap pelanggaran Perda setelah dilakukan
penyidikan kemudian dilanjutkan proses persidangan di Pengadilan Negeri. Dengan
dilaksanakannya operasi penegakan diharapkan dapat menumbuhkan efek jera
kepada pelannggar sehingga pelanggaran dapat diminimalisir.
Dalam tahun anggaran 2011 kegiatan opersiaonal Penegakan Perda dilaksanakan
sebanyak 178 kali.
Adapun penegakan Perda yang dilaksanakan melalui operasi Yustisi dan non
Yustisi sebagai berikut:
Perda Kabupaten Bantul Nomor 15 Tahun 2001 tentang Retribusi Ijin
Gangguan.
Perda Kabupaten Bantul Nomor 5 Tahun 2007 tentang Larangan Pelacuran di
Kabupaten Bantul.
Perda Kabupaten Bantul Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pengawasan,
Pengendalian Pengedaran dan pelarangan Penjualan Minuman beralkohol di
Kabupaten Bantul.
Perda Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2006 tentang Ijin Pembuatan
Bangunan di Daerah Jaringan Irigasi di Kabupaten Bantul.
Perda Kabupaten Bantul Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan
Pergudangan di Kabupaten Bantul.
Perda Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2003 Tentang Pengamanan Pasir,
Kerikil dan Batu di lingkungan Sungai dan pesisir.
Perda Kabupaten Bantul Nomor 15 Tahun 2002 Tentang Wajib Daftar
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Perusahaan (WDP).
Perda Propinsi DIY Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pembinaan Pemboran dan
Pemakaian Air Bawah Tanah.
Perda Kabupaten Bantul Nomor 7 Tahun 2002 tentang Ijin Mendirikan
Bangunan.
Perda Kabupaten Bantul Nomor 32 Tahun 2008 tentang Retribusi Obyek dan
Daya Tarik Wisata.
Perda Nomor 5 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung.
Perda Nomor 8 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
4. Capaian Penyelesaian hukum. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100%
terealisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan
kategori sangat berhasl. Nilai capaian ini diperoleh berdasarkan data yang ada
bahwa kasus yang ada pada tahun 2011 sebanyak 20 kasus dan tertangani
sebanyak 20 kasus sehingga tercapai 100% sesuai target.
Faktor yang mendukung keberhasilan dari indikator sasaran ini oleh karena dengan
kehadiran para pihak yang berperkara yang ingin diselesaikan melalui mediasi lewat
pemerintah Kabupaten Bantul.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dengan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Penataan Peraturan Peraturan Perundang-Undangan
dengan kegiatan Koordinasi Kerjasama Permasalahan Peraturan Perundang-
Undangan.
Bentuk dari kegiatan ini adalah berupa konsultasi mediasi, pendampingan sebelum
masuk persidangan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 9
Meningkatnya pemahaman Prinsip-prinsip dasar Hukum dan HAM.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
9. Meningkatnya
pemahaman Prinsip-
prinsip dasar Hukum
dan Ham
1. Peningkatan partsisipasi
Pemilu Legislatif
- - -
2 Peningkatan Partisipasi
Pemilu Presiden
- - - -
3 Peningkatan kedisiplinan
pelajar sekolah
90% 100 111,11 Sangat
Berhasil
4 Pemantauan situasi dan
kondisi Epoleksosbud
hankam
90% 50% 55,56 Berhasil
5 Jumlah peserta yang
mengikuti sosialisasi
PTUN
100
Orang
100 Orang 100 Sangat
Berhasil
6 Jumlah peserta yang
mengikuti pelaksanaan
sosialisasi Ranham
100
Orang
100 Orang 100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 3x 92,5 ) /4) = 69,37
Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = (1 x 77,5 ) /4 = 19,38
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 9 = 88,75
Pada sasaran 9 (sembilan) terdiri dari 6 (enam) indikator sasaran, tetapi ada 2 (dua)
indikator sasaran yang belum bisa diukur pada tahun 2011 oleh karena kegiatan baru
dilaksanakan pada tahun 2014 sehingga untuk nilai rata-rata capaian sasaran hanya
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
didasarkan pada 4 indikator sasaran. Selanjutnya nilai capaian sasaran rata-rata pada
sasaran 9 (sembilan) sebesar 88,75 dengan kategori Sangat berhasil
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 9 (sembilan)
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut
1. Peningkatan partisipasi pemilu legislatif . Pada indikator sasaran ini belum bisa
diukur karena baru dilaksanakan pada tahun 2014.
2. Peningkatan partisipasi pemilu Presiden. Pada indikator sasaran ini belum bisa
diukur karena baru dilaksanakan pada tahun 2014.
3. Peningkatan kedisiplinan pelajar sekolah. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
90% terealisir 100%, maka nilai capaian indikator ini sebesar 111% dengan kategori
sangat berhasil .
Faktor yang mendukung keberhasilan inidikator sasaran ini adalah ketersediaan
anggaran dan SDM yang memadahi.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat dengan
kegiatan Penertiban dan konseling pelajar. Kegiatan ini berupa penertiban dan
konseling/razia pelajar ketika sedang jam pelajaran, dengan sasaran di tempat-
tempat wisata, warnet dan Play Station (PS). Pelaksanaan dilaksanakan rutin tiap
bulan. Selain penertiban,pelajar yang terjaring juga dilakukan pembinaan.
4. Pemantauan situasi dan kondisi Epoleksosbudhankam. Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 90% terealisir 50%, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 55,56% dengan kategori cukup berhasil.
Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% karena belum aktifnya Forum
Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) tingkat Kecamatan.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan dengan
kegiatan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM).
Kegiatan ini berupa upaya peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap kondisi
di lingkungannya, dengan hasil akhir berupa terkumpulnya peta rawan bencana
yang berpotensi menimbulkan konflik sosial di Kabupaten Bantul.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
5. Jumlah peserta yang menguti sosialisasi PTUN. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 60 orang terealisir 100 orang, maka nilai capaian indikator sasaran
sebesar 166,66% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena adanya keingin
tahuan perangkat dan aparatur negara untuk mengetahui tentang PTUN .
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan dengan kegiatan
Koordinasi Pemberian Bantuan Hukum .
Kegiatan ini dalam bentuk memberikan sosialisasi berupa pembinaan PTUN kepada
perangkat dan aparatur negara dengan jumlah sebanyak 100 orang
6. Jumlah peserta yang mengikuti pelaksanaan sosialisasi Ranham. Pada tahun 2011
mentargetkan sebanyak 100 orang terealisir 100 orang, maka nilai capaian indikator
sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhaslan dari indikator sasaran ini karena dari setiap
Kabupaten/Kota harus membentuk Panitia Pelaksana Ranham dan Pokja
Pelaksanaan Ranham sehingga dalam pelaksanaan tugasnya , setiap SKPD
menjunjung tinggi HAM.
Indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program tersebut
yaitu Program Penataan Peraturan perundang-Undangan dengan kegiatan
Koordinasi Pemberian Bantuan Hukum . Kegiatan ini dalam bentuk memberikan
sosialisi berupa pembentukan Panitia pelaksana Ranham, dimana setiap
Kabupaten/Kota mempunyai kewajiban untuk mempunyai Panitia dan Pokja
Pelaksana Ranham dengan mengundang sebanyak 100 orang.
SASARAN 10
Tersedianya sarana berupa tanah untuk pembangunan fasilitas kepentingan umum.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
10. Tersedianya sarana
berupa tanah untuk
pembangunan
fasilitas kepentingan
umum
1. Luas tanah yang
dibebaskan
12.084 m2 29.691 m2 245,70 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5 ) /1) = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 10 = 92,5
Pada sasaran 10 (sepuluh) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran, sehingga untuk nilai
rata-rata capaian sasaran hanya didasarkan pada 1 (satu) indikator sasaran yaitu
sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil. Selanjutnya nilai capaian sasaran pada
sasaran (sepuluh) sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil.
Adapun nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 10 (sepuluh) sesuai hasil
pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Luas tanah yang dibebaskan. Pada tahun 2011 mentargetkan seluas 12.084 m2
terealisir 29.691 m2 , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 245,70%.
Faktor yang mendukung kebrhasilan indikator sasaran ini adalah karena adanya
dukungan dari Anggaran APBD II juga adanya sharing dengan APBD Propinsi
DIY.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui Program Penataan, Penguasaan,
pemilkan, Penggunaan dan pemanfaatan tanah dengan kegiatan Penataan,
Penguasaan, pemilikan, Penggunaan dan pemanfaatan tanah.
Adapun bentuk kegiatan ini meliputi:dengan rincian sebagai berikut:
Pengadaan tanah warga untuk pembangunan SD Jarakan target seluas 533
m2 terealisir 100%.
Kegiatan pengadaan tanah ini dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan ruang
belajar di SD Jarakan sebagai akibat dilaksanakan regrouping SD, maka
diperlukan perluasan yang menyatu dengan fisik sekolah yang telah ada.
Untuk membangun ruang kelas tersebut telah dibebaskan tanah milik
Saudara Kirjinah seluas 533 m2 yang terletak di selatan SD Jarakan Dusun
Jarakan , Panggungharjo, Sewon Bantul.
Pengadaan Tanah Kas Desa Argosari sebagai pengganti tanah milik warga
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
yang digunakan untuk pembangunan SD Inpres Jetis.
Kegiatan ini dalam upaya untuk pemerataan pendidikan , pada tahun 1974
banyak dibangun SD Inpres.
SD Inpres Jetis dibangun di atas tanah milik Saudara M. Jarmuzi, dimana
proses tukar dengan Tanah Kas Desa belum pernah dilaksanakan sejak tahu
1974 tersebut . Dengan pembebasanTanah Kas Desa Argosari diharapkan
dapat memberikan kepastian hukum bagi Pemerintah maupun warga yang
tanahnya digunakan.
Tanah Kas Desa yang dibebaskan yang digunakan sebagai pengganti tanah
warga terletak di bulak Klangon Desa Argosari target seluas 680m2, terealiasir
100%
Pengadaan Tanah Kas Desa Timbulharjo sebagai pengganti tanah milik warga
yang digunakan untuk jalan tembus Pasar Seni Gabusan (PSG) .
Kegiatan ini dalam upaya untuk lebih meenggeliatkan perkembangan dan
dinamika Pasar Seni Gabusan (PSG)
Jalan tembus dibangun di atas tanah milik Drs. R. Suprapto pada tahun 2008 .
Sedang proses tukar menukar di Tanah Kas Desa (TKD) baru dapat
dilaksanakan pada tahun 2011.
Tanah Kas Desa yang digunakan adalah Tanah Kas desa Timbulharjo yang
terletak di Bulak Tembi seluas 635 m2 terealisir 100%.
Pengadaan tanah untuk pembangunan Pasar Jejeran.
Perluasan pembagunan Pasar Jejeran dilaksanakan sebagai salah satu
upaya untuk meningkatkan kegiatan masyarakat di bidang perdagangan.
Tanah yang digunakan adalah Tanah Kas Desa Wonokromo seluas 3.113
m2 dan tanah warga yang ditukar tanah kas desa seluas 157 m2 serta
tanah warga ± 1.000 m2 terealisir 100%
Pengadaan tanah pembangunan JJLS, pembebasan tanahnya
dilaksanakan dengan sistim sharing antara APBD Propinsi dan APBD
Kabupaten . APBD Propinsi dengan anggaran sebesar Rp. 3 M untuk
membebaskan tanah warga dan tanah kas desa di Desa Srigading
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
sepanjang ± 1,250 km dengan keluasan ± 24.573 m2 Sementara
untuk Kabupaten Bantul karena tanah yang digunakan adalah tanah
Sultan Ground (SG) ,maka di Tahun 2011 hanya berupa pemberian
kompensasi bagi pengelola tanah Sultan Ground (SG) yang terkena
pembangunan JJLS di Desa Poncosari Srandakan sebesar Rp.
191.000.000,- sepanjang ± 2 km dengan keluasan± 48.000 m2 (4,8Ha).
SASARAN 11
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
11. Meningkatnya
kwalitas pelayanan
kesehatan
1. Cakupan
Desa/Kelurahan
universal Child
immunization (UCI)
100% 100% 100 Sangat
Berhasil
2. Cakupan balita Gizi
buruk yang mendapat
perawatan.
100% 100% 100 Sangat
Berhasil
3. Penderita DBD yang
ditangani
100% 100% 100 Sangat
Berhasil
4. Cakupan pelayanan
kesehatan dasar
masyarakat miskin
100% 81,08% 81,08 Berhasil
5. Cakupan Desa /
Kelurahan mengalami
KLB yang dilakukan
penyelidikan
Epidiomologi < 24 jam
100% 100% 100 Sangat
Berhasil
6 Bed Ocupation Rate
(BOR)
75-85% 73,13% 97,50 Sangat
Berhasil
7. Lenght Of Stay (LOS) 4-9 hari 4,37 hari 109,25 Sangat
Berhasil
8. Bed Turn Over (BTO) 40-50
kali
61,08
Kali
152,7 Sangat
Berhasil
9. Turn Over Internal (TOI) 1-3
hari
1,36
Hari
136 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 8 x 92,5 ) /9) = 82,22
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = ( 1 x 77,5) /9 = 8,61
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 11 = 90,83
Pada sasaran 11 (sebelas ) terdiri dari 9 (sembilan) indikator sasaran dengan nilai rata-
rata capaian sasaran sebesar 90,83 dengan kategori Sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 11 (sebelas)
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Cakupan Desa/Kelurahan universal Child immunization (UCI). Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 100% terealisir 100%,maka nilai capaian indikator sasaran
ini dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena adanya kesadaran masyarakat
sudah tinggi kemitraan dengan institusi pelayanan kesehatan negeri dan swasta.
Indikator sasaran ini untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memberikan
imunisasi kepada seluruh bayi yang ada sehingga semua bayi mendapatakan
imunisasi lengkap.
Cakupan Desa/Kelurahan universal Child immunization (UCI) di Kabupaten Bantul
secara keseluruhan dari 75 Desa sudah terealisir 100% .
Indikator sasaran ini dilaksanakan melaui 1 Program dan 2 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
dengan kegiatan:
a. Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah. Bentuk dari kegiatan ini
antara lain:
Dilaksanakannya sosilaisasi BIAS Tingkat Kabupaten dan Evaluasi Bias
Tingkat Kabupaten.
b. Imunisasi Rutin.
Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Dilaksanakannya pertemuan perencanaan dan evaluasi petugas imunisasi
dan UPS sebanyak 5 kali .
Pertemuan kemitraan dengan UPS 3kali.
Droping Imunisasi ke Puskesmas .
2. Cakupan balita Gizi buruk yang mendapat perawatan. Pada tahun 2011
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
mentargetkan sebanyak100% terealisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran
ini dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini antara lain:
Komitment petugas tinggi
Survelians gizi sudah berjalan baik dalam menangani kasus gizi buruk.
Dukungan anggaran.
Pada tahun 2011 cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan
target 178 balita terealisir 178 balita.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 2 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan antara lain:
a. Pemberian tambahan makanan dan vitamin.
Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Dilaksanakannya sosialisasi pendampingan PMT-P bagi kader sebanyak 1
kali.
Pembahasan pelaksanaan pendampingan pendampingan PMT-P bagi
kader sebanyak 2 kali
Pertemuan kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program.
Pemberian PMT-P bagi balita gizi buruk sebanyak 178 balita.
b. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi.
Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Dilaksanakannya pengolahan data Kadarzi.
Pembentukan kelompok Kadarzi.
Penguatan kelompok Kadarzi.
Konsultasi dokter ahli anak bagi balita gizi buruk di 17 Kecamatan.
Pendampingan dokter ahli anak.
3. Penderita DBD yang ditangani. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100%
terealisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini dengan kategori sangat
berhasil.
4. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin . Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 100% terealisir 81,08%, maka nilai capaian indikator
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
sasaran ini sebesar 81,08% dengan kategori berhasil.
Indikator sasaran ini guna mengukur kunjungan pelayanan kesehan dasar pasien
masyarakat miskin pada strata pertama.
Pada indikator sasaran ini tidak tercapai 100% karena peserta tidak memanfaatkan
haknya di fasilitas kesehatan yang telah ditentukan.
Upaya pemecahannya adalah agar supaya masyarakat pemilik kartu agar
memeriksakan diri di fasilitas kesehatan yang ditentukan.
Indikator sasaran ini dikaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan dengan
Kegiatan Kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu. Bentuk dari kegiatan
ini antara lain:
Pelaksanaan workshop Jamkesda sebanyak 1 kali.
Sosialisasi Jamkesda sebanyak 2 kali.
5. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
Epidiomologi < 24 jam dari target 100% terealisir 100%, maka nilai capaian
indikator sasaran ini dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan dari indikator sasaran ini adalah adanya
komitment tenaga kesehatan yang tinggi.
Indikator sasaran ini guna mengukur manajemen penanganan KLB pada Desa
yang mengalami KLB sehingga harus dilakukan penyelidikan epidemilogi.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Pencegahan dan Penanggulangan penyakit menular
dengan kegiatan Peningkatan Surveilans Epidomologi dan penanggulangan
wabah.
Kegiatan ini dalam bentuk antara lain:
Menyusun tim epidemologi Kabupaten 1 Tim.
Pertemuan kajian epidimeologi sebanyak 3 kali .
Audit KLB .
Rapat rutin survilians .
6. Bed Occupation Rate ( BOR ).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 75-85% terealisir 73,13%, maka nilai
capaian indikator sasaran ini sebesar 97,50% dengan kategori sangat berhasil.
7. Length Of Stay ( LOS ) . Pada tahun 2011 mentargetkan selama 4-9 hari terealisir
4,37 hari, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 109,25% dengan
kategori sangat berhasil.
8. Bed Turn Over ( BTO ). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 40-50 kali
terealisir 61,08 kali, maka nlai capaian indikator sasaran ini sebesar 152,7%
dengan kategori sangat berhasil.
9. Turn Over Internal. Pada tahun 2011 mentargetkan selama 1-3 hari terealisir 1,36
hari, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 136% dengan kategori
sangat berhasil.
Berdasarkan capaian-capaian di atas pada point 6 sampai dengan 9 di atas dapat
disimpulkan bahwa capaian indikator sasarannya khususnya untuk BOR cukup
tinggi artinya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat cukup
tinggi , sedangkan LOS, BTO dan TOI menggambarkan penggunaan tempat tidur
cukup efisien.
Faktor yang mendukung keberhasilan ini adalah
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini antara lain:
Kepercayaan masyarakat cukup tinggi terhadap pelayanan rumah sakit.
Adanya program Jampersal (jaminan persalinan ) bagi masyarakat untuk bisa
memanfaatkan persalinan gratis di fasilitas pelayanan kesehatan.
Adanya program jaminan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu
(Jamkesmas, Jamkesda dan Jamkesos)
Pelaksanaan Protap dan SOP pada setiap unit pelayaanan dan evaluasi
secara periodik.
Adanya pedoman tentang penyelenggarana rumah sakit dari Kementerian
Kesehatan.
Peraturan Bupati nomor 22 tahun 2011 tentang Sistem Remunerasi pada
RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Selanjutnya Indikator-indikator sasaran diatas pada point 6 sampai 9
dilaaaksanakan melalui 12 Program dan 46 Kegiatan antara lain:
1) Program pelayanan administrasi perkantoran.
a. Penyediaan jasa surat menyurat
b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
c. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
d. Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan PNS/PTT
e. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas/operasional
f. Penyediaan jasa administrasi keuangan
g. Penyediaan jasa kebersihan kantor
h. Penyediaan alat tulis kantor
i. Penyediaan barang cetakand an penggandaan
j. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
k. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
l. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
m. Penyediaan bahan logistik kantor
n. Penyediaan makan dan minum
o. Rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
p. Rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah
q. Penyediaan jasa keamanan
r. Penyediaan jasa paramedis
s. Penyediaan jasa tenaga teknis penudukung/tenaga perkantoran
2) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dengan kegiatan :
a. Penilaian angka kredit pejabat fungsional
b. Pendidikan dan pelatihan tehnis
3) Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja
keuangan dan pelayanan dengan kegiatan Penyusunan dan penerapan
standart pelayanan minimal (SPM).
4) Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan kegiatan
Promosi pelayanan kesehatan masyarakat
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
5) Program standarisasi pelayanan kesehatan dengan kegiatan :
a. Evaluasi dan pengembangan standart pelayanan kesehatan
b. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan
c. Survey kepuasan pelayanan rumah sakit
6) Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan dengan kegiatan
Kemitraan pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan
7) Program perencanaan daerah dengan kegiatan Penyusunan rancangan RKPD
8) Program kerjasama informasi dengan mass media dengan kegiatan
Sosialisasi program kegiatan SKPD melalui media massa
9) Program peningkatan sarana dan prasarana pemerintah dengan kegiatan
Pembangunan gedung kantor
10) Program peningkatan disiplin aparatur dengan kegiatan:
a. Pengadaan mesin/kartu absensi
b. Pengadaan pakaian dinas dan perlengkapannya
11) Program pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana aparatur dengan
kegiatan:
a. Penambahan ruang rawat inap rumah sakit
b. Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit
c. Pengadaan obat-obatan rumah sakit
d. Pengadaan meubelair rumah skit
e. Pengadaan perlengkapan kantor/rumah tangga rumah sakit
f. Pengadaan bahan-bahan logistik rumah sakit
g. Pengadaan instalasi oksigen central
h. Penyusunan master plan rumah sakit
12) Program pemeliharaan sarana dan prasaran rumah sakit dengan kegiatan:
a. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
b. Pemeliharaan rutin/berkala meubelair
c. Pemeliharaan rutin/berkala rumah sakit
d. Pemeliharaan rutin/berkala instalasi pengelolaan limbah rumah sakit
e. Pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kesehatan rumah sakit
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
f. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah sakit
SASARAN 12
Meningkatnya derajad kesehatan masyarakat.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
12. Meningkatnya
derajad kesehatan
masyarakat
1. Angka Kematian Bayi
(AKB)
10/
1.000KH
8,5 117,65 Sangat
Berhasil
2. Angka Kematian Ibu
(AKI)
100/
100.000
KH
111,5 89,69 Sangat
Berhasil
3. Gizi Buruk 0,32% 0,52% 37,50 Tidak
Berhasil
4. Total KEP Balita 9,5% 11,24% 81,68 Berhasil
5. Angka Kesakitan DBD 54/100.0
000 Pddk
27/100.00
0 Pddk
150 Sangat
Berhasil
6. Penemuan kasus TB 55% 46,02% 83, 67 Berhasil
7. Penyembuhan kasus
TB
86% 86% 100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 4 x 92,5 )/7 = 52,86
Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = ( 2 x 77,5)/7 = 22,14
Capaian Sasran (Kategori Tidak berhasil ) = (1 x 27,5 )/7 = 3,93
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 12 = 78,93
Pada sasaran 12 (Dua belas ) terdiri dari 7 (tujuh) indikator sasaran dengan nilai
rata-rata capaian sasaran sebesar 78,93 dengan kategori berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 12 (dua belas )
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Angka kematian bayi ( AKB ) . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 10/1.000
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
KH, terelaisir 8,5, maka nilai capaian indikator sasaran sebesar 115% dengan
kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena adanya
kegiatan pemberdayaan masyarakat mengenai tanda awal dan cara mencegah
dengan memanfaatkan pemeriksaan di Posyandu.
2. Angka kematian Ibu (AKI) . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100/
100.000 KH , terealisir 115,5, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
89,69% dengan kategori sangat berhasil.
Pada indikator sasaran ini tidak terealisir sesuai target dikarenakan kurangnya
pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pengenalan tanda bahaya dan cara
mencegah selama kehamilan , bersalin dan nifas , perawatan kesehatan serta
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam kegawat daruratan.
Upaya yang dilakukan untuk pemecahan permasalahan tersebut adalah dengan
meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pengenalan tanda
bahaya dan cara mencegah selama kehamilan , bersalin dan nifas , perawatan
kesehatan serta pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam kegawat
daruratan.
Indikator sasaran pada point 1 dan 2 di atas dilaksanakan melalui 1 Program
dan 3 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Keselamatan ibu
melahirkan dan anak dengan kegiatan antara lain:
a. Peningkatan SDM masyarakat .
Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan melaksanakan deteksi dini ibu hamil
resiko tinggi bagi 75 kader kesehatan dan review kader gemas .
b. Peningkatan pelayanan kesehatan.
Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Melaksanakan fasilitasi problem solving, review deteksi dini ibu hamil
berisiko,
Sosialisasi asuhan persalinan normal, rakor koordinator KIA, rakor DTKB,
rakor KB, rakor bidan desa.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
c. Kemitraan Lintas Sektor dan Lintas Program.
Kegiatan ini dengan melaksanakan kegiatan rakor lintas sektor dan lintas
program sebanyak 1 kali.
3. Jumlah penderita Gizi buruk yang ditemukan. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebesar 0,32%, terelaisir 0,52%, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 37,50% dengan kategori tidak berhasil.
Indikator sasaran tidak tercapai 100% dikarenakan penggantian definisi
operational dengan pembagi yaitu balita saja, sedang DO lama dengan pembagi
seluruh balita.
Upaya yang dilakukan adalah jika dilakukan dengan DO lama sudah tercapai
0,29%.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Perbaikan Gizi masyarakat dengan kegiatan
Penyusunan Peta informasi masyarakat kurang gizi.
Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Melaksanakan pengolahan data status gizi
Sosialisasi standart antropometri WHO 2005
Pembahasan situasi pangan dan gizi
Bimbingan tehnis petugas gizi Puskesmas.
4. Total KEP Balita. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 9,5%, terealisir
sebesar 11,24%, maka nilai capaian indikator sasaran sebesar 81,68% dengan
kategori berhasil.
Indikator sasaran ini tidak terealisir 100% dikarenakan penanganan PMT hanya
terfokus pada gizi buruk.
Upaya yang dilakukan adalah Pendampingan PMT KIE rujukan penyerta.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 2 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan antara lain:
a. Pemberian tambahan makanan dan vitamin.
Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Dilaksanakannya sosialisasi pendampingan PMT-P bagi kader sebanyak
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
1 kali.
Pembahasan pelaksanaan pendampingan pendampingan PMT-P bagi
kader sebanyak 2 kali
Pertemuan kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program.
b. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi.
Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Dilaksanakannya pengolahan data Kadarzi.
Pembentukan kelompok Kadarzi.
Penguatan kelompok Kadarzi.
Konsultasi dokter ahli anak bagi balita gizi buruk di 17 Kecamatan.
Pendampingan dokter ahli anak.
5. Angka Kesakitan DBD. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 54/1.000 Pddk,
terealisir 27, maka nilai capaian indikator ini sebesar 150% dengan kategori
sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah KIE kepada
masyarakat.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan.
Programmtersebut yaitu Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular dengan kegiatan Foging Focus.
Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan melaksanakan foging focus guna
penanggulanagan penyakit DBD.
6. Penemuan kasus TB. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 55%, terealisir
46,02%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 83,67% dengan
kategori berhasil.
Indikator sasaran ini tidak terealisir 100% dikarenakan masyarakat malu jika
diketahui bahwa dirinya menderita TB. Upaya yang dilakukan KIE kepada
masyarakat.
7. Penyembuhan kasus TBC. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 86%,
terealisir 86%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan
kategori sangat berhasil.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Faktor yang mendukung keberhasilan dari indikator sasaran ini antara lain:
Adanya komitment dari tenaga kesehatan .
Komitment penderita untuk taat minum obat.
Komitment keluarga sebagai pendamping minum obat.
Indikator sasaran pada point 6 dan 7 di atas dilaksanakan melaui 1 Program dan
1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular dengan kegiatan
Pelayanan Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.
Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Dilaksanakannya workshop pertemuan P2 TB di Puskesmas sebanyak 2 kali.
Workshop PMK sebanyak 2 kali.
Monev tingkat PRM sebanyak 10 kali.
Monev dan koordinasi program P2.
Reward Volunteer TB sebanyak 27 orang.
Pemeriksaan kros cek .
Kultur dan dan resistensi kultur TBC 40 sampel.
Pemeriksaan sampel resisten sebanyak 20 samel.
Pemeriksaan cros cek sebanyak 600 slide.
SASARAN 13
Meningkatnya Desa Siaga katagori baik ( Purnama dan Mandiri ).
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
13. Meningkatnya Desa
Siaga katagori baik
( Purnama dan
Mandiri )
1. Cakupan Desa Siaga Aktif 100% 100% 100 Sangat
Berhasil
2. Desa Siaga Kategori Baik - 29,6% 100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (2 x92,5/2) = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 13 = 92,5
Pada sasaran 13 ( Tiga belas ) terdiri dari dua (dua) indikator sasaran dengan nilai
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 13 (tiga belas
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Cakupan Desa siaga aktif. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar terealisir 100%
terealisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini dengan kategori sangat
berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena antara lain:
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) kepada masyarakat .
Pemberdayaam kader.
Kerjasama dengan stakeholder terkait (LS, LP Kecamatan dan Kelurahan).
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan
kegiatan Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat. Bentuk dari kegiatan ini antara
lain:
Melaksanakan TOT DB4MK di 75 Desa.
Evaluasi DB4MK.
Pelatihan Puskesmas Santun Usila.
2. Desa Siaga Kategori Baik.
Pada tahun 2011 belum mentargetkan, tetapi dapat terealisir sebesar 29,6%, maka
nilai capaian indikator sasaran ini dipahami mencapai sebesar 100% dengan
kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung karena adanya Komunikasi Informasi Edukasi (KIE).
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan
kegiatan Peningkatan Pemanfaatan sarana kesehatan.
Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Pertemuan kader kesehatan di 25 Desa .
Rakor Poskesdes.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 14
Meningkatnya prosentase rumah dan lingkungan sehat.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
14. Meningkatnya
prosentase rumah
dan lingkungan sehat
1. Jamban Sehat 65% 81,93% 126,05 Sangat
Berhasil
2. Meningkatnya Cakupan
Rumah Sehat
65% 65,58% 100,89 Sangat
Berhasil
3. Meningkatnya Cakupan
air bersih
60% 81,02% 135,03 Sangat
Berhasil
4. Pengembangan Ipal
Komunal
2 Unit 3 Unit 150 Sangat
Berhasil
5. Penanganan Sampah 16 Kec 16 Kec 100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (5x92,5)/5 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 14 = 92,5
Pada sasaran 14 ( Empat belas ) terdiri dari 5 (lima) indikator sasaran dengan nilai
rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 14 (empat belas)
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jamban Sehat. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 65% terealisir 81,93% ,
maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 126,05% dengan kategori sangat
berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini antara lain:
Kesadaran / peran serta masyarakat .
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Peningkatan komitment pemerintah dalam rangka mencapai target MD Gs.
2. Meningkatnya cakupan air bersih. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 60%,
terealisir 81,02%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 135,03% dengan
kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini antara lain:
Kesadaran / peran serta masyarakat .
Peningkatan komitment pemerintah dalam rangka mencapai target MD Gs.
Indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut
yaitu Program Pengembangan Lingkungan Sehat dengan kegiatan Pengawasan
kualitas air bersih .
Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Melaksanakan pemeriksaan sampel air minum dan air bersih sebanyak 933
sampel.
Sosialisasi Perda PKA sebanyak 1 kali.
Belanja reagen guna pemeriksaan kualitas air minum dan air bersih.
3. Meningkatnya cakupan rumah sehat
Meningkatnya Cakupan Rumah Sehat. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
65% terealisir 65,58%, maka nilai capaian indikator sasaran sebesar 100,89%
dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah bahwa setiap
bangunan baru agar dilengkapi fasilitasi yang benar.
Indikator sasaran pada point 1 dan 2 di atas dilaksanakan melalui 1 Program dan 1
Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pengembangan Lingkungan Sehat
dengan kegiatan Pengkajian Pengembangan lingkungan sehat.
Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Pelaksanaan koordinasi Kabupaten sehat sebanyak 2 kali.
Rapat rutin dan evaluasi kesehatan lingkungan sebanyak 4 kali .
Penyuluhan kesehatan lingkungan TMMD sebanyak 2 kali.
Survelians kesehatan lingkungan sebanyak 20 kali.
4. Pengembangan Ipal Komunal. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 2 unit
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
terealisir 3 unit , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 150% dengan
ketegori sangat berhasil.
Keberhasilan indikator sasaran ini dengan dukungan penyediaan dana yang
memadahi.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melaui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program
tersebut yaitu Program Pembangunan saluran drainase /gorong-gorong dengan
kegiatan pengadaan jaringan air limbah/air kotor. Bentuk dari kegiatan ini
merupakan kelanjutan dari kegiatan yang telah dilaksanakan mulai tahun 2009 yang
telah terbangun sebanyak 6 unit ipal komunal di 2 lokasi yaitu Desa Segoroyoso
dan Trimulyo ). Sedang pada tahun 2011 terbangun di sebanyak 3 unit yaitu:
Pembangunan sanitasi komunal Bantul.
Pembangunan sanitasi komunal Imogiri I
Pembangunan sanitasi komunal Imogiri II .
Indikator sasaran ini guna mengukur penyediaan sarana dan prasarana
pengelolaan limbah rumah tangga secara terpadu di Kabupaten Bantul.
5. Penanganan sampah. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 16 Kecamatan
terealisir 16 Kecamatan , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100%
dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan sarana dan prasarana dengan kegiatan
Penyediaan kendaraan dinas/operasional.
Bentuk dari kegiatan ini meliputi:
Pengadaan alat berat /container sebagai container yang telah rusak dan
mencukupi kebutuhan container untuk penampungan sampah sementara
yang selanjutnya diangkut ke TPA Pusat.
Pengadaan armada pengangkut sampah yang terdiri dari 1 buah dump truck
dan 1 buah motor roda tiga.
Pengadaan gerobag sampah untuk mencukupi kebutuhan masyarakat dalam
mengangkut sampah ke bak-bak penampungan sampah sementara.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 15
Semua penduduk memiliki jaminan kesehatan
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
15. Semua penduduk
memiliki jaminan
kesehatan
1. Prosentase penduduk
yang memiliki jaminan
kesehatan
40% 47,41% 118,53 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (1x92,5)/1) =92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 15 = 92,5
Pada sasaran 15 ( Lima belas ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai rata-
rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 15 (lima belas)
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Prosentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan.
Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 40% terealisir 47,41% , maka nilai capaian
indikator sasaran ini sebesar 118,53% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena kuota dari APBN, APBD Propinsi
besar.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 2 Kegiatan . Program
tersebut yaitu Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan dengan
kegiatan antara lain:
a. Kemitraan Asuransi kesehatan.
Bentuk dari kegiatan ini dengan melaksanakan pembayaran operasioanal askes
untuk pelayanan pasien Askes.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
b. Kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu.
Bentuk dari kegiatan ini dilaksanakan
Work shop Jamkesda sebanyak sebanyak 1 kali.
Sosialisasi Jamskeda sebanyak sebanyak 2 kali.
SASARAN 16
Meningkatnya kualitas pendidikan
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No. IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
16. Meningkatnya
kualitas pendidikan
1. Angka melek Huruf 89,94% 97,50% 108,40 Sangat
Berhasil
2. APK TK/PAUD 55% 57,91% 105,21 Sangat
Berhasil
3. APK SD/MI 105% 92,39% 87,99 Sangat
Berhasil
4. APK SMP/MTS 98,49% 87,96% 89,30 Sangat
Berhasil
5 APK SMA/SMK 83% 67,90% 81,80 Berhasil
6 APM SD/MI 94,42% 88,24% 93,45 Sangat
Berhasil
7. APM SMP/MTS 79,82% 78,47% 98,30 Sangat
Berhasil
8. APM SMA/SMK 64% 50,27% 78,54 Berhasil
9. Tingkat Kelulusan SD/MI 99,98% 99,99% 100 Sangat
Berhasil
10. Tingkat Kelulusan
SMP/Mts
95,5% 99,16% 103,83 Sangat
Berhasil
11. Tingkat Kelulusan
SMA/SMK
98,10% 99,70% 101,63 Sangat
Berhasil
12. Nilai Nem Rata-Rata
SD/MI
7,20 7,30% 101,39 Sangat
Berhasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
13. Nilai Nem rata-rata
SMP/MTS
7,10 7,15% 100,70 Sangat
Berhasil
14 Nilai Nem rata-rata
SMA/SMK
7,06 7,53% 106,66 Sangat
Berhasil
15 Angka Putus Sekolah
SD/MI
0,03% 0,04% 66,67 Cukup
Berhasil
16 Angka Putus Sekolah
SMP/MTS
0,09% 0,10% 88,89 Sangat
Berhasil
17. Angka Putus Sekolah
SMA/SMK
0,90% 1,02% 86,67 Sangat
Berhasil
18. Angka Rata-rata lama
sekolah SD/MI
6,26
Tahun
6,10
Tahun
102,56 Sangat
Berhasil
19. Angka Rata-rata lama
sekolah SMP/MTS
3,01
Tahun
3,01
Tahun
100 Sangat
Berhasil
20 Angka Rata-rata lama
sekolah SMA/SMK/MA
3,01
Tahun
3,01
Tahun
100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (17x92,5)/20 = 78,63
Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = (2x77,5)/20 = 7,75
Capaian Sasaran (Kategori Cukup Berhasil) = (1x62,5)/20 = 3,13
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 16 = 89,51
Pada sasaran 16 ( enam belas ) terdiri dari 20 (dua puluh satu) indikator sasaran
dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 89,51 dengan kategori Sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 21 (dua puluh
satu) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut
1. Angka melek huruf. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 89,94 terealisir 97,50,
maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 108,40% dengan kategori sangat
berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah karena adanya
komitment dari Pemerintah Kabupaten Bantul untuk pemberantasan buta huruf.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program 1 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Pendidikan non Formal dengan kegiatan
Pemberian bantuan operasional pendidikan non formal. Kegiatan ini dalam rangka
untuk pemberantasan buta huruf yang berdampak pada meningkatnya angka
melek huruf.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2. Angka Partisipasi Kasar (APK) TK/PAUD. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
55% terelisir 57,91%, masar aka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 105,21
dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah tersedianya
lembaga pelayanan PAUD yang semakin meningkat.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Progam dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan kegiatan
Peningkatan minat, bakat dan kreaktifitas anak sekolah. Bentuk dari kegiatan ini
dengan melaksanakan lomba gugus TK dan kreaktifitas PAUD untuk menarik minat
bakat bersekolah.
3. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
105% terealisir 92,39%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 87,90%
dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran ini tidak terealisir 100% dikarenakan tidak semua orang tua siswa
menyekolahkan anaknya di Bantul.
Upaya yang dlakukan adalah dengan melaksanakan sosialisasi melalui mass media
untuk komitment sekolah di Bantul.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan
dengan kegiatan Pendataan , Lesson Studi, DAK, pendidikan dasar SD/MI.
Kegiatan ini dalam rangka pengembangan sistim pendataan dan peningkatan mutu
pendidikan di Kabupaten Bantul.
4. Angka Partisipasi Kasar (APK)SMP/Mts. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
98,49% terealisir 87,96%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 89,30%
dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan tidak semua orang tua siswa
menyekolahkan anaknya di Bantul dan anak punya keinginan untuk bekerja.
Upaya yang perlu dilakukan terhadap permasalahan tersebut adalah dengan
melaksanakan sosialisasi melalui mass media dan mengadakan sekolah terbuka
/Paket B.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Indikator sasaran ini dilaksanakan 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut
yaitu Program Peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan dengan
kegiatan dengan kegiatan Pendataan , Lesson Studi, DAK, pendidikan dasar SD/MI.
Kegiatan ini dalam rangka pengembangan sistim pendataan dan peningkatan mutu
pendidikan di kabupaten Bantul.
5. Angka Partisipasi Kasar (APK)SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
83% terealisir 67,90%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 81,80%
dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% diakrenakan masih ada warga Bantul yang
memilih sekolah di luar Bantul.
Upaya pemecahan terhadap permasalahan tersebut yaitu melaksanakan sosialisasi
bahwa di Bantul pendidikan kualitas sudah baik.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 10 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Pendidikan Menengah dengan kegiatan antara lain:
a. Pembangunan sarana dan prasarana olahraga. Dengan kegiatan ini sekolah
memiliki sarana olahraga yang lebih, sehingga bisa meningkatkan minat untuk
bersekolah dan meningkatkan APK.
b. Pengadaan Alat Praktek dan Peraga Siswa (Pengemb. Unit Produksi).
Dengan kegiatan ini Sekolah memiliki alat praktek dan peraga yang lebih,
sehingga bisa meningkatkan minat untuk bersekolah dan meningkatkan
APKPenyelenggaraan Paket C setara SMA
c. Penyelenggaraan Paket C setara SMA.
Dengan kegiatan ini biaya penyelenggaraan pendidikan lebih murahy sehingga
lebih banyak tertarik untuk ikut paket c.
d. Pembinaan Kelembagaan dan manajemen sekolah dengan penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Dengan kegiatan ini Manajemen di sekolah lebih memperhatikan aspirasi
warganya sehingga suasana lebih kondusif
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
e. Pengembangan kelas wirausaha. Dengan kegiatan ini Sekolah lebih
memperhatikan aspek kewirausahaan, sehingga bisa meningkatkan minat untuk
bersekolah dan meningkatkan APK
f. Penyelenggaraan pendidikan SMA negeri dan swasta (BOP SMA). Dengan
kegiatan ini biaya penyelenggaraan di SMA menjadi lebih ringan sehingga lebih
banyak yang tertarik sekolah di SMA dan meningkatkan APK
g. Penyelenggaraan pendidikan SMK negeri dan swasta (BOP SMK)
Dengan kegiatan ini biaya penyelenggaraan di SMK menjadi lebih ringan
sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APK
h. Peningkatan minat bakat dan kreatifitas siswa SMA Olimpiade Sains, Debat Bhs
Inggris, UUD 1945, OOSN, FLSSN, OPSI
Dengan kegiatan ini kreatifitas siswa lebih diperhatikan dan berkembang
sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMA dan meningkatkan APK.
i. Lomba Kompetensi Siswa (LKS).
Dengan kegiatan ini kompetensi siswa SMK lebih diperhatikan dan berkembang
sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APK.
j. Uji Kompetensi Siswa SMK
Dengan kegiatan ini biaya uji kompetensi di SMK menjadi lebih ringan sehingga
lebih banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APK.
6. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
94,42% terealsir sebesar 88,24%, maka nlai capaian indikator sasaran ini sebesar
93,45% dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan kurangnya minat sekolah di
Bantul khususnya pada Kecamatan pinggiran yang berbatasan dengan
Kabupaten/Kota.
Upaya yang dlakukan terhadap permasalahan ini adalah dengan memberi motivasi
dan subsidi pendidikan.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan1 Kegatan. Program
tersebut yaitu Program Wajar 9 tahun dengan kegiatan Penyelenggaraan
pendidikan dasar SD/MI. Kegiatan ini dalam rangka pengembangan pendidikan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dasar berbasis kearifan lokal yang bermutu.
7. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTS. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
79,82% terealisir sebesar 78,47%, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar
98,30% dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan dikarenakan tidak semua
orang tua siswa menyekolahkan anaknya di Bantul dan anak punya keinginan untuk
bekerja.
Upaya yang dilakukan terhadap permasalahan ini adalah dengan melaksanakan
sosialisasi melalui mass media dan mengadakan sekolah terbuka /Paket B.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Wajar 9 tahun dengan kegiatan Penyelengaraan pendidikan dasar
SMP/Mts . Kegiatan ini dalam rangka pengembangan pendidikan SMP/MTs yang
bermutu.
8. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
64% terealsr 50,27%, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 78,54%
dengan kategori berhasil.
Indkator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan masih ada warga Bantul yang
memilih sekolah di luar Bantul . Upaya yang dilakukan adalah dengan
melaksanakan sosialisasi pendidikan bahwa penddikan di Bantul sudah berkualitas.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 10 Kegiatan . Program
tersebut yaitu Program Pendidikan Menengah dengan kegiatan antara lain:
a. Pembangunan sarana dan prasarana olahraga. Dengan kegiatan ini Sekolah
memiliki sarana olahraga yang lebih, sehingga bisa meningkatkan minat untuk
bersekolah dan meningkatkan APK
b. Pengadaan Alat Praktek dan Peraga Siswa (Pengemb. Unit Produksi). Dengan
kegiatan ini Sekolah memiliki alat praktek dan peraga yang lebih, sehingga bisa
meningkatkan minat untuk bersekolah dan meningkatkan APM
c. Penyelenggaraan Paket C setara SMA. Dengan kegiatan ini biaya
penyelenggaraan Paket C menjadi lebih ringan sehingga lebih banyak yang
tertarik untuk ikut Paket C
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
d. Pembinaan Kelembagaan dan manajemen sekolah dengan penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Dengan kegiatan ini Manajemen di sekolah lebih memperhatikan aspirasi
warganya sehingga suasana lebih kondusif.
e. Pengembangan kelas wirausaha
Dengan kegiatan ini Sekolah lebih memperhatikan aspek kewirausahaan,
sehingga bisa meningkatkan minat untuk bersekolah dan meningkatkan APM.
f. Penyelenggaraan pendidikan SMA negeri dan swasta (BOP SMA). Dengan
kegiatan ini biaya penyelenggaraan di SMA menjadi lebih ringan sehingga lebih
banyak yang tertarik sekolah di SMA dan meningkatkan APM
g. Penyelenggaraan pendidikan SMK negeri dan swasta (BOP SMK). Dengan
kegiatan ini biaya penyelenggaraan di SMK menjadi lebih ringan sehingga lebih
banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APM
h. Peningkatan minat bakat dan kreatifitas siswa SMA Olimpiade Sains, Debat Bhs
Inggris, UUD 1945, OOSN, FLSSN, OPSI. Dengan kegiatan ini Kreatifitas siswa
lebih diperhatikan dan berkembang sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah
di SMA dan meningkatkan APM
i. Lomba Kompetensi Siswa (LKS). Dengan kegiatan ini kompetensi siswa SMK
lebih diperhatikan dan berkembang sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah
di SMK dan meningkatkan APM
j. Uji Kompetensi Siswa SMK. Dengan kegiatan ini biaya ujikompetensi di SMK
menjadi lebih ringan sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMK dan
meningkatkan APM
9. Tingkat Kelulusan SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 99,98% terealsir
99,99% , maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori
sangat berhasil.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Sukses UASBN SD/M dengan kegatan TPM dan Try out.
Kegiatan ini dalam rangka penajaman bedah SKL UASBN.
10. Tingkat kelulusan SMP/MTs. Pada Tahun 2011 mentargtekan sebesar 95,5%
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
terealisir sebesar 99,16%, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 103,83%
dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Sukses UN SMP/MTs dengan kegatan TPM dan Try out
serta pemberdayaan MKKS.
Kegiatan ini dalam rangka bedah SKL dan bisa dilaksanakan setelah duterbitkan
SKL untuk UN pada saat menjelang ujian nasional.
11. Tingkat Kelulusan SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 98,10%
terealisir sebesar 99,70% maka nilai capaian ini sebesar 101,63%, maka nilai
capaian indicator sasaran ini dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indicator sasaran ini adalah mutu pendidikan
di Bantul yang berkualitas.
Indikator sasaran ini dilaksankan melalui 1 Program dan 2 kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Pendidikan Menengah dengan kegiatan antara lain:
a. Penyelenggaraan pendidikan SMA negeri dan swasta (BOP SMA). Dengan
kegiatan ini Biaya penyelenggaraan di SMA menjadi lebih ringan sehingga
lebih banyak yang tertarik sekolah di SMA dan meningkatkan APM
b. Penyelenggaraan pendidikan SMK negeri dan swasta (BOP SMK).
Dengan kegiatan ini biaya penyelenggaraan di SMK menjadi lebih ringan
sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APM
12. Nilai Nem rata-rata SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 7,20 terealisir
sebesar 7,30%, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 102,39% dengan
kategori sangat berhasil.
Keberhasilan indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program 1 Kegiatan .
Program tersebut yaitu Program Wajar 9 tahun dengan kegiatan Bedah SKL
UASBN.
13. Nilai Nem rata-rata SMP/MTS. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 7,10%
terealsir sebesar 7,15%, maka nilai capaian indicator ini sebesar 100,70% dengan
kategori sangat berhasil. Keberhasilan indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1
Program 1 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program Wajar 9 tahun dengan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
kegiatan Bedah SKL UN .
14. Nilai Nem rata-rata SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 7,06%
terealisir sebesar 7,53%, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 106,66
dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indicator sasaran ini adalah karena adanya
prestasi akademik siswa yang meningkat.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 2 kegiatan . Program
tersebut yaitu Program Pendidikan Menengah dengan kegiatan antara lain:
a. Penyelenggaraan pendidikan SMA negeri dan swasta (BOP SMA).
Dengan kegiatan ini biaya penyelenggaraan di SMA menjadi lebih ringan
sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMA dan meningkatkan APM
b. Penyelenggaraan pendidikan SMK negeri dan swasta (BOP SMK). Dengan
kegiatan ini biaya penyelenggaraan di SMK menjadi lebih ringan sehingga lebih
banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APM
15. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 0,03%
terealsir 0,04%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 66,67% dengan
kategori cukup berhasil.
Faktor yang menghambat terhadap capaian indikator sasaran ini adalah motivasi
sekolah anak rendah. Upaya yang perlu dilakukan adalah dengan memberi
sosialisasi dan beasiswa.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Wajar 9 Tahun dengan kegiatan Pendataan anak usia
sekolah. Kegiatan ini dalam rangka penyaringan data siswa rentan DO.
16. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTS. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
0,09% terealisir sebesar 0,10%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
88,89% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang menghambat terhadap capaian indikator sasaran ini adalah motivasi
sekolah anak rendah. Upaya yang perlu dilakukan adalah dengan memberi
sosialisasi dan beasiswa.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tersebut yaitu Program Wajar 9 Tahun dengan kegiatan Pendataan anak usia
sekolah. Kegiatan ini dalam rangka penyaringan data siswa rentan DO.
17. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
0,90 %terealsi 1,02%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 86,67%
dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 2 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Pendidikan Menengah dengan kegiatan antara lain:
a. Penyelenggaraan pendidikan SMA negeri dan swasta (BOP SMA). Dengan
kegiatan ini Biaya penyelenggaraan di SMA menjadi lebih ringan sehingga lebih
banyak yang tertarik sekolah di SMA dan meningkatkan APM
b. Penyelenggaraan pendidikan SMK negeri dan swasta (BOP SMK). Dengan
kegiatan ini Biaya penyelenggaraan di SMK menjadi lebih ringan sehingga lebih
banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APM
18. Angka Rata-rata lama sekolah SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan selama 6,26
tahun terealsir selama 6,10 tahun, maka nilai capaian indicator sasaran ini dengan
kategori sangat berhasil.
19. Angka rata-rata lama sekolah SMP/Mts. Pada tahun 2011 mentargetkan selama
3,01 tahun terealisir 3,01 tahun, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar
100% dengan kategori sangat berhasil.
Keberhasilan Indikator sasaran pada point 18 dan 19 di atas dilaksanakan melalui
1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Wajar 9 tahun dengan
kegiatan Bimbingan Belajar . Kegiatan ini dalam bentuk pendalaman materi
berdasarakan KLP yang tinggal kelas .
20. Angka rata-rata lama sekolah SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan selama
3,01 tahun terealisir 3,01 tahun, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar
100% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indicator sasaran ini adalah karena adanya
prestasi akademik siswa yang semakin meningkat.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 2 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Pendidikan Menengah dengan kegiatan antara lain:
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
a. Penyelenggaraan pendidikan SMA negeri dan swasta (BOP SMA). Dengan
kegiatan ini Biaya penyelenggaraan di SMA menjadi lebih ringan sehingga
lebih banyak yang tertarik sekolah di SMA dan meningkatkan APM
b. Penyelenggaraan pendidikan SMK negeri dan swasta (BOP SMK). Dengan
kegiatan ini Biaya penyelenggaraan di SMK menjadi lebih ringan sehingga
lebih banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APM
SASARAN 17
Meningkatnya kualitas perpustakaan
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
17. Meningkatnya
kualitas perpustakaan
1. Jumlah koleksi buku 44.000
Buku
45.650
Buku
103,75 Sangat
Berhasil
2. Jumlah pengunjung
perpustakaan (termasuk
perpustakaan keliling)
47.000
Orang
47.707
Orang
101,50 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (2x92,5)/2 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis = 92,5
Pada sasaran 17 ( tujuh belas ) terdiri dari 2 (dua) indikator sasaran dengan nilai rata-
rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 17 (tujuh belas)
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jumlah koleksi buku di perpustakaan . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak
44.000 buku, terealisir 45.650 buku, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 103,75% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan dari indikator sasaran ini oleh karena adanya
peningkatan kemitraan dengan stakeholder perpustakaan.
Indikator sasaran ini didukung dilaksanakan melalui 1 Programdan 1 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Pengembangan budaya baca dan pembinaan
perpustakaan dengan kegiatan penyedaan bahan pustaka perpustakaan
umum/daerah .
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan melakukan pengadaan dan pengolahan
buku sebanyak 1.150 eksemplar sehingga jumlah buku semakin lengkap , selain itu
juga ada tambahan buku yang bersumber dari bantuan masyarakat, Pemda, Pem.
Prop dan pemerintah Pusat.
2. Jumlah pengunjung perpustakaan (termasuk perpustakaan keliling). Pada tahun
2011 mentargetkan sebanyak 47.000 orang terealisir sebanyak 47.707 orang, maka
nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 101,50% dengan kategori sangat
berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini oleh karena
masyarakat butuh akan eksistensi perpustakaan.
Indikator sasaran ini dlaksanakan melalui 1 Program dan 2 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Pengembangan budaya baca baca dan
pembinaan perpustakaan dengan kegiatan antara lain :
a. Koordinasi pengembangan perpustakaan. Bentuk dari kegiatan ini adalah
dengan melaksanakan kerjasama antar perpustakaan se Kabupaten Bantul.
b. Pelayanan Perpustakaan.
Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan melaksanakan layanan di Kantor,
layanan sabtu dan minggu sebanyak 340 kali dan layanan keliling sebanyak
200 kali.
SASARAN 18
Meningkatnya sekolah berkualitas.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
18. Meningkatnya
sekolah berkualitas
1. Rasio ruang kelas – siswa
SD/MI
30
Siswa
23 76,66 Berhasil
2. Rasio Ruang kelas - siswa
SMP/MTS
33
Siswa
31 93,94 Sangat
Berhasil
3. Rasio Ruang kelas –
siswa SMA/SMK
34
Siswa
34 100 Sangat
Berhasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4. Rasio Guru – siswa SD/MI 14
Orang
14 100 Sangat
Berhasil
5. Rasio Guru – siswa
SMP/MTS
19,
Orang
19 Orang 100 Sangat
Berhasil
6. Rasio Guru – siswa
SMA/SMK
9
Orang
9 Orang 100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (5 x 92,5) / 6) = 77,08
Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = (1 x 77,5 /6 ) = 12,91
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 18 = 89,99
Pada sasaran 18 ( delapan belas ) terdiri dari 6 (enam) indikator sasaran dengan
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 89,99 dengan kategori Sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 18 (delapan
belas) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Rasio ruang kelas - siswa SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 30
Siswa terealisir sebanyak 23 Siswa, maka nilai capaian indikator sasaran sebesar
76,66% dengan kategori berhasil.
Keberhasilan indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Wajar 9 tahun dengan kegiatan Peningkatan mutu
sarana prasarana. Kegiatan ini dalam bentuk penambahan meubelair dan
penunjang lain.
2. Rasio ruang kelas - siswa SMP/MTS. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 33
Siswa terealisir sebanyak 31 Siswa, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 93,94% dengan kategori sangat berhasil.
Keberhasilan indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Wajar 9 tahun dengan kegiatan Peningkatan mutu
sarana prasarana. Kegiatan ini dalam bentuk penambahan meubelair dan
penunjang lain.
3. Rasio ruang kelas – siswa SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 34
siswa , terealisir sebanyak 34 siswa, maka nilai capaian inidikator sasaran ini 100%
dengan kategori sangat berhasil. Dikmenof )
4. Rasio Guru – siswa SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 14 Orang
terealisir sebanyak 14 Orang, maka nilai capaian indkator sasaran ini sebesar 100%
dengan kategori sangat berhasil.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Keberhasilan indikator sasaran ini dilaksanakan melalui Program Peningkatan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan dengan kegiatan Pengembangan sistem
pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan. Kegiatan ini berupa
dokumen tentang data pendidik dan tenaga kependidikan yang up-todate / akurat
guna mendukung kebutuhan manajemen pendidikan
5. Rasio Guru – siswa SMP/MTS) . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 19
Orang terealisir sebanyak 19 Orang, maka nilai capaian indkator sasaran ini
sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Keberhasilan ndikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan.
Progarm tersebut yaitu Program Wajar 9 tahun dengan kegiatan
6. Rasio Guru – siswa SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 9 orang
terealisir sebanyak 9 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini dengan
kategori sangat berhasil.
Keberhasilan indikator sasaran ini dilaksanakan melalui Program Peningkatan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan dengan kegiatan Pengembangan sistem
pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan. Kegiatan ini berupa
dokumen tentang data pendidik dan tenaga kependidikan yang up-todate / akurat
guna mendukung kebutuhan manajemen pendidikan
SASARAN 19
Meningkatnya jumlah lembaga pendidikan non formal dan informal.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
19. Meningkatnya jumlah
lembaga pendidikan
non formal dan
informal
1. Jumlah lembaga
pendidikan non formal
yang aktif melaksanakan
kegiatan
33
buah
33 buah 100 Sangat
Berhasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2. Jumlah lembaga
pendidikan informal yang
aktif melaksanakan
kegiatan
1 buah 3 bauah 100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 2 x 92,5 ) / 2 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 19 = 92,5
Pada sasaran 19 ( sembilan belas ) terdiri dari 2 (dua) indikator sasaran dengan nilai
rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 19 (sembilan
belas) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jumlah lembaga pendidikan non formal yang aktif melaksanakan kegiatan. Pada
tahun 2011 mentargetkan sebanyak 33 buah terealisir sebanyak 33 buah, maka
nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
2. Jumlah Lembaga Pendidikan Informal yang aktif melaksanakan. Pada tahun 2011
mentargetkan sebanyak 1 buah terealisir sebanyak 1 buah, maka nilai capaian
indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator pada point 1 dan 2 di atas adalah
adanya peran serta dari tokoh masyarakat yang peduli dengan pentingnya
pendidikan.
SASARAN 20
Meningkatnya prestasi pemuda Kabupaten Bantul di bidang olah raga secara
kuantitatif dan kualitatif
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
20. Meningkatnya
prestasi pemuda
Kabupaten Bantul di
bidang olah raga
secara kuantitatif dan
kualitatif
1. Jumlah perolehan emas
melalui kompetisi PorProp
125
Medali
emas
8
Medali
Emas
64 Cukup
Berhasil
2. Jumlah perolehan emas
melalui Kompetisi olah
raga tingkat propinsi 2
tahun sekali (POP)
48
Medali
Emas
49
Medali
Emas
109 Sangat
Berhasil
3 Paskibraka 72
Orang
72
Orang
100
Sangat
Berhasil
4 Pemuda pelopor 2 2 100 Sangat
Berhasil
5 MTQ tingkat pelajar umum 15
Medali
Emas
9
Medali
Emas
60 Cukup
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 3 x 92,5 ) /5 = 55,5
Capaian Sasaran (Kategori Cukup Berhasil) = ( 2 x 77,5 ) /5 = 31
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 20 = 86,5
Pada sasaran 20 ( dua puluh ) terdiri dari 5 (lima) indikator sasaran dengan nilai rata-
rata capaian sasaran sebesar 86,5 dengan kategori Sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 20 (dua puluh)
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jumlah perolehan emas melalui kompetisi PorProp . Pada tahun 2011
mentargetkan sebanyak 125 medali emas terealisir 80 medali emas , maka nilai
capaian indikator sasaran ini sebesar 64% dengan kategori cukup berhasil.
Indikator sasaran ini guna mengukur keberhasilan atlet tingkat Propinsi.
2. Jumlah perolehan emas melalui kompetisi olah raga tingkat propinsi bagi pelajar .
Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 48 medali emas terealisir 49 emas, maka
nilai capaian indiktor sasaran ini sebesar 109 % dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan pada indikator point 1 dan 2 di atas antara
lain:
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pembinaan dan pelaksanaan kompetisi.
Sarana prasarana Olah raga
Rangsangan insentif bagi yang berprestasi dari KONI.
Selanjutnya indikator sasaran pada point 1 dan 2 di atas dilaksanakan melalui 1
Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pembinaan dan
pemasyarakatan olah raga dengan kegiatan Penyelenggaraan Kompetisi Olah
Raga. Indikator sasaran pada point 1 merupakan kegiatan POR PROP tingkat
Propinsi yang dilaksanakan setiap 2 tahun sekali guna mencari atlet yang
berprestasi di tingkat Propinsi. Sedangkan Indikator sasaran pada point 2
merupakan suatu kegiatan Por Prop untuk pelajar se Kabupaten Bantul , untuk
mencari atlet berbakat yang akan berprestasi di tingkat Internasional , Nasional dan
regional yang mana para peserta dan pelajar seluruh kecamatan yang berprestasi
3. Jumlah pelajar yang lolos seleksi Paskibraka. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 72 orang terealisir 72 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini terpenuhinya
persyaratan fisik , kecerdasan serta intensitas pembinaan.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan peran serta kepemudaan dengan kegiatan
Pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan.
Kegiatan ini dalam bentuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan dasar
kepemimpinan pembentukan Paskibraka.
4. Jumlah pemuda pelopor. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 2 orang
terealisir 2 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan
kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya
pengembangan jiwa kewirausahaan pemuda.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan .Program
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tersebut yaitu Peningkatan peran pemuda dengan kegiatan Pembinaan pemuda
pelopor keamanan.
Kegiatan pemuda pelopor dan wirausaha diselenggarakan oleh Kemenpora dan
BPO Propinsi. Kegiatan ini dengan tujuan untuk memunculkan generasi muda dan
pelajar dalam mengikuti kegiatan kepemudaan, bela negara dan dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan.
5. MTQ tingkat pelajar umum. Pada tahun 2011 mentargetkan perolehan medali emas
sebanyak 15 medali terealisir 9 medali emas , maka nilai capaian indikator sasaran
ini sebesar 60% dengan kategori cukup berhasil.
Pada indikator sasaran ini tidak terealisir 100%, maka upaya yanag perlu dilakukan
yaitu perlunya peningkatan pembinaan bagi para juara.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan .Program
tersebut yatu Program Pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda dengan
kegiatan Peningkatan keimanan dan ketaqwaan pemuda.
Kegiatan ini dalam bentuk kompetisi MTQ pelajar umum se Kabupaten Bantul akan
diperoleh kafilah pelajar untuk kompetisi di tingkat Propinsi.
SASARAN 21.
Meningkatnya kualitas pemuda dan olah ragawan Profesional.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
21. Meningkatnya
prestasi pemuda dan
olah ragawan
professional
1. Prosentase cabang olah
raga yang menjalankan
kompetisi secara teratur
15
Cabor
15
Cabor
100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5 ) / 1 ) = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 21 = 92,5
Pada sasaran 21 ( dua puluh satu ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 21 (dua puluh
satu ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Prosentase cabang olah raga yang menjalankan kompetisi secara teratur pada
tahun 2011 mentargetkan sebanyak 15 Cabang Olah Raga terealisir 15 Cabang
Olah Raga, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori
sangat berhasil.
Program dan kegiatan yang khusus untuk kegiatan pemantauan terhadap Cabang
Olah Raga yang menjalankan kompetisi secara teratur di Kabupaten Bantul dari
Kantor PORA Kabupaten Bantul tidak ada, tetapi data tersebut diperoleh dari KONI
Bantul sehingga Kantor PORA Kabupaten Bantul hanya menerima hasilnya saja.
Adapun 15 Cabang Olah Raga yang menjalankan kompetisi secara teratur antara
meliputi Sepak Bola, Pencak Silat, Bola Volly, Bulu tangkis, Catur, Tenis Meja,
Karate, Tenis Lapangan, Yudo, Atletik, Bola Basket, Tarung Drajad, Sepak
takraow,Taekwondo dan Panah
SASARAN 22
Meningkatnya kualitas data base dalam format digital di semua sektor
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
22. Meningkatnya
kualitas data base
dalam format digital di
semua sector.
1. Analisa dan perancangan
data base terintegrasi
semua sector
- - - -
Pada sasaran 22 ( dua puluh dua ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran yaitu Analisa
dan perancangan data base terintergrasi semua sektor. Pada tahun 2011 belum
terealisir karena kegiatan untuk mengukur indikator sasaran tersebut baru ada di tahun
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2012.
SASARAN 23
Pengembangan Sistim Informasi yang berbasis Teknologi Informasi (TIK)
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
23. Pengembangan
Sistim Informasi Yang
Berbasis Teknologi
Informasi .(TIK)
1. Prosentase penyusunan
SOP pengembangan
Sistim Informasi
50% 50% 100 Sangat
Berhasil
2. Prosentase
Pengembangan Pusat
Data
10% 10% 100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 2 x92,5 ) / 2 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 23 = 92,5
Pada sasaran 23 ( dua puluh tiga ) terdiri dari 2 (dua) indikator sasaran dengan nilai
rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 23 (dua puluh
tiga) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Prosentase penyusunan SOP pengembangan Sistim Informasi.
Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 50% terealisir 50%, maka nilai capaian
indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program
tersebut yaitu Program Pengembangan Komunikasi , Informasi dan media masa
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dengan kegiatan Perencanaan dan pengembangan kebijakan komunikasi dan
informasi. Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan tersusunnya Standart Operating
Prosedur (SOP) pengembangan ITK.
2. Prosentase Pengembangan Pusat data. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
10% terealisir 10%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan
kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran iniu dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program
tersebut yatu Program Pengembangan Komunikasi , Informasi dan media masa
dengan kegiatan Pembinaan dan pengembangan komunikasi, informasi dan media
masa.
Bentuk dari kegiatan ini adalah pemasangan fiber Optic jaringan LAN Komplek
Parasamya.
SASARAN 24
Tersedianya Informasi melalui media masa tepat guna
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
24. Tersedianya
Informasi melalui
media masa tepat
guna
1. Prosentase sosialisasi
penyelenggaraan
pemerintahan daerah
5% 5% 100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5 ) /1 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 24 = 92,5
Pada sasaran 24 ( dua puluh empat ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 24 (dua puluh
empat ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Prosentase sosialisasi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pada tahun 2011
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
mentargetkan sebesar 5% terealisir, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Keberhasilan indikator didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program
tersebut yatu Program Kerjasama informasi dengan media masa dengan kegiatan
Penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintah daerah. Bentuk dari
kegiatan ini adalah penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah melalui Website bantulkab.go.id. dan SMS Center Bupati Bantul.
SASARAN 25
Meningkatnya jumlah DBKS
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
25. Meningkatnya jumlah
DBKS
1. Jumlah DBKS (Desa
Binaan Keluarga Sakinah)
45
Desa
48 Desa 106,66 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5 ) /1 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 25 = 92,5
Pada sasaran 25 ( dua puluh lima ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai
rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil.
1. Jumlah DBKS (Desa Binaan Keluarga Sakinah). Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 45 Desa terealisir 48 Desa, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 106,66% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena adanya
dukungan dari masyarakat dan stakeholder.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program
tersebut yaitu Program Kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan dengan
kegiatan Fasilitasi pencapaian Halaqoh dan berbagai forum keagamaan lainnya.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 26
Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
26. Meningkatnya
kualitas pelayanan
kehidupan beragama
1. Jumlah Da’i dan pemuka
agama yang diberikan
pembekalan masalah
kerukunan umat
beragama
6.000
orang
6.050
orang
100,83 Sangat
Berhasil
2. Jumlah lembaga agama
yang diberikan
pembinaan
35
lembaga
35
lembaga
100 Sangat
Berhasil
3 Peningkatan kerukunan
hidup umat beragama
90% 100% 111,11 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 3 x 92,5 ) / 3 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 26 = 92,5
Pada sasaran 26 ( dua puluh enam) terdiri dari 3 (tiga) indikator sasaran dengan nilai
rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 26 (dua puluh
enam ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jumlah Da’i dan pemuka agama yang diberikan pembekalan masalah kerukunan
umat beragama. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 6.000 orang terealisir
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
6.050 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100,83% dengan
kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah dukungan dan
kerelaan dai untuk mengikuti program pembinaan.
2. Jumlah lembaga agama yang diberikan pembinaan. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 35 lembaga terealisir 35 lembaga,maka nilai capaian indikator sasaran ini
dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena adanya
dukungan lembaga keagamaan dalam kegiatan pembinaan.
Indikator sasaran pada point 1 dan 2 di atas dilaksanakan melalui 1 Program dan 1
Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Kemitraan pengembangan wawasan
kebangsaan dengan kegiatan Fasilitasi pencapaian Halaqoh dan berbagai forum
keagaman.
3. Peningkatan kerukunan hidup beragama. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
90% terealisir sebesar 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
111,11 dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena tersedianya
anggaran yang memadahi dan aktifnya anggota Forum Kerukunan Umat Beragama.
Indikator sasaran ini dilaksankan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan dengan
kegiatan Pemberdayaan Forum Komunikasi Umat Beragama(FKUB).
Bentuk kegiatan ini berupa rapat-rapat pengurus FKUB, penyuluhan dan pemberian
rekomendasi pendirian tempat ibadah serta memediasi konflik umat beragama.
SASARAN 27
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran
Strategis
N
o.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
1 2 3 4 5 6 7 8
27. Meningkatnya
pertumbuhan
ekonomi
daerah
1. Pertumbuhan
PDRB
(ekonomi)
5,18% 5,27% 101,7
4
Sangat
Berhasil
2. PDRB atas
harga Konstan
4,09 trilyun 4,177
Trilyun
102,1
3
Sangat
Berhasil
3. PDRB atas
harga berlaku
10,02 trilyun 10,026
Trilyun
100,06 Sangat
Berhasil
4. Penerimaan
Daerah
Rp. 878.012.053.000. Rp1.180.550.742.432 134,4 Sangat
Berhasil
5. Pertumbuhan
Investasi PMA
Rp. 544.528.874.528,46 Rp. 10.863.379,84 2 Tidak
Berhasil
6. Pertumbuhan
Investasi PMDN
Rp. 176.906.863.020,00 Rp. 200.172.644.150,71 113,15 Sangat
Berhasil
7 Pertumbuhan
Investasi
Masyarakat
Rp. 36.474.641.996,00 Rp.26.062.560.802,00 71,45 Berhasil
8 Inflasi 5% 3,73% 74,6 Berhasil
9 Peningkatan
kualitas BUMD
guna
peningkatan
kualitas
pelayanan
Investasi
20 Orang 20
Orang
100 Sangat
Berhasil
10 Fasilitasi dan
koordinasi
kerjasama
bidang Investasi
6 BH 6 BH 100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 7 x 92,5 ) / 10 = 64,75 Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = ( 2 x 77,5 ) / 10 = 15,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 27 = 80,25
Pada sasaran 27 ( dua puluh tujuh ) terdiri dari 10 (sepuluh) indikator sasaran dengan
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 80,25 dengan kategori berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 27 (dua puluh tujuh
) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pertumbuhan PDRB ( Ekonomi ) ( Pertumbuhan Domestik Regional Bruto. Pada
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tahun 2011 mentargetkan sebesar 5,18% terealisir sebesar 5,27%, maka nilai
capaian indikator sasaran ini sebesar 101,74% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena semua lapangan
usaha pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan positif dengan andil terbesar pada
perdagangan, hotel dan restoran.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui Program 1 Program dan 1 Kegiatan.
Program taersebut yaitu Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi dengan
kegiatan Penyusunan Indikator Ekonomi Daerah Berkelanjutan.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Bappeda Kabupaten Bantul bekerjasama dengan
BPS Kabupaten Bantul. Metode pengumpulan data meliputi data pokok dari SKPD
dan data pelengkap melalui survey khusus pendapatan regional (SKPR).
Pertumbuhan PDRB dihitung dengan membandingkan nilai tambah tahun 2010 dan
2011.
2. PDRB atas dasar harga konstan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 4,09
trilyun terealisir 4,177 trilyun, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
102,13% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena tumbuhnya
semua lapangan usaha. Kontribusi didominasi oleh 3 (tiga) lapangan usaha, yaitu
pertanian (20,76%), perdagangan, hotel dan restoran (20,21%) dan industri
pengolahan (16,29%).
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi dengan kegiatan
Penyusunan Indikator Ekonomi Daerah Berkelanjutan. Kegiatan ini dilaksanakan
oleh Bappeda bekerjasama dengan BPS Kabupaten Bantul. Metode yang
digunakan untuk menghitung PDRB atas dasar harga konstan adalah cara deflasi
dan ekstrapolasi.
3. PDRB atas dasar harga berlaku . Pada Tahun 2011 mentargetkan sebesar 10,02
trilyun terealisir sebesar 10,026 trilyun, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 100,06% dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 kegiatan. Program
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tersebut yaitu Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi dengan kegiatan
penyusunan Indikator Ekonomi Daerah Berkelanjutan dengan. Kegiatan ini
dilaksanakan oleh Bappeda Kabupaten Bantul bekerjasam dengan BPS
Kabupaten Bantul. Untruk menghitung PDRB atas dasar harga berlaku digunakan
metode langsung dan tidak langsung.
4. Penerimaan daerah. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar Rp. 878.012.053.000.
terealisir sebesar Rp1.180.550.742.432, maka nilai capaian indikator sasaran
sebesar 134,4% dengan kategori sangat berhasil.
5. Pertumbuhan investasi PMA Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar Rp.
544.528.874.528,46 terealisir sebesar Rp. 10.863.379,84, maka nilai capaian
indikator sebesar 2% dengan kategori tidak berhasil.
Faktor yang menghambat keberhasilan indikator sasaran ini karena banykanya
PMA yang meninggalkan Bantul dan belum adanya pendataan ulang investasi.
Upaya yang dilakukan terhadap permasalahan tersebut adalah penciptaan situasi
yang kondosif dan Pendataan ulang rasionalisasi investasi.
6. Pertumbuhan investasi PMDN. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar Rp. Rp.
176.906.863.020,00 terealisir sebesar Rp.. 200.172.644.150,71, maka nilai capaian
indicator sasaran ini sebesar 113,15% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan investasi PMDN di Kabupaten Bantul antara
lain:
Kemudahan perijinan.
Iklim investor yang kondusif.
Terjalinnya kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat.
Indikator sasaran pada point 5 dan 6 di atas dilaksanakan melalui 1 Program dan 3
Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
dengan kegiatan antara lan:
a. Koordinasi lembaga dalam pengendalian pelaksanaan investasi PMA/PMDN.
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan koordinasi antar lembaga dalam hal
pelaksanaan dan pengendalian investasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
b. Penyelenggaraan pameran Investasi. Kegiatan ini bertujuan untuk
mempromosikan potensi investasi yang ada di Kabupaten Bantul.
c. Workshop potensi investasi. Kegiatan in bertujuan untuk menyamakan persepsi
antar instansi dan investor.
7. Pertumbuhan investasi masyarakat . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar Rp.
Rp. 36.474.641.996,00 terealisir sebesar Rp. 26.062.560.802,00, maka nilai
capaian indikator sasaran ini sebesar 71,45% dengan kategori berhasil.
Realisasi tidak tercapai 100% dikarenakan secara riil dimungkinkan swadaya sudah
memenuhi target tapi laporan masyarakat yang masuk belum secara keseluruhan
sehingga data swadaya tidak memenuhi target.
Upaya yang dlakukan kedepan adalah lebih menekankan kepada panitia untuk
membuat laporan realisasi kegiatan sehingga data swadaya masyarakat lebih
lengkap
Indikator sasaran ini dlaksanakan melalui 1 Program 1 Kegiatan. Program tersebut
yaitu Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam membangun desa
dengan kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. Bentuk dari kegiatan ini
adalah pemantauan terhadap pemberian bantuan sosial dan hibah kepada
masyarakat. Bantuan Hibah dimanffatkan bagi Keluarga miskin dan dana hibah
dimanfaatkan untuk pembangunan insfrastruktur. Hasil dari kegiatan ini adalah
penyusunan buku laporan hasil dari penggunaan bantuan-bantuan kepada
masyarakat tersebut.
8. Inflasi. Pada Tahun 2011 mentargetkan Inflasi sebesar 5% terealisir 3,73%, maka
nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 74,6% dengan kategori berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena tingkat harga
barang dan jasa di tingkat konsumen terkendali dan stabil.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi dengan kegiatan
Penyusunan Indikator Ekonomi Daerah Berkelanjutan. Kegiatan ini untuk
menghitung tingkat inflasi dilakukan survey secara sampling. Sampel meliputi pasar
dan pedagang, dilakukan secara purposive random sampling.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
9. Peningkatan kwalitas SDM BUMD guna peningkatan pelayanan infestasi. Pada
tahun 2011 mentargetkan sebanyak 20 orang terealisir 20 orang, maka nilai capaian
indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena terjalinnya
komunikasi dan koordinasi dengan semua pihak yang terkait baik dari nara sumber ,
peserta, panitia penyelenggara maupun dengan daerah tempat study banding serta
kerjasama yang baiak dan srategis antar BUMD.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi. Kegiatan
ini merupakan kegiatan promosi bagi 3 (tiga) BUMD guna peningkatan pelayanan
investasi di masyarakat . Dengan melaksanakan pembinaan sebagian karyawan
/karyawati BUMD sebanyak 20 orang serta mengadakan study banding di BUMD di
yang ada di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.
10. Fasilitasi dan koordinasi kerja sama bidang investasi Pada tahun 2011
mentargetkan sebanyak 6 Badan Hukum terealisir 6 BH, maka nilai capaian
indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil (KPPD).
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah terjalinnya
komunikasi, koordinasi dan kerjasama yang baik dan strategis antar
stakeholder/para pemangku kepentingan sehingga target fasilitasi dan koordinasi
terhadap 6 investor terkait dengan bidang investasi /penanaman modal di
Kabupaten Bantul dapat tercapai.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Kerjasama pembangunan dengan kegiatan Fasilitasi dan
koordinasi kerjasama di bidang investasi. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka
memfasilitasi dan melakukan koordinasi kerjasama di bidang investasi dengan
sasaran kegiatan para pemangku kepentingan di bidang investasi, terutama
investor. Dengan kegiatan ini dapat dihasilkan dalam bentuk fasilitasi dan koordinasi
bagi 6 (enam) Badan Hukum (investor) datang di Kabupaten Bantul.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 28
Mempermudah Akses Dan Sarana Distribusi Pangan Serta Akses Sarana Dan
Prasarana Produksi Pertanian serta Perikanan Dan Kelautan
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
28. Mempermudah Akses
Dan Sarana Distribusi
Pangan Serta Sarana
Dan Prasarana
Produksi Pertanian
serta Perikanan Dan
Kelautan
1. Ketersediaan
Pangan
3.650
gr/kap/hr
2.870
gr/kap/hr
78,6 Berhasil
2 Desa Mandiri
Pangan
8 Unit 13 Unit 162,5 Sangat
Berhasil
3. Akses Pangan 5 Unit 3 unit 60 Cukup
Berhasil
4. PPH (Pola Pangan
Harapan)
89
(nilai )
90,6
(nilai)
102,9 Sangat
Berhasil
5. Konsumsi Ikan
Perkapita
21,36
Kg/Kapita/
Tahun
17,38
Kg/Kapita/
Tahun
81,4% Berhasil
6. Saluran Irigasi
dalam kondisi baik
81,50% 83,00% 101,84 Sangat
Berhasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
7. Prosentase luasan
DI yang terlayani air
irigasi
78% 82,00% 105,12 Sangat
Berhasil
8. Pembangunan
Bantul Ceed Centre
4
Komoditas
4
Komoditas
100 Sangat
Berhasil
9. Penanganan dalam
rangka kestabilan
harga jual hasil
pertanian (program
pasca panen) antara
lain padi, kedelai,
jagung, kacang
tanah, cabe dan
bawang merah)
6
Komoditas
1 183,33 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 6 x 92,5 ) / 9 = 61,66
Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = ( 2 x 77,5 ) / 9 = 17,22
Capaian Sasaran (Kategori Cukup Berhasil) = ( 1 x 62,5) /9 = 6,94
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 28 = 85,82
Pada sasaran 28 ( dua puluh delapan) terdiri dari 9 (sembilan) indikator sasaran
dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 85,82 dengan kategori sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 28 (dua puluh
delapan) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Ketersedian pangan . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 3.650 gr/kap/hr
terealisir 2.870 gr/kap/hr , maka nilai capaian idikator sasaran ini sebesar 78,6%
dengan kategori berhasil.
Faktor yang menghambat sehingga nilai capaian indikator sasaran tidak terealisir
100% adalah sulitnya mendapatkan data keluar masuk barang dari pedagang besar
atau swalayan.
Upaya pemecahan terhadap permasalahan ini adalah dengan melibatkan para
pedagang besar maupun pemilik swalayan dari awal baik dalam koordinasi maupun
pengambilan data.
Indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Progam tersebut
yaitu Program Peningkatan ketahanan pangan pertanian/perkebunan dengan
kegiatan Laporan berkala kondisi ketahanan pangan. Kegiatan ini dengan maksud
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
untuk mengetahui kondisi pangan di Kabupaten Bantul . Kegiatan ini dalam bentuk
melakukan koordinasi dengan instansi-instansi yang terkait untuk menghimpun
data tentang kondisi pangan di Kabupaten Bantul. Data juga diperoleh dari LPDM.
Data ini kemudian diolah dan dihimpun dalam satu buku Laporan tentang kondisi
ketahanan pangan di Kabupaten Bantul.
Indikator sasaran ini dengan maksud untuk mengetahui ketersediaan pangan bagi
rakyat sehingga dapat diketahui kondisi pangan di masyarakat.
2. Desa Mandiri Pangan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 8 unit terealisir 13
unit, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 162,5% dengan kategori
sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya
koordinasi dan SDM yang baik serta peningkatan pembinaan untuk verifikasi
penghargaan ketahanan pangan .
Indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut
yaitu Program Peningkatan ketahanan pangan pertanian/perkebunan dengan
kegiatan Pengembangan Desa mandiri pangan.
Kegiatan ini merupakan pendampingan dari Kegiatan APBN. Kegiatan ini berupa
rapat koordinasi tingkat kabupaten dengan instansi terkait dan pembinaan di tingkat
kelompok untuk persiapan verifikasi baik di tingkat kecamatan, kabupaten maupun
propinsi.
Indikator sasaran ini dengan maksud untuk mengetahui desa – desa sudah mampu
membeli pangan secara cukup bagi kebutuhan tubuh baik secara kualitas maupun
kuantitas.
3. Akses pangan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 5 unit terealisir sebesar 3
unit , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 60% dengan kategori cukup
berhasil.
Faktor yang menghambat sehingga nilai capaian indikator sasaran tidak terealisir
100% adalah bahwa kegiatan ini dilakukan dengan dana dari Propinsi untuk 3
(tiga) desa saja karena propinsi menganggap 3 desa sudah mencukupi maka
selanjutnya tidak akan ada penambahan kecuali ada perubahan kebijakan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan ketahanan pangan pertanian/perkebunan
dengan kegiatan Peningkatan sarana dan prasarana ketahanan
pangan/perkebunan.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk pengadaan sarana dan prasarana. Pada tahun
2011 ini, kegiatan ini berupa pembangunan 4 buah lumbung pangan di Desa
Palbapang,Bantul; Desa Bawuran, Pleret; Desa Trimulyo, Jetis dan Desa
Kebonagung,Imogiri. Serta pembangunan pagar keliling di 6 BPP ( Pajangan,
Bambanglipuro, Kretek, Pundong, Pleret dan Banguntapan).
4. PPH (Pola Pangan Harapan). Pada tahun 2011 mentargetkan dengan nilai sebesar
89 terealisir sebesar 90,6%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
109,2% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah kevalidan data
dan keahlian surveyor.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan ketahanan pangan pertanian/perkebunan
dengan kegiatan Analisa penyusunan pola konsumsi dan pangan. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengetahui pola konsumsi masyarakat. Kegiatan ini berbentuk
survey rumah tangga selama 1 hari. Survey dilakukan oleh petugas gizi di Dinas
Kesehatan. Data hasil survey kemudian dianalisa untuk menentukan Pola Pangan
Harapan.
5. Konsumsi Ikan Perkapita. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 21,36
Kg/Kapita/Tahun terealisir 17,38 Kg/Kapita/Tahun, maka nilai capaian indikator
sasaran ini sebesar 81,4% dengan kategori berhasil.
Faktor yang menghambat keberhasilan realisasi indikator sasaran sehingga tidak
tercapai 100% dikarenakan salah satu item untuk menghitung konsumsi ikan
adalah produksi budidaya padahal target produksi budidaya dari pusat sangat tinggi
sehingga target konsumsi ikan pun sangat tinggi juga.
Upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan perlu
adanya revisi/konsilasi data target produksi budidaya yang menyesuaikan dengan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
kondisi daerah, maka target konsumsi ikan akan ikut menyesuaikan.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 2 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi
dengan kegiatan antara lain:
a. Promosi atas hasil produksi perikanan unggulan daerah.
Dalam pengembangan perikanan di Kabupaten Bantul, Dinas Kelautan dan
Perikanan telah banyak melakukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan
produksi perikanan seperti pelatihan budidaya, pemberian bantuan prasarana
budidaya, pemberian alat tangkap ikan laut dan pembelian kapal. Kegiatan
peningkatan produksi ini harus didukung dengan kegiatan promosi agar
masyarakat mengetahui dan memanfaatkan hasil- hasil produksi perikanan di
Kabupaten Bantul .
Sehubungan dengan hal tersebut Dinas Kelautan dan Perikanan mengikutkan
kelompok-kelompok Pembudidaya, Nelayan, Pengolah dan Pemasar untuk
mengikuti kegiatan Bantul exspo Tahun 2011.
Bentuk dari kegiatan ini dengan mengadakan pameran pada tanggal 15 – 21
Juli 2011 bertempat di Pasar Seni Gabusan, Bantul.
Tujuan kegiatan :
Mensosialisasikan kegiatan-kegiatan Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Bantul.
Mempromosikan produksi perikanan baik konsumsi dan nonkonsumsi
kepada masyarakat.
Membentuk jejaring dan komunikasi antar pelaku usaha perikanan dengan
konsumen.
Peserta Dinas Kelautan dan Perikanan terdiri dari :
1. Asosiasi kelompok pengolah dan pemasar
2. Nelayan
3. Unit Pembenihan Rakyat
4. Kelompok Usaha perikanan Nonkonsumsi
Manfaat Kegiatan :
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Dapat mempromosikan hasil-hasil perikanan di Kabupaten Bantul
Menciptakan akses pemasaran produk perikanan.
Merupakan tolok ukur tingkat pengembangan usaha perikanan di Kabupaten
Bantul.
b. Operasional kegiatan program peningkatan daya saing produk
perikanan/pendampingan .
Dalam pengembangan pembangunan kelautan dan perikanan di Kabupaten
Bantul, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY akan membangun Pasar
Ikan Higienis di wilayah Depok, Desa Parangtritis, Kabupaten Bantul . Kegiatan
ini akan menghasilkan terpeliharanya mutu ikan yang di pasarkan di Pantai
Depok dan sekitarnya, serta dengan adanya pasar ikan higienis akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan pendapatan daerah
secara signifikan.
Sehubungan dengan pembangunan pasar ikan higienis tersebut sesuai
Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Analisis
mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL ), sebagaimana dikemukakan bahwa
untuk kegiatan yang tidak menimbulkan dampak penting atau dampak penting
yang timbul secara teknologi dapat dikelola, tidak wajib menyusun AMDAL,
tetapi harus dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup ( UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ( UPL ).
Dalam penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup ( UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup ( UPL ) ini di perlukan keterlibatan masyarakat
untuk memberikan informasi sebagai bahan penyusunan. Sebagai awalan agar
masyarakat mau secara langsung maupun tidaklangsung membantu dalam
penyusunan UKL-UPL ini di perlukan sosialisasi tentang rencana penyusunan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup ( UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup ( UPL )
Tujuan Kegiatan
Memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya pemasar ikan di
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
pantai Depok , bahwa dalam pembangunan Pasar ikan Higienisw diperlukan
penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup ( UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup ( UPL )
Masyarakat terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
UKL-UPL dalam pembangunan Pasar Ikan Higienis.
Sasaran kegiatan ini adalah :
Pedagang pemasar ikan dan Nelayan di Depok
Perangkat Desa Parangtritis
Perangkat Kecamatan Kretek
Dinas Instansi Terkait tingkat Kabupaten dan Provinsi
Kegiatan dilaksanakan hari kamis 27 Oktober 2011 pukul 09.00 s.d 12.00
bertempat di rumah makan Narotama, Depok, Parangtritis, Bantul Materi :
Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul oleh
Kepala Dinas Kelautan dan Peikanan Kabupaten Bantul Bapak Ir. Edy
Machmud Hidayat.
Penjelasan Pembangunan Pasar Ikan Higienis oleh Kepala Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi, Bapak Ir. Sudiyanto, MM
Penjelasan Kegiatan Pendampingan Pembangunan Pasar Ikan Higienis oleh
Bapak Ir. Imam Subardiarsa, M.M
Dukungan Akses Data penyusunan UKL-UPL Pembangunan Pasar Ikan
Higienis dan Rencana pembangunan Pabrik ES.
Manfaat Kegiatan:
Masyarakat mengetahui dan dapat membantu dalam penyusunan UKL-UPL
Pembangunan Pasar Ikan Higienis di Pantai depok , Parangtritis, Kretek,
Bantul.
Memperlancar penyusunan UKL-UPL Pembangunan Pasar Ikan Higienis
yang dilakukan oleh konsultan.
c. Pembangunan pasar higenis.
Agar pemanfaatan pasar higienis bisa optimal diperlukan sumber daya manusia
yang mumpuni dalam mengelola pasar tersebut, maka dari itu Dinas Kelautan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Dan Perikanan Kabupaten Bantul menyelenggarakan kegiatan pelatihan
penanganan hasil perikanan.
Tujuan Kegiatan :
Memberikan pemahaman dan keterampilan kepada kelompok masyarakat
calon pengguna pasar higienis agar mau dan mampu menerapkan prinsip
rantai dingin untuk mempertahankan mutu ikan.
Memberikan pemahaman dan keterampilan pengelolaan dan management
kepada kelompok masyarakat calon pengguna pasar higienis.
Dasar Penyelenggaraan :
Program Pendampingan pembangunan pasar higienis Tahun 2011 Dinas
Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Bantul.
Surat Keputusan Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan ( DKP ) Kabupaten
Bantul nomer 188/045 tentang Pembentukan Panitia Pelaksanaan Pelatihan
Penanganan Hasil Perikanan Angkatan I dan Angkatan II Tahun 2011
Sasaran :
Sasaran kegiatan ini adalah kelompok pemasar dan pengolah di kawasan
pantai Bantul sejumlah 60 orang terbagi 2 Angkatan , per angkatan 30 orang
Waktu dan Tempat
a. Kegiatan Pelatihan Angkatan I dilaksanakan hari Senin – Selasa Tanggal
21-22 November 2011 pukul 08.00 s.d 15.00 bertempat Depok,
Parangtitis, Bantul.
b. Kegiatan Pelatihan Angkatan II dilaksanakan hari Rabu – Kamis Tanggal
23-24 November 2011 pukul 08.00 s.d 15.00 bertempat Depok,
Parangtitis, Bantul. Materi :
Kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul Dalam
PUMP – PB , disampaikan oleh Sekretaris Dinas Kelautan dan
Perikanan Ibu Dra.Sri Kayatun
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Perikanan, disampaikan oleh Kabid Budidaya ,Bapak Ir. Imam
Subardiarsa, M.M.
Kelembagaan Koperasi Mina Bahari 45 sebagai calon pengelola
pasar ikan higienis, disampaikan oleh Waki ketua koperasi Bapak
Sutopo
Penanganan limbah Hasil Perikanan, disampaikan oleh Bapak Yus
Warseno, S.Pi, M.Sc
Pengelolaan Pasar Ikan Higienis, disampaikan oleh Bapak Ir.
Dermawan Adenan, M.Pi
Penerapan Sisten Rantai Dingin ( SRD), disampaikan oleh Bapak
Fitrianto Nurcahyo, S.Pi dari Diskanla Provinsi.
Sisten Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan, disampaikan oleh Ibu
Ir. Endang Supraptiningsih dari Diskanla Provinsi.
Hasil Kegiatan :
Kegiatan Pelatihan Penanganan Hasil Perikanan Angkatan I
dilaksanakan selama 2 hari , Tanggal 21 – 22 November 2011
,Angkatan II dilaksanakan Tanggal 23 – 23 November 2011, Kegiaran
ini di ikuti 60 orang yang merupakan perwakilan pengolah dan
pemasar dari Pantai Padansimo sampai Pantai Depok
Materi tersampaikan semuanya oleh penceramah di tiap seasonnya
dengan baik dan mendapat antusiasme dari peserta.
Manfaat Kegiatan :
Kelompok pengolah dan pemasar memahami arah kebijakan Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul .
Kelompok pengolah dan pemasar mampu dan termpil dalam
mempertahan kan mutu ikan.
Kelompok pengolah dan pemasar mampu dan termpil dalam
mempertahan kan mutu ikan.
Kelompok pengolah dan pemasar mampu dan termpil dalam
mengelola dan menggunakan pasar ikan higienis
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
6. Saluran Irigasi dalam kondisi baik. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 81,50%
terealisir sebesar 83%,maka nlai capaan indicator sasaran ini sebesar 101,84%
dengan kategori sangat berhasil.
Realisasi capaian ini diperoleh dari Saluran kondisi baik sepanjang 341.402,16
m dibagi dengan jumlah panjang saluran primer-sekunder sepanjang 411.327,90
m x 100% sehingga diperoleh angka sebesar 83%.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah Komitmen
pejabat dan petugas lapangan dalam memanfaatkan potensi yang ada.
7. Prosentase luasan DI yang terlayani air irigasi. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebesar 78% terealisir 82,00%, makan nilai capaian indicator sasaran ini sebesar
105,12% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indicator sasaran ini adalah adanya
pemanfaatan potensi air yang ada secara efektif dan efisien.
Realisasi capaian mencapai 82% diperoleh dari Luas lahan yang terairi dengan
baik sebanyak 13.229,06 Ha dibagi dengan jumlah total lahan sebanyak 16.133,00
Ha dikalikan 100%, sehingga realisasi tercapai 82%.
Indikator sasaran pada point 6 dan 7 di atas dilaksanakan melalui 1 Program dan
5 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pengembangan dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi, Rawa, & Jaringan Pengairan Lainnya dengan kegiatan antara lain:
a. Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi. Tujuan Kegiatan ini adalah data
hasil survey dan produk desain/ studi-penelitian untuk keperluan konstruksi.
Kegiatan ini belum mampu memenuhi permintaan desain untuk kegiatan
konstruksi yang dibutuhkan, sehingga sebagian besar kebutuhan desain yang
sifatnya parsial dipenuhi/dikerjakan secara swakelola. Dari kegiatan ini
dihasilkan Study Neraca Air Kabupaten Bantul, Desain Jaringan Irigasi UPT
Pengamatan Pengairan Bedog Winongo Kecil dan Winongo, dan Desain
Jaringan Irigasi UPT Pengamatan Pengairan Opak Hilir, Opak Hulu dan Oyo
desain yang sifatnya menyeluruh di 4 (empat) Daerah Irigasi, yaitu DI Putat, DI
Van der Wijck, DI sindet (parsial), DI. Tegal Kiri (parsial), Talang Tegal Kiri, Di
Kemiri (parsial), Di. Soko (parsial), Di. Karangjati (parsial), DI. Timbulsari
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
(parsial). Realisasi target fisik sebesar 100%
b. Optimalisasi Fungsi Jaringan Irigasi yang Telah Dibangun. Tujuan kegiatan
Optimalisasi jaringan Irigasi yang telah dibangun adalah mempertahankan dan
memelihara agar irigasi tetap dapat berfungsi optimal. Kegiatan ini meliputi
operasional terutama pada daerah Irigasi yang disepakati menjadi
tanggungjawab kabupaten sejumlah 84 DI., dengan luasan lahan kurang lebih
10.691,7 ha. Hasil kegiatan ini adalah berjalannya operasional irigasi di 70 DI
kewenangan kabupaten, terlaksananya rehab rehabilitasi ringan jaringan irigasi
sebanyak 3 yaitu DI. Tegal Kiri, DI Merdiko dan DI Sindet, Rehab darurat 1 paket
di Pandean-Malangjiwan bangunharjo, dan pengadaan alat untuk operasional
irigasi serta bahan untuk rehab swakelola. Untuk tahun 2011 yang dapat
ditangani rehab ringan dan penggantial alat, pembersihan saluran semuanya
sejumlah 45 daerah irigasi pada 5 UPT Pengamatan Pengairan. Realisasi fisik
sebesar 100 %. Fungsi utama kegiatan ini adalah menjaga agar jaringan irigasi,
pompa irigasi agar dapat berfungsi dengan baik.
c. Rehabilitasi / Pemeliharaan Jaringan Irigasi ( Dana DAK ). Tujuan dari kegiatan
ini adalah menfungsikan kembali saluran dan bangunan yang mengalami
kerusakan melalui pelaksanaan rehabilitasi. Sasaran kegiatan ini adalah khusus
daerah irigasi kewenangan kabupaten sebagaimana diatur dalam Permen PU
No. 390 tahun 2007. Dana yang digunakan pada kegiatan ini adalah APBD
Kabupaten (BU dan 10% Fisik) + Dana Alokasi Khusus (DAK). Kegiatan ini
meliputi 7 paket pekerjaan yaitu Rehabilitasi Daerah Irigasi Gempolan, Merdiko,
Sidoraharjo, Putat, Terong, Sono, dan Jotawang. Realisasi fisik kegiatan ini
sebesar 120,05% yaitu dengan faktor penting terehabnya saluran sepanjang
3.569,10 m dari target 2.973 m
d. Peningkatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (WISMP). Kegiatan WISMP meliputi
sub. Sub kegiatan antara lain pelatihan staf dinas tentang pengelolaan aset
irigasi, Penguatan kelembagaan GP3A, Penguatan Komisi Irigasi, dan Sub
kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi. Rehabilitasi pada kegiatan ini meliputi DI.
Karangploso, DI. Merdiko, sedang disain perencanaan meliputi DI Dokaran dan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
DI Tegal. Dana TP-APBN dipergunakan untuk rehab DI kadisono dan
pemberdayaan LPI
e. Peningkatan / Pemeliharaani Jaringan Irigasi (Dana Penguatan Infrastruktur dan
Prasarana Daerah-DPIPD)
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan dan memelihara saluran yang rusak
agar dapat berfungsi kembali. Kegiatan ini adalah kegiatan yang baiaya fisiknya
didanai melalui Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah (DPIPD),
sedangkan biaya umumnya APBD kabupaten. Kegiatan ini meliputi paket
pekerjaan rehabilitasi 22 DI dan 2 afvour. Meliputi: DI. Mejing I, Mejing II,
Badegan, Selo, Bantulan, Kermen, Tangkilan, Gamping , Kategan, Carikan,
Karangpadang, Panggang, Karang, Klegen, Kenalan, Sikluweh, Dengokan,
Gununghunci, Kajor, Dokaran, Nglumbu, dan Afvour Buntung serta Krekah.
Realisasi fisik kegiatan ini sebesar 99,8 % atau dapat memfungsikan kembali
fungsi saluran sepanjang16.656 m.
8. Pembangunan Bantul Ceed Centre. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 4
komoditas terealisir sebanyak 4 komoditas, maka nilai capaian indicator sasaran ini
sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indicator sasaran ini karena tersedianya
anggaran yang memadahi dan kinerja Bantul Seed Centre.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program 2 Kegiatan. Program tersebut
yaitu Program Peningkatan Produksi pertanian/perkebunan dengan kegiatan antara
lain:
a. Pembuatan pemurnian benih tembakau rakyat. Tujuan kegiatan ini adalah
tercapainya benih tembakau murni (memproduksi benih tembakau rakyat
varietas Kedu Sili/Siluk yang unggul dan bermutu).
Realisasi dari kegiatan ini antara lain:
Koordinasi petugas Dipertahut Bantul BSPMBPTKP Prov. DIY dan Balitas
Malang.
Pertemuan petani/kelompok kegiatan pemurnian benih tembakau rakyat
varietas Kedu Sili.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pelaksanaan pembibitan benih yang dihasilkan pada kegiatan pemurnian
tahun sebelumnya.
Pemeliharaan tanaman mulai dari tanam hingga panen.
Pengerodongan bunga tembakau yang terpilih.
Pencatatan tinggi tanaman, jumlah daun, lebar dan panjang daun sebanyak
5 sampel x 6 blok x 4 ulangan.
Panen petik daun basah, prosesing daun rajang kering.
Didapat Data produksi tembakau daun basah dan rajang kering
Prosesing benih tembakau
Uji laboratorium benih tembakau (kemurnian, daya kecambah, dan kadar
air)
Uji laboratorium kadar nikotin daun tembakau rajang kering.
b. Pengelolaan aset dinas penghasil PAD.
Realisasi Kegiatan ini meliputi :
Pembelian benih-benih padi dari kelompok-kelompok tani penangkar
Belanja bahan kimia dan non kimia, belanja alat/perlengkapan untuk
menunjang kegiatan penangkaran benih seperti penyemaian, dan lain-lan.
Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan ini adalah pencairan dana yang
terlambat sehingga tidak menjangkau keseluruhan bibit yang harus dibeli sesuai
target . Upaya yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan anggaran yang
ada sesuai waktu dan kemampuan.
9. Penanganan dalam rangka kestabilan harga jual hasil pertanian (program pasca
panen) antara lain padi, kedelai, jagung, kacang tanah, cabe dan bawang merah).
Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 6 komoditas terealisir 1 komoditas , maka
nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 183,33% dengan kategori sangat
berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan inidikator sasaran ini disebabkan harga
relatif stabil, sehingga tidak terlalu membutuhkan penanganan harga jual.
Sebanyak 6 komoditas di atas antara lain padi, jagung, kedelai, bawang merah ,
cabe dan tembakau. Sedang 1 komoditas yang dipantau terebut hanya 1 komoditas
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
yaitu padi.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program 1 Kegiatan. Program tersebut
yaitu Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
dengan kegiatan Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggul daerah,
Realisasi fisik kegiatan yaitu terlaksananya kegiatan pameran Bantul Expo selama 7
hari, pada tanggal 15-21 Juli 2011, dan Bantul Agro Expo selama 3 hari, tanggal 21-
23 Desember 2011 Pameran dapat berfungsi untuk memperkenalkan kepada
masyarakat luas produk-produk hasil pertanian serta perkembangan agribisnis di
Bantul. Selain itu juga sebagai media promosi bagi usaha-usaha agribisnis.
SASARAN 29
Meningkatnya produksi perikanan budidaya
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No. IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
29. Meningkatnya
produksi
perikanan
budidaya
1. Jumlah produksi
perikanan budi daya
24.257 ton 10.450 ton 43,1 Tidak
Berhasil
2. Jumlah produksi
perikanan tangkap
1.377 ton 992 ton 72,1 Berhasil
3. Jumlah Pokdakan
(kelompok budi daya)
375 klpk 577 klp 153,9 Sangat
Berhasil
4. Produktifitas Gabah
Kering Pungut (GKP)
75,00
kw/ha
74,18
Kw/ha
98,90 Sangat
Berhasil
5. Produktifitas jagung
(pipil kering)
53,19
Kw/ha
59,30
Kw/ha
111,49 Sangat
Berhasil
6. Produktifitas kedelai
(wose)
15
Kw/ha
14,16
Kw/ha
94,90 Sangat
Berhasil
7. Produktifitas kacang
tanah (wose)
10,18
Kw/ha
10,83
Kw/ha
106,39 Sangat
Berhasil
8. Produktifitas bawang
merah
10,15
Ton/ha
13,32
Ton/ha
131,23 Sangat
Berhasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
9. Produktifitas cabe
merah
8,04 Kw/ha 6,10 Kw/ha 75,87 Berhasil
10 Produktifitas Pisang 25,00
Kg/pohon
17,00
Kg/pohon
68,00 Cukup
Berhasil
11 Produktifitas Jamur
tiram
12,00
kg/m2
3,05
Kg/m2
25,42 Tidak
Berhasil
12 Produktifitas tebu
(hablor gula)
49,88
Kw/ha
47,13
Kw/ha
94,49 Sangat
Berhasil
13 Produktifitas kelapa
(kopra)
19,50
Kw/ha
15,78
Kw/ha
80,92 Sangat
Berhasil
14 Produktifitas tembakau
(rajang kering)
6,26
Kw/ha
6,97
Kw/ha
111,34 Sangat
Berhasil
15 Produktifitas jambu
mete (glondong mete)
3,30
Kw/ha
0,26
Kw/ha
7,88 Tidak
Berhasil
16 Produktifitas daging
(kambing, sapi, domba
dan unggas)
10.655.498
Kg
11.231.147
Kg
105,40 Sangat
Berhasil
17 Produktifitas telur(
ayam dan itik)
5.865.111 5.902.742 100,64 Sangat
Berhasil
18 Produksi susu (sapi
perah dan kambing
PE)
250.000
Liter
262.705
Liter
105,08 Sangat
Berhasil
19 Populasi sapi potong 54.281
Ekor
59.789
ekor
110,15 Sangat
Berhasil
20 Populasi sapi perah 165 ekor 192 ekor 116,36 Sangat
Berhasil
21 Populasi kambing 57.668
ekor
60.671
Ekor
105,21 Sangat
Berhasil
22 Populasi Domba 30.840
ekor
38.110
ekor
123,54 Sangat
Berhasil
23 Populasi Ayam buras 561.939
ekor
595.685
ekor
106,01 Sangat
Berhasil
24 Populasi ayam ras
petelur
651.994
Ekor
624.482
Ekor
95,78 Sangat
Berhasil
25 Populasi ayam ras
pedaging
724.956
Ekor
811.947
ekor
112,00 Sangat
Berhasil
26 Populasi itik 184.603
ekor
164.810
Ekor
89,28 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 20 x 92,5 ) /26 = 71,15 Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = ( 3 x 77,5 ) /26 = 8,94
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil) = ( 3 x 27,5 ) /26 = 3,17
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 29 = 83,26
Pada sasaran 29 ( dua puluh sembilan ) terdiri dari 26 (dua puluh enam ) indikator
sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 83,26 dengan kategori berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 29 (dua puluh
sembilan ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jumlah produksi perikanan budi daya pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak
24.256 ton terealisir 10.450 ton, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
43,1% dengan kategori tidak berhasil.
Indikator sasaran ini tidak terealisir sesuai target dikarenakan target yang terlalu
tinggi yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (KPP)
padahal untuk tahun 2010 dibanding dengan tahun 2011 produksi mengalami
peningkatan meskipun akhirnya tidak dapat memenuhi target produksi dari Pusat
tersebut.
Upaya pemecahan terhadap permasalahan ini perlunya adanya revisi /konsiliasi
data target produksi yang menyesuaikan dengan kondisi daerah.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 Program dan 2 Kegiatan antara lain:
1) Pengembangan budidaya perikanan dengan kegiatan Pengembangan bibit
unggul.
Bentuk dari kegiatan ini adalah untuk mendukung kegiatan operasional 4 BBI
berupa sarana produksi ikan sehingga penyediaan benih ikan yang unggul
kepada masyarakat tetap lancar.
2) Program pengembangan bidang kelautan dan perikanan dengana kegiatan
Peningkatan produksi kelautan dan perikanan.
Bentuk dari kegiatan ini adalah pengadaan sarana prasarana untuk
meningkatkan produksi kelautan dan perikanan serta sarana prasarana untuk
pengolahan sehingga nantinya meningkatkan konsumsi ikan . Kegiatan ini
dengan focus pada lokasi budidaya air tawar (BAT), Balai Benih Ikan (BBI), TPU
dan masyarakat kelautan dan perikanan . Sarana prasarana yang diadakan pada
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tahun 2011 antara lain mesin pelet, alat tangkap ikan , alat bantu penangkapan
ikan , sarana pendukung BBI , alat penarik perahu, pembangunan TPI baru
yakni TPI Patehan Sanden serta fasilitas pembangunan jalan lingkungan BAT,
pembangunan kolam di BBI serta pengadaan sumur dan pompa air.
2. Jumlah produksi perikanan tangkap pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 1.377
ton terealisir 992 ton, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 72,1 dengan
kategori berhasil.
Indikator ini tidak terealisir 100% dikarenakan Gelombang tinggi sehingga nelayan
banyak melaut belum adanya pelabuhan di Bantul.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan
mengoptimalkan kapal 30 GT yang baru diterima Dinas Kelautan dan Perikanan dari
Pusat dan penambahan sarana prasarana penangkapan.
Indikator sasaran ini dilaksankan melalui 2 Program dan 4 Kegiatan.
Program tersebut yaitu :
1) Program Pengembangan perikanan tangkap dengan kegiatan antara lain:
a. Fishing Ground.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Bantul bekerjasama dengan nelayan dari tiga TPI, yaitu:
TPI Pandanmino, Ngentak, Poncosari, Srandakan
TPI Mina Samudra, Samas, Srigading, Sanden
TPI Mina Bahari 45, Depok, Parangtritis, Kretek
Tujuan dari kegiatan ini adalah melaksanakan kajian informasi kelautan
(oseanografis) dengan menggunakan analisa data penginderaan jauh multi
waktu untuk mendukung pengembangan pemodelan distribusi daerah potensi
ikan (fishing ground) di perairan selatan Kabupaten Bantul. Keadaan ini
disebabkan adanya kontribusi fenomena alam, terutama pada kondisi
oseanografis, pada perkembangan teknologi penginderaan jauh yang sangat
berkaitan dengan produktivitas perikanan.
Sasaran dari kegiatan ini adalah:
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Diperolehnya informasi spasial perkiraan pola atau kecenderungan
distribusi fishing ground di perairan selatan Kabupaten Bantul dengan
menggunakan data penginderaan jauh didukung dengan observasi
lapangan.
Inventarisasi kebutuhan dan kedalaman data untuk pengembangan
pemodelan pada tahap berikutnya.
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui penyebaran
informasi spasial perkiraan wilayah-wilayah fishing ground.
Mengatasi masalah pencurian ikan.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat nelayan setempat melalui
sosialisasi pola distribusi dan pengenalan karakteristik wilayah-wilayah
potensi ikan.
Masyarakat lebih memahami peranan data spasial untuk meningkatkan
pendapatan mereka.
Menarik minat Pemerintah Kabupaten Bantul untuk meningkatkan
kehidupan nelayan dengan memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas
bagi para nelayan.
Meningkatkan capacity building nelayan, baik perorangan maupun
kelompok, untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, seperti
meningkatkan kemampuan kapal maupun peralatan tangkap mereka.
Pendugaan pemodelan fishing ground untuk nelayan PMT di Kabupaten
Bantul dilakukan dengan menggunakan data primer berupa data koordinat titik
penangkapan ikan berdasarkan kebiasaan nelayan, serta data pendukung
citra MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) rerata
mingguan dari satelit Aqua yang meliputi data klorofil-a dan suhu permukaan
laut. Pendugaan pemodelan fishing ground mengalami kendala karena
resolusi citra sebesar lebih kurang 4 km per piksel kurang mendukung untuk
analisa daerah cakupan yang sempit. Selain itu, banyaknya tutupan awan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
pada data citra yang digunakan menyebabkan banyaknya data klorofil dan
suhu permukaan laut di lokasi kegiatan tidak dapat diduga.
Penelitian ini perlu dilakukan dengan penambahan beberapa parameter
secara berkelanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
b. Pelatihan tehnis pengoperasian kapal dan tehnis penangkapan ikan.
Kegiatan ini dengan tujuan antara lain:
Terciptanya kesiapan anggota KUB Bantul Purse Seine I dalam
pengelolaan kapal terutama dalam hal kemampuan dan keahlian teknis
pengoperasian dan penangkapan ikan dengan kapal purse seine.
Terbentuknya jaringan baru antara KUB Bantul Purse Seine I dengan
pihak-pihak yang bergerak di bidang penangkapan ikan di PPN Prigi.
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota KUB Bantul Purse
Seine I.
Sasaran :
Nelayan anggota KUB Bantul Purse Seine I yang memperoleh kapal 30 GT di
Tahun Anggaran 2011.
Manfaat :
Nelayan anggota KUB Bantul Purse Seine I memiliki kesiapan dalam
pengelolaan kapal.
Nelayan anggota KUB Bantul Purse Seine I dapat mengoperasikan kapal
dan menangkap ikan dengan kapal mini purse seine.
KUB Bantul Purse Seine memperoleh jaringan baru dengan pihak-pihak
yang bergerak di bidang penangkapan ikan di PPN Prigi
Hasil
Pelaksanaan kegiatan Pelatihan Teknis Pengoperasian Kapal dan Teknis
Penangkapan Ikan berjalan dengan lancar diikuti oleh 30 orang peserta
yang merupakan anggota KUB Bantul Purse Seine I.
Peserta sangat antusias dan semangat mengikuti pelatihan teori dan
praktek melaut yang diberikan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Instruktur menilai bahwa peserta pelatihan memiliki antusiasme dan
semangat yang tinggi untuk belajar mengoperasikan dan menangkap ikan
menggunakan purse seine. Kemampuan peserta juga dinilai oleh instruktur
sudah cukup mampu untuk mengoperasikan kapal purse seine.
Peserta puas dan senang dengan adanya pelatihan yang mereka
dapatkan.
Peserta memerlukan bantuan permodalan dan tenaga ahli/instruktur untuk
mendampingi mereka di awal pengoperasian kapal 30 GT yang mereka
peroleh di Tahun Anggaran 2011.
c. Operasional Langsir.
Kegiatan inidengan tujuan antara lain:
Meningkatkan produksi perikanan tangkap Kab. Bantul
Memberdayakan unsur masyarakat pesisir Kab. Bantul, dalam hal ini
nelayan dan pendorong PMT
Memberdayakan operasional kapal BIB yang sandar di PPP Sadeng
Sasaran
Produksi perikanan tangkap Kab. Bantul
Kualitas SDM nelayan dan operasional TPI di Kab. Bantul
Manfaat
Mendapatkan peningkatan produksi perikanan tangkap yang cukup
signifikan
Memperluas jaringan pemasaran hasil perikanan tangkap
Hasil dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
No. Langsir ke Hasil Langsir
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
- Jenis ikan Tonase (KG)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
Tuna; Tongkol
Tuna; Tongkol
Tuna; Tongkol
Tuna; Tongkol
Tuna; Tongkol
Tuna; Tongkol
Tuna; Tongkol
Tuna; Tongkol
Tuna; Tongkol
Tuna; Tongkol
Tuna; Tongkol; Cakalang
Tuna; Tongkol
Tuna; Tongkol; Cakalang
Tuna; Tongkol; Cakalang
Tuna; Tongkol; Lemadang;
Lauro
127
192
146
174
146
126
172
186
121
126
186
138
166
152
174
JUMLAH 2.332
2) Program Pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian
sumber daya kelautan dengan kegiatan Restocking di perairan umum
Tujuan Kegiatan Penebaran Ikan (restocking) adalah :
Menambah stock ikan di perairan umum agar dapat dipanen sebagai ikan
konsumsi guna pemenuhan gizi bagi masyarakat
Mengembalikan fungsi dan peran perairan umum sebagai ekosistem
akuatik yang seimbang.
Untuk meningkatkan populasi ikan di perairan umum dalam rangka
pengelolaan sumberdaya perikanan melalui pengendalian dan pemanfaatan
yang berpedoman pada kaidah-kaidah pelestarian sumberdaya hayati
perairan.
Untuk melestarikan keanekaragaman sumberdaya ikan di perairan umum.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat/nelayan di sekitar perairan
umum melalui peningkatan pendapatan yang merata dan kesempatan kerja
tambahan dari sektor perikanan.
Meningkatkan populasi dan keanekaragaman jenis ikan, penyediaan stok
ikan dan pelestarian sumberdaya ikan di perairan umum daratan sehingga
dapat memberikan kontribusi terhadap perekonomian masyarakat,
khususnya di wilayah Kabupaten Bantul
Sasaran utama kegiatan restocking dan pemasangan papan larangan adalah di
perairan umum yang terdapat di Kabupaten Bantul, meliputi sungai, embung air,
dan bendungan serta masayarakat sekitar daerah perairan
Kegiatan Restocking dan Bantuan Benih Ikan di Kabupaten Bantul
No Tanggal Kecamatan Jenis barang Jumlah Penerima
1. 12 Oktober 2011
Srandakan Benih ikan Nila 8.500 ekor Sumarji (Ketua Pokmaswas Sumber Ikan)
2. 12 April 2011
Dlingo Benih ikan Nila Benih ikan Nila
6.000 ekor 4.000 ekor
Sarjono (Ketua Pokmaswas Mina Sejahtera) Sugiyanto (Ketua Pokmaswas Sido Dadi)
3. 7 Desember 2011
Sanden Benih ikan Nila
10.000 ekor
Supenget ( Ket. Pokmaswas Pantai Pandan Sari )
4. 2011 Bambanglipuro
Benih ikan Tawes
10.000 ekor
Fx. Hasan ( Pokmaswas Mina Manunggal)
5. 4 April 2011
Jetis(bantuan benih ikan)
Benih Ikan Nila 500 ekor Haryanta
6. 3 Mei 2011
Bantul(Bantuan benih ikan)
Benih Ikan nila 1.000 ekor Dra. Hj. Siti Nurhayati, MM
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kegiatan restocking diharapkan dapat meningkatkan stok populasi ikan
diperairan umum dan meningkatkan kesadaran masayarakat untuk lebih peduli
terhadap kelestarian sumber daya ikan. Disamping itu kegiatan tersebut secara
tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar perairan
umum melalui peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja tambahan dari
sektor perikanan.
3. Jumlah Pokdakan (kelompok budidaya ) pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak
375 kelompok terealisir 577 kelompok, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 153,9% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indicator sasaran ini adalah seiring
berkembangnya usaha budidaya perikanan , maka makin banyak masyarat yang
tertarik untuk berusaha di bidang budidaya perikanan.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 2 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Pengembangan budidaya perikanan dengan
kegiatan antara lain:
a. Pelatihan tehnis budidaya ikan. Pelatihan ini dilaksanakan untuk melatih
keluarga miskin yang menerima bantuan wirausaha budidaya lele dari Gubernur
DIY. Pelatihan ini dilakasanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan dengan
materi :
Kebijaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan di Kabupaten Bantul
Program pengentasan kemiskinan melalui usaha perikanan budidaya
Pembinaan kelembagaan kelompok
Teknis budidaya lele
Manajemen budidaya lele
Pelatihan dilaksanakan mulai tanggal 1-29 September 2011, dengan tujuan
untuk mempersiapkan para calon pembudidaya dengan ilmu teknis dan
manajemen agar menjadi pembudidaya yang siap kompeten dan siap
bersaing.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
b. Operasional kegiatan program pengembangan usaha mina pedesaan (PUMP)
perikanan budidaya.
Pada tahun 2011 ini DKP menerima BLM melalui kegiatan Pengembangan
Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya ( PUMP – PB ) sebanyak Rp
800.000.000,- dan terserap 100% di bebepara kelompok penerima BLM. Untuk
pendampingan kegiatan tersebut, maka Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Bantul menyelenggarakan pelatihan Budidaya Lele bagi peserta
PUMP – PB Tahun 2011. Biaya penyelenggaraan kegiatan ini dari dana APBD
Perubahan Kabupaten Bantul melalui Dinas Kelautan dan Perikanan yang
merupakan dana pendampingan kegiatan PUMP - PB Tahun Anggaran 2011.
Tujuan Kegiatan
Kelompok masyarakat peserta PUMP - PB Paham kebijakan Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Bantul dan mengerti rencana strategis dan
aturan-aturan dalam mengikuti PUMP – PB 2011
Kelompok PUMP – PB dapat mengembangkan keterampilan budidaya lele
mulai dari penyediaan bibit yang baik, penyediaan pakan yang efektif,
pemeliharaan, antisipasi penyakit, pemanenan dan pemasaran sehingga
capaian kegiatan PUMP – PB untuk meningkatkan kesejahteraan anggota
kelompok dapat tercapai.
Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah kelompok peserta PUMP – PB dengan kegiatan
budidaya lele.
Pelaksanaan:
Waktu dan Tempat
Kegiatan dilaksanakan hari Senin – Selasa tanggal 3 – 4 dan 10 – 11
Oktober 2011 pukul 08.00 s.d 15.00 bertempat di lokasi Balai Benih Ikan (
BBI ) Barongan, Sumberagung, Jetis Bantul.
Peserta
Peserta terdiri dari kelompok peserta PUMP – PB pembudidaya lele
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
sejumlah 8 kelompok yaitu :
a. Kelompok Mino Kismo
b. Kelompok Mino Bahari
c. Kelompok Mina Jaya
d. Kelompok Mina Makmur
e. Kelompok Nila Segaran
f. Kelompok Mina Lestari
g. Kelompok Mina Makmur Baru
h. Kelompok Mina Mandir
Materi pelatihan :
Kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul Dalam
PUMP – PB , disampaikan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
Bapak Ir. Edy Machmud Hidayat.
Pengelolaan Program PUMP-PB, disampaikan oleh Kabid Budidaya
,Bapak Ir. Imam Subardiarsa, M.M.
Teknis Budidaya Lele disampaikan oleh Bapak Muh Zainun Ikhsan, SPi
dan Subandi
Pengelolaan Kesehatan Ikan disampaikan oleh Ibu MF. Susilartati, SPi,
MMA dan Yus warseno, SPi, MSc
Pemasaran Pasca Panen disampaikan oleh Bapak hadi Sukarjo.
Manfaat Kegiatan:
Kelompok pembudidaya lele peserta PUMP-PB memahami arah
kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul dalam
Program PUMP-PB.
Kelompok pembudidaya lele peserta PUMP-PB mengerti pengelolaan
program PUMP-PB sehingga dapat mengikuti ketentuan-ketentuan
dalam petunjuk pelaksanaan.
Kelompok pembudidaya lele peserta PUMP-PB dapat menambah
pengetahuan teknis budidaya lele secara intensif agar dapat
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
mengembangkan usahanya.
Kelompok pembudidaya lele peserta PUMP-PB mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan pengelolaan kesehatan ikan sehingga
dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.
Kelompok pembudidaya lele peserta PUMP-PB memperoleh gambaran
pemasaran pasca panen.
Kegiatan pelatihan budidaya lele yang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Bantul dilaksanakan dalam 4 angkatan dan dapat
dilaksanakan dengan baik Kegiatan ini di ikuti oleh kelompok sasaran yaitu
kelompok budidaya PUMP-PB . Peserta dapat memahapi kebijakan Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul dan menambah keterampilan
teknis budidaya lele sehingga dapat meningkatkan penghasilan pelaku
budidaya perikanan .
4. Produktifitas Gabah Kering (GKP) pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 75,00
Kw/ha terealisir 74,18 Kw/ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
98,90% dengan kategori sangat berhasil.
5. Produktifitas jagung (pipil kering) pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 53,19
Kw/ha terealisir 59,30 Kw/ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
111,49% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran pada pont 4 dan 5 di atas
karena cuaca tidak terlalu banyak hujan sehingga penyinaran baik, jaringan irigasi
semakin baik.
Indikator sasaran pada pont 4 dan 5 di atas dilaksanakan melalui 1 Program dan 2
Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Pertanian/perkebunan dengan kegiatan antara lain:
a. Penyusunan data base produksi pangan (Analisa data statistik). Kegiatan ini
bertujuan untuk mendapatkan data statistik pertanian yang akurat. Pendataan
dilakukan oleh Mantri tani di masing-masing kecamatan. Komoditas yang diambil
datanya adalah tanaman pangan holtikultura . kegiatan analisa data statistic
bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) . Blanko yang didisi sesuai
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
standart/peraturan dari BPS.
Urutan pelaksanaan analisa data statistic ini adalah:
Lising Ubanan.
Pemeriksaan hasil listing.
Pengambilan sampel rumah tangga.
Pengumpulan data ubinan.
Pemeriksaan hasil ubinan.
Entry data ubinan.
Hasil pendatan tersebut dolah setiap Subround (4 bulan). Setiap Subrround
dievaluasi hasilnya, serta dilakukan peramalan produksi untuk subround
selanjutnya. Hasil analisa data statistic selama 1 tahun yang telah disahkan oleh
Dinas Peranan dan Kehutanan dan BPS didokumenkan kedalam sebuah buku
statistic pertanian.
b. Monitoring , evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian (Pengawasan
distribusi pupuk dan pestisida). Kegiatan ini meliputi : koordinasi, evaluasi ,
pengawasan pupuk dan peptisida di Kabupaten Bantul selama tahunn 2011
dilaksanakan untuk membahas penyaluran pupuk bersubsidi serta
permasalahan yang ditemui di lapangan. Untuk pelaksanaan dilapangan
Dipertahut berkoordinasi dengan instansi terkait yaitu Dinas Perindagkop,
BKKPPP dan kepolisian. Adapun hasil koordinasi pengawasan pupuk dan
peptisida Kabupaten Bantul adalah menentukan lokasi-lokasi (kios, Gapoktan,
KUD, BPP) akan dimonitor.
Hasil monitoring pupuk peptisida pada tahun ini antara lain:
Harga sudah sesuai HET.
Pelaporan sudah sesuai dengan kondisi yang ada.
Kondisi pupuk yang ada bagus (kemasan tidak rusak).
Tidak terjadi kekurangan maupun kelangkaan pupuk.
Terdapat temuan bahwa ada pengecer menebus dulu kemudian menjual
eceran (dalam jumlah kecil).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kendala yang dihadapi pada kelompok adalah belum ada dana pada saat pupuk
sangat dibutuhkan. Sedangkan apabila yang menebus pengecer dahulu dana
tidak cukup. Urea tablet masih dibutuhkan petani, sedangkan bahan baku masih
menggunakan pupuk bersubsidi.
6. Produktifitas kedelai (wose). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 15 Kw/Ha
terealisir sebanyak 14,16 Kw/ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
94,90% dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran ini meskipun dengan kategori sangat berhasil namun juga ditemui
permasalahan yaitu kurangnya air . Upaya yang dilakukan adalah dengan perbaikan
saluran irigasi.
7. Produktifitas kacang tanah (wose). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 10,18
Kw/Ha terealisir sebanyak 10,83Kw/Ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 106,39% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena tahun ini cuaca
tidak terlalu banyak hujan sehingga penyinaran baik, jaringan irigasi semakin baik
8. Produktifitas bawang merah. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 20,15
Ton/Ha terealisir sebanyak 13,32 Ton/ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 131,23% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah Curah hujan yang
tidak terlalu tinggi mendukung untuk pertumbuhan bawang merah.
Indikator sasaran pada point 6, 7 dan 8 di atas dilaksanakan melalui 1 Program dan
3 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Pertanian/perkebunan dengan kegiatan antara lain:
a. Pengembangan perbenihan/perbibitan (Persiapan pelepasan bawang merah
crok kuning).
Kegiatan ini diprioritaskan untuk komoditas bawang merah. Realisasi kegiatan ini
adalah melaksanakan uji adaptasi tahun pertama di Dusun Samiran, Desa
Parangtritis, Kecamatan Kretek untuk 6 varietas bawang merah yaitu Crok
Kuning, Tiron, Bauji, Biru, Bima, dan Probolinggo. Pada tahun ini belum dapat
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dilaksanakan uji DNA karena dana yang tersedia hanya 2,4 juta padahal untuk
melaksanakan uji DNA diperlukan dana 12 juta. Sehinngga pada tahun 2012
dianggarkan dana yang lebih besar dan cukup untuk uji DNA.
b. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan produk
pertanian (Operasional kebun buah Mangunan).
Kawasan Kebun Buah Mangunan merupakan kawasan agropolitan, yang
mempunyai luas 23,34 ha terdiri dari tanah milik masyarakat dan kas desa.
Kabun Buah Mangunan memiliki 30 karyawan.
Tanggal 11 Januari 2010 Kebun Buah Mangunan diresmikan oleh Gubernur DIY
yang diwakilkan oleh Bapak Bupati Bantul. Kotoran ternak diproses untuk
dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang digunakan untuk memupuk tanaman
buah-buahan.
Sarana yang ada di Kebun Buah Mangunan adalah :
Kantor manajemen
Gedung pertemuan joglo.
Joglo show room buah / restoran.
Penginapan 3 buah.
Gedung pertemuan serbaguna.
Kolam renang dan pancing.
Kandang ternak, gudang pakan dan tempat pembuatan pupuk.
Green house
Sarana out bond
Gardu pandang di puncak bukit Sangu Pati, yang berada di puncak pass.
Fasilitas Kebun Buah Mangunan yang lengkap menjadikan pengunjung semakin
ramai. Beberapa even besar yang diadakan oleh suatu lembaga atau organisasi
pernah dilaksanakan di sana. Contohnya adalah pelepasan burung dari FPI
(Januari), Kunjungan Bupati Bantul (Juni), bermacam-macam kegiatan ksekolah
dan kemahasiswaan.
Permasalahan yang dihadapi :
Keterbatasan pengetahuan karyawan Kebun Buah Mangunan menegnai
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
pertanian dan peternakan, sehingga dibutuhkan study banding atau
pelatihan.
Kurangnya fasilitas kamar mandi dan rambu-rambu pengunjung
Kurangnya stok pupuk dan jalur irigasi
Jalan ke gardu pandang perlu perbaikan
c. DAK pertanian/Peningkatan sarana dan prasarana pertanian, peternakan untuk
mendukung ketahanan pangan.
Dana DAK bidang pertanian digunakan untuk meningkatkan sarana prasarana di
Kabupaten Bantul melalui bantuan sosial yaitu :
Pembuatan jalan produksi di 5 Kelompok Tani di Kecamatan Bambanglipuro,
Dlingo, dan Pajangan. Total volume 660 m, akan tetapi di lapangan lebih dari
660 m karena terdapat tambahan dari swadaya masyarakat sendiri.
Pembuatan jalan usaha tani di 6 kelompok tani di Kecamatan Pajangan,
Sedayu, Dlingo, Bantul, Bambanglipuro, dan Srandakan. Total volume 880
m, akan tetapi di lapangan lebih dari 880 m karena terdapat tambahan dari
swadaya masyarakat sendiri.
Pengembangan Jaringan Irigasi Desa (JIDES) dan Jaringan Irigasi Tingkat
Usaha Tani (JITUT) sebanyak 18 jaringan di 18 kelompok tani. Total volume
800 m3, akan tetapi di lapangan lebih dari 800 m3 karena terdapat tambahan
dari swadaya masyarakat sendiri.
Pembuatan irigasi air tanah masing-masing 1 unit di 5 kelompok tani di Desa
Temuwuh, Dlingo; Desa Wukirsari, Imogiri; Desa Seloharjo, Pundong; dan
Sitimulyo, Piyungan.
Pembuatan embung masing-masing 1 unit di dua kelompok tani di Desa
Mangunan, Dlingo dan Bangunjiwo, Kasihan.
Pembuatan unit pengolahan pupuk organik sebanyak enam unit di Desa
Triwidadi, Pajangan; Desa Sidomulyo dan Mulyodadi, Bambanglipuro; Desa
Poncosari, Srandakan; Desa Patalan, Jetis; serta Desa Gadingharjo,
Sanden.
Optimasi lahan pertanian masing-masing 1 unit di 5 kelompok tani meliputi
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kelompok Lembah Subur, Kwaru, Poncosari, Srandakan; Kelompok
Mranggen, Mranggen, Tamantirto, Kasihan; Kelompok Kalipakel, Donotirto,
Kretek; Kelompok Sido Rukun, Nawungan II, Selopamioro, Imogiri; dan
kelompok Soropaten, Soropaten, Ringinharjo, Bantul.
Masalah yang dihadapi pada kegiatan ini adalah pencairan anggaran mengalami
keterlambatan sehingga waktu pelaksanaan terbentur musim hujan yang
menghambat pembangunan. Sehingga diusahakan tahun depan pencairan tidak
terlambat lagi.
9. Produktifitas cabe merah. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 8,04 Kw/ha
terealisir 6,10Kw/ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 75,87%
dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran ini meskipun berhasil tetapi tidak mencapai target. Faktor
penghambat sehingga tidak tercapai 100% dikarenakan panen tidak panjang rata-
rata hanya 5 kali karena petani ingin segera ganti tanaman.
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan dengan
kegiatan Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggul daerah
(Pameran Bantul Expo, Bantul Agro Expo). Kegiatan ini dengan terlaksananya
kegiatan pameran Bantul Expo selama 7 hari, pada tanggal 15-21 Juli 2011, dan
Bantul Agro Expo selama 3 hari, tanggal 21-23 Desember 2011 Pameran dapat
berfungsi untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas produk-produk hasil
pertanian serta perkembangan agribisnis di Bantul. Selain itu juga sebagai media
promosi bagi usaha-usaha agribisnis. Kendala yang dihadapi saat Bantul Expo
hádala posisi stand dipertahut yang berada jauh di belakang sehingga seringkali
tidak terjangkau pengunjung. Tahun depan diharapkan bisa mendaftar lebih awal
agar dapat memilih posisi stand yang strategis. Sedangkan kendala yang dihadapi
saat Bantul Agro Expo adalah lokasi yang jauh dari keramaian, tidak strategis,
partisipasi kelompok tani dan gabungan kelompok tani masih belum maksimal dan
kurangnya informasi di bidang pertanian dan peternakan. Solusinya untuk tahun
depan adalah pemilihan lokasi yang strategis, koordinasi antara kelompok tani dan
panitia, serta partisipasi bidang lain di Dipertahut. Sehingga diharapkan tujuan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dilakukannya pameran dapat tercapai.
10. Produksi pisang. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 25,00 Kg/Pohon
terealisir 17,00 Kg/pohon, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 68,00%
dengan kategori cukup berhasil.
Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan produktifitas masih
didominasi jenis pisang uter.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program 1 Kegiatan. Program tersebut
yaitu Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan dengan
kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat
guna (Operasional petroganik). Kegiatan ini dapat dijelaskan sebagai berikut bahwa
pada tahun anggaran 2011 Pemda telah menyediakan dana untuk operasional
pabrik Petroganik Karanganyar, Sanden sebesar Rp 109.000.000 yang alokasinya
untuk pembayaran gaji karyawan, makan minum karyawan, pembayaran listrik,
yang hanya cukup untuk 6 bulan, honor pelaksana dan ATK. Sedangkan untuk
pembelian bahan belum tersedia. Pada perjalanannya melalui dana APBD
Perubahan telah dialokasikan dana operasional petroganik sebesar Rp
249.000.000,-. Dana tersebut telah dipergunakan untuk operasional untuk
operasional petroganik untuk pembelian bahan (kotoran sapi, kotoran ayam, mixtro,
kapur, dll), juga untuk pembayaran listrik dan pemeliharaan alat.
Dari dana tersebut, semula ditargetkan dapat produksi sebesar 113 ton (organic
granule), tetapi dari bahan-bahan yang tersedia hanya dapat menghasilkan 75%
dari total bahan sehingga hanya berkisar 86 ton pupuk petroganik. Kegiatan
operasional petroganik ini tidak telepas dari aturan yang dikeluarkan oleh PT
Petrokimia Gresik sebagai BUMN yang ditunjuk untuk memproduksi dan
memasarkan pupuk Petroganik dan PT Sucofindo selaku penguji mutu hasil
(Laboratorium mutu), bahwa untuk melakukan pengujian mutu hasil sekurang-
kurangnya pihak mitra(pabrik Petroganik) harus memproduksi sebanyak 300 ton.
Padahal selama ini dana APBD kabupaten yang disediakan untuk operasional
petroganik hanya mampu untuk memproduksi 86 ton. Sehingga jika setiap tahun
hanya disediakan dana RP 246.000.000,- maka untuk dapat melakukan uji lab mutu
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
produk diperlukan waktu 3,5 tahun. Dengan kata lain, operasional petroganik
memerlukan dana Rp 600.000.000 setiap tahun apabila ingin mencapai produksi
300 ton per tahun.
11. Produksi jamur tiram. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 12, 00 Kg/m2
terealisir 3,05 Kg/m2, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 25,42%
dengan kategori tidak berhasil.
Faktor yang menyebabkan ketidak berhasilan indikator sasaran ini adalah Cuaca
tahun 2011 termasuk kering sehingga kurang bagus untuk pertumbuhan jamur
produktivitasnya menurun.
Upaya yang dilakukan adalah frekuensi penyiraman ditingkatkan
12. Produktifitas tebu (hablor gula). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 49,88
Kw/ha terealisir 47,13 Kw/ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
94,49% dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan Cuaca termasuk kering
sehingga kadar air tebu menurun/randemen rendah. Upaya yang dilakukan adalah
pengaturan irigasi .
Indikator sasasaran pada point 9,10,11 dan 12 di atas dilaksanakan melalui 1
Program dan 2 kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Penerapan
Teknologi Pertanian/ Perkebunan dengan kegiatan antara lain:
a. Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna
(Operasional petroganik). Kegiatan ini dapat dijelaskan sebagai berikut bahwa
pada tahun anggaran 2011 Pemda telah menyediakan dana untuk operasional
pabrik Petroganik Karanganyar, Sanden sebesar Rp 109.000.000 yang
alokasinya untuk pembayaran gaji karyawan, makan minum karyawan,
pembayaran listrik, yang hanya cukup untuk 6 bulan, honor pelaksana dan ATK.
Sedangkan untuk pembelian bahan belum tersedia. Pada perjalanannya melalui
dana APBD Perubahan telah dialokasikan dana operasional petroganik sebesar
Rp 249.000.000,-. Dana tersebut telah dipergunakan untuk operasional untuk
operasional petroganik untuk pembelian bahan (kotoran sapi, kotoran ayam,
mixtro, kapur, dll), juga untuk pembayaran listrik dan pemeliharaan alat.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Dari dana tersebut, semula ditargetkan dapat produksi sebesar 113 ton (organic
granule), tetapi dari bahan-bahan yang tersedia hanya dapat menghasilkan 75%
dari total bahan sehingga hanya berkisar 86 ton pupuk petroganik. Kegiatan
operasional petroganik ini tidak telepas dari aturan yang dikeluarkan oleh PT
Petrokimia Gresik sebagai BUMN yang ditunjuk untuk memproduksi dan
memasarkan pupuk Petroganik dan PT Sucofindo selaku penguji mutu hasil
(Laboratorium mutu), bahwa untuk melakukan pengujian mutu hasil sekurang-
kurangnya pihak mitra(pabrik Petroganik) harus memproduksi sebanyak 300 ton.
Padahal selama ini dana APBD kabupaten yang disediakan untuk operasional
petroganik hanya mampu untuk memproduksi 86 ton. Sehingga jika setiap tahun
hanya disediakan dana RP 246.000.000,- maka untuk dapat melakukan uji lab
mutu produk diperlukan waktu 3,5 tahun. Dengan kata lain, operasional
petroganik memerlukan dana Rp 600.000.000 setiap tahun apabila ingin
mencapai produksi 300 ton per tahun.
b. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi
pertanian/perkebunan tepat guna.
Kegiatan ini meliputi antara lain:
Pemeliharaan Stasiun Agribisnis. Sub terminal agribisnis di Srigading Sanden
telah dimanfaatkan/dioperasionalkan dengan adanya pasar lelang. Kegiatan
ini berlangsung setiap ada panenan yang khususnya tanaman hortikultura
seperti panen bawang merah dan cabe merah dengan pelaksanaan setiap 3
hari sekali.
Kendala yang dihadapai pada kegiatan ini antara lain:
1. Bangunan stasiun agribisnis mengalami kerusakan yang sangat parah
dikarenakan bangunan tersebut tidak sesuai dengan lingkungan yang ada
yaitu terbuat dari besi baja padahal lokasi tersebut di wilayah pantai
selatan (pinggir pantai). Terjadi pengeroposan pada rangka, atap dari
asbes yang sudah banyak bocor.
2. Produk pertanian yang dilelang terkena air hujan dan kurangnya tembok.
Upaya Pemecahan masalah tersebut Upaya pemecahan masalah:
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
a. Perlunya rehab bangunan tersebut baik dari peerintah daerah
ataupun pusat
b. Perlunya bangunan gudang di sekitar STA untuk menyimpan hasil
panen sebelum diangkut/dipasarkan.
Pemeliharaan Silo jagung
Bangunan silo jagung di Bongsen, Guwosari, Pajangan, Bantul, karena
silo jagung mengalami kebakaran maka mesin yang ada di silo jagung
tersebut mengalami kerusakan. Dilakukan inventarisasi mesin/alat yang
terbakar. Akibat dari kebakaran tersebut, mesin tidak dapat
dioperasionalkan sehingga perlu perbaikan mesin dengan pengajuan
anggaran perbaikan.
Pemeliharaan Peralatan Mesin Pengolahan Pertanian
Pemeliharaan Rice Milling unit sebanyak 3 lokasi yaitu di Gapoktan Mitra
Usaha Tani Gedongan Wijirejo Pandak, Gapoktan Sumber Agung Jetis,
Gapoktan Pendowoharjo. Serta perbaikan mesin pembuatan emping jagung
di Beji Kulon, Sendangsari, Pajangan. Pemeliharaan mesin penepung di
Blabak, Triwidadi, Pajangan.
Permasalahan dan solusi : Anggaran yang disediakan oleh pemda belum
mencukupi untuk pemeliharaan alat dan mesin pengolah hasil pertanian yang
ada di Kab. Bantul. Sehingga perlu adanya tambahan dana untuk kegiatan
tersebut.
13. Produktifitas kelapa (kopra). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 19,50 Kw/ha
terealisir 15,78 Kw/ha , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 80,92%
dengan kategori berhasil.
Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan kondisi cuaca kering.
Upaya yang dilakukan adalah dengan pengaturan irigasi.
14. Produktifitas tembakau (rajang kering). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak
6,26 Kw/ha terealisir 6,97 Kw/ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
111,34% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah cuaca
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
mendukung bagi pertumbuhan tanaman tembakau.
15. Produktifitas jambu mete (glondong mete). Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 3,30 Kw/ha terealisir 0,26 Kw/ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 7,88% dengan kategori tidak berhasil.
Hambatan yang ditemui pada indikator sasaran ini pada point 15 ini sehingga tidak
tercapai 100% dikarenakan saat berbunga terkena hujan sehingga tidak terbentuk
buah.
Indikator sasaran pada point 13,14 dan 15 di atas dilaksanakan melalui 1 Program
dan 7 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Produksi Pertanian/
Perkebunan dengan kegiatan antara lain:
a. Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan (Pendampingan
peningkatan produksi tanaman pangan) Pengembangan tanaman pangan
difokuskan kepada aspek ketersediaan pangan, dimana operasional program
pembangunan tanaman pangan pada dasarnya merupakan rangkaian upaya
untuk memfasilitasi tumbuh kembangnya usaha-usaha bidang tanaman pangan
yang mampu menghasilkan produk yang memiliki daya saing dan nilai tambah.
Kegiatan pendampingan tanaman pangan ini digunakan untuk :
1. Apresiasi Pengembangan Tanaman Pangan yang telah dilaksanakan tanggal
21 April 2011 di Balai Desa Pendowoharjo, Sewon, dan diikuti oleh 50
peserta (Mantri Tani, PPL, THL, dan perwakilan petani)
2. SL-PHT berkelanjutan sebanyak 1 unitdi Kelp. Tani Mrisi, Tirtonirmolo,
Kasihan. Pelaksanaan tanggal 3 Mei – 28 Juli 2011 sebanyak 14 kali
pertemuan.
3. Gerakan Pengendali OPT Padi sebanyak 15 unit, Jagung 4 unit, kedelai 4
unit, kacang tanah 3 unit.
4. Sosialisasi dan rapat koordinasi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
tersebut dilaksanakan di Kab. Bantul.
Permasalahan yang dihadapi untuk kegiatan SL PHT berkelanjutan adalah tidak
ada dana untuk honor instruktur dan marge peserta SL tidak tersedia.
Sedangkan pada gerakan pengendalian OPT dirasa masih sangat sedikit
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
terutama untuk komoditas padi mengingat saat ini terjadi perubahan iklim yang
sangat ekstrim sehingga diperlukan langkah-langkah antisipasi untuk
pengamanan produksi padi.
b. Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan.
Kegiatan ini antara lain :
Rapat koordinasi tentang perencanaan kegiatan pembibitan
Pembelian bahan non kimia/organik, pupuk dan sebagainya
Pembelian alat-alat perlengkapan untuk pembibitan tembakau
Modal pengadaan alat pemeliharaan tanaman pertanian berupa hand
sprayer
c. Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan
Dana dari kegiatan ini digunakan untuk pengadaan bibit tanaman tomat, cabai,
terong, pare, sawi, serta bibit sayuran lain. Bibit-bibit tersebut ditanam dalam
polybag untuk memanfaatkan pekarangan-pekarangan rumah masyarakat.
Lahan-lahan pertanian serta halaman rumah warga Bantul semakin lama
semakin berkurang karena banyak didirikan bangunan-bangunan. Oleh karena
itu perlu dilakukan inovasi agar tetap dapat melakukan budidaya sayuran
maupun tanaman lainnya meskipun lahannya mulai sempit, yaitu dengan
menanam tanaman dalam polybag. Pada tahun 2011 ini bantuan bibit tanaman
dalam polybag diberikan kepada Dusun Ngijo dan Dusun Onggopatran, Desa
Srimulyo, Kecamatan Piyungan. Tantangan dalam pelaksanaan kegiatan ini
adalah pemeliharaan /perawatan sayuran dalam polybag lebih intensif harus
menyiram setiap hari padahal banyak petani yang tidak bisa melakukan ini
secara kontinyu karena dianggap hanya pekerjaan sampingan.
d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan intensifikasi tembakau. Kegiatan ini antara
lain:
Rapat koordinasi rencana dan evaluasi pelaksanaan monev intensifikasi
tembakau
Kunjungan ke lokasi tanaman tembakau untuk mengadakan monev
perkembangan dari kegiatan intensifikasi tembakau.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
e. Pembuatan pemurnian benih tembakau rakyat
Tujuan kegiatan ini adalah tercapainya benih tembakau murni (memproduksi
benih tembakau rakyat varietas Kedu Sili/Siluk yang unggul dan bermutu).
Realisasi dari kegiatan ini antara lain:
Koordinasi petugas Dipertahut Bantul BSPMBPTKP Prov. DIY dan Balitas
Malang.
Pertemuan petani/kelompok kegiatan pemurnian benih tembakau rakyat
varietas Kedu Sili.
Pelaksanaan pembibitan benih yang dihasilkan pada kegiatan pemurnian
tahun sebelumnya.
Pemeliharaan tanaman mulai dari tanam hingga panen.
Pengerodongan bunga tembakau yang terpilih.
Pencatatan tinggi tanaman, jumlah daun, lebar dan panjang daun sebanyak
5 sampel x 6 blok x 4 ulangan.
Panen petik daun basah, prosesing daun rajang kering.
Didapat Data produksi tembakau daun basah dan rajang kering
Prosesing benih tembakau
Uji laboratorium benih tembakau (kemurnian, daya kecambah, dan kadar air)
Uji laboratorium kadar nikotin daun tembakau rajang kering.
f. Pengembangan agribisnis tembakau
Kegiatan ini bertujuan agar terlaksananya serangkaian sistem agribisnis
tembakau yang melalui proses budidaya, produksi, panen, pasca panen,
pengolahan dan pemasaran. Selain itu juga untuk meningkatkan standarisasi
kualitas bahan baku, penanganan panen dan pasca panen, penguatan
kelembagaan kelompok dan asosiasi petani tembakau sehingga meningkatkan
nilai tambah produk fan meningkatkan pendapatan petani tembakau. Realisasi
kegiatan ini:
Koordinasi petugas perkebunan Dipertahut Bantul, Asosiasi Petani
Tembakau Indonesia (APTI Bantul), KUB tembakau virginia dan pihak mitra
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
PT. Sadhana Arif Nusa.
Pertemuan petani/kel. Tani kegiatan pengembanhan agribisnis tembakau
rakyat/virginia
Fasilitasi sarana alat-alat pembibitan tanaman tembakau pada 10 kelompk
Studi banding dalam rangka adopsi teknologi pertmebakauan di Dishutbun
Kab. Blitar, Jawa Timur tanggal 21 sd 23 September 2011 sejumlah 30 orang
Perjalanan dinas keluar daerah dalam rangka Pekan Nasional ke
Tenggarong seberang, Kutai, Kartanegara, Kaltim tgl 20 sd 24 Juni dan
Evaluasi Pelaksanaan Tanaman Semusim dari Direktorat Jendral Tan
aman Semusim di Bandung tgl 21 sd 22 Nov 2011
Dukungan sistem penunjang berupa alat angkutan darat bermotor Station
Wagon sebagai sarana operasional dalam rangka pembinaan Standarisasi
Kualitas Bahan Baku, Penanganan Panen dan Pasca Panen, Penguatan
kelembagaan kelompok dan asosiasi petani tembakau 1 unit.
Beberapa masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah
gudang tembakau di Selopamioro Imogiri belum memiliki alat pendukung
pergudangan yang memadai, sehingga gudang belum dapat
dioperasionalkan untuk penyimpanan tembakau. Budidaya tembakau
dilaksanakan pada musim kemarau, sehingga lahan marjinal tembakau
rentang akan kekurangan/ketersediaan air. Hal ini dapat diatasi dengan
adanya dukungan sarana pengelolaan lahan air berupa embung, dam parit,
irigasi air tanah dangkal/dalam dan pompa air.
g. Pelatihan teknis petani tembakau
Pelatihan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan petani
tembakau sesuai standar teknis budidaya tembakau. Pelatihan-pelatihan yang
diadakan oleh Dipertahut pada tahun 2012 ini adalah sebagai berikut:
Pelatihan tembakau rakyat sebanyak 30 orang di Kalidadap II Selopamioro
Imogiri tanggal 23-25 Mei 2011
Pelatihan tembakau rakyat sebanyak 30 orang di Lanteng II, Selopamioro,
Imogiri tanggal 25-27 Mei 2011
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pelatihan tembakau virginia sebanyak 30 orang di Bekang, Mulyodadi,
Bambanglipuro tanggal 25-27 Juli 2011
Pelatihan tembakau virginia sebanyak 30 orang di Mutihan, Wirokerten,
Banguntapan tanggal 27-29 Juli 2011
16. Produktifitas daging (kambing, sapi, domba dan unggas). Pada tahun 2011
mentargetkan sebanyak 10.655.498 Kg terealisir 11.231.147 Kg, maka nilai capaian
indikator sasaran ini sebesar 105,40% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya alokasi
dana dan minat masyarakat terhadap usaha ternak kambing, sapi , domba dan
unggas.
17. Produktifitas telur (ayam dan itik). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak
5.865.111 Kg terealisir 5.902.742 Kg, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 100,64% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya alokasi
dana dan minat masyarakat untuk usaha ternak ayam dan itik.
18. Produksi susu (sapi perah dan kambing PE). Pada tahun 2011 mentargetkan
sebesar 250.000 liter terealisir 262.705 liter, maka nilai capaian sebesar 105,08%
dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya alokasi
dana dan minat masyarakat untuk usaha ternak sapi perah dan kambing PE.
19. Populasi sapi potong . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 54.281 ekor
terealisir 59.789 ekor, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar dengan
110,15% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya alokasi
dana dan minat masyarakat untuk usaha ternak sapi potong.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 4 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program pencegahan dan penanggulangan penyakit dengan kegiatan
antara lain:
Pendataan masalah peternakan. Target kegiatan ini adalah koordinasi data
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
statistik masalah peternakan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendata masalah-
masalah peternakan, sehingga dapat digunakan sebagai dasar upaya
penanggulangan maupun pencegahan terhadap masalah tersebut. Kendala
yang muncul pada kegiatan ini adalah belum adanya petugas khusus untuk
menangani data di tingkat kecamatan. Masalah ini ditanggulangi dengan
mengoptimalkan peran mantri tani di kecamatan
Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak, Kegiatan
yang dilaksanakan meliputi :
Pemeriksaan specimen di BBV
Pemeriksaan specimen di Laboratorium C Keswan
Sosialisasi penyakit hewan
Pengadaan bahan kimia Laboratorium Kesmavet sebanyak 1 paket
Pengadaan desinfektan sebanyak 50 liter
Pengadaan cetak leaflet penyakit hewan menular sebanyak 1.000 lembar
Fasilitasi Unit Pelaksana Tehnis (UPT) rumah pemotongan hewan dan
Poskeswan. Capaian fisik mencapai 100% kecuali untuk unit penetasan
(46,60%) dikarenakan daya tetas telur yang relatif rendah. Dana yang tersedia
juga digunakan untuk belanja obat-obatan untuk 9 puskeswan di Kabupaten
Bantul yaitu Sanden, Pandak, Pundong, , Jetis, Pleret, Sewon, Dlingo, Piyungan,
dan Kasihan. Belanja peralatan untuk unit penetasan sebanyak 1 paket.
Koordinasi kesehatan hewan, pengawasan pemotongan hewan dan
terbanyarnya honor PHL RPH selama 12 bulan. Kendala yang dihadapi adalah
jumlah obat dan anggaran yang kurang memadai, ditangani dengan
mengotimalkan peran dokter hewan dan praktisi serta peralatan yang ada.
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi :
Operasional RPH, RPU, Poskeswan, dan unit penetasan ayam buras
Pengadaan bahan obat-obatan untuk Poskeswan sebanyak 9 paket
Pengadaan bahan kimia untuk penetasan ayam buras sebanyak 12 paket
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pengadaaan alat-alat/perlengkapan dan pemeliharaan mesin penetasan
ayam buras
20. Populasi sapi perah. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 165 ekor terealisir
192 ekor, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
21. Populasi kambing. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 57.668 ekor terealisir
60.671 ekor, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 105,21% dengan
kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya alokasi
dana dan minat masyarakat.
22. Populasi Domba. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 30.840 ekor terealisir
38.110 ekor, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 123,54% dengan
kategori sangat berhasil .
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya alokasi
dana dan minat masyarakat.
23. Populasi Ayam buras. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 561.939 ekor
terealisir 595.685 ekor, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 106,01%
dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya alokasi
dana dan minat masyarakat.
24. Populasi ayam ras petelur. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 651.994 ekor
terealisir sebanyak 624.482 ekor, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
95,78% dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran tidak mencapai target 100% dikarenakan peternak menurun,
menimbulkan pencemaran lingkungan, tidak ada dana/tidak ada kegiatan khusus
ayam ras petelur.
Upaya yang dilakukan adalah menghubungkan dengan Bank untuk pinjaman bunga
rendah.
25. Populasi ayam ras pedaging. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 724.956
ekor terealisir 811.947 ekor , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
112,00% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya alokasi
dana dan minat masyarakat.
26. Populasi itik . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 184.603 ekor 164.810 ekor,
maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 89,28% dengan kategori sangat
berhasil.
Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan Peternak membutuhkan
modal yang relatif besar sebelum masa itik bertelur.
Indikator sasaran ini pada point 21 sampai dengan point 26 dilaksanakan melalui 1
Program 3 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Produksi Hasil
Peternakan dengan kegiatan antara lain:
a. Penelitian dan pengolahan gizi pakan ternak (pengawasan mutu pakan ternak.
Kegiatan ini meliputi pengawasan mutu pakan ternak dan pengembangan
produksi pakan ternak dengan cara uji laboratorium sampel pakan ternak.
Tujuannya untuk memperoleh pakan ternak yang bermutu.
b. Bimbingan dan pemberdayaan kelompok, (lomba kelompok) ternak, inseminator,
dokter hewan).
Kegiatan ini antara lain:
Lomba kelompok ternak sapi dan kelompok ternak kambing
Lomba petugas inseminator dan dokter hewan
Bimbingan teknis pemberdayaan KK miskin sebanyak 32 kelompok ternak
ayam dan kambing
c. Peningkatan mutu genetik sapi.
Kegiatan ini antara lain:
Pengadaan semen beku sapi sebanyak 1000 straw.
Pengadaan insemination gun
Pengadaan speculum
Pengadaan semen beku sapi sebanyak 1000 straw belum dapat mencukupi
untuk seluruh kebutuhan di Kab. Bantul.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 30
Terkendalinya Laju Alih Fungsi Lahan Pertanian
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
30. Terkendalinya Laju
Alih Fungsi Lahan
Pertanian
1. Konversi lahan 0,4% 0,4% 100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5 ) /1 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 30 = 92,5
Pada sasaran 30 ( tiga puluh ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai
rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 30 (tiga puluh )
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konversi lahan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 0,4% terealisir 0,4%, maka
nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah
adanya kesadaran dari masyarakat dan adanya peraturan – peraturan
yang mendukung indikator tersebut.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan
kegiatan Pembinaan, pengendalian gerakan rehabilitasi hutan dan lahan
(DAK Bidang Kehutanan). Kegiatan ini meliputi :
1) Pembuatan hutan rakyat di 11 kelompok tani yang terdiri dari :
a. Kelompok Tani Makmur, Grogol VIII, Parangtritis, Kretek (25 Ha)
b. Kelompok Tani Mulyo, Jalakan, Ciren, Triharjo, Pandak (20 Ha)
c. Kelompok Ngudi Lestari, Kaliberot, Argomulyo, Sedayu (20 Ha)
d. Kelompok Ngudi Rejo, Banyusurip, Girirejo, Imogiri (15 Ha)
e. Kelompok Sedyo Makmur, Kajor Kulon, Selopamioro, Imogiri (15 Ha)
f. Kelompok Kitri Dadi, Geger Kuning, Seloharjo, Pundong (15 Ha)
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
g. Kelompok Ngudi Luwih, Cengkehan, Wukirsari, Imogiri (25 Ha)
h. Kelompok Sido Kumpul, Lanteng I, Selomaioro, Imogiri (15 Ha)
i. Kelompok Tani Manunggal, Duwet Gentong, Srimulyo, Piyungan (25 Ha)
j. Kelompok Brewu, Krebet, Guwosari, Pajangan (15 Ha)
k. Kelompok Suka Makmur, Bongsing, Guwosari, Pajangan (15 Ha)
2) Pembuatan Gully plug yang terdiri dari :
a. Kelompok Rukun Sentosa, Kedungrejo, Wonolelo, Pleret (1 unit)
b. Kelompok Tepat Rejo, Jetis, Selopamioro, Imogiri (1 unit)
c. Kelompok Sumber Waras, Soka, Seloharjo, Pundong (2 unit)
d. Kelompok Tani Maju, Mojosari, Srimartani, Piyungan (1 unit)
3) Pembuatan sumur resapan
a. Kelompok Ngudi Makmur, Umbulsari, Srimartani, Piyungan (5 unit)
b. Kelompok Rukun Manunggal, Nogosari II, Wukirsari, Imogiri (6 Unit)
c. Kelompok Tani Murwat, Jolosutro, Srimulyo, Piyungan (5 unit)
4). Pengkayaan hutan pantai yaitu Kelompok Lestari, Poncosari, Srandakan (5 Ha)
5). Pembuatan hutan pantai yang terdiri dari :
a. Kelompok Empat Lima, Depok, Parangtritis, Kretek (15 Ha)
b. Kelompok Ngalangsari, Grogol IX, Parangtritis, Kretek (10 Ha)
c. Kelompok Eka Lestari, Cangkring, Poncosari, Srandakan (10 Ha)
d. Kelompok Pemuda-Pemudi Baros, Baros, Tirtoharjo, Kretek (5 Ha)
6). Pembuatan embung air
a. Kelompok Tani Maju, Semuten, Jatimulyo, Dlingo (1 unit)
b. b.Kelompok Akur, Kayuberit, Terong II, Terong, Dlingo (1 Unit)
Kendala yang dihadapi Pengetahuan SDM kelompok tani tentang administrasi dan
pelaporan kegiatan serta teknis kegiatan masih kurang. Sehingga diperlukan
pendampingan dan pelatihan petani.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 31
Meningkatnya program usaha tani dan aktifitas kelembagaan petani dan
penyuluh
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
31. Meningkatnya
program usaha tani
dan aktifitas
kelembagaan petani
dan penyuluh
1. Peningkatan aktifitas
kelembagaan petani
16 klpk 16 klpk 100 Sangat
Berhasil
2. Peningkatan kualitas
penyuluh
73
Orang
73 Orang 100 Sangat
Berhasil
3 Peningkatan kapasitas
SDM P3A dalam
pengelolaan irigasi
292
Klpk
8
Kelpompo
k
2,74 Tidak
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 2 x 92,5 ) / 3 = 61,66 Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil) = ( 1 x 27,5 ) /3 = 9,16
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 31 = 70,82
Pada sasaran 31 ( tiga puluh satu ) terdiri dari 3 (tiga) indikator sasaran dengan nilai
rata-rata capaian sasaran sebesar 70,82 dengan kategori berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 31 (tiga puluh
satu) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Peningkatan aktifitas kelembagaan petani. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 16 kelompok terealisir sebanyak 16 kelompok, maka nilai capaian
indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan ini antara lain:
Adanya pembinaan , penyuluhan serta SDM yang baik.
Terjalinnya komunikasi dan koordinasi diantara panitia PEDA
Dukungan dari Pemerintah , KTNA Kabupaten Bantul dan masyarakat.
Adanya pembinaan pendampingan oleh penyuluh .
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 Program dan 3 Kegiatan antara lain:
1) Program Peningkatan kesejahteraan petani dengan kegiatan antara lain:
a. Pembinaan pengembangan kelembagaan petani.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk Pembinaan Pengembangan Kelembagaan
Petani penyuluh sertameningkatkan kesejahteraan petani. Bentuk kegiatan
Peningkatan kemampuan Rapat Koordinasi dalam rangka
pembinaanpeningkatan kelembagaan petani dan pembinaan pelaksanaan
lomba penyuluh dan kelompok, tersusunnya registrasi kelompok tani
sebanyak 803 kelompok yang telah di SK Ka BKP3, menyewa tempatdalam
rangka untuk memasarkan olahanpangan lokal yang terletak di Bejen Bantul
dan pengadaan lemari etalase yang digunakan untuk menempatkan contoh
hasil olahan kelompok untuk dipromosikan
b. PEDA
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai ajang bagi petani dan nelayan untuk
pengembangan diri, tukar menukar informasi, apresiasi dan ajang promosi
hasil produksi pertanian, perikanan dan kehutanan. Kegiatan ini berupa Asah
Terampil dan Unjuk Tangkas, Lomba Olahan Pangan, Seminar, Temu
Wicara dengan Gubernur, Sarasehan Petani dan Pameran Produk Olahan.
2) Program Peningkatan produksi pertanian/perkebunan dengan kegiatan
pendampingan Feati. Kegiatan ini merupakan kegiatan pendampingan FEATI
APBN. Upaya terus menerus yang dilakukan pemerintah utnuk meningkatkan
kesehjahteraan dan pendapatan petani dan keluarganya, antara lain dengan
memperkuat kegiatan penyuluhan pertanian yaitu kegiatan pendidikan dan
formal.
2. Peningkatan kualitas penyuluh. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 73 orang
terealisir 73 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan
kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan ini antara lain :
Terjalinnya kerjasama dan komunikasi diantara penyuluh.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Peran aktif dari penyuluh.
Ketersediaan data-data pendukung.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan Program .
Program tersebut yaitu Program Peningkatan kesejahteraan petani dengan
kegiatan Penyusunan Program Penyuluhan.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan Penyusunan
Program Penyuluhan Pertanian. Program penyuluhan disusun untuk memberikan
arah, pedoman, dan alat pengendali pencapaian tujuan penyelenggaraan
penyuluhan. Bentuk Kegiatan Penyusunan Program Penyuluhan pertanian yaitu
melaksanakan rapat koordinasi, melaksanakan rembug tani sebagai bahan pra
Penyusunan Programa Kecamatan, rapat atau pertemuan penyusunan Programa
Penyuluhan Tingkat Kecamatan, rapat/ pertemuan Programa Penyuluhan tingkat
Kabupaten.
3. Peningkatan kapasitas SDM P3A dalam pengelolaan irigasi. Pada tahun 2011
mentargetkan sebanyak 292 kelompok terelisir sebanyak 8 kelompok, maka nilai
capaian indikator sasaran ini sebesar 2,74 dengan kategori tidak berhasil.
Faktor yang menyebabkan ketidakberhasilan indikator sasaran ini adalah alokasi
dana yang ada hanya untuk 8 kelompok P3A.
Upaya pemecahan terhadap permasalahan ini adalah terhadap P3A yang tidak
mendapat kegiatan dari dinas tetap dipantau oleh Dinas.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
dengan kegiatan Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi
pertanian/perkebunan tepat guna (Pendampingan WISMP)
Pendampingan WISMP tahun 2011 ini bertujuan untuk memberdayakan petani
pemakai air melalui peningkatan kelembagaan (GP3A) kemampuan dan
partisipasinya dalam pengelolaan air.
Untuk realisasi pendampingan WISMP tahun 2011 meliputi :
1. Pemberdayaan P3A di 5 kelompok :
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
a. P3A Tirtorato I, Santan, Jambidan, Banguntapan pada tanggal 14 September
2011.
b. P3A Tirtorato II, Pugeran, Jambidan, Banguntapan pada tanggal 12
September 2011.
c. P3A Sido Mulyo, Dukuh, Patalan, Jetis pada tanggal 8 September 2011.
d. P3A Roso Manunggal, Gresik, Sumbermulyo, Bambanglipuro pada tanggal 6
April 2011.
e. P3A Rukun Tani, Palaran, Tamanan, Banguntapan, pada tanggal 15 April
2011
2. SL-IKLIM di P3A Tirto Mulyo, Daerah Irigasi (DI) Tengah Gedongan,
Bangunjiwo, Kasihan pada tanggal 1, 3, 8, 10, 15, 22, 24, 29 November dan 1,
6, 8, 13, 15, 20 Desember 2011.
3. Evaluasi kinerja usaha tani di P3A Tirto Mulyo I Tegalkisi, Sriharjo, Imogiri
paada tanggal 15 Desember 2011
4. Evaluasi Kinerja Usaha Tani di P3A Tirto Rahayu I, Miri, Pendowoharjo, Sewon
pada tagnggal 22 Desember 2011
5. Field-Day Sekolah Lapang di Kelp. Tani Madya, Jayan, Imogiri, pada tanggal 28
Desember 2011.
SASARAN 32
Meningkatnya sarana dan prasarana ekonomi antara lain pasar, terminal,
jalan dan lain-lain.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
32. Meningkatnya sarana
Dan prasarana
ekonomi antara lain
pasar, terminal, jalan
dan lain-lain.
1. Prosentase panjang
jaringan jalan beraspal
dalam kondisi baik
90% 95,710 104,3 Sangat
Berhasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2. Prosentasi peningkatan
penyediaan simpul
transportasi
- - - -
3 Prosentase
keselamatan lalu lintas
(rambu)
20% 20% 100% Sangat
Berhasil
4 Prosentase
keselamatan lalu lintas
(marka)
20% 20% 100% Sangat
Berhasil
5 Prosentase
keselamatan lalu lintas
(APPIL)
- - - -
6 Daya angkut angkutan
umum
1.763.022
Set/Orang
1.531.094
Set/Orang
86,84 Sangat
Berhasil
7 Load Factor
penumpang angkutan
umum
0,7% 0,29% 41,43 Tidak
Berhasil
8 Jumlah TPA sampah
dengan systim sanitary
landfill
1
Unit
1
Unit
100 Sangat
Berhasil
9 Kondisi setiap pasar
dalam keadaan baik
31,25% 20% 64% Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 6 x 92,5) /7 = 79,28 Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil) = ( 1 x 27,5) /7 = 3,93
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 32 = 83,21
Pada sasaran 32 ( tiga puluh dua ) terdiri dari (sembilan ) indikator , tetapi 2 (dua)
indikator sasaran pada tahun 2011 belum ada kegiatan untuk mengukur capaian
indikator tersebut dan barauakan dilaksanakan pada tahun 2012 . Selanjutnya nilai
rata-rata capaian sasaran pada sasaran ini sebesar 83,21 dengan kategori berhasil
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 32 (tiga puluh dua)
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Prosentase panjang jaringan jalan beraspal dalam kondisi baik. Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 90% terealisir sebesar 95,710, maka nilai capaian indikator
sasaran ini sebesar 104,3% dengan kategori sangat berhasil.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Keberhasilan inidikator sasaran ini dengan dilaksanakan melalui 1 Program dan 3
Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Rehab/Pemeliharaan jembatan dengan
kegiatan antara lain :
a. Rehabilitasi /pemeliharaan jalan. Bentuk dari kegiatan ini meliputi:
Pemeliharaan jalan Kabupaten baik itu kondisi permukaan aspal maupun body
jalan yang terbagi menjadi 21 ruas tersebar di 17 kecamatan dengan panjang
mencapai 68,97 km.
b. Rehabilitasi /pemeliharaan jalan (DAK dan DPPID). Bentuk dari kegiatan ini
meliputi peningkatan jalan kabupaten sepanjang 19,30 km baik jalan kabupaten
maupun jalan lingkungan.
c. Rehabilitasi /Peningkatan jalan. Bentuk dari kegiatan ini meliputi peningkatan
jalan baik jalan kabupaten di Bantul dan terealisir sepanjang 12,90 km.
2. Prosentas peningkatan penyediaan simpul transportasi . Pada tahun 2011 belum
ada kegiatan untuk mengukur capaian indikator sasaran tersebut dan baru bisa
dilaksanakan pada tahun 2012.
3. Prosentase keselamatan lalu lintas (rambu lalu lintas ). Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 20% terealisir sebesar 20%, maka nilai capaian indikator
sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Nilai capaian ini
diperoleh dari Jumlah rambu yang yang terpasang pada tahun 2011 sebanyak 159
buah dibanding dengan jumlah rambu yang dibutuhkan sebanyak 795 buah.
Keberhasilan indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan .
Program tersebut yaitu Program Pengamanan dan pengendalian Lalu Lintas
dengan kegiatan Pengadaan rambu lalu lintas. Bentuk dari kegiatan adalah dengan
melaksanakan pengadaan rambu lalu lintas sebanyak 159 unit yang meliputi 144
unit rambu lalu lintas dari 15 unit RPPJ.
Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan akan fasilitas
kelengkapan jalan berupa rambu lalu lintas dan RPPJ dengan harapan akan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas yang pada akhirnya akan terwujud
ketertiban, kelancaran, keamanan dan kenyamanan lalu lintas.
Pada tahun 2011 lokasi pengadaan rambu lalu lintas meliputi : S3 Pasar Celep, S 3
Sanden, S 4 Kweden, S 4 Gerselo, S 3 Sindon, S 3 LP Pajangan, S 3 Tembi,S 4
Sudimoro,S 3 Botokenceng, S4 Pleret, S 4 Terong dan S 3 Mangunan.
Sedangkan untuk RPJP lokasinya ada di Krebet sebanyak 6 titik, Mangunan 4 titik,
Pajangan 2 titik, S 4 Pegadaian 1 titik, S 4 Gose 1 titik dan S 4 Ring Road Manding
1 titik.
4. Prosentase keselamatan lalu lintas (marka jalan ). Pada tahun 2011 mentargetkan
sebesar 20% terealisir 20%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100%
dengan kategori sangat berhasil.
Nilai ini diperoleh dari Jumlah marka yang terpasang pada tahun 2011 sebanyak
868 marka jalan dibanding dengan jumlah marka yang dibutuhkan sebanyak 4340
marka jalan.
Keberhasilan indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Pengamanan dan pengendalian lalu lintas
dengan kegiatan Pengadaan marka jalan.
Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan melaksanakan pengadaan marka jalan
sepanjang 868 m2 .
Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan akan fasilitas
kelengkapan jalan berupa marka jalan dengan harapan akan dapat mengurangi
terjadinya kecelakaan lalu lintas dan pada akhirnya terwujud ketertiban,
kelancaran, keamanan dan kenyamanan lalu lintas. Pada tahun 2011 lokasi
pelaksanaan pengadaan marka jalan meliputi: S3 Pasar Celep, S3 Sanden , TPR
Parangtritis Depok S3 Tamantirto, S 4 Bangunjiwo, S 4 Bibis, S 3 Sindon, S 3 LP
Pajangan, Jalan Karttini, S 4 Jonggrangan, S 3 Balai Desa Trirenggo, S 3 Ring Road
(Nogosari) depan SD Manunggal 1 Bantul, TK Pembina Manding , Masjid Nur
Rohman Jl. Parangtritis, TK Pembina Tembi, RS Nurhidayah Jl. Imogiri, SLB PGRI
Trimulyo, SD Piring Sanden, SD Bonggalan Sanden, SD Bungkus Kretek.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
5. Prosentase keselamatan lalu lintas (APPIL). Pada tahun 2011 mentargetkan 20%.
Tetapi pada tahun anggaran 2011 tidak dianggarkan karena keterbatasan anggaran.
Upaya yang dilakukan adalah dengan mengusulkan pada tahun anggaran 2012.
6. Daya angkut angkutan umum. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 1.763.022
Seat/Tahun terealisir 1.531.094 Set/Tahun, maka nilai capain indikator sasaran ini
sebesar 86,84% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor peghambat indikator sasaran ini sehingga tidak tercapai 100% karena
pesatnya tingkat pertumbuhan kendaraan pribadi.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah manajemen
penataan dan pemerataan trayek angkutann umum pada pusat-pusat kegiatan
yang belum tersentuh oleh angkutan umum.
Keberhasilan indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Peningkatan pelayanan angkutan dengan
kegiatan Fasilitasi perijinan di bidang perhubungan . Bentuk kegiatan ini meliputi :
pembinaan, pengendalian dan pengawasan manajemen penyelenggaraan kegiatan
baik pelayanan angkutan umum, parkir maupun terminal.
Kegiatan ini dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kepada pengusaha
angkutan umum dalam hal perijinan usaha angkutan dan ijin trayek disamping
merupakan upaya akselerasi dalam rangka peningkatan penerimaan pendapatan
dan retribusi sektor transportasi termasuk didalamnya retribusi ijin trayek.
7. Load Factor penumpang angkutan umum. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
0,7% teralisir 0,29 %, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 41,43%
dengan kategori tidak berhasil.
Nilai capaian ini diperoleh dari Jumlah penumpang pada tahun 2011 sebanyak
1.531.094 orang dibanding dengan Kapasitas sebanyak 5,321.700 orang.
Faktor yang menghambat keberhasilan indikator sasaran ini adalah pesatnya
tingkat pertumbuhan kendaraan pribadi.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
melakukan manajemen dan pemerataan trayek angkutan umum pada pusat-pusat
kegiatan yang belum tersentuh oleh angkutan umum.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan pelayanan angkutan dengan kegiatan
Pengumpulan dan analisis data base pelayanan transportasi. Kegiatan ini diadakan
dengan maksud melengkapi data base Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul
terkait dengan data base kajian kinerja lalu lintas dan kajian kinerja angkutan umum
(load factor) .
Kegiatan yang dilaksanakan adalah survey arus lalu lintas dan survey load factor.
Survey arus lalu lintas bertujuan untuk mengetahui arus lalu lintas yang melintas di
kota sehingga dapat digunakan untuk mengangkut tingkat V/C rasio kendaraan
yang melintas di kota. Hasil kajian diharapkan dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam pengambilan kebijakan transportasi sehingga pada akhirnya
dapat mewujudkan lalu lintas yang aman, tertib dan lancar. Sedangkan survey
Load Factor bertujuan untuk mengetahui tingkat pelayanan angkutan umum yang
beroperasi di Kabupaten Bantul. Hasil dari kajian ini diharapakan dapat digunakan
sebagai pertimbangan dalam menentukan angkutan umum yang tepat sehingga
pada akhirnya terwujud ketertiban, kelancaran dan kelayakan angkutan umum di
Kabupaten Bantul.
8. Jumlah TPA sampah dengan systim sanitary landfill. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 1 unit terealisir sebanyak 1 unit, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Dukungan keberhasilan indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1
Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pengembangan kinerja pengelolaan
persampahan dengan kegiatan Kerjasama pengelolaan sampah antar daerah.
Bentuk dari kegiatan ini adalah merupakan kerjasama antara kabupaten/kota
(Kartamantul) dalam rangka penanganan sampah secara terpadu di wilayah
Yogyakarta dengan sistim sanitary landfill (urug dengan tanah) yang berlokasi di
Kecamatan Piyungan Bantul.
Adapun dana operasional berasal dari sharing antara 3 kabupaten/kota.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
9. Kondisi setiap pasar dalam keadaan baik . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
31,25% terealisir sebesar 20% , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
64% dengan kategori cukup berhasil. Realisasi capaian ini diperoleh dari data
kondisi pasar dalam keadaan baik sebanyak 6 Pasar dibagi dengan jumlah
keseluruhan Pasar sebanyak 30 Pasar di Bantul. Realisasi indikator sasaran ini tidak
tercapai 100% dikarenakan terbatasnya alokasi anggaran untuk melaksanakan
rehabilitasi Pasar-Pasar.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 program dan 2 Kegiatan. Program
tersebut yaitu:
1) Program Peningkatan sarana dan prasarana pasar dengan kegiatan
Pemeliharaan dan rehab pasar. Untuk mewujudkan kondisi pasar yang bersih,
rapi dan menarik untuk dikunjungi, yang pada akhirnya masyarakat dapat lebih
tertarik berbelanja di pasar tradisional, maka dibutuhkan perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian secara terintegrasi.
Berangkat dari kondisi pasar tradisional di Kabupaten Bantul saat ini, dari 30
pasar tradisional yang ada terbagi menjadi 3 jenis /klasifikasi pasar yaitu :
1. Pasar tradisional konvensional yang beroperasi pada pagi hari
2. Pasar Klithikan yang beroperasi dari siang hingga malam hari
3. Pasar kuliner yang beroperasi pada Sore hari (khus Pasar janten,
Ngestiharjo)
Maka dalam melaksanakan pengembangan masing-masing sesuai dengan
karakteristik pasar tersebut. Dalam hal perencanaan pembangunan dan
rehabilitasi fisik bangunan, maka harus ada kesesuaian antara biaya dan
kontribusi pendapatan yang akan dihasilkan. Meskipun secara keseluruhan
masing-masing tetap mendapatkan porsi biaya pemeliharaan bangunan dan
sarana pasar lainnya.
Biaya rehabilitasi pasar tradisional yang bersifat ringan selama ini dapat
dilaksanakan secara swakelola oleh Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten
Bantul, Sedang apabila diperlukan rehab berat yang memerlukan perencanaan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dan perhitungan yang meliputi beberapa aspek baik teknis maupun social
ekonomis, maka dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum.
SASARAN 33
Meningkatnya unit-unit usaha industri kecil dengan mengoptimalkan
penggunaan bahan baku lokal, inovasi produk , akses permodalan serta
perluasan jangkauan pemasaran.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
33. Meningkatnya unit-
unit usaha industri
kecil dengan
mengoptimalkan
penggunaan bahan
baku lokal, inovasi
produk , akses
permodalan serta
perluasan jangkauan
pemasaran .
1. Fasilitasi dan pembinaan
unit usaha ber – TDI
38 Unit 61 Unit 160,52 Sangat
Berhasil
2. Fasilitasi dan pembinaan
unit usaha ber –IUI
12 Unit 12 Unit 100 Sangat
Berhasil
3 Fasilitasi dan pembinaan
unit usaha ber – SIUP
12 Unit 125 Unit 1041,5 Sangat
Berhasil
4 Fasilitasi dan pembinaan
unit usaha ber TDP
12 Unit 125 Unit 1041,5 Sangat
Berhasil
5 Fasilitasi dan pembinaan
unit usaha ber TDG
12 Unit 14 Unit 116,6 Sangat
Berhasil
6 Peningkatan kapasitas
SDM UKM
240
Orang
240 Orang 100 Sangat
Berhasil
7 Fasilitasi pembinaan IRT 60 Unit 25 Unit 41,66 Tidak
Berhasil
8 Fasilitasi peningkatan
koperasi ber Badan
Hukum (BH)
8
Kopera
si
15
Koperasi
187,5 Sangat
Berhasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
9 Meningkatnya penyerapan
modal UKM
87 Unit 120 Unit 137,93 Sangat
Berhasil
10 Peningkatan promosi
melalui pameran
8
Kegiat
an
8 Kegiatan 100 Sangat
Berhasil
11 Peningkatan kualitas
pasar tradisional
1 - - -
12 Peningkatan ketrampilan
pelaku usaha
Eksport/pemasokan
produk Eksport.
30
Orang
- - -
13 Monitoring Evaluasi dan
pelaporan pameran
produk UMKM
4
Kegiat
an
4 Kegiatan 100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 10 x 92,5) / 11 = 84,00 Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = ( 1 x 27,5 ) /11 = 2,50
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 33 = 86,50
Pada sasaran 33 ( tiga puluh tiga ) terdiri dari 13 (tiga belas ) indikator sasaran, tetapi
2 indikator sasaran belum terealisir baru bisa diukur pada tahun 2012. Selanjutnya
nilai rata-rata capaian sasaran pada sasaran ini sebesar 86,50 dengan kategori Sangat
berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 33 (tiga puluh tiga)
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Fasilitasi dan pembinaan unit usaha ber – TDI. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 38 Unit terealisir sebanyak 61 Unit, maka nilai capaian indikator sasaran
ini sebesar 160,25% dengan kategori sangat berhasil.
2. Fasilitasi dan pembinaan unit usaha ber – IUI. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 12 Unit terealisir sebanyak 12 Unit, maka nlai capaian indikator sasaran
ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
3. Fasilitasi dan pembinaan unit usaha ber – SIUP . Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 12 Unit terealisir sebanyak 125 Unit, maka nlai capaian indikator sasaran
ini sebesar 1041% dengan kategori sangat berhasil.
4. Fasilitasi dan pembinaan unit usaha ber – TDP. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 12 Unit terealisir sebanyak 125 Unit, maka nlai capaian indikator sasaran
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
ini sebesar 1041,5% dengan kategori sangat berhasil.
5. Fasilitasi dan pembinaan unit usaha ber – TDG . Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 12 Unit terealisir sebanyak 14 Unit, maka nlai capaian indikator sasaran
ini sebesar 116,6% dengan kategori sangat berhasil.
6. Peningkatan kapasitas SDM UKM . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 240
Orang terealisir sebanyak 240 Orang, maka nlai capaian indikator sasaran ini
sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran pada point 1 s/d 6 di atas
karena terjalinnya kerjasama antar instansi terkait dan terjalinnya kerjasama yang
baik antara pemerintah, swasta dan masyarakat (semua pemangku kepentingan).
7. Fasilitasi peningkatan IRT . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 60 Unit
terealisir sebanyak 25 Unit, maka nlai capaian indikator sasaran ini sebesar
41,66% dengan kategori tidak berhasil.
8. Fasilitasi Peningkatan Koperasi ber – BH. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 8 Kopersai terealisir sebanyak 15 Koperasi, maka nlai capaian indikator
sasaran ini sebesar 187,5% dengan kategori sangat berhasil
9. Meningkatnya penyerapan modal UKM. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak
87 Unit terealisir sebanyak 120 Unit, maka nlai capaian indikator sasaran ini
sebesar 137,93% dengan kategori sangat berhasil
10. Peningkatan promosi melalui pameran. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak
8 Kegiatan terealisir sebanyak 8 Kegiatan, maka nlai capaian indikator sasaran ini
sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil .
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran pada point 8 s/d 10 di atas
karena terjalinnya kerjasama antar instansi terkait dan terjalinnya kerjasama yang
baik antara pemerintah, swasta dan masyarakat (semua pemangku kepentingan).
11. Peningkatan kualitas pasar tradisional. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 1
Unit tetapi tidak terealisir oleh karena karena keterbatasan anggaran dan akan
diupayakan diusulkan pada kegiatan di tahun 2012.
12. Peningkatan ketrampilan pelaku usaha export/pemasokan prodak export. Pada
tahun 2011 mentargetkan sebanyak 30 Orang tidak terealisir oleh karena karena
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
keterbatasan anggaran dan akan diupayakan diusulkan pada kegiatan di tahun
2012.
13. Monitoring evaluasi dan pelaporan pameran prodak UMKM. Pada tahun 2011
mentargetkan sebanyak 4 kegiatan terealisir 4 kegiatan, maka nilai capaian
indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena terjalinnya
kerjasama yang baik antar instansi terkait.
Indikator sasaran pada point 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 dan 13 di atas dilaksanakan
melalui 4 Program dan 10 Kegiatan.
Program tersebut yaitu:
1) Program Penciptaan iklim usaha yang kondusif dengan kegiatan Fasilitasi
pengembangan UKM. Kegiatan ini dalam bentuk memberikan fasilitasi untuk
perijinan maupun peningkatan SDM dan penguatan kelembagan.
2) Program Pengembangan sistim pendukung UMKM dengan kegiatan antara
lain:
a. Pemantauan pengelolaan pengunaan dana pemerintah bagi UMKM.
Kegiatan ini dalam bentuk pemantauan dana bantuan pemerintah bagi
UMKM (mengetahui perkembangannya).
b. Penyelenggaraan pembinaan IRT dan IKM. Kegiatan ini dalam bentuk
melaksanakan kegiatan pelatihan untuk memperoleh P-IRT.
c. Penyelenggaraan promosi produk UMKM. Kegiatan ini dalam bentuk
fasilitasi melalui pameran.
3) Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi dengan kegiatan
antara lain:
a. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan perkoperasian. Kegiatan ini
dalam bentuk memberikan pelatihan perkoperasian menuju Koperasi
berbadan Hukum
b. Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi. Kegiatan ini dalam
bentuk melakukan penilaian koperasi.
c. Penyebaran model-model koperasi. Kegiatan ini dengan tujuan untuk
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
penguatan kelembagaan koperasi.
d. Pelatihan manajemen koperasi. Kegiatan ini dengan tujuan untuk
penguatan kelembagaan koperasi.
4) Program Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri dengan kegiatan
antara lain:
a. Fasiltasi kemudahan perijinan pengembangan usaha. Kegiatan ini dalam
wujud memfasilitasi dalam kemudahan perijinan perdagangan.
b. Peningkatan sistim dan jaringan informasi perdagangan. Kegiatan ini
dengan tujuan unuk meningkatkan kualitas dan kelembagaan
perdagangan (pemasaran).
SASARAN 34
Meningkatnya jumlah desa wisata, desa budaya, peristiwa budaya ,
penghargaan budaya, kelompok kesenian.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
34. Meningkatnya jumlah
desa wisata, desa
budaya, peristiwa
budaya, penghargaan
budaya, kelompok
kesenian.
1. Jumlah Desa Wisata 18
Desa
24 Desa 133,33 Sangat
Berhasil
2. Jumlah peristiwa budaya 127
event
budaya
136 event
budaya
107,09 Sangat
Berhasil
3 Jumlah kelompok
kesenian
701
Klpk
805
Klpk
114.84 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 3 x 92,5 ) /3 =92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 34 = 92,5
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pada sasaran 34 ( tiga puluh empat ) terdiri dari 3 (tiga) indikator sasaran dengan
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 34 (tiga puluh
empat ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jumlah desa wisata. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 18 Desa wisata
terealisir 24 Desa Wisata, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 133,33%
dengan kategori sangat berhasil.
2. Jumlah peristiwa budaya. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 127 event
budaya terealisir 136 event budaya, maka nilai capaan indicator sasaran ini sebesar
107,09% dengan kategori sangat berhasil.
3. Jumlah kelompok kesenian. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 701 kelompok
terealisir sebanyak 805 kelompok, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
114,84% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indicator sasaran pada point 1,2 dan 3 di
atas adalah Intensifikasi fasilitasi dan komunikasi dengan pelaku seni budaya serta
pemberdayaan Organisasi Seni Budaya di Kabupaten Bantul dalam menggerakkan
minat masyarakat untuk melestarikan seni budaya daerah.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 3 Program dan 3 Kegiatan. Program
tersebut yaitu:
1) Program Pengembangan Nilai Budaya dengan kegiatan Pelestarian dan
Aktualisasi Adat budaya Daerah. Kegiatan ini dalam bentuk pelaksanaan
aktivitas seni budaya daerah dalam rangka mengapresiasi dan upaya
pelestarian seni budaya masyarakat Kabupaten Bantul. Adapun wujud
pelaksanaannya adalah dalam hal penyelenggaraan Gelar Kesenian Luar
Daerah TMII Jakarta, Gelar Seni Budaya Yogyakarta TMII Jakarta, Pagelaran
Wayang Kulit 2X,Pekan Pesona Bantul, Sarasehan Budaya, Festival Kesenian
Tradisional (Karawitan) 17 Kec, Festival Dalang Cilik 1X, Festival Sendratari 1 X
dan Verifikasi Kegiatan Seni Budaya 12Bln.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Daerah dengan kegiatan Fasilitasi
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kekayaan Budaya. Kegiatan ini
dalam bentuk fasilitasi penyelenggaraan aktivitas seni budaya masyarakat di
Kabupaten Bantul . Dari target penyelenggaraan seni budaya masyarakat
sebanyak 34 kali terealisir sebanyak 41 kali.
3) Program Pengelolaan Keragaman Budaya dengan kegiatan
Pengembangan Kesenian Dan Kebudayaan Daerah. Kegiatan ini dalam bentuk
pelaksanaan seleksi seni budaya yang akan diikutsertakan dalam lomba dan
festival seni budaya ke tingkat Propinsi dan Nasional. Ada 2 keg yang
dilaksanakan yakni Gelar Seni Pertunjukan dan Parade Tari Nusantara. Dan
untuk kategori Gelar Seni Pertunjukan , Tim Kesenian Kab Bantul berhasil
menjadi Juara I dan mewakili Prop DIY ke Tingkat Nasional
SASARAN 35
Meningkatnya pengunjung jumlah obyek wisata
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
35 Meningkatnya
mengunjung jumlah
obyek wisata
1. Meningkatnya kunjungan
wisata nusantara
1.496.
111
Orang
1.738.808
Orang
116.22 Sangat
Berhasil
2. Meningkatnya kunjungan
wisata mancanegara
15.112
Orang
17.654
Orang
116,23 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 2 x 92,5 ) /2 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 35 = 92,5
Pada sasaran 35 ( tiga puluh lima ) terdiri dari 2 (dua) indikator sasaran dengan nilai
rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berthasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 35 (tiga puluh lima)
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
1. Meningkatnya kunjungan wisata nusantara. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 1.496.111 Orang terealisir sebanyak 1.738.808 Orang , maka nilai
capaian indikator sasaran ini sebesar 116,22% dengan kategori sangat berhasil.
2. Meningkatnya kunjungan wisata mancanegara. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 15.112 Orang terealisir sebanyak 17.654 Orang, maka nilai capaian
indikator sasaran ini sebesar 116,23% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran pada point ini 6 dan 7 di
atas antara lain:
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan dan daya tarik destinasi wisata.
Pengembangan kawasan-kawasan wisata baru sebagai alternatif tujuan
wisatawan.
Ekstensifikasi promosi pariwisata melalui media massa dan pengembangan
kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan dalam promosi pariwisata
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 Program dan 5 Kegiatan. Program
tersebut yaitu:
1) Pengembangan Pemasaran Pariwisata dengan kegiatan Pelaksanaan Promosi
Pariwisata Nusantara di Dalam dan Luar Negeri. Kegiatan ini merupakan
pelaksanaan promosi pariwisata Kabupaten Bantul yang diwujudkan dalam
bentuk : Java Promo, Travel Dialog 3X, Pameran Pariwisata 2X dan Penerbitan
Bahan Promosi Calender Event dan Leaflet Wisata serta Pemilihan Putra-Putri
Bantul 2011.
2) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata dengan kegiatan antara lain:
a. Pengembangan Obyek Pariwisata Unggulan . Kegiatan ini dalam bentuk
penyelenggaraan event dan atraksi wisata dalam upaya meningkatkan daya tarik
obyek wisata. Target penyelenggaraan event wisata sejumlah 6 kali dalam
bentuk Pentas Seni dan Lomba Kreatifitas Seni dan terealisir sebanyak 11 Kali .
b. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Destinasi
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pariwisata. Kegiatan ini dalam bentuk pelaksanaan pelayanan bagi wisatawan di
obyek wisata khususnya pada hari-hari besar seperti Lebaran, Natal, Suro dan
Malam Tahun Baru, sehingga diharapkan selain dapat memberikan kenyamanan
bagi wisatawan juga memberikan optimalisiasi terhadap pencapaian PAD dari
sektor retribusi pariwisata. Dari target 3 Kali pelaksanaan terealisir 100%.
c. Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Obyek Wisata. Kegiatan ini
dalam bentuk pelaksanaan rehabilitasi sarana dan prasarana obyek wisata
sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan pelayanan bagi wisatawan yang
pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke
Kabupaten Bantul.
d. Peningkatan Pelayanan Kepariwisataan. Kegiatan ini dalam bentuk pemberian
pelayanan premi asuransi bagi pengunjung obyek wisata sehingga kenyamanan
dan keamanan pengunjung obyek wisata terjamin oleh asuransi yang pada
akhirnya dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
SASARAN 36
Meningkatnya jumlah investasi kepariwisataan
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
36 Meningkatnya jumlah
investasi
kepariwisataan
1. Naiknya PAD pariwisata Rp
4.221.
457.30
1,00
Rp.
5.335.241.
250,00
126,38 Sangat
Berhasil
2. Jumlah usaha pariwisata 5 unit 14 unit 280 Sangat
Berhasil.
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 2 x92,5 ) / 2 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 36 = 92,5
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pada sasaran 36 ( tiga puluh enam ) terdiri dari 2 (dua) indikator sasaran dengan nilai
rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 36 (tiga puluh
enam ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Naiknya PAD pariwisata. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak Rp. Rp
4.221.457.301,00 terealisir Rp. 5.335.241.250,00, maka nilai capaian indikator
sasaran ini sebesar 126,38% dengan kategori sangat berhasil.Faktor yang
mendukung keberhasilan indikator sasaran ini antara lain:
Optimalisasi kinerja SDM dalam pelayanan retribusi pariwisata.
Peningkatan kapasitas pelayanan SDM Pelaku Pariwisata di Obyek Wisata
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui Program Kegiatan
2. Jumlah usaha pariwisata. Padatahun 2011 mentargetkan sebanyak 5 Unit terealisir
sebanyak 14 Unit, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 280% dengan
kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini antara lain:
Optimalisasi kinerja SDM dalam pelayanan retribusi pariwisata.
Peningkatan kapasitas pelayanan SDM Pelaku Pariwisata di Obyek Wisata.
Fasilitasi kemudahan dalam pelayanan investasi bidang pariwisata.
Indikator sasaran pada point 1 dan 2 di atas dilaksanakan melalui 2 Program 3
Kegiatan. Program tersebut yaitu:
1) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata dengan kegiatan Pengembangan
Daerah Tujuan Wisata. Kegiatan ini dalam bentuk pembuatan Studi Potensi
Desa Wisata Puton sebagai salah satu obyek wisata alternatif yang sedang
berkembang di Kabupaten Bantul. Diharapkan dengan tersedianya Studi Potensi
ini akan menjadi landasan utama dalam arah pengembangan Desa Wisata
Puton ke depan sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan serta
meningkatkan minat investasi di kawasan wisata.
2) Program Pengembangan Kemitraan dengan kegiatan antara lain:
a. Pelaksanaan Koordinasi Pembangunan Kemitraan Pariwisata. Kegiatan ini
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
terwujud dalam bentuk fasilitasi koordinasi dan komunikasi dengan mitra
(stakeholder) pariwisata dalam upaya pengembangan Desa-Desa Wisata
serta pembuatan CD Desa Wisata sebagai alat dalam pengenalan potensi
desa wisata.
b. Pengembangan SDM dan Profesionalisme Bidang Pariwisata. Kegiatan ini
dalam bentuk penyelenggaraan pelatihan-pelatihan bagi pelaku pariwisata
khususnya Pokdarwis dan masyarakat di Obyek Wisata. Dari target pelatihan
sebanyak 3 Kali terealisir 100% dan dilaksanakan di Desa Wisata Kebon
Agung.
SASARAN 37
Berkembangnya kawasan APY, pantai selatan.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
37 Berkembangnya
kawasan APY, pantai
selatan.
1. Pengembangan kawasan
APY
3
Paket
5 Paket 166,67 Sangat
Berhasil
2. Pengembangan kawasan
pantai selatan
4
Paket
5 paket 125,00 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 2 x 92,5 ) /2 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 37 = 92,5
Pada sasaran 37 ( tiga puluh tujuh ) terdiri dari 2 (dua) indikator sasaran dengan nilai
rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 37 (tiga puluh tujuh
) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengembangan kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY). Pada tahun
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2011 mentargetkan sebanyak 3 paket terealisir 5 paket , maka nilai capaian
indikator sasaran ini sebesar 166,67% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah koordinasi secara
intensif sehingga dapat menyelesaikan dan mengantisipasi masalah yang timbul
dalam pembangaunan wilayah di wilayah aglomerasi perkotaan Yogyakarta.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang dengan kegiatan
Koordinasi dan Fasilitasi pengendalian pemanfaatan Ruang Lintas Kabupaten/Kota.
Kegiatan ini dengan melaksanakan koordinasi kawasan sehingga tersusun rencana
penggunaan ruang kawasan aglomerasi perkotaan Yogyakarta dan terkoordinirnya
pelaksanaan pembangunan insfrastruktur di aglomerasi perkotaan.
2. Pengembangan kawasan Pantai Selatan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak
4 paket terealisir 5 paket, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 125,00%
dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena adanya
sinkronisasi dan kolaborasi dengan stakeholder yang mempunyai komitment untuk
pemanfatan inovasi dalam pembangunan.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui Program Pengembangan data dan
Informasi. Kegiatan ini diantaranya untuk fasilitasi forum SIDA, percepatan
pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi dengan
melibatkan banyak pihak (Kementrian Ristek , DKP,LAPAN, PT dan masyarakat).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 38
Meningkatnya ketrampilan pencaker
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
38. Meningkatnya
ketrampilan pencaker
1. Pelatihan bagi pencaker 720
orang
588
orang
31,5 Tidak
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil) = (1x27,5)/1 = 27,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis = 27,5
Pada sasaran 38 ( tiga puluh delapan ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 27,5 dengan kategori tidak berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 38 (tiga puluh
delapan ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pelatihan bagi pencaker. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 720 orang
terealisir sebanyak 588 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 31,5
dengan kategori tidak berhasil.
Nilai capaian ini diperoleh dari jumlah yang dilatih sebanyak 588 orang dibagi
dengan jumlah pencarikerja sebanyak 1.864 orang.
Indikator sasaran ini nilai capaian tidak mencapai target oleh karena paket program
yang ada masih terbatas untuk menjangkau masyarakat luas.
Upaya pemecahan yaitu dengan menambah paket-paket pelatihan.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan yaitu Program
Peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja dengan kegiatan pendidikan dan
pelatihan bagi pencari kerja (MTU dan Institusional). Bentuk kegiatan ini adalah
dalam upaya untuk mengatasi masalah pengannguran adalah dengan meningkatkan
keahlian, ketrampilan dan produktifitas kerja kerja bagi sumber daya manusia agar
mampu mengolah potensi sumber daya alam di pedesaan dan mampu menciptakan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
lapangan kerja baru secara mandiri / berwirausaha . Kegiatan ini dalam bentuk
memberikan pelatihan secara Institusioanal di BLK .Selain di BLK mengingat bahwa
sebagian besar angkatan kerja tinggal di pedesaan jauh dari pusat/BLK maka
pelatihan dilaksanakan melalui Sistim Pelatihan Keliling (MTU) yaitu sistim pelatihan
yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal.
Pelatihan ketrampilan Mobile Training Unit (MTU) berbasis masyarakat dan
pelatihan Institusional berbasis kompetensi pada tahun 2011 telah diikuti sebanyak
588 orang . Pelatihan ini dilaksanakan guna menyiapkan tenaga terampil bagi
pencari kerja agar memiliki daya saing dalam memasuki dunia kerja.
SASARAN 39
Meningkatnya lapangan pekerjaan
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
39. Meningkatnya
lapangan pekerjaan
1 Jumlah angkatan kerja 480.500
orang
505.786
orang
70.7 Berhasil
2 Penempatan tenaga kerja 2.000
orang
2.164
orang
38 Tidak
Berhasil
3 Perluasan kerja 300
orang
300 orang 5.27 Tidak
Berhasil
4 Tingkat pengangguran 6.5% 5.8 % 5.8 Tidak
Berhasil
5 Prosentase yang bekerja
terhadap angkatan kerja
93,5 % 94.2% 94.2 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (1 x 92,5 ) /5 = 16,5 Capaian Sasaran (Kategori Berhasil ) = (1 x 77,5 ) /5 = 15,5 Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil) = (3 x 27,5 ) /5 = 16,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 39 = 48
Pada sasaran 39 ( tiga puluh sembilan ) terdiri dari 5 (lima) indikator sasaran dengan
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 48 dengan kategori tidak berhasil.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 39 (tiga puluh
sembilan ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jumlah angkatan kerja. Pada tahun 2011 mentargetkan 480.500 orang terealisir
505.786, maka nilai capaian ini sebesar 70.7 % dengan kategori berhasil. Nilai
capaian ini diperoleh dari Jumlah angkatan kerja sebanyak 505.786 dibagi dengan
jumlah penduduk usia kerja sebanyak 715.260 orang.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya perhatian
yang tinggi terhadap pengurangan pengangguran dengan berbagai macam
program/kegiatan.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Pengembangan data/informasi/statistik daerah dengan
kegiatan penyusunan dan pengumpulan data. Kegiatan ini berupa pengumpulan data
ketenagakerjaan yang diperoleh dari Desa-Desa dengan melakukan survey dan
menyebar quisioner yang didisi oleh perangkat desa yang membidangi. Data yang
dihasilkan berupa data ketenagakerjaan seperti penduduk, usia kerja, angkatan kerja
, penganggur, jumlah yang bekerja dan sector lain. Data ini sebagai dasar
pembuatan kebijaksanaan dan penentuan program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
2. Penempatan tenaga kerja. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 2.000 orang
terealisir sebanyak 2.164 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
38% dengan kategori tidak berhasil. Nilai capaian indicator sasaran ini diperoleh
dari jumlah tenaga kerja yang ditempatkan sebanyak 2.164 orang dibagi dengan
jumlah pencari kerja sebanyak 5.688 orang.
Faktor penghambat ketidak berhasilan indikator sasaran ini antara lain :
Lowongan kerja yang terbatas
SDM pencari kerja kurang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan pengguna.
Upaya pemecahannya yaitu secara lebih aktif melakukan pencarian lowongan.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tersebut yaitu Program Peningkatan kesempatan kerja dengan kegiatan
penempatan pencari kerja.
Bentuk dari kegiatan ini adalah menempatkan pencari kerja melalui Antar Kerja
Lokal (AKL) dan Antar Kerja Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara
(AKAN) dari target jumlah yang akan ditempatkan sebanyak 2.000 orang
terealisir sebanyak 2.164 orang.
3. Perluasan kerja. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 300 orang terealisir 300
orang, maka nilai capaian ini sebesar 5.27 % dengan kategori tidak berhasil. Nilai
capaian indikator sasaran ini diperoleh dari jumlah peserta program sebanyak 300
orang dibanding dengan jumlah pencari kerja sebanyak 5.688 orang.
Faktor yang menghambat indikator sasaran ini sehingga tidak tercapai sesuai target
adalah karena paket program yang ada masih terbatas.
Upaya pemecahannya adalah dengan menambah paket-paket pelatihan/
pemberdayaan.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan kesempatan kerja dengan kegiatan Perluasan
kerja melalui padat karya, teknologi tepat guna (TTG), wira usaha baru(WUB).
Kegiatan ini merupakan perwujudan upaya penciptaan lapangan kerja melalui
kegiatan usaha yang produktif yang berkelanjutan dengan mendayagunakan
sumber daya alam, sumber daya manusia serta terapan teknologi yang tepat guna
sehingga tercipta dan terbentuk wirausaha baru .
Pada tahun 2011 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui Program
peningkatan kesempatan kerja telah melaksanakan kegiatan antara lain:
1) Pengembangan Kelembagaan Produktifitas dan pelatihan Kewirausahaan
berbasis masyarakat (WUB) di Desa Pleret dengan usaha penetasan itik tenaga
surya, dengan sasaran pencarai kerja minimal lulusan SLTP yang memiliki
minat, bakat dan motivasi yang tinggi untuk memasuki dunia usaha sebagai
lapangan kerja utama, sebanyak 20 orang.
2) Pemberdayaan masyarakat melalui padat karya produktif.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kegiatan ini dalam bentuk usaha pengembangbiakan kambing PE di Desa
Panggungharjo, Usaha budidaya kan di Desa Pleret, usaha pengembangbiakan
kambing PE di Desa Sendangsari, usaha budidaya kan di Desa Srimartani dan
usaha pengembangbiakan kambing PE di Desa Wukirsari.
Kegiatan ini dapat memberikan kontribusi dalam pengurangan pengangguran
yaitu:
Menciptakan lapangan pekerjaan sementara sebanyak 88 orang.
Memberikan kesempatan usaha yang berkelanjutan sebanyak 20 orang.
Menginvestasikan awal untuk pengembangan kelompok.
Menumbuh kembangkan perekonomian di daerah sekitar lokasi kegiatan.
Membangun jiwa gotong royong serta membangun dan
menumbuhkembangkan rasa kebersamaan.
3) Pemberdayan masyarakat melalui padat karya Infrastruktur dengan kegiatan
usaha pembuatan bangket di Desa Pleret, usaha pembuatan jalan tembus di
Desa Mangunan.
4) Penciptaan wira usaha baru melalui terapan teknologi tepatn guna dengan
kegiatan usaha proses pengolahan kotoran ternak melalui Biogas di Desa Pleret.
5) Pemberdayan masyarakat melalui Lansia dan penyandang cacat di Desa
Ngestiharjo Nitipuran.
4. Tingkat pengangguran. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 6.5% terealisir
sebanyak 5.8 % maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 5.8 % dengan
kategori tidak berhasil. Realisasi capaian ini diperoleh dari Jumlah pengangguran
sebanyak 29.219 orang dibagi dengan jumlah angkatan kerja sebanyak 505.786
orang.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melaui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Pengembangan data/ informasi/statistik daerah dengan
kegiatan penyusunan dan pengumpulan data statistik daerah.
Kegiatan ini berupa pengumpulan data ketenagakerjaan yang diperoleh dari Desa-
Desa dengan melakukan survey dan menyebar quisioner yang didisi oleh perangkat
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
desa yang membidangi. Data yang dihasilkan berupa data ketenagakerjaan seperti
penduduk, usia kerja, angkatan kerja , penganggur, jumlah yang bekerja dan
sector lain. Data ini sebagai dasar pembuatan kebijaksanaan dan penentuan
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
5. Prosentase yang bekerja terhadap angkatan kerja. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebesar 93.5 % terealisir sebesar 94.2%, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 94.2% dengan kategori sangat berhasil. Nilai capaian ini diperoleh dari
Jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 476.567 orang dibagi dengan jumlah
penduduk angkatan kerja sebanyak 505.786 orang.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya perhatian
yang tinggi terhadap pengurangan pengangguran dengan berbagai macam
program/kegiatan.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program
tersebut yaitu Program Pengembangan data/informasi/statistik daerah.
Kegiatan ini berupa pengumpulan data ketenagakerjaan yang diperoleh dari Desa-
Desa dengan melakukan survey dan menyebar quisioner yang didisi oleh perangkat
desa yang membidangi. Data yang dihasilkan berupa data ketenagakerjaan seperti
penduduk, usia kerja, angkatan kerja , penganggur, jumlah yang bekerja dan
sector lain. Data ini sebagai dasar pembuatan kebijaksanaan dan penentuan
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 40
Meningkatnya keamanan dan perlindungan tenaga kerja
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
40. Meningkatnya
keamanan dan
perlindungan tenaga
kerja
1. Jumlah Serikat Pekerja 50
perusa
haan
62
perusahaa
n
12.2 Tidak
Berhasil
2. Jumlah Peraturan
Perusahaan
163
perusa
haan
172
perusahaa
n
33.9 Tidak
Berhasil
3 Jumlah Perjanjian Kerja
Bersama (PKB)
47% 47% 9.27 Tidak
Berhasil
4 Jumlah Lembaga
Kerjasama (LK) Bipartit
60
perusa
haan
52
Perusaha
an
10.25 Tidak
Berhasil
5 Angka sengketa kerja per
tahun
75
kasus
185 kasus 100% Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5 ) /5 = 18,5 Capaian Sasaran (Kategori Tidak BerhasilBerhasil) = ( 4 x 27,5 ) /5 = 22
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 40 = 40,5
Pada sasaran 40 ( empat puluh) terdiri dari 5 (lima) indikator sasaran dengan nilai
rata-rata capaian sasaran sebesar 40,5 dengan kategori tidak berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 40 (empat puluh)
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jumlah Serikat Pekerja. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 50 perusahaan
terealisir sebanyak 62 perusahaan, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
12.2 % dengan kategori tidak berhasil. Realisasi capaian sasaran ini diperoleh dari
Jumlah serikat pekerja sebanyak 50 perusahaan dibagi dengan jumlah perusahaan
sebanyak 507 perusahaan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Faktor yang menghambat ketidak berhasilan indikator sasaran ini karena
perusahaan belum siap membentuk serikat pekerja (SP)
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program perlindungan pengembangan lembaga ketenaga kerjaan
dengan kegiatan fasilitasi penyelesaian prosedur perlindungan hukum dan jaminan
sosial ketanaga kerjaan.
2. Jumlah Peraturan Perusahaan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 163
perusahaan terealisasi sebanyak 173 perusahaan, maka nilai capaian indikator ini
sebesar 33.9 % dengan kategori tidak berhasil. Nilai capaian sebesar 33,9% ini
diperoleh dari Jumlah peraturan perusahaan sebanyak 172 perusahaan dibagi
dengan jumlah perusahaan sebanyak 507 perusahaan.
Faktor yang menghambat ketidak berhasilan indikator sasaran ini karena
perusahaan belum siap membentuk peraturan perusahaan (PP).
3. Jumlah Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak
47 perusahaan terealisir sebanyak 47 perusahaan, maka nilai capaian indikator ini
sebesar 9.27 % dengan kategori tidak berhasil. Nilai capaian sasaran ini diperoleh
dari Jumlah perjanjian kerja bersama sebanyak 47 perusahaan dibagi dengan
jumlah perusahaan sebanyak 507 perusahaan.
Faktor yang menghambat ketidak berhasilan indikator sasaran ini karena
perusahaan belum siap membentuk perjanjian kerja bersama(PKB).
4. Jumlah Lembaga Kerjasama (LK) Bipartit. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak
60 perusahaan terealisir sebanyak 52 perusahaan, maka nilai capaian indikator
sasaran ini sebesar 10.25 % dengan kategori tidak berhasil. Nilai capaian sasaran ini
diperoleh dari Jumlah lembaga kerjasama bipartit sebanyak 52 perusahan dibagi
dengan jumlah perusahaan sebanyak 507 perusahaan.
Faktor yang menghambat ketidak berhasilan indikator sasaran ini karena
perusahaan belum siap membentuk Lembaga Kerjasama (LK) Bipartit.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Indikator sasaran pada point 1 s/d 4 dilaksanakan melalui 1 Program dan 1
Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Perlindungan pengembangan lembaga
ketenaga kerjaan dengan kegiatan fasilitasi penyelesaian prosedur perlindungan
hukum dan jaminan sosial ketanaga kerjaan. Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Penyuluhan dan fasilitasi pembentukan sarana Hubungan Industrial (HI),
Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja Bersa (PKB),Serikat Pekerja (SP),
Lembaga Kerjasama Bipartit (LK BIPARTIT), Koperasi Karyawan (KOPKAR).
Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan pekerja dan
pengusaha dan terlaksananya pembentukan PP, PKB, SP, LK BIPARTIT di
perusahaan. Kegiatan ini dengan sasaran perusahaan yang memiliki
PP/PKB/SP/LKS Bipartit/Koperasi Karyawan. Hasil dari kegiatan ini adalah
terciptanya kepastian kedudukan, hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha
sehingga tercapai hubungan industrial yang kondusif. Pembinaan dan
dilaksanakan dengan pendampingan di perusahaan-perusahaan.
Pemeriksaan kasus Norma Kerja dan Norma K3.
Pengawasan obyek K3.
Peningkatan pengawasan perlindungan dan penegakan hukum masalah
ketenaga kerjaan dengan keluaran fasilitasi kepada perusahaan untuk
memberikan jamsostek kepada pekerja.
5. Angka sengketa kerja per tahun. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 75 kasus
terealisir sebanyak 185 kasus, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100
% dengan kategori sangat berhasil. Nilai capaian sasaran ini diperoleh dari Jumlah
kasus yang ditangani sebanyak 185 kasus dibagi dengan jumlah kasus sebanyak
185 kasus.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena Komitmen yang
tinggi dalam menangani perselisihan hubungan industrial.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tersebut yaitu Program Perlindungan pengembangan lembaga ketenaga kerjaan
dengan kegiatan fasilitasi penyelesaian prosedur hubungan industrial. Bentuk dari
kegiatan ini meliputi :
Penyelesaian Hubungan Industrial (PHK)
Bimtek Kelembagaan Hubungan Industrial.
Pelatihan penyelesaian kasus di perusahaan.
Sasaran kegiatan ini adalah perusahaan, tenaga kerja dan Serikat Pekerja/Serikat
Buruh dengan tujuan meningkatkan keserasian hubungan kerja dan terwujudnya
keadilan sehingga tercipta hubungan yang saling menguntungkan dan kondusif
bagi pekerja dan pengusaha.
Bentuk penyelesaian kasus Hubungan Industrial (PHI) dan Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) ini berupa mediasi untuk menyelesaikan semua pengaduan yang
masuk ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi apabila terjadi perselisihan
hubungan industrial.
Kasus perselisihan Hubungan Industrial / Pemutusan Hubungan Kerja ke Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebanyak 185 kasus.
SASARAN 41
Terjaminnya hak-hak pekerja
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
41. Terjaminnya hak-hak
pekerja
1. Kepesertaan jamsostek 19.000
Orang
18.956
Orang
60 Cukup
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Cukup Berhasil) = ( 1x62,5) / 1 = 62,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 41 = 62,5
Pada sasaran 41 ( empat puluh satu ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 62% dengan kategori cukup berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 41 (empat puluh
satu) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kepesertan jamsostek. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 19.000 orang
terealisir sebanyak 18.956 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
60% dengan kategori cukup berhasil.
Nilai capaian ini diperoleh dari jumlah tenaga kerja yang terdaftar kepesertaan
jamsostek sebanyak 18.956 orang dibagi dengan Jumlah pekerja sebanyak 31.576
orang.
Faktor yang menghambat Indikator sasaran ini tidak memenuhi target dikarenakan
perusahaan belum mampu memberikan subsidi jamsostek untuk pekerja dan
sebagian perusahaan belum sadar terhadap perlindungan jamsostek.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini yaitu dengan memberikan
kesadaran kepada pengusaha akan kewajibannya.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui Program 1 Program dan 1 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Perlindungan pengembangan lembaga
ketenagakerjaan dengan kegiatan Fasilitasi penyelesaian prosedur perlindungan
hukum dan jaminan sosial ketenaga kerjaan. Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Penyuluhan dan fasilitasi pembentukan sarana Hubungan Industrial (HI),
Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja Bersa (PKB),Serikat Pekerja (SP),
Lembaga Kerjasama Bipartit (LK BIPARTIT), Koperasi Karyawan (KOPKAR).
Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan pekerja dan
pengusaha dan terlaksananya pembentukan PP, PKB, SP, LK BIPARTIT di
perusahaan. Kegiatan ini dengan sasaran perusahaan yang memiliki
PP/PKB/SP/LKS Bipartit/Koperasi Karyawan. Hasil dari kegiatan ini adalah
terciptanya kepastian kedudukan, hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha
sehingga tercapai hubungan industrial yang kondusif. Pembinaan dan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dilaksanakan dengan pendampingan di perusahaan-perusahaan.
Pemeriksaan kasus Norma Kerja dan Norma K3.
Pengawasan obyek K3.
Peningkatan pengawasan perlindungan dan penegakan hukum masalah
ketenaga kerjaan dengan keluaran fasilitasi kepada perusahaan untuk
memberikan jamsostek kepada pekerja.
SASARAN 42
Terciptanya penempatan transmigran
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
42. Terciptanya
penempatan
transmigran
1. Jumlah transmigran yang
ditempatkan
100 KK 75 KK 16.7 Tidak
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil) = ( 1 x 27,5 ) /1 ) = 27,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 42
Pada sasaran 42 ( empat puluh dua ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 27,5 dengan kategori tidak berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 42 (empat puluh
dua ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jumlah trnsmigran yang ditempatkan . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak
100 KK terealisir sebanyak 75 KK, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
16.7% dengan kategori tidak berhasil.
Nilai capaian ini diperoleh dari jumlah transmigran yang ditempatkan sebanyak 75
KK dibagi dengan jumlah pendaftar sebanyak 447 KK.
Faktor yang menyebabkan ketidak berhasilan indikator sasaran ini adalah adanya
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
pembatalan dari daerah penempatan yang disebabkan lokasi penempatan
transmigrasi belum siap untuk ditempati.
Upaya pemecahannya antara lain :
MOU antar daerah lebih detail.
Monitoring cek lokasi lebih diintensifkan.
Indikator sasaran ini dilaksanlkan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program transmigrasi umum dengan kegiatan pengarahan dan
penempatan transmigrasi. Bentuk kegiatan ini antara lain:
Penyuluhan langsung dan tidak langsung.
Penyuluhan langsung berupa pemutaran film, video dan pembinaan calon
transmigran. Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan di tingkat Desa dan kecamatan
dengan peserta dari tokoh masyarakat, aparat Desa, Posyantrans, PKK, masyarakat
umum. Sedangkan pembinaan catrans dilaksanakan di Transito Transmigrasi
Kabupaten Bantul.
Selanjutnya penyuluhan tidak langsung berupa rapat koordinasi Desa dan siaran di
Bantul Radio dan Radio Persatuan Bantul.
Pendidikan dan pelatihan calon transmigran.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
catrans dengan memperhatikan usaha pokok dan pengembangan di daerah
tujuan.
Pemantapan transmigrasi.
Selama tahun 2011 dilaksanakan koordinasi ke Kementrian Nakertrans RI
(Ditjen P4T) di jakarta.
Monitoring ke lokasi transmigrasi.
Kegiatan ini meliputi penjajagan, pemberdayaan transmigrasi, ceking lokasi dan
pengawalan.
Penempatan Calon Transmigrasi
Pada tahun 2011 dilaksanakan penampungan sebanyak 75 KK (272) jiwa.
Penempatan Transmigran.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Untuk penempatan transmigrasi di awal tahun mentargetkan sebanyak 100 KK ,
tetapi dalam realisasinya hanya menempatkan sebanyak 75 KK. Penempatan tahun
2011 dengan lokasi sebagai berikut:
Kabupaten Hiangbana, Kalimantan Tengah (5 KK).
Kabupaten Dadaup, Kalimantan Tengah (5 KK).
Kabupaten Puncak , Gorontalo (25 KK).
Kabupaten Pohuwatu, Gorontalo (10 KK).
Kabupaten Kerinci, Jambi (5 KK).
Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (5 KK).
Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (5 KK).
Kabupaten Air Balui, Sumatera selatan (15 KK).
SASARAN 43
Menyatukan pemahaman program PUG dan perlindungan anak di semua
lapisan masyarakat , organisasi pemerintahan dan lembaga kemasyarakatan.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
43. Menyatukan
pemahanan program
PUG dan
perlindungan anak di
semua lapisan
masyarakat ,
organisasi
pemerintahan dan
lembaga
kemasyarakatan
1. Indeks pembangunan
gender
64,00
%
64,00% 100 Sangat
Berhasil
2. Penurunan kekerasan
terhadap anak dan
perempuan
5,00% 7,8% 156 Sangat
Berhasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
3 Peningkatan perempuan
dalam berbagai bidang.
8,90% 8,90% 100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 3 x 92,5 ) /3 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 43 = 92,5
Pada sasaran 43 ( empat puluh tiga ) terdiri dari 3 (tiga) indikator sasaran dengan
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 43 (empat puluh
tiga ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Indeks pembangunan gender. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 64,00%
terealisir 64,00%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan
kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya peran
aktif perempuan dalam sektor publik.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Penguatan kelembagaan pengarasutamaan gender dan
anak dengan kegiatan Penguatan kelembagaan pengarasutamaan gender gender
dan anak. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan peran, status dan kondisi
perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki serta
meningkatkan wawasan masyarakat mengenai pembangunan berwawasan gender
serta perlindungan anak.
2. Penurunan kekerasan terhadap anak dan perempuan . Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 5,00% terealisir 7,8%, maka nilai capaian indikator sasaran
ini sebesar 156% dengan kategori sangat berhasil. Nilai capaian ini diperoleh dari
jumlah KDRT tahun 2011 sebanyak 59 kasus dan jumlah KDRT tahun 2010
sebanyak 64 kasus .
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah peningkatan
sosialisasi.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 kegiatan yaitu Program
peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dengan kegiatan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Sosialisasi dan Advokasi Kebijakan Penghapusan buta aksara perempuan (PBAP).
Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat mau melaporkan KDRT yang dialaminya.
Dan akan dilakukan upaya rehabilitasi bagi korban dengan melatih ketrampilan,
mengupayakan bantuan modal usaha dan peralatan usaha, mengupayakan biaya
pendidikan bagi anak-anaknya, diupayakan pengobatan bagi korban yang
mengalami gangguan jiwa, bantuan pengobatan diupayakan bagi yang mengalami
sakit fisik. Jumlah perempuan dan anak yang menjadi korban adalah jumlah kasus
kekerasan yang dilaporkan dan tercatat.
3. Peningkatan perempuan dalam berbagai bidang. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebesar 8,90% terealisir 8,90%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
100% dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 kegiatan. Program
tersebut yaitu Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam
pembangunan dengan kegiatan Pembinaan Organisasi Perempuan. Kegiatan ini
bertujuan untuk Peningkatan Intensitas Kegiatan Organisasi Perempuan
SASARAN 44
Meningkatnya partisipasi kompetensi ketrampilan organisasi pemerintah ,
masyarakat dan individu.
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
44. Meningkatnya
parttisipasi
kompetensi
ketrampilan
organisasi
pemerintah,
masyarakat dan
individu
1. Pelatihan ketrampilan
usaha ekonomi
masyarakat pedesaan
75
Desa
75 Desa 100 Sangat
Berhasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2. Fasilitasi jumlah
partisipasi masyarakat
dalam pembangunan
desa
75
Desa
75 Desa 100 Sangat
Berhasil
3 Jumlah desa yang
diberikan sosialisasi
peningkatan kualitas LKD
75
Desa
75 Desa 100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 3 x92,5 ) / 3 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 44 = 92,5
Pada sasaran 44 ( empat puluh empat) terdiri dari 3 (tiga) indikator sasaran dengan
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 44 (empat puluh
empat ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pelatihan ketrampilan usaha ekonomi masyarakat pedesaan. Pada tahun 2011
mentargetkan sebanyak 75 Desa, terealisir 75 Desa, maka nilai capaian indikator
sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 kegiatan . Program
tersebut yaitu Program Pengembangan Lembaga ekonomi pedesaan dengan
kegiatan Pelatihan ketrampilan manajemen Badan Usaha Milik Desa (UED).
Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan memberikan pelatihan pengelola Usaha
Ekonomi Desa (UED) – SP . Peserta sebanyak 75 orang dari 75 Desa .
2. Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam membangun desa. Pada tahun 2011
mentargetkan memfasilitasi di 75 Desa terealisir 75 Desa, maka nilai capaian
indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan partisipasi dalam pembangunan desa dengan
kegiatan Pembinaan kelompok masyarakat pembangunan Desa (Musrenbang
Desa).
Bentuk dari kegiatan ini adalah memfasilitasi terhadap program perencanaan
pembangunan dari bawah yang diselenggarakan di 75 Desa yang selanjutnya
bahan tersebut akan dimusyawarahkan lagi di tingkat kecamatan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
3. Jumlah Desa yang diberikan sosialisasi peningkatan kualitas LKD. Pada tahun 2011
mentargetkan sebanyak 75 Desa terealisir 75 Desa, maka nilai capaian indikator
sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan dengan
kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat dan LKD.
Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Melaksanakan sosialisasi kelembagaan dan perencanaan Bulan Bhakti
Gotong Royong Masyarakat.
Rakor persiapan pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat
(BBGRM) dan HKG PKK dan HARGANAS di Desa Srimartani Kecamatan
Piyungan.
Memberikan pembekalan secara tehnis kepada pengurus LPMD.
SASARAN 45
Meningkatnya kesejahteraan PMKS / tuna sosial serta tertanganinya korban
NAPZA dan penduduk usia lanjut
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
45. Meningkatnya
kesejahteraan
PMKS/tuna sosial
serta tertanganinya
korban NAPZA dan
penduduk usia lanjut
1. Cakupan layanan bagi
Lanjut Usia (Lansia)
190
Orang
190 Orang 100 Sangat
Berhasil
2. Cakupan penanganan
para penyandang cacat
428
Orang
572 Orang 133,64 Sangat
Berhasil
3 Peningkatan penyuluhan
P4GN
250
Orang
250 Orang 100 Sangat
Berhasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4 Peningkatan program
BSK untuk anggota
masyarakat
3.000
Orang
3.000
Orang
100 Sangat
Berhasil
5 Bimbingan mental sosial
bagi PMKS
25 100 400 Sangat
Berhasil
6 Fasilitasi pembinaan anak
yatim
1.700
Orang
1.700
Orang
100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 6 x 92,5 ) / 6 =92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 45 = 92,5
Pada sasaran 45 ( empat puluh lima ) terdiri dari (enam) indikator sasaran dengan
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 45 (empat puluh
lima) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Cakupan layanan bagi Lanjut Usia (Lansia). Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 190 Orang terealisir 100%.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah Tinggi semangat
dan peran aktif Lansia potensial dalam melakukan kegiatan UEP dan UKS
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program
tersebut yaitu Program Pelayanan rehabilitasi kesejahteraan sosial dengan
kegiatan Pemberdayaan lanjut usia potensial.
2. Cakupan penanganan para penyandang cacat. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 428 orang terealisir 572 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 133,64 dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah Tinggi semangat
Penca untuk melaksanakan Usaha Sosial Ekonomis Produktif (USEP) dan mampu
mandiri
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program
tersebut yaitu Program pembinaan para penyandang cacat dan ekstrauma dengan
kegiatan pendayagunaan cacat dan ekstrauma. Bentuk dari kegiatan ini adalah
dengan melaksanakan pendayagunaan para penca dan eks taruma adalah untuk
memberikan motivasi kepada penyandang cacat untuk melaksanakan Usaha Sosial
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Ekonomis Produktif (USEP) dan mampu mandiri. Ketergantungan para penyandang
cacat terhadap lingkungannya mulai dikikis, dan mereka dibekali dengan
pengetahuan dan ketrampilan agar menjadi mandiri dan berdaya. Pada tahun 2011
telah dilaksanakan kegiatan tersebut terhadap 474 orang penyandang cacat di Kab.
Bantul
3. Peningkatan penyuluhan P4GN. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 250
orang terealisir 250 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100%
dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah Adanya
kesadaran dan peran aktif dari masyarakat, mantan pengguna maupun remaja dan
pelajar sangat tinggi. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1
Kegiatan . Program tersebut yaitu Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit
Masyarakat dengan kegiatan Penyuluhan Pencegahan Peredaran/ Penggunaan
Narkoba.
4. Peningkatan program BSK untuk anggota masyarakat. Pada tahun 2011
mentargetkan sebanyak 3.000 orang terealisir 3.000 orang, maka nilai capaian
indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah animo
masyarakat untuk memanfaatkan program BSK sangat tinggi.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial dengan
kegiatan pendampingan pelayanan BSK.
5. Bimbingan mental sosial bagi PMKS. Kegiatan ini baru terlaksana pada tahap
tingkat pendataan / penjaringan kepada sebanyak 100 orang PMKS dan selanjutnya
akan dilakukan pembinaan ketrampilan bagi PMKS dari hasil dari penjaringan
tersebut.
6. Fasilitasi pembinaan anak yatim. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 1.500
orang terealisir 1.700 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 113,33
% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah Semangat dan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
partisapasi anak yatim sangat tinggi.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut
yaitu Program Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial dengan kegiatan
Fasilitasi Anak Yatim Piatu.
SASARAN 46
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat miskin
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No. IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
46. Meningkatnya kesejahteraan
masyarakat khususnya
masyarakat miskin.
1. Tingkat kemiskinan
turun
13% 2,79% 21,46 Tidak
Berhasil
2. Membaiknya Indek
Gini
0,2507 % 0,2445, 102,47 Sangat
Berhasil
3 Data base keluarga
miskin
51
Skor
nilai
51
Skor nilai
100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 2 x 92,5 ) /2 = 92,5 Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil) = ( 1x 27,5 ) /1 = 27,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 46 = 120
Pada sasaran 46 ( empat puluh enam) terdiri dari 3 (tiga) indikator sasaran dengan
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 120 dengan kategori Sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 46 (empat puluh
enam) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tingkat kemiskinan turun. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 13% terealisir
2,79%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 21,46% dengan kategori
tidak berhasil.
Realisasi capaian ini diperoleh dari jumlah KK miskin tahun 2011 sebanyak 40.321
KK sedang pada tahun 2010 KK miskin sebanyak 41,480 KK, sehingga terjadi
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
penurunan sebanyak 1.159KK (2,79%).
Faktor yang menghambat ketidak berhasilan indikator sasaran ini adalah adanya
mindset dari masyarakat yang belum berubah sehingga pendataan belum optimal.
Upaya yang harus dilakukan untuk pemecahan terhadap permasalahan tersebut
adalah dengan merubah mindset masyarakat.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 Program dan 3 Kegiatan . Program
tersebut antara lain:
1) Program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang
masalah kesejahteraan sosial lainnya dengan kegiatan Promosi hasil usaha
GAKIN. Kegiatan ini guna membuka peluang pasar bagi produk-produk PEKM
dan UPPKS.
2) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan sosial dengan kegiatan
antara lain:
a. Pendampingan program layanan bagi keluarga miskin. Kegaiatan ini dalam
rangka untuk meningkatkan Peserta KB Lestari.
b. Jaring informasi riset Daerah. Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk
mendukung dan memfasilitasi kelancaran dalam perolehan data-data
pencatatan dan pelaporan pengendalian program KB dan PELKON
(Pelayanan Kontrasepsi ) serta proses aplikasi pemutakhiran data
kependudukan dan keluarga. Kegiatan ini diperuntukan bagi koneksitas
jaringan internet bagi R/R on line berbasis web hingga level Kecamatan.
2. Membaiknya Indek Gini. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 0,2507 % terealisir
0,2445, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 102,47% dengan kategori
sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah karena
pertumbuhan ekonomi terjadi pada sektor yang menyerap tenaga kerja banyak dan
berpendapatan rendah seperti perdagangan, industri pengolahan dan jasa.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
3. Data base keluarga miskin . Pada tahun 2011 mentargetkan skor nilai 51 terelaisir
51 nilai nya, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori
sangat berhasil.
Faktor yang mendukukung keberhasilan penyusunan data base keluarga miskin
adalah adanya partisipasi lini dilapangan.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Pengembangan data/informasi/ statistik daerah dengan
kegiatan Penyusunan dan Pengumpulan data Statistik Daerah. Kegiatan ini
bertujuan secara umum diperolehnya data basis keluarga miskin yang dapat
memberikan gambaran cirri-ciri keluarga miskin Kabupaten Bantul yang dapat
digunakan untuk penentuan prioritas sasaran berbagai intervensi pembangunan
dalam rangka pengentasan kemiskinan dan secara khusus tersedianya data miskin
secara by name by addres di setiap tingkatan wilayah RT, Dusun, Desa, Kecamatan
sampai Kabupaten.
SASARAN 47
Meningkatnya kualitas keluarga
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
47. Meningkatnya
kualitas keluarga
1. Prosentase keluarga
dengan jumlah anak
kurang dari 3
3,2% 3,2% 100 Sangat
Berhasil
2. Prosentase keluarga
pra sejahtera
dibandingkan dengan
jumlah total keluarga
31,8% 41,22% 68,42 Cukup
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5) /2 = 46,25 Capaian Sasaran (Kategori Cukup Berhasil) = ( 1 x 62,5) /2 = 31,25
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 47 = 77,5
Pada sasaran 47 ( empat puluh tujuh ) terdiri dari 2 (dua) indikator sasaran dengan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 77,5 dengan kategori berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 47 (empat puluh
tujuh) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Prosentase keluarga dengan jumlah anak kurang dari 3. Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 3,2% terealisir sebesar 3,2%, maka nilai capaian indikator
sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Realisasi capaian ini diperoleh dari jumlah jiwa pada tahun 2011 sebanyak 848.608
dibagi dengan jumlah keluarga pada tahun 2011 sebanyak 258.294 KK dikalikan
100% sehingga tercapai 3,2%.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini dikarenakan adanya
kesadaran untuk ber KB yang tinggi dan kemudahan mengakses alat komunikasi.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 5 Program dan 6 Kegiatan . Program
tersebut antara lain:
1) Program Keluarga Berencana dengan kegiatan antara lain:
a. Pembinaan Keluarga Berencana. Bentuk dari kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan Peserta KB Lestari, melalui KB ini dapat mengendalikan
jumlah kelahiran sehingga laju pertumbuhan penduduk dapat terkendali
sehingga kesejahteraan keluarga dapat ditingkatkan.
b. Pendampingan kegiatan HARGANAS XVI. Kegiatan ini bertujuan agar semua
keluarag bisa ikut KB.
2) Program kesehatan reproduksi remaja dengan kegiatan Advokasi dan KIE
Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan
dan hak-hak reproduksi guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksi serta
mempersiapkan kehidupan keluarga dalam mendukung upaya peningkatan
kualitas generasi mendatang.
3) Program Pelayanan Kontrasepsi dengan kegiatan Advokasi dan KIE Tentang
Kesehatan Reproduksi Remaja. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak
reproduksi guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksi serta
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
mempersiapkan kehidupan keluarga dalam mendukung upaya peningkatan
kualitas generasi mendatang.
4) Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga dengan
kegiatan Pengembangan ADITUKA (Asuhan Dini Tumbuh Kembang Anak).
Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan para kader penggiat di Kelompok
Kegiatan (Poktan) yang ada di pedukuhan atau desa dengan sasaran utama
pelatihan kader te Asuhan Dini Tumbuh Kembang Anak (Adituka).
5) Program Program Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-PAUD
dengan kegiatan Fasilitasi kegiatan keterpaduan BKB-Posyandu-Padu.
Kegiatan ini menekankan koordinasi dan soliditas para kader penggiat di
Kelompok Kegiatan (Poktan) yang ada di pedukuhan atau desa dengan
sasaran utama keterpaduan kegiatan antara BKB-Posyandu dan PAUD
termasuk di dalamnya pelatihan kader tentang Asuhan Dini Tumbuh Kembang
Anak (Adituka).
2. Prosentase keluarga prasejahtera dibandingkan dengan jumlah total keluarga. Pada
tahun 2011 mentargetkan sebesar 31,58% terealisir sebesar 41,22% maka nilai
capaian indikator sasaran ini sebesar 69,47% dengan kategori cukup berhasil.
Realisasi capaian sebesar 41,22% ini diperoleh dari jumlah keluarga pra sejahtera
dan Sejahtera 1 pada tahun 2011 sebanyak 106.469 KK dibagi dengan jumlah KK
pada tahun 2011 sebanyak 258.294 KK, sehingga hasilnya sebesar 41,22%.
Pengukuran Indikator sasaran ini dimanfaatkan untuk mengukur banyaknya
keluarga keluarga pra sejahtera dan sejahtera 1 yang ada di Kabupaten Bantul.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Penyediaan Data Keluarga dengan kegiatan Pemutakhiran
data keluarga.
Kegiatan ini dengan hasil diperolehnya Data kependudukan dan data keluarga.
Dengan data base ini dimanfaatkan antara lain untuk penyusunan kepesertaan
Jamkesda, program CDMK , SIDUGA( Sistem Informasi Kependudukan dan
Keluarga) serta peruntukan data sasaran bagi program-program pembangunan
lainnya.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 48
Mantapnya penanganan bencana
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
48. Mantapnya
penanganan bencana
1. Peningkatan relokasi
tanah longsor
5
rumah
- - -
2. Penambahan dan
pemeliharaan sarana
prasarana dan peralatan
evakuasi, rambu
evakuasi.
10
Unit
6
Unit
60% Cukup
Berhasil
3 Penambahan rambu-
rambu bahaya, pengeras
suara di sepanjang pantai
dan togor EWS
- - - -
4 Peningkatan kualitas SDM
tenaga penanggulangan
bencana
115
Orang
300 Orang 260,87 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5) /2 = 92,5 Capaian Sasaran (Kategori Cukup Berhasil) = ( 1 x 62,5) /2 = 31,25
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 48 = 123,75
Pada sasaran 48 ( empat puluh delapan ) terdiri dari 4 (empat ) indikator, tetapi baru
terealisir 2 indikator sasarankarena baru akan dilaksanakan di tahaun 2012.
Selanjutnya sasaran 48 dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 123 dengan
kategori sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 48 (empat puluh
delapan) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai beriku
1. Peningkatan relokasi tanah longsor . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 5
rumah, tetapi indikator sasaran ini tidak terealisir dikarenakan anggaran yang
dialokasikan dialihkan untuk kegiatan lain yang lebih prioritas. Upaya yang dilakukan
adalah dengan mengusulkan di anggaran tahun 2012.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2. Penambahan dan pemeliharaan sarana prasarana dan peralatan evakuasi, rambu
evakuasi. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 10 Unit terealisir 6 Unit, maka
nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 60% dengan kategori cukup berhasil.
Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan dukungan anggaran yang
terbatas.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 Program dan 2 Kegiatan. Program
tersebut antara lain:
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan kegiatan Penyediaan
Peralatan dan Perlengkapan Kantor.
2) Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur dengan kegiatan
Pengadaan pakaian khusus.
3. Penambahan rambu-rambu bahaya, pengeras suara di sepanjang pantai dan togor
EWS. Pada tahun 2011 belum ada kegiatan untuk mendukung indikator sasaran
tersebut dan kegiatan baru akan dilaksanakan pada tahun 2012.
4. Peningkatan kualitas SDM tenaga penanggulangan bencana. Pada tahun 2011
melaksanakan diklat penanggulangan bencana dengan target sebanyak 115 orang
terealisir sebanyak 300 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
260,87% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indicator sasaran ini karena ketersediaan
anggaran dan adanya kebijakan Pemda.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur dengan kegiatan
Pendidikan dan Pelatihan . Kegiatan ini berupa pelatihan baik teori maupun praktek
bagi Tim Penanggulangan Bencana seperti SAR, PBK dan TRC.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 49
Mantapanya pengelolaan sarana dan prasarana publik
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
49. Mantapnya
pengelolaan sarana
dan prasarana publik
1. Peningkatan jalur evakusi 2 km 1,8 km 90 Sangat
Berhasil
2. Jumlah sarana evakuasi 1 Unit - - -
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x92,5) / 1 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 49 = 92,5
Pada sasaran 49 ( empat puluh sembilan) terdiri dari 2 (dua) indikator sasaran, tetapi
baru terealisir 1 indikator. Sedangkan 1 indikator sasaran belum ada kegiatan yang
menunjang pengukuran indikator sasaran tersebut. Selanjutnya sasaran ini dengan nilai
rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 49 (empat puluh
sembilan ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Peningkatan jalur evakuasi. Pada tahun 2011 mentargetkan sepanjang 2 km
terealisir 1,8 km, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 90% dengan
kategori sangat berhasil.
Keberhasilan indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Pembangunan insfrastruktur pedesaan dengan
kegiatan Pembangunan jalan dan jembatan pedesaan.
Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Pembangunan jalur evakuasi Donotirto – Tirtosari – Tirtomulyo (0,7 km).
Pembangunan jalan Kuwaru – Poncosari (0,5 km).
Pembangunan jalan Siluk I Kajor Selopamioro (0,6km).
2. Jumlah sarana evakuasi. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 1 unit tidak
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
terealisir dikarenakan pada tahun 2011 belum ada kegiatan untuk menunjang
indikator tersebut.
SASARAN 50
Terwujudnya peningkatan pengelolaan SDA, perlindungan fungsi lingkungan
dan keaneka ragaman hayati
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
50. Terwujudnya
peningkatan
pengelolaan SDA,
perlindungan fungsi
lingkungan dan
keaneka ragaman
hayati
1. Tingkat kerusakan akibat
penggalian dan
penambangan turun
7 Ha 9,60 Ha 137,14 Sangat
Berhasil
2. Prosentase jumlah
pengaduan masyarkat
akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan
hidup yang ditindaklanjuti
60% 100% 166,67 Sangat
Berhasil
3 Informasi status
kerusakan lahan
30% 59,95% 189,83 Sangat
Berhasil
4 Pencegahan pencemaran
udara dari sumber tidak
bergerak
60% 62,5% 104,16 Sangat
Berhasil
5 Pencegahan pencemaran
air
40% 85,71% 214,28 Sangat
Berhasil
6 Rasio Ruang Terbuka
Hijau per satu wilayah
25% 20,77% 83,08 Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 5 x 92,5 ) /6 = 77,08 Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = ( 1 x 77,5 ) /6 = 12,92
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 50 = 90
Pada sasaran 50 ( lima puluh ) terdiri dari 6 (enam) indikator sasaran dengan nilai
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
rata-rata capaian sasaran sebesar 90 dengan kategori sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 50 (lima puluh)
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tingkat kerusakan akibat penggalian dan penambangan turun. Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 7 Ha terealisir sebesar 9,60 Ha, maka nilai capaian indikator
sasaran ini sebesar 137,14% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung berhasilan indikator sasaran ini adalah meningkatnya
tingkat kesadaran pemerintah dan pengawasan , pengendalian dilaksanakan
dengan baik
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 3 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang
Pertambangan dengan kegiatan antara lain:
a. Sosialisasi Regulasi mengenai kegiatan penambangan Galian C. Tujuan kegiatan
ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang aturan yang berhubungan dengan
penambangan galian C. Sasaran kegiatan adalah penambang dan tokoh
masyarakat pemerintah desa serta kecamatan. Narasumber pada kegiatan
sosialisasi ini berasal dari Satpol PP, Kejaksaan, Polres, dan BLH. Kegiatan ini
meliputi 14 kali pelaksanaan sosialisasi di kecamatan kecuali Dlingo, Srandakan,
dan Bambanglipuro.
b. Monitoring dan pengendalian kegiatan penambangan bahan Galian C.
Kegiatan ini bertujuan untuk memantau dan mengendalikan kegiatan khususnya
penambangan galian C, tetapi termasuk juga pengendalian bangunan di sepadan
jaringan irigasi. Monitoring dilaksanakan di seluruh kecamatan di Kabupaten
Bantul dengan melibatkan Badan Lingkungan Hidup, Satpol PP, dan Polres.
Monitoring dapat menurunkan kegiatan penambangan si daerah terlarang
terutama di hulu-hilir bangunan vital misalnya jembatan dan groundsill, walaupun
belum dapat menghilangkan sama sekali penambangan di daerah terlarang.
Monitoring dapat mendukung pengurangan kerusakan lahan di Kabupaten
Bantul.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
c. Koordinasi dan pendataan tentang hasil produksi di bidang pertambangan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh data hasil tambang (galian C)
di Kabupaten Bantul. Kegiatan ini dengan sasaran 17 kecamatan . Dari
kegiatan ini diperoleh data produksi tambang sekabupaten Bantul. dari Kegiatan
ini diperoleh data jumlah produksi pasir/krikil/krakal sejumlah 241.831 m-3, batu-
bata 14.239,4 m-3, batu putih 16.834 m-3 dan tanah liat 3.832 m-3 dan phospat
300 m-3
2. Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/
atau perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti. Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 60% terealisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 166,67% dengan kategori sangat berhasil.
Realisasi capaian sebesar 100% diperoleh dari Jumlah pengaduan masyarakat
akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang
ditindaklanjuti pada tahun 2011 sebanyak 21 pengaduan dibagi dengan Jumlah
pengaduan yang diterima instansi lingkungan hidup pada kurun waktu 1 tahun
sebanyak 21 pengaduan, sehingga realisasi capaian sebesar 100%.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 6 Program dan 6 Kegiatan.
Program tersebut antara lain:
1) Program Pengendalian pencemaran dan perusakan LH dengan kegiatan
Fasilitasi penyelesaian sengketa LH.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ketaatan masyarakat akan aturan
hukum yang ada serta kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan
dan kesehatan lingkungan sekitar serta toleransi antar warga masyarakat.
2) Program Pengendalian pencemaran dan kerusakan Lingkungan Hidup
dengan kegiatan Pengkajian dampak lingkungan (WASDAL RIG).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengendalikan dampak lingkungan akibat dari
kegiatan usaha. Wujud dari kegiatan ini adalah terpantaunya RIG di 150 Unit
Usaha.
3) Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
dengan kegiatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan dokumen pengelolaan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
lingkungan hidup.
Kegiatan ini untuk pemantauan dokumen pengelolaan lingkungan hidup
sebanyak 13 dokumen.
4) Program Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
dengan kegiatan Penyusunan kebijakan pengendalian pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup . Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
kepatuhan pelaku pembangunan lingkungan dan menurunnya pencemaran
lingkungan. Hasil dari kegiatan ini adalah tessusunnya draft Perbup serta
sosialisasi Perda pengelolaan air lmbah.
5) Program Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dengan kegiatan
Penyusunan laporan periodik per bulan sampah harian.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah timbunan samapah, volume
samaph yang tertangani dan kelompok masyarakat yang mengelola sampah.
Hasil dari kegiatan ini adalah buku laporan volume sampah sebanyak 10
Eksemplar.
6) Program Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
dengan kegiatan Peringatan hari lingkungan hidup. Kegiatan ini bertujuan
untuk meningkatkan kepedulian warga masyarakat dan sekolah akan
pentingnya manfaat menanam pohon untuk melestarikan lingkungan dimasa
mendatang. Hasil dari kegiatan ini adalah dengan mengadakan lomba karya
tulis , puisi, upacara bendera dan menanam pohon di lahan kritis.
3. Informasi status kerusakan lahan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 30%
terealisir sebesar 59,95%, maka nlai capaian indikator sasaran ini sebesar 189,33%
dengan kategori sangat berhasil.
Realisasi capaian sebesar 59,95% diperoleh dari luas lahan yang seluas 8666,76
Ha diperuntukkan untuk produksi Biomassa, baru seluas 5207,31 Ha dapat
diinformasikan status kerusakan lahan /tanah untuk produksi Biomassa
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 7 Program dan 7 Kegiatan. Program
tersebut yaitu :
1) Program Perlidungan dan konservasi SDA dengan kegiatan Pengendalian
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
kerusakan hutan dan lahan. Kegiatan ini bertujuan untuk menguji kualitas tanah
( 1 kali ) dan tersusunnya laporan sebanayk 3 Eksemplar.
2) Program Peningkatan pengendalaian polusi dengan kegiatan Pembuatan taman
hijau ( perluasan ruang terbuka hijau ). Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan luasan ruang terbuka hijau dengan pembuatan taman hijau di
kompleks perkantoran Pemda II.
3) Program perlindungan dan konservasi SDA dengan kegiatan Pengelolaan
keaneka ragaman hayati. Kegiatan ini untuk menyusun buku keaneka ragaman
hayati sebanyak 10 Eksemplar.
4) Program Peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan LH dengan
kegiatan Pengembangan data dan informasi lingkungan (pemantauan kualitas
tanah) . Kegiatan ini untuk meningkatkan data kualitas LH dengan pembelian 5
unit komputer dekstop serta 1 set alat penguji kualitas tanah.
5) Program perlindungan dan konservasi SDA dengan kegiatan Peingkatan peran
serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi SDA (KALPATARU).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan SDA dan peningkatan prestasi pelestari lingkungan dengan hasil
kelompok tani Raharjo Juara I tingkat Propinsi sebagai penyelamat lingkungan.
6) Program Peningkatan kualitas dan akses informasi dan LH dengan kegiatan
Pendampingan lomba kampung hijau . Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong
para pemangku kepentingan memahami dan mewujudkan kampung hijau serta
meningkatkan kinerja pemerintahan desa dan partisipasi masyarakat dalam
menerapkan pelestarian fungsi lingkungan dalam segala aspek kehidupan di
lingkungan tempat tinggal. Dalam kegiatan ini terpilih Dusun Gatak Tamantirto
Kasihan sebagai peringkat 1.
7) Program Perlindungan dan konservasi SDA dengan kegiatan Koordinasi
peningkatan pengelolaan kawasan konservasi . Kegiatan ini bertujuan untuk
mengurangi genangan air aliran pemukiman, menambah tampungan air serta
peningkatan lokasi cadangan sumber daya air. Hasl dari kegiatan ini adalah
pembangunan 110 sumur resapan di 9 Kecamatan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4. Pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak. Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 60% terealisir sebesar 62,5%, maka nilai capaian indikator
sasaran ini sebesar 109,33% dengan kategori sangat berhasil.
Realisasi capaian ini diperoleh dari 8 usaha, baru 5 usaha yang memenuhi
persyaratan administrasi dan tehnis.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 6 Program dan 6 Kegiatan.
Program tersebut yaitu:
1) Program Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Kegiatan
ini bertujuan untuk memantau kualtas udara ambient sumber pencemaran
industri dalam mendukung SPM . Hasil dari kegiatan ini adalah terpantaunya
kualitas udara di 6 titik.
2) Program Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dengan
kegiatan Koordinasi penilaian kota sehat (ADIPURA). Kegiatan ini bertujuan
untuk mewujudkan kota yang bersih dan sehat dengan cara melakukan
koordinasi dan pemantauan di titik pantau penilaian kota sehat adipura.
3) Program Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dengan
kegiatan Pemantauan kualitas lingkungan (penerapan manajemen limbah
industri hasil tembakau dan kawasan tanpa asap rokok/cukai. Hasil dari kegiatan
ini adalah terpantaunya kualitas lingkungan di 3 industri rokok, pembangunan
tempat merokok dan terlaksananya pengujian kulitas tanah di 3 titik ,udara di 12
titik dan air di 18 titik.
4) Program Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dengan
kegiatan Pengembangan produksi ramah lingkungan (pembuatan teknologi
biogas).
Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kotoran ternak sapi menjadi
energy alternatif. Hasil dari kegiatan ini adalah pembangunan IPAL biogas
sebanyak 11 Unit dengan rincian untuk Kecamatan Srandakan sebanyak 4 unit,
untuk Kecamatan Imogiri sebanyak 3 unit, untuk Kecamatan Pleret seba.nyak 2
unit dan untuk Kecamatan Piyungan sebanyak 2 Unit .
5) Program kualitas dan akses informasi SDA dan LH dengan kegiatan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Penyusunan data SDA dan Neraca Sumber Daya Hutan (NSDH) Nasional dan
Daerah (LSLHD) dengan kegiatan . Kegiatan ini dengan hasil tersusunnya draft
Lapora Status Lingkungan Hidup Daerah (LSLHD).
6) Program Peningkatan pengendalian pollusi dengan kegiatan Pengadaan sarana
dan prasarana pemantauan kualitas udara . Kegiatan ini dalam rangka untuk
meningkatkan data kulitas LH dan pencapaian SPM berupa pembelian 1 set alat
pemantau kualitas udara ambient.
5. Pencegahan pencemaran air. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 40%
terealisir 85,71%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 214,28% dengan
kategori sangat berhasil.
Realisasi capaian sebesar 85,71% diperoleh dari 7 unit usaha, baru ada 6 unit
usaha yang memenuhi persyaratan adminstrasi dan tehnis.
Indikator sasaran tersebut dilaksanakan melalui 5 Program dan 5 Kegiatan.
Program tersebut yaitu:
1) Program Pengendalian dan pencemaran lingkugan hidup dengan kegiatan
Koordinasi pengelolaan prokasih/superkasih. Kegiatan ini bertujuan untuk
emantauan kulitas air sungai dan SPM. Kegiatan ini berupa pengadaan reagen
kimia, pengujian kualitas air sungai sebanyak (1 kali di 5 sungai di 15 titik),
tersusunnya buku laporan kualitas air sebanyak 6 eksemplar serta monitoring
sumber penecemaran.
2) Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dengan kegiatan
Bimbingan tehnis persampahan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Wujud
dari kegiatan ini adalah dengan melaksanakan bimbingan pengelolaan sampah
untuk 235 peserta di 5 Kecamatan.
3) Program Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dengan kegiatan
Penyediaan sarana dan prasarana persampahan. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan prinsip 3R.
Wujud dari kegiatan ini adalah pengadan 3.484 unit tong sampah dan 331 unit
komposter yang telah dibagikan di 17 Kecamatan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4) Program Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dengan kegiatan
Peningkatan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana persampahan .
Kegiatan ini beujuan untuk meningkatakan sarana dan prasarana persampahan
berupa pengadaan 25 unit gerobak sampah untuk 25 kelompok pengelola
sampah dan 5 unit mesin pencacah sampah organik untuk 5 kelompok
pengelola sampah.
5) Program Peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan LH dengan
kegiatan Peningkatan edukasi dan komunkasi di bidang lingkungan
(pendampingan sekolah berwawasan lingkungan). Kegiatan ini bertujuan untuk
mewujudkan dan meningkatkan prestasi sekolah berwawasan lingkungan. Hasil
dari kegiatan ini adalah SMPN 1 Banguntapan sebagai juara I Tingkat Propinsi,
SMAN Kasihan sebagai juara II Tingkat Propinsi, SDN Bantul Manunggal
sebagai juara III Tingkat Propinsi dan Pondok Pesantren Al Imdad Pndak
sebagai juara I Tingkat Propinsi.
6. Rasio ruang terbuka hijau persatu wilayah. Pada tahun 2011 mentargetkan seluas
25% terealisir seluas 20,77 %, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
83,08% dengan kategori berhasil.
Realisasi capaian ini diperoleh dari Luas ruang terbuka hijau seluas 5.243,55 m2
dibagi luas wilayah ber HPL/HGB seluas 2.524.106 m2.
SASARAN 51
Terkelolanya Sumberdaya hutan
PENGUKURAN KINERJA
No.
Sasaran Strategis No
.
IndikatorKinerja Target Realisasi (%) Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
51. Terkelolanya
Sumberdaya hutan
1. Pencegahan dan
pengendalian kerusakan
hutan dan lahan
17
Kec.
17 Kec. 100 Sangat
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5) /1 = 92,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 50 = 92,5
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pada sasaran 51 ( lima puluh satu ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil.
Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 51 (lima puluh
satu) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pencegahan dan pengendalian kerusakan hutan dan lahan. Pada tahun 2011
mentargetkan sebanyak 17 Kecamatan terealisir 17 Kecamatan, maka nilai capaian
indikator sasaran ini dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah dukungan SDM,
Dana, Juknis dan partisipasi masyarakat.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 3 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan kegiatan
antara lain:
a. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan gerakan rehabilitasi hutan dan
lahan (DAK Bidang Kehutanan).
Kegiatan ini dalam bentuk :
1) Pembuatan hutan rakyat di 11 kelompok tani antara lain Kelompok Tani
Makmur, Grogol VIII, Parangtritis, Kretek (25 Ha), Kelompok Tani Mulyo,
Jalakan, Ciren, Triharjo, Pandak (20 Ha),Kelompok Ngudi Lestari, Kaliberot,
Argomulyo, Sedayu (20 Ha),Kelompok Ngudi Rejo, Banyusurip, Girirejo,
Imogiri (15 Ha),Kelompok Sedyo Makmur, Kajor Kulon, Selopamioro, Imogiri
(15 Ha),Kelompok Kitri Dadi, Geger Kuning, Seloharjo, Pundong (15
Ha),Kelompok Ngudi Luwih, Cengkehan, Wukirsari, Imogiri (25
Ha),Kelompok Sido Kumpul, Lanteng I, Selomaioro, Imogiri (15
Ha),Kelompok Tani Manunggal, Duwet Gentong, Srimulyo, Piyungan (25
Ha),Kelompok Brewu, Krebet, Guwosari, Pajangan (15 Ha),Kelompok Suka
Makmur, Bongsing, Guwosari, Pajangan (15 Ha)
2) Pembuatan Gully plug dengan kelompok antara lain Kelompok Rukun
Sentosa, Kedungrejo, Wonolelo, Pleret (1 unit), Kelompok Tepat Rejo, Jetis,
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Selopamioro, Imogiri (1 unit),Kelompok Sumber Waras, Soka, Seloharjo,
Pundong (2 unit),Kelompok Tani Maju, Mojosari, Srimartani, Piyungan (1
unit),Pembuatan sumur resapan,Kelompok Ngudi Makmur, Umbulsari,
Srimartani, Piyungan (5 unit),Kelompok Rukun Manunggal, Nogosari II,
Wukirsari, Imogiri (6 Unit),Kelompok Tani Murwat, Jolosutro, Srimulyo,
Piyungan (5 unit),Pengkayaan hutan pantai ,Kelompok Lestari,Poncoasri,
Srandakan (5 Ha)
3) Pembuatan hutan pantai terdiri dari Kelompok Empat Lima, Depok,
Parangtritis, Kretek (15 Ha),Kelompok Ngalangsari, Grogol IX, Parangtritis,
Kretek (10 Ha),Kelompok Eka Lestari, Cangkring, Poncosari, Srandakan (10
Ha),Kelompok Pemuda-Pemudi Baros, Baros, Tirtoharjo, Kretek (5 Ha).
4) Pembuatan embung air terdiri dariKelompok Tani Maju, Semuten, Jatimulyo,
Dlingo (1 unit),Kelompok Akur, Kayuberit, Terong II, Terong, Dlingo (1 Unit)
Kendala yang dihadapi Pengetahuan SDM kelompok tani tentang
administrasi dan pelaporan kegiatan serta teknis kegiatan masih kurang.
Sehingga diperlukan pendampingan dan pelatihan petani.
b. Peningkatan pemanfaatan lahan bawah tegak hutan dan rehabilitasi hutan dan
lahan. Bentuk Kegiatan ini antara lain:
Pengadaan bibit tanaman penghijauan lingkungan sebanyak 8.250 batang
Peningkatan pemanfaatan lahan bawah tegakan untuk demplot rehabilitasi
teras seluas 3 Ha di blok Dangwesi/Pancuran, Terong, Dlingo.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Dengan telah dilaksanakan pengukuran kinerja sasaran beserta simpulan rata-rata
sesuai dengan “Metode rata-rata data kelompok” , maka hasil penyimpulan sasaran
untuk capaian masing-masing sasaran dapat dijelaskan sasaran sebagai berikut:
No Sasaran Capaian
Kinerja
Skala Pengukuran Ordinal
Sangat
Berhasil
Di atas 85
Berhasil
70 s.d. 85
Cukup
Berhasil
55 s.d.70
Kurang
Berhasil
< 55
1. Meningkatnya kapasitas
dan profesionalisme
Aparat Pemerintah
Daerah dan Desa serta
lembaga pemerintah
daerah
81,36 Berhasil
2 Meningkatnya transparasi
, efektifitas dan efisiensi
Birokrasi
91 Sangat
Berhasil
3 Meningkatnya
kemampuan pengelolaan
keuangan dan kekayan
daerah
83,2 Berhasil
4 Meningkatnya kualitas
pelayanan publik
92,5
Sangat
Berhasil
5 Penyingkatan waktu
penyelesaian ijin
92,5 Sangat
Berhasil
6 Penyingkatan waktu
penyelesaian pengaduan
92,5 Sangat
Berhasil
7 Meningkatnya indeks
kepuasan masyarakat
(IKM)
92,5 Sangat
Berhasil
8 Terciptanya kepastian
hukum dan ketertiban
masyarakat
76,26 Berhasil
9 Meningkatnya
pemahaman prinsip-
prinsip dasar Hukum Dan
Ham
88,75 Sangat
Berhasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
10 Tersedianya sarana
berupa tanah untuk
pembangunan fasilitas
kepentingan umum
92,5 Sangat
Berhasil
11 Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan
90,83 Sangat
Berhasil
12 Meningkatnya derajad
kesehatan masyarakat
78,93 Berhasil
13 Meningkatnya Desa
Siaga kategori baik
(Purnama dan Mandiri )
92,5 Sangat
Berhasil
14 Meningkatnya prosentase
rumah dan lingkungan
sehat
92,5 Sangat
Berhasil
15 Semua penduduk
memiliki jaminan
kesehatan
92,5 Sangat
Berhasil
16 Meningkatnya kualitas
pendidikan
89,51 Sangat
Berhasil
17 Meningkatnya kualitas
perpustakaan
92,5 Sangat
Berhasil
18 Meningkatnya sekolah
berkualitas
89,99 Sangat
Berhasil
19 Meningkatnya jumlah
lembaga pendidikan non
formal dan informal
92,5 Sangat
Berhasil
20 Meningkatnya prestasi
pemuda Kabupaten
Bantul dibidang olah raga
secara kuantitatif dan
kualitatif
86,5 Sangat
Berhasil
21 Meningkatnya kualitas
pemuda dan olah
ragawan professional.
92,5 Sangat
Berhasil
22 Meningkatnya kualitas
data base dalam format
digital di semua sector.
- - - - -
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
23 Pengembangan Sistim
Informasi yang berbasis
teknologi informasi dan
komunikasi (TIK)
92,5 Sangat
Berhasil
24 Tersedianya informasi
melalui meda masa tepat
guna
92,5 Sangat
Berhasil
25 Meningkatnya jumlah
DBKS
92,5 Sangat
Berhasil
26 Meningkatnya kualitas
pelayanan kehidupan
beragama
92,5 Sangat
Berhasil
27 Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi
daerah
80,25 Berhasil
28 Mempermudah akses
dan sarana distribusi
pangan serta akses
sarana dan prasarana
produksi pertanian serta
perikanan dan kelautan
85,82 Sangat
Berhasil
29 Meningkatnya produksi
bahan pangan ,pertanian,
peternakan dan
perikanan serta
agropolitan.
83,26 Berhasil
30 Terkendalinya laju alih
fungsi lahan pertanian
92,5 Sangat
Berhasil
31 Meningkatnya program
usaha tani dan aktifitas
kelembagaan petani dan
penyuluh
70,82 Berhasil
32 Meningkatnya sarana dan
prasarana ekoomi antara
lain pasar, terminal, jalan
dan lain – lain.Berhasil
83,21 Berhasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
33 Meningkatnya unit-unit
usaha industri kecil
dengan mengoptimalkan
penggunaan bahan baku
lokal, inovasi produk,
akses permodalan serta
perluasan jangkauan
pemasaran.
86,50 Sangat
Berhasil
34 Meningkatnya jumlah
Desa Wisata, Desa
budaya, peristiwa
budaya, penghargaan
budaya, kelompok
kesenian.
92,5 Sangat
Berhasil
35 Meningkatnya jumlah
pengunjung obyek
wisata
92,5 Sangat
Berhasil
36 Meningkatnya jumlah
investasi kepariwisataan
92,5 Sangat
Berhasil
37 Berkembangnya kawasan
APY, Pantai Selatan
92,5 Sangat
Berhasil
38 Meningkatnya
ketrampilan pencari kerja.
27,5 Tidak
Berhasil
39 Meningkatnya lapangan
pekerjaan
48 Tidak
Berhasil
40 Meningkatnya keamanan
dan perlindungan tenaga
kerja
40,5 Tidak
Berhasil
41 Terjaminnya hak-hak
pekerja
62,5 Cukup
Berhasil
42 Terciptanya penempatan
transmigrasi.
27,5 Tidak
Berhasil
43 Menyatukan pemahaman
program PUG dan
perlindungan anak di
semua lapisan
masyarakat, organisasi
pemerintahan dan
lembaga kemasyarakatan
92,5 Sangat
Berhasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
44 Meningkatnya partisipasi
kompetensi ketrampilan
organisasi pemerintah
masyarakat dan individu.
92,5 Sangat
Berhasil
45 Meningkatnya
kesejahteraan
PMKS/tuna sosial serta
tertanganinya korban
NAPZA dan penduduk
usia lanjut
92,5 Sangat
Berhasil
46 Meningkatnya
kesejahteraan
masyarakat khususnya
masyarakat miskin.
120 Sangat
Berhasil
47 Meningkatnya kualitas
keluarga
77,5 Berhasil
48 Mantapnya
penanggulangan
bencana
123,75 Sangat
Berhasil
49 Mantapnya pengelolaan
sarana dan prasarana
publik
92,5 Sangat
Berhasil
50 Terwujudnya peningkatan
pengelolaan SDA,
perlindungan fungsi
lingkungan dan keaneka
ragaman hayati
90 Sangat
Berhasil
51 Terkelolanya
Sumberdaya hutan
92,5 Sangat
Berhasil
Rata-rata capaian
sasaran :
85,93 Sangat
Berhasil
Keterangan :
1. Pada sasaran 22 belum ada capaian kinerja, karena kegiatan baru di adakan pada
Tahun 2012.
2. Rata-Rata Capaian Sasaran dari keseluruhan sasaran dengan total sebesar 4.276
dibagi 50 sasaran , sehingga nilai capaian rata-rata sasaran sebesar “85,52 dengan
kategori sangat berhasil. “
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
ASPEK KEUANGAN.
Jumlah anggaran yang dipergunakan untuk mendukung tercapaianya tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan sebagai berikut:
1. Jumlah anggaran untuk melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi di Pemerintah
Kabupaten Bantul pada Tahun Anggaran 2011 dari Pagu Anggaran sebesar Rp.
536.160.766.080,00 terserap sebesar Rp. 478.632.167.911,00 atau 89%.
2. Jumlah anggaran untuk melaksanakan Tugas Pokok Fungsi Pada RSUD
Panembahan Senopati pada Tahun Anggaran 2011 dari Pagu Anggaran sebesar
Rp. 77.566.916.869,00 terserap sebesar Rp. 83,876.373.408,00 atau 108%. Jadi
realisasi anggaran melebihi Plafon. Perlu diketahui bahwa RSUD Panembahan
Senopati sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sehingga untuk
manajemen keuangan sudah dikelola sendiri.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
B A B I V
P E N U T U P
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah
Kabupaten Bantul merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
tahun anggaran 2011 yang merupakan tindak lanjut dari Inpres Nomor 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Berdasarkan analisis pengukuran kinerja sasaran, nilai capaian sasasaran dari
51 sasaran diperoleh rata-rata sasaran sebesar 80,52 dengan kategori sangat
berhasil.
Hali ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan tugas Pokok Dan Fugsidi Pemerintah
Kabupaten Bantul sudah terlaksana dengan baik dalam artian keseluruhan program –
program yang mendukung tercapainya tujuan dan sasaran dapat terealisir dengan baik
sesuai dengan target yang ada pada Penetapan Kinerja (PK) dan Indikator Kinerja
Utama (IKU). Namun demikian ada beberapa indikator sasaran yang perlu menjadikan
perhatian dan diharapkan di tahun mendatang akan lebih dioptimalkan kinerjanya
dikarenakan ditemui kendala/hambatan . Dalam pelaporan LAKIP Kabupaten Bantul
Tahun 2011 disamping mengungkapkan keberhasilan juga mengungkapkan kegagalan
dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan .
Adapun keberhasilan dan kegagalan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
8. Dalam rangka untuk memberikan layanan imunisasi lengkap kepada seluruh bayi di
Kabupaten Bantul target di 75 Desa secara keseluruhan dapat terlaksana sesuai
target di 75 Desa atau tercapai sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena kesadaran masyarakat sudah
tinggi pentingnya imunisasi bayi dan adanya kemitraan dengan institusi pelayanan
kesehatan negeri dan swasta.
9. Cakupan balita Gizi buruk yang mendapat perawatan. Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 100% terealisir 100%, maka nilai capaian ini dengan kategori
sangat berhasil. Data tersebut dari jumlah bayi yang mendapat perawatan gizi buruk
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dari target sebanyak 178 balita terealisir sebanyak 178 balita. Faktor yang
mendukung keberhasilan ini karena adanya Komitment petugas tinggi , Survelians
gizi sudah berjalan baik dalam menangani kasus gizi buruk serta Dukungan
anggaran
10. Angka kematian bayi ( AKB ) . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 10/1.000
KH, terelaisir 8,5/ 1.000 KH, maka nilai capaian ini sebesar 117,65% dengan
kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena adanya
kegiatan pemberdayaan masyarakat mengenai tanda awal dan cara mencegah
dengan memanfaatkan pemeriksaan di Posyandu.
11. Angka kematian Ibu (AKI) . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100/
100.000 KH terealisir 115,5/100.000 KH, atau tercapai sebesar 89,69% dengan
kategori sangat berhasil. Angka kematian ibu realisasinya tidak sesuai dengan
target hal ini disebabkan kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan
pengenalan tanda bahaya dan cara mencegah selama kehamilan , bersalin dan
nifas , perawatan kesehatan serta pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
dalam kegawat daruratan. Upaya yang dilakukan untuk pemecahan permasalahan
tersebut adalah dengan meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan
pengenalan tanda bahaya dan cara mencegah selama kehamilan , bersalin dan
nifas , perawatan kesehatan serta pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
dalam kegawat daruratan.
12. Angka Kesakitan DBD. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 54/1.000 Pddk,
terealisir 27/1.000 Pddk atau tercapai sebesar 150% dengan kategori sangat
berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah KIE
kepada masyarakat.
13. Penemuan kasus TB. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 55%, terealisir
46,02% atau tercapai sebesar 83,67% dengan kategori berhasil. Realisasi tidak
tercapai 100% dikarenakan masyarakat malu jika diketahui bahwa dirinya menderita
TB. Upaya yang dilakukan adalah Upaya yang dilakukan KIE kepada masyarakat.
14. Penyembuhan kasus TBC. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 86%, terealisir
86%, atau tercapai 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
keberhasilan ini antara lain:
Adanya komitment dari tenaga kesehatan .
Komitment penderita untuk taat minum obat.
Komitment keluarga sebagai pendamping minum obat.
15. Prosentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan. Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 40% terealisir 47,41% atau tercapai 118,53 dengan kategori
sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena kuota dari APBN,
APBD Propinsi besar.
16. Angka melek huruf. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 89,94 terealisir 97,50
atau tercapai sebesar 108,40% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang
mendukung keberhasilan ini karena adanya komitment dari Pemerintah Kabupaten
Bantul untuk pemberantasan buta huruf.
17. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
94,42% terealsir sebesar 88,24% atau tercapai sebesar 93,45% dengan kategori
sangat berhasil. APM SD/MI tidak tercapai 100% dikarenakan kurangnya minat
sekolah di Bantul khususnya pada Kecamatan pinggiran yang berbatasan dengan
Kabupaten/Kota.Upaya yang dlakukan terhadap permasalahan ini adalah dengan
memberi motivasi dan subsidi pendidikan.
18. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTS. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
79,82% terealisir sebesar 78,47% atau tercapai sebesar 98,30% dengan kategori
sangat berhasil. APM SMP/Mts. tidak tercapai 100% dikarenakan tidak semua
orang tua siswa menyekolahkan anaknya di Bantul dan anak punya keinginan untuk
bekerja. Upaya yang dilakukan terhadap permasalahan ini adalah dengan
melaksanakan sosialisasi melalui mass media dan mengadakan sekolah terbuka
/Paket B.
19. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
64% terealsr 50,27% atau tercapai sebesar 78,54% dengan kategori berhasil. APM
SMA/SMK tidak tercapai 100% dikarenakan masih ada warga Bantul yang memilih
sekolah di luar Bantul. Upaya yang dilakukan adalah dengan melaksanakan
sosialisasi pendidikan bahwa pendidikan di Bantul sudah berkualitas.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
20. Tingkat Kelulusan SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 99,98% terealsir
99,99% atau tercapai 100% dengan kategori sangat berhasil.
21. Tingkat kelulusan SMP/MTs. Pada Tahun 2011 mentargtekan sebesar 95,5%
terealisir sebesar 99,16%, atau tercapai sebesar 103,83% dengan kategori sangat
berhasil
22. Tingkat Kelulusan SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 98,10%
terealisir sebesar 99,70% atau tercapai sebesar 101,63% dengan kategori sangat
berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan tingkat kelulusan SD/MI, SMP/Mts.
dan SMA/SMK di atas karena mutu pendidikan di Bantul yang berkualitas
23. Pertumbuhan investasi PMA Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar Rp.
544.528.874.528,46 terealisir sebesar Rp. 10.863.379,84, atau hanya tercapai
sebesar 2% dengan kategori tidak berhasil. Faktor yang menghambat keberhasilan
ini karena banyaknya PMA yang meninggalkan Bantul dan belum adanya
pendataan ulang investasi. Upaya yang dilakukan terhadap permasalahan tersebut
adalah penciptaan situasi yang kondosif dan Pendataan ulang rasionalisasi
investasi.
24. Pertumbuhan investasi PMDN. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar Rp. Rp.
176.906.863.020,00 terealisir sebesar Rp. 200.172.644.150,71, atau tercapai
sebesar 113,15% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung
keberhasilan investasi PMDN di Kabupaten Bantul antara lain:
Kemudahan perijinan.
Iklim investor yang kondusif.
Terjalinnya kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat.
25. Inflasi. Pada Tahun 2011 mentargetkan Inflasi sebesar 5% terealisir 3,73% atau
tercapai sebesar 125,4% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung
keberhasilan ini karena tingkat harga barang dan jasa di tingkat konsumen
terkendali dan stabil.
26. Pertumbuhan PDRB ( Ekonomi ) ( Pertumbuhan Domestik Regional Bruto. Pada
tahun 2011 mentargetkan sebesar 5,18% terealisir sebesar 5,27% atau tercapai
sebesar 101,74% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
keberhasilan indikator sasaran ini karena semua lapangan usaha pada tahun 2011
mengalami pertumbuhan positif dengan andil terbesar pada sektor perdagangan,
hotel dan restoran.
27. Membaiknya Indek Gini. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 0,2507 %
terealisir 0,2445 atau tercapai sebesar 102,47% dengan kategori sangat
berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah karena
pertumbuhan ekonomi terjadi pada sektor yang menyerap tenaga kerja banyak dan
berpendapatan rendah seperti perdagangan, industri pengolahan dan jasa.
28. Meningkatnya kunjungan wisata nusantara. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 1.496.111 Orang terealisir sebanyak 1.738.808 Orang atau tercapai
sebesar 116,22% dengan kategori sangat berhasil.
29. Meningkatnya kunjungan wisata mancanegara. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebanyak 15.112 Orang terealisir sebanyak 17.654 Orang atau tercapai sebesar
116,23% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan
peningkatan kunjungan wisatawan di Kabupaten Bantul di atas antara lain:
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan dan daya tarik destinasi wisata.
Pengembangan kawasan-kawasan wisata baru sebagai alternatif tujuan
wisatawan.
Ekstensifikasi promosi pariwisata melalui media massa dan pengembangan
kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan dalam promosi pariwisata
30. Tingkat kemiskinan turun. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 13% terealisir
2,79%, atau tercapai sebesar 21,46% dengan kategori tidak berhasil. Nilai capaian
ini diperoleh dari jumlah KK miskin tahun 2011 sebanyak 40.321 KK sedang pada
tahun 2010 KK miskin sebanyak 41.480 KK, sehingga hanya terjadi penurunan
sebanyak 1.159KK (2,79%).
31. Prosentase yang bekerja terhadap angkatan kerja. Pada tahun 2011 mentargetkan
sebesar 93.5 % terealisir sebesar 94.2% atau tercapai 94,22% dengan kategori
sangat berhasil. Nilai capaian ini diperoleh dari Jumlah penduduk yang bekerja
sebanyak 476.567 orang dibagi dengan jumlah penduduk angkatan kerja sebanyak