ilmu ukur tanah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

praktikum tanah

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAHMODUL 4 KONTUR

Christian Antoni 1206249315Dinda AmaliaSuciaan Naaziat

Nama Asisten: John Phlip BadhawiTanggal Disetujui : Nilai:Paraf:

DEPARTEMEN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS INDONESIADEPOK 2014MODUL 4 KONTUR

I. TUJUAN1. Menentukan perbedaan ketinggian antar titik, serta menentukan jarak antar titik yang telah ditentukan.2. Mengumpulkan data geometris pada permukaan bumi dan segala sesuatu yang ada di atasnya, baik alami maupun buatan manusia.3. Memilih cara yang tepat dalam menentukan kerangka dasar pengukuran situasi lapangan.4. Melakukan pemetaan situasi, yaitu menggambarkan data-data geometris di permukaan bumi ke suatu bidang datar dengan skala tertentu.

II. PERALATAN1. Theodolit1 buah2. Rambu Ukur1 buah3. Patok-patok6 buah4. Payung1 buah5. Statif1 buah6. Meteran1 buah7. Unting-unting 1 buah

III. DASAR TEORIPeta mencerminkan berbagai tipe informasi dari unsur muka bumi maupun yang ada kaitannya dengan muka bumi. Peta selalu menggunakan salah satu sistem proyeksi, maka hasil perhitungan peta tidak akan sama/tepat dengan hasil pengukuran kecuali peta digambarkan dengan sistem proyeksi sama luas (equal area projectil) dan peta dibuat dengan skala besar.Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah informasi tentang tinggi suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk menyajikan variasi ketinggian suatu tempat pada peta topografi, umumnya digunakan garis kontur (contour-lin). Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis lengkung horisontal. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka bentuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta.Dengan memahami bentuk-bentuk tampilan garis kontur dalam peta, maka dapat diketahui bentuk ketinggian permukaan tanah, yang selanjutnya dengan pengetahuan lain bisa diinterpretasikan pula informasi tentang bumi lainnya.

Interval Kontur dan Indeks Kontur

Interval Kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan. Jadi juga merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan. Pada sebuah peta topografi interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala peta. Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yan tersajikan, dan interval kontur semakin kecil. Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval kontur tertentu.Sifat Garis Kontura. Garis-garis kontur saling melingkari satu-sama lain dan tidak akan saling berpotongan.b. Pada daerah yang curam garis kontur lebih rapat dan pada daerah yang landai lebih jarang.c. Pada daerah yang sangat curam, garis-garis kontur membentuk satu garis.d. Garis kontur pada curah yang sempit membentuk huruf V yang menghadap ke bagian yang lebih rendah.Garis kontur pada punggung bukit yang tajam membentuk huruf V yang menghadap ke bagian yang lebih tinggi.e. Garis kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 90 dengan kemiringan maksimumnya, akan membentuk huruf U menghadap ke bagian yang lebih tinggi.f. Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis kontur yang menutup-melingkar.g. Garis kontur harus menutup pada dirinya sendiri.h. Dua garis kontur yang mempunyai ketinggian sama, tidak dapat dihubungkan dan dilanjutkan menjadi satu garis kontur.

Gambar 1: Kerapatan garis kontur pada daerah curam dan daerah landai

Gambar 2: Garis kontur pada daerah sangat curam

Gambar 4: Garis kontur pada curah dan punggung bukit.

Gambar 5: Garis kontur pada bukit dan cekungan.

III. PROSEDUR1. Membuat sketsa lapangan.

4mE5D5C5A5A5 `

4mE4D4C4B4A4

4mE3D3C3B3A3

4mE2D2C2B2A2E1D1C1B1A1

4m4m4m4m2. Menyiapkan alat yaitu dengan cara memasang theodolit diatas statif dan memasang unting-unting.3. Memasang statif pada Titik E.4. Menempatkan unting-unting pada statif dan menempatkan unting-unting pada titik awal.5. Mengatur theodolit agar gelembung udara nivo berada tepat di tengah lingkaran.6. Menghitung dan mencatat tinggi alat dari dasar tanah.7. Meletakkan rambu di titik Ydengan tujuan titik Y menjadi titik acuan sudut horizontal (sudutnya 0o)8. Selanjutnya meletakkan rambu pada titik A, kemudian arahkan theodolit pada titik A dan setelah itu bidik dan fokuskan terhadap rambu menggunakan sekrup pengatur fokus.9. Membaca dan catat benang atas, benang tengah dan benang bawah yang terlihat pada rambu. Dan catat pula sudut vertical dan horizontal yang terlihat pada layar theodolit.10. Melakukan hal yang sama pada titik-titik lainnya.

IV. DATA PENGAMATANABCDEBenchmark di titik ETinggi alat = 1, 25 m = 125 cm

Tinggi Alat (cm)TitikBA(cm)BT (cm)BB (cm)Sudut Vertikal ()Sudut Horizontal ()

125A138130122900'00''2700'00''

125B152146138900'00''2700'00''

125C149145141900'00''2700'00''

125D134132136900'00''2700'00''

125E-125-900'00''2700'00''

125A2129128127900'00''000'00"

125B2131128126900'00''31532'00''

125C2141135132900'00''29813'00''

125D2155149142900'00''28845'00''

125E2150142134900'00''28409'20''

125E3162154145900'00''29633'30''

125D3150143136900'00''30319'15''

125C3142137131900'00''31444'55"

125B3130125121900'00''33319'15"

125A3124120116900'00''000'00"

125A4121116110900'00''000'00"

125B4127121116900'00''34155'30"

125C4141135127900'00''32537'40"

125D4154145135900'00''31429'10''

125E4154144134900'00''30704'25''

125E5199185180900'00''31510'20''

125D5194190185900'00''32253'50''

125C5150142132900'00''33909'35''

125B512511611900'00''34452'55''

125A5122114108900'00''000'00"

V. PENGOLAHAN DATAh = tinggi alat BTCatatan: Referensi titik alat (titik M) diambil tinggi sekitar +100m dari muka laut

Tinggi Alat (cm)TitikBA (cm)BT (cm)BB (cm)h (cm)h (m)Tinggi Tanah (m)Jarak Optis (cm)Jarak Lapangan (cm) Kes. Relatif (%)

125A138130122-5-0,0599,9516001600,00,000

125B152146138-21-0,2199,7914001200,016,667

125C149145141-20-0,299,80800800,00,000

125D134132130-7-0,0799,93400400,00,000

125E-125---100,0000,00,000

125F130128127-3-0,0399,97300400,0-25,000

125G131128126-3-0,0399,97500560,0-10,714

125H141135132-10-0,199,90900894,40,623

125I155149142-24-0,2499,7613001264,92,774

125J150142134-17-0,1799,8316001649,2-2,986

125K162154145-29-0,2999,7117001788,9-4,967

125L150143136-18-0,1899,8214001442,2-2,927

125M142137131-12-0,1299,8811001131,4-2,773

125N13012512100100,00900894,40,623

125O12412011650,05100,05800800,00,000

125P12111611090,09100,0911001200,0-8,333

125Q12712111640,04100,0411001264,9-13,037

125R141135127-10-0,199,9014001442,2-2,927

125S154145135-20-0,299,8019001697,111,959

125T154144134-19-0,1999,8120002000,00,000

125U199185180-60-0,699,4019002262,7-16,031

125V194190175-65-0,6599,3519002000,0-5,000

125W150142132-17-0,1799,8318001788,90,623

125X12511611090,09100,0915001649,2-9,049

125Y122114108110,11100,1114001600,0-12,500

Dari hasil data percobaan perbedaan ketinggian setiap titik dapat digambarkan kedalam peta kontur sebagai berikut:

Gambar 1. Peta Kontur

VI. ANALISIS

Analisis Percobaan.Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan perbedaan ketinggian antar titik, serta menentukan jarak antar titik yang telah ditentukan serta mengumpulkan data geometris pada permukaan bumi dan segala sesuatu yang ada di atasnya, baik alami maupun buatan manusia. Pada percobaan ini area yang dihitung adalah sebuah persegi dengan ukuran 4*4 m yang berada diruangan dekat taman deket Kantek-EC. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan titik awal penembakan yang dilambangkan dengan titik A1. Selanjutnya memansang kaki theodolite pada titik A1 dan memasang unting-unting. Lau menempatkan unting-unting pada statif dan menempatkan unting-unting pada titik awal. Lalu mengatur theodolite agar gemlembung nivo tepat berada ditengah lingkaran. Setelah itu tinggi alat dihitung dan penghitungan siap dimulai. Salah satu praktikan memasang rambu pada titik yang diinginkan misalnya A2 yang berjarak 4 m maka theodolite menghitung rambu yang dipasang dengan jarak 4 m dengan sudut 0 derajat. Praktikan mencatat nilai Batas bawah, tengah dan atas. Selanjutnya perhitungan dilanjutkan ke 25 titik lainnya.

Analisis HasilDari hasil percobaan didapatkan data pengamatan berupa batas atas, batas bawah dan batas tengah. Lalu diolah untuk mendapatkan jarak dan perbedaan ketinggian masing-masing. Perbedaan ketinggian didapat dengan rumus tinggi alat dengan batas tengah. Nilai ketinggian setiap titik nantinya akan dibandingkan dengan titik benchmark yang ketinggiannya terhadap permukan air laut adalah +100 m. Perbedaan ketinggian terbesar adalah pada titik D5 yaitu 65 cm dan terendah adalah -3 cm pada titik B1 dan B2. Terdapat 5 titik yang lebih tinggi dari permukaan laut dan 20 titik dibawahnya.Dari data hasil pengamatan dihasilkan peta kontur sebagai berikut:

Gambar 1. Peta KonturGambar kontur menunjukan kelandaian atau kecuraman suatu titik. Semakin jauh jarak antar titik maka semakin landau suatu daerah sedangkan semakin rapat suatu titik menunjukan suatu daerah itu curam. Pada bagian kiri atas seperti terlihat pada gambar merupakan daerah yang curam karena memiliki garis-garis yang rapat. Pada nilai angka juga menunjukan perbedaan ketinggian terendah yaitu 65 cm. Selanjutnya didaerah hampir seluruh bagian kanan memiliki daerah tanah yang landai karena perbedaan ketinggian yang tidak signifikan diantara titik yang berdekatan. Bagian tengah kontur menunjukan transisi antara bagian landai menuju daerah yang curam pada titik sebelah kiri atas. Bagian kiri bawah sebagian merupakan titik landai dan curam. Permukaan paling curam adalah -65 cm dan bagian paling landai adalah -3 cm.

Analisis Kesalahan - Kesalahan naturalKesalahan natural praktikum Pemetaan situasi kali ini dapat disebabkan atas suhu dan pembiasan. Praktikum yang dilaksanakan siang hari tidak terlalu disinari matahari namun terasa bahwa suhu dalam keadaan panas yang dapat mempengaruhi kinerja alat, theodolit pada khususnya yang memiliki nivo.Pembiasan dipengaruhi dari perbedaan indeks bias udara yang tidak terlihat dan terasa namun nyata dalam percobaan yang nantinya mempengaruhi pembacaan skala rambu.-Kesalahan PraktikanKeterbatasan manuasia dalam membaca dan menggunakan alat meliputi kesalahan dalam membaca rambu, kesalahan dalam memasang theodolite, kesalahan dalam menembakan theodolite.\.

VII. KESIMPULAN1. Bagian kanan atas dari peta kontur mengambarkan daerah survey yang paling curam dibandingkan bagian lain. Bagian kiri bawah adalah bagian paling landai dibandingkan daerah titik bagian lain2. Permukaan tanah dari daerah yang ditinjau memiliki kontur sebagai berikut.

Gambar 1. Peta Kontur

VIII. REFERENSILaboratorium Survey dan Pemetaan. Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia.Materi kuliah Exc01-Errors in Measurement jack.pdf.Materi Kuliah Exc06- Aplication of Leveling jack.pdf.