8
Immunology Soal No. 1. Karakteristik : a. Humoral Mediated Immunity : yang berperan dalam sistim imun ini adalah adalah sistim imun humoral yakni limfosit B atau sel B . Humor berarti cairan tubuh . Sel B berasal dari sel asal multipoten disumsum tulang. Bila sel B diransang oleh benda asing, sel tersebut akan berproliferasi, berdifensiasi dan berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi yang dilepas dapat ditemukan dalam serum. Fungsi utama antibodi ini ialah petahanan terhadap infeksi ekstraseluler, virus dan bakteri serta menetralisasi toksinnya. b. Cell Mediated Immunity : melibatkan sel T yang secara langsung melawan infeksi atau sel kanker sebagai host. Sel T berasal dari sel asal yang dibentuk dalam sumsum tulang tetapi proliferasi dan diferensiasi tejadi dalam kelenjar timus. Sebagian besar sel T akan mati dan hanya 5-10 % menjadi matang dan meninggalkan timus untuk masuk ke dalam sirkulasi. Berbeda dengan sel B, sel T terdiri dari beberapa sel subset dengan fungsi yang berlainan yaitu sel Th1,Th2 dan Tdth , CTL atau Tc, Ts atau sel Tr atau Th3. Fungsi utama sistim imun spesifik seluler ialah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus , jamur, parasit dan keganasan. Yang berperan adalah sel CD4+ yang mengaktifkan sel Th1 yang selanjutnya mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan mikroba dan sel CD 8+ yang memusnahkan sel terinfeksi.

Immunology

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Immunology

Immunology

Soal No. 1.

Karakteristik :

a. Humoral Mediated Immunity : yang berperan dalam sistim imun ini adalah

adalah sistim imun humoral yakni limfosit B atau sel B . Humor berarti cairan tubuh

. Sel B berasal dari sel asal multipoten disumsum tulang. Bila sel B diransang oleh

benda asing, sel tersebut akan berproliferasi, berdifensiasi dan berkembang menjadi

sel plasma yang memproduksi antibodi yang dilepas dapat ditemukan dalam serum.

Fungsi utama antibodi ini ialah petahanan terhadap infeksi ekstraseluler, virus dan

bakteri serta menetralisasi toksinnya.

b. Cell Mediated Immunity : melibatkan sel T yang secara langsung melawan

infeksi atau sel kanker sebagai host. Sel T berasal dari sel asal yang dibentuk dalam

sumsum tulang tetapi proliferasi dan diferensiasi tejadi dalam kelenjar timus.

Sebagian besar sel T akan mati dan hanya 5-10 % menjadi matang dan

meninggalkan timus untuk masuk ke dalam sirkulasi. Berbeda dengan sel B, sel T

terdiri dari beberapa sel subset dengan fungsi yang berlainan yaitu sel Th1,Th2 dan

Tdth , CTL atau Tc, Ts atau sel Tr atau Th3. Fungsi utama sistim imun spesifik

seluler ialah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus ,

jamur, parasit dan keganasan. Yang berperan adalah sel CD4+ yang mengaktifkan

sel Th1 yang selanjutnya mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan mikroba

dan sel CD 8+ yang memusnahkan sel terinfeksi.

Soal No. 2.

Perbedaan antar innate dan adaptive immunity :

Innate immunity (native/natural immunity; imunitas alamiah / nonspesifik)

adalah mekanisme fisiologik immunitas non spesifik berupa komponen normal

tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat dan siap mencegah mikroba

masuk tubuh dan dengan cepat menyingkirkan mikroba tersebut. Jumlahnya

dapat ditingkatkan oleh infeksi, misalnya jumlah sel darah putih meningkat

selama fase akut pada penyakit. Disebut non spesifik karena tidak ditujukan

terhadap mikroba tertentu, telah ada dan siap berfungsi sejak lahir.

Page 2: Immunology

Mekanismenya tidak menunjukkan spesifisitas terhadap bahan asing dan mampu

melindungi tubuh terhadap banyak pathogen potensial. Sistem tersebut

merupakan pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroba

dan dapat memberikan respon langsung. Terdiri dari :

- Pertahanan fisik/mekanik (kulit, selaput lendir, silia saluran nafas, batuk dan

bersin)

- Pertahanan biokimia (lizosim/keringat, sekresi sebaseus, asam lambung,

laktoferin, asam neuraminik)

- Humoral (komplemen, interferon, C-Reaktive Protein)

- Seluler (fagosit mononuklear, polimorfonuklear), sel NK, sel mast, basofil)

Adaptive Immunity

Sistem imun spesifik (adaptive/acquired immunity; imunitas didapat) mempunyai

kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda

asing yang pertama kali muncul dalam tubuh segera dikenal oleh sistem imun

spesifik sehingga terjadi sensitasi sel sel sistem imun tersebut. Benda asing yang

sama jika terpajan ulang akan dikenali lebih cepat, kemudian dihancurkan. Oleh

karena sistem tersebut hanya dapat menyingkirkan benda asing yang sudah

dikenal sebelumnya maka sistem tersebut disebut spesifik.

Sistem imun spesifik terdiri dari dua sistem:

- Sistem imun spesifik humoral, diperankan terutama oleh sel B. Bila sel

B dirangsang oleh benda asing, maka sel B akan berproliferasi,

berdiferensiasi dan berkembang menjadi sel plasma yang

memproduksi antibodi terlarut yang dapat ditemukan di dalam serum.

Antibodi itu adalah Ig G, Ig A, Ig M, Ig D, Ig E. Fungsi utama antibodi

ini ialah pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler, virus dan bakteri

serta menetraliser toksinnya. Mekanisme pertahanannya berupa

netralisasi secara langsung mikroba ekstrasel, atau dengan

mengaktivasi komplemen dan sel efektor tertentu (neutrofil dan

makrofag) untuk membunuh mikroorganisme.

- Sistem imun spesifik selular, terutama diperankan oleh limfosit T (Sel

T). Sel T terdiri atas beberapa subset yakni sel Th1, Th2, Ts/Tr/Th3,

Tdth, CTL/Tc dengan fungsi yang berbeda-beda. Fungsi utama sistem

imun spesifik seluler adalah untuk pertahanan terhadap bakteri yang

Page 3: Immunology

hidup intraseluler, virus, jamur, parasit dan keganasan. Sel CD4+

mengaktifkan sel Th1 yang selanjutnya mengaktifkan makrofag untuk

menghancurkan mikroba, sedangkan sel CD8+ memusnahkan sel yang

terinfeksi.

Perbedaan sifat-sifat sistem imun nonspesifik dan spesifik

Nonspesifik (Innate) Spesifik (Addaptive}

Resistensi Tidak berubah Membaik oleh infeksioleh infeksi berulang (ada memori)

Spesifisitas Umumnya efektif Spesifik untuk mikrobaterhadap semua yang sudah mensentisasi

sebelumnya

Sel yang penting Fagosit Th, Tdth, Tc, Ts, Sel BSel NKSel mastEosinofil

Molekul yang penting Lisozim AntibodiKomplemen SitokinAPP MediatorInterferon Molekul adhesiCRPKolektinMolekul adhesi

Perbedaan ini hanya untuk memudahkan pengertian saja, oleh karena antara kedua

sistem tersebut ada kerja sama yang erat yang tidak dapat dipisahkan satu dengan

yang lainnya. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga

saling menutupi antara keduanya.

Soal No.3

Immunology sel kanker :

Pada kondisinormal, pertumbuhan sel dipertahankan oleh berbagi

regulator yang mengatur kecepatan proliferasi, diferensiasi dan kematian sel,

sehingga sel berada dalam keseimbangan (homeostasis) pada hampir semua sel.

Regulator ini, sebagian sudah ada dalam tubuh (intrinsik), sedangkan yang lainnya

diperoleh sel dari lingkungannya (ekstrinsik). Kanker terjadi melalui proses

transformasi, pada saat sel mengalami perubahan genetik dan mendapat

kemampuan melepaskan diri dari mekanisme regulator.

Page 4: Immunology

Antigen kanker

Imunitas kanker ialah proteksi sistem imun terhadap kejadian kanker.

Imunitas kanker ditentukan oleh kemampuan sel kanker mengekspresikan antigen

imunogenik. Identifikasi molekuler antigen kanker dapat memberikan berbagai

informasi respons imun terhadap kanker. Antigen yang unik dapat digunakan

sebagai molekul sasaran dan dikenal oleh sistem imun untuk dihancurkan secara

spesifik. Antigen tersebut dapat dibedakan sesuai gambaran ekspresinya pada sel

kanker dan sel normal.

a. Tumor Specific Antigen (TSA)

TSA merupakan antigen sasaran ideal untuk imunoterapi kanker. Contoh TSA

adalah protein yang dihasilkan oleh mutasi satu atau lebih gen. TSA yang lain

adalah protein dalam kanker yang diinduksi virus.

b. Tumor Associated Antigen (TAA)

Tidak semua kanker dapat menunjukkan antigen unik yang dapat dikenal

limfosit untuk diproses sebagai antigen. Dalam keadaan ini, kanker dapat dikenal

oleh sistem imun dengan adanya perubahan kuantitatif dalam ekspresi profil

proteinnya. Antigen ini tidak spesifik, dikenal sebagai Tumor Associated Antigen

(TAA), yang dikenal antara lain:

1. Antigen onkofetal. Antigen ini disandi oleh gen yang diekspresikan selama

embriogenesis dan perkembangan janin, namun proses transkripsi menjadi tenang

pada masa dewasa.

2. Jenis TAA yang lain adalah tissue-specific differentiation antigen,

menunjukkan asal jaringan kanker, antara lain: melanoma differentiating antigen gp

100, prostate specific antigen (PSA), carcinoembryonic antigen, dan alfa feto protein

(AFP).

Respons Imun terhadap Kanker

A. Imunitas humoral

Page 5: Immunology

Meskipun peran imunitas humoral dalam respons imun terhadap kanker lebih

sedikit dibanding peran imunitas seluler, namun tubuh tetap membentuk antibodi

terhadap antigen kanker. Antibodi ini dapat langsung menhancurkan sel kanker atau

dengan bantuan komplemen atau melalui sel efektor ADCC.

B. Imunitas seluler

Sistem imun seluler dapat langsung menghancurkan sel kanker tanpa

sensitasi sebelumnya. Limfosit matang akan mengenal TA dalam pejamu, meskipun

TAA merupakan self-protein yang disandi gen normal. Tampaknya limfosit self-

reaktif berlawanan dengan limfosit sel-tolerans.

Bila sel B dan T telah matang dalam sumsum tulang dan timus, limfosit yang

terpajan dan berikatan dengan self-antigen akan mengalami apoptosis.

1. CTL

Kanker yang mengekspresikan antigen unik dapat memacu CTL/Tc spesifik

yang dapat menghancurkan kanker, tetapi respons CTL tidak selalu terjadi pada

kanker. Kalau memberi respons yang tidak selalu efisien, biasanya terhadap peptida

yang berasal dari TSA yang diikat MHC-I.

2. Sel NK

Sel NK adalah limfosit sitotoksik yang mengenal sel sasaran yang tidak

antigen spesifik dan juga tidak MHC dependen. Sel NK mengekspresikan IgG-R

yang dapat membunuh sel sasaran melalui ADCC dan melalui penglepasan

protease, perforin dan granzim.

3. Makrofag

Makrofag juga memiliki enzim yang berfungsi sitotoksik dan melepas mediator

oksidatif (misalnya superoksid dan nitrit oksida). Selain itu, makrofag melepas TNF-a

yang memulai apoptosis. Diduga makrofag mengenal sel kanker melalui IgG-R yang

berkatan dengan anigen kanker. Makrofag juga dapat memakan dan mencerna sel

kanker dan mempresentasikannya ke sel CD4+. Jadi makrofag dapat berfungsi

sebagai inisiator dan efektor imun terhadap kanker.