146
i IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PAI SISWA (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gealar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I) Disusun Oleh: SITI HASANATUL MARDIAH NIM: 109011000120 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA 2015

IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

  • Upload
    dangdan

  • View
    232

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

i

IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PAI SISWA

(Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gealar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I)

Disusun Oleh:

SITI HASANATUL MARDIAH

NIM: 109011000120

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIFHIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)
Page 3: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)
Page 4: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)
Page 5: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

v

ABSTRAK

Siti Hasanatul Mardiah, (109011000120) Implementasi Metode Role Playing

dalam Meningkatkan Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa

(Penelitian Tindakan Kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-

Banten)

Kata Kunci: Metode Role-Playing dan Minat Belajar PAI siswa.

Penelitian ini berlatar belakang pada kenyataan bahwa dalam

pembelajaran PAI, guru masih menggunakan metode ceramah, hal ini membuat

siswa bosan dan tidak semangat belajar, sehingga minat belajar siswa sangat

rendah. Di dalam kegiatan pembelajaran guru tidak menggunakan metode

pembelajaran yang menarik sehingga proses belajar siswa kurang kondusif.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri

dari dua siklus, data diambil melalui teknik pengumpulan data berupa data hasil

observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan

metode role playing, wawancara, dan angket minat belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dari setiap

siklusnya. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata pada penyebaran angket minat

belajar siswa yaitu pada saat pra siklus, siklus I, dan siklus II, rata-rata persentase

angket minat belajar PAI siswa, yang jumlah nilai angket minat belajar siswa

terendah pada saat pra siklus sebesar 98% dengan jumlah nilai angket 34, untuk

siklus I sebesar 106% dengan jumlah nilai angket 37, sedangkan untuk siklus II

sebesar 120% dengan jumlah nilai angket 42. Dan untuk rata-rata persentase

angket minat belajar PAI siswa, yang jumlah nilai angket minat belajar siswa

tertinggi pada saat pra siklus sebesar 152% dengan jumlah nilai angket 53, untuk

siklus I sebesar 175% dengan jumlah nilai angket 61, sedangkan untuk siklus II

sebesar 183% dengan jumlah nilai angket 64. Sedangkan untuk skor rata-rata nilai

terendah mengalami penurunan sebesar 12,8% ketika diterapkan metode role play,

dan untuk skor rata-rata nilai tertinggi mengalami peningkatan sebesar 20,6%

ketika diterapkannya metode role playing.

Jadi berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa penerapan metode role playing dapat meningkatkan minat belajar PAI

siswa kelas VIII A di SMPN 1 Cimarga Lebak– Banten.

SITI HASANATUL MARDIAH (PAI)

Page 6: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

vi

ABSTRACT

Siti Hasanatul Mardiah, (109011000120) Implementation Role Playing

Methods in Improving Learning Interest in Islamic Education Students (Class

Action Research in SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak, Banten).

Keywords: Role-Playing Methods and Interest in Learning PAI students.

This research background on the fact that the PAI learning, teachers

still use the lecture method, it makes students bored and not the spirit of learning,

so that students' interest is very low. In learning activities teachers do not use

teaching methods that draw so that students' learning process less conducive.

This research is a classroom action research (PTK), which consists of

two cycles, the data retrieved through the technique of data collecting observation

data from student activity during the learning process by using role playing,

interviews, and questionnaires interest in student learning.

The results showed an increase of each cycle. It is evident from the

average value on student interest questionnaire, namely when the pre-cycle, the

first cycle, and the cycle II, the average percentage of PAI student learning

interest questionnaire, the total value of the lowest student interest questionnaire

at the time of pre-cycle of 98% of the total amount of the questionnaire 34, for the

first cycle of 106% to the total value of the questionnaire 37, while for the second

cycle of 120% with the total value of the questionnaire 42. And to the average

percentage interest in learning PAI student questionnaire, which is the total value

of student interest questionnaire highest during the pre-cycle of 152% with a total

value of 53 questionnaires, for the first cycle of 175% with a total value of 61

questionnaires, while for the second cycle of 183% with the total value of the

questionnaire 64. as for the average score of the lowest value decreased by 12.8%

when applied method of role play, and to the average score of the highest value

increased by 20.6% when applying the method of role playing.

So based on these results it can be concluded that the application of

the method of role playing can increase interest in learning PAI A class VIII

student at SMPN 1 Cimarga Lebak- Banten.

SITI HASANATUL MARDIAH (PAI)

Page 7: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam

yang menggenggam setiap kejadian, penyempurna setiap kebahagiaan, tempatku

bersandar dan bersyukur atas seluruh nikmat tanpa batas. Shalawat dan Salam

senantiasa menyelimuti baginda Nabi Muhammad SAW tercinta beserta keluarga,

sahabat, dan pengikut sampai akhir zaman.

Selama penulisan skripsi yang berjudul Implementasi Metode Role

Playing dalam Meningkatkan Minat Belajar Pendidikan Agama Islam

Siswa, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan

hambatan yang dialami. Namun berkat kerja keras, doa dan kesungguhan hati

serta dukungan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan skripsi ini, semua dapat

teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Marhamah, Lc, MA, Sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dra. Manerah., Pembimbing skripsi yang penuh keikhlasan dalam membagi

waktu, tenaga dan pikiran beliau dalam upaya memberikan bimbingan,

petunjuk, serta mengarahkan penulis dalam proses mengerjakan skrpsi ini

dengan sebaik-baiknya.

6. Rosman Farisi, M.Pd., Kepala sekolah SMP Negeri 1 Cimarga yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang

beliau pimpin.

7. Seluruh dewan guru SMP Negeri 1 Cimarga khususnya Rohimat S.Pd. selaku

guru Pendidikan Agama Islam serta bagian kurikulum sekaligus observer yang

telah membantu penulis melaksanakan penelitian ini.

Page 8: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

viii

8. Siswa-siswi kelas VIII A SMP Negeri 1 Cimarga yang telah bersedia sebagai

subyek dalam Penelitian Tindakan kelas.

9. Kedua orangtua, yang selalu penulis banggakan yang telah memberikan

dukungan secara moril dan materil, doa yang tak pernah putus untuk penulis.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan cinta yang mereka berikan

kepada penulis.

10. Kakakku Endang Susmiati, dan Siti Khodijah serta adikku Muhammad

Baharudin Azis, kakak ipar ku Deni Setiawan dan Agus Yanto terima kasih

atas doa dan dukungannya selama ini,. Dan tidak lupa juga buat semua

keponakan ku Luthfansha Agri Femousa Setiawan (sipit), Nafriza

Alkhuwarizma (unyu), Siti Lutfi Afifah (jenong), dan juga Namira Septi

Handayani (bolem) yang selalu memberikan keceriaan dan yang selalu penulis

rindukan dengan tingkah lucunya yang mampu menghilangkan penatku.

11. Keluarga Besar H. Sarkawi, dan ibu Ganis serta semua saudaraku Eva Susanti,

Om Agus, Nur Jannah, Siti Jahronah, Tia, dan Fahmi, terima kasih atas

bantuan serta doa kalian semua.

12. Sahabat-sahabat seperjuangan jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan

2009, kelas PAI-C dan Fiqih-C. Terima kasih atas kebersamaannya,

dukungan, bantuan dan motivasi. Tiada hal yang terindah kecuali mengenang

masa kita berjuang bersama di kampus tercinta.

13. Sahabat-sahabatku, Hamidah, Faiqotul Hikmah, Reni Kurniawati, Vigina

Vanarika, Nurul Fitri (q-nung), Hilda risdayani, Terima kasih atas doa,

dukungan, bantuan dan kebersamaan selama ini yang kalian berikan.

14. Susilawati (t’susi) terima kasih karena telah banyak membantu penulis,

sahabatku G_ML (olive, Erni darwati), terima kasih atas dukungan serta

bantuan kalian semua.

15. SMRE, Surya, Ari, dan Santo (wakwaw) yang telah banyak memberikan

kesempatan kepada penulis dalam memberikan keceriaan, warna kehidupan,

perhatian, bantuan, dukungan serta doa kalian semua, hingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

ix

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuan yang sangat bermanfaat bagi penulis demi terselesaikannya skripsi

ini.

Tiada ucapan yang dapat penulis haturkan kecuali “Jazakumullah Ahsanal

Jazaa” semoga amal baiknya diterima oleh Allah SWT.

Penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang konstruktif dari

pembaca demi memperbaiki karya tulis ini, semoga dapat membawa manfaat bagi

para pengkaji/pembaca dan bagi penulis sendiri. Amin Ya Robbal ‘Alamin

Jakarta, 24 April 2015

Penulis

Page 10: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………. i

LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………… ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ………………………. iii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI…………………… iv

ABSTRAK ……………………………………………………………. v

KATA PENGANTAR ……………………………………………….. vii

DAFTAR ISI …………………………………………………………. x

DAFTAR TABEL ……………………………………………………. xi

DAFTAR GRAFIK ………………………………………………….. xii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah …………………………………………… 5

C. Pembatasan Masalah…………………………………………… 5

D. Perumusan Masalah ……………………………………………. 5

E. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 6

F. Kegunaan Penelitian …………………………………………… 6

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Metode Pembelajaran Role Playing ……………………………. 8

1. Pengertian Metode Role Playing ………………………….. 8

a. Pengertian Metode …………..…………………………….. 8

b. Pengertian Role Playing ………………………………. 9

2. Tujuan Role Playing ……………………………………….. 11

3. Keunggulan dan Kelemahan Role Playing ………………… 13

a. Keunggulan Role Playing ……………………………… 13

b. Kelemahan Role Playing ………………………………. 14

Page 11: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

xi

4. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Role Playing ……. 15

B. Minat Belajar Siswa …………………………………………… 19

1. Pengertian Minat …………………………………………... 19

2. Pengertian Belajar …………………………………………. 20

3. Macam-macam Minat ……………………………………… 21

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ………… 23

a. Faktor Internal …………………………………………. 23

b. Faktor Eksternal ……………………………………….. 24

5. Indikator Minat ……………………………………………. 27

6. Cara Membangkitkan Minat Belajar Pada Siswa …………. 28

C. Hasil Penelitian yang Relevan …………………………………. 30

D. Hipotesis Tindakan …………………………………………….. 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………...... 32

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ………….. 32

1. Perencanaan/Planning ……………………………………… 32

2. Tindakan dan Pengamatan …………………………………. 33

3. Refleksi …………………………………………………….. 33

C. Subjek Penelitian ………………………………………………. 35

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian …………………….. 35

E. Tahapan Intervensi Tindakan ………………………………….. 36

1. Pra Penelitian ………………………………………………. 36

2. Siklus I …………………………………………………….. 36

3. Siklus II ……………………………………………………. 37

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan …………………… 39

G. Data dan Sumber Data …………………………………………. 40

H. Instrument Pengumpulan Data …………………………………. 40

1. Lembar Observasi …………………………………………... 40

2. Catatan Tindakan Penelitian ………………………………... 43

3. Wawancara Guru dan Siswa ………………………………… 44

Page 12: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

xii

4. Angket Minat Belajar ……………………………………… 44

I. Teknik Pengumpulan data …………………………………….. 46

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ………………………….. 46

K. Analisis Data dan Interpretasi Data …………………………… 47

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ………………………... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian …………………………………….. 49

1. Profil Sekolah SMPN 1 Cimarga ……….............................. 50

2. Visi dan Misi SMPN 1 Cimarga …………………………… 50

3. Data Guru SMPN 1 Cimarga ……………………………… 51

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ……………………………….. 52

1. Penelitian Pendahuluan ……………………………………. 52

2. Siklus I …………………………………………………….. 54

a. Tahap Perencanaan …………………………………….. 54

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ………………………….. 54

c. Tahap Pengamatan/Observasi ………………………….. 56

d. Tahap Refleksi …………………………………………. 58

3. Siklus II ……………………………………………………. 59

a. Tahap Perencanaan …………………………………….. 59

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ………………………….. 60

c. Tahap Pengamatan/Observasi ………………………….. 62

d. Tahap Refleksi …………………………………………. 64

C. Analisis Data dan Hasil Temuan Penelitian …………………… 64

1. Analisis Data ………………………………………………. 64

a. Data Observasi Aktivitas Siswa ……………………….. 64

b. Catatan Observasi Aktivitas Siswa …………………….. 65

c. Wawancara …………………………………………….. 66

d. Angket Minat Belajar Siswa …………………………… 66

2. Hasil Temuan Penelitian ……………………………………. 83

Page 13: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

xiii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan …………………………………………………….. 85

B. Saran …………………………………………………………… 86

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 87

LAMPIRAN ………………………………………………………….. 89

Page 14: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perbedaan Antara Minat, Bakat, dan Hobi..................................... 19

Tabel 2 Rencana dan Prosedur (PTK) ......................................................... 34

Tabel 3 Kategori Aktivitas Belajar siswa .................................................... 39

Tabel 4 Kisi-kisi Instrument Aktivitas Belajar PAI Siswa ......................... 41

Tabel 5 Kisi-kisi Instrument Aktivitas Guru ............................................... 42

Tabel 6 Kisi-kisi Penskoran Instrument Aktivitas Belajar PAI (untuk

Pertanyaan yang Bersifat Positif) ................................................... 43

Tabel 7 Kisi-kisi Penskoran Instrument Aktivitas Belajar PAI (untuk

Pertanyaan yang Bersifat Negative) ............................................... 43

Tabel 8 Alternative Jawaban ....................................................................... 44

Tabel 9 Kisi-kisi Angket ............................................................................. 45

Tabel 10 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ............................................. 46

Tabel 11 Profil Sekolah SMPN 1 Cimarga ................ ………. …………….. 50

Tabel 12 Jumlah Guru dan Tugas Mengajar SMPN 1 Cimarga ................... 51

Tabel 13 Persentase Aktivitas Belajar Siswa dalam Memainkan Peran Siklus

I……………………………………………………………....…… 57

Tabel 14 Persentase Aktivitas Belajar Siswa dalam Memainkan Peran Siklus

II ………………………………………………………………….. 62

Tabel 15 Persentase Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II .......................... 65

Tabel 16 Siswa Senang dengan Pelajaran PAI……………………………... 67

Tabel 17 Siswa Memperhatikan Guru Ketika Menjelaskan Materi………… 68

Tabel 18 Siswa Merasa Bosan dengan Pelajaran PAI .................................. 68

Tabel 19 Siswa Mengulangi kembali Pelajaran PAI di Rumah .................... 69

Tabel 20 Mengerjakan Tugas yang Diberikan oleh Guru ............................. 70

Tabel 21 Tetap Belajar PAI Walaupun Guru PAI Tidak Hadir ................... 71

Tabel 22 Membawa Buku Paket Ketika akan Dipelajari Pada Harinya ....... 71

Tabel 23 Mempraktekkan Teori yang Diajarkan Guru PAI dalam Kehidupan

Sehari-hari ...................................................................................... 72

Tabel 24 Saya Semangat Mengikuti Pelajaran PAI Sampai Akhir Pelajaran…. 73

Page 15: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

xv

Tabel 25 Siswa Belajar PAI Hanya di sekolah ............................................. 74

Tabel 26 Ketika Ada Materi PAI yang Sulit Dipahami, Berusaha Mencari Tahu

dan Mempelajarinya ....................................................................... 75

Tabel 27 Bertanya Pada Guru Jika Ada Materi yang Kurang Dimengerti…. 76

Tabel 28 Siswa Belajar PAI Atas Kemauan Sendiri ..................................... 77

Tabel 29 Siswa Siap Jika Guru PAI Mengadakan Ulangan Mendadak ........ 77

Tabel 30 Mudah Memahami Pelajaran yang Disampaikan .......................... 78

Tabel 31 Saya belajar PAI sendiri Tanpa Diperintahkan Orang Tua ............ 79

Tabel 32 Angket Minat Belajar PAI Siswa………………………………… 80

Tabel 33 Persentase Angket Minat Belajar PAI Siswa, Jumlah Nilai Angket

Terendah……………………………………………………….... 81

Tabel 34 Persentase Angket Minat Belajar PAI Siswa, Jumlah Nilai Angket

Tertinggi ......................................................................................... 81

Page 16: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Persentase Aktivitas Belajar Siswa Ketika Menerapkan Metode Role

Playing ........................................................................................... 65

Grafik 2 Persentase angket minat belajar PAI siswa nilai terendah……...... 82

Grafik 3 Persentase angket minat belajar PAI siswa nilai tertinggi………… 83

Page 17: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Gambar Role Playing ..................................................................... 11

Gambar 2 Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart................................ 34

Gambar 3 Piala Prestasi SMPN 1 Cimarga …………………………………. 49

Page 18: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Catatan Observasi Aktivitas Belajar PAI Siswa Siklus I

Lampiran 2 Instrumen Catatan Observasi Aktivitas Belajar PAI Siswa Siklus II

Lampiran 3 Catatan Tindakan Penelitian Siklus I (Pertemuan Pertama)

Lampiran 4 Catatan Evaluasi Tindakan Penelitian Siklus I (Pertemuan

Pertama)

Lampiran 5 Catatan Tindakan Penelitian Siklus I (Pertemuan Kedua)

Lampiran 6 Catatan Evaluasi Tindakan Penelitian Siklus I (Pertemuan Kedua)

Lampiran 7 Catatan Tindakan Penelitian Siklus II (Pertemuan Ketiga)

Lampiran 8 Catatan Evaluasi Tindakan Penelitian Siklus II (Pertemuan Ketiga)

Lampiran 9 Catatan Tindakan Penelitian Siklus II (Pertemuan Keempat)

Lampiran 10 Catatan Evaluasi Tindakan Penelitian Siklus II (Pertemuan

Keempat)

Lampiran 11 Lembar Pedoman Wawancara Guru PAI (Pra Penelitian)

Lampiran 13 Hasil Wawancara Guru PAI (Pra Penelitian)

Lampiran 14 Lembar Pedoman Wawancara Siswa (Pra Penelitian)

Lampiran 15 Hasil Wawancara Siswa (Pra Penelitian-Indri Febriani)

Lampiran 16 Hasil Wawancara Siswa (Pra Penelitian-Aldiyansyah)

Lampiran 17 Lembar Pedoman Wawancara Guru PAI (Setelah Diterapkan

Metode Role Playing)

Lampiran 18 Hasil Wawancara Guru PAI (Setelah diterapkan Metode Role

Playing)

Lampiran 19 Lembar Pedoman Wawancara Siswa (Setelah Diterapkan Metode

Role Playing)

Lampiran 20 Hasil Wawancara Siswa (Setelah diterapkan Metode Role Playing-

Indri Febriani)

Lampiran 21 Hasil Wawancara Siswa (Setelah diterapkan Metode Role Playing-

Aldiyansyah)

Lampiran 22 Contoh Gambar poster Comment

Lampiran 23 Lembar Uji Referensi

Page 19: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

xix

Lampiran 24 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 25 Surat Izin Observasi

Lampiran 26 Surat Keterangan Dari Pihak Sekolah

Page 20: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu mekanisme dalam mengembangkan

keahlian dan pengetahuan manusia. Pendidikan adalah suatu investasi terhadap

sumber daya manusia untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia,

terlebih lagi dalam pengembangan ekonomi sangat membutuhkan sumber daya

manusia yang berkualitas melalui keunggulan baik dalam kemampuan akademik

dan penguasaan teknologi serta sikap mental sehingga dapat menjadi manusia

yang handal pada bidangnya.

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut,

pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem

pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang

berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara.

Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam

proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar

dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan

pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas

membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia yang cakap, aktif,

kreatif, dan mandiri.

Mengajar maupun mendidik merupakan tugas dan tanggung jawab

guru sebagai tenaga profesional. Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang

guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki

kompetensi profesional yang tinggi. Guru memegang peranan sentral dalam

proses belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat

Page 21: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

2

ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan

tugasnya.

Guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah,

karena guru merupakan sumber kegiatan belajar mengajar. Lebih lanjut

dinyatakan bahwa guru merupakan komponen yang berpengaruh dalam

peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan atau kompetensi profesional seorang guru sangat menentukan mutu

pendidikan. Sikap guru terhadap pekerjaan mempengaruhi tindakan guru tersebut

dalam menjalankan aktivitas kerjanya. Bilamana seorang guru memiliki sikap

positif terhadap pekerjaannya, maka sudah barang tentu guru akan menjalankan

fungsi dan kedudukannya sebagai tenaga pengajar dan pendidik di sekolah dengan

penuh tanggung jawab. Demikian pula sebaliknya seorang guru yang memiliki

sikap negatif terhadap pekerjaannya, pastilah dia hanya menjalankan fungsi dan

kedudukannya sebatas rutinitas belaka. Untuk itu perlu kiranya ditanamkan sikap

positif guru terhadap pekerjaannya.

Namun sayangnya guru pada saat ini hanya bertugas mengajar saja, dia

tidak peduli dengan keberhasilan siswa, dan terlebih lagi, guru mengajar tidak

menggunakan metode yang variatif, hanya menggunakan metode ceramah yang

kemudian ditambah dengan penyampaian guru dalam proses pembelajaran yang

monoton dan menempatkan siswa hanya sebagai pendengar, sehingga membuat

siswa menjadi malas belajar dan tidak bersemangat, siswa merasa bosan kerena

hanya mendengarkan ceramah saja. Pencapaian nilai yang maksimal tentu sangat

diinginkan siswa, guru maupun orangtua siswa, karena dalam proses

pembelajaran, keberhasilan juga sangat penting.

Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan,

keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat

seseorang, atau perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat

melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru.1

1 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung

Persada Press, 2004), cet. 2, h. 97.

Page 22: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

3

Belajar merupakan proses untuk mendapatkan suatu ilmu agar

seseorang bisa berubah menjadi lebih baik, dalam hal ini pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI), apabila perubahan itu tidak didapat maka tidak tercapai hasil

belajar yang maksimal. Sehingga siswa benar-benar jenuh dan bosan dalam

menerima materi Pendidikan Agama Islam (PAI), karena proses belajar di sekolah

tidak jauh beda dengan mendengarkan ceramah di luar sekolah dan siswa

beranggapan semuanya sama dan tidak ada yang baru serta akan menimbulkan

penurunan minat siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI),

bahkan bisa mempengaruhi keaktifan siswa dalam belajar. Maka dari itu, guru

harus mengubah pikirannya tentang mengajar adalah hanya sebuah kewajiban,

ketika dia sudah mengajar maka selesailah tugasnya, tidak lagi seperti itu.

Melainkan seorang guru harus mampu menciptakan proses belajar mengajar yang

aktif, efektif, dan menyenangkan serta dapat melibatkan siswa secara langsung

dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa menjadi aktif dalam proses

pembelajaran dan senang dalam mengikuti proses belajar mengajar, tidak lagi

bosan dengan proses pembelajaran, dan tidak hanya menghafal pelajaran, tetapi

juga dapat memahami langsung pelajaran yang disampaikan oleh seorang guru,

sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI), strategi, metode, dan teknikpun sangat diperlukan. Teknik

pembelajaran seringkali disamakan artinya dengan metode pembelajaran. Teknik

adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan

kegiatan siswa kearah tujuan yang ingin dicapai. Metode pembelajaran

didefinisikan sebagai langkah-langkah atau prosedur pembelajaran yang

digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan strategi pembelajaran adalah cara-cara

yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan

digunakan selama proses pembelajaran.2

2 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Cet. VII, h.2- 3.

Page 23: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

4

Salah satu metode pembelajaran yang menyenangkan dan dapat

membuat siswa aktif dalam proses belajar adalah dengan metode pembelajaran

bermain peran (role playing). Metode pembelajaran role playing adalah metode

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bermain peran

sesuai dengan materi yang diajarkan. Dengan bermain peran, maka siswa dapat

langsung memahami tentang materi yang disampaikan, karena siswa yang

memainkan langsung perannya dalam materi tersebut, untuk metode role playing

siswa harus berlatih peran terlebih dahulu dalam beberapa hari sebelum

dipentaskan. Dan siswa juga diberi andil untuk mengoreksi dan menambah

skenario yang telah dibuat oleh guru. Hal ini tidak hanya membuat siswa menjadi

lebih aktif dalam belajar, tetapi juga membuat siswa lebih kritis, dan juga dapat

membangun suasana belajar menjadi menyenangkan, karena sesekali diselingi

juga oleh gelak tawa dari peserta didik.

Untuk aktifnya pembelajaran, siswalah yang seharusnya berperan aktif

dalam belajar. Seharusnya sikap guru hanya mendengar siswa, menghargai kerja

keras siswa, dan mengembangkan rasa percaya diri siswa, serta mendorong siswa

untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang mereka miliki sehingga mereka

berani mengekspresikan pendapatnya. Namun kenyataannya di lapangan

menunjukkan lain, aktivitas siswa di kelas masih pasif karena proses pembelajaran

yang dilakukan hanya pemberian informasi dari guru ke siswa, yaitu guru

menggunakan metode ceramah.

Keadaan tersebut juga terjadi pada pembelajaran PAI di sekolah. Salah

satunya terjadi di SMP Negeri 1 Cimarga. Berdasarkan hasil pengamatan dan

wawancara dengan guru mata pelajaran PAI diperoleh kenyataan bahwa

permasalahan yang seringkali dijumpai dalam pembelajaran PAI adalah

bagaimana menyampaikan materi kepada siswa secara baik, menarik, dan tidak

monoton. Kurangnya respon siswa ketika proses pembelajaran membuat suasana

pembelajaran kurang menyenangkan sehingga membuat siswa kurang

berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.3

3 Hasil pengamatan dan wawancara kepada guru PAI Kelas VII SMP Negeri 1 Cimarga

pada tanggal 14 April 2014

Page 24: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

5

Berdasarkan dari permasalahan di atas tersebut, maka dalam penelitian

ini penulis mengajukan judul “Implementasi Metode Role Playing dalam

Meningkatkan Minat Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa di

SMPN 1 Cimarga”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan

sebagai berikut:

1. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada umumnya kurang

diminati oleh siswa karena cara mengajar guru yang monoton.

2. Metode dan teknik pembelajaran yang masih konvensional dan terkadang

membuat suasana belajar menjadi kurang menyenangkan.

3. Tingkat keaktifan siswa dalam belajar yang masih rendah.

4. Kurangnya respon siswa untuk memperhatikan penjelasan guru ketika proses

pembelajaran berlangsung.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus,

dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, penulis

memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi

dalam konteks permasalahan yang terdiri dari:

1. Metode yang digunakan yaitu Bermain Peran (Role Playing).

2. Minat belajar siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan langkah yang paling penting dalam

penelitian ilmiah. Perumusan masalah berguna untuk mengatasi kerancuan dalam

pelaksanaan penelitian. Berdasarkan masalah yang dijadikan fokus penelitian,

masalah pokok penelitian tersebut bisa dirumuskan yaitu:

Page 25: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

6

1. Bagaimana penerapan metode Role Playing dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam?

2. Bagaimana minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa setelah

penerapan metode Role Playing?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui penerapan

pembelajaran metode Role Playing pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP Negeri 1 Cimarga

2. Untuk mengetahui minat belajar siswa setelah diterapkan Metode

Pembelajaran Role Playing mata pelajaran PAI pada Siswa di SMP Negeri

1 Cimarga

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar dapat bermanfaat bagi peneliti, para

peserta didik, guru dan komponen pendidikan di sekolah. Manfaat penelitian

tersebut adalah:

1. Kegunaan Teoritis

a. Bagi penulis, untuk dapat menambah pengetahuan dan dapat

mengembangkan ilmu yang di peroleh selama menjalani perkuliahan.

b. Bagi Para Akademisi, dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang

pendidikan, sehingga dapat menerapkan metode pembelajaran Role

Playing dalam proses pembelajaran, guna meningkatkan kualitas

pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) bagi para siswa.

c. Bagi Para Peneliti lebih lanjut, sebagai referensi dalam penerapan metode

pembelajaran Role Playing sehingga dapat meningkatkan minat belajar

siswa

Page 26: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

7

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai masukan

dalam metode pembelajaran sekolah, sehingga proses serta hasil kegiatan

belajar mengajar optimal

b. Bagi Guru, di harapkan dapat mengunakan metode variatif, yaitu

menggunakan metode yang dapat melibatkan siswa secara aktif , salah

satunya adalah metode pembelajaran Role Playing, agar proses belajar

mengajar menjadi aktif, efektif dan menyenangkan

c. Bagi Siswa, di harapakan berani mengemukakan pendapat, ide dan

gagasan yang mereka miliki, dan juga dapat meningkatkan minat dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), sehingga mendapatkan hasil

belajar yang sesuai dengan tujuan yang di harapkan.

Page 27: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

8

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Implementasi Metode Role Playing

1. Pengertian Metode Role Playing

Dalam pembelajaran PAI, hafalan memang diperlukan tetapi tidak

sepenuhnya, sebab dalam pembelajaran PAI membutuhkan pemahaman siswa.

Konsep-konsep dalam PAI harus dipahami satu persatu agar siswa mampu

mencerna dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, maka dari itu

perlu diterapkan suatu metode, berikut macam-macam metode menurut para ahli:

Menurut Senn yang dikutip oleh Jujun S. Suriasumantri, metode

merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai

langkah-langkah yang sistematis.1

Menurut Wina Sanjaya, metode adalah upaya mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun

tercapai secara optimal.2

Sedangkan menurut Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno,

metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.3

Dari pengertian metode yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa metode merupakan cara atau alat yang digunakan seorang

guru untuk memudahkan siswanya dalam memahami pelajarannya.

Bermain merupakan bagian terbesar dalam kehidupan anak-anak untuk

dapat belajar mengenal dan mengembangkan keterampilan sosial dan fisik,

mengatasi situasi yang sedang terjadi. Secara umum bermain sering dikaitkan

1 Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, 1990), Cet. VI, h. 119. 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2013), Cet. X, h. 126. 3 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Konsep

Umum dan Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2010), Cet. I, h. 15.

Page 28: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

9

dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan dan dalam suasana

senang. Dengan bermain anak akan mempunyai penilaian terhadap dirinya sendiri

yaitu tentang kelebihan yang dimilikinya, sehingga dapat membantu

pembentukkan konsep diri yang positif, pengelolaan emosi yang baik, memiliki

rasa empati yang tinggi, memiliki kendali diri yang bagus, dan memiliki rasa

tanggung jawab yang tinggi.

Role playing adalah sebuah permainan dalam sebuah cerita dengan

tujuan atau cerita yang jelas sedangkan dalam dunia pendidikan, Role playing

adalah suatu aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai

tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik.4

Sedangkan menurut Martinis Yamin role playing atau bermain peran

adalah metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu

topik atau situasi.5

Adapun menurut Wina Sanjaya role playing adalah metode

pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi

peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa actual, atau kejadian yang

mungkin akan muncul pada masa mendatang.6

Pembelajaran dengan metode bermain peran (role playing) adalah

pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu situasi untuk

memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep.7

Jadi kesimpulannya, role Playing merupakan salah satu metode yang

digunakan dalam pembelajaran yang dimana peserta didik menjadi aktif dalam

memainkan peran-peran tertentu, sehingga pada dasarnya role playing atau

bermain peran merupakan salah satu sarana yang membantu peserta didik untuk

belajar. Melalui kegiatan bermain peran, anak berusaha untuk menyelidiki dan

4 Hisyam Zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif,

(Yogyakarta: Pustaka Insani Madani, 2008), h. 98. 5 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2004), cet. 2, h. 76. 6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 3, h. 161 7 Nuryani Y. Rustaman, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UM Press,

2005), h. 109

Page 29: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

10

mendapatkan pengalaman yang kaya, baik pengalaman dengan dirinya sendiri,

orang lain maupun dengan lingkungan disekitarnya.

Metode role playing cocok digunakan pada:

a. Pelajaran dimaksudkan untuk menerangkan peristiwa yang dialami dan

menyangkut orang banyak berdasarkan pertimbangan didaktis, seperti mata

pelajaran sejarah.

b. Serangkaian peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, sehingga

sangat cocok jika memakai metode role playing.

c. Pelajaran tersebut dimaksudkan untuk melatih siswa agar menyelesaikan

masalah-masalah yang bersifat psiologis, karena berhubungan langsung

dengan kondisi fisik masing-masing siswa tersebut.

d. Untuk melatih siswa agar dapat bergaul dan memberi kemungkinan bagi

pemahaman terhadap orang lain beserta permasalahannya.8

Metode Role playing membantu siswa maupun guru dalam

memberikan pemahaman yang umumnya sulit dicerna/dipahami oleh siswa,

seperti mata pelajaran sejarah. Mata pelajaran sejarah umumnya menerangkan

peristiwa-peristiwa atau cerita yang terjadi pada masa lampau, dan biasanya siswa

malas sekali membaca cerita yang begitu banyak dan panjang, jadi melalui

metode ini, siswa dapat memahami maksud dan tujuan dari cerita tersebut. Selain

itu dapat membantu siswa dalam bergaul dengan siswa yang lainnya.

8 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,

2002), Cet. I, h. 5.

Page 30: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

11

Gambar 2.1

Gambar Role Playing9

2. Tujuan Role Playing

Proses bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku

manusia yang berguna sebagai sarana bagi siswa untuk:

a. Menggali perasaannya.

b. Memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai,

dan persepsinya.

c. Mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah.

d. Mendalami mata pelajaran dengan berbagai macam cara. Hal ini akan

bermanfaat bagi siswa pada saat terjun kemasyarakat kelak karena siswa akan

mendapatkan diri dalam situasi dimana begitu banyak peran terjadi, seperti

dalam lingkungan keluarga, bertetangga, lingkungan kerja.10

9 http://portalnyapendidikan.blogspot.com/2012/03/metode-bermain-peran.html, diakses

di Wonosobo, 11 Maret 2012.

10 Iif Khoiru Ahmad, dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: PT

Prestasi Pustaka Raya, 2011), Cet. I, h. 34.

Page 31: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

12

e. Mengajarkan siswa untuk berempati dengan kasus yang akan dibahas dalam

proses pembelajaran dikelas.11

Selain itu, menurut Hamzah B. Uno, tujuan dari role playing adalah

untuk membantu siswa menemukan makna (jati diri) didunia sosial dan

memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peran,

siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang

berbeda dan memikirkan prilaku dirinya dan orang lain.12

Dalam role playing, siswa dapat menggali perasaannya sendiri untuk

mendapatkan pemahamannya terhadap materi/mata pelajaran yang sulit bagi

dirinya. Selain itu, dapat mengembangkan imajinasinya dan untuk menghilangkan

kebosanan siswa selama belajar serta mendapatkan banyak manfaat yang

diperolehnya kelak dilingkungan sekitarnya.

Tujuan bermain peran, sesuai dengan jenis-jenis belajar adalah sebagai

berikut:

1) Belajar dengan berbuat

2) Belajar melalui peniruan

3) Belajar melalui balikan, para pengamat mengomentari (menanggapi) perilaku

para pemain/pemegang peran yang telah ditampilkan.

4) Belajar melalui penilaian.13

Metode role playing mengajarkan siswa untuk mengembangkan

keterampilannya dalam bermain peran, siswa dituntut untuk menirukan gaya

seperti seorang aktor ataupun aktris, selain memainkan peran, para siswa lainnya

diajarkan untuk menanggapi serta menilai para pemain yang sedang memainkan

perannya, jika terjadi kesalahan maka akan diadakan perbaikan keterampilan

bermain peran berikutnya.

11

Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan dasar-dasar Pelaksanaan

Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. I, h. 126.

12

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 26 13

Oemar Hamalik, Perancanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2003), Cet. II, h. 199.

Page 32: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

13

3. Keunggulan dan Kelemahan Role Playing

Dengan teknik ini, siswa lebih tertarik perhatiannya pada pelajaran,

bagi siswa dengan bermain peran seperti orang lain, maka ia dapat menempatkan

diri seperti watak orang lain itu. Ia dapat merasakan perasaan orang lain, dapat

mengakui pendapat orang lain, sehingga menumbuhkan sikap saling pengertian,

tenggang rasa, toleransi, dan cinta kasih terhadap sesama makhluknya. Juga

penonton tidak pasif, tetapi aktif mengamati dan mengajukan saran dan kritik.14

Sedangkan menurut M. Basyiruddin Usman, keunggulan metode

bermain peran adalah:

a. Siswa terlatih untuk dapat mendramatisasikan sesuatu dan juga melatih

keberanian mereka.

b. Kelas akan menjadi lebih hidup karena menarik perhatian para siswa

c. Siswa dapat menghayati sesuatu peristiwa, sehingga mudah mengambil suatu

kesimpulan berdasarkan penghayatan

d. Siswa dilatih dalam menyusun buah pikiran secara teratur.

Keunggulan-keunggulan yang lain dari metode role playing adalah:

a. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan

yang akan diperankan

b. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.

c. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk, sehingga dimungkinkan akan

muncul atau tumbuh bibit seni dari sekolah

d. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-

baiknya.

e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan berbagi tanggung jawab

dengan sesama.

f. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik, agar mudah

dipahami orang lain.15

14

Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), cet. VII,

h. 93. 15

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT

Rineke Cipta, 2006), Cet. 3, h.89-90

Page 33: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

14

Adapun kelemahan metode ini adalah:

a. Banyak menyita waktu atau jam pelajaran

b. Memerlukan persiapan yang teliti dan matang

c. Kadang-kadang siswa keberatan untuk melakukan peran yang diberikan

karena alasan psikologis, seperti: malu, atau peran yang diberikan kurang

cocok dengan minatnya.

d. Bila dramatisasi gagal, siswa tidak dapat mengambil kesimpulan.16

Sedangkan menurut Djamarah, kelemahan dari metode role playing adalah:

a. Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain peran, mereka menjadi kurang

kreatif

b. Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam memahami mata

pelajaran, maupun pada pelaksanaan pertunjukan

c. Memerlukan tempat yang cukup luas.

d. Kelas lain menjadi terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang

kadang-kadang tertawa atupun bertepuk tangan.17

Adapun kesimpulannya dari keunggulan role playing adalah metode

role playing dapat menarik perhatian siswa, karena siswa berperan seperti orang

lain, sehingga dia dapat merasakan perasaan orang lain tersebut, selain itu dapat

juga melatih siswa dalam berpikir dan bertindak kreatif. Sedangkan kelemahannya

yaitu terbatasnya alat-alat yang diperlukan siswa dalam bermain peran, seperti

kostum ataupun alat-alat lainnya, juga memerlukan waktu yang lebih lama, selain

itu juga siswa yang ditunjuk untuk memainkan sebuah peran dan dijadikan

pemain, kebanyakan dari mereka merasa malu untuk melakukan suatu adegan

tertentu, Apabila pelaksanaan role playing mengalami kegagalan, itu berarti

tujuan pengajaran tidak tercapai.

16

Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam……, h. 51-52. 17

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar………….., h. 90

Page 34: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

15

Adapun cara mengatasi kelemahan metode role playing ini adalah:

1. Usahakan untuk memainkan drama dengan serius, dan dengan kelompok yang

sudah terpilih, jadi tidak semua siswa bisa memainkan drama tersebut, tetapi

hanya kelompok terpilih saja, agar mempunyai waktu yang cukup panjang

untuk bisa memainkan drama tersebut.

2. Ada baiknya guru beserta siswa bekerjasama dalam hal mempersiapkan alat-

alat yang akan dibutuhkan untuk memainkan drama.

3. Usahakan agar siswa fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung,

atau tidak ada siswa yang bercanda ataupun mengobrol dengan teman

sebangkunya, karena hal ini bisa mengakibatkan siswa tidak bisa mengambil

kesimpulan, jadi ajaklah siswa untuk menikmati adegan tiap adegan yang

dimainakan oleh temannya yang sedang memainkan peran/memainkan drama

tersebut.

4. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Bermain Peran/Role Playing

Adapun langkah-langkah metode bermain peran terdiri dari sembilan

langkah, yaitu:

a. Pemanasan

b. Memilih partisipan

c. Menyiapkan pengamat

d. Menata panggung

e. Memainkan peran (manggung)

f. Diskusi dan evaluasi

g. Memainkan peran ulang (manggung ulang)

h. Diskusi dan evaluasi kedua

i. Kesimpulan.18

Langkah pertama, pemanasan. Guru menyiapkan sebuah cerita yang

akan ditampilkan nanti, atau membacanya didepan kelas yang kemudian

18

Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2011), cet. 1, hal. 34

Page 35: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

16

dilanjutkan dengan pengajuan pertanyaan kepada siswa untuk berfikir tentang

akhir dari cerita tersebut.

Langkah kedua, memilih partisipan. Guru memilih beberapa siswa

untuk dijadikan kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang,

tergantung dari jumlah kelas tersebut.

Langkah ketiga, menata panggung. Dalam hal ini, guru berdiskusi

dengan siswa tentang penataan panggung, serta apa saja yang dibutuhkan, seperti :

kostum, assesoris, dan alat-alat lainnya.

Langkah keempat, memainkan peran. Sebelum peran dimulai, guru

menyuruh tiap-tiap kelompok untuk memperhatikan siswa yang sedang bermain

peran di kelompoknya, kemudian memberikan selembar kertas pada tiap-tiap

kelompok untuk diisi berdasarkan pengamatannya.

Langkah kelima, diskusi dan evaluasi. Pada saat kelompok pertama

selesai memainkan peran, maka masing-masing kelompok berdiskusi dan

memberikan penilaian serta masukan terhadap drama yang baru saja dilakukan.

Begitupun sebaliknya, sampai semua kelompok selesai memainkan drama/peran

tersebut.

Langkah keenam, memainkan peran ulang (manggung ulang). Setelah

semua kelompok selesai memainkan peran, dan telah dilakukan evaluasi serta

penilaian dari masing-masing kelompok, maka diadakan peran ulang atau

memainkan peran kedua kalinya, agar diharapkan bisa memainkan peran/drama

sesuai dengan yang diharapkan, atau mencapai tujuan pembelajaran.

Langkah ketujuh, diskusi dan evaluasi kedua. Guru dan siswa

berdiskusi dan mengevaluasi tentang peran/drama yang dilakukan untuk kedua

kalinya.

Langkah kedelapan, kesimpulan. Guru menyuruh tiap-tiap kelompok

untuk mengambil kesimpulan dari tiap-tiap peran/drama yang tadi dilakukan, baru

setelah semua siswa selesai, kemudian guru memberikan kesimpulan, kritikan dan

saran, dan memberikan penilaian terhadap masing-masing kelompok.

Sedangkan menurut Zurinal Z dan Wahdi Sayuti dalam bukunya yang

berjudul ilmu pendidikan pengantar dan dasar-dasar pelaksanaan pendidikan,

Page 36: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

17

menerapkan langkah-langkah metode pembelajaran role playing adalah sebagai

berikut:

1) Buatlah permasalahan yang diangkat dari tempat/setting atau kejadian aktual

yang berkembang dimasyarakat dengan materi pembelajaran.

2) Tunjuklah 2 siswa atau lebih untuk memerankan tokoh yang terlibat dalam

kejadian tersebut.

3) Mintalah kepada siswa yang memerankan permainan untuk bertindak seperti

yang dilakukan oleh para aktor dengan membuat skenario/dialog.

4) Mintalah siswa lain untuk mengamati dan mencatat adegan yang sedang

berlangsung untuk dijadikan bahan evaluasi.

5) Mintalah komentar dari para siswa.19

Sedangkan menurut Hamzah B Uno, prosedur role playing terdiri atas

Sembilan langkah, yaitu:

1) Pemanasan (warning up)

Guru berupaya memperkenalkan kepada siswa tentang metode role playing

2) Memilih pemain

Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kemudian guru

menyiapkan materi yang akan digunakan nanti.

3) Menyiapkan pengamat (observer)

Guru menunjuk beberapa siswa sebagai pengamat atas peran yang sedang

dilakukan

4) Menata panggung

Dalam hal ini, guru dan siswa berdiskusi tentang peran yang akan dimainkan,

apa saja kebutuhan yang diperlukan saat akan melaksanakan role playing.

5) Memainkan peran

Pelaksanaan role playing yang dilaksanakan oleh masing-masing kelompok

secara bersungguh-sungguh.

19

Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-dasar

Pelaksanaan Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press,

2006), cet. 1, hal. 127

Page 37: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

18

6) Diskusi dan evaluasi

Guru meminta tiap kelompok untuk berdiskusi dan mengevaluasi atau

memberi pendapat tentang peran yang telah dilakukan.

7) Memainkan peran ulang

Setelah melakukan diskusi dan evaluasi, maka langkah selanjutnya adalah

memainkan peran ulang, agar peran yang kedua ini bisa berjalan lebih baik,

dari pemainan peran yang pertama.

8) Diskusi dan evaluasi kedua

Seperti pada tahap pertama, diskusi dan evaluasi pada tahap kedua ini, tidak

jauh berbeda, yaitu guru meminta tiap kelompok untuk berdiskusi dan

mengevaluasi peran yang sudah dilaksanakan.

9) Berbagi pengalaman dan kesimpulan

Pada tahap ini, siswa diajak untuk berbagi pengalamannya tentang peran yang

sudah dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan.20

Dari uraian diatas, adapun langkah-langkah metode Role playing yang

penulis gunakan adalah:

1. Guru membuat bahan atau permasalahan yang terjadi di sekitar/lingkungan

yang berhubungan dengan materi pelajaran.

2. Guru menunjuk beberapa orang siswa atau lebih untuk dijadikan kelompok,

kemudian masing-masing dari kelompok tersebut membuat skenario/dialog

untuk percakapan di dalam role playing.

3. Melakukan drama atau bermain peran.

4. Guru menyuruh siswa yang lainnya untuk mengamati jalannya cerita/drama

tersebut, untuk dijadikan bahan kritikan dan mengeluarkan pendapat terhadap

kelompok yang telah selesai memainkan peran.

5. Kesimpulan.

20

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 26-28

Page 38: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

19

B. Minat Belajar Siswa

1. Pengertian Minat Belajar Siswa

Tiap orang punya kecenderungan, punya minat, bakat dan hobi yang

unik. oleh sebab itu jadi variatif dan itu jadi menarik. lebih jauh tentang ketiga hal

tersebut. Berikut perbedaannya dalam kamus lengkap bahasa Indonesia

Tabel 2.1

Perbedaan antara minat, bakat, dan hobi.21

Kecenderungan Perbedaan

Minat Keinginan, kehendak, kesukaan

Bakat dasar (kepandaian, sifat, dan keahlian) yang dibawa

sejak lahir

Hobi Kegemaran: kesenangan

Salah satu prinsip pembelajaran adalah keaktifan dalam kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk mencapai hal tersebut harus ada minat

dan dorongan terlebih dahulu dari dalam diri peserta didik.

Untuk memahami minat lebih mendalam, maka peneliti

mengemukakan beberapa pendapat:

a. Menurut Muhibbin syah, minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadapa sesuatu.22

b. Menurut Alisuf Sabri, minat adalah kecenderungan untuk selalu

memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus.23

c. Menurut Slameto, minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan-kegiatan yang diamati

21

M.K. Abdullah, kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru (Jakarta: Sandro Jaya), hal.

254, 60, 164 22

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: PT Remaja

Rosdakarya, 2005), cet. 19, hal. 136 23

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), cet. 3, hal. 84

Page 39: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

20

seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang untuk

memperoleh kepuasan.24

d. Menurut Akyas Azhari minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa obyek kegiatan, obyek yang diamati

seseorang diperhatikan terus disertai dengan rasa senang.25

e. Menurut H. Carl Witherington yang di terjemahkan oleh M. Buchori

mengatakan minat adalah kesadaran seseorang, terhadap suatu obyek,

seseorang, atau suatu situasi mengandung sangkutpaut dengan dirinya.26

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah

kecenderungan untuk selalu memperhatikan sesuatu atau ketertarikan terhadap

sesuatu sebagai pendorong dan penggerak untuk melakukan suatu kegiatan

dengan perasaan senang yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui atau

mengenal lebih lanjut.

Adapun pengertian belajar menurut para ahli pendidikan adalah:

a. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa

raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut

kognitif, afektif, dan psikomotorik.27

b. Menurut Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, belajar adalah perubahan

tingkah laku yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan

lingkungannya.28

c. Menurut Oemar Hamalik, belajar adalah aktifitas yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Melalui proses belajar, maka seorang siswa akan

mendapatkan pengetahuan dari berbagai pengalaman yang dialaminya.

24

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), cet. 5, hal. 57 25

Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Dina Utama, 1996), cet. 1, hal. 47 26

H. Carl Witherington, Psikologi Pendidikan, Terj. Dari Educational Psychology: Ginn

and Company oleh M. Buchori, ( Jakarta: Aksara Baru, 1978), h. 124 27

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), cet. 3, hal

12 28

Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011),cet. 1, hal. 12

Page 40: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

21

“Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan

pengalaman.29

d. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, belajar adalah suatu proses di mana suatu

tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi

atau rangsangan yang terjadi.30

e. Menurut W.S. Winkel, belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-

sikap. Perubahan itu bersifaat secara konstan dan berbekas.31

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli, dapat disimpulkan belajar

yaitu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang secara sadar, untuk

menghasilkan perubahan tingkah laku yang berupa penambahan ilmu

pengetahuan. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak berminat menjadi

berminat. Aktivitas atau kegiatan tersebut bisa juga berupa pengamatan,

membaca, meniru, dan lain-lain. Belajar bukanlah suatu tujuan tetapi belajar

merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan.

Jadi, kesimpulan dari minat belajar adalah suatu kemampuan seseorang

yang dimiliki untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan secara senang.

2. Macam-macam Minat

a. Berdasarkan timbulnya, dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

Minat primitive: minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau

jaringan-jaringan tubuh. Misalnya: kebutuhan akan makan, kebebasan beraktifitas.

Pada dasarnya, minat primitive adalah hal-hal yang biasa dilakukan

sehari-hari, kebutuhan tersebut tidak bisa ditunda dan digantikan dengan hal

apapun itu. Karena itu sudah merupakan kodrat dari dalam diri manusia.

29

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan system, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2000), hal. 154 30

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000),

cet. 8, h. 45 31

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), cet. 6, h. 59

Page 41: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

22

Minat kulturil atau minat sosial: minat yang timbul karena proses

belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita. Misalnya:

minat belajar, seorang siswa mempunyai pengalaman bahwa masyarakat akan

lebih menghargai orang yang terpelajar dan berkependidikan tinggi, sehingga hal

ini akan menimbulkan minat individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat

penghargaan dari masyarakat.32

Maka dari hal itu, biasanya minat belajar muncul tanpa disadari dari

dalam diri individu tersebut. Biasanya siswa berpikiran bahwa semakin tinggi

seseorang itu menuntut ilmu, maka akan semakin di hormati oleh masyarakat,

maka dari hal inilah biasanya siswa akan menambahkan semangat belajarnya

tersebut.

b. Berdasarkan Arahnya, dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

Minat instrinsik: minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas

itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau minat asli. Misalnya:

seseorang belajar karena memang pada ilmu pengetahuan atau memang karena

senang melakukan kegiatan yang ada dalam kegiatan ekstrakulikuler, bukan

karena ingin mendapat pujian atau penghargaan.

Setiap orang pasti merasa senang jika mendapat pujian atau

penghargaan dari masyarakat, dalam hal ini akan timbul minat dari dalam diri

seorang siswa, karena mungkin pada dasarnya siswa melakukan minat tersebut

karena ingin mendapat penghargaan ataupun pujian dari orang lain.

Minat ekstrinsik: minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari

kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai akan kemungkinan minat

tersebut hilang.33

Misalnya ketika seorang siswa akan menghadapi ujian akhir,

siswa tersebut belajar secara terus-menerus agar mendapat nilai yang memuaskan

pada ujian akhir tesebut, dan ketika setelah ujian akhir selesai, dan siswa tersebut

mendapatkan nilai yang memuaskan, kemungkinan minat belajar siswa akan

hilang secara spontan karena tujuan dari siswa itu belajar secara terus-menerus

32

Abdurrahman Abrar, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT Tiara Kencana,1993), cet.

3, hal. 112 33

Abdurrahman Abrar,……… hal. 112

Page 42: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

23

adalah agar mendapatkan nilai yang memuaskan, dan ketika nilai tersebut sudah

didapatkan, maka minat belajar siswa tersebut akan berkurang atau bahkan hilang

dengan sendirinya.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Secara garis besar, Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar,

dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: faktor internal dan eksternal. Faktor

internal yaitu yang bersumber dari dalam diri manusia yang belajar dan faktor

eksternal yaitu yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar.34

a. Faktor Internal, meliputi:

1) Faktor Biologis

Faktor yang berhubungan dengan jasmani anak dalam belajar. Misalnya:

a) Kesehatan

Kesehatan adalah faktor penting dalam belajar, pelajar yang tidak sehat

badannya, tentu tidak dapat belajar dengan baik. Konsentrasinya akan

terganggu dan pelajaran sukar masuk, begitu juga anak yang badannya

lemah, sering pusing dan sebagainya tidak akan tahan lama dalam belajar

dan lekas capai. Maka dari itu, penting sekali bagi seorang guru dalam

memerhatikan kesehatan siswanya, begitu pula orang tua, harus senantiasa

memerhatikan kesehatan anaknya.

b) Cacat badan

Cacat juga dapat menghambat belajar, termasuk cacat badan, misalnya:

setengah buta, setengah tuli, gangguan bicara, tangan hanya satu, dan cacat

badan lainnya. Anak-anak seperti ini hendaknya dimasukkan didalam

pendidikan khusus atau pendidikan luar biasa.35

Bagi seorang guru, ini

merupakan tugas yang paling besar, karenanya jika salah satu siswanya

34

Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: PT Rineka

Cipta), cet. 1, hal. 21 35

Abu Ahmadi, Teknik Belajar yang Efektif, (Jakarta: PT Rineke Cipta 1991), cet.1, hal.

93-94

Page 43: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

24

ada yang cacat, maka tugas seorang guru disini adalah menasehati siswa

yang lainnya agar tidak mengejeknya maupun menghinanya.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh

dengan sendirinya:

a) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan

bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu seperti prestasi yang dimiliki.

b) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian

diri.36

Faktor internal sangat penting dan harus diperhatikan dengan baik,

karena meliputi faktor biolgis dan faktor psikologis, yang kedua-duanya

sangat berpengaruh bagi tercapainya minat belajar siswa.

b. Faktor eksternal terdiri atas:

1) Lingkungan keluarga

a) Faktor orang tua

Merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar

anak. Orang tua yang dapat mendidik anak-anaknya dengan cara

memberikan pendidikan yang baik tentu akan sukses dalam belajarnya.

Keluarga juga seringkali disebut dengan lingkungan pendidikan

informal yang mempengaruhi aspek perkembangan anak. Dalam

bentuk keluarga, orang yang dekat dengan siswa adalah orang tua.

Oleh sebab itu apa yang diberikan keluarga memiliki pengaruh bagi

perkembangan jiwa siswa.

b) Faktor suasana rumah

Suasana rumah yang terlalu gaduh atau terlalu ramai tidak akan

memberikan anak belajar dengan baik, misalnya rumah dengan

36

Uzer Usman, dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,

(Bandung: PT Rosda Karya 1993), cet. 1, hal. 10

Page 44: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

25

keluarga besar, atau yang banyak penghuninya. Biasanya suasana

rumah yang banyak penghuninya atau yang terlalu ramai sanak

saudaranya akan menyulitkan bagi anak untuk belajar, biasanya

terkadang anak itu malas belajar, karena kondisi suasana tersebut

c) Faktor ekonomi keluarga

Faktor ini juga menentukan anak dalam belajar, misalnya: anak dari

keluarga yang mampu dapat membeli alat-alat sekolah yang lengkap,

sebaliknya anak-anak dari keluarga yang tidak mampu, tidak dapat

membeli alat-alat itu. Dengan kata lain, alat yang tidak lengkap atau

serba kurang maka hati anak-anak menjadi kecewa, mundur, putus asa,

sehingga minat belajar mereka kurang sekali.37

2) Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah juga mempengaruhi minat belajar siswa:

a) Metode mengajar

Metode mengajar guru yang kurang baik, akan mempengaruhi belajar

siswa yang tidak baik pula. Misalnya: karena guru kurang persiapan

dan kurang menguasai bahan pelajaran.38

Maka dari itu mulai sekarang

guru harus menggunakan metode-metode dalam mengajar, karena

mengajar dengan menggunakan metode akan sangat membantu siswa

dalam memahami pelajaran yang diberikan guru tersebut.

b) Hubungan guru dengan siswa

Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik, akan berdampak

yang tidak baik pula, biasanya bila anak menyukai gurunya, akan suka

pula dengan pelajarannya dan begitupun sebaliknya. Misalnya ada

seorang guru yang terkenal galak dalam mengajar, maka siswa pun

akan takut dan biasanya akan malas mengikuti mata pelajaran yang

guru tersebut berikan, dan akhirnya siswa tersebut sering bolos

sekolah.

37

Abu Ahmadi, Teknik Belajar yang Efektif, … hal. 96-99 38

Slameto, belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, ..hal. 65

Page 45: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

26

c) Hubungan siswa dengan siswa

Hubungan siswa dengan siswa yang lainnya yang kurang

menyenangkan. Hal ini terjadi pada anak yang diasingkan/dibenci oleh

teman-temannya. Anak yang dibenci akan mengalami tekanan batin

yang akan menghambat minat belajar siswa. Ia sering tidak masuk

sekolah dan kadang-kadang mengalami perlakuan-perlakuan yang

kurang menyenangkan.39

Siswa yang mendapat perlakuan seperti

dibuli atau yang lainnya, ini lama kelamaan akan menimbulkan

permusuhan antar sesamanya dan lama kelamaan akan mempunyai

dampak yang lebih besar, seperti tawuran dan lain-lain.

d) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat juga mempengaruhi minat belajar siswa

diantaranya:

(1) Mass-Media

Seperti: bioskop, televisi, radio, majalah, dan lain-lain. Semua ini

dapat memberi pengaruh yang kurang baik terhadap anak, Untuk itu

orang tua harus memerhatikan anaknya ketika akan menonton televisi,

seperti acara apa yang sedang di tonton, jika sekiranya acaranya

kurang baik, maka tugas orangtua adalah memindahkan acara tersebut

dan memberikan nasehat pada anak tersebut, bahwa acara tersebut

tidak baik bagi dirinya, begitupun yang lainnya.

(2) Teman bergaul

Teman bergaul yang kurang baik dapat memberikan pengaruh yang

kurang baik pula, orang tua sering terkejut bila tiba-tiba melihat

anaknya yang belum cukup umur sembunyi-sembunyi merokok atau

pergi tanpa tujuan, sehingga tugas sekolah banyak yang ditinggalkan.

Minat seorang terhadap sesuatu, dapat pula dipengaruhi oleh

pergaulannya, dalam hal ini ialah teman akrab, khusus nya remaja.

39

Abu Ahmadi, Teknik Belajar yang Efektif, …hal. 99

Page 46: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

27

Melalui pergaulan itulah mereka memupuk pribadi serta melakukan

aktifitas bersama-sama guna mengurangi kebosanan, yang mereka

alami. Maka dari itu penting bagi orangtua melihat seperti apa teman

bergaul si anak, baik atau tidak baik dia bergaul dengan teman

sebayanya itu, dan sering memantau dan menasehati si anak agar tidak

terjerumus pada pergaulan yang negatif.

(3) Kegiatan dalam masyarakat

Adanya kegiatan masyarakat seperti: tugas-tugas organisasi, belajar

pencak silat, dan lain-lain. Jika tugas-tugas ini dilebih-lebihkan jelas

akan mengganggu minat belajar siswa.40

Sebaiknnya siswa cukup

mengikuti satu organisasi atau ekstrakulikuler, karena kalau siswa

tersebut banyak mengikuti kegiatan organisasi atau ekstrakulikuler

akan tidak ada waktu buat dia belajar, sehingga hal ini akan

mengganggu minat belajar siswa tersebut.

4. Indikator Minat

Ada beberapa indikator minat siswa yang memiliki minat belajar yang

tinggi, hal ini dapat terlihat melalui proses belajar di kelas maupun di rumah:

a. Perasaan senang

Seorang siswa yang memiliki persaan senang ataupun suka terhadap mata

pelajaran agama islam, ataupun mata pelajaran yang lainnya, maka ia akan

terus mempelajarinya di rumah maupun di sekolah tanpa ada unsur

keterpaksaan.

b. Perhatian dalam belajar

Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat, perhatian dalam

belajar merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa kita terhadap

pengamatan, pengertian dengan mengesampingkan yang lain dari pada

yang itu. Seseorang yang memiliki minat belajar pada objek tertentu maka

dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek tersebut. Misalnya,

40

Abu Ahmadi, Teknik Belajar yang Efektif,… hal. 100

Page 47: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

28

seorang siswa menaruh minat belajar terhadap pelajaran PAI atau yang

lainnya, maka ia akan berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari

gurunya.

c. Bahan pelajaran dan sikap guru yang menarik

Tidak semua siswa memulai atau menyukai mata pelajaran karena faktor

minat belajar sendiri itu ada, yang mengembangkan minat terhadap mata

pelajaran tersebut bisa terjadi karena pengaruh dari, teman sekelas, bahan

pelajaran yang menarik, dan gurunya. Lama-kelamaan jika siswa mampu

mengembangkan minat belajarnya terhadap mata pelajaran niscaya ia bisa

memperoleh prestasi yang berhasil sekalipun ia tergolong siswa yang

berkemampuan rata-rata

d. Manfaat dan fungsi mata pelajaran

Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar dan juga bahan

pelajaran serta sikap guru yang menarik, adanya manfaat dan fungsi mata

pelajaran (dalam hal ini mata pelajaran PAI) juga merupakan juga

merupakan salah satu indikator minat, karena setiap pelajaran pasti

memiliki manfaatnnya masing-masing, misalnya: pelajaran PAI banyak

memberikan manfaat kepada siswa, bila mata pelajaran PAI tidak hanya

dipelajari disekolah, di rumahpun bisa diterapkan didalam kehidupan

sehari-hari. Jika tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka tidak

akan merasakan adanya manfaat mempelajari PAI.41

5. Cara-cara Membangkitkan Minat Belajar pada Siswa

Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat

untuk belajar. Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan

salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar siswa. Anak-anak

malas, tidak belajar, gagal karena tidak adanya minat.

41 https://bagawanabiyasa.wordpress.com/12/minat-belajar. html, diakses oleh Hadi

Susanto, 12 Mei 2013.

Page 48: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

29

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat

belajar siswa diantaranya:

a) Hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa.

Minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi

pelajaran itu berguna untuk kehidupannya.

b) Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa.

Biasanya minat akan tumbuh kalau ia mendapatkan kesuksesan dalam belajar.

c) Gunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi,

misalnya: diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi, dan lain-lain.42

Minat dapat dibangkitkan melalui pengalaman, yaitu dengan cara

menghubungkan kejadian (pengalaman) masa lalu dengan realita saat ini, melalui

cara tersebut maka minat dapat dibangkitkan.

Sedangkan menurut Nasution S, dalam bukunya yang berjudul

didaktik asas-asas mengajar, mengemukakan beberapa petunjuk singkat yang

dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan minat belajar siswa. Yaitu:

1) Usahakan agar tujuan pembelajaran jelas dan menarik

2) Guru sendiri harus antusias mengenai pelajaran yang diberikan nya.

3) Ciptakan suasana yang menyenangkan.

4) Usahakan agar anak-anak turut serta dalam pelajaran/anak-anak turut aktif.

5) Hubungkan pelajaran dengan kebutuhan anak.

6) Pujian dan hadiah lebih berhasil dari pada celaan/cemohan

7) Pekerjaan rumah/tugas harus sesuai dengan kematangan dan kesanggupan

anak.

8) Mengetahui hasil baik menggiatkan usaha murid.

9) Menghargai pekerjaan murid.

10) Pemberian kritik dengan senyuman.43

Selain itu bisa juga diberikan pertanyaan-pertanyaan seputar

materi/pelajaran yang masih bisa murid jawab/pecahkan. Karena, diharapkan

dapat mendorong minat siswa untuk belajar, tetapi, dalam pemberian pertanyaan-

42

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan,…….hal. 29-30 43

Nasution, S, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal. 83

Page 49: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

30

pertanyaan tersebut, guru harus bisa mengukur kemampuan anak, jangan sampai

guru memberikan pertanyaan yang sulit/yang tidak bisa murid jawab, karena akan

berakibat terpecahnya minat belajar siswa itu sendiri.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian sebelumnya peneliti mendapatkan data bahwa

ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini:

1. Penelitian (skripsi) yang dilakukan oleh Mia Rosmiati yang berjudul

“Penerapan metode bermain peran (role Playing) dalam peningkatan

keterampilan berbicara siswa” Dari pembelajaran menggunakan metode role

playing dalam peningkatan keterampilan berbicara siswa ini terdapat pengaruh

positif, Berdasarkan hasil penelitian, dengan melihat deskripsi data hasil

pengujian hipotesis maka kesimpulan penelitian adalah rata-rata keterampilan

berbicara siswa dengan menggunakan metode role playing lebih besar dari

pada menggunakan metode ceramah dan penugasan saja. Hasil belajar bahasa

indonesia dengan materi keterampilan berbicara masih rendah dengan rata-

rata 52,6 median 53,5 modus 50,8 nilai minimum 38 dan nilai maksimum 67.

Dari data tersebut maka belum mencapai nilai KKM sekolah, sedangkan hasil

tes akhir setelah menggunakan metode role playing , didapat hasil belajar

belajar siswa rata-rata 70,61 sedangkan median 68,5 dan nilai minimum 60

sedangkan nilai maksimum 85. Dari tes akhir siswa sudah mencapai nilai > 6.

2. Penelitian (skipsi) yang dilakukan oleh Nurlaelah yang berjudul “Upaya

meningkatkan minat belajar siswa dalam pelajaran matematika kelas III di MI

Al-Hashyimiyah melalui model PAKEM” Hasil penelitian menunjukkan

adanya peningkatan minat belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari

hasil siklus I yaitu diperoleh rata-rata minat belajar matematika siswa yang

berkatagori minat tinggi sebanyak 46,3%, dan untuk hasil silkus II diperoleh

rata-rata minat belajar siswa yang berkategori minat tinggi lebih meningkat

lagi sebanyak 74%. Disamping itu, peneerapan model pembelajaran PAKEM,

dapat membuat siswa lebih senang terhadap mata pelajaran matematika, hal

ini terlihat dari persentase aspek perasaan senang siswa pada siklus I sebesar

Page 50: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

31

40,5% menjadi 75,5% pada siklus II. Kesimpulan dari penelitian ini melalui

model pembelajaran PAKEM dapat meningkatkan minat belajar siswa.

3. Penelitian (skripsi) yang dilakukan oleh Adang Saputra yang berjudul

“Penerapan metode role playing (bermain peran) dalam meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran PKN” Dari pembelajaran menggunakan

metode role playing terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran PKN, hal ini dapat dilihat dari hasil siklus yang dilakukan, pada

siklus I diperoleh persentasi ketuntasan belajar siswa sebesar 43,82%, menjadi

73,53% sedangkan pada Siklus II persentasi ketuntasan belajar siswa 43,82%

menjadi 100%. Ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode role

playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran

PKN.44

4. Penelitian (skripsi) yang dilakukan oleh Khoirul Zaki yang berjudul “Usaha

Guru dalam meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI di

SD Muhammadiyah Ngijon I” Hasil penelitian tersebut menerangkan adanya

peningkatan minat belajar siswa, hal ini berdasarkan pada hasil angket minat

belajar siswa yang penyebarannya dilakukan sebanyak dua kali, hasil angket

yang pertama sebesar 65,67%, sedangkan untuk hasil angket yang kedua

sebesar 77,23%. Dan dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan minat

belajar PAI siswa pada metode dan strategi belajar yang tepat.45

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas maka hipotesis

tindakan dalam penelitian ini adalah Penerapan metode Role Playing dapat

meningkatkan minat belajar PAI siswa kelas VIII A SMPN 1 Cimarga Rangkas-

Bitung Lebak Banten.

44

Sumber Berasal dari Perpustakaan Utama. 45

http://digilib.uin-suka.ac.id/2946/1/BAB%20I,IV.pdf

Page 51: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Cimarga, yang terletak di Jl.

Leuwidamar KM 09 Desa Margajaya, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak

Rangkasbitung, Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2013/2014 yaitu dari bulan Mei sampai bulan Juni 2014.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan

kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action

research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran

di kelasnya.1

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru bidang studi

pendidikan agama islam di sekolah. Dalam fase yang dilakukan dalam penelitian

adalah: perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation),

refleksi (reflection).2

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan rencana kegiatan

sebagai berikut:

a. Menyusun rencana pembelajaran seperti RPP, bahan dan alat bantu yang

dibutuhkan yang mencakup metode pembelajaran peserta didik.

b. Menyusun lembar observasi aktivitas siswa dan guru.

c. Menyusun lembar wawancara untuk siswa dan guru pamong.

d. Daftar pertanyaan angket minat belajar PAI siswa

1 Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2008), h.58 2 Rido Kurnianto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Learning Assistance Program for

Islamic Schools, 2009), h. 12

Page 52: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

33

2. Tindakan (action) dan Pengamatan (observation)

a. Tindakan (action)

Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru

berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Guru mengadakan kegiatan

belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran role playing.

Dalam tahap ini guru juga memberikan angket kepada peserta didik untuk

mengetahui minat belajar PAI siswa.

b. Pengamatan (observation)

Observasi atau pengamatan yaitu alat penilaian yang banyak

digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu

kegiatan yang dapat diamati.3

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data informasi tentang

proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah

disusun. Melalui pengumpulan informasi, observer dapat mencatat berbagai

kelemahan dan kelebihan dalam melaksanakan tindakan, sehingga hasilnya

dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan refleksi untuk penyusunan

rencana ulang dalam memasuki siklus selanjutnya

3. Refleksi (reflection)

Refleksi adalah menganalisis data pada siklus I dan siklus II,

melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan dan menarik kesimpulan.

Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan adalah sebagai

berikut:4

3 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung, PT Remaja

Rosdakarya, 2011), cet. 16, hal. 84 4 Rido Kurnianto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Learning Assistance Program for

Islamic Schools, 2009), h. 20

Page 53: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

34

Gambar 3.1

Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart

Tabel 3.1

Rencana dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Siklus I Perencanaan

a. Membuat RPP dan mendiskusikan dengan guru.

b. Menyiapkan sumber belajar, bahan, dan alat

bantu yang dibutuhkan.

c. Menyiapkan lembar observasi, wawancara dan

angket minat belajar PAI siswa.

d. Menyiapkan alat dokumentasi.

Tindakan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar PAI dengan

menerapkan metode role playing.

Pengamatan a. Observer mengamati aktivitas belajar siswa

selama proses pembelajaran.

b. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan

aktivitas siswa.

Refleksi Peneliti bersama kolaborator mengevaluasi proses

pembelajaran siklus I, hasil penelitian siklus I

dibandingkan dengan indikator keberhasilan.

Apabila indikator keberhasilan belum tercapai,

Page 54: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

35

maka penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan

hasil evaluasi siklus I digunakan sebagai acuannya.

Siklus II Perencanaan a. Membuat RPP dan mendiskusikan dengan guru.

b. Menyiapkan sumber belajar, bahan, dan alat

bantu yang dibutuhkan.

c. Menyiapkan lembar observasi, wawancara dan

angket minat belajar PAI siswa.

d. Menyiapkan alat dokumentasi.

Tindakan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar PAI dengan

menerapkan metode role playing.

Pengamatan a. Observer mengamati aktivitas belajar siswa

selama proses pembelajaran.

b. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan

aktivitas siswa.

Refleksi Mengevaluasi proses pembelajaran siklus II.

Apabila indikator keberhasilan telah tercapai, maka

penelitian dihentikan.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII A SMPN 1 Cimarga

Rangkasbitung Lebak-Banten pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yang

berjumlah 35 orang, yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki, dan 22 orang siswa

perempuan.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Penulis berperan sebagai observer sekaligus guru kelas yang akan

mengajarkan materi dendam dan munafik dengan menggunakan teknik role

playing, dalam hal ini peneliti dibantu oleh guru PAI yang mengajar di kelas VIII

A. Guru PAI dalam tulisan ini akan disebut sebagai guru pamong.

Page 55: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

36

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus. Hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa pada setiap

siklus setelah diberikan tindakan. Jika pada siklus I terdapat kekurangan maka

penelitian pada siklus II lebih diarahkan pada perbaikan, dan jika pada siklus I

terdapat keberhasilan maka pada siklus II lebih diarahkan pada pengembangan.

Berikut deskripsi kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK):

1. Pra Penelitian

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada pihak sekolah.

b. Orientasi lapangan melalui wawancara dengan tujuannya untuk

mengetahui kondisi pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang

dihadapi siswa di dalam kelas.

c. Observasi awal terhadap proses pembelajaran di kelas dengan mengamati

proses belajar mengajar, keadaan kelas, dan teknik pembelajaran yang

digunakan guru dalam menyampaikan materi.

d. Menganalisis hasil wawancara dengan menentukan fokus permasalahan

yang akan diteliti

2. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

1) Menyiapkan dan membagi materi ke dalam beberapa pertemuan

pembelajaran.

2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan metode

role playing pada materi dendam dan munafik.5

3) Menyusun perlengkapan pembelajaran berupa sumber, bahan, dan alat

bantu yang dibutuhkan.

4) Menyusun berbagai pedoman penelitian untuk pengumpulan data.

5 Lihat lampiran 1-4, hal. 99-137.

Page 56: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

37

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Guru melakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan kesiapan

pelaksanaan tindakan.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.

3) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran aktif dengan metode role

playing sesuai dengan skenario yang telah direncanakan dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Pengamatan .

1) Peneliti bersama guru pamong bekerja sama mengamati aktifitas siswa

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ketika diterapkan

metode role playing.

2) Melakukan diskusi antara peneliti dan guru mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam tentang kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung.

d. Refleksi

Data yang telah terkumpul pada siklus I di diskusikan bersama guru

pamong, mengevaluasi tindakan penelitian yang telah dilakukan, baik itu

kelemahan teknik pembelajaran, ketidaksesuaian antara tindakan dengan

perencanaan pembelajaran, maupun respon subjek penelitian yang berbeda

dengan yang diharapkan.

Jika belum berhasil maka hasil evaluasi ini menjadi bahan

pertimbangan dalam menentukan hal apa saja yang perlu diperbaiki dalam

tindakan selanjutnya.

3. Siklus II

Tahapan kegiatan yang dilakukan pada siklus II sama seperti siklus I,

hanya saja pada siklus II dilakukan perbaikan-perbaikan tindakan guna mencapai

tujuan yang diinginkan

Page 57: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

38

a. Perencanaan Tindakan

1) Merencanakan strategi upaya perbaikan untuk pelaksanaan

pembelajaran pada siklus II

2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan metode

role playing pada materi dendam dan munafik.6

3) Menyiapkan perlengkapan pembelajaran berupa sumber, bahan, dan

alat bantu yang dibutuhkan.

4) Menyusun berbagai pedoman penelitian untuk pengumpulan data.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Guru melakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan kesiapan

pelaksanaan tindakan

2) Guru memberitahu siswa mengenai tujuan pembelajaran..

3) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran aktif melalui metode role

playing sesuai dengan skenario yang telah direncanakan dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Pengamatan

1) Peneliti bersama guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang

berperan sebagai kolaborator dan observer melakukan pengamatan

dengan mencatat semua data dan informasi mengenai aktivitas siswa

yang dapat terlihat secara langsung selama proses pembelajaran

berlangsung.

2) Melakukan diskusi antara peneliti dan guru mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam tentang kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung.

d. Refleksi

Data yang terkumpul pada siklus II dianalisis dan direfleksikan

kembali, dilihat apakah hasil yang diperoleh telah sesuai dengan yang

6 Lihat lampiran 1-4, hal.99-137.

Page 58: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

39

diharapkan peneliti. Dari hasil analisis dilihat seberapa besar

peningkatannya.

Refleksi pada siklus II merupakan pengevaluasian minat belajar siklus

II berupa angket untuk mendapatkan kesimpulan guna tercapainya

pembelajaran yang aktif dan efektif.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Dari hasil diskusi dengan guru PAI disekolah, disepakat bahwa nilai

KKM yang ditentukan adalah 70, adapun indikator keberhasilannya mencapai

≥75%. Sehingga hasil intervensi tindakan yang diharapkan dari penelitian ini

adalah meningkatnya minat siswa yang rendah kearah minat siswa yang lebih

tinggi yang diperoleh dari rata-rata skor aktivitas belajar siswa, ketika

menggunakan metode role playing, pada saat observasi sedang berlangsung,

berikut ini kategori-kategori yang tercantum dalam tabel:

Table 3.2

Kategori aktivitas belajar siswa7

Kategori Deskripsi

Kurang aktif Persentase aktivitas belajar siswa mencapai ≤60%

Cukup aktif Persentase aktivitas belajar siswa mencapai 60% - 75%

Aktif Persentase aktivitas belajar siswa mencapai 75% - 99%

Sangat aktif Persentase aktivitas belajar siswa mencapai 100%

(Sumber: Syaiful Bahri Djamarah, 2010)

Indikator keberhasilan kinerja aktivitas belajar pendidikan agama Islam

siswa pada saat observasi dan menggunakan metode role playing yang ditetapkan

7 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), Cet. IV, h. 107

Page 59: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

40

yakni sebesar ≥75%. Hal ini jika dibandingkan dengan tabel kategori aktivitas

belajar maka berada pada rentang batas bawah kategori aktif.

G. Data dan Sumber Data

Sumber data diperoleh dari siswa kelas VIII A SMPN I Cimarga-

Rangkasbitung Tahun ajaran 2013/2014. Data yang diperoleh dari hasil penelitian

berupa peningkatan minat belajar siswa pada, lembar observasi, dan lembar

wawancara serta pada hasil angket minat belajar siswa.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari lembar observasi, pedoman wawancara, dan angket minat belajar.

Berikut penjelasan masing-masingnya:

1. Lembar Observasi

Pada pra siklus observasi, terlebih dulu peneliti melakukan

pengecekan terhadap data-data yang diperlukan, seperti: ruangan yang akan

dijadikan tempat untuk melakukan drama, atau cukup tidaknya kelas tersebut jika

dijadikan tempat untuk melaksanakan metode bermain peran (role playing), selain

itu, peneliti juga mengecek jumlah dan keberadaan siswa tersebut, agar bisa

berjalan dengan baik pelaksanaan metode role playing.8

Pedoman observasi untuk mengukur aktivitas pembelajaran siswa

selama melakukan metode role playing. Aktivitas siswa tidak cukup hanya

mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim dilakukan. Indikator yang

menyatakan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar menurut Paul B.

Diedrich, sebagaimana yang dikutip oleh Sardiman, yaitu:

a. Kegiatan-kegiatan visual (Visual activities), seperti: membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, mengamati orang lain.

8 Selasa, 29 April 2014, Pukul 09.00 Sampai dengan Selesai

Page 60: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

41

b. Kegiatan-kegiatan lisan (Oral activities), seperti: mengemukakan suatu

fakta, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi

saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, interupsi.

c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan (Listening activities), seperti:

mendengarkan penyaji bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi

kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

d. Kegiatan-kegiatan menulis (Writing activities), seperti: menulis cerita,

menulis laporan, karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, angket.

e. Kegiatan-kegiatan menggambar (Drawing activities), seperti:

menggambar, membuat grafik, diagram, peta, dan pola.

f. Kegiatan metrik (Motor activities), seperti: melakukan percobaan,

membuat konstruksi, beternak, dan berkebun.

g. Kegiatan-kegiatan mental (Mental activities), seperti: mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, dan membuat

keputusan.

h. Kegiatan-kegiatan emosional (Emotional activities), seperti: menaruh

minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, berani, tenang, gugup.9

Semua itu merupakan aktifitas siswa selama pembelajaran untuk

observasi dengan metode role playing, tidak semua aktifitas dilakukan, hanya ada

beberapa yang termasuk kedalam aktivitas tersebut. Berikut kisi-kisi instrument

aktivitas siswa.

Tabel 3.3

Kisi-kisi instrument aktifitas belajar siswa

Melalui metode role playing pada pembelajaran pendidikan agama

islam

No Indikator Butir-butir

pernyataan

Deskriptor No

butir

9 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2011), Cet. XIX, h. 101.

Page 61: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

42

1 Visual activities Mengamati orang

lain

Mengamati cerita yang

sedang berlangsung

Tidak gaduh saat peran

sedang belansung

1

2 Oral activities Mengemukakan

pendapat

Diskus dalam memberikan

saran dan penilaian peran

2

3 Writing activities Menulis cerita Penulisan dialog 3

4 Emotional

activities

Ekspresi wajah Berani tampil didepan

Senang dalam memainkan

peran

Kesesuian antara ekspresi

wajah dan dialog

4

5 Mental activities Kerjasama tim Adanya saling kerjasama

dalam satu kelompok

5

Tabel 3.4

Kisi-kisi instrument aktivitas guru

Melalui metode role playing pada pembelajaran pendidikan agama

islam (PAI)

Dimensi Aspek pengamatan No butir

Aktivitas

Guru

Membuat perencanaan 1

Mengelola ruang fasilitas pembelajaran 2

Membuka pelajaran dengan apersepsi 3

Memotivasi siswa 4, 10

Membimbing siswa dalam melakukan segala hal 5, 6, 7, 8, 9

Memberi tugas atau pekerjaan rumah 11,

Menggunakan metode role playing dan sumber

pembelajaran yang mendukung

12, 13, 14,

15

Penggunaan alokasi waktu yang cukup 16

Adanya interaksi guru dengan siswa 17

Page 62: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

43

Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan 18

Melaksanakan penilaian 19, 20

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Penskoran Instrumen Aktivitas Belajar PAI

(Untuk pertanyaan yang bersifat positif )

Alternatif Pengamatan Skor

Tidak pernah 1

Kadang-kadang 2

Pernah 3

Sering 4

Selalu 5

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Penskoran Instrumen Aktivitas Belajar PAI

(Untuk pertanyaan yang bersifat negatif)

Alternatif Pengamatan Skor

Tidak pernah 5

Kadang-kadang 4

Pernah 3

Sering 2

Selalu 1

2. Catatan tindakan penelitian

Catatan tertulis tentang segala sesuatu yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung, atau ketika melakukan observasi, dan juga catatan

evaluasi tindakan penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi apakah

pelaksanaan tindakan penelitian telah sesuai dengan skenario pembelajaran yang

Page 63: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

44

telah direncanakan, dan hal-hal lain yang terjadi selama pelaksanaan tindakan

penelitian berlangsung. Sehingga dapat memperbaiki tindakan selanjutnya.

3. Wawancara dengan guru dan siswa

Wawancara yaitu alat penilaian yang digunakan untuk mengetahui

pendapat, keinginan dan lain-lain sebagai hasil belajar siswa, yaitu dengan cara

mengajukan pertanyaan kepada responden/siswa dan dijawab secara lisan.10

Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan dan kesan guru

atau subyek terhadap kegiatan tindakan pada siklus I dan siklus II dengan

menggunakan pedoman wawancara. Wawancara juga digunakan untuk

mengetahui gambaran umum proses pembelajaran dan masalah-masalah pada

tindakan siklus I dan siklus II.

4. Angket Minat Belajar

Angket minat belajar adalah skor yang diperoleh siswa pada saat

mengisi angket tentang minat belajar yang didalamnya memuat indikator-

indikator yang berhubungan dengan metode role playing yang digunakan dalam

proses belajar mengajar didalam kelas. Pengukurannya menggunakan skala likert

sebanyak 30 butir pernyataan dengan rentan 1-4. Skor 4-1 untuk pernyataan

positif, kemudian 1-4 untuk pernyataan negatif.

Tabel 3.7

Alternative jawaban

Pilihan Jawaban Bobot Skor

Pernyataan Positif

Bobot Skor

Pernyataan Negatif

SL : Selalu 4 1

SR : Sering 3 2

P : Pernah 2 3

TP : Tidak pernah 1 4

10

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2011), cet. 16, hal 67-68

Page 64: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

45

Tabel 3.8

Kisi-kisi angket

Variabel Dimensi Indikator No item Jumlah

item

Minat

belajar

siswa

Perasaan senang Senang atau tidak senang

dengan pelajaran

1, 22 2

Merasa bosan 2, 5, 19 3

Semangat atau siap

mengikuti pelajaran

15, 27 2

Kehadiran 25 1

Mengerjakan tugas/PR 7, 16 2

Perhatian dalam

belajar

Memperhatikan atau tidak

memperhatikan guru

3, 26 2

Mengulang pelajaran 6 1

Mencatat/merangkum

pelajaran

9 1

Kemauan atau perhatian

dalam belajar PAI

8, 20, 21,

24, 29

5

Bahan pelajaran

dan sikap guru

Mempunyai, membawa,

membaca, buku-buku PAI

4, 10, 11,

12, 17

5

Aktif pada saat belajar

/PAI

14, 18, 23 3

Mudah dalam memahami

pelajaran

28 1

Adanya manfaat

atau fungsi

pelajaran

Mempraktekkan dalam

kehidupan sehari-hari

13 1

Kegunaan pelajaran PAI 30 1

Page 65: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

46

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

3.9

Tabel 3.9

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

No Instrumen Teknik Pengumpulan Data

1 Lembar Observasi Pengisian lembar observasi siswa berupa aktivitas siswa pada

saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode

role playing.

2 Pedoman

Wawancara

Peneliti melakukan wawancara kepada guru pamong dan siswa,

wawancara dilakukan pada saat pra penelitian dan di akhir

penelitian.

3 Angket minat

belajar

Angket diberikan pada saat pra siklus, siklus I dan diakhir siklus

II.

4 Cacatan tindakan

penelitian

Berisi tentang segala sesuatu yang terjadi selama proses

pembelajaran ketika melakukan observasi, juga catatan evaluasi

tindakan penelitian untuk mengevaluasi apakah pelaksanaan

tindakan penelitian telah sesuai dengan skenario pembelajaran

yang telah direncanakan

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Instrumen yang akan mengukur minat belajar PAI siswa adalah

instrumen aktivitas belajar PAI berupa data dari hasil observasi dengan

menggunakan metode role playing, instrumen catatan tindakan penelitian maupun

catatan evaluasi tindakan penelitian, pedoman wawancara terhadap subjek

penelitian. Serta angket minat belajar PAI siswa. Teknik pemeriksaan

keterpercayaan yang digunakan terhadap data minat belajar PAI siswa ini adalah

dengan menggunakan metode triangulasi.

Triangulasi yaitu suatu cara untuk mendapatkan informasi yang akurat

dengan menggunakan berbagai metode agar informasi itu dapat dipercaya

Page 66: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

47

kebenarannya sehingga peneliti tidak salah mengambil keputusan. Adapun

tindakan yang dilakukan adalah:

1. Pengambilan data dari narasumber, yaitu peneliti, guru, dan siswa.

2. Penggunaan alat atau instrumen agar data terkumpul lebih akurat. Langkah

yang ditempuh adalah mengisi lembar observasi dan pedoman wawancara

serta pengisian angket minat belajar PAI siswa pada pra siklus, akhir siklus I

dan diakhir siklus II.

3. Penggunaan berbagai metode atau cara analisis, sehingga data yang

terkumpul dapat dipercaya. Dalam hal ini bisa dilakukan pengamatan,

wawancara, dan pengambilan gambar dalam bentuk foto.

4. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang kejanggalan-

kejanggalan, keaslian maupun kelengkapan.

5. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.

K. Analisis Data dan Interpretasi Data

Setelah data-data penelitian yang dihasilkan terkumpul, peneliti

memeriksa kembali kelengkapan dan keabsahan data-data tersebut. Tahap

selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut.

1. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa data angket skor minat belajar PAI siswa pada saat pra

siklus, siklus I dan diakhir siklus II. Data tersebut penulis sajikan ke dalam

bentuk tabel, daigram batang (grafik), kemudian data dianalisis dengan

menggunakan analisis deskriptif berupa nilai persentase, rata-rata (ukuran

pemusatan data), nilai tertinggi, nilai terendah.

2. Teknik Analisis Data Kualitatif

Data kualitataif berupa data aktivitas belajar PAI siswa yang diperoleh dari

instrumen catatan observasi aktivitas belajar PAI, catatan evaluasi tindakan

penelitian, catatan tindakan penelitian, dan hasil wawancara peneliti, terhadap

subjek penelitian. Data dianalisis secara kualitatif dengan proses koding untuk

mengorganisasi data, selanjutnya membuat interpretasi data dan

Page 67: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

48

mendeskripsikannya secara jelas atas dasar data sehingga menjadi suatu

kesimpulan.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah melakukan tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan

hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan

minat belajar PAI siswa maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan

selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran pada siklus II. Sesuai dengan

tahapan-tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Penelitian ini berakhir jika pencapaian indikator minat belajar PAI siswa telah

tercapai dari hasil minat belajar siswa yang rendah kearah minat belajar siswa

yang tinggi dengan hasil angket yang diberikan dan juga aktivitas belajar siswa

menjadi lebih aktif. Sedangkan untuk keberhasilan penggunaan metode role

playing itu sendiri adalah kesesuaian penggunaan metode role playing dengan

tahapan-tahapan yang ada. Melalui siklus II penelitian tindakan kelas tersebut

selesai dilakukan dan hasil tercapai, maka penelitian akan diakhiri

Page 68: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

49

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang peneliti pilih adalah SMPN 1 Cimarga, SMPN

1 Cimarga adalah lembaga pendidikan tingkat sekolah menengah pertama yang

berwawasan global dengan ciri khas keislaman, disiplin, berbudaya dengan

berpijak pada iman dan taqwa, serta juga unggul dalam berprestasi, selain itu,

mutu SMPN 1 Cimarga sudah baik yaitu dengan selalu berada ditingkat 10 besar

kategori sekolah favorite se-kecamatan Cimarga, adapun prestasi yang diperoleh

oleh sekolah SMPN 1 Cimarga ini diantaranya yaitu:

1. Juara terbaik I Putra se-Kec.Cimarga (Pramuka).

2. Juara terbaik II Putri se-Kec.Cimarga (Pramuka).

3. Juara umum putri tingkat propinsi banten (Pramuka).

4. Juara 3 tingkat se-kec. Cimarga cerdas cermat

5. Siswa SMPN1 Cimarga belum lama ini menjadi juara umum dalam ajang

OSN dan 02SN di Wilbi 4, dan lain-lain. Berikut gambar piala prestasi SMPN

1 Cimarga.

Gambar 4.1

Gambar Piala Prestasi SMPN 1 Cimarga

Page 69: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

50

Adanya prestasi-prestasi yang diperoleh oleh sekolah SMPN 1

Cimarga ini ditunjang dengan kelengkapan fasilitas yang memadai seperti lab

computer, lab multimedia, ruang kesenian, ruang PMR, ruang OSIS, musholla,

dan jaringan Wifi yang sangat bagus, sehingga memudahkan siswa maupun guru

dalam menggunakan akses sosial media atau internet untuk kepentingan belajar

atau untuk mengetahui berbagai informasi yang berhubungan dengan pendidikan.

Selain itu letak SMPN 1 yang sangat strategis menjadikan sekolah ini banyak

diminati oleh masyrakat sekitar, sekolah yang beralamat dijalan leuwidamar Km 9

Rangkas Bitung Lebak Banten, yang bisa ditempuh melalui kendaraan roda

empat, maupun roda dua, dengan suasana yang tenang dan nyaman karena

dikelilingi pohon-pohon yang rindang sehingga memudahkan proses belajar

mengajar disekolah ini, berikut profil SMPN 1 Cimarga, peneliti jelaskan dalam

bentuk tabel.

Tabel 4.1

Profil SMPN 1 Cimarga1

1 Nama Sekolah : SMPN 1 Cimarga

2 Nama Kepala Sekolah : Rosman Farisi, M. Pd

3 Alamat Lengkap : Jalan Raya Leuwidamar Km. 09

Kecamatan Cimarga Kabupaten

Lebak

Provinsi Banten 42361

4 Nomor Telepon Sekolah : (0252) 5302014

5 Ruang Kelas : 14 Ruang

6 Jumlah Guru : 29 Guru

7 Nilai Akreditasi Sekolah : “B”

8 Email : Email [email protected]

1. Visi dan Misi SMPN 1 Cimarga

a. Visi SMPN 1 Cimarga

1Profil SMPN 1 Cimarga diberikan oleh bagian tata usaha, 9 Juni 2014 .

Page 70: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

51

Menggali potensi sumber daya manusia yang kreatif, inovatif, unggul

dalam prestasi, beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa.

b. Misi SMPN 1 Cimarga

1) Melaksanakan kegiatan Imataq dan Mewujudkan hubungan yang

harmonis dengan Masyarakat.

2) Mendukung program Pemerintah dalam bidang Pendidikan, baik

formal, informal maupun non formal.

3) Membantu warga masyarakat yang marginal dari segi ekonomi dan

pendidikan.

4) Mencetak warga belajar agar menjadi insan kamil, berakhlak mulia,

berguna bagi agama, bangsa dan Negara.

5) Membangun sumber daya manusia yang kreatif, aktif, dan mandiri,

serta unggul dalam setiap prestasi.2

2. Data Guru SMPN 1 Cimarga

Data guru SMPN 1 Cimarga meliputi sebanyak 28 orang, yang 7

diantaranya adalah tata usaha yaitu 2 perempuan dan 5 laki-laki, masing-masing

berpendidikan SMA atau sederajat, dan 1 diantaranya lulusan S1, untuk lebih

jelasnya, silahkan lihat tabel 4.2

Tabel 4.2

Jumlah Guru SMPN 1 Cimarga dan Tugas

Mengajar Sesuai dengan Latar Belakang Pendidikan3

No Nama L/P Pendidikan

Terakhir

Tugas

Mengajar

1 Rosman Farisi, M.Pd L S2 IPA

2 Sunaryo L D1/A.1 Matematika

3 Agustam Hepiadi L S1 Pkn

2 Visi dan Misi SMPN 1 Cimarga diberikan oleh bagian tata usaha, 09 Juni 2014

3Jumlah Guru SMPN 1 Cimarga dan Tugas Mengajar Sesuai dengan Latar Belakang

Pendidikan diberikan oleh bagian tata usaha, 09 Juni 2014.

Page 71: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

52

4 E. Irwan H. L S1 Bahasa Indonesia

5 Erna Yunengsih P S1 IPA

6 Rumiyati P S1 IPA

7 Eti Sutrisni P S2 Matematika

8 Rohimat L S1 PAI

9 Hedi Mitrawan L S1 IPS

10 Wawa Prastiawati P S1 IPS

11 Ati kusmiawati P S1 Bahasa Inggris

12 Iwan setiawan L S1 Penjaskes

13 Trikawati P S2 Bahasa Sunda

14 Tb. Arifianto L S1 TIK

15 Ius Kusniah P S1 Bahasa Inggris

16 Jamal Alamsyah L SMA Seni Budaya

17 Adjuhri L D1/A.1 BTA

18 Edi ubaedillah L S1 Penjaskes

19 Iis Uswatun hasanah P S1 PAI

20 Reza khoirul hudri L S1 Bahasa Indonesia

21 Linda permatasari P S1 Bahasa inggris

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Penelitian pendahuluan

Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan melakukan observasi awal

di SMPN 1 Cimarga kegiatan ini merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti,

agar peneliti tidak merasa asing ataupun gugup ketika akan melakukan penelitian,

Sebulan sebelum penelitian, pertama-tama peneliti menyiapkan keperluan yang

dibutuhkan, yaitu dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian serta surat

izin observasi kepada pihak sekolah pada hari Senin tanggal 28 April 2014 yang

kemudian diterima oleh bagian kurikulum yaitu bapak Rohimat S.Pd selanjutnya

Page 72: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

53

beliau melanjutkan ke bapak kepala sekolah yaitu Rosman Farisi M.Pd dan

disetujui.4

Tahap selanjutnya adalah berdiskusi dengan guru mata pelajaran PAI

kelas VIII A yang akan dijadikan guru pamong serta menentukan kelas yang akan

dijadikan subjek penelitian. Dari hasil diskusi yang dilakukan dengan guru mata

pelajaran PAI yaitu bapak Rohimat, disepakati bahwa kelas yang dijadikan subjek

penelitian adalah kelas VIII A.

Penelitian memasuki wawancara terkait masalah yang dihadapi saat

belajar dan mengajar PAI dengan narasumber yaitu Indri Febriani dan

Aldiyansyah.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diperoleh informasi bahwa

strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru PAI pada saat mengajar adalah

dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawabdan pemberian tugas saja dan

menurut siswa, hal demikian membuat pelajaran PAI menjadi membosankan,

tidak bersemangat dan terkadang membuat siswa mengantuk ketika

belajar.Selanjutnya penelitian observasi terkait dengan masalah cara mengajar

guru PAI disekolah. Kelas VIII A sebanyak 35 siswa pada pukul 07:30 WIB

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, dilihat bahwa metode yang

digunakan oleh guru PAI disekolah yaitu metode ceramah, Tanya jawab dan

pemberian tugas saja, dalam hal ini hanya sebagian siswa saja yang

memperhatikan, selebihnya sibuk dengan kegiatan masing-masing, seperti

melamun dikelas dan mengantuk ketika dijelaskan materi pelajaran, ada juga yang

bercanda dengan teman sebangkunya, alhasil ketika guru bertanya tentang kata

atau kalimat yang terkahir guru ucapkan, siswa tersebut tidak bisa menjawab dan

ketika itu pula guru menyuruhnya untuk maju kedepan dan berdiri disamping

papan tulis.

Pada pra penelitian selanjutnya setelah wawancara, dan observasi,

peneliti menyebarkan angket ke kelas VIII A, untuk mengetahui sejauh mana

minat siswa pada pelajaran pendidikan agama islam.

4 Lihat Lampiran 38-39, Hal. 196-197.

Page 73: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

54

2. Silkus I

a. Tahap Perencanaan

Sebelum memulai kegiatan penelitian, penulis menyiapkan alat-alat

yang diperlukan dan membagi materi ke dalam beberapa pertemuan

pembelajaran.Selanjutnya peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP).Peneliti juga menyusun berbagai pedoman penelitian.

Penelitian dilaksanakan di kelas VIII A SMPN 1 Cimarga. Rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan bersama dengan guru

pamong, agar rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terkait materi dendam dan

munafik yang disusun sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di SMPN 1

Cimarga.5

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus I diadakan dua kali pertemuan yaitu tanggal 19 Mei 2014

dan 26 Mei 2014 dengan materi Dendam . Pembelajaran berlangsung selama 2x40

menit untuk setiap pertemuan.

Berikut adalah deskripsi data hasil intervensi tindakan siklus I pada

setiap pertemuan.

1) Pertemuan pertama ( Senin, 19 Mei 2014)

Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan proses

pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah

direncanakan. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan, dimulai

tanggal 19 Mei 2014 sampai dengan 26 Mei 2014.Sebelum masuk kelas,

dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan kesiapan pelaksanaan

tindakan.Tahap ini merupakan kegiatan utama penelitian, yaitu dilaksanakannya

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah direncanakan sesuai silabus

dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat peneliti.

Selanjutnya peneliti ditemani guru PAI memasuki kelas, dan

memperkenalkan peneliti serta mengajak siswa untuk saling bekerjasama antara

peneliti dengan siswa kelas VIII A.

5Selasa, 29 April 2014, Pukul 08.00 Sampai dengan Selesai.

Page 74: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

55

Sebelum pelajaran dimulai, peneliti menyapa serta mengabsen murid-

murid, dan menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pelajaran

dimulai. Setelah itu guru melakukan ice breaking, yaitu dengan mengeluarkan

gambar, dan menempelnya di papan tulis kemudian menyuruh siswa untuk

menebak gambar tersebut, dan menjelaskan bahwa gambar tersebut sangat

berhubungan dengan materi yang akan diajarkan, kemudian guru menjelaskan

materi dendam, ciri-ciri dendam, contoh dari prilaku dendam, serta tata cara

menghindari dendam. Setelah selesai menjelaskan materi, peneliti membagi siswa

kedalam beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 orang, kemudian meminta siswa

untuk berdiskusi kepada kelompoknya masing-masing tentang peran, media/alat

yang akan di bawa pada saat akan memainkan peran, serta mendiskusikan tentang

peran/tokoh-tokoh yang akan diperankan.

Pada pertemuan pertama para siswa terlihat bingung tentang alat-alat

dan juga orang-orang yang akan melakukan perannya, dalam hal ini, peneliti

membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam hal tersebut. Setelah selesai

berdiskusi, guru memberikan tugas atau PR untuk dikerjakan dirumah, dengan

tujuan agar siswa tidak banyak main dirumah, serta menyuruh untuk

mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan untuk bermain peran.

2) Pertemuan kedua (senin, 26 Mei 2014)

Pertemuan kedua ini merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama,

Seperti biasa sebelum proses pembelajaran dimulai, siswa berdoa terlebih dahulu

kemudian guru mengabsen siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Sebelumnya guru melakukan appersepsi, yaitu menanyakan materi minggu lalu,

sebelum belajar materi yang baru, setelah itu barulah guru menjelaskan materi

tentang akibat dari sifat dendam, dalil tentang dendam serta hikmah yang

terkandung dari sifat dendam, setelah selesai guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya materi yang baru dijelaskan.

Sebelum memulai melaksanakan metode bermain peran, guru

menyuruh siswa untuk mengumpulkan pekerjaan rumahnya masing-masing,

setelah selesai mengumpulkan pekerjaan rumah masing-masing, Kemudian guru

mengocok nama-nama kelompok yang maju pertama untuk memainkan peran,

Page 75: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

56

setelah kelompok pertama maju untuk memainkan peran, kelompok yang lain

berdiskusi dengan kelompok masing-masing, mengevaluasi kelompok pertama

dan memberikan penilaian, begitupun seterusnya sampai semua kelompok selesai

memainkan peran. Kemudian guru mengevaluasi semua kelompok serta

melakukan penilaian.

Pada siklus I pertemuan kedua ini, para siswa masih malu-malu dalam

memainkan peran, hal ini terlihat dari cara memainkan peran, masih banyak yang

tidak serius dalam memainkan peran. Setelah selesai melakukan penilaian,

kemudian guru mengajak siswa untuk menceritakan kesulitan selama

melaksanakan peran, dan kemudian guru membagikan angket keseluruh siswa,

guna untuk mengetahui, sejauh mana perkembangan minat belajar PAI siswa.

c. Tahap Pengamatan/Observasi

Pengamatan yang dilakukan adalah aktivitas siswa. Aktivitas siswa

pada saat role playing sedang berlangsung, yaitu dengan caramengamati orang

lain, mengemukakan pendapat, penulisan cerita/dialog, ekspresi wajah, dan

kerjasama tim. Pengamatan/observasi dilakukan oleh guru PAI selaku observer

dan dicatat dalam lembar pengamatan aktivitas siswa.Peran peneliti selama

kelompok pertama memainkan perannya dan siswa yang lainnya mengamati dan

mencatat evaluasi kelompok yang sedang memainkan peran, peneliti juga

membantu kelompok lain yang mengalami kesulitan dan mengarahkannya dalam

mengevaluasi kelompok yang sedang memainkan peran.6

Berikut adalah tabel aktivitas belajar siswa dalam memainkan peran.7

6Senin 26 Mei 2014. Pukul 08.00-10.00

7 Lihat tabel 4.3

Page 76: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

57

Tabel 4.3

Persentase aktivitas belajar siswa dalam memainkan peran8

No Nama siswa Aktivitas Belajar PAI Siswa

Men

gam

ati

Men

gem

ukak

an

pen

dap

at

Men

uli

s ce

rita

/dia

log

Eksp

resi

waj

ah

Ker

jasa

ma

tim

Ju

mla

h

Rata

-ra

ta (

%)

1 Responden 1 3 2 3 2 3 13 52

2 Responden 2 3 3 3 4 2 15 60

3 Responden 3 3 3 5 3 2 16 64

4 Responden 4 3 3 4 4 3 17 68

5 Responden 5 4 3 4 3 5 19 76

6 Responden 6 3 3 3 4 2 15 60

7 Responden 7 4 3 3 3 4 17 68

8 Responden 8 3 3 4 3 5 18 72

9 Responden 9 3 3 3 4 3 16 64

10 Responden 10 3 4 3 4 4 18 72

11 Responden 11 2 3 4 2 3 14 56

12 Responden 12 3 3 3 4 3 16 64

13 Responden 13 3 3 4 3 3 16 64

14 Responden 14 3 3 5 2 2 15 60

15 Responden 15 4 3 4 3 5 19 76

16 Responden 16 3 3 3 2 3 14 56

17 Responden 17 3 3 3 4 4 17 68

18 Responden 18 4 4 4 4 5 21 84

19 Responden 19 3 3 5 3 2 16 64

20 Responden 20 4 3 3 3 4 17 68

8 Lihat Lampiran 6, Hal. 141-142.

Page 77: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

58

21 Responden 21 3 2 3 2 3 13 52

22 Responden 22 4 3 4 3 2 16 64

23 Responden 23 3 3 5 3 2 13 52

24 Responden 24 3 3 4 3 3 16 64

25 Responden 25 3 3 4 3 5 18 72

26 Responden 26 3 3 3 3 4 16 64

27 Responden 27 3 3 4 4 3 17 68

28 Responden 28 2 5 2 2 2 13 52

29 Responden 29 3 3 3 2 2 13 52

30 Responden 30 3 2 3 2 4 14 56

31 Responden 31 3 3 3 4 2 15 60

32 Responden 32 3 3 3 4 3 16 64

33 Responden 33 3 2 3 3 3 14 56

34 Responden 34 3 4 4 3 3 18 72

35 Responden 35 3 3 4 4 5 19 76

Proses pembelajaran pada siklus I ini belum memuaskan karena masih

banyak siswa yang malu-malu dan bercanda dalam memainkan peran, hal ini

terlihat dari nilai rata-rata yang belum memenuhi kriteria penilaian, peneliti

menghimpun data presentase aktivitas siswa dari lembar pengamatan observasi

aktivitas siswa selama memainkan peran dengan menggunakan metode role

playing. Dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa, masih banyak yang belum

memenuhi nilai standar KKM yang telah ditentukan oleh guru pamong yaitu ≥ 75.

Nilai tertinggi, diperoleh sebesar 84%, sedangkan untuk nilai yang terendah

diperoleh sebesar 52%, hal ini membuktikan bahwa minat belajar siswa masih

rendah, maka akan dilanjutkan pada siklus II.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap hasil

dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I. Data yang

diperoleh dari siklus I bahwa persentase aktivitas siswa ketika melakukan metode

Page 78: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

59

role playing kurang memuaskan, karena nilai rata-rata siswa masih banyak yang

belum memenuhi standar KKM, Sehingga, penelitian tindakan ini harus

dilanjutkan ke siklus II dengan adanya perbaikan-perbaikan tindakan dari siklus I.

Peneliti dan guru pamong mengamati serta mendiskusikan hal-hal yang

menyebabkan aktivitas belajar siswa ketika diadakan metode role playing di

siklus I ini belum memenuhi indikator keberhasilan.

Pelaksanaan pembelajaran pada sikulus I ini masih terdapat kekurangan,

yaitu:

1) Siswa kurang fokus dalam proses pembelajaran, sehingga banyak

siswa yang tidak bisa mengambil kesimpulan dari metode role playing.

2) Siswa masih banyak yang malu-malu dalam memainkan peran

3) Kurangnya kerjasama antar satu tim

4) Masih banyak siswa yang menggunakan bahasa yang kurang formal.

Kendala-kendala di atas menyebabkan ketidakberhasilan metode role

playingpada siklus I, sehingga perlu adanya dilakukan ke siklus II.9

3. Siklus II

Untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I maka dilakukan tindakan

pembelajaran pada siklus II. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan minat

belajar PAI siswa dengan menerapkan metode role playing, tahapan tindakan

yang dilakukan pada siklus II meliputi beberapa tahapan, antara lain:

a. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus II didasarkan pada hasil refleksi dari

tindakan yang dilakukan pada siklus I. Pada tahap ini, peneliti menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi munafik dengan alokasi 2x40

menit (1x pertemuan). Bersama guru kolaborator, peneliti mendiskusikan RPP

dan merencanakan pelaksanaan yang menjadi perbaikan tindakan untuk siklus II

berdasarkan hasil refleksi siklus I. selain itu, peneliti menyiapkan perlengkapan

pembelajaran berupa sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan.

9Selasa, 27 Mei 2014, Pukul 08.00 Sampai dengan Selesai.

Page 79: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

60

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, pada siklus II ini proses

pembelajaran harus lebih diarahkan. Guru harus tegas dan mampu

mengkondisikan kelas, memberikan pengarahan kepada siswa secara detail dan

dapat menjadikan suasana kelas menjadi santai, tidak tegang, dan tidak terburu-

buru dalam menjelaskan materi serta membantu ataupun mengarah tujuan

dilaksanakannnya metode role playing, agar siswa tidak terlihat kaku ataupun

malu-malu dalam memainkan peran. Guru memberikan waktu yang optimal agar

pembelajaran dengan penerapan metode role playingdapat selesai sesuai waktu

yang diinginkan dan siswa bisa mengambil kesimpulan dari pembelajaran

menggunakan metode role playing.10

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Siklus II juga dilaksanakan sebanyak 2 pertemuan.Pelaksanaan

tindakan kelas pada siklus II memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat

pada pelaksanaan tindakan siklus I sesuai dengan hasil refleksi.Pada tahap

pelaksanaanpeneliti melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

telah direncanakan dalam pembelajaran. Perbaikan-perbaikan pada siklus II mulai

diterapkan pada awal pertemuan, yaitu: Peneliti bersama guru pamong

mengkondisikan kelas dengan lebih baik, Mengantisipasi masing-masing

kelompok untuk lebih fokus dan serius dalam memainkan peran, Mensupport

kepada setiap kelompok untuk selalu bekerja sama dan kompak dalam satu tim,

Menghimbau kepada semua kelompok untuk menggunakan bahasa yang baik dan

benar.

Berikut adalah deskripsi data hasil intervensi tindakan siklus II pada

setiap pertemuan:

1) Pertemuan ketiga (Senin, 02 Juni 2014)

Untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I maka dilakukan tindakan

pembelajaran pada siklus II.Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan minat

belajar PAI siswa dengan menerapkan metode role playing.

10

Ibid

Page 80: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

61

Pada pertemuan ketiga ini seperti biasa berdoa terlebih dahulu sebelum

pembelajaran dimulai, setelah itu guru mengabsen kehadiran siswa.Setelah itu

guru menanyakan materi minggu lalu, dengan menunjuk beberapa orang

siswa.Kemudian guru melakukan ice breaking yaitu dengan mengeluarkan

gambar dan menyuruh siswa untuk menebaknya.11

Kemudian guru menjelaskan

materi tentang munafik, ciri-ciri munafik, contoh dari prilaku munafik, serta tata

cara menghindari prilaku munafik, setelah itu guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk bertanya. Selanjutnya guru meminta siswa untuk bergabung dengan

kelompoknya masing-masing, dan berdiskusi tentang peran-peran dan alat-alat

yang akan di bawa untuk memainkan peran. Peneliti mengontrol tiap-tiap

kelompok, apakah ditiap-tiap kelompok masih terdapat kesulitan dalam diskusi

untuk memainkan peran nanti. Setelah semuanya selesai berdiskusi, guru

memberikan tugas rumah atau PR untuk dikerjakan di rumah.

2) Pertemuan keempat (Senin, 09 Juni 2014)

Pembelajaran yang keempat ini merupakan kelanjutan pertemuan

sebelumnya, dan tetap menggunakan metode role playing, seperti biasa sebelum

proses pembelajaran dimulai, siswa berdoa terlebih dahulu kemudian guru

mengabsen siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelumnya guru

melakukan appersepsi, yaitu menanyakan materi minggu lalu, sebelum belajar

materi yang baru, setelah itu barulah guru menjelaskan materi akibat dari

perbuatan munafik, macam-macamnya, hikmah serta dalil yang berkaitan dengan

munafik. Selanjutnya guru mengocok nama-nama kelompok yang maju pertama

untuk memainkan peran, ketika kelompok pertama majuuntuk memainkan peran,

selanjutnya kelompok yang lain berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing,

untuk mengevaluasi kelompok pertama dan memberikan penilaian, begitupun

seterusnya sampai semua kelompok selesai memainkan peran. Kemudian guru

mengevaluasi semua kelompok serta melakukan penilaian.

Pada siklus II pertemuan keempat ini, para siswa serius dalam

memainkan peran, ini terlihat dari hasil observasi aktivitas siswa saat memainkan

11

Lihat Lampiran 34, hal. 187.

Page 81: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

62

peran, kemudian guru memberikan angket minat belajar siswa, untuk melihat

sejauh mana minat belajar siswa setelah dilakukan metode role playing.

c. Tahap pengamatan/observasi

Tahap observasi pada siklus II ini sama seperti siklus I yaitu dilaksanakan

pada saat metode role playingberlangsung, yaitu aktivitas siswa bersama

kelompoknya dalam memainkan peran, yaitu dengan cara mengamati orang lain,

mengemukakan pendapat, penulisan cerita/dialog , ekspresi wajah, dan kerjasama

tim.

Pengamatan/observasi dilakukan oleh guru PAI selaku observer dan

dicatat dalam lembar pengamatan aktivitas siswa. Peran peneliti selama kelompok

pertama memainkan perannya dan siswa yang lainnya mengamati dan mencatat

evaluasi kelompok yang sedang memainkan peran, dalam hal ini, aktivitas belajar

siswa saat menggunakan metode role playing sangat memuaskan, ini terlihat dari

nilai rata-rata tiap kelompok.12

Tabel 4.4

Persentase aktivitas belajar siswa dalam memainkan peran13

No Nama siswa Aktivitas Belajar PAI Siswa

Men

gam

ati

Men

gem

ukak

an

pen

dap

at

Men

uli

s ce

rita

/dia

log

Eksp

resi

waj

ah

Ker

jasa

ma

tim

Ju

mla

h

Rata

-ra

ta (

%)

1 Responden 1 4 3 4 3 5 19 76

2 Responden 2 4 4 4 5 4 21 84

3 Responden 3 4 4 5 4 3 20 80

12

Senin, 09 Juni 2014, Pukul 08.00-10.00 13

Lihat Lampiran 8, hal. 146-147.

Page 82: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

63

4 Responden 4 4 4 3 5 5 21 84

5 Responden 5 5 4 5 4 5 23 92

6 Responden 6 4 4 4 5 4 21 84

7 Responden 7 5 4 5 4 4 22 88

8 Responden 8 4 4 5 4 5 22 88

9 Responden 9 4 4 4 5 5 22 88

10 Responden 10 4 5 5 5 4 23 92

11 Responden 11 4 4 3 4 5 20 80

12 Responden 12 4 4 4 5 5 22 88

13 Responden 13 4 4 3 4 5 20 80

14 Responden 14 4 4 5 3 3 19 76

15 Responden 15 5 4 5 4 5 23 92

16 Responden 16 4 4 4 3 5 20 80

17 Responden 17 4 4 5 4 4 21 84

18 Responden 18 4 5 5 5 5 24 96

19 Responden 19 4 4 5 4 3 20 80

20 Responden 20 5 4 5 4 4 22 88

21 Responden 21 4 3 4 3 5 19 76

22 Responden 22 5 4 3 4 5 21 84

23 Responden 23 4 4 5 4 3 20 80

24 Responden 24 4 4 3 4 5 20 80

25 Responden 25 4 4 5 4 5 22 88

26 Responden 26 4 4 5 4 4 21 84

27 Responden 27 4 4 3 5 5 21 84

28 Responden 28 4 5 5 3 3 20 80

29 Responden 29 5 4 4 3 4 20 80

30 Responden 30 4 3 5 3 4 19 76

31 Responden 31 4 4 4 5 4 21 84

32 Responden 32 4 4 4 5 4 21 84

33 Responden 33 4 3 4 4 5 20 80

Page 83: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

64

34 Responden 34 4 5 3 4 5 21 84

35 Responden 35 4 4 5 5 5 23 92

Pada siklus II ini aktivitas siswa meningkat, ini terlihat dari tabel diatas

yang nilai rata-ratanya memuaskan ketika menggunakan metode role playing.

Nilai tertinggi, diperoleh sebesar 96%, sedangkan untuk nilai yang terendah

diperoleh sebesar 76%,dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa ketika

menggunakan metode role playing pada siklus II semakin meningkat

dibandingkan dengan siklus I.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap hasil

dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus II.Data yang

diperoleh dari siklus II bahwa persentase aktivitas siswa ketika melakukan metode

role playingamat memuaskan, karena adanya peningkatan disetiap

indikatornya.Sehingga, penelitian tindakan ini dihentikan dan peneliti juga akan

menyebarkan angket minat belajar siswa, guna mengetahui sejauh mana minat

belajar siswa.14

C. Analisis Data dan Hasil Temuan Penelitian

1. Analisis data

a. Data observasi siswa pada metode role playing

Di bawah ini rata-rata persentase aktivitas siswa siklus I dan siklus II,

ketika menerapkan metode role playing, dari pedoman lembar observasi aktivitas

siswa, penulis sajikan pada tabel sebagai berikut:

14

Selasa, 10 Juni 2014, pukul 08.00 Sampai dengan Selesai.

Page 84: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

65

Tabel 4.5

Persentase aktivitas siswa siklus I dan siklus II

Siklus Rata-rata Peningkatan

Siklus I 64,00% 19,88%

Siklus II 83,88%

Data persentasi aktivitas belajar PAI siswa siklus I dan siklus II,

peneliti sajikan juga dalam bentuk diagram batang (grafik) dibawah ini:

Grafik 4.1

Persentase aktivitas belajar siswa ketika menerapkan metode

Role playing

Berdasarkan tabel 4.5 diatasdiketahui bahwa persentase aktivitas

belajar PAI siswa siklusII, mengalami peningkatan sebesar 19,88% dari siklus I,

hal ini menunjukkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II,

dapat memperbaiki dan meningkatkan aktivitas belajar PAI siswa.

b. Catatan observasi aktivitas belajar PAI siswa

Data aktivitas belajar PAI siswa dari catatan observasi aktivitas belajar

PAI pada siklus I lebih memfokuskan pada keaktifan siswa dalam berdiskusi

bersama dengan kelompoknya, tetapi pada siklus I ini, diskusi kelompok siswa

belum maksimal, kebanyakan dari tiap-tiap kelompok lebih banyak

mendengarkan ketua kelompok saja yang berbicara, sedangkan anggotanya lebih

terlihat diam, tidak meengeluarkan pendapat atau idenya masing-masing.15

15

Lihat Lampiran 7, hal 143-145.

0

50

100

Siklus I Siklus II

Rata-rata

64,00

83,88

Page 85: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

66

Sedangkan pada siklus II ini, aktivitas siswa menjadi aktif, para

anggota dari tiap-tiap kelompok sudah lebih sering mengeluarkan pendapatnya

masing-masing, terkadang terlihat gelak tawa dari beberapa anggota kelompok

ketika mengeluarkan pendapatnya yang terlihat lucu bagi anggotanya.16

c. Wawancara

Hasil wawancara yang dilakukan terhadap subyek penelitian, bahwa

pada pra penelitian dalam aktivitas ini, siswa lebih sering mengeluh ketika guru

sedang menjelaskan materi pelajaran, hal ini dikarenakan bahwa metode yang

digunakan hanya ceramah saja, tidak diselingi dengan metode-metode atau teknik

belajar yang aktif, dan pemberian tugas pun selalu diberikan kepada siswa, tetapi

jarang sekali untuk diberi penilaian, hal ini juga mengakibatkan siswa menjadi

malas untuk mengerjakan tugas atau PR, karena tidak diperiksa ataupun tidak

dinilai.17

Sedangkan pada saat menerapkan metode role Playing, dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa siswa senang belajar menggunakan berbagai

macam metode, salah satunya metode role-playing, pada saat wawancara

dilakukan siswa mengatakan antusiasnya belajar menggunakan metode ataupun

teknik pembelajaran aktif, salah seorang siswa yang sedang diwawancarai

mengatakan bahwa metode role playing tidak membuatnya mengantuk dikelas,

bahkan lebih sering mengatakan gugup ketika tiba gilirannya maju kedepan untuk

melakukan drama, dan juga lebih bersemangat ketika pembelajaran dilakukan,

karena kelas menjadi lebih ramai ataupun hidup ketika salah seorang pemain

drama melakukan hal lucu.18

d. Angket minat belajar PAI siswa.

Setelah data yang diperoleh dari hasil jawaban siswa melalui angket,

selanjutnya dianalisa dan dikelompokkan sesuai dengan jawaban yang sejenis ke

dalam tabulasi pengelompokkan, kemudian masing-masing data jawaban tersebut

16

Lihat Lampiran 9, Hal. 148-150 17

Lihat Lampiran 23-24, Hal. 166-169. 18

Lihat Lampiran 28-29, Hal. 174-177.

Page 86: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

67

dipersentasekan terhadap jumlah jawaban sesuai dengan masing-masing item

tersebut dengan menggunakan rumusan sebagai berikut:

P: Persentase yang dicari

F: Frekuensi

N: Number of cases (jumlah responden)

Penyebaran angket minat belajar siswa dilakukan dalam tiga tahap,

yaitu: pra siklus penelitian, siklus I, dan siklus II, ini dilakukan untuk mengetahui

perkembangan minat belajar siswa, pada tiap tahap dilakukannya metode role-

playing, berikut penulis lampirkan dalam bentuk tabel.

Tabel 4.6

Saya senang dengan pelajaran PAI (+)

No

Soal

Jawaban Frekuensi

Pra

Siklus

Persentase Frekuensi

Siklus I

Persentase Frekuensi

Siklus II

Persentase

1 Selalu 13 37,15% 15 42,86% 26 74,29%

Sering 9 25,72% 17 48,58% 9 25,72%

Pernah 13 37,15% 3 8,58% 0 0%

Tidak

Pernah

0 0% 0 0% 0 0%

Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa senang dengan pelajaran PAI di

sekolah, dengan penyebaran frekuensi jawaban pada pra siklus 37,15 % responden

menjawab selalu, 25,72% responden menjawab sering, dan 37,15% responden

menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 0%. Untuk frekuensi jawaban

pada siklus I 42,86% responden menjawab selalu, 48,58% responden menjawab

sering, dan 8,58% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah

0%. Sedangkan frekuensi jawaban pada siklus II 74,29% responden menjawab

Page 87: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

68

selalu, 25,72% responden menjawab sering, dan 0% responden menjawab pernah,

sedangkan jawaban tidak pernah 0%.

Tabel 4.7

Saya memperhatikan guru ketika menjelaskan materi (+)

No

Soal

Jawaban Frekuensi

Pra

Siklus

Persentase Frekuensi

Siklus I

Persentase Frekuensi

Siklus II

Persentase

2 Selalu 8 22,86% 11 31,43% 19 54,29%

Sering 15 42,86% 17 48,58% 16 48,72 %

Pernah 9 25,72% 7 20% 0 0%

Tidak

Pernah

3 8,58% 0 0% 0 0%

Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang memperhatikan guru ketika

menjelaskan materi di sekolah, dengan penyebaran frekuensi jawaban pada pra

siklus 22,86% responden menjawab selalu, 42,86% responden menjawab sering,

dan 25,72% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 0%.

Untuk frekuensi jawaban pada siklus I 31,43% responden menjawab selalu,

45,58% responden menjawab sering, dan 20% responden menjawab pernah,

sedangkan jawaban tidak pernah 0%. Sedangkan frekuensi jawaban pada siklus II

54,29% responden menjawab selalu, 48,72% responden menjawab sering, dan 0%

responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 0%.

Tabel 4.8

Saya merasa bosan dengan pelajaran PAI (-)

No

Soal

Jawaban Frekuensi

Pra

Siklus

Persentase Frekuensi

Siklus I

Persentase Frekuensi

Siklus II

Persentase

3 Selalu 20 57,15% 17 48,58% 10 28,58%

Page 88: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

69

Sering 10 28,58% 10 28,58% 10 28,58%

Pernah 5 14,29% 3 8,58% 7 20%

Tidak

Pernah

0 0% 5 14,29% 8 22,86%

Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang merasa bosan dengan mata

pelajaran PAI disekolah yaitu, dengan penyebaran frekuensi jawaban pada pra

siklus 57,15% responden menjawab selalu, 28,58% responden menjawab sering,

dan 14,29% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 0%.

Untuk frekuensi jawaban pada siklus I 48,58% responden menjawab selalu,

28,58% responden menjawab sering, dan 8,58% responden menjawab pernah,

sedangkan jawaban tidak pernah 14,29%. Sedangkan frekuensi jawaban pada

siklus II 28,58% responden menjawab selalu, 28,58% responden menjawab

sering, dan 20% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah

22,86%.

Tabel 4.9

Saya mengulangi kembali pelajaran PAI dirumah (+)

No

Soal

Jawaban Frekuensi

Pra

Siklus

Persentase Frekuensi

Siklus I

Persentase Frekuensi

Siklus II

Persentase

4 Selalu 8 22,86% 14 40% 20 57,15%

Sering 9 25,72% 13 37,15% 9 25,72%

Pernah 10 28,58% 5 14,29% 3 8,58%

Tidak

Pernah

8 22,86% 3 8,58% 3 8,58%

Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang mengulang pelajaran dirumah

dengan penyebaran frekuensi jawaban pada pra siklus 22,86% responden

menjawab selalu, 25,72% responden menjawab sering, dan 28,58% responden

Page 89: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

70

menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 22,86%. Untuk frekuensi

jawaban pada siklus I 40% responden menjawab selalu, 37,15% responden

menjawab sering, dan 14,29% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban

tidak pernah 8,58%. Sedangkan frekuensi jawaban pada siklus II 57,15%

responden menjawab selalu, 25,72% responden menjawab sering, dan 8,58%

responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 8,58%.

Tabel 4.10

Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru (+)

No

Soal

Jawaban Frekuensi

Pra

Siklus

Persentase Frekuensi

Siklus I

Persentase Frekuensi

Siklus II

Persentase

5 Selalu 4 11,43% 2 5,72% 22 62,86%

Sering 12 34,29% 2 5,72% 9 25,72%

Pernah 14 40% 22 62,86 % 3 8,58%

Tidak

Pernah

5 14,29% 9 25,72% 1 2,86%

Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru dengan penyebaran frekuensi jawaban pada pra siklus 11,43%

responden menjawab selalu, 34,29% responden menjawab sering, dan 40%

responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 14,29%. Untuk

frekuensi jawaban pada siklus I 5,72% responden menjawab selalu, 5,72%

responden menjawab sering, dan 62,86% responden menjawab pernah, sedangkan

jawaban tidak pernah 25,72%. Sedangkan frekuensi jawaban pada siklus II

62,86% responden menjawab selalu, 25,72% responden menjawab sering, dan

8,58% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 2,86%.

Page 90: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

71

Tabel 4.11

Saya tetap belajar walaupun guru PAI tidak hadir (+)

No

Soal

Jawaban Frekuensi

Pra

Siklus

Persentase Frekuensi

Siklus I

Persentase Frekuensi

Siklus II

Persentase

6 Selalu 10 28,58% 13 37,15% 17 48,58%

Sering 10 28,58% 11 31,43% 13 37,15%

Pernah 8 22,86% 7 20% 5 14,29%

Tidak

Pernah

7 20% 4 11,43% 0 0%

Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang tetap belajar walaupun guru PAI

tidak hadir dengan penyebaran frekuensi jawaban pada pra siklus 28,58%

responden menjawab selalu, 28,58% responden menjawab sering, dan 22,86%

responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 20%. Untuk

frekuensi jawaban pada siklus I 37,15% responden menjawab selalu, 31,43%

responden menjawab sering, dan 20% responden menjawab pernah, sedangkan

jawaban tidak pernah 11,43%. Sedangkan frekuensi jawaban pada siklus II

48,58% responden menjawab selalu, 37,15% responden menjawab sering, dan

14,29% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah

Tabel 4.12

Saya membawa buku paket ketika akan dipelajari pada harinya (+)

No

Soal

Jawaban Frekuensi

Pra

Siklus

Persentase Frekuensi

Siklus I

Persentase Frekuensi

Siklus II

Persentase

7 Selalu 7 20% 14 40% 22 62,86%

Sering 14 40% 18 51,43% 9 25,72%

Pernah 11 31,43% 3 8,58% 3 8,58%

Page 91: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

72

Tidak

Pernah

3 8,58% 0 0% 1 2,86%

Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang membawa buku paket ketika

akan dipelajari pada harinya dengan penyebaran frekuensi jawaban pada pra

siklus 20% responden menjawab selalu, 40%% responden menjawab sering, dan

31,43% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 8,58%.

Untuk frekuensi jawaban pada siklus I, 40% responden menjawab selalu, 51,43%

responden menjawab sering, dan 8,58% responden menjawab pernah, sedangkan

jawaban tidak pernah 0%. Sedangkan frekuensi jawaban pada siklus II 62,86%

responden menjawab selalu, 25,72% responden menjawab sering, dan 8,58%

responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 2,86%.

Tabel 4.13

Mempraktekkan teori yang diajarkan guru PAI dalam kehidupan

sehari-hari (+)

No

Soal

Jawaban Frekuensi

Pra

Siklus

Persentase Frekuensi

Siklus I

Persentase Frekuensi

Siklus II

Persentase

8 Selalu 2 5,72% 2 5,72% 5 14,29%

Sering 7 20% 1 2,86% 20 57,15%

Pernah 15 42,86% 17 48,56% 10 28,58%

Tidak

Pernah

11 31,43% 15 42,86% 0 0%

Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang mempraktekkan teori yang

diajarkan guru PAI dalam kehidupan sehari-hari yaitu, dengan penyebaran

frekuensi jawaban pada pra siklus 5,72% responden menjawab selalu, 20%

responden menjawab sering, dan 42,86% responden menjawab pernah, sedangkan

Page 92: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

73

jawaban tidak pernah 31,43%. Untuk frekuensi jawaban pada siklus I, 5,72%

responden menjawab selalu, 2,86% responden menjawab sering, dan 48,56%

responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 42,86%.

Sedangkan frekuensi jawaban pada siklus II 14,29% responden menjawab selalu,

57,15% responden menjawab sering, dan 28,58% responden menjawab pernah,

sedangkan jawaban tidak pernah 0%.

Tabel 4.14

Saya semangat mengikuti pelajaran PAI sampai akhir pelajaran (+)

No

Soal

Jawaban Frekuensi

Pra

Siklus

Persentase Frekuensi

Siklus I

Persentase Frekuensi

Siklus II

Persentase

9 Selalu 6 17,15% 11 31,43% 15 42,86%

Sering 18 51,43% 22 62,86% 17 48,56%

Pernah 5 14,29% 1 2,86% 3 8,58%

Tidak

Pernah

6 17,15% 1 2,86% 0 0%

Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang semangat mengikuti pelajaran

PAI sampai akhir pelajaran yaitu, dengan penyebaran frekuensi jawaban pada pra

siklus 17,15% responden menjawab selalu, 51,43% responden menjawab sering,

dan 14,29% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah

17,15%. Untuk frekuensi jawaban pada siklus I 31,43% responden menjawab

selalu, 62,86% responden menjawab sering, dan 2,86% responden menjawab

pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 2,86%. Sedangkan frekuensi jawaban

pada siklus II 42,86% responden menjawab selalu, 48,56% responden menjawab

sering, dan 8,58% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah

0%.

Page 93: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

74

Tabel 4.15

Ketika diberi tugas atau PR, mengerjakannya

dengan sungguh-sungguh (+)

No

Soal

Jawaban Frekuensi

Pra

Siklus

Persentase Frekuensi

Siklus I

Persentase Frekuensi

Siklus II

Persentase

10 Selalu 4 11,43% 10 28,58% 12 34,29%

Sering 18 51,43% 18 51,43% 19 54,29%

Pernah 7 20% 4 11,43% 4 11,43%

Tidak

Pernah

6 17,15% 3 8,58% 0 0%

Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang ketika diberi tugas atau PR

mengerjakan mengerjakan dengan sungguh-sungguh yaitu, dengan penyebaran

frekuensi jawaban pada pra siklus 11,43% responden menjawab selalu, 51,43%

responden menjawab sering, dan 20% responden menjawab pernah, sedangkan

jawaban tidak pernah 17,15%. Untuk frekuensi jawaban pada siklus I 28,58%

responden menjawab selalu, 51,43% responden menjawab sering, dan 11,43%

responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 8,58%. Sedangkan

frekuensi jawaban pada siklus II 34,29% responden menjawab selalu, 54,29%

responden menjawab sering, dan 11,43% responden menjawab pernah, sedangkan

jawaban tidak pernah 0%.

Tabel 4.16

Saya belajar PAI hanya di sekolah (-)

No

Soal

Jawaban Frekuensi

Pra

Siklus

Persentase Frekuensi

Siklus I

Persentase Frekuensi

Siklus II

Persentase

11 Selalu 10 28,58% 7 20% 5 14,29%

Page 94: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

75

Sering 18 51,43% 10 28,58% 7 20%

Pernah 7 20% 10 28,58% 8 22,86%

Tidak

Pernah

0 0% 8 22,86% 15 42,86%

Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang hanya belajar PAI disekolah

yaitu dengan penyebaran frekuensi jawaban pada pra siklus 28,58% responden

menjawab selalu, 51,43% responden menjawab sering, dan 20% responden

menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 0%. Untuk frekuensi

jawabanpada siklus I 20% responden menjawab selalu, 28,58% responden

menjawab sering, dan 28,58% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban

tidak pernah 22,86%. Sedangkan frekuensi jawaban pada siklus II 14,29%

responden menjawab selalu, 20% responden menjawab sering, dan 22,86%

responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 42,86%.

Tabel 4.17

Ketika ada materi PAI yang sulit dipahami, berusaha mencari tahu dan

mempelajarinya (+)

No

Soal

Jawaban Frekuensi

Pra

Siklus

Persentase Frekuensi

Siklus I

Persentase Frekuensi

Siklus II

Persentase

12 Selalu 5 14,29% 5 14,29% 13 37,15%

Sering 5 14,29% 10 28,58% 15 42,86%

Pernah 17 48,58% 19 54,29% 7 20%

Tidak

Pernah

8 22,86% 1 2,86% 0 0%

Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang ketika ada materi yang sulit

dipahami, berusaha mencari tahu dan mempelajarinya yaitu dengan penyebaran

Page 95: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

76

frekuensi jawaban pada pra siklus 14,29%% responden menjawab selalu, 14,29%

responden menjawab sering, dan 48,58% responden menjawab pernah, sedangkan

jawaban tidak pernah 22,86%. Untuk frekuensi jawaban pada siklus I 14,29%

responden menjawab selalu, 28,58% responden menjawab sering, dan 54,29%

responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 2,86%. Sedangkan

frekuensi jawaban pada siklus II 37,15% responden menjawab selalu, 42,86%

responden menjawab sering, dan 20% responden menjawab pernah, sedangkan

jawaban tidak pernah 0%.

Tabel 4.18

Bertanya pada guru jika ada materi yang kurang dimengerti (-)

No

Soal

Jawaban Frekuensi

Pra

Siklus

Persentase Frekuensi

Siklus I

Persentase Frekuensi

Siklus II

Persentase

13 Selalu 4 11,43% 7 20% 11 31,43%

Sering 12 34,29% 14 40% 16 45,72%

Pernah 14 40% 9 25,72% 7 20%

Tidak

Pernah

5 14,29% 5 14,29% 1 2,86%

Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang bertanya pada guru jika ada

materi yang kurang dimengerti yaitu dengan penyebaran frekuensi jawaban pada

pra siklus 11,43%% responden menjawab selalu, 34,29% responden menjawab

sering, dan 40% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah

14,29%. Untuk frekuensi jawaban pada siklus I 20% responden menjawab selalu,

40% responden menjawab sering, dan 25,72% responden menjawab pernah,

sedangkan jawaban tidak pernah 14,29%. Sedangkan frekuensi jawaban pada

siklus II 31,43% responden menjawab selalu, 45,72% responden menjawab

sering, dan 20% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah

2,86%.

Page 96: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

77

Tabel 4.19

Saya belajar PAI atas kemauan sendiri (+)

No

Soal

Jawaban Frekuensi

Pra

Siklus

Persentase Frekuensi

Siklus I

Persentase Frekuensi

Siklus II

Persentase

14 Selalu 1 2,86% 6 17,15% 23 65,72%

Sering 2 5,72% 12 34,29% 10 28,58%

Pernah 16 45,72% 7 20% 1 2,86%

Tidak

Pernah

16 45,72% 10 28,58% 1 2,86%

Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang belajar PAI atas kemauan sendiri

yaitu dengan penyebaran frekuensi jawaban pada pra siklus 2,86% responden

menjawab selalu, 5,72% responden menjawab sering, dan 45,72% responden

menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 45,72%. Untuk frekuensi

jawabanpada siklus I 17,15% responden menjawab selalu, 34,29% responden

menjawab sering, dan 20% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban

tidak pernah 28,58%. Sedangkan frekuensi jawaban pada siklus II 65,72%

responden menjawab selalu, 28,58% responden menjawab sering, dan 2,86%

responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 2,86%.

Tabel 4.20

Saya siap jika guru PAI mengadakan ulangan mendadak (+)

No

Soal

Jawaban Frekuensi

Pra

Siklus

Persentase Frekuensi

Siklus I

Persentase Frekuensi

Siklus II

Persentase

15 Selalu 7 20% 10 28,58% 12 34,29%

Sering 9 25,72% 11 31,43% 19 54,29%

Pernah 10 28,58% 7 20% 2 5,72%

Page 97: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

78

Tidak

Pernah

9 25,72% 7 20% 2 5,72%

Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang mengobrol siap jika guru PAI

mengadakan ulangan mendadak yaitu dengan penyebaran frekuensi jawaban pada

pra siklus 20% responden menjawab selalu, 25,72% responden menjawab sering,

dan 28,58% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah

25,72%. Untuk frekuensi jawabanpada siklus I 28,58% responden menjawab

selalu, 31,43% responden menjawab sering, dan 20% responden menjawab

pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 20%. Sedangkan frekuensi jawaban pada

siklus II 34,29% responden menjawab selalu, 54,29% responden menjawab

sering, dan 5,72% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah

5,72%.

Tabel 4.21

Mudah memahami pelajaran yang disampaikan (+)

No

Soal

Jawaban Frekuensi

Pra

Siklus

Persentase Frekuensi

Siklus I

Persentase Frekuensi

Siklus II

Persentase

16 Selalu 9 25,72% 11 31,43% 17 48,58%

Sering 9 25,72% 10 28,58% 10 28,58%

Pernah 12 34,29% 8 22,56% 8 22,86%

Tidak

Pernah

5 14,29% 6 17,15% 0 0%

Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang mudah memahami pelajaran

yang disampaikan yaitu dengan penyebaran frekuensi jawaban pada pra siklus

25,72% responden menjawab selalu, 25,72% responden menjawab sering, dan

34,29% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 14,29%.

Untuk frekuensi jawaban pada siklus I 31,43% responden menjawab selalu,

Page 98: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

79

28,58% responden menjawab sering, dan 22,56% responden menjawab pernah,

sedangkan jawaban tidak pernah 17,15%. Sedangkan frekuensi jawaban pada

siklus II 48,58% responden menjawab selalu, 28,58% responden menjawab

sering, dan 22,86% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah

0%.

Tabel 4.22

Saya belajar PAI sendiri tanpa diperintahkan orang tua (+)

No

Soal

Jawaban Frekuensi

Pra

Siklus

Persentase Frekuensi

Siklus I

Persentase Frekuensi

Siklus II

Persentase

17 Selalu 9 25,72% 17 48,58% 19 54,29%

Sering 8 22,86% 10 28,58% 10 28,58%

Pernah 10 28,58% 8 22,86% 6 17,15%

Tidak

Pernah

8 22,86% 0 0% 0 0%

Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang belajar PAI sendiri tanpa

diperintah orangtua yaitu dengan penyebaran frekuensi jawaban pada pra siklus

25,72% responden menjawab selalu, 22,86% responden menjawab sering, dan

28,58% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 22,86%.

Untuk frekuensi jawaban pada siklus I 48,58% responden menjawab selalu,

28,58% responden menjawab sering, dan 22,86% responden menjawab pernah,

sedangkan jawaban tidak pernah 0%. Sedangkan frekuensi jawaban pada siklus II

54,29% responden menjawab selalu, 28,58% responden menjawab sering, dan

17,15% responden menjawab pernah, sedangkan jawaban tidak pernah 0%.

Page 99: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

80

Tabel 4.23

Angket minat belajar PAI siswa

No Nama

Siswa

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah Rata-

rata

Jumlah Rata-

rata

Jumlah Rata-

rata

1 Responden 1 42 120 60 172 60 172

2 Responden 2 47 135 50 143 63 180

3 Responden 3 46 132 46 132 58 166

4 Responden 4 42 120 49 140 61 175

5 Responden 5 40 115 48 138 59 169

6 Responden 6 42 120 48 138 55 158

7 Responden 7 51 146 47 135 62 178

8 Responden 8 44 126 47 135 52 149

9 Responden 9 42 120 48 138 55 158

10 Responden 10 39 112 48 138 51 146

11 Responden 11 51 146 53 152 64 183

12 Responden 12 45 129 42 120 55 158

13 Responden 13 45 129 43 123 53 152

14 Responden 14 45 129 40 115 47 135

15 Responden 15 42 120 47 135 49 140

16 Responden 16 53 152 53 152 60 172

17 Responden 17 44 126 50 143 58 166

18 Responden 18 34 98 52 149 58 166

19 Responden 19 47 135 37 106 56 160

20 Responden 20 47 135 51 146 55 158

21 Responden 21 49 140 52 149 54 155

22 Responden 22 43 123 49 140 58 166

23 Responden 23 49 140 49 140 53 152

24 Responden 24 45 129 49 140 51 146

25 Responden 25 37 106 46 132 42 120

Page 100: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

81

26 Responden 26 36 103 49 140 51 146

27 Responden 27 45 129 46 132 53 152

28 Responden 28 39 112 40 115 49 140

29 Responden 29 42 120 44 126 46 132

30 Responden 30 46 132 43 123 55 158

31 Responden 31 37 106 40 115 59 169

32 Responden 32 37 106 52 149 55 158

33 Responden 33 37 106 38 109 47 135

34 Responden 34 39 112 42 120 52 149

35 Responden 35 47 135 61 175 54 155

Di bawah ini rata-rata persentase angket minat belajar PAI siswa pada

saat pra siklus, siklus I dan siklus II, penulis sajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.24

Persentase angket minat belajar PAI siswa, jumlah nilai angket terendah

Jumlah Rata-rata Penurunan

Pra Siklus 34 98% 12,8%

Siklus I 37 106%

Siklus II 42 120%

Tabel 4.25

Persentase angket minat belajar PAI siswa, jumlah nilai angket tertinggi

Jumlah Rata-rata Peningkatan

Pra Siklus 53 152% 20,6%

Siklus I 61 175%

Siklus II 64 183%

Pada tabel diatas dilihat bahwa pada pra siklus penyebaran angket

minat belajar siswa yang mempunyai nilai terendah yaitu dengan jumlah 34 dan

Page 101: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

82

nilai rata-rata sebesar 98%.Sedangkan pada siklus I jumlah nilai terendah

diperoleh yaitu 37 dan dengan nilai rata-ratanya sebesar 106%.Sedangkan untuk

siklus II nilai terendah yaitu dengan jumlah 42 dan nilai rata-rata sebesar 120%.

Dan untuk penyebaran angket minat belajar siswa pada pra siklus yang

mempunyai nilai tertinggi yaitu dengan jumlah 53 dan rata-rata 152%.Untuk

siklus I jumlah nilai tertinggi diperoleh sebesar 61 dan dengan nilai rata-rata

175%. Sedangkan untuk siklus II jumlah nilai tertinggi yaitu 64 dengan nilai rata-

rata 183%.

Grafik 4.26

Persentase angket minat belajar PAI siswa nilai terendah

Pada grafik diatas, penyebaran angket minat belajar PAI siswa dapat

dilihat bahwa nilai terendah yang dimiliki siswa pada saat pra siklus atau pada

saat belum menggunakan metode role playing jumlah nilai angket sebesar 34,

dengan nilai rata-rata 98%. Untuk siklus I jumlah peningkatan nilai terendah yaitu

sebesar 37, dengan nilai rata-rata 106%. Sedangkan untuk siklus II jumlah nilai

terendah mengalami penurunan yaitu sebesar 42, dengan nilai rata-rata

120%,dengan mengalami penurunan sebanyak 12,8%

0

20

40

60

Pra siklus Siklus I Siklus II

98% 106% 120%

Page 102: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

83

Grafik 4.27

Persentase angket minat belajar PAI siswa nilai tertinggi

Pada grafik diatas, penyebaran angket minat belajar PAI siswa dapat

dilihat bahwa nilai tertinggi yang dimiliki siswa pada saat pra siklus atau pada

saat belum menggunakan metode role playing jumlah nilai angket sebesar 53,

dengan nilai rata-rata 152%. Untuk siklus I jumlah peningkatan nilai terendah

yaitu sebesar 61, dengan nilai rata-rata 175%.Sedangkan untuk siklus II jumlah

nilai terendah mengalami penurunan yaitu sebesar 64, dengan nilai rata-rata

183%. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan metode role playing mampu

membuat peningkatan pada minat belajar PAI siswa sebesar 20,6%.

2. Hasil temuan penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan deskripsi data hasil

penelitian, maka temuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Peran tutor sebaya (ketua kelompok mengajak para anggota nya untuk ikut

aktif dalam berdiskusi) dalam metode role playing, dapat meningkatkan

aktivitas belajar PAI siswa. Pernyataan ini berdasarkan hasil pengamatan

peneliti maupun guru kolabolator yang dilakukan terhadap subyek

penelitian. Tutor sebaya merupakan penggerak keaktifan siswa dalam

kegiatan pembelajaran, dengan adanya peran tutor sebaya, akan

memunculkan interaksi sesama anggota kelompok dalam kegiatan diskusi.

Jika dari kegiatan diskusi siswa berjalan dengan baik, maka keaktifan

siswa akan baik pula atau muncul dalam pembelajaran.

b. Penerapan metode pembelajaran role playing, dalam penelitian tindakan

kelas (PTK) antara lain:

0

50

100

150

Pra Siklus Siklus I Siklus II

152% 175% 183%

Page 103: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

84

1. Meningkatkan aktivitas belajar PAI siswa

Pernyataan ini berdasarkan persentase aktivitas belajar PAI siswa pada

siklus I dan siklus II pada halaman 16, persentase aktivitas belajar PAI

siswa pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 19,88% hal ini

menunjukkan bahwa dengan penerapan metode role playing dalam

penelitian tindakan kelas ini (PTK) dapat meningkatkan aktivitas

belajar PAI siswa.

2. Meningkatkan minat belajar PAI siswa

Pernyataan ini berdasarkan pada tabel 4.25 dan grafik 4.27 pada saat

pra siklus, siklus I dan siklus II. Minat belajar pada siklus II lebih

besar dibandingkan dengan siklus I, artinya penggunaan metode role

playing dapat meningkatkan minat belajar PAI siswa.

3. Menciptakan suasana belajar yang aktif

pembelajaran PAI dengan menggunakan metode role playing dapat

menciptakan suasana belajar yang aktif, karena kelas jadi lebih hidup

hal ini dikarenakan pemain drama yang dapat mengundang gelak tawa

kepada penonton.

Page 104: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Penerapan metode role playing dalam pembelajaran pendidikan agama islam

(PAI) seperti: perencanaan, yaitu menentukan judul atau bahan pokok yang

akan diajarkan ketika menerapkan metode role playing, kemudian membentuk

kelompok yang akan ikut bermain peran, setelah itu mempersiapkan alat serta

bahan-bahan yang diperlukan dalam menata panggung, kemudian memainkan

peran dan memberikan penilaian serta evaluasi terhadap kelompok yang

memainkan peran tersebut, kemudian kesimpulan.

2. Penerapan metode role playing dapat meningkatkan minat belajar PAI siswa,

hal ini terlihat dari hasil penyebaran angket minat belajar PAI siswa pada saat

pra siklus, siklus I, dan siklus II, rata-rata persentase angket minat belajar PAI

siswa yang jumlah nilai angket minat belajar PAI siswa terendah pada saat pra

siklus sebesar 62,57% dengan jumlah nilai angket 73, untuk siklus I sebesar

63,42% dengan jumlah nilai angket 74, sedangkan untuk siklus II sebesar

60,85% dengan jumlah nilai angket 71. Dan untuk rata-rata persentase angket

minat belajar PAI siswa yang jumlah nilai angket minat belajar PAI siswa

tertinggi pada saat pra siklus sebesar 79,71% dengan jumlah nilai angket 93,

untuk siklus I sebesar 78,85% dengan jumlah nilai angket 92, sedangkan

untuk siklus II sebesar 91,71% dengan jumlah nilai angket 107. Sedangkan

untuk skor rata-rata nilai terendah mengalami penurunan sebesar 61,7% ketika

diterapkan metode role playing, dan untuk skor rata-rata nilai tertinggi

mengalami peningkatan sebesar 90,9% ketika diterapkannya metode role-

playing.

Page 105: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

86

3. Penerapan metode role playing dapat meningkatkan aktivitas belajar PAI

siswa, hal ini terlihat dari rata-rata hasil lembar observasi yang terus

meningkat pada setiap siklusnya. Rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I

sebesar 64,00% dan pada siklus II meningkat menjadi 83,88%, sedangkan

peningkatan aktivitas belajar PAI siswa dari siklus I ke siklus II sebesar

19,88%.

B. Saran

1. Berdasarkan penelitian ini hendaknya guru PAI yang mengajar di SMPN 1

Cimarga dapat menggunakan metode role playing, sebagai salah satu

alternatif teknik pembelajaran yang dapat dipakai, karena teknik ini

terbukti dapat meningkatkan minat belajar siswa srta aktivitas belajar PAI

siswa, sehingga teknik pembelajaran yang digunakan `tidak hanya terbatas

pada buku paket saja, tetapi dipusatkan atau difokuskan kesiswa.

2. Dalam menggunakan metode role playing, guru hendaknya lebih intensif

dalam membimbing siswa yang kesulitan dalam memainkan peran, tugas

guru disini yaitu meyakinkan siswa untuk berani dan tidak malu tampil

didepan umum, karena tidak semua siswa tampil aktif dan berani tampil

didepan umum, maka guru harus bisa memotivasi siswa tersebut untuk

aktif dan berani tampil didepan umum.

3. Dalam proses pembelajaran dikelas, perlu diciptakan suasana yang

kompetitif/ bersaing antar kelompok satu dengan kelompok yang lainnya,

agar dapat memberikan semangat belajar yang lebih tinggi.

4. Guru hendaknya menguasai berbagai strategi pembelajaran aktif , teknik

maupun media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta

didik.

Page 106: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. K. kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru. Jakarta: Sandro Jaya

Abrar, Abdurrahman. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT Tiara Kencana,1993.

Ahmadi, Abu. Teknik Belajar yang Efektif, Jakarta: PT Rineke Cipta 1991.

Ahmad, Iif Khoiru. dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Jakarta: PT

Prestasi Pustaka Raya, 2011.

Azhari, Akyas. Psikologi Pendidikan, Semarang: Dina Utama, 1996

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Basleman, Anisah dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Djamarah. Bahri. Syaiful dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT

Rineke Cipta, 2006.

Fathurrohman. Pupuh. dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui

Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama, 2010.

Hamalik, Oemar. Perancanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003.

H. Carl Witherington, Psikologi Pendidikan, Terj. Dari Educational Psychology:

Ginn and Company oleh M. Buchori, Jakarta: Aksara Baru, 1978.

K. N. Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.

Kurnianto, Rido. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Learning Assistance

Program for Islamic Schools, 2009.

Rustaman, Y. Nuryani. dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: UM

Press, 2005.

Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007.

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2011.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta: Kencana, 2007.

Page 107: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

88

Sarwono Wirawan Sarlito., Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang,

2000.

Shaleh, Rahman. Abdul . Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,

Jakarta: Kencana, 2004.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka

Cipta, 2010.

S, Nasution. Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT Remaja

Rosdakarya, 2011.

Suriasumantri, S. Jujun. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 1990.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Jakarta: PT

Remaja Rosdakarya, 2005.

Uno, B. Hamzah. Model Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.

Usman, Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat

Pers, 2002.

Usman, Uzer. dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar

Mengajar, Bandung: PT Rosda Karya 1993.

Winkel, W. S. Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi, 2004.

Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung

Persada Press, 2004.

Zaini, Hisyam. Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran

Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insani Madani, 2008.

Z. Zurinal. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan dasar-dasar

Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Page 108: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

89

Lampiran 1

Angket Minat Belajar Siswa

Nama :

Jenis Kelamin : L/P

Petunjuk Pengisian

1. Sebelum mengisi angket ini, bacalah Basmallah

2. Isi nama dan jenis kelamin kamu

3. Jawablah pernyataan berikut dengan baik dan jujur

4. Berilah tanda ceklist ( √ ) pada pernyataan yang kamu anggap paling

sesuai dengan keadaan atau pendapatmu

5. Jawaban kamu tidak akan mempengaruhi nilai disekolah dan dijamin

kerahasiaannya.

Keterangan:

SL : Selalu

SR : Sering

P : Pernah

TP : Tidak Pernah

No

Pernyataan

Pilihan

SL SR P TP

1 Saya senang dengan pelajaran PAI

2 Saya memperhatikan guru ketika menjelaskan materi

3 Saya merasa bosan dengan mata pelajaran PAI

4 Saya mengulangi kembali pelajaran dirumah

5 Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

6 Saya tetap belajar walaupun guru PAI tidak hadir

Page 109: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

90

^_^ TERIMA KASIH ^_^

7 Saya membawa buku paket ketika akan dipelajari pada

harinya.

8 Saya mempraktekkan teori yang diajarkan guru PAI

dalam kehidupan sehari-hari

9 Saya semangat mengikuti pelajaran PAI sampai akhir

pelajaran

10 Ketika diberi tugas atau PR saya mengerjakan dengan

sungguh-sungguh

11 Saya belajar PAI hanya disekolah

12 Ketika ada materi PAI yang sulit dipahami, saya

berusaha mencari tahu dan mempelajarinya

13 Bertanya pada guru jika ada materi yang kurang

dimengerti

14 Saya belajar PAI atas kemauan sendiri

15 Saya siap jika guru PAI mengadakan ulangan

mendadak

16 Mudah memahami pelajaran yang disampaikan

17 Saya belajar PAI sendiri tanpa diperintah orangtua

Page 110: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

91

Lampiran 2

Instrument Catatan Observasi Aktivitas Belajar PAI Siswa

Sebelum Melakukan Metode Role Playing

Siklus I

Kelompok Nama Catatan

1 Ahmad Imran Rosadi

(R1)

Imran sebagai ketua kelompok

memimpin diskusi tentang siapa yang

akan berperan, sedangkan nining dan

Nur Ayna menulis jalannya cerita.

Felia Rizki aulia (R8)

Nining Junengsih (R20)

Nur Ayna Angkat (R22)

Ripqy Abdillah (R27)

Rintan Wardatu Ayunda

(R26)

2 Siti Fatimah (R29) Kelompok ini lebih banyak terlihat

diam, tidak kompak, dan masih terlihat

bingung, tentang siapa yang akan

berperan, dan dialog yang akan

digunakan.

Aldiyansyah (R3)

Mahliga Dwi Rizki putri

(R16)

Milah Hariyana (R17)

Rahmat N (R24)

3 Adelia Ariandini (R2) Kelompok ini kompak, karena Adelia

sebagai ketua kelompok aktif bertanya

kepada guru tentang hal-hal yang belum

dimengerti.

Novi Yanti (R21)

Justika Rahayu (R14)

Samudra Alavy (R28)

Raihana Fibri Rahima

(R25)

Wahyuni (R34)

4 Galih P (R9) Monica terlibat aktif dalam diskusi dan

memberi masukan tentang persiapan Monica Cahyani H (R18)

Page 111: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

92

Lutfi Fahmi Pratama

(R15)

yang akan dibawa, sedangkan yang

lainnya hanya diam, tidak memberi

masukan ataupun kritikan, sedangkan

Galih P selaku ketua kelompok masih

belum bisa mengajak anggotanya untuk

mengeluarkan ide-ide cemerlang.

Insan Kamil Maulana

(R12)

Syarah Desvania (R32)

Tika Damayanti (R33)

5 Andita Putri A (R4) Andita Putri memimpin kelompok

dengan aktif, sedangkan yang lainnya

aktif memberi masukan tentang

perannya masing-masing, serta

persiapan yang akan yang di bawa

nanti.

M. Rifky Aulia (R19)

Siti Nurrahmah (R30)

Putri Rosalinda (R23)

Bima Aji Yudha L (R6)

Intan Rahma Putri Andini

(R13)

6 Indri (R11) Indri sebagai ketua kelompok selalu

memberi saran kepada anggotanya,

serta membagi-bagi perannya masing-

masing, kemudian menanyakan

kembali, apakah ada yang setuju atau

tidak.

Yulianti (R35)

Cesa (R7)

Sofyan (R31)

Hendra (R10)

Ardo (R05)

Aktivitas siswa secara keseluruhan

Secara keseluruhan, pada pertemuan pertama ini, kelompok 3, 5 dan 6

saja yang aktif dalam berdiskusi, sedangkan yang lainnya lebih banyak diam dan

terfokus pada ketua kelompok, tidak bertanya pada guru dan lebih banyak

bercanda.

Cimarga, 26 Mei 2014

Guru kolabolator

Rohimat, S.Ag

NIP. 197405212008011004

Page 112: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

93

Lampiran 3

Instrument Catatan Observasi Aktivitas Belajar PAI Siswa

Sebelum Melalukan Metode Role Playing

Siklus II

Kelompok Nama Catatan

1 Ahmad Imran Rosadi

(R1)

Ahmad Imran sebagai ketua kelompok

memimpin diskusi tentang siapa yang

akan berperan, pada siklus II ini, dan

pada siklus II ini, kelompok I lebih aktif

dari pada sebelumnya, dan yang lainnya

sudah lebih banyak mengeluarkan ide-

ide untuk bermain peran nanti.

Felia Rizki aulia (R8)

Nining Junengsih (R20)

Nur Ayna Angkat (R22)

Ripqy Abdillah (R27)

Rintan Wardatu Ayunda

(R26)

2 Siti Fatimah (R29) Siti Fatimah mengajak anggotanya

untuk mengeluarkan ide-ide tersebut,

dan menunjuk beberapa orang yang

akan terlibat dalam drama tersebut,

sedangkan Milah H membantu

mencatat.

Aldiyansyah (R3)

Mahliga Dwi Rizki putri

(R16)

Milah Hariyana (R17)

Rahmat N (R24)

3 Adelia Ariandini (R2) Sama seperti siklus sebelumnya,

kelompok ini kompak, karena sikap

Adelia yang sangat aktif sebagai ketua

kelompok selalu aktif bertanya, kepada

guru tentang hal-hal yang belum

dimengerti, semua anggota nya pun

diajak untuk terlibat aktif memberi

masukan-masukan terkait bermain

peran ini.

Novi Yanti (R21)

Justika Rahayu (R14)

Samudra Alavy (R28)

Raihana Fibri Rahima

(R25)

Wahyuni (R34)

Page 113: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

94

4 Galih P (R9) Syarah dan Tika terlibat aktif dalam

diskusi dan memberi masukan-masukan

pada anggota yang lain, dan Insan pun

sangat antusias dengan diskusi

kelompok tersebut. Ini terbukti dari

gelak tawa yang menghibur anggotanya

yang sedang mengantuk.

Monica Cahyani H (R18)

Lutfi Fahmi Pratama

(R15)

Insan Kamil Maulana

(R12)

Syarah Desvania (R32)

Tika Damayanti (R33)

5 Andita Putri A (R4) Andita Putri memimpin kelompok

dengan aktif, sedangkan M. Rifky dan

Bima Aji aktif memberi masukan

tentang perannya masing-masing,

Nurrahmah, dan Putri R ikut serta

dalam diskusi kelompok sedangkan

Intan mencatat dan memberi saran-

saran.

M. Rifky Aulia (R19)

Siti Nurrahmah (R30)

Putri Rosalinda (R23)

Bima Aji Yudha L (R6)

Intan Rahma Putri Andini

(R13)

6 Indri (R11) Indri sangat antusias dalam memimpin

kelompok, dia selaku ketua kelompok

dan juga sekaligus sebagai sekertaris

kelas sangat aktif dalam memberi

komentar serta masukan-masukan serta

membagi-bagi peran dan mengajak para

anggotanya untuk ikut serta dalam

diskusi.

Yulianti (R35)

Cesa (R7)

Sofyan (R31)

Hendra (R10)

Ardo (R05)

Aktivitas siswa secara keseluruhan

Aktivitas siswa pada siklus II ini menjadi lebih aktif, dari pada siklus

sebelumnya, ini terlihat dari berbagai kelompok yang mulai terlihat aktif dan tidak

hanya diam mengikuti intruksi ketua kelompok, ketua kelompok sudah berperan

sangat bagus untuk para nggotanya, karena masing-masing anggota dari tiap-tiap

kelompok sudah mulai terlihat mengeluarkan saran untuk penampilan mereka

Page 114: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

95

nanti. Bukan hanya dari anggota atau satu kelompok saja yang mengeluarkan ide-

idenya, kelompok yang lainnya pun membantu, mengeluarkan ide-idenya,

walaupun berbeda kelompok, ini membuktikan bahwa, gotong royong atau

kesulitan apapun dilakukan oleh kelompok yang mengalami kesulitan untuk

mencari ide-ide atau jalan keluar, jikakelompok yang lainnya peka terhadap

kelompok yang mengalami kesulitan, pasti tidak segan-segan memabntu satu

sama lain. Ini membuktikan bahwa, kerjasama bukan hanya dalam satu kelompok

saja, tetapi bisa juga berasal dari kelompok yang lain.

Cimarga, 09 Juni 2014

Guru kolabolator

Rohimat, S.Ag

NIP. 197405212008011004

Page 115: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

96

Lampiran 4

CATATAN TINDAKAN PENELITIAN

Hari/Tanggal : 19 Mei 2014/Pertama

Siklus : I (Satu)

Catatan tindakan penelitian

1. Dalam menjelaskan materi, guru terlalu cepat dalam menerangkannya,

sehingga tidak jarang para siswa terlihat bengong atau melamun didalam

kelas dan tidak banyak siswa bertanya.

2. Dalam memberikan tugas, tidak banyak siswa yang mengumpulkan dengan

tepat waktu.

3. Pelaksanaan penelitian telah sesuai dengan RPP

4. Kelompok yang aktif berdiskusi dan antusias dalam pembelajaran adalah

kelompok 5, dan 6 sedangkan kelompok 1, 2, 3, 4, hanya mengandalkan ketua

kelompok saja dalam diskusi ini.

5. Diskusi kelomopk belum berjalan lancar, masih baanyak siswa yang tidak

mengeluarkan ide-idenya dan hanya mengandalkan ketua kelompok

Cimarga, 19 Mei 2014

Guru Kolaborator,

Rohimat, S.Ag

NIP. 197405212008011004

Page 116: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

97

Lampiran 5

CATATAN EVALUASI TINDAKAN PENELITIAN

Hari/Tanggal :19 Mei 2014/Pertama

Siklus : I (Satu)

Catatan tindakan penelitian

1. Ada baiknya dalam menjelaskan materi, perlu menjelaskan pelan-pelan

materi, yang sedang disampaikan agar pembelajaran Role Playing dapat

berjalan dengan baik.

2. Guru harus memantau para siswa ketika sedang mengerjakan tugas.

3. Guru harus bisa mengajak para siswanya untuk mengeluarkan ide-ide atau

pendapat nya masing-masing sehingga tidak hanya mengandalkan kelompok

atau orang yang berkemampuan tinggi saja.

4. Pada diskusi atau pertemuan pertama ini, pada siswa berdiskusi guru kurang

mengarahkan atau member penjelasan tentang bahan-bahan atau alat-alat apa

saja yang diperlukan untuk metode Role Playing ini atau memainkan peran.

Cimarga, 19 Mei 2014

Guru Kolaborator,

Rohimat, S.Ag

NIP. 197405212008011004

Page 117: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

98

Lampiran 6

CATATAN TINDAKAN PENELITIAN

Hari/Tanggal :26 Mei 2014/Kedua

Siklus : I (Satu)

Catatan tindakan penelitian

1. Pelaksanaan penelitian telah sesuai dengan RPP.

2. Dalam melaksanakan drama, masih banyak siswa yang kurang menghayati

perannya sendirii, ini terlihat karena lebih banyak daripada focus pada

perannya sendiri.

3. Pada saat evaluasi drama, masing-masing kelompok masih terlihat bingung

dalam memberikan kritikan maupun saran, sehingga kritikan atau saran untuk

kelompok yang sedang melakukan drama tidak ada perkembangan.

4. Penggunaan Role Playing masih banyak yang bercanda dalam memainkan

peran, jadi pelaksanaan siklus I masih belum berjalan dengan maksimal,

sehingga masih akan dilanjutkan ke siklus II.

Cimarga, 26 Mei 2014

Guru Kolaborator,

Rohimat, S.Ag

NIP. 197405212008011004

Page 118: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

99

Lampiran 7

CATATAN EVALUASI TINDAKAN PENELITIAN

Hari/Tanggal : 26 Mei 2014/Kedua

Siklus : I (Satu)

Catatan tindakan penelitian

1. Dalam pelaksanaan drama, ada baiknya guru membantu atau mengarahkan

siswa yang kesulitan dalam memainkan drama, sehingga siswa tidak terlihat

kaku ataupun takut dalam memainkan drama.

2. Pada saat evaluasi memainkan drama, masih banyak siswa tidak bisa

menyimpulkan materi ataupun maksud dari drama yang masing-masing

kelompok lakukan.

3. Kritikan dari masing-masing kelompok, untuk kelompok yang sedang

memainkan peran masih terlihat tidak maksimal, karena rata-rata dari tiap-tiap

kelompok hanya memberi satu kritikan saja.

Cimarga, 26 Mei 2014

Guru Kolaborator,

Rohimat, S.Ag

NIP. 197405212008011004

Page 119: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

100

Lampiran 8

CATATAN TINDAKAN PENELITIAN

Hari/Tanggal : 02 Juni 2014/Ketiga

Siklus : II (Dua)

Catatan tindakan penelitian

1. Dalam menjelaskan materi, guru sudah mulai mengajak siswanya untuk

bertanya tentang materi yang guru saja jelaskan, ini terlihat para siswa sudaah

tidak malu-malu lagi dalam bertanya.

2. Tugas yang guru berikan sudah mulai dikerjakan dan dikumpulkan tepaat

waktu.

3. Pada tiap-tiap kelompok, sudah mulai aktif berdiskusi dan lebih terlihat serius

dalam berdiskusi.

4. Aktivitas siswa pada pertemuan ini sudah terlihat baik, kata-kata dari siswa

ditiap-tiap kelompok sudah mulai mengeluarkan pendapatnya masing-masing.

Cimarga, 02 Juni 2014

Guru Kolaborator,

Rohimat, S.Ag

NIP. 197405212008011004

Page 120: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

101

Lampiran 9

CATATAN EVALUASI TINDAKAN PENELITIAN

Hari/Tanggal : 02 Juni 2014/Ketiga

Siklus : II (Dua)

Catatan tindakan penelitian

1. Guru sudah mulai mengajar siswanya untuk bertanya tentang materi yang baru

saja dijelaskan, ini membuktikan bahwa guru sudah mulai melatih mental

siswanya untuk berani dalam bertanya dan mengeluarkan pendapatnya pada

tiap-tiap kelompok.

2. Para siswa mengerjakan tugas dengan baik daan tepat waktu ada baiknya

langsung dikoreksi, agar bisa mamau siswanya yang mendapatkan nilai bagus

untuk bisa mempertahankannya, tapi sebaliknya, jika siswa mendapatkan nilai

kurang bagus, guru harus memberikan motivasi yang bisa membangkitkan

semangatnya.

Cimarga, 02 Juni 2014

Guru Kolaborator,

Rohimat, S.Ag

NIP. 197405212008011004

Page 121: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

102

Lampiran 10

CATATAN TINDAKAN PENELITIAN

Hari/Tanggal : 09 Juni 2014/Keempat

Siklus : II (Dua)

Catatan tindakan penelitian

1. Pelaksanaan drama sudah berjalan dengan baik, para siswa memainkan drama

dengan siswa walaupun masih saja ada beberapa orang yang masih malu

dalam memainkan drama.

2. Pada pertemuan ini, para siswa melaksanakan pembelajaran dengan baik,

pelaksanaan drama dimainkan dengan sunngguh-sungguhdaan tidak aada yang

bercanda.

Cimarga, 09 Juni 2014

Guru Kolaborator,

Rohimat, S.Ag

NIP. 197405212008011004

Page 122: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

103

Lampiran 11

CATATAN EVALUASI TINDAKAN PENELITIAN

Hari/Tanggal : 09 Juni 2014/keempat

Siklus : II (Dua)

Catatan tindakan penelitian

Pelaksanaan drama sudah berjalan sesuai dengan indikator metode

Role Playing, ekspresi pada masing-masing siswa masih kurang, tetapi

pelaksanaan drama sudah cukup baik.

Cimarga, 09 Juni 2014

Guru Kolaborator,

Rohimat, S.Ag

NIP. 197405212008011004

Page 123: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

104

Lampiran 12

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA GURU PAI

Tahap : Pra penelitian

Daftar pertanyaan wawancara:

1. Apakah dalam setiap belajar PAI, siswa memperhatikan penjelasan bapak

dengan baik?

2. Apakah ada usaha untuk mengantisipasi siswa yang tidak memperhatikan

penjelasan bapak?

3. Apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang disampaikan bapak?

4. Apa saja hambatan-hambatan yang sering bapak temui dalam mengajar

pelajaran PAI?

5. Metode atau model pembelajaran apakah yang sering bapak gunakan dikelas?

Mengapa?

6. Menurut bapak metode atau model pembelajaran apakah yang paling cocok

digunakan dalam pembelajaran PAI? Mengapa?

7. Apakah metode role playing ini cocok diterapkan pada kelas yang bapak

ajarkan?

Page 124: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

105

Lampiran 13

HASIL WAWANCARA GURU PAI

Tahap : Pra penelitian

Responden : Bapak Rohimat

Hari/Tanggal : Senin, 12 Mei 2014

Tempat : Ruang guru

Peneliti : Apakah dalam setiap belajar PAI, siswa memperhatikan

penjelasanbapak dengan baik?

Guru : Iya, tapi tidak semua memperhatikan.

Peneliti : Apakah ada usaha untuk mengantisipasi siswa yang tidak

memperhatikan penjelasan bapak?

Guru : Ada, untuk mengantisipasi hal tersebut saya pasti menegurnya

dan menyuruhnya untuk mengulangi perkataan atau penjelasan

yang terakhir saya ucapkan.

Peneliti : Apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang disampaikan

bapak?

Guru : Tidak, mereka lebih banyak diam daripada bertanya.

Peneliti : Apa saja hambatan-hambatan yang sering bapak temui dalam

mengajar pelajaran PAI?

Guru : Tidak ada banyak hambatan yang saya rasakan saat mengajar,

hanya saja saat saya menjelaskan materi pelajaran, pasti ada saja

yang mengobrol atau bercanda.

Peneliti : Metode atau model pembelajaran apakah yang sering bapak

gunakan dikelas? Mengapa?

Guru : yah yang sering digunakan pada umumnya seperti ceramah, dan

memberi tugas saja

Peneliti : Apakah bapak pernah mendengar metode role playing?

Page 125: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

106

Guru : Saya pernah mendengar metode tersebut, hanya saja saya tidak

tahu prosedur pembelajarannya seperti apa.

Cimarga, 12 Mei 2014

Responden

Rohimat,S.Ag

NIP. 197405212008011004

Page 126: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

107

Lampiran 14

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA

SISWA KELAS VIII A

Tahap : Pra penelitian

Daftar pertanyaan wawancara:

1. Apakah anda menyukai pelajaran PAI?

2. Apakah sebelum mengikuti pelajaran PAI kamu biasa membaca terlebih

dahulu materi yang akan diajarkan?

3. Bagaimana nilai pelajaran PAI kamu selama ini?

4. Apakah kamu sering memperhatikan guru pada saat belajar PAI di kelas?

5. Apakah kamu sering bertanya kepada guru pada saat belajar PAI di kelas?

Kenapa?

6. Pembelajaran seperti apa yang kamu sukai, ceramah atau diskusi kelompok

atau praktek maupun percobaan? Apa alasanmu?

7. Metode atau cara mengajar apakah yang sering dilakukan oleh guru di kelas?

Page 127: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

108

Lampiran 15

HASIL WAWANCARA SISWA KELAS VIII A

Tahap : Pra penelitian

Responden : Indri Febriani

Hari/Tanggal : 12 Mei 2014

Tempat : Depan kelas

Daftar pertanyaan wawancara:

Peneliti : Apakah anda menyukai pelajaran PAI?

Siswa : Iya, suka

Peneliti : Apakah sebelum mengikuti pelajaran PAI kamu biasa membaca

terlebih dahulu materi yang akan diajarkan?

Siswa : Iya.

Peneliti : Bagaimana nilai pelajaran PAI kamu selama ini?

Siswa : Cukup memuaskan

Peneliti : Apakah kamu sering memperhatikan guru pada saat belajar PAI

di kelas?

Siswa : Iya, sering

Peneliti : Apakah kamu sering bertanya kepada guru pada saat belajar PAI

di kelas?

Siswa : Jarang.

Peneliti : Pembelajaran seperti apa yang kamu sukai, ceramah atau diskusi

kelompok atau praktek maupun percobaan? Apa alasanmu?

Siswa : Pembelajaran praktek

Peneliti : Metode atau cara mengajar apakah yang sering dilakukan oleh

guru di kelas?

Page 128: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

109

Siswa : Metode ceramah, dan kasih tugas saja untuk dikerjakan dikelas,

ataupun di rumah

Cimarga, 12 Mei 2014

Responden

Indri Febriani

Page 129: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

110

Lampiran 16

HASIL WAWANCARA SISWA KELAS VIII A

Tahap : Pra penelitian

Responden : Aldiyansyah

Hari/Tanggal : 12 Mei 2014

Tempat : Diruang kelas

Daftar pertanyaan wawancara:

Peneliti : Apakah anda menyukai pelajaran PAI?

Siswa : Iya, suka

Peneliti : Apakah sebelum mengikuti pelajaran PAI kamu biasa membaca

terlebih dahulu materi yang akan diajarkan?

Siswa : Tidak.

Peneliti : Bagaimana nilai pelajaran PAI kamu selama ini?

Siswa : Kurang.

Peneliti : Apakah kamu sering memperhatikan guru pada saat belajar PAI

di kelas?

Siswa : Kadang-kadang

Peneliti : Apakah kamu sering bertanya kepada guru pada saat belajar PAI

di kelas?

Siswa : Tidak pernah.

Peneliti : Pembelajaran seperti apa yang kamu sukai, ceramah atau diskusi

kelompok atau praktek maupun percobaan? Apa alasanmu?

Siswa : Praktek

Peneliti : Metode atau cara mengajar apakah yang sering dilakukan oleh

guru di kelas?

Siswa : Ceramah.

Page 130: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

111

Cimarga, 12 Mei 2014

Responden

Aldiyansyah

Page 131: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

112

Lampiran 17

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA GURU PAI

SETELAH DITERAPKAN METODE ROLE PLAYING

Tahap : Penelitian setelah menerapkan metode role playing

Daftar pertanyaan:

1. Menurut bapak apakah penggunaan metode pembelajaran role playing ini

cocok diterapkan pada bab dendam dan munafik?

2. Adakah kemungkinan bapak menerapkan metode role playing di kelas yang

bapak ajarkan?

3. Berdasarkan pengamatan yang bapak lakukan, apakah terdapat kemajuan

dalam belajar PAI siswa setelah dilakukan metode role playing?

4. Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama bapak melakukan

pengamatan?

5. Apakah terdapat keluhan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran

role playing ini?

6. Menurut bapak apakah kekurangan dan kelebihan yang ada pada penerapan

metode role playing ini?

7. Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada penerapan

metode role playing ini?

Page 132: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

113

Lampiran 18

HASIL WAWANCARA GURU PAI

SETELAH DITERAPKAN METODE ROLE PLAYING

Tahap : Setelah penelitian dan sesudah menerapkan metode role playing

Responden : Bapak Rohimat

Hari/Tanggal : Senin, 16 Juni 2014

Tempat : Ruang guru

Peneliti : Menurut bapak apakah penggunaan metode pembelajaran role

playing ini cocok diterapkan pada bab dendam dan munafik?

Guru : Iya, cocok.

Peneliti : Adakah kemungkinan bapak menerapkan metode role playing di

kelas yang bapak ajarkan?

Guru : Iya, mungkin.

Peneliti : Berdasarkan pengamatan yang bapak lakukan, apakah terdapat

kemajuan dalam belajar PAI siswa setelah dilakukan metode role

playing?

Guru : Iya, ada perubahan dalam belajar.

Peneliti : Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama bapak melakukan

pengamatan?

Guru : Proses belajar mengajar menjadi lebih aktif, karena siswa yang

secara langsung berperan, jadi tidak membuat siswa mengantuk,

ataupun melamun didalam kelas.

Peneliti : Apakah terdapat keluhan siswa terhadap penggunaan metode

pembelajaran role playing ini?

Guru : Iya, rata-rata para siswa mengeluh malu ketika akan memainkan

perannya dan takut lupa dialognya.

Page 133: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

114

Peneliti : Menurut bapak apakah kekurangan dan kelebihan yang ada pada

penerapan metode role playing ini?

Guru : Kelemahan pada metode role playing adalah, tidak semua siswa

bisa memainkan peran dengan baik, karena malu

Kelebihannya pada metoderole playing adalah, siswa menjadi lebih

aktif, tidak mengantuk ataupun mengobrol.

Peneliti : Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada

penerapan metode role playing ini?

Guru : Solusi untuk mengatasi kekurangan pada metode role playing ini

adalah dengan meyakinkan para siswa untuk tidak malu/percaya

diri ketika sedang memainkan peran, karena bisa saja nanti muncul

bakat yang terpendam.

Cimarga, 16 Juni 2014

Responden

Rohimat, S. Ag

NIP. 197405212008011004

Page 134: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

115

Lampiran 19

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA SISWA KELAS VIII A

SETELAH DITERAPKAN METODE ROLE PLAYING

Tahap : Setelah penelitian dan menerapkan metode role playing

Daftar pertanyaan:

1. Apakah kamu menyukai pelajaran PAI setelah menggunakan metode

pembelajaran bermain peran?

2. Metode manakah yang lebih kamu sukai, pembelajaran seperti biasa atau

metode pembelajaran bermain peran? Mengapa?

3. Pada bagian mana yang kamu sukai/tidak sukai dari metode pembelajaran

bermain peran ini?

4. Apakah kamu menjadi lebih sulit memahami pelajaran dengan menggunakan

metode ini?

5. Apakah kamu aktif dalam setiap tugas kelompok?

6. Apakah metode bermain peran ini dapat meningkatkan minat belajar PAI

kamu?

7. Menurut kamu, apa kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran dengan

metode bermain peran ini?

Page 135: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

116

Lampiran 20

HASIL WAWANCARA SISWA KELAS VIII A

SETELAH DITERAPKAN METODE ROLE PLAYING

Tahap : Setelah penelitian dan menerapkan metode role playing

Responden : Indri Febriani

Hari/Tanggal : Senin, 16 Juni 2014

Tempat : di lapangan

Peneliti : Apakah kamu menyukai pelajaran PAI setelah menggunakan

metode pembelajaran bermain peran?

Siswa : Iya, suka.

Peneliti : Metode manakah yang lebih kamu sukai, pembelajaran seperti

biasa atau metode pembelajaran bermain peran? Mengapa?

Siswa : Metode bermain peran, karena seru bisa akting seperti artis-artis

di televisi, walaupun masih malu-malu.

Peneliti : Pada bagian mana yang kamu sukai/tidak sukai dari metode

pembelajaran bermain peran ini?

Siswa : Bagian yang suka adalah ketika salah seorang yang sedang

memainkan peran mengucapkan dialog yang salah ataupun lupa,

jadi seluruh siswa tertawa.

Bagian yang tidak disukai adalah ketika seorang yang sedang

memainkan peran kurang percaya diri/malu-malu, dan juga

suaranya yang kurang jelas, ketika sedang memainkan peran,

sehingga tidak terlalu jelas.

Peneliti : Apakah kamu menjadi lebih sulit memahami pelajaran dengan

menggunakan metode ini?

Siswa : Tidak.

Peneliti : Apakah kamu aktif dalam setiap tugas kelompok?

Page 136: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

117

Siswa : Iya, aktif

Peneliti : Apakah metode bermain peran ini dapat meningkatkan minat

belajar PAI kamu?

Siswa : Saya rasa iya, karena metode ini seru dan asyik, tidak

membosankan.

Peneliti : Menurut kamu, apa kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran

dengan metode bermain peran ini?

Siswa : Kekurangannya adalah ketika salah satu kelompok tidak bisa

memainkan peran dengan baik, jadi tidak bisa memahami jalannya

cerita. Kelebihannya adalah metode ini menyenangkan karena

lebih banyak tertawa sehingga tidak membosankan.

Cimarga, 16 Juni 2014

Responden

Indri Febriani

Page 137: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

118

Lampiran 21

HASIL WAWANCARA SISWA KELAS VIII A

SETELAH DITERAPKAN METODE ROLE PLAYING

Tahap : Setelah penelitian dan menerapkan metode role playing

Responden : Aldiyansyah

Hari/Tanggal : Senin, 16 Juni 2014

Tempat : Di kantin

Peneliti : Apakah kamu menyukai pelajaran PAI setelah menggunakan

metode pembelajaran bermain peran?

Siswa : Iya, suka.

Peneliti : Metode manakah yang lebih kamu sukai, pembelajaran seperti

biasa atau metode pembelajaran bermain peran? Mengapa?

Siswa : Metode bermain peran, karena tidak membuat siswa mengantuk

dikelas.

Peneliti : Pada bagian mana yang kamu sukai/tidak sukai dari metode

pembelajaran bermain peran ini?

Siswa : Bagian yang suka adalah ketika memainkan peran, karena seperti

akting sungguhan.

Bagian yang tidak disukai adalah waktunya yang singkat.

Peneliti : Apakah kamu menjadi lebih sulit memahami pelajaran dengan

menggunakan metode ini?

Siswa : Tidak.

Peneliti : Apakah kamu aktif dalam setiap tugas kelompok?

Siswa : Iya, aktif

Peneliti : Apakah metode bermain peran ini dapat meningkatkan minat

belajar PAI kamu?

Page 138: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

119

Siswa : Iya, karena metode ini tidak membosankan, menjadikan kelas

lebih ramai, dengan tingkah-tingkah para pemain yang sedang

memainkan peran.

Peneliti : Menurut kamu, apa kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran

dengan metode bermain peran ini?

Siswa : Kekurangannya adalah waktu yang singkat, karena kita harus

menyiapkannya secara terburu-buru agar tidak kehabisan waktu.

Kelebihannya adalah metode ini menyenangkan karena secara

tidak langsung melatih keberanian siswa.

Cimarga, 16 Juni 2014

Responden

Aldiyansyah

Page 139: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

120

Lampiran 22

Page 140: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)
Page 141: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

122

Page 142: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

123

Page 143: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

124

Page 144: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

125

Lampiran 24

Page 145: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

126

Lampiran 25

Page 146: IMPLEMENTASI METODE ROLE-PLAYING DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29112/1/SITI... · (Penelitian Tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten)

127

Lampiran 26