Upload
nguyenbao
View
263
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI METODE TARJAMAH
DENGAN KITAB TAMYIZ DI KELAS XI IPA DAN XI IPS
MADRASAH ALIYAH NEGERI PEMALANG
TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu Pendidikan Islam
Disusun Oleh:
ELSA DANY MAULIDA
NIM: 10420052
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
MOTTO
ا أيه ين ي لذ خؼينوا ءامنوا ٱ س
ب ٱ مصذ
ووة بأ مصذ
نذ وٱ
ا للذ
بين مع ٱ مصذ
﴾٣٧٥امبلرة : ﴿ ٱ
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”1
(Al-Baqarah : 153)
ين لذ وا ٱ م وػل صب ون رب ﴾٦٤﴿امنحل : يخوكذ
“Yaitu orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal”2
(Al-Nahl : 42)
1 QS. Al-Baqarah : 153, Al-Hidayah Al-Qur‟an Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka,
(Departemen Agama RI Banten : Kalim, 2010. 2 QS. Al-Nahl : 42, Al-Hidayah Al-Qur‟an Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka,
(Departemen Agama RI Banten : Kalim, 2010.
ix
PERSEMBAHAN
Aku Persembahkan Skripsi Ini Untuk Almamaterku Tercinta:
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
x
ABSTRAK
ELSA DANY MAULIDA. Implementasi Metode Tarjamah dengan Kitab
Tamyiz di Kelas XI IPA dan XI IPX MAN Pemalang Tahun Ajaran 2013/2014.
Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.
Latar belakang masalah penelitian ini adalah sulitnya menerjemahkan teks
Arab karena minimnya penguasaan kaidah nahwu-shorof yang dialami oleh
peserta didik di kelas XI IPA dan XI IPS MAN Pemalang. Hal ini dikarenakan
penggunaan metode pembelajaran bahasa Arab yang kurang efektif. Oleh karena
itu, dalam mengatasi problematika tersebut guru bahasa Arab berupaya
menerapkan metode tarjamah baru yang dirintis oleh para pembina pondok
pesantren Bayt Tamyiz Indramayu yang diberi nama Kitab Tamyiz. Kitab tersebut
hadir untuk menjadi sebuah metode baru dalam pembelajaran tarjamah. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui proses implementasi pembelajaran
tarjamah, kelebihan dan kekurangan, serta hasil pembelajaran tarjamah dengan
kitab Tamyiz di kelas XI IPA dan XI IPS MAN Pemalang. Dengan adanya
penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca yang
mengalami problematika serupa.
Objek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA dan XI IPS MAN
Pemalang tahun ajaran 2013/2014. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif.
Hasil penelitian ini yang pertama adalah proses pembelajaran tarjamah
dengan kitab Tamyiz dapat berjalan dengan baik dan mampu mengatasi
problematika yang dihadapi. Langkah-langkah pembelajarannya dengan
memadukan langkah-langkah pembelajaran yang terdapat di dalam RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) dan kitab Tamyiz tersebut. Kemudian yang kedua,
kelebihan kitab Tamyiz dalam pembelajaran tarjamah di kelas XI IPA dan XI IPS
MAN Pemalang adalah metodenya menyenangkan, materinya mudah dihafal, dan
contoh diambilkan langsung dari al-Qur‟an, serta guru bahasa Arab bersikap
terbuka dengan kesulitan yang dialami oleh peserta didik. Sementara kekurangan
pembelajaran tarjamah dengan kitab Tamyiz di kelas XI IPA dan XI IPS MAN
Pemalang adalah waktu pembelajaran di madrasah yang terbatas, tingkat
kemampuan peserta didik yang berbeda-beda, dan tidak semua peserta didik
memiliki materi. Kemudian, yang terakhir yaitu penelitian berdasarkan evaluasi
yang dilakukan, implementasi kitab Tamyiz dalam pembelajaran tarjamah di kelas
XI IPA dan XI IPS MAN Pemalang sudah menunjukkan hasil yang memuaskan,
karena peserta didik dapat menguasai materi dengan maksimal, ditandai dengan
pencapaian nilai pada saat ujian telah memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum).
Kata kunci: Tamyiz Metode Tarjamah
xi
امخجريد
كسم من غرش يداحلمسا داىن مودلا. ثنفيذ امخدريس امرتمجة بكتاب اهمتيزي ىف امفصل اا
ادلراس ية امس نةمن مية مفالع و سالمية احلكاملدرسة امثاهوية ال ػل يةغ امتجامطبيؼية و ال
جلامؼة ىيل املؼومني ة ػمل امرتبية و ثأ كي من اكرات: كسم امخؼومي انوغة امؼربيةغي. امبحث. يو ٤١٣٥/٤١٣٦
.٤١٣٦سوانن اكميجااك السالمية احلكومية يوكياكرات،
حرمجة هص انوغة امؼربية بسبب هلص اس خطاػة امطالب يف يه امصؼبة يف خوفية ىذا امخحليق
سالمية ىف املدرسة امثاهوية ال جامتغية صل احلادي غرش من كسم امطبيؼية و ال فيم كاػدة انوغة امؼربية نوف
. ىذا احلال لن اس خفادة امطريلة امخؼومي ػدمي امخأجري. وابمخايل، مغوبة املسأةل، يسؼى املؼمل ومية مفالعاحلك
مخنفيذ امطريلة امرتمجة اجلديدة الي يأمف املربية املؼيد بيت اهمتيزي اهدرامايو، يسمى امكتاب ىو كخاب
ميؼمل امؼموية امبحثامرتمجة. املوضوع ىذا اهمتيزي. امكتاب حارضه ميصري امطريلة اجلديدة ىف امخؼومي
امخنفيذية ثؼومي امرتمجة، امفائض و امنلائص، واحلاصل من امخؼومي امرتمجة بكتاب اهمتيزي يف امفصل احلادى
رجأ امبحثكومية مفالع. وىكذا جامتغية ىف املدرسة امثاهوية السالمية احلكسم امطبيؼية و ال من غرش
سأةل.حياء ملراء غندمه سواء امل ل ميصري الميام او ا
كسم امطبيؼية والجامتغية من امفصل احلادى غرش من ىذا امبحث يؼىن امطالب غن وضوعامل
. و اةل دلع امبياانت يف ىذا ٤١٣٥/٤١٣٦مبدرسة امثاهوية السالمية احلكومية مفالع امس نة ادلراس ية
يل امخحليق الي اس خخدمتو امباحثة ىو طريلة امبحث يه املالحظة و امخوجيلة و امللابةل. و حتو
اس خلرائية. و طريلة امخحليق طريلة كيفية.
امؼموية امخنفيذية ثؼومي امرتمجة بكتاب اهمتيزي ميكن مغوبة الوىليؼين ان هخاجئ من ىذا امبحث
و امثاىن اما زي.( وكخاب اهمتيRPPاملسأةل غندمه. كيفية امخؼومي بيدجميم يف اخلطة امخنفيذية امخؼوميية )
جامنغية يف املدرسة اهمتيزي يف امخؼومي امرتمجة يف امفصل احلادي غرش كسم امطبيؼية و ال من امفائض
، و امكرمي سالمية احلكومية مفالع يؼين امطريلة امفرحية، يسري حفظ املادة، املثل من املرٱنامثاهوية ال
كسم امطبيؼية و من كتاب اهمتيزي يف امفصل احلادي غرش. و امنلائص امخؼومي ب ينفتح حنوى طالبو املؼمل
درسة، خيخوف الجامنغية يف املدرسة امثاهوية امالسالمية احلكومية مفالع يؼين حمدودة اموكة امخؼومي يف امل
ثنفيذ امكتاب اهمتيزي بناءا ػل ثلدير، و امثامث.غندمه س خطاػة، و ميس املادة اهمتيزيامطالب يف امطبلة ال
كسم امطبيؼية و الجامتغية مفالع يدل احلاصل ٱمكل / من امخؼومي امرتمجة يف امفصل احلادى غرشيف
ملنع، لن امطالب يس خطؼون جسوط ػل املادة بأكامل، منظور من املمية ىف المتحان الي يؤدي
(.KKM) الكامتل امنخجة غل اميدى الدىن
مرتمجة.املكمة الصوية : اهمتيزي امطريلة ا
xii
KATA PENGANTAR
هٱللتسم ٱلرديمٱلردم
ا صحج ػ ا صطف ػ ع١ذب ا اغل لح اص ١ ؼب ذ لل سة ا ح ا
ب ثؼذ. ف, ا ا ذق اص
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat melaksanakan tugas dengan
kesungguhan dan penuh tanggung jawab. Salah satunya yaitu penyusun dapat
menyelesaikan karya skripsi yang berjudul “Implementasi Metode Tarjamah
dengan Kitab Tamyiz di Kelas XI IPA dan XI IPS MAN Pemalang Tahun Ajaran
2013/2014”
Penyusunan karya skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan,
bimbingan dan do‟a dari berbagai pihak terkait. Oleh karena itu, dengan
kerendahan dan ketulusan hati diucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Hamruni, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyan dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Drs. H. Ahmad Rodli, M.S.I., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
yang telah membimbing dan memberikan pengarahan selama perkuliahan.
3. Ibu Hj. R. Umi Baroroh, S.Ag., M.Ag., selaku Penasihat Akademik yang selalu
membimbing dan memotivasi selama menjadi mahasiswi.
xiii
4. Bapak Dr. Radjasa Mu‟tasim, M.S.I., selaku Pembimbing Skripsi yang
senantiasa membimbing dan mengarahkan penyusun sehingga terselesaikannya
skripsi ini.
5. Bapak Sigit Purnama, M.Pd. dan Bapak Dr. H. Nazri Syakur, M.A. yang telah
menguji dan memperkenalkan ilmu baru kepada penyusun.
6. Bapak H. Bukhori, S.Ag., selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
Pemalang yang telah mengizinkan penyusun melakukan penelitian.
7. Bapak Abdul Muiz, S.Pd.I., M.S.I., selaku Guru Bahasa Arab di MAN
Pemalang yang telah bersedia bekerjasama, membimbing, dan mendukung
penyusun untuk terselesaikannya skripsi ini.
8. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
9. Segenap Staff Tata Usaha Jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Pak Pri, Bu Dani
dan Pak Munatsir yang selalu sabar membimbing administrasi pendidikan
penyusun.
10. Ayahanda Muhajir dan Ibunda Muflikhah yang selalu mendo‟akan setiap
saat, mendukung, memotivasi, dan meluangkan waktu untuk selalu bertanya
perkembangan skripsi ananda. Aa yakin, tanpa do‟a, motivasi dan kesabaran
Mama dan Papa, Aa tidak akan bisa tegar hingga detik ini. Aa tahu betapa
besar perjuangan Mama dan Papa untuk menuntun Aa menuju kesuksesan.
Mudah-mudahan Allah memuliakan dan mengangkat derajat Mama dan Papa
di dunia sampai akhirat. Aamiin. Teruntuk adikku tercinta, Muhammad Aqil
Amrullah yang selalu mendo‟akan dan mendukung Aa, terima kasih Dede
xiv
sayang. Untuk kakek, H. Abdul Hadi dan Almh. Nenek Hj. Nur Hidayah,
terima kasih atas do‟a tulus untuk ananda, sehingga ananda sampai pada detik
yang Yai dan Mboke harapkan. Untuk semua Pak Dhe dan Bu Dhe, Om dan
Tante serta sepupu-sepupu tercinta, terima kasih atas perhatian dan dukungan
serta do‟a untuk ananda.
11. Keluarga di Yogyakarta (Asrama Assalam), Bapak dan Ibu Samekto Wibowo
serta seluruh warga Asrama Putri Assalam 1: Mba Ena ii, miLa, Nana, De‟
Nidha, Budhe Lia yang udah jadi pembimbing kedua, Dhenok, Umiyun, Mba
Nia, Arni, Aima, Mba Ruroh, De‟ Nisa, De‟ Novi, Aini, Nety, Rahma, Intan,
Vita, Neni, Utii, dan Rima. Terima kasih atas support yang diberikan kepada
penyusun agar cepat lulus. Terima kasih untuk kebersamaan selama ini.
Saudara-saudaraku, MbEL, Zulfa, Yayat, Idha, Iyuth, Zuniar yang udah
nemenin ngurus surat penelitian, Bibib Nita „n Fahad. Makasih untuk
semuanya.
12. Sahabat-sahabat Zamrud ‟10, terima kasih atas dukungan dan kebersamaan
kita selama ini. Kalian telah melukiskan kenangan indah selama ini. Aku
bangga dan bersyukur bersama kalian semua.
13. Rekan-rekan asatidz TPA Safinaturrahmah Sapen dan TPA Al Huda Sagan,
terima kasih atas do‟a dan semangatnya. Adik-adik santri yang kusayang,
terima kasih atas keceriaan yang kalian hadirkan dalam hidup kakak.
14. Untuk matahariku. Tetaplah bersinar di hatiku, agar aku selalu memiliki
harapan baru. Do‟amu semangati ikhtiarku, Abieby.
xv
15. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu. Terima kasih
atas bantuan dan do‟anya.
Penyusun sangat menyadari, masih banyak kekurangan dalam skripsi ini.
Namun demikian, kami berharap karya sederhana ini dapat memberikan manfaat
bagi penyusun dan seluruh umat manusia. Aamiin.
ه يمال ع الب ر للد مذ لا
Yogyakarta, 20 Februari 2014
Penyusun
Elsa Dany Maulida
NIM. 10420052
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ...................................... ii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN BERJILBAB ..................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR ............................ iii
HALAMAN PERBAIKAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR ................................. iiii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRAK ARAB .......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xx
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ............................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................... 5
D. Kajian Pustaka ...................................................................... 7
E. Landasan Teori ..................................................................... 9
F. Kerangka Berfikir ................................................................. 22
G. Metode Penelitian ................................................................. 25
H. Sistematika Pembahasan ...................................................... 28
BAB II GAMBARAN UMUM MADRASAH
A. Madrasah Aliyah Negeri Pemalang ..................................... 31
1. Sejarah MAN Pemalang ................................................. 31
2. Kegiatan Belajar Mengajar ............................................ 35
3. Lulusan MAN Pemalang ................................................ 38
4. Visi, Misi, dan Tujuan .................................................... 39
5. Identitas Madrasah ......................................................... 44
6. Keadaan Guru ................................................................. 45
7. Keadaan Peserta Didik .................................................... 47
8. Sarana dan Prasarana ...................................................... 48
9. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ........................... 50
10. Prestasi Peserta Didik ..................................................... 51
xvii
11. Struktur Kurikulum ......................................................... 54
B. Karakteristik Kitab Tamyiz .................................................. 56
1. Identitas Kitab Tamyiz .................................................... 56
2. Latar Belakang disusunnya Modul Tamyiz .................... 57
3. Materi Kitab Tamyiz ....................................................... 59
4. Prinsip Kitab Tamyiz ...................................................... 59
5. Pengelompokan Kitab Tamyiz ........................................ 62
BAB III ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Proses Pembelajaran Tarjamah dengan Kitab Tamyiz di Kelas
XI IPA dan XI IPS MAN Pemalang .................................... 64
B. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tarjamah dengan
Kitab Tamyiz di Kelas XI IPA dan XI IPS MAN Pemalang.. 94
C. Hasil Implementasi Pembelajaran Tarjamah dengan Kitab
Tamyiz di Kelas XI IPA dan XI IPS MAN Pemalang .......... 100
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................104
B. Saran-saran ...........................................................................106
C. Kata penutup ........................................................................109
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keadaan Guru Tahun 2011 ............................................................. 45
Tabel 2.2 Keadaan Peserta Didik Tahun Ajaran 2013/2014 ........................... 47
Tabel 2.3 Sarana dan Prasarana ...................................................................... 48
Tabel 2.4 Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ........................................... 50
Tabel 2.5 Prestasi Peserta Didik ...................................................................... 51
Tabel 2.6 Struktur Kurikulum ......................................................................... 54
Tabel 3.1 Materi Idlafah ................................................................................. 67
Tabel 3.2 Latihan Na‟at Man‟ut ...................................................................... 68
Tabel 3.3 SK/KD Bahasa Arab ....................................................................... 73
Tabel 3.4 Kamus Huruf ................................................................................... 84
Tabel 3.5 Kamus Isim Paling Sering Diulang ................................................. 85
Tabel 3.6 Kamus Fi‟īl Paling Sering Diulang ................................................. 85
Tabel 3.7 Kamus Isim dan Fi‟īl yang Terjemahnya Sama .............................. 86
Tabel 3.8 Waktu Pembelajaran ....................................................................... 87
Tabel 3.9 Nilai UAS Kelas XI IPA 1 .............................................................. 102
Tabel 3.10 Nilai UAS Kelas XI IPS 1 ............................................................. 103
xix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan
05436/U/1987, tertanggal 22 Januari 1988.
A. Huruf Kosonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif ……….. tidak dilambangkan أ
Bā' B Be ب
Tā' T Te خ
Śā' Ṡ es titik di atas ز
Jim J Je ج
Hā' Ḥ ha titik di bawah ح
Khā' Kh ka dan ha ر
Dal D De د
Źal Ź zet titik di atas ذ
Rā' R Er ر
Zai Z Zet ز
Sīn S Es س
Syīn Sy es dan ye ش
xx
Şād Ş es titik di bawah ص
Dād Ḍ de titik di bawah ض
Tā' Ṭ te titik di bawah ط
Zā' Ẓ zet titik di bawah ظ
Ayn …„… koma terbalik (di atas)' ع
Gayn G Ge غ
Fā' F Ef ف
Qāf Q Qi ق
Kāf K Ka ك
Lām L El ل
Mīm M Em م
Nūn N En ن
Waw W We
Hā' H Ha ه
Hamzah …‟… Apostrof ء
Yā Y Ye ي
B. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap, contoh:
ذ٠خ اح Ahmadiyyah
xxi
C. Ta’ Marbūṭah di Akhir Kata
1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap
menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.
بػخ ditulis jāmā‟ah خب
2. Bila dihidupkan ditulis t, contoh:
١بء خ األ ‟ditulis karāmat al-auliyā وشا
D. Vokal Pendek
Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.
E. Vokal Panjang
a panjang ditulis ā, i panjang ditulis ī, dan u panjang ditulis ū, masing-masing
dengan tanda hubung (-) di atasnya.
F. Vokal-Vokal Rangkap
1. Fathah dan ya‟ mati ditulis ai, contoh:
ى ditulis bainakum ث١
2. Fatḥah dan wawu mati ditulis au, contoh:
ي ditulis qaul ل
G. Vokal-Vokal yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan
apostrof (‘)
ز ditulis a'antum أأ
ؤث ditulis mu‟annas
H. Kata Sandang Alif dan Lam
1. Bila diikuti hurug Qamariyah, contoh:
مشآ ditulis al-Qur‟ān ا
xxii
م١بط ditulis al-qiyās ا
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan hurug l (el)-nya.
‟ditulis al-samā اغبء
ظ ditulis al-syams اش
B. Huruf Besar
Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD.
C. Penulisan Kata-Kata dalam Rangkaian Kalimat
1. Dapat ditulis menurut penulisannya.
ض افش ditulis żawi al-furūd ر
2. Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut,
contoh:
اغخ ditulis ahl al-sunnah ا
ش١خ اإل
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mempelajari bahasa Arab terlebih lagi menerjemahkan teks Arab
dianggap sebagai hal yang sulit dilakukan oleh masyarakat awam. Hal ini salah
satunya dikarenakan seseorang yang akan menerjemahkan teks atau kitab Arab
harus memahami dan menguasai ilmu nahwu dan shorof agar mampu
menerjemahkannya dengan baik dan benar.
Nahwu dan shorof adalah dua disiplin ilmu yang dapat digunakan
sebagai alat – sehingga dikenal sebagai ilmu alat – untuk dapat menerjemahkan
dan memahami al-Qur‟ān dan Al-Hadīts dengan benar. Sebagai ilmu alat,
nahwu dan shorof tumbuh dan berkembang sejak zaman sahabat dan tabi‟īn.
Ilmu nahwu pertama kali disusun oleh Abul Aswad Ad-Duali atas perintah
Imam Ali Karromallahu Wajhah (Syarah Muhtasor Jiddan), sedangkan ilmu
shorof pertama kali disusun oleh Imam Mu‟adz bin Muslim, ulama dari Kufah
(As-Sorful Wadih).3
Pada umumnya, dalam memahami dan menguasai kedua ilmu tersebut
membutuhkan waktu relatif lama. Lamanya waktu belajar juga belum menjadi
jaminan seseorang mampu menerjemahkan teks atau kitab Arab secara baik
dan benar. Apalagi bagi yang belum pernah mempelajari ilmu nahwu dan
shorof.
3 Abaza, Tamyiz Pintar Tarjamah Al-Qur‟ān dan Kitab Kuning, (Jakarta: Tamyiz
Publishing, 2013), hlm. iii.
2
Menurut doktor ilmu Tafsīr, yang kini menjabat sebagai Rektor
Institut Ilmu Al-Qur‟ān (IIQ) Jakarta dan sekretaris Lajnah Pentashhih al-
Qur‟ān Kementrian Agama RI, yaitu Kyai Dr. Akhsin Sakho Muhammad al-
Hāfidz, kendala yang selama ini dihadapi santri adalah sulitnya
memformulasikan teori nahwu dan shorof dengan cara pembelajaran yang
mudah, karena nahwu dan shorof terlanjur dipersepsikan sebagai pelajaran
yang sulit.4 Kendala tersebut dapat diatasi salah satunya dengan memperbaiki
metode pembelajaran nahwu dan shorof yang digunakan, agar tercipta
pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
Tiga tahun yang lalu, tepatnya 20 Oktober 2010 hadirlah sebuah kitab
bernama Tamyiz karangan Abaza, MM. Kitab tersebut dimaksudkan untuk
dapat menjadi sebuah metode baru untuk mempermudah tarjamah al-Qur‟ān
dan kitab kuning. Sehingga metode tersebut diberi nama metode Tamyiz. Kitab
Tamyiz hadir atas permintaan Dr. H. MS Kaban (Pembina Pondok Pesantren
Bayt Tamyiz Indramayu, Jawa Barat) sepulang dari ziarah ke maqbarah Imam
Syafi‟i di Mesir, agar anak-anak Indonesia dapat meniru Imam Syafi‟i yang
sejak kecil di usia 10 tahun sudah pintar mengajarkan al-Qur‟ān, Al-Hadīts,
dan Tafsīr di majelis ilmu. Sesuai dengan latar belakang hadirnya kitab Tamyiz,
target atau sasaran keberhasilan implementasi pembelajaran tarjamah dengan
kitab Tamyiz ini adalah anak kecil usia SD (Sekolah Dasar) atau MI (Madrasah
Ibtidaiyah), dan juga bagi yang pernah kecil (siapa saja yang sudah bisa
membaca al-Qur‟ān), sehingga mereka dapat mengembangkan potensi dirinya
4 Ibid., hlm. ii.
3
untuk menerjemahkan, menuliskan (imla‟) serta mengajarkan al-Qur‟ān dan
kitab kuning.
Keefektivan kitab Tamyiz telah teruji pada santri Bayt Tamyiz
Indramayu, Jawa Barat – yang merupakan tempat terlahirnya kitab atau metode
Tamyiz – setelah mereka menyelesaikan tiga tahap pembelajaran kitab Tamyiz,
yaitu (1) Tamyiz satu (24 jam belajar), yang bertujuan agar santri pintar
tarjamah al-Qur‟ān; (2) Tamyiz dua (100 jam belajar), yang bertujuan agar
santri pintar kitab kuning; dan (3) Tamyiz tiga, yang bertujuan agar santri pintar
tarjamah dan mengajarkan al-Qur‟ān dan kitab kuning.5
Kitab ini telah tersosialisasi dengan baik, terbukti salah satunya di
daerah Kebumen tepatnya di desa Tambaksari, kecamatan Kuwarasan
mengadakan pelatihan tarjamah al-Qur‟ān dan kitab kuning dengan kitab
Tamyiz. Acara tersebut diadakan atas kerja sama Pimpinan Cabang
Muhammadiyah (PCM) Gombong dengan Pondok Pesantren al-Kamal
Gombong. Pelatihan tersebut digelar selama 12 hari dimulai pada hari Kamis,
28 Juni 2012 sampai dengan Senin, 9 Juli 2012. Diikuti oleh 400 peserta yang
terdiri atas santri pesantren al-Kamal, santri an-Nur Gombong, para guru SD,
MI, SMP dan SMA Muhammadiyah, serta para jama‟ah masjid. Waktu
pembelajaran dimulai setiap hari pukul 07.00 – 16.30 WIB dengan
mendatangkan para tenaga pengajar atau ustadz dari Indramayu, yaitu ustadz
Indra, ustadz Saman, ustadz Zulkifli, dan ustadz Hamdani.6
5 Ibid., hlm. 6.
6 “Berita Kebumen, Metode Tamyiz Mudahkan Tarjamah al-
Qur‟ān,”http://kebumennews/metode-Tamyiz-mudahkan-tarjamah.html, akses 31 Oktober 2013.
4
Penjelasan di atas membuat penulis tertarik untuk melakukan sebuah
penelitian tentang implementasi pembelajaran tarjamah dengan kitab Tamyiz di
sebuah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di kota kecil, Pemalang, Jawa Tengah.
Penerapan kitab Tamyiz di lingkungan sekolah atau madrasah masih
terbilang jarang. MAN Pemalang merupakan salah satu madrasah yang sudah
mulai mengimplementasikan kitab Tamyiz dalam pembelajaran tarjamahnya di
kelas XI IPA dan XI IPS. Implementasi tersebut atas dasar inisiatif dari guru
bahasa Arab yang mengampu kelas XI IPA dan XI IPS dengan tujuan agar
pembelajaran tarjamah menjadi lebih menyenangkan, efektif dan efisien, serta
diharapkan dapat menjadi pelopor pembelajaran tarjamah dengan metode yang
lebih baik agar dapat diterapkan di seluruh kelas di MAN Pemalang. Selain itu
juga agar dapat memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran tarjamah di
MAN tersebut.
Pembelajaran tarjamah yang diajarkan di MAN Pemalang bukan
berarti merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri, akan tetapi
pembelajaran tarjamahnya masuk ke dalam pembelajaran bahasa Arab pada
mahārat atau keterampilan al-Qiro‟ah (membaca) dan al-Hiwār (percakapan).
Tentunya terdapat perbedaan antara pembelajaran tarjamah dengan
kitab Tamyiz di pesantren dan di madrasah atau sekolah. Oleh karena itu,
penelitian ini penting dilakukan agar mendapat pengetahuan baru tentang
bagaimana proses implementasi pembelajaran tarjamah dengan kitab Tamyiz di
madrasah atau sekolah, khususnya di MAN Pemalang, dan bagaimana output
5
yang dihasilkan dari implementasi tersebut berkaitan dengan tujuan
pembelajaran tarjamah yang ingin dicapai di MAN Pemalang.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses implementasi pembelajaran tarjamah dengan kitab
Tamyiz di kelas XI IPA dan XI IPS di MAN Pemalang?
2. Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran tarjamah dengan kitab
Tamyiz di kelas XI IPA dan XI IPS MAN Pemalang?
3. Bagaimana hasil implementasi pembelajaran tarjamah dengan kitab
Tamyiz di kelas XI IPA dan XI IPS MAN Pemalang?
,
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana proses implementasi
pembelajaran tarjamah dengan kitab Tamyiz di kelas XI IPA dan
XI IPS MAN Pemalang.
b. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran
tarjamah dengan kitab Tamyiz di kelas XI IPA dan XI IPS MAN
Pemalang.
6
c. Untuk mengetahui bagaimana hasil implementasi pembelajaran
tarjamah dengan kitab Tamyiz di kelas XI IPA dan XI IPS MAN
Pemalang.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan baru tentang proses implementasi pembelajaran
tarjamah dengan kitab Tamyiz di madrasah.
b. Secara Praktis
1) Bagi guru bahasa Arab: penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi guru bahasa
Arab tentang bagaimana proses implementasi pembelajaran
tarjamah dengan kitab Tamyiz.
2) Bagi madrasah: memberikan pemahaman akan pentingnya
mempelajari tarjamah, agar tidak hanya sebatas mampu
membaca teks Arab akan tetapi mampu memahami makna
yang terkandung di dalamnya dan mengamalkan isinya,
terlebih lagi mampu mengajarkannya dan memberikan
gambaran tentang kontribusi positif kitab Tamyiz dalam
pembelajaran tarjamah di MAN Pemalang.
3) Bagi Peserta Didik: diharapkan dapat memotivasi Peserta
Didik dalam mempelajari tarjamah didasarkan pada
pemahaman isi kandungan Al-Qur‟ān.
7
4) Bagi peneliti: menambah wawasan dan pengalaman bagi
peneliti dalam dunia mengajar bahasa Arab.
D. Kajian Pustaka
Sejauh pengamatan peneliti, ada beberapa penelitian tentang metode
pembelajaran bahasa Arab dan gramatika tarjamah. Akan tetapi belum ada
yang spesifik meneliti tentang pembelajaran tarjamah dengan metode Tamyiz.
Berikut skripsi yang penulis jadikan kajian pustaka:
Skripsi saudari Rifqiatul Mawaddah yang berjudul “Pembelajaran
Bahasa Arab Menggunakan Metode Sam‟iyah syafawiyah Peserta Didik Kelas
VII dan VIII MI Negeri Karangmojo Gunung Kidul Yogyakarta Tahun Ajaran
2011/2012”. Skripsi ini membahas tentang alasan guru bahasa Arab di
Madrasah tersebut menerapkan metode sam‟iyah syafawiyah dalam
pembelajarannya, membahas faktor penghambat dan pendukung pembelajaran
bahasa Arab dengan metode tersebut, serta usaha yang dilakukan oleh guru
yang bersangkutan dalam menangani penghambat yang dialami dalam
mengaplikasikan metode tersebut.7
Kedua, skripsi karya Asla Maria yang berjudul “Implementasi Metode
Gramatika Tarjamah dalam Pembelajaran Al-Qira‟ah Siswi Kelas Ula MA
Putri Wahid Hasyim Yogyakarta” membahas tentang bagaimana implementasi
metode gramatika tarjamah dalam pembelajaran al-Qira‟ah di MA tersebut,
7 Rifqiatul Mawaddah, “Pembelajaran Bahasa Arab Menggunakan Metode Sam‟iyah
syafawiyah Peserta Didik Kelas VII dan VIII MI Negeri Karangmojo Gunung Kidul Yogyakarta
Tahun Ajaran 2011/2012”, Skripsi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Perpustakaan PPs. UIN Sunan
Kalijaga, 2012), hlm. i, t.d.
8
kemudian juga membahas tentang problematika dalam implementasi metode
tersebut, serta menjelaskan hasil implementasi metode tersebut.8
Ketiga, skripsi karya Suhartati yang berjudul ”Pelaksanaan Metode
As-Sam‟iyah Asysyafawiyah dalam Pembelajaran Bahasa Arab Peserta Didik
Kelas IV MI Negeri Tempel Sleman Yogyakarta Tahun 2011/2012” membahas
tentang bagaimana implementasi metode as-sam‟iyah asysyafawiyah di MIN
Tempel, kelebihan dan kekurangan metode tersebut, serta bagaimana hasil
pelaksanaan metode tersebut.9
Perbedaan antara skripsi terdahulu dengan skripsi penulis adalah
metode pembelajaran yang digunakan, yaitu metode Tamyiz yang merupakan
metode baru dalam pembelajaran bahasa Arab khususnya berkaitan dengan
tarjamah teks Arab yang berbasis al-Qur‟ān.
Selain melakukan kajian pustaka dari beberapa karya skripsi di atas,
penulis juga menggunakan kitab Tamyiz karangan Abaza, MM., dan Kamus
Kawkaban yang merupakan kamus khusus untuk membantu pembelajaran
bahasa Arab dengan kitab atau metode Tamyiz karangan Dr. Akhsin Sakho
Muhammad dan Abaza, MM.
8 Asla Maria, “Implementasi Metode Gramatika Tarjamah dalam Pembelajaran Al-
Qira‟ah Siswi Kelas Ula MA Putri Wahid Hasyim Yogyakarta”, Skripsi Pendidikan Islam,
(Yogyakarta: Perpustakaan PPs. UIN Sunan Kalijaga, 2013), hlm. i, t.d. 9 Suhartati, “Pelaksanaan Metode As-Sam‟iyah Asysyafawiyah dalam Pembelajaran
Bahasa Arab Peserta Didik Kelas IV MI Negeri Tempel Sleman Yogyakarta Tahun 2011/2012”,
Skripsi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Perpustakaan PPs. UIN Sunan Kalijaga, 2012), hlm. i, t.d.
9
E. Landasan Teori
1. Pembelajaran Bahasa Arab
a. Pengertian
Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari
kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui, kemudian diberi tambahan be- menjadi belajar yang berarti
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Kata belajar kemudian diberi
tambahan pe – an menjadi pembelajaran yang didefinisikan sebagai proses,
cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (perbuatan
mempelajari).10
Dalam referensi lain, pembelajaran didefinisikan sebagai
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai
tujuan pembelajaran.11
Di antara teori-teori pembelajaran menurut Oemar Hamalik
(1995:57) yakni:
1) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk
menciptakan kondisi belajar peserta didik.
2) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk
menjadi warga masyarakat yang baik.
3) Pembelajaran adalah suatu proses membantu Peserta Didik
menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
10
Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa indonesia, (Surabaya: Kartika, 1997), hlm. 19. 11
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 57.
10
b. Komponen Pembelajaran
Pembelajaran bahasa merupakan suatu sistem yang melibatkan
banyak komponen. Komponen-komponen tersebut saling terkait dan
mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses pembelajaran bahasa. Di antara
komponen-komponen tersebut adalah tujuan, materi, metode, sumber
belajar, media pembelajaran, interaksi belajar-mengajar, evaluasi hasil
belajar, pembelajaran atau Peserta Didik dan komponen guru.12
1) Komponen Tujuan Belajar-Mengajar
Tujuan belajar-mengajar merupakan perubahan tingkah laku
yang diinginkan pada bidang-bidang individu, sosial, dan
profesional. Tujuan belajar-mengajar berfungsi menentukan ke arah
mana subyek didik akan dibawa.13
Sebuah kegiatan pembelajaran
harus memiliki tujuan yang jelas agar kegiatan tersebut dapat
berdampak positif yaitu memiliki kontribusi yang baik bagi dunia
pendidikan.
2) Komponen Materi Pelajaran
Materi pelajaran adalah sarana yang digunakan untuk
mencapai tujuan belajar-mengajar atau bahan yang digunakan untuk
belajar yang membantu untuk mencapai tujun pembelajaran.14
12
Syamsudin Asyrofi. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: Idea Press,
2010), hlm. 15-16. 13
Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,
1973), hlm. 44. 14
Syamsudin Asyrofi, Metodologi ..., hlm. 19.
11
Jadi, materi pelajaran merupakan komponen yang penting
karena menentukan bahan apa saja yang dipelajari dalam
pembelajaran agar mencapai suatu tujuan belajar yang diharapkan.
3) Komponen Metode Belajar-Mengajar
Metode merupakan salah satu komponen penting dalam
suksesnya proses belajar mengajar. Bahkan dikatakan bahwa
keberhasilan pelajaran tergantung dari tiga faktor, yaitu:
a) Persiapan pelajaran yang sempurna
b) Metode pengajaran yang baik
c) Kemampuan para Peserta Didik untuk mencurahkan segala
kesungguhannya untuk menerima pelajaran yang diberikan dan
memahaminya dengan sebaik-baiknya.15
Menurut Edward Anthony dalam bukunya Teaching English
as a Second Language, metode adalah rencana menyeluruh yang
berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur dan
tidak saling bertentangan dengan didasarkan atas suatu approach.16
Metode belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran
bahasa Arab sangat banyak kita jumpai. Hal ini dikarenakan para
praktisi pendidikan berusaha mencari dan menemukan metode
efektif dan tepat sasaran dalam pembelajaran bahasa Arab agar
mudah diterapkan tanpa mengabaikan tujuan yang harus dicapai.
15
Abubakar Muhammad, Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab. (Surabaya: Usaha
Nasional, 1981), hlm. 02. 16
Busyairi Madjidi, Penerapan Audio Lingual Method dalam All in One System,
(Yogyakarta: Sumbangsi Offset, 1994), hlm. 60.
12
4) Komponen Sumber Belajar
Menurut Neong Muhadjir, sumber belajar dapat dimaknai
sebagai alat pendidikan, dapat juga dimaknai sebagai lingkungan.17
Sumber belajar ialah segala sesuatu yang dapat dijadikan
sebagai informan dalam suatu proses pembelajaran, misalnya guru,
buku, atau gejala-gejala alam yang terjadi dan dapat diamati,
sehingga mampu memberikan pengetahuan pada diri seseorang.
5) Komponen Media Pembelajaran
Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti
“perantara atau pengantar”. Sedangkan dalam bahasa Arab media
berasal dari kata wasāila yang artinya pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan.
Pada umumnya kita mengenal media adalah sebuah alat yang
digunakan dalam proses pembelajaran, yang biasanya berbentuk alat
elektronik seperti komputer, LCD, dll. Padahal, apabila kita
mengamati lebih jauh lagi bahwa media tidak hanya alat-alat yang
disebutkan tadi, melainkan segala sesuatu yang mampu menjadi
perantara dalam menyampaikan sebuah informasi. Dengan kata lain,
seseorang pun bisa dikatakan sebagai media, jika ia memberikan
sebuah informasi kepada orang lain, dilihat dari perannya menjadi
perantara pemberi informasi.
17
Neong Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial suatu Teori Pendidikan,
(Yogyakarta: Rake Sarasin, 1993), hlm. 119.
13
6) Komponen Interaksi Belajar-Mengajar
Interaksi belajar mengajar kaitannya dengan hubungan antara
guru dengan Peserta Didik jika di sekolah dalam proses
pembelajaran. Kepandaian guru dalam bernteraksi dengan Peserta
Didik sangat menentukan antusiasme belajar Peserta Didik di kelas.
Guru yang mampu menghidupkan suasana kelas dengan berinteraksi
secara interaktif dan komunikatif akan mudah disukai Peserta Didik.
Apabila Peserta Didik telah menyukai gurunya dan metode yang
digunakan oleh gurunya, maka akan mempermudah guru dalam
penyampaian materi belajar dan pencapaian tujuan yang diharapkan,
serta mempermudah guru untuk memahami karakter masing-masing
Peserta Didik.
7) Komponen Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan milai dan sesuatu.18
Ada dua fungsi utama evaluasi
yang perlu diwujudkan, pertama mengetahui tingkat efektivitas
program dalam mencapai tujuan-tujuannya, kedua mengidentifikasi
bagian-bagian dari program pengajaran yang perlu diperbaiki.19
Selain itu, evaluasi juga berguna untuk menentukan peringkat pada
suatu kelompok belajar tertentu.
18
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001)
hlm. 1. 19
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran (Jakarta: Rinieka Cipta,
1996), hlm. 133.
14
8) Komponen Peserta Didik dalam Proses Belajar-Mengajar
Penentuan komponen-komponen proses belajar mengajar
harus disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik Peserta Didik.20
Karakteristik Peserta Didik adalah bagian-bagian pengalaman
Peserta Didik yang berpengaruh pada keefektivan proses belajar.
Pemahaman terhadap karakteristik Peserta Didik bertujuan untuk
mendeskripsikan bagian-bagian kepribadian Peserta Didik yang
perlu diperhatikan untuk kepentingan rancangan pembelajaran.21
9) Komponen Guru dalam Proses Belajar-Mengajar
Guru memegang peranan penting dalam pembelajaran. Tugas
utama guru adalah mengajar, di mana guru harus membimbing anak
belajar, dengan menyediakan situasi dan kondisi yang tepat agar
potensi anak dapat berkembang semaksimal mungkin.22
Sedangkan peranan guru dalam interaksi belajar mengajar
antara lain adalah:
a) Sebagai fasilitator, yaitu menyediakan situasi dan kondisi yang
dibutuhkan oleh individu yang belajar.
b) Sebagai pembimbing, ialah memberikan bimbingan Peserta
Didik dalam belajar.
c) Sebagai motivator, ialah pemberi dorongan semangat Peserta
Didik dalam belajar.
20
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005), hlm. 111. 21
Syamsudin Asyrofi, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Idea Press
Yogyakarta, 2010), hlm. 27. 22
Ibid., hlm. 31.
15
d) Sebagai organisator, ialah mengorganisasikan kegiatan belajar
mengajar Peserta Didik maupun guru.
e) Sebagai menusia sumber, di mana guru dapat memberikan
informasi apa yang dibutuhkan oleh Peserta Didik, baik
pengetahuan, keterampilan maupun sikap.23
2. Tarjamah
a. Pengertian Tarjamah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terjemah atau
menerjemahkan berarti menyalin atau memindahkan suatu bahasa ke bahasa
lain; mengalihbahasakan. Orang yang mengalihbahasakan disebut sebagai
penerjemah. Proses menerjemahkan disebut penerjemahan, dan hasil
menerjemahkan disebut terjemahan. Perbedaan istilah ini perlu dipahami
agar tepat dalam penggunaannya.
Definisi lain menyebutkan bahwa penerjemahan merupakan
pengubahan dari satu bentuk ke dalam bentuk lain atau pengubahan dari
suatu bahasa – biasa disebut bahasa sumber – ke dalam bahasa lain – biasa
disebut bahasa penerima atau bahasa sasaran. Yang dimaksud dengan
bentuk bahasa ialah kata, frase, klausa, paragraf, dan lain-lain baik lisan
maupun tulisan. Dalam penerjemahan, bentuk bahasa sumber diganti
menjadi bentuk bahasa penerima.24
23
Ibid., hlm. 32. 24
Abdul Munip, Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia, (Yogyakarta: Teras, 2010), hlm. 1.
16
Sementara itu, ahli bahasa Indonesia Prof. Dr. Anton M. Moeliono
menyatakan, usaha penerjemahan itu pada hakikatnya mengandung makna
mereproduksi amanat atau pesan di dalam bahasa sumber dengan padanan
yang paling wajar dan paling dekat di dalam bahasa penerima, baik dari
jurusan arti maupun dari jurusan langgam atau gaya. Penerjemahan itu
pertama-tama harus bertujuan membahasakan kembali isi amanat atau
pesan. Idealnya terjemahan tidak akan atau jangan, dirasakan sebagai
terjemahan. Namun, untuk mereproduksi amanat itu, mau tidak mau,
diperlukan penyesuaian gramatikal dan leksikal. Penyesuaian itu janganlah
berakibat timbulnya berbagai struktur yang tidak lazim di dalam bahasa
penerima.25
Dengan demikian, menerjemahkan berarti: (1) mempelajari leksikon,
struktur gramatikal, situasi komunikasi, dan konteks bahasa sumber. (2)
menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan maknanya, dan (3)
mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan menggunakan
leksikon dan struktur gramatikal yang sesuai dalam bahasa sasaran dan
konteks budayanya.26
b. Syarat-syarat Penerjemah
Secara sederhana dapat dikatakan penerjemah perlu:
1) Menguasai masalah atau materi naskah yang akan diterjemahkan,
meskipun secara umum.
25
Ibid., hlm. 3–4. 26
Ibid., hlm. 4.
17
2) Menguasai bahasa sumber, termasuk struktur, kebudayaan, dan
istilah-istilah khusus dalam materi yang akan diterjemahkan.
3) Menguasai bahasa penerima (dalam hal ini bahasa Indonesia) dan
mempunyai keterampilan menulis dan memilih padanan kata yang
tepat dari suatu kata atau frase bahasa sumber.
4) Memahami gaya, jiwa, dan respons yang diharapkan penulis asli
dalam karya yang diterjemahkan.
5) Mempertimbangkn sasaran pembaca sebelum menerjemahkan.
6) Mempunyai cukup waktu dan tidak terganggu oleh kegiatan-kegiatan
lain.
7) Mempunyai cukup pengalaman dan latihan.27
c. Proses Penerjemahan
Proses penerjemahan menurut E. Sadtono terdiri dari empat tahap28
,
yaitu:
1) Analisis
Analisis bertujuan untuk menemukan hubungan tata bahasa
dan maksud suatu perkataan atau kombinasi perkataan atau frase.
Penerjemah berusaha memahami dan menafsirkan isi naskah
secara keseluruhan, kemudian memusatkan perhatiannya pada
bagian wacana, melanjutkan dengan mengupas alinea demi alinea.
27
Ibid., hlm. 6–10. 28
Ibid., hlm. 17.
18
2) Transfer
Penerjemah harus obyektif dan jujur dalam melakukan proses
pemindahan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran agar tidak
merusak terjemahan.
3) Restrukturisasi
Bahan yang sudah dipindahkan itu distrukturkan kembali atau
ditulis kembali dalam bahasa sasaran dengan catatan berita yang
dihasilkan nanti benar-benar sesuai dengan gaya bahasa sasaran.
Langkah inilah yang merupakan menerjemahkan yang
sesungguhnya.
4) Revisi
Revisi ini bertujuan untuk memperbaiki atau memperhalus
hasil terjemahan meliputi ketepatan analisis bahasa, kesamaan isi
atau pesan, ketepatan gaya bahasa, dan lain-lain.
Dalam buku lain dijelaskan proses penerjemahan dilakukan
dengan tiga tahap29
yang pada intinya sama dengan bahasan
sebelumnya, yaitu:
a) Analisis teks bahasa sumber (Bsu)
Setiap kegiatan menerjemahkan dimulai dengan
penganalisisan teks bahasa sumber karena penerjemahan selalu
dihadapkan pada teks bahasa sumber terlebih dahulu.
29
M. Rudolf Nababan, Teori Menerjemah Bahasa Inggris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008), hlm. 25.
19
Jika analisis ini dapat dilakukan dengan baik,
penerjemah akan dapat mengetahui bagian mana dari suatu frasa
yang harus diterjemahkan terlebih dahulu.30
b) Pengalihan pesan
Langkah selanjutnya ialah mengalihkan isi, makna,
pesan yang terkandung dalam bahasa sumber ke dalam bahasa
sasaran. Dalam tahap ini, penerjemah dituntut untuk
menemukan padanan kata bahasa sumber dalam bahasa
sasaran.31
Proses ini merupakan proses batin dan berlangsung
dalam pikiran penerjemah. Setelah diolah dalam pikirannya,
kemudian dituangkan dalam bahasa sasaran secara lisan atau
tulisan.
c) Restrukturisasi atau penyelarasan
Restrukturisasi adalah pengubahan proses pengalihan
menjadi bentuk stilistik yang cocok dengan bahasa sasaran,
pembaca atau pendengar. Dengan demikian, pada tahap
penyelarasan itu, seorang penerjemah perlu memperhatikan
ragam bahasa untuk menentukan gaya bahasa yang sesuai
dengan jenis teks yang diterjemahkan.32
30
Ibid., hlm. 25-26. 31
Ibid., hlm. 27. 32
Ibid., hlm. 28.
20
3. Kitab Tamyiz
a. Pengertian Tamyiz
Kitab Tamyiz menurut Kyai Dr. Akhsin Sakho Muhammad al-Hāfidz
(Rektor Institut Ilmu Al-Qur‟ān Jakarta) adalah formulasi teori nahwu-
shorof Quantum yang bisa mengantarkan santri dan siapapun yang bisa
membaca Al-Qur‟ān menjadi pintar tarjamah Al-Qur‟ān dan Kitab Kuning
dalam waktu singkat. Kitab tersebut dimaksudkan agar menjadi sebuah
terobosan “metode” baru yang dapat digunakan untuk mengajari anak kecil
usia SD/MI dan yang pernah kecil (siapa saja yang sudah bisa membaca al-
Qur‟ān) sehingga mereka dapat membaca, menterjemahkan, menuliskan
(imla‟) dan mengajarkan al-Qur‟ān dan kitab kuning, sebagaimana Imam
Syafi‟i kecil dahulu.
Kitab atau metode Tamyiz tersebut didasarkan pada keyakinan
bahwa belajar al-Qur‟ān itu mudah. Beberapa faktor yang menjadi dasar
keyakinan tersebut adalah:
1) Allah menjamin Al-Qur‟ān itu mudah
2) Allah mengajarkan Al-Qur‟ān kepada yang mau mempelajarinya
3) Bahasa Arab memiliki lebih dari 30.000 mufradāt
4) Al-Qur‟ān memiliki 2.065 mufradāt terdiri dari 1.676 musytaq dan
389 jamid
5) Mufradāt tersebut di atas diulang-ulang dalam Al-Qur‟ān sebanyak
77.865 kali (riwayat Imam Hafs)
21
6) Hanya sebagian kecil mufradāt tersebut di atas yang sering diulang-
ulang dalam Al-Qur‟ān, sehingga menghafal tarjamah Al-Qur‟ān
menjadi lebih mudah.
Pengulangan berdasarkan huruf, isim, dan fi‟īl:
a) Huruf mewakili 34,4 %
b) Isim mewakili 37,7 %
c) Fi‟īl mewakili 27,9 %
Pengulangan 540 mufradāt yang paling sering diulang dalam Al-
Qur‟ān adalah:
a) 185 huruf diulang sebanyak 26.786 kali mewakili 34,4 %
b) 105 isim paling sering diulang sebanyak 10.477 kali mewakili
13 %
c) 110 fi‟īl paling sering diulang sebanyak 12.773 kali mewakili 16
%
d) 140 isim dan fi‟īl yang terjemahannya sama daam bahasa
Indonesia diulang sebanyak 10.096 kali mewakili 13 %
540 huruf, isim, fi‟īl yang paling sering diulang sebanyak 60.132 di
atas mewakili 77 % atau 23,3 juz
a) Sekitar 80% dari mufradāt yang pengulangannya 2 – 4 digit
dalam Al-Qur‟ān ada pada surat al-Baqarah
b) Pada setiap surah ada penambahan mufradāt sedikit demi sedikit
Pada intinya, para ulama yang andil dalam penyusunan
kitab atau metode Tamyiz tersebut meyakinkan para santri atau
22
peserta didik bahwa belajar membaca dan menghafal al-Qur‟ān
serta menerjemahkannya adalah hal yang mudah.
b. Tahapan Tamyiz
Pembelajaran tarjamah dengan kitab Tamyiz dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu:
1) Tamyiz 1 (24 jam belajar), yang bertujuan agar santri pintar
tarjamah al-Qur‟ān dengan bantuan kamus kawkaban, yakni kamus
khusus untuk membantu kitab Tamyiz. Pada Tamyiz satu ini, yang
menjadi kunci adalah santri pintar membaca al-Qur‟ān putus-putus,
pintar tashrīf dan dlamīr, serta pintar mujarrad (membuka kamus).
2) Tamyiz 2 (100 jam belajar), yang bertujuan agar santri pintar
tarjamah kitab kuning. Tamyiz dua meningkat pada tahapan santri
pintar membaca kitab kuning putus-putus, pintar i‟rāb, awāmīl,
shibhu al-jumlah, jumlah fi‟liyah dan ibtidāiyah.
3) Tamyiz 3 bertujuan agar santri pintar tarjamah dan mengajarkan Al-
Qur‟ān dan kitab kuning. Pada Tamyiz tiga ini yang merupakan
Tamyiz terakhir, targetnya adalah santri pintar teori nahwu dan
shorof yang hanya mudah dipahami dengan memahami artinya.
F. Kerangka Berfikir
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992)
mengemukakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
23
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting.33
Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan
hubungan antara kitab Tamyiz dengan pembelajaran tarjamah.
Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa pembelajaran tarjamah
dirasa masih sulit di kalangan santri atau pelajar. Pada umumnya, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: sulitnya memformulasikan teori nahwu
dan shorof, kompleksnya materi yang harus dipahami, ketentuan-ketentuan
yang harus dipatuhi sebelum menerjemahkan teks Arab, dan waktu yang
dibutuhkan untuk menguasainya terbilang cukup lama. Padahal di zaman
sekarang, dunia mengharapkan sesuatu yang cepat, tepat dan bermanfaat.
Berdasarkan kesulitan-kesulitan yang dialami para santri atau pelajar,
dan keprihatinan para ulama intelek menghadapi fenomena yang demikian,
maka munculah sebuah gagasan untuk menciptakan sebuah kitab yang
dijadikan metode pembelajaran tarjamah yang disebut dengan kitab Tamyiz.
Kitab ini hadir dilatarbelakangi oleh keinginan menciptakan generasi-generasi
muda Islam yang dapat mencontoh Imam Syafi‟i yang dari kecil sudah pintar
mengajarkan al-Qur‟ān, Al-Hadīts, dan Tafsīr di majelis ilmu. Beriringan
dengan itu, kitab ini hadir dengan tujuan sederhana yaitu memudahkan para
santri dan pelajar dalam belajar tarjamah al-Qur‟ān dan kitab kuning. Kitab ini
memang didesain dengan berasaskan pada al-Qur‟ān.
33
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 91.
24
Metode yang ditawarkan dalam kitab Tamyiz merupakan metode
pembelajaran yang menyenangkan, efektif, dan efisien tanpa
mengesampingkan tujuan utama, yaitu pintar tarjamah al-Qur‟ān dan kitab
kuning.
Dari gambaran di atas telah jelas bahwa efisiensi waktu juga
diperhatikan, karena dengan waktu yang cukup efisien akan menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan dengan tetap memperhatikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Keefektivan kitab atau metode Tamyiz juga
telah teruji pada santri Bayt Tamyiz.
Hal itu merupakan sebuah bukti konkrit bahwa kitab atau metode
tersebut layak diterapkan dalam pembelajaran tarjamah bagi siapapun,
kapanpun, dan di manapun. Baik bagi anak kecil atau yang pernah kecil, sejak
kecil atau ketika sudah dewasa, dan baik di pesantren maupun di sekolah.
Dengan melihat keberhasilan para santri tersebut, dapat disimpulkan
bahwa output yang dihasilkan tidak kalah dengan para santri atau pelajar yang
belajar tarjamah selama sekian tahun.
Dengan demikian, problematika metode dalam pembelajaran tarjamah
dapat diatasi salah satunya dengan mengimplementasikan metode Tamyiz
dalam pembelajarannya.
25
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Untuk pembahasan judul di atas, penulis menggunakan pendekatan
kualitatif, yaitu penelitian yang lebih menekankan pada pengumpulan data
yang bersifat kualitatif (tidak berbentuk angka) dan menggunakan analisis
kualitatif dalam pemaparan data, analisis data dan pengambilan kesimpulan.34
Jika ditinjau dari segi tempat, penelitian ini termasuk jenis Field Research
(Penelitian Lapangan) karena penelitian ini dilakukan di lapangan. Data
primer peneliti dapatkan dari hasil observasi dan wawancara di lapangan,
sedangkan data sekunder didapatkan dari buku referensi, internet, dan
catatan-catatan lain yang mendukung penelitian.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat penelitian : Kelas XI IPA dan XI IPS MA Negeri Pemalang
Waktu penelitian : Desember 2013 – Januari 2014
3. Sumber Data
Adapun secara keseluruhan, yang dipandang sebagai sumber data
penelitian adalah:
34
Sembodo Ardi Widodo, dkk. Pedoman Penulisan Skripsi MahaPeserta Didik Jurusan
PBA Fak. Tarbiyah. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006) hlm. 16-17.
26
a. Kepala MA Negeri Pemalang
Kepala MA berperan sebagai pemberi informasi mengenai
gambaran umum madrasah. Instrumen yang digunakan adalah
wawancara.
b. Guru mata pelajaran bahasa Arab kelas XI IPA dan XI IPS
Berperan sebagai sumber data utama yang berkaitan dengan
pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode Tamyiz.
Instrumen yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
c. Guru wali kelas XI IPA dan XI IPS
Wali kelas berperan sebagai informan tentang perkembangan
prestasi akademik masing-masing Peserta Didik. Instrumen yang
digunakan adalah wawancara.
d. Peserta Didik-siswi kelas XI IPA dan XI IPS
Peserta Didik sebagai sumber data pendukung atas semua data
yang telah diperoleh sebelumnya. Instrumen yang digunakan adalah
wawancara, observasi, dokumentasi.
4. Teknik dan Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara kerja untuk melakukan atau
menangkap hasil kerja pikiran yang dioperasionalkan ke dalam realitas
empirik.35
Beberapa teknik yang digunakan penulis adalah:
35
Wahyu MS dan Mohammad Masdiki, Petunjuk Praktis Membuat Skripsi, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1987), hlm. 39.
27
a. Pengamatan (observasi)
Observasi yang dilakukan penulis adalah observasi partisipatif
yaitu penulis (pengamat) ikut serta secara langsung dalam kegiatan
yang diamati. Hal ini bertujuan agar penulis mengetahui keadaan yang
sebenarnya dari lingkungan atau suasana belajar yang sedang diamati
yaitu di kelas XI IPA dan XI IPS MA Negeri Pemalang.
b. Wawancara (interview)
Wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara bebas
terpimpin, yaitu suatu interview di mana pertanyaan yang akan
diajukan sudah disediakan namun cara penyampaiannya dilakukan
secara bebas.
Interview atau wawancara ini berguna untuk memperoleh
informasi tentang gambaran umum madrasah, sejarah berdirinya, dll.
Selain itu juga untuk mendapat informasi tentang bagaimana metode
Tamyiz diterapkan pada pembelajaran bahasa Arab di madrasah
tersebut.
c. Dokumentasi
Data yang akan dihimpun dengan teknik dokumentasi adalah
data berupa dokumen-dokumen seperti buku profil madrasah, struktur
organisasi madrasah, dan sebagainya.
28
Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari
data mengenai sesuatu hal atau variabel berupa catatan, transkip,
buku, majalah, agenda, dan sebagainya.36
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah langkah-langkah atau prosedur yang
digunakan oleh seorang peneliti untuk menganalisis data yang telah
dikumpulkan sebagai sesuatu yang harus dilaui sebelum mengambil
kesimpulan.37
Teknik analisis data yang akan digunakan penulis adalah
deskriptif analisis. Langkah-langkahnya adalah: mengumpulkan data;
menyusun atau mengklasifikasikannya; menganalisa; menginterpretasikan
tentang arti data itu untuk memperoleh kesimpulan.
Untuk memeriksa keabsahan dan reliabilitas data, maka dilakukan
triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding
terhadap data.38
H. Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan informasi yang lengkap tentang garis besar
laporan penelitian dan gambaran yang sistematis, maka penulis sajikan
sistematika pembahasan sebagai gambaran umum penulisan skripsi, yaitu:
36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hlm. 231. 37
Sembodo Ardi Widodo, dkk., Pedoman Penulisan ..., hlm. 20. 38
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), cet. Ke-27, hlm. 217.
29
Pertama, memuat bagian formalitas yang terdiri atas: halaman judul,
nota dinas, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan,
abstrak, kata pengantar, dan daftar isi.
Kedua, memuat bagian isi yang terbagi menjadi empat bab, yaitu:
Bab I atau Pendahuluan: Berisi Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kajian Pustaka,
Kerangka Teori, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.
Bab II: Berisi gambaran umum tentang MA Negeri Pemalang
yang menjadi tempat penelitian di lokasi. Setting tersebut meliputi
keadaan geografis, sejarah berdiri, visi misi madrasah, struktur
organisasi, keadaan guru, keadaan karyawan dan Peserta Didik, sarana
prasarana dan sumber belajar MA Negeri Pemalang.
Bab III: Berisi tentang laporan hasil observasi dan analisa
penulis berdasarkan data yang diperoleh dan keadaan yang diamati
selama penelitian. Laporan tersebut berkaitan dengan problematika apa
saja yang dialami MAN Pemalang dalam pembelajaran tarjamah sebelum
menerapkan kitab Tamyiz dalam pembelajarannya, kemudian
menjelaskan bagaimana proses implementasi pembelajaran tarjamah
dengan kitab Tamyiz di kelas XI IPA dan XI IPS MAN Pemalang, lalu
apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran tarjamah dengan kitab
Tamyiz, serta bagaimana output yang dihasilkan dari implementasi
pembelajaran dengan kitab Tamyiz tersebut.
30
Bab IV: Merupakan bagian akhir meliputi penutup yang berisi
kesimpulan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan, saran-saran,
dan kata penutup bahwa penelitian ini telah selesai.
Ketiga, merupakan bagian akhir yang berisi daftar pustaka dan
lampiran-lampiran.
104
BAB IV
PENUTUP
Pembelajaran tarjamah dengan kitab Tamyiz di kelas XI IPA dan XI IPS
MAN Pemalang dapat berjalan dengan baik salah satunya dikarenakan peran
maksimal guru bahasa Arab di kedua kelas tersebut untuk dapat melahirkan
peserta didik yang berkualitas, yaitu peserta didik yang pandai membaca dan
tarjamah al-Qur‟ān. Dengan melihat guru bahasa Arab di MAN Pemalang begitu
semangat untuk terus berupaya meningkatkan kualitas peserta didiknya, kiranya
dapat dijadikan motivasi untuk para calon guru dan yang sudah menjadi guru agar
dapat terus berinovasi mencari cara untuk mencerdaskan peserta didik. Meskipun
kitab Tamyiz tergolong metode baru dalam pembelajaran tarjamah, akan tetapi
karena keyakinan dan upaya maksimal dari guru bahasa Arab, maka pembelajaran
tersebut dapat berhasil.
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran bahasa Arab yang dilaksanakan di kelas XI IPA dan
XI IPS MAN Pemalang menggunakan metode Tamyiz. Kegiatan diawali
dengan guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran peserta didik,
bersama-sama membaca Bismillahirrahmaanirrahiim, memberi apersepsi
dan motivasi kepada peserta didik. Kegiatan dilanjutkan dengan guru
melakukan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada bagian eksplorasi,
105
guru menuliskan potongan ayat al-Qur‟ān, kemudian meminta peserta
didik untuk menganalisis kedudukan kata dan terjemahannya. Elaborasi
dilakukan dengan guru membentuk peserta didik ke dalam beberapa
kelompok dan mendiskusikan materi pelajaran. Konfirmasi dilakukan
untuk memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang materi yang
telah dipelajari. Kegiatan ditutup dengan guru bersama-sama peserta didik
menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, serta menutup
pertemuan dengan membaca Alhamdulillaahirabbil „alamiin dan salam.
2) Kelebihan pembelajaran tarjamah dengan kitab Tamyiz di antaranya adalah
metode pembelajaran menyenangkan, materi mudah dihafal, karena
menggunakan metode menyanyi, contoh diambilkan dari al-Qur‟ān,
sehingga dirasa lebih aplikatif karena al-Qur‟ān sudah terbiasa dibaca
sehari-hari, serta sikap terbuka guru mata pelajaran terhadap kesulitan-
kesulitan peserta didik juga menjadi kelebihan dalam pembelajaran
tarjamah dengan kitab Tamyiz. Sedangkan kekurangan pembelajaran
tarjamah dengan kitab Tamyiz adalah waktu pembelajaran yang terbatas
yaitu 135 menit dalam satu minggu, kemudian dilihat dari tingkat
kemampuan dasar para peserta didik yang berbeda-beda, serta tidak semua
peserta didik memiliki kitab Tamyiz, karena kitab tersebut memang tidak
diperjualbelikan secara bebas, sehingga peserta didik hanya
menggandakan dari kitab yang dimiliki oleh guru mata pelajaran. Terlepas
dari kelebihan dan kekurangan pembelajaran tarjamah dengan kitab
106
Tamyiz, yang perlu diperhatikan adalah pencapaian tujuan pembelajaran
harus dapat diraih semaksimal mungkin.
3) Analisis hasil implementasi pembelajaran tarjamah dengan kitab Tamyiz di
kelas XI IPA dan XI IPS MAN Pemalang peneliti amati dari dua aspek,
yaitu penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran dengan kitab
Tamyiz dan nilai hasil evaluasi pembelajaran dengan kitab Tamyiz.
Berdasarkan pengamatan peneliti, seluruh peserta didik dapat menguasai
materi pembelajaran dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan keaktivan
peserta didik di dalam kelas pada saat menghafal materi dan analisis
kedudukan kata dan terjemah al-Qur‟ān. Sedangkan apabila dilihat dari
nilai hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru bahasa Arab, seluruh peserta
didik telah berhasil mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), yaitu
75 untuk kelas XI IPA dan XI IPS. Dari dua aspek tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran tarjamah dengan kitab Tamyiz di kelas
XI IPA dan XI IPS MAN Pemalang telah berjalan dengan baik.
B. Saran-saran
Setelah peneliti melakukan penelitian di kelas XI IPA dan XI IPS MAN
Pemalang, maka peneliti berusaha memberikan saran agar dapat menjadi
pertimbangan oleh berbagai pihak kaitannya dengan implementasi kitab
Tamyiz dalam pembelajaran tarjamah di MAN Pemalang.
107
Beberapa saran tersebut adalah:
1) Saran untuk MAN Pemalang
Berdasarkan penelitian, hasil implementasi pembelajaran tarjamah
dengan kitab Tamyiz di kelas XI IPA dan XI IPS dapat berjalan dengan
baik dan berhasil, maka tidak ada salahnya apabila kitab Tamyiz dapat
dijadikan salah satu metode wajib yang diterapkan di seluruh kelas di
MAN Pemalang. Menurut pengamatan peneliti, apabila metode tersebut
dapat diimplementasikan secara keseluruhan, maka secara tidak langsung
akan tercipta suasana bahasa Arab yang baik di seluruh lingkungan
madrasah, khususnya dalam tarjamah al-Qur‟ān. Hal ini dapat dijadikan
bukti bahwa madrasah dapat melahirkan peserta didik yang terampil dalam
membaca dan menerjemahkan al-Qur‟ān, sehingga terdapat perbedaan
antara peserta didik Madrasah Aliyah (MA) dengan Sekolah Menengah
Atas (SMA). Dengan demikian, akan melahirkan semangat dalam diri
peserta didik dan seluruh pelaksana pendidikan untuk menghidupkan al-
Qur‟ān di lingkungan madrasah.
Langkah awal yang dapat dilakukan oleh pihak madrasah adalah
dengan memanfaatkan waktu libur madrasah, yaitu dengan mengirimkan
seluruh guru bahasa Arab ke Pondok Pesantren Bayt Tamyiz Indramayu
untuk mengikuti pelatihan kitab Tamyiz. Sehingga, implementasi kitab
Tamyiz di MAN Pemalang akan lebih maksimal karena guru bahasa Arab
telah memiliki bekal yang baik.
108
Pada perkembangannya, pihak madrasah dapat membangun
asrama wajib satu tahun, pada tahun pertama atau kelas X. Asrama
tersebut merupakan langkah awal pelatihan peserta didik dalam
mempelajari tarjamah dengan kitab Tamyiz. Tujuannya adalah untuk
memaksimalkan implementasi kitab Tamyiz dalam pembelajaran bahasa
Arab khususnya tarjamah. Dengan adanya program tersebut, keuntungan
yang didapat adalah pada tahun kedua dan ketiga, pembelajaran tarjamah
akan lebih mudah dilaksanakan.
2) Saran untuk guru bahasa Arab kelas XI IPA dan XI IPS MAN Pemalang
Saran yang dapat peneliti sampaikan kepada guru bahasa Arab
adalah agar selalu memberikan motivasi dan pengaruh positif kepada
peserta didik agar peserta didik dapat merasakan semangat yang ditularkan
oleh guru. Dengan memiliki guru yang penuh semangat untuk selalu
belajar, maka secara tidak langsung peserta didik akan merasakan hal yang
sama. Oleh karena itu, kedekatan guru dengan peserta didik dapat
dimanfaatkan untuk membangkitkan semangat belajar di antara keduanya.
3) Saran untuk peserta didik kelas XI IPA dan XI IPS MAN Pemalang
Pertahankan semangat belajar yang telah dimiliki, karena kunci
sukses salah satunya adalah apabila kita mampu menjaga semangat kita
untuk selalu belajar dan melakukan kebaikan. Selain itu, berdo‟alah selalu
kepada Allah agar diberi kemanfaatan ilmu dan berdo‟alah juga untuk guru
yang telah memberikan ilmu dengan ikhlas.
109
C. Kata Penutup
Alhamdulillahirabbil „alamiin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan
semesta alam. Dialah Dzat yang telah memberikan kemampuan, kekuatan serta
hidayah-Nya kepada peneliti, sehingga mampu menyelesaikan skripsi yang
berjudul Implementasi Pembelajaran Tarjamah dengan Kitab Tamyiz di
Kelas XI IPA dan XI IPS MAN Pemalang Tahun Ajaran 2013/2014.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda kekasih
Allah, Nabi Muhammad SAW.
Peneliti menyadari banyak kekurangan yang dimiliki peneliti dalam
karya skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti terbuka dengan adanya kritik
maupun saran yang bersifat membangun untuk perbaikan karya ini. Dan
peneliti juga berharap agar karya skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, serta dapat dijadikan sumber inspirasi bagi segenap pelaku
pendidikan di MAN Pemalang pada khususnya dan seluruh lembaga
pendidikan pada umumnya.
110
DAFTAR PUSTAKA
Abaza, 2010. Tamyiz Pintar Tarjamah Al-Qur‟ān dan Kitab Kuning. Jakarta:
Tamyiz Publishing.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rinieka Cipta.
Asyrofi, Syamsudin. 1995. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta:
Idea Press.
Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi/php
http://callhavid.wordpress.com
http://kebumennews/metode-Tamyiz-mudahkan-tarjamah.html
Ibrahim, R dan Syaodih. 1996. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rinieka Cipta.
Indrakusuma, Amir Daien. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa indonesia. Surabaya: Kartika.
Madjidi, Busyairi. 1994. Penerapan Audio Lingual Method dalam All in One
System. Yogyakarta: Sumbangsi Offset.
111
Maria, Asla. 2013. Implementasi Metode Gramatika Tarjamah Dalam
Pembelajaran Al-Qur‟an Siswi Kelas Ula MA Putri Wahid Hasyim
Yogyakarta. Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
Mawaddah, Risqiatul. 2012. Pembelajaran Bahasa Arab Menggunakan Sam‟iyah
syafawiyah Siswa Kelas VII dan VIII MI Negeri Karangmojo Gunung
Kidul Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Yogyakarta: Perpustakaan
UIN Sunan Kalijaga.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mudli‟, Amalia Fajriah. 2013. Pembelajaran Bahasa Arab dengan Modul
“Ta‟limu Al-Lughoh Al‟Arabiyah” di Kelas X MAN 2 Wates
Kulonprogo Tahun Ajaran 2012/2013. Yogyakarta: Perpustakaan UIN
Sunan Kalijaga.
Muhadjir, Neong. 1993. Pendidikan dan Perubahan Sosial suatu Teori
Pendidikan. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Muhammad, Abubakar. 1981. Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab.
Surabaya: Usaha Nasional.
MS, Wahyu dan Mohammad Masdiki. 1987. Petunjuk Praktis Membuat Skripsi.
Surabaya: Usaha Nasional.
Munip, Abdul. 2009. Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke
dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Teras.
Nababan, Rudolf. 2008. Teori Menerjemah Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
112
Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjiono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suhartati. 2012. Pelaksanaan Metode As-Sam‟iyah Asysyafawiyah dalam
Pembelajaran Bahasa Arab Peserta Didik Kelas IV MI Negeri Tempel
Sleman Yogyakarta Tahun 2011/2012. Yogyakarta: Perpustakaan UIN
Sunan Kalijaga.
Widodo, Sembodo Ardi.dkk. 2006. Pedoman Penulisan Skripsi MahaPeserta
Didik Jurusan PBA Fakultas Tarbiyah. Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga.