Upload
vuphuc
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM UNTUK MENINGKATKAN
PERILAKU TOLERANSI INTRA-AGAMA (Studi Kasus di SMK Karya Nugraha dan SMK Muhammadiyah 04 Boyolali)
oleh
MUKHLIS ADI NUGRAHA
NIM. 12010150029
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Salatiga
2017
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
“Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Meningkatkan
Perilaku Toleransi Intra-Agama (Studi Kasus di SMK Karya Nugraha dan SMK
Muhammadiyah 04 Boyolali)”. Tesis Program Pendidikan Agama Islam (PAI),
Program Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2017, pembimbing
Dr. Benny Ridwan, M.Hum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pembelajaran
PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra-agama di SMK Karya Nugraha
dan di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali. Jenis penelitian ini adalah
menggunakan kualitatif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang disajikan dalam bentuk
verbal bukan dalam bentuk angka.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
implementasi pembelajaran PAI di SMK Karya Nugraha Boyolali telah
menggunakan kurikulum 2013. Sedangkan SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
masih menggunakan buku ajar yang urutan materinya masih sama dengan yang
ada di kurikulum KTSP. Jika PAI di SMK Karya Nugraha Boyolali diajarkan
dalam satu mata pelajaran, berbeda halnya dengan di SMK Muhammadiyah 04
Boyolali, mata pelajaran PAI diajarkan secara terpisah-pisah. Faktor pendukung
di dalam toleransi intra agama di SMK Karya Nugraha Boyolali adalah
tersedianya sumber-sumber belajar yang memadai, dengan guru memberikan
penjelasan yang berkaitan dengan macam-macam aliran, tanpa menjelek-jelekan;
sedangkan untuk faktor penghambatnya ialah beragamnya latar belakang
organisasi siswa yang membawa pengaruh kurang baik. Faktor pendukung di
dalam toleransi intra agama di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali adalah adanya
kesadaran satu aqidah, dan pemahaman secara terbuka, selanjutnya untuk faktor
penghambatnya ialah kurangnya pemahaman ilmu agama yang berkaitan dengan
khilafiyah yang memunculkan pandangan pribadi yang paling benar. Upaya-
upaya untuk meningkatkan toleransi intra-agama di SMK Karya Nugraha
dengan menyampaikan berbagai macam-macam aliran, mazhab di dalam agama
Islam, juga memberikan pendalaman ilmu agama yang berkaitan dengan
toleransi. Untuk di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali lebih menekankan pada
penjelasan dalil-dalil yang berhubungan dengan masalah-masalah khilafiyah.
Dengan diberikannya pemahaman tentang pentingnya toleransi dari guru maka
harapannya siswa memiliki perilaku toleransi intra-agama.
Kata kunci: Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Toleransi Intra
Agama
vi
ABSTRACT
"Implementation of Islamic Religious Education Learning to Improve the
Behavior of Intra-Religious Tolerance (Case Study at SMK Karya Nugraha and
SMK Muhammadiyah 04 Boyolali)". Thesis of Islamic Education Program (PAI),
Graduate Program, State Islamic Institute of Salatiga, 2017, supervisor. Benny
Ridwan, M. Hum.
This study aims to determine the implementation of learning PAI to
improve the behavior of intra-religious tolerance in SMK Karya Nugraha and in
SMK Muhammadiyah 04 Boyolali. This type of research is qualitative , using
observation data collection techniques, interviews, and documentations. The data
presented in verbal form.
Based on the results of research and discussion, it can be concluded that
the implementation of learning PAI in SMK Karya Nugraha Boyolali has used the
curriculum 2013. While SMK Muhammadiyah 04 Boyolali is still using textbooks
that the sequence of material that is still exactly the same in the curriculum KTSP.
If PAI in SMK Karya Nugraha Boyolali is taught in one subject, unlike the case in
SMK Muhammadiyah 04 Boyolali, PAI subjects are taught separately. The
supporting factor in intra-religious tolerance in SMK Karya Nugraha Boyolali is
the availability of adequate learning resources, with teachers providing
explanations related to the various streams, without vilifying; while for the
inhibiting factor is the diverse background of student organizations that carry less
good influence. Supporting factors in the tolerance of intra-religion in SMK
Muhammadiyah 04 Boyolali is the awareness of one aqidah, and open
understanding, furthermore for the inhibiting factor is the lack of understanding of
religious knowledge related to khilafiyah that raises the most correct personal
views. Efforts to increase intra-religious tolerance in SMK Karya Nugraha by
conveying various schools, schools within the Islamic religion, also provide a
deepening of religious knowledge related to tolerance. For SMK Muhammadiyah
04 Boyolali more emphasis on the explanation of the arguments relating to
khilafiyah problems. Given an understanding of the importance of tolerance from
teachers, students' expectations have an intra-religious tolerance behavior.
Keywords: Implementation of Islamic Religious Education Learning, Intra-
Religious Tolerance
vii
PRAKATA
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberi
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
sebagai salah satu pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada teladan umat akhir zaman, Nabi
Muhammad Saw. Penulis menyadari dalam proses penulisan tesis ini tidak lepas
dari berbagai hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan berbagai pihak, serta
ridha dari Allah Swt, penulisan tesis ini dapat selesai dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
2. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Direktur Program Pascasarjana Institut
Agama Islam Negeri Salatiga.
3. Hammam, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
Institut Agama Islam Negeri Salatiga
4. Dr. Benny Ridwan, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, saran dan koreksinya dalam penulisan tesis ini.
5. Seluruh Guru Besar, Dosen beserta Staff Pascasarjana Institut Agama Islam
Negeri Salatiga, yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, yang telah
banyak memberikan wawasan keilmuan dan kemudahan-kemudahan selama
menyelesaikan studi.
viii
DAFTAR ISI
ix
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ...........................................................................
ABSTRAK .........................................................................................................
PRAKATA .........................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
i
ii
iv
v
vii
ix
xii
xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................
C. Signifikansi Penelitian .................................................................
D. Tinjauan Pustaka ..........................................................................
E. Metode Penelitian ........................................................................
F. Sistematika Penulisan ..................................................................
1
3
4
5
10
13
BAB II IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM ...............................................................................................
14
A. Implementasi Pembelajaran PAI di SMK Karya Nugraha ..........
1. Profil Sekolah ........................................................................
14
14
DAFTAR ISI
x
2. Strategi Pembelajaran ............................................................
3. Metode Pembelajaran ............................................................
4. Sumber Belajar ......................................................................
5. Media Pembelajaran ..............................................................
6. Materi Pembelajaran ..............................................................
7. Evaluasi Pembelajaran ...........................................................
B. Implementasi Pembelajaran PAI di SMK Muhammadiyah 04 ...
1. Profil Sekolah ........................................................................
2. Strategi Pembelajaran ............................................................
3. Metode Pembelajaran ............................................................
4. Sumber Belajar ......................................................................
5. Media Pembelajaran ..............................................................
6. Materi Pembelajaran ..............................................................
7. Evaluasi Pembelajaran ...........................................................
16
17
19
19
20
21
26
26
27
28
29
30
31
32
BAB III FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PAI UNTUK
MENINGKATKAN PERILAKU TOLERANSI INTRA AGAMA .
34
A. Faktor Pendukung ........................................................................
B. Faktor Penghambat ......................................................................
34
38
xi
BAB IV UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU TOLERANSI
INTRA-AGAMA ...............................................................................
A. Upaya di SMK Karya Nugraha Boyolali .....................................
B. Upaya di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali ..............................
C. Analisis Implementasi Pembelajaran PAI untuk Meningkatkan
Perilaku Toleransi Intra-Agama ..................................................
43
44
49
51
BAB V PENUTUP .........................................................................................
A. Simpulan ......................................................................................
B. Saran ............................................................................................
56
56
58
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 59
LAMPIRAN ......................................................................................................... 62
BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................... 156
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Implementasi, Pendukung, dan Penghambat .................................... 42
4.1. Indikator Toleransi Intra-Agama ...................................................... 54
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
2. Pedoman Wawancara .............................................................................
3. Pedoman Observasi ................................................................................
4. Pedoman Dokumentasi ...........................................................................
5. Hasil Wawancara ...................................................................................
6. Surat Ijin Penelitian ................................................................................
7. Surat Bukti telah Melakukan Penelitian .................................................
8. Dokumentasi Foto ..................................................................................
9. Lembar Konsultasi Pembimbing ............................................................
10. Biodata Penulis .......................................................................................
11. Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan Publikasi ..........................
62
63
65
65
66
136
138
140
154
156
157
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan agama Islam di Indonesia dewasa ini mendapatkan sorotan tajam
dari berbagai pihak, kaitannya dalam membentuk peserta didik yang beriman
dan bertaqwa. Nurcholish Madjid mengatakan bahwa kegagalan pendidikan
agama Islam disebabkan dalam pembelajaran yang lebih menitikberatkan
pada hal-hal yang bersifat formal dan hafalan, bukan pada pemaknaannya.1
Hal ini dikarenakan ketidakmampuannya dalam menanggulangi berbagai isu
penting yang ada dalam masyarakat.2
Pendidikan agama Islam merupakan mata pelajaran yang wajib
diajarkan pada sekolah mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi.3
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam
meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui
kegiatan bimbingan, pengarahan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan
untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan kesatuan nasional.4
1 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
Bandung : Rosda Karya, 2005, 165. 2 Sutrisno, Revolusi di Indonesia, Membedah Metode dan Teknik Pendidikan Berbasis
Kompetensi, Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2006, 5. 3 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, 150. 4 Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, Palembang: Rafah Press, 2009, 21.
2
Seorang guru memiliki peran agar terjadi proses belajar mengajar
yang efektif atau dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan bagi para siswa.5
Setiap pendidik mengharapkan agar apa yang diajarkannya dapat diterima dan
dilaksanakan oleh para siswa. Namun faktanya belum adanya
penyelenggaraan proses pembelajaran yang benar-benar efektif dan efisien.
Hal ini dapat tergambar dalam penurunan moral, pertikaian kelompok-
kelompok sosial, dan konflik nilai. Berbagai permasalahan implementasi
pembelajaran pendidikan agama Islam itu di antaranya: siswa kurang tertarik
atau kurang berminat dalam belajar pendidikan agama Islam terutama dalam
materi pelajaran Al-Quran, pengurusan jenazah, dan mawaris.
Selain itu dari hasil observasi awal dan wawancara di SMK Karya
Nugraha dan SMK Muhammadiyah 04 Boyolali diketahui bahwa diantara
para siswa masih ada yang memiliki kecenderungan sikap intoleransi
terhadap kelompok yang berbeda ideologi, hal ini terlihat dalam sikap dan
perilaku yang merasa benar sendiri, timbulnya sikap fanatik berlebih.6 Dalam
hal ini, Pendidikan agama Islam dipandang sebagai salah satu mata pelajaran
yang dituntut mampu membawa kata perdamaian dalam setiap jiwa peserta
didik.7 Kaitannya dengan proses pembelajaran, seorang guru perlu memberi
kesempatan kepada siswa untuk aktif mencari, menemukan, dan
mengevaluasi faham keagamaannya sendiri dengan memperbandingkan
5 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 2010, 1. 6 Observasi awal dan wawancara dengan para siswa SMK Karya Nugraha dan SMK
Muhammadiyah 04 Boyolali pada bulan Desember 2016. 7 Erlan Muliadi, “Urgensi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Multikultural di
Sekolah”, Jurnal Pendidikan Islam, Volume 1, Nomor 1 (Juni 2012), 57.
3
dengan pandangan keagamaan siswa lainnya, ataupun dengan penganut
faham-faham agama lain.8
Melalui pembelajaran PAI yang efektif diharapkan dapat
meminimalisir sikap intoleransi intra-agama. Karena perbedaan ideologi
intra-agama juga sangat perlu di perhatikan keharmonisannya, yang pada
akhirnya pada implementasi pembelajaran PAI dapat meningkatkan perilaku
toleransi intra-agama.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut tentang “Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk
Meningkatkan Perilaku Toleransi Intra-Agama. (Studi Kasus di SMK Karya
Nugraha dan SMK Muhammadiyah 04 Boyolali)”
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini membahas mengenai implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra-agama di SMK Karya Nugraha dan
SMK Muhammadiyah 04 Boyolali. Adapun rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah implementasi pembelajaran PAI untuk meningkatkan
perilaku toleransi intra-agama di SMK Karya Nugraha dan di SMK
Muhammadiyah 04 Boyolali?
8 Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, Jakarta: Erlangga,
2005, 103.
4
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran
PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra-agama di SMK Karya
Nugraha dan di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali?
3. Upaya-upaya apa saja untuk meningkatkan toleransi intra-agama di SMK
Karya Nugraha dan di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra-agama di SMK Karya Nugraha
dan di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali.
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra-agama
di SMK Karya Nugraha dan di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali.
c. Untuk mengetahui upaya-upaya untuk meningkatkan perilaku
toleransi intra-agama di SMK Karya Nugraha dan di SMK
Muhammadiyah 04 Boyolali.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoretik penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
mengetahui konsep implementasi pembelajaran PAI dalam
meningkatkan perilaku toleransi intra-agama.
5
b. Secara Praktis
Bagi Pemerintah, penelitian ini dapat dijadikan pijakan dalam
pengembangan pembelajaran PAI di sekolah; bagi sekolah, berguna
untuk pembinaan perilaku toleransi intra-agama bagi para siswa;
bagi guru dan siswa sebagai bahan renungan bersama dan
pengetahuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAI dan
wawasan toleransi intra-agama.
D. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Di bawah ini adalah uraian beberapa hasil penelitian terdahulu yang
dianggap mendekati dari tema penelitian ini adalah: Penelitian Selviyanti
Kaawoan “Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Perilaku Toleran
pada Warga Sekolah” menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran dapat
memberi kemampuan berdialog dan mencari cammon ground yang akan
menjadi dasar pijakan dan bekal bagi peserta didik untuk berdialog
dengan realitas disekitarnya khususnya realitas keragaman.9
Penelitian dari Budi Santosa “Nilai dan Perilaku Multikultural:
Toleransi Intra-Agama Siswa Madrasah Aliyah di Surakarta” bermaksud
untuk mengungkap tingkat toleransi intra-agama, serta berusaha
mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menjelaskan tingkat toleransi
intra-agama, dan mengeksplorasi alasan munculnya sikap intoleran antar-
9 Selviyanti Kaawoan, “Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Perilaku Toleran pada
Warga Sekolah”, Tadbir, Volume 2, Nomor 1 (Februari 2014), 65-71.
6
firqoh pada siswa madrasah aliyah di Surakarta. Potensi intoleransi
terbesar (37%) mucul pada wilayah akidah.10
Penelitian Raihani dengan judul, A Whole-school Approach: A
Proposal for Education for Tolerance in Indonesia,11 berpendapat bahwa
pendidikan toleransi harus didekati secara holistik. Dengan melihat secara
menyeluruh, tidak hanya khusus belajar mengajar di sekolah, akan tetapi
meliputi kebijakan sekolah dan visi, kualitas kurikulum dan pengajaran,
kepemimpinan dan manajemen, budaya, kegiatan mahasiswa, dan
kolaborasi dengan masyarakat luas.
Penelitian Mutsalem Khareng dan Jaffary Awang dengan judul
Cultural Socialization and Its Relation to the Attitude of Religious
Tolerance Among Muslim and Buddhist Students in Prince of Songkhla
University,12 menggambarkan interaksi dan komunikasi perilaku yang
didasarkan pada orientasi agama atau moral di kalangan siswa antara
Muslim dengan Buddha. Faktor lingkungan mempengaruhi sikap dan cara
pandang.
The School of Ahl Al-Sunnah wa Al-Jama`Ah and The Attachment
of Indonesian Muslims to its Doctrines, oleh Fauzan Saleh.13 Penelitian
10 Budi Santosa, “Nilai dan Perilaku Multikultural: Toleransi Intra-Agama Siswa Madrasah
Aliyah di Surakarta”, Jurnal Penelitian Ilmu Agama dan Humaniora, Volume 3, Nomor 2 (Maret
2015), 107-124. 11 Raihani, “A Whole-school Approach: A Proposal for Education for Tolerance in
Indonesia”, Theory and Research in Education, Volume 9, Nomor 1 (2011), 23-36. 12 Mutsalem Khareng dan Jaffary Awang, “Cultural Socialization and Its Relation to the
Attitude of Religious Tolerance among Muslim and Buddhist Students in Prince of Songkhla
University”, International Journal of Islamic Thought, Volume 2 (Desember 2012). 12-22. 13 Fauzan Saleh, “The School of Ahl Al-Sunnah wa Al-Jama`Ah and The Attachment of
Indonesian Muslims to its Doctrines”, Journal of Indonesian Islam, Volume 2, Nomor 1 (Juni
2008), 16-38.
7
ini membahas secara rinci dua organisasi besar Islam, yang berkaitan
dengan tentang pandangan keagamaan dari kedua organisasi tersebut. NU
mengklaim telah melaksanakan doktrin Ahl al-Sunnah dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Di sisi lain, Muhammadiyah tidak terobsesi dengan
klaim sebagai setia kepada ajaran Ahl al-Sunnah, meskipun dalam
kenyataannya telah melaksanakan ideologi Ahl al-Sunnah.
Dari beberapa tinjauan pustaka yang telah dideskripsikan di atas,
memang ada hasil penelitian yang relevan dengan tema implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan toleransi intra-agama. Walaupun
begitu dari berbagai penelitian diatas hanya menguraikan mengenai
pembelajaran PAI secara umum, belum menyentuh secara mendalam
kedalam toleransi intra-agama. Untuk posisi penelitian ini sendiri berbeda
dengan penelitian yang sudah ada, sebab penelitian ini memaparkan
implementasi pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi
intra-agama di SMK Karya Nugraha dan di SMK Muhammadiyah 04
Boyolali. yang menjadi perbedaan fokus kajiannya dan lokasi yang
digunakan dalam penelitiannya.
2. Kerangka Teori
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 bahwa pembelajaran
merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. 14 Pendidikan agama Islam adalah
14 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Bandung: Fokus Media, 2006, 4.
8
upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama
Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain
dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga
terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.15
Pendidikan agama di sekolah umum maupun di sekolah
keagamaan lebih condong kepada eksklusif dengan anggapan
keyakinannya lebih benar bila dibandingkan dengan yang lainnya.16
Pendidikan agama di sekolah haruslah memiliki pemahaman yang
mendalam dari suatu ajaran agama, sebab toleransi pada setiap siswa
berawal dari lingkup keluarga hingga masyarakat lingkungan tempat
tinggal siswa tersebut, penting bagi guru-pendidik, pengasuh dan peserta
didik harus sama-sama memahami konsep toleransi.17
Toleransi merupakan sikap membolehkan atau menyetujui
pendapat, sikap, ataupun perilaku orang lain yang berbeda dengan kita,
pada aspek spiritual, moral, ideologi, maupun politik.18 Menjadi toleran,
berarti membiarkan orang lain menjadi dirinya sendiri, dengan tanpa
mempengaruhi untuk mengikuti ide kita.19 Dengan demikian, toleransi
15 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan..., 130. 16 Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, Jakarta: Erlangga,
2005, 31. 17 Ferdinand J. Potgieter, Johannes L. van der Walt, and Charste C. Wolhuter, “Towards
Understanding (Religious) (in) Tolerance in Education”, HTS Teologiese Studies/ Theological
Studies, Volume 70, Number 3 (February 2014), 6. 18 Ngainun Naim, Islam dan Pluralisme Agama, Yogyakarta: Lingkar Media, 2014, 182. 19 Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan..., 79.
9
merupakan kemampuan untuk menghormati sifat dasar, keyakinan, dan
perilaku yang dimiliki oleh orang lain.
Masykuri Abdillah memaknai konsep toleransi menjadi dua
macam, toleransi positif dan negatif. Toleransi positif itu membutuhkan
adanya bantuan maupun dukungan terhadap keberadaan dari suatu orang
ataupun kelompok. Toleransi negatif itu hanya cukup dengan membiarkan
atau tidak menyakiti orang maupun kelompok lain.20 Toleransi dapat juga
dikelompokkan menjadi toleransi pasif dan aktif. toleransi pasif
merupakan sikap menolak untuk mengganggu atau mendukung seseorang
atau sesuatu yang tidak kita sukai atau netral terhadapnya, sedangkan
toleransi aktif melibatkan secara aktif melindungi atau mendukung apa
yang sedang kita toleransi.21
Tujuan dari toleransi ini untuk membentuk perilaku siswa yang
mampu menghargai, menilai diri sendiri maupun orang lain, dengan
memahami berbagai tradisi-tradisi kebudayaan yang berbeda.22 Sikap
toleransi dapat terlihat dalam indikator sebagai berikut, pertama, tenggang
rasa untuk menghormati pilihan dan cara berekspresi terhadap orang lain
dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan; kedua,
terbangun sikap kesadaran dalam memahami, mengakui, dan
menghormati, adanya keragaman agama, keyakinan yang diyakini orang
20 Masykuri Abdillah, “Pluralisme dan Toleransi”, dalam Nur Achmad (ed.), Pluralitas
Agama: Kerukunan dalam Keragaman, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2001: 13. 21 Ana Cristina Araújo, Iwan-Michelangelo D’Aprile, Bojan Borstner, and Smiljana
Gartner, “The Historical and Philosophical Dimensions of the Concept of Tolerance”, in
Gudmundur Halfdanarson (ed.), Discrimination and tolerance in historical perspective, Pisa: Pisa
University Press, 2008: 1-18. 22 Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan..., 78.
10
lain; ketiga, membangun dan mengembangkan sikap bersatu dalam
perbedaan, berbeda dalam kebersamaan.23
Konteks dalam penelitian ini, perbedaan agama yang dimaksud
adalah perbedaan penafsiran yang bermuara pada perbedaan keyakinan
dan amalan. Sikap demikian dipahami dalam konteks spesifik hubungan
intra-agama Islam, yaitu antar berbagai jenis dan bentuk golongan
(organisasi) yang ada dalam Islam.24 Dengan begitu penelitian ini
berfokus kepada implementasi pembelajaran PAI untuk meningkatkan
perilaku toleransi intra-agama pada siswa SMK.
3. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Ditinjau dari objeknya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field
research). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan
metode studi kasus. Studi kasus (case study) merupakan penelitian yang
dilaksanakan pada suatu kesatuan sistem program, kegiatan, peristiwa,
atau sekelompok individu yang terikat oleh waktu maupun suatu ikatan
tertentu.25 Metode ini digunakan untuk menghimpun data, mengambil
makna, serta memperoleh pemahaman sejauh mana implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra-agama di
SMK Karya Nugraha dan SMK Muhammadiyah 04 Boyolali.
23 Hujair AH. Sanaky, Pembaruan Pendidikan Islam: Paradigma, Tipologi, dan Pemetaan
Menuju Masyarakat Madani Indonesia. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2015, 168. 24 Budi Santosa, “Nilai..., 111. 25 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013, 64.
11
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Kepala Sekolah SMK Karya Nugraha dan SMK Muhammadiyah 04
Boyolali diharapkan memberikan informasi mengenai kebijakan
pendidikan dalam peningkatan perilaku toleransi intra-agama kepada
peserta didik.
b. Guru Pendidikan Agama Islam SMK Karya Nugraha dan SMK
Muhammadiyah 04 Boyolali terkait dengan pandangan/ pendapat
mereka mengenai konsep implementasi pembelajaran PAI khususnya
untuk meningkatkan perilaku toleransi intra-agama kepada siswa.
c. Siswa SMK Karya Nugraha dan SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
mengenai perilaku dalam toleransi intra-agama.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan mulai tanggal 1 Februari hingga 17 Juni
2017. Lokasi penelitian di SMK Karya Nugraha dan SMK
Muhammadiyah 04 Boyolali.
4. Sumber Data
Pertama, sumber data primer dalam penelitian ini adalah Guru PAI, dan
siswa. Kedua, sumber data sekunder dari penelitian ini adalah kepala
sekolah, buku ajar PAI, serta perangkat pembelajaran.
12
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Metode pengumpulan data yang berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam.26 Metode ini dipakai kaitannya dalam
implementasi pembelajaran PAI di dalam kelas serta berbagai
peristiwa yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
b. Metode Interview (Wawancara)
Teknik pengumpulan data sebagai studi pendahuluan ataupun
pendalaman dari permasalahan yang diteliti.27 Wawancara akan
dilakukan kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang
kurikulum, guru PAI, serta para siswa. untuk memproses data tentang
faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran
PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra-agama.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai
gambaran lokasi penelitian, foto-foto kegiatan siswa dikelas maupun
diluar kelas, buku Pendidikan Agama Islam, catatan keagamaan siswa,
transkip nilai agama Islam dan sarana prasarana.
d. Triangulasi Data
Bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada.28 Peneliti menguji kredibilitas data
26 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CV Alfabeta, 2015, 203. 27 Sugiyono, Metode..., 194. 28 Sugiyono, Metode..., 330.
13
dengan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber data
diatas.
e. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teorinya Miles dan
Huberman yang langkah-langkahnya dimulai pada reduksi data,
penyajian data, dan verifikasi data.29 Setelah dianalisis akan dilakukan
pengecekan keabsahan data sebagai langkah selanjutnya.
4. Sistematika Penulisan
Bab pertama, pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab kedua, Mengenai gambaran umum lokasi dan proses implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra-agama di SMK
Karya Nugraha dan di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Bab ketiga, Mengenai faktor pendukung dan penghambat dalam
implementasi pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra-
agama di SMK Karya Nugraha dan di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali.
Bab keempat, Membahas upaya untuk Meningkatkan Perilaku Toleransi
Intra-Agama di SMK Karya Nugraha dan SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Bab kelima, mengemukakan kesimpulan dan saran, serta dilengkapi
dengan daftar pustaka, serta lampiran-lampiran.
29 Sugiyono, Metode..., 337.
14
BAB II
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Karya
Nugraha Boyolali
1. Profil Sekolah
SMK Karya Nugraha Boyolali didirikan pada tahun 1991, yang
merupakan sekolah menengah kejuruan otomotif tertua di Boyolali.
Sekolah ini secara geografis terletak di Sariasih Karanggeneng Kabupaten
Boyolali Provinsi Jawa Tengah dengan Kode Pos 57312. SMK Karya
Nugraha Boyolali bernaung di bawah lembaga pendidikan Ma‘arif
Nahdlatul Ulama kabupaten Boyolali, dengan menempati tanah seluas
5.619 m2 dengan status sertifikat hak milik serta sebagian hak guna
bangunan.30 SMK Karya Nugraha mempunyai 5 program keahlian:
pertama, teknik kendaraan ringan (TKR); kedua, teknik bodi otomotif
(TBO); ketiga, teknik sepeda motor (TSM); keempat, teknik komputer
jaringan (TKJ); kelima, perbankan syariah (PS).31
Visi SMK Karya Nugraha adalah “Berdaya Guna sebaga pencetak
Wirausahawan SDM trampil untuk memenuhi kebutuhan industri di era
global dengan dilandasi Iman dan Taqwa kepada Allah SWT” dengan visi
30 Wawancara dengan Sarbiyanto Kepala SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal 17
Mei 2017. 31 Dokumentasi Tim Pengembang Kurikulum SMK Karya Nugraha Boyolali.
15
tersebut maka Misi SMK Karya Nugraha Boyolali adalah dengan
menyelenggarakan proses pembelajaran yang dapat:
a. Menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif secara intensif
kepada seluruh warga sekolah
b. Melaksanakan proses Pembelajaran secara optimal yang berkwalitas
dengan pendekatan bahasa asing sebagai pengantar
c. Membentuk tamatan yang berkepribadian luhur, yang berakar pada
sistim nilai adat istiadat, budaya masyarakat dengan tetap mengikuti
perkembangan dunia luar.
d. Menghasilkan tenaga terampil dan profesional yang handal yang
mampu bersaing di lapangan kerja di era global
e. Menyiapkan wirausahawan-wirausahawan yang potensi
f. Menyiapkan kader-kader muda yang memiliki akhlak mulia yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
g. Mengembang Unit Produksi dan jasa yang profesional dengan
berbagai usaha yang dapat menunjang penyelenggaraan proses
pembelajaran
h. Menumbuhkan kembangkan potensi dan kapasitas guru karyawan
agar mampu melaksanakan pembaharuan secara terus menerus
i. Mengembangkan dan mengintensifkan hubungan sekolah dengan
DU/ DI dan institusi lain yang telah memiliki reputasi nasional dan
internasional, sebagai perwujudan dari prinsip demand driven.32
32 Dokumentasi Tim Pengembang Kurikulum SMK Karya Nugraha.
16
Keberadaan tenaga pendidik yang kompeten di sekolah
merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi. Demikian pula halnya
dengan SMK Karya Nugraha Boyolali. Hingga saat ini SMK Karya
Nugraha telah memiliki 62 orang guru dan 16 tenaga kependidikan.
Yang semuanya berstatus sebagai guru maupun pegawai tetap
yayasan. Dari 62 orang guru tersebut, 2 orang berpendidikan Strata
dua (S2), 53 orang Strata satu (S1), dan sisanya berpendidikan ≤ D3.
Jumlah siswa di SMK Karya Nugraha Boyolali tahun ajaran
2016/2017 adalah 1.277 orang. Terdiri dari 456 orang kelas X, 437
orang kelas XI, dan 384 orang kelas XII. Rombongan belajar yang
diselenggarakan di SMK Karya Nugraha Boyolali berdasarkan
jurusan yang dipilih siswa ada 35 kelas dengan rincian kelas X dan XI
ada dua belas kelas 12, dan 11 kelas untuk kelas XII.
2. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan hal yang harus ada dalam interaksi
seorang guru dengan murid dalam setiap pembelajaran, yang tujuannya
agar suatu pembelajaran itu dapat mencapai hasil yang efektif dan
efisien.33 Selanjutnya strategi pembelajaran di dalam kelas lebih
ditekankan dengan menggunakan model student centered tujuannya untuk
memotivasi siswa agar lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar
mengajar, agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
33 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Agama Islam, Bandung; Remaja Rosdakarya,
2012, 129.
17
efisien.34 Untuk kegiatan belajar mengajar di SMK Karya Nugraha
Boyolali sudah menggunakan sistem pindah kelas (moving classroom).
Pembelajaran yang dilaksanakan di SMK Karya Nugraha Boyolali
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Dalam proses pembelajaran agama Islam di SMK Karya Nugraha
Boyolali kurikulum yang dipergunakan adalah kurikulum tahun 2013.
Dalam implementasinya mata pelajaran pendidikan agama Islam
diselenggarakan selama tiga jam pelajaran, dengan satu jam pelajarannya
dilaksanakan selama 45 menit.
3. Metode Pembelajaran
Dapat diketahui bahwa dalam proses pembelajaran pendidikan agama
Islam di SMK Karya Nugraha Boyolali menerapkan metode ceramah,
diskusi, tanya jawab, observasi, demonstrasi, dan penugasan.35 Selanjutnya
untuk pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi
atau materi yang harus dikuasai siswa dan waktu yang tersedia.
Hasil observasi dengan Mualim guru pendidikan agama Islam
ketika sedang mengajar di kelas XI. pembelajaran dimulai dengan
menyampaikan sebuah hadis ajakan kepada umat Islam untuk saling
menghargai, saling menghormati, dan saling mencintai di antara sesama.
Dari Anas ra. Sesunggunya Rasulullah saw. bersabda, “Demi (Allah)
yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah beriman seorang hamba sehingga dia
34 Wawancara dengan Mujito Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum SMK Karya
Nugraha Boyolali pada tanggal 27 April 2017. 35 Wawancara dengan Mualim guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal 4 Mei
2017.
18
mencintai tetangganya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR.
Bukhari Muslim), dalam hal ini guru memberikan pemahaman kepada
para siswa bahwa kita hidup dalam negara demokrasi yang dituntut untuk
selalu bersikap toleran, yaitu sikap saling menghormati, dan menghargai
kebebasan beragama dengan memberikan kebebasan kepada pemeluk
agama untuk mengamalkan ajaran agamanya tanpa ada perasaan saling
mengganggu. Setelah diberikan penjelasan oleh guru, para siswa diminta
untuk mendiskusikan berbagai tema yang telah diberikan oleh guru, setiap
tema didiskusikan oleh empat orang siswa, yang telah dibentuk kelompok,
setelah selesai diskusi setiap kelompok diminta untuk mengumpulkan hasil
diskusinya. 36
Pemilihan dan penggunaan strategi dan metode pembelajaran di
SMK Karya Nugraha Boyolali menerapkan sesuai dengan pada kurikulum
2013. Dapat disimpulkan bahwa metode dan pembelajaran yang digunakan
oleh guru pendidikan agama Islam di SMK Karya Nugraha Boyolali
menggunakan metode diskusi kelompok, ceramah interaktif, dan lain
sebagainya. Guru berusaha untuk mengurangi metode ceramah yang
monoton, meskipun guru masih menggunakan metode ceramah hanya
sekedar untuk mengantarkan siswa dalam memahami materi secara umum.
Terciptanya proses belajar mengajar yang menyenangkan yaitu ketika guru
memberikan kebebasan kepada siswa untuk melakukan sendiri dibawah
36 Observasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Mualim guru PAI SMK Karya
Nugraha Boyolali pada tanggal 4 Mei 2017.
19
bimbingan guru, siswa akan lebih mudah dalam mengingat dan lebih
paham materi ketika mereka terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
4. Sumber Belajar
Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa selama proses pembelajaran
pendidikan agama Islam di SMK Karya Nugraha Boyolali menggunakan
berbagai sumber belajar, antara lain: buku pendidikan agama Islam dan
budi pekerti kurikulum 2013 dari kementerian pendidikan dan
kebudayaan, ditambah lagi dengan buku-buku penunjang seperti buku
mata pelajaran ke-NU-an ahlussunnah wal jamaah dari pengurus wilayah
NU LP Ma‘arif NU Jawa Tengah, serta berbagai sumber pembelajaran dari
buku-buku yang ada kaitannya dengan materi pendidikan agama Islam,
misalnya al-Qur‘an, serta buku tuntunan shalat lengkap, dan lain
sebagainya.
5. Media Pembelajaran
Media merupakan alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran yang
bertujuan untuk mengefektifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan
siswa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru pendidikan
agama Islam kelas X sebagai berikut:
“Saya lebih sering menggunakan media laptop dan LCD dalam
pembelajaran, menggunakan laptop dalam pembelajaran untuk
memudahkan siswa dalam belajar, terutama materi yang sedang saya
sampaikan”.37
37 Wawancara dengan Sri Nikmatul Hikmah guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal
5 Mei 2017
20
Media pembelajaran sangat mempengaruhi proses belajar
mengajar, karena media pembelajaran sangat membantu bagaimana proses
perjalanan informasi dari guru kepada siswa. Pemilihan media
pembelajaran yang sesuai akan mendapatkan pembelajaran yang kondusif,
dan menyenangkan, maka dengan demikian tujuan dari materi yang
bersangkutan mudah dipahami oleh para siswa.
6. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan komponen penting dalam implementasi
pembelajaran. Materi pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah-
sekolah, termasuk SMK Karya Nugraha Boyolali mempunyai beberapa
aspek dalam penerapannya, yaitu aspek al-Qur’an dan hadits, keimanan
(aqidah), akhlak, fiqih (hukum Islam), dan aspek tarikh (sejarah).
Meskipun masing-masing aspek tersebut dalam prakteknya saling
mengaitkan atau terkait (mengisi dan melengkapi), namun demikian jika
dilihat secara teoritis masing-masing memiliki karakteristik tersendiri,
seperti sebagai berikut: pertama, aspek al-Qur’an dan hadits, lebih
menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami
makna secara tekstual, juga mengamalkan kandungannya dalam kehidupan
sehari-hari; kedua, aspek aqidah, menekankan pada kemampuan
memahami dan mempertahankan keyakinan yang benar serta menghayati
dan mengamalkan nilai-nilai asma‘ul husna; ketiga, aspek akhlak,
ditekankan pada pembiasaan akhak terpuji serta menjauhi akhlak tercela
dalam kehidupan sehari-hari; keempat, aspek fiqih, menekankan pada
21
kemampuan cara melaksanakan ibadah maupun muamalah yang benar dan
baik; kelima, aspek tarikh dan kebudayaan Islam, menekankan pada
pengambilan hikmah atau teladan dari peristiwa-peristiwa bersejarah
Islam, juga meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya
dengan fenomena-fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek, dan
lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.38
7. Evaluasi Pembelajaran
Penilaian hasil belajar di SMK Karya Nugraha sudah mengacu kepada
kurikulum 2013. Yang pada hal ini, mengacu kepada dua macam
penilaian, penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, dan
Penilaian autentik tujuannya untuk menilai kesiapan peserta didik,
kemudian proses dan hasil belajar siswa secara utuh. Penilaian autentik
memiliki kaitan yang erat terhadap pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil
belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya,
menalar, mencoba, dan membangun jejaring.39
Lebih lanjut untuk evaluasi pembelajaran dilakukan melalui
analisis hasil belajar peserta didik dalam bentuk hasil tiap mata pelajaran
pendidikan agama Islam dan perubahan perilaku. Evaluasi pembelajaran
diadakan beberapa kali yaitu setelah pembelajaran dikelas, setelah guru
38 Muhaimin, Rekontruksi Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2009, 33. 39 Wawancara dengan Siti Qadariyah guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal
3 Mei 2017.
22
mengoreksi tugas anak, dan setelah kegiatan diskusi. Sedangkan evaluasi
rutinan adalah evaluasi ulangan harian, ulangan semesteran, dan ujian
nasional.40 Untuk kelas X diwajibkan harus hafal 10 surah, mulai dari
surah Annas, Al Falaq, Al Ikhlas, Al lahab, An nasr, Al kafirun, Al kausar,
Al ma’un, Al Quraish, dan Al Fill; untuk kelas XI melanjutkan hafalan
surah berikutnya dimulai dari Al Humazah, Al ‘Asr, At Takasur, Al
Qariah, Al Adiyat, Az Zalzalah, Al Bayyinah, Al Qadr, Al Alaq, hingga At
Tin, kemudian untuk kelas XII hafalan ayat kursi dan tahlil.41
Selain kewajiban yang harus dikuasai oleh para siswa, siswa siswi
SMK Karya Nugraha Boyolali juga ada pembiasaan yang menjadi ciri
khas dari SMK Karya Nugraha Boyolali sendiri, seperti yang dijelaskan
oleh salah seorang guru pendidikan agama Islam.
“... ada yang namanya pembiasaan membaca Asmaul Husna setiap
harinya, sebelum memulai pembelajaran di pagi hari. Membaca Al-
Qur’an seminggu 2X pada hari selasa dan kamis. Untuk kegiatan
tersebut dipandu oleh guru agama secara bergiliran, juga setelah
selesai membaca Asmaul Husna dan membaca Al-Qur’an, dilanjutkan
dengan menyanyikan lagu Indonesia raya secara bersama-sama juga...
”.42
Berdasarkan wawancara dengan bapak Mualim bahwa semua siswa
sudah dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), untuk mata
pelajaran pendidikan agama Islam nilai KKMnya 80.43
40 Wawancara dengan Siti Qadariyah guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal
3 Mei 2017. 41 Wawancara dengan Siti Qadariyah, Mua‘lim, dan Sri Nikmatul Hikmah guru PAI SMK
Karya Nugraha Boyolali pada tanggal 3-5 Mei 2017. 42 Wawancara dengan Mualim guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal 4-5
Mei 2017 43 Wawancara dengan Mualim guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal 4 Mei
2017.
23
Dalam implementasi pembelajaran pendidikan agama Islam maka
setiap guru wajib menyusun Silabus dan RPP setiap akan mengajar.44 Pada
saat implementasi pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Karya
Nugraha Boyolali memiliki nuansa pembelajaran yang toleran. Hal ini
nampak dari guru ketika menyampaikan materi pembelajaran tanpa
menyinggung maupun menjelek-jelekan organisasi atau aliran lain. ketika ada
siswa yang memiliki alasan yang berbeda guru menanggapi dengan cara yang
sopan, juga tanpa membeda-bedakan perlakuan terhadap para siswa yang
memiliki pandangan yang berbeda.
Pembelajaran yang dilakukan guru pendidikan agama Islam telah
berupaya untuk tidak memisahkan antara hal yang bersifat teoritis dan praktis.
Selain memberi pengetahuan belajar juga diarahkan untuk dapat dipahami
dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran pendidikan agama
Islam yang dilaksanakan di SMK Karya Nugraha Boyolali, guru senantiasa
mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan atau kisah nyata dari
siswa itu sendiri.
Ketika guru menjelaskan gerakan shalat, dijelaskan juga bahwa ada
beberapa model takbir yang berbeda-beda, disini guru mengajak para siswa
untuk mantap pada pengetahuan yang di dapat dari guru atau kyai, ketika ada
perbedaan ada perbedaan jangan dipermaslahkan, tidak perlu
dipermasalahkan, kalau tidak mengangkat tangan jangan dielek-elek, sebab
itu termasuk dalam sunnah shalat, demi persatuan dan kesatuan. Selain itu
44 Wawancara dengan Siti Qadariyah guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal
3 Mei 2017.
24
ketika ada seseorang yang mengerjakan shalat sambil melihat eternit itu juga
jangan dipermasalahkan. Ada yang doa iftitah memakai memakai kabiraw
dan ada juga yang memakai Allahumma baid baini, memang ada banyak versi
dalam doa iftitah. Guru berpesan kalaupun ada teman kamu yang tidak sama
jangan dipermasalahkan. Selanjutnya ada saudara kita yang menganggap
bismillah dibaca atau tidak atau dibaca tetapi pelan itu semua perbedaan
dalam ibadah shalat, masih banyak perbedaan yang lainnya, yang terpenting
kalian melakukannya sesuai keyakinan.45
Guru memberikan penjelasan kepada siswa bahwa memahami bukan
serta merta menyetujui. Saling memahami adalah kesadaran bahwa nilai-nilai
mereka dan kita adalah berbeda, dan mungkin saling melengkapi serta
memberi kontribusi terhadap relasi yang dinamis dan hidup.46 Dari uraian
diatas maka dapat dipahami bahwa dalam hal ini guru sudah menyampaikan
pembelajaran pendidikan agama Islam secara toleran yang harapannya siswa
dapat meningkat perilaku toleransi intra-agamanya.
45 Observasi pembelajaran ke-Nuan dengan Rusdi guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali
pada tanggal 4 Mei 2017. 46 Observasi pembelajaran ke-Nuan dengan Rusdi guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali
pada tanggal 4 Mei 2017.
25
B. Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK
Muhammadiyah 04 Boyolali
1. Profil Sekolah
SMK Muhammadiyah 04 Boyolali berdiri pada tahun 1997. Sekolah ini
secara geografis terletak di Jl. Lembayung No. 04 Boyolali yang masuk
kedalam kelurahan Pulisen kabupaten Boyolali, Kode Pos 57316. SMK
Muhammadiyah 04 Boyolali berdiri diatas tanah dan yayasan
Muhammadiyah dengan luas keseluruhan 8.106 m2.47 SMK
Muhammadiyah 04 Boyolali bernaung di bawah yayasan Muhammadiyah
cabang kabupaten Boyolali. SMK Muhammadiyah 04 mempunyai 7
program keahlian: pertama, teknik pemeliharaan mekanik industri (MI);
kedua, teknik kendaraan ringan (KR); ketiga, teknik sepeda motor (SM);
keempat, rekayasa perangkat lunak (TI/RPL); kelima, jasa boga (JB);
keenam, farmasi (FM); ketujuh, multimedia (MM).
Visi SMK Muhammadiyah 04 Boyolali adalah Disiplin, Islami,
Produktif serta berwawasan lingkungan untuk menghasilkan tamatan yang
profesional sehingga mampu bersaing di era global. Selanjutnya, SMK
Muhammadiyah 04 Boyolali mempunyai misi sebagai berikut:
a. Menyiapkan tamatan yang berkepribadian muslim yang unggul dan
mampu mengendalikan diri
b. Menghasilkan tenaga terampil dibidangnya sesuai dengan kompetensi
keahlian, serta mampu bersaing di dunia kerja
47 Wawancara dengan Alif Agus Sutesna Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 04
Boyolali pada tanggal 6 Mei 2017.
26
c. Menyiapkan tamatan yang mampu berwirausaha, menguasai teknologi
informasi dan peduli lingkungan
d. Mewujudkan lingkungan sekolah yang nyaman, bersih, asri, hijau,
indah dan sehat serta melestarikan fungsi lingkungan
e. Menyiapkan SMK Muhammadiyah 04 Boyolali sekolah yang mandiri
yang berwawasan lingkungan48
Keberadaan tenaga pendidik yang kompeten di sekolah merupakan
syarat mutlak yang harus dipenuhi. Demikian pula halnya dengan SMK
Muhammadiyah 04 Boyolali. Hingga saat ini SMK Muhammadiyah 04
Boyolali telah memiliki 58 orang guru dan 20 tenaga kependidikan. Yang
semuanya berstatus sebagai guru maupun pegawai tetap yayasan. Dari 78
orang guru tersebut, 3 orang berpendidikan Strata dua (S2), dan sisanya
75 orang berpendidikan ≤ S1.
Jumlah siswa di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada tahun
ajaran 2016/2017 adalah 1.189 siswa. Terdiri dari 526 siswa kelas X, 348
siswa kelas XI, dan 315 siswa kelas XII. Rombongan belajar yang
diselenggarakan di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali berdasarkan
jurusan yang dipilih para siswa ada 36 kelas dengan rincian kelas X ada
enam belas kelas, kelas XI ada sebelas kelas, dan sepuluh kelas untuk
kelas XII.
48 Heri Kristianto, Selayang Pandang SMK Muhammadiyah 04 Boyolali Siap Menyambut
Persaingan Era Global, Boyolali: 2016, 3.
27
2. Strategi Pembelajaran
SMK Muhammadiyah 04 Boyolali menggunakan berbagai strategi
pembelajaran di antaranya, pertama, Active Learning, dalam pembelajaran
ini peserta didik dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran,
seperti menemukan, memproses dan memanfaatkan informasi, sehingga
peserta didik dapat mengamati, melakukan, dan berdiskusi dengan diri
sendiri maupun dengan temannya.49 Kedua, Cooperative Learning, yang
merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk belajar secara berkelompok, saling membantu mengkonstruksi
konsep yang melibatkan empat sampai enam peserta didik.50
Dalam hal ini strategi yang dipakai guru PAI dalam menyampaikan
bab kemajemukan dan kebersamaan dengan cara membagi siswa kedalam
beberapa kelompok kecil, dan setiap kelompok di bagikan tema untuk
mendiskusikannya. Kelompok yang sudah selesai diminta untuk
menyampaikan hasil diskusinya. Dalam implementasinya guru tidak
membeda-bedakan kepada siswa, hampir semua siswa diperlakukan secara
adil ketika dibentuk kelompok diskusi, guru pendidikan agama Islam
memberi perhatian dengan mendekati setiap kelompok untuk ditanyakan
apa kesulitan yang dihadapi. Tahap ketiga guru dan siswa menyimpulkan
materi yang dibahas dan dilakukan penilaian pada akhir pembelajaran
dengan tes lisan dilanjutkan guru berpesan kepada para siswa untuk tetap
49 Haryanto Al-Fandi, Desain Pembelajaran yang Demokratis dan Humanis, Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2011, 247. 50 Haryanto Al-Fandi, Desain..., 250.
28
menghargai pendapat dan juga perilaku orang yang berbeda dengan
keyakinan kita, terakhir dilanjutkan dengan pemberian tugas.51
3. Metode Pembelajaran
Metode merupakan unsur penting dalam implementasi pembelajaran.
Metode digunakan dalam menentukan keberhasilan seorang pendidik
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran pendidikan agama
Islam yang dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali, guru
senantiasa mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata dari
siswa itu sendiri. Tujuannya agar siswa memiliki gambaran berupa
pengalaman langsung. Seperti pada hasil observasi yang dilakukan kepada
salah satu guru pendidikan agama Islam mata pelajaran Tarikh, beliau
menyampaikan materi tentang perkembangan Islam pada masa modern.
Dalam hal ini guru mencari kemiripan nama dari tokoh pembaharuan
Islam dengan nama-nama artis yang populer di Indonesia. Misalnya, tokoh
pembaharuan Islam di Mesir yang bernama Muhammad Ali Pasya
dimiripkan dengan nama penyanyi yaitu Pasya Ungu. Tujuannya adalah
untuk memudahkan siswa dalam mengingat para nama tokoh
pembaharuan Islam tersebut.
Hal yang selalu dilakukan guru sebelum memulai pembelajaran,
guru menanyakan kefahaman kepada siswa tentang materi yang telah
disampaikan sebelumnya dan memberi kesempatan kepada mereka untuk
bertanya jika ada sesuatu yang masih belum bisa dipahami, kemudian
51 Observasi dengan Fintin Ariyani guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 6 Mei 2017.
29
memberikan stimulus dan arahan mengenai materi yang akan dipelajari
saat itu. Setelah itu guru menjelaskan pencapaian yang diinginkan dari
pembelajaran tersebut melalui slide ppt ataupun dengan ceramah interaktif.
Implementasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru pendidikan agama
Islam telah berupaya untuk tidak memisahkan antara hal yang bersifat
teoritis dan praktis. Selain memberi pengetahuan belajar juga diarahkan
untuk dapat dipahami dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini juga didukung dengan yang disampaikan oleh oleh guru
pendidikan agama Islam untuk mata pelajaran fiqih atau ibadah sebagai
berikut.
“Disini saya khusus mengajar mata pelajaran Fiqih atau ibadah, jika
dalam mapel ini sendiri saya lebih menitik beratkan kepada praktek
langsung, sebab berkaitan dengan masalah ibadah. Jadi ketika dikelas
saya lebih sering menggunakan metode ceramah terlebih dahulu untuk
memberikan gambaran umumnya, baru setelah itu saya akan
memberikan contoh tata caranya, kemudian siswa mempraktekkan, jadi
tidak hanya teori semata. Ada juga praketek shalat jenazah, contoh
shalat jama’ dan qasar”.52
4. Sumber Belajar
Mata pelajaran pendididkan agama Islam pendidikan agama Islam yang
ada di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali diajarkan secara terpisah-pisah,
menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri. Untuk bahan ajar utamanya,
setiap jenjangnya khusus mata pelajaran pendidikan agama Islam
meggunakan buku modul Al Islam dan Kemuhammadiyahan yang
diterbitkan oleh Tim MGMP Al Islam dan Kemuhammadiyahan
52 Wawancara dengan Rini Rahmawati guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 28 April 2017.
30
Kabupaten Boyolali. Selain itu siswa juga diberikan tambahan materi dari
berbagai sumber lainnya seperti sumber belajar yang langsung dari al-
qur‘an dan al-hadits, dan juga sumber dari buku-buku yang berada dari
perpustakaan sekolah.
5. Media Pembelajaran
Penggunaan media dalam pembelajaran di kelas merupakan sebuah
kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan. Dalam hal ini, media
pembelajaran merupakan salah satu faktor pendukung yang efektif dalam
membantu terjadinya proses belajar, media pembelajaran merupakan
tempat dan pengirim pesan dari sumber pesan, dalam hal ini guru kepada
siswa.53
Hal ini diperkuat dari hasil wawancara dengan guru pendidikan agama
Islam mata pelajaran aqidah sebagai berikut:
“Media pembelajaran di sekolah ini bisa dibilang lengkap dan sudah
memadai, bisa memenuhi kebutuhan proses belajar mengajar guru dan
siswa dengan baik. Pemilihan materi ajar yang sesuai dengan media
yang digunakan dapat menciptakan pembelajaran yang efektif,
menyenangkan, serta dapat berjalan secara kondusif. Guru memang
dituntut kreatif dan inovatif dalam mendesain pembelajaran agar dapat
menarik perhatian siswa agar tidak monoton. Siswa juga di tuntut aktif
agar dapat tercipta suasana yang interaktif antar guru dan siswa”.54
Media pembelajaran memang sangat mempengaruhi proses belajar
mengajar, karena media pembelajaran sangat membantu bagaimana siklus
perjalanan informasi dari guru kepada siswa. Tepatnya pemilihan media
53 Nunu Mahmun, “Media Pembelajaran: Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan
Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran”, Jurnal Pemikiran Islam, Volume 37, Nomor 1
(Juni 2012), 27. 54 Wawancara dengan Mulyono guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada tanggal 9
Mei 2017.
31
pembelajaran akan melahirkan pembelajaran yang kondusif, dan
menyenangkan, maka dengan hal demikian tujuan dari materi yang
bersangkutan mudah dipahami oleh peserta didik.
6. Materi Pembelajaran
Pendidikan agama Islam terbagi menjadi lima mata pelajaran (Al-Qur‘an,
Fiqih/Ibadah, Tarikh, Aqidah, Akhlaq). Adapun ruang lingkup bahan mata
pelajaran pendidikan agama Islam untuk SMA/SMK meliputi lima aspek,
yaitu: Al-Quran/Hadis, yang lebih menekankan kepada kemampuan dalam
membaca, menulis, dan menerjemahkan dengan baik dan benar; Keimanan,
menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan,
serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai asma‘ul husna sesuai dengan
kemampuan peserta didik; Akhlak, menekankan pada pengamalan sikap
terpuji dan menghindari perilaku atau akhlak tercela; Fiqih/ Ibadah,
menekankan pada tata cara melakukan ibadah dan mu‘amalah yang baik dan
benar; kemudian Tarikh dan Kebudayaan Islam, menekankan pada
kemampuan dalam mengambil pelajaran (ibrah) dari peristiwa-peristiwa
bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh muslim yang berprestasi, dan
mengaitkannya dengan fenomena-fenomena sosial, untuk melestarikan dan
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.55
Selain lima aspek pokok dalam mata pelajaran pendidikan agama
Islam diatas SMK Muhammadiyah 04 Boyolali menambahkan satu mata
pelajaran khusus yaitu mata pelajaran ke-Muhammadiyahan, yang
menjadi ciri khusus dari SMK Muhammadiyah 04 Boyolali itu sendiri.
55 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 211 Tahun 2011, Pedoman
Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam pada sekolah.
32
7. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi sebagai kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program
yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak,
dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi didalam pelaksanaannya.56
Dalam proses evaluasi pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam
menggunakan konsep penilaian autentik. Konsep penilaian autentik terdiri
dari konsep ipsative dengan menggunakan dua cara yaitu sebelum
pembelajaran dimulai, serta yang kedua yaitu diakhir pembelajaran.
Sedangkan konsep kedua dengan menggunakan konsep penilaian ability
test atau test kemampuan meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik. Teknik penilaian terdiri dari test dan teknik non tes.
Bentuk-bentuk penilaian menggunakan tes tertulis, tes lisan, dan tes
perbuatan.
Berdasarkan hasil observasi di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
menunjukkan dari implementasi pembelajaran pendidikan agama Islam yang
sedang berlangsung terlihat sangat toleran. Hal ini didasarkan ketika guru
dalam menerima berbagai jawaban dari para siswa, juga memberikan
berbagai pandangan di dalam agama Islam. Berdasarkan hasil observasi
proses pembelajaran kegiatan belajar mengajar di sekolah. Meliputi
perencanaan, pelaksanaan serta tindak lanjut dalam pembelajaran.
Pembelajaran agama Islam di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali memakai
kurikulum tahun 2013, akan tetapi dalam hal pelaksanaannya masih seperti
56 Haryanto Al-Fandi, Desain..., 265.
33
pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), seperti yang disampaikan
oleh guru pendidikan agama Islam mata pelajaran akhlaq dibawah ini:
“Pembelajaran pendidikan agama Islam menggunakan k-13, pada jam
pertama diawali dengan doa terlebih dahulu dengan dilanjutkan
membaca bacaan shalat untuk semua kelas, doa belajar (roditubillah)
baru kemudian pembelajaran dibuka dengan salam, presensi,
penyampaian materi, metode belajar kelompok, anak diberikan materi
untuk di diskusikan, selesai ditutup. Selain itu walaupun menggunakan
k-13 akan tetapi materi pembelajarannya sama seperti pada KTSP, jadi
k-13 yang dikaitkan dengan KTSP”.57
Hasil observasi yang diperoleh pada kegiatan akhir pembelajaran, guru
selalu memberitahukan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya,
selain itu guru akan memberikan tugas sebagai konfirmasi materi yang telah
dipelajari dan mengulas kembali sedikit materi yang telah dipelajari agar siswa
semakin memahami apa yang telah dia pelajari.
57 Wawancara dengan Shiroth Amin guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 28 April 2017.
34
BAB III
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PAI UNTUK
MENINGKATKAN PERILAKU TOLERANSI INTRA-AGAMA
A. Faktor Pendukung
Toleransi beragama adalah kesadaran seseorang untuk menghargai,
menghormati, membiarkan, dan membolehkan pendirian, pandangan,
keyakinan, kepercayaan, serta memberikan ruang bagi pelaksanaan kebiasaan,
perilaku, dan praktik keagamaan orang lain yang berbeda atau bertentangan
dengan pendirian sendiri dalam rangka membangun kehidupan bersama dan
hubungan sosial yang lebih baik.58 Ada dua modal yang dibutuhkan untuk
membangun toleransi sebagai nilai kebijakan : pertama, toleransi membutuhkan
interaksi sosial melalui percakapan dan pergaulan yang intensif; kedua,
membangun kepercayaan di antara berbagai kelompok dan aliran.59
1. Faktor pendukung implementasi pembelajaran pendidikan agama Islam
untuk meningkatkan perilaku toleransi intra-agama di SMK Karya
Nugraha Boyolali, dalam hal ini dilakukan wawancara dengan guru
pendidikan agama Islam kelas XII, yang hasilnya sebagai berikut:
58 Bahari, Toleransi Beragama Mahasiswa (Studi tentang Pengaruh Kepribadian,
Keterlibatan Organisasi, Hasil Belajar Pendidikan Agama, dan Lingkungan Pendidikan terhadap
Toleransi Mahasiswa Berbeda Agama pada 7 Perguruan Tinggi Umum Negeri), Jakarta:
Kementerian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2010, 61. 59 Zuhairi Misrawi, Pandangan Muslim Moderat Toleransi, Terorisme, dan Oase
Perdamaian, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2010, 7.
35
“faktor pendukungnya, pertama, tersedianya media pembelajaran yang
memadai; kedua, adanya bantuan dari para ustadz dan ustadzah dari
beberapa pondok pesantren dalam kegiatan pembelajarannya”.60
Hal tersebut ditambahkan oleh guru pendidikan agama Islam kelas XI
“satu, kreativitas dari guru dalam menyampaikan materi; dua,
kemampuan dari siswa dalam membaca Al-Qur‘an; tiga, kemampuan
dalam menguasai kelas”.61
Juga dengan guru kelas XI, yang sekaligus mengajar mata pelajaran Ke-
Nuan dengan hasil wawancara seperti berikut:
“pertama, dakwah harus memperhatikan tatacara dan penampilan
semua, ojo digebyah uyah; kedua, dikaitkan sebuah cerita yang bisa
diambil hikmahnya”.62
Hal tersebut juga dikuatkan oleh guru pendidikan agama kelas X
“satu, tersedianya buku-buku yang toleran; dua, kemampuan siswa
untuk belajar; tiga, alat peraga dalam pembelajaran”.63
Terakhir juga diperkuat hasil wawancara dengan kepala SMK Karya
Nugraha Boyolali
“Ya, pastinya sangat mendukung. Selama ini siswa yang yang sekolah
disini memang dari berbagai macam aliran, tidak hanya yang berasal
dari kalangan nahdiyin saja, akan tetapi ada juga yang berasal dari
Muhammadiyah, bahkan LDII juga ada”.64
Dari berbagai macam faktor pendukung di dalam implementasi
pendidikan agama Islam yang ada di SMK Karya Nugraha Boyolali maka
dapat dikatakan bahwa untuk dapat berperilaku toleransi intra agama
60 Wawancara dengan Siti Qadariyah guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal
3 Mei 2017. 61 Wawancara dengan Mualim guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal 4-5
Mei 2017 62 Wawancara dengan Rusdi guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal 4 Mei
2017. 63 Wawancara dengan Siti Qadariyah guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal
3 Mei 2017. 64 Wawancara dengan Sarbiyanto kepala SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal 17
Mei 2017.
36
maka diperlukan berbagai macam faktor pendukung di dalamnya. Dengan
demikian seorang guru mempunyai peran yang sangat penting untuk
mendukung demi terwujudnya toleransi intra agama
2. Faktor pendukung implementasi pembelajaran pendidikan agama Islam
untuk meningkatkan perilaku toleransi intra-agama di SMK
Muhammadiyah 04 Boyolali. Untuk faktor pendukung di SMK
Muhammadiyah 04 Boyolali akan dijabarkan dalam wawancara dengan
guru pendidikan agama Islam mata pelajaran fiqih/ ibadah dibawah ini.
“faktor pendukungnya terletak pada siswa itu sendiri, yaitu
bagaimana siswa itu bisa fokus ketika mata pelajaran sedang
berlangsung. Selain itu juga tersedianya fasilitas pendukung seperti
media dan berbagai bahan ajar pada mapel ibadah ini”.65
Juga wawancara dengan guru pendidikan agama Islam mata pelajaran al-
Qur‘an dibawah ini.
“faktor pendukungnya lebih kepada motivasi dari siswa itu sendiri
untuk maju”.66
Wawancara dengan guru pendidikan agama Islam mata pelajaran aqidah
dibawah ini.
“pertama, tersedianya media dan sumber pembelajaran yang
memadai, kedua, sikap siswa dalam menerima pembelajaran itu
sendiri’.67
Juga wawancara dengan guru pendidikan agama Islam mata pelajaran
akhlaq dibawah ini.
“pertama, sadar bahwa kita adalah satu aqidah, yaitu aqidah Islam;
kedua, memahami secara komprehensif; ketiga, kita harus paham
betul bahwa kita adalah seorang pendakwah, dalam artian seseorang
65 Wawancara dengan Rini Rahmawati guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 28 April 2017. 66 Wawancara dengan Fintin Ariyani guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 28 April 2017. 67 Wawancara dengan Shiroth Amin guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 28 April 2017.
37
tidak bisa merasa paling benar; keempat, menyampaikan secara
terbuka tanpa menutup-nutupi”.68
Wawancara dengan guru pendidikan agama Islam mapel tarikh.
“sebagai faktor pendukugnya, pertama, saya memberikan wawasan
yang benar; kedua, membekali siswa dengan wawsan yang benar;
ketiga, memberi pengertian bahwa Islam itu menaungi seluruh alam;
keempat, cukup berbeda tidak memaksa”.69
Terakhir juga diperkuat dengan wawancara dengan guru pendidikan
agama Islam mata pelajaran ke-Muhammadiyahan.
“motivasi belajar dan pikiran yang terbuka dari siswa itu sendiri
dalam setiap menerima pelajaran’.70
Hasil wawancara diatas juga didukung dengan pernyataan dari Kepala
SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
“sangat mendukung, walaupun sekolah kami lembaga pendidikan
yang berlatar belakangkan Muhammadiyah, dalam hal proses
pembelajaran kami tidak pernah membeda-bedakan diantara para
siswa yang mempunyai latar belakang di luar Muhammadiyah.
kepada para guru kami berusaha memberikan pengarahan untuk dapat
melaksanakan proses pembelajaran PAI dengan sebaik-baiknya,
menurut kesepakatan pimpinan wilayah Muhammadiyah. Walaupun
SMK ini dari berbagai latar belakang yang membuat adanya
perbedaan, alhamdulilah di sekolah ini belum pernah terjadi masalah
yang berarti. Memberikan kebebasan bagi setiap siswa, untuk siswa
non muslim saja tetap kami terima apalagi siswa muslim. Ketika
dalam pergaulan antar siswa juga tidak ada masalah”.71
68 Wawancara dengan Mulyono guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada tanggal
9 Mei 2017. 69 Wawancara dengan Ahmad Fauzan guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 13 Mei 2017. 70 Wawancara dengan Dwi Astanta guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 15 Mei 2017. 71 Wawancara dengan Alif Agus Sutesna kepala SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 6 Mei 2017.
38
B. Faktor Penghambat
Ketidakharmonisan antar pemeluk agama maupun dalam pemeluk agama itu
sendiri dikarenakan adanya dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi seseorang
bersikap maupun berperilaku yang disebabkan oleh paham keagamaan
terhadap ajaran agamanya. Sedangkan faktor eksternal, seperti sikap berbeda
dan sebuah sikap untuk mementingkan atau menguntungkan kelompoknya
sendiri dengan mengatasnamakan agama sebagai komuditas kepentingan telah
menjadikan petaka kemanusiaan yang berkepanjangan.72
1. Penghambat dan keberhasilan dalam implementasi pembelajaran
pendidikan agama Islam untuk meningkatkan perilaku toleransi intra-
agama di SMK Karya Nugraha Boyolali. Dalam hal ini dilakukan
wawancara dengan guru pendidikan agama Islam kelas XII.
“pertama,lingkungan siswa; kedua, siswa banyak yang alfa tidak
masuk sekolah; ketiga, kemampuan siswa yang berbeda-beda”.73
Selain dengan guru pendidikan agama Islam kelas XII, juga dilakukan
wawancara terhadap guru pendidikan agama Islam kelas XI.
“satu, kemampuan siswa, siswa berasal dari latar belakang yang
berbeda dalam memenuhi pembelajaran agama, walaupun di bawah
Lembaga Pendidikan Ma‘arif akan tetapi pokok-pokok
pembelajarannya masih sama dengan SMK yang lain; dua,
kejenuhan, kurangnya variasi pembelajaran, kalau saya biasanya
menggunakan metode tanya jawab, demonstrasi, dan penugasan”.74
72 Febri Handayani, “Toleransi Beragama dalam Perspektif HAM di Indonesia”, Toleransi
Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama, Volume 2, Nomor 1 (Juni 2010), 73. 73 Wawancara dengan Siti Qadariyah guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal
3 Mei 2017. 74 Wawancara dengan Mualim guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal 4-5
Mei 2017
39
Hal ini juga didukung oleh guru pendidikan agama Islam kelas XI
“faktor penghambat dalam toleransi intra agama itu lebih datang dari
pihak siswa itu sendiri, biasanya para siswa itu ikut apa yang menjadi
keyakinan dari orang tua mereka mas. Dalam hal ini sekolah hanya
dapat mengarahkan, sebab siswa mempunyai keyakinan sendiri.
Kamipun tidak dapat memaksakan”.75
Faktor penghambat dari implementasi pendidikan agama Islam yang
terakhir juga disampaikan guru pendidikan agama Islam kelas X
“satu, kurang bisa continue, sebab pendidikan agama dan budi pekerti
hanya 1X dalam seminggu; kedua,tidak adanya kemauan siswa untuk
maju; tiga, kurangnya motivasi atau kemauan untuk bisa; empat,
masih banyak yang belum bisa membaca Al-Qur‘an; lima, lingkungan
keluarga yang kurang mendukung; enam, kurangnya partisipasi orang
tua’.76
2. Faktor penghambat implementasi pembelajaran pendidikan agama Islam
untuk meningkatkan perilaku toleransi intra-agama di SMK
Muhammadiyah 04 Boyolali.
Wawancara dengan guru pendidikan agama Islam mata pelajaran fiqih/
ibadah dibawah ini.
“hambatannya, siswa itu sering terlambat datang, jadi ketika siswa itu
masuk maka dia sudah tertinggal pelajaran yang sudah saya
sampaikan. Selain itu jam pelajaran yang hanya satu jam pelajaran
memang kurang leluasa untuk menyampaikan beberapa materi yang
sekaligus disertai dengan praktek”.77
Selanjutnya wawancara dengan guru pendidikan agama Islam mata
pelajaran al-Qur‘an.
75 Wawancara dengan Rusdi guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal 4 Mei
2017. 76 Wawancara dengan Sri Nikmatul Hikmah guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada
tanggal 5 Mei 2017. 77 Wawancara dengan Rini Rahmawati guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 28 April 2017.
40
“pertama, rasa malu dari siswa itu sendiri, sikap siswa tidak mau
berterus terang kalau dia belum bisa membaca al-Qur‘an; kedua,
keterbatasan waktu, setiap guru mempunyai jam mengajar dan
penyampaian yang berbeda-beda dikarenakan untuk mata pelajaran
PAI, khususnya materi al-Qur‘an yang hanya 1 jam mata pelajaran
dalam artian faktor keterbatasan waktu juga mas”.78
Wawancara dengan guru pendidikan agama Islam mata pelajaran Aqidah.
“pertama, ketidak pedualian dari siswa atau masa bodoh; kedua,
siswa malas dalam belajar”.79
Kemudian wawancara dengan guru pendidikan agama Islam mata
pelajaran Akhlaq.
“Pertama, dalam diri sudah di doktrin kalau yang saya pahami adalah
yang paling benar; kedua, menutup dari penjelasan atau ilmu, padahal
itu benar atau mempunyai dasar; ketiga,kurangnya pemahaman siswa
atau ilmu agama atau lebih-lebih ilmu yang kaitannya dengan dasar
khilafiyah; keempat, faktor dalam masyarakat (adanya pengajian-
pengajian itu yang paling benar itu yang membuat sulit); kelima,
karena fanatik terhadap kelompok yang diikuti (dikasih tahu juga
tidak mau)”.80
Wawancara dengan guru pendidikan agama Islam mata pelajaran tarikh.
“sarana prasarana banyak yang rusak (proyektor), disini kebanyakan
siswa turahan, siswa yang tidak diterima di sekolah favorit akan lari
kesini, jadi bisa dikatan bahwa SDM disini tergolong rendah. Minat
belajar kurang atau siswa ber-IQ pas-pasan. Selain itu juga adanya
faktor kurangnya minat belajar siswa itu sendiri. Selain itu, dari
pemahaman keislaman yang sempit dari keluarga atau lingkungan
yang berbeda yang pernah didapat kurang bisa bersikap (masih
menonjolkan egonya). Masih berpegang yang dilakukan tempat
tinggalnya. Tidak langsung bisa menerima adanya perbedaan. Tradisi-
tradisi tempat tinggal kalau kelas X masih ditolerir kalau sudah kelas
tinggi maka harus diingatkan”.81
78 Wawancara dengan Fintin Ariyani guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 28 April 2017. 79 Wawancara dengan Shiroth Amin guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 28 April 2017. 80 Wawancara dengan Mulyono guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada tanggal
9 Mei 2017. 81 Wawancara dengan Ahmad Fauzan guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 13 Mei 2017.
41
Juga wawancara dengan guru ke-Muhammadiyahan.
“pertama, biasanya ada undangan golongan tidak pernah datang;
kedua, kurangnya kepedulian golongan arti pentingnya toleransi;
ketiga; karena pemahaman yang masih dangkal atau sempit tentang
arti toleransi”.82
Tabel 3.1. Implementasi, Pendukung, dan Penghambat
Sekolah Implementasi Pendukung Penghambat
SMK Karya
Nugraha
Boyolali
Implementasi
pembelajaran
pendidikan
agama Islam
menggunakan
kurikulum 2013.
Tersedianya
sumber-sumber
belajar yang
memadai,
dengan guru
memberikan
penjelasan yang
berkaitan
dengan macam-
macam aliran,
tanpa menjelek-
jelekan, agar
tercipta
persatuan dan
kesatuan
Beragamnya
latar belakang
organisasi siswa
yang membawa
pengaruh
kurang baik
82 Wawancara dengan Dwi Astanta guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 15 Mei 2017.
42
SMK
Muhammadiyah
04 Boyolali
Implementasi
pembelajaran
pendidikan
agama Islam
menggunakan
kurikulum 2013
dengan
dikombinasikan
dengan
kurikulum
KTSP.
Adanya
kesadaran
bahwa satu
aqidah, dengan
memberikan
pemahaman
secara terbuka
tanpa ada yang
ditutupi
Kurangnya
pemahaman
ilmu agama
yang berkaitan
dengan
khilafiyah yang
memunculkan
pandangan
pribadi yang
paling benar
Sumber: Hasil Observasi di Kelas dan Wawancara dengan Para Guru
Pendidikan Agama Islam.
43
BAB IV
UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU TOLERANSI
INTRA-AGAMA DI SMK KARYA NUGRAHA DAN SMK
MUHAMMADIYAH 04 BOYOLALI
Perbedaan di dalam agama menyimpan sebuah potensi maupun bahaya tersendiri.
Kemajemukan di dalam suatu agama itu bisa menjadi potensi yang kuat dalam
terwujudnya integrasi, apabila kemajemukan tersebut dihargai dan diterima
dengan bijaksana oleh segenap unsur masyarakat yang ada, atau dengan kata lain
dapat terwujud dengan baik apabila ada perilaku toleransi dari para pelakunya.
Perbedaan tidaklah harus menjadi penyebab perpecahan dalam masyarakat, ketika
dalam perbedaan itu tidak terjadi perpecahan maka dapat disimpulkan karena
sudah terbentuknya pemahaman atau persepsi masyarakat untuk saling
menghormati dan menghargai setiap kepercayaan secara inklusif, dengan
demikian mereka melaksanakan keyakinannya sendiri tanpa mempermasalahkan
maupun tidak mengusik keyakinan orang lain.83
Toleransi merupakan sikap keberagamaan yang positif, namun masih
bersifat pasif sebab hanya sekadar membiarkan yang lain (the other), tanpa
adanya suatu kehendak untuk memahami, dan tanpa keterlibatan aktif untuk
bekerjasama. Namun demikian, konsep tersebut tidak mengurangi nilai penting
sikap toleran sebagai satu sikap dan perilaku yang sangat penting untuk dimiliki
83 Mukti Ali, Harmonical Communicatin: Sebuah Pesan Damai dalam Perbedaan,
Salatiga: LP2M Press, 2016, vii.
44
setiap warga negara demi terwujudnya kerukunan umat beragama.84 Upaya
meningkatkan sikap toleransi intra-agama dapat dilakukan dengan cara hidup
bersama dalam keragaman agama, dengan semangat kesetaraan dan
kesederajatan, saling percaya, saling memahami dan menghargai persamaan,
perbedaan dan keunikan, terjalin dalam suatu hubungan dan keadaan saling
tergantung dalam situasi saling mendengar dan menerima perbedaan perspektif
didalam agama dengan pikiran terbuka, untuk menemukan jalan terbaik
mengatasi konflik intra-agama dan menciptakan perdamaian dengan cara
pemberian maaf dan tindakan nirkekerasan.85
A. Upaya di SMK Karya Nugraha Boyolali
Upaya untuk meningkatkan toleransi intra-agama yang ada di SMK Karya
Nugraha Boyolali seperti yang diungkapkan oleh guru pendidikan agama
Islam kelas XII sebagai berikut:
“pertama, dengan memberikan penyampaian bahwa agama Islam ada
bermacam-macam aliran; kedua, tidak membeda-bedakan layanan
terhadap siswa yang berbeda aliran”.86
Pernyataan lain yang hampir sama juga diungkapkan oleh guru pendidikan
agama Islam kelas XI
“satu, memberikan pendalaman bermahzab; dua, memberikan penyadaran
dan memperdalam ilmu agama; tiga, siswa dibekali tentang ilmu toleransi,
tidak dicekoki oleh doktrin-doktrin agama yang ekstrim; empat, tidak
menganggap yang paling benar amaliah kita; lima, melibatkan dengan
berbagai kegiatan, bersosial; enam, meningkatkan ukhuwah Islamiah;
84 Bahari, Toleransi ..., 59. 85 Zakiyuddin Baidhawy, Islamic Studies Pendekatan dan Metode, Yogyakarta: Insan
Abadi, 2011, 224. 86 Wawancara dengan Siti Qadariyah guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal
3 Mei 2017.
45
tujuh, meningkatkan ukhuwah basariah; delapan, saling bersilaturahmi
untuk memupuk rasa saling berkasih sayang dan memberi dorongan”.87
Dari upaya untuk meningkatkan toleransi intra-agama di SMK Karya
Nugraha Boyolali diatas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwasanya
pentingnya bagi seorang guru untuk menyampaikan berbagai macam-macam
aliran, mazhab, di dalam agama Islam. Selain itu ketika seorang siswa sudah
memiliki pemahaman atau keyakinan yang berbeda dengan yang ada di
sekolah, maka tugas seorang guru adalah memberikan pendalaman dan
membekali dengan ilmu agama dan ilmu yang berkaitan dengan toleransi.
Yang harapannya melalui pembelajaran pendidikan agama Islam toleransi
intra-agama siswa dapat meningkat.
Toleransi intra-agama di sekolah dapat terlihat dalam perilaku antara
para guru dan para siswa dalam interaksinya dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam ketika di kelas. Maupun interaksi ketika para siswa berinterksi
dengan warga sekolah yang lain, saat diluar jam pembelajaran pendidikan
agama Islam. Sebenarnya, setiap siswa telah mempunyai kesadaran dalam
menyikapi perbedaan yang ada lingkungan sekolah maupun dilingkungan
masyrakat tempat tinggalnya.
Hal ini tercermin dalam perilaku siswa yang tidak fanatik terhadap
kelompok yang diikutinya. Walaupun ketika berada di sekolah para siswa
ada yang merasa berbeda pendapat dengan gurunya akan tetapi para siswa
tersebut tetap mau untuk menerima ilmu yang telah disampaikan oleh
87 Wawancara dengan Mualim guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal 4-5
Mei 2017.
46
gurunya. Pihak sekolah telah memberikan penyadaran kepada para siswa
bahwa kita adalah satu aqidah, yaitu aqidah Islam.
1. Toleransi wajib ditekankan, wajib diterapkan agar dapat tenang tentram,
dengan begitu tidak akan muncul perpecahan.
2. Tidak membedakan layanan terhadap siswa yang berbeda aliran
3. Siswa wajib tahu dengan adanya berbagai macam perbedaan yang ada,
juga tidak melarang dalam perbedaan-perbedaan yang ada.88
Untuk itu, beberapa hal yang perlu dikembangkan dalam sistem
pembelajaran pendidikan agama Islam, antara lain, pertama, pendidikan
agama Islam perlu diarahkan agar siswa memahami doktrin-doktrin Islam
secara utuh dan menyeluruh, tanpa adanya hal-hal yang ditutup-tutupi;
kedua, pendidikan agama Islam perlu diarahkan pada pencerahan hati dan
kecerdasan emosional, tidak hanya tataran kognitif, agar umat mempunyai
wawasan akidah, ruhiyah dan moral tinggi, kemampuan empati, kemampuan
penghayatan dan interaksi dengan nilai-nilai Islam serta peka terhadap
persoalan-persoalan bersama yang sedang dihadapi; ketiga, pendidikan
agama Islam harus dapat memberikan stimulasi peserta didik mendapatkan
latihan-latihan sehingga memiliki skill bukan hanya sekedar value, sehingga
mereka terampil dalam beramal dan menyelesaikan masalah-masalah yang
komplek.89
88 Wawancara dengan Siti Qadariyah guru PAI SMK Karya Nugraha Boyolali pada tanggal
3 Mei 2017. 89 Abdul Wahid, “Multikulturalisme dalam pendidikan agama Islam”, dalam Zainal Abidin
(ed.), Pendidikan Agama Islam Dalam Perspektif Multikulturalisme, Jakarta: Balai Penelitian dan
Pengembangan Agama, 2009: 147-148.
47
Ketiga langkah tersebut di atas merupakan sebuah langkah bijak bagi
guru ataupun seluruh pemegang kepentingan di suatu lembaga pendidikan di
Indonesia. Sehingga mampu menciptakan proses pembelajaran pendidikan
agama Islam di sekolah yang berwawasan luas yang pada akhirnya dapatr
menghasilkan lulusan para siswa yang inklusif dan toleran dalam menyikapi
berbagai macam keragaman yang ada dalam agamanya dan masyarakat90
Kondisi kerukunan beragama (toleransi intra-agama) dikalangan siswa SMK
Karya Nugraha Boyolali terasa sangat kental dan benar-benar sangat terasa
toleransinya. Hal ini tampak dari suasana di SMK Karya Nugraha Boyolali
ini bahwa tidak pernah terjadi permasalahan-permasalahan yang terkait
dengan konflik-konflik agama ataupun golongan.
Toleransi yang terjadi SMK Karya Nugraha Boyolali bukan untuk
menyatukan semua aliran atau paham. Tetapi lebih kepada sikap saling
mengakui keberadaan dari masing-masing untuk dapat menerima adanya
perbedaan, dan untuk membangun semangat kebersamaan. Hal ini dapat
mengakibatkan tidak terjadinya konflik antar siswa maupun dengan gurunya
yang berbeda aliran karena tidak ada sikap memaksakan paham. Sikap
mentolerir paham dalam beribadah ditunjukkan dengan tidak
mempermasalahkan satu pandangan aliran paham yang berbeda, mereka
tidak keberatan terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan paham maupun
tatacara beribadah yang dianut.
90 Abdul Wahid, “Multikulturalisme..., 148.
48
Ada yang bersikap toleran dengan membiarkan yang lain, namun
masih secara pasif, tanpa kehendak memahami, dan tanpa keterlibatan aktif
untuk bekerjasama. Bersikap toleran dengan meyakini kebenaran diri sendiri,
sambil berusaha memahami, menghargai, dan menerima kemungkinan
kebenaran yang lain, serta lebih jauh lagi, siap bekerja sama secara aktif di
tengah perbedaan”.91 SMK Karya Nugraha Boyolali mempunyai program-
program untuk meningkatkan toleransi intra agama kepada siswa:
“kalau program untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama,
dengan memberikan pemahaman kepada semua masyarakat sekolah,
memberikan penyadaran untuk berpikir secara luas, juga melalui
pembelajaran pendidikan agama Islam dikelas. Ini terwujud di dalam
menangani setiap siswa tanpa ada sikap diskriminasi atau mengucilkan
kepada siswa yang berbeda aliran”.92
Hasil wawancara dengan salah satu siswa di SMK Karya Nugraha
Boyolali dia mengatakan bahwa siswa tersebut telah mampu bertoleransi
kepada teman, keluarga, maupun dengan masyarakat lingkungan tempat
tinggalnya yang mempunyai pandangan tatacara ibadah yang berbeda dengan
cara menghargainya tanpa pernah menyalahkan.93
91 Bahari, Toleransi..., 59. 92 Wawancara dengan bapak Sarbiyanto kepala SMK Karya Nugraha Boyolali tanggal 17
Mei 2017. 93 Wawancara dengan Sandi Kurniawan siswa SMK Karya Nugraha pada tanggal 4 Mei
2017.
49
B. Upaya di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan toleransi intra-agama,
seperti yang diungkapkan oleh guru pendidikan agama Islam kelas mata
pelajaran al-Qur‘an sebagai berikut:
“pertama, dengan memberikan dalil-dalil yang sesuai dari suatu masalah,
memberikan berbagai alternatif pilihan kepada siswa, kedua, menjelaskan
kalau semua sama”.94
Demikian juga dengan guru pendidikan agama Islam untuk mata pelajaran ke-
Muhammadiyahan:
“pertama, dengan memberikan pemahaman atau pengertian kepada semua
pihak tentang fungsi dari toleransi; kedua, sering diadakannya dialog antar
golongan; ketiga, tidak memunculkan persoalan yang berkaitan dengan
perbedaan atau khilafiyah.
Upaya meningkatkan toleransi intra-agama di dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali lebih
menekankan pada penjelasan dalil-dalil yang berhubungan dengan masalah-
masalah khilafiyah. Dengan diberikannya pemahaman maupun pengertian
tentang pentingnya toleransi dari guru maka harapannya siswa memiliki
perilaku yang toleran terutama toleransi intra-agama. SMK Muhammadiyah
04 Boyolali tidak mempunyai program-program secara khusus di dalam
peningkatan toleransi intra-agama, hasil wawancara seperti berikut:
“untuk implementasi pendidikan agama Islam untuk meningkatkan
perilaku toleransi intra agama tidak ada secara khusus, akan tetapi kami
melaksanakan program-program secara umum. Setiap pagi setiap siswa
diajak bersama-sama melafalkan bacaan shalat sesuai dengan tuntunan,
yang tujuannya agar siswa bisa menjadi hafal, baru setelah hafal siswa
diharapkan memahami arti dan bisa melakukan shalat dengan khusuk.
Yang nantinya setiap akhir tahun akan dilakukan evaluasi perkembangan
anak dari aspek bacaan shalatnya, dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini,
sekolahan telah mengadakan jama‘ah shalat dzuhur dan jum‘atan. Untuk
shalat dzuhurnya dilaksanakan pada saat jam istirahat siang atau istirahat
jam kedua. Untuk meningkatkan pemahaman keagamaan setiap guru dan
94 Wawancara dengan Ibu Fintin Ariyani guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 28 April 2017.
50
karyawannya diadakan kajian dari Muhammadiyah yang dilaksanakan
setiap hari kamis, setelah jam KBM berakhir.
Dari berbagai macam golongan yang ada di masyarakat dari pihak
sekolah memang diarahkan ke Muhammadiyah. Sekolah ini pernah
menjalankan libur yang berbeda dengan sekolah yang lain. dengan diganti
pada hari efektif. Tidak di ibadah, kalau masalah muamalah dapat berbeda,
menghargai yang lain, misalnya kegiatan ramadhan, idul fitri dan lain-
lainnya.
Sedangkan untuk kegiatan ketika siswa dirumah kami serahkan
sepenuhnya kepada para siswa untuk melaksanakan. Secara umum
memberi pengetahuan secara benar, misalnya tentang niat, kami tidak
memaksa, kamu mau pakai atau tidak kami tidak memaksa, diberikan satu
landasan, diberi informasi yang benar, tentang hari raya idul fitri
dipahamkan, perbedaan tidak diperdebatkan, agar siswa mampu memilih.
Bahkan dua tahun yang lalu kami juga menerima siswa non muslim, siswi
yang beragama budha. Dari pihak sekolah tidak pernah membeda-bedakan
pelayanan siswa yang berlatar belakang kelompok yang berbeda dari kami.
Untuk kelas dua ditingkatkan, shalat jenazah sesuai jenjang, shalat
jamaah, untuk kelas tiga kompetensi yang harus dimiliki siswa akan lebih
ditingkatkan lagi. Setiap jum‘at diadakan infaq yang tujuannya untuk
membantu rekan-rekannya yang tidak mampu, ataupun siswa yang sakit,
setiap jum‘atnya”.95
Toleransi intra agama yang ada di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
sudah berjalan dengan baik hal ini didasarkan dari wawancara salah satu guru
pendidikan agama Islam mapel tarikh:
“Dalam masalah furu‘iyah saya tidak pernah memaksakan kepada siswa.
Misalnya ketika disini dilaksanakan shalat jum‘at dengan satu kali adzan,
kalaupun ada siswa yang berpaham harus dua kali adzan kami sama sekali
tidak memaksa untuk menggunakan seperti apa yang kita gunakan. Kami
memberikan kebebasan kepada siswa. Siswa juga boleh shalat jum‘at
diluar sekolah, asal nanti kembali lagi kesekolah”.96
Toleransi memang mensyaratkan adanya penerimaan dan penghargaan
terhadap pandangan, keyakinan, nilai, serta praktik orang/ kelompok lain yang
95 Wawancara dengan Alif Agus Sutesna Kepala SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 6 Mei 2017. 96 Wawancara dengan Ahmad Fauzan guru PAI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 13 Mei 2017.
51
berbeda dengan kita.97 Dengan adanya sikap dan perilaku menerima dalam hal
perbedaan akan terwujud dalam bentuk penghargaan dalam berbagai hal.
Penghargaan akan menghasilkan sikap dan perilaku toleransi. Kemudian untuk
meningkatkan sikap toleransi dapat melalui sarana formal maupun informal,
sarana formal mempunyai peran yang sangat besar dalam menumbuhkan
maupun meningkatkan toleransi melalui pendidikan.98 Pendidikan memang
dapat untuk meningkatkan sikap dan perilaku toleransi, mulai dari pendidikan
pada tingkat dasar, menengah hingga pada pendidikan tinggi. Dalam hal ini
peningkatan perilaku toleransi pada lingkup intra-agama yang dilakukan pada
pendidikan menengah pada jenjang sekolah menengah kejuruan yang dalam
hal ini erat kaitannya dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam. Sebab
pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah menengah kejuruan
(SMK) ini terdapat pembahasan tentang materi toleransi.
C. Analisis Implementasi Pembelajaran PAI untuk Meningkatkan Perilaku
Toleransi Intra-Agama
Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi Al-Qur’an, Aqidah, Akhlak,
Fiqih serta Tarikh dan kebudayaan Islam, pendidikan agama Islam lebih
menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan
manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia sesama manusia, hubungan
97 Bahari, Toleransi..., 53. 98 Mukti Ali, Harmonical..., viii.
52
manusia dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.99
Berdasarkan temuan penelitian yang telah dikemukakan pada Bab II dan III
dapat diketahui bahwa implementasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam
untuk meningkatkan perilaku toleransi di SMK Karya Nugraha Boyolali dan
SMK Muhammadiyah 04 Boyolali telah berjalan dengan baik, walaupun
dalam pelaksanaannya sangatlah berbeda, hal ini dikarenakan adanya latar
belakang dari sekolah tersebut. Jika SMK Karya Nugraha Boyolali itu berada
dibawah lembaga pendidikan Ma‘arif, yang merupakan bagaian dari
organisasi Nahdlatul Ulama, sedangkan SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
berada dibawah majelis pendidikan dasar dan menengah dari organisasi
Muhammadiyah.
Para siswa pun juga telah memiliki sikap dan perilaku dalam
bertoleransi intra-agama, hal ini dapat terlihat ketika mereka menerima
dengan baik ketika ada teman yang memiliki tatacara beribadah yang berbeda,
siswa juga tetap bersikap baik kepada tetangga yang memiliki keyakinan
berbeda, asalkan tidak bertentangan dengan agama Islam.100 Dengan melihat
penjelasan diatas maka dapat dipahami bahwa dari segi pembelajarannya
mempunyai perbedaan, perbedaannya terletak penggunaan kurikulum dari
kedua sekolah tersebut, apabila di SMK Karya Nugraha Boyolali sudah
sepenuhnya menggunakan kurikulum 2013 secara penuh. Maka berbeda
halnya dengan yang ada di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali, di SMK
99 Mudofar Mughni, “Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural”, dalam Zainal
Abidin (ed.), Pendidikan Agama Islam Dalam Perspektif Multikulturalisme, Jakarta: Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama, 2009: 121-122. 100 Wawancara dengan Dewi Fitriyani siswi SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada
tanggal 19 Mei 2017.
53
Muhammadiyah 04 Boyolali masih mengaitkannya dengan kurikulum
terdahulu, yaitu kurikulum KTSP. Yang dalam hal ini terlihat di dalam
penggunaan buku ajarnya yang masih berpedoman menggunakan kurikulum
yang lama.
Jika di SMK Karya Nugraha Boyolali mata pelajaran pendidikan
agama Islam diajarkan secara terpadu, lain halnya di SMK Muhammadiyah
04 Boyolali yang dalam pengajaran pendidikan agama Islam dilaksanakan
secara terpisah-pisah. Di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali terbagi menjadi
enam mata pelajaran yaitu mapel al-qur‘an, aqidah, akhlaq, ibadah, tarikh,
dan juga ke-Muhammadiyahan, yang setiap mapelnya masing-masing diampu
oleh satu guru.
Di kedua sekolah tersebut tidak ada perlakuan khusus atau membeda-
bedakan kepada para siswa dari para gurunya. Semua akan diperlakukan
sama, walaupun ketika siswa tersebut memiliki latar-belakang organisasi atau
aliran yang berbeda. Begitu juga dalam hal tata cara ibadah sehari-hari. Setiap
sekolah mempunyai ciri khas tersendiri didalam mengajarkan pendidikan
agama Islam kepada para siswanya. Jika di SMK Karya Nugraha Boyolali
menggunakan aturan yang ada di lembaga pendidikan Ma‘arif dari Nahdlatul
Ulama dengan adanya tambahan mata pelajaran khusus tentang ke-Nuan,
sedangakan di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali mengikuti aturan dari
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah dari Muhammadiyah yang
mempunyai ciri khsusus mata pelajaran ke-Muhammadiyahan.
54
Tabel 4.1. Indikator Toleransi Intra-Agama
Sekolah Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
SMK Karya
Nugraha Boyolali
Adanya
kebebasan dalam
menjalankan
tatacara ibadah
yang berbeda
ketika dirumah
Guru dan siswa
sadar akan
adanya
kebenaran
terhadap
kelompok lain
Terbentuknya
ukhuwah
Islamiah, dan
meningkatnya
rasa kasih sayang
SMK
Muhammadiyah
04 Boyolali
Siswa bebas
menggunakan
tatacara ibadah
yang berbeda
ketika diluar
sekolah
Siswa memahami
dan menghormati
akan perbedaan
yang ada di
dalam agama
Islam
Tumbuhnya
sikap
kebersamaan di
dalam
menjalankan
ibadah sehari-
hari
Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara dengan Para Guru Pendidikan
Agama Islam di SMK Karya Nugraha dan SMK Muhammadiyah 04
Boyolali.
55
Dari penjelasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwasanya
dalam meningkatkan toleransi intra agama kepada siswa baik itu di SMK
Karya Nugraha Boyolali maupun di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali sudah
terlihat adanya perilaku toleransi intra-agama, walaupun toleransi tersebut
masih mengarah kepada toleransi negatif atau toleransi pasif. Hal ini nampak
dalam sikap dan perilaku siswa untuk membiarkan atau tidak mengganggu
terhadap siswa dengan paham yang berbeda dengannya.
56
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Implementasi pembelajaran agama Islam di SMK Karya Nugraha
Boyolali mempergunakan kurikulum tahun 2013, pembelajaran yang
dilaksanakan di SMK Karya Nugraha untuk mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Dalam implementasinya mata pelajaran
pendidikan agama Islam diselenggarakan selama tiga jam pelajaran,
dengan satu jam pelajarannya selama 45 menit. Sedangkan Untuk
pembelajaran agama Islam di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali juga
menggunakan kurikulum tahun 2013, akan tetapi dalam penggunaan buku
sumber belajar masih berpedoman kepada kurikulum KTSP. Untuk mata
pelajaran pendidikan agama Islam di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
terbagi menjadi lima mata pelajaran (Al-Qur‘an, Fiqih/Ibadah, Tarikh,
Aqidah, Akhlaq). Selain hal-hal tersebut kaitannya dengan strategi,
metode, Sumber, media, materi maupun evaluasi pembelajaran yang
dipergunakan juga mempunyai perbedaan dalam implementasi pendidikan
agama Islam.
2. Faktor pendukung didalam keberhasilan implementasi pembelajaran
pendidikan agama Islam untuk meningkatkan toleransi intra agama adalah
dengan tersedianya buku-buku mata pelajaran yang berisi materi yang
toleran, adanya penyampaian tentang perbedaan-perbedaan yang ada di
dalam agama Islam, semuanya itu haruslah disampaikan secara terbuka
57
tanpa ada suatu hal yang ditutup-tutupi, dengan begitu harapannya akan
tumbuh sikap memahami dan menyadari, menghargai, tidak memaksakan
kehendak terhadap perbedaan yang ada, agar dapat terwujudnya persatuan
dan kesatuan di dalam agama Islam. Sedangkan faktor penghambatnya
yaitu perbedaan latar belakang organisasi dari siswa itu sendiri, yang
biasanya dalam diri siswa itu sendiri sudah di doktrin kalau paham saya
adalah yang paling benar, serta faktor dari Lingkungan siswa, teman
pergaulan, yang membawa pengaruh kurang baik, yang melahirkan sikap
fanatik terhadap kelompok yang diikuti (dikasih tahu juga tidak mau),
semua itu dikarenakan Kurangnya pemahaman siswa tentang ilmu agama
terutama yang berkaitan dengan ilmu dasar-dasar khilafiyah.
3. Upaya-upaya untuk meningkatkan toleransi intra-agama di SMK Karya
Nugraha dengan menyampaikan berbagai macam-macam aliran, mazhab,
di dalam agama Islam. Selain itu ketika seorang siswa sudah memiliki
pemahaman atau keyakinan yang berbeda dengan yang ada di sekolah,
maka tugas seorang guru adalah memberikan pendalaman dan membekali
dengan ilmu agama dan ilmu yang berkaitan dengan toleransi. Untuk di
SMK Muhammadiyah 04 Boyolali lebih menekankan pada penjelasan
dalil-dalil yang berhubungan dengan masalah-masalah khilafiyah. Dengan
diberikannya pemahaman maupun pengertian tentang pentingnya toleransi
dari guru maka harapannya siswa memiliki perilaku toleransi intra-agama.
58
B. Saran
Implementasi pembelajaran pendidikan agama Islam untuk meningkatkan
toleransi intra agama di SMK Karya Nugraha Boyolali dan SMK
Muhammadiyah 04 Boyolali sudah berjalan dengan baik dan dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Akan tetapi masih ada sebagian siswa
yang belum memahami hakikat dari toleransi intra agama, saran dari peneliti
dapat dijadikan bahan pertimbangan yaitu:
1. Dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan strategi dan media
pembelajaran yang bervariasi.
2. Sebaiknya guru menciptakan kelas yang nyaman bagi para siswa. Dan
juga guru harus dapat menguasai dan mengatur kelas dengan baik.
3. Guru harus lebih terbuka didalam menjelaskan materi yang berkaitan
dengan masalah khilafiyah, agar tidak timbul sikap fanatik yang
berlebihan didalam diri siswa.
4. Sekolah sebaiknya menambah koleksi buku-buku yang berkaitan dengan
perbedaan-perbedaan di dalam agama Islam, agar para siswa dapat
mendapat pengetahuan yang luas, tidak hanya apa yang didapat melalui
pembelajaran pendidikan agama Islam dikelas.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Masykuri, “Pluralisme dan Toleransi”, dalam Nur Achmad (ed.),
Pluralitas Agama: Kerukunan dalam Keragaman. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas, 2001: 11-16.
Al-Fandi, Haryanto, Desain Pembelajaran yang Demokratis dan Humanis.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Ali, Mukti. Harmonical Communicatin: Sebuah Pesan Damai dalam Perbedaan.
Salatiga: LP2M Press, 2016.
Ali, Muhammad. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru,
2010.
Aman, Saifuddin. 8 Pesan Lukman Al-Hakim. Jakarata Selatan: Al-Mawardi,
2008.
Araújo, Ana Cristina, Iwan-Michelangelo D’Aprile, Bojan Borstner, and
Smiljana Gartner, “The Historical and Philosophical Dimensions of the
Concept of Tolerance”, in Gudmundur Halfdanarson (ed.), Discrimination
and tolerance in historical perspective. Pisa: Pisa University Press, 2008:
1-18.
Bahari. Toleransi Beragama Mahasiswa (Studi tentang Pengaruh Kepribadian,
Keterlibatan Organisasi, Hasil Belajar Pendidikan Agama, dan
Lingkungan Pendidikan terhadap Toleransi Mahasiswa Berbeda Agama
pada 7 Perguruan Tinggi Umum Negeri). Jakarta: Kementerian Agama RI
Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2010.
Baidhawy, Zakiyuddin. Islamic Studies Pendekatan dan Metode. Yogyakarta:
Insan Abadi. 2011.
Baidhawy, Zakiyuddin. Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. Jakarta:
Erlangga. 2005.
Handayani, Febri, “Toleransi Beragama dalam Perspektif HAM di Indonesia”,
Toleransi Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama 2 (2010): 62-77.
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.
Hawi, Akmal. Kompetensi Guru PAI. Palembang: Rafah Press, 2009.
Kaawon, Selviyanti. “Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Perilaku
Toleran Pada Warga Sekolah”, Manajemen Pendidikan Islam 2 (2014).
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 211 Tahun 2011,
Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam pada
sekolah.
60
Khareng, Mutsalem & Jaffary Awang, “Cultural Socialization and Its Relation to
the Attitude of Religious Tolerance among Muslim and Buddhist Students
in Prince of Songkhla University”, International Journal of Islamic
Thought 2 (2012): 12-22.
Kristianto, Heri. Selayang Pandang SMK Muhammadiyah 04 Boyolali Siap
Menyambut Persaingan Era Global. Boyolali: 2016.
Majid, Abdul. Belajar dan Pembelajaran Agama Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012.
Majid, Abdul & Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Mahmun, Nunu. “Media Pembelajaran: Kajian terhadap Langkah-langkah
Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran”, Jurnal
Pemikiran Islam 37 (2012): 27-35.
Maragustam. Filsafat Pendidikan Islam Menuju Pembentukan Karakter
Menghadapi Arus Global. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2014.
Margono, S. Statistik Nonparametris, Bandung: CV. Alfabeta, 2008.
Misrawi, Zuhairi. Pandangan Muslim Moderat Toleransi, Terorisme, dan Oase
Perdamaian. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2010.
Moloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005.
Mughni, Mudofar, “Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural”, dalam
Zainal Abidin (ed.), Pendidikan Agama Islam Dalam Perspektif
Multikulturalisme. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama,
2009: 120-134.
Muhaimin. Rekontruksi Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Press, 2009.
Muliadi, Erlan. “Urgensi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis
Multikultural di Sekolah”, Jurnal Pendidikan Islam 1 (2012): 55-68.
Naim, Ngainun. Islam dan Pluralisme Agama. Yogyakarta: Lingkar Media, 2014.
Potgieter, Ferdinand J., Johannes L. van der Walt, and Charste C. Wolhuter.
“Towards Understanding (Religious) (in) Tolerance in Education”, HTS
Teologiese Studies / Theological Studies (2014): 1-8.
Raihani, “A Whole-school Approach: A Proposal for Education for Tolerance in
Indonesia”, Theory and Research in Education 9 (2011): 23-36.
Saleh, Fauzan, “The School of Ahl Al-Sunnah wa Al-Jama`Ah and The
Attachment of Indonesian Muslims to its Doctrines”, Journal Of Indonesian
Islam 2 (2008): 16-38.
61
Santosa, Budi, “Nilai Dan Perilaku Multikultural: Toleransi Intra-Agama Siswa
Madrasah Aliyah Di Surakarta”, Jurnal Penelitian Ilmu Agama dan
Humaniora 3 (2015): 107-124.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta, 2015.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013.
Sutrisno. Revolusi di Indonesia, Membedah Metode dan Teknik Pendidikan
Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2006.
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Bandung: Fokus Media, 2006.
Wahid, Abdul, “Multikulturalisme dalam pendidikan agama Islam”, dalam Zainal
Abidin (ed.), Pendidikan Agama Islam Dalam Perspektif Multikulturalisme,
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2009: 142-149.
62
KISI-KISI
INSTRUMEN PENELITIAN
No
Subjek dan
Objek
Penelitian Indikator Sub Pertanyaan Penelitian
Alat
Pengumpulan
Data
1.
Kepala
Sekolah
Data sekolah
Sejarah berdirinya SMK
Visi dan Misi SMK
Keadaan guru dan siswa
Wawancara
Dokumentasi
Konsep dan
kebijakan
Kebijakan yang dilakukan atau
akan untuk meningkatkan toleransi
intra-agama
Wawancara
Dukungan
sekolah
Dukungan yang diberikan sekolah
terhadap guru PAI untuk
meningkatkan toleransi intra-agama
Wawancara
2.
Guru
Pendidikan
Agama
Islam
Implementasi
Pendidikan
Agama Islam
Tanggapan implementasi
pembelajaran PAI
Tanggapan implementasi
pembelajaran PAI untuk
meningkatkan toleransi intra-
agama
Wawancara
Dokumentasi
Observasi
Toleransi Intra
Agama
Tenggang rasa untuk
menghormati pilihan dan cara
berekspresi terhadap orang lain
dalam menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan
kepercayaan
Terbangun sikap kesadaran
dalam memahami, mengakui,
dan menghormati, adanya
keragaman agama, keyakinan
yang diyakini orang lain
Membangun dan
mengembangkan sikap bersatu
dalam perbedaan, berbeda
dalam kebersamaan
Wawancara
Observasi
3. Siswa
Implementasi
Pembelajaran
Pendidikan
Agama Islam
untuk
Meningkatkan
Toleransi Intgra-
Agama
Pembelajaran di Kelas
Penerapan sikap dan perilaku
toleransi intra-agama
Wawancara
63
PANDUAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH, GURU PAI,
DAN SISWA
A. Pedoman Wawancara
1. Wawancara dengan kepala sekolah
a. Apa yang menjadi ciri khas (SMK Karya Nugraha/ Muhammadiyah 04
Boyolali) bila dibandingkan dengan sekolah yang lain?
b. Bagaimana keadaan guru, sekolah, dan siswa?
c. Bagaimana konsep toleransi intra agama menurut bapak?
d. Apakah sekolah yang bapak pimpin juga mendukung implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
Jika dilihat dari cara mengajar bapak/ibu guru, serta perilaku dari para
siswa?
e. Program-program implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
2. Wawancara dengan guru pendidikan agama Islam
a. Bagaimana persiapan bapak/ ibu sebelum pembelajaran?
b. Bagaimana implementasi pembelajaran PAI disini?
c. Bagaimana pelaksanaan penilaian di kelas?
d. Apa saja faktor pendukung dalam implementasi pembelajaran PAI
untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama? (Agar KBM dapat
terselenggara dengan efektif dan efisien)
e. Apa saja faktor penghambat/ kendala-kendala dalam implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
(Penghambat KBM)
f. Sepengetahuan bapak/ ibu, siswa disini apakah semuanya
NU/Muhammadiyah semua, atau ada yang lain?
g. Bagaimana menurut bapak/ ibu jika ada siswa yang menganut paham
atau aliran yang berbeda dengan sekolah?
h. Apakah sekolah mendukung dengan implementasi pembelajaran PAI
untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
64
i. Bagaimana persepsi, sikap, dan perilaku bapak/ ibu berkaitan dengan
kelompok/aliran dalam masalah furu’iyah?
j. Apa upaya bapak/ ibu dalam meningkatkan perilaku toleransi intra
agama terhadap siswa?
k. Bagaimana pendapat, sikap, perilaku bapak ketika ada siswa yang
melakukan tata cara ibadah yang berbeda?
l. Bagaimana perilaku toleransi intra agama dari sudut pandang bapak/
ibu?
m. Apa harapan tentang toleransi intra agama pada siswa?
n. Perilaku toleransi intra agama yang telah dilakukan siswa?
o. Bagaimana Ujian praktek PAI untuk kelas XII?
3. Wawancara dengan siswa
a. Siapa yang mengajar mata pelajaran PAI kamu?
b. Bagaiaman bapak ibu guru ketika mengajar di dalam kelas?
c. Strategi, metode apa yang sering digunakan oleh bapak ibu guru dalam
mengajar?
d. Menurut kamu hal-hal apa yang dapat mempermudah kamu dalam
menerima pelajaran?
e. Organisasi Islam apa saja yang kamu ketahui?
f. Organisasi mana yang kamu anggap paling sesuai dengan agama
Islam?
g. Bagaimana pandangan, sikap, perilaku kamu tentang perbedaan
dengan organisasi lain?
h. Didalam agama Islam ada perbedaan apa saja yang kamu ketahui?
i. Bagaimana sikap dan perilaku kamu ketika teman, keluarga, maupun
lingkungan tempat tinggalmu melakukan tatacara ibadah yang
berbeda?
j. Apakah guru kamu memaksa kamu untuk mengikuti aliran tertentu?
k. Apakah guru kamu pernah menjelek-jelekan aliran tertentu?
l. Kenapa kita harus bertoleransi terhadap sesuatu yang kita anggap
berbeda?
65
B. Pedoman Observasi
1. Mengamati proses pembelajaran PAI
2. Mengamati kondisi tempat penelitian
C. Pedoman Dokumentasi
1. Deskripsi tempat penelitian
2. Dokumentasi pembelajaran PAI
3. Perangkat pembelajaran
66
TRANSKIP WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
Nama Sekolah : SMK Karya Nugraha Boyolali
Nama : Sarbiyanto, S.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari/ tanggal wawancara : Rabu, 17 Mei 2017
Tempat : Ruang Kepala SMK Karya Nugraha Boyolali
1. Apa yang menjadi ciri khas SMK Karya Nugraha Boyolali bila dibandingkan
dengan sekolah yang lain?
Jawab: Ciri khas SMK Karya Nugraha adalah bahwa sekolah ini berada
dibawah naungan lembaga Ma‘arif kabupaten Boyolali. Sekolah Menengah
Kejuruan tertua yang ada di Boyolali. Juga mempunyai ciri mata pelajaran ke
Nu-an yang diajarkan di sekolah ini.
2. Bagaimana keadaan guru, sekolah, dan siswa?
Jawab: SMK Karya Nugraha menempati tanah seluas 5.619 m2 dengan
status sertifikat hak milik serta sebagian hak guna bangunan. Selanjutnya,
Hingga saat ini SMK Karya Nugraha memiliki 62 orang guru dan 16 tenaga
kependidikan, semuanya berstatus sebagai guru maupun pegawai tetap
yayasan kemudian untuk jumlah siswanya tahun ajaran 2016/2017 adalah
1.277 orang. Kelas X 456 siswa, kelas XI 437 siswa dan juga kelas XII 384.
3. Bagaimana konsep toleransi intra agama menurut bapak?
Jawab: menurut saya konsep toleransi intra agama itu seperti ayat “lakum
dinukum waliyadin” konsep NU merajut satu keberbedaan, menghargai satu
sama lain. Di NU ada 4 mazhab dan semuanya dipakai, sesama nahdiyin saja
berbeda apalagi diluar nahdiyin tentu akan lebih berbeda. Dalam
kemajemukan kuncinya menghargai pandangan maupun pendapat teman.
4. Apakah sekolah yang bapak pimpin juga mendukung dengan implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama? Jika
dilihat dari cara mengajar bapak/ibu guru, serta perilaku dari para siswa?
67
Jawab: Ya, pastinya sangat mendukung. Selama ini siswa yang yang sekolah
disini memang dari berbagai macam aliran, tidak hanya yang berasal dari
kalangan nahdiyin saja, akan tetapi ada juga yang berasal dari
Muhammadiyah, bahkan LDII juga ada.
5. Program-program implementasi pembelajaran PAI untuk meningkatkan
perilaku toleransi intra agama?
Jawab: kalau program untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama,
dengan memberikan pemahaman kepada semua masyarakat sekolah,
memberikan penyadaran untuk berpikir secara luas, juga melalui
pembelajaran pendidikan agama Islam dikelas. Ini terwujud di dalam
melayani setiap siswa tanpa ada sikap diskriminasi atau mengucilkan kepada
siswa yang berbeda aliran.
68
TRANSKIP WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Nama : Alif Agus Sutesno, S.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari/ tanggal wawancara : Sabtu, 6 Mei 2017
Tempat : Ruang Kepala SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
1. Apa yang menjadi ciri khas SMK Muhammadiyah 04 bila dibandingkan
dengan sekolah yang lain?
Jawab: kalau untuk ciri khas dari SMK ini bila dibandingkan dengan SMK
yang lain adalah bahwa sekolah kami berada dibawah naungan yayasan
Muhammadiyah Boyolali yang dalam hal ini bila dikaitkan dengan mapel PAI
di sekolah ini dari segi agama ada 6 mapel keagamaan, yang kesemuanya
diajarkan secara terpisah, ada mapel kemuhammadiyahan yang merupakan ciri
khusus yang dimiliki oleh sekolah ini, selain itu ada mapel Al-Qur‘an,
Fiqih/Ibadah, Tarikh, Aqidah, serta Akhlaq, yang tentunya jenengan sudah
bertemu dengan para guru-gurunya. Kegiatannya adalah untuk pembinaan
keagamaan dan karakter ke pengalaman Ibadah.
2. Bagaimana keadaan guru, sekolah, dan siswa?
Jawab:Jumlah guru ada 60, untuk karyawannya ada 20, semua tenaga guru
dan karyawan dari yayasan. Untuk jumlah siswanya sendirnya ada 1196.
Kelas X berjumlah 550, kelas XI 334, kelas 315. Dari sekian banyak siswa
tersebut berasal dari berbagai latar belakang.
3. Bagaimana konsep toleransi intra agama menurut bapak?
Jawab: kalau konsep toleransi intra agama menurut saya, menghargai,
menghormati dengan adanya perbedaan dalam segala hal, tanpa
mempermasalahkan atau memperdebatkannya dalam hal beribadah maupun
dalam hal lainnya.
69
4. Apakah sekolah yang bapak pimpin juga mendukung dengan implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama? Jika
dilihat dari cara mengajar bapak/ibu guru, serta perilaku dari para siswa?
Jawab: sangat mendukung, walaupun sekolah kami lembaga pendidikan yang
berlatar belakangkan Muhammadiyah dalam hal proses pembelajaran kami
tidak pernah membeda-bedakan diantara para siswa yang mempunyai latar
belakang di luar Muhammadiyah. kepada para guru kami berusaha
memberikan pengarahan untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran PAI
dengan sebaik-baiknya, menurut kesepakatan pimpinan wilayah
Muhammadiyah. Walaupun SMK ini dari berbagai latar belakang yang
membuat adanya perbedaan, alhamdulilah di sekolah ini belum pernah terjadi
masalah yang berarti. Memberikan kebebasan bagi setiap siswa, untuk siswa
non muslim saja tetap kami terima apalagi siswa muslim. Ketika dalam
pergaulan antar siswa juga tidak ada masalah.
5. Program-program implementasi pembelajaran PAI untuk meningkatkan
perilaku toleransi intra agama?
Jawab: untuk implementasi PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra
agama tidak secara khusus, akan tetapi kami laksanakan program-program
secara umum. Setiap pagi setiap siswa diajak bersama-sama melafalkan
bacaan shalat sesuai dengan tuntunan, yang tujuannya agar siswa bisa menjadi
hafal, baru setelah hafal siswa diharapkan memahami arti dan bisa melakukan
shalat dengan khusuk. Yang nantinya setiap akhir tahun akan dilakukan
evaluasi perkembangan anak dari aspek bacaan shalatnya.
Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini, sekolahan telah mengadakan
jama‘ah shalat dzuhur dan jum‘atan. Untuk shalat dzuhurnya dilaksanakan
pada saat jam istirahat siang atau istirahat jam kedua. Untuk meningkatkan
pemahaman keagamaan setiap guru dan karyawannya diadakan kajian dari
Muhammadiyah yang dilaksanakan setiap hari kamis, setelah jam KBM
berakhir.
Dari berbagai macam golongan yang ada di masyarakat dari pihak
sekolah memang diarahkan ke Muhammadiyah. Sekolah ini pernah
70
menjalankan libur yang berbeda dengan sekolah yang lain. dengan diganti
pada hari efektif. Tidak di ibadah, kalau masalah muamalah dapat berbeda,
menghargai yang lain, misalnya kegiatan ramadhan, idul fitri dan lain-lainnya.
Sedangkan untuk kegiatan ketika siswa dirumah kami serahkan sepenuhnya
kepada para siswa untuk melaksanakan.
Secara umum memberi pengetahuan secara benar, misalnya tentang
niat, kami tidak memaksa, kamu mau pakai atau tidak kami tidak memaksa,
diberikan satu landasan, diberi informasi yang benar, tentang hari raya idul
fitri dipahamkan, perbedaan tidak diperdebatkan, agar siswa mampu memilih.
Bahkan dua tahun yang lalu kami juga menerima siswa non muslim, siswi
yang beragama budha. Dari pihak sekolah tidak pernah membeda-bedakan
pelayanan siswa yang berlatar belakang kelompok yang berbeda dari kami.
Untuk kelas 2 ditingkatkan, shalat jenazah sesuai jenjang, shalat
jamaah, untuk kelas 3 kompetensi yang harus dimiliki siswa akan lebih
ditingkatkan lagi. Setiap jum‘at diadakan infaq yang tujuannya untuk
membantu rekan-rekannya yang tidak mampu, ataupun siswa yang sakit,
setiap jum‘atnya.
71
TRANSKIP WAWANCARA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Nama Sekolah : SMK Karya Nugraha Boyolali
Nama : Siti Qodariyah, S.Ag.
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam kelas XII
Hari/ tanggal wawancara : Rabu/ 03 Mei 2017
Tempat : Ruang Guru
1. Bagaimana persiapan ibu sebelum pembelajaran?
Jawab: persiapan sebelum mengajar setiap guru membuat RPP mas. Kalau
guru tidak membuat RPP malah tidak mendapatkan gaji.
2. Bagaimana implementasi pembelajaran PAI disini?
Jawab: dalam implementasinya SMK Karya Nugraha ini menggunakan
kurukulum 2013. Untuk fiqihnya menggunakan 4 mazhab, tasawufnya
menggunakan Al-Gazali al Junaidi, tauhidnya berpedoman Asyari al Maturidi.
Setiap hari dilaksanakan tadarus Al-Qur‘an dilanjutkan membaca Asmaul
Husna, kemudian menyanyikan lagu Indonesia raya kegiatan ini dilaksanakan
dikelas setiap jam 07.00.
3. Bagaimana pelaksanaan penilaian di kelas?
Jawab: Untuk evaluasi pembelajaran dilakukan melalui analisis hasil belajar
peserta didik dalam bentuk hasil tiap mata pelajaran pendidikan agama Islam
dan perubahan perilaku. Evaluasi pembelajaran diadakan beberapa kali yaitu
seusai pembelajaran dikelas, setelah guru mengoreksi tugas anak, dan setelah
kegiatan diskusi. Sedangkan evaluasi rutinan adalah evaluasi ulangan harian,
ulangan semesteran, dan ujian nasional. Siswa juga harus menguasai beberapa
kompetensi, pertama, setiap siswa harus dapat shalat lima waktu; kedua, wajib
bisa qunut; ketiga, harus bisa wudu; keempat, praktek membaca Al-Qur‘an;
kelima, mampu praktek jenazah.
Untuk syarat kenaikan kelasnya kelas X diwajibkan harus hafal 10
surah, mulai dari surah Annas, Al Falaq, Al Ikhlas, Al lahab, An nasr, Al
kafirun, Al kausar, Al ma’un, Al Quraish, dan Al Fill, untuk kelas XI
melanjutkan hafalan surah berikutnya dimulai dari Al Humazah, Al ‘Asr, At
72
Takasur, Al Qariah, Al Adiyat, Az Zalzalah, Al Bayyinah, Al Qadr, Al Alaq,
hingga At Tin, kemudian untuk kelas XII hafalan ayat kursi dan bacaan tahlil.
4. Apa saja faktor pendukung dalam implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama? (Agar KBM dapat terselenggara
dengan efektif dan efisien)
Jawab: faktor pendukungnya, pertama, tersedianya media pembelajaran yang
memadai, kedua, adanya bantuan dari para ustadz dan ustadzah dari beberapa
pondok pesantren dalam kegiatan pembelajarannya.
5. Apa saja faktor penghambat/ kendala-kendala dalam implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
(Penghambat KBM)
Jawab: pertama,lingkungan siswa; kedua, siswa banyak yang alfa tidak
masuk sekolah; ketiga; kemampuan siswa yang berbeda-beda.
6. Sepengetahuan ibu, siswa disini apakah semuanya NU/Muhammadiyah
semua? atau ada yang lain?
Jawab: siswa disini tidak terbatas dari kalangan nahdhiyin NU saja, tetapi ada
juga siswa yang tidak berlatar nelakang NU. Walaupun demikian yang
bersekolah disini memang mayoritas NU.
7. Bagaimana menurut ibu jika ada siswa yang menganut paham atau aliran yang
berbeda dengan sekolah?
Jawab: sekolah ini terbuka untuk menerima semua siswa dari berbagai latar
belakang golongan maupun agama. Kami tidak pernah membeda-bedakan
kepada para siswa. Semua kami perlakukan dengan sama, tidak pernah
mengucilkan siswa yang berbeda dari kami.
8. Apakah sekolah mendukung dengan implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
Jawab: SMK Karya Nugraha ini sangatlah mendukung, memberikan
pemahaman tentang bagaimana bertoleransi. Disini juga ada siswa yang
bergama Hindu dan Kristen, malahan yang beragama Kristen itu berasal dari
panti asuhan, disini kami juga memberikan bantuan kepada siswa tersebut.
Beda agama tidak masalah.
73
9. Bagaimana persepsi, sikap, dan perilaku berkaitan dengan kelompok/aliran
dalam masalah furu’iyah?
Jawab: menurut saya yang berhubungan dengan masalah furu‘iyah itu
kembali kepada keyakinan masing-masing orang mas.
10. Apa upaya ibu dalam meningkatkan perilaku toleransi intra agama terhadap
siswa?
Jawab: pertama, dengan memberikan penyampaian bahwa agama Islam ada
bermacam-macam aliran; kedua, tidak membeda-bedakan layanan terhadap
siswa yang berbeda aliran.
11. Bagaimana pendapat, sikap, perilaku ibu ketika ada siswa yang melakukan
tata cara ibadah yang berbeda?
Jawab: kalaupun siswa tersebut bukan NU, maka siswa tersebut wajib
mengikuti pembelajaran ke-Nuan. Siswa wajib tahu berbagai amalan di dalam
NU, walaupun demikian saya tidak pernah melarang. Malahan kalau siswa itu
berasal dari luar NU malah tau dua-duanya.
12. Bagaimana perilaku toleransi intra agama dari sudut pandang ibu?
Jawab: toeransi wajib dilakukan, wajib diterapkan agar kehidupan ini menjadi
tentram, agar tidak akan muncul perpecahan.
13. Apa harapan tentang toleransi intra agama pada siswa?
Jawab: harapannya siswa sadar dan dapat memiliki sikap, perilaku toleransi
14. Perilaku toleransi intra agama yang telah dilakukan siswa?
Jawab: menghormati jika ada siswa yang tidak sepaham dengan dirinya.
74
TRANSKIP WAWANCARA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Nama Sekolah : SMK Karya Nugraha Boyolali
Nama : Drs. Rusdi
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam kelas XI
Hari/ tanggal wawancara : Kamis 4 Mei 2017
Tempat : Depan Ruang Waka Kesiswaan
1. Bagaimana persiapan bapak sebelum pembelajaran?
Jawab: membuat RPP, juga mempersiapkan media pembelajaran, dan soal-
soal yang untuk penilaiannya mas.
2. Bagaimana implementasi pembelajaran PAI disini?
Jawab: pembelajaran PABP disini dilaksanakan 3 jam setiap kelasnya. Materi
yang diajarkan mengacu kepada buku yang dari kemendikbud. Sedangkan
untuk ke-Nuan bukunya dari pengurus wilayah NU LP Ma‘arif NU Jawa
Tengah. Kalau mapel ke-Nuan setiap kelasnya hanya satu jam pelajaran.
3. Bagaimana pelaksanaan penilaian di kelas?
Jawab: penilaian dilaksanakan setiap satu pembahasan selesai. Juga dilakukan
setiap semesternya.
4. Apa saja faktor pendukung dalam implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama? (Agar KBM dapat terselenggara
dengan efektif dan efisien)
Jawab: pertama, dakwah harus memperhatikan tatacara dan penampilan
semua, ojo digebyah uyah; kedua, dikaitkan sebuah cerita yang bisa diambil
hikmahnya.
5. Apa saja faktor penghambat/ kendala-kendala dalam implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
(Penghambat KBM)
Jawab: faktor penghambat dalam toleransi intra agama itu lebih datang dari
pihak siswa itu sendiri, biasanya para siswa itu ikut apa yang menjadi
keyakinan dari orang tua mereka mas. Dalam hal ini sekolah hanya dapat
75
mengarahkan, sebab siswa mempunyai keyakinan sendiri. Kamipun tidak
dapat memaksakan.
6. Sepengetahuan bapak, siswa disini apakah semuanya NU/ Muhammadiyah
semua? atau ada yang lain?
Jawab:. Latar belakang organisasi siswa ada Muhammadiyah, LDII, MTA,
ada banyak. Dulu pernah ada siswa dari LDII yang tidak mau melaksanakan
kebiasaan-kebiasaan yang ada di sekolah ini, lalu dengan berjalannya waktu
kami beri pemahaman kepada siswa tersebut.
7. Bagaimana menurut bapak jika ada siswa yang menganut paham atau aliran
yang berbeda dengan sekolah?
Jawab: memang disekolah ini berwawasan aswaja, silahkan melaksanakan
sesuai masing-masing, kita hanya mengarahkan, dirumah ada aliran atau
organisasi yang berbeda silahkan. Dasarnya la ikraha fiddin, kita hanya
memberi pengetahuan saja.
8. Apakah sekolah mendukung dengan implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
Jawab: sekolah tidak pernah mempermasalahkan ketika adanya perbedaan
dalam tata cara beribadah
9. Bagaimana persepsi, sikap, dan perilaku berkaitan dengan kelompok/aliran
dalam masalah furu’iyah?
Jawab: diminta menyesuaikan, syukur dirumah bisa.
10. Apa upaya bapak dalam meningkatkan perilaku toleransi intra agama terhadap
siswa?
Jawab: memberikan penjelasan dan pengertian yang tepat.
11. Bagaimana pendapat, sikap, perilaku bapak ketika ada siswa yang melakukan
tata cara ibadah yang berbeda?
Jawab: saya sendiri memang mengarahkan ke tatacara yang ada di NU, tetapi
kalau siswa ketika dirumah mau menggunakan tatacara yang berbeda saya
tidak ada masalah.
12. Bagaimana perilaku toleransi intra agama dari sudut pandang bapak?
76
Jawab: siswa menyesuaikan, bahwa semua dari nabi, kebiasaan dari NU
maupun Muhammadiyah semua tidak ada yang salah.
13. Apa harapan tentang toleransi intra agama pada siswa?
Jawab: siswa mengerti hakikat toleransi, dapat saling menghargai terhadap
berbagai macam perbedaan
14. Perilaku toleransi intra agama yang telah dilakukan siswa?
Jawab: siswa tidak menyalahkan atau mengejek kepada teman yang berbeda
pemahaman dengan dirinya.
77
TRANSKIP WAWANCARA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Nama Sekolah : SMK Karya Nugraha Boyolali
Nama : Mualim, S.Ag
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam kelas XI
Hari/ tanggal wawancara : Kamis, 04 Mei 2017
Tempat : Ruang Kelas
1. Bagaimana persiapan bapak sebelum pembelajaran?
Jawab: persipan sebelum mengajar seperti biasa dengan menyiapakan
perangkat pembelajaran serta media dan sumber belajar yang ada kaitannya
dengan materi pada hari itu mas.
2. Bagaimana implementasi pembelajaran PAI disini?
Jawab: implementasi PAI atau sekarang lebih seringnya disingkat dengan
PABP di SMK ini dilakasanakan 3 jam pelajaran dengan 45 menit setiap satu
jam pelajarannya. Selain itu di SMK ini ada yang namanya pembiasaan
membaca Asmaul Husna setiap harinya, sebelum memulai pembelajaran di
pagi hari. Membaca Al-Qur’an seminggu 2X hari selasa dan kamis. Untuk
kegiatan tersebut dipandu oleh guru agama secara bergiliran, juga setelah
selesai membaca Asmaul Husna dan membaca Al-Qur’an, dilanjutkan dengan
menyanyikan lagu Indonesia raya secara bersama-sama juga, seperti tadi yang
sudah jenengan ketahui sendiri.
3. Bagaimana pelaksanaan penilaian di kelas?
Jawab: penilaiannya dilaksanakan setiap akhir pembelajaran, setiap selesai
satu bab maupun setiap semesternya, untuk nilai siswa harus mendapat nilai
minimal 80, harus mencapai KKM 80.
4. Apa saja faktor pendukung dalam implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama? (Agar KBM dapat terselenggara
dengan efektif dan efisien)
Jawab: satu, kreativitas dari guru menyampaikan materi; dua, kemampuan
dari siswa membaca Al-Qur‘an; tiga, kemampuan dalam menguasai kelas.
78
5. Apa saja faktor penghambat/ kendala-kendala dalam implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
(Penghambat KBM)
Jawab: satu, kemampuan siswa, siswa berasal dari latar belakang yang
berbeda dalam memenuhi pembelajaran agama, walaupun di bawah LP
Ma‘arif akan tetapi pembelajaran pokok-pokoknya masih sama dengan SMK
lain; dua, kejenuhan, kurangnya variasi pembelajaran, kalau saya biasanya
menggunakan metode tanya jawab, demonstrasi, dan penugasan.
6. Sepengetahuan bapak, siswa disini apakah semuanya NU/Muhammadiyah
semua? atau ada yang lain?
Jawab:.sekolah ini memang dibawah lembaga Ma‘arif, akan tetapi siswanya
dari berbagai kalangan maupun agama. Bahkan tahun 2015 ada 3 siswa non
muslim, yang satu malah bisa masuk Islam.
7. Bagaimana menurut ibu jika ada siswa yang menganut paham atau aliran yang
berbeda dengan sekolah?
Jawab: tidak memaksakan harus mengikuti, contoh: doa iftitah, memang yang
wajib digunakan di sekolah ini yang memakai kabira, kalaupun ada siswa
yang sudah terbiasa dengan allahumma ba‘id kami tidak menyalahkan. Akan
tetapi siswa tersebut juga harus bisa atau hafal doa iftitah yang memakai
kabira.
8. Apakah sekolah mendukung dengan implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
Jawab: sekolah lebih bersikap lunak terhadap adanya berbagai perbedaan.
9. Bagaimana persepsi, sikap, dan perilaku berkaitan dengan kelompok/ aliran
dalam masalah furu’iyah?
Jawab: saya sendiri jika dihadapkan pada masalah furu‘iyah, tidak menjadi
sebuah masalah, asalkan tidak saling mengganggu dan menjelek-jelekan.
10. Apa upaya bapak dalam meningkatkan perilaku toleransi intra agama terhadap
siswa?
Jawab: 1. Memberikan pendalaman bermahzab; 2. Memberikan penyadaran
dan memperdalam ilmu agama; 3. Siswa dibekali tentang ilmu toleransi, tidak
79
dicekoki oleh doktrin-doktrin agama yang ekstrim; 4. Tidak menganggap yang
paling benar amaliah kita; 5. Melibatkan dengan berbagai kegiatan, bersosial;
6. Meningkatkan ukhuwah Islamiah; 7. Meningkatkan ukhuwah basariah; 8.
saling bersilaturahmi; memupuk rasa saling berkasih sayang dan memberi
dorongan.
11. Bagaimana pendapat, sikap, perilaku bapak ketika ada siswa yang melakukan
tata cara ibadah yang berbeda?
Jawab: tidak masalah
12. Bagaimana perilaku toleransi intra agama dari sudut pandang bapak?
Jawab: menghormati jika terdapat perbedaan di dalam agama Islam itu
sendiri
13. Apa harapan bapak tentang toleransi intra agama pada siswa?
Jawab: siswa dapat toleran kepada teman, maupun kepada masyarakat ketika
ada dirumah
14. Perilaku toleransi intra agama yang telah dilakukan siswa?
Jawab: menghotmati adanya perbedaan, selama ini siswa tidak terlalu
mempermasalahkan tentang perbedaan di dalam agama Islam
80
TRANSKIP WAWANCARA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Nama Sekolah : SMK Karya Nugraha Boyolali
Nama : Sri Ni‘matul Hikmah, S.Ag.
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam kelas X
Hari/ tanggal wawancara : Jumat, 05 Mei 2017
Tempat : Ruang WMM
1. Bagaimana persiapan ibu sebelum pembelajaran?
Jawab: menyiapkan RPP dan media pembelajaran
2. Bagaimana implementasi pembelajaran PAI disini?
Jawab: dimulai salam, kemudian doa belajar menyanyikan lagu Indonesia
raya, setiap pembelajaran harus dipaskan dengan jurnal harian. Untuk
penyampaian materinya sendiri saya ceramahnya hanya seidkit lebih kepada
metode discovery. Biasanya saya 1 jam pembelajaran untuk membaca Al-
Qur‘an atau Iqra’ bagi yang belum lancar bacanya, kemudian yang dua jam
baru masuk kepada materi. Untuk praktek membaca al-qur‘an, setiap hari
selasa dan kamis tadarus terpusat sentral. Disini untuk persyaratan kenaikan
kelas X harus hafal 10 surat dan minimal harus sudah iqra’ 4, kelas XI
dilanjutkan hafalannya.
3. Bagaimana pelaksanaan penilaian di kelas?
Jawab: penilaiannya berupa pemberian tugas, tes tertulis setiap akhir bab
selesai juga tes lisan dan penilaian sikap.
4. Apa saja faktor pendukung dalam implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama? (Agar KBM dapat terselenggara
dengan efektif dan efisien)
Jawab: satu, tersedianya buku-buku yang toleran; dua, kemampuan siswa
untuk belajar; tiga, alat peraga dalam pembelajaran;.
5. Apa saja faktor penghambat/ kendala-kendala dalam implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
(Penghambat KBM)
81
Jawab: satu, kurang bisa continue, sebab PABP hanya 1X dalam seminggu;
kedua,tidak adanya kemauan siswa untuk maju; tiga, kurangnya motivasi atau
kemauan untuk bisa; empat, masih banyak yang belum bisa membaca Al-
Qur‘an; lima, lingkungan keluarga yang kurang mendukung; enam, kurangnya
partisipasi orang tua.
6. Sepengetahuan bapak/ibu, siswa disini apakah semuanya NU/Muhammadiyah
semua? atau ada yang lain?
Jawab: disini dari siswa dari Muhammadiyah ada, LDII juga ada.
7. Bagaimana menurut ibu jika ada siswa yang menganut paham atau aliran yang
berbeda dengan sekolah?
Jawab: boleh, mau memakai kabira atau allahumma bait tidak masalah.
Ketika ujian praktek pada saat siswa kelas XII anak harus bisa kabira, entah
itu yang dari Muhammadiyah, LDII, maupun yang lainnya.
8. Apakah sekolah mendukung dengan implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
Jawab: sekolah tidak melarang.
9. Bagaimana persepsi, sikap, dan perilaku berkaitan dengan kelompok/aliran
dalam masalah furu’iyah?
Jawab: selama tidak mengganggu masalah aqidah tidak masalah.
10. Apa upaya ibu dalam meningkatkan perilaku toleransi intra agama terhadap
siswa?
Jawab: memberikan pemahaman kepada siswa bahwa di dalam umat Islam
itu terdapat firqah-firqah, selalu mengingatkan tentang pentingnya ukhuwah.
11. Bagaimana pendapat, sikap, perilaku bapak ketika ada siswa yang melakukan
tata cara ibadah yang berbeda?
Jawab: selama tidak mengganggu masalah aqidah tidak masalah.
12. Bagaimana perilaku toleransi intra agama dari sudut pandang ibu?
Jawab: menghormati jika terdapat perbedaan di dalam agama Islam itu
sendiri
13. Apa harapan ibu tentang toleransi intra agama pada siswa?
Jawab: agar siswa dapat bertoleransi kepada siapa saja
82
14. Perilaku toleransi intra agama yang telah dilakukan siswa?
Jawab: menghotmati, menghargai, menerima perbedaan yang ada.
83
TRANSKIP WAWANCARA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Nama : Rini Rahmawati, S. Ag.
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam (Fiqih/Ibadah)
Hari/ tanggal wawancara : Jum’at/ 28 April 2017
Tempat : Ruang QMR
1. Bagaimana persiapan ibu sebelum pembelajaran?
Jawab: iya, kalau untuk persiapannya, setiap guru PAI harus membuat RPP
terlebih dahulu mas. Baru ketika rencana pelaksanaan pembelajarannya siap
maka akan saya sampaikan kepada para siswa.
2. Bagaimana implementasi pembelajaran PAI disini?
Jawab: untuk implementasi pembelajaran PAInya, disini saya khusus
mengajar mata pelajaran Fiqih atau ibadah, jika dalam mapel ini sendiri saya
lebih menitik beratkan kepada praktek langsung, sebab berkaitan dengan
masalah ibadah. Jadi ketika dikelas saya lebih sering menggunakan metode
ceramah terlebih dahulu untuk memberikan gambaran umumnya, baru setelah
itu saya akan memberikan contoh tata caranya, kemudian siswa
mempraktekkan, jadi tidak hanya teori semata. Ada juga praketek shalat
jenazah, contoh shalat jama’ dan qasar.
3. Bagaimana pelaksanaan penilaian di kelas?
Jawab: penilaiannya, hampir sama seperti mapel yang lain, yaitu dengan
tertulis, lisan, maupun dengan praktek langsung.
4. Apa saja faktor pendukung dalam implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama? (Agar KBM dapat terselenggara
dengan efektif dan efisien)
Jawab: faktor pendukungnya terletak pada siswa itu sendiri, yaitu bagaimana
siswa itu bisa fokus ketika mata pelajaran sedang berlangsung. Selain itu juga
tersedianya fasilitas pendukung seperti media dan berbagai bahan ajar pada
mapel ibadah ini.
84
5. Apa saja faktor penghambat/ kendala-kendala dalam implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
(Penghambat KBM)
Jawab: hambatannya, siswa itu sering terlambat datang, jadi ketika siswa itu
masuk maka dia sudah tertinggal pelajaran yang sudah saya sampaikan. Selain
itu jam pelajaran yang hanya satu jam pelajaran memang kurang leluasa untuk
menyampaikan beberapa materi yang sekaligus disertai dengan praktek.
6. Sepengetahuan ibu, siswa disini apakah semuanya NU/Muhammadiyah
semua? atau ada yang lain?
Jawab: siswa disini berasal dari berbagai macam golongan ataupun aliran.
Bukan semata-mata yang aliran Muhammadiyah saja. Bahkan siswa non
muslimpun ada. Siswa non muslim itu perempuan namanya Suci. Ketika mata
pelajaran saya dia juga ikut, bahkan ketika ada tugas untuk menghafalkan, dia
juga ikut menghafal. Dia malah termasuk siswi yang cerdas. Walaupun tidak
mengerti maksudnya, tetapi mempunyai semangat dalam menghafalkan.
Kadang siswa non muslim malah lebih pintar PAI dikelas.
7. Bagaimana menurut ibu jika ada siswa yang menganut paham atau aliran yang
berbeda dengan sekolah?
Jawab: Saya tidak masalah, ow iya tentang itu, siswa disini sering ada yang
bertanya ketika di kelas. Tentang, bu, kok kami tidak diperbolehkan ikut acara
nyadran, disini saya menjelaskan dasar-dasarnya. Kalau untuk silaturahim
masih saya bolehkan. Tetapi kalau untuk alasan yang lain memang saya tidak
bolehkan. Selain itu yang berkaitan dengan ibadah shalat tentang niat, bacaan
doa iftitah dan lain-lainnya memang sekolah ini harus sesuai dengan majlis
tarjih Muhammadiyah. Karena kami berada dibawah organisasi
Muhammadiyah.
8. Apakah sekolah mendukung dengan implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
Jawab: pihak sekolah juga mendukung, memberikan kelonggaran, dalam
implementasinya.
85
9. Bagaimana persepsi, sikap, dan perilaku berkaitan dengan kelompok/ aliran
dalam masalah furu’iyah?
Jawab: tentang masalah furu‘iyah seperti yang saya jelaskan diatas, saya tidak
ada masalah sama sekali. selama masalah muamalah tidak ada masalah,
kalaupun mau berbeda tidak apa-apa. Yang penting bukan masalah aqidah.
Yang tidak boleh itu ketika ada perayaan natal, valentine, yang penting tidak
meyakininya.
10. Apa upaya ibu dalam meningkatkan perilaku toleransi intra agama terhadap
siswa?
Jawab: dengan menjelaskan secara pelan-pelan. Disini pandai-pandainya guru
menjelaskan suatu materi ataupun sebuah masalah.
11. Bagaimana pendapat, sikap, perilaku ibu ketika ada siswa yang melakukan
tata cara ibadah yang berbeda?
Jawab: ketika awal masuk kelas satu memang siswa banyak yang protes dan
juga bertanya, bu caranya shalat kok berbeda to bu, tidak sama seperti cara
shalat saya ketika dirumah. Lah, disitu saya menjelaskan dengan berbagai
macam dasar. Walaupun pada awalnya berbeda tapi nanti kalau sudah kelas
tiga siswa itu biasanya sudah sadar untuk melaksanakan sesuai dengan yang
ada di Muhammadiyah
12. Bagaimana perilaku toleransi intra agama dari sudut pandang ibu?
Jawab: kalau yang berhubungan dengan masalah aqidah apalagi tidak ada
tuntunannya saya akan berlaku tegas. Tetapi kalau yang masalah muamalah
kami bisa mentoleransi, juga menghargai.
13. Apa harapan tentang toleransi intra agama pada siswa?
Jawab: harapannya siswa sadar dan dapat memiliki sikap, perilaku toleransi
14. Perilaku toleransi intra agama yang telah dilakukan siswa?
Jawab: menghargai temannya yang berbeda, entah itu berbeda agamanya
ataupun latar belakang golongannya.
86
15. Bagaimana Ujian praktek PAI untuk kelas XII?
Jawab:Untuk ujian praktek PAI yang berkaitan dengan ibadah kita
menggunakan seperti apa yang ada di Muhammadiyah, bagi siswa yang tidak
Muhammadiyah malah bisa hafal kedua-keduanya.
87
TRANSKIP WAWANCARA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Nama : Ahmad Fauzan, S.Ag.
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam (Tarikh)
Hari/ tanggal wawancara : Sabtu/13 mei 2017
Tempat : Ruang Guru
1. Bagaimana persiapan bapak sebelum pembelajaran?
Jawab: persiapan sebelum mengajar setiap guru membuat RPP dari silabus
pembelajaran mas. Ketika RPP sudah dibuat maka pembelajaran yang akan
kita sampaikan dikelas dapat terarah tujuan dan evaluasinya.
2. Bagaimana implementasi pembelajaran PAI disini?
Jawab: pembelajaran PAI disini terbagi kedalam 6 jenis mata pelajaran. Enam
mata pelajaran itu terdiri dari Al-Qur’an, Ibadah, Akhlaq, Tarikh, Aqidah, dan
Ke-Muhammadiyahan yang menjadi mapel khusus. Untuk saya sendiri
mengajar mapel tarikh, pembelajaran disini sudah menggunakan K-13. Ruang
lingkup materi tarikh sendiri berkisar dari sejarah dakwah Nabi, khulafa
urasidin, bani Umayah, dan bani Abbasiah untuk kelas satunya. Selanjutnya
untuk kelas duanya yaitu perkembangan Islam di Spanyol, perkembangan
Islam zaman pertengahan hingga zaman modern. Untuk kelas tiganya yaitu
perkembangan Islam di Indonesia. Metode pembelajaran yang dipergunakan
dari ceramah, tanya jawab, hingga siswa browsing materi dengan anggota
kelompoknya, sedang untuk media menggunakan Proyektor/LCD.
3. Bagaimana pelaksanaan penilaian di kelas?
Jawab: penilaian menggunakan seperti yang ada di dalam kurikulum 2013.
Untuk KKM mapel PAI semua harus dapat mencapai 80, iya, semua harus 80.
Mulai dari Tarikh, Aqidah, Akhlaq, Fiqih, Al-Qur‘an, hingga
Kemuhammadiyahan.
4. Apa saja faktor pendukung dalam implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama? (Agar KBM dapat terselenggara
dengan efektif dan efisien)
88
Jawab: sebagai faktor pendukungnya, pertama, saya memberikan wawasan
yang benar; kedua, membekali siswa dengan wawasan yang benar; ketiga,
memberi pengertian bahwa Islam itu menaungi seluruh alam; keempat, cukup
berbeda tidak memaksa.
5. Apa saja faktor penghambat/ kendala-kendala dalam implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
(Penghambat KBM)
Jawab: sarana prasarana banyak yang rusak (proyektor), disini kebanyakan
siswa turahan, siswa yang tidak diterima di sekolah favorit akan lari kesini,
jadi bisa dikatan bahwa SDM disini tergolong rendah. Minat belajar kurang
atau siswa ber-IQ pas-pasan. Selain itu juga adanya faktor kurangnya minat
belajar siswa itu sendiri. Selain itu, dari pemahaman ke-Islaman yang sempit
dari keluarga atau lingkungan yang berbeda yang pernah didapat kurang bisa
bersikap (masih menonjolkan egonya). Masih berpegang yang dilakukan
tempat tinggalnya. Tidak langsung bisa menerima adanya perbedaan. Tradisi-
tradisi tempat tinggal kalau kelas X masih ditolerir kalau sudah kelas tinggi
maka harus diingatkan.
6. Sepengetahuan bapak/ibu, siswa disini apakah semuanya NU/Muhammadiyah
semua? atau ada yang lain?
Jawab: untuk siswanya sendiri, sekolah ini walaupun dibawah organisasi
Muhammadiyah akan tetapi tidak hanya siswa yang berasal dari
Muhammadiyah saja. Tetapi siswanya ada yang berasal dari berbagai macam
aliran maupun organisasi yang berkembang selama ini. Selain itu ada juga
siswa yang non muslim, bahkan ada juga yang sudah masuk kedalam agama
Islam. Siswa yang menjadi Muslim telah didiskusikan dengan dengan orang
tuanya terlebih dahulu. Jadi sama sekali tidak ada paksaan dari pihak kami.
7. Bagaimana menurut bapak jika ada siswa yang menganut paham atau aliran
yang berbeda dengan sekolah?
Jawab: secara pribadi saya tidak masalah.
8. Apakah sekolah mendukung dengan implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
89
Jawab: sekolah sangatlah mendukung, memberikan kelonggaran, dalam
implementasinya. Sekolah kami tidak menonjolkan, dan lebih membiarkan
kepada siswa untuk berpikir sendiri, tanpa adanya paksaan dari sekolah.
9. Bagaimana persepsi, sikap, dan perilaku berkaitan dengan kelompok/aliran
dalam masalah furu’iyah?
Jawab: dalam masalah furu‘yah saya tidak pernah memaksakan kepada siswa.
Misalnya ketika disini dilaksanakan shalat jum‘at dengan 1 adzan, kalaupun
ada siswa yang berpaham dua adzan kami tidak memaksa untuk menggunakan
seperti apa yang kita gunakan. Kami memberikan kebebasan kepada siswa.
Siswa juga boleh shalat jum‘at diluar sekolah, asal nanti kembali lagi
kesekolah, setelah selesai menunaikan shalat jum‘at. Sebab setelah shalat
jum‘at masih ada pelajaran dan juga absensi.
10. Apa upaya bapak dalam meningkatkan perilaku toleransi intra agama terhadap
siswa?
Jawab: Kami lebih membiarkan, memberikan pendekatan. Memberikan
wawasan yang benar. Membekali siswa dengan wawasan yang luas, yang
lebih mengarah untuk menaungi semuanya seluruh alam. Cukup berbeda tidak
memaksa.
11. Bagaimana pendapat, sikap, perilaku bapak ketika ada siswa yang melakukan
tata cara ibadah yang berbeda?
Jawab: kalau saya sendiri tidak ada masalah dengan adanya perbedaan cara
beribadah, toh, semuanya mempunyai dasar dan landasan sendiri-sendiri yang
dijadikan sebagai pedoman.
12. Bagaimana perilaku toleransi intra agama dari sudut pandang bapak?
Jawab: menghargai, menghormati adanya perbedaan diantara sesama umat
Islam. Sekarang walaupun Muhammadiyah dia juga ikut tahlilan dan yasinan.
13. Apa harapan tentang toleransi intra agama pada siswa?
Jawab: harapannya siswa sadar dan dapat memiliki sikap, perilaku toleransi
14. Perilaku toleransi intra agama yang telah dilakukan siswa?
Jawab: menghormati jika ada siswa yang tidak sepaham dengan dirinya
90
TRANSKIP WAWANCARA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Nama : Fintin Ariyani, S.Pd.I
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam (Al-Qur‘an)
Hari/ tanggal wawancara : Jum’at/ 28 April 2017
Tempat : Ruang QMR
1. Bagaimana persiapan ibu sebelum pembelajaran?
Jawab: persiapan sebelum pembelajaran, setiap awal semester saya
mempersiapkannya dengan membuat rencana pelakasanaan pembelajaran
(RPP) mas.
2. Bagaimana implementasi pembelajaran PAI disini?
Jawab: pembelajaran pada mata pelajaran Al-Qur‘an, dengan cara membaca
setiap siswa utamanya harus dapat membaca Al-Qur‘an. Ketika membaca Al-
Qur‘an ini dimulai dari siswa yang bisa membaca terlebih dahulu, baru setelah
itu bagi yang belum bisa membaca. Selanjutnya, saya masuk pada tajwid, juga
mencari hukum bacaan yang ada didalam ayat yang sedang dipelajari. Baru
setelah itu dijelaskan kandungannya. Untuk metode yang saya pakai, mulai
dari diskusi, tanya jawab, kartu, hafalan Al-Qur‘an dan Hadis, jigsaw dan
presentasi dengan media pembelajaran tampilan slide. Selain itu bagi siswa
yang belum dapat membaca Al-Qur‘an dibimbing temannya dalam membaca
Al-Qur‘an.
3. Bagaimana pelaksanaan penilaian di kelas?
Jawab: penilaiannya sama dengan mapel lainnya, hanya saja di sekolah ini
ada tambahan hafalan untuk siswa pada setiap jenjangnya. Untuk kelas X
harus hafal bacaan salat; kelas XI bacaan salat ditambah arti; kelas XII hafal
surat pendek.
4. Apa saja faktor pendukung dalam implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama? (Agar KBM dapat terselenggara
dengan efektif dan efisien)
91
Jawab: faktor pendukungnya lebih kepada motivasi dari siswa itu sendiri
untuk maju.
5. Apa saja faktor penghambat/ kendala-kendala dalam implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
(Penghambat KBM)
Jawab: pertama, rasa malu dari siswa itu sendiri, sikap siswa tidak mau
berterus terang kalau dia belum bisa membaca Al-Qur‘an; kedua, keterbatasan
waktu, setiap guru mempunyai jam mengajar dan penyampaian yang berbeda-
beda dikarenakan untuk mata pelajaran PAI, khususnya materi Al-Qur‘an
yang hanya 1 jam mata pelajaran dalam artian faktor keterbatasan waktu juga
mas.
6. Sepengetahuan bapak/ibu, siswa disini apakah semuanya NU/Muhammadiyah
semua? atau ada yang lain? Kalaupun ada prosentasenya bekisar berapa?
Jawab: siswa disini disini tidak semuanya Muhammadiyah, akan tetapi setiap
siswa menyesuaikan dengan Muhammadiyah.
7. Bagaimana menurut bapak jika ada siswa yang menganut paham atau aliran
yang berbeda dengan sekolah?
Jawab: saya sendiri tidak mempermasalahkan dengan hal tersebut, semua
terserah dari siswa.
8. Apakah sekolah mendukung dengan implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
Jawab: sekolah juga mendukung, tidak ada paksaan kepada siswa.
9. Bagaimana persepsi, sikap, dan perilaku berkaitan dengan kelompok/aliran
dalam masalah furu’iyah?
Jawab: disamakan bacaan ketika pembelajaran, kalau diluar KBM bebas.
10. Apa upaya ibu dalam meningkatkan perilaku toleransi intra agama terhadap
siswa?
Jawab: pertama, dengan memberikan dalil-dalil yang sesuai dari suatu
masalah, memberikan berbagai alternatif pilihan kepada siswa, kedua,
menjelaskan kalau semua sama.
92
11. Bagaimana pendapat, sikap, perilaku ibu ketika ada siswa yang melakukan
tata cara ibadah yang berbeda?
Jawab: ketika disekolah sama seperti yang berlaku di sekolah ini, untuk
dirumah siswa bebas.
12. Bagaimana perilaku toleransi intra agama dari sudut pandang bapak?
Jawab: sah-sah saja dalam keberagaman, memang diciptakan berbeda-beda.
Kalau masalah aqidah tidak bisa ditoleransi.
13. Apa harapan ibu tentang toleransi intra agama pada siswa?
Jawab: siswa mengetahui bahwa terdapat keberagaman dalam hal beribadah.
93
TRANSKIP WAWANCARA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Nama : Shiroth Amin, S.Pd.I
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam (Akhlaq)
Hari/ tanggal wawancara : Jum’at/ 28 April 2017
Tempat : Ruang QMR
1. Bagaimana persiapan bapak sebelum pembelajaran?
Jawab: persiapannya menyiapkan media pembelajaran yang sebelumnya telah
dicantumkan didalam RPP yang telah dibuat.
2. Bagaimana implementasi pembelajaran PAI disini?
Jawab: pembelajaran menggunakan k-13, pada jam pertama doa dilanjutkan
bacaan shalat semua kelas, doa belajar (roditubillah) kemudian dibuka dengan
salam, presensi, penyampaian materi, metode belajar kelompok, anak
diberikan materi untuk di diskusikan, selesai ditutup. Selain itu walaupun
menggunakan k-13 akan tetapi materi pembelajarannya sama seperti pada
KTSP, jadi k-13 yang dikaitkan dengan KTSP.
3. Bagaimana pelaksanaan penilaian di kelas?
Jawab: penilaian menggunakan sistem lisan, tertulis, dan penilaian sikap.
4. Apa saja faktor pendukung dalam implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama? (Agar KBM dapat terselenggara
dengan efektif dan efisien)
Jawab: pertama, tersedianya media dan sumber pembelajaran yang memadai,
kedua, sikap siswa dalam menerima pembelajaran itu sendiri.
5. Apa saja faktor penghambat/ kendala-kendala dalam implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
(Penghambat KBM)
Jawab: pertama, ketidak pedualian dari siswa atau masa bodoh; kedua, siswa
malas dalam belajar.
6. Sepengetahuan bapak/ibu, siswa disini apakah semuanya NU/Muhammadiyah
semua? atau ada yang lain?
94
Jawab: campur, ada yang berlatar belakang dari SMP Muhammadiyah, kalau
dibuat prosentase 80% dan 20% banyak yang dari non Muhammadiyah.
7. Bagaimana menurut bapak jika ada siswa yang menganut paham atau aliran
yang berbeda dengan sekolah?
Jawab: Saya tidak masalah dengan adanya paham atau aliran yang ada selama
ini, selama masih Islam.
8. Apakah sekolah mendukung dengan implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
Jawab: sekolah sangat mendukung sekali.
9. Bagaimana persepsi, sikap, dan perilaku berkaitan dengan kelompok/aliran
dalam masalah furu’iyah?
Jawab: biarkan, selama tidak mengganggu dan tidak memecah belah, kan
pada dasarnya sama.
10. Apa upaya bapak dalam meningkatkan perilaku toleransi intra agama terhadap
siswa?
Jawab: memberikan penjelasan kepada siswa, tentang perbedaan-perbedaan
yang ada.
11. Bagaimana pendapat, sikap, perilaku bapak ketika ada siswa yang melakukan
tata cara ibadah yang berbeda?
Jawab: memberikan penjelasan seperti yang berlaku disini.
12. Bagaimana perilaku toleransi intra agama dari sudut pandang bapak?
Jawab: saya menghormati dan menghargai dalam hal perbedaan beragama.
13. Apa harapan bapak tentang toleransi intra agama pada siswa?
Jawab: harapannya siswa sadar dan peduli.
14. Perilaku toleransi intra agama yang telah dilakukan siswa?
Jawab: menerima dan bertoleransi kepada yang lainnya
95
TRANSKIP WAWANCARA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Nama : Mulyono, S.Pd.I
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam (Aqidah)
Hari/ tanggal wawancara : Jum’at/ 28 April 2017
Tempat : Ruang Guru
1. Bagaimana persiapan bapak sebelum pembelajaran?
Jawab: mempersiapkan perangkat pembelajaran, dari silabus, RPP, sumber
belajar, medianya serta hal-hal yang dapat mendukung dalam proses
pembelajaran.
2. Bagaimana implementasi pembelajaran PAI disini?
Jawab: disini dalam menyampaikan pembelajaran PAInya memang harus
memakai dari buku himpunan putusan Muhammadiyah, selain buku ajar
seperti yang dipakai oleh siswa.
3. Bagaimana pelaksanaan penilaian di kelas?
Jawab: untuk penilaiannya menggunakan penilaian tertulis, lisan dan yang
paling utama adalah menggunakan penilaian sikap terhadap siswa.
4. Apa saja faktor pendukung dalam implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama? (Agar KBM dapat terselenggara
dengan efektif dan efisien)
Jawab: pertama, sadar bahwa kita adalah satu aqidah, yaitu aqidah Islam;
kedua, memahami secara komprehensif; ketiga, kita harus paham betul bahwa
kita adalah seorang pendakwah, dalam artian seseorang tidak bisa merasa
paling benar; keempat, menyampaikan secara terbuka tanpa menutup-nutupi.
5. Apa saja faktor penghambat/ kendala-kendala dalam implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
(Penghambat KBM)
Jawab: Pertama, dalam diri sudah di doktrin kalau yang saya pahami adalah
yang paling benar; kedua, menutup dari penjelasan atau ilmu, padahal itu
benar atau mempunyai dasar; ketiga, kurangnya pemahaman siswa atau ilmu
96
agama atau lebih-lebih ilmu yang kaitannya dengan dasar khilafiyah;
keempat, faktor dalam masyarakat (adanya pengajian-pengajian itu yang
paling benar itu yang membuat sulit); kelima, karena fanatik terhadap
kelompok yang diikuti (dikasih tahu juga tidak mau).
6. Sepengetahuan bapak, siswa disini apakah semuanya NU/Muhammadiyah
semua? atau ada yang lain?
Jawab: siswa disini berasal dari berbagai macam golongan, lebih tepatnya
campuran, bermacam-macam. Saya tidak pernah membeda-bedakan latar
belakang dari siswa itu sendiri.
7. Bagaimana menurut bapak jika ada siswa yang menganut paham atau aliran
yang berbeda dengan sekolah?
Jawab: Kalaupun siswa menganut paham atau aliran yang berbeda saya
pribadi tidak ada masalah dengan hal-hal yang berkaitan dengan masalah
perbedaan yang berkembang di masyarakat.
8. Apakah sekolah mendukung dengan implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
Jawab: pihak sekolah juga mendukung, memberikan pengarahan lewat para
bapak ibu guru dengan memberikan penjelasan kepada para siswa tentang hal-
hal yang berkaitan dalam masalah khilafiyah dalam agama Islam.
9. Bagaimana persepsi, sikap, dan perilaku berkaitan dengan kelompok/aliran
dalam masalah furu’iyah?
Jawab: Ketika sedang menyampaikan hal-hal yang merusak keimanan saya
terangkan dengan pelan-pelan, kita cari dahulu akar masalahnya dengan dalil,
kita sampaikan tidak dengan menyalahkan, juga kita sampaikan dengan
hikmah, dengan pelan-pelan dengan dukungan hadis yang ada.
10. Apa upaya ibu dalam meningkatkan perilaku toleransi intra agama terhadap
siswa?
Jawab: dengan memberikan penjelasan kepada para siswa secara terbuka, kita
berikan berbagai macam hadis atau dalil yang erat kaitannya dengan masalah
tersebut.
97
11. Bagaimana pendapat, sikap, perilaku bapak ketika ada siswa yang melakukan
tata cara ibadah yang berbeda?
Jawab: kalau disekolah harus menyesuaikan dengan aturan yang ada di dalam
sekolah ini, jika siswa itu sudah sampai dirumah mau memakai seperti apa
yang ada di keluarganya saya tidak menyalahkan.
12. Bagaimana perilaku toleransi intra agama dari sudut pandang bapak?
Jawab: memahami, menghormati serta tidak menyalahkan apa yang menjadi
keyakinan dari orang lain.
13. Apa harapan bapak tentang toleransi intra agama pada siswa?
Jawab: harapan ya, semoga siswa mempunyai perilaku toleransi ketika
bertemu dengan suatu masalah-masalah khilafiyah maupun dalam hal
furu‘iyah.
14. Perilaku toleransi intra agama yang telah dilakukan siswa?
Jawab: sepengetahuan saya siswa disini saling menghormati dan menghargai
terhadap temannya yang berbeda, bahkan kepada yang non muslimpun.
15. Bagaimana Ujian praktek PAI untuk kelas XII?
Jawab: Untuk ujian praktek PAI yang berkaitan dengan ibadah kita
menggunakan seperti apa yang ada di Muhammadiyah, mengikuti
Muhammadiyah.
98
TRANSKIP WAWANCARA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Nama : Dwi Astanta, S.Ag.
Jabatan : Guru Kemuhammadiyahan
Hari/ tanggal wawancara : Senin/ 15 Mei 2017
Tempat : Ruang QMR
1. Bagaimana persiapan bapak sebelum pembelajaran?
Jawab: persiapannya seperti yang sudah tertuang dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran mapel kemuhammadiyahan.
2. Bagaimana implementasi pembelajaran PAI disini?
Jawab: untuk implementasinya sama dengan mata pelajaran-pelajaran PAI
yang lainnya. Mapel kemuhammadiyahan ini sebenarnya masuknya kepada
mulok. Tentang materinya sejarah Muhammadiyah, latar belakang berdirinya,
mengenalkan tokoh-tokoh Muhammadiyah yang berjaasa, lebih mengenalkan
dari organisasi Muhammadiyah.
3. Bagaimana pelaksanaan penilaian di kelas?
Jawab: penilaiannya yang digunakan ulangan tertulis, lisan juga penilaian
sikap siswa. Untuk KKMnya sendiri 80.
4. Apa saja faktor pendukung dalam implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama? (Agar KBM dapat terselenggara
dengan efektif dan efisien)
Jawab: motivasi belajar dan pikiran yang terbuka dari siswa itu sendiri dalam
setiap menerima pelajaran
5. Apa saja faktor penghambat/ kendala-kendala dalam implementasi
pembelajaran PAI untuk meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
(Penghambat KBM)
Jawab: pertama, biasanya ada undangan golongan tidak pernah datang;
kedua, kurangnya kepedulian golongan arti pentingnya toleransi; ketiga;
karena pemahaman yang masih dangkal atau sempit tentang arti toleransi;
99
6. Sepengetahuan bapak, siswa disini apakah semuanya NU/Muhammadiyah
semua? atau ada yang lain?
Jawab: disini siswa–siswinya berasal dari berbagai latar belakang golongan
organisasi
7. Bagaimana menurut bapak jika ada siswa yang menganut paham atau aliran
yang berbeda dengan sekolah?
Jawab: secara pribadi saya tidak mempermasalahkan
8. Apakah sekolah mendukung dengan implementasi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan perilaku toleransi intra agama?
Jawab: tentu mas, sekolah juga bertoleransi kepada para siswanya yang tidak
berasal dari Muhammadiyah
9. Bagaimana persepsi, sikap, dan perilaku berkaitan dengan kelompok/aliran
dalam masalah furu’iyah?
Jawab: saling menghormati dan menghargai, itu lebih baik mas. Dari pada
harus mempermasalahkan tentang perbedaan.
10. Apa upaya bapak dalam meningkatkan perilaku toleransi intra agama terhadap
siswa?
Jawab: pertama, dengan memberikan pemahaman atau pengertian kepada
semua pihak tentang fungsi dari toleransi; kedua, sering diadakannya dialog
antar golongan; ketiga, tidak memunculkan persoalan yang berkaitan dengan
perbedaan atau khilafiyah.
11. Bagaimana pendapat, sikap, perilaku bapak ketika ada siswa yang melakukan
tata cara ibadah yang berbeda?
Jawab: kalau berbeda karena ada kesalahan maka akan kami benarkan, akan
tetapi perbedaan dasar kami hanya mengarahkan.
12. Bagaimana perilaku toleransi intra agama dari sudut pandang bapak?
Jawab: menghargai antar satu golongan dengan golongan yang lain, toleransi
sangat dibutuhkan dari berbagai pihak agar tidak ada konflik, yang dapat
menyebabkan pecahnya suatu golongan atau negara.
13. Apa harapan tentang toleransi intra agama pada siswa?
Jawab: harapan, semua siswa dapat memiliki perilaku toleransi dalam dirinya.
100
14. Perilaku toleransi intra agama yang telah dilakukan siswa?
Jawab: menghargai, menghormati tidak membuat masalah-masalah yang ada
kaitannya dengan masalah ibadah.
15. Bagaimana Ujian praktek PAI untuk kelas XII?
Jawab: ketika ujian praktek PAI harus sesuai dengan cara di Muhammadiyah.
101
TRANSKIP WAWANCARA SISWA
Nama Sekolah : SMK Karya Nugraha Boyolali
Nama : Sakti Adi Nugraha
Kelas : XII TKR 5
Hari/ tanggal wawancara : Kamis/ 4 Mei 2017
Tempat : Ruang Kelas
1. Siapa yang mengajar mata pelajaran PAI dikelas?
Jawab: Bu Siti Qodariyah
2. Bagaiaman bapak ibu guru ketika mengajar di dalam kelas?
Jawab: ketika menjelaskan materi dijelaskan dengan rinci, dan mudah
dimengerti
3. Strategi, metode apa yang sering digunakan oleh bapak ibu dalam mengajar?
Jawab: Metode yang sering digunakan adalah dengan cara praktek langsung
4. Menurut kamu hal-hal apa yang dapat mempermudah kamu dalam menerima
pelajaran?
Jawab: dengan cara mendengarkan ketika di kelas
5. Organisasi Islam apa saja yang kamu ketahui?
Jawab: Nahdhlatul Ulama
6. Organisasi mana yang kamu anggap paling sesuai dengan agama Islam?
Jawab: Nahdhlatul Ulama
7. Bagaimana pandangan, sikap, perilaku kamu tentang perbedaan dengan
organisasi lain?
Jawab: Menghargainya
8. Didalam agama Islam ada perbedaan apa saja yang anda ketahui?
Jawab: perbedaan niat, qunut.
9. Bagaimana sikap dan perilaku kamu ketika teman, keluarga, maupun
lingkungan tempat tinggalmu melakukan tatacara ibadah yang berbeda?
Jawab: akan tetap saya hormati
102
10. Apakah guru anda memaksa anda untuk memilih aliran tertentu?
Jawab: tidak
11. Apakah guru anda memaksa atau pernah menjelek-jelekan aliran tertentu?
Jawab: tidak, guru menghargai organisasi lain
12. Kenapa kita harus bertoleransi terhadap sesuatu yang kita anggap berbeda?
Jawab: karena menurut ajaran Islam harus bertolerans.
103
TRANSKIP WAWANCARA SISWA
Nama Sekolah : SMK Karya Nugraha Boyolali
Nama : Sandi Kurniawan
Kelas : XII TKR 3
Hari/ tanggal wawancara : Kamis/ 4 Mei 2017
Tempat : Ruang Kelas
1. Siapa yang mengajar mata pelajaran PAI dikelas?
Jawab: Pak Mualim
2. Bagaiaman bapak ibu guru ketika mengajar di dalam kelas?
Jawab: mengajar dengan sangat jelas
3. Strategi, metode apa yang sering digunakan oleh bapak ibu dalam mengajar?
Jawab: seringnya secara langsung atau praktek
4. Menurut kamu hal-hal apa yang dapat mempermudah kamu dalam menerima
pelajaran?
Jawab: dengan mencatat yang disampaikan oleh guru
5. Organisasi Islam apa saja yang kamu ketahui?
Jawab: NU
6. Organisasi mana yang kamu anggap paling sesuai dengan agama Islam?
Jawab: NU
7. Bagaimana pandangan, sikap, perilaku kamu tentang perbedaan dengan
organisasi lain?
Jawab: Menghargainya
8. Didalam agama Islam ada perbedaan apa saja yang anda ketahui?
Jawab: tahlilan, qunut, nyadran, niat
9. Bagaimana sikap dan perilaku kamu ketika teman, keluarga, maupun
lingkungan tempat tinggalmu melakukan tatacara ibadah yang berbeda?
Jawab: dengan menghargainya, tidak menyalahkan
10. Apakah guru anda memaksa anda untuk memilih aliran tertentu?
Jawab: tidak
104
11. Apakah guru anda memaksa atau pernah menjelek-jelekan aliran tertentu?
Jawab: tidak mungkin menjelek-jelekan, guru juga menghargai organisasi
lain
12. Kenapa kita harus bertoleransi terhadap sesuatu yang kita anggap berbeda?
Jawab: karena merupakan sikap terpuji, agar tidak ada masalah
105
TRANSKIP WAWANCARA SISWA
Nama Sekolah : SMK Karya Nugraha Boyolali
Nama : Kurniawan
Kelas : XII TKR 3
Hari/ tanggal wawancara : Kamis/ 4 Mei 2017
Tempat : Ruang Kelas
1. Siapa yang mengajar mata pelajaran PAI dikelas?
Jawab: Pak Mualim, Ibu Siti Qodariyah
2. Bagaiaman bapak ibu guru ketika mengajar di dalam kelas?
Jawab: menjelaskan dengan rinci setiap materinya
3. Strategi, metode apa yang sering digunakan oleh bapak ibu dalam mengajar?
Jawab: seringnya dengan media LCD
4. Menurut kamu hal-hal apa yang dapat mempermudah kamu dalam menerima
pelajaran?
Jawab: Mau mendengarkan ketika dikelas, penyampaian yang menyenangkan
5. Organisasi Islam apa saja yang kamu ketahui?
Jawab: NU (Nadhlatul Ulama), Muhammadiyah, MTA (Majelis Tafsir Al-
Qur‘an)
6. Organisasi mana yang kamu anggap paling sesuai dengan agama Islam?
Jawab: Nadhlatul Ulama
7. Bagaimana pandangan, sikap, perilaku kamu tentang perbedaan dengan
organisasi lain?
Jawab: Menghargainya, berbeda tidak apa.
8. Didalam agama Islam ada perbedaan apa saja yang anda ketahui?
Jawab: cara shalatnya kadang beda mas, bacaannya berbeda.
9. Bagaimana sikap dan perilaku kamu ketika teman, keluarga, maupun
lingkungan tempat tinggalmu melakukan tatacara ibadah yang berbeda?
Jawab: tetap menghormati
106
10. Apakah guru anda memaksa anda untuk memilih aliran tertentu?
Jawab: tidak, guru hanya menjelaskan yang benar
11. Apakah guru anda memaksa atau pernah menjelek-jelekan aliran tertentu?
Jawab: tidak, guru juga menghargai terhadap organisasi lain
12. Kenapa kita harus bertoleransi terhadap sesuatu yang kita anggap berbeda?
Jawab: karena banyaknya pendapat ulama
107
TRANSKIP WAWANCARA SISWA
Nama Sekolah : SMK Karya Nugraha Boyolali
Nama : Soleh Setiawan
Kelas : XII TKJ 1
Hari/ tanggal wawancara : Jum‘at/ 5 Mei 2017
Tempat : Ruang Kelas
1. Siapa yang mengajar mata pelajaran PAI dikelas?
Jawab: Pak Mualim, Pak Rusdi, Bu Siti Qodariyah
2. Bagaiaman bapak ibu guru ketika mengajar di dalam kelas?
Jawab: dengan cara menerangkan terlebih dahulu kemudian memberi tugas
3. Strategi, metode apa yang sering digunakan oleh bapak ibu dalam mengajar?
Jawab: sering menerangkan secara langsung maupun praktek
4. Menurut kamu hal-hal apa yang dapat mempermudah kamu dalam menerima
pelajaran?
Jawab: mendengarkan dikelas dan membaca buku dirumah
5. Organisasi Islam apa saja yang kamu ketahui?
Jawab: NU (Nadhlatul Ulama), LDII, MTA, Muhammadiyah.
6. Organisasi mana yang kamu anggap paling sesuai dengan agama Islam?
Jawab: NU
7. Bagaimana pandangan, sikap, perilaku kamu tentang perbedaan dengan
organisasi lain?
Jawab: menghormati dan menghargainya.
8. Didalam agama Islam ada perbedaan apa saja yang anda ketahui?
Jawab: perbedaan gerakan ketika salat, bacaan salat, perbedaan kebiasaan
dalam agama Islam
9. Bagaimana sikap dan perilaku kamu ketika teman, keluarga, maupun
lingkungan tempat tinggalmu melakukan tatacara ibadah yang berbeda?
Jawab: menghormati dan menghargai
108
10. Apakah guru anda memaksa anda untuk memilih aliran tertentu?
Jawab: tidak
11. Apakah guru anda memaksa atau pernah menjelek-jelekan aliran tertentu?
Jawab: tidak pernah memaksa dan menjelek-jelekan, guru juga menghargai
terhadap organisasi lain
12. Kenapa kita harus bertoleransi terhadap sesuatu yang kita anggap berbeda?
Jawab: karena banyaknya pendapat ulama yang menyebabkan perbedaan
109
TRANSKIP WAWANCARA SISWA
Nama Sekolah : SMK Karya Nugraha Boyolali
Nama : Muhammad Sodikul Aqla
Kelas : XII TSM 1
Hari/ tanggal wawancara : Jum‘at/ 5 Mei 2017
Tempat : Ruang Kelas
1. Siapa yang mengajar mata pelajaran PAI dikelas?
Jawab: Pak Rusdi, Bu Siti Qodariyah, Pak Mualim,
2. Bagaiaman bapak ibu guru ketika mengajar di dalam kelas?
Jawab: menjelaskan dengan baik, dan mengajar dengan benar.
3. Strategi, metode apa yang sering digunakan oleh bapak ibu dalam mengajar?
Jawab: ceramah dan praktek langsung
4. Menurut kamu hal-hal apa yang dapat mempermudah kamu dalam menerima
pelajaran?
Jawab: mau mendengarkan dengan baik ketika dijelaskan oleh guru dan
membaca buku dirumah
5. Organisasi Islam apa saja yang kamu ketahui?
Jawab: NU, LDII, MTA, Muhammadiyah.
6. Organisasi mana yang kamu anggap paling sesuai dengan agama Islam?
Jawab: NU
7. Bagaimana pandangan, sikap, perilaku kamu tentang perbedaan dengan
organisasi lain?
Jawab: menghargainya.
8. Didalam agama Islam ada perbedaan apa saja yang anda ketahui?
Jawab: perbedaan cara beribadah dan dan kebiasaan dalam bertindak
9. Bagaimana sikap dan perilaku kamu ketika teman, keluarga, maupun
lingkungan tempat tinggalmu melakukan tatacara ibadah yang berbeda?
Jawab: menghargai dan menghormati
110
10. Apakah guru anda memaksa anda untuk memilih aliran tertentu?
Jawab: tidak
11. Apakah guru anda memaksa atau pernah menjelek-jelekan aliran tertentu?
Jawab: guru disini menghormati organisasi lain
12. Kenapa kita harus bertoleransi terhadap sesuatu yang kita anggap berbeda?
Jawab: agar tidak ada pertengkaran antar organisasi
111
TRANSKIP WAWANCARA SISWA
Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Nama : Irkham Fauzi
Kelas : XI TPI
Hari/ tanggal wawancara : Sabtu/ 13 Mei 2017
Tempat : Ruang Kelas
1. Siapa yang mengajar mata pelajaran PAI dikelas?
Jawab: Pak Fauzan, Pak Shirot, Bu Rini Rahmawati, Bu Fintin, Pak
Mulyono, Pak Dwi Astanta,
2. Bagaiamana bapak ibu guru ketika mengajar di dalam kelas?
Jawab: ketika menyampaikan materi ada yang sulit dipahami dan ada yang
mudah dipahami.
3. Strategi, metode apa yang sering digunakan oleh bapak ibu dalam mengajar?
Jawab: ceramah, kelompok, praktek..
4. Menurut kamu hal-hal apa yang dapat mempermudah kamu dalam menerima
pelajaran?
Jawab: mungkin menggunakan media digital kita lebih mudah memahami
apa yang disampaikan oleh guru. Dan menggunakan suara yang keras dan
jelas.
5. Organisasi Islam apa saja yang kamu ketahui?
Jawab: NU, Muhammadiyah, MTA, LDII.
6. Organisasi mana yang kamu anggap paling sesuai dengan agama Islam?
Jawab: kalau dirumah NU, kalau disini harus Muhammadiyah.
7. Bagaimana pandangan, sikap, perilaku kamu tentang perbedaan dengan
organisasi lain?
Jawab: biasa-biasa saja mas, kalau ada yang beda tetap menghormati.
8. Didalam agama Islam ada perbedaan apa saja yang anda ketahui?
Jawab: perbedaan paham, perbedaan pendapat, bacaan shalat, pakaian, adat
kebiasaan.
112
9. Bagaimana sikap dan perilaku kamu kepada teman, keluarga, maupun
lingkungan tempat tinggalmu melakukan tatacara ibadah yang berbeda?
Jawab: perbedaan yang ada dibiarkan dan dihormati mas.
10. Apakah guru anda memaksa anda untuk memilih aliran tertentu?
Jawab: belum pernah, hanya memberi nasihat.
11. Apakah guru anda pernah menjelek-jelekan aliran tertentu?
Jawab: tidak pernah
12. Kenapa kita harus bertoleransi terhadap sesuatu yang kita anggap berbeda?
Jawab: agar tidak timbul permusuhan.
113
TRANSKIP WAWANCARA SISWA
Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Nama : Ayu Rahmawati
Kelas : XI RPL 2
Hari/ tanggal wawancara : Jum‘at/ 19 Mei 2017
Tempat : Ruang Kelas
1. Siapa yang mengajar mata pelajaran PAI dikelas?
Jawab: Bapak Astanto, Bu Rini, Bu Fintin, Bapak Fauzan, Bapak Mulyono,
Bapak Shirot.
2. Bagaiaman bapak ibu guru ketika mengajar di dalam kelas?
Jawab: baik, karena semua bapak dan ibu guru mengajarkan dengan tegas dan
mudah di mengerti
3. Strategi, metode apa yang sering digunakan oleh bapak ibu dalam mengajar?
Jawab: ya terkadang menggunakan berbagai strategi dan metode, karena
berbeda guru berbeda metode seperti dikelompokkan, melalui LCD.
4. Menurut kamu hal-hal apa yang dapat mempermudah kamu dalam menerima
pelajaran?
Jawab: menurut saya hal-hal yang dapat mempermudah adalah kegalakan
guru, ketegasan dan kedisiplinannya dan murid di suruh maju untuk menjawab
soal atau mengulangi materi yang di sampaikan guru
5. Organisasi Islam apa saja yang kamu ketahui?
Jawab: Muhammadiyah, LDII, MTA, NU
6. Organisasi mana yang kamu anggap paling sesuai dengan agama Islam?
Jawab: NU dan Muhammadiyah
7. Bagaimana pandangan, sikap, perilaku kamu tentang perbedaan dengan
organisasi lain?
Jawab: biasa saja, menerima dan menghargai tidak mencela organisasi lain
114
8. Didalam agama Islam ada perbedaan apa saja yang anda ketahui?
Jawab: perbedaan beragama, perbedaan adat istiadat, perbedaan dalam
menyembah agamanya
9. Bagaimana sikap dan perilaku kamu ketika teman, keluarga, maupun
lingkungan tempat tinggalmu melakukan tatacara ibadah yang berbeda?
Jawab: a) saya akan menerima dengan baik apa teman saya pilih untuk
agamanya; b) saya akan memberitahu atau memberi contoh yang baik
terhadap keluarga; c) saya akan menerima dengan baik apa yang lingkungan
saya lakukan selagi tidak bertentangan dengan agama Islam
10. Apakah guru anda memaksa anda untuk memilih aliran tertentu?
Jawab: tidak, guru saya membebaskan saya, karena itu hak saya untuk
memilih organisasi
11. Apakah guru anda pernah menjelek-jelekan aliran tertentu?
Jawab: tidak pernah
12. Kenapa kita harus bertoleransi terhadap sesuatu yang kita anggap berbeda?
Jawab: karena saya takut jika perkataan saya akan menyinggung perasaan
orang lain. Semua orang tidak sama dalam berfikir mereka semua akan
melakukan apa yang dia anggap benar.
115
TRANSKIP WAWANCARA SISWA
Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Nama : Dewi Fitriyani
Kelas : XI RPL 2
Hari/ tanggal wawancara : Jum‘at/ 19 Mei 2017
Tempat : Ruang Kelas
1. Siapa yang mengajar mata pelajaran PAI dikelas?
Jawab: Bapak Sirot, Bu Rini, Bu Fintin, Bapak Dwi Astanto, Bapak
Mulyono, Bapak Fauzan.
2. Bagaiaman bapak ibu guru ketika mengajar di dalam kelas?
Jawab: ada yang jelas dan kadang ada yang tidak jelas saat menerangkan
materi.
3. Strategi, metode apa yang sering digunakan oleh bapak ibu dalam mengajar?
Jawab: media internet
4. Menurut kamu hal-hal apa yang dapat mempermudah kamu dalam menerima
pelajaran?
Jawab: Dengan menggunakan LCD saat pelajaran
5. Organisasi Islam apa saja yang kamu ketahui?
Jawab: MTA, NU, Muhammadiyah, LDII.
6. Organisasi mana yang kamu anggap paling sesuai dengan agama Islam?
Jawab: NU
7. Bagaimana pandangan, sikap, perilaku kamu tentang perbedaan dengan
organisasi lain?
Jawab: sikap saya sangat menghormati, karena kita harus saling menghormati
organisasi lain
8. Didalam agama Islam ada perbedaan apa saja yang anda ketahui?
Jawab: perbedaan didalam shalat, niat, kelakuan, pakaian, qunut, tahiyat.
9. Bagaimana sikap dan perilaku kamu kepada teman, keluarga, maupun
lingkungan tempat tinggalmu melakukan tatacara ibadah yang berbeda?
116
Jawab: a) terhadap teman bersikap biasa saja; b) kalau terhadap keluarga,
dalam satu keluarga harus sama; c) terhadap lingkungan tempat tinggal
bersikap biasa saja.
10. Apakah guru anda memaksa anda untuk memilih aliran tertentu?
Jawab: tergantung, karena saya murid SMK Muhammadiyah saya harus
mengikuti ajaran Muhammadiyah.
11. Apakah guru anda pernah menjelek-jelekan aliran tertentu?
Jawab: tidak pernah
12. Kenapa kita harus bertoleransi terhadap sesuatu yang kita anggap berbeda?
Jawab: karena kita harus saling menghormati.
117
TRANSKIP WAWANCARA SISWA
Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Nama : Tri Wulandari
Kelas : XI RPL 2
Hari/ tanggal wawancara : Jum‘at/ 19 Mei 2017
Tempat : Ruang Kelas
1. Siapa yang mengajar mata pelajaran PAI dikelas?
Jawab: Bapak Fauzan, Bapak Shirot, Bapak Dwi Astanta, Bapak Mulyono,
Bu Rini, Bu Fintin.
2. Bagaiaman bapak ibu guru ketika mengajar di dalam kelas?
Jawab: ada yang mudah dipahami dan sukar dipahami.
3. Strategi, metode apa yang sering digunakan oleh bapak ibu dalam mengajar?
Jawab: media internet
4. Menurut kamu hal-hal apa yang dapat mempermudah kamu dalam menerima
pelajaran?
Jawab: Dengan menggunakan media digital, karena dengan media tersebut
kita lebih bisa mengerti dan memahami akan materi itu dibanding hanya
sekedar dijelas oleh guru tersebut.
5. Organisasi Islam apa saja yang kamu ketahui?
Jawab: Muhammadiyah, NU, MTA, LDII.
6. Organisasi mana yang kamu anggap paling sesuai dengan agama Islam?
Jawab: NU
7. Bagaimana pandangan, sikap, perilaku kamu tentang perbedaan dengan
organisasi lain?
Jawab: biasa saja, cuek terhadap organisasi lain
8. Didalam agama Islam ada perbedaan apa saja yang anda ketahui?
Jawab: bacaan shalat, pakaian.
9. Bagaimana sikap dan perilaku kamu kepada teman, keluarga, maupun
lingkungan tempat tinggalmu melakukan tatacara ibadah yang berbeda?
Jawab: biasa saja.
118
10. Apakah guru anda memaksa anda untuk memilih aliran tertentu?
Jawab: tidak.
11. Apakah guru anda pernah menjelek-jelekan aliran tertentu?
Jawab: tidak pernah, lebih menghargai.
12. Kenapa kita harus bertoleransi terhadap sesuatu yang kita anggap berbeda?
Jawab: agar tidak timbul pertikaian.
119
TRANSKIP WAWANCARA SISWA
Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Nama : Reza Dwi Atika
Kelas : XI RPL 2
Hari/ tanggal wawancara : Jum‘at/ 19 Mei 2017
Tempat : Ruang Kelas
1. Siapa yang mengajar mata pelajaran PAI dikelas?
Jawab: Dwi Astanta, Shirot, Rini Rahmawati, Fintin Aryani, Mulyono,
Fauzan.
2. Bagaiamana bapak ibu guru ketika mengajar di dalam kelas?
Jawab: sebenarnya sudah cukup jelas, tetapi terkadang ada mata pelajaran
tertentu yang sangat tidak mudah di mengerti, sulit memahami hal tersebut.
3. Strategi, metode apa yang sering digunakan oleh bapak ibu dalam mengajar?
Jawab: kadang dengan animasi laptop, cerita, sedikit bercanda, dan
sebagainya.
4. Menurut kamu hal-hal apa yang dapat mempermudah kamu dalam menerima
pelajaran?
Jawab: penjelasan yang secara tegas, karena tidak merasa ngantuk.
5. Organisasi Islam apa saja yang kamu ketahui?
Jawab: NU, Muhammadiyah, dan sebagainya.
6. Organisasi mana yang kamu anggap paling sesuai dengan agama Islam?
Jawab: sebenarnya itu hanyalah cara pandang dan keyakinan setiap orang,
tapi untukku pribadi apapun yang dapat menentukan benar atau salah hanyalah
Allah swt.
7. Bagaimana pandangan, sikap, perilaku kamu tentang perbedaan dengan
organisasi lain?
Jawab: sekali mereka tidak mengganggu kita janganlah komen apa-apa
tentang pandangan apa yang mereka jalani.
120
8. Didalam agama Islam ada perbedaan apa saja yang anda ketahui?
Jawab: ada yang menggunakan doa qunut setiap subuh, ada juga yang tidak.
Sebab memiliki keyakinan masing-masing.
9. Bagaimana sikap dan perilaku kamu kepada teman, keluarga, maupun
lingkungan tempat tinggalmu melakukan tatacara ibadah yang berbeda?
Jawab: sebenarnya sama saja, cara shalat, niat, doa qunut, dan sebagainya. Itu
tergantung dari niat dan keyakinan beserta ketulusan dari berbagai pihak.
10. Apakah guru anda memaksa anda untuk memilih aliran tertentu?
Jawab: tanpa banyak komentar, lebih mendekatkan diri pada Allah.
11. Apakah guru anda pernah menjelek-jelekan aliran tertentu?
Jawab: kurang tahu
12. Kenapa kita harus bertoleransi terhadap sesuatu yang kita anggap berbeda?
Jawab: saling menghargailah, tidak diusik maka jangan mengusik.
121
SMK KARYA NUGRAHA BOYOLALI
CATATAN LAPANGAN I
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari/Tanggal : Jum ‘at/ 10 Maret 2017
Lokasi : Kelas XII SMK Karya Nugraha Boyolali
Jam : 06.55-08.20 WIB
Sumber data : Siti Qodariyah, S. Ag.
Deskripsi Data:
Pembelajaran hari ini dimulai dengan membaca asmaul husna secara bersama-
sama yang dipandu secara tersentral dari kantor. Dilanjutkan dengan
menyanyikan lagu Indonesia raya dengan berdiri semua siswa maupun guru
berdiri. Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam, absensi kehadiran
siswa. Pembelajaran melanjutkan materi yang sudah disampaikan pada minggu
kemarin yaitu bab mawaris. Yang minggu lalu telah dijelaskan tentang dasar-
dasar hukum-hukum waris yang berasal dari Al-Qur‘an, Hadis serta posisi hukum
waris di Indonesia. Hari ini siswa dibagi kedalam beberapa kelompok. Setiap
kelompok membahas tentang ketentuan mawaris dalam Islam, yang diantaranya
syarat-syaratmendapatkan warisan, sebab-sebab menerima harta warisan, sebab-
sebab tidak mendapatkan harta warisan, dan ketentuan pembagian harta warisan.
Setiap kelompok mendiskusikan materi yang telah dibagi oleh guru.
Setelah diskusi selesai maka guru memberikan penguatan materi yang
telah didiskusikan diawal. Serta guru juga memberikan kesempatan kepada para
siswa bagi yang ingin bertanya. Kemudian guru memberikan tugas berupa
menghafal bagian-bagian yang telah ditentukan. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan mengajak siswa untuk membaca hamdalah secara bersama-sama.
122
CATATAN LAPANGAN II
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari/Tanggal : Kamis/ 4 Mei 2017
Lokasi : Kelas XI SMK Karya Nugraha Boyolali
Jam : 06.55-09.15 WIB
Sumber data : Mualim, S. Ag.
Deskripsi Data:
Observasi pada hari ini dilaksanakan di kelas XI, setiap paginya di SMK Karya
Nugraha ini sebelum proses pembelajaran dimulai maka siswa terlebih dahulu
membaca asmaul husna secara bersama-sama, berhubung hari ini hari kamis ada
yang berseda dengan hari kamarin. Jika hari kamis setelah selesai membaca
asmaul husna dan menyanyikan lagu Indonesia raya dilanjutkan tadarus secara
bersama-sama. Tadarus pada hari ini dimulai dari surat Al-Muthaffifin dinjutkan
surat Al-Infithar.
Pembelajaran dimulai dengan salam, absensi yang tidak masuk 4 siswa.
Sebelum masuk kedalam materi guru memberikan penjelasan keistimewaan
dalam membaca Al-Qur‘an. Penjelasan tentang 4 golongan yang dirindukan
surga: 1. Orang yang gemar membaca Al-Qur‘an; 2. Orang yang menjaga
lisannya, tidak boleh ghibah; 3. Orang suka memberikan makan kepada orang
yang kelaparan; terakhir 4. Orang yang berpuasa di bulan ramadhan.
Materi pembelajaran yang disampaikan pada hari ini toleransi sebagai alat
pemersatu bangsa. Penyampaian materi disampaikan dengan guru berceramah di
depan kelas. Dimulai dengan menyampaikan sebuah hadis ajakan kepada umat
Islam untuk saling menghargai, saling menghormati, dan saling mencintai di
antara sesama. Dari Anas ra. Sesunggunya Rasulullah saw. bersabda, “Demi
(Allah) yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah beriman seorang hamba sehingga
dia mencintai tetangganya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR.
Bukhari Muslim) hadis ini ada di buku pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti
123
pada halaman 186. Guru juga menjelaskna pentingnya perilaku toleransi di dalam
bermasyarakat.
Toleransi sangat penting dalam kehidupan manusia, baik dalam berkata-
kata maupun dalam bertingkah laku. Dalam hal ini, toleransi berarti menghormati
dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan di
antara kita sehingga tercapai kesamaan sikap. Toleransi juga merupakan awal dari
sikap menerima bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang salah, justru
perbedaan harus dihargai dan dimengerti sebagagai kekayaan. Misalnya
perbedaan ras, suku, agama, adat istiadat, cara pandang, perilaku, pendapat.
Dengan perbedaan tersebut, diharapkan manusia bisa mempunyai sikap toleransi
terhadap segala perbedaan yang ada, dan berusaha hidup rukun, baik individu dan
individu, individu dan kelompok masyarakat, serta kelompok masyarakat dan
masyarakat yang lainnya. Ada di buku Pendidika Agama dan Budi Pekerti
halaman 188. Selesai menjelaskan guru memberikan tugas untuk mngerjakan
buku paket di lembar yang telah disediskan oleh guru, disitu guru memberikan
pengarahan, memantau siswa dalam mengerjakan tugasnya, selesai tugas
diumpulkan. Terakhir guru mengingatkan siswa untuk yang belum setoran
hafalan surat untuk maju kedepan, selesai ditutup dengan hamdalah kemudian
salam.
124
CATATAN LAPANGAN III
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari/Tanggal : Kamis/ 4 Mei 2017
Lokasi : Kelas XI SMK Karya Nugraha Boyolali
Jam : 09.15-10.00 WIB
Sumber data : Drs. Rusdi (PAI)
Deskripsi Data:
Materi yang disampaikan oleh bapak Drs. Rusdi sama yaitu bab tentang toleransi
sebagai alat pemersatu bangsa, metodenya juga sama dengan menggunakan
metode ceramah
125
CATATAN LAPANGAN IV
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari/Tanggal : Kamis/ 4 Mei 2017
Lokasi : Kelas X SMK Karya Nugraha Boyolali
Jam : 10.15-11.00 WIB
Sumber data : Drs. Rusdi (Ke-Nu-an)
Deskripsi Data:
Observasi kali ini melanjutkan observasi sebelumnya, yang pada sebelumnya
pada mapel pendidikan agama dan budi pekerti. Pada observasi yang sekarang
pada pembelajaran mapel ke-Nu-an untuk kelas X. Untuk mapel ke Nu-an hanya
satu jam pelajaran dengan waktu 45 menit setiap pertemuannya. Terlebih dahulu
guru mempersiapkan sumber belajar yang berkaitan dengan pembelajaran.
Pembelajaran dimulai dengan salam, absensi, kemudian menyampaikan materi
yang berkaitan dengan rukun shalat. Hari ini membahas rukun shalat yang ke:
10. membaca tahiyat akhir; 11. Shalawat nabi; 12. Salam; dan 13. Tertib. Dalam
menjelaskan selain diberikan secara ceramah juga diperjelas dengan praktek
langsung oleh guru.
Sunat-sunat shalat: bacaan/gerakan-gerakan dalam shalat yang hukumnya
sunnah, sedangkan shalat sunat: Ibadah shalat yang hukum melaksanakannya
sunnah. Dijelaskan juga bahwa ada beberapa model takbir yang berbeda-beda,
disini guru mengajak para siswa untuk mantap pada pengetahuan yang di dapat
dari guru atau kyai. Ketika ada perbedaan ada perbedaan jangan dipermaslahkan,
tidak perlu dipermasalahkan. Kalau tidak mengangkat tangan jangan dielek-elek
dalam sebab itu termasuk dalam sunnah shalat, demi persatuan dan kesatuan.
Ketika ada seseorang yang mengerjakan shalat sambil melihat eternit itu
juga jangan dipermasalahkan. Ada yang doa iftitah memakai memakai kabiraw
dan ada juga yang memakai Allahumma baid baini, memang ada banyak versi
dalam doa iftitah. Guru berpesan kalaupun ada teman kamu yang tidak sama
jangan dipermasalahkan. Selanjutnya ada saudara kita yang menganggap
126
bismillah dibaca atau tidak atau dibaca tetapi pelan itu semua perbedaan dalam
ibadah shalat, masih banyak perbedaan yang lainnya, yang terpenting kalian
melakukannya sesuai keyakinan.
127
CATATAN LAPANGAN V
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari/Tanggal : Jum‘at/ 5 Mei 2017
Lokasi : Kelas X SMK Karya Nugraha Boyolali
Jam : 08.20-09.40 WIB
Sumber data : Sri Ni’matul Hikmah, S. Ag.
Deskripsi Data:
Observasi kali ini merupakan yang terakhir di SMK Karya Nugraha untuk
mengetahui pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas X. Yang pada hari ini
bertepatan dengan hari jum‘at bersih, maka untuk jam pertama dipergunakan
untuk membersihkan lingkungan sekolah oleh para siswa yang dipandu oleh wali
kelas masing-masing. Untuk pembelajaran pendidikan agama Islam dimulai
setelah kegiatan jum‘at bersih tersebut selesai.
Untuk yang mengajar pendidikan agama dan budi pekerti kelas X adalah
ibu Sri Ni‘matul Hikmah, S.Ag. dengan menyampaikan materi tentang
meneladani perjuangan dakwah Rasulullah saw. ketika di Madinah. Strategi yang
dipergunakan dalam penyampaian materi ini adalah dengan ceramah dan
penggunaan media LCD proyektor dalam memperjelas penyampaiannya. Dalam
proses pembelajarannya siswa terlihat cukup antusias dengan penjelasan yang
telah disampaikan oleh guru.
128
SMK MUHAMMADIYAH 04 BOYOLALI
CATATAN LAPANGAN I
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari/Tanggal : Jum’at/ 28 April 2017
Lokasi : Kelas X SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Jam : 10.25-11.10 WIB
Sumber data : Rini Rahmawati, S. Ag. (Guru Fiqih/ Ibadah)
Deskripsi Data
Observasi kali ini merupakan observasi pertama di SMK Muhammadiyah 04
Boyolali. observasi dilaksanakan di kelas X, sebelumnya guru mempersiapkan
untuk pembelajaran yang akan disampaikan pada hari ini. Pembelajaran dimulai
dengan salam, absensi, dilanjutkan dengan mengkaitkan materi sekarang dengan
pembelajaran pertemuan kemarin. Untuk pertemuan pada hari ini siswa diminta
untuk melakukan praktek shalat khauf, yaitu salat ketika dalam kondisi perang.
Pembelajaran yang berlangsung dengan metode praktek secara langsung. Siswa
diminta maju kedepan untuk melaksanakan salat khauf. Siswa yang maju
berjumlah 5 siswa yang terdiri 2 laki-laki dan 3 perempuan. Yang dalam
kelompok ini telah dibentuk pada awal pembelajaran. Setelah selesai
melaksanakan praktek salat khauf siswa diberikan penguatan dan koreksi dari
guru. Dalam sesi ini siswa begitu interaktif, banyak yang bertanya dan
menanggapi apa yang telah disampaikan oleh guru. Selanjutnya siswa diberikan
untuk pembelajaran yang akan datang yaitu untuk praktek melaksanakan salat
jamak dan qasar. Pembelajaran di tutup dengan salam.
129
CATATAN LAPANGAN II
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari/Tanggal : Sabtu/ 6 Mei 2017
Lokasi : Kelas X SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Jam : 09.15-10.00 WIB
Sumber data : Fintin Ariyani, S.PdI. (Guru Al-Qur‘an)
Deskripsi Data
Observasi kali ini merupakan observasi kedua yaitu pada kelas X. Secara umum
didapatkan data sebagai berikut:
Guru mempersiapkan media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran
dan menyiapkan kondisi peserta didik. Guru PAI memberi salam, berdoa,
dilanjutkan dengan memeriksa kehadiran para siswa. Tahap kedua, guru PAI
menyampaikan materi ceramah interaktif, kemudian menggunakan strategi
diskusi. Dalam strategi tersebut guru PAI memberikan pengertian bab
kemajemukan dan kebersamaan yang dilanjutkan dengan langkah-langkah
kegiatan dan tugas yang harus dikerjakan. Setelah itu guru membagi siswa
menjadi kelompok-kelompok kecil, dan setiap kelompok mendiskusikannya.
Kelompok yang sudah selesai diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya.
Peneliti melihat guru tidak membeda-bedakan siswa, hampir semua siswa
diperlakukan secara adil ketika dibentuk kelompok diskusi, guru PAI memberi
perhatian dengan mendekati setiap kelompok untuk ditanyakan apa kesulitan yang
dihadapi. Tahap ketiga guru dan siswa menyimpulkan materi yang dibahas dan
dilakukan penilaian pada akhir pembelajaran dengan tes lisan dan pemberian
tugas.
Interpretasi:
1. Guru memperlakukan siswa secara baik dan menyeluruh tanpa membeda-
bedakan antara satu dengan siswa lain.
2. Kegiatan pembelajaran terlihat kondusif dan siswa antusias dalam mengikuti
pembelajaran yang sedang berlangsung.
130
CATATAN LAPANGAN III
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari/Tanggal : Sabtu/ 9 Mei 2017
Lokasi : Kelas X SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Jam : 12.30-13.15 WIB
Sumber data : Mulyono, S.PdI. (Guru Akhlaq)
Deskripsi Data
Pembelajaran Akhlaq diawali dengan salam, absensi kehadiran siswa dilanjutkan
dengan penilaian untuk hafalan nama-nama malaikat beserta tugasnya. Hari ini
langsung dilaksnakan dikarenakan untuk materi pengertian Iman kepada
Malaikat, sudah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya. Proses penilaian
berlangsung dengan cara setiap siswa maju satu persatu menghafal nama malaikat
beserta dengan tugasnya.
131
CATATAN LAPANGAN IV
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari/Tanggal : Sabtu/ 13 Mei 2017
Lokasi : Kelas XI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Jam : 1025.-11.10 WIB
Sumber data : Ahmad Fauzan, S. Ag. (Guru Tarikh)
Deskripsi Data:
Observasi pembelajaran tarikh hari ini dilakukan di kelas XI SMK
Muhammadiyah Boyolali. sebelum pembelajaran guru terlebih dahulu
menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan dipergunakan dalam mengajar.
Pembelajaran dimulai dengan salam dan absensi terlebih dahulu. Materi yang
akan disampaikan adalah perkembangan Islam pada masa modern. Tokoh-tokoh
pembaharuan Islam di Mesir, dengan tokoh Muhammad Ali Pasya, Rifa‘ah
Badawi Rafi’ At-Tahtawi, Jamaluddin al Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid
Ridha, Ali Pasya Mubarak. Pembelajaran disampaikan dengan ceramah interaktif,
membaca terbimbing, ditambah dengan tanya jawab.
132
CATATAN LAPANGAN V
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari/Tanggal : Sabtu/ 13 Mei 2017
Lokasi : Kelas XI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Jam : 13.15-14.00 WIB
Sumber data : Siroth Amin, S.PdI. (Guru Aqidah)
Deskripsi Data
Pembelajaran aqidah di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali di ampu oleh pak
Siroth Amin, S.PdI. pembelajaran aqidah diawali dengan salam, absensi, dalam
pembelajaran aqidah guru menyampaikan dengan metode ceramah interakatif dan
tanya jawab. Membahas materi perilaku tercela, yang berkaitan dengan dosa-
dosa besar. Diantara dosa besar yang dibahas dosa syirik, durhaka terhadap orang
tua. Materi syirik dan durhaka terhadap orang tua ada di buku Al-Islam dan
Kenuhammadiyahan halaman 62-63.
133
CATATAN LAPANGAN VI
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari/Tanggal : Senin/ 15 Mei 2017
Lokasi : Kelas XI SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Jam : 10.25-11.10 WIB
Sumber data : Dwi Astanta, S. Ag. (Guru Ke-Muhammadiyahan)
Deskripsi Data
Pembelajaran Kemuhammadiyahan pada tanggal 15 Mei 2017 guru
menyampaikan bab majelis dan lembaga perserikatan Muhammadiyah yang
disampaikan dengan ceramah dan pemberian tugas bagi siswa.
134
CATATAN LAPANGAN
Metode Pengumpulan Data : Dokumentasi
Hari/Tanggal : tanggal 4 Mei 2017
Lokasi : Ruang guru SMK Karya Nugraha Boyolali
Deskripsi Data:
Setelah dilakukan penelaahan terhadap dokumen Silabus, RPP, dan dokumen
yang lain bahwa para guru pendidikan agama Islam sudah melengkapi dan
mempunyai semua perangkat-perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam
proses kegiatan belajar mengajar.
Interpretasi:
Semua dokumen-dokumen yang berhubungan dengan proses belajar mengajar
sudah terpenuhi dengan baik secara menyeluruh.
135
CATATAN LAPANGAN
Metode Pengumpulan Data : Dokumentasi
Hari/Tanggal : tanggal 28 april 2017
Lokasi : Ruang QMR SMK Muhammadiyah 04 Boyolali
Deskripsi Data:
Dari penelaahan peneliti terhadap dokumen Silabus, RPP, dan dokumen yang lain
bahwa setiap guru sudah melengkapi dan mempunyai semua perangkat-perangkat
yang diperlukan dalam persiapan mengajar.
Interpretasi:
Semua dokumen-dokumen untuk persiapan mengajar sudah terpenuhi dengan
baik secara menyeluruh.
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157