Upload
phungtu
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI PERAN KADER KESEHATAN DALAM PELAYANAN
KESEHATAN LANSIA PADA POSYANDU LANSIA BOUGENVIL DI
KELURAHAN KEMILING RAYA, KECAMATAN KEMILING
KOTA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
WIDYA SEPTIANI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PERAN KADER KESEHATAN DALAM PELAYANAN
KESEHATAN LANSIA PADA POSYANDU LANSIA BOUGENVIL
DI KELURAHAN KEMILING RAYA, KECAMATAN
KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
Widya Septiani
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Untuk mengetahui
implementasi peran kader kesehatan di Posyandu Lansia Bougenvil dalam
memberikan pelayanan kesehatan di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan
Kemiling, Kota Bandar Lampung (2) Untuk mengetahui faktor penghambat dan
pendukung dalam pelaksanaan peran kader kesehatan di Posyandu Lansia
Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar
Lampung. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
penentuan informan menggunakan teknik purposive.Data diperoleh menggunakan
wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan
bahwa bentuk pelayanan yang dilakukan kader kesehatan di posyandu Bougenvil
seperti persiapan pelayanan kesehatan, pelaksanaan pelayanan kesehatan, evaluasi
pelayanan kesehatan dan pelayanan informasi, edukasi, dan motivasi kesehatan.
Meskipun dalam pelayanan kesehatan lansia pada Posyandu Lansia Bougenvil
masih terdapat faktor penghambat dan pendukung, tetapi diharapkan seluruh
lansia dapat mengikuti kegiatan posyandu agar mendapat manfaat dari semua
kegiatan yang dilakukan posyandu Bougenvil.
Kata Kunci: peran kader kesehatan dan pelayanan kesehatan lansia
ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF THE ROLE OF THE HEALTH KADER IN
ELDERLY HEALTH SERVICES IN ELDERLYPOSYANDU BOUGENVIL
IN KEMILING RAYA VILLAGE KEMILING
DISTRICT BANDAR LAMPUNG CITY
by
Widya Septiani
This study aims to describe: (1) To determine the implementation of the role of
health cadres in the PosgenanduBougenvil in providing health services in
Kemiling Raya Village, Kemiling District, Bandar Lampung City. Elder
Bougenvil in Kemiling Raya Village, Kemiling District, Bandar Lampung City.
This research method uses a qualitative approach with the determination of
informants using purposive techniques. Data obtained using in-depth interviews,
observation, and documentation. The results showed that the form of services
performed by health cadres in BougenvilPosyandu was like preparation of health
services, implementation of health services, evaluation of health services and
information services, education, and health motivation. Although in the elderly
health services at the Elder BougenvilPosyandu there are still inhibiting and
supporting factors, but it is expected that all elderly people can take part in
posyandu activities to benefit from all activities carried out by Bougenvil
Posyandu.
Keywords: the role of health cadres and elderly health services
IMPLEMENTASI PERAN KADER KESEHATAN DALAM PELAYANAN
KESEHATAN LANSIA PADA POSYANDU LANSIA BOUGENVIL
DI KELURAHAN KEMILING RAYA, KECAMATAN
KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
WIDYA SEPTIANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA SOSIOLOGI
Pada
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Widya Septiani, dilahirkan pada tanggal 30 September
1995 di Kota Bandar Lampung. Penulis merupakan anak
tiga dari tiga bersaudara pasangan dari Bapak Fauzan
Sabran dan Ibu Arinewati. Alamat penulis di Kemiling,
Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling Kota
Bandar Lampung.
Penulis menempuh pendidikan formal Sekolah Dasar di SD Negeri 4 Sumberrejo
diselesaikan pada tahun 2008, kemudian Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
di SMP N 14 Bandar Lampung diselsaikan tahun 2011 dan Sekolah Menengah
Atas di SMA YP Unila Bandar Lampung diselsaikan tahun 2014.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung pada tahun 2014. Pada Januari 2017 penulis
melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Poncowarno, Kecamatan Kalirejo,
Kabupaten Lampung Tengah.
MOTTO
“Dunia boleh saja ditanganmu atau berada disakumu untuk engkau simpan
dan pergunakan dengan niat yang baik. Tetapi jangan meletakkannya
didalam hati. Engkau boleh menyimpannnya diluar pintu (hati), tetapi
jangan memasukkannya ke dalam pintu. Karena hal itu, tidak akan
melahirkan kemulian bagimu”
(Syeh Abdul Qodir Jaelani)
“Bersungguh-sungguhlah engkau dalam menuntut ilmu, jauhilah kemalasan
dan kebosanan karena jika tidak demikian engkau akan berada dalam
bahaya kesesatan”
(Imam Al Ghazali)
“Dalam menjalani suatu hal apapun itu harus disertai dengan doa dan
usaha. Bila hanya disertai dengan doa tanpa usaha bohong dan hanya
dilakukan usaha saja tanpa adanya doa itu sombong. Karena dalam hidup
untuk mencapai suatu hal harus dilakukan doa dan usaha”
(Widya Septiani)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT,
skripsi ini Saya persembahkan kepada:
Bapak dan Ibuku Tercinta
Fauzan Sabran dan Arinewati
Kakakku Tersayang
Wendy Aprianto, Wike Novia
Dosen Pembimbing dan Dosen Pembahas
Ibu Dra. Yuni Ratnasari, M. Si dan Ibu Dewi Ayu Hidayati,S,sos,.M.si
Kawan-kawan Seperjuanganku
Sosiologi 2014
Almamaterku
Keluarga Besar Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung
Dan semua orang-orang baik dan terkasih yang sudah membantu penulis hingga
sampai tahap sekarang ini
Terimakasih atas dukungan, doa, saran, kritik yang telah diberikan kepadaku,
semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaiknya kepada kita semua,
Aamiin
SANWACANA
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Tiada daya dan upaya
serta kekuatan yang penulis miliki untuk dapat menyelesaikan skripsi ini selain
atas limpahan karunia dan anugerah-Nya. Sholawat serta salam senantiasa
dicurahkan kepada junjungan ilahi robbi, Nabi Besar Muhammad SAW yang
senantiasa kita nantikan syafa’atnya fiddini waddunnya ilal akhiroh.
Skripsi ini berjudul “Implementasi Peran Kader Kesehatan Dalam Pelayanan
Kesehatan Lansia Pada Posyandu Lansia Bougenvil Di Kelurahan Kemiling Raya,
Kecamatan Kemiling kota Bandar Lampung” merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
Penelitian skripsi ini tidak terlepas dari hidayah, karunia, bantuan, dukungan, doa,
kritik dan saran, serta bimbingan yang berasal dari berbagai pihak. Maka dari itu,
penulis mengucapkan rasa syukur dan terimakasih yang sebesar-besarnya,
khususnya kepada:
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia dan ridho-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini
dengan baik.
2. Kepada kedua orangtuaku Bapak (Fauzan Sabran) dan Ibu (Arinewati)
yang selalu memberikan nasihat, bimbingan, doa, dukungan dan kasih
sayang tak terhingga sampai saat ini, sehingga Widya bisa menyelesaikan
studi sesuai dengan harapan. Terima kasih atas perjuangan Bapak dan Ibu
tercinta. Hanya doa dan usaha Ira untuk dapat membahagiakan dan
membanggakan Bapak dan Ibu ke depannya kelak. Semoga Allah Swt
selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan untuk Bapak dan Ibu,
amiinn.
3. Kepada Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
4. Kepada Bapak Drs. Ikram, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, yang sudah
memberikan motivasi, saran dan masukan untuk kelancaran studi Widya
dan dalam penyusunan skripsi ini serta menikmati prosesnya sampai
selesai.
5. Kepada Bapak Damar Wibisono, S.Sos, M.A. selaku Sekretaris Jurusan
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung,
yang sudah membantu Widya berproses selama studi, serta memberikan
kritik dan saran dalam kelancaran skripsi ini.
6. Kepada Ibu Dra. Yuni Ratnasari, M.Si selaku pembimbing utama dalam
penyusunan skripsi ini, terimakasih banyak karena telah meluangkan
banyak waktu, tenaga, pikiran dan memberikan semangat kepada Widya
untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih sekali Ibu sudah sangat
berjasa dan memberikan banyak pelajaran kepada Widya, sejak awal
bimbingan sampai selesainya skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan berkah kepada Ibu dan keluarga, Aamiin.
7. Kepada Ibu Dewi Ayu Hidayati, S.Sos.,M.Si. selaku penguji utama dalam
penyusunan skripsi ini, terimakasih banyak atas semua kritik dan saran
yang telah Ibu berikan, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
Terimakasih sekali Ibu sudah sangat berjasa dan memberikan banyak
pelajaran kepada Widya, sejak awal sampai selesainya skripsi ini. Semoga
Allah Swt selalu melimpahkan berkah kepada Ibu dan keluarga, Aamiin.
8. Kepada Bapak Damar Wibisono, S.Sos, M.A. selaku Dosen Pembimbing
Akademik Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung. Terimakasih Bapak atas bimbingan, kritik dan saran
yang sudah Ibu berikan kepada Widya sejak awal studi sampai selesai.
9. Kepada Bapak dan Ibu Dosen serta staf Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
10. Kepada sahabat-sahabatku terkasih, Novia, Chyta, Septiani dan Desta.
Terimakasih semua telah menjadi sahabat terbaik dalam segala hal, dari
awal kuliah, saling membantu, saling berbagi suka dan duka, serta canda
dan tawa yang selalu hadir di setiap pertemuan kita. Selalu jaga
persahabatan kiti ini ya, jaga silaturahmi satu sama lain, jaga komunikasi
biar saling tukar kabar. Semoga dilancarkan segala urusannya, sukses
dalam pendidikan, karir dan jodoh yang terbaik untuk kalian masing-
masing. Semangat buat kita semuanya!
11. Kepada teman-teman KKN Periode 1 Unila 2017 Desa Poncowarno:
Mbak Leni, Fahma, Oce, Bang Zen, Bang Luki, dan Fikri. Terimakasih
atas cerita selama KKN, ayok geh pada ngumpul lagi haha. Sukses selalu
untuk kita semua. Aamiin.
12. Kepada seluruh pihak yang sudah banyak membantu proses Widya
menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada petugas kesehatan, Kader
Posyandu Lansia Bougenvil dan beberapa anggota lansia yang mahu di
wawancara dan telah membantu Widya dalam proses penelitian ini,
terimakasih. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah untuk kalian, amiinn.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan penambahan wawasan
bagi para pembaca, serta dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang dilakukan
di masa yang akan datang terkait dengan Implementasi Peran Kader Kesehatan
Dalam Pelayanan Kesehatan Lansia Pada Posyandu Lansia Bougenvil Di
Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung
Bandar Lampung, 12 November 2018
Tertanda,
Widya Septiani
NPM. 1416011107
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii
SANWACANA ................................................................................................................. viii
ABSTRAK ........................................................................................................................ x
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 8
A. Definisi Peranan ......................................................................................................... 8
B. Pengertian Kader ........................................................................................................ 9
1. Kriteria Kader ...................................................................................................... 10
2. Peran Kader .......................................................................................................... 11
3. Fungsi Kader ........................................................................................................ 12
C. Pengertian Posyandu Lansia ...................................................................................... 14
D. Pengertian Pelayanan Posyandu Lansia ..................................................................... 15
1. Tujuan Pelayanan Posyandu Lansia .................................................................... 16
2. Sasaran Pelayanan Posyandu Lansia ................................................................... 16
3. Kegiatan Posyandu Lansia ................................................................................... 17
4. Upaya yang dilakukan dalam menunjang pelayanan posyandu lansia ................ 18
5. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia .............................................................. 19
6. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia ............................................................. 21
7. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia .................................................................... 21
E. Faktor-faktor Mempengaruhi Kesehatan Lansia ....................................................... 22
F. Kerangka Berfikir ...................................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 26
A. Pendekatan Penelitian ................................................................................................ 26
B. Lokasi Penelitian ........................................................................................................ 26
C. Kriteria Informan ....................................................................................................... 27
D. Fokus Penelitian ......................................................................................................... 28
E. Sumber Data .............................................................................................................. 28
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 29
1. Wawancara Mendalam ........................................................................................ 29
2. Observasi ............................................................................................................. 30
3. Dokumentasi ........................................................................................................ 30
G. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 30
1. Pengumpulan Data ............................................................................................... 30
2. Reduksi Data ........................................................................................................ 31
3. Penarikan Kesimpulan ......................................................................................... 31
BAB 1V GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN ......................................... 33
A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung ................................................................. 33
B. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling .................................................................... 35
C. Gambaran Umum Kelurahan Kemiling Raya ............................................................ 38
D. Gambaran Umum Posyandu Lansia Bougenvil ......................................................... 39
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 40
A. Hasil Penelitian
1. Implementasi Peran Kader Kesehatan di Posyandu Lansia Bougenvil dalam
Memberikan Pelayanan Kesehatan di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan
Kemiling, Kota Bandar Lampung ......................................................................... 40
1.1. Proses Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia Bougenvil dalam
Meningkatkan Pelayanan Kesehatan .............................................................. 40
1.1.1. Persiapan dan Perencanan .................................................................. 41
1.1.2. Pelaksanaan dan Pelayanan Posyndu Lanjut Usia ............................. 43
1.1.3. Evaluasi Pelaksanaan Posyandu Lansia Bougenvil ........................... 46
1.2. Peran Kader Kesehatan dalam Memberikan Pelayanan Informasi, Edukasi, dan
Motivasi Kesehatan terhadap Lanjut Usia ..................................................... 48
1.2.1. Peran Kader Kesehatan dalam Pelayanan Informasi ......................... 48
1.2.2. Peran Kader Kesehatan dalam Pelayanan Edukasi Kesehatan
Terhaap Lanjut Usia ........................................................................... 50
1.2.3. Peran Kader Kesehatan dalam Pelayanan Motivasi Kesehatan ......... 52
2. Faktor Penghambat dan Pendukung Pada Pelaksanaan Peran Kader Kesehatan
di Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling,
Kota Bandar Lampung .......................................................................................... 56
2.1. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyndu Lansia
Bougenvil ........................................................................................................ 56
2.1.1. Respon Positif dari Lanjut Usia di Kelurahan Kemiling Raya
dengan Adanya Posyandu Lansia ....................................................... 56
2.1.2. Adanya Kerjasama dari Berbagai Instansi ......................................... 57
2.1.3. Adanya Dukungan dari Pihak Masyarakat Sekitar ............................ 57
2.2. Faktor Penghambat Peran Kader Kesehatan dalam Pelaksanaan Kegiatan
Posyandu Lansia Bougenvil ........................................................................... 58
2.2.1. Terbatasnya Jumlah Kader Kesehatan sebagai Pengelola
Posyandu Lansia ................................................................................. 58
2.2.2. Tempatnya Pelaksanaan Posyandu yang Kurang Luas ...................... 59
2.2.3. Peraturan Baru dari Puskermas .......................................................... 58
B. Pembahasan
1. Implementasi Peran Kader Kesehatan di Posyandu Lansia Bougenvil dalam
Memberikan Pelayanan Kesehatan di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan
Kemiling, Kota Bandar Lampung ......................................................................... 64
1.1. Proses Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia Bougenvil dalam
Meningkatkan Pelayanan Kesehatan ............................................................. 64
1.1.1. Persiapan Pelaksanaan Pelayanan ...................................................... 64
1.1.2. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Posyandu Lansia ......................... 65
1.1.3. Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Posyandu Lansia
Bougenvil ........................................................................................... 66
1.2. Peran Kader Kesehatan dalam Pelayanan Informasi, Edukasi, dan Motivasi
Kesehatan terhadap Lansia ............................................................................. 66
2. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Pelaksanaan Peran Kader Kesehatan
di Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling,
Kota Bandar Lampung .......................................................................................... 70
2.1. Faktor Penghambat
2.1.1. Faktor Internal .................................................................................... 70
2.1.2. Faktor Eksternal ................................................................................. 70
2.2. Faktor Pendukung
2.2.1. Faktor Internal .................................................................................... 71
2.2.2. Faktor Eksternal ................................................................................. 71
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 72
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 72
1. Bentuk Pelayanan yang Dilakukan Kader Kesehatan di Posyandu
Bougenvil ........................................................................................................ 72
2. Faktor Pendukung dan Penghambat ................................................................ 73
B. Saran ..................................................................................................................... 74
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Daftar Kedatangan Lansia ................................................................................................ 6
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berpikir ........................................................................................................ 24
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pembangunan, terutama dibidang kesehatan dan kesejahteraan sosial
berdampak pada penurunan angka kelahiran, angka kesakitan, angka kematian dan
meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya usia harapan hidup
akan berdampak pada aspek kehidupan baik sosial, ekonomi dan kesehatan karena
semakin bertambahnya usia fungsi organ tubuh semakin menurun baik karena
faktor alamiah maupun penyakit (Dermatoto, 2006:7). Peningkatan jumlah lanjut
usia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus menjadi
tantangan dalam pembangunan itu sendiri.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar ke lima
di dunia juga mengalami peningkatan populasi penduduk lanjut usia. Dimana
Kementrian Kesehatan RI menetapkan sasaran pada tahun 2010-2014 peningkatan
Umur Harapan Hidup (UHH) dari 70,6 tahun menjadi 72 tahun dengan proyeksi
akan terus meningkat sampai tahun 2020 yang diperkirakan menjadi 28,8 juta
jiwa.
Masalah kesehatan pada lanjut usia berawal dari kemunduran sel-sel tubuh,
sehingga fungsi dan daya tahan tubuh menurun serta faktor resiko meningkat.
2
Penyakit yang sering dialami oleh lanjut usia adalah malnutrisi, gangguan
keseimbangan, kebingungan mendadak, hipertensi, gangguan pendengaran dan
penglihatan, demensia, osteoporosis, dsb. (Kementrian Kesehatan RI)
Dari data BPS, 2007 diketahui, kematian pada laki-laki justru terjadi pada umur
65 tahun disebabkan oleh 10 penyebab yaitu stroke (20,6%), penyakit saluran
nafas bawah kronik (10,5), tuberkulosis paru (TB) (8,9%), hipertensi (7,7%), NEC
(7,0%), penyakit jantung inskenik (6,9%), penyakit jantung lain (5,9%), diabetes
melitus (4,9%), penyakit hati (4,4,%) dan pnemonia (3,8%). Sedangkan pada
perempuan adalah stroke (2,4%), hipertensi (11,2%), NEC (9,6%), penyakit
saluran pernafasan bawah kronik (6,6%), diabetes melitus (6,0%), penyakit
jantung iskemik (6,0%), penyakit jantung lain (5,9%), TB (5,6%), pnemonia
(3,0%) dan penyakit hati (2,2%).
Oleh karena itu, dilaksanakan upaya untuk mengatasi masalah kesehatan lansia
dengan baik, diantaranya meningkatkan cakupan keterjangkauan dan mutu
pelayanan khusus untuk penduduk lanjut usia dengan mendorong pembentukan
dan pemberdayaan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat melalui
Posyandu Lansia.
Menurut Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lansia, Komisi Nasional Lanjut Usia
(2010) disebutkan bahwa Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah
suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses
pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non pemerintah,
3
swasta, organisasi sosial, dan lain-lain. Dengan menitik beratkan pelayanan
kesehatan pada upaya promotif dan preventif.
Tujuan umum dibentuknya Posyandu Lansia secara garis besar untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut agar mencapai
masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat sesuai dengan keberadaannya, sedangkan tujuan khusus pembentukan
Posyandu Lansia antara lain : 1) Meningkatkan kesadaran para lanjut usia untuk
membina sendiri kesehatannya, 2) Meningkatkan kemampuan dan peran serta
keluarga dan masyarakat dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut,
3) Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut, 4)
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut (Depkes RI 2003).
Pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia dibutuhkan kader untuk membantu tenaga
kesehatan menggerakkan masyarakat mengikuti kegiatan yang dilaksanakan
Posyandu Lansia, sehingga tujuan Posyandu Lansia dapat tercapai dengan baik.
Dengan terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini
dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan
demikian masyarakat bukan hanya merupakan objek pembangunan, tetapi juga
merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya dengan adanya kader
maka pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan sempurna berkat
adanya kader. Jelaslah bahwa pembentukkan kader adalah perwujudan
pembangunan dalam bidang kesehatan (Zulkifli 2003:3)
Peran kader dalam pelayanan kesehatan lansia adalah: 1) melakukan kegiatan
bulanan posyandu; 2) menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta
4
kegiatan Posyandu Lansia langsung ketengah masyarakat; 3) membantu petugas
kesehatan dalam pendaftaran, penyuluhan dan berbagai usaha kesehatan
masyarakat lainnya termasuk pelaksanaan senam lansia. Sedangkan bentuk
pelayanan Posyandu Lansia meliputi pemeriksaan fisik dan mental emosional
yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui
lebih awal penyakit yang diderita (Depkes 2003).
Kota Bandar Lampung jumlah pralansia (45-59 tahun) mencapai 90.198. Adapun
lansia 60 keatas berjumlah 47.787 jiwa. Untuk Kecamatan Kemiling dengan
jumlah penduduk 71.471 jiwa terdapat 3.216 jiwa lanjut usia sedangkan untuk
Kelurahan Kemiling Raya dengan jumlah penduduk 6.367 jiwa terdapat 200 jiwa
lanjut usia yang merupakan wilayah kerja Posyandu Lansia Bougenvil (BPS,
2010)
Adapun data kunjungan Posyandu Bougenvil dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 1
Daftar Kedatangan Lansia
Pada Posyandu Lansia Bougenvil
No Bulan
2015 2016 2017
Jumlah
Kunjungan
Jumlah
Kunjungan
Jumlah
Kunjungan
1 Januari 16 orang 20 orang 15 orang
2 Februari 21 orang 20 orang 27 orang
3 Maret 20 orang 21 orang *
4 April 19 orang 19 orang 20 orang
5 Mei 16 orang 18 orang 37 orang
6 Juni 15 orang * *
7 Juli * 14 orang 33 orang
8 Agustus 17 orang 26 orang *
9 September 13 orang * *
10 Oktober 17 orang * *
11 November 22 orang 25 orang *
12 Desember * * *
Keterangan : (*) = tidak ada pelayanan dikarenakan tenaga medis tidak datang
5
Dari data kunjungan diatas yang penulis dapatkan dari hasil wawancara dengan
kader kesehatan di Posyandu Lansia Bougenvil Kelurahan Kemiling Raya dapat
terlihat masih perlu peningkatan kinerja kader dalam menjalankan kegiataan
Posyandu Lansia, dimana kader merupakan faktor penggerak utama dalam
kegiataan Posyandu Lansia mulai dari persiapan sarana dan prasarana, mobilisasi
sasaran pada hari pelayanan, melakukan pendaftaran sasaran, melaksanakan
kegiatan penimbangan berat badan dan melakukan penyuluhan kesehatan,
sedangkan pemeriksaan kesehatan dilakukan petugas kesehatan.
Dengan demikian walaupun petugas kesehatan tidak hadir seharusnya kegiatan
Posyandu Lansia yang merupakan tugas kader tetap dapat dilaksanakan. Oleh
karena itu, kader kesehatan di Posyandu Lansia bougenvil di Kelurahan Kemiling
Raya masih perlu meningkatkan kinerjanya untuk menggerakkan masyarakat
mengikuti kegiatan Posyandu Lansia.
Berdasarkan landasan pemikiran tersebut, maka ditetapkan topik penelitian:
Implementasi Peran Kader Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan Lansia pada
Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling,
Kota Bandar Lampung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah
1. Bagaimana implementasi peran kader kesehatan di Posyandu Lansia
Bougenvil dalam memberikan pelayanan kesehatan di Kelurahan Kemiling
Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung?
6
2. Faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan peran kader Posyandu
Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling, Kota
Bandar Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan :
1. Untuk mengetahui implementasi peran kader kesehatan di Posyandu Lansia
Bougenvil dalam memberikan pelayanan kesehatan di Kelurahan Kemiling
Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung.
2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan
peran kader kesehatan di Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling
Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan diatas maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut.
a) Manfaat teoritis
Sebagai kajian sosiologi kesehatan yang mengkaji peran kader dalam
pelayanan lansia melalui Posyandu Lansia, hasilnya diharapkan dapat berguna
bagi penelitian-penelitian dengan tema yang sama atau relevan sehingga dapat
memberi kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
b) Manfaat praktis
1. Bagi Kader kesehatan di Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan
Kemiling Raya, dapat memberikan masukan kepada kader kesehatan di
7
Posyandu Lansia untuk meningkatkan pelayanan di Kelurahan Kemiling
Raya.
2. Bagi Tenaga Kesehatan Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling
Raya, sebagai evalusai untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat lansia yang lebih baik lagi.
3. Bagi Masyarakat, agar lebih ikut berpatisipasi dalam kegiatan-kegiatan
Posyandu Lansia Bougenvil sehingga memotivasi lanjut usia untuk aktif
datang pada pelaksanaan posyandu.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Peranan
Peran tidak lepas hubungannya dengan tugas yang diemban seseorang.
Dengan demikian peran adalah bagian utama yang harus dijalankan. Karena
manusia sebagai sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk hidup
berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok itulah terjadi interaksi antar
anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Tumbuhnya interaksi di
antara mereka menciptakan hubungan yang saling ketergantungan yang
disebut juga munculnya apa yang dinamakan peran. Peran merupakan aspek
yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila seseorang melaksanakan hak
dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang yang
bersangkutan menjalankan suatu peranan (Soerjono Soekanto: 2006).
Menurut Soerjono Soekanto (2006) peran adalah segala sesuatu yang
seseorang atau kelompok orang dalam melakukan suatu kegiatan karena
kedudukan yang dimilikinya. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat
dilihat bahwa dalam peran terdapat unsur individu sebagai subyek yang
melakukan peranan tertentu. Selain itu, dalam peran terdapat pula adanya
status atau kedudukan seseorang dalam suatu masyarakat. Yang artinya jika
seseorang memiliki kedudukan (status) maka bersangkutan dapat dikatakan
menjalankan peran tertentu.
9
Dalam kaitan ini antara peran dan kedudukan merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan dimana peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi,
penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Peranan mencakup tiga hal yaitu:
1. Peranan meliputi norma-norma yang berisi peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan yang bersangkutan.
2. Peranan meliputi suatu konsep yang dapat dilakukan individu-individu
dalam masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan meliputi perilaku individu yang ada dalam struktur sosial
masyarakat.
Dalam penelitian ini peran yang dimaksud oleh penulis adalah peran
dilakukan oleh kader kesehatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
lansia pada Posyandu Lansia Bougenvil Kelurahan Kemiling Raya.
B. Pengertian Kader
Kader posyandu adalah orang dewasa, baik laki-laki atau perempuan yang
mau bekerja secara sukarela melakukan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
terkait dengan kesejahteraan lanjut usia (Komnas Lansia, 2010). Menurut
WHO (1998) kader kesehatan adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh
masyarakat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, dan
mampu bekerja bersama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara
sukarela (Kementrian Kesehatan RI, 2010).
Dalam Nurhaida (2012: 14) Jumlah kader Posyandu Lansia di setiap
kelompok tergantung pada jumlah anggota kelompok, volume dan jenis
10
kegiatan yaitu sedikitnya 3 orang. Kader sebaiknya berasal dari anggota
kelompok sendiri atau bilamana sulit mencari kader dari anggota kelompok
dapat saja diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi
kader (Kementrian Kesehatan RI, 2010:13). Persyaratan untuk menjadi kader,
antara lain: (1) dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan
dengan kondisi setempat, (2) mau dan mampu bekerja secara sukarela, (3) bisa
membaca dan menulis huruf latin, (4) sabar dan memahami usia lanjut
(Depkes RI, 2003:130).
Tugas kader dalam posyandu lanjut usia menurut Komnas Lansia (2010:18-
19) antara lain:
1. Melakukan pendaftaran sasaran pada pelayanan posyandu lanjut usia.
2. Melaksanakan kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan para lanjut usia dan mencatatnya dalam KMS (Kartu Menuju Sehat)
atau buku pencatatan lainnya.
3. Membantu petugas dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan
pelayanan lainnya.
Menurut Depkes 2003 kriteria, peran dan fungsi kader adalah :
1. Kriteria kader
Untuk menjadi kader seharusnya memenuhi kriteria-kriteria yang dapat
menunjang dalam pelaksaan kegiatan posyandu lansia seperti:
1) Bertempat tinggal diwilayah RT/RW tempat Posyandu Lansia
2) Berpenampilan ramah dan simpatik
3) Memiliki cukup waktu untuk melaksanakan tugas sebagai kader
11
4) Mau bekerja sukarela
5) Bisa membaca dan menulis
6) Dapat diterima di masyarakat setempat
7) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat
8) Mengikuti pelatihan-pelatihan tentang kesehatan sebelum menjadi
kader
Dari beberapa pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa kader
kesehatan Posyandu Lansia Bougenvil Kelurahan Kemiling Raya
Kecamatan Kemiling adalah kader yang harus berasal dari masyarakat
dan dipilih dari masyarakat itu sendiri, sehingga kader kesehatan dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik.
2. Peran kader
Dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia kader kesehatan berperan
dalam hal :
1. Melakukan kegiatan bulanan meliputi :
a. Mempersiapkan pelaksanaan posyandu seperti : a) Menyiapkan alat
dan bahan berupa alat penimbangan dan KMS, alat peraga, alat
pengukur dan materi penyuluhan; b) Mengundang dan
menggerakan para lansia untuk datang ke posyandu; c)
Menghubungi pokja posyandu untuk menyampaikan rencana
kegiatan supaya petugas kesehatan bisa hadir pada hari kegiatan
Posyandu Lansia; d) Melaksanakan pembagian tugas diantara kader
posyandu dalam hal persiapan dan pelaksanaan kegiatan Posyandu
Lansia.
12
b. Pelakasanaan kegiatan bulanan posyandu sebagaimana sistem yang
digunakan untuk 3 meja atau 5 meja.
c. Kegiatan setelah pelayanan bulanan: 1) Kader melakukan
pemindahan catatan dari Kartu Menuju Sehat (KMS) kedalam buku
registrasi seabagai buku bantu kader; 2) Mengevaluasi hasil
kegiatan dan merencanakan kegiatan untuk bulan berikutnya; 3)
Melakukan kunjungan kerumah peserta lansia sekaligus melakukan
penyuluhan tentang kesehatan.
2. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam
kegiatan posyandu melalui tokoh masyarakat, pembuka agama dan
tokoh adat.
3. Membantu petugas kesehatan dalam pendaftaran, penyuluhan berupa:
informasi, edukasi, motivasi kesehatan dan usaha kegiatan masyarakat
lainnya seperti pelaksanaan senam lansia.
Dimana menjalankan peran dengan maksimal, kader kesehatan akan
dapat membantu para lansia Kelurahan Kemiling Raya untuk dapat
mengikuti kegiatan Posyandu Lansia Bougenvil dengan baik sehingga
mendorong pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat lansia akan
lebih baik.
3. Fungsi kader
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kader Posyandu Lansia
berfungsi sebagai penggerak kegiatan ditengah-tengah masyarakat
dengan mengetahui secara langsung masalah kesehatan yang ada,
sehingga dapat dicarikan pemecahannya sesuai kondisi yang ada di
13
masyarakat dengan cara merencakan kegiatan dan melaksanakan
pembinaan sesuai dengan keadaan masyarakat. Dalam kaitan ini untuk
dapat berfungsi dengan maksimal kader tentunya harus menguasai
berbagai teknik keterampilan dan pengetahuan seperti:
1) Keterampilan berkomunikasi
2) Keterampilan dalam menunjang kegiatan di posyandu kader harus
mampu melaksanakan pencatatan, dan pelaporan yang benar sehingga
dapat mengidentifikasi masyarakat lansia untuk dikunjungi, dan
pelaksanakan kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai dengan rencana.
3) Mengetahui tentang kesehatan dan gizi
Pengatahuan kader kesehatan dalam memahami kesehatan dan gizi
dapat membantu kader untuk lebih efektif dalam memberikan
informasi kesehatan dengan benar. Untuk itu para kader seharusnya
wajib mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan
kesehatan masyarakat sehingga berbagai kegiatan Posyandu Lansia
dapat berjalan dengan efektif dan efisien (Depkes RI: 2003)
Dalam pelaksanan pelayanan kesehatan berdasarkan beberapa pendapat
tentang tugas dan fungsi kader kesehatan yang penulis uraikan diatas, dapat
disimpulkan kader kesehatan yang ada pada Posyandu Lansia dalam
melaksanakan pelayanan berperan sebagai:
a) Sebelum pelayanan kader: 1. Menggerakkan masyarakat untuk mengikuti
kegiatan Posyandu Lansia; 2. Menyiapkan sarana dan prasarana berupa
alat penimbangan dan pengukuran; 3. Menghubungi petugas kesehatan
14
untuk bisa hadir pada hari kegiatan; 4. Menetapkan pembagian tugas antar
kader.
b) Saat pelaksanaan kegiatan: Membantu petugas kesehatan melakukan
pencatatan, pemeriksaan fisik dan mental serta penyuluhan tentang tata
cara hidup sehat.
c) Setelah pelayanan: 1. Kader kesehatan melakukan pemindahan catatan dari
(KMS) Kartu Menuju Sehat kedalam buku registrasi; 2. Mengevaluasi
hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan untuk bulan berikutnya; 3.
Melakukan kunjungan kerumah peserta sekaligus melakukan penyuluhan
tentang kesehatan.
d) Memberikan pelayanan tentang informasi, edukasi dan motivasi kesehatan
terhadap peserta lanjut usia yang hadir dalam kegiatan posyandu.
C. Pengertian Posyandu Lansia
Posyandu Lansia adalah suatu wadah pelayanan kepada usia lanjut di
masyarakat dimana proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakat bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor
pemerintah dan non pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain dengan
menitik beratkan pelayanan pada upaya promotif dan preventif (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2010)
Kartika Ratna Pertiwi (2012:2) menyatakan Posyandu Lansia atau Posyandu
kelompok usia lanjut adalah suatu bentuk usaha pelayanan pemantauan
kesehatan khusus untuk lansia yang bersumber daya dari masyarakat (UKBM)
yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri
15
khususnya pada penduduk usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati.
Posyandu Lansia dipandu oleh kader terpilih yang telah diberikan pendidikan
dan pelatihan di tingkat dusun sampai kelurahan. Posyandu Lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi
lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan
melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi
sosial dalam penyelenggaraannya.
Dari uraian diatas Posyandu Lansia meliputi pos pelayanan terpadu lansia
yang dilaksanakan dan dikelola oleh masyarakat dan dibantu oleh pemerintah
setempat seperti RT/LK agar masyarakat lanjut usia dapat memelihara
kesehatannya dengan mandiri.
D. Pengertian Pelayanan Posyandu Lansia
Menurut Kotler (2002:83) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan
yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya
dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan
merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri.
Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat,
sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang
bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang
yang lebih sering.
16
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan terhadap lanjut usia
adalah sebuah kegiatan yang diwujudkan dalam perbuatan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan lanjut usia berupa pemerikasaan fisik dan penyuluhan
kesehatan seperti konsultasi kesehatan, informasi kesehatan dan edukasi
kesehatan yang dilaksanakan di posyandu.
a. Tujuan Pelayanan Posyandu Lansia
Menurut Kementrian Kesehatan 2010, tujuan pelayanan Posyandu Lansia,
yaitu:
1. Meningkatkan kesejahteraan lanjut usia melalui kegiatan kelompok
lansia yang mandiri dalam masyarakat.
2. Tersedianya buku pedoman pengelolaan kelompok lanjut usia dibidang
kesehatan, sebagai acuan bagi petugas kesehatan, petugas lain dan
pengelola kelompok dalam melaksankan pembinaan.
3. Meningkatnya kemudahan bagi lanjut usia dalam mendapatkan
pelayanaan kesehatan dasar dan rujukan.
4. Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan lanjut usia, khususnya
aspek peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan aspek
pengobatan dan pemulihan.
5. Berkembangnya kelompok lanjut usia yang aktif melaksanakan
kegiatan dengan kualitas yang baik secara berkesinambungan.
b. Sasaran Pelayanan Posyandu Lansia
Menurut Kementrian Kesehatan 2010, sasaran pelaksanaan kegiataan
Posyandu Lansia adalah sasaran langsung berupa: a. Para lanjut usia (45 -
49 tahun), b. Lanjut usia (60 - 69 tahun), c. Lanjut usia resiko tinggi (70
17
tahun keatas). Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran pelayanan
Posyandu Lansia Bougenvil Kelurahan Kemiling Raya berumur 50 tahun
keatas.
c. Kegiatan Posyandu Lansia
Pada dasarnya kegiatan posyandu lanjut usia tidak berbeda dengan
kegiatan posyandu balita tetapi kegiatan Posyandu Lansia mengikut
sertakan kelompok masyarakat lainnya. Hal tersebut disebabkan karena
permasalahan yang dihadapi lanjut usia bersifat kompleks, tidak hanya
masalah kesehatan namun juga masalah sosial, ekonomi dan pendidikan
yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya. Sebelum kita
membicarakan jenis kegiatan yang dilakukan oleh posyandu, terlebih dulu
para penyelenggara posyandu diharapkan mengerti tujuan penyelenggaraan
posyandu seperti yang telah diuraikan diatas. Jenis kegiatan yang
dilaksanakan di posyandu lanjut usia yaitu:
1) Kegiatan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) melalui pengukuran
berat badan dan tinggi badan. Kegiatan ini dilakukan 1 bulan sekali.
2) Kegiatan pemeriksaan tekanan darah dilakukan minimal 1 bulan sekali,
namun bagi yang menderita tekanan darah tinggi dianjurkan setiap
minggu. Hal ini dapat dilakukan di Puskesmas atau pada tenaga
kesehatan terdekat.
3) Kegiatan pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb), gula darah dan
kolesterol darah. Bagi lanjut usia yang sehat cukup di periksa setiap 6
bulan. Namun bagi yang mempunyai faktor resiko seperti turunan
kencing manis, gemuk sebaiknya 3 bulan sekali dan bagi yang sudah
18
menderita maka dilakukan di posyandu setiap bulan. Kegiatan
pemeriksaan laboratorium ini dapat dilakukan oleh tenaga Puskesmas
atau dikoordinasikan dengan laboratorium setempat.
4) Kegiatan konseling dan penyuluhan kesehatan dan gizi harus dilakukan
setiap bulan karena permasalahan lanjut usia akan meningkat dengan
seiring waktu, selain itu dapat memantau faktor risiko penyakit-
penyakit degeneratif agar masyarakat mengetahui dan dapat
mengendalikanya (Komnas Lansia 2010:21)
d. Adapun upaya yang dilakukan dalam menunjang pelayanan kesehatan
lansia antara lain:
1) Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya penyakit atau komplikasi penyakit yang disebabkan oleh
proses ketuaan, berupa: a) Pemeriksaan berkala dan teratur; b)
Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur; c) Penyuluhan
tentang penggunaan alat bantu kesehatan; d) Penyuluhan untuk
pencegahan terjadinya kecelakaan pada usia lanjut; e) Pembinaan
mental dalam meningkatkan ketaqwaan. (Dirjen Pembinaan Kesehatan
Masyarakat, 1992)
2) Upaya promotif
Upaya promotif merupakan upaya untuk menggairahkan semangat
hidup bagi lansia agar tetap berguna bagi dirinya sendiri, keluarga
maupun masyarakat. Salah satu upaya promotif yang dapat dilakukan
berupa kegiatan penyuluhan sebagai penunjang program pembinaan
yang meliputi: a) kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta
19
deteksi dini penurunan kondisi kesehatan, b) latihan fisik untuk
menjaga kebugaran, c) diet seimbang dengan menu yang mengandung
gizi seimbang, d) peminaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan, e)
membina keterampilan, f) hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak
baik dan g) penanggulangan masalah kesehataan sendiri dengan benar.
e. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia
Dalam Komisi Nasional Lanjut Usia, pelaksanaan kegiatan posyandu
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati. Agar
pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia berjalan efisien dan efektif
dibutuhkan: (1) Organisasi yang tertata baik, (2) Sumber daya manusia
yang mempunyai ilmu dan kemampuan, (3) Tugas dan fungsi yang jelas
dari masing-masing petugas posyandu, (4) Mekanisme kerja yang baik
meliputi perencanaan, pelaksanan, (5) Monitoring dan evaluasi.
Organisasi Posyandu Lanjut usia adalah organisasi kemasyarakatan non
struktural yang berdasarkan asas gotong royong untuk sehat dan sejahtera,
yang diorganisir oleh seorang koordinator atau ketua, dibantu oleh
sekretaris, bendahara dan beberapa orang kader.
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010:13) tenaga yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan posyandu sebaiknya 3 orang namun bisa kurang
dengan konsekuensi bekerja rangkap. Kepengurusan yang dibutuhkan
adalah: a) Ketua Posyandu, b) Sekertaris, c) Bendahara, d) Kader sekitar 3
orang tenaga pelaksana pada dasarnya adalah semua pengurus posyandu
yang saling membantu, namun harus ada penanggung jawab masing-
20
masing sesuai bidangnya. Para lanjut usia yang lebih muda dan lebih sehat
dapat diberdayakan membantu kegiatan ini sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
Dengan mengajak mereka ikut membantu penyelenggaraan posyandu akan
memberikan banyak manfaat antara lain: 1) Para lanjut usia akan merasa
posyandu milik mereka, 2) Para lanjut usia merasa dihargai atau dihormati,
3) Membuat lanjut usia tersebut tetap aktif dan akan meningkatkan
kesehatan dan mencegah kepikunan, 4) Meningkatnya rasa persaudaraan,
terbangunnya ikatan emosi yang positif antar generasi dan akan membuat
lanjut usia rajin datang, 5) Pekerjaan menjadi ringan, efisien dan efektif,
cepat selesai, akhirnya tersedia waktu luang yang dapat digunakan untuk
kegiatan lainnya (Komnas Lansia 2010)
Untuk memberikan pelayanan kesehatan dan sosial yang prima terhadap
lanjut usia di kelompoknya, dibutuhkan perencanaan yang matang,
pelaksanaan yang benar dan tepat waktu serta pengendalian yang akurat.
Pelaksanaan kegiatan posyandu dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
yang telah disepakati. Kegiatan tersebut diatas diatur sesuai dengan
ketenagaan dan waktu tersedia dan dapat dilakukan pada sebuah gedung,
dibawah tenda ataupun di tempat terbuka. Pada prinsipnya kegiatan
kesehatan harus dilakukan 1 bulan sekali agar dapat memantau kondisi
kesehatan.
21
f. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia
Pelayanan Posyandu Lansia diselenggarakan berdasarkan mekanisme dan
kebijakan pelayanan kesehatan pada kabupaten atau kota penyelenggara.
Dalam sistem pelayanan 3 meja dengan kegiataan, yaitu:
1) Meja I: pendaftaran lansia, pengukuran, penimbangan berat badan dan
tinggi badan.
2) Meja II: melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, Indeks Masa
Tubuh (IMT), pengobatan sederhana dan rujukan kasus.
3) Meja III: melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling dan pelayanan
pojok gizi. (Depkes 2006)
g. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia
Pelayanan kesehatan di Posyandu Lansia meliputi pemeriksaan kesehatan
fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu
Menuju Sehat (KMS), berupa:
1) Pemeriksaan aktivitas kegiataan sehari-hari seperti kegiatan dasar dalam
kehidupan (makan, berjalan, mandi dll)
2) Pemeriksaan status mental
3) Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan tinggi
badan
4) Pengukuran tekanan darah
5) Pemeriksaan hemoglobin
6) Pemeriksaan gula dalam air seni (diabetes militus)
7) Pemeriksaan adanya zat putih telur dalam air seni
22
8) Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bila ada keluhan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir 1 sampai 7
9) Penyuluhan kesehatan (Depkes, 2006)
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia
Kesehatan lansia di pengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:
1) Pendidikan, tingkat pendidikan seseorang pada dasarnya sangat
mempengaruhi kesadaran masyarakat mengenai bagaimana pola hidup
yang sehat. Apabila pemerintah menyadari kurangnya kesadaran
masyarakat dalam bidang kesehatan maka perlu segera diambil
tindakanyang bersifat nyata, misalnya diadakannya penyuluhan kesehatan,
pelaksanaan program kesehatan yang berkelanjutan dan upaya lain yang
dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan.
2) Kondisi sosial ekonomi, pada negara yang sedang berkembang keadaan
ekonomi dapat digambarkan dalam keadaan yang belum stabil. Tingginya
tingkat angkatan kerja, terbatasnya sumber daya untuk pemenuhan
kebutuhan hidup masyarakat terutama yang menyangkut penyediaan
pangan yang berkaitan dengan kondisi gizi masyarakat.
3) Budaya masyarakat, lingkungan sosial budaya masyarakat terutama yang
menyangkut tingkat kecerdasan rakyat secara mayoritas yang masih
rendah, kesadaran hukum yang masih rendah dan kondisi sosial budaya
lainnya akan sangat berpengaruh terhadap pola perilaku hidup sehat
masyarakatnya.
4) Kondisi letak geografis, pada kondisi ini masalah kesehatan akan dikaitkan
dengan masalah kependudukan yang ditandai dengan jumlah penduduk
23
yang besar, pertumbuhannya yang cepat, penyebaran yang tidak merata,
komposisi umur yang menunjukkan angka ketergantungan yang tinggi,
angka kematian umur dini (bayi dan balita) yang masih tinggi akan
membuat masyarakat “mengabaikan” kondisi atau keadaan kesehatan.
F. Kerangka Berpikir
Kebutuhan kesehatan merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia,
maka faktor kesehatan tentunya merupakan kebutuhan utama dalam
menciptakan masyarakat yang sehat. Oleh karena kebutuhan kesehatan
merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan umat manusia maka fasilitas
kesehatan tentunya menjadi penting untuk menciptakan kesehatan lansia
secara fisik dan rohani yang dijalankan oleh petugas kesehatan dan kader
sesuai dengan peran, tugas dan fungsinya.
Dalam pelaksanaannya pemerintah dan tokoh masyarakat ditingkat desa atau
kelurahan membentuk sarana dan prasarana kesehatan berupa Posyandu
Lansia, dilaksanakan oleh petugas kesehatan bersama-sama dengan kader
yang dipilih oleh masyakat untuk membantu lansia merawat kesehatannya
dengan melakukan pelayanan yang akan memberi kepuasaan sehingga
mendorong lansia untuk aktif datang pada kegiatan Posyandu Lansia. Dimana
kader tidak menjalankan fungsinya sebagai penggerak masyarakat untuk
mengikuti kegiatan Posyandu Lansia dan tidak menjalankan pelayanan dengan
baik dapat dipastikan masyarakat tidak akan puas dan tidak mengikuti
kegiatan posyandu sehingga tujuan dibentuknya Posyandu Lansia untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan lansia tidak akan tercapai.
24
Dengan demikian diharapkan terlaksananya program kesehatan melalui
Posyandu Lansia ditingkat kelurahan atau desa tersebut dapat memberikan
kesadaran masyarakat lansia untuk dapat menjaga kesehatannya secara berkala
setiap bulan dengan harapan menjadi lansia yang sehat bahagia dan mandiri.
Sehingga apa yang telah dicanangkan pemerintah tentang peningkatan Umur
Harapan Hidup (UHH) melalui pelayanan kesehatan lansia dapat tercapai.
Dari diuraikan diatas maka dapat dibuat bagan untuk mempermudah
pemahaman.
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Peran kader dalam
pelayanan kesehatan
Pelaksanaan pelayanan
terhadap Lanjut usia
Aktif datang pada kegiatan
posyandu lanjutusia
Terjaganya kesehatan lanjut
usia
Lanjut usia, sehat, bahagia
dan mandiri
Tugas dan fungsi kader
dalam kegiatan pelayanan
Baik
Kurang
baik
Tidak aktif datang
pada kegiatan
posyandu lanjut usia
Kesehatan lansia tidak
terjaga
Lanjut usia menjadi
lemah
1. Melakukan
persiapan sebelum
pelayanan, saat
pelayanan dan setelah
pelayanan.
2. Membantu petugas
kesehatan dalam
pendaftaran,
pemeriksaan kesehatan
dan penyuluhan
kesehatan lansia.
3. Melakukan
pelayanan tentang
informasi, edukasi
dan motivasi
kesehatan terhadap
peserta lanjut usia
yang hadir dalam
kegiatan posyandu.
25
III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
deskriptif. Menurut Taylor dan Boghan (Afrizal, 2014:12) tinjauan sebagai
cara yang dipakai oleh para peneliti untuk memecahkan masalah dan mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diamati penelitian
deskriptif dimaksudkan untuk ekspolitasi (menggali secara mendalam) dan
klasifikasi kenyataan sosial atau fenomena dengan mendeskripsikan. Maka
dari itu, data yang dideskripsikan dalam penelitian ini merupakan uraian
Implementasi Peran Kader Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan Lansia
Pada Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan
Kemiling Kota Bandar Lampung.
B. Lokasi Penelitian
Dengan menentuan lokasi penelitian dimaksud untuk mempermudah dan
mempelancar obyek yang menjadi sasaran dalam penelitian, sehingga
permasalahan tidak terlalu luas dan umum. Adapun yang menjadi lokasi
penelitian ini adalah di Posyandu Lansia Bougenvil Kelurahan Kemiling
Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, karena berdasarkan data
26
yang penulis dapatkan pada pra penelitian terdapat pelaksanaan pelayanan
kesehatan lansia belum sesuai dengan potensi masyarakat lansia yang ada di
Kelurahan Kemiling Raya. Dimana dalam pelaksanaan pelayanan hanya ada
±40 jiwa lansia (25% dari potensi yang ada) secara rutin mengikuti kegiatan
Posyandu Lansia Bougenvil.
C. Kriteria Informan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan secara purposive, maka
informan yang dilibatkan adalah informan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Kader Posyandu Lansia Bougenvil yang tinggal di Kelurahan Kemiling
Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung
2. Kader Posyandu Lansia Bougenvil yang telah mengikuti program
posyandu minimal 3 bulan
3. Kader Posyandu Lansia Bougenvil yang memahami akan tugas dan fungsi
pelayanan kesehatan pada lansia.
4. Lansia yang secara rutin setiap bulan datang mengikuti kegiatan Posyandu
Lansia di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar
Lampung.
5. Lansia yang bisa diajak berkomunikasi dan dapat dipercaya keterangan
yang disampaikan kepada peneliti.
27
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian pada dasarnya merupakan masalah yang bersumber pada
pengalaman peneliti melalui pengetahuan yang diperoleh melalui kepentingan
ilmiah atau kepustakaan lainnya (Moleong, 2013:97)
Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan peran kader dalam membantu petugas kesehatan
melakukan pelayanan kesehatan.
2. Mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung peran kader dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan.
E. Sumber Data
Penelitian kualitatif mempunyai sumber data utama dari kata dan tindakan,
selebihnya data tambahan seperti observasi dan lain-lain. Adapun jenis sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder,
yaitu:
1. Sumber data primer yaitu data yang bersumber dari informan dengan cara
langsung melalui wawancara mendalam dan observasi lapangan dimana
penelitian itu dilakukan. Dalam penelitian ini sumber data penelitian
diperoleh dari kader Posyandu Lansia dan petugas kesehatan serta para
pengunjung Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya,
Kecamatan Kemiling.
2. Sumber data sekunder yaitu data yang bersumber dari catatan-catatan,
buku-buku, brosur-brosur Posyandu Bougenvil Kelurahan Kemiling Raya,
28
Kecamatan Kemiling yang ada hubungannya dengan judul atau
permasalahan yang diteliti.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam merupakan interaksi sosial informal antara seorang
peneliti dengan para informan. Interaksi tersebut dilakukan untuk
mendapat data yang valid atau tepat dengan cara terkontrol, terarah,
sistematis. Terkontrol berarti pewawancara mesti mengendalikan jalannya
wawancara. Terarah mengacu apa yang dilakukan dengan jelas tujuannya
dan jelas informasi yang akan dikumpulkan. Sistematis adalah dilakukan
pada penahapannya dan ada cara pencatatannya (Afrizal, 2014:137)
Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai beberapa informan seperti: 2
orang kader kesehatan, 1 orang petugas kesehatan dan 4 orang para lansia
sebagai peserta Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya.
Perlu disadari bahwa sebagai sebuah interaksi sosial, situasi wawancara
antara peneliti dengan para informannya memengaruhi kualitas hasil
wawancara mendalam yang diperoleh. Hal ini disebabkan oleh karena
jawaban-jawaban para informan dan kedalaman jawaban-jawaban mereka
merupakan respon para informan terhadap bukan hanya pertanyaan
peneliti melainkan terhadap pewawancara tersebut dan perilakunya dalam
mewawancarai. Oleh karena itu, pewawancara perlu mengontrol situasi
sosial wawancara mendalam agar datanya berkualitas dalam artian valid
(Afrizal, 2014:137)
29
2. Observasi
Observasi merupakan cara pengambilan data dengan menggunakan alat
indera dengan memfokuskan dengan mata. Observasi digunakan dalam
pengumpulan data yang sering dipakai dalam penelitian kualitatif. Secara
umum, observasi berarti pengamatan dan penglihatan. Observasi dapat
sangat bermanfaat dalam mengambil bukti seperti halnya foto-foto untuk
menambah keabsahan penelitian. Dalam penelitian ini yang diobservasi
adalah para pengunjung posyandu lansia dan juga mengkaji peran kader
yang dirasakan oleh para usia lanjut di Kelurahan Kemiling Raya,
Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pencarian data berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah dan lain-lain. Dokumen yang peneliti gunakan adalah
dokumen resmi terdiri atas dokumen internal dan dokumen eksternal,
berupa catatan peserta yang hadir dalam kegiatan Posyandu Lansia yang
ada pada kader kesehatan Posyandu Lansia Bougenvil. Dengan demikian
peneliti akan mempermudah dalam penulisan penelitian.
G. Teknik Analisis Data
1. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang paling memungkinkan peneliti untuk
mendapatkan data yang mudah dikuantifikasi adalah teknik wawancara
berstruktur yaitu, pedoman wawancara dengan daftar pertanyaan yang
detail yang jawaban atas pertanyaan-pertanyaan telah ditentukan
30
sebelumnya. Adakalanya, ketika mengunakan teknik wawancara di
dalamnya ada pertanyaan terbuka (pertanyaan yang jawabannya
diserahkan kepada informan), akan tetapi jumlah pertanyaan tidak banyak
dan hanya diperlakukan sebagai pelengkap (Afrizal, 2014:20)
Dalam kaitan ini peneliti mengumpulkan data berdasarkan hasil
wawancara dengan 2 orang kader kesehatan, 1 orang petugas kesehatan
dan 4 orang peserta Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling
Raya yang peneliti olah menjadi implementasi peran kader kesehatan
dalam pelayanan kesehatan lansia.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul
dari lapangan. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,
dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat di
tarik kesimpulan dan diverifikasi.
Oleh karena itu, dalam menentukan data yang dapat dipakai dalam
penelitian ini, peneliti memilah-milah dan memilih data yang terkumpul
dari informan yang dapat dijadikan acuan untuk melengkapi hasil
penelitian.
3. Penarikan Kesimpulan
Peneliti berusaha mencari makna data yang tekumpul dan memilah-milah
data yang dapat bermanfaat dalam penelitian ini. Dari data yang
31
didapatkan, peneliti menarik kesimpulan bahwa data yang diperoleh yang
dapat dijadikan laporan penelitian, mencakup dokumen terkait dari hasil
wawancara mendalam dengan 2 orang kader kesehatan, 1 orang petugas
kesehatan, 4 orang peserta Posyandu Lansia Bougenvil dan observasi
dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia Bougenvil pada tanggal 19
Maret 2018 dan tanggal 19 April 2018.
IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung
Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah daratan 169,21 km² yang terbagi ke
dalam 20 Kecamatan dan 126 Kelurahan dengan populasi penduduk 1.446.160
jiwa dan kepadatan penduduk sekitar 8.546 jiwa/km. Secara geografis Kota
Bandar Lampung terletak antara 50º20’ 50º30’ LS dan 105º28’ 105º37’ BT.
Letak tersebut berada di Teluk Lampung dan di ujung selatan Pulau Sumatera,
dengan batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Selatan.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin Kabupaten
Pesawaran dan Ketibung Kabupaten Lampung Selatan.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung
Selatan.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedung Tataan dan Padang
Cermin Kabupaten Pesawaran.
Topografi Kota Bandar Lampung sangat beragam, mulai dari dataran pantai
sampai kawasan perbukitan hingga bergunung, dengan ketinggian permukaan
antara 0 sampai 500 m daerah dengan topografi perbukitan hinggga bergunung
membentang dari arah Barat ke Timur dengan puncak tertinggi pada Gunung
33
Betung sebelah Barat dan Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok
disebelah Timur. Topografi tiap-tiap wilayah di Kota Bandar Lampung antara lain
wilayah pantai terdapat disekitar Teluk Betung dan Panjang dan pulau di bagian
Selatan, wilayah landai/dataran terdapat disekitar Kedaton dan Sukarame di
bagian Utara, wilayah perbukitan terdapat di sekitar Telukbetung bagian Utara,
wilayah dataran tinggi dan sedikit bergunung terdapat disekitar Tanjung Karang
bagian Barat yaitu wilayah Gunung Betung, Sukadana Ham dan Gunung Di Balau
serta perbukitan Batu Serampok di bagian Timur.
Kota merupakan wadah bagi penduduk dalam melakukan segala kegiatannya.
Penduduk Kota Bandar Lampung memiliki tingkat mobilitas yang cukup tinggi
khususnya pada daerah pusat kota. Jumlah penduduk Kota Bandar Lampung
tahun 2012 sebanyak 1.446.160 jiwa. Dengan Peraturan Daerah Kota Bandar
Lampung Nomor 4 tahun 2012 tentang Penataan dan Pembentukan Kecamatan
dan Kelurahan, dilakukan penataan 28 kelurahan baru dan 7 kecamatan baru,
penataan kelurahan dari 98 kelurahan menjadi 126 kelurahan dan penataan
kecamatan dari 13 kecamatan menjadi 20 kecamatan diantaranya Kedaton,
Sukarame, Tanjung Karang Barat, Panjang, Tanjung Karang Timur, Tanjung
Karang Pusat, Teluk betung Selatan, Teluk betung Barat, Teluk betung Utara,
Rajabasa, Tanjung Senang, Sukabumi, Kemiling, Labuhan Ratu, Way Halim,
Langkapura, Enggal, Kedamaian, Teluk betung Timur dan Bumi Waras.
Kota Bandar Lampung mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan
antara lain disektor perkebunan dengan komoditi utama yang dihasilkan berupa
cengkeh, kakao, kopi robusta, kelapa dalam dan kelapa hibrida. Kontributor utama
34
perekonomian daerah ini adalah sektor industri pengolahan. Terdapat berbagai
industri yang bahan bakunya berasal dari lahan tanaman dan perkebunan. Industri
tersebut sebagian besar merupakan industri rumah tangga yang mengolah kopi,
pisang menjadi keripik pisang dan lada. Hasil industri ini kemudian menjadi
komoditi perdagangan dan ekspor. Perdagangan menjadi tumpuan mata
pencaharian penduduk setelah pertanian.
Keberadaan infrastruktur berupa jalan darat yang memadai akan lebih
memudahkan para pedagang utuk berinteraksi sehingga memperlancar baik arus
barang maupun jasa. Sebagai kota yang bergerak menuju kota metropolitan,
Bandar Lampung menjadi pusat kegiatan perekonomian di daerah Lampung.
Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang jasa, industri, dan
perdagangan.
B. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling
Kecamatan Kemiling merupakan kecamatan hasil pemekaran dari Kecamatan
Tanjung Karang Barat, yang berdasarkan pada peraturan daerah Nomor 4 tahun
2001 Tanggal 3 Oktober 2001 tentang Pembangunan, Penghapusan dan
Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bandar Lampung. Secara geografis
Kecamatan Kemiling sebagian besar daerahnya datar sampai dengan berombak
60%, berombak sampai dengan berbukit 25%, berbukit sampai dengan bergunung
15%, adapun sisanya 15% merupakan wilayah dengan ketinggian 450 meter di
atas permukaan laut. Kecamatan Kemiling merupakan bagian wilayah Kota
35
Bandar Lampung yang berpenduduk lebih kurang 56.375 jiwa. Pada tahun 2012
luas wilayah sebesar 2.765 Ha. Adapun batas wilayah Kecamatan Kemiling
adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Raja Basa
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Utara
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Karang Barat
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedong Tataan Pesawaran
Kecamatan Kemiling secara topografi mempunyai wilayah yang bergunung
terutama dibagian sebelah barat dan hampir 30% dari luas wilayahnya merupakan
daerah pemukiman. Kecamatan Kemiling termasuk wilayah yang beriklim tropis
dengan curah hujan rata-rata 2000 mm s/d 3000 mm/tahun, dengan suhu rata-rata
25 30oC.
Struktur tanah di Kecamatan Kemiling berwarna merah kehitaman yang sangat
cocok untuk pengembangan pertanian terutama jenis palawija dan sayur-sayuran.
Luas daerah Kecamatan Kemiling adalah seluas kurang lebih 2.765 Hektar, yang
terdiri dari 213,5 Hektar tanah sawah, 536,5 Hektar tanah kering (bukan sawah),
hutan seluas 360 Hektar, areal perkebunan seluas 577 Hektar, dan selebihnya
seluas 1002,7 Hektar dipergunakan untuk kepentingan umum dan kepentingan-
kepentingan lainnya.
Pada tahun 2012, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04
Tahun 2012, tentang Penataan dan Pembentukan Kelurahan dan Kecamatan,
wilayah Kecamatan Kemiling dibagi menjadi 9 (sembilan) kelurahan, yaitu:
Sumber Agung, Kedaung, Pinang Jaya, Beringin Raya, Sumber Rejo, Kemiling
36
Permai, Sumber Rejo Sejahtera, Beringin Jaya dan Kemiling Raya. Luas wilayah
Kecamatan Kemiling yaitu 25,03km2 dengan jumlah penduduk laki-laki mencapai
36.403 jiwa dan perempuan 36.178 jiwa (BPS, 2013).
Luas wilayah terbesar yaitu Kelurahan Kedaung sebesar 6,52 km dengan jumlah
penduduk 1.223 jiwa dan Sumber Agung sebesar 4,98 km dengan jumlah
penduduk 3.101 jiwa, sedangkan luas wilayah terkecil yaitu Kelurahan Kemiling
Permai sebesar 1,00 km dengan jumlah penduduk 11.934 jiwa. Komposisi
penduduk dilihat dari tingkat pendidikan di Kecamatan Kemiling pada tahun 2013
terdapat 3.294 jiwa penduduk yang belum sekolah, sebanyak 4.072 jiwa tidak
tamat SD, 13.985 jiwa tamat SD, 12.318 jiwa tamat SMP, 15.326 jiwa tamat
SMA, pendidikan Diploma (D1,D2,D3) sebanyak 5.553 jiwa dan pendidikan
Sarjana sebanyak 5.976 jiwa.
Kota Bandar Lampung sebagai ibu kota Provinsi Lampung, selain sebagai pusat
kegiatan pemerinlahan, sosial, politik, pendidikan dan kebudayaan, juga sebagai
pusat kegiatan perekonomian di Provinsi Lampung sehingga memiliki potensi
besar untuk dijadikan sasaran urbanisasi para pencari kerja. Kecamatan Kemiling
merupakan salah satu wilayah yang terdapat di Bandar Lampung sehingga dapat
dikatakan kondisi perekonomian di Kecamatan Kemiling sudah cukup baik. Salah
satu sektor yang berperan penting dalam menunjang potensi ekonomi masyarakat
di Kecamatan Kemiling yaitu sektor pertanian, sebagian besar masyarakat hidup
pada bidang pertanian yang mencakup perkebunan, kehutanan, perikanan dan
peternakan.
37
Dari 9 sektor lapangan usaha yang ada di Kecamatan Kemiling, sektor pertanian
memberikan sumbangan terbesar sebanyak 30,53 persen, diikuti sektor
pengangkutan dan komunikasi 20,18 persen, sector jasa - jasa 12,73 persen, sektor
bangunan 12,58 persen, sektor perdagangan, restoran, dan perhotelan 8,47 persen,
sektor keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan 7,89 persen, sektor
industri 6,48 persen, sektor listrik gas dan air bersih 1,14 persen, sedangkan sektor
pertambangan dan penggalian tidak ada. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa
potensi ekonomi pada bidang pertanian masih diandalkan didaerah tersebut yang
mencakup kegiatan perkebunan, kehutanan, tanaman pangan, perikanan dan
peternakan, termasuk di bidang kehutanan salah satunya budidaya sengon yang
dijadikan salah satu alternatif bagi petani setempat sabagai sumber penghasilan
mereka.
C. Gambaran Umum Kelurahan Kemiling Raya
Kelurahan Kemiling Raya memiliki luas administrasi lahan sebesar 1,14 km2.
Wilayah administrasi Kelurahan Kemiling Raya berbatasan dengan:
1. Sebelah utara: Kecamatan Rajabasa
2. Sebelah selatan: Kelurahan Sumberejo
3. Sebelah timur: Kelurahan Sumberejo Sejahtera
4. Sebelah barat: Kelurahan Kemiling Permai
Secara administrasi, Kelurahan Kemiling Raya merupakan bagian dari Kecamatan
Kemiling. Jarak ke ibu kota kecamatan 0,5 km, jika ditempuh dengan kendaraan
bermotor lama jarak tempuh ibu kota kecamatan yakni 5 menit. Sedangkan jika
ditempuh dengan jalan atau tidak bekendaraan lama jarak tempuh ke ibu kota
kecamatan yakni 15 menit, sedangkan jarak antara Kelurahan Kemiling Raya ke
38
ibu kota kabupaten adalah 12 Km yang akan membutuhkan waktu kurang lebih 30
menit. Jumlah penduduk Kelurahan Kemiling Raya adalah 6.367 orang, dengan
data tersebut maka kelurahan ini merupakan atau termasuk dalam kategori desa
dengan jumlah penduduk yang besar dengan kepadatan 5.585/km2
D. Gambaran Umum Posyandu Lansia Bougenvil
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti tentang kegiatan Posyandu Lansia
Bougenvil yang berdiri sejak tahun 2013 diuraikan sebagai berikut:
a. Jumlah kader: 4 orang
b. Lama kader bekerja: 5 tahun
c. Jumlah lansia: 200 orang
d. Frekuensi kegiatan: > 12 kali dalam setahun
e. Kehadiran kader: > 3 orang
f. Cakupan pelayanan kesehatan: >25%
g. Kegiatan penunjang: > 2 jenis
h. Jenis kegiatan penunjang: senam lansia, jalan sehat, bimbingan rohani
i. Pendanaan: sumbangan masyarakat dan sumbangan puskesmas induk
j. Pelatihan kader: belum ada
k. Tenaga kesehatan: 3 orang
Pada posyandu Posyandu Lansia Bougenvil terdapat : meja 1 telah dilakukan
semua kegiatan. Semua kegiatan di meja 2 telah dilakukan dengan baik termasuk
penghitungan IMT lansia. Meja 3 semua kegiatan dilaksanakan termasuk
melakukan pemeriksaan dan pengobatan gangguan infeksi pada lansia yang
datang ke posyandu, melakukan pemeriksaan dan pengobatan gula darah dan
gangguan intelektual pada lansia yang datang ke posyandu. Meja 4 hanya
39
dilakukan pengukuran kadar Hb. Meja 5 semua kegiatan dilakukan termasuk
memberikan informasi tentang pendampingan pada lansia yang datang ke
posyandu.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disampaikan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Bentuk pelayanan yang dilakukan kader kesehatan di posyandu Bougenvil
adalah:
a. Dalam persiapan pelayanan kesehatan
Persiapan yang dilakukan oleh kader kesehatan dalam menggerakkan
masyarakat lansia untuk ikut kegiatan posyandu telah berjalan dengan
cara megajak lansia untuk datang ke posyandu melalui acara pengajian
dan arisan. Hal ini tidak maksimal menggerakkan para lansia, sehingga
perlu dilaksanakan dengan sistem yang lebih masal sehingga kegiatan
tersebut berdampak pada kesadaran lansia untuk menghadiri kegiatan
posyandu.
b. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
Pelaksanaan pelayanan dilakukan dengan sistem 5 meja namun kader dan
petugas kesehatan yang seharusnya memberikan pelayanan dengan prima
masih terganggu dengan kader dan petugas kesehatan yang tidak hadir
dalam pelaksanaan pelayanan.
73
c. Dalam evaluasi pelayanan kesehatan
Evaluasi peran kader kesehatan dalam pelayanan kesehatan lansia pada
Posyandu Lansia Bougenvil sudah dilaksanakan sesuai dengan aturan
yang ada. Namun dampak terhadap peserta pelayanan kesehatan di
posyandu tidak ada.
d. Dalam pelayanan informasi, edukasi dan motivasi kesehatan
Pelayanan informasi, edukasi dan motivasi kesehatan di Posyandu Lansia
Bougenvil yang dilakukan oleh kader kesehatan belum berjalan efektif.
Hal ini dikarenakan dalam memberikan pelayanan informasi, edukasi dan
motivasi hanya dilakukan pada saat kegiatan posyandu dilaksanakan
yang diikuti para peserta yang hadir, sedangkan yang tidak hadir tidak
mengetahui apa yang disampaikan kader kesehatan dalam kegiatan
tersebut.
2. Faktor pendukung dan penghambat
a. Faktor Pendukung
Pada pelaksanaan Posyandu Lansia Bougenvil terdiri dari: adanya respon
positif lanjut usia pada kegiatan posyandu yaitu lansia merasa senang dan
selalu mengikuti kegiatan-kegiatan Posyandu Lansia Bougenvil,
dukungan dari tokoh masyarakat seperti RT/LK dan Kelurahan,.
b. Faktos penghambat
Kurangnya kerjasama dan komunikasi antar kader kesehatan, kebijakan
baru dari Puskesmas untuk mendatangkan tenaga dokter setiap 3 bulan
sekali.
74
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas, penulis menyampaikan saran
sebagai berikut:
1. Diharapkan adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antar kader
kesehatan untuk meningkatkan pelayanan serta diharapkan adanya
kebijakan baru dari Puskesmas untuk mendatangkan tenaga dokter setiap 1
bulan sekali.
2. Bagi seluruh lansia diharapkan bisa mengikuti kegiatan posyandu agar
mendapatkan manfaat dari semua kegiatan yang diselenggarakan posyandu
Bougenvil.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
___________________(2010). Buku Profil Penduduk Lanjut Usia 2011. Jakarta:
Komnas Lansia. 2 Februari 2018 jam 21.00 WIB
Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Depkes RI. 2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas
Kesehatan. Jakarta : Depkes RI
Depkes RI. 2006. Pedoman Pelatihan Kader Kelompok Usia Lanjut Bagi Petugas
Kesehatan. Jakarta: Direktorat Kesehatan Keluarga
Dirjen Pembinaan Kesehatan Keluarga, 1992, Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia
Lanjut Bagi Petugas Kesehatan, Depkes, Jakarta
Edhy Sutanta. (2003). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Pedoman Pelayanan Kegiatan
Kesehatan di Kelompok Lanjut Usia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat
Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Soerjono Soekanto. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Yazid. 1999. Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi UII
Jurnal
Argyo Demartoto. (2006). Pelayanan Sosial Non Panti Bagi Lansia.Surakarta:
Sebelas Maret University Press
Kartika Ratna Pertiwi. Yandu Lansia. Jurdik Biologi FMIPA UNY Yogyakarta.
http://staff.uny.ac.id/. Di akses pada 1 Februari 2018
Nurhaida.(2012). Pengaruh Peran Keluarga Dan Kader Lansia Terhadap
Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah
Kecamatan Percut Sei Tuan [tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara. USU e-
Repository. 2 Februari 2018 jam 22.30 WIB
Zulkifli. 2003. Posyandu dan KaderKesehatan
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-zulkifli.pdf, diakses taggal 17 Maret
2018
Website
Badan Pusat Statistik Bandar Lampung, (2007). Statistik indonesia Tahun 2007.
Lampung : Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, (2010). Statistik indonesia Tahun 2010.
Lampung : Badan Pusat Statistik
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Pedoman Pelayanan Kesehatan
Lanjut Usia di Puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Komisi Nasional Lanjut Usia. 2010. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut
Usia. Jakarta
WHO. 1998. Informasi Kesehatan. www.infokes.com