65
IMPLEMENTASI PERAN KADER KESEHATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN LANSIA PADA POSYANDU LANSIA BOUGENVIL DI KELURAHAN KEMILING RAYA, KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh WIDYA SEPTIANI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

IMPLEMENTASI PERAN KADER KESEHATAN DALAM …digilib.unila.ac.id/54774/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Untuk mengetahui implementasi

  • Upload
    phungtu

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

IMPLEMENTASI PERAN KADER KESEHATAN DALAM PELAYANAN

KESEHATAN LANSIA PADA POSYANDU LANSIA BOUGENVIL DI

KELURAHAN KEMILING RAYA, KECAMATAN KEMILING

KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

WIDYA SEPTIANI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

ABSTRAK

IMPLEMENTASI PERAN KADER KESEHATAN DALAM PELAYANAN

KESEHATAN LANSIA PADA POSYANDU LANSIA BOUGENVIL

DI KELURAHAN KEMILING RAYA, KECAMATAN

KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

Widya Septiani

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Untuk mengetahui

implementasi peran kader kesehatan di Posyandu Lansia Bougenvil dalam

memberikan pelayanan kesehatan di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan

Kemiling, Kota Bandar Lampung (2) Untuk mengetahui faktor penghambat dan

pendukung dalam pelaksanaan peran kader kesehatan di Posyandu Lansia

Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar

Lampung. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

penentuan informan menggunakan teknik purposive.Data diperoleh menggunakan

wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan

bahwa bentuk pelayanan yang dilakukan kader kesehatan di posyandu Bougenvil

seperti persiapan pelayanan kesehatan, pelaksanaan pelayanan kesehatan, evaluasi

pelayanan kesehatan dan pelayanan informasi, edukasi, dan motivasi kesehatan.

Meskipun dalam pelayanan kesehatan lansia pada Posyandu Lansia Bougenvil

masih terdapat faktor penghambat dan pendukung, tetapi diharapkan seluruh

lansia dapat mengikuti kegiatan posyandu agar mendapat manfaat dari semua

kegiatan yang dilakukan posyandu Bougenvil.

Kata Kunci: peran kader kesehatan dan pelayanan kesehatan lansia

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF THE ROLE OF THE HEALTH KADER IN

ELDERLY HEALTH SERVICES IN ELDERLYPOSYANDU BOUGENVIL

IN KEMILING RAYA VILLAGE KEMILING

DISTRICT BANDAR LAMPUNG CITY

by

Widya Septiani

This study aims to describe: (1) To determine the implementation of the role of

health cadres in the PosgenanduBougenvil in providing health services in

Kemiling Raya Village, Kemiling District, Bandar Lampung City. Elder

Bougenvil in Kemiling Raya Village, Kemiling District, Bandar Lampung City.

This research method uses a qualitative approach with the determination of

informants using purposive techniques. Data obtained using in-depth interviews,

observation, and documentation. The results showed that the form of services

performed by health cadres in BougenvilPosyandu was like preparation of health

services, implementation of health services, evaluation of health services and

information services, education, and health motivation. Although in the elderly

health services at the Elder BougenvilPosyandu there are still inhibiting and

supporting factors, but it is expected that all elderly people can take part in

posyandu activities to benefit from all activities carried out by Bougenvil

Posyandu.

Keywords: the role of health cadres and elderly health services

IMPLEMENTASI PERAN KADER KESEHATAN DALAM PELAYANAN

KESEHATAN LANSIA PADA POSYANDU LANSIA BOUGENVIL

DI KELURAHAN KEMILING RAYA, KECAMATAN

KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

WIDYA SEPTIANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA SOSIOLOGI

Pada

Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Widya Septiani, dilahirkan pada tanggal 30 September

1995 di Kota Bandar Lampung. Penulis merupakan anak

tiga dari tiga bersaudara pasangan dari Bapak Fauzan

Sabran dan Ibu Arinewati. Alamat penulis di Kemiling,

Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling Kota

Bandar Lampung.

Penulis menempuh pendidikan formal Sekolah Dasar di SD Negeri 4 Sumberrejo

diselesaikan pada tahun 2008, kemudian Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

di SMP N 14 Bandar Lampung diselsaikan tahun 2011 dan Sekolah Menengah

Atas di SMA YP Unila Bandar Lampung diselsaikan tahun 2014.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung pada tahun 2014. Pada Januari 2017 penulis

melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Poncowarno, Kecamatan Kalirejo,

Kabupaten Lampung Tengah.

MOTTO

“Dunia boleh saja ditanganmu atau berada disakumu untuk engkau simpan

dan pergunakan dengan niat yang baik. Tetapi jangan meletakkannya

didalam hati. Engkau boleh menyimpannnya diluar pintu (hati), tetapi

jangan memasukkannya ke dalam pintu. Karena hal itu, tidak akan

melahirkan kemulian bagimu”

(Syeh Abdul Qodir Jaelani)

“Bersungguh-sungguhlah engkau dalam menuntut ilmu, jauhilah kemalasan

dan kebosanan karena jika tidak demikian engkau akan berada dalam

bahaya kesesatan”

(Imam Al Ghazali)

“Dalam menjalani suatu hal apapun itu harus disertai dengan doa dan

usaha. Bila hanya disertai dengan doa tanpa usaha bohong dan hanya

dilakukan usaha saja tanpa adanya doa itu sombong. Karena dalam hidup

untuk mencapai suatu hal harus dilakukan doa dan usaha”

(Widya Septiani)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT,

skripsi ini Saya persembahkan kepada:

Bapak dan Ibuku Tercinta

Fauzan Sabran dan Arinewati

Kakakku Tersayang

Wendy Aprianto, Wike Novia

Dosen Pembimbing dan Dosen Pembahas

Ibu Dra. Yuni Ratnasari, M. Si dan Ibu Dewi Ayu Hidayati,S,sos,.M.si

Kawan-kawan Seperjuanganku

Sosiologi 2014

Almamaterku

Keluarga Besar Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

Dan semua orang-orang baik dan terkasih yang sudah membantu penulis hingga

sampai tahap sekarang ini

Terimakasih atas dukungan, doa, saran, kritik yang telah diberikan kepadaku,

semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaiknya kepada kita semua,

Aamiin

SANWACANA

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Tiada daya dan upaya

serta kekuatan yang penulis miliki untuk dapat menyelesaikan skripsi ini selain

atas limpahan karunia dan anugerah-Nya. Sholawat serta salam senantiasa

dicurahkan kepada junjungan ilahi robbi, Nabi Besar Muhammad SAW yang

senantiasa kita nantikan syafa’atnya fiddini waddunnya ilal akhiroh.

Skripsi ini berjudul “Implementasi Peran Kader Kesehatan Dalam Pelayanan

Kesehatan Lansia Pada Posyandu Lansia Bougenvil Di Kelurahan Kemiling Raya,

Kecamatan Kemiling kota Bandar Lampung” merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penelitian skripsi ini tidak terlepas dari hidayah, karunia, bantuan, dukungan, doa,

kritik dan saran, serta bimbingan yang berasal dari berbagai pihak. Maka dari itu,

penulis mengucapkan rasa syukur dan terimakasih yang sebesar-besarnya,

khususnya kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia dan ridho-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini

dengan baik.

2. Kepada kedua orangtuaku Bapak (Fauzan Sabran) dan Ibu (Arinewati)

yang selalu memberikan nasihat, bimbingan, doa, dukungan dan kasih

sayang tak terhingga sampai saat ini, sehingga Widya bisa menyelesaikan

studi sesuai dengan harapan. Terima kasih atas perjuangan Bapak dan Ibu

tercinta. Hanya doa dan usaha Ira untuk dapat membahagiakan dan

membanggakan Bapak dan Ibu ke depannya kelak. Semoga Allah Swt

selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan untuk Bapak dan Ibu,

amiinn.

3. Kepada Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Kepada Bapak Drs. Ikram, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, yang sudah

memberikan motivasi, saran dan masukan untuk kelancaran studi Widya

dan dalam penyusunan skripsi ini serta menikmati prosesnya sampai

selesai.

5. Kepada Bapak Damar Wibisono, S.Sos, M.A. selaku Sekretaris Jurusan

Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung,

yang sudah membantu Widya berproses selama studi, serta memberikan

kritik dan saran dalam kelancaran skripsi ini.

6. Kepada Ibu Dra. Yuni Ratnasari, M.Si selaku pembimbing utama dalam

penyusunan skripsi ini, terimakasih banyak karena telah meluangkan

banyak waktu, tenaga, pikiran dan memberikan semangat kepada Widya

untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih sekali Ibu sudah sangat

berjasa dan memberikan banyak pelajaran kepada Widya, sejak awal

bimbingan sampai selesainya skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu

melimpahkan berkah kepada Ibu dan keluarga, Aamiin.

7. Kepada Ibu Dewi Ayu Hidayati, S.Sos.,M.Si. selaku penguji utama dalam

penyusunan skripsi ini, terimakasih banyak atas semua kritik dan saran

yang telah Ibu berikan, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

Terimakasih sekali Ibu sudah sangat berjasa dan memberikan banyak

pelajaran kepada Widya, sejak awal sampai selesainya skripsi ini. Semoga

Allah Swt selalu melimpahkan berkah kepada Ibu dan keluarga, Aamiin.

8. Kepada Bapak Damar Wibisono, S.Sos, M.A. selaku Dosen Pembimbing

Akademik Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung. Terimakasih Bapak atas bimbingan, kritik dan saran

yang sudah Ibu berikan kepada Widya sejak awal studi sampai selesai.

9. Kepada Bapak dan Ibu Dosen serta staf Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

10. Kepada sahabat-sahabatku terkasih, Novia, Chyta, Septiani dan Desta.

Terimakasih semua telah menjadi sahabat terbaik dalam segala hal, dari

awal kuliah, saling membantu, saling berbagi suka dan duka, serta canda

dan tawa yang selalu hadir di setiap pertemuan kita. Selalu jaga

persahabatan kiti ini ya, jaga silaturahmi satu sama lain, jaga komunikasi

biar saling tukar kabar. Semoga dilancarkan segala urusannya, sukses

dalam pendidikan, karir dan jodoh yang terbaik untuk kalian masing-

masing. Semangat buat kita semuanya!

11. Kepada teman-teman KKN Periode 1 Unila 2017 Desa Poncowarno:

Mbak Leni, Fahma, Oce, Bang Zen, Bang Luki, dan Fikri. Terimakasih

atas cerita selama KKN, ayok geh pada ngumpul lagi haha. Sukses selalu

untuk kita semua. Aamiin.

12. Kepada seluruh pihak yang sudah banyak membantu proses Widya

menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada petugas kesehatan, Kader

Posyandu Lansia Bougenvil dan beberapa anggota lansia yang mahu di

wawancara dan telah membantu Widya dalam proses penelitian ini,

terimakasih. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan

hidayah untuk kalian, amiinn.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan

kesalahan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan penambahan wawasan

bagi para pembaca, serta dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang dilakukan

di masa yang akan datang terkait dengan Implementasi Peran Kader Kesehatan

Dalam Pelayanan Kesehatan Lansia Pada Posyandu Lansia Bougenvil Di

Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung

Bandar Lampung, 12 November 2018

Tertanda,

Widya Septiani

NPM. 1416011107

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................................... v

MOTTO ............................................................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii

SANWACANA ................................................................................................................. viii

ABSTRAK ........................................................................................................................ x

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 8

A. Definisi Peranan ......................................................................................................... 8

B. Pengertian Kader ........................................................................................................ 9

1. Kriteria Kader ...................................................................................................... 10

2. Peran Kader .......................................................................................................... 11

3. Fungsi Kader ........................................................................................................ 12

C. Pengertian Posyandu Lansia ...................................................................................... 14

D. Pengertian Pelayanan Posyandu Lansia ..................................................................... 15

1. Tujuan Pelayanan Posyandu Lansia .................................................................... 16

2. Sasaran Pelayanan Posyandu Lansia ................................................................... 16

3. Kegiatan Posyandu Lansia ................................................................................... 17

4. Upaya yang dilakukan dalam menunjang pelayanan posyandu lansia ................ 18

5. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia .............................................................. 19

6. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia ............................................................. 21

7. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia .................................................................... 21

E. Faktor-faktor Mempengaruhi Kesehatan Lansia ....................................................... 22

F. Kerangka Berfikir ...................................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 26

A. Pendekatan Penelitian ................................................................................................ 26

B. Lokasi Penelitian ........................................................................................................ 26

C. Kriteria Informan ....................................................................................................... 27

D. Fokus Penelitian ......................................................................................................... 28

E. Sumber Data .............................................................................................................. 28

F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 29

1. Wawancara Mendalam ........................................................................................ 29

2. Observasi ............................................................................................................. 30

3. Dokumentasi ........................................................................................................ 30

G. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 30

1. Pengumpulan Data ............................................................................................... 30

2. Reduksi Data ........................................................................................................ 31

3. Penarikan Kesimpulan ......................................................................................... 31

BAB 1V GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN ......................................... 33

A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung ................................................................. 33

B. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling .................................................................... 35

C. Gambaran Umum Kelurahan Kemiling Raya ............................................................ 38

D. Gambaran Umum Posyandu Lansia Bougenvil ......................................................... 39

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 40

A. Hasil Penelitian

1. Implementasi Peran Kader Kesehatan di Posyandu Lansia Bougenvil dalam

Memberikan Pelayanan Kesehatan di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan

Kemiling, Kota Bandar Lampung ......................................................................... 40

1.1. Proses Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia Bougenvil dalam

Meningkatkan Pelayanan Kesehatan .............................................................. 40

1.1.1. Persiapan dan Perencanan .................................................................. 41

1.1.2. Pelaksanaan dan Pelayanan Posyndu Lanjut Usia ............................. 43

1.1.3. Evaluasi Pelaksanaan Posyandu Lansia Bougenvil ........................... 46

1.2. Peran Kader Kesehatan dalam Memberikan Pelayanan Informasi, Edukasi, dan

Motivasi Kesehatan terhadap Lanjut Usia ..................................................... 48

1.2.1. Peran Kader Kesehatan dalam Pelayanan Informasi ......................... 48

1.2.2. Peran Kader Kesehatan dalam Pelayanan Edukasi Kesehatan

Terhaap Lanjut Usia ........................................................................... 50

1.2.3. Peran Kader Kesehatan dalam Pelayanan Motivasi Kesehatan ......... 52

2. Faktor Penghambat dan Pendukung Pada Pelaksanaan Peran Kader Kesehatan

di Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling,

Kota Bandar Lampung .......................................................................................... 56

2.1. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyndu Lansia

Bougenvil ........................................................................................................ 56

2.1.1. Respon Positif dari Lanjut Usia di Kelurahan Kemiling Raya

dengan Adanya Posyandu Lansia ....................................................... 56

2.1.2. Adanya Kerjasama dari Berbagai Instansi ......................................... 57

2.1.3. Adanya Dukungan dari Pihak Masyarakat Sekitar ............................ 57

2.2. Faktor Penghambat Peran Kader Kesehatan dalam Pelaksanaan Kegiatan

Posyandu Lansia Bougenvil ........................................................................... 58

2.2.1. Terbatasnya Jumlah Kader Kesehatan sebagai Pengelola

Posyandu Lansia ................................................................................. 58

2.2.2. Tempatnya Pelaksanaan Posyandu yang Kurang Luas ...................... 59

2.2.3. Peraturan Baru dari Puskermas .......................................................... 58

B. Pembahasan

1. Implementasi Peran Kader Kesehatan di Posyandu Lansia Bougenvil dalam

Memberikan Pelayanan Kesehatan di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan

Kemiling, Kota Bandar Lampung ......................................................................... 64

1.1. Proses Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia Bougenvil dalam

Meningkatkan Pelayanan Kesehatan ............................................................. 64

1.1.1. Persiapan Pelaksanaan Pelayanan ...................................................... 64

1.1.2. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Posyandu Lansia ......................... 65

1.1.3. Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Posyandu Lansia

Bougenvil ........................................................................................... 66

1.2. Peran Kader Kesehatan dalam Pelayanan Informasi, Edukasi, dan Motivasi

Kesehatan terhadap Lansia ............................................................................. 66

2. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Pelaksanaan Peran Kader Kesehatan

di Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling,

Kota Bandar Lampung .......................................................................................... 70

2.1. Faktor Penghambat

2.1.1. Faktor Internal .................................................................................... 70

2.1.2. Faktor Eksternal ................................................................................. 70

2.2. Faktor Pendukung

2.2.1. Faktor Internal .................................................................................... 71

2.2.2. Faktor Eksternal ................................................................................. 71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 72

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 72

1. Bentuk Pelayanan yang Dilakukan Kader Kesehatan di Posyandu

Bougenvil ........................................................................................................ 72

2. Faktor Pendukung dan Penghambat ................................................................ 73

B. Saran ..................................................................................................................... 74

Daftar Pustaka

Lampiran

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar Kedatangan Lansia ................................................................................................ 6

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Berpikir ........................................................................................................ 24

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pembangunan, terutama dibidang kesehatan dan kesejahteraan sosial

berdampak pada penurunan angka kelahiran, angka kesakitan, angka kematian dan

meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya usia harapan hidup

akan berdampak pada aspek kehidupan baik sosial, ekonomi dan kesehatan karena

semakin bertambahnya usia fungsi organ tubuh semakin menurun baik karena

faktor alamiah maupun penyakit (Dermatoto, 2006:7). Peningkatan jumlah lanjut

usia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus menjadi

tantangan dalam pembangunan itu sendiri.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar ke lima

di dunia juga mengalami peningkatan populasi penduduk lanjut usia. Dimana

Kementrian Kesehatan RI menetapkan sasaran pada tahun 2010-2014 peningkatan

Umur Harapan Hidup (UHH) dari 70,6 tahun menjadi 72 tahun dengan proyeksi

akan terus meningkat sampai tahun 2020 yang diperkirakan menjadi 28,8 juta

jiwa.

Masalah kesehatan pada lanjut usia berawal dari kemunduran sel-sel tubuh,

sehingga fungsi dan daya tahan tubuh menurun serta faktor resiko meningkat.

2

Penyakit yang sering dialami oleh lanjut usia adalah malnutrisi, gangguan

keseimbangan, kebingungan mendadak, hipertensi, gangguan pendengaran dan

penglihatan, demensia, osteoporosis, dsb. (Kementrian Kesehatan RI)

Dari data BPS, 2007 diketahui, kematian pada laki-laki justru terjadi pada umur

65 tahun disebabkan oleh 10 penyebab yaitu stroke (20,6%), penyakit saluran

nafas bawah kronik (10,5), tuberkulosis paru (TB) (8,9%), hipertensi (7,7%), NEC

(7,0%), penyakit jantung inskenik (6,9%), penyakit jantung lain (5,9%), diabetes

melitus (4,9%), penyakit hati (4,4,%) dan pnemonia (3,8%). Sedangkan pada

perempuan adalah stroke (2,4%), hipertensi (11,2%), NEC (9,6%), penyakit

saluran pernafasan bawah kronik (6,6%), diabetes melitus (6,0%), penyakit

jantung iskemik (6,0%), penyakit jantung lain (5,9%), TB (5,6%), pnemonia

(3,0%) dan penyakit hati (2,2%).

Oleh karena itu, dilaksanakan upaya untuk mengatasi masalah kesehatan lansia

dengan baik, diantaranya meningkatkan cakupan keterjangkauan dan mutu

pelayanan khusus untuk penduduk lanjut usia dengan mendorong pembentukan

dan pemberdayaan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat melalui

Posyandu Lansia.

Menurut Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lansia, Komisi Nasional Lanjut Usia

(2010) disebutkan bahwa Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah

suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses

pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non pemerintah,

3

swasta, organisasi sosial, dan lain-lain. Dengan menitik beratkan pelayanan

kesehatan pada upaya promotif dan preventif.

Tujuan umum dibentuknya Posyandu Lansia secara garis besar untuk

meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut agar mencapai

masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan

masyarakat sesuai dengan keberadaannya, sedangkan tujuan khusus pembentukan

Posyandu Lansia antara lain : 1) Meningkatkan kesadaran para lanjut usia untuk

membina sendiri kesehatannya, 2) Meningkatkan kemampuan dan peran serta

keluarga dan masyarakat dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut,

3) Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut, 4)

Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut (Depkes RI 2003).

Pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia dibutuhkan kader untuk membantu tenaga

kesehatan menggerakkan masyarakat mengikuti kegiatan yang dilaksanakan

Posyandu Lansia, sehingga tujuan Posyandu Lansia dapat tercapai dengan baik.

Dengan terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini

dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan

demikian masyarakat bukan hanya merupakan objek pembangunan, tetapi juga

merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya dengan adanya kader

maka pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan sempurna berkat

adanya kader. Jelaslah bahwa pembentukkan kader adalah perwujudan

pembangunan dalam bidang kesehatan (Zulkifli 2003:3)

Peran kader dalam pelayanan kesehatan lansia adalah: 1) melakukan kegiatan

bulanan posyandu; 2) menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta

4

kegiatan Posyandu Lansia langsung ketengah masyarakat; 3) membantu petugas

kesehatan dalam pendaftaran, penyuluhan dan berbagai usaha kesehatan

masyarakat lainnya termasuk pelaksanaan senam lansia. Sedangkan bentuk

pelayanan Posyandu Lansia meliputi pemeriksaan fisik dan mental emosional

yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui

lebih awal penyakit yang diderita (Depkes 2003).

Kota Bandar Lampung jumlah pralansia (45-59 tahun) mencapai 90.198. Adapun

lansia 60 keatas berjumlah 47.787 jiwa. Untuk Kecamatan Kemiling dengan

jumlah penduduk 71.471 jiwa terdapat 3.216 jiwa lanjut usia sedangkan untuk

Kelurahan Kemiling Raya dengan jumlah penduduk 6.367 jiwa terdapat 200 jiwa

lanjut usia yang merupakan wilayah kerja Posyandu Lansia Bougenvil (BPS,

2010)

Adapun data kunjungan Posyandu Bougenvil dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 1

Daftar Kedatangan Lansia

Pada Posyandu Lansia Bougenvil

No Bulan

2015 2016 2017

Jumlah

Kunjungan

Jumlah

Kunjungan

Jumlah

Kunjungan

1 Januari 16 orang 20 orang 15 orang

2 Februari 21 orang 20 orang 27 orang

3 Maret 20 orang 21 orang *

4 April 19 orang 19 orang 20 orang

5 Mei 16 orang 18 orang 37 orang

6 Juni 15 orang * *

7 Juli * 14 orang 33 orang

8 Agustus 17 orang 26 orang *

9 September 13 orang * *

10 Oktober 17 orang * *

11 November 22 orang 25 orang *

12 Desember * * *

Keterangan : (*) = tidak ada pelayanan dikarenakan tenaga medis tidak datang

5

Dari data kunjungan diatas yang penulis dapatkan dari hasil wawancara dengan

kader kesehatan di Posyandu Lansia Bougenvil Kelurahan Kemiling Raya dapat

terlihat masih perlu peningkatan kinerja kader dalam menjalankan kegiataan

Posyandu Lansia, dimana kader merupakan faktor penggerak utama dalam

kegiataan Posyandu Lansia mulai dari persiapan sarana dan prasarana, mobilisasi

sasaran pada hari pelayanan, melakukan pendaftaran sasaran, melaksanakan

kegiatan penimbangan berat badan dan melakukan penyuluhan kesehatan,

sedangkan pemeriksaan kesehatan dilakukan petugas kesehatan.

Dengan demikian walaupun petugas kesehatan tidak hadir seharusnya kegiatan

Posyandu Lansia yang merupakan tugas kader tetap dapat dilaksanakan. Oleh

karena itu, kader kesehatan di Posyandu Lansia bougenvil di Kelurahan Kemiling

Raya masih perlu meningkatkan kinerjanya untuk menggerakkan masyarakat

mengikuti kegiatan Posyandu Lansia.

Berdasarkan landasan pemikiran tersebut, maka ditetapkan topik penelitian:

Implementasi Peran Kader Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan Lansia pada

Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling,

Kota Bandar Lampung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah

1. Bagaimana implementasi peran kader kesehatan di Posyandu Lansia

Bougenvil dalam memberikan pelayanan kesehatan di Kelurahan Kemiling

Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung?

6

2. Faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan peran kader Posyandu

Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling, Kota

Bandar Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan :

1. Untuk mengetahui implementasi peran kader kesehatan di Posyandu Lansia

Bougenvil dalam memberikan pelayanan kesehatan di Kelurahan Kemiling

Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung.

2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan

peran kader kesehatan di Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling

Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan diatas maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut.

a) Manfaat teoritis

Sebagai kajian sosiologi kesehatan yang mengkaji peran kader dalam

pelayanan lansia melalui Posyandu Lansia, hasilnya diharapkan dapat berguna

bagi penelitian-penelitian dengan tema yang sama atau relevan sehingga dapat

memberi kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

b) Manfaat praktis

1. Bagi Kader kesehatan di Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan

Kemiling Raya, dapat memberikan masukan kepada kader kesehatan di

7

Posyandu Lansia untuk meningkatkan pelayanan di Kelurahan Kemiling

Raya.

2. Bagi Tenaga Kesehatan Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling

Raya, sebagai evalusai untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan

masyarakat lansia yang lebih baik lagi.

3. Bagi Masyarakat, agar lebih ikut berpatisipasi dalam kegiatan-kegiatan

Posyandu Lansia Bougenvil sehingga memotivasi lanjut usia untuk aktif

datang pada pelaksanaan posyandu.

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Peranan

Peran tidak lepas hubungannya dengan tugas yang diemban seseorang.

Dengan demikian peran adalah bagian utama yang harus dijalankan. Karena

manusia sebagai sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk hidup

berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok itulah terjadi interaksi antar

anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Tumbuhnya interaksi di

antara mereka menciptakan hubungan yang saling ketergantungan yang

disebut juga munculnya apa yang dinamakan peran. Peran merupakan aspek

yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila seseorang melaksanakan hak

dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang yang

bersangkutan menjalankan suatu peranan (Soerjono Soekanto: 2006).

Menurut Soerjono Soekanto (2006) peran adalah segala sesuatu yang

seseorang atau kelompok orang dalam melakukan suatu kegiatan karena

kedudukan yang dimilikinya. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat

dilihat bahwa dalam peran terdapat unsur individu sebagai subyek yang

melakukan peranan tertentu. Selain itu, dalam peran terdapat pula adanya

status atau kedudukan seseorang dalam suatu masyarakat. Yang artinya jika

seseorang memiliki kedudukan (status) maka bersangkutan dapat dikatakan

menjalankan peran tertentu.

9

Dalam kaitan ini antara peran dan kedudukan merupakan dua hal yang tidak

dapat dipisahkan dimana peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi,

penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Peranan mencakup tiga hal yaitu:

1. Peranan meliputi norma-norma yang berisi peraturan yang membimbing

seseorang dalam kehidupan yang bersangkutan.

2. Peranan meliputi suatu konsep yang dapat dilakukan individu-individu

dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan meliputi perilaku individu yang ada dalam struktur sosial

masyarakat.

Dalam penelitian ini peran yang dimaksud oleh penulis adalah peran

dilakukan oleh kader kesehatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan

lansia pada Posyandu Lansia Bougenvil Kelurahan Kemiling Raya.

B. Pengertian Kader

Kader posyandu adalah orang dewasa, baik laki-laki atau perempuan yang

mau bekerja secara sukarela melakukan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan

terkait dengan kesejahteraan lanjut usia (Komnas Lansia, 2010). Menurut

WHO (1998) kader kesehatan adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh

masyarakat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.

Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, dan

mampu bekerja bersama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara

sukarela (Kementrian Kesehatan RI, 2010).

Dalam Nurhaida (2012: 14) Jumlah kader Posyandu Lansia di setiap

kelompok tergantung pada jumlah anggota kelompok, volume dan jenis

10

kegiatan yaitu sedikitnya 3 orang. Kader sebaiknya berasal dari anggota

kelompok sendiri atau bilamana sulit mencari kader dari anggota kelompok

dapat saja diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi

kader (Kementrian Kesehatan RI, 2010:13). Persyaratan untuk menjadi kader,

antara lain: (1) dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan

dengan kondisi setempat, (2) mau dan mampu bekerja secara sukarela, (3) bisa

membaca dan menulis huruf latin, (4) sabar dan memahami usia lanjut

(Depkes RI, 2003:130).

Tugas kader dalam posyandu lanjut usia menurut Komnas Lansia (2010:18-

19) antara lain:

1. Melakukan pendaftaran sasaran pada pelayanan posyandu lanjut usia.

2. Melaksanakan kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi

badan para lanjut usia dan mencatatnya dalam KMS (Kartu Menuju Sehat)

atau buku pencatatan lainnya.

3. Membantu petugas dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan

pelayanan lainnya.

Menurut Depkes 2003 kriteria, peran dan fungsi kader adalah :

1. Kriteria kader

Untuk menjadi kader seharusnya memenuhi kriteria-kriteria yang dapat

menunjang dalam pelaksaan kegiatan posyandu lansia seperti:

1) Bertempat tinggal diwilayah RT/RW tempat Posyandu Lansia

2) Berpenampilan ramah dan simpatik

3) Memiliki cukup waktu untuk melaksanakan tugas sebagai kader

11

4) Mau bekerja sukarela

5) Bisa membaca dan menulis

6) Dapat diterima di masyarakat setempat

7) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat

8) Mengikuti pelatihan-pelatihan tentang kesehatan sebelum menjadi

kader

Dari beberapa pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa kader

kesehatan Posyandu Lansia Bougenvil Kelurahan Kemiling Raya

Kecamatan Kemiling adalah kader yang harus berasal dari masyarakat

dan dipilih dari masyarakat itu sendiri, sehingga kader kesehatan dapat

melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik.

2. Peran kader

Dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia kader kesehatan berperan

dalam hal :

1. Melakukan kegiatan bulanan meliputi :

a. Mempersiapkan pelaksanaan posyandu seperti : a) Menyiapkan alat

dan bahan berupa alat penimbangan dan KMS, alat peraga, alat

pengukur dan materi penyuluhan; b) Mengundang dan

menggerakan para lansia untuk datang ke posyandu; c)

Menghubungi pokja posyandu untuk menyampaikan rencana

kegiatan supaya petugas kesehatan bisa hadir pada hari kegiatan

Posyandu Lansia; d) Melaksanakan pembagian tugas diantara kader

posyandu dalam hal persiapan dan pelaksanaan kegiatan Posyandu

Lansia.

12

b. Pelakasanaan kegiatan bulanan posyandu sebagaimana sistem yang

digunakan untuk 3 meja atau 5 meja.

c. Kegiatan setelah pelayanan bulanan: 1) Kader melakukan

pemindahan catatan dari Kartu Menuju Sehat (KMS) kedalam buku

registrasi seabagai buku bantu kader; 2) Mengevaluasi hasil

kegiatan dan merencanakan kegiatan untuk bulan berikutnya; 3)

Melakukan kunjungan kerumah peserta lansia sekaligus melakukan

penyuluhan tentang kesehatan.

2. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam

kegiatan posyandu melalui tokoh masyarakat, pembuka agama dan

tokoh adat.

3. Membantu petugas kesehatan dalam pendaftaran, penyuluhan berupa:

informasi, edukasi, motivasi kesehatan dan usaha kegiatan masyarakat

lainnya seperti pelaksanaan senam lansia.

Dimana menjalankan peran dengan maksimal, kader kesehatan akan

dapat membantu para lansia Kelurahan Kemiling Raya untuk dapat

mengikuti kegiatan Posyandu Lansia Bougenvil dengan baik sehingga

mendorong pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat lansia akan

lebih baik.

3. Fungsi kader

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kader Posyandu Lansia

berfungsi sebagai penggerak kegiatan ditengah-tengah masyarakat

dengan mengetahui secara langsung masalah kesehatan yang ada,

sehingga dapat dicarikan pemecahannya sesuai kondisi yang ada di

13

masyarakat dengan cara merencakan kegiatan dan melaksanakan

pembinaan sesuai dengan keadaan masyarakat. Dalam kaitan ini untuk

dapat berfungsi dengan maksimal kader tentunya harus menguasai

berbagai teknik keterampilan dan pengetahuan seperti:

1) Keterampilan berkomunikasi

2) Keterampilan dalam menunjang kegiatan di posyandu kader harus

mampu melaksanakan pencatatan, dan pelaporan yang benar sehingga

dapat mengidentifikasi masyarakat lansia untuk dikunjungi, dan

pelaksanakan kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai dengan rencana.

3) Mengetahui tentang kesehatan dan gizi

Pengatahuan kader kesehatan dalam memahami kesehatan dan gizi

dapat membantu kader untuk lebih efektif dalam memberikan

informasi kesehatan dengan benar. Untuk itu para kader seharusnya

wajib mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan

kesehatan masyarakat sehingga berbagai kegiatan Posyandu Lansia

dapat berjalan dengan efektif dan efisien (Depkes RI: 2003)

Dalam pelaksanan pelayanan kesehatan berdasarkan beberapa pendapat

tentang tugas dan fungsi kader kesehatan yang penulis uraikan diatas, dapat

disimpulkan kader kesehatan yang ada pada Posyandu Lansia dalam

melaksanakan pelayanan berperan sebagai:

a) Sebelum pelayanan kader: 1. Menggerakkan masyarakat untuk mengikuti

kegiatan Posyandu Lansia; 2. Menyiapkan sarana dan prasarana berupa

alat penimbangan dan pengukuran; 3. Menghubungi petugas kesehatan

14

untuk bisa hadir pada hari kegiatan; 4. Menetapkan pembagian tugas antar

kader.

b) Saat pelaksanaan kegiatan: Membantu petugas kesehatan melakukan

pencatatan, pemeriksaan fisik dan mental serta penyuluhan tentang tata

cara hidup sehat.

c) Setelah pelayanan: 1. Kader kesehatan melakukan pemindahan catatan dari

(KMS) Kartu Menuju Sehat kedalam buku registrasi; 2. Mengevaluasi

hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan untuk bulan berikutnya; 3.

Melakukan kunjungan kerumah peserta sekaligus melakukan penyuluhan

tentang kesehatan.

d) Memberikan pelayanan tentang informasi, edukasi dan motivasi kesehatan

terhadap peserta lanjut usia yang hadir dalam kegiatan posyandu.

C. Pengertian Posyandu Lansia

Posyandu Lansia adalah suatu wadah pelayanan kepada usia lanjut di

masyarakat dimana proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh

masyarakat bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor

pemerintah dan non pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain dengan

menitik beratkan pelayanan pada upaya promotif dan preventif (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2010)

Kartika Ratna Pertiwi (2012:2) menyatakan Posyandu Lansia atau Posyandu

kelompok usia lanjut adalah suatu bentuk usaha pelayanan pemantauan

kesehatan khusus untuk lansia yang bersumber daya dari masyarakat (UKBM)

yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri

15

khususnya pada penduduk usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah

disepakati.

Posyandu Lansia dipandu oleh kader terpilih yang telah diberikan pendidikan

dan pelatihan di tingkat dusun sampai kelurahan. Posyandu Lansia merupakan

pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi

lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan

melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi

sosial dalam penyelenggaraannya.

Dari uraian diatas Posyandu Lansia meliputi pos pelayanan terpadu lansia

yang dilaksanakan dan dikelola oleh masyarakat dan dibantu oleh pemerintah

setempat seperti RT/LK agar masyarakat lanjut usia dapat memelihara

kesehatannya dengan mandiri.

D. Pengertian Pelayanan Posyandu Lansia

Menurut Kotler (2002:83) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan

yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya

dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan

merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri.

Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat,

sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang

bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang

yang lebih sering.

16

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan terhadap lanjut usia

adalah sebuah kegiatan yang diwujudkan dalam perbuatan untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan lanjut usia berupa pemerikasaan fisik dan penyuluhan

kesehatan seperti konsultasi kesehatan, informasi kesehatan dan edukasi

kesehatan yang dilaksanakan di posyandu.

a. Tujuan Pelayanan Posyandu Lansia

Menurut Kementrian Kesehatan 2010, tujuan pelayanan Posyandu Lansia,

yaitu:

1. Meningkatkan kesejahteraan lanjut usia melalui kegiatan kelompok

lansia yang mandiri dalam masyarakat.

2. Tersedianya buku pedoman pengelolaan kelompok lanjut usia dibidang

kesehatan, sebagai acuan bagi petugas kesehatan, petugas lain dan

pengelola kelompok dalam melaksankan pembinaan.

3. Meningkatnya kemudahan bagi lanjut usia dalam mendapatkan

pelayanaan kesehatan dasar dan rujukan.

4. Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan lanjut usia, khususnya

aspek peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan aspek

pengobatan dan pemulihan.

5. Berkembangnya kelompok lanjut usia yang aktif melaksanakan

kegiatan dengan kualitas yang baik secara berkesinambungan.

b. Sasaran Pelayanan Posyandu Lansia

Menurut Kementrian Kesehatan 2010, sasaran pelaksanaan kegiataan

Posyandu Lansia adalah sasaran langsung berupa: a. Para lanjut usia (45 -

49 tahun), b. Lanjut usia (60 - 69 tahun), c. Lanjut usia resiko tinggi (70

17

tahun keatas). Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran pelayanan

Posyandu Lansia Bougenvil Kelurahan Kemiling Raya berumur 50 tahun

keatas.

c. Kegiatan Posyandu Lansia

Pada dasarnya kegiatan posyandu lanjut usia tidak berbeda dengan

kegiatan posyandu balita tetapi kegiatan Posyandu Lansia mengikut

sertakan kelompok masyarakat lainnya. Hal tersebut disebabkan karena

permasalahan yang dihadapi lanjut usia bersifat kompleks, tidak hanya

masalah kesehatan namun juga masalah sosial, ekonomi dan pendidikan

yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya. Sebelum kita

membicarakan jenis kegiatan yang dilakukan oleh posyandu, terlebih dulu

para penyelenggara posyandu diharapkan mengerti tujuan penyelenggaraan

posyandu seperti yang telah diuraikan diatas. Jenis kegiatan yang

dilaksanakan di posyandu lanjut usia yaitu:

1) Kegiatan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) melalui pengukuran

berat badan dan tinggi badan. Kegiatan ini dilakukan 1 bulan sekali.

2) Kegiatan pemeriksaan tekanan darah dilakukan minimal 1 bulan sekali,

namun bagi yang menderita tekanan darah tinggi dianjurkan setiap

minggu. Hal ini dapat dilakukan di Puskesmas atau pada tenaga

kesehatan terdekat.

3) Kegiatan pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb), gula darah dan

kolesterol darah. Bagi lanjut usia yang sehat cukup di periksa setiap 6

bulan. Namun bagi yang mempunyai faktor resiko seperti turunan

kencing manis, gemuk sebaiknya 3 bulan sekali dan bagi yang sudah

18

menderita maka dilakukan di posyandu setiap bulan. Kegiatan

pemeriksaan laboratorium ini dapat dilakukan oleh tenaga Puskesmas

atau dikoordinasikan dengan laboratorium setempat.

4) Kegiatan konseling dan penyuluhan kesehatan dan gizi harus dilakukan

setiap bulan karena permasalahan lanjut usia akan meningkat dengan

seiring waktu, selain itu dapat memantau faktor risiko penyakit-

penyakit degeneratif agar masyarakat mengetahui dan dapat

mengendalikanya (Komnas Lansia 2010:21)

d. Adapun upaya yang dilakukan dalam menunjang pelayanan kesehatan

lansia antara lain:

1) Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan

terjadinya penyakit atau komplikasi penyakit yang disebabkan oleh

proses ketuaan, berupa: a) Pemeriksaan berkala dan teratur; b)

Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur; c) Penyuluhan

tentang penggunaan alat bantu kesehatan; d) Penyuluhan untuk

pencegahan terjadinya kecelakaan pada usia lanjut; e) Pembinaan

mental dalam meningkatkan ketaqwaan. (Dirjen Pembinaan Kesehatan

Masyarakat, 1992)

2) Upaya promotif

Upaya promotif merupakan upaya untuk menggairahkan semangat

hidup bagi lansia agar tetap berguna bagi dirinya sendiri, keluarga

maupun masyarakat. Salah satu upaya promotif yang dapat dilakukan

berupa kegiatan penyuluhan sebagai penunjang program pembinaan

yang meliputi: a) kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta

19

deteksi dini penurunan kondisi kesehatan, b) latihan fisik untuk

menjaga kebugaran, c) diet seimbang dengan menu yang mengandung

gizi seimbang, d) peminaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan, e)

membina keterampilan, f) hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak

baik dan g) penanggulangan masalah kesehataan sendiri dengan benar.

e. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia

Dalam Komisi Nasional Lanjut Usia, pelaksanaan kegiatan posyandu

dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati. Agar

pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia berjalan efisien dan efektif

dibutuhkan: (1) Organisasi yang tertata baik, (2) Sumber daya manusia

yang mempunyai ilmu dan kemampuan, (3) Tugas dan fungsi yang jelas

dari masing-masing petugas posyandu, (4) Mekanisme kerja yang baik

meliputi perencanaan, pelaksanan, (5) Monitoring dan evaluasi.

Organisasi Posyandu Lanjut usia adalah organisasi kemasyarakatan non

struktural yang berdasarkan asas gotong royong untuk sehat dan sejahtera,

yang diorganisir oleh seorang koordinator atau ketua, dibantu oleh

sekretaris, bendahara dan beberapa orang kader.

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010:13) tenaga yang dibutuhkan

dalam pelaksanaan posyandu sebaiknya 3 orang namun bisa kurang

dengan konsekuensi bekerja rangkap. Kepengurusan yang dibutuhkan

adalah: a) Ketua Posyandu, b) Sekertaris, c) Bendahara, d) Kader sekitar 3

orang tenaga pelaksana pada dasarnya adalah semua pengurus posyandu

yang saling membantu, namun harus ada penanggung jawab masing-

20

masing sesuai bidangnya. Para lanjut usia yang lebih muda dan lebih sehat

dapat diberdayakan membantu kegiatan ini sesuai dengan kemampuan

masing-masing.

Dengan mengajak mereka ikut membantu penyelenggaraan posyandu akan

memberikan banyak manfaat antara lain: 1) Para lanjut usia akan merasa

posyandu milik mereka, 2) Para lanjut usia merasa dihargai atau dihormati,

3) Membuat lanjut usia tersebut tetap aktif dan akan meningkatkan

kesehatan dan mencegah kepikunan, 4) Meningkatnya rasa persaudaraan,

terbangunnya ikatan emosi yang positif antar generasi dan akan membuat

lanjut usia rajin datang, 5) Pekerjaan menjadi ringan, efisien dan efektif,

cepat selesai, akhirnya tersedia waktu luang yang dapat digunakan untuk

kegiatan lainnya (Komnas Lansia 2010)

Untuk memberikan pelayanan kesehatan dan sosial yang prima terhadap

lanjut usia di kelompoknya, dibutuhkan perencanaan yang matang,

pelaksanaan yang benar dan tepat waktu serta pengendalian yang akurat.

Pelaksanaan kegiatan posyandu dilaksanakan sesuai dengan perencanaan

yang telah disepakati. Kegiatan tersebut diatas diatur sesuai dengan

ketenagaan dan waktu tersedia dan dapat dilakukan pada sebuah gedung,

dibawah tenda ataupun di tempat terbuka. Pada prinsipnya kegiatan

kesehatan harus dilakukan 1 bulan sekali agar dapat memantau kondisi

kesehatan.

21

f. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia

Pelayanan Posyandu Lansia diselenggarakan berdasarkan mekanisme dan

kebijakan pelayanan kesehatan pada kabupaten atau kota penyelenggara.

Dalam sistem pelayanan 3 meja dengan kegiataan, yaitu:

1) Meja I: pendaftaran lansia, pengukuran, penimbangan berat badan dan

tinggi badan.

2) Meja II: melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, Indeks Masa

Tubuh (IMT), pengobatan sederhana dan rujukan kasus.

3) Meja III: melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling dan pelayanan

pojok gizi. (Depkes 2006)

g. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia

Pelayanan kesehatan di Posyandu Lansia meliputi pemeriksaan kesehatan

fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu

Menuju Sehat (KMS), berupa:

1) Pemeriksaan aktivitas kegiataan sehari-hari seperti kegiatan dasar dalam

kehidupan (makan, berjalan, mandi dll)

2) Pemeriksaan status mental

3) Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan tinggi

badan

4) Pengukuran tekanan darah

5) Pemeriksaan hemoglobin

6) Pemeriksaan gula dalam air seni (diabetes militus)

7) Pemeriksaan adanya zat putih telur dalam air seni

22

8) Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bila ada keluhan atau ditemukan

kelainan pada pemeriksaan butir 1 sampai 7

9) Penyuluhan kesehatan (Depkes, 2006)

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

Kesehatan lansia di pengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:

1) Pendidikan, tingkat pendidikan seseorang pada dasarnya sangat

mempengaruhi kesadaran masyarakat mengenai bagaimana pola hidup

yang sehat. Apabila pemerintah menyadari kurangnya kesadaran

masyarakat dalam bidang kesehatan maka perlu segera diambil

tindakanyang bersifat nyata, misalnya diadakannya penyuluhan kesehatan,

pelaksanaan program kesehatan yang berkelanjutan dan upaya lain yang

dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan.

2) Kondisi sosial ekonomi, pada negara yang sedang berkembang keadaan

ekonomi dapat digambarkan dalam keadaan yang belum stabil. Tingginya

tingkat angkatan kerja, terbatasnya sumber daya untuk pemenuhan

kebutuhan hidup masyarakat terutama yang menyangkut penyediaan

pangan yang berkaitan dengan kondisi gizi masyarakat.

3) Budaya masyarakat, lingkungan sosial budaya masyarakat terutama yang

menyangkut tingkat kecerdasan rakyat secara mayoritas yang masih

rendah, kesadaran hukum yang masih rendah dan kondisi sosial budaya

lainnya akan sangat berpengaruh terhadap pola perilaku hidup sehat

masyarakatnya.

4) Kondisi letak geografis, pada kondisi ini masalah kesehatan akan dikaitkan

dengan masalah kependudukan yang ditandai dengan jumlah penduduk

23

yang besar, pertumbuhannya yang cepat, penyebaran yang tidak merata,

komposisi umur yang menunjukkan angka ketergantungan yang tinggi,

angka kematian umur dini (bayi dan balita) yang masih tinggi akan

membuat masyarakat “mengabaikan” kondisi atau keadaan kesehatan.

F. Kerangka Berpikir

Kebutuhan kesehatan merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia,

maka faktor kesehatan tentunya merupakan kebutuhan utama dalam

menciptakan masyarakat yang sehat. Oleh karena kebutuhan kesehatan

merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan umat manusia maka fasilitas

kesehatan tentunya menjadi penting untuk menciptakan kesehatan lansia

secara fisik dan rohani yang dijalankan oleh petugas kesehatan dan kader

sesuai dengan peran, tugas dan fungsinya.

Dalam pelaksanaannya pemerintah dan tokoh masyarakat ditingkat desa atau

kelurahan membentuk sarana dan prasarana kesehatan berupa Posyandu

Lansia, dilaksanakan oleh petugas kesehatan bersama-sama dengan kader

yang dipilih oleh masyakat untuk membantu lansia merawat kesehatannya

dengan melakukan pelayanan yang akan memberi kepuasaan sehingga

mendorong lansia untuk aktif datang pada kegiatan Posyandu Lansia. Dimana

kader tidak menjalankan fungsinya sebagai penggerak masyarakat untuk

mengikuti kegiatan Posyandu Lansia dan tidak menjalankan pelayanan dengan

baik dapat dipastikan masyarakat tidak akan puas dan tidak mengikuti

kegiatan posyandu sehingga tujuan dibentuknya Posyandu Lansia untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan lansia tidak akan tercapai.

24

Dengan demikian diharapkan terlaksananya program kesehatan melalui

Posyandu Lansia ditingkat kelurahan atau desa tersebut dapat memberikan

kesadaran masyarakat lansia untuk dapat menjaga kesehatannya secara berkala

setiap bulan dengan harapan menjadi lansia yang sehat bahagia dan mandiri.

Sehingga apa yang telah dicanangkan pemerintah tentang peningkatan Umur

Harapan Hidup (UHH) melalui pelayanan kesehatan lansia dapat tercapai.

Dari diuraikan diatas maka dapat dibuat bagan untuk mempermudah

pemahaman.

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Peran kader dalam

pelayanan kesehatan

Pelaksanaan pelayanan

terhadap Lanjut usia

Aktif datang pada kegiatan

posyandu lanjutusia

Terjaganya kesehatan lanjut

usia

Lanjut usia, sehat, bahagia

dan mandiri

Tugas dan fungsi kader

dalam kegiatan pelayanan

Baik

Kurang

baik

Tidak aktif datang

pada kegiatan

posyandu lanjut usia

Kesehatan lansia tidak

terjaga

Lanjut usia menjadi

lemah

1. Melakukan

persiapan sebelum

pelayanan, saat

pelayanan dan setelah

pelayanan.

2. Membantu petugas

kesehatan dalam

pendaftaran,

pemeriksaan kesehatan

dan penyuluhan

kesehatan lansia.

3. Melakukan

pelayanan tentang

informasi, edukasi

dan motivasi

kesehatan terhadap

peserta lanjut usia

yang hadir dalam

kegiatan posyandu.

25

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif

deskriptif. Menurut Taylor dan Boghan (Afrizal, 2014:12) tinjauan sebagai

cara yang dipakai oleh para peneliti untuk memecahkan masalah dan mencari

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diamati penelitian

deskriptif dimaksudkan untuk ekspolitasi (menggali secara mendalam) dan

klasifikasi kenyataan sosial atau fenomena dengan mendeskripsikan. Maka

dari itu, data yang dideskripsikan dalam penelitian ini merupakan uraian

Implementasi Peran Kader Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan Lansia

Pada Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan

Kemiling Kota Bandar Lampung.

B. Lokasi Penelitian

Dengan menentuan lokasi penelitian dimaksud untuk mempermudah dan

mempelancar obyek yang menjadi sasaran dalam penelitian, sehingga

permasalahan tidak terlalu luas dan umum. Adapun yang menjadi lokasi

penelitian ini adalah di Posyandu Lansia Bougenvil Kelurahan Kemiling

Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, karena berdasarkan data

26

yang penulis dapatkan pada pra penelitian terdapat pelaksanaan pelayanan

kesehatan lansia belum sesuai dengan potensi masyarakat lansia yang ada di

Kelurahan Kemiling Raya. Dimana dalam pelaksanaan pelayanan hanya ada

±40 jiwa lansia (25% dari potensi yang ada) secara rutin mengikuti kegiatan

Posyandu Lansia Bougenvil.

C. Kriteria Informan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan secara purposive, maka

informan yang dilibatkan adalah informan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Kader Posyandu Lansia Bougenvil yang tinggal di Kelurahan Kemiling

Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung

2. Kader Posyandu Lansia Bougenvil yang telah mengikuti program

posyandu minimal 3 bulan

3. Kader Posyandu Lansia Bougenvil yang memahami akan tugas dan fungsi

pelayanan kesehatan pada lansia.

4. Lansia yang secara rutin setiap bulan datang mengikuti kegiatan Posyandu

Lansia di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar

Lampung.

5. Lansia yang bisa diajak berkomunikasi dan dapat dipercaya keterangan

yang disampaikan kepada peneliti.

27

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian pada dasarnya merupakan masalah yang bersumber pada

pengalaman peneliti melalui pengetahuan yang diperoleh melalui kepentingan

ilmiah atau kepustakaan lainnya (Moleong, 2013:97)

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan peran kader dalam membantu petugas kesehatan

melakukan pelayanan kesehatan.

2. Mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung peran kader dalam

pelaksanaan pelayanan kesehatan.

E. Sumber Data

Penelitian kualitatif mempunyai sumber data utama dari kata dan tindakan,

selebihnya data tambahan seperti observasi dan lain-lain. Adapun jenis sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder,

yaitu:

1. Sumber data primer yaitu data yang bersumber dari informan dengan cara

langsung melalui wawancara mendalam dan observasi lapangan dimana

penelitian itu dilakukan. Dalam penelitian ini sumber data penelitian

diperoleh dari kader Posyandu Lansia dan petugas kesehatan serta para

pengunjung Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya,

Kecamatan Kemiling.

2. Sumber data sekunder yaitu data yang bersumber dari catatan-catatan,

buku-buku, brosur-brosur Posyandu Bougenvil Kelurahan Kemiling Raya,

28

Kecamatan Kemiling yang ada hubungannya dengan judul atau

permasalahan yang diteliti.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam merupakan interaksi sosial informal antara seorang

peneliti dengan para informan. Interaksi tersebut dilakukan untuk

mendapat data yang valid atau tepat dengan cara terkontrol, terarah,

sistematis. Terkontrol berarti pewawancara mesti mengendalikan jalannya

wawancara. Terarah mengacu apa yang dilakukan dengan jelas tujuannya

dan jelas informasi yang akan dikumpulkan. Sistematis adalah dilakukan

pada penahapannya dan ada cara pencatatannya (Afrizal, 2014:137)

Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai beberapa informan seperti: 2

orang kader kesehatan, 1 orang petugas kesehatan dan 4 orang para lansia

sebagai peserta Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya.

Perlu disadari bahwa sebagai sebuah interaksi sosial, situasi wawancara

antara peneliti dengan para informannya memengaruhi kualitas hasil

wawancara mendalam yang diperoleh. Hal ini disebabkan oleh karena

jawaban-jawaban para informan dan kedalaman jawaban-jawaban mereka

merupakan respon para informan terhadap bukan hanya pertanyaan

peneliti melainkan terhadap pewawancara tersebut dan perilakunya dalam

mewawancarai. Oleh karena itu, pewawancara perlu mengontrol situasi

sosial wawancara mendalam agar datanya berkualitas dalam artian valid

(Afrizal, 2014:137)

29

2. Observasi

Observasi merupakan cara pengambilan data dengan menggunakan alat

indera dengan memfokuskan dengan mata. Observasi digunakan dalam

pengumpulan data yang sering dipakai dalam penelitian kualitatif. Secara

umum, observasi berarti pengamatan dan penglihatan. Observasi dapat

sangat bermanfaat dalam mengambil bukti seperti halnya foto-foto untuk

menambah keabsahan penelitian. Dalam penelitian ini yang diobservasi

adalah para pengunjung posyandu lansia dan juga mengkaji peran kader

yang dirasakan oleh para usia lanjut di Kelurahan Kemiling Raya,

Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pencarian data berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah dan lain-lain. Dokumen yang peneliti gunakan adalah

dokumen resmi terdiri atas dokumen internal dan dokumen eksternal,

berupa catatan peserta yang hadir dalam kegiatan Posyandu Lansia yang

ada pada kader kesehatan Posyandu Lansia Bougenvil. Dengan demikian

peneliti akan mempermudah dalam penulisan penelitian.

G. Teknik Analisis Data

1. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang paling memungkinkan peneliti untuk

mendapatkan data yang mudah dikuantifikasi adalah teknik wawancara

berstruktur yaitu, pedoman wawancara dengan daftar pertanyaan yang

detail yang jawaban atas pertanyaan-pertanyaan telah ditentukan

30

sebelumnya. Adakalanya, ketika mengunakan teknik wawancara di

dalamnya ada pertanyaan terbuka (pertanyaan yang jawabannya

diserahkan kepada informan), akan tetapi jumlah pertanyaan tidak banyak

dan hanya diperlakukan sebagai pelengkap (Afrizal, 2014:20)

Dalam kaitan ini peneliti mengumpulkan data berdasarkan hasil

wawancara dengan 2 orang kader kesehatan, 1 orang petugas kesehatan

dan 4 orang peserta Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling

Raya yang peneliti olah menjadi implementasi peran kader kesehatan

dalam pelayanan kesehatan lansia.

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul

dari lapangan. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,

dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat di

tarik kesimpulan dan diverifikasi.

Oleh karena itu, dalam menentukan data yang dapat dipakai dalam

penelitian ini, peneliti memilah-milah dan memilih data yang terkumpul

dari informan yang dapat dijadikan acuan untuk melengkapi hasil

penelitian.

3. Penarikan Kesimpulan

Peneliti berusaha mencari makna data yang tekumpul dan memilah-milah

data yang dapat bermanfaat dalam penelitian ini. Dari data yang

31

didapatkan, peneliti menarik kesimpulan bahwa data yang diperoleh yang

dapat dijadikan laporan penelitian, mencakup dokumen terkait dari hasil

wawancara mendalam dengan 2 orang kader kesehatan, 1 orang petugas

kesehatan, 4 orang peserta Posyandu Lansia Bougenvil dan observasi

dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia Bougenvil pada tanggal 19

Maret 2018 dan tanggal 19 April 2018.

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung

Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah daratan 169,21 km² yang terbagi ke

dalam 20 Kecamatan dan 126 Kelurahan dengan populasi penduduk 1.446.160

jiwa dan kepadatan penduduk sekitar 8.546 jiwa/km. Secara geografis Kota

Bandar Lampung terletak antara 50º20’ 50º30’ LS dan 105º28’ 105º37’ BT.

Letak tersebut berada di Teluk Lampung dan di ujung selatan Pulau Sumatera,

dengan batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin Kabupaten

Pesawaran dan Ketibung Kabupaten Lampung Selatan.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

Selatan.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedung Tataan dan Padang

Cermin Kabupaten Pesawaran.

Topografi Kota Bandar Lampung sangat beragam, mulai dari dataran pantai

sampai kawasan perbukitan hingga bergunung, dengan ketinggian permukaan

antara 0 sampai 500 m daerah dengan topografi perbukitan hinggga bergunung

membentang dari arah Barat ke Timur dengan puncak tertinggi pada Gunung

33

Betung sebelah Barat dan Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok

disebelah Timur. Topografi tiap-tiap wilayah di Kota Bandar Lampung antara lain

wilayah pantai terdapat disekitar Teluk Betung dan Panjang dan pulau di bagian

Selatan, wilayah landai/dataran terdapat disekitar Kedaton dan Sukarame di

bagian Utara, wilayah perbukitan terdapat di sekitar Telukbetung bagian Utara,

wilayah dataran tinggi dan sedikit bergunung terdapat disekitar Tanjung Karang

bagian Barat yaitu wilayah Gunung Betung, Sukadana Ham dan Gunung Di Balau

serta perbukitan Batu Serampok di bagian Timur.

Kota merupakan wadah bagi penduduk dalam melakukan segala kegiatannya.

Penduduk Kota Bandar Lampung memiliki tingkat mobilitas yang cukup tinggi

khususnya pada daerah pusat kota. Jumlah penduduk Kota Bandar Lampung

tahun 2012 sebanyak 1.446.160 jiwa. Dengan Peraturan Daerah Kota Bandar

Lampung Nomor 4 tahun 2012 tentang Penataan dan Pembentukan Kecamatan

dan Kelurahan, dilakukan penataan 28 kelurahan baru dan 7 kecamatan baru,

penataan kelurahan dari 98 kelurahan menjadi 126 kelurahan dan penataan

kecamatan dari 13 kecamatan menjadi 20 kecamatan diantaranya Kedaton,

Sukarame, Tanjung Karang Barat, Panjang, Tanjung Karang Timur, Tanjung

Karang Pusat, Teluk betung Selatan, Teluk betung Barat, Teluk betung Utara,

Rajabasa, Tanjung Senang, Sukabumi, Kemiling, Labuhan Ratu, Way Halim,

Langkapura, Enggal, Kedamaian, Teluk betung Timur dan Bumi Waras.

Kota Bandar Lampung mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan

antara lain disektor perkebunan dengan komoditi utama yang dihasilkan berupa

cengkeh, kakao, kopi robusta, kelapa dalam dan kelapa hibrida. Kontributor utama

34

perekonomian daerah ini adalah sektor industri pengolahan. Terdapat berbagai

industri yang bahan bakunya berasal dari lahan tanaman dan perkebunan. Industri

tersebut sebagian besar merupakan industri rumah tangga yang mengolah kopi,

pisang menjadi keripik pisang dan lada. Hasil industri ini kemudian menjadi

komoditi perdagangan dan ekspor. Perdagangan menjadi tumpuan mata

pencaharian penduduk setelah pertanian.

Keberadaan infrastruktur berupa jalan darat yang memadai akan lebih

memudahkan para pedagang utuk berinteraksi sehingga memperlancar baik arus

barang maupun jasa. Sebagai kota yang bergerak menuju kota metropolitan,

Bandar Lampung menjadi pusat kegiatan perekonomian di daerah Lampung.

Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang jasa, industri, dan

perdagangan.

B. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling

Kecamatan Kemiling merupakan kecamatan hasil pemekaran dari Kecamatan

Tanjung Karang Barat, yang berdasarkan pada peraturan daerah Nomor 4 tahun

2001 Tanggal 3 Oktober 2001 tentang Pembangunan, Penghapusan dan

Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bandar Lampung. Secara geografis

Kecamatan Kemiling sebagian besar daerahnya datar sampai dengan berombak

60%, berombak sampai dengan berbukit 25%, berbukit sampai dengan bergunung

15%, adapun sisanya 15% merupakan wilayah dengan ketinggian 450 meter di

atas permukaan laut. Kecamatan Kemiling merupakan bagian wilayah Kota

35

Bandar Lampung yang berpenduduk lebih kurang 56.375 jiwa. Pada tahun 2012

luas wilayah sebesar 2.765 Ha. Adapun batas wilayah Kecamatan Kemiling

adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Raja Basa

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Utara

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Karang Barat

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedong Tataan Pesawaran

Kecamatan Kemiling secara topografi mempunyai wilayah yang bergunung

terutama dibagian sebelah barat dan hampir 30% dari luas wilayahnya merupakan

daerah pemukiman. Kecamatan Kemiling termasuk wilayah yang beriklim tropis

dengan curah hujan rata-rata 2000 mm s/d 3000 mm/tahun, dengan suhu rata-rata

25 30oC.

Struktur tanah di Kecamatan Kemiling berwarna merah kehitaman yang sangat

cocok untuk pengembangan pertanian terutama jenis palawija dan sayur-sayuran.

Luas daerah Kecamatan Kemiling adalah seluas kurang lebih 2.765 Hektar, yang

terdiri dari 213,5 Hektar tanah sawah, 536,5 Hektar tanah kering (bukan sawah),

hutan seluas 360 Hektar, areal perkebunan seluas 577 Hektar, dan selebihnya

seluas 1002,7 Hektar dipergunakan untuk kepentingan umum dan kepentingan-

kepentingan lainnya.

Pada tahun 2012, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04

Tahun 2012, tentang Penataan dan Pembentukan Kelurahan dan Kecamatan,

wilayah Kecamatan Kemiling dibagi menjadi 9 (sembilan) kelurahan, yaitu:

Sumber Agung, Kedaung, Pinang Jaya, Beringin Raya, Sumber Rejo, Kemiling

36

Permai, Sumber Rejo Sejahtera, Beringin Jaya dan Kemiling Raya. Luas wilayah

Kecamatan Kemiling yaitu 25,03km2 dengan jumlah penduduk laki-laki mencapai

36.403 jiwa dan perempuan 36.178 jiwa (BPS, 2013).

Luas wilayah terbesar yaitu Kelurahan Kedaung sebesar 6,52 km dengan jumlah

penduduk 1.223 jiwa dan Sumber Agung sebesar 4,98 km dengan jumlah

penduduk 3.101 jiwa, sedangkan luas wilayah terkecil yaitu Kelurahan Kemiling

Permai sebesar 1,00 km dengan jumlah penduduk 11.934 jiwa. Komposisi

penduduk dilihat dari tingkat pendidikan di Kecamatan Kemiling pada tahun 2013

terdapat 3.294 jiwa penduduk yang belum sekolah, sebanyak 4.072 jiwa tidak

tamat SD, 13.985 jiwa tamat SD, 12.318 jiwa tamat SMP, 15.326 jiwa tamat

SMA, pendidikan Diploma (D1,D2,D3) sebanyak 5.553 jiwa dan pendidikan

Sarjana sebanyak 5.976 jiwa.

Kota Bandar Lampung sebagai ibu kota Provinsi Lampung, selain sebagai pusat

kegiatan pemerinlahan, sosial, politik, pendidikan dan kebudayaan, juga sebagai

pusat kegiatan perekonomian di Provinsi Lampung sehingga memiliki potensi

besar untuk dijadikan sasaran urbanisasi para pencari kerja. Kecamatan Kemiling

merupakan salah satu wilayah yang terdapat di Bandar Lampung sehingga dapat

dikatakan kondisi perekonomian di Kecamatan Kemiling sudah cukup baik. Salah

satu sektor yang berperan penting dalam menunjang potensi ekonomi masyarakat

di Kecamatan Kemiling yaitu sektor pertanian, sebagian besar masyarakat hidup

pada bidang pertanian yang mencakup perkebunan, kehutanan, perikanan dan

peternakan.

37

Dari 9 sektor lapangan usaha yang ada di Kecamatan Kemiling, sektor pertanian

memberikan sumbangan terbesar sebanyak 30,53 persen, diikuti sektor

pengangkutan dan komunikasi 20,18 persen, sector jasa - jasa 12,73 persen, sektor

bangunan 12,58 persen, sektor perdagangan, restoran, dan perhotelan 8,47 persen,

sektor keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan 7,89 persen, sektor

industri 6,48 persen, sektor listrik gas dan air bersih 1,14 persen, sedangkan sektor

pertambangan dan penggalian tidak ada. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa

potensi ekonomi pada bidang pertanian masih diandalkan didaerah tersebut yang

mencakup kegiatan perkebunan, kehutanan, tanaman pangan, perikanan dan

peternakan, termasuk di bidang kehutanan salah satunya budidaya sengon yang

dijadikan salah satu alternatif bagi petani setempat sabagai sumber penghasilan

mereka.

C. Gambaran Umum Kelurahan Kemiling Raya

Kelurahan Kemiling Raya memiliki luas administrasi lahan sebesar 1,14 km2.

Wilayah administrasi Kelurahan Kemiling Raya berbatasan dengan:

1. Sebelah utara: Kecamatan Rajabasa

2. Sebelah selatan: Kelurahan Sumberejo

3. Sebelah timur: Kelurahan Sumberejo Sejahtera

4. Sebelah barat: Kelurahan Kemiling Permai

Secara administrasi, Kelurahan Kemiling Raya merupakan bagian dari Kecamatan

Kemiling. Jarak ke ibu kota kecamatan 0,5 km, jika ditempuh dengan kendaraan

bermotor lama jarak tempuh ibu kota kecamatan yakni 5 menit. Sedangkan jika

ditempuh dengan jalan atau tidak bekendaraan lama jarak tempuh ke ibu kota

kecamatan yakni 15 menit, sedangkan jarak antara Kelurahan Kemiling Raya ke

38

ibu kota kabupaten adalah 12 Km yang akan membutuhkan waktu kurang lebih 30

menit. Jumlah penduduk Kelurahan Kemiling Raya adalah 6.367 orang, dengan

data tersebut maka kelurahan ini merupakan atau termasuk dalam kategori desa

dengan jumlah penduduk yang besar dengan kepadatan 5.585/km2

D. Gambaran Umum Posyandu Lansia Bougenvil

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti tentang kegiatan Posyandu Lansia

Bougenvil yang berdiri sejak tahun 2013 diuraikan sebagai berikut:

a. Jumlah kader: 4 orang

b. Lama kader bekerja: 5 tahun

c. Jumlah lansia: 200 orang

d. Frekuensi kegiatan: > 12 kali dalam setahun

e. Kehadiran kader: > 3 orang

f. Cakupan pelayanan kesehatan: >25%

g. Kegiatan penunjang: > 2 jenis

h. Jenis kegiatan penunjang: senam lansia, jalan sehat, bimbingan rohani

i. Pendanaan: sumbangan masyarakat dan sumbangan puskesmas induk

j. Pelatihan kader: belum ada

k. Tenaga kesehatan: 3 orang

Pada posyandu Posyandu Lansia Bougenvil terdapat : meja 1 telah dilakukan

semua kegiatan. Semua kegiatan di meja 2 telah dilakukan dengan baik termasuk

penghitungan IMT lansia. Meja 3 semua kegiatan dilaksanakan termasuk

melakukan pemeriksaan dan pengobatan gangguan infeksi pada lansia yang

datang ke posyandu, melakukan pemeriksaan dan pengobatan gula darah dan

gangguan intelektual pada lansia yang datang ke posyandu. Meja 4 hanya

39

dilakukan pengukuran kadar Hb. Meja 5 semua kegiatan dilakukan termasuk

memberikan informasi tentang pendampingan pada lansia yang datang ke

posyandu.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disampaikan diatas maka

dapat disimpulkan bahwa:

1. Bentuk pelayanan yang dilakukan kader kesehatan di posyandu Bougenvil

adalah:

a. Dalam persiapan pelayanan kesehatan

Persiapan yang dilakukan oleh kader kesehatan dalam menggerakkan

masyarakat lansia untuk ikut kegiatan posyandu telah berjalan dengan

cara megajak lansia untuk datang ke posyandu melalui acara pengajian

dan arisan. Hal ini tidak maksimal menggerakkan para lansia, sehingga

perlu dilaksanakan dengan sistem yang lebih masal sehingga kegiatan

tersebut berdampak pada kesadaran lansia untuk menghadiri kegiatan

posyandu.

b. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan

Pelaksanaan pelayanan dilakukan dengan sistem 5 meja namun kader dan

petugas kesehatan yang seharusnya memberikan pelayanan dengan prima

masih terganggu dengan kader dan petugas kesehatan yang tidak hadir

dalam pelaksanaan pelayanan.

73

c. Dalam evaluasi pelayanan kesehatan

Evaluasi peran kader kesehatan dalam pelayanan kesehatan lansia pada

Posyandu Lansia Bougenvil sudah dilaksanakan sesuai dengan aturan

yang ada. Namun dampak terhadap peserta pelayanan kesehatan di

posyandu tidak ada.

d. Dalam pelayanan informasi, edukasi dan motivasi kesehatan

Pelayanan informasi, edukasi dan motivasi kesehatan di Posyandu Lansia

Bougenvil yang dilakukan oleh kader kesehatan belum berjalan efektif.

Hal ini dikarenakan dalam memberikan pelayanan informasi, edukasi dan

motivasi hanya dilakukan pada saat kegiatan posyandu dilaksanakan

yang diikuti para peserta yang hadir, sedangkan yang tidak hadir tidak

mengetahui apa yang disampaikan kader kesehatan dalam kegiatan

tersebut.

2. Faktor pendukung dan penghambat

a. Faktor Pendukung

Pada pelaksanaan Posyandu Lansia Bougenvil terdiri dari: adanya respon

positif lanjut usia pada kegiatan posyandu yaitu lansia merasa senang dan

selalu mengikuti kegiatan-kegiatan Posyandu Lansia Bougenvil,

dukungan dari tokoh masyarakat seperti RT/LK dan Kelurahan,.

b. Faktos penghambat

Kurangnya kerjasama dan komunikasi antar kader kesehatan, kebijakan

baru dari Puskesmas untuk mendatangkan tenaga dokter setiap 3 bulan

sekali.

74

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas, penulis menyampaikan saran

sebagai berikut:

1. Diharapkan adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antar kader

kesehatan untuk meningkatkan pelayanan serta diharapkan adanya

kebijakan baru dari Puskesmas untuk mendatangkan tenaga dokter setiap 1

bulan sekali.

2. Bagi seluruh lansia diharapkan bisa mengikuti kegiatan posyandu agar

mendapatkan manfaat dari semua kegiatan yang diselenggarakan posyandu

Bougenvil.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

___________________(2010). Buku Profil Penduduk Lanjut Usia 2011. Jakarta:

Komnas Lansia. 2 Februari 2018 jam 21.00 WIB

Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Depkes RI. 2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas

Kesehatan. Jakarta : Depkes RI

Depkes RI. 2006. Pedoman Pelatihan Kader Kelompok Usia Lanjut Bagi Petugas

Kesehatan. Jakarta: Direktorat Kesehatan Keluarga

Dirjen Pembinaan Kesehatan Keluarga, 1992, Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia

Lanjut Bagi Petugas Kesehatan, Depkes, Jakarta

Edhy Sutanta. (2003). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Pedoman Pelayanan Kegiatan

Kesehatan di Kelompok Lanjut Usia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia

Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat

Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Soerjono Soekanto. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Yazid. 1999. Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi UII

Jurnal

Argyo Demartoto. (2006). Pelayanan Sosial Non Panti Bagi Lansia.Surakarta:

Sebelas Maret University Press

Kartika Ratna Pertiwi. Yandu Lansia. Jurdik Biologi FMIPA UNY Yogyakarta.

http://staff.uny.ac.id/. Di akses pada 1 Februari 2018

Nurhaida.(2012). Pengaruh Peran Keluarga Dan Kader Lansia Terhadap

Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah

Kecamatan Percut Sei Tuan [tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara. USU e-

Repository. 2 Februari 2018 jam 22.30 WIB

Zulkifli. 2003. Posyandu dan KaderKesehatan

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-zulkifli.pdf, diakses taggal 17 Maret

2018

Website

Badan Pusat Statistik Bandar Lampung, (2007). Statistik indonesia Tahun 2007.

Lampung : Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, (2010). Statistik indonesia Tahun 2010.

Lampung : Badan Pusat Statistik

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Pedoman Pelayanan Kesehatan

Lanjut Usia di Puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Komisi Nasional Lanjut Usia. 2010. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut

Usia. Jakarta

WHO. 1998. Informasi Kesehatan. www.infokes.com