Upload
riny-fajarwani
View
88
Download
15
Embed Size (px)
DESCRIPTION
imunisasi
Citation preview
IMUNISASI DAN VAKSINASI
Sejahtera Bersama di tahun 2015 melalui MDGs
8 tujuan telah menjadi target RPJM dan RPJM, harus kita sukseskan sebagai komitmen dalam mensejahterakan rakyat
11/24/11
11/24/11
Target 4 A : Menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya, antara 1990 dan 2015.
Indikator : Persentase anak di bawah satu tahun yang diimunisasi campak.
KEPMENKES no:KEPMENKES no:1611/MENKES/SK1611/MENKES/SK
/XI/2005/XI/2005tentangtentang
PedomanPedomanPenyelenggaraanPenyelenggaraan
Program ImunisasiProgram Imunisasi
KEPMENKES no:KEPMENKES no:1626/MENKES/SK1626/MENKES/SK/XII/2005/XII/2005tentangtentangPedomanPedomanPemantauan danPemantauan danPenanggulanganPenanggulanganKejadian IkutanKejadian IkutanPasca ImunisasiPasca Imunisasi
Landasan Landasan HukumHukum
PENGERTIANImunisasi : Suatu usaha utk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif thd suatu penyakit, sehingga bila terpapar dgn penyakit tsb tidak akan sakit atau sakit ringan
Respon Kebal Normal & vaksin
Sistem Biologi
VAKSINASIPemikiran dan Praktik Awal
Edward Jenner & Louis Pasteur (Abad ke-18) .Mereka mengamati bahwa sejumlah penyakit
disebabkan mikroba dan orang-orang yang mampu bertahan dari serangan penyakit oleh mikroba ini menjadi tahan terhadap wabah berikutnya.
Penguatan Ilmiah: Penemuan Mikroskop (Antonie van
Leeuwenhouk). Postulat Koch (Robert Koch, Abad ke-19).
VAKSINASIPemikiran dan Praktik Awal
Edward Jenner & Louis Pasteur (Abad ke-18) .Mereka mengamati bahwa sejumlah penyakit
disebabkan mikroba dan orang-orang yang mampu bertahan dari serangan penyakit oleh mikroba ini menjadi tahan terhadap wabah berikutnya.
Penguatan Ilmiah: Penemuan Mikroskop (Antonie van
Leeuwenhouk). Postulat Koch (Robert Koch, Abad ke-19).
Tujuan Program ImunisasiTujuan Program Imunisasi
Menurunkan kesakitan & kematian akibat Penyakit-
penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Mengapa imunisasi?upaya
pencegahan paling cost effective
selain dapat mencegah penyakit bagi diri sendiri tetapi juga dapat
melindungi orang disekitarnya
Menggunakan vaksin produksi dlm negeri sesuai standar aman
WHO
Herd immunityHerd immunity
Vaksin hidup mencegah infeksiVaksin hidup mencegah infeksi Mencegah penyakitMencegah penyakit
Mencegah transmisi penularanMencegah transmisi penularan di masyarakatdi masyarakat
Cakupan imunisasi
> 80%
KEKEBALAN KOMUNITASKEKEBALAN KOMUNITAS(herd immunity)(herd immunity)
Salah satu persoalan yang sering dipermasalahkan mengenai kehalalan vaksin adalah digunakannya enzym tripsin dari babi selama pembuatan beberapa jenis vaksin tertentu.
Seringkali masalahnya ada pada perbedaan persepsi. Sebagian besar orang mengira bahwa proses pembuatan vaksin itu seperti orang membuat puyer. Bahan-bahan yang ada semua dicampur jadi satu, termasuk yang mengandung babi, dan kemudian digerus menjadi vaksin.
Hal semacam ini adalah persepsi keliru mengenai proses pembuatan vaksin di era modern ini. Bila prosesnya demikian sudah tentu hukum vaksin menjadi haram.
Alur Produksi Vaksin Pada Umumnya
Namun sebenarnya proses pembuatan vaksin di era modern ini amatlah kompleks.
Ada beberapa tahapan, dan tidak ada proses seperti menggerus puyer tadi.
Enzym tripsin babi digunakan sebagai katalisator untuk memecah protein menjadi peptida dan asam amino yang menjadi bahan makanan kuman.
Kuman tersebut setelah dibiakkan kemudian dilakukan fermentasi dan diambil polisakarida sebagai antigen bahan pembentuk vaksin.
Alur Produksi Vaksin Pada Umumnya
Selanjutnya dilakukan proses purifikasi, yang mencapai pengenceran 1/67,5 milyar kali sampai akhirnya terbentuk produk vaksin.
Pada hasil akhir proses sama sekali tidak terdapat bahan-bahan yang mengandung babi. Bahkan antigen vaksin ini sama sekali tidak bersinggungan dengan babi baik secara langsung maupun tidak.
Dengan demikian isu bahwa vaksin mengandung babi menjadi sangat tidak relevan dan isu semacam itu timbul karena persepsi yang keliru pada tahapan proses pembuatan vaksin.
Alur Produksi Vaksin Pada Umumnya
Data Uji
Klinis / PMS
Proses Produksi VaksinKualitas
Prima(Thoyib)
2. Kultivasi
1. Persiapan seed
6. Formulasi
7. Filling & Packaging
4. inaktivasi
5. Pemurnian3. Panen
Alur Produksi Vaksin Pada Umumnya
Mesjid An-Nuur Bio Farma
98% muslim
1000 karyawan
Sholat fardhu, sholat Jum’at, sholat Ied, ceramah mingguan, ceramah bulanan,
beasiswa
Suplai Vaksin
DalamNegeri Luar Negeri
Bio Farma
BIAS
BINRutin
Program Pemerintah
SistemManajemenTerintegrasi
CPOB
GMP
GLP
GCP
GDPISO
9001 ISO 14001
OHSAS 18001
GCG
ERM
CSR
SertifikasiISO-OHSAS
PQ-WHO
SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI
Benua Amerika 16 negara; Benua Eropa 8 negara; Benua Asia 37 negara; Benua Afrika 49 negara Benua Australia & Oceania 7 negara
Meliputi 117 negara (data 2011)
PRIMANIYARTA2010, 2011
(Eksportir Berkinerja)
Peranan Bio Farma DalamKisah Sukses Vaksin Cacar Api
Kasus terakhir tahun 1977Eradikasi pada tahun 1979
Peranan Bio Farma dalam Kisah Sukses Vaksin Polio
Sumber: CDC & WHO
2012, 88 cases, 3 endemic countries
BF suplai 2/3
kebutuhan
vaksin polio
dunia
Ekspor Vaksin Polio ke Negara Islam
No Country1234567
Burkina FasoChadCote D’lvoireGambiaGuineaMaliMauritania
91011
NigeriaSenegalSierra Leone
8 Niger
No CountryABCDEFG
AlgeriaCote D’lvoireGuineaMalaysiaMozambiqueTunisiaTurkey
= Unicef
= Bilateral
Bio Farma mensuplai 2/3 kebutuhan dunia
Peranan Bio Farma dalam Kisah Sukses Vaksin Tetanus
Sumber WHO
Indonesia ekspor ke Malaysia,
Bhutan, Thailand, Nigeria, UNICEF
Proses Pengembangan Vaksin
12-20 tahun
PERKEMBANGAN PENGELOMPOKAN VAKSIN
Pengelompokan dulu: Vaksin Bakteri.Vaksin Virus.
Pengelompokan sekarang: Vaksin peka panas / Heat-Sensitive (HS) a.l. :
BCG, Campak, Polio.Vaksin peka pembekuan / Freeze-Sensitive (FS) a.l. : DPT, DT, TT, Hep B, HiB, IPV, Pneumococ, HPV
Monovalent vs Multivalent
Perkembangan saat ini sudah >6 antigen dalam 1 presentasiDi Indonesia sudah menggunakan tetravalen DPT-HB dan akan menggunakan pentavalen DPT-HB-Hib (2012)Dengan vaksin kombinasi:
suntikan berkurang;kontak berkurang;perlu meningkatkan pemantauan KIPI
PERKEMBANGAN KEMASAN VAKSIN
PERKEMBANGAN VAKSIN(1)
Stabilitas vaksin di luar rantai dingin pada suhu +37oC:
Polio VVM2 Min 2 hariDPT VVM14 Min 14 hari
Hep B & TT VVM30 Min 30 hariCampak & BCG VVM7 Min 7 hari
Vaksin semakin tahan panas.
KERUSAKAN VAKSIN AKIBAT PAPARAN KERUSAKAN VAKSIN AKIBAT PAPARAN SUHUSUHU
VAKSINVAKSIN SUHUSUHU BERTAHANBERTAHAN
FSFSHep. BHep. B -0,5-0,500CC Max ½ jamMax ½ jamDPT, TT, DTDPT, TT, DT -5-500C s/d -C s/d -
101000CCMax 1,5-2 Max 1,5-2 jamjam
DPTDPTBeberapa Beberapa 00C di atas C di atas suhu kamar suhu kamar (<34(<3400C)C)
14 hari14 hariHep.B & TTHep.B & TT 30 hari30 hari
HSHSPolioPolio 2 hari2 hariCampak & Campak & BCGBCG
7 hari7 hari
SEMUA VAKSIN AKAN RUSAK SEMUA VAKSIN AKAN RUSAK BILA TERKENA :BILA TERKENA := SINAR MATAHARI LANGSUNG = SINAR MATAHARI LANGSUNG = SINAR ULTRA VIOLET= SINAR ULTRA VIOLET
PEMBEKUAN (paparan < 0ºC) PEMBEKUAN (paparan < 0ºC) AKAN MERUSAK VAKSIN AKAN MERUSAK VAKSIN FSFS
KEPEKAAN VAKSINKEPEKAAN VAKSIN
PAPARAN PANAS BERLEBIH AKAN PAPARAN PANAS BERLEBIH AKAN MERUSAK VAKSIN MERUSAK VAKSIN HSHS
PENGGOLONGAN BERDASARKANPENGGOLONGAN BERDASARKANASAL ANTIGEN ASAL ANTIGEN 1.1. Bibit penyakit yang dilemahkan (Bibit penyakit yang dilemahkan (live live
attenuatedattenuated)) Virus : Polio (OPV), Campak, Yellow Virus : Polio (OPV), Campak, Yellow
FeverFever Bakteri: BCGBakteri: BCG
2.2. Bibit penyakit yang dimatikan (Bibit penyakit yang dimatikan (inactivated)inactivated) Seluruh partikel diambil:Seluruh partikel diambil:
Virus : IPV (Inactivated Polio Virus : IPV (Inactivated Polio Vaccine), RabiesVaccine), Rabies
Bakteri : PertusisBakteri : Pertusis
Penggolongan berdasarkan Penggolongan berdasarkan sensitivitas terhadap suhusensitivitas terhadap suhu
FSFS(Freeze (Freeze
Sensitive)Sensitive)tidak tahan tidak tahan
beku /peka-bekubeku /peka-beku
Golongan vaksin Golongan vaksin yang akan rusak yang akan rusak terhadap suhu terhadap suhu dingin <0dingin <000C C (beku) (beku)
Hepatitis BHepatitis BDPTDPTDPT/HBDPT/HBDTDTTTTT HibHib
HSHS(Heat Sensitive)(Heat Sensitive)
tidak tahan tidak tahan panaspanas
Golongan vaksin Golongan vaksin yang akan yang akan rusak terhadap rusak terhadap paparan panas paparan panas yang berlebih yang berlebih (>34(>3400C)C)
BCGBCGPOLIOPOLIOCAMPAKCAMPAK
JENIS VAKSIN (Imunisasi dasar saat ini)
1.BCG2.DPT/HB3. TT4. DT5.Polio6.Campak7.Hepatitis B8.Td9. (Hib/Haemophylus Influenza
tipe B)
VAKSIN BCGVAKSIN BCG
Vaksin bentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain Paris no. 1173.P2.
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa
Vaksin BCG Strain Paris
Vaksin hidup bentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis strain Danish 1331yang sudah dilemahkan.
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa
Vaksin BCG Strain Danish 1331
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B
VAKSIN DPT-HBVaksin mengandung DPT berupa Toxoid Difteri dan Toxoid Tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin Hepatitis B yg merupakan sub unit vaksin virus yg mengandung HBsAg murni dan bersifat non infectious.
VAKSIN TT
Indikasi : Untuk pemberian Kekebalan aktif terhadap tetanus
Vaksin yg mengandung Toxoid Tetanus yg telah dimurnikan dan terabsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet.
VAKSIN DT
Indikasi :Untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus
Vaksin yang mengandung toxoid difteri dan tetanus yg telah dimurnikan
VAKSIN POLIO (Oral Polio Vaccine)
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis
Vaksin Polio Trivalent yg terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yg sudah dilemahkan.
VAKSIN CAMPAKVAKSIN CAMPAK
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak
Vaksin virus hidup yang dilemahkan, setiap dosis mengandung tidak kurang dari 1000 infectife unit virus strain CAM 70 dan tdk lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erythromycin.
VAKSIN HEPATITIS B
Indikasi : Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B. oleh virus hepatitis B. Diperuntukkan untuk HB 0/birth doseDiperuntukkan untuk HB 0/birth dose
Vaksin Virus recombinan yg telah diinaktivasikan dan bersifat non – infectious berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi
MASA SIMPAN VAKSIN
VAKSINVAKSIN SUHU SUHU PENYIMPANANPENYIMPANAN UMUR VAKSINUMUR VAKSIN
FSFSHEP. BHEP. B
+2+200C s/d +8C s/d +800CC
26 bulan26 bulanDPT/HBDPT/HB 2 tahun2 tahunDPTDPT 2 tahun2 tahunDTDT 2 tahun2 tahunTTTT 2 tahun2 tahun
HSHSBCGBCG +2+200C s/d +8C s/d +800CC
-15-1500C s/d -25C s/d -2500CC 1 tahun1 tahun
POLIOPOLIO +2+200C s/d +8C s/d +800CC-15-1500C s/d -25C s/d -2500CC
6 bulan6 bulan2 tahun2 tahun
CAMPAKCAMPAK +2+200C s/d +8C s/d +800CC-15-1500C s/d -25C s/d -2500CC 2 tahun2 tahun
Pelarut BCGPelarut BCG +2+200C s/d suhu C s/d suhu kamarkamar 4 tahun4 tahunPelarut CampakPelarut Campak
PASTIKAN PELARUT VAKSIN PASTIKAN PELARUT VAKSIN TIDAK TERTUKAR ANTARA BCG TIDAK TERTUKAR ANTARA BCG DAN CAMPAKDAN CAMPAK
PASTIKAN VAKSIN DAN PELARUTNYA PASTIKAN VAKSIN DAN PELARUTNYA BERASAL DARI PABRIK YANG SAMABERASAL DARI PABRIK YANG SAMA
PELARUT CAMPAK DAN BCG TIDAK BOLEH BEKU
PELARUT VAKSINPELARUT VAKSIN
PENGGUNAAN VAKSIN YANG TELAH DIBUKA (OPEN VIAL POLICY) DI PELAYANAN STATIS (PUSK, RS, RB)
VAKSIN MASA PEMAKAIANHEP. B (Uniject) Satu dosisBCG 3 jamPOLIO 2 mingguDPT 4 mingguDPT/HB 4 mingguCAMPAK 6 jamDT 4 mingguTT 4 minggu
Dengan syarat: Belum Exp (Kadaluarsa), Vaksin disimpan dalam +2°C – +8°C Tidak pernah terendam air Sterilitas terjaga VVM A atau B Pada botol ditulis tanggal mulai dipakai
Pada pelayanan dinamis (posyandu, dll) tidak boleh dipergunakan kembali
0-7 hr
9 Bulan
-BCG-Polio 1
-DPT/HB 1-Polio 2 -DPT/HB 2
-Polio 3 -DPT/HB 3-Polio 4 CAMP
AK
1 Bulan
2 Bulan
3 Bulan
4 Bulan
Cara dan lokasi penyuntikanVaksinVaksin BCGBCG DPT/HBDPT/HB CampakCampak PolioPolio HB UnijectHB Uniject
Tempat Tempat suntikansuntikan
Lengan Lengan kanan atas kanan atas luarluar
Paha tengah Paha tengah bagian luarbagian luar
Lengan Lengan Kiri AtasKiri Atas
MulutMulut Paha sebelah Paha sebelah kanan bagian kanan bagian tengah luartengah luar
Cara Cara PenyuntikanPenyuntikan
IntrakutanIntrakutan IntramuskularIntramuskular Sub KutanSub Kutan DiteteskanDiteteskan IntramuskularIntramuskular
DosisDosis 0.05 cc0.05 cc 0.5 cc0.5 cc 0.5 cc0.5 cc 2 tetes2 tetes 0.5 cc0.5 cc
Bab 2 Pelayanan Imunisasi53
Tehnik Penyuntikan
Bab 2 Pelayanan Imunisasi54
Imunisasi Dasar LengkapUsia 9 Bulan
1 SD 2 SD 3 SD
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
Jadwal Imunisasi Pada WUS
5656
INDONESIA TELAH BERHASIL MEMVALIDASI STATUS
ELIMINASI TETANUS MATERNAL DAN NEONATUS DI 3 REGIONAL YAITU JAWA-BALI, SUMATERA, DAN SULAWESI-KALIMANTAN-
NUSA TENGGARA
PD3I TERDIRI DARI
TuberculosisDiphtheriaPertussisTetanusPolioMeasles
Rubella/MumpsHepatitis BHaemophilus influenzae
type B (Hib)Yellow FeverPneumococcus,
Rotavirus, Human Papillomavirus (HPV)
Tuberculosis
Polio
Difteri
Pertusis
Tetanus
Yang menjadi target program imunisasi di Indonesia ialah :
Campak
PD3IPD3I
Hepatitis B
Penyakit yg Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Tuberculosis
Polio Tetanus
Pertusis
Campak
Difteri
Hepatitis B
Gejala:- -
Tuberkulosis (TB/TBC)
Gejala:- Badan lemah- Berat badan menurun- Demam- Berkeringat malam hari - Batuk terus menerus - Nyeri dada- Kadang – kadang batuk darah
-Imunisasi : BCG
Disebabkan Mycobacterium Tuberculosa
TUBERKULOSIS (TBC)
P O L I O Gejala:- Lumpuh Layu akut - Pada anak berumur
< 15 Tahun
- Demam dan nyeri otot
- Kematian bisa terjadi karena kelumpuhan otot pernapasan- Penyebaran melalui tinja yg terkontaminasi
-Imunisasi : Polio
Kasus Polio di Lebak ( 102 Kasus ) thn 2005-2006
KASUS LUMPUH
POLIO
CACAT MENETAP
Rojudin, Campang Way Handak, lumpuh tgl 28-05-05Foto 03-07-’05
Kasus Polio
Cacad Menetap
CAKUPAN IMUNISASI Polio4 PER KABUPATEN/KOTAs/d Oktober 2012
CAMPAK
Gejala :- Demam, - Bercak kemerahan , - Batuk, pilek, - Conjunctivitis (mata merah) - Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ketubuh dan tangan serta kaki.
Imunisasi : Campak
Disebabkan oleh Virus Myxovirus Viridae Measles
Definisi Kasus Campak
Suspek campak:Demam + Rash + salah satu dari Batuk, Pilek/Beringus atau Conjunctivitis
Konfirm Lab:Suspek campak dengan hasil lab. IgM [+], tidak sedang mendapat imunisasi (4–8 minggu yl)
CampakPenyebab Utama Kematian Anak
M E A S L E S 2
1.6 juta kematian anak pada th
2000 disebabkan oleh PD3I
Measles48%
(777,000 deaths)
Yellow Fever2% Hib
22%
NeonatalTetanus12%
Diphtheria0.2%Pertussi
s16%
CAMPAK
Komplikasi Campak
M E A S L E S 10Encephalitis
0,1%
Komplikasi Campak
M E A S L E S 8
Pnemonia 2-27% CFR 56-86% ( difisiensi Vit.A & sistem kekebalan rendah
Diare 8-15% , Otitis Media 7-15%
Menuju EliminasiTarget Pengendalian Campak by 2015(WHA , May 2010)
Cakupan dosis 1 MCV >90 % secara nasional
dan minimal 80% di semua kabupaten
Menurunkan angka insiden campak <5/1 juta penduduk.
Menurunkan angka kematian campak minimal 95 % dibandingkan tahun 2000.
Eliminasi (Definisi)(Regional consultation on Measles , SEARO, New Delhi, 25 – 27 August 2009 & WHA, May 2010)
Tidak ditemukan wilayah endemis campak selama >12 bulan , dengan pelaksanaan surveillance campak yang adekuat.
Endemis Campak : Disuatu wilayah selalu ditemukan kasus campak (Indigenous atau import) selama kurun waktu 12 bulan atau lebih.
Jumlah kasus klinis campak di Aceh , Tahun 2010-2012 (s/d Oktober)
Peta Sebaran Kasus Klinis Campak Kab/Kota Provinsi Aceh
Tahun 2012
Aceh Besar
Kab Pidie
Aceh Jaya
Aceh TengahAceh Barat
Aceh Utara
Kab. Bireuen
T.Tuan
A.Tenggara
Abdya
Aceh Timur
Singkil
Gayo Lues
Nagan Raya
A.Tamiang
Kab Simeulu
Sabang
B.AcehP.Aceh
Lhokseumawe
Langsa
Keterangan :
< 50 kss
B.Meriah
50 – 100 kasus
> 100 kasus
Gambaran Kasus Klinis Campak Berdasarkan Laporan Rutin Menurut Status Vaksinasi Di Aceh Tahun 2012 ( s/d Oktober)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Total kasus 77 179 258 114 119Vaksinasi 7 48 84 35 9
< 1 Th 1-4 Th 5-9 Th 10-14 Th > 15 Th
CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PER KABUPATEN/KOTAs/d Oktober 2012
DIFTERI
Gejala:- Radang tenggorokan,
- Hilang nafsu makan
- Demam ringan,
- Dalam 2-3 hari timbul pseudomembrane putih keabu abuan, tidak mudah
lepas tapi mudah berdarah letak pseudomembrane bisa di larynx, di pharynx
atau di tonsil
Imunisasi: DPT-Hb 1, 2 dan 3
DifteriKuman Penyebab Corynebacterium diphtheriae
Sumber penularan Manusia (Penderita/Carrier)
Cara penularan l Kontak dengan penderita pada masa mempunyai gejala.
l Kontak dengan Carrier (pembawa penyakit)
l Melalui pernafasan (droplet infection, vomite, luka di tangan (difteri kulit)- Mencemari tanah sekitarnya.
Masa gejala 2 – 5 hari
Masa penularan l Dari penderita : 2 – 4 minggu (sejak masa inkubasi)
l Dari Carrier bisa sampai 6 bulan
KASUS DIFTERI
Difteri kulit
83
KASUS DIPHTERI NASIONAL 2011
NO PROVINSI KASUS % MATI CFR (%)
1 JATIM 665 82% 20 3%
2 KALTIM 52
3 JABAR 45 64 BANTEN 12 7 50%5 KALBAR 6 16 SULTRA 4 1 33.3%7 DKI 1 1 100%8 SUMBAR 19 SUMSEL 210 LAMPUNG 111 JATENG 412. KALSEL 113 SULSEL 6 114 SUMUT 2 15 BENGKULU 1 116 BALI 1 117 YOGYA 118 BABEL 1
T O T A L 808
KASUS DIPHTERI NASIONAL 2012 ( 30 April 2012 )
NO PROVINSI KASUS % MATI CFR (%)
1 JATIM 312 83% 8 2.5%
2 KALTIM3 JABAR 74 BANTEN 7 2 5 KALBAR 3 16 SULTRA7 ACEH 4 2 50%8 SUMBAR9 SUMSEL10 LAMPUNG11 JATENG 212. KALSEL 37 5 13%13 SULSEL 714 SUMUT 15 BENGKULU 116 BALI 117 YOGYA18 BABEL 1
T O T A L 379 18
Tahun Jml Sasaran Jml Bayi diimunisasi
Jml Bayi Tidak Diimunisasi Jml Bayi Kebal Jml Bayi
Rentan2008 5000 4500 500 4320 6802009 5050 4510 440 4330 6202010 5100 4600 500 4416 6842011 5150 4620 470 4435 6552012 5200 4700 500 4512 688
Total 25500 22930 2410 22013 3327
ILUSTRASI IMUNITAS POPULASI TERHADAP PENYAKIT DIFTERI
Herd imunity ; 22013/25500 = 89% (masih < 95% )
Rentan terserang Difteri
Top Ten Countries by Number of Unimmunized for DTP3 in 2011
Jumlah Kab/kota,Pusk dan Anak yang belum di imunisasi
CAKUPAN IMUNISASI DPT-Hb3 PER KABUPATEN/KOTAs/d Oktober 2012
TABEL ANALISA BULANAN PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPATTarget Tahunan
(%)
Target kumulatif s/d bulan
Oktober (%)
Target Cakupan DPT/HB (3) (%): 90 75.0
Target Cakupan POLIO4 (%): 90 75.0
Provinsi: ACEH Target Cakupan CAMPAK (%): 82 68.3
Bulan: OKTOBER 10 2012 Per-Tanggal: 11/13/2012 Cakupan kritis/minimal (%) 80 66.7
HIJAU: > % Target kumulatif s/d bulan Oktober KUNING: < % Target kumulatif s/d bulan Oktober, tapi > % Cakupan minimal s/d bulan Oktober MERAH: < % Cakupan minimal s/d bulan Oktober
NO KABUPATEN/KOTASasaran tahunan
bayi
DPT/HB (3) POLIO4 CAMPAK%
Pencapaian s/d bulan Oktober
% Target bulan November
Jumlah bayi yang harus diimunisasi
bulan November
% Pencapaian s/d bulan Oktober
% Target bulan November
Jumlah bayi yang harus diimunisasi
bulan November
% Pencapaian s/d bulan Oktober
% Target bulan November
Jumlah bayi yang harus diimunisasi
bulan November
1 BANDA ACEH 5014 69.0 13.5 678 68.6 13.9 698 67.5 7.6 383
2 SABANG 688 99.0 7.5 52 101.2 7.5 52 95.5 6.8 47
3 ACEH BESAR 7886 61.4 21.1 1663 61.9 20.6 1621 59.3 15.9 1252
4 PIDIE 8507 59.1 23.4 1991 58.3 24.2 2058 57.1 18.1 1539
5 ACEH UTARA 11888 66.8 15.7 1867 68.2 14.3 1702 65.6 9.6 11396 ACEH TIMUR 8089 69.7 12.8 1031 78.2 7.5 607 75.1 6.8 553
7 ACEH TENGAH 3939 81.4 7.5 295 84.5 7.5 295 82.1 6.8 269
8 ACEH TENGGARA 4017 80.2 7.5 301 86.3 7.5 301 76.3 6.8 274
9 ACEH BARAT 3895 69.8 12.7 496 68.1 14.4 559 65.6 9.5 372
10 ACEH SELATAN 4539 62.8 19.7 895 66.5 16.0 726 60.4 14.8 672
11 SIMEULUE 1810 69.1 13.4 243 68.8 13.7 247 72.3 6.8 124
12 BIREUEN 8736 53.6 28.9 2526 52.8 29.7 2591 55.8 19.4 1695
13 SINGKIL 2300 78.4 7.5 173 85.5 7.5 173 79.9 6.8 157
14 ACEH JAYA 1723 93.3 7.5 129 89.7 7.5 129 86.1 6.8 118
15 NAGAN RAYA 3134 62.7 19.8 620 59.5 23.0 722 60.8 14.4 451
16 ACEH BARAT DAYA 2828 80.4 7.5 212 79.2 7.5 212 65.2 9.9 281
17 LHOKSEUMAWE 3841 68.7 13.8 529 69.3 13.2 509 69.7 6.8 262
18 KOTA LANGSA 3342 71.9 10.6 353 74.0 8.5 285 69.9 6.8 228
19 ACEH TAMIANG 5653 81.9 7.5 424 76.8 7.5 424 88.0 6.8 386
20 GAYO LUES 1785 79.7 7.5 134 79.8 7.5 134 72.5 6.8 122
21 BENER MERIAH 2744 91.7 7.5 206 91.8 7.5 206 85.9 6.8 188
22 PIDIE JAYA 2984 63.3 19.2 574 62.9 19.6 585 63.1 12.1 360
23 SUBULUSSALAM 1513 63.9 18.6 281 61.9 20.6 311 66.3 8.9 134
PROVINSI 100855 69.0 15.5 15673 70.0 15.0 15146 68.2 10.9 11005
Untuk menurunkan transmisi dari Difteri (menurunkan angka insidens dan KLB), semua kelompok susceptibles ini harus diimunisasi dalam satu saat .
Diptheria Vaccine
HEPATITIS B
Target Imunisasi 2010-2014
Cakupan UCI Desa per Provinsi di Indonesia Tahun 2009 - 2011
CAK UPAN I M UNI SASI P ROVI NSI ACEH2008 – 2011
BCG DPT-HB 1 POLIO 1 HBO DPT-HB 3 POLIO 4 CAMPAK
2008 80 81 88 26 72 72 702009 84 85 91 44 77 80 792010 89 88 94 57 82 85 812011 95 94 99 69 88 89 86
89 8894
57
82 85 81
95 94 99
69
88 89 86
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Keberhasilan ImunisasiEradikasi penyakit cacar tahun 1974Eliminasi Maternal dan Neonatal
Tetanus di 3 regional (Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Nusa Tenggara)
Tidak dijumpainya lagi kasus polio sejak tahun 2006
Menurunnya angka kematian campak (reduksi campak)
HASIL STUDI DROP OUT DI PULAU JAWATAHUN 2011
HASIL STUDI DROP OUT
DI PULAU JAWATAHUN 2011
PRAKTEK TIDAK MELENGKAPI IMUNISASI DASAR
PERILAKUTIDAK MENGETAHUI
PENTINGNYA MENAMBAH
PENGETAHUANNYASekitar 60% ibu Non FIC
TIDAK MENGETAHUI BAHWA MELINDUNGI KELUARGA
DARI PENYAKIT BERBAHAYA ADALAH TANGGUNG JAWAB
MEREKASekitaR 50% ibu Non FIC
ENGGAN MENGELUARKAN UANG
DAN UPAYA UNTUK KESEHATAN ANAKSekitar 50% ibu Non FIC
HAMBATAN pada ‘DEMAND’
PENGETAHUA NYANG KURANG TENTANG:
RESIKO TIDAK DIIMUNISASI
Sebagian besar tahu ttg penyakit yang dapat dicegah, tetapi tidak tahu sebarapa parah akibat penyakit tsb
IMUNISASI DASAR YANG
DIPERLUKAN26% Ibu Non FIC tidak
tahu jenis imunisasi dasar yang diperlukan.
Mis. DPT-HB and Polio harus 3x dan 4x
DOSIS YANG DIPERLUKAN
Tidak tahu kapan/berapa dosis diperlukan untuk
tiap imunisasiMis. Polio dan DPT-HB
EFEK SAMPING
70% Ibu Non FIC tidak tahu
bahwa efek samping ringan adalah normal
DUKUNGAN DARI
LINGKUNGAN TERDEKATKURANGNYA DUKUNGAN
DARI PASANGAN &
ORANG TUA/MERTUA
44% ibu dari anak yang tidak
terimunisasi lengkap vs 63% ibu
dari anak yang terimunisasi
lengkap
PRAKTEK TIDAK MELENGKAPI IMUNISASI DASAR
VAKSINATORBIDAN TIDAK SEPERTI YANG DIHARAPKAN
< 50% ibu mengatakan mereka dapat dipercaya, tulus, dapat
menjawab pertanyaan2, dan tersedia saat dibutuhkan
KADER TIDAK SEPERTI YANG DIHARAPKAN
< 35% ibu mengatakan mereka dapat dipercaya, tulus, dan dapat
menjawab pertanyaan2, dan melakukan kunjungan rumah
DOKTER TIDAK SEPERTI YANG DIHARAPKAN
< 50% ibu mengatakan mereka dapat dipercaya, tulus, dan dapat
menjawab pertanyaan2
99
LAYANAN
FASILITAS KESEHATANKETERSEDIAAN VAKSIN
Sekitar 50% ibu tidak menyebut bahwa vaksin selalu tersedia
KETERATURAN SESI IMUNISASISekitar 20% ibu
mengatakan bahwa sesi dilakukan
secara tidak reguler tiap bulan di daerah
mereka
WAKTU PEMBERITAHUAN
YANG PENDEK UNTUK SESI IMUNISASI
Sekitar 60% ibu mengatakan
pengumuman diberikan 1 hari sebelum atau
pada pagi hari sebelum sesi imunisasi
SANGAT BERGANTUNG
PADA ‘MULUT KE MULUT’ UTK
PENGUMUMAN SESI IMUNISASI
Sekitar 55% ibu mengatakan bahwa
informasi didapat dari mulut ke mulut
DUKUNGAN DARI ORANG BERPENGARU
HKURANG
DUKUNGAN DARI
Kepala desa dan tokoh
agamaHanyan 31% &
23% ibu dari anak yang tidak
terimunisasi lengkap
mendapat dukungan dari
kades dan tokoh agama
HAMBATAN pada ‘PENYEDIAAN LAYANAN/SUPPLY’
PENDAPAT KURANG POSITIF
TERHADAP LAYANAN
POSYANDU & PUSKESMAS
Sekitar separuh ibu yang disurvei mempunyai pendapat ini
Tahun 2012: Tahun Intensifikasi Imunisasi Rutin
Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional (GAIN UCI):Peningkatan CakupanPemerataan Pelayanan
1. Akses pelayanan imunisasi merupakan hak azasi dan merupakan salah satu unsur penting dalam mencapai target MDGs ke 4 dan 5, karena imunisasi merupakan suatu upaya intervensi yang paling cost effective dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
2. Mengurangi adanya disparitas pencapaian pelayanan imunisasi antar daerah untuk menghilangkan daerah-daerah kantong rawan KLB sehingga kesakitan, kecacatan dan kematian anak dapat dicegah.
3. Kepemimpinan yang kuat akan menghasilkan kebijakan yang reformatif dan efektif dalam memberikan kontribusi bagi peningkatan pencapaian imunisasi. Oleh karena itu komitmen dan usaha yang keras dari seluruh stakeholder sangat diharapkan.
4. Menjadikan Tahun 2012 sebagai Tahun Intensifikasi Imunisasi Rutin.
5. Melaksanakan Kampanye Imunisasi Tambahan Campak dan Polio di 17 Provinsi pada tanggal 18 Oktober s.d 18 November 2011, dengan target pencapaian minimal 95%, sebagai langkah awal dari intensifikasi imunisasi.
6. Pemerintah dan pemerintah daerah akan menyusun dan mengimplementasikan upaya inovatif dan strategis untuk meningkatkan mutu dan pemerataan jangkauan layanan imunisasi sampai ke seluruh wilayah.
7. Dalam pelaksanaan imunisasi harus melibatkan dan membuka dialog yang konstruktif dengan berbagai kalangan antar instansi dan program maupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama untuk peningkatan pelayanan imunisasi.
8. Memanfaatkan sumber daya spesifik lokal dalam perluasan dan pemerataan jangkauan pelayanan imunisasi.
Jakarta 14 Oktober 2011
Dukungan yang diharapkan Penguatan kapasitas dalam pengelolaan program
imunisasi di daerah Peningkatan kapasitas petugas pengelola dan pelaksana imunisasi Pemenuhan kebutuhan sarana, prasarana dan logistik Pembinaan teknis berjenjang dan terus menerus Dukungan sumberdaya (dana dan tenaga), dana operasional untuk
Pelaksanaan program imunisasi di lapangan Pemihakan terhadap penduduk miskin dan daerah sulit Membangun komitmen untuk peningkatan program imunisasi, dan
pelayanan kesehatan pada umumnya. Komunikasi yang intensif, baik dengan pihak donor maupun
kerjasama pusat dan Provinsi
Peningkatan Peran Tokoh Masyarakat, Tokoh agama, LSM, PKK, Swasta dan masyarakat
Peningkatan peran serta masyarakat setempat (TOMA, TOGA, ORMAS)
Peningkatan sosialisasi kepada masyarakat sasaran.
KESEMPATAN DAN PELUANG
Adanya BOK utk operasional Puskesmas dibutuhkan perhitungan khusus untuk menjangkau daerah geografis sulit
20% Kapitasi JKA Adanya integrasi dengan program lain
(Malaria, GKIA, DTPK, Yankes dll) Komitmen International (seperti MDGs)
dan Nasional (INPRES 1 dan 3 TAHUN 2010)
Dukungan dana dari donor internasional (GAVI, WHO, UNICEF dll)
KESIMPULANImunisasi adalah hak anak.Imunisasi adalah untuk kepentingan anak.Imunisasi merupakan upaya paling efektif mencegah dan memutuskan rantai penularan penyakit berbahaya.
Imunisasi tidak hanya berguna untuk diri sendiri tetapi juga berguna bagi orang lain disekitarnya.
Pentingnya dukungan lintas sektor terkait untuk peningkatan cakupan imunisasi.
INGAT !!!! 4 pesan penting yg perlu disampaikan kepada orang tua
Manfaat dari vaksin yang diberikan (contoh: BCG untuk mencegah TBC)
Tanggal imunisasi dan pentingnya KMS disimpan secara aman dan bawa pada saat kunjungan berikut
Apa akibat ringan dapat dialami, cara mengatasi dan tidak perlu khawatir.
Tujuan: minimal 5 kali kontak untuk menyelesaikan semua vaksinasi sebelum HUT 1 tahun.
107