Upload
sayhidoen-cepex
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 Imunologi Dasar 3
1/9
Imunologi Dasar 3
Hipersensitivity & Clinical Appearance
Hipersensitivitas adalah peningkatan sensitivitas terhadap antigen yang pernah dikenal
sebelumnya
merupakanrespon abnormal
Menurut Gell and Coombs dibagi dalam 4 tipe:
a. Reaksi tipe I: Reaksi epat ! reaksi alergi ! reaksi ana"ilaksis
# $imbul segera setelah tubuh terpa%an allergen
# Mekanisme
&. 'a%anan antigen mengakti"kan sel $h( yang merangsang sel ) berkembang
men%adi sel plasma yang memproduksi ig*
(. +elama ter%adi paparan, antibodi immunoglobulin * -Ig* akan di produksi dan
menempel pada sel mast diseluruh tubuh.
7/23/2019 Imunologi Dasar 3
2/9
3. /etika paparan berikutnya -paparan ke#(, antigen menyebabkan pengakti"an Ig*
yang kemudian merangsang sel mast untuk mengeluarkan substansinya -sitokin.4. +alah satu substansi yang dikeluarkan adalah histamin yang menyebabkan
vasodilatasi, perubahan permeabilitas vaskuler, peningkatan produksi mukus, dan
kontraksi berbagai otot halus.
# Mani"estasi khas: ana"ilaksis sistemik dan loal seperti: rhinitis, asma, alergi makanan
# 0lergi adalah reaksi abnormal dari sistem kekebalan tubuh yang ter%adi dalam
menanggapi 1at yang dalam keadaan lain tidak berbahaya
a 0lergi Makanan
Reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan, disebut %uga reaksi simpang
makanan -adverse "ood reation.
Reaksi alergi makanan adalah reaksi simpang makanan akibat respons
imunologik yang abnormal, sedangkan intoleransi makanan akibat mekanisme
non imunologis -bisa karna reaksi "armakologis atau en1im, ontoh: reaksi
"armakologis terhadap ka"ein dalam kopi, tiramin dari ke%u, reaksi metabolik
pada de"isiensi en1im latase
Hygiene $heory : /urangnya pa%anan antigen se2aktu keil meningkatkankemungkinan penyakit alergi
0topy:
# 0na"ilaksis yang loal pada %aringan atau organ spesi"ik yang biasanya
melibatkan permukaan epitel tempat allergen masuk.
7/23/2019 Imunologi Dasar 3
3/9
# rang dengan atopi memiliki tingkat ig* dan eosinophil yang tinggi
# Dipengaruhi geneti dan lingkungan
# Contoh pada atopi dermatitis, rhinitis allergy, asthma.
0na"ilaksis:
# Reaksi sistemik dari hipersensitivitas tipe Ditandai dengan obstruksi %alan na"as, hipotensi! syok, pertanda di
kulit -urtiaria, angioedema, erythroedema
# )isa menyebabkan kematian karena obstruksi %alan na"as akan
menghalangi oksigen ke otak, dan syok akan menyebabkan kerusakan
%aringan, kegagalan organ dan kematian# )iasanya melalui peran ig* -karna hipersensitivitas tipe &, tapi %uga
ada yang tanpa melalui peran ig*.
# 0naphylatoid ! pseudo#allergi: reaksi sistemik imun yang
melibatkan penglepasan mediator oleh sel mast tanpa melalui ig*.
+eara klinis menyerupai reaksi tipe I. )edanya dengan ana"ilaksis tipe
&, kalo pseudoalergi tidak perlu sensitisasi terhadap antigen
sebelumnya. Maksudnya, reaksi dapat ter%adi pada pa%anan pertama,
kalau ana"ilaksis setelah pa%anan berulang sehingga ana"ilaksis lebih
%arang daripada pseudoalergi. Ge%ala klinis pseudoalergi tidak khas,
beda dengan ana"ilaksis yang khas.
# 0kan ter%adi degranulasi sel mast dan basophil yang akan melepas
berbagai mediator -granule#assoiated substanes seperti histamine,
tryptase, hymase, arboypeptidase, dan ytokines
# +elain granulated#assoiated sebstanes %uga akan disintesis mediator
baru seperti prostaglandin D(, leukotriene -5$ )4, 5$C4, 5$D4,
5$*4, 6 platelet ativating "ator
# Ge%ala umum:
+kin "lushing, ithing, urtiaria, angioedema
Respiratory dysphonia, ough, stridor, 2hee1ing, dyspnea,
hest tightness, asphyiation, death
Gastrointestinal nausea, vomiting, bloating, ramping, diarrhea
Cardiovasular tahyardia, hypotension, di11iness,
ollapse, death
7/23/2019 Imunologi Dasar 3
4/9
others "eeling o" impending doom,
metalli taste
# )iphasi anaphylais: ge%ala munul lagi setelah ge%ala a2al hilang,
padahal tidak ada pa%anan allergen lagi, biasanya ge%ala munul
kembali %am# 'ada protrated anaphylais bisa berlan%ut 8#3( %am
# 'enanganan ana"ilais: in%eksi EPINEPHRINE atau ADRENALIN,
899 mirograms -9.8 mls adrenaline &:&999 intramusular diulangi
tiap &8 menit
b. Hipersensitivitas $ipe II ! reaksi sitotoksik ! reaksi sitolitik
$er%adi karena dibentuknya antibody %enis igG atan igM terhadap antigen yang
merupakan bagian sel pe%amu
0ntigen berikatan dengan antibody dan mengakti"kan komplemen yang akan segera
menghanurkan sel
0ntibodi tersebut dapat mengakti"kan sel yang memiliki reseptor ;#R dan %uga sel
7/23/2019 Imunologi Dasar 3
5/9
Mekanismenya, antigen yang membentuk kompleks imun mengendap. /alau
ukurannya besar bisa langsung di"agositosis, tapi yang ukurannya keil
diendapkan di pembuluh darah. 0danya kompleks imun ini mengakti"kan
komplemen -3a dan 8a yang terbentuk akan menstimulasi basophil dan sel mast
melepaskan histamine permeabilitas vaskuler meningkat membantu
kompleks mengendap karna permeabilitas meningkat sedangkan kompleksnya
keil. 0danya kompleks imun yang berhasil mengendap mengundang neutrophil.
7/23/2019 Imunologi Dasar 3
6/9
cairan" yang merupakan bentuk reaksi dari kompleks imun# *dema
diakibatkan 3a dan 8a -ana"ilatoksin yang terbentuk pada aktivasi
komplemen meningkatkan permeabilitas vaskuler dan menimbulkan edem.
/ompleks imun yang terbentuk akan mengendap di pembuluh darah keildan menyebabkan: Nekrsis, vasculitis, micrthrm$i %rmatin, vascular
cclusin
Contoh: 'enderita diabetes yang menerima insulin rutin
Reaksi sitemik +erum +ikness
# $er%adi ketika antigen dalam %umlah besar masuk ke dalam sirkulasi darah
dan membentuk kompleks imun
# Dulu sering ter%adi pada pemberian antitetanus dan antidiphteri# /asus:
Glomerulone"ritis - /ompleks imun lebih mudah diendapkan di
tempat dengan tekanan darah tinggi seperti di kapiler glomerulus 0utoimun: +5*, arthritis rheumatoid
armer lung: Menghirup antigen berulang sehingga terbentuk
kompleks imun yang mengendap di paru#paru
d. Hipersensitivitas tipe I>
Delayed $ype Hypersensitivity type I>
# )iasanya ter%adi pada bahan yang tidak bisa disingkirkan dari rongga tubuh
# Merupkan hipersensitivitas granulomatosa karena antigen tidak mudahdibersihkan sehingga respon D$H membentuk granuloma.
# +el $ melepas sitotoksin yang menyebabkan in"lamasi %aringan dengan
ara: Menimbulkan reaksi D$H oleh sel $H& atau langsung membunuh
sel target oleh bantuan CD7. +el $H& dan CD7 mengeluarkan ytokines
I
7/23/2019 Imunologi Dasar 3
7/9
3. Dermatitis kontak
$er%adi akibat kontak dengan bahan tidak berbahaya. )ahan asing
menembus kulit -sebagai hapten dan berikatan dengan protein tubuh,
kemudian ditelan sel 5angerhans. +el 5angerhans mempresentasikankompleks tersebut ke sel D$H, sel D$H kemudian memproduksi sitokin
makro"ag terkumpul di tempat kontak dan memproduksi en1im litik
sehingga timbul ruam
istem 'mplemen
0dalah sebuah sistem yang terdiri dari lebih dari 39 protein, dimana
sistem ini berperan dalam proses opsonisasi dan in"lamasi. 'ada
keadaan normal sebagian besar protein komplemen dalam kondisi
inakti", namun apabila telah terpapar atau mengenali molekul mikroorganisme akan bereaksi
seara asade dan sangat epat.
Pengakti%an istem 'mplemen$erdapat tiga %alur pengakti"an komplemen yaitu : classical pathway, alternative/properdin
pathway, & Mannose Binding Lectin Pathwayketiga %alur ini akan mengakti"kan protein C3
yang kemudian membelah men%adi C($ !psnisasi" dan C(a !in%lamasi"#
Classical Pathway
Diakti"kan oleh komplek 0g#0b yang melibatkan IgG -keuali
IgG4dan IgM. C) teraktivasi saat berikatan pada u%ung 0b
mengakti"kan C* dan C+C( dan C4 mem$elahmen%adi C(a,C(b,
C4b, C4a C*$ dan C+$ bergabung membentuk komplek yang
mengakti"kan C3 -C3 onvertase
Inaktif : C + angka
Aktif : C + angka +
7/23/2019 Imunologi Dasar 3
8/9
C3 membelah men%adi C3a dan C3b. C($ melekat pada permukaan
$akterikemudian mengopsonisasinya untuk memudahkan proses "agosit.
C(a menempel pada sel mastuntuk melepaskan mediator vasoati" -e:
histamin.
+etelah perlekatan C3b pada permukaan bakteri, C($ C+$ mem$entuk
kmpleks aktivasi C-# C8 terbelah men%adi C8a dan C8b, C8a akan
melekat pada sel mast akan menyebabkan in"lamasi.
C8b melekat pada permukaan bakteri akan berikatan dengan C?, C-$ C.
C/, C/ C0 C1s yang kemudian membentuk membran attack comple -lubang pada
membran bakteri ! ytolisis
Alternative /
properdin
Pathway
Jalur ini diaktivasi oleh dinding bakteri,
fungi, ataupun virus dan dihambat oleh
molekul pada permukaan sel mamalia.
Protein C3 memiliki ikatan thioester
yang lemah, secara perlahan akan
membelah menadi C3b dan C3a C3b akan
menempel pada permukaan benda asing
ataupun sel normal. Akan tetapi sel
normal memiliki asam sialat !ang
menghambat C3b.
C3b akan berikatan dengan faktor ",ikatan keduan!a mendatangkan faktor #
$en%im& !ang membelah faktor " menadi
"b dan "a. Ikatan C3"b akan distabilkan
oleh properdin, selanutn!a C3"bP
menadi komplek !ang mengaktivasi C3
untuk membentuk C3b !ang lebih ban!ak.
7/23/2019 Imunologi Dasar 3
9/9
penambahan C3b pada C3"b menadi en%im C' convertase mengubah C' menadi
C'b dan C'a, !ang selanutn!a membentuk membran attack complex (MAC)
MBL Pathway
#iaktivasi oleh ikatan protein (") pada
polisakarida mannan $polimer manosa& !angterletak pada permukaan bakteri.
mengaktifkan en%im (A*P, en%im ini membelah
C dan C menadi Ca, C2b, C4b, Ca. Cb dan
Cb membentuk C3 convertase, selanutn!a sama
dengan classical pathwaymembentuk (AC.
Efek biologik sistem komplemen
5isis sel
In"lamasi
psonisasi
'enetralan virus
'embersihan komplek imun