11
INFEKSI CACING PADA ANAK ASCARIASIS Etiologi. Ascariasis disebabkan oleh infeksi cacing gelang/roundworm (Ascaris lumbricoides) yang merupakan nematoda usus terbesar. Angka kejadian infeksi cacing gelang lebih tinggi dibandingkan infeksi cacing lainnya. Cacing gelang dewasa berbentuk silinder, berwarna merah muda, berukuran 120-150 x 3-4 mm (jantan) atau 200-400 x 5-6 mm (betina). Cacing betina menghasilkan sekitar 200.000 telur per hari. Telur ini berukuran 40 x 60 μm yang memiliki mammilated outer coat dan thick hyaline shell. Telur cacing akan keluar bersama feses, kemudian dengan adanya mammilated outer coat partikel tanah akan menempel sehingga telur dapat terlindungi dari kerusakan dan bertahan hidup. Dalam waktu sekitar 3 minggu dalam kondisi udara hangat, lembab, tanah yang terlindung dari matahari, embrio dalam telur akan berkembang menjadi larva infektif (second stage larva). Telur yang infektif dapat menginfeksi manusia apabila tertelan, biasanya melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi telur. Cacing dewasa dapat bertahan hidup dalam usus manusia hingga 1 tahun. Patofisiologi dan Manifestasi Klinis. Telur infekstif yang tertelan kemudian akan masuk ke saluran pencernaan. Telur akan menetas di duodenum menjadi larva. Larva akan menembus dinding usus dan masuk ke sirkulasi vena untuk bermigrasi ke paru-paru. Larva kemudian menembus alveoli dan bermigrasi menuju bronkus, trakea, laring hinga akhirnya tertelan masuk ke saluran pencernaan. Pada saat larva menembus alveolus dapat terjadi pneumonitis Ascaris yang disebabkan oleh reaksi alergik dan proses patologis berupa peningkatan suhu hingga 39,5-40°C, napas cepat dan dangkal, batuk kering atau berdahak (kristal Carcot Leyden),

Infeksi Cacing Pada Anak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

infeksi cacing anak

Citation preview

Page 1: Infeksi Cacing Pada Anak

INFEKSI CACING PADA ANAK

ASCARIASISEtiologi. Ascariasis disebabkan oleh infeksi cacing gelang/roundworm (Ascaris lumbricoides) yang merupakan nematoda usus terbesar. Angka kejadian infeksi cacing gelang lebih tinggi dibandingkan infeksi cacing lainnya. Cacing gelang dewasa berbentuk silinder, berwarna merah muda, berukuran 120-150 x 3-4 mm (jantan) atau 200-400 x 5-6 mm (betina). Cacing betina menghasilkan sekitar 200.000 telur per hari. Telur ini berukuran 40 x 60 μm yang memiliki mammilated outer coat dan thick hyaline shell. Telur cacing akan keluar bersama feses, kemudian dengan adanya mammilated outer coat partikel tanah akan menempel sehingga telur dapat terlindungi dari kerusakan dan bertahan hidup. Dalam waktu sekitar 3 minggu dalam kondisi udara hangat, lembab, tanah yang terlindung dari matahari, embrio dalam telur akan berkembang menjadi larva infektif (second stage larva). Telur yang infektif dapat menginfeksi manusia apabila tertelan, biasanya melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi telur. Cacing dewasa dapat bertahan hidup dalam usus manusia hingga 1 tahun.

Patofisiologi dan Manifestasi Klinis. Telur infekstif yang tertelan kemudian akan masuk ke saluran pencernaan. Telur akan menetas di duodenum menjadi larva. Larva akan menembus dinding usus dan masuk ke sirkulasi vena untuk bermigrasi ke paru-paru. Larva kemudian menembus alveoli dan bermigrasi menuju bronkus, trakea, laring hinga akhirnya tertelan masuk ke saluran pencernaan. Pada saat larva menembus alveolus dapat terjadi pneumonitis Ascaris yang disebabkan oleh reaksi alergik dan proses patologis berupa peningkatan suhu hingga 39,5-40°C, napas cepat dan dangkal, batuk kering atau berdahak (kristal Carcot Leyden), ronkhi atau wheezing tanpa krepitasi (1-2 minggu), eosinofilia transien, infiltrat pada gambaran radiologi (sindroma Loeffler). Larva juga dapat menimbulkan reaksi alergi seperti demam, urtikaria, dan penyakit granulomatosa.Setelah memasuki saluran cerna, larva akan berkembang menjadi cacing dewasa di usus halus dan menyebabkan eradangan sehingga dapat imbul gejala rasa tidak enak perut, kolik akut pada daerah epigastrium, gangguan selera makan, mencret, dan demam. Cacing dewasa dapat menyebabkan obstruksi usus halus. Anak dengan infeksi berat dapat mengalami muntah, distensi abdomen, dan kram. Cacing dewasa dapat keluar bersama feses atau bersama muntahan pada kasus yang berat. Cacing dewasa juga dapat bermigrasi dan menimbulkan kelainan seperti apendisitis jika cacing dewasa masuk ke dalam lumen apendiks dan menyumbat, atau menyumbat ampula Vateri/saluran empedu sehingga menyebabkan cholecystitis atau pankreatitis dan terkadang masuk ke dalam hepar. Infeksi berat pada anak juga dapat

Page 2: Infeksi Cacing Pada Anak

meningkatkan risiko terjadinya malnutrisi/KEP, serta gangguan pertumbuhan fisik dan mental.Diagnosis. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan feses secara mikroskopis. Apabila ditemukan telur atau cacing dewasa dalam feses maka diagnosis pasti dapat ditegakkan.Penatalaksanaan. Pemberian obat-obatan untuk infeksi cacing gelang dapat diberikan obat yang memiliki mekanisme kerja menyebabkan paralisis neuromuskular pada cacing sehingga dapat mengeluarkan cacing dewasa dari usus bersama feses.

Pirantel pamoat, 10mg/kg dosis tunggal. Mebendazol 100mg, 2x/hari selama 3 hari Oksantel-pirantel pamoat, 10mg/kg dosis tunggal Albendazol 2 tablet (400mg) atau 20ml suspensi dosis tunggal untuk anak >2

tahun.Pada kasus dengan obstruksi berat dapat dilakukan tindakan operasi. Pencegahan. Perbaikan sanitasi dan kebersihan pribadi serta lingkungan seperti kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan tidak membuang feses sembarangan dapat mengurangi risiko infeksi cacing gelang. Proses pencucian makanan yang benar juga dapat mengurangi risiko infeksi. Pemberian pengobatan profilaksis dapat diberikan pada semua individu di daerah endemik, kelompok yang memiliki risiko tinggi infeksi cacing tambang seperti usia sekolah dasar, atau individu yang sering mengalami infeksi cacing gelang.

TRICHURIASISEtiologi. Trichuriasis disebabkan oleh infeksi cacing cambuk/whipworm (Trichuris trichiura). Manusia dapat terinfeksi cacing cambuk melalui telur infekstif yang tertelan. Cacing betina menghasilkan 2000-6000 telur per hari dan akan keluar bersama feses. Telur membutuhkan waktu 10-14 hari di tanah untuk berkembang menjadi telur infektif. Cacing dewasa dapat hidup hingga bertahun-tahun dalam usus manusia.

Patofisiologi dan Manifestasi Klinis. Telur infektif yang tertelan akan masuk ke saluran cerna dan menetas di duodenum. Larva kemudian menembus dan berkembang di mukosa usus halus. Cacing dewasa akan bermigrasi ke caecum. ¾ bagian anterior cacing akan menempel di mukosa usus. Setelah 1-3 bulan maka cacing betina akan mulai bertelur. Pada infeksi ringan, kerusakan mukosa usus hanya sedikit dan ditandai dengan anak menjadi gugup, susah tidur, nafsu makan berkurang, bisa dijumpai nyeri epigastrik atau nyeri perut, muntah atau konstipasi, perut kembung dan sering buang angin. Pada infeksi berat dapat terlihat adanya infiltrasi lokal eosinofil sub mukosa dan edema. Pada keadaan ini mukosa akan budah berdarah, namun cacing tidak aktif menghisap darah. Infeksi berat ditandai dengan mencret yang mengandung darah dan lendir, nyeri perut, tenesmus (nyeri saat BAB), anoreksia, anemia, penurunan BB,

Page 3: Infeksi Cacing Pada Anak

serta prolaps rekti pada kasus yang sangat berat. Infeksi yang berat dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan anak.Diagnosis. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan feses secara mikroskopis. Apabila ditemukan telur atau cacing dewasa dalam feses maka diagnosis pasti dapat ditegakkan.Penatalaksanaan Infeksi cacing cambuk dapat diobati dengan pemberian obat cacing

Mebendazol 100mg 2x/hari selama 3 hari Albendazol dosis 400mg (2 tablet) atau 20ml suspensi dosis tunggal untuk

anak >2 tahun. Pada anak <2 tahun dosis diberikan setengahnya. Gabungan priantel pamoat dengan mebendazol

Pencegahan. Perbaikan sanitasi dan kebersihan pribadi serta lingkungan untuk mencegah terjadinya pencemaran tanah oleh feses manusia yang terinfeksi cacing cambuk dan mencegah tertelannya telur infektif.

INFEKSI CACING TAMBANGEtiologi. Infeksi cacing tambang/hookworm (Necator americanus dan Acylostoma duodenale). Infeksi oleh N. americanus lebih sering dijumpai. Cacing dewasa kecil, berbentuk silinder, berukuran 5-11 x 0,3-0,45 mm (jantan) dan 9-13 x 0,35-0,6 mm (betina), N. americanus lebih kecil dibandingkan dengan A. duodenale. Telur N. Americanus berukuran 64-76 x 36-40 mm dan A. Duodenale berukuran 56-60 x 36-40 mm. Telur cacing tambang terdiri satu lapis dinding yang tipis dan adanya ruangan yang jelas diantara dinding telur dan sel di dalamnya. Telur dikeluarkan bersama feses dan berkembang di tanah. Dalam 1-2 hari pada kondisi yang optimal, telur akan menetas menjadi larva rhabditiform. Setelah mengalami 2 kali perubahan maka larva akan berkembang menjadi larva filariform dalam waktu 5-10 hari. Larva filariform kemudian akan menginfeksi manusia dengan cara menembus kulit atau tertelan.

Patofisiologi dan Manifestasi Klinis. Larva filariform yang telah menembus kulit dan masuk ke sirkulasi vena akan menuju alveoli. Saat menembus kulit maka akan menimbulkan rasa gatal pada kulit (ground itch) dan dapat juga timbul creeping eruption. Setelah sampai di alveoli, larva akan bermigrasi ke saluran napas atas kemudian tertelan dan berkembang menjadi cacing dewasa di usus halus. Pada saat menembus alveoli dapat terjadi pneumonitis namun jarang.

Page 4: Infeksi Cacing Pada Anak

Cacing dewasa umumnya hidup di sepertiga bagian atas usus halus dan melekat pada mukosa usus. Gejala klinis yang timbul tergantung pada beratnya infeksi. Gejala berupa gangguan GIT seperti anoreksia, mual, muntah, diare, penurunan BB, dan nyeri perut. Infeksi cacing tambang, terutama infeksi kronis, dapat menimbulkan gejala anemia, hipoalbuminemia, dan edema. Kehilangan darah akobat infeksi cacing tambang berkisar anatara 0,03-0,05ml/cacing/hari (Necator americanus) dan 0,16-0,34ml/cacing/hari (Ancylostoma duodenale). Infeksi cacing tambang juga dapat menyebabkan ganguan pertumbuhan dan perkembangan anak.Diagnosis. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan feses secara mikroskopis. Apabila ditemukan telur atau cacing dewasa dalam feses maka diagnosis pasti dapat ditegakkan.Penatalaksanaan. Obat-obatan yang dapat diberikan antara lain

Pirantel pamoat, 10mg/kg dosis tunggal. Mebendazol 100mg, 2x/hari selama 3 hari Albendazol dosis 400mg (2 tablet) atau 20ml suspensi dosis tunggal untuk

anak >2 tahun. Pada anak <2 tahun dosis diberikan setengahnya. Jika diduga ada infeksi cacing lain dapat diberikan gabungan pirantel pamoat

dosis tunggal 10mg/kg pada pagi hari diikuti dnegan mebendazol 100mg 2x/hari selama 3 hari.

Pemberian makanan yang bergizi dan suplemen besi dapat mencegah terjadinya anemia. Pada anemia berat (Hb <5g/dL), suplemen besi diberikan sebelum dimulai pengobatan infeksi cacing. Suplemen besi diberikan dengan dosis 2mg.kg 3x/hari sampai tanda anemia hilang.Pencegahan. Perbaikan sanitasi dan kebersihan pribadi serta lingkungan seperti kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan tidak membuang feses sembarangan dapat mengurangi risiko infeksi cacing tambang. Penggunaan alas kaki juga dapat mencegah infeksi larva cacing tambang.

OXYURIASIS/ENTEROBIASISEtiologi. Infeksi cacing kremi/pinworm disebabkan oleh Oxyuris vermicularis (Enterobius vermicularis). Cacing betina dewasa berukuran 8-13 x 0,3-0,5 mm dengan ekor yang runcing. Cacing jantan dewasa berukuran 2-5 x 0,1-0,2 mm. Cacing betina dapat menghasilakn 11.000 telur per hari. Telur berbentuk ovoid berukuran 50-60 x 20-30 mm, pada salah satu sisi telur permukaannya lebih datar sehingga bentuknya seperti sampan. Manusia terinfeksi jika telur infektif tertelan. Terdapat 4 cara terjadinya infeksi yaitu langsung dari anus ke mulut (biasanya terjadi pada anak setelah menggaruk dubur yang gatal kemudian sewaktu makan telur yang menempel pada tangan bekas menggaruk tertelan), orang yang satu tempat tidur dengan pasien (melalui telur yang ada di tempat tidur), melalui udara (terhirup saat membersihkan tempat tidur), atau retroinfection (telur cacing yang segera menetas di kulit sekitar anus kemudian larva masuk kembali ke dalam anus).

Page 5: Infeksi Cacing Pada Anak

Patofisiologi dan Manifestasi Klinis. Infeksi cacing kremi dapat menimbulkan gejala dengan cara stimulasi mekanik dan iritasi, reaksi alergi, dan migrasi cacing ke bagian anatomis tempat cacing menjadi patogen. Infeksi cacing kremi jarang menyebabkan gangguan klinis serius. Masalah yang timbul paling sering adalah rasa gatal (perianal/perineal puritus) dan gangguan tidur yang disebabkan rasa gatal tersebut. Mikrolesi akibat garukan juga dapat menjadi sumber infeksi sekunder.Diagnosis. Riwayat pruritus perianal/perineal pada anak sangat kuat mengarah ke diagnosis oxyuriasis/enterobiasis. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis dari selotip yang sebelumnya ditekan di regio perianal pada pagi hari (anal swab/cellophane swab). Jika ditemukan telur cacing maka diagnosis dapat ditegakkan. Jika ditemukan cacing di regio perianal pada saat pemeriksaan malam hari maka cacing tersebut harus diambil dan diawetkan dalam alkohol 70% sampai dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan feses mikroskopis juga dapat dilakukan untuk menemukan telur cacing.Penatalaksanaan. Umumnya semua obat cacing dapat digunakan untuk mengobati infeksi cacing kremi. Pengobatan harus dilakukan pada seluruh anggota keluarga dan secara periodik

Mebendazol 100mg dosis tunggal, diulang setelah 2 minggu Albendazole 400mg dosis tunggal, diulang setelah 2 minggu Pirantel pamoat 10 mg/kg dosis tunggal

Pencegahan. Untuk menurunkan risiko infeksi dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan seperti perilaku mencuci tangan dan memotong kuku. Mandi di pagi hari dapat membersihkan sebagian besar telur di regio perianal. Selain itu pasien juga harus rutin mengganti pakaian dalam, mengganti sprei kasur untuk mengurangi risiko penularan. Pengobatan seluruh anggota keluarga dan pengobatan secara periodik setiap 3-4 bulan sekali dapat menurunkan risiko infeksi cacing kremi.

STRONGYLOIDIASISEtiologi. Infeksi ini disebabkan oleh cacing gelang/roundworm genus Strongyloides stercoralis. Hanya cacing dewasa betina yang hidup di dalam usus halus. Cacing ini berkembang biak dalam usus halus dengan cara parthenogenesis dan menghasilkan telur yang mengandung larva matur ke lumen usus. Telur kemudian menetas dan larva rhabditiform kana keluar bersama feses. Larva rhabditiform dapat berkembang menjadi cacing dewasa jantan dan betina (free-living) atau bermetamorfosis menjadi larva filariform. Reproduksi secara seksual hanya terjadi pada fase free-living. Larva filariform dapat menginfeksi manusia dengan menembus melalui kulit yang kontak dengan tanah.

Page 6: Infeksi Cacing Pada Anak

Patofisiologi dan Manifestasi Klinis. Larva filariform yang menembus kulit akan masuk ke sirkulasi vena menuju paru-paru. Sama seperti infeksi cacing yang melalui siklus paru, larva filariform akan bermigrasi ke saluran napas atas dan tertelan. Larva akan berkembang menjadi cacing dewasa di usus halus dan mulai bertelur setelah 28 hari. Infeksi cacing ini dapat menyebabkan respon imun host sehingga dibentuk IgE dan eosinofilia sehingga mencegah diseminasi dan hiperinfeksi pada orang yang imunokompeten. Cacing dewasa betina dapat hidup bertahun-tahun dalam usus manusia yang sehat dan tidak menimbulkan gejala. Jika individu yang terinfeksi mengalami penurunan sistem imun/immunocompromised maka dapat terjadi diseminasi dan menimbulkan nyeri abdomen, distensi abdomen, dan demam dengan onset yang mendadak. Organ lain juga dapat terinfeksi oleh cacing ini. Infeksi cacing ini dapat menyebabkan bakteriemia atau septikemia dan berpotensi mematikan pada individu immunocompromised. Gejala lain yang timbul sama seperti pada infeksi Ascaris lumbricoides pada fase larva menembus kulit dan sindroma Loeffler pada fase paru-paru.Diagnosis. Pemeriksaan feses dan cairan duodenum (enteric string test, Entero-Test) untuk menemukan larva dapat dilakukan untuk penegakkan diagnosis.Penatalaksanaan. Terapi bertujuan untuk mengeradikasi infeksi dengan menggunakan Ivermectin 200μg/kg/hari selama 1-2 hari. Pasien dengan hiperinfeksi diterpai selama 7-10 hari. Pencegahan. Perbaikan sanitasi dan kebersihan pribadi serta lingkungan seperti memakai alas kaki dapat mengurangi risiko infeksi.

TAENIASIS Etiologi. Infeksi ini disebabkan karena cacing pita/tapeworm (Taenia solium dan Taenia Saginata) yang menginfeksi manusia melalui makan daging babi/sapi mentah atau setengah matang yang mengandung kista. Cacing dewasa berbentuk pipih dan dapat mencapai panjang 2-7 meter serta dapat bertahan hidup selama 25 tahun dalam usus manusia.

Page 7: Infeksi Cacing Pada Anak

Patofisiologi dan Manifestasi Klinis. Kista Taenia yang termakan bersama daging babi (T. solium) atau sapi (T. saginata) akan masuk ke saluran pencernaan. Di lambung, larva akan keluar dan berkembang menjadi cacing dewasa di usus halus. Kepala cacing pita akan melekat pada mukosa usus halus bagian atas menggunakan skoleks atau batil isap. Infeksi larva Taenia solium dapat menimbulkan sistiserkosis bila telur Taenia solium tertelan kemudian menetas dan larva akan bermigrasi ke organ-organ lain. Manifestasi klinis tergantung organ yang dikenai. Bila mengenai organ vital maka dapat menimbulkan sekuele dan kematian. Cacing dewasa biasanya tidak menimbulkan gejala yang serius. Gejala hanya berupa rasa tidak enak di perut, rasa panas pada daerah perut, diare yang menetap atau berselang-seling dengan konstipasi, anoreksia, penurunan nafsu makan dana anak bisa menjadi gugup.

Page 8: Infeksi Cacing Pada Anak

Diagnosis. Untuk cacing dewasa dapat dilakukan dengan pemeriksaan feses mikroskopis untuk mencari telur Taenia dan proglotid gravid. Untuk sistiserkosis hanya dapat dilakukan dengan eksisi pada tempat yang diduga terinfeksi.Penatalaksanaan. Pengobatan dapat dilakuan dengan pemberian obat

Bitionol 40-60mg/kg dosis tunggal atau terbagi, bekerja dengan cara menghalangi fosforilasi oksidatif mitokondria sel cacing pita

Niklosamid 2g dosis tunggal (dosis anak dikurangi) setelah sebelumnya berpuasa dan 2 jam kemudian diberi obat pencahar.

Quinakrin 800-1000mg setelah sebelumnya berpuasa disertai natrium bikarbonat dan disusul dengan obat pencahar. Bekerja sebagai neurotoksisk pada cacing.

Piraziquantel 15-25 mg/kg dosis tunggal setelah sebelumnya puasa dan disusul obat pencahar.

Albendazol 400mg dosis tunggal selama 3 hari.Pencegahan. Perbaikan kebersihan pribadi, penyuluhan mengenai cara penularan. Masyarakat harus memahami bahwa penularan dapat terjadi karena kebiasaan memakan daging babi/sapi yang kurang dimasak atau pun mentah.