5
Inilah Saran DPR tentang RAPBN 2015 www.inilah.comon ketua Banggar DPR, Ahmadi Noor Supit - (Foto : istimewa) Oleh: Budi Yuni Harto ekonomi - Selasa, 20 Mei 2014 | 16:51 WIB Share on facebook Share on twitter Share on email Share on google More Sharing Services Berita Terkait Kemenkeu Khawatir Naiknya Defisit Anggaran Inilah Strategi Tutup Defisit RAPBN 2015 Bappenas: Masih Ada Waktu Naikkan PDB 2014 Inilah Skenario Defisit RAPBN 2015 Defisit Masih akan Bebani Pemerintahan Baru INILAHCOM, Jakarta - DPR mengharapkan belum ada penyesuaian harga minyak bila masih di bawah US$106 per barel. Menurut ketua Banggar DPR, Ahmadi Noor Supit, anggaran subsidi yang membengkak karena perubahan kurs rupiah terhadap dolar. Namun Chatib meyakinkan jika harga minyak mentah belum mencapai US$106 per barel dan harga BBM saat ini dinilai tidak perlu penyesuaian. "Yah itu kan karena kurs, perubahan kurs. Harganya tidak naik average sampai sekarang belum menyentuh harga US$106 sekarang, belum menyentuh angka itu. Jadii harga tidak perlu

Inilah Saran DPR tentang RAPBN 2015.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Inilah Saran DPR tentang RAPBN 2015www.inilah.comon

ketua Banggar DPR, Ahmadi Noor Supit - (Foto : istimewa)Oleh: Budi Yuni Hartoekonomi - Selasa, 20 Mei 2014 | 16:51 WIB Share on facebook Share on twitter Share on email Share on google More Sharing Services Berita Terkait Kemenkeu Khawatir Naiknya Defisit Anggaran Inilah Strategi Tutup Defisit RAPBN 2015 Bappenas: Masih Ada Waktu Naikkan PDB 2014 Inilah Skenario Defisit RAPBN 2015 Defisit Masih akan Bebani Pemerintahan BaruINILAHCOM, Jakarta - DPR mengharapkan belum ada penyesuaian harga minyak bila masih di bawah US$106 per barel.

Menurut ketua Banggar DPR, Ahmadi Noor Supit, anggaran subsidi yang membengkak karena perubahan kurs rupiah terhadap dolar. Namun Chatib meyakinkan jika harga minyak mentah belum mencapai US$106 per barel dan harga BBM saat ini dinilai tidak perlu penyesuaian.

"Yah itu kan karena kurs, perubahan kurs. Harganya tidak naik average sampai sekarang belum menyentuh harga US$106 sekarang, belum menyentuh angka itu. Jadii harga tidak perlu penyesuaian, tapi yang perlu penyesuaian kurs rupiah," katanya saat membahas RAPBN 2015 di Gedung DPR, Selasa (20/5/2014).

Banggar DPR juga mengingatkan konsumsi BBM akan melonjak lagi. Untuk itu, DPR mendorong pemerintah untuk memiliki keberanian secara politik untuk menaikkan harga BBM. Jika nantinya akan naik, dirinya menghimbau masyarakat untuk tidak berdemo. Sebab pemerintahan SBY tinggal beberapa bulan lagi.

"Sama sampai hari ini konsumsi BBM diperkirakan melonjak lagi dari 48 juta itu. Pemerintah harus ada keberanian politik. Jangan khawatir untuk kepentingan rakyat banyak, saya kira asal jelas informasinya sosialisasinya baik," jelasnhya. [hid]

Ini Dia 'Penyedot' Utama Anggaran NegaraDewi Rachmat Kusuma - detikfinanceSelasa, 20/05/2014 12:08 WIB

Jakarta -Dari tahun ke tahun, anggaran infrastruktur dalam APBN tidak bisa tersedia banyak. Alasannya ada satu program pemerintah yang menjadi penyedot utama anggaran negara. Apa itu?

Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Mohammad Reza Hafiz mengatakan, penyedot utama anggaran negara tersebut adalah subsidi BBM.

"Subsidi BBM merupakan penyedot utama APBN dari tahun ke tahun. Pembahasan APBN-P seringkali hanya menyangkut penyesuaian subsidi BBM saja," kata Reza dalam diskusi bertema 'Menyoal Efektivitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi,' di Park Royal Apartment, Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Reza mengatakan, selama 5 tahun terakhir, sedikitnya 30% struktur APBN habis untuk anggaran subsidi, sedangkan belanja modal hanya 15%.

Di tempat yang sama, Direktur Indef Enny Sri Hartati mengatakan, pemerintah harus berani menghapus subsidi BBM secara bertahap. Sehingga anggaran negara bisa digunakan untuk kebutuhan yang lebih produktif.

"Idealnya ketika pemerintah sudah ada rencana untuk menaikkan subsidi, maka harus ada masterplan terarah dan jelas, sekaligus atau bertahap, yang penting ada kejelasan," kata Enny.

Menurutnya, wacana penghapusan subsidi BBM ini sepatutnya tidak menimbulkan hiruk-pikuk di masyarakat. Perencanaan yang matang akan bisa mengatasi segala kontroversi yang ada.

"Naik-naik, nggak nggak, jangan menimbulkan kehirukpikukan. Belum lagi buruh minta naik upah, ini akan menimbulkan inflasi berlebihan. Setiap kenaikan BBM pasti akan ada kenaikan inflasi berlebihan, ini harus diantisipasi," katanya.(drk/dnl)

Ini Alasan Pemerintah Potong Anggaran Belanja Rp100 TriliunMenteri keuangan minta kementerian/lembaga pemerintahan mau berkorban.dddSelasa, 20 Mei 2014, 15:21 Siti Nuraisyah Dewi, Arie Dwi Budiawati

Uang kertas pecahan Rp100.000 (REUTERS/Beawiharta)Follow us on VIVAnews - Pemerintah memotong anggaran belanja kementerian dan lembaga (K/L) sebanyak Rp100 triliun. Adapun, tujuan pemotongan itu adalah menjaga defisit fiskal berada di angka 2,5 persen.

"Kami perlu menjaga defisitnya 2,5 persen," kata Menteri Keuangan Chatib Basri di DPR, Jakarta, Selasa 20 Mei 2014.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengeluarkan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2014. Isinya, pemotongan anggaran belanja pemerintah. Inpres itu menyebutkan, dalam APBNP 2014, belanja K/L akan dipangkas Rp100 triliun dari total Rp637,84 triliun.

Di samping itu, Chatib mengatakan, langkah ini dibuat agar pemerintah baru tidak punya persoalan dalam anggaran.

"Dengan begitu artinya, saya lebih kasihan sama RI. Karena kalau nanti tidak dipotong, terus anggarannya melampaui, itu mungkin di pemerintaan baru. Masa mereka melanggar UU? Kan nggak bener. Jadi kami mesti jagain agar pemerintahan baru tidak punya persoalan," kata dia.

Chatib pun mengisyaratkan, agar kementerian dan lembaga di pemerintahan ini mau berkorban. "Untuk itu, K/L pemerintahan sekarang harus berkorban. Gitu," kata dia. (ren)