Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROFIL PERUSAHAAN
Target Harga : Rp1.750 Harga Penutupan : Rp1.160 Potensi Naik/Turun : +50,9%
RALS: Stepping out from gloomy weather x Seiring dengan pertumbuhan penjualan ritel yang masih cenderung stagnan,
pertumbuhan kinerja RALS sampai dengan 1H19 masih cukup lemah dimana pendapatan tercatat turun sebesar 0,6% YoY. Meski demikian, peningkatan efisiensi RALS seiring dengan efisiensi gerai, berhasil menjadi katalis positif untuk menopang bottom line dimana laba bersih RALS bertumbuh sebesar 21,3% YoY di 1H19. Kami masih positif terhadap kinerja RALS kedepan didukung oleh: 1) transformasi gerai yang memperluas target pasar dari RALS, 2) peningkatan produktivitas gerai didukung harga jual produk yang lebih tinggi, dan 3) efisiensi gerai yang berpotensi menurunkan biaya operasional. Berdasarkan rata-rata PE 5 tahun terakhir (5-year PE average: 16,7x) dan 30% implied PE discount to peers (implied PE 16,1x di 2020), kami menginisiasi BUY untuk RALS dengan target harga di Rp1.750 (implied PE 16,4x di 2020). Pertumbuhan tingkat konsumsi masih cenderung stagnan. Memasuki tahun 2019, pertumbuhan PDB Indonesia masih cenderung stagnan di level 5,05% YoY pada 2Q19 (1Q19: 5,07% YoY; 2Q18: 5,27% YoY). Hal ini dipengaruhi oleh tingkat konsumsi rumah tangga yang juga bertumbuh flat di level 5,17% YoY di 2Q19 (1Q19: 5,02%; 2Q18: 5,16%). Meskipun pertumbuhan konsumsi rumah tangga cenderung stagnan, segmen belanja pakaian mencatatkan perbaikan pertumbuhan dimana di 2Q19 tercatat bertumbuh sebesar 5,09% YoY (1Q19: 4,92% YoY; 2Q18: 3,80% YoY). Di samping itu, tingkat inflasi masih berada dalam rentang target pemerintah yang sebesar 2,5%-4,5% untuk tahun 2019 dan 2020. Dengan demikian kami memperkirakan kinerja industri ritel berpotensi membaik di 2H19 dan 2020, meskipun perbaikan masih terbatas. Translasi peningkatan upah terhadap peningkatan konsumsi masih lambat. Kami memperkirakan pertumbuhan industri ritel masih cenderung terbatas seiring dengan masih lambatnya translasi dari kenaikan upah terhadap belanja masyarakat. Sebagai informasi, UMR / UMP serta upah buruh pertanian dan industri masih mencatatkan peningkatan secara konsisten sampai dengan tahun 2019 dimana tingkat upah minimum Indonesia di 2019 meningkat ke level Rp2,45 juta (+8,3% YoY) dari sebelumnya Rp2,27 juta, sedangkan untuk upah buruh pertanian dan industri masing-masing tercatat meningkat ke level Rp1,94 juta (+9,2% YoY) dan Rp2,43 juta (+0,3% YoY). Meski demikian, pertumbuhan penjualan ritel masih bertumbuh stagnan di kisaran low single digit. Di sisi lain, optimisme konsimen masih terjaga, terlihat dari IKK yang masih berada di atas level 120, sehingga kami perkirakan kedepannya kinerja industri ritel berpotensi membaik, meskipun cenderung terbatas. Efisiensi gerai berdampak positif terhadap penurunan biaya operasional. Untuk memperbaiki kinerjanya, RALS melakukan efisiensi gerai dengan menutup gerai dan juga mengurangi luasan gerai yang memiliki kinerja kurang baik. Sebagai informasi, di 2017 sendiri RALS telah menutup 16 supermarket dimana hal ini berdampak terhadap penurunan luasan area hampi ~50% ke level ~99.000 sqm untuk bisnis supermarket. Sejalan dengan hal ini, RALS memiliki kemampuan untuk memperluas area dari segmen yang memiliki marjin keuntungan lebih tinggi seperti fashion pria yang juga merupakan kontributor mayoritas terhadap total pendapatan RALS. Sejalan dengan hal ini, porsi beban gaji dan tunjangan tercatat turun ke 7,0% di 1H19 (2018: 7,3%), selain itu porsi beban sewa juga tercatat turun ke 2,0% di 1H19 (2018: 2,6%). Tidak hanya itu, RALS juga mengganti lampu di gerai-gerainya dengan lampu LED yang berdampak terhadap penurunan porsi biaya listrik di 1H19 menjadi 2,3% (2018: 3,0%). Transformasi gerai akan mendukung kinerja kedepan. Selain melakukan efisiensi terhadap gerai berkinerja kurang baik, RALS juga melakukan transformasi gerai dengan memperkenalkan konsep Ramayan Prime dan lifestyle mall. Untuk kedua konsep ini memiliki target konsumen dari kelas B yang memiliki tingkat penghasilan lebih tinggi dibandingkan kelas C dan D yang merupakan mayoritas target pasar RALS saat ini. Sebagai informasi, RALS berencana untuk menambah jumlah lifestyle mall sebanyak 7 lfestyle mall sampai dengan akhir 2020 dan diperkirakan total biaya investasi mencapai Rp140 miliar. Sejalan dengan hal ini, kami memperkirakan marjin laba operasi dapat meningkat didukung oleh penurunan porsi biaya operasi yang didukung oleh meningkatnya harga jual produk. Inisiasi BUY dengan target harga Rp1.750. Kami masih positif terhadap kinerja RALS kedepan didukung oleh: 1) transformasi gerai yang memperluas target pasar dari RALS, 2) peningkatan produktivitas gerai didukung harga jual produk yang lebih tinggi, dan 3) efisiensi gerai yang berpotensi menurunkan biaya operasional. Berdasarkan rata-rata PE 5 tahun terakhir (5-year PE average: 16,7x) dan 30% implied PE discount to peers (implied PE 16,1x di 2020), kami menginisiasi BUY untuk RALS dengan target harga di Rp1.750 (implied PE 16,4x di 2020).
08 Fall
BUY
Rendy Wijaya
+6221 5153055
Initiation Report
Selasa, 10 September 2019
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk, adalah perusahaan ritel yang menjual berbagai macam produk dengan gerai ritel yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dari Sumatera sampai Papua.
.
STATISTIK SAHAM
Kapitalisasi Pasar (miliar) : Rp8.231 Saham Beredar (juta) : 7.096 Harga Tertinggi 52 Minggu : Rp1.875 Harga Terendah 52 Minggu : Rp1.050 Kinerja YTD : -18,0%%
PEMEGANG SAHAM
PT Ramayana Makmursentosa : 58,80% Paulus Tumewu (Presiden Komisaris) : 3,86% Agus Makmur (Presiden Direktur) : 3,56% Public : 33,78%
KINERJA SAHAM PERIODE 1 TAHUN
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
40,0
1.000
1.100
1.200
1.300
1.400
1.500
1.600
1.700
1.800
1.900
Sep
-18
Sep
-18
Oct
-18
No
v-1
8
No
v-1
8
Dec
-18
Jan
-19
Jan
-19
Feb
-19
Mar
-19
Ap
r-1
9
Ap
r-1
9
May
-19
Jun
-19
Jun
-19
Jul-
19
Au
g-1
9
Au
g-1
9
(Rp miliar)(Rp)
Volume (RHS) Price
Initiation Report | RALS: Stepping out from gloomy weather
2
COMPANY UPDATE Perusahaan ritel dengan berbagai lini produk dengan mayoritas kontribusi dari produk fashion pria. RALS merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri ritel dan menjual berbagai lini produk dari fashion sampai dengan housewares. Berdasarkan pembagian per departemen, penjualan RALS masih didominasi oleh produk fashion dengan fashion pria berkontribusi sebesar 36,9%, kemudian diikuti oleh penjualan sepatu, tas, dan aksesoris sebesar 24,3%. Untuk produk fashion wanita dan anak-anak sendiri berkontribusi sebesar 10,8% dan 10,6% terhadap total pendapatan di 1H19. Berdasarkan tren historis, kontribusi dari masing-masing departemen masih relatif sama dimana fashion pria berkontribusi mayoritas terhadap total pendapatan RALS. Hal ini disebabkan oleh karakteristik dari target pasar RALS dimana mayoritas berada di segmen kelas C dan D. Sebagai informasi, masyarakat yang termasuk dalam segmen kelas C dan D adalah golongan masyarakat yang umumnya mendapat upah maksimal sebesar UMR, termasuk dengan masyarakat yang hidup dari subsidi pemerintah. Untuk target pasar ini, umumnya penghasilan keluarga hanya bersumber dari kepala keluarga yang bekerja, sehingga pembelian produk fashion pun lebih didominasi oleh belanja pakaian untuk pria. Selain itu, untuk produk yang dijual oleh RALS untuk saat ini mayoritas masih berasal dari pembelian langsung kepada principal brand sebesar 54,3% dan 45,7% berasal dari konsinyasi di 1H19. Porsi dari konsinyasi ini terus meningkat dibanding historis seiring dengan strategi transformasi gerai yang dijalankan RALS. Strong presence di Indonesia dengan gerai ritel yang tersebar dari Sumatera sampai Papua. Saat ini, RALS memiliki 117 gerai yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dengan total luas area mencapai 987.401 sqm. Dari total area tersebut, 66,6% dari seluruh gerai masih berfokus di wilayah Jawa, kemudian diikuti oleh wilayah Sumatera dengan porsi mencapai 17,9% dari seluruh gerai RALS di 1H19. Meskipun mayoritas gerai masih berada di wilayah Indonesia barat, RALS juga melakukan penetrasi di wilayah Indonesia timur seperti di Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua dimana masing-masing wilayah tersebut memiliki porsi sebesar 0,9%, 0,9%, dan 1,7% dari total seluruh gerai RALS di 1H19. Sejalan dengan penyebaran gerai tersebut, kontribusi wilayah terhadap total pendapatan dari RALS mayoritas dikontribusi oleh wilayah Jawa sebesar 64,6% dan Sumatera sebesar 16,9%. Dari wilayah Indonesia timur sendiri, kontribusi dari Sulawesi, Maluku, dan Papua terhadap total penjualan RALS masing-masing tercatat sebesar 4,0%, 0,6%, dan 2,2%. Dari 117 gerai RALS, 26 gerai dimiliki langsung oleh RALS, kemudian sebanyak 38 gerai disewa dari Jakarta Inti Land (JIL), 12 gerai disewa dari pemerintah, dan sisanya sebanyak 41 gerai disewa dari pihak swasta. Selain mempertahankan gerai lamanya, saat ini RALS juga aktif melakukan transformasi gerai dengan membuat konsep gerai seperti Ramayana Prime dan lifestyle mall. Sebagai informasi, saat ini telah ada 30 gerai yang ditransformasi dimana 16 gerai diantaranya telah melangsungkan kerjasama dengan bioskop XXI. Transformasi ini turut membawa dampak positif terhadap RALS dimana target pasar dari RALS semakin luas ke segmen kelas B dimana segmen ini memiliki tingkat penghasilan yang lebih tinggi dibanding kelas C dan D, sehingga RALS juga bisa menawarkan produk dengan harga jual yang lebih tinggi.
Grafik 1. Revenue breakdown per departemen RALS, 1H19 Grafik 2. Direct purchase VS consignment RALS, 1H19
10,8%
36,9%
10,6%
24,9%
0,2%
0,9%
1,9%
13,8%
Women Men Children S, B, A Special Buy Toys & Stationery Housewares Supermarket
Direct Purchase54,3%
Consignment45,7%
Sumber: RALS Sumber: RALS
Grafik 3. Pembagian gerai RALS per wilayah, 1H19 Grafik 4. Pendapatan per wilayah, 1H19
66,6%2,6%
17,9%
6,8%
2,6%0,9%
0,9% 1,7%
Jawa Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku Nusa Tenggara Papua
64,6%3,9%
16,9%
7,8%
4,0%0,6%
2,2%
Java Bali-NTT Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku Papua
Sumber: RALS Sumber: RALS
Initiation Report | RALS: Stepping out from gloomy weather
3
INDUSTRY OUTLOOK Pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih cenderung stagnan di 2Q19. Sampai dengan 2Q19, PDB Indonesia
mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,05% YoY (1Q19: 5,07% YoY; 2Q18: 5,27% YoY), masih stagnan di kisaran 5% seiring
dengan pertumbuhan tingkat konsumsi rumah tangga yang cenderung stagnan dengan pertumbuhan di 2Q19 tercatat sebesar
5,17% YoY (1Q19: 5,02% YoY; 2Q18: 5,16% YoY). Berdasarkan komponen penyusunnya, mayoritas dari konsumsi rumah tangga
dikontribusi oleh segmen makanan dan minuman (F&B) sebesar 36,8%, kemudian berikutnya dikontribusi oleh belanja
transportasi dan komunikasi sebesar 24,7%, dan ketiga terbesar dikontribusi oleh perumahan dan perlengkapan rumah tangga
yang tercatat sebesar 13,5%. Segmen F&B sendiri bertumbuh stagnan di kisaran 5% YoY dimana di 2Q19 tercatat sebesar 5,39%
YoY (1Q19: 5,30% YoY; 2Q18: 5,37% YoY). Meskipun segmen F&B mencatatkan pertumbuhan yang cenderung stagnan, untuk
segmen pakaian pertumbuhan konsumsi tercatat sebesar 5,09% YoY di 2Q19 (1Q19: 4,92% YoY; 2Q18: 3,80% YoY), lebih baik
dibanding periode sebelumnya. Selain itu, tingkat inflasi di Agustus 2019 tercatat sebesar 3,49%, masih di dalam target dari
pemerintah yang sebesar 2,5%-4,5%. Sejalan dengan hal ini, kami memperkirakan pertumbuhan industri ritel masih akan
bertumbuh terbatas sejalan dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan inflasi yang masih di dalam target pemerintah akan
menjaga daya beli masyarakat kedepan.
Grafik 5. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan komponennya, 2H15-2H19
Grafik 6. Tingkat inflasi Indonesia, 2013-2019
2%
3%
3%
4%
4%
5%
5%
6%
6%
2Q15 2Q16 2Q17 2Q18 2Q19
Household Consumption F&B, other than Restaurant Clothings
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Dec
-13
Mar
-14
Jun
-14
Sep
-14
Dec
-14
Mar
-15
Jun
-15
Sep
-15
Dec
-15
Mar
-16
Jun
-16
Sep
-16
Dec
-16
Mar
-17
Jun
-17
Sep
-17
Dec
-17
Mar
-18
Jun
-18
Sep
-18
Dec
-18
Mar
-19
Jun
-19
In P
erce
nta
ge
CPI Core CPI Upper Range Lower Range
Sumber: BPS Sumber: BPS
Peningkatan taraf hidup masyarakat akan berdampak positif terhadap tingkat konsumsi. Meskipun pertumbuhan konsumsi
rumah tangga cenderung stagnan, taraf hidup masyarakat dibanding tahun-tahun sebelumnya tercatat lebih baik. Hal ini terlihat
dari penurunan gini ratio yang tercatat sebesar 0,384 di 2018, turun sebesar 7,2% dibandingkan dengan level tertinggi 5 tahun
terakhir di tahun 2014 yang mencapai 0,414. Selain itu, tingkat pengangguran juga ikut turun seiring dengan menurunnya
kesenjangan sosial dimana di 2018 tingkat pengangguran tercatat sebesar 5,34% (2014: 5,94%) yang mengindikasikan perbaikan
dalam penyerapan tenaga kerja. Jumlah penduduk miskin juga mencatatkan penurunan secara konsisten dimana di 2019 tercatat
sebesar 9,41%, telah turun sebesar 2,06% dibanding dengan persentase tertinggi selama 6 tahun terakhir di 2013 yang tercatat
sebesar 11,47%. Perbaikan dari segmen masyarakat kelas bawah ini didukung oleh meningkatnya upah baik upah minimum
ataupun upah buruh yang terjadi sampai dengan tahun 2019. Sebagai informasi, di 2019 pemerintah kembali menaikkan Upah
Minimum Regional / Upah Minimum Provinsi (UMR / UMP) menjadi Rp2,45 juta (+8,3% YoY) dari tahun sebelumnya sebesar
Rp2,27 juta. Jika dibandingkan dengan UMR / UMP di tahun 2014 yang tercatat sebesar Rp1,58 juta, pertumbuhan rata-rata
setiap tahun dari upah minimum ini mencapai 9,14% YoY. Di sisi lain, upah di level buruh pertanian dan industri juga mencatatkan
peningkatan yang signifikan dimana di 2019 masing-masing tercatat sebesar Rp1,94 juta (+9,2% YoY) dan Rp2,43 juta (+0,3%
YoY), dengan rata-rata pertumbuhan per tahun di 3 tahun terakhir tercatat sebesar 30,9% YoY dan 17,2% YoY secara berturut-
turut.
Grafik 7. Gini ratio dan tingkat pengangguran Indonesia, 2013-2018
Grafik 8. Persentase penduduk miskin di Indonesia, 2013-2019
0,406 0,414 0,402 0,394 0,391 0,384
6,17
5,94
6,18
5,61
5,50
5,34
4,80
5,00
5,20
5,40
5,60
5,80
6,00
6,20
6,40
0,365
0,370
0,375
0,380
0,385
0,390
0,395
0,400
0,405
0,410
0,415
0,420
2013 2014 2015 2016 2017 2018
In P
erce
nta
ge
Gini Ratio (x) Unemployment Rate (%) (RHS)
11,47 10,96 11,13
10,70 10,12
9,66 9,41
0
2
4
6
8
10
12
14
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
In P
erce
nta
ge
Sumber: BPS Sumber: BPS
Initiation Report | RALS: Stepping out from gloomy weather
4
Grafik 9. Tingkat upah minimum Indonesia, 2013-2019 Grafik 10. Upah buruh pertanian dan industri, 2016-2019
1.297 1.584 1.790 1.998 2.074 2.266 2.454
19,1%
22,2%
13,0%
11,6%
3,8%
9,3%8,3%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
In T
ho
usa
nd
IDR
Minimum Wages Growth YoY (RHS)
864 998 952 1.019
1.658 1.774
1.938
1.510 1.618 1.649 1.654
2.237
2.426 2.433
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
Feb-16 Aug-16 Feb-17 Aug-17 Feb-18 Aug-18 Feb-19
In T
ho
usa
nd
IDR
Pertanian Industri
Sumber: BPS Sumber: BPS
Masyarakat dalam kelas menengah menjadi penopang konsumsi masyarakat. Meningkatnya UMR / UMP dan peningkatan upah buruh pertanian serta industri memberikan dampak positif terhadap meningkatnya distribusi pengeluaran per kapita di kelas menengah secara nasional. Berdasarkan distribusi pengeluaran per kapita secara nasional masyarakat kelas menengah berkontribusi sebesar 36,62% terhadap total pengeluaran per kapita di 2018 (2017: 36,09%). Selain itu, dari masyarakat kelas bawah sendiri mencatatkan peningkatan kontribusi pengeluaran per kapita nasional dimana di tahun 2018 tercatat sebesar 17,29% (2017: 17,02%). Kami memperkirakan kedepannya kontribusi pengeluaran per kapita dari masyarakat kelas menengah dan bawah masih dapat meningkat seiring dengan berlanjutnya peningkatan upah kedepan serta menurunnya kesenjangan sosial. Berdasarkan penggunaannya, pengeluaran untuk kegiatan konsumsi masih mencatatkan peningkatan porsi menjadi 68,8% di Juli 2019 (Jan-17: 63,0%) mengindikasikan tendensi masyarakat untuk melakukan konsumsi masih tinggi, sehingga kedepannya dengan berlanjutnya peningkatan UMR / UMP dan upah buruh pertanian serta industri, konsumsi masyarakat dapat meningkat dan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan penjualan industri ritel secara keseluruhan.
Grafik 11. Distribusi pengeluaran per kapita di kota berdasarkan tingkat pengeluaran, 2010-2018
Grafik 12. Distribusi pengeluaran per kapita di desa berdasarkan tingkat pengeluaran, 2010-2018
17,57 16,10 16,00 15,40 15,62 15,83 15,91 16,04 16,47
36,99 34,79 34,53 34,83 34,89 34,60 36,74 36,89 36,93
45,44 49,11 49,48 49,77 49,49 49,57 47,35 47,07 46,60
0
20
40
60
80
100
120
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
40% Low Spending 40% Mid Spending 20% High Spending
20,98 19,96 20,60 21,03 20,94 20,42 20,40 20,36 20,15
38,78 37,46 37,57 37,96 38,40 37,53 38,50 39,65 39,59
40,24 42,58 41,82 41,00 40,65 42,05 41,10 39,99 40,26
0
20
40
60
80
100
120
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
40% Low Spending 40% Mid Spending 20% High Spending
Sumber: BPS Sumber: BPS
Grafik 13. Distribusi pengeluaran per kapita nasional berdasarkan tingkat pengeluaran, 2010-2018
Grafik 14. Proporsi penggunaan penghasilan masyarakat, 2017-2019
18,05 16,85 16,98 16,87 17,12 17,10 17,02 17,02 17,29
36,48 34,73 34,41 34,09 34,60 34,65 36,09 36,09 36,62
45,47 48,42 48,61 49,04 48,27 48,25 46,89 46,89 46,09
0
20
40
60
80
100
120
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
40% Low Spending 40% Mid Spending 20% High Spending
63,0
68,8
16,9 12,2
20,1 19,1
-
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
Konsumsi Cicilan Pinjaman Tabungan
Sumber: BPS Sumber: BPS
Initiation Report | RALS: Stepping out from gloomy weather
5
Pertumbuhan penjualan ritel masih cenderung stagnan, translasi kenaikan pendapatan belum signifikan. Meskipun telah terjadi peningkatan upah dan didukung oleh tendensi masyarakat yang tinggi untuk melakukan konsumsi, hal ini belum memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan dari penjualan ritel. Hal ini terlihat dari pertumbuhan penjualan ritel yang tercatat hanya sebesar 2,3% YoY di Juli 2019 (Jun-19: -1,8% YoY). Sepanjang tahun 2019 sendiri, rata-rata penjualan ritel tercatat bertumbuh sebesar 5,9% YoY, masih di kisaran 5% YoY sejalan dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan komponennya. Meskipun pertumbuhan penjualan ritel cenderung stagnan, indeks keyakinan konsumen (IKK) masih terjaga di atas level 120, meskipun tercatat turun pasca momen Hari Raya Lebaran dimana di Juli 2019 tercatat sebesar 124,8 (Jun-19: 126,4). Hal ini menjadi sinyal positif potensi perbaikan penjualan ritel kedepan seiring dengan terjaganya optimisme konsumen. Berdasarkan segmen kelas masyarakatnya, optimisme lebih tinggi dicatatkan oleh masyarakat kelas menengah ke atas (pengeluaran di atas Rp3 juta) dimana di bulan Juli 2019 tercatat sebesar 127, sedangkan untuk kelas menengah ke bawah (pengeluaran dari Rp1 juta-Rp3 juta) tercatat sebesar 125. Sejalan dengan hal ini, kami memperkirakan terdapat potensi perbaikan penjualan ritel kedepan didukung oleh dominasi dari kelas menengah seiring dengan peningkatan kemampuan dari segi upah dan tendensi untuk melakukan konsumsi yang masih tinggi.
Grafik 15. Indeks keyakinan konsumen Indonesia per kategori penghasilan, 2014-2019
Grafik 16. Pertumbuhan penjualan ritel Indonesia, 2014-2019
90
95
100
105
110
115
120
125
130
135
140
Ju
n-1
4
Aug
-14
Oct-
14
De
c-1
4
Feb
-15
Apr-
15
Ju
n-1
5
Aug
-15
Oct-
15
De
c-1
5
Feb
-16
Apr-
16
Ju
n-1
6
Aug
-16
Oct-
16
De
c-1
6
Feb
-17
Apr-
17
Ju
n-1
7
Aug
-17
Oct-
17
De
c-1
7
Feb
-18
Apr-
18
Ju
n-1
8
Aug
-18
Oct-
18
De
c-1
8
Feb
-19
Apr-
19
Ju
n-1
9
Pengeluaran Rp3-4 juta Pengeluaran Rp4-5 juta Pengeluaran Di atas Rp5 juta
Pengeluaran Rp1-2 Juta Pengeluaran Rp2-3 Juta
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
Jul-1
4
Se
p-1
4
Nov-1
4
Jan
-15
Ma
r-15
Ma
y-1
5
Jul-1
5
Se
p-1
5
Nov-1
5
Jan
-16
Ma
r-16
Ma
y-1
6
Jul-1
6
Se
p-1
6
Nov-1
6
Jan
-17
Ma
r-17
Ma
y-1
7
Jul-1
7
Se
p-1
7
Nov-1
7
Jan
-18
Ma
r-18
Ma
y-1
8
Jul-1
8
Se
p-1
8
Nov-1
8
Jan
-19
Ma
r-19
Ma
y-1
9
Jul-1
9
In P
erc
enta
ge (
YoY
)
Clothes Retail Sales Growth
Sumber: BPS Sumber: BPS
Initiation Report | RALS: Stepping out from gloomy weather
6
BUSINESS UPDATES & OUTLOOK
Penutupan gerai berdampak positif terhadap peningkatan produktivitas gerai RALS. Sebagai langkah antisipasi terhadap
pelemahan kinerja yang terjadi, dimana pelemahan kinerja ini dipicu oleh bisnis supermarket, pada tahun 2017 RALS telah
melakukan penutupan sebanyak 16 supermarket, serta mengurangi luas area di beberapa supermarket. Sejalan dengan hal
tersebut, total luas area dari supermarket turun hampir 50%, dari ~180.000 sqm menjadi ~99.000 sqm. Sejalan dengan hal ini,
produktivitas gerai di 2018 tercatat meningkat sebesar 3,7% YoY dimana pendapatan per sqm per hari tercatat sebesar Rp23.515
(2017: Rp22.674). Di tahun 2018 sendiri, RALS masih melanjutkan efisiensi gerai dengan melakukan downsizing ataupun
penutupan gerai, selain itu RALS juga memutus kontrak kerjasama dengan SPAR yang telah terjalin sejak tahun 2014 sehingga
untuk brand supermarket RALS kembali menggunakan merek Robinson. Kedepannya manajemen masih berencana untuk terus
melanjutkan efisiensi terhadap bisnis supermarket, sehingga kami perkirakan kedepannya kontribusi pendapatan dari bisnis
supermarket kedepannya akan terus berkurang. Sebagai informasi, di 1H19 sendiri bisnis supermarket mencatatkan kontribusi
sebesar 13.8% terhadap total pendapatan RALS. Kami memperkirakan hal ini akan berdampak positif terhadap profitabilitas
perusahaan kedepan dimana marjin laba kotor supermarket sendiri merupakan yang terkecil (1H19: 8,3%) dibanding dengan
departemen lainnya. Dengan penutupan atau downsizing dari supermarket, RALS dapat melakukan perluasan terhadap
departemen yang menjadi fokus utama seperti fashion pria dimana departemen ini berkontribusi sebesar 36,9% terhadap total
pendapatan di 1H19, yang terbesar dibanding departemen lain.
Grafik 17. Tingkat produktivitas gerai RALS, 2014-1H19 Grafik 18. Marjin laba kotor per departemen, 2015-1H19
21.992 21.850
23.325
22.674
23.515
0,0%-0,6%
6,8%
-2,8%
3,7%
-4%
-2%
0%
2%
4%
6%
8%
21.000
21.500
22.000
22.500
23.000
23.500
24.000
2014 2015 2016 2017 2018
Sales per sqm per day (IDR) Growth YoY (RHS)
36,6%
31,9%
41,8%
29,9%
14,2%
25,7%23,3%
8,3%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
Women Men Children S, B, A Special Buy Toys &Stationery
Housewares Supermarket
2015 2016 2017 2018 1H19
Sumber: RALS Sumber: RALS
Efisiensi gerai berdampak positif terhadap penurunan biaya operasional RALS. Pengurangan kontribusi pendapatan dari
bisnis supermarket tidak hanya berdampak positif terhadap peningkatan marjin laba kotor, tetapi juga turut mendukung efisiensi
dari berbagai biaya operasional. Hal ini terefleksi pada porsi komponen dari beban operasional seperti biaya listrik, upah dan
tunjangan, biaya promosi, dan biaya sewa yang masing-masing mencatatkan penurunan porsi terhadap total penjualan kotor di
1H19 menjadi 2,3% (2018: 3,0%), 7,0% (2018: 7,3%), 1,0% (2018: 1,2%), dan 2,0% (2018: 2,6%) secara berturut-turut. Selain dari
penutupan gerai-gerai yang memiliki kinerja kurang baik, RALS juga melakukan beberapa inisiatif untuk menekan biaya
operasional, salah satunya adalah mengganti lampu dari konvensional menjadi LED yang penggunaan listriknya lebih efisien,
serta pemadaman pemadaman lampu di beberapa gerai setelah jam operasional berakhir dimana sebelumnya lampu tersebut
tetap dinyalakan selama 24 jam. Sejalan dengan hal ini, porsi biaya listrik terhadap total pendapatan kotor mencatatkan
penurunan porsi paling signifikan dibandingkan dengan biaya operasional lainnya.
Grafik 19. SSSG VS Penjualan bulanan RALS, 2013-2019
Grafik 20. Breakdown biaya operasional RALS, 2014-1H19
-15%
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
1M
13
4M
13
7M
13
10
M1
3
1M
14
4M
14
7M
14
10
M1
4
1M
15
4M
15
7M
15
10
M1
5
1M
16
4M
16
7M
16
10
M1
6
1M
17
4M
17
7M
17
10
M1
7
1M
18
4M
18
7M
18
10
M1
8
1M
19
4M
19
In B
illio
n ID
R
Cummlative SSSG (RHS) Monthly Sales
2,0%
1,0%
7,0%
2,3%
2,6%
1,2%
7,3%
3,0%
2,2%
1,1%
8,2%
3,2%
2,4%
1,2%
7,4%
3,5%
2,5%
1,1%
7,7%
3,7%
2,7%
1,0%
7,6%
3,6%
0,0% 1,0% 2,0% 3,0% 4,0% 5,0% 6,0% 7,0% 8,0% 9,0%
Rent
Promotion
Salaries & Other Benefits
Electricity
2014 2015 2016 2017 2018 1H19
Sumber: RALS Sumber: RALS
Peningkatan penjualan dan SSSG sangat dipengaruhi oleh faktor musiman dari Hari Raya Lebaran. Seiring dengan target pasar dari RALS yang mayoritas berasal dari masyarakat kelas menengah ke bawah di segmen C dan D, pengeluaran belanja dari segmen tersebut sangat terfokus pada momen Hari Raya Lebaran. Sejalan dengan hal ini, berdasarkan rata-rata historis dari tahun 2013-2018, penjualan di bulan Hari Raya Lebaran berkontribusi sebesar 22,8% terhadap total pendapatan RALS selama setahun penuh. Selain momen Hari Raya Lebaran, penjualan RALS juga akan mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan di akhir tahun seiring dengan momen libur Natal dan tahun baru. Untuk penjualan di bulan Desember sendiri, secara rata-rata
Initiation Report | RALS: Stepping out from gloomy weather
7
historis dari tahun 2013-2018 berkontribusi sebesar 9,7% terhadap total pendapatan RALS setahun. Meski demikian, kenaikan penjualan pada momen Natal dan tahun baru umumnya tidak diikuti oleh peningkatan SSSG yang cukup signifikan. Sebagai informasi, SSSG kumulatif pada momen lebaran secara rata-rata historis 2013-2018 tercatat di level 11,7%, meningkat signifikan dibandingkan dengan SSSG kumulatif setiap akhir tahunnya yang rata-rata tercatat di level 1,2%. Untuk pendapatan dan laba bersih per kuartal RALS juga turut terkena dampak dari Hari Raya Lebaran dimana secara rata-rata historis dari 2013-2019, setiap kuartal dengan Hari Raya Lebaran mencatatkan kontribusi sebesar 37,8% untuk pendapatan dan 71,2% untuk laba bersih terhadap pendapatan dan laba bersih tahunan. Kedepannya kami memperkirakan faktor musiman ini bisa lebih minim seiring dengan transformasi gerai yang dilakukan RALS dengan memperkenalkan konsep Ramayana Prime serta konsep lifestyle mall. Untuk Ramayana Prime sendiri, target pasarnya adalah masyarakat pada kelas B dimana memiliki penghasilan lebih tinggi dibanding kelas C dan D, sehingga untuk Ramayana Prime sendiri diperkirakan belanja dari setiap konsumen berada di level ~Rp180.000, lebih tinggi dibandingkan konsumen gerai Ramayana konvensional yang berada di level ~Rp150.000. Selain itu, untuk barang-barang di gerai Ramayana Prime sendiri memiliki komposisi konsinyasi sebesar 60% dan sisanya 40% merupakan direct purchase. Sejalan dengan hal ini kami memperkirakan kedepannya porsi konsinyasi akan terus meningkat seiring dengan ekspansi Ramayana Prime. Sebagai informasi, meskipun produk di Ramayana Prime memiliki harga jual yang lebih tinggi, 97% produknya berasal dari lokal, sehingga tidak terdapat exposure terhadap fluktuasi nilai tukar. Untuk lifestyle mall juga ditujukan untuk menarik target pasar dari kelas B dimana hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah parkir untuk mobil dimana sebelumnya mayoritas konsumen RALS menggunakan angkutan umum atau motor.
Grafik 21. Revenue seasonality RALS, 2013-1H19 Grafik 22. Net income seasonality RALS, 2013-1H19
18,0%
20,2%
20,2%
18,5%
19,2%
18,3%
18,1%
23,4%
25,1%
25,4%
35,3%
42,4%
42,6%
42,3%
36,9%
33,6%
31,4%
24,0%
17,0%
17,8%
21,7%
21,1%
22,9%
22,1%
21,4%
21,3%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
1Q 2Q 3Q 4Q
10,7%
11,4%
1,7%
2,1%
0,7%
2,5%
11,7%
16,8%
17,6%
25,3%
60,1%
90,0%
80,3%
77,1%
60,7%
66,5%
63,6%
26,3%
-0,2%
7,0%
11,8%
4,5%
9,4%
11,5%
9,5%
10,2%
-20% 0% 20% 40% 60% 80% 100%
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
1Q 2Q 3Q 4Q
Sumber: RALS Sumber: RALS
Perbaikan marjin keuntungan diperkirakan berlanjut seiring dengan meningkatnya efisiensi operasional. Kami
memperkirakan kedepannya biaya operasional masih akan berlanjut turun seiring dengan berlanjutnya rencana RALS untuk
melakukan efisiensi terhadap gerai-gerai yang memiliki kinerja kurang baik. Sejalan dengan hal ini, kami memperkirakan marjin
laba operasi dan marjin laba bersih masih akan mencatatkan peningkatan di 2019 dan 2020 ke level 7,4% dan 7,5% untuk marjin
laba operasi, serta ke level 7,9% untuk marjin laba bersih. Untuk marjin laba kotor sendiri kami perkirakan cenderung stagnan di
kisaran ~29% seiring dengan meningkatnya penjualan barang konsinyasi yang memiliki marjin lebih rendah dibanding direct
purchase. Sebagai informasi, untuk penjualan dari direct purchase marjin laba kotor diperkirakan dapat mencapai ~40%,
sedangkan untuk penjualan konsinyasi marjin laba kotor diperkirakan dapat mencapai ~26%. Untuk pertumbuhan penjualan di
2019 dan 2020 kami perkirakan akan cenderung stagnan di kisaran ~1% YoY seiring dengan tingkat konsumsi rumah tangga yang
masih belum meningkat signifikan seiring dengan translasi peningkatan upah terhadap peningkatan konsumsi masyarakat yang
lambat. Untuk laba bersih di 2019 dan 2020 kami perkirakan akan mampu bertumbuh lebih tinggi dibanding pertumbuhan
pendapatan sebesar 13,2% YoY dan 8,2% YoY seiring dengan meningkatnya marjin keuntungan didukung efisiensi. RALS
berencana untuk menambah jumlah lifestyle mall sebanyak 7 lifestyle mall sampai dengan akhir 2020, sehingga diperkirakan total
lifestyle mall di akhir tahun 2020 akan mencapai 12 lifestyle mall, dan hal ini akan menjadi salah satu pendukung meningkatnya
efisiensi RALS kedepan. Sebagai informasi, untuk investasi pembangunan lifestyle mall diperkirakan membutuhkan biaya sebesar
Rp20 miliar per lifestyle mall, sehingga diperkirakan biaya investasi lifestyle mall akan mencapai Rp140 miliar.
Grafik 23. Ekspektasi pertumbuhan pendapatan bersih dan laba bersih RALS, 2016-2020F
Grafik 24. Ekspektasi marjin keuntungan RALS, 2016-2020F
5.740 5.774 5.842
587 664 719
2,1%0,6% 1,2%
44,4%
13,2%
8,2%
-10,0%
0,0%
10,0%
20,0%
30,0%
40,0%
50,0%
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
2016 2017 2018 2019F 2020F
Net Revenue Net Income
Net Revenue Growth YoY (RHS) Net Income Growth YoY (RHS)
26,7% 27,2%
29,4% 29,4% 29,8%
4,3% 4,4%
7,1% 7,4% 7,9%
5,0% 5,0%6,9% 7,5% 7,9%
0,0%
5,0%
10,0%
15,0%
20,0%
25,0%
30,0%
35,0%
2016 2017 2018 2019F 2020F
Gross Profit Margin Operating Profit Margin Net Profit Margin
Sumber: RALS Sumber: RALS
Initiation Report | RALS: Stepping out from gloomy weather
8
VALUATION & RECOMMENDATION
Inisiasi BUY dengan target harga Rp1.750. Kami mengestimasi kedepannya kinerja RALS masih akan mencatatkan perbaikan
didukung oleh: 1) transformasi gerai dengan konsep lifestyle mall dan Ramayana Prime yang akan memperluas target pasar dari
RALS dari masyarakat kelas C dan D, ke masyarakat kelas B, 2) peningkatan produktivitas gerai RALS seiring dengan harga jual
yang lebih tinggi dan belanja konsumen yang meningkat didukung oleh konsumen kelas B, 3) berlanjutnya efisiensi gerai (closure
atau downsizing) yang akan turut memberikan dampak positif terhadap biaya operasional. Berdasarkan rata-rata PE 5 tahun
terakhir (5-year PE average: 16,7x) dan 30% implied PE discount to peers (implied PE 16,1x di 2020), kami menginisiasi BUY
untuk RALS dengan target harga di Rp1.750 (implied PE 16,4x di 2020).
Grafik 20. PE Band 5 years Grafik 21. PB Band 5 years
10,0
12,0
14,0
16,0
18,0
20,0
22,0
24,0
Sep
-14
No
v-1
4
Jan
-15
Mar
-15
May
-15
Jul-
15
Sep
-15
No
v-1
5
Jan
-16
Mar
-16
May
-16
Jul-
16
Sep
-16
No
v-1
6
Jan
-17
Mar
-17
May
-17
Jul-
17
Sep
-17
No
v-1
7
Jan
-18
Mar
-18
May
-18
Jul-
18
Sep
-18
No
v-1
8
Jan
-19
Mar
-19
May
-19
Jul-
19
Sep
-19
P/E +2 stdv +1 stdv Mean -1 stdv -2 stdv
0,8
1,3
1,8
2,3
2,8
3,3
Sep
-14
No
v-1
4
Jan
-15
Mar
-15
May
-15
Jul-
15
Sep
-15
No
v-1
5
Jan
-16
Mar
-16
May
-16
Jul-
16
Sep
-16
No
v-1
6
Jan
-17
Mar
-17
May
-17
Jul-
17
Sep
-17
No
v-1
7
Jan
-18
Mar
-18
May
-18
Jul-
18
Sep
-18
No
v-1
8
Jan
-19
Mar
-19
May
-19
Jul-
19
Sep
-19
P/B +2 stdv +1 stdv Mean -1 stdv -2 stdv
Sumber: Bloomberg, PANS Sumber: Bloomberg, PANS
Tabel 1. Relative valuation sektor ritel
Company Market Last Price PANS Target EPS Growth (%) ROE (%) PE (X) PBV (X)
Ticker Cap Price Call Price 2019F 2020F 2019F 2020F 2019F 2020F 2019F 2020F
ACES 30.013 1.750 HOLD 1.750 11,2 13,4 23,7 24,8 28,0 24,7 6,2 5,7
MAPI 17.098 1.030 BUY 1.300 9,8 24,5 12,8 14,9 21,1 16,9 2,6 2,4
RALS 8.231 1.160 BUY 1.750 13,2 8,2 16,7 16,6 11,7 10,8 1,9 1,7
Avg 11,4 15,4 17,7 18,8 20,3 17,5 3,6 3,3
Sumber: Bloomberg, PANS
Initiation Report | RALS: Stepping out from gloomy weather
9
Laporan Keuangan
(Rp Miliar)
Rugi-Laba 2016 2017 2018 2019F 2020F Arus Kas 2016 2017 2018 2019F 2020F
Pendapatan 5.857 5.623 5.740 5.774 5.842 Operasional
Beban Pokok Pendapatan 3.655 3.410 3.233 3.183 3.128 Laba Bersih 408 407 587 664 719
Laba Kotor 2.202 2.212 2.507 2.592 2.714 Depresiasi&Amort. 170 179 163 130 135
Beban Usaha 1.845 1.856 1.899 1.936 1.991 Modal Kerja Bersih -7 147 -165 15 -4
Laba Usaha 357 356 608 655 722 Lainnya -311 -248 986 -22 -24
Pendapatan (Beban) Keuangan 97 90 110 118 130 Kas Operasional 260 484 1.572 788 826
Pendapatan (Beban) Lain 11 20 -1 13 12 Investasi
Laba Sebelum Pajak 465 467 717 786 864 Belanja Modal -116 -135 -92 -238 -245
Beban Pajak Penghasilan 57 60 130 122 145 Lainnya 0 0 0 0 0
Laba Bersih 408 407 587 664 719 Kas Investasi -116 -135 -92 -238 -245
Laba Bersih Per Saham (Rp) 61 60 87 99 107 Pendanaan
Perb. Pinjaman 0 0 0 0 0 Neraca 2016 2017 2018 2019F 2020F Pembiayaan Ekui -198 -8 15 -7 4
ASET Pembayaran Div -207 -242 -242 -337 -381
Aset Lancar Lainnya 20 48 -53 35 39
- Kas 604 752 1.951 2.192 2.434 Kas Pendanaan -384 -201 -280 -309 -338
- Piutang 12 10 16 7 10 Arus kas bersih -241 148 1.199 241 242
- Persediaan 834 741 860 724 712 - Aset Lancar Lainnya 1.381 1.591 731 739 749 Rasio Penting 2016 2017 2018 2019F 2020F
Total Aset Lancar 2.831 3.093 3.557 3.663 3.905 Yield
Aset Tidak lancar Return on Assets (%) 8,9 8,5 11,6 12,4 12,7
- Aset Tetap 1.279 1.235 1.164 1.271 1.382 Return on Equity (%) 12,2 11,9 16,0 16,7 16,6
- Aset Tidak Lancar Lainnya 537 563 521 543 565 Margin
Total Aset Tidak Lancar 1.816 1.798 1.686 1.814 1.948 Gross Margin (%) 26,7 27,2 29,4 29,4 29,8
TOTAL ASET 4.647 4.892 5.243 5.477 5.852 Operating Margin (%) 4,3 4,4 7,1 7,4 7,9
Net Margin (%) 5,0 5,0 6,9 7,5 7,9 Neraca 2016 2017 2018 2019F 2020F Liquidity
KEWAJIBAN Cash Ratio 0,6 0,7 1,8 2,3 2,5
Kewajiban Lancar Current Ratio 2,8 3,0 3,3 3,8 4,0
- Hutang Usaha 898 950 909 780 767 Quick Ratio 2,0 2,2 2,5 3,0 3,3
- Kewajiban Lancar Lainnya 111 99 184 192 200 Gearing Ratio nc nc nc nc nc
Total Kewajiban Lancar 1.009 1.049 1.093 972 967 Other
Kewajiban Tidak Lancar Dividend Yield (%) 2,6 3,1 3,1 4,3 4,8
- Kewajiban Lainnya 301 349 322 358 397 EPS 61 60 87 99 107
Total Kewajiban Tidak Lancar 301 349 322 358 397 BVPS 496 520 569 617 668
TOTAL KEWAJIBAN 1.310 1.398 1.416 1.330 1.364 PER 19,3 19,4 13,5 11,9 11,0
TOTAL EKUITAS 3.337 3.494 3.827 4.147 4.489 PBV 2,4 2,3 2,1 1,9 1,8
TOTAL KEWAJIBAN & EKUITAS 4.647 4.892 5.243 5.477 5.852 Growth
Revenue (%) 5,9 -4,0 2,1 0,6 1,2 Operating Income (%) 53,0 -0,3 70,6 7,8 10,2
Net Income (%) 21,6 -0,5 44,4 13,2 8,2
EPS growth (%) 21,6 -0,5 44,4 13,2 8,2
Initiation Report | RALS: Stepping out from gloomy weather
10
DISCLAIMER
The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. However, none of PT Panin Sekuritas Tbk and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to. or in relation to. The accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report
or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied) of PT Panin Sekuritas Tbk, its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which
may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Panin Sekuritas Tbk. its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, omissions or mis-statements, negligent or
otherwise in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
The information contained in this report is not be taken as any recommendation made by PT Panin Sekuritas Tbk or any other person to enter into any agreement with regard to any investment mentioned in this document. This report is prepared for general circulation. It does not have regards to the specific person who may receive this report. In considering any investments you should make your own independent assessment and seek your own professional
financial and legal advice
Initiation Report | RALS: Stepping out from gloomy weather
11
KANTOR PUSAT
Indonesia Stock Exchange Tower II, Suite 1705 • Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan 12190
Tel: +62 21 515 3055 Website: www.pans.co.id E-mail: [email protected]
Fax: +62 21 515 3061 Online Trading: www.post.co.id
KANTOR CABANG
Kelapa Gading, Jakarta Utara Menara Satu Sentra Kelapa
Gading Lt.5 Unit 0505, Jl.
Boulevard Kelapa Gading LA3
No.1 Jakarta Utara 14240 -
Indonesia
Tel.: (62-21) 293 85767
Fax: (62-21) 293 85768
Pluit Village, Jakarta Utara Pluit Village Ruko No. 66
Jl. Pluit Permai Raya
Jakarta Utara 14450 - Indonesia
Tel.: (62-21) 6667 0268
Fax: (62-21) 668 3585
Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara Panin Bank Lantai 2
Ruko Cordoba Blok B 1-3
Bukit Golf Mediterania, PIK
Jakarta Utara 14470
Tel.: (62-21) 2951 9658
Fax.: (62-21) 2951 9658
Puri Niaga, Jakarta Barat Puri Kencana Blok K6 No. 2I,
5H dan 5I, Kembangan
Jakarta Barat 11610 - Indonesia
Tel.: (62-21) 5835 1705
Fax: (62-21) 5835 1706
Pondok Indah, Jakarta Selatan Rukan Pondok Indah Plaza 5, B-
09 Jl. Margaguna Raya, Gandaria
UtaraJakarta Selatan 12140 -
Indonesia
Tel.: (62-21) 722 4420
Fax: (62-21) 722 4421
Tanah Abang, Jakarta Pusat Pusat Grosir Tanah Abang
Blok A Lt. 3 Los. A No. 1
Jakarta Pusat 10210 - Indonesia
Tel.: (62-21) 2357 1177
Fax: (62-21) 2357 0404
Alam Sutera, Tangerang Ruko Alam Sutera Town Centre
(ASTC) Blok 10.B No. 30
Jl.Sutera Utama Tangerang
Tangerang Selatan 15325 -
Indonesia
Tel.: (62-21) 292 11518
Fax.: (62-21) 292 11519
Solo Gedung Graha Prioritas Lantai 5
Jl. Slamet Riyadi No.302 Kel.
Sriwedari, Kec. Laweyan
Surakarta 57141 - Indonesia
Tel.: (62-271) 734682
Fax: (62-271) 734684
Bandung - Tamblong Jl. Tamblong No. 58
Bandung 40112 - Indonesia
Tel.: (62-22) 205 26726
Fax: (62-22) 205 28244
Bandung - Dago Gedung Dukomsel Lantai 5 Jl.
Diponegoro No. 6 Bandung 40115 -
Indonesia
Tel.: (62-22) 4268127 / 4268129
Fax: (62-22) 4268128
Batam Komplek Lumbung Rezeki Blok
H No. 13Nagoya, Batam -
Indonesia
Tel.: (62-778) 459 222
Fax: (62-778) 459 220
Denpasar Gedung Panin Bank , Lantai 3
Jl.Patih Jelantik , komplek
pertokoan Kuta Galeria Blok 1
valet 7Denpasar Bali-Indonesia
Tel.: (62-361) 769 090
Makassar Gedung Panin Bank Lt. 3
Jl. Sam Ratulangi No. 20
Makassar 90125, Sulawesi Selatan
Tel. : (62-411) 6000 409
Fax : (62-411) 6000 410
Medan - Timor Jl. Timor No. 203 Kel. Gg Buntu
Kec. Medan Timor
Medan 20231 - Indonesia
Tel.: (62-61) 457 6577 / 453 2912
Fax: (62-61) 453 2875
Medan - Pemuda Gedung Panin Bank Lt. 5
Jl. Pemuda No. 16-22
Medan 20151 - Indonesia
Tel.: (62-61) 457 6996
Fax: (62-61) 453 1097
Medan - Iskandar Muda Jl. Iskandar Muda No. 99
Medan 20154 - Indonesia
Tel.: (62-61) 453 0123
Fax: (62-61) 452 3934
Padang Jl. Veteran No. 15Padang 25116 -
Indonesia
Tel.: (62-751) 893 970 / 893 971
Fax: (62-751) 893 969
Palembang Gedung Panin Bank Lt. 3
Jl. Rajawali Blok B 11-12
Palembang 30113 - Indonesia
Tel.: (62-711) 555 6014
Fax: (62-711) 555 6856
Pontianak Gedung Bank Panin - Sidas
Jl Sidas No 3, Lantai 3
Pontianak 78121 - Indonesia
Tel.: (62-561) 748 888
Fax: (62-561) 767 300
Semarang Jl. S. Parman No. 41
Semarang 50231 - Indonesia
Tel.: (62-24) 850 2300
Fax: (62-24) 850 4971
Surabaya Gedung Panin Bank Lt. 5
Jl. Mayjend Sungkono No. 100
Surabaya 60256 - Indonesia
Tel.: (62-31) 561 3388
Fax: (62-31) 561 3585
Pekanbaru Gedung Panin Bank Lt. Dasar
Jl. Jendral Sudirman 145
Sumahilang
Pekanbaru, Riau 28112
Tel. : (62-61) 865 2022
Fax. : (62-61) 865 2022
Cilacap Panin Bank lantai 2
Jalan Ahmad Yani No. 38 Cilacap
Tel. (0282) 538 344
Yogyakarta
KCU Panin Bank Yogyakarta
Jl. Affandi (dh. Jl. Gejayan ) CT
X No.10 Catur Tunggal Depok,
Yogyakarta 55281, Indonesia
Tel. : +62 274 541 777 ext 133
Timika
Jl. Kartini No. 8
Kel. Otomona, Kec. Mimika Baru,
Kab. Mimika, Papua
Tel.: (0901) 326 8793
Fax.: (0901) 326 8793