4
8/19/2019 inovasi sosial http://slidepdf.com/reader/full/inovasi-sosial 1/4 Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara keseluruhan. Dalam proses  pembangunan tersebut peranan pendidikan amatlah strategis. John C. Bock, dalam Education and Development ! Con"lict #eaning $%&&'(, mengidenti"ikasi peran pendidikan tersebut sebagai %. memasyarakatkan ideologi dan nilai)nilai sosio)kultural bangsa, '. mempersiapkan tenaga kerja untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, dan mendorong perubahan sosial, dan *. untuk meratakan kesempatan dan pendapatan. Peran yang pertama merupakan "ungsi  politik pendidikan dan dua peran yang lain merupakan "ungsi ekonomi. Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam pembangunan nasional muncul dua paradigma yang menjadi kiblat bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan kebijakan pendidikan Paradigma +ungsional dan paradigma osialisasi. Paradigma "ungsional melihat bahwa keterbelakangan dan kemiskinan dikarenakan masyarakat tidak mempunyai cukup penduduk yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan sikap modern. #enurut pengalaman masyarakat di Barat, lembaga pendidikan "ormal sistem persekolahan merupakan lembaga utama mengembangkan pengetahuan, melatih kemampuan dan keahlian, dan menanamkan sikap modern para individu yang diperlukan dalam proses pembangunan. Bukti)bukti menunjukkan adanya kaitan yang erat antara pendidikan "ormal seseorang dan partisipasinya dalam pembangunan. Perkembangan lebih lanjut muncul, tesis -uman lnvestmen, yang menyatakan bahwa investasi dalam diri manusia lebih menguntungkan, memiliki economic rate o" return yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi dalam bidang "isik. ejalan dengan paradigma +ungsional, paradigma osialisasi melihat peranan pendidikan dalam  pembangunan adalah a( mengembangkan kompetensi individu, b( kompetensi yang lebih tinggi tersebut diperlukan untuk meningkatkan produktivitas, dan c( secara umum, meningkatkan kemampuan warga masyarakat dan semakin banyaknya warga masyarakat yang memiliki kemampuan akan meningkatkan kehidupan masyarakat secara keseluruhan. leh karena itu, berdasarkan paradigma sosialisasi ini, pendidikan harus diperluas secara  besar)besaran dan menyeluruh, kalau suatu bangsa menginginkan kemajuan. Paradigma Fungsional dan paradigma Sosialisasi telah melahirkan pengaruh besar dalam dunia pendidikan paling tidak dalam dua hal. Pertama, telah melahirkan paradigma pendidikan yang bersi"at analis)mekanistis dengan mendasarkan pada doktrin reduksionisme dan mekanistik. /eduksionisme melihat pendidikan sebagai barang yang dapat dipecah)pecah dan dipisah)pisah satu dengan yang lain. #eka +ns melihat bahwa pecahan)pecahan atau bagian)bagian tersebut memiliki keterkaitan linier "ungsional, satu bagian menentukan bagian yang lain secara langsung. !kibatnya, pendidikan telah direduksi sedemikian rupa ke dalam serpihan)serpihan kecil yang satu dengan yang lain menjadi terpisah tiada hubungan, seperti, kurikulum, kredit 0, pokok bahasan, program pengayaan, seragam,  pekerjaan rumah dan latihan)latihan. uatu sistem penilaian telah dikembangkan untuk menyesuaikan dengan serpihan)serpihan tersebut nilai, indeks prestasi, ranking, rata)rata nilai, kepatuhan, ija1ah. Paradigma pendidikan lnput)Proses)utput,

inovasi sosial

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: inovasi sosial

8/19/2019 inovasi sosial

http://slidepdf.com/reader/full/inovasi-sosial 1/4

Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek

kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan kultural, dengan tujuan

utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara keseluruhan. Dalam proses

 pembangunan tersebut peranan pendidikan amatlah strategis. John C. Bock, dalam Educationand Development ! Con"lict #eaning $%&&'(, mengidenti"ikasi peran pendidikan tersebut

sebagai

%. memasyarakatkan ideologi dan nilai)nilai sosio)kultural bangsa,

'. mempersiapkan tenaga kerja untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, dan

mendorong perubahan sosial, dan

*. untuk meratakan kesempatan dan pendapatan. Peran yang pertama merupakan "ungsi

 politik pendidikan dan dua peran yang lain merupakan "ungsi ekonomi.

Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam pembangunan nasional muncul dua paradigma

yang menjadi kiblat bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan kebijakan pendidikan

Paradigma +ungsional dan paradigma osialisasi. Paradigma "ungsional melihat bahwa

keterbelakangan dan kemiskinan dikarenakan masyarakat tidak mempunyai cukup penduduk

yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan sikap modern. #enurut pengalaman

masyarakat di Barat, lembaga pendidikan "ormal sistem persekolahan merupakan lembaga

utama mengembangkan pengetahuan, melatih kemampuan dan keahlian, dan menanamkan

sikap modern para individu yang diperlukan dalam proses pembangunan. Bukti)bukti

menunjukkan adanya kaitan yang erat antara pendidikan "ormal seseorang dan partisipasinya

dalam pembangunan. Perkembangan lebih lanjut muncul, tesis -uman lnvestmen, yang

menyatakan bahwa investasi dalam diri manusia lebih menguntungkan, memiliki economicrate o" return yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi dalam bidang "isik. ejalan

dengan paradigma +ungsional, paradigma osialisasi melihat peranan pendidikan dalam

 pembangunan adalah a( mengembangkan kompetensi individu, b( kompetensi yang lebih

tinggi tersebut diperlukan untuk meningkatkan produktivitas, dan c( secara umum,

meningkatkan kemampuan warga masyarakat dan semakin banyaknya warga masyarakat

yang memiliki kemampuan akan meningkatkan kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

leh karena itu, berdasarkan paradigma sosialisasi ini, pendidikan harus diperluas secara

 besar)besaran dan menyeluruh, kalau suatu bangsa menginginkan kemajuan. Paradigma

Fungsional dan paradigma Sosialisasi telah melahirkan pengaruh besar dalam dunia

pendidikan paling tidak dalam dua hal.

• Pertama, telah melahirkan paradigma pendidikan yang bersi"at analis)mekanistis

dengan mendasarkan pada doktrin reduksionisme dan mekanistik. /eduksionisme

melihat pendidikan sebagai barang yang dapat dipecah)pecah dan dipisah)pisah satu

dengan yang lain. #eka +ns melihat bahwa pecahan)pecahan atau bagian)bagian

tersebut memiliki keterkaitan linier "ungsional, satu bagian menentukan bagian yang

lain secara langsung. !kibatnya, pendidikan telah direduksi sedemikian rupa ke dalam

serpihan)serpihan kecil yang satu dengan yang lain menjadi terpisah tiada hubungan,

seperti, kurikulum, kredit 0, pokok bahasan, program pengayaan, seragam,

 pekerjaan rumah dan latihan)latihan. uatu sistem penilaian telah dikembangkan

untuk menyesuaikan dengan serpihan)serpihan tersebut nilai, indeks prestasi,ranking, rata)rata nilai, kepatuhan, ija1ah. Paradigma pendidikan lnput)Proses)utput,

Page 2: inovasi sosial

8/19/2019 inovasi sosial

http://slidepdf.com/reader/full/inovasi-sosial 2/4

telah menjadikan sekolah bagaikan proses produksi. #urid diperlakukan bagaikan

raw)input dalam suatu pabrik. 2uru, kurikulum, dan "asilitas diperlakukan sebagai

instrumental input. Jika raw)input dan instrumental input baik, maka akan

menghasilkan proses yang baik dan akhirnya baik pula produkyang dihasilkan.

0elemahan paradigma pendidikan tersebut nampak jelas, yakni dunia pendidikan

diperlakukan sebagai sistem yang bersi"at mekanik yang perbaikannya bisa bersi"at partial, bagian mana yang dianggap tidak baik. udah barang tentu asumsi tersebut

 jauh dari realitas dan salah. 3mplikasinya, sistem dan praktek pendidikan yang

mendasarkan pada paradigma pendidikan yang keliru cenderung tidak akan sesuai

dengan realitas. Paradigma pendidikan tersebut di atas tidak pernah melihat

 pendidikan sebagai suatu proses yang utuh dan bersi"at organik yang merupakan

 bagian dari proses kehidupan masyarakat secara totalitas.

• 0edua, para pengambil kebijakan pemerintah menjadikan pendidikan sebagai engine

o" growth, penggerak dan loko pembangunan. ebagai penggerak pembangunan maka

 pendidikan harus mampu menghasilkan invention dan innovation, yang merupakan

inti kekuatan pembangunan. !gar berhasil melaksanakan "ungsinya, maka pendidikan

harus diorganisir dalam suatu lembaga pendidikan "ormal sistem persekolahan, yang

 bersi"at terpisah dan berada di atas dunia yang lain, khususnya dunia ekonomi.

Bahkan pendidikan harus menjadi panutan dan penentu perkembangan dunia yang

lain, khususnya, dan bukan sebaliknya perkembangan ekonomi menentukan

 perkembangan pendidikan. Dalam lembaga pendidikan "ormal inilah berbagai ide dan

gagasan akan dikaji, berbagai teori akan dluji, berbagai teknik dan metode akan

dikembangkan, dan tenaga kerja dengan berbagai jenis kemampuan akan dilatih.

esuai dengan peran pendidikan sebagai engine o" growth, dan penentu bagi perkembangan

masyarakat, maka bentuk sistem pendidikan yang paling tepat adalah single track dandiorganisir secara terpusat sehingga mudah diarahkan untuk kepentingan pembangunan

nasional. 4ewat jalur tunggal inilah lembaga pendidikan akan mampu menghasilkan berbagai

tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia kerja. !gar proses pendidikan e"isien dan etekti",

 pendidikan harus disusun dalam struktur yang bersi"at rigid, manajemen $bersi"at sentralistis,

kurikulum penuh dengan pengetahuan dan teori)teori $te5t bookish(. 6amun, pengalaman

selama ini menunjukkan, pendidikan nasional sistem persekolahan tidak bisa berperan

sebagai penggerak dan loko pembangunan, bahkan 2ass $%&78( lewat tulisannya berjudul

Education versus 9uali"ications menyatakan pendidikan telah menjadi penghambat

 pembangunan ekonomi dan teknologi, dengan munculnya berbagai kesenjangan kultural,

sosial, dan khususnya kesenjangan vokasional dalam bentuk melimpahnya pengangguran

terdidik. Berbagai problem pendidikan yang muncul tersebut di atas bersumber padakelemahan pendidikan nasional sistem persekolahan yang sangat mendasar, sehingga tidak

mungkin disempurnakan hanya lewat pembaharuan yang bersi"at tambal sulam $Erratic(.

Pembaharuan pendidikan nasional sistem persekolahan yang mendasar dan menyeluruh harus

dimulai dari mencari penjelasan baru atas paradigma peran pendidikan dalam pembangunan.

Penjelasan paradigma peranan pendidikan dalam pembangunan yang diikuti oleh para

penentu kebijakan kita dewasa ini memiliki kelemahan, baik teoritis maupun

metodologis.

• Pertama, tidak dapat diketemukan secara tepat dan pasti bagaimana proses pendidikan

menyumbang pada peningkatan kemampuan individu. #emang secara mudah dapat

dikatakan bahwa pendidikan "ormal akan mengembangkan kemampuan yangdiperlukan untuk memasuki sistem teknologi produksi yang semakin kompleks.

Page 3: inovasi sosial

8/19/2019 inovasi sosial

http://slidepdf.com/reader/full/inovasi-sosial 3/4

:etapi, dalam kenyataannya, kemampuan teknologis yang diterima dari lembaga

 pendidikan "ormal tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada. Di samping itu, adanya

 perubahan di bidang teknologi yang cepat, justru melahirkan apa yang disebut dengan

de)skilled process, yakni dunia industri memerlukan tenaga kerja dengan keahlian

yang lebih sederhana dengan jumlah tenaga kerja yang lebih sedikit.

• 0edua, paradigma "ungsional dan sosialisasi memiliki asumsi bahwa pendidikan

sebagai penyebab dan pertumbuhan ekonomi sebagai akibat. 3nvestasi di bidang

 pendidikan "ormal sistem persekolahan akan menentukan pembangunan ekonomi di

masa mendatang. :etapi realitas menunjukkan sebaliknya. Bukannya pendidikan

muncul terlebih dahulu, kemudian akan muncul pembangunan ekonomi, melainkan

 bisa sebaliknya, tuntutan perluasan pendidikan terjadi sebagai akibat adanya

 pembangunan ekonomi dan politik. Dengan kata lain, pendidikan sistem persekolahan

 bukannya engine o" growth, melainkan gerbong dalam pembangunan.

Perkemkembangan pendidikan tergantung pada pembangunan ekonomi. ebagai

 bukti, karena hasil pembangunan ekonomi tidak bisa dibagi secara merata, maka

konsekuensinya kesempatan untuk mendapatkan pendidikan tidak juga bisa sama di

antara berbagai kelompok masyarakat, sebagaimana terjadi dewasa ini.

• 0etiga, paradigma "ungsional dan sosialisasi juga memiliki asumsi bahwa pendapatan

individu mencerminkan produktivitas yang bersangkutan. ecara makro upah tenaga

kerja erat kaitannya dengan produktivitas. Dalam realitas asumsi ini tidak pernah

terbukti. ;pah dan produktivitas tidak selalu sering. 3mplikasinya adalah bahwa

kesimpulan kajian selama ini yang selalu menunjukkan bahwa economic rate o" return

dan pendidikan di negara kita adalah sangat tinggi, jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan investasi di bidang lain, adalah tidak tepat, sehingga perlu dikaji kembali.

• 0eempat, paradigma sosialisasi hanya berhasil menjelaskan bahwa pendidikan

memiliki peran mengembangkan kompetensi individual, tetapi gagal menjelaskan

 bagaimana pendidikan dapat meningkatkan kompetensi yang lebih tinggi untuk

meningkatkan produktivitas. ecara riil pendidikan "ormal berhasil meningkatkan

 pengetahuan dan kemampuan individual yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam

kehidupan ekonomi modern. emakin lama waktu bersekolah semakin tinggi

 pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. 6amun, /andal Collins, lewat karyanya

:he Credential ociety !n -istorica" osiology o" Education and trati"ication

$%&<&( menentang tesis ini. Berbagai bukti tidak mendukung tesis atas tuntutan

 pendidikan untuk memegang suatu pekerjaan)pekerjaan tersebut. Pekerja dengan

 pendidikan "ormal yang lebih tinggi tidak harus diartikan memiliki produktivitas lebihtinggi dibandingkan dengan pekerja .yang memiliki pendidikan lebih rendah. Banyak

keterampilan dan keahlian yang justru dapat banyak diperoleh sambil menjalankan

 pekerjaan di dunia kerja "ormal. Dengan kata lain, tempat bekerja bisa ber"ungsi

sebagai lembaga pendidikan yang lebih canggih.

Page 4: inovasi sosial

8/19/2019 inovasi sosial

http://slidepdf.com/reader/full/inovasi-sosial 4/4