Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
INSTAGRAM STORY SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS
BAHASA JERMAN KELAS X SEMESTER I
Desti Rina Muskini
Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Surabaya
Dra. Fahmi Wahyuningsih, M.Pd.
Dosen Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Surabaya
Abstrak
Keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif yang paling kompleks dibanding tiga
keterampilan berbahasa yang lain, yaitu membaca, mendengar, dan berbicara (Nurgiyantoro, 1987 : 270).
Terlebih dalam mempelajari bahasa Jerman di sekolah sebagai bahasa asing kedua setelah bahasa Inggris
Bahasa Jerman memiliki keunikan pada gramatikanya dengan memungkinkan perubahan kata kerja sesuai
subjek yang digunakan, adanya artikel pada setiap kata benda, dan kata benda yang harus selalu
menggunakan huruf kapital di awal. Hal-hal tersebut merupakan poin penting yang dibutuhkan dalam keterampilan menulis, terutama menulis tingkat pemula (Wassid dan Sunendar, 2008 : 292). Dengan
adanya fakta-fakta tersebut, maka diperlukan upaya untuk membantu peserta didik bahasa Jerman melatih
keterampilan menulisnya dengan cara yang menarik dan inovatif.
Artikel ini menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan kualitatif. Objek yang diteliti adalah
Instagram Story dan dianalisis menggunakan teori-teori keterampilan menulis, media pembelajaran, serta
Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jerman kelas X Semester I Kurikulum 2013 (Kemendikbud) untuk
materinya. Artikel ini bertujuan untuk memberikan sebuah usulan ide mengenai inovasi dan referensi
media pembelajaran untuk melatih keterampilan menulis bahasa Jerman. Kelebihan yang ditemukan dalam
media ini adalah: 1) peserta didik dapat belajar berlatih tentang materi yang telah dipelajari secara mandiri,
2) media yang efisien, karena pendidik dapat memberikan latihan kapan pun dan dimana pun, 3) peserta
didik juga dapat menjawabnya kapan saja dan dimana saja, 4) media pembelajaran yang menyenangkan karena dapat dilakukan sambil bersosial media dan, 5) mengedukasi pengguna Instagram lain tentang
bahasa Jerman. Sedangkan kekurangannya berupa: 1) membutuhkan koneksi internet, 2) Template pada
artikel hanya didesain untuk satu tema dan 3) jika akan digunakan untuk materi lain maka dibutuhkan
pendesainan ulang.
Kata Kunci : Instagram Story, media pebelajaran, keterampilan menulis.
Abstract
Writing skills are the most complex productive skills compared to the other three language skills: reading,
listening and speaking (Nurgiyantoro, 1987: 270). Especially in learning German at school as a second
foreign language after English. German is unique in its grammar by allowing changes to verbs according to
the pronoun used, the existence of articles on each noun, and nouns that must always use capital letters at
the beginning. These are important points needed in writing skills, especially at beginner level writing
(Wassid and Sunendar, 2008: 292). With these facts, efforts are needed to help German learners practice their writing skills in an interesting and innovative way.
This article uses a literature study method with a qualitative approach. The object studied was Instagram
Story and analyzed using theories of writing skills, learning media, and Syllabus for German Language
Subjects class X Semester I Curriculum 2013 (Kemendikbud) for the material. This article aims to provide
a suggestion of ideas about innovation and reference for learning media to practice German writing skills.
The advantages found in this media are: 1) students can practice about the material that has been studied
independently, 2) efficient media, because educators can provide the writing exercises anytime and
anywhere, 3) students can also do the exercises anytime and anywhere, 4) a fun learning media, because it
can be done while socializing, and 5) promote and educate other Instagram users about the German
language. While the disadvantages are: 1) requires an internet connection, 2) The template in this article is
only designed for one theme, and 3) if it is to be used for another materials, a redesign is required.
Keywords : Instagram Story, learning medium, writing skills.
PENDAHULUAN
Media sosial merupakan media berbasis teknologi yang
digunakan untuk tujuan berkomunikasi, bertukar
informasi, dan sarana hiburan (Boyd dalam MR, 2019 :
60). Media sosial menggabungkan interaksi sosial dengan
dunia maya melalui tulisan, foto, dan video. Menurut
survei yang dilakukan Hootsuite pada tahun 2019 ada 150
juta penduduk Indonesia pengguna media sosial, dengan
kata lain sudah 56% penduduk Indonesia aktif bermedia
Sosial.
Saat ini media sosial yang sangat diminati dan dimiliki
oleh peserta didik adalah Instagram. Instagram
merupakan aplikasi berbagi foto dan video secara gratis.
Instagram merupakan platform media sosial non-
messenger terbesar ketiga yang digunakan sebanyak 80%
pengguna media sosial di Indonesia, setelah YouTube
(88%) dan Facebook (81%) (Hootsuite).
Pembelajaran menggunakan media sosial dalam hal ini
Instagram Story masih merupakan hal yang baru. Senada
dengan penelitian Sakkir dkk (2016 : 170) tentang
tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran
keterampilan menulis menggunakan media sosial
menunjukkan hasil yang positif. 80.95% peserta didik
setuju bahwa; 1) Media sosial berguna untuk melatih
keterampilan menulis bahasa Inggris, 2) Peserta didik
termotivasi dengan adanya pemanfaatan media sosial di
dalam kelas, 3) Peserta didik dapat meningkatkan
keterampilan menulis bahasa Inggris mereka dengan
memanfaat media sosial. Penelitian tersebut juga
mengungkapkan bahwa banyak peserta didik yang
menggunakan media sosial, namun sedikit pendidik yang
memanfaatkan media sosial dalam proses belajar
mengajar.
Instagram memiliki peluang untuk menciptakan
proses pembelajaran yang unik dan menyenangkan.
Menurut Mason (dalam MR, 2019 : 61) Media sosial
memiliki kapasitas yang cukup untuk mendukung
pendidikan sesuai dengan konteks sosial pembelajaran
juga untuk mempromosikan kegiatan yang dapat
meningkatkan pemikiran kritis peserta didik. Media sosial
dapat digunakan pendidik secara aktif untuk selalu
terkoneksi dengan peserta didik ataupun membuat
pembelajaran berbasis online (Zhang dalam MR, 2019 : :
61).
Richard dan Renandya (dalam Cakrawati, 2012 : 1)
menyatakan bahwa menulis merupakan keterampilan yang
paling sulit untuk pembelajar bahasa asing. Peserta didik
diharuskan mengembangkan ide tulisan seperti tugas yang
diminta, lalu menuliskan sekaligus menerjemahkannya
dalam bahasa asing. Nurgiyantoro (1987 : 270) juga
menyatakan hal serupa bahwa keterampilan menulis
merupakan keterampilan produktif yang paling kompleks
dibanding tiga keterampilan berbahasa yang lainnya.
Nurgiyantoro (1987 : 270) berpendapat demikian,
disebabkan karena menulis melibatkan unsur di dalam dan
di luar kebahasaan itu sendiri. Terlebih dalam
mempelajari bahasa Jerman di sekolah sebagai bahasa
asing kedua setelah bahasa Inggris Bahasa Jerman
memiliki keunikan pada gramatikanya dengan
memungkinkan perubahan kata kerja sesuai subjek yang
digunakan, adanya artikel pada setiap kata benda, dan
kata benda yang harus selalu menggunakan huruf kapital
di awal. Hal-hal tersebut merupakan poin penting yang
dibutuhkan dalam keterampilan menulis, terutama
menulis tingkat pemula (Wassid dan Sunendar, 2008 :
292).
Dengan adanya fakta-fakta tersebut, maka diperlukan
upaya untuk membantu peserta didik bahasa Jerman
melatih keterampilan menulisnya dengan cara yang
menarik dan inovatif. Artikel ini merupakan artikel ilmiah
non-penelitian atau berbentuk kajian pustaka guna
mengumpulkan literatur-literatur yang berhubungan
dengan Instagram Story sebagai media pembelajaran
keterampilan menulis bahasa Jerman.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka
dengan pendekatan kualitatif. Studi pustaka atau yang
dikenal juga dengan literature review merupakan sebuah
penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data
pustaka serta membaca dan mencatatnya untuk diolah
sebagai acuan untuk menganalisis objek yang diteliti
(Zed, 2008 : 3). Objek yang diteliti adalah Instagram
Story dan dianalisis menggunakan teori-teori terkait dan
Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jerman yang berlaku agar
Instagram Story dapat dijadikan media pembelajaran
untuk melatih keterampilan menulis bahasa Jerman. Data-
data pustaka yang digunakan untuk menelaah suatu objek
dapat berupa jurnal, buku, catatan, literatur, ataupun
laporan ilmiah lainnya (Nazir, 1988 : 93). Sedangkan
pendekatan kualitatif menurut Taylor dan Bogdan (dalam
Sumadayo, 2013 : 3) merupakan pendekatan yang
digunakan dalam prosedur penelitian yang menghasilkan
data berupa deskripsi tentang apa yang ditemukan
menggunakan kata-kata secara tertulis.
Dalam penelitian berjudul “Instagram Story Sebagai
Media Pembelajaran Keterampilan Menulis Bahasa
Jerman” ini dikumpulkan literatur-literatur yang berkaitan
dengan media sosial, terkhusus Instagram, dan juga
keterampilan menulis dalam pengajaran, sebagai inovasi
media pembelajaran baru untuk melatih keterampilan
menulis bahasa Jerman. Tujuan dari studi pustaka adalah
untuk megumpulkan literatur-literatur terkait suatu topik
untuk nantinya dijadikan bahan untuk penelitian
sesungguhnya di masa yang akan datang (Ramdhani, 2014
: 48). Hal ini karena studi pustaka juga dapat dijadikan
sebagai studi pendahuluan atau preliminary research
untuk memahami suatu fenomena baru yang belum
dijabarkan oleh penelitian-penelitian sebelumnya secara
mendalam.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adanya perkembangan yang terus menerus dari proses
komunikasi, membuat masyarakat mengubah caranya
berinteraksi satu sama lain dan juga dalam melakukan
aktivitasnya. Jejaring sosial telah menjadi metode
komunikasi utama pada masyarakat saat ini. Jejaring
sosial umumnya didefinisikan sebagai platform berbasis
internet yang bertujuan untuk menghubungkan tiap
individu untuk membangun hubungan sosial.
Berkomunikasi melalui jejaring sosial atau disebut juga
media sosial merupakan hal yang umum dilakukan saat
ini. Bahkan menjadi kebiasaan karena dilakukan berulang
kali (Ting, 2015 : 17).
Instagram merupakan salah satu media sosial dan
diluncurkan pertama kali pada 6 Oktober 2010. Instagram
adalah sebuah aplikasi berbasis ponsel yang dapat
diunduh secara gratis melalui Application Store (Google
Play Store maupun Apple App Store) (Bergstorm dan
Backman, 2013). Instagram umumnya dikenal sebagai
media untuk berbagi foto.
INSTAGRAM STORY
Story merupakan fitur yang baru diluncurkan Instagram
pada Agustus 2016. Dalam satu tahun fitur ini
meningkatkan jumlah pengguna Instagram di Indonesia
lebih dari 50%, dari yang sebelumnya 22 juta pengguna
menjadi 45 juta pengguna pada November 2017
(kompas.com).
Berbeda dengan postingan umumnya pada profil
Instagram, Instagram Story menampilkan foto, video,
maupun pesan dengan cara yang lebih bervariasi dalam
tampilan layar penuh. Postingan pada fitur ini akan
menghilang setelah 24 jam, namun akan tersimpan secara
otomatis pada Stories archive dan dapat ditampilkan
kembali pada profil dengan menggunakan Story Highlight
(Barus dkk, 2018).
QUESTIONS DAN TEMPLATE PADA INSTAGRAM
STORY
Questions dan template merupakan salah sau yang
dimaksud dengan menampilkan story dengan cara yang
lebih bervariasi. Questions memungkinkan pengunggah
story untuk menanyakan sesuatu kepada pengguna lain
yang melihat story-nya dan dapat dijawab di kolom yang
telah disediakan, sehingga terjadi proses interaksi.
Sedangkan template merupakan cara kreatif yang dibuat
oleh pengguna Instagram.. Template sendiri merupakan
sebuah tren yang terdapat pada unggahan Instagram
Story, formatnya adalah dengan mengisi “formulir”
(mojok.co). Pengguna mendesain sendiri template yang
akan diunggah dan dibagikannya melalui story. Template
dapat diunduh dan diunggah ulang oleh pengguna
Instagram lainnya.
TAMPILAN HALAMAN UTAMA DAN PROFIL
PADA INSTAGRAM
Untuk lebih memvisualisasikan tampilan Instagram,
berikut disertakan gambar :
Gambar 1. Tampilan halaman utama Instagram
Keterangan :
1. Letak dimana feed ataupun postingan
ditampilkan.
2. Letak Story milik akun pribadi.
3. Letak Story milik akun lain.
Gambar 2. Tampilan profil sebuah akun
Keterangan :
1. Letak Story selama 24 jam.
2. Letak Story Highlight untuk menampilkan
kembali story setelah 24 jam.
MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Media pembelajaran dapat merangsng
pikiran, perasaan, perhatian serta minat peserta didik
sehingga terjadi proses belajar. Media pembelajaran juga
dapat dimanfaatkan untuk mengatasi gaya belajar, minat,
inteligensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh,
hambatan daya geografis, waktu, dan lain sebagainya
(Sadiman, 2012 : 7).
Senada dengan itu Munadhi (2013 : 7) mendefinisikan
media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber
secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar
yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif.
Julaikah (2017 : 74) juga memberikan definisi serupa
bahwa media merupakan alat perantara yang digunakan
untuk menyampaikan informasi dan berbagai hal yang
ikut serta mendukung proses penyampaian informasi.
Media juga merupakan sumber belajar dan komponen
instruksional selain pesan, orang, teknik latar, dan
peralatan.
Selain itu terdapat banyak pengertian-pengertian
media pembelajaran yang dipaparkan oleh beberapa ahli
lain. Disebutkan oleh Rossie dan Breidle (dalam Modul
Media KKG oleh PPPPTK Bahasa, 2008 : 3) bahwa
seluruh alat dan bahan (televisi, radio, koran, buku, dan
lain lain) yang difungsikan dan diprogram untuk kegiatan
pembelajaran, maka itu merupakan media pembelajaran.
Menurut Briggs (dalam Modul Media KKG, 2009) media
adalah alat bantu untuk memberikan rangsangan bagi
peserta didik agar terjadi proses belajar.
Mengutip HRM Akademie mengenai media
pembelajaran: Medien sind allgemeinen Vermittler von
Informationen. Bei den Lernmedien handelt es sich
speziell um Kommunikationsmittel, die zur Vermittlung
von Lerninhalten verwendet werden. Media adalah alat
penyampai informasi secara khusus. Sedangkan media
pembelajaran adalah sarana komunikasi secara khusus
untuk menyampaikan konten atau materi pembelajaran.
Sedangkan sesuai dengan judul artikel ini Instagram
Story sebagai media pembelajaran, Scramm (dalam
Arsyad, 2009) mengungkapkan media pembelajaran
adalah teknologi pembawa informasi yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Teknologi
atau media sebagai penerapan ilmiah tentang proses
belajar pada manusia dalam tugas praktis belajar mengajar
merupakan media pembelajaran (Heinich dkk, 1996).
FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
Media sebagai alat bantu dalam pembelajaran memiliki
fungsi sebagai sarana untuk mendorong motivasi belajar,
memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak
sehingga meningkatkan pemahaman peserta didik
(Arsyad, 2009). Media pembelajaran menekankan pada
penggunaan pengalaman yang konkret untuk menghindari
verbalisme juga membentuk cara berpikir yang kontinu
(Mukhtar, 2003).
Secara khusus Levie dan Lentz (dalam Arsyad, 2009)
mengemukakan empat fungsi media visual, yaitu: 1)
Fungsi atensi, untuk menarik perhatian peserta didik, 2)
Fungsi afektif, untuk menggugah emosi dan sikap peserta
didik, 3) Fungsi kognitif, lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi yang terkandung dalam gambar, 4)
Fungsi kompensatoris, membantu peserta didik yang
lemah dan lambat memahami isi materi berbentuk teks.
Mengutip Heyd (1991 : 186) tentang Funktion der
Medien im Fremdsprachunterricht: 1) Medien vermitteln
Informationen, 2) Unterrichtsmittel sind Mittel zur
Aktivieren der Lernen, 3) Unterrichtsmittel sind
Steuerrunsintrumene bzw. Lengkungshilfen, 4) Medien
sind Mittel zur Erhöhung der Lernmotivation, 5)
Unterrichtsmittel können den Fremdsprachunterricht
rationalisieren und intensivieren.
Terdapat lima fungsi media dalam pembelajaran
bahasa asing: 1) Media sebagai alat untuk menyampaikan
informasi, 2) Sebagai alat bantu mengajar untuk
mengaktifkan kegiatan pembelajaran, 3) Sebagai
penolong dalam proses pembelajaran, 4) Meningkatkan
motivasi belajar, 5) Sebagai alat untuk merasionalkan dan
mengefektifkan pengajaran bahasa asing.
MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
Azhar Arsyad (2009 : 28) memaparkan terdapat tiga
manfaat dari penggunaan media dalam pembelajaran, tiga
hal tersebut adalah :
1. Media pembelajaran dapat membuat pesan dan
informasi menjadi lebih jelas, sehingga dapat
memperlancar proses sekaligus meningkatkan
hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan serta
mengarahkan perhatian peserta didik pada
materi yang sedang diajarkan. Sehingga dapat
memunculkan minat belajar peserta didik,
interaksi secara langsung antara peserta didik
dengan lingkungannya, serta memungkinkan
peserta didik untuk mempelajari materi secara
mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi
keterbatasan indera, ruang serta waktu. Dalam
pembelajaran bahasa, mengatasi keterbatasan
indera dapat diartikan dengan jika peserta didik
kesulitan untuk melafalkan bahasa asing seperti
aslinya, maka media berupa audio maupun video
diharapkan dapat mengatasi keterbasan tersebut.
Sedangkan media dapat mengatasi keterbatasan
ruang serta waktu dapat dipahami dengan media
dapat menghantarkan materi secara efektif dan
efisien tanpa perlu memakan banyak tempat,
dapat digunakan di mana saja serta kapan saja.
JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Menurut Wibawa dan Mukti (1991 : 23) media
pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat jenis,
yaitu :
1. Media Audio
Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan
audio dari sumber ke penerima pesan yang
tertuang dalam lambang-lambang auditif verbal,
non verbal, maupun kombinasi antara keduanya.
Media audio dapat berupa: radio, telepon,
rekaman tulisan jauh, public adress system, dan
tape.
2. Media Visual
Media visual merupakan media yang
menyampaikan pesan dengan menggunakan
simbol-simbol komunikasi visual. Media ini
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
visual, mengembangkan imajinasi, kreativitas,
dan meningkatkan penguasaan peserta didik
terhadap sesuatu yang abstrak. Media visual
dapat berupa: foto, peta, globe, diorama, gambar
grafis, dan lain-lain.
3. Media Audio – Visual
Media ini merupakan gabungan dari kedua
media sebelumnya, yaitu media yang
mengandalkan video dan audio sekaligus.
Contohnya dapat berupa film, video singkat, dan
lain sebagainya.
4. Media Serba Aneka
Media serba aneka merupakan kumpulan media
yang tidak diklasifikasikan ke dalam media
visual, audio, maupun audio-visual karena
perbedaan karakteristik dan kekhususan yang
dimiliki. Contoh dari media serba aneka
diantaranya: papan buletin, model, mock-up, dan
lain-lain.
KETERAMPILAN MENULIS
Menulis memiliki dua pengertian dalam KBBI. Pertama,
menulis berarti membuat huruf (angka dan sebagainya)
dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya) dan
pengertian keduanya adalah menulis merupakan kegiatan
melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang,
membuat surat) dengan tulisan.
Senada dengan hal tersebut, menulis menurut Gie
(2002 : 9) merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan
seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca
untuk dipahami. Seseorang dapat dikatakan terampil
menulis jika orang tersebut memahami dan
mengaplikasikan proses pengungkapan ide, gagasan, dan
perasaan dengan mempertimbangkan faktor-faktor
berupa: ejaan, tata bahasa, susunan kalimat, keutuhan
(koherensi), kepaduan (kohesi), tujuan dan sasaran tulisan
(Effendy, 2012).
Lothar Jung (dalam Mourad, 2016 : 31)
mengungkapkan bahwa menulis adalah sprachliches
Handeln mit einem grafischen System, das von der
Lautsprache abgeleitet ist. Dieses System muss in einem
eigenen grundlegenden Prozess erworben werden, bei
dem Buchstaben erlernt und zu Wörtern, Sätzen, und
Texten verbunden werden.
Menulis merupakan suatu tindakan linguistik dengan
sistem grafis yang berasal dari bahasa lisan. Sistem ini
harus diperoleh dari proses dasarnya sendiri, yaitu ketika
huruf dipelajari dan dihubungkan dengan bentuk kata,
kalimat, dan teks.
TUJUAN MENULIS
Kast (1999 : 8) menjelaskan mengenai tujuan menulis:
“Lernziel Fertigkeiten auf einen wichtigen Unterschied
beim Schreiben im Unterricht aufmerksam :
a. Es gibt Schreibaktivitäten bei denen das
Schreiben das Ziel ist, z.B. wenn ich einen Brief
schreibe, ist das Ziel meiner Handlung ein Brief
den ich jemanden schicken möchte.
b. Es gibt aber auch viele Schreibaktivitäten bei
denen Schreiben nur Mittel für einen anderen
Zweck ist, z.B. bei schriftlichen
Grammatikübungen, da ist mein Ziel einen
bestimmte Struktur zu üben.”
Dari penjelasan Kast tersebut, dapat diketahui bahwa pada
dasarnya terdapat dua tujuan menulis :
a. Menulis sebagai tujuan. Contohnya: ketika
seseorang menulis surat untuk dikirimkan kepada
orang lain, maka surat itu lah yang menjadi
tujuan menulisnya.
b. Menulis sebagai alat. Salah satu contohnya
adalah: jika seseorang mengerjakan soal latihan
tata bahasa secara tertulis, maka tujuan
menulisnya adalah untuk melatih ketepatan
gramatika dari suatu bahasa.
Sedangkan menurut Hartig (dalam Tarigan (1986 : 24)
tujuan dari menulis yaitu :
a. Assignment purpose (tujuan tugas)
b. Altruistic purpose (tujuan altruistik). Maksud
dari tujuan ini adalah untuk mendahulukan
kepentingan pembaca. Seperti menyenangkan
pembaca serta menolong pembaca untuk
memahami dan menghargai perasaan dan
pendapatnya. Tujuan altruistik merupakan kunci
keterbacaan suatu tulisan.
c. Persuasive purpose (tujuan persuasif)
d. Informational purpose (tujuan informasi)
e. Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
f. Creative purpose (tujuan kreatif)
g. Problem-solving purpose (tujuan pemecahan
masalah)
JENIS-JENIS LATIHAN MENULIS
Untuk memiliki keterampilan menulis yang baik maka dibutuhkan banyak latihan menulis, sesuai dengan teori
Kast mengenai Schreiben als Mttel für einen Zweck.
Selain itu, Kast (1999 : 34) juga mengategorikan latihan-
latihan menulis menjadi lima jenis, yaitu :
1. Vorbereitende Übungen (latihan persiapan)
Latihan ini adalah latihan untuk memperluas
kosakata, mengaktifkan pengetahuan yang sudah
dimiliki serta melatih tulisan baku dan tanda
baca.
2. Aufbaunde Übungen (latihan tersusun)
Jenis latihan ini bertujuan untuk melatih
kemampuan dalam menyusun dan
mengombinasikan kalimat yang disusun menjadi
teks. Dari kata menjadi kalimat lalu menjadi
teks.
3. Strukturiende Übungen (latihan terstruktur)
Pada latihan ini peserta didik dituntut untuk
memproduksi teks dengan menggunakan unsur-
unsur teks yang telah dipelajari dari jenis latihan
sebelumnya. Tujuan latihan ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan membuat teks.
4. Übungen für das freie, kreative Schreiben
(latihan menulis bebas dan kreatif)
Pada latihan ini peserta didik dituntut untuk
berfantasi dan berkreasi dalam membuat teks
sesuai gaya bahasa mereka sendiri. Tujuan
latihan ini adalah untuk meningkatkan kreativitas
peserta didik.
5. Übungen für das kommunikative Schreiben
(latihan menulis komunikatif)
Pada latihan ini peserta didik diarahkan pada
situasi komunikasi sesungguhnya. Tujuan latihan
ini adalah untuk melatih kemampuan
berkomunikasi melalui tulisan.
INSTAGRAM STORY SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN
MATERI YANG DIGUNAKAN DI DALAM
TEMPLATE
Materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan (Kurniasih
dan Sani, 2014 : 10).
Pada template story ini materi yang digunakan
mengacu pada Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jerman
kelas X Semester I Kurikulum 2013 (Kemendikbud).
Kompetensi Dasar yang digunakan adalah KD 4.2 yaitu:
menggunakan tindak tutur untuk memberi dan meminta
informasi terkait memperkenalkan diri dan orang lain,
kegiatan di lingkungan sekolah dalam bentuk teks
interaksi transaksional lisan dan tulis pendek dan
sederhana, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan yang benar sesuai konteks.
Pada semester ini tema yang dipelajari diantaranya
adalah Begrüßung dan Kennenlernen. Sedangkan
gramatika yang diajarkan mencakup Personalpronomen
beserta Konjugation dengan bentuk kalimat Präsens (saat
ini). Dengan media ini diharapkan peserta didik dapat
melatih pemahamannya terhadap materi yang telah
pendidik sampaikan di ruang kelas. Sesuai dengan fungsi
media pembelajaran yang telah dibahas sebelumnya,
bahwa media dapat menjadi alat untuk memperjelas dan
mempermudah konsep yang telah diajarkan sehingga
meningkatkan pemahaman peserta didik juga membuat
materi yang diajarkan diterapkan secara konkret (Arsyad,
2009 dan Mukhtar, 2003).
Jenis latihan menulis pada media ini merupakan
Vorbereitende Übungen atau latihan persiapan. Karena
materi yang diajarkan pada semester ini merupakan materi
dasar dan awal dalam mempelajari bahasa Jerman
sebelum nantinya mempelajari gramatika yang lebih rumit
di semester dan tingkatan selanjutnya. Vorbereitende
Übungen sendiri merupakan latihan persiapan yang
berfungsi untuk memperluas kosakata, mengaktifkan
pengetahuan yang sudah dimiliki serta melatih tulisan
baku dan tanda baca peserta didik.
Menurut Wassid dan Sunendar (2008 : 292). Terdapat
tiga tingkatan dalam menulis, yaitu: 1) Tingkat pemula, 2)
Tingkat menengah dan, 3) Tingkat lanjutan.
Dari tingkatan tersebut, menulis dengan media ini
diperuntukan untuk tingkatan pemula. Menulis dalam
tingkat pemula menurut Wasid dan Sunendar berupa: a)
menyalin unit-unit bahasa yang mudah, b) menulis unit-
unit bahasa yang mudah, c) menulis pernyataan mudah, d)
menulis alinea singkat.
Pada slide yang akan ditampilkan, terdapat 3 jenis
latihan sebagai variasi yang dibedakan dengan desain
template. Variasi-variasi latihan tersebut adalah mengisi
dialog rumpang (pada slide 2), menulis kalimat sederhana
(pada slide 3), dan menyusun kata acak menjadi sebuah
kalimat sederhana yang baik (pada slide 4 hingga 8).
SLIDE 1
Slide pertama yang dimunculkan merupakan slide
pembuka. Pada slide ini terdapat tulisan “Laden Sie die
Vorlage nach dieser Folie herunter! Viel Spaß beim
Ausfüllen der Vorlage!” yang dimaksudkan guna
memberi tahu pengguna Instagram atau peserta didik
untuk mengunduh template story setelah ini.
SLIDE 2
Pada slide kedua ini, tampilan latihan-latihan menulis
dimulai. Pada bagian ini terdapat tulisan “Können Sie die
Lücken ausfüllen?” yang berarti “Dapatkah kalian
mengisi dialog rumpang ini?”. Di dalam template ini
terdapat dialog antara Peter dengan Karin yang beberapa
Redemittel/ungkapan di dalamnya telah dihilangkan.
Pengguna Instagram ataupun peserta didik harus
menemukan Redemittel yang sesuai dengan konteks
pembicaraan. Di bagian bawah template terdapat pilihan
jawaban yang dapat dipilih oleh peserta didik untuk
dimasukan ke dalam kalimat.
Dialog antara Peter dengan Karin di dalam template
adalah sebagai berikut:
Peter: ............... Ich bin Peter. Wie heißt du?
Karin: Guten Morgen! Ich heiße Karin.
Peter: Hallo Karin! ...............
Karin: Es geht mir super! Danke, und dir?
Peter: ..............................
Adapun pilihan yang terdapat di bagian bawah
template adalah sebagai berikut:
Jika telah dijawab, unggahan template akan memiliki
tampilan seperti berikut:
Dialog yang telah dilengkapi dengan sesuai akan
menjadi seperti berikut:
Peter: Guten Morgen! Ich bin Peter. Wie heißt du?
Karin: Guten Morgen! Ich heiße Karin.
Peter: Hallo Karin! Wie geht”s dir?
Karin: Es geht mir super! Danke, und dir?
Peter: Es geht mir auch super!
Entschuldigung Es geht mir
auch super!
Wie geht’s dir?
Gute Nacht!
Guten Morgen!
Tschüss!
SLIDE 3
Pada slide ketiga ini, terdapat tulisan pada bagian atas
yang sebenarnya merupakan intruksi untuk menjawab
slide ini. Tulisan tersebut adalah “Sie sind Lukas Fischer.
Was werden Sie antworten?” yang artinya “Anda adalah
Lukas Fischer. Apa yang anda akan jawab?”.
Pada slide ini terdapat pertanyaan-pertanyaan
sederhana untuk menanyakan identitas diri
(Kennenlernen). Serta pada bagian bawah pertanyaan
terdapat kata kunci-kata kunci jawaban yang harus
dikembangkan peserta didik menjadi sebuah kalimat yang
utuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada slide adalah:
Hallo! Wie heißen Sie?
.......................................................(Lukas Fischer)
Woher kommen Sie?
......................................................................(Trier)
Wo wohnen Sie?
...............................................................(Hamburg)
Wie alt sind Sie?
............................................................(30 Jahre
alt)
Was machen Sie von Beruf?
...............................................................(Architect)
Jika telah dijawab, template tersebut akan menjadi seperti
ini:
Jawaban yang sesuai dari pertanyaan-pertanyaan tersebut
adalah sebagi berikut:
Hallo! Wie heißen Sie?
Hallo! Ich heiße Lukas Fischer. (Lukas Fischer)
Woher kommen Sie?
Ich komme aus Trier. (Trier)
Wo wohnen Sie?
Jetzt wohne ich in Hamburg. (Hamburg)
Wie alt sind Sie?
Ich bin 30 Jahre alt. (30 Jahre alt)
Was machen Sie von Beruf?
Ich bin Architect von Beruf. (Architect)
SLIDE 4
Pada bagian ini hingga slide kedelapan merupakan latihan
untuk menyusun kata-kata yang teracak menjadi sebuah
kalimat yang baik. Seperti pada judulnya “Ordnen Sie die
Wörter an!” atau “Susunlah kata-kata berikut!”. Pada
variasi latihan ini dimanfaatkan fitur Question pada
Instagram Story untuk memasukan kata-kata acak tersebut
dan peserta didik dapat langsung menjawabnya di kolom
yang tersedia. Kalimat yang telah tersusun dengan baik
akan menjadi kalimat andere vorstellen atau kalimat
untuk memperkenalkan orang lain.
Pada slide 4 ini pertanyaan yang ditampilkan adalah:
SLIDE 5
Pada slide 5 ini pertanyaan yang ditampilkan adalah:
SLIDE 6
Pada slide 6 ini pertanyaan yang ditampilkan adalah:
SLIDE 7
Pada slide 7 ini pertanyaan yang ditampilkan adalah:
SLIDE 8
Pada slide 8 ini pertanyaan yang dimunculkan adalah:
heißt – Katja Becker - Sie
ist – Schülerin - Sie
Aus – kommt – Sie - Österreich
ist – von Katja – Das Telefonnummer –
+43 1234 56 78
schwimmen – Das Hobby – ist – von Katja
SLIDE 9
Pada slide terakhir atau slide 9 ini ditampilkan jawaban
dari variasi latihan menggunakan Questions dari lima
slide sebelumnya, yaitu:
1. Sie heißt Katja Becker.
2. Sie ist Schülerin.
3. Sie kommt aus Österreich.
4. Das Telefonnummer von Katja ist +43 1234 56
78.
5. Das Hobby von Katja ist schwimmen.
Selain itu juga terdapat tulisan “Wie war das? Sind alle
Ihre Antworten richtig?” (“Bagaimana? Apakah semua
jawaban anda benar?”) yang diilengkapi fitur respons
dengan emoji, untuk mengetahui secara sederhana
bagaimana tanggapan peserta didik atau pengguna
Instagram terhadap media yang telah ditampilkan.
Berikut tampilan slide template tersebut jika
digabungkan:
Menggunakan Template dan fitur Questions, pengguna
Instagram diharuskan untuk menulis untuk bisa
berinteraksi dengan pengguna lainnya. Dari penjelasan
dari setiap slide di atas, diharapkan dengan media ini
peserta didik mampu melatih keterampilan menulisnya
dengan cara yang menyenangkan dan diharapkan dapat
menjadi solusi dari permasalahan seperti yang
diungkapkan Jung (1992 : 12) “Schreiben ist eine hӧchst
komplexe Fertigkeit ist, die eine sprachliche und
gedankliche Tӓtiigkeit biegleichzeitigen kenntnis im
Bereich des Wortschatzes, der Grammatik, der
Tekskonstruktion und dem jeweiliegen Thematischen
Bereicht verlangt.”. Jung mengungkapkan bahwa menulis
merupakan sebuah keterampilan yang sangat kompleks
karena menggunakan pengetahuan dan kegiatan linguistik
pada saat yang bersamaan. Menulis menuntut
pengetahuan di bidang kosa kata, tata bahasa, konstruksi
teks dan juga pengetahuan pada suatu tema tertentu.
CARA MENGGUNAKAN MEDIA INSTAGRAM
STORY
Dalam langkah-langkah yang akan dijelaskan di bawah,
terdapat lingkaran merah untuk menunjukan setiap hal
yang dimaksud.
Bagi pendidik :
1. Pertama, masuk ke aplikasi Instagram dan klik
bagian “Your story” atau “Cerita Anda” pada
halaman utama Instagram
2. Pilih Template yang telah didesain.
3. Kemudian klik “Your Story” atau “Cerita Anda”
yang terletak di pojok kiri bawah untuk
mengunggah template tersebut.
4. Maka template berhasil diunggah dan menjadi
Instagram Story.
5. Untuk menambahkan fitur Question. Kembali
seperti cara di nomor 2, setelah memilih gambar,
tarik layar ke atas (swipe up) dan akan muncul
pilihan seperti gambar di bawah ini.
Lalu klik ikon “Questions” atau “Pertanyaan”.
6. Tulis pertanyaan yang akan ditampilkan. Lalu
klik “Done” yang ada di pojok kanan atas.
7. Klik ikon yang terdapat pada pojok kiri bawah
dan Story telah selesai diunggah.
Bagi peserta didik :
1. Screenshot atau potret layar story yang diunggah
oleh pendidik. Atau story dapat juga diunduh
melalui website story downloader yang terdapat
pada mesin pencarian Google.
2. Masuk ke bagian “Your story” atau Cerita Anda
pada halaman utama Instagram. Pilih gambar
yang sudah diunduh. Lalu klik ikon pada pojok
kanan atas untuk menuliskan jawaban.
3. Tulis jawaban yang sesuai lalu klik Done.
Terdapat juga pilihan warna di bagian bawah,
agar tulisan dapat terbaca dengan baik.
4. Jawab seluruh pertanyaan yang terdapat pada
template. Sesuaikan ukuran jawaban dengan
kolom jawaban lalu klik ikon di pojok kiri bawah
untuk mengunggah template yang telah selesai
diisi.
5. Untuk fitur Questions, jawaban dapat langsung
ditulis di kolom “Type Something” atau “Tulis
Sesuatu”.
MANFAAT PENGGUNAAN INSTAGRAM DALAM
PEMBELAJARAN
Instagram Story pada artikel ini termasuk ke dalam media
pembelajaran dengan jenis media visual. Media ini
memvisualisasikan materi pembelajaran dengan desain
grafis dan menjadikannya sebagai template Instagram
Stories.
Instagram sebagai media pembelajaran memiliki
banyak manfaat. Dalam penelitian pembelajaran dan
pengajaran bahasa, diantaranya Handayani (2016 : 324)
berpendapat bahwa Instagram dapat difungsikan sebagai
alat untuk mengaplikasikan berbagai kegiatan dalam
pembelajaran bahasa. Seperti: story telling / bercerita
secara digital, kegiatan-kegiatan untuk melatih tata bahasa
melalui foto, bermain peran, membaca, aktivitas-aktivitas
pembelajaran berbicara melalui video, dan lain
sebagainya. Dengan demikian menunjukkan bahwa
Instagram dapat digunakan untuk melatih empat
keterampilan berbahasa, baik di dalam maupun di luar
ruang kelas.
Sedangkan secara khusus dalam upaya meningkatkan
keterampilan menulis, penelitian Soviyah dan
Etikaningsih (2018 : 32) menunjukkan bahwa Instagram
merupakan media yang efektif untuk meningkatkan
keterampilan menulis. Selain itu, Instagram juga dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan
partisipasi mereka dalam pembelajaran (Purnama, 2018 :
12).
Berdasarkan studi oleh Mansor dan Rahim (2017 :
107), menemukan bahwa Instagram dapat menjadi
platform yang efektif karena membuat peserta didik saling
berinteraksi dengan teman sebayanya dalam pekerjaan
kelompok membuat video yang dipimpin oleh pendidik.
Crowley (2015) mengungkapkan terdapat beberapa
alasan untuk menggunakan media sosial dalam
pembelajaran, yaitu: 1) menyediakan tempat bagi peserta
didik untuk saling berbagi informasi baik di dalam
maupun di luar kelas, 2) memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengetahui informasi dari berbagai
belahan dunia, dan 3) membantu peserta didik untuk
menggali potensi dirinya sendiri.
Selain manfaat di atas, kelebihan dan kekurangan
secara khusus pada Instagram Story sebagai media
pembelajaran adalah sebagai berikut :
Kelebihan :
Peserta didik dapat belajar berlatih tentang
materi yang telah dipelajari secara mandiri.
Media yang efisien, karena pendidik dapat
memberikan latihan kapan pun dan dimana pun.
Peserta didik juga dapat menjawabnya kapan saja
dan dimana saja.
Media pembelajaran yang menyenangkan karena
dapat dilakukan sambil bersosial media.
Mengedukasi pengguna Instagram lain tentang
bahasa Jerman.
Kekurangan :
Membutuhkan koneksi internet.
Template pada artikel hanya didesain untuk satu
tema.
Jika akan digunakan untuk materi lain maka
dibutuhkan pendesainan ulang.
PENUTUP
Simpulan
Instagram Story pun memiliki beberapa fitur yang
menunjang kebutuhan penggunanya untuk berinteraksi
dengan pengguna lain. Salah satu diantaranya adalah fitur
Questions (Pertanyaan). Fitur ini memungkinkan para
pengguna Instagram untuk saling melempar pertanyaan
dan memberikan jawaban mengenai suatu hal. Selain itu
juga terdapat tren postingan Instagram Story berupa
Template yang formatnya seperti mengisi “formulir”.
Kedua fungsi di atas mengharuskan penggunanya
untuk menulis dengan tujuan dapat memberikan
tanggapan. Ditinjau dari fungsi media pembelajaran
menurut Heyd, Instagram Story dirasa sesuai dan dapat
dijadikan inovasi dalam pendidikan sebagai media
pembelajaran. Dengan dimasukannya materi bahasa
Jerman, menulis pada media ini menjadi Schreiben als
Mttel für einen Zweck yaitu untuk melatih keterampilan
menulis bahasa Jerman peserta didik.
Terdapat banyak manfaat dari penggunaan Instagram
dalam pembelajaran. Sedangkan secara khusus terdapat
kelebihan dan kekurangan pada media Instagram Story.
Kelebihannya adalah: 1) peserta didik dapat belajar
berlatih tentang materi yang telah dipelajari secara
mandiri, 2) media yang efisien, karena pendidik dapat
memberikan latihan kapan pun dan dimana pun, 3) peserta
didik juga dapat menjawabnya kapan saja dan dimana
saja, 4) media pembelajaran yang menyenangkan karena
dapat dilakukan sambil bersosial media dan, 5)
mengedukasi pengguna Instagram lain tentang bahasa
Jerman.
Sedangkan kekurangannya berupa: 1) membutuhkan
koneksi internet, 2) Template pada artikel hanya didesain
untuk satu tema dan 3) Jika akan digunakan untuk materi
lain maka dibutuhkan pendesainan ulang.
Saran
Tulisan ini merupakan sebuah usulan ide mengenai
inovasi dan referensi media pembelajaran untuk melatih
keterampilan menulis bahasa Jerman. Diharapkan adanya
pendapat dan masukan dari para ahli untuk
menyempurkan media ini. Setelah itu juga dibutuhkan
penelitian lebih lanjut secara praktik untuk mengetahuii
efektivitas media ini dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Pers.
Barus, Reyuni Adelina Br dan Hedi Pudjo S. Hubungan
Intensitas Melihat Instagram Story dan Intensitas
Komunikasi Antar Pengguna dengan Perilaku
Mengunggah Instagram Story. Interaksi Online, Vol
6, Nomor 4,
(https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-
online/article/view/21607 diakses pada 19 Februari
2020).
Bergstrom, T. dan Backman, L. 2013. Marketing and PR
in Social Media: How the unitilization of Instagram
builds and maintains customer relationship. Media
and Communication
Cakrawati, Titis Dewi. 2012. The Effect of Using
Communicative Cartoon Movies on The Teaching of
Writing Skill at The Second Grade of SMPN I
Arjosari, Pacitan, East Java in The Academic Year of 2011/2012. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta:
Andi.
Handayani, Fitri. 2016. Instagram as a Teaching Tool?
Really?. Proceedings of the Fourth International
Seminar on English Language and Teaching (ISELT –
4),
(http://ejournal.unp.ac.id/index.php/selt/article/view/6
942 diakses pada 5 Februari 2020).
Heinich, Robert dkk. 1996. Instructional Media and New Technologies of Instruction. New York: John Wiley
& Sons.
Heyd, Gertraude. 1991. Deutsch lehren: Grundwissen für
den Unterricht in Deutsch als Fremdsprache.
Frankfurt a.M : Verlag Moritz Diesterweg.
Hootsuite yang telah disadur ulang oleh laman
https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-
digital-report-2019/ diakses pada 30 Januari 2020.
HRM Akademie. 2017. Merkmale und Funktionen von
Lernmedien. Brüggen : HRM Akademie.
Julaikah, Dwi Imroatu dkk. 2017. Buku Ajar Media
Pembelajaran. Surabaya: CV. Cipta Media Edukasi.
Jung, Lothar. 2001. 99 Stichwӧrter zum Unterricht.
Aussburg : Max Heuber Verlag
Kast, Bernd. 1999. Fertigkeit Schreiben. Berlin : H.
Heenemann.
Kompas.com. Indonesia, Pengguna Instagram Terbesar
se-Asia Pasifik, 27 Juli 2017
(https://tekno.kompas.com/read/2017/07/27/11480087
/indonesia-pengguna-instagram-terbesar-se-asia-
pasifik diakses pada 30 Januari 2020).
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. (2014). Implementasi
Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan. Surabaya:
Kata Pena.
Mansor, Noraien dan Normaliza abd Rahim. Instagram in
ESL Classroom. Man in India, 97 (20) : 107 – 114,
(https://www.researchgate.net/publication/321016352
_INSTAGRAM_IN_ESL_CLASSROOM diakses
pada 30 Mei 2020).
Mukhtar. 2003. Desain Pembelajaran PAI. Jakarta: CV.
Misaka Galiza anggota Ikapi.
Munadhi, Y. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung
Persada Press.
Mojok.co. Tren Mengisi Template Instagram Story
adalah Wujud Milenial dari Mengisi Diary. 16 Maret 2018. (https://mojok.co/apk/ulasan/pojokan/tren-
template-instagram-story/ diakses pada 9 Mei 2020).
Mourad, M. Bouzeboudja Ghaffor. 2016. Zum Beitrag
der Deutschen Universtäten zur Förderung der
Vermittlung des landeskundlichen Wissens bei den
ausländlischen bzw. arabischen Stidierenden in Deutschland. Copyright by Universite d’Oran 2
Fakultät für Fremdsprachen.
MR, Elvira Rosyida dan Seftika. 2019. Instagram as
Social Media for Teaching Writing. Jurnal SMART,
Volume 5, No 1, Page. 60 – 70,.
(https://www.semanticscholar.org/paper/INSTAGRA
M-AS-SOCIAL-MEDIA-FOR-TEACHING-
WRITING-Mr-
Seftika/a9b1247be282e3832b5206b618e96d89dea1d6
af diakses pada 8 Mei 2020).
Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Nurgiyantoro, Burhan. 1987. Penilaian dalam
Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Purnama, Agnes Dian. 2017. Incorporating Memes and
Instagram to Enhance Student’s Participation.
Language and Language Teaching Journal, Vol 20,
Nomor 1, (https://e-
journal.usd.ac.id/index.php/LLT/article/view/404
diakses pada 31 Mei 2020).
Sadiman, A. S. 2012. Media Pendidikan. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Sakkir, Qashas R., dan Kisman S. 2016. Students’ Perception on Social Media in Writing Class at
STKIP Muhammadiyah Rappang, Indonesia.
International Journal of English Linguistics, Vol 6,
Nomor 3,
(https://www.researchgate.net/publication/303554269
diakses pada 3 Februari 2020).
Soviyah, S. dan Diana Rahayu Etikaningsih. 2018.
Instagram Use to Enhance Ability in Writing
Descriptive Texts. Indonesian EFL Journal, Vol 4,
Nomor 2,
(https://journal.uniku.ac.id/index.php/IEFLJ/article/vi
ew/1373 diakses pada 31 Mei 2020).
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Ting, Hiram dkk. 2015. Beliefs about the Use of
Instagram: An Exploratory Study. International
Journal of Business and Inovation, Vol 2, Issue 2,
(https://www.researchgate.net/publication/272026006
_Beliefs_about_the_Use_of_Instagram_An_Explorat
ory_Study diakses pada 9 Mei 2020).
Wasid, Iskandar dan Sunendar. 2008. Keterampilan
Menulis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wibawa, Basuki dan Frida Mukti. 1991. Media
Pengajaran. Jakarta: Depdikbud DIKTI.