21
Makalah Kewarganegaraan “Integrasi Nasional” OLEH M. ZAINAL ARIFIN 1404505020 JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Integrasi nasional

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah integrasi nasional

Citation preview

Page 1: Integrasi nasional

Makalah Kewarganegaraan

“Integrasi Nasional”

OLEH

M. ZAINAL ARIFIN

1404505020

JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

SEMESTER GENAP

2015

Page 2: Integrasi nasional

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, pengetahuan kita mengenai kebudayaan Indonesia sangatlah

kurang, anak muda zaman sekarang lebih megetahui tentang moderanisasi

ketimbang tradisional. Pengaruh kebudayaan luar menyebabkan kurangnya

pengetahuan kita mengenai proses kebudayaan tentang ada di Indonesia.

Kurangnya pengetahuan akan hak dan kewajiban kita sebagai warga Negara

menimbulkan hilangnya rasa persatuan kita baik terhadap sesama maupun

Negara. Masing-masing Individu lebih mementingkan kepentingannya sendiri,

tanpa ada rasa peduli terhadap sesamanya.

Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, haruslah memiliki rasa

Integrasi nasional. Yaitu suatu sikaf kepedulian terhadap sesama serta

memiliki rasa persatuan yang tinggi, baik terhadap Bangsa Negara, Agama

serta Keluarga.

Dalam makalah ini, kami ingin menjelaskan tantang makna Integrasi

Nasional, serta penyebab terjadinya integrasi nasional dan upaya yang harus

dilakukan dalam integrasi nasional.

1.2 Rumusan Masalah

1. Definisi Integrasi Nasional ?

2. Jelaskan gambaran realitas Indonesia yang plural dan multikultural?

3. Faktor apa saja yang dapat mengancam Integrasi?

4. Upaya apa yang harus dilakukan dalam membangun integrasi?

Page 3: Integrasi nasional

1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui tentang proses yang terjadi di Indonesia belakangan

ini. Serta ingin memperluas ilmu pengetahuan sosial.

2. Memperluas cakrawala berfikir kita mengenai masalah-masalah yang ada

di Indonesia.

3. Sebagai media informasi dalam dunia pendidikan.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan adalah metode kajian pustaka. Metode

kajian pustaka adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara menelaah

buku-buku yang menunjang penulisan sesuai dengan materi yang diperlukan

dalam penulisan.

Page 4: Integrasi nasional

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Integrasi Nasional

Istilah Integrasi Nasional berasal dari dua kata yakni Integrasi dan

Nasional. Menurut istilah Integrasi mempunyai arti sebagai  pembaruan atau

penyatuan, sehingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat.

Menurut istilah Nasional mempunyai arti sebagai kebangsaan. Yang

meliputi suatu bangsa seperti ciri-ciri nasional, tarian tradisional, perusahaan

nasional. Sehubungan dengan penjelasan kedua istilah diatas, maka integrasi

nasional identik dengan integrasi bangsa yang mempunyai pengertian suatu

proses penyatuan atau pembaruan berbagai aspek sosial budaya ke dalam

suatu wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa. Yang harus

dapat menjamin terwujudnya keselarasan dan keseimbangan dalam menapai

tujuan bersama sebagai suatu bangsa.

Integrasi nasional sebagai suatu konsep dalam ikatan  dengan wawasan

kebangsaan dalam Negara Kesatuan Indonesia yang berlandaskan pada aliran

pemikiran atau paham integralistik yang berhubungan dengan paham

idealisme untuk mengenal dan memahami sesuatu yang harus dicari

kaitannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti

dua macam, yaitu:

Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai

kelompok budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang

membentuk suatu identitas nasional.

Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di

antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda,

sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan bermasyarakat

dan berbangsa.

Page 5: Integrasi nasional

Perwujudan integrasi nasional masyarakat dan budaya bangsa Indonesia

yang heterogen ( beraneka macam ) itu diungkapkan dalam semboyan

“Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda suku bangsa, agama,

budaya daerah, tetapi tetap satu bangsa.

Istilah “Bhinneka Tunggal Ika” pertama kali diungkapkan oleh seorang

Empu terkenal di Kerajaan Majapahit, yaitu Empu Tantular, dalam kitab

Sutasoma.

2.2. Gambaran realitas Indonesia yang plural dan multicultural

Manusia hidup dalam reliatas yang plural, hal yang sama juga pada

masyarakat Indonesia yang majemuk (plural society). Corak masyarakat

Indonesia adalah ber-Bhenika Tungal Ika, bukan lagi keanekaragaman suku

bangsa dan kebudayaannya, melainkan keanekaragaman kebudayaan yang

berada dalam masyarakat Indonesia. Dalam masyarakat majemuk, seperti

Indonesia dilihat memiliki suatu kebudayaan yang berlaku secara umum

dalam masyarakat.

Masyarakat yang plural merupakan “belati” bermata ganda dimana

pluralitas sebagai rahmat dan sebagai kutukan. Pemahaman pluralitas sebagai

rahmat adalah keberanian untuk memerima perbedaan. Menerima perbedaan

bukan hanya dengan kompetensi ketrampilan, melainkan lebih banyak terkait

dengan persepsi dan sikap sesuai dengan realitas kehidupan yang

menyeluruh.

Sedangkan pluralitas sebagai kutukan akan menimbulkan sikap penafian

terhadap yang lain, baik individu ataupun kelompok, karena dianggap

berbeda dengan dirinya, dan perbedaan dianggap menyimpang atau salah.

Penafian terhadap yang lain, pada hakekatnya adalah pemaksaan

keseragaman dan menghilangkan keunikan jati diri yang lain, baik individu

atau komunitas.

Page 6: Integrasi nasional

Menurut Suparlan yang mengutip dari Fay,  Jary dan J. Jary dalam acuan

utama masyarakat yang multikultural adalah multikulturalisme, yakni sebuah

ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam  kesedrajatan

baik secara individu ataupun secara kebudayaan.

Multikulturalisme secara etimologis marak digunakan pada tahun 1950 di

Kanada. Menurut longer oxford directionary

istilah “multiculturalme” merupakan deviasi kata multicultural kamus ini

meyetir dari surat kabar di Kanada, Montreal times yang menggambarkan

masyarakat Montreal sebagai masyarakat multicultural dan multilingual.

Multikulturalisme ternyata bukanlah pengertian yang mudah. Dimana

mengandung dua pengertian yang kompleks, yaitu “multi” yang berarti

plural dan “kulturalisme” berisi tentang kultur atau budaya. Istilah plural

mengandung arti yang berjenis-jenis, karena pluralisme bukan sekedar

pengakuan akan adanya hal yang berjenis-jenis tetapi pengakuan tersebut

memiliki implikasi politis, sosial, ekonomi dan budaya. Dalam pengertian

tentang multikulturalisme memiliki dua ciri utama yakni :

kebutuhan terhadap pengakuan (the need of recognition).

legitimasi keanekaragaman budaya atau pluralisme budaya.

Masyarakat yang  adil bukanlah hanya menjamin the greatest good for the

greates number yang terkenal dengan prinsip demokrasi. Filsafat Rawls

menekankan arti pada self interest dan aspirasi pengenal dari seseorang.

Manusia dilahirkan tanpa mengetahui akan sifat-sifatnya, posisi sosialnya,

dan keyakinan moralnya, maka manusia tidak mengetahui posisi

memaksimalkan kemampuannya. Maka Rawls mengemukakan dua prinsip

yakni :

1. Setiap manusia harus memiliki maksimum kebebasan individual

dibandingkan orang lain.

2. Setiap ketidaksamaan ekonomi haruslah memberikan keuntungan

kemungkinan bagi yang tidak memperoleh keberuntungan.

Page 7: Integrasi nasional

            Menurutnya institusional yang menjamin kedua prinsip tersebut

adalah demokrasi konstitusional.

Azyumardi Azra mengatakan, bahwa konsep kerangka masyarakat

multikultural dan multi kulturalisme secara subtantif tidaklah terlalu baru di

Indonesia dikarenakan jejaknya dapat ditemukan di Indonesia, dengan prinsip

negara ber-Bhenika Tunggal Ika, yang mencerminkan bahwa Indonesia

adalah masyarakat multikultural tetapi masih terintregrasi ke-ikaan dan

persatuan.

Walaupun multikulturalisme telah digunakan oleh para pendiri bangsa

dalam rangka mendisein kebudayaan bangsa Indonesia, tetapi bagi orang 

Indonesia multikulturalisme adalah konsep yang  asing. Konsep

multikulturalisme tidaklah sama dengan konsep keanekaragaman secara suku

bangsa atau kebudayaan suku bangsa yang menjadi ciri masyarakat majemuk,

karena konsep multikulturalisme menekankan keanekaragaman dan

kesederajatan. Multikulturalisme harus mau mengulas berbagai permasalahan

yang mengandung ideologi, politik, demokrasi, penegakan hukum, keadialan,

kesempatan kerja dan berusaha, HAM, hak budaya komuniti golongan

minoritas, prinsip-prinsip etika dan moral dan peningkatan mutu

produktivitas.

Multikulturalisme bukanlah sebuah wacana, melainkan sebuah ideologi

yang harus diperjuangkan karena dibutuhkan sebagai etika tegaknya

demokrasi, HAM, dan kesejahteraan hidup masyarakat. multikulturalisme

sebagai ideologi tidaklah berdiri sendiri terpisah dari ideologi-ideologi

lainnya. Multikulturalisme memerlukan konsep bangunan untuk dijadikan

acuan guna memahami mengembangluaskannya dalam kehidupan

bermasyarakat. Dalam memahami multiklturalisme, diperlukan landasan

pengetahuan berupa konsep-konsep yang relevan  dan mendukung serta

keberadaan berfungsinya multikulturalisme dalam kehidupan.

Akar dari multikulturalisme adalah kebudayaan. Kebudayaan yang

dimasudkan disini adalah konsep kebudayaan yang tidak terjadi pertentangan

Page 8: Integrasi nasional

oleh para ahli, dikarenakan multikulturalisme merupakan sebuah alat atau

wahana untuk meningkatkan derajat manusia dan kemanusiaannya. Oleh

karena itu kebudayaan harus dulihat dari perfektif fungsinya bagi manusia.

2.3.Faktor-Faktor yang dapat Mengancam  Integrasi

Adapun faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:

1. Kurangnya rasa pengetahuan kita mengenai sejarah-sejarah Indonesia.

2. Tidak ada rasa memiliki terhadap bangsa (acuh tak acuh)

3. Hilangnya rasa cinta Tanah Air.

4. Tidak ada rasa berkorban.

5. Hilangnya rasa hormat terhadap symbol-simbol Negara (Garuda

Pancasila) dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika.

2.4.Upaya membangun Integrasi

Menurut Liddle, suatu integrasi nasional yang tangguh hanya dapat

berkembang apabila :

1. Sebagian besar anggota Masyarakat bangsa bersepakat tentang

batas – batas territorial dari Negara sebagai suatu kehidupan politik

dimana mereka menjadi warganya.

2. Sebagian anggota masyarakat bangsa bersepakat mengenai struktur

pemerintahan dan aturan-aturan dari pada proses politik  yang

berlaku bagi seluruh masyarakat diatas wilayah Negara.

Dengan perkataan lain, suatu integrasi nasional yang tangguh

akan berkembang di atas konsensus nasional mengenai batas-batas suatu

masyarakat tersebut. Dan harus memiliki :

1. Kesadaran dari sejumlah orang bahwa mereka bersama-sama

merupakan warga dari suatu bangsa.

2.  konsensus nasional mengenai bagaimana suatu kehidupan bersama

sebagai bangsa harus diwujudkan atau diselenggarakan.

Page 9: Integrasi nasional

Konsensus nasional mengenai bagaimana kehidupan bangsa harus

diwujudkan atau diselenggarakan  untuk sebagian harus kita temukan dalam

proses pertumbuhan pancasila  sebagai dasar falsafah atau ideology Negara.

Secara yuridis-formal, pancasila sebagai dasar falsafah Negara. Pada tingkat

yang sangat umum telah diterima sebagai kesepakatan nasional serta lahir

bersamaan dengan kelahiran Negara republic Indonesia sebagai Negara yang

merdeka, bebas dari penjajahan bangsa lain.  Di dalam kenyataan, pancasila

menjadi akar dalam sejarah pertumbuhan gerakan nasionalisme.

Bangsa Indonesia sebetulnya dapat belajar dari pengalaman negara-negara

lain dan dari negara kita sendiri tentang akibat menguatnya primordialisme,

sehingga keberadaan dan penguatan lembaga-lembaga integrative seperti

sistem pendidikan nasional, birokrasi sipil dan militer, partai-partai politik

(ideology nasionalisme yang dapat menjembatani perbedaan etnik yang tajam,

Sedangkan partai etnik tidak berhasil) harus tetap dilaksanakan dengan

mengingat bahwa hal ini adalah sebagai konsekuensi dari masyarakat kita

yang majemuk.

Page 10: Integrasi nasional

BAB III

PENUTUP

3.1.Simpulan

Integrasi nasional adalan suatu konsep dalam ikatan  dengan wawasan

kebangsaan dalam Negara Kesatuan Indonesia yang berkandaskan pada

aliran pemikiran atau paham integralistik yang berhubungan dengan

paham idealism untuk mengenal dan memahami sesuatu yang harus dicari

kaitannya.

Masyarakat yang plural adalah “Belati” bermata ganda dimana pluralitas

sebagai rahmat dan sebagai kutukan.

Multikulturalisme adalah sebuah ideologiakan yang mengakui dan

mengagungkan perbedaan dalam  kesedrajatan baik secara individu

ataupun secara kebudayaan.Faktor-faktor yang dapat mengancam integrasi

Nasional adalah

Keterbatasan pengetahuan yang dimiliki tentag sejarah-sejarah

Indonesia.  Hilangnya rasa cinta tanah Air. Tidak ada rasa berkorban

terhadap sesama. Bahkan hilangnya rasa hormat terhadap symbol-simbol

Negara (Garuda pancasila) dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Upaya membanguan integrasi adalah perlu adanya kesadaran dari setiap

masyarakat serta upaya perlunya kesadaran dari setiap masyarakat akan

hak dan kewajibannya sebagai warga.

3.2.Saran

Diharapkan bagi masyarakat khususnya mahasiswa dapat memahami

Integrasi Nasional.

Perlu diadakannya pembahasan yang lebih lanjut agar informasi yang

diperoleh lebih lengkap dan komprehensif bagi pengembangan ilmu

pengetahuan.

Page 11: Integrasi nasional

3.3.Daftar Pustaka

Nasikun, Sistem Sosial islam, (Jakarta:  PT. Raja Grapindo Persada, 984), cet.

3, hlm. 148

R. William Liddle, Struktur Masyarakat Indonesia dan Masalah Integrasi,

(Jakarta: Pustaka Belajar, 1994),  cet 1, hlm. 81

http://rimalestari123.blogspot.sg/2013/10/integrasi-nasional.html

http://mukhliscaniago.wordpress.com/2012/06/28/pkn/ 

Page 12: Integrasi nasional

Lampiran

Artikel 1

“Bhinneka Tunggal Ika” = Berbeda-beda Namun Tetap Satu

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan penduduk sekitar 240 juta jiwa. Hal ini membuat bangsa Indonesia terdiri dari masyarakat yang majemuk. Di Indonesia tinggal penduduk yang memiliki berbagai macam latar belakang, suku, agama, ras, kemampuan ekonomi dan masih banyak lagi. Tetapi, sudah bisakah kita menerima dan menghargai perbedaan antar penduduk?

Sebagai Warga Negara Indonesia, kita semua punya hak dan kewajiban yang sama. Termasuk salah satunya adalah hak untuk berpolitik. Namun ada sebuah fakta yang terjadi, bahwa kita masih belum bisa menerima dan menghargai perbedaan antar penduduk. Adanya protes warga Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang menolak Lurah mereka Susan Jasmine Zulkifli yang lolos seleksi dan promosi terbuka hanya karena beragama non-muslim merupakan suatu bukti konkret

Seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia tidak bertindak demikian. Keberagaman yang kita miliki merupakan suatu anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada bangsa Indonesia. Seharusnya kita bangga karena memiliki masyarakat yang beragam. Bukankah Negara kita memiliki semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda namun tetap satu.

Untuk itu, marilah kita sadari bersama bahwa keberagaman itu indah dan baik adanya. Janganlah kita membeda-bedakan satu dengan yang lain hanya karena perbedaan latar belakang, suku, agama, ras, kemampuan ekonomi, dan lain-lain. Kuncinya adalah saling menghargai dan toleransi satu sama lain. Niscaya akan tercipta masyarakat majemuk yang rukun dan damai.

Sumber: http://sosbud.kompasiana.com/2013/08/23/bhinneka-tunggal-ika-berbeda-beda-namun-tetap-satu-583244.html

Page 13: Integrasi nasional

Artikel 2

Berbeda-beda Sotonya, Namun Tetap Satu Nusantara

KapanLagi.com - Bingung membedakan rasa soto yang hampir sama? Keragaman kuliner memang membuat kita dihadapkan banyak pilihan, tercermin pada aneka jenis soto dari berbagai daerah. Tak hanya nama yang membedakan namun citarasa yang khas dari masing-masing daerah juga menjadi suatu ikon tersendiri. Tapi setelah Anda mengenali lebih dalam ciri khas kuah dan isi pelengkap soto, mungkin anda tidak akan ragu lagi untuk memilih warung soto favorit.

Bermula dari kuah gurih yang diberi isi sebagai pelengkap, soto kian mengibarkan labelnya di dunia kuliner Nusantara. Ada soto ayam Lamongan,  soto ayam Lombok, soto Kudus, soto Semarang, soto Betawi, soto Madura, soto khas Surabaya, soto Banyumas hingga soto Bandung yang khas dengan lobaknya. Kalau semakin digali, makin tak terhitung jenisnya.

Selain penamaan yang memakai nama asal masing-masing daerah, kuah pelengkap soto juga memiliki perbedaan tipe. Ada 3 jenis kuah soto yang umum digunakan pada masakan, yakni kuah bening, kuah kuning(kunyit), dan kuah santan yang biasa dijumpai pada soto Betawi, kuah santan boleh ditambah susu segar sedikit agar tekstur kuah lebih lembut. Ada pula coto Makasar yang mencampurkan bumbu kacang tanah yang disangrai ke dalam kuah.

Untuk isi, semua jenis soto kebanyakan menggunakan unsur daging. Biasanya memakai daging ayam, kerbau, dan sapi, termasuk jeroannya. Pengolahannya pun bermacam-macam, ada yang direbus, kemudian digoreng garing seperti pada Soto Padang. Atau ada yang cukup direbus, kemudian dipotong atau disuwir-suwir.

Masih membahas masalah isi, kurang lengkap rasanya kalau semangkok soto hanya disantap polos tanpa embel-embel pelengkapnya. Perkedel kentang maupun perkedel singkong menjadi pelengkap yang tidak akan ketinggalan pada soto

Page 14: Integrasi nasional

Bandung. Soto Padang juga tak mau kalah, memberi tambahan kerupuk sagu yang renyah dan gurih. Wahh.. rasanya semakin mantab. Soto jenis lain juga biasa disantap dengan kerupuk udang atau emping melinjo.

Jadi, soto mana yang Anda sukai? bisa jadi anda menjawab semua! sebab memang sulit menolak godaan selera yang ditawarkan dari persotoan. Tidak puas rasanya bila mencoba satu jenis soto saja, karena masing-masing soto memiliki daya pikat tersendiri pada lidah konsumen. Soto Medan hingga Coto Makassar semua patut dicoba. Ayo.. jangan sampai ketinggalan mencicipi beragam kuliner soto Nusantara.

Sumber Artikel : http://travel.kapanlagi.com/artikel/kuliner/20-berbedabeda-

sotonya-namun-tetap-satu-nusantara.html/

Artikel 3

Beda bahasa, tetap asik.Bila suami istri berasal dari daerah yang berbeda, pastinya akanmenjumpai perbedaan-perbedaan. Di antaranya adalah perbedaan adat istiadat, budaya dan juga bahasa. Hal ini yang telah dialami oleh sahabat saya sendiri. istrinya yang berasal dari kawasan sekitar solo dan berlogat halus, berhadapan dengan orang banyueangi yang gaya bicaranya seperti orang marah alias kasar. Ibarat sipil harus berhadapan dengan tentara militer. Wajar kalau awal-awal pernikahannya, sering bersebrangan. Perbedaan bahasa dan maknanya juga sering terjadi di antara kami.Ia pernah bercerita, ketika masa kelihiran, istri sering minta di pulasara. Saya heran karena di daerah saya di pulasara artinya disiksa. Disia-siakan dan terlantarkan hak-haknya. Seperti seorang anak di pulasara oleh ibu tirinya. Artinya di dzalimi. Disakiti, disiksa. Mendapatkan perlakuan tidak baik alias dikebiri hak-haknya. Tetapi menurut istri, kata itu bermakna dirawatdengan penuh kasih sayang. Kancilen menurut istri berarti “tidak bisa tidur”, sedangakan di daerah saya berarti “kaget bukan main”. Seperti seorang seorang anak yang tahu-tahu berlari kencang menuju ibunya sambil menangis meratap-ratap dalam kondisi ketakutan. Ibunya pun menjadi kancilen alias kaget bukan main.Itulah nikmatnya kalau berasal dari daerah yang berbeda. Padahal satu pulau, yakni sama-sama jawa. Belum beda pulau, apalagi beda Negara dan benua. Prinsipnya, bagaimana pun perbedaan itu jadikanlah sarana membangun keromantisan dengan pasangan tercinta. Menjadi bahasa yang lucu, menarik dan mencairkan Susana. Seperti semboyan bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Page 15: Integrasi nasional

Adat boleh berbeda. Kebiasaan boleh tak sama. Bahasa boleh berseberangan. Namun, kesatuan jalinan rumah tangga harus tetap dipelihara.

Sumber Artikel : https://elqiefa.wordpress.com/2012/04/23/beda-bahasa-tetap-

asik/