Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 1
INTISARI HUKUM ACARA PIDANA
Jakarta, 27 Juli 2018Oleh: Albert Aries, SH, MH (IP.C)
Copyright @albertaries 2018Hak Cipta Dilindungi UU No. 28/2014.Copyright @albertaries
Definisi Hukum Acara Pidana (HAPID) Menurut Pakar
• Moeljatno: “Bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara,yang mengadakan dasar-dasar dan aturan – aturan yang menentukandengan cara bagaimana pengenaan pidana yang ada pada suatu perbuatanpidana dapat dilaksanakan, apabila ada orang yang disangka telahmelanggar larangan tersebut.”
• Bambang Poernomo: Sebagai bagian dari hukum pidana, HAPID (hukumpidana formal) adalah mengenai bagaimana cara/prosedur untuk menuntutke muka pengadilan orang-orang yang disangka melakukan perbuatanpidana (hukum pidana materiil)
Copyright @albertaries 2018Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 2
JANGKAUAN HAPIDVan Bemmelen, sebagaimana dikutip Andi Hamzah, mengartikan HAPID:
Ø Negara melalui alat-alatnya menyidik kebenaran;Ø Sedapat mungkin menyidik pelaku perbuatan itu;Ø Mengambil tindakan-tindakan yang perlu guna menangkap si pembuat dan
kalau perlu menahannya;Ø Mengumpulkan bahan-bahan bukti (bewijs material) yang telah diperoleh
pada penyidikan kebenaran guna dilimpahkan kepada hakim dan membawaterdakwa ke depan hakim;
Ø Hakim memberikan keputusan tentang terbukti atau tidaknya perbuatan yangdituduhkan kepada terdakwa dan untuk itu menjatuhkan pidana atau tindakantata tertib;
Ø Upaya hukum untuk melawan keputusan tersebut;Ø Akhirnya melaksanakan keputusan tentang pidana dan tindakan tata tertib.
Copyright @albertaries
PEMBAGIAN HAPID HAPID dibagi menjadi:
• HAPID Formil : Tata cara /teknis beracara dalam perkara pidana
• HAPID Materiil : Semua aturan hukum tentang sistem, beban & alat/kekuatanpembuktian, serta semua ilmu pendukung HAPID.
Kesimpulan:Ilmu yang mempelajari bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku di suatunegara yang memberikan dasar-dasar dan aturan-aturan yang menentukanberbagai aspek proses penyelesaian perkara pidana, apabila ada orang yangdisangka telah melakukan perbuatan pidana, aturan-aturan hukum mana meliputiwewenang badan atau alat negara penegak hukum melakukan tindakan atauproses penyelesaian perkara pidana (Bambang Poernomo)
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 3
Tujuan HAPID
Mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebenaranmateriil, ialah kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkarapidana dengan menerapkan ketentuan hukum acara pidana secara jujurdan tepat, dengan tujuan mencari siapakah pelaku yang dapatdidakwakan melakukan suatu pelanggaran hukum, dan selanjutnyameminta pemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna menentukanapakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan dan apakahorang yang didakwa itu dapat dipersalahkan.
Vide: Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M.01.PW.07.03, 4Februari 1982
Copyright @albertaries
ASAS-ASAS HAPID
1. Asas Equality before the law: Perlakuan yang sama atas diri setiaporang di muka hukum dengan tidak mengadakan pembedaanperlakuan
2. Asas Legalitas dalam upaya paksa: penangkapan, penahanan,penggeledahan, penyitaan, penyadapan hanya dilakukanberdasarkan perintah tertulis oleh pejabat yang diberi wewenangoleh Undang-Undang dan hanya dalam hal dan dengan cara yangdiatur dengan Undang-Undang.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 4
Lanjutan Asas-Asas HAPID3. Asas Presumption of innocence: setiap orang yang disangka, ditangkap,
ditahan, dituntut dan atau diperhadapkan di muka sidang pengadilan,wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan yangmenyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap.
3. Asas remedy and rehabilitation: kepada seorang yang ditangkap,ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang dan atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yangditerapkan wajib diberi ganti kerugian dan rehabilitasi sejak tingkatpenyidikan dan para pejabat penegak hukum yang dengan sengaja ataukarena kelalaiannya menyebabkan asas hukum tersebut dilanggar,dituntut dan dipidana dan atau dikenakan hukuman administrasi.
Copyright @albertaries
Lanjutan Asas-Asas HAPID
5. Asas fair, impartial, impersonal and objective: peradilan harus dilakukandengan cepat, sederhana, dan biaya ringan serta bebas, jujur dan tidakmemihak harus diterapkan secara konsekuen dalam seluruh tingkatperadilan.
6. Asas legal assistance: setiap orang yang tersangkut perkara wajib diberikesempatan memperoleh bantuan hukum yang semata-mata diberikanuntuk melaksanakan kepentingan pembelaaan atas dirinya.
7. Asas Presentasi: Pengadilan memeriksa perkara pidana dengan hadirnyaterdakwa (kecuali dalam hal yang diatur dalam undang-undang).
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 5
Lanjutan Asas-Asas HAPID
8. Miranda Rule: kepada seorang tersangka, sejak saat dilakukannyapenangkapan atau penahanan selain wajib diberitahu dakwaan dandasar hukum apa yang didakwakan kepadanya, juga wajibdiberitahu haknya itu, termasuk hak menghubungi dan memintabantuan PH
9. Asas Keterbukaan: Sidang Pengadilan adalah terbuka untuk umumkecuali dalam hal yang diatur dalam undang-undang
10. Asas Pengawasan: Pengawasan pelaksanaan putusan pengadilandalam perkara pidana dilakukan oleh Ketua Pengadilan Negeri yangbersangkutan.
Copyright @albertaries
Ilmu-Ilmu Pendukung HAPID
1. Logika: ilmu yang mempelajari metode dan hukum –hukum yangdigunakan untuk membedakan penalaran yang betul dan penalaranyang salah (Irving M. Copi).
2. Psikologi: Soerjono Soekanto membagi cabang disiplin ilmupsikologi dan ilmu hukum menjadi:a. Psikologi hukum sebagai cabang disiplin hukumb. Psikologi forensic sebagai cabang psikologi
3. Kriminalistik: ilmu pengetahuan dari berbagai ilmu yangmempelajari kejahatan sebagai masalah teknik, yaitu penggunaanteknik/teknologi dalam melakukan penyidikan tindak pidana.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 6
Lanjutan Ilmu-Ilmu Pendukung HAPID
4. Psikiatri: adalah ilmu psikiatri forensic yang mempelajari tentangpertumbuhan jiwa seorang pelaku tindak pidana agar dapatditentukan dapat bertanggungjawab secara pidana atau tidak.
5. Kriminologi: ilmu pengetahuan yang mempelajari tentangkejahatan sebagai gejala sosial atau suatu gejala dalam pergaulanhidup manusia yang menyangkut pribadi individu danmasyarakatnya sebagai suatu masalah sosial.
Copyright @albertaries
SEJARAH HAPID INDONESIA(Komisi Penyusunan HAPID di Hindia Belanda)Dalam mempelajari hukum Indonesia digunakan garis waktu tertentu, yaitu I
Mei 18481. Tanggal 1 Mei 1848 berlaku perundang-undangan yang baru sebagai
akibat perubahan perundang-undangan di Belanda (dihapusnya hukumPerancis) Tahun 1838 Belanda memperoleh kemerdekaannya.
2. Berdasarkan asas konkordansi, maka perundang-undangan baru tersebutjuga diberlakukan di Indonesia.
3. Firman Raja tanggal 15 Agustus 1839 No. 102 membentuk komisi yangmengadakan rencana peraturan untuk memperlakukan perundang-undangan negeri belanda yang baru untuk hindia belanda.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 7
LANJUTAN SEJARAH HAPID INDONESIA(Inlandsch Reglemen s/d HIR)
)1. Inlandsch Reglemen berlaku tanggal 1 Mei 1848 berdasarkanpengumuman Gubernur Jendral JJ. Rochusen tanggal 5 April 1848stb No. 16.
2. Setelah dilakukan perubahan secara mendalam, maka Stb 1941 No.44 yang baru diumumkan dengan nama Herziene InlandschReglement (HIR)
3. Dengan lahirnya HIR, maka dibentuklah Lembaga Penuntut Umum(Openbaar Ministerie) atau disebut sebagai Kejaksaan
Copyright @albertaries
LANJUTAN SEJARAH HAPID INDONESIA(Masa Pendudukan Jepang)
1. Tidak terjadi perubahan, kecuali dihapusnya Raad Van Justitie
sebagai pengadilan untuk Golongan Eropa.
2. UU (Osamu Serei) No. 1/ 1942 yang berlaku tanggal 7 Maret 1942
merupakan aturan peralihan di Jawa dan Madurra
3. “semua badan-badan pemerintahan dan kekuasaannya,, hukum
dan undang-undang dari pemerintah yang dulu tetap diakui sah
buat sementara waktu asal saja tidak bertentangan dengan aturan
pemerintahan militer.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 8
Masa pemerintahan Republik Indonesia
• Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945“segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsungberlaku selama belum diadakan yang baru menurut UUD ini.”
• Aturan ini diperkuat dengan peraturan no 2 tanggal 10 Oktober 1945UU Darurat No. 1 tahun 1951
Keterangan: HIR dipergunakan sebagai pedoman acara pidana sipildengan perubahan dan tambahan yang disebut dalam Pasal 6 UUDarurat No. 1 tahun 1951
Copyright @albertaries
Lahirnya KUHAP Sebagai Induk HAPID RI
Tanggal 13 Desember 1981 Pres. Soeharto mengesahkan RUU HAP menjadiUU No 8 Tahun 1981 (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana)
KUHAP sebagai sumber Hukum Acara Pidana Penting untuk dipahami untukmenjawab persoalan-persoalan tentang:
1. Dimana HAPID dapat ditemukan2. Dimana aparat penegak hukum dapat mencari dan menggali hukum yang
akan dijadikan dasar melakukan tindakan atau mengambil putusan3. Apakah HAPID yang dimaksud mempunyai kekuatan mengikat dan
diberlakukan dalam proses penyidikan, penuntutan dan peradilan.Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 9
HAPID (HARUS) DIATUR DENGAN KEKUATAN SETINGKAT UU (TIDAK BOLEH DIBAWAHNYA)
Copyright @albertaries
Sumber HAPID di Indonesia§ Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 24, Pasal 24 a dan b, Pasal 27, Pasal 28
I dan j)
§ Undang – Undang dan peraturan perundang-undangan yang lain:
1. UU No. 8 Tahun 1981 (KUHAP)
2. UU Kekuasaan Kehakiman
3. UU Mahkamah Agung
4. UU Tentang Peradilan Umum
5. UU Kejaksaan
6. UU Kepolisian
7. UU KPK, UU terorisme
8. PP No. 27 tahun 1983 tentang pelaksanaan KUHAP
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 10
Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia
• Dalam Black Law Dictionary, Criminal Justice System diartikan sebagai:”the network of court and tribunals which deal with criminal law and it’senforcement”.Pengertian ini lebih menekankan pada suatu pemahaman baik mengenaijaringan di dalam lembaga peradilan maupun pada fungsi dari jaringanuntuk menegakan hukum pidana.
• Mardjono Reksodipoetro: SPP (Criminal Justice System) merupakan sistemdalam suatu masyarakat untuk menanggulangi kejahatan• Muladi: SPP merupakan jaringan (network) peradilan yang menggunakan
hukum pidana materiel, hukum pidana formil maupun hukum pelaksanaanpidana.
Copyright @albertaries
Sistem Peradilan Pidana(Barda Nawawi Arif)
SPP dibagi menjadi 4 Subsistem kehakiman di bidang hukum pidana:
1. Kekuasan Penyidikan2. Kekuasaan Penuntutan3. Kekuasaan Mengadili4. Kekuasaan Pelaksana Eksekusi
Keempat sistem tersebut merupakan satu kesatuan sistem penegakanhukum pidana yang integral dan terpadu yang biasa disebut IntegratedCriminal Justice System.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 11
Ruang Lingkup Berlakunya KUHAP
• Pasal 2 KUHAP: UU ini berlaku untuk melaksanakan tata caraperadilan dalam lingkungan peradilan umum pada semua tingkatperadilan.
Penjelasan Pasal 2 KUHAP:• Ruang lingkup UU ini mengikuti asas-asas yang dianut Hukum Pidana
di Indonesia• Yang dimaksud peradilan umum termasuk pengkhususannya
sebagaimana tercantum dalam penjelasan UU Kekuasaan Kehakiman.
Copyright @albertaries
Lanjutan Ruang Lingkup KUHAP (1)
Berdasarkan Pasal 2 maka ruang lingkup berlakunya KUHAP:
• Mengikuti asas yang dianut hukum pidana materiil (KUHP, UU PTPK, UU
Terorisme , UU Narkoba, dll)
• Asas Yurisdiksi Hukum Pidana Nasional ditinjau dari sudut negara:
ØAsas Teritorial (pasal 2 KUHP: bagi semua perbuatan pidana yang terjadi
di wilayah negara, pelakunya asing atau WNI)
ØAsas personal (berlaku bagi semua perbuatan pidana yang dilakukan WNI
dimana saja)
• Contoh: pada jaman penjajahan jepang, orang jepang tunduk pada hukum
jepang dan bukan hukum Indonesia.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 12
Lanjutan Ruang Lingkup KUHAP (2)
Asas Yurisdiksi Hukum Pidana Nasional ditinjau dari sudut kepentingan:
• Asas nasional pasif (pasal 4 ayat 1 KUHP untuk kejahatan 104, 106, 107,108, 111 bis ke 1, 127, dan 131) dan Pasal 4 ke 2 KUHP (mata uang RIPalsu), dan Pasal 4 ayat 3 (Surat Hutang RI Palsu)• Asas melindungi kepentingan Internasional (asas universal) (pasal 4 ayat 4
KUHAP: perampokan kapal negara mana saja.
• KETERANGAN: KUHAP sebagai acara peradilan umum dan khusus(pengadilan anak, pengadilan tindak pidana korupsi dll, kecuali diatursecara khusus dalam UU tersebut.
Copyright @albertaries
Kekurangan KUHAP Menurut International Commision of Jurist (IJC)
1. Penahanan terhadap tindak pidana dengan ancaman pidana 5 (lima) tahun ataulebih tanpa perincian yang jelas
2. Kewenangan yang luas untuk menyidik dan menyita tanpa izin pengadilanterlebih dahulu
3. Tidak tersedianya hukum acara yang memadai dalam mengatur keabsahanpenangkapan dan penahanan.
4. Kurangnya hak tersangka/terdakwa untuk didampingi Penasihat Hukum untuktindak pidana yang ancamannya dibawah 5 tahun.
5. Kurangnya mendapat kesempatan untuk ditahan di luar dalam perkara yangdiancam dengan hukuman mati
6. Tidak ada UU yang mengatur tata cara mendapat pembuktian paksa.7. Masa penahanan yang diberikan penyidik terlalu lama.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 13
Lanjutan Kekurangan KUHAP (ICJ)
8. Menurut ICJ tidak boleh ada ketentuan umum yang dapat mengaturbahwa seseorang harus (selalu) ditahan selama menunggu pemeriksaandi Pengadilan.
9. Harus ada ketentuan memberikan kemungkinan luas untuk ditahan diluar tahanan dengan jaminan untuk selalu hadir di persidangan.Penahanan kembali dilakukan apabila putusan akan dijatuhkan.
10. Termasuk juga untuk permasalahan Pra Peradilan, ICJ menyatakan tidakcukupnya hukum acara yang mengatur pengawasan terhadap penahananyang tidak sah.
Copyright @albertaries
Penyelidikan
• KUHAP memberikan ketegasan yang membedakan antarapenyelidikan dan penyidikan.
• Pedoman KUHAP: penyelidikan diintodusir dalam KUHAP denganmotivasi perlindungan HAM ( pembatasan yang ketat terhadappenggunaan upaya paksa, dimana upaya paksa baru digunakansebagai tindakan yang terpaksa dilakukan).
• Penyelidikan mendahului tindakan – tindakan lain yaitu untukmenentukan apakah suatu peristiwa yang diduga sebagai suatu tindakpidana dapat dilakukan penyidikan atau tidak.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 14
DEFINISI & FUNGSI PENYELIDIKAN• Pasal 1 Butir 5 KUHAP: ”Serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan
menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukandapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam KUHAP.
• Fungsi penyelidikan: merupakan suatu kesatuan dengan fungsi penyidikan,penyelidikan hanya merupakan salah satu cara, salah satu tahap dari penyidikan,yaitu tahap yang seyogyanya dilakukan lebih dahulu sebelum melangkah kepadatahap – tahap penyidikan selanjutnya seperti: penangkapan, penahanan,penggeledahan, penyitaan, pemeriksaan saksi dan sebagainya.
• Penyelidikan menurut KUHAP dan penyelidikan sebagai kegiatan intelijenberbeda, sebab jenis penyelidikan yang terakhir ini adalah belum menyentuhKUHAP.
Copyright @albertaries
KAPAN DIMULAINYA PENYELIDIKAN• Penyelidikan sendiri diatur dalam KUHAP dalam Pasal 5, 9, 75, 102, 103, 104,
105 dan 111.Kapan penyelidikan dimulai:1. Pertimbangan untuk melakukan suatu penyelidikan pada dasarnya
ditentukan terhadap penilaian terhadap suatu informasi atau data baruyang diperoleh oleh penyelidik.
2. Informasi atau data tersebut dapat diperoleh melalui:3. Sumber – sumber tertentu yang dapat dipercayai.4. Adanya laporan langsung dari orang yang mengetahui terjadinya suatu
tindak pidana kepada aparat penegak hukum.5. Hasil berita acara yang dibuat oleh penyidik.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 15
Tujuan Penyelidikan
• Tujuan utama dari setiap penyelidikan adalah untuk mengumpulkanketerangan – keterangan/ data – data yang dapat dipergunakan untuk:Ømenentukan apakah suatu peristiwa yang terjadi merupakan suatu
tindak pidana atau bukan sehingga dapat dilakukan penyidikan.ØPersiapan pelaksanaan tahap penindakan penyelidikan
• Laporan langsung yang diterima dari orang yang mengetahui terjadinyasuatu tindak pidana dapat berupa laporan lisan dan dituangkan dalamBerita Acara Penerimaan Laporan.• Yang dipanggil akan dimintai keterangan dalam berita acara klarifikasi
Copyright @albertaries
Sasaran & Cara Penyelidikan
• Sasaran PenyelidikanØMemperhatikan tujuan dari suatu tindakan penyelidikan sebagaimana
diuraikan tersebut diatas, maka tentunya sasaran penyelidikan itudapat berupa:
ØOrang;ØBenda/barang/surat
• Cara Penyelidikan dapat dilakukan secara:ØtertutupØTerbuka
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 16
Penyelidikan Terbuka & Tertutup
1. Penyelidikan dengan cara terbuka dilakukan apabila keterangan-keterangan /data yang dibutuhkan agak mudah memperolehnya dan apabila dianggap caratersebut tidak akan menggangu atau menghambat proses penyelidikanselanjutnya.
2. Dalam melakukan penyelidikan secara tertutup, penyelidik harus dapatmenghindarkan diri dari tindakan – tindakan yang bertentangan denganketentuan – ketentuan hukum.
3. Selain itu harus menguasai tehnik – tehnik penyelidikan secara tertutup sepertiwawancara, pengamatan, pengusutan dan sebagainya.
4. Untuk itu baik dalam penyelidikan terbuka maupun penyelidikan tertutup agardapat dihindari tindakan – tindakan yang dapat menimbulkan tuntutan gantirugi.
Copyright @albertaries
Laporan Hasil Penyelidikan1. Sumber data/keterangan2. Data /keterangan apa yang diperoleh dari setiap sumber tersebut.3. Barang bukti4. Analisa terhadap data yang ditemukan dengan unsur- unsur tindak pidana
akan diketahui apakah peristiwa tersebut termasuk tindak pidana ataubukan.
5. Kesimpulan tentang benar tidaknya telah terjadi suatu tindak pidana danbilamana perlu sudah diketahui kemungkinan siapa pelakunya.
6. Saran tentang tindakan – tindakan apa yang perlu dilakukan apakah akanditingkatkan ke tahap penyidikan atau penyelidikan tersebut harus ditutupkarena tidak ditemukan peristiwa pidana.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 17
PenyelidikBukan hanya kepolisian negara Republik Indonesia tetapi juga PNS tertentu,misalnya:
1. Pejabat bea cukai dalam tindak pidana penyeludupan/kepabeanansebagaimana yang dimaksud dalam Undang – Undang No. 10 Tahun1995
2. Pejabat instansi tertentu seperti jaksa untuk Tindak Pidana Korupsisebagaimana yang dimaksud Undang – Undang No 31 tahun 1999 Jo.Undang – Undang No 20 Tahun 2001 dan pelanggaran Hak AsasiManusia sebagaimana yang dimaksud Undang – Undang No 26 tahun2000, perwira TNI angkatan laut untuk tindak pidana perikanansebagaimana yang dimaksud Undang – Undang No 9 tahun 1985 danpelanggaran Zona Ekonomi Eksklusi Indonesia yang diatur dalam Pasal14 ayat (1) Undang – Undang No 5 Tahun 1983.
Copyright @albertaries
Tugas & Wewenang Penyelidik(pasal 5 KUHAP)
Tugas dan wewenang berdasarkan hukum yaitu wewenang karenakewajibannya sebagai penyelidik:
1. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanyasuatu tindak pidana.
2. Mencari keterangan dan barang bukti3. Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan serta
memeriksa tanda pengenal diri.4. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung-jawab.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 18
Lanjutan Tugas & Wewenang Penyelidik (1)
Yang dimaksud dengan tindakan lain, menurut penjelasan pasal 5 ayat (1)huruf a angka 4 adalah tindakan penyidik untuk kepentingan penyelidikandengan syarat:
1. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum.2. selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan dilakukannya
tindakan jabatan.3. tindakan itu harus patut dan masuk akal dan termasuk dalam
lingkungan jabatannya.4. Atas pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa.5. Menghormati Hak Asasi Manusia.
Copyright @albertaries
Lanjutan Tugas & Wewenang Penyelidik (2)
• Tugas dan wewenang penyelidik berdasarkan perintah penyidik:
1. Melakukan penangkapan, larangan meninggalkan tempat,penggeledahan dan penyitaan
2. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.3. Mengambil sidik jari dan memotret seseorangh4. Membawa dan menghadapkan seseorang kepada penyidik5. Dalam hal tertangkap tangan tidak perlu perintah penyidik (pasal
102 ayat (2) KUHAP.)
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 19
Penyidikan
Pasal 1 butir 2 KUHAP mendefinisikan Penyidikan:
”Serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yangdiatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkanbukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidanayang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.”
Dalam pemeriksaan di tingkat penyidikan, dalam berita acarapemeriksaan terhadap saksi/tersangka tercantum kata “Pro Justitia”
Copyright @albertaries
Penyidik
• Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabatpegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan (Pasal 1 butir 1 KUHAP)
Jadi Penyidik adalah :1. pejabat polisi negara Republik Indonesia;2. pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus
oleh undang-undang (jaksa, penyidik KPK, dll)
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 20
Wewenang Penyidik (Pasal 6 ayat 1 KUHAP)
1. Menerima-laporan /pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;2. melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian;3. menyuruh berhenti seorang tsk & memeriksa tanda pengenal diri tsk4. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan;5. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat; mengambil sidik jari dan
memotret seorang;6. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;7. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara;8. mengadakan penghentian penyidikan dan tindakan hukum lainnya
Copyright @albertaries
Penangkapan• Definisi: Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa
pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwaapabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan ataupenuntutan dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diaturdalam undang-undang ini (pasal 1 ayat 20 KUHAP).
• Pejabat yang berwenang menangkap (pasal 16 KUHAP):1. Penyelidik atas perintah penyidik yang berwenang melakukan
penangkapan untuk kepentingan penyidikan2. Penyidik dan penyidik pembantu untuk kepentingan penyidikan.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 21
PERBEDAAN LAPORAN DAN PENGADUAN
Copyright @albertaries
Alasan Penangkapan (Pasal 17 KUHAP)• Seseorang tersangka yang diduga keras melakukan tindak pidana
• Atas dugaan kuat tadi harus berdasarkan bukti permulaan yang cukup
Definisi bukti permulaan yang cukup belum jelas karena Pasal 1 butir 14
KUHAP juga tidak menerangkannya.
Namun dalam praktek bukti permulaan yang cukup itu dapat merujuk pada
Pasal 183 KUHAP yaitu adanya 2 alat bukti yang sah berdasarkan pasal 184
KUHAP.
Cara Penangkapan vide: Pasal 18 KUHAP.
Lama penangkapan: maksimal 1 (satu) hari, untuk pelaku pelanggaran dapat
dilakukan penangkapan setelah 2 kali di panggil berturut dan tidak hadir
tanpa adanya alasan yang sah.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 22
Penahanan
• Definisi: Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik, atau penuntut umum atau hakimdengan penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diaturdalam undang-undang ini (Pasal 1 ayat 21 KUHAP)
• Tujuan Penahanan (Pasal 20 KUHAP)
ØUntuk kepentingan penyidikanØUntuk kepentingan penuntutanØUntuk kepentingan pemeriksaan hakim di Pengadilan
Copyright @albertaries
Syarat Untuk Melakukan Penahanan• Syarat Objektif: karena UU dengan tegas telah menentukan pasal-pasal
tindak pidana yang dapat dilakukan penahanan (pasal 21 ayat 4 KUHAP),yaituØTindak pidana yang ancaman pidananya diatas 5 tahun atau lebih atau
Tindak pidana tertentu (dalam KUHP: pasal 282 ayat 3, Pasal 296, 335,351 ayat 1 dll, diluar KUHP: pasal dalam UU kepabeanan, narkotika danimigrasi)
• Syarat Subjektif: syarat yang didasarkan pada keadaan atau keperluanpenahanan itu sendiri ditinjau dari subjektifitas tersangka/terdakwa yangdinilai secara subjektif pula oleh penegak hukum (pasal 21 ayat 1 KUHAP),yaitu keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka/terdakwa:melarikan diri, mengulangi perbuatan, merusak barang bukti.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 23
Tata Cara Penahanan• Penahanan/penahanan lanjutan dilakukan oleh penyidik & PU terhadap
tersangka/terdakwa dgn memberikan surat perintah penahanan ataupenetapan hakim• Surat perintah penahanan/penetapan penahanan mencantumkan indentitas
tersangka/terdakwa, menyebutkan alasan penahanan dan uraian singkatyang dipersangkakan/didakwakan, tempat ia ditahan.• Tembusan surat penahanan/penetapan hakim harus dberikan kepada
keluarga tersangka/terdakwa sebagai sarana pengawasan keabsahanpenahanan.• Jenis penahanan (pasal 22 ayat 1 KUHAP)
ØPenahanan rumah tahanan negara (RUTAN)ØPenahanan rumahØPenahanan kota
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 24
Penggeledahan dan Penyitaan• Penggeledahan rumah adalah tindakan penyidik untuk memasuki rumah
tempat tinggal dan tempat tertutup lainnya untuk melakukan tindakanpemeriksaan dan atau penyitaan dan atau penangkapan dalam hal danmenurut cara yang diatur dalam undang-undang ini (pasal 1 ayat 17 KUHAP)
• Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan ataumenyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak,berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalampenyidikan, penuntutan dan peradilan (pasal 1 ayat 16 KUHAP)
Keduanya harus seizin ketua pengadilan dan jika belum ada surat izin makadalam waktu sesegera mungkin harus meminta izin Pengadilan.Copyright @albertaries
LANJUTAN TENTANG PENYITAAN
• Benda yang dapat disita (pasal 39 ayat 1 KUHAP).
• Benda yang sedang disita dalam perkara perdata atau pailit juga dapat disita
untuk kepentingan perkara pidana (Pasal 39 ayat 2 KUHAP).
• Mohon perhatikan dengan seksama soal:
Ø Penyitaan Surat (pasal 43 KUHAP)
ØPenyimpanan Benda Sitaan (Pasal 44 KUHAP)
ØPenjualan lelang benda Sitaan (Pasal 45 ayat 1 KUHAP)
ØPengembalian benda sitaan (Pasal 46 KUHAP)
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 25
Hasil Penyidikan• Serangkaian tindakan mencari dan mengumpulkan bukti antara lain:
ØPemeriksaan terhadap tersangka dan saksi-saksiØMelakukan penangkapan dan penahanan terhadap tersangka.ØMelakukan penggeledahan dan penyitaan
(semuanya dituangkan dalam berita acara & selanjutnya dibuat kesimpulan)• Ada 2 kemungkinan pendapat penyidik atas penyidikan:
ØHasil penyidikan tidak layak menurut hukum untuk diteruskan kepada PUsehingga oleh karena nya penyidikan dihentikan (pasal 109 ayat 2)
ØHasil penyidikan memenuhi syarat dan cukup bukti perbuatan tersangkasehingga diserahkan kepada PU (pasal 110 ayat 1 KUHAP)
Copyright @albertaries
Penghentian Penyidikan (109 Ayat 2 KUHAP)1. Perbuatan tersangka tidak cukup bukti2. Peristiwa tersebut ternyata bukan merupakan tindak pidana3. Penyidikan dihentikan demi hukum:
a. Terdakwa meninggal dunia (Pasal 77 KUHP)b. Perkaranya nebis in idem (pasal 76 KUHP)c. Perkaranya kedaluwarsa/verjaring (Pasal 78 KUHP)d. Pencabutan perkara yg sifatnya delik aduan (Pasal 75 & 284 (4) KUHP)
Produk hukumnya adalah Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3)diberitahukan ke PU, tersangka/keluarganya dan pihak pelapor.Berdasarkan pasal 80 KUHAP, penyidik/penuntut umum/ pihak ketiga berhakmengajukan praperadilan.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 26
Penyerahan hasil penyidikan kepada PenuntutUmum (Pasal 110 ayat 1 KUHAP)
• Jika PU berpendapat bahwa hasil penyidikan yang baru kurang lengkap makadalam waktu 7 hari memberitahu penyidik & dalam waktu 14 hari mengembalikanberkas kepada penyidik disertai petunjuk. setelah melakukan penyidikan tambahanmaka penyidik menyampaikan berkas perkara itu ke PU.• Penyidikan dianggap selesai:
ØPU sudah memberitahukan kepada penyidik bahwa hasil penyidikan sudahlengkap, dan tersangka/barang bukti sudah diserahkan penyidik ke PU (pasal 138ayat 1, jo pasal 8 ayat 3 KUHAP)
ØDalam waktu 14 hari PU tidak mengembalikan berkas perkara dan sebelumberakhirnya masa berakhirnya telah ada pemberitahuan mengenai kelengkapanpenyidikan yang diikuti penyerahan tersangka/barang bukti ke PU
Copyright @albertaries
Tersangka & Terdakwa
KUHAP membedakan pengertian antara tersangka dan terdakwa sebagaiberikut:
• Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya,berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana(pasal 1 ayat 14)
• Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadilidi sidang pengadilan (pasal 1 ayat 14).
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 27
HAK – HAK TERSANGKA / TERDAKWA1. Hak untuk segera mendapat pemeriksaan oleh penyidik dan selanjutnya
diajukan ke PU (pasal 50 ayat 1)2. Hak untuk perkaranya segera dimajukan ke pengadilan oleh PU dan segera
diadili oleh Pengadilan (pasal 50 ayat 2 & 3)3. Hak untuk diberitahu dengan jelas dalam bahasa yang dimengertinya
tentang apa yang dipersangkakan padanya sejak waktu pemeriksaan dimulai(Pasal 51 sub a)
4. Hak untuk dipanggil secara patut dengan menerima alasan pemanggilan dantenggang waktu yang wajar untuk memenuhi panggilan tersebut (pasal 112ayat 1)
5. Hak tersangka untuk mendapatkan bantuan juru bahas dari tingkatpenyidikan sampai pemeriksaan di pengadilan’
6. Hak disidang secara terbuka untuk umumCopyright @albertaries
LANJUTAN HAK – HAK TERSANGKA / TERDAKWA (1)7. Hak untuk mendapat bantuan hukum (vide pasal 54-56)
8. Hak utk meminta turunan BAP utk kepentingan pembelaan (pasal 72)
9. Hak tersangka untuk mengusahakan dan mengajukan saksi dan atau ahli untukmemberikan keterangan yang menguntungkan baginya (pasl 116 ayat 3 & ayat 4)
10. Hak tersangka untuk tidak dibebani kewajiban membuktikan (pasal 66)
11. Penangkapan terhadap tersangka dapat dilakukan paling lama 1 (satu) hari.
12. Masa penahanan dalam tingkat penyidikan dan penuntutan yang dibatasi olehUU
13. Ketentuan mengenai lembaga praperadilan (pasal 77 KUHAP Vide Put. MK)
14. Hak tersangka atau terdakwa untuk memberikan keterangan secara bebaskepada penyidik dan hakim (pasal 52 KUHAP)
15. Hak tersangka/terdakwa yg dikenakan penahanan utk menghubungi PH (pasal 57ayat 1) & untuk orang asing vide pasal 57 ayat 2 KUHAP
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 28
LANJUTAN HAK – HAK TERSANGKA / TERDAKWA (2)16. Hak tersangka atau terdakwa yang ditahan menerima kunjungan dokter pribadi utk
kepentingan kesehatannya (pasal 58 KUHAP)17. Hak tersangka atau terdakwa yang ditahan untuk diberitahukan mengenai
penahanan dirinya di semua tingkat pemeriksaan kepada keluarga atau orang yangserumah dengannya untuk mendapat bantuan hukum atau penangguhanpenahanan (pasal 59 KUHAP)
18. Tersangka atau terdakwa berhak secara langsung atau dengan perantaraanpenasihat hukumnya menghubungi atau menerima kunjungan sanak keluarganyauntuk kepentingan pekerjaan atau kepentingan keluarga. (Pasal 61 KUHAP)
19. tersangka atau terdakwa untuk mengirim atau menerima surat penasihat hukumdan sanak keluarganya. Untuk itu disediakan alat tulis menulis. Surat tersebut tidakdiperiksa kecuali terdapat cukup alasan ada penyalahgunaan (pasal 62 KUHAP)
20. Tersangka atau terdakwa berhak menghubungi dan menerima kunjunganrohaniawan (pasal 63 KUHAP)
Copyright @albertaries
Bantuan Hukum• Maksud dan tujuan: sebagai pemberian jasa hukum bagi mereka yang
mampu membayar prestasi maupun kepada mereka yang tidak mampudengan secara cuma-cuma untuk menghadapi suatu proses perkara pidana.• Bantuan hukum dilaksanakan oleh advokat/ pasal 1 angka 1 UU No. 18
tahun 2003 Tentang advokat.• Dapat juga dilihat UU no 16 tahun 2011 tentang Bantuan Hukum sebagai
rujukan.• Penerima bantuan hukum adalah orang yang miskin dan Pemberi bantuan
hukum adalah Lembaga Bantuan Hukum.• Bagi yang tidak mampu dan diancam pidana 5 tahun penjara, WAJIB
disediakan Penasihat Hukum (Contoh Kasus: pedagang asongan dituduhmembawa narkoba)
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 29
Praperadilan (Habeas Corpus)
Lingkup:1. sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau
penghentian penuntutan, serta Penetapan Tersangka (Vide: Putusan MK21/PUU-XII/2014);
2. ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananyadihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan.
• Yang melaksanakan wewenang praperadilan adalah pengadilan negeri.
• Pra Peradilan dipimpin oleh hakim tunggal yang ditunjuk oleh ketuapengadilan negeri dan dibantu oleh seorang panitera.
Copyright @albertaries
Proses Pemeriksaan Praperadilan• Pra peradilan dipimpin oleh Hakim Tunggal yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan
Negeri dan dibantu oleh seorang Panitera (Pasal 78 ayat (2) KUHAP).• Pada penetapan hari sidang, sekaligus memuat pemanggilan pihak pemohon dan
termohon pra peradilan.• Dalam waktu 7 (tujuh) hari terhitung permohonan pra peradilan diperiksa,
permohonan tersebut harus diputus.• Pemohon dapat mencabut permohonan-nya sebelum Pengadilan Negeri
menjatuhkan putusan apabila disetujui oleh termohon. Kalau termohon menyetujuiusul pencabutan permohonan tersebut, Pengadilan Negeri membuat penetapantentang pencabutan tersebut.• Dalam hal suatu perkara sudah mulai diperiksa oleh pengadilan sedangkan
pemeriksaan pra peradilan belum selesai maka permohonan tersebut gugur. Haltersebut dituangkan dalam bentuk penetapan.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 30
UPAYA HUKUM ATAS PUTUSAN PRAPERADILAN
• Putusan pra peradilan tidak dapat dimintakan banding (Pasal 83 ayat (1),kecuali terhadap putusan yang menyatakan "tidak sahnya" penghentianpenyidikan dan penuntutan (Pasal 83 ayat (2) KUHAP).• Dalam hal ada permohonan banding terhadap putusan pra peradilan
sebagai¬mana dimaksud Pasal 83 ayat (1) KUHAP, maka permohonantersebut harus dinyatakan tidak diterima.• Pengadilan Tinggi memutus permintaan banding tentang tidak sahnya
penghentian penyidikan dan penuntutan dalam tingkat akhir.• Terhadap Putusan pra peradilan tidak dapat diajukan upaya hukum kasasi.
Copyright @albertaries
Ganti Kerugian & Rehabilitasi• Ganti kerugian: hak seorang untuk mendapat pemenuhan atas tuntutannya yang
berupa imbalan sejumlah uang karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadilitanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenaiorangnya atau hukum yang diterapkan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini. (pasal 1 angka 22 KUHAP)Keterangan: Alasan permintaan ganti kerugian (Pasal 95 ayat 1 KUHAP)
• Rehabilitasi: hak seorang untuk mendapat pemulihan haknya dalam kemampuan,kedudukan dan harkat serta martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan,penuntutan atau peradilan karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpaalasan yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnyaatau hukum yang diterapkan menurut cara yang diatur dalam undang- undang ini(Pasal 1 angka 23 KUHAP
Keterangan: Diajukan karena putusan bebas/lepas/ penangkapan/penahanan yg tidaksesuai UU Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 31
Peradilan Koneksitas
• Pengertian: sistem peradilan pidana terhadap tersangka yangbersama-sama melakukan tindak pidana akan tetapi masing-masingtunduk dalam kompetensi pengadilan yang berbeda, sebagian padapengadilan militer, sebagian pengadilan umum.
• Tersangka-tersangka yang melakukan tindak pidana bersama-samamerupakan tindak pidana dalam ruang lingkup pasal 55 &56 KUHP
Copyright @albertaries
Lanjutan Peradilan Koneksitas (1)
Prinsip koneksitas (pasal 89 ayat 1 KUHAP): lingkungan peradilan umum yang berhakmengadili
Pengecualian terhadap prinsip diatas (dahulu):• Jika menurut keputusan menteri pertahanan dan keamanan harus diperiksa dan
diadili oleh pengadilan dalam lingkungan peradilan militer (dengan persetujuanmenteri kehakiman)
• Akan tetapi berdasarkan UU kekuasaan kehakiman, maka suatu perkara koneksitasitu diperiksa oleh peradilan umum, kecuali dalam keadaan tertentu menurut MAharus diperiksa di pengadilan militer.Bagaimana menghadapi 2 ketentuan peraturan yang saling tumpang tindih?Gunakan asas : “lex posteriori derogat legi priori.”
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 32
Lanjutan Peradilan Koneksitas (2)
• Pasal 89 ayat 2 KUHAP: Penyidikan perkara koneksitas dilaksanakanoleh suatu tim tetap yang terdiri dari penyidik polri sesuai pasal 6KUHAP dan polisi militer TNI dan oditur militer (tinggi).
• Tata cara penentuan Pengadilan Koneksitas:Ø Jika titik berat kerugiannya pada kepentingan umum, maka sesuai
pasal 91 ayat 1 KUHAP, perkara itu diadili di Pengadilan Umum.ØNamun jika titik berat kerugiannya pada kepentingan militer, maka
pendapat jaksa dan oditur militer (tinggi) dijadikan dasar bagi oditurjenderal untuk mengusulkan kepada ketua MA agar perkara tersebutdiadili secara militer.
Copyright @albertaries
Penggabungan Perkara Gugatan Ganti KerugianPerhatikan ketentuan pasal 95 dan 96 KUHAP : dalam praktek jarang sekaliterjadi.
Pasal 95 ayat 1 dan 2 KUHAP:• Tersangka, terdakwa atau terpidana berhak menuntut ganti kerugiankarenaditangkap, ditahan, dituntut dan diadili atau dikenakan tindakan lain,tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruanmengenai orangnya atau hukum yang diterapkan.• Tuntutan ganti kerugian oleh tersangka atau ahli warisnya atas penangkapanatau penahanan serta tindakan lain tanpa alasan yang berdasarkanundangundang atau karena kekeliruan mengenai orang atau hukum yangditerapkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang perkaranya tidakdiajukan ke pengadilan negeri, diputus di sidang praperadilan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 77.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 33
Tujuan Penggabungan Perkara Gugatan Ganti Kerugian
• Penjelasan Pasal 98 ayat 1 KUHAP:Maksud Penggabungan perkara gugatan pada perkara pidana ini adalahsupaya perkara gugatan tersebut pada suatu ketika yang sama diperiksa sertadiputus sekaligus dengan perkara pidana yang bersangkutan. Yang dimaksuddengan "kerugian bagi orang lain" termasuk kerugian pihak korban.
• Yang dapat mengajukan adalah: orang lain yang menderita kerugian sebagaiakibat perbuatan pidana yang sedang didakwakan, dalam penjelasan diatasdikatakan sebagai “Pihak Korban”
Copyright @albertaries
Pra Penuntutan• Tujuan pemeriksaan dalam penyidikan adalah untuk mempersiapkan berkas
perkara untuk diserahkan penyidik kepada jaksa penuntut umum.
• Jika berkas tersebut sudah lengkap, maka penuntut umum akanmelimpahkan perkara tersebut ke pengadilan untuk diadili.
• Pasal 14 huruf b, tentang salah satu kewenangan PU:ØMengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan
dengan memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat (3) dan ayat (4),dengan memberi petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikandari penyidik;
ØPerhatikan ketentuan pasal 103 ayat 3 dan 4 KUHAP.Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 34
TAHAP I (BERKAS PERKARA DARI PENYIDIK KE PU)• Vide pasal 110 ayat 1 KUHAP: setelah selesai menyidik, penyidik akan menyerahkan
berkas perkara secara fisik ke PU.• PU setelah menerima pelimpahan berkas perkara wajib memberitahukan lengkap
tidaknya berkas perkara tersebut kepada penyidik dalam waktu 7 hari (vide pasal138 ayat 1 KUHAP)• Apabila hasil penelitian terhadap berkas perkara hasil penyidikan penyidik belum
lengkap maka PU mengembalikan berkas perkara kepada penyidik disertai petunjukpaling lama 14 (empat belas) hari terhitung berkas perkara diterima oleh PU (pasal138 ayat 2 KUHAP)• Penyidik dalam waktu 14 hari wajib melakukan penyidikan tambahan dan segera
mengembalikan berkas tersebut ke PU• Penyidik yang tidak melaksanakan petunjuk untuk melengkapi berkas perkara atau
belum adanya berkas yang lengkap, maka proses kelengkapan berkas perkaratersebut menjadi bolak-balik
Copyright @albertaries
LANJUTAN TAHAP I
• KUHAP tidak menentukan berapa kali berkas tersebut boleh bolak balik daripenyidik-JPU –penyidik, hal ini jelas merugikan pencari keadilan (tersangkaseumur hidup jika tidak dilimpahkan ke pengadilan)• Dalam pasal 30 ayat 1 huruf e UU Kejaksaan, diatur bahwa jaksa dapat
melengkapi berkas perkara dan melakukan pemeriksaan tambahan, dengankoridor sbb:ØTidak dilakukan terhadap tersangkaØHanya untuk perkara yang rumit/sulit/ meresahkan masyarakat dan
membahayakan negara.ØHarus dalam waktu 14 hari sesuai pasal 110 dan 138 ayat 2 KUHAPØPrinsip koordinasi dan kerjasama dengan penyidik.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 35
Penyerahan hasil penyidikan tahap II (TSK & BB)
• Berkas perkara hasil penyidikan akan dinyatakan lengkap jika memenuhisyarat-syarat berikut:ØKelengkapan formalØKelengkapan materiil
• Sesuai ketentuan pasal 8 ayat 3 KUHAP, maka setelah PU menyatakanberkas perkara itu lengkap, penyidik menyerahkan tanggung jawab atastersangka dan BB ke PU
• Pendapat PU setelah tahap II: Pasal 139 KUHAP ( penilaian atas berkasperkara layak atau tidak diajukan ke pengadilan
Copyright @albertaries
2 Kemungkinan Setelah Proses Tahap II
1. Jika PU berpendapat cukup alasan untuk perkara tersebut disidangkan,maka sesuai pasal 140 ayat 1 KUHAP, PU akan membuat surat dakwaanuntuk dilimpahkan ke pengadilan
2. Jika PU berpendapat hasil penyidikan tidak cukup bukti atauperistiwanya bukan tindak pidana atau karena harus ditutup demihukum, maka sesuai pasal 140 ayat 2 KUHAP, PU membuat suratketerangan penghentian penuntutan (SKPP)
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 36
Penuntutan
• Penuntut umum berwenang melakukan penuntutan terhadap siapapunyang didakwa melakukan suatu tindak pidana dalam daerah hukumnyadengan melimpahkan perkara ke pengadilan yang berwenang mengadili.(pasal 137 KUHAP)
• Pasal 1 ayat 7 KUHAP tentang definisi penuntutan:
Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkarapidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut carayang diatur dalam undang-undang ini dengan permintaan supaya diperiksadan diputus oleh hakim di sidang pengadilan.
Copyright @albertaries
Lanjutan Penuntutan
Sikap PU setelah tahap II:
• Membuat surat dakwaan (pasal 140 ayat 1 KUHAP)• Menilai hasil penyidikan (tidak cukup bukti,, bukan tindak pidana,
daluwarsa, delik aduan yang dicabut), maka PU menghentikan penuntutan(SKPP)• Melakukan penggabungan perkara• Melakukan pemisahan perkara• Kemudian Penuntut umum melimpahkan perkara ke pengadilan negeri
dengan permintaan agar segera mengadili perkara tersebut disertai dengansurat dakwaan.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 37
SURAT DAKWAAN3 dimensi surat dakwaan:1. Dimensi pihak kejaksaan selaku PU2. Dimensi pihak terdakwa untuk pembelaan3. Dimensi hakim untuk mengambil keputusan.Syarat formil dan materiil Surat Dakwaan (pasal 143 ayat 2 KUHAP):ØSyarat formil: nama lengkap, tempat, umur atau tanggal lahir, jenis
kelamin,kebangsaan, tempat tinggal, agama & pekerjaan tersangka;ØSyarat materiil: uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak
pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindakpidana itu dilakukan.
Copyright @albertaries
Lanjutan Surat Dakwaan (1)
Uraian /Isi Surat Dakwaan:
üFakta-fakta hukum dari hasil penyidikan
üPersesuaian uraian fakta dengan pasal atau delik yang didakwakan
üRumusan yang jelas dan dapat dimengerti secara sederhana.
• Bentuk Surat Dakwaan (SE Jaksa Agung No. SE-004/J.A/11/1993 tentang Pembuatan
Surat Dakwaan.:
1. Dakwaan TunggalDalam surat dakwaan ini hanya satu Tindak Pidana saja yang didakwakan, karena
tidak terdapat kemungkinan untuk mengajukan alternatif atau dakwaan pengganti
lainnya;
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 38
Lanjutan Surat Dakwaan (2)
2. Dakwaan Alternatif• Dalam surat dakwaan ini terdapat beberapa dakwaan yang disusun secara
berlapis, lapisan yang satu merupakan alternatif dan bersifat mengecualikandakwaan pada lapisan lainnya. Bentuk dakwaan ini digunakan bila belumdidapat kepastian tentang Tindak Pidana mana yang paling tepat dapatdibuktikan.
Contoh dakwaan alternatif:• Pertama: Pencurian (Pasal 362 KUHP)
atau• Kedua: Penadahan (Pasal 480 KUHP)
Copyright @albertaries
Lanjutan Surat Dakwaan (3)
3. Dakwaan Subsidair• Sama halnya dengan dakwaan alternatif, dakwaan subsidair juga terdiri dari
beberapa lapisan dakwaan yang disusun secara berlapis dengan maksudlapisan yang satu berfungsi sebagai pengganti lapisan sebelumnya.Sistematik lapisan disusun secara berurut dimulai dari Tindak Pidana yangdiancam dengan pidana tertinggi sampai dengan Tindak Pidana yangdiancam dengan pidana terendah.
Contoh dakwaan subsidair:
• Primair: Pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP)• Subsidair: Pembunuhan (Pasal 338 KUHP)
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 39
Lanjutan Surat Dakwaan (4)
4. Dakwaan Kumulatif• Dalam Surat Dakwaan ini, didakwakan beberapa Tindak Pidana sekaligus, ke
semua dakwaan harus dibuktikan satu demi satu. Dakwaan yang tidakterbukti harus dinyatakan secara tegas dan dituntut pembebasan daridakwaan tersebut. Dakwaan ini dipergunakan dalam hal Terdakwa melakukanbeberapa Tindak Pidana yang masing-masing merupakan Tindak Pidana yangberdiri sendiri.
Contoh dakwaan kumulatif:• Kesatu:Pembunuhan (Pasal 338 KUHP) dan• Kedua: Pencurian dengan pemberatan (Pasal 363 KUHP) dan• Ketiga: Perkosaan (Pasal 285 KUHP)
Copyright @albertaries
Lanjutan Surat Dakwaan (5)5. Dakwaan Kombinasi• Disebut dakwaan kombinasi, karena di dalam bentuk ini dikombinasikan atau
digabungkan antara dakwaan kumulatif dengan dakwaan alternatif atau subsidair.
Contoh dakwaan kombinasi:
• Kesatu: Primair: Pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP);• Subsidair: Pembunuhan biasa (Pasal 338 KUHP);• dan• Kedua: Primair: Pencurian dengan pemberatan (Pasal 363 KUHP);• Subsidair: Pencurian (Pasal 362 KUHP)
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 40
Penghentian Penuntutan
1. Menurut pasal 140 ayat 2 KUHAP, PU dapat melakukan penghentianpenuntutan.
2. Alasan penghentian penuntutan untuk kepentingan hukum:a. Tidak cukup buktib. Bukan perbuatan pidanac. Perkara ditutup demi hukum yaitu:
ØTersangka atau terdakwa meninggal dunia (pasal 77 KUHP)ØNebis in idem (pasal 76 KUHP)ØDaluwarsa (pasal 78 ayat 1 KUHP)ØPencabutan delik aduan (pasal 75 KUHP)
Copyright @albertaries
Asas Oportunitas• Merupakan pengecualian dari asas legalitas.• Penjelasan Pasal 77 KUHAP:
ØYang dimaksud dengan "penghentian penuntutan" tidak termasukpenyampingan perkara untuk kepentingan umum yang menjadi wewenang JaksaAgung.
ØIntinya sama dengan kewenangan jaksa agung mengesampingkan perkara untukkepentingan umum dalam pasal 35 huruf c UU kejaksaan.
• Yang dimaksud kepentingan umum : Kepentingan bangsa/negara/masyarakat luas.• Asas oportunitas dapat digunakan oleh Jaksa Agung setelah memperhatikan saran
dan pendapat badan negara yang terkait.• Tujuan: agar jangan abuse of power.• Prinsip: Novum tidak berlaku, Hanya dapat dilakukan oleh jaksa agung & Tidak
dapat dipraperadilankanCopyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 41
Pemeriksaan Di Sidang Pengadilan• KUHAP menganut prinsip keharusan terdakwa untuk hadir di persidangan,
non in absensia khususnya untuk perkara kejahatan (kecuali perkara lalulintas Vide 196 Jo 213 KUHAP).• Pasal 196 ayat (1) UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(“KUHAP”) yang menyatakan: ”Pengadilan memutus perkara dengan hadirnyaterdakwa kecuali dalam hal undang-undang ini menentukan lain”.• SE MA No. 6 Tahun 1988 tentang Penasehat Hukum yang Menerima Kuasa
dari Terdakwa/Terpidana "In Absentia" yang pada intinya memerintahkanhakim untuk menolak penasihat hukum/pengacara yang mendapat kuasa dariterdakwa yang sengaja tidak mau hadir dalam pemeriksaan pengadilan• Teknis: Pasal 214 ayat (1) dan ayat (2) KUHAP
Copyright @albertaries
Persidangan in absentia dalam UU lain
1. Pasal 38 ayat (1) UU No. 31 Tahun 1999 tentang PemberantasanTindak Pidana Korupsi (“UU Tipikor”) sebagaimana telah diubahdengan UU No. 20 Tahun 2001
2. Pasal 79 ayat (1) UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan DanPemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
3. Pasal 79 UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimanatelah diubah dengan UU No. 45 Tahun 2009
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 42
Sengketa kewenangan mengadili
1. Kompetensi absolute: antar lingkungan pengadilan (umum, tata usahanegara, agama, militer dll)
2. Kompetensi relative: antara wilayah hukum dalam lingkunganperadilan yang sama.
Perhatikan pasal 148 KUHAP:• Dalam hal ketua pengadilan negeri berpendapat, bahwa perkara pidana
itu tidak termasuk wewenang pengadilan yang dipimpinnya, tetapitermasuk wewenang pengadilan negeri lain, ia menyerahkan suratpelimpahan perkara tersebut kepada pengadilan negeri lain yangdianggap berwenang mengadilinya dengan surat penetapan yangmemuat alasannya.
Copyright @albertaries
Lanjutan Sengketa kewenangan mengadiliSengketa tentang wewenang mengadili terjadi:a. jika dua pengadilan atau lebih menyatakan dirinya berwenang mengadili atas
perkara yang sama;b. jika dua pengadilan atau lebih menyatakan dirinya tidak berwenang mengadili
perkara yang sama.Pengadilan tinggi memutus sengketa wewenang mengadili antara dua pengadilannegeri atau lebih yang berkedudukan dalam daerah hukumnya.
Mahkamah Agung memutus pada tingkat pertama dan terakhir-semua sengketa:a. tentang wewenang mengadili :b. antara pengadilan dari satu lingkungan peradilan dengan pengadilan dari
lingkungan peradilan yang lain;c. antara dua pengadilan negeri yang berkedudukan dalam daerah hukum pengadilan
tinggi yang berlainan; ATAU antara dua pengadilan tinggi atau lebih.Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 43
Kompetensi Pengadilan Negeri• Tempat terjadinya tindak pidana/locus delicti (pasal 84 aya 1 KUHAP)
• Tempat terdakwa bertempat tinggal, berdiam terakhir, tempat iaditemukan/ditahan (pasal 84 ayat 2 KUHAP)
• Kompetensi relative yang berhubungan dengan beberapa tindak pidana dalamdaerah hukum pelbagai pengadilan negeri (pasal 83 ayat 4 KUHAP) maka setiapPN sama-sama berwenang sesuai asas locus delicti.
• Pengecualian (pasal 85 KUHAP): dalam hal “keadaan daerah tidakmengizinkan”
• Kompetensi relative yang berhubungan dengan beberapa tindak pidana yangada sangkut pautnya yang dilakukan terdakwa dalam daerah hukum pelbagaipengadilan negeri (pasal 84 ayat 4 KUHAP) maka terdapat 2 kemungkinan:
ØMasing-masing PN berwenang mengadili
ØTerbuka kemungkinan untuk penggabungan perkara tersebutCopyright @albertaries
Acara Pemeriksaan Sidang• KUHAP membedakan:
1. Acara pemeriksaan biasa2. Acara pemeriksaan singkat3. Acara pemeriksaan cepat
• Pada umumnya pada saat sidang pertama, Penuntut Umum akanmembacakan surat dakwaan, dengan terdapat 3) kemungkinan:
1. Terdakwa belum mendapat turunan surat dakwaan dan untukkepentingan pembelaan, maka apabila terdakwa hendak menyampaikannota keberatan, maka diberikan waktu untuk terdakwa /penasihathukumnya membuat nota keberatan
2. Terdakwa sudah mendapat turunan surat dakwaan dan BAP, lalu setelahdakwaan dibacakan, terdakwa meminta penundaan sidang untukpembuatan nota keberatan
3. Terdakwa sudah menerima surat dakwaanCopyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 44
KEBERATAN DAN EKSEPSI• Nota Keberatan seringkali berisi Opening Statement, agar “bandul keadilan” setelah
dibacanya Dakwaan tidak berat sebelah.Menurut pasal 156 ayat 1 KUHAP:1. Eksepsi kewenangan mengadili baik secara absolute dan relative2. Eksepsi mengenai dakwaan tidak dapat diterima karena
a. Bukan perbuatan pidanab. Nebis in idemc. Daluwarsad. Perbuatan yang didakwakan tidak sesuai peraturan yang adae. Delik aduan yang tidak ada pengadunya atau sudah dicabut sebelum masa 3 bulan.
3. Eksepsi mengenai dakwaan harus dibatalkan (pasal 143 ayat 2 KUHAP)a. Surat dakwaan obscuur libelb. Perumusannya saling bertentangan
Copyright @albertaries
Putusan hakim terhadap eksepsi
1. Eksepsi diterimaa. Perkara tidak dilanjutkan pemeriksaanyab. PU mengajukan perlawanan / verzet ke PT
2. Eksepsi tidak diterima dan akan diputus bersama putusan akhir, diikutiPerintah untuk melanjutkan persidangan
Kewajiban mengundurkan diri hakim (pasal 220 KUHAP)a. Ada hubungan sedarah atau semendab. Ada kepentingan dengan perkara yang diperiksa
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 45
PROSES DAN ALUR PERSIDANGAN PIDANA
Copyright @albertaries
Acara pemeriksaan Singkat
• Tidak ada definisinya dalam KUHAP.• Tetapi dalam pasal 203 dan 204 KUHAP dapat diketahui bahwa prosedur
pemeriksaan dan hukum pembuktian dalam acara pemeriksaan singkat lebihsederhana dari pada pemeriksaan biasa.
• Pasal 203 KUHAP ayat 1Yang diperiksa menurut acara pemeriksaan singkat ialah perkara kejahatanatau pelanggaran yang tidak termasuk ketentuan Pasal 205 dan yangmenurut penuntut umum pembuktian serta penerapan hukumnya mudahdan sifatnya sederhana.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 46
ACARA PEMERIKSAAN CEPAT
• Diatur dalam bagian keenam bab XVI KUHAP, dalam 2 bagian:
1 . Acara pemeriksaan tindak pidana ringan (pasal 205-210 KUHAP)
2. Acara Pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas (pasal 211-216
KUHAP)
• Acara pemeriksaan tindak pidana ringan: diatur dalam pasal 205 ayat 1
KUHAP, yaitu:
1. Pidana penjara atau kurungan paling lama 3 bulan atau pidana
denda sebanyak-banyak Rp. 7500,-
2. Penghinaan ringan (pasal 315 KUHP) .> sekalipun ancamannya
adalah 4 bulan (pasal 205 ayat 1 KUHAP)
Copyright @albertaries
Hukum Pembuktian dalam perkara pidana
• Tugas hakim mencari dan menemukan kebenaran (materiil)• Artinya mencari kebenaran yang sesungguhnya bahwa tindak pidana yang
didakwakan kepada terdakwa benar-benar telah terjadi dan dapatdipertanggungjawabkan secara hukum atas kesalahan (schuld) terdakwatersebut.
• Berbeda dengan Hukum Acara Perdata yang mencari kebenaran formil(sebatas bukti-bukti yang diajukan para pihak)
• Arti membuktikan: memberi kepastian yang layak menurut akal mengenaihal-hal tertentu itu apa benar/sungguh-sungguh terjadi dan mengapa pulasampai terjadi demikian
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 47
Sistem pembuktian dalam perkara pidana
1. Sistem pembuktian berdasarkan UU secara positif (positiefwettelijk bewijs theorie)
2. Sistem pembuktian berdasarkan keyakinan Hakim (convictionintime)
3. Sistem pembuktian berdasarkan keyakinan Hakim atas alasanyang logis (conviction raisonnee)
4. Sistem pembuktian berdasarkan UU secara negative (negatiefwetelijk)
Copyright @albertaries
Indubio Pro Reo & Alat Bukti Perkara Pidana• Pasal 183 KUHAP
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengansekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatutindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalahmelakukannya.
• Alat bukti yang sah dalam perkara pidana (184 KUHAP):a. keterangan saksi;b. keterangan ahli;c. surat;d. petunjuk;e. keterangan terdakwa.
Dengan adanya UU terorisme, UU korupsi dan pencucian uang, maka alat buktipidana mengalami perluasan yang meliputi dokumen elektronik dan informasi lainyang dapat dibaca, didengar atau dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatusarana. Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 48
Keterangan Saksi
Untuk menjamin kekuatan dan kebenaran dari keterangan saksi sebagai
salah satu alat bukti, maka dapat dilihat ketentuan berikut:
1. Kualitas pribadi saksi
2. Ada hubungan keluarga (vide pasal 168 KUHAP) > sedarah, semenda,
saudara, suami-isteri walaupun sudah bercerai.
3. Usia dan kesehatan jiwa seseorang (vide pasal 171 KUHAP)
4. Orang yang karena pekerjaan atau jabatannya diwajibkan
menyimpan rahasia DAPAT meminta dibebaskan dari kewajibannya
sebagai saksi (pasal 170 KUHAP)
Copyright @albertaries
Lanjutan Keterangan Saksi (1)• Bentuk kesaksian: dibawah sumpah dan diberikan di sidang pengadilan (pasl
160 ayat jo. Pasal 185 ayat 1 KUHAP)• Isi kesaksian: dengar, lihat alami sendiri dengan menyebut alasan
pengetahuan itu (pasal 1 angka 27 KUHAP) jo. Putusan MK tentang saksi(Pendapat/rekaan bukanlah keterangan saksi)• Keterangan saksi de auditu: Penjelasan pasal 185 ayat 1, testimonium deauditu tidak dapat dijadikan sebagai alat bukti• Unus testis nulus testis: Satu saksi bukan saksi, kecuali disertai alat bukti yang
sah lainnya (pasal 185 ayat 2 KUHAP)• Bukti berantai (ketting bewijs): Keterangan beberapa saksi yang berdiri
sendiri-sendiri tentang suatu kejadian atau keadaan dapat dipergunakansebagai alat bukti, dengan syarat ada hubungan yang sedemikian rupa untukmembenarkan suatu keadaan tertentu (pasal 185 ayat 4 KUHAP)
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 49
Keterangan Ahli
• Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yangmemiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuatterang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan. (pasal 1angka 28 KUHAP)
• Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidangpengadilan (pasal 186 KUHAP)
• Dapat dibandingkan dengan keterangan ahli lainnya (pasal 180 ayat 1KUHAP)
Copyright @albertaries
Alat Bukti Surat • Pengertian alat bukti surat dapat di lihat dalam Pasal 187 KUHAP
• Surat sebagai alat bukti yang sah menurut UU :ØSurat yang dibuat dengan Sumpah Jabatan
ØBerita acara yang dibuat pejabat umum
ØSurat yang dibuat menurut ketentuan UU (misalnya surat keterangan
pejabat TUN)
ØSurat keterangan dari ahli (contoh : visum et repertum)
ØSurat lain yang ada hubungannya dengan isi dan alat pembuktian yang
lain
ØSurat yang dibuat dengan dikuatkan dengan sumpah.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 50
Petunjuk
Definisi : Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karenapersesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengantindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidanadan siapa pelakunya (pasal 188 ayat 1 KUHAP)
• Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat diperoleh dari :Ø keterangan saksi;Ø surat;Ø keterangan terdakwa.
• Dinilai oleh hakim dengan cermat, arif dan bijaksana sesuai nurani (pasal 188ayat 3 KUHAP)
Copyright @albertaries
Keterangan Terdakwa• Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang
perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri(Pasal 189 ayat 1 KUHAP)• Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia
bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya, melainkanharus disertai dengan alat bukti yang lain (pasal 189 ayat 4 KUHAP)• Pencabutan keterangan terdakwa (tersangka) Harus ada alasan yang jelas
(kekhilafan, kekerasan, penipuan, bertentangan dengan kebenaran)• Putusan MA RI no. 225 K/Kr. 1960 tanggal 25 Februari 1960:
“pengakuan yang diberikan diluar sidang tidak dapat dicabut kembalitanpa alasan”
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 51
Putusan Pengadilan
• Surat dakwaan adalah dasar bagi hakim memeriksa dan mengambil putusan.• Dalam musyawarah, semua pendapat hakim ketua dan anggota disertai
alasan dan pertimbangan (pasal 182 ayat 5 KUHAP)• Asasnya: permufakatan bulat, jika tidak tercapai: voting, jika masih belum
diperoleh juga hasilnya maka putusan yang diambil adalah putusan yangmenguntungkan terdakwa (pasal 182 ayat 6 KUHAP)• Menurut Kusumadi Pudjoewojo, isi (bagian ) putusan dapat dibagi menjadi 3
bagian:ØPertimbangan mengenai kenyataan yang didapat hakim setelah
memeriksa perkaraØPertimbangan hukumnya berdasarkan kenyataan yang ditemukan tadiØKeputusan (dictum)
Copyright @albertaries
Lanjutan Putusan Pengadilan
Kemungkinan isi Putusan:1. Dakwaan tidak terbukti: bebas (vrisjpraak)2. Dakwaan terbukti tapi bukan merupakan tindak pidana: lepas (onslag)3. Dakwan terbukti: vonis pemidanaanSyarat-syarat putusan Pengadilan (pasal 197 ayat 1 KUHAP)1. Putusan Pengadilan mengenai barang bukti (pasal 194 KUHAP)2. Diserahkan kepada yang paling berhak dan namanya tercantum dalam
putusan3. Dimusnahkan atau dirampas untuk kepentingan negara.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 52
Upaya Hukum
• Pengertian: Upaya hukum adalah hak terdakwa atau penuntut umumuntuk tidak menerima putusan pengadilan yang berupa perlawanan ataubanding atau kasasi atau hak terpidana untuk mengajukan permohonanpeninjauan kembali dalam hal serta menurut cara yang diatur-dalamundang-undang ini (pasal 1 angka 12)• Tujuan dibentuknya lembaga upaya hukum:• Memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh instansi sebelumnya yang
lebih rendah• Mewujudkan kesatuan dalam peradilan
• Dasar: Merupakan hak terdakwa dalam Pasal 14 ayat 5 Kovenan Inttentang hak-hak sipil dan politik PBB
Copyright @albertaries
Lanjutan Upaya Hukum
• KUHAP membedakan Upaya Hukum Biasa dan Upaya Hukum Luar Biasa• Bab XVII tentang upaya hukum biasa:
ØBagian kesatu (pasal 233 KUHAP-Pasal 243 KUHAP tentang banding)ØBagian kedua (pasal 244 KUHAP-Pasal 258 KUHAP tentang kasasi)
• Bab XVIII Tentang upaya hukum luar biasaØBagian kesatu (pasal 259 KUHAP-Pasal 262 KUHAP tentang Kasasi Demi
Kepentingan Hukum)ØBagian kedua (pasal 263 KUHAP-Pasal 269 KUHAP tentang Peninjauan
Kembali.Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 53
Pemeriksaan Banding
• Tidak ada tenggang waktu menyerahkan memori/kontra memori banding, asal perkara tersebutbelum di periksa PT.
• Banding adalah pemeriksaan ulang atas:ØMasalah pembuktian fakta-fakta persidanganØMasalah penerapan hukumØMasalah berat ringannya hukuman.
• Tata cara pemeriksaan banding (pasal 238 KUHAP):ØDiperiksa sekurang-kurangnya 3 hakimØPemeriksaan didasarkan pada berkas perkara dari PNØApabila dianggap perlu, PT dapat mendengar keterangan saksi, terdakwa & PU (pemeriksaan
tambahan, vide pasal 240 ayat (1)ØSetelah banding diajukan, wewenang penahanan beralih ke PT. dalam waktu 3 hari (PT
menentukan keputusan penahanan).Copyright @albertaries
Pemeriksaan Tingkat Kasasi
• Asal kata Kasasi; dari Cassation (Casser (kerja) :Perancis), artinyamembatalkan atau memecahkan
• Yang diuji penerapan hukum dalam suatu perkara.
• Hukum Acara Kasasi : Pasal 244 sampai dengan 258 KUHAP, jo UUkekuasaan Kehakiman, Jo. UU Mahkamah Agung.
• Putusan yang dapat dimintakan kasasi (pasal 244 KUHAP):
Terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir olehpengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntutumum dapat mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepadaMahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 54
Lanjutan Pemeriksaan Tingkat Kasasi
• Artinya putusan yang tidak dapat dimohonkan kasasi:
ØPutusan praperadilanØPerkara pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 1
tahun atau ancaman denda.
• Menurut Pasal 244 KUHAP putusan bebas tidak dapat dimintakan kasasi,namun dalam praktek dan merujuk pada Yurisprudensi Putusan bebasdapat dimohonkan kasasi oleh JPU, dengan alasan bahwa putusan tersebutseharusnya adalah putusan lepas dan bukan bebas, benarkah penerapanhukum ini???
Copyright @albertaries
Alasan limitative Permohonan Kasasi
• Diatur dalam pasal 253 Ayat 1 KUHAP:• Penerapan hukum• Cara mengadili tidak dilaksanakan menurut UU• Apakah pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.
• Contoh penerapan hukum:Arisan tidak dapat dianggap sebagai hubungan pinjam meminjam uang, jikapenyelenggara arisan tidak menyerahkan uang arisan yang terkumpul padaanggota yang berhak itu Penggelapan (pasal 372 KUHP)Vide: Yurisprudensi MA no 106/K/Kr/1973 tanggal 19 November 1973
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 55
Upaya Hukum luar biasa
• KASASI DEMI KEPENTINGAN HUKUM:Demi kepentingan hukum terhadap semua putusan yang telah memperolehkekuatan hukum tetap dari pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung,dapat diajukan satu kali permohonan kasasi oleh Jaksa Agung (pasal 259 ayat 1KUHAP)• Pasal 259 ayat 2 KUHAP menyatakan: Kasasi demi KH tidak boleh merugikan pihak
yang berkepentingan:
ØJaksa tidak dapat melaksanakan Putusan MA (dalam kasasi demi kepentinganhukum) yang merubah status terdakwa (dari bebas menjadi bersalah)
ØJaksa juga tidak dapat melaksanakan Putusan MA (dalam kasasi demikepentingan hukum) yang mengadili sendiri yang berisi pembebasan atauperinganan hukuman
Copyright @albertaries
Perbedaan kasasi biasa dengan kasasi demi KH
1. Kasasi demi KH hanya dapat diajukan oleh Jaksa Agung, Kasasibiasa dapat diajukan pihak yang berperkara
2. Kasasi demi KH dapat diajukan atas semua jenis putusan (termasukputusan bebas), sedangkan kasasi biasa tidak dapat diajukan untukputusan bebas.
3. Tenggang waktu kasasi demi kepentingan hukum tidak ada bataswaktunya, sedangkan kasasi biasa 14 hari.
4. Putusan kasasi demi KH tidak mempunyai akibat praktis, artinyatidak dapat dilaksanakan jika merugikan pihak yangberkepentingan. Sedangkan Kasasi biasa dapat dilaksanakan sesuaiamar.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 56
Peninjauan Kembali atas kesesatan hakim (rechterlijk dwaling)
• Dasar hukum PK:ØUU kekuasan kehakimanØUU Mahkamah AgungØPasal 263-269 KUHAP
• Pihak yang dapat mengajukan PK (pasal 263 ayat 1 KUHAP):ØTerpidanaØAhli warisnya
• Dalam praktek Jaksa pernah mengajukan PK dalam perkara MuchtarPakpahan dan Perkara Ram Gulumal alias V Ram dalam kasus The GandhiMemorial Foundation (Gandhi memorial school
Copyright @albertaries
Alasan Limitatif PK (Pasal 263 ayat 2 KUHAP)
1. apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwajika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih berlangsung,hasilnya akan berupa putusan bebas atau putusan lepas dari segalatuntutan hukum atau tuntutan penuntut umum tidak dapat diterimaatau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan.
2. apabila dalam pelbagai putusan terdapat pernyataan bahwa sesuatutelah terbukti, akan tetapi hal atau keadaan sebagai dasar dan alasanputusan yang dinyatakan telah terbukti itu, ternyata telah bertentangansatu dengan yang lain;
3. apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafanhakim atau suatu kekeliruan yang nyata.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 57
Pemeriksaan permintaan PK di PN (Pasal 265)
1. Ketua pengadilan setelah menerima permintaan PK menunjuk hakim yangtidak memeriksa perkara semula, untuk memeriksa alasan permintaan PK
2. Dalam pemeriksaan tersebut, pemohon dan jaksa ikut hadir dan dapatmenyampaikan pendapatnya.
3. Atas pemeriksaan tersebut dibuat BAP yang ditandatangani oleh hakim,jaksa, pemohon dan panitera dan berdasarkan berita acara itu dibuatberita acara pendapat yang ditandatangani oleh hakim dan panitera.
4. Ketua pengadilan segera melanjutkan permintaan PK yang dilampiriberkas perkara semula, BA Pemeriksaan dan BA pendapat ke MA, yangtembusan surat pengantarnya disampaikan kepada pemohon dan jaksa.
Copyright @albertaries
Putusan PK & Prinsipnya• Putusan PK (pasal 266 KUHAP):
ØPermintaan PK dinyatakan tidak dapat diterimaØPutusan menolak permintaan PKØPutusan yang membenarkan alasan PK pemohon
• Prinsip-prinsip Permintaan PKØPidana yang dijatuhkan dalam Pk tidak boleh melebihi putusan semula
(pasal 266 ayat 3 KUHAP)ØPermintan PK tidak menangguhkan eksekusi (pasal 268 ayat 1 KUHAP)ØPermintaan PK hanya dapat dilakukan 1 kali (pasal 268 ayat 3 KUHAP)
• Pelaksanaan Putusan Pengadilan (pasal 270-276 KUHAP):
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 58
Permohonan Kasasi oleh JPU atas putusan Bebas
• Pasal 244 KUHAP menyebutkan ‘Terhadap putusan perkara pidana yang diberikanpada tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain dari Mahkamah Agung,terdakwa atau penuntut umum dapat mengajukan permintaan pemeriksaankasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas’.
• Pihak yang pertama kali menerobos pasal 244 KUHAP justru eksekutif, dalam hal
ini Menteri Kehakiman. Menteri mengeluarkan pedoman KUHAP yang dalam
lampirannya menyebut kasasi atas vonis bebas dapat diajukan demi hukum,
keadilan dan kebenaran.
• Pada 15 Desember 1983, Mahkamah Agung mengeluarkan putusan No. 275
K/Pid/1983 (dikenal sebagai kasus Natalegawa). Inilah yurisprudensi pertama yang
menerobos larangan kasasi atas vonis bebas.
Copyright @albertaries
Permintaan Peninjauan Kembali oleh JaksaPasal 263 ayat 1 KUHAP, PK adalah hak terpidana /ahli warisnya, namun dalampraktik jaksa mengajukan PK:
1. No. 55 PK/Pid/1996 (Muchtar Pakpahan – Perkara Penghasutan),
2. No. 03 PK/Pid/2001 (Ram Gulumal – Perkara pemalsuan akte Gandhi Memorial School),
3. No. 15 PK/Pid/2006 (Soetiyawati – Perkara Perusakan Barang berupakunci rumah, pintu rumah, kusen dan pintu wc) -
4. No. 84 PK/Pid/2006 (Mulyar bin Sjamsi – Tindak Pidana Kehutanan)
5. No. 109 PK/Pid/2007 (Polycarpus – Pembunuhan alm. Munir)
6. No. 07 PK/Pidsus/2009 (Sjahril Sabirin – Korupsi)
7. No. 12 PK/Pidsus/2009 (Joko S Tjandra – Korupsi),
8. No. 16 PK/Pid/2010 (Zaki Toya Bawazier – Penipuan/Penggelapan)Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 59
Keadilan Restoratif dalam HAPID di Indonesia
RESTORATIF JUSTICE (Wikipedia): is an approach to justice that focuses on theneeds of the victims and the offenders, as well as the involved community,instead of satisfying abstract legal principles or punishing the offender.• Restorative Justice atau sering diterjemahkan sebagai keadilan restoratif
merupakan suatu model pendekatan yang muncul dalam era tahun 1960-an
dalam upaya penyelesaian perkara pidana.
• Berbeda dengan pendekatan yang dipakai pada sistem peradilan pidana
konvensional, pendekatan ini menitikberatkan adanya partisipasi langsung
dari pelaku, korban & masyarakat dalam proses penyelesaian perkara.
• Dalam praktik, meskipun bukan delik aduan, pencabutan Laporan Polisi
untuk beberapa delik yang bukan termasuk “serious crime”, dapat
“menghentikan” proses hukum.
Copyright @albertaries
Contoh Penerapan Restorative Justice dalamSistem Peradilan Pidana Anak (SPPA)
Dasar Hukum: pasal 7-10 UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang SistemPeradilan Pidana Anak (“UU SPPA”),• Pada tingkat penyidikan, penuntutan & pemeriksaan perkara Anak di
pengadilan negeri wajib diupayakan Diversi.• Definisi Proses Diversi: musyawarah dgn melibatkan Anak & orang
tua/Walinya, korban / orang tua/Walinya, PembimbingKemasyarakatan, & Pekerja Sosial Profesional dgn pendekatan KeadilanRestoratif.
Diversi dilaksanakan dalam hal tindak pidana:1. diancam dengan pidana penjara di bawah 7 (tujuh) tahun &2. bukan merupakan pengulangan tindak pidana.
Copyright @albertaries
Copyright @albertaries 2018 7/27/18
Hak Cipta Dilindungi Oleh UU No. 28/2014 60
Syarat Kesepakatan Diversi Dalam SPPA
• Syarat: Harus mendapatkan persetujuan korban / keluarga AnakKorban serta kesediaan Anak & keluarganya, kecuali:
1. tindak pidana yang berupa pelanggaran;2. tindak pidana ringan;3. tindak pidana tanpa korban; atau4. nilai kerugian korban tidak lebih dari nilai upah minimum
provinsi setempat (Pasal 9 ayat 2)
Copyright @albertaries
Daftar Pustaka
1. Ramelan (2005). Hukum Acara Pidana Teori dan Implementasi. 1st ed.
Sumber Ilmu Jaya.
2. Harahap. Yahya. M (2000). Pembahasan Permasalahan dan PenerapanKUHAP (penyidikan dan penuntutan). 2nd ed. Sinar Grafika.
3. Harahap. Yahya. M (2000). Pembahasan Permasalahan dan PenerapanKUHAP (pemeriksaan sidang pengadilan, banding, kasasi dan peninjauankembali). 2nd ed. Sinar Grafika.
4. Pangaribuan MP. Luhut (2005). Hukum Acara Pidana (surat-surat resmi diPengadilan Oleh Advokat) rev. ed. Djambatan
5. Hamzah Andi (2004). Hukum Acara Pidana Indonesia. Rev, Ed. Sinar
Grafika
Copyright @albertaries