64
i INVENTARISASI DAN KAJIAN POTENSI INVASIF ARTHROPODA DAN TUMBUHAN YANG MASUK KE WILAYAH INDONESIA MELALUI BANDARA SOEKARNO-HATTA DAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK FITRI UJIYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

i

INVENTARISASI DAN KAJIAN POTENSI INVASIF ARTHROPODA DAN TUMBUHAN YANG MASUK KE

WILAYAH INDONESIA MELALUI BANDARA SOEKARNO-HATTA DAN

PELABUHAN TANJUNG PRIOK

FITRI UJIYANI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2009

Page 2: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMAS1

Dengan ini saya ~nenyatakan bahwa tesis Inventarisasi dan Kajian Potensi

invasif Arthropods dan Tumbuhan yang Masuk ke Wilayah Indonesia Melalui

Bandara Soekamo-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok adalah karya saya dengan

arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari

karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Februari 2009

Fitri Ujiyani NIM A451064144

Page 3: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

ABSTRACT

FITRI UJIYANI. Inventory and Study on the Invasive Potential of Arthropods and Plants Introduced to Indonesia through Soekarno-Hatta Airport and Tanjung Priok Seaport. Supervised by PUDJIANTO and SUGENG SANTOSO.

Introduction of exotic organism to Indonesian territory may lead the negative impacts in future to the environment because of its invasiveness. The problem of water hyacinth (Eichornnia crassipes) is one of a case caused by invasive plant species. The plant was introduced to Indonesia as ornamental plant but now it causes a serious problem to aquatic environment because of its rapid growth. The study was conducted to inventory the diversity of arthropods and plants that intentionally and unintentionally introduced to Indonesia through Soekarno-Hatta Airport and Tanjung Priok Seaport during 2006 and 2007 and to study its invasive potential based on the species characteristics. The study was conducted in three steps, these were: first, inventory of imported and intercepted organisms (arthropods and plants), second, collect information regarding biology and ecology of the organisms obtained from books, internet, and other literatures, and the third, determination of invasive potential. The result of the study showed that the diversity of arthropods and plants intentionally introduced through Soekarno- Hatta Airport was higher than Tanjung Priok Seaport. All of the arthropods were imported as biological control agents while most of the plants were introduced as ornamental plants. Scoring by considering the biology and ecology of plants showed that some of plants were considered to have invasive potential, such as Ipomoea aquatics, A~naranthus hybridus, Helianthus annuus, Otyza sativa, Dianthus caryophyllus, Apiztm graveolens, and Fragaria x ananasa. The plants were cultivated plants so it would give low risk to become invasive in environment. The inventory to the diversity of arthropods and plants introduced unintentionally showed that arthropods and plants introduced through Tanjung Priok Seaport had a higher diversity than Soekarno-Hatta Airport. The arthropods had low risks and some of the plants known to have invasive potential.

Keywords: arthropods, plants, inventory, invasive potential.

Page 4: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

FITRI UJIYANI. lnventarisasi dan Kajian Potensi Invasif Arthropods dan Tumbuhan yang Masuk ke Wilayah Indonesia Melalui Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok. Dibimbing oleh PUDJIANTO dan SUGENG SANTOSO.

Peningkatan mobilitas manusia dan barang menimbulkan peningkatan kemungkinan lalu lintas organisme di seluruh dunia. Organisme yang dilalulintaskan tersehut antara lain ternak, binatang piaraan, bibit, dan produk- produk pertanian serta kehutanan yang banyak dimasukkan ke suatu negara dari negara lain untuk berbagai tujuan. Pemasukan tersebut merupakan pemasukan yang disengaja. Selain pemasukan secara sengaja, organisme juga dapat masuk ke suatu negara secara tidak sengaja, misalnya dengan mengkontaminasi komoditas yang dimasukkan secara sengaja. Organisme yang masuk secara sengaja maupun tidak sengaja perlu diwaspadai karena kemungkinan dapat menimbulkan permasalahan di kemudian hari.

Permasalahan yang dapat timbul di kemudian hari salah satunya disebabkan oleh kemampuan organisme tersebut untuk bertahan dan berkembang biak serta pada akhirnya mengancam keanekaragaman hayati. Permasalahan ini dapat ditimbulkan oleh spesies asing invasif atau dikenal dengan Invasive Alien Species (1.4s).

Bandara Soekamo-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pintu pemasukan yang strategis bagi masuknya berbagai jenis organisme khususnya arthropoda dan tumbuhan dari berbagai negara. Pada setiap tahunnya, di Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok terdapat pemasukan berbagai jenis athropoda dan tumbuhan, haik secara sengaja maupun tidak sengaja.

Penelitian ini dilakukan untuk menginventarisasi dan mengkaji potensi invasif arthropoda dan tumbuhan yang sering masuk ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok. Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang jenis-jenis arthropoda dan tumbuhan yang sering masuk ke wilayah Indonesia dan potensi invasifnya sehingga dapat membantu pengawasan lalu lintas organisme asing di Indonesia.

Penelitian dilakukan dengan menginventarisasi data pemasukan arthropoda dan tumbuhan, mengumpulkan informasi tentang karakter hiologi dan ekologi organisme, dan melakukan kajian potensi invasif. Kajian potensi invasif dilakukan dengan menggunakan scoring, memhandingkan karakteristik organisme dengan organisme invasif, dan membandingkan dengan database yang ada di dunia, yaitu database Invasive and Exotic Species dan 100 of World's Worst Invasive Alien Species.

Jenis arthropoda yang masuk secara sengaja melalui Bandara Soekarno- Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok relatif rendah. Selama 2006-2007 diketahui ada 4 jenis arthropoda berupa agens hayati yang masuk melalui Bandara Soekarno-Hatta, yaitu Amblyseizis swirskii, A. californicz~s, Orius laevigatrs, dan Phytoseiulzis persirtzilis. Keempat agens hayati tersebut merupakan jenis predator. Tidak ada agens hayati yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok selama 2006-2007.

Tumbuhan yang masuk melalui Bandara Soekarno-Hatta memiliki keragaman jenis yang lebih tinggi dibandingkan Pelabuhan Tanjung Priok selama

Page 5: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

2006-2007. Tumbuhan yang dimasukkan melalui Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 59 jenis, sedangkan Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 47 jenis dan paling banyak berupa jenis tanaman hias, yaitu 66% dan 49% dari keseluruhan jenis yang dimasukkan melalui Bandara Soekamo-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok. Tumbuhan yang dimasukkan sebagai tanaman hias memiliki potensi menjadi invasif.

Sefama tahun 2006-2007, ada dua jenis arthropoda yang diketahui masuk secara tidak sengaja melalui Bandara Soekarno-Hatta, yaitu Acarina yang mengkontaminasi bibit anggrek dan Sitophylus otyzue yang mengkontaminasi benih jagung. Sebanyak 15 jenis arthropoda ditemukan mengkontaminasi komoditas yang dimasukkan melalui Pelabuhan Tanjung Priok, terdiri dari ordo Coleoptera, Lepidoptera, dan Psocoptera, serta Acarina, dan enam famili, yaitu: Silvanidae, Tenebrionidae, Cleridae, Curculionidae, Cucujidae, Nitidulidae, dan Mycetophagidae. Jenis-jenis arthropoda yang ditemukan tersebut merupakan jenis arthropoda kosmopolit.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap komoditas yang masuk melalui Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok, ditemukan beberapa jenis tumbuhan (gulma) yang mengkontaminasi komoditas yang diimpor. Data intersepsi gulma di Pelabuhan Tanjung Priok selama 2006-2007 menunjukkan bahwa sebanyak 122 jenis tumbuhan gulma ditemukan. Tumbuhan gulma tersebut ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar, beras, wijen, dan sebagian kecil tepung. Bandara Soekamo-Hatta, selama 2006-2007 ditemukan 4 jenis tumbuhan gulma.

Di antara 122 jenis tumbuhan gulma yang mengkontamisani, sebanyak 34 spesies diketahui merupakan gulma invasif berdasarkan database Invusive and Exotic Species.

Kewaspadaan tehadap arthropoda dan tumbuhan yang masuk sangat perlu dilakukan. fdentifikasi terhadap arthropoda dan tumbuhan yang masuk baik secara sengaja maupun tidak sengaja sebaiknya dilakukan dengan lengkap dan detil sampai pada tingkat spesies. Penelitian ianjutan perlu dilakukan untuk melihat kemampuan organisme yang masuk tersebut menjadi invasif dengan tidak hanya mempertimbangkan karakteristik organisme namun juga faktor lingkungan dan ekonomi.

Kata kunci : arthropoda, tumbuhan, inventarisasi, potensi invasif.

Page 6: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

O Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau selunrh karya tulis ini tanpa ntencantumkan atau nlenyebutkan sumbernya. Pengtrtipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan katya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan szratu masalah; dun pengutipan tersebzrt tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengrtnumkan dun nzetnperbanyak sebagian atau seluruh karya tzrlis dalatn bentuk apapun tanpa izin IPB

Page 7: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

INVENTARISASI DAN KAJIAN POTENSI INVASIF ARTHROPODA DAN TUMBUHAN YANG MASUK KE

WILAYAH INDONESIA MELALUI BANDARA SOEKARNO-HATTA DAN

PELABUHAN TANJUNG PRIOK

FITRI UJIYANI

Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada Program Studi Entomologi/Fitopatologi

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2009

Page 8: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Antarjo Dikin

Page 9: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Judul Tesis : lnventarisasi dan Kajian Potensi Invasif Arthropods dan Tumbuhan yang Masuk ke Wilayah Indonesia Melalui Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok

Nama Mahasiswa : Fitri Ujiyani

NIM : A451064144

Disetujui

Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Entomologi/Fitopatol

Tanggal Ujian: 20 Februari 2009

Tanggal Lulus: 2 7 F E B 2009

Page 10: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadilat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini. Penelitian ini bertujuan menginventarisasi dan mengkaji potensi invasif arthropoda dan tumbuhan yang masuk ke wilayah Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok.

Penelitian dilatarbelakangi oleh pengalaman bahwa masuknya organisme- organisme asing ke wilayah Negara Republik Indonesia yang sebelumnya dimasukkan untuk tujuan positif ternyata di kemudian hari kadang-kadang menimbulkan dampak negatif sehingga pemasukan spesies asing harus diwaspadai. Untuk menginventarisasi jenis-jenis arthropoda dan tumbuhan yang sering masuk dan mengetahui potensi invasifnya, maka penelitian ini dilakukan dengan mempelajari karakter biologi spesies-spesies yang masuk ke Indonesia berdasarkan informasi yang diperoleh dari literatur, baik berupa buku cetak maupun situs internet.

Akhir kata, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat. Penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaan penelitian di masa mendatang.

Bogor, Februari 2009

Page 11: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sleman Yogyakarta pada tanggal 6 September 1980. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan YB. Saein dan Tumiyati.

Pada tahun 1998-2002, penulis menempuh pendidikan sarjananya pada Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian (SP) pada tahun 2002.

Sejak tahun 2005, penulis bekerja di Badan Karantina Pertanian, Departemen Pertanian sebagai tenaga fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) pada Balai Karantina Pertanian Kelas I1 Palangkaraya. Saat ini penulis bertugas di Pusat Infomasi dan Keamanan Hayati, Badan Karantina Pertanian.

Page 12: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

DAFTAR IS1

Halaman

DAFTAR IS1 ........................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................. xii

... DAFTAR LAMPIRAN ........................................................... xl11

PENDAKULUAN ...............................................................

Latar Belakang .............................................................. . .

Tujuan Penelltian ..........................................................

Manfaat Penelitian ...........................................................

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 3

Pengertian Spesies Asing Invasif (Invusive Alien Species) ............ 3

Permasalahan yang Ditimbulkan Spesies Asing Invasif ............... 3

Cara Menyebar Spesies Asing Invasif .................................... 5

Arthropoda dan Tumbuhan invasif ............................................. 5

Sistem Perkarantinaan di Indonesia ........................................ 8

BAHAN DAN METODE .......................................................

Tempat dan Waktu Pelaksanaan ........................................

Bahan ...........................................................................

Metode ........................................................................

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................

Keragamanan Jenis Arthropoda yang Masuk secara Sengaja ...........

Keragaman Jenis Arthropoda yang Masuk secara Tidak Sengaja ....

Keragaman Jenis Tumbuhan yang Masuk secara Sengaja ...............

Keragaman Jenis Turnbuhan yang Masuk secara Tidak Sengaja .....

Potensi Invasif Arthropoda dan Tumbuhan ......................................

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 33

Page 13: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Penentuan skor dalam pengkajian potensi invasif tumbuhan ............ 13

2 Jenis-jenis agens hayati yang dimasukkan selama 2006 dan 2007 ... 14

3 Arthropoda yang masuk ke Indonesia secara tidak sengaja melalui intersepsi pada media pembawa OPTIOPTK yang diimpor di Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2006 16 ..................................

4 Arthropoda yang masuk ke Indonesia melalui intersepsi pada media pembawa OPTIOPTK yang diimpor di Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2007 17 .....................................................................

5 Keragaman jenis tumbuhan yang dimasukkan melalui Bandara Soekamo-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok selama 2006 & 2007 1s .................................................................................................

6 Jenis tumbuhan yang dalam satu genus memilil spesies lain yang tergolong gulma/tumbuhan invasif.. 25 ..................................................

7 Hasil scoring tumbuhan yang masuk secara sengaja ........................ 26

8 Gulma yang diteinukan mengkontarninasi komoditas yang dimasukkan inelalui Pelabuhan Taniung Priok selama 2006-2007

................. dan masuk dalam database ~nvasive-and ~ x o t i c Weeds. 27

Page 14: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

DAFTAR LAhlPIRAN

Halaman

Jadwal palang kegiatan ...................................................................... 36

Tumbuhan yang inasuk secara sengaja ke wilayah Indonesia melalui Bandara Soekamo-Hatta pada tahun 2006 ......................... 37

Tumbuhan yang masuk ke wilayah Indonesia yang dikategorikan sebagai media pembawa OPTK melalui Bandara Soekarno-Hatta tahun 2007 ........................................................................................ 39

Tumbuhan yang masuk secara sengaja ke wilayah Indonesia .......................... melalui Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2006 41

Tumbuhan yang masuk secara sengaja ke wilayah Indonesia .......................... melalui Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2007 42

Tumbuhan yang ditemukan mengkontaminasi komoditas yang dimasukkan melalui Bandara Soekamo-Hatta selama 2006 dan

Tumbuhan yang masuk ke Indonesia melalui hasil intersepsi pada media pembawa OPTIOPTK yang diimpor di Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2006 clan 2007 ....................................................... 44

Matriks perbandingan karakteristik serangga invasif menurut ................. Womer (2002) dan sifat-sifat biologi ekologi arthropoda 48

........................................... Contoh scoring untuk lpomoea aquatica 49

Page 15: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peningkatan mobilitas manusia dan barang akan mneningkatkan lalu lintas

spesies di seluruh dunia, dan di antaranya ada yang dilalulintaskan secara sengaja,

seperti ternak, binatang piaraan, bibit, dan produk-produk pertanian dan

kehutanan. Beberapa jenis komoditas yang bempa organisme hidup banyak

diimpor dari negara lain untuk berbagai tujuan. Sebagai contoh, untuk memenuhi

kualitas dan kuantitas hasil pertanian, produsen mengimpor benih. Untuk

memenuhi kepuasan keindahan, para penghobi tanaman hias mengimpor tanaman

hias. Untuk pengendalian hayati, terjadi importasi beberapa agens hayati, seperti

serangga, cendawan, maupun organisme lain.

Organisme yang diimpor dapat berupa spesies tumbuhan, hewan, dan

organisme lain yang bukan spesies asli suatu negara. Organisme-organisme

tersebut dimasukkan secara sengaja untuk tujuan menguntungkan manusia. Selain

itu, beberapa organisme dapat masuk ke suatu negara secara tidak sengaja,

misalnya terbawa bersamaan dengan media pembawanya. Organisme yang

masuk secara sengaja maupun tidak sengaja perlu diwaspadai karena

kemungkinan dapat menimbulkan kerugian di kemudian hari.

Sebagian besar spesies tumbuhan asing dibudidayakan sebagai tanaman hias

(Tjitrosoedirjo 2005; Wittenberg & Cock 2001). Di Amerika Utara, hampir

setengah dari 300 tumbuhan yang paling invasif dimasukkan ke kebun atau taman

sebagai tanaman hias (Wittenberg & Cock 2001). Oleh karena itu, pemasukan

tumbuhan sebagai tanaman hias perlu diwaspadai.

Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pintu

pemasukan yang strategis bagi masuknya berbagai jenis organisme khususnya

arthropoda dan tumbuhan dari berbagai negara. Di Bandara Soekarno-Hatta

terjadi banyak pemasukan berbagai jenis tanaman hias seperti Aglonema,

Adenium, Anggrek, Anthurium, dan lain-lain dari berbagai negara, seperti

Thailand, Jepang, China, Belanda, dan lain-lain. Selain itu, pemasukan benih

rumput, tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura juga tejadi di bandara

tersebut. Di Pelabuhan Tanjung Priok juga tejadi pemasukan berbagai benih dan

bibit tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan rumput.

Page 16: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Selain dimasukkan secara sengaja, beberapa organisme seperti arthropoda

dan tumbuhan gulma juga dapat masuk secara tidak sengaja, misalnya terbawa

melalui kontaminasi pada komoditas yang dimasukkan. Data intersepsi

organisme pengganggu tumbuhan berupa arthropoda dan gulma di Balai

Karantina Tumbuban Kelas I Soekarno-Hatta dan Balai Besar Karantina

Tumbuhan Tanjung Priok menunjukkan beberapa spesies gulma ditemukan

mengkontaminasi produk pertanian yang diimpor, salah satunya Chrornolaena

odorata yang diketahui merupakan jenis tumbuhan invasif di Indonesia.

Untuk mengetahui potensi invasif organisme yang masuk secara sengaja

maupun tidak sengaja, kajian tentang karakterteristik biologi dan ekologi yang

dimiliki oleh organisme-organisme tersebut perlu dilakukan sehingga dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan tindakan pengawasan

lalu lintas organisme melalui pintu-pintu pemasukan di Indonesia.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini hertujuan untuk menginventarisasi jenis-jenis arthropoda dan

tumbuhan yang masuk ke Indonesia melalui Bandara Soekamo-Hatta dan

Pelabuhan Tanjung Priok selama tahun 2006-2007 serta mengkaji potensi invasif

arthropoda dan tumbuhan tersebut.

Manfaat Penelitian

Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang jenis-jenis

organisme yang sering masuk ke wilayah Indonesia dan potensi invasifnya

sehingga dapat membantu pengawasan lalu lintas organisme asing di Indonesia.

Page 17: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Spesies Asing Invasif (Znvasive AIien Species)

Spesies invasif adalah suatu spesies yang muncul, sebagai akibat dari

aktivitas manusia, melampaui penyebaran normalnya dan mengancam lingkungan,

pertanian atau sumber daya lainnya akibat kerusakan yang ditimbulkamya

(DEWHA 2008). Spesies invasif dapat berupa seluruh kelompok taksonomi,

meliputi virus, cendawan, alga, lumut, paku-pakuan, tumbuhan tinggi,

invertebrata, ikan, amphibi, reptil, burung, dan mamalia (GISP 2003).

Masuknya suatu spesies baru dapat memangsa spesies asli, menekan

pertumbuhan, menginfeksi atau menularkan penyakit, berkompetisi, menyerang,

atau melakukan persilangan. Spesies invasif tersebut dapat meruhah ekosistem

dengan merubah kondisi air, perputaran nutrisi, dan proses lainnya (GISP 2003).

Spesies asing invasif yang merupakan tejemahan dari invasive alien

species, merupakan spesies, sub spesies, atau takson yang lebih rendah yang

keluar dari habitat alaminya atau daerah sebar aslinya yang dapat bertahan dan

berkembang biak, dan penyebarannya dapat mengancam keanekaragaman hayati.

lstilah alien atau alien species digunakan untuk suatu spesies yang muncul di luar

sebaran alaminya sedangkan istilah alien invasive species digunakan untuk alien

species yang mengancam ekosistem, habitat atau spesies tertentu (CBD 2005).

Spesies asing invasif berhubungan dengan organisme pengganggu

tumbuhan karantina (OPTK). Sebagian besar OPTK merupakan spesies asing

invasif, dan spesies asing invasif yang merugikan tanaman secara langsung

maupun tidak langsung merupakan OPTK (Lopian 2005).

Permasalahan yang Ditimbulkan Spesies Asing Invasif

Spesies asing invasif dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan

kerugian ekonomi. Dominasi spesies asing invasif dapat menimbulkan

homogenisasi keanekaragaman hayati secara menyeluruh dan menurunkan

keragaman dan kekhususan lokal. Spesies asing invasif juga dapat merubah

struktur komunitas dan komposisi spesies di ekosistem asli serta secara tidak

langsung dapat berpengaruh terhadap siklus nutrisi, fungsi ekosistem, dan

hubungan ekologi antar spesies lokal (CBD 2007).

Page 18: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Di Indonesia, spesies asing invasif diketahui telah menimbulkan

permasalahan, salah satunya adalah Mikania micrantha Kunth (Asteraceae) yang

dapat tumbuh secara cepat. M. micrantha merupakan spesies asli Amerika

Tengah dan Amerika Selatan dan saat ini tersebar luas di Indonesia dan wilayah

Malesian. Beberapa spesies asing invasif lainnya di Indonesia yang saat ini

dikenal dan diketahui memiliki ancaman serius terhadap keanekaragaman hayati

alami dan memiliki dampak yang hebat terhadap komunitas flora dan fauna,

antara lain Acasia nilotica (L.) Willd. Ex Del., Eichhomia crassipes (Mart.)

Solms, Chrovzolaena odorata (L.) R.M. King & H. Robinson, dan Piper adunczrm

L. (Tjitrosoedirdjo 2007).

Salah satu kasus pennasalahan spesies asing invasif di Indonesia te jadi di

Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Pennasalahan tersebut ditimbulkan oleh

A. nilotica yang pertama kali dimasukkan ke Indonesia sebagai tanaman pagar

untuk melindungi hutan jati yang terletak di dekat Tarnan Nasional Baluran, tetapi

kemudian menginvasi sekitar 5000 hektar areal taman tersebut. Baluran

merupakan padang savanna yang dikonse~asi untuk menyediakan pakan bagi

banteng (Bos javaniczis) (Tjitrosoedirdjo 2007).

Contoh kasus yang lain adalah eceng gondok saat ini menimbulkan

permasalahan dengan perkembangbiakannya yang cepat sehingga sulit

dikendalikan. Tumbuhan ini merupakan spesies asli Amerika Selatan (Cock

2001; USDA 2008) dan dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1886 untuk

mempercantik kolam yang ada di Kebun Raya Bogor, akan tetapi eceng gondok

kemudian menyebar luas ke seluruh wilayah Indonesia (Tjitrosoedirdjo & Widjaja

1991 dalam Tjitrosoedirdjo 2005).

Eceng gondok mempakan tumbuhan perenial yang mengapung dan dapat

tumbuh sampai ketinggian tiga kaki. Eceng gondok merupakan spesies invasif

yang sangat agresif dan dapat membentuk bentangan yang tebal di penukaan air.

Jika bentangan ini menutup seluruh penukaan air, eceng gondok dapat

menyebabkan terjadinya kekurangan oksigen dan membunuh ikan-ikan yang ada

di dalamnya (TAES 2008). Cock (2001) mengemukakan bahwa eceng gondok

dapat menyebabkan tergantikannya populasi tumbuhan air yang sudah ada dan

memperlambat jalannya arus air sehingga mengganggu irigasi.

Page 19: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Selain menimbulkan gangguan seperti di atas, spesies asing yang

diintroduksi ke wilayah baru seringkali memangsa spesies asli, ~nenekan

pertumbuhan, menginfeksi atau menularkan penyakit, menimbulkan kompetisi,

menyerang dan berhibridisasi (Wittenberg & Cock 2001). Hal ini menyebabkan

pemasukan terhadap spesies asing perlu diwaspadai.

Cara Menyebar Spesies Asing Invasif

Spesies invasif dapat masuk ke suatu daerah baru dengan cara disengaja

maupun tidak disengaja. Pemasukan secara disengaja dapat tejadi melalui

pemasukan tumbuhan yang digunakan misalnya untuk tujuan pertanian,

kehutanan, dan perbaikan tanah. Selain itu, pemasukan spesies baru dapat juga

berupa tanaman hias, plasma nutfah, atau agens hayati. Pemasukan secara tidak

sengaja dapat terjadi melalui kontaminasi pada produk pertanian, misalnya

masuknya lalat buah melalui buah-buahan. Kontaminasi biji gulma pada bibit dan

bunga potong dapat juga menjadi jalan masuknya spesies invasif (Wittenberrg &

Cock 2001).

Menurut CBD (2007), introduksi spesies asing biasanya terjadi melalui lalu

lintas manusia dan perdagangan. Apabila habitat baru spesies tersebut hampir

sama dengan habitat aslinya, spesies yang terintroduksi tersebut dapat bertahan

dan berreproduksi.

Selain menyebar dengan bantuan aktivitas manusia, spesies asing invasif

juga dapat menyebar secara alamiah. Arthropoda terestrial dapat berpindah dari

satu tempat ke tempat lainnya tidak hanya melalui terbang dan terbawa angin,

parasitisme dan foresi, tetapi juga dengan cara berjalan, terbawa aliran sungai, dan

berenang (Frank 2002).

Arthropoda dan Tumbuhan Asing Invasif

Arthropoda Iuvasif

Potensi invasif suatu spesies dapat diprediksi. Untuk mengetahui mengapa

suatu spesies dikategorikan sebagai spesies invasif diperlukan pemahaman

terhadap karakter individu invasif. Menurut Womer (2002), spesies serangga

yang invasif biasanya memiliki sifat-sifat sebagai berikut: memiliki asosiasi yang

dekat dengan manusia, tersebar luas dalam kisaran habitat alaminya, memiliki

Page 20: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

kelimpahan yang tinggi di habitat alaminya, memiliki kemampuan tinggi untuk

meningkatkan populasi, bertahan pada berbagai kondisi, kemampuan menyebar

yang tinggi, secara cepat dapat menyesuaikan siklus hidupnya di lingkungan yang

baru, bereproduksi secara uniparental, dan memiliki keragaman genetik yang

tinggi.

Karakteristik individu sangat menentukan kemampuan spesies tersebut

menjadi invasif. Faktor lain yang dapat berperan dalam mendukung keinvasifan

spesies serangga adalah faktor kondisi dan habitat. Kondisi yang dapat

mendukung terjadinya invasi spesies serangga adalah tersedianya tekanan yang

tinggi oleh individu, artinya semakin banyak jumlah individu yang terintroduksi

ke dalam suatu area, akan semakin besar kemungkinan spesies tersebut muncul.

Kondisi lain yang menentukan adalah tersedianya kesempatan bagi spesies

serangga untuk muncul (Worner 2002).

Faktor habitat juga sangat menentukan keinvasifan spesies serangga. Habitat

yang dianggap rentan terhadap invasi spesies asing adalah habitat yang

menyediakan makanan dan iklim yang sama bagi spesies asing yang baru rnasuk.

Habitat lain yang rentan terhadap invasi adalah habitat yang terganggu, habitat

yang ketahanan genetiknya rendah (kurangnya musuh alami dan kompetitor), dan

habitat yang bempa kepulauan (Worner 2002).

Turnbuhan Iuvasif

Dalam pertanian, tumbuhan invasif biasanya dianggap juga sebagai gulma.

Gulma diperkirakan dapat menurunkan hasil pertanian hingga mencapai 10% per

tahun (NISIC 2006). Ditinjau dari sifatnya, gulma memiliki ciri-ciri sebagai

berikut (NISIC 2006):

a) dapat bersaing tinggi dalam suatu lingkungan yang telah dirancang agar ideal

terhadap pertumbuhan tanaman, meliputi persaingan air, cahaya matahari,

mang, dan makanan;

b) dapat menumnkan nilai tanaman melalui kontaminasi terhadap produk panen

dan benih tanaman;

c) membatasi kemampuan petani untuk menggunakan lahan pertanian dengan

cara menurunkan penggunaan lahan dan rotasi tanaman;

Page 21: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

d) dapat menyediakan habitat bagi organisme pengganggu tumbuhan dan

kemudian menularkannya ke tanaman;

e) mengganggu penanganan mekanis tanaman, contohnya: mesin panen dan

mesin pembersih benih menjadi tidak efektif;

f ) meningkatkan kebutuhan air oleh tanaman pertanian;

g) menurunkan nilai lahan pertanian; dan

h) lebih sulitnya pengendaiian bagi gulma yang tahan terhadap herbisida.

Tumbuhan invasif berbeda dengan guima yang tumbuh pada agroekosistem

atau habitat buatan manusia. Gulma diketahui sebagai tumbuhan yang

mengganggu sistem produksi pertanian, sedangkan gulma pada habitat alami, atau

disebut spesies asing invasif, menekankan perannya dalam mengancam

keanekaragaman hayati (Weber 2003).

Tumbuhan invasif dapat berdampak secara langsung maupun tidak langsung

terhadap ekosistem. Dampak langsung yang ditimbulkan adalah persaingan

tempat, makanan, air dan cahaya yang dapat mengganggu spesies lokal,

menggantikan spesies asli dengan yang baru, dan menghambat perkembangan

tumbuhan asli. Dampak tidak langsung adalah merubah hubungan air tanah,

sirkulasi makanan, kondisi cahaya, gangguan, dan mempengaruhi habitat liar.

Persilangan antara spesies invasif dengan spesies lokal dapat merubah genetik dari

populasi spesies lokal (Weber 2003). Tumbuhan invasif juga dapat berpengaruh

terhadap kesehatan manusia, sistem pertanian, dan sistem lainnya. Dampak

tumbuhan invasif dapat menyebabkan kerusakan terhadap habitat dalam ha1

hilangnya keanekaragaman hayati (FA0 2005).

Menurut Tjitrosoedirdjo (2005), tumbuhan invasif di Indonesia

dikelompokkan ke dalam dua habitat yang berbeda, yaitu tumbuhan akuatik dan

terestrial. Jenis tumbuhan akuatik yang dikategorikan sebagai spesies tumbuhan

invasif adalah: Eichhomia crassipes, Hydrilla verticillata, Mimosa pigra, Pistia

stratiotes, dan Salvania molesta. Tumbuhan terestrial yang tergolong invasif,

antara lain Acacia nilotica, Azrsfroeupatoriurn inulaefolitrtn, Chronzolaena

odorata, Cryptostegia grandijlora, dan beberapa jenis lainnya. Penentuan jenis

tumbuhan invasif didasarkan pada kemampuan, kepentingan, dan penyebarannya.

Page 22: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Sistem Perkarantinaan di Indonesia

Pengertian Karantina

Karantina merupakan istilah yang diturunkan dari bahasa Italia yaitu

quarantina yang berarti empat puluh. Menurut sejarahnya, angka empat puluh ini

merupakan masa inkubasi penyakit dari mulai terjadinya infeksi sampai

munculnya gejala (MacKenzie 2001 dalam Ebbels 2003). Istilah tersebut lahir

sekitar abad ke XIV di Venesia yang menetapkan batas waktu yang diberlakukan

untuk menoiak masuk dan merapat kapal yang datang dari luar negeri untuk

menghindari terjangkitnya penyakit menular (Triwahyono 2006).

Perkarantinaan di Indonesia diatur dengan Undang-undang Nomor 16

Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Berdasarkan

peraturan tersebut, karantina didefinisikan sebagai tempat pengasingan danlatau

tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit

atau organisme pengganggu dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di

dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah negara Republik Indonesia.

Pengertian karantina tumbuhan secara khusus diatur dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 14 Tahun 2004 tentang Karantina Tumbuhan. Karantina

tumbuhan merupakan tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya

organisme pengganggu tumbuhan dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain

di dalam negeri atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

Tindakan Karantina

Tindakan karantina tumbuhan terdiri atas delapan tindakan, yaitu

pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan,

pemusnahan, dan pelepasan (UU Nomor 1611992; PP Nomor 1412002).

Tindakan karantina dikenakan terhadap setiap media pembawa organisme

pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) yang dimasukkan (impor) ke dalam

wilayah Indonesia, dilalulintaskan antar area di dalam wilayah Indonesia, dan

dikeluarkan dari wilayah Indonesia berdasarkan ketentuan yang berlaku.

OPTK adalah organisme pengganggu tumbuhan yang mengganggu

komoditas yang bernilai ekonomi di suatu negara yang belum terdapat di negara

tersebut, atau sudah terdapat namun belum tersebar luas dan sedang dikendalikan

(ISPM Nomor 512005). Di Indonesia, OPTK dikategorikan menjadi dua kategori,

Page 23: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

yaitu OPTK Kategori A1 dan OPTK Kategori A2. OPTK Kategori Al adalah

jenis OPTK yang belum terdapat di Indonesia, sedangkan OPTK Kategori A2

adalah OPTK yang sudah terdapat di Indonesia (Kepmentan Nomor 3812006).

Karantina di Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok

Kelembagaan. Karantina tumbuhan di Bandara Soekarno-Hatta dan

Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2006-2007 dilaksanakan oleh Balai

Karantina Pertanian Kelas I Soekamo-Hatta dan Balai Besar Karantina Tumbuhan

Tanjung Priok yang merupakan unit pelayanan teknis (UPT) Karantina Tumbuhan

Badan Karantina Pertanian, Departemen Pertanian. Sejak keluamya Keputusan

Menteri Pertanian No. 22 Tahun 2008, Badan Karantina Pertanian melakukan

penggabungan karantina hewan dan karantina tumbuhan sehingga Balai Karantina

Pertanian Kelas I Soekamo-Hatta bergabung dengan UPT Karantina Hewan di

Soekarno-Hatta menjadi Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta,

sedangkan Balai Besar Karantina Tumbuhan Tanjung Priok bergabung dengan

UPT Karantina Hewan di Tanjung Priok menjadi Balai Besar Karantina Pertanian

Tanjung Priok.

Prosedur pemasukan arthropoda. Pemasukan arthropoda yang tergolong

sebagai agens hayati harus mengikuti ketentuan dalam Keputusan Menteri

Pertanian No. 41 1 Tahun 1995 tentang Pemasukan Agens Hayati ke dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia. Dalam Keputusan Menteri Pertanian

tersebut, pemasukan agens hayati harus terlebih dahulu mendapatkan Surat Ijin

Pemasukan (SIP) yang diterbitkan oleh Menteri Pertanian atas rekomendasi

Komisi Agens Hayati melalui Badan Karantina Pertanian.

Prosedur pemasukan tumbuhan. Pemasukan tumbuhan yang tergolong

media pembawa organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) dari luar

negeri harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) dilengkapi Sertifikat

Kesehatan Tumbuhan dari negara asal dan negara transit bagi tumbuh-tumbuhan

dan bagian-bagiannya, kecuali media pembawa yang tergolong benda lain; 2)

melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan; dan 3) dilaporkan dan

diserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan di tempat-tempat pemasukan

untuk keperluan tindakan Karantina Tumbuhan (PP Nomor 1412002). Selain

Page 24: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

harus memenuhi persyaratan tersebut, pemasukan tumbuhan berupa benih atau

bibit hams dilengkapi dengan SIP yang diterbitkan oleh Menteri Pertanian.

Page 25: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Kantor Pusat Badan Karantina Pertanian pada bulan

September 2008 - Januari 2009 dengan jadwal penelitian adalah seperti pada

Lampiran 1.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Tahunan Balai

Karantina Tumbuhan Kelas I Soekamo-Hatta tahun 2006 dan 2007, serta Laporan

Tahunan Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok tahun 2006 dan 2007.

Metode

Penelitian dilakukan dengan beberapa kegiatan, yaitu pengumpulan data

pemasukan arthropoda dan tumbuhan, pengumpulan informasi karakteristik

bioiogi dan ekologi, dan kajian potensi invasif.

Pengumpulan Data Pemasukan Tumbuhan dan Serangga

Sumber data. Data sekunder diperoleh dari laporan operasional kegiatan

karantina tumbuhan pada Balai Karantina Tumbuhan Kelas I Soekamo-Hatta dan

Balai Besar Karantina Tumbuhan Tanjung Priok selama tahun 2006-2007 yang

terdiri dari:

a. data pemasukan (impor) agens hayati jenis arthropoda dan data pemasukan

tumbuhan (termasuk benih) (untuk pemasukan secara sengaja); dan

b. data intersepsi OPTIOPTK jenis arthropoda dan tumbuhan (untuk pemasukan

secara tidak sengaja).

kategorisasi. Arthropoda yang diamati dikategorikan menjadi: a) agens

hayati jenis arthropoda yang dimasukkan secara sengaja; dan b) arthropoda hasil

intersepsi OPTIOPTK yang masuk secara tidak sengaja sebagai kontaminan atau

arthropoda perusak yang terbawa komoditas yang diimpor. Tumbuhan yang

diamati dikategorikan menjadi: a) semua jenis tanaman dan benih tanaman

pangan, hortikultura (termasuk tanaman hias), dan perkebunan yang dimasukkan

secara sengaja; dan b) gulma yang masuk secara tidak sengaja mengkontaminasi

komoditas yang diimpor.

Page 26: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Pengumpulan Informasi Karakteristik Biologi dan Ekologi

Setiap jenis arthropoda dan tumbuhan yang terinventarisasi kemudian

dipelajari karakteristik biologi dan ekologinya masing-masing melalui

penelusuran informasi dari sumber literatur b e ~ p a huku cetak yang relevan

dengan kajian potensi invasif, situs interne4 maupun artikel-artikel yang

menerangkan karakter biologi masing-masing spesies.

Untuk spesies arthropoda, informasi biologi dan ekologi yang diperlukan

adalah sebaran di habitat alaminya, kelimpahan dan tingkat perkembangan

populasi di habitat alaminya, ketahanan pada berbagai kondisi, kemampuan

menyebar, kemampuan beradaptasi pada lingkungan baru, cara berkembang biak,

dan keragaman genetik.

Untuk spesies tumbuhan, informasi biologi dan ekologi yang diperlukan

adalah kesesuaian terhadap iklim, potensi sebagai gulma, tipe tumbuh, tempat

tumbuh, cara berkembang biak, cara penyebaran, dan persistensi.

Kajian Potensi Invasif

Kajian potensi invasif arthropoda. Kajian invasif arthropoda dilakukan

dengan membandingkan karakteristik biologi dan ekologi spesies arthropoda yang

dikaji dengan karakteristik spesies arthropoda invasif dengan mengacu pada

Warner (2002). Karakteristik arthropoda invasif tersebut adalah memiliki asosiasi

yang dekat dengan manusia, tersebar luas dalam kisaran habitat alaminya,

memiliki kelimpahan yang tinggi di habitat alaminya, memiliki kemampuan tinggi

untuk meningkatkan populasinya, bertahan pada berbagai kondisi, kemampuan

menyebar yang tinggi, secara cepat dapat menyesuaikan siklus hidupnya di

lingkungan baru, bereproduksi secara uniparental, dan memiliki keragaman

genetik yang tinggi.

Kajian potensi invasif tumbuhan. Kajian dilakukan dengan mengacu

pada Weed Risk Assess~nent yang ditetapkan oleh FA0 (2005) dengan

menggunakan skor tertentu (Tabel 1).

Page 27: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Tabel 1 Penentuan skor dalam pengkajian potensi invasif tumbuhan*)

No Faktor Risiko yang Dipertimbangkan Skor**)

1. Merupakan tumbuhan air? 3

2. Ada spesies lain dalam satu genus yang bersifat gulma? 2

3. Propagul mudah disebarkan secara sengaja maupun tidak 2 sengaja oleh aktivitas manusia?

4. Membentuk duri? 1

5. Bersifat parasitik? 1

6 . Unpalatable atau bersifat racun terhadap binatang yang 1 merumput?

7. Menjadi inang bagi hama dan penyakit? 1

8. Menyebabkan alergi atau bersifat racun terhadap manusia? 1

9. Tumbuh memanjat atau melilit? I

10. Memproduksi biji yang dapat tumbuh?

11. Biji dapat bertahan lebih dari 1 tahun?

12. Reproduksi ~nelalui propagasi vegetatif? 1

13. Tahan terhadap pemotongan, pencangkulan, atau 1 kebakaran?

*) Sumber: FA0 (2005) **)Skor diberikan apabila jawaban pada kolom ( 2 ) adalah 'ya', jika faktor risiko tidak diketahui,

maka diberikan skor setara dengan jawaban 'ya'

Kajian potensi invasif dengan membandingkan database. Selain

melakukan kajian potensi invasif dengan berdasarkan pada kajian terhadap

karakteristik biologi dan ekologi spesies, kajian potensi invasif untuk arthropoda

dan tumbuhan yang masuk secara sengaja maupun tidak sengaja juga dilakukan

dengan mernbandingkan database IAS yang sudah ada, yaitu database Invasive

and Exotic Species dan 100 of World's Worst Invasive Alien Species.

Page 28: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keragarnan Jenis Arthropoda yang Masuk secara Sengaja Melalui Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok

Tahap awal penelitian dilakukan dengan menginventarisasi jenis-jenis

arthropoda dan tumbuhan yang masuk ke Indonesia melalui Bandara Soekamo-

Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

Arthropoda yang masuk secara sengaja ke wilayah Indonesia adalah arthropoda

yang dimasukkan sebagai agens hayati. Selama 2006-2007 keragaman jenis

arthropoda yang masuk secara sengaja melalui Bandara Soekarno-Hatta dan

Pelabuhan Tanjung Priok relatif rendah. Selama tahun tersebut, diketahui hanya

terdapat 4 jenis arthropoda agens hayati yang masuk melalui Bandara Soekarno-

Hatta, yaitu A~iblyseius swirskii (Phytoseiidae), A. californiczrs (Phytoseiidae),

Orius laevigatus (Anthocoridae), dan Phytoseizilus persirnilis (Phytoseiidae).

Tidak ada agens hayati yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok selama

2006-2007.

Arthropoda agens hayati tersebut dimasukkan untuk tujuan penelitian.

Pemasukan tersebut telah mengikuti ketentuan sesuai dengan Keputusan Menteri

Pertanian Nomor 41 1/1995 dan telah mendapatkan ijin pemasukan dari Menteri

Pertanian (Tabel 2).

Tabel 2 Jenis-jenis agens hayati yang dimasukkan selama 2006 dan 2007

Jenis agens hayati yang dimasukkan

Surat Ijin Pemasukan

A. wirskii, 0. laevigatus Kepmentan Nomor 73 l/Kpts/PD.540/12/2006

A. srvirskii, A. californiczis, Kepmentan Nomor 733/Kpts/PD.110/12/2006 P. persiitiilis, 0. laevigafus

A. srrlirskii, 0. laevigafus Kepmentan Nomor 97/Kpts/PD.540/1/2006

Keragaman Jenis Arthropoda yang Masuk secara Tidak Sengaja Melalui Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok

Selama tahun 2006-2007, diketahui terdapat dua jenis arthropoda yang

masuk secara tidak sengaja melalui Bandara Soekarno-Hatta, yaitu Acarina yang

terbawa bibit anggrek dan Sitophilzis oryzae yang mengkontarninasi benih jagung.

Di Pelabuhan Tanjung Priok beberapa jenis arthropoda diketahui menginfestasi

Page 29: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

komoditas yang dimasukkan. Data intersepsi OPTfOPTK jenis arthropoda di

Balai Besar Karantina Tumbuhan Tanjung Priok pada tahun 2006 dan 2007

menunjukkan bahwa beberapa jenis arthropoda ditemukan mengkontaminasi

komoditas baik yang berbentuk biji, umbi lapis, tanaman hidup, maupun tepung.

Pada tahun 2006, sebanyak 14 jenis arthropoda ditemukan, yang terdiri dari

ordo Coleoptera, Psocoptera, serta Acarina, dan enam famili dari Ordo

Coleoptera, yaitu: Silvanidae, Tenebrionidae, Cleridae, Curculionidae, Cucujidae,

Nitidulidae, dan Mycetophagidae serta satu famili dari Acari yaitu Ascidae (Tabel

3). Pada tahun 2007, data intersepsi menunjukkan ada 3 jenis arthropoda yang

ditemukan, yaitu Tribolim castaneum, Ephestia sp., dan Blartisocius sp. (Tabel 4).

T. castanezrm dan Blattisocius sp. juga ditemukan pada tahun 2006 sehingga total

jumlah jenis yang ditemukan selama 2006 dan 2007 adalah 15 jenis arthropoda.

Page 30: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Tabel 3 Arthropoda yang masuk ke Indonesia secara tidak sengaja melalui intersepsi pada media pembawa OPTIOPTK yang diimpor di Pelabuhan Tanjung Priok pada tabun 2006*)

Komoditas yang Jenis arthropoda Negara asal Frekuensi

terkontaminasi

Acarina Benih jagung, benih Thailand, 9 kentang, bawang Scotlandia,

rnerah Philipina, China

Ahasverus avena Benih ketumhar, Bulgaria, China, 14 (Coleoptera; Silvanidae) bawang putih, beras, Singapura,

hawang merah Thailand, Vietnam

Blaftisocim sp. Liliz~m sp., kernel Belanda, Thailand, 57 (Acari: Ascidae) kacang tanah, bawang China, Malaysia,

merah Myanmar, Philipina

Carpophilus hemipterus Benih jagung, kacang USA, Myanmar, 3 1 (Coleoptera: Nitidulidae) hijau, bawang rnerah Philipina,

Thailand, Vietnam

Cheylestus sp. Kernel kacang tanah, Thailand, China, 63 (Acari: Ascidae) bawang merah Malaysia,

Myanmar, Philipina, Vietnam

Ciypfolesfes ferruginezis Benih jagung, biji USA, Canada, 4 (Coleoptera: Cucujidae) gandum, beras ketan Thailand

Henoficus califoinicus Bawang putih, China, Malaysia, 11 bawang merah Myanmar,

Philipina, Thailand

Liposcelis sp. Bawang putih, China, Philipina, 11 (Psocoptem) bawang merah Thailand, Vietnam

Micrograniniefilifonnis Bawang merah Philipina 2

Necrobia rtlfpes Bawang merah Malaysia 1 (Coleoptera: Cleridae)

Oryzaephillus surinamensis Bawang putih, beras China, Thailand, 12 (Coleoptem: Silvanidae) ketan USA

Sitophilus oryzae Jagung, kernel kacang USA, India, 9 (Coleoptera: Curculionidae) tanah, tepung Belgia, Canada

gandum, hiji gandum

Tribolitim casfanezrfn Pati jagung, jagung, USA, Vietnam, 24 (Coleoptem: Tenehrionidae) beras ketan, kernel India, Australia,

kacang tanah, beras, China, Srilanka, tepung kedelai Taiwan, Thailand

Typhaea sfercoreo L. Bawang putih, China, Philipina 9 (Coleoptera: Mycetophagidae) bawang merah

*) Diolah dari BBKT Tanjung Priok (2006)

Page 31: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Tabel 4 Arthropoda yang masuk ke Indonesia melalui intersepsi pada media pembawa OPTIOPTK yang diimpor di Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2007')

Komoditas yang Jenis arthropoda Negara asal Frekuensi terkontaminasi

Blattisocius sp. Liliuin sp. Africa Selatan 1 (Acari: Ascidae)

Ephestia sp. Bawang merah Philipina 1 (Lepidoptera: Pyralidae)

Tribolium castanezrm Beras, tepung Thailand, USA 5 (Coleootera: Tenebrionidae) kedelai

*) Diolah dari BBKT Tanjung Priok (2007)

Keragaman Jenis Tumbuhan yang Masuk secara Sengaja Melalui Bandara Soekarno-Hatta dau Pelabuhan Tanjung Priok

Pemasukan tumbuhan secara sengaja terjadi melalui pemasukan komoditas

tumbuhan yang merupakan media pembawa organisme pengganggu tumbuhan

karantina (OPTK). Selama tahun 2006 dan 2007, di Bandara Soekamo-Hatta dan

Pelabuhan Tanjung Priok terdapat beberapa jenis tumbuhan yang dapat

dikelompokkan menjadi tanaman hias, tanaman sayuran, tanaman buah, tanaman

perkebunan, dan tanaman pangan (Lampiran 2, Lampiran 3, Lampiran 4, dan

Lampiran 5). Tumbuhan tersebut dimasukkan dalam bentuk tanaman hidup dan

benih (biji) dengan tujuan untuk ditanam.

Ditinjau dari keragaman jenisnya, tumbuhan yang dimasukkan melalui

Bandara Soekamo-Hatta memiliki keragaman jenis yang lebih tinggi

dibandingkan tumbuhan yang dimasukkan melalui Pelabuhan Tanjung Priok

seiama 2006 dan 2007. Tumbuhan yang dimasukkan melalui Bandara Soekarno-

Hatta sebanyak 59 jenis, sedangkan Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 47 jenis

(Tabei 5).

Page 32: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Tabel 5 Keragaman jenis tumbuhan yang dimasukkan melalui Bandara Soekamo- Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok selama 2006 & 2007

Jumlah jenis yang dimasukkan herdasarkan pintu Kelompok tanaman pemasukan (jeuis)

Bandara Soekamo-Hatta Pelabuhan Tanjung Priok Tanaman hias 39 23 Tanaman sayuran 10 14 Tanaman buah 4 4 Tanaman perkebunan 4 3 Tanaman pangan 2 3

5Q A7

Tabel 5 menunjukkan bahwa tumbuhan yang dimasukkan melalui Bandara

Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok paling banyak berupa jenis tanaman

hias, yaitu 66% dan 49% dari keseluruhan jenis yang dimasukkan. Banyaknya

jenis tanaman bias yang dimasukkan dapat berpotensi invasif. Hal ini sesuai

dengan yang dikemukakan Wittenberg & Cock (2001) bahwa di Amerika Utara,

hampir setengah dari 300 tumbuhan yang paling invasif dimasukkan ke kebun

atau taman sebagai tanaman bias.

Keragaman Senis Tnmbul~an yang Masnk secara Tidak Sengaja Melalui Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok

Pemasukan komoditas tumbuban baik berupa benib maupun produk

tumbuhan seringkali terkontaminasi oleh tumbuhan lain yang bersifat guima.

Kontaminasi tersebut dideteksi ketika dilakukan tindakan karantina berupa

pemeriksaan terhadap adanya OPTK yang mengkontaminasi komoditas yang

dimasukkan tersebut. Menurut PP Nomor 14 Tahun 2002, setiap komoditas

tumbuhan yang tergolong sebagai media pembawa OPTIOPTK dikenakan

tindakan karantina ketika tiba di pintu pemasukan. Pemeriksaan dilakukan untuk

mendeteksi adanya OPTK seperti yang ditetapkan dalam Kepuh~san Menteri

Pertanian Nomor 3812006.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap komoditas yang dimasukkan

melalui Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok, ditemukan

beberapa jenis tumbuhan (gulma) yang mengkontaminasi. Intersepsi gulma di

Bandara Soekarno-Hatta pada tahun 2006 dan 2007, yaitu sebanyak 4 jenis gulma

dengan frekuensi masing-masing satn kali pada tahun 2006 (Lampiran 6). Gulma

yang ditemukan tersebut adaiah Polygonurn convolvulzcs, Setaria sp., Setaria

Page 33: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

viridis, dan Thlapsi arvense. Hasil ini berbeda dengan hasil intersepsi di

Pelabuhan Tanjung Priok yang menemukan 122 jenis gulma selama tahun 2006

dan 2007 (Lampiran 7).

Rendahnya keragaman jenis gulma yang ditemukan di Bandara Soekarno-

Hatta ini kemungkinan disebabkan oleh faktor target pemeriksaan. Pemeriksaan

karantina tumbuhan di pintu pemasukan didasarkan pada target OPTK pada

komoditas yang bersangkutan. Target OPTK yang dicegah tersebut mengacu

pada Keputusan Menteri Pertanian Nomor 38 Tahun 2006 tentang Jenis-jenis

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan I Kategori A1 dan A2,

Golongan I1 Kategori A1 dan A2, Tanaman Inang, Media Pembawa dan Daerah

Sebamya. Apabila pada komoditas yang dimasukkan terdapat target OPTK jenis

gulma, pemeriksaan terhadap adanya gulma akan dilakukan, sedangkan pada

komoditas yang dimasukkan tidak ada target OPTK jenis gulma, pemeriksaan

terhadap gulma tidak dilakukan. Hal ini menyebabkan adanya peluang lolosnya

spesies asing invasif yang tidak termasuk dalam daftar OPTK di Indonesia.

Tumbuhan gulma yang ditemukan di Pelabuhan Tanjung Priok

mengkontaminasi komoditas biji-bijian, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

beras, wijen, dan sebagian kecil tepung. Banyaknya gulma yang ditemukan di

Pelabuhan Tanjung Priok berkaitan dengan banyaknya komoditas biji-bijian yang

dimasukkan melalui pelabuhan tersebut sehingga berisiko terkontaminasi gulma.

Oleh karena itu kewaspadaan terhadap komoditas biji-bijian perlu dilakukan.

Komoditas yang paling sering terkontaminasi adalah biji gandum sehingga

pemeriksaan karantina tumbuhan terhadap biji gandum perlu ditingkatkan.

Beberapa jenis gulma hasil intersepsi di Pelabuhan Tanjung Priok

diidentifikasi hanya sampai tingkat genus, antara lain Anlsinckia sp., Atriplex spp.,

Brassica sp., Festuca sp., ipomoea sp., Medicago sp., Panicurri sp., Paspalurn sp.,

Polygonurn sp., Scirpzrs sp., Silene sp., Vicia sp., dan Viola spp. Identifikasi yang

hanya sampai tingkat genus belum cukup karena berdasarkan penelusuran pada

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3812006, terdapat jenis gulma OPTK A1

yang termasuk genus Amsinckia yaitu Ariisinckia calypa (Mors.) Chater

(Boraginaceae). A. calypa ini digolongkan sebagai OPTK kategori A1 yang

dinyatakan belum terdapat di Indoenesia dan hams dicegah introduksinya ke

Page 34: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

dalam wilayah Indonesia sehingga intersepsi terhadap genus Amsinckia ini harus

dilanjutkan sampai tingkat spesies.

Potensi Invasif Arthopoda dan Tumbnhan

Potensi invasif arthropoda

Arthropoda yang masuk secara sengaja melalui Bandara Soekarno-Hatta dan

Pelabuhan Tanjung Priok selama 2006 dan 2007 merupakan agens hayati dan

semuanya dimasukkan melalui Bandara Soekarno-Hatta. Jenis agens hayati

tersebut, yaitu A. swirskii (Phytoseiidae), A. califomiczrs (Phytoseiidae), Orius

laevigatzrs (Anthocoridae), dan P. Persirnilis (Phytoseiidae) dimasukkan untuk

tujuan penelitian terhadap keefektifan arthropoda tersebut dalam mengendalikan

hama-hama pada tanaman hortikultura.

Ditinjau dari tujuan pemasukannya, arthropoda tersehut relatif aman dari

kemungkinan invasif karena penelitian yang dilakukan masih terbatas pada area

terhatas (rumah kasa) dan tidak dilepas di lapangan sehingga kecil

kemungkinannya berpengaruh terhadap lingkungan luar. Namun penanganan

yang intensif periu dilakukan untuk mencegah lolosnya agens hayati tersebut dari

rumah kasa. Selain itu, apabila arthropoda ini ke depan akan dilepas ke lapangan

untuk tujuan pengendalian hayati, pemantauan yang intensif sebaiknya dilakukan

pasca pelepasan karena hasil penelitian di rumah kasa kemungkinan akan

memberikan hasil yang berbeda di lapangan. Menurut Wittenberg & Cock

(2001), pengalaman negara-negara maju menunjukkan beherapa kasus munculnya

spesies asing invasif yang awalnya dimasukkan sebagai agens hayati namun di

kemudian hari justru menimbulkan permasalahan terhadap organisme non-target

dan beberapa berubah statusnya menjadi organisme pengganggu tumbuhan.

A. swirskii, A. califomicus, dan P. persinzilis merupakan jenis tungau

predator. Menurut Thacker (2002), kelompok agens hayati yang sukses

mengendalikan hama adalah kelompok tungau predator.

Dengan memhandingkan database Invasive and Exotic Species dan 100 of

the World's Worst Invasive Alien Species, arthropoda yang masuk tersebut tidak

termasuk dalam database sehingga arthropoda tersebut kecil kemungkinannya

menjadi invasif.

Page 35: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Di antara 15 jenis arthropoda yang ditemukan di Bandara Soekarno-Hatta

dan Pelabuhan Tanjung Priok, hanya 8 jenis yang dapat dilakukan kajian karena

deskripsi taksonominya telah lengkap sarnpai tingkat spesies, yaitu: Ahasvenrs

avena, Carpophilus hemiptenrs, Ciyptolestes femrgineus, Necrobia n@pes,

Oiyzaephillus surinan7ensis, Sitophilus oiyzae, dan Tribolium castaneurn.

Kedelapan jenis arthropoda tersebut termasuk dalam Klas Insecta yang merupakan

serangga gudang dan semuanya berasal dari ordo Coleoptera. Biologi dan ekologi

masing-masing serangga tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ahasverus advena (Coleoptera: Silvanidae)

Serangga ini memiliki penyebaran kosmopolitan pada berbagai jenis bahan

makanan, biasanya yang memiliki kondisi kelembaban tinggi atau yang

terdapat pertumbuhan cendawan (Rees 1999). Serangga ini ditemukan dalam

jumlah kecil bersamaan dengan serangga lainnya pada komoditas yang

terserang cendawan pada kondisi yang lembab. Perkembangan A. advena

memerlukan 17-23 hari pada kondisi yang sesuai (Kalshoven 1981).

2. Carpophilzis hernipterus (Coleoptera: Nitiduiidae)

C. hemipterus merupakan kumbang pada buah-buahan kering dan merupakan

hama kosmopolitan di gudang. Kemampuan perkembangbiakannya besar dan

stadia larvanya pendek, namun dewasanya memiliki masa hidup yang panjang

(Kalshoven 198 1).

3. Ciyptolestes ferrugineus (Coleoptera: Cucujidae)

Telur diletakkan di antara komoditas sebanyak lebih dari 200 butir setiap

betina. Setelah instar ke empat, larva akan berpupa dalam sebuah kokon

sutera. Siklus hidup C. ferrugineus memerlukan 103-17 hari pada suhu 21-

38 '~ , kelembaban relatif 75%. Kondisi optimal adalah 33 '~ , kelembaban

relatif 70%. Dalam kondisi optimal, C. ferrugineus akan memerlukan 23 hari

untuk menyelesaikan siklus hidupnya. C. ferrup'netrs dapat bertahan pada

kondisi dingin di daerah beriklim sedang (Rees 1996).

4. Necrobia rufipes (Coleoptera: Cleridae)

N. rufipes tersebar luas di daerah tropis, sub tropis, dan temperat hangat.

Hama ini merupakan hama yang umum dijurnpai pada kopra yang belum

Page 36: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

kering (Rees 1996). Kondisi optimum untuk perkembangan N. rufipes adalah

30-34'~ dengan suhu minimum 22 '~ . Suhu di atas 40-42'~ seringkali

mencegah perkembangan spesies ini. N. rufipes memiliki penyebaran

kosmopolitan di daerah beriklim hangat dan dapat menginfestasi komoditas

karena kampuannya dalam menginvasi melalui terbang dan dewasa yang

merayap (FA0 2009). Dalam cuaca yang hangat, serangga ini dapat sangat

aktif dan dapat menginvasi rumah, gedung perkantoran, dan kabin

penyimpanan kopra pada alat angkut (Kalshoven 1981).

5. Oryzaephillus surina~nensis (Coleoptera: Silvanidae)

Siklus hidup 0. srrrinanzensis memerlukan 20 hingga 80 hari pada suhu 17,5-

37,5'C, kelembaban relatif 10-90%. Kondisi optimal untuk perkembangan

adalah 30-35'~, kelembaban relatif 70-90% (Rees 1996). Dibandingkan

spesies lainnya, yaitu 0. mercator, 0. surinantensis lebih toleran terhadap

suhu dan kelembaban yang ekstrim (Howe 1956 dalain Rees 1996) dan dapat

bertahan pada periode pendek pada suhu di bawah O'C. Hama ini mempakan

hama sekunder yang biasa dijumpai di daerah tropis namun juga merupakan

hama penting di daerah temperat dingin. Di Inggris, hama ini diketahui dapat

bertahan pada kondisi dingin tanpa perlindungan (Rees 1999).

6. Sitophilus otyzae (Coleoptera: Curculionidae)

S. oryzae merupakan hama primer yang merusak komoditas sereal di dunia.

Serangga dewasa S. oryzae memiliki masa hidup yang panjang yaitu beberapa

bulan sampai satu tahun. Selama hidupnya, serangga betina meletakkan telur

sebanyak 150 butir. Larva bersifat kanibal terhadap individu lain yang lebih

kecil dan lebih lemah sehingga jarang terjadi serangga dewasa muncul dari

satu biji gandum atau beras, meskipun kemungkinan dua atau tiga serangga

dewasa dapat muncul dari satu biji jagung. Perkembangan yang lengkap

memerlukan suhu antara 15 hingga 3 5 ' ~ dan memerlukan 35 hari pada

kondisi optimum, yaitu 27'C, kelembaban relatif 70% (Rees 1996).

7. Tribolizmnz castaneuin (Coleoptera: Tenebrionidae)

T. castaneunl merupakan hama gudang yang umum dijumpai di daerah tropis

hingga temperat hangat. T. castanezim dapat hidup beberapa bulan, bahkan

Page 37: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

beberapa tahun dalam kondisi beriklim sedang. Betina meletakkan telur 2-10

telur per hari selama hidupnya. Perkembangannya dapat sangat cepat. Siklus

hidupnya dapat diselesaikan dalam 21 hari dalam kondisi 35 '~ , kelembaban

relatif 75% dan kemungkinan dapat bertahan pula pada suhu 22 hingga 40 '~ .

Serangga ini melakukan kanibalisme dan juga diketahui memangsa telur, larva

muda, dan pupa serangga gudang lainnya. Dalam kondisi optimal, populasi T.

castaneurn dapat meningkat 70-100 kaii dalam satu bulan. T. castaneum dapat

terbang terutama di bawah kondisi tropis dan dapat mencari sumber makanan

secara aktif tanpa bantuan manusia (Rees 1999).

T. castaneunz dapat menyerang biji-bijian, serealia, dan tepung, seperti barley,

jagung, tepung jagung, tepung terigu, millet, oats, padi, rye, gandum, buah-

buahan kering, biji legum, cokelat, dan komoditas lainnya. Serangga betina

meletakkan telur sebanyak 300-400 butir pada tepung dan akan menetas dalam

waktu 5-12 hari (Bennett 2003).

8. Typhaea stercorea L. (Coleoptera: Mycetophagidae)

Hama ini ditemukan pada berbagai komoditi di seluruh dunia (Rees 1999).

Hama ini merupakan hama kosmopolitan pada gudang beras dan tembakau

yang kemungkinan makan cendawan dan tidak merugikan (Kalshoven 1981).

Dengan membandingkan karakteristik serangga invasif seperti yang

dikemukakan Worner (2002) dengan biologi dan ekologi serangga seperti yang

dikemukakan di atas, maka didapatkan kesimpulan bahwa kedelapan serangga

tersebut tidak berpotensi invasif (Lampiran 8). A. advena diketahui tidak

memiliki kemampuan reproduksi yang tinggi dan dapat bertahan pada berbagai

kondisi, begitu pula dengan T. stercorea dan S. oiyzae. Sedangkan C. Iieemipterus

dan C. ferrugineus dan memiliki kemampuan reproduksi yang tinggi namun

serangga ini tidak memiliki kemampuan bertahan pada berbagai kondisi ekstrim.

N. nlfipes diketahui memiliki kempuan menyebar yang tinggi yaitu dengan

c a n dewasanya terbang dan merambat dari satu komoditi ke komoditi lainnya

namun serangga ini tidak memiliki kemampuan reproduksi dan bertahan hidup

pada berbagai kondisi sehingga kecil peluangnya untuk menjadi invasif. Begitu

pula dengan 0. surrinamensis, spesies ini dapat bertahan pada berbagai kondisi

Page 38: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

dan mampu menyesuaikan diri di lingkungan yang baru, namun spesies ini tidak

memiliki kemampuan reproduksi yang tinggi.

Di antara kedelapan serangga tersebut, T. castanetrm diketahui memiliki

kesamaan sifat dengan serangga invasif yang paling banyak di antara spesies

lainnya. Sifat tersebut yaitu kemampuannya dalam meningkatkan populasi,

kemampuan bertahan pada berbagai kondisi, dan kemampuan menyebar yang

tinggi serta keragaman genetik yang tinggi. Sifat-sifat tersebut mendukung

karakteristik serangga invasif. Namun T. castaneum saat ini telah diketahui

sebagai serangga gudang yang umum dijumpai di Indonesia dan negara lainnya

sehingga serangga ini tidak dianggap menimbulkan permasalahan yang berarti.

Potensi invasif tumbuhan

Tumbuhan yang masuk secara sengaja sebagian besar dimasukkan sebagai

tanaman hias. Sebagian besar tumbuhan yang menjadi invasif pada mulanya

dimasukkan sebagai tanaman hias. Hal ini menyebabkan pemasukan tanaman

hias menimbulkan risiko menjadi tumbuhan invasif sehingga perlu diwaspadi

meskipun ada pula beberapa jenis tumbuhan lain seperti tanaman buah dan

tanaman sayuran yang bersifat invasif.

Tumbuhan yang dalam satu genus memiliki spesies lain yang bersifat

gulmdtumbuhan invasif juga perlu dipertimbangkan karena jeni-jenis tumbuhan

seperti ini juga memiliki potensi invasif. Tabel 6 menunjukkan beberapa jenis

tumbuhan yang dimasukkan secara sengaja yang dalam satu genusnya memiliki

spesies lain yang bersifat gulmdtumbuhan invasif. Penentuan ini dilakukan

dengan penelusuran terhadap database Invasive and Exotic Species dan database

100 of the World's Worst Invasive Alien Species.

Page 39: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Tabel 6 Jenis tumbuhan yang dalam satu genus memiliki spesies lain yang tergolong gulmdtumbuhan invasif

Nama spesies dalam satu genus yang Nama umum Nama ilmiah tergolong gulmdtumbuhan invasif

Impatiens Impatiens spp.

Kangkung Ipon~oea aquatica

Euphorbia Eziphorbia sp.

Lettuce Lactuca sativa

Bunga matahari Helianthzrs annuzrs

Padi Otyza saliva

Raspbeny Rzibus sp.

Bayam Amaranthzrs bbridzis

Anyelir Dianthus caryophyllus

Kalanchoe Kalanchoe sp.

I. glandulfera Royle

I. batatas (L.) Lam., I. coccinea L., I. cordatotriloba cordatriloba Dennst., I. lacunosa L.

E. cyparissias L., E. dentata Michx, E. esula L., E. ~nyrsinites L.

L. salinga L., L. serriola L., L. tatarica pulchella (Purch) Breitung

H. petiolaris Nutt.

0. longistaminata A. Chev. & Roehr, 0. punctata Kotzchy ex Steud., 0. rujpogon Griffiths

R. ellipticzrs

A. blitoides S. Wats., A. retrojlexus L.

D. barbatzrs, D. arrneria

K. pinnata (Lam.) Pers.

Jenis-jenis tumbuhan pada Tabel 6 dapat dilakukan scoring berdasarkan

Weed Risk Assessment. Namun untuk melakukan ha1 tersebut, deskripsi

taksonomi dan nama ilmiab yang valid sangat diperlukan (FA0 2005).

Sedangkan data pemasukan yang diperoleh tidak semuanya disertai dengan nama

ilmiah yang detil sampai pada tingkat spesies sehingga menyulitkan scoring,

misalnya Aglonenza sp., Anfhzlrizrnz sp., Cattleya sp., Vanda sp., Dendrobizrm sp.,

dan lain-lain. Beberapa jenis tumbuhan yang dapat dilakukan scoring adalah

seperti pada Tabel 7.

Tabel 7 tersebut menunjukkan bahwa beberapa spesies tumbuhan yang

memiliki potensi invasif ditinjau dari karakteristik biologi dan ekologinya, yaitu

habitat, keberadaan spesies lain dalam satu genus yang bersifat gulma, kemudahan

propagul disebarkan, pembentukan duri, sifat parasitik, sifat tidak enak dan

beracun bagi binatang yang merumput, peranan sebagai inang bagi hama dan

Page 40: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

penyakit, kemampuan menyebabkan alergi dan beracun terhadap manusia, cara

tumbuh, cara memperbanyak diri (propagasi dengan biji atau secara vegetatif),

dan daya tahan terhadap pemotongan, pencangkulan, atau pembakaran.

Hasil scoring menunjukkan bahwa beberapa jenis tumbuhan memiliki nilai

skor yang melebihi angka 6. Potensi invasif ditentukan dengan jumlah skor yang

melebihi 6. Menurut FA0 (2005), angka 6 merupakan skor kritis dimana

tumbuhan yang memilih skor lebih dari enam hams diwaspadai pemasukannya.

Namun tumbuhan yang memiliki skor di atas 6 tersebut rata-rata merupakan

tanaman yang dibudidayakan, bahkan memiliki ekonomi tinggi dan bermanfaat

bagi manusia. Di Indonesia, kangkung dan bayam diketahui merupakan tanaman

sayuran yang dikonsumsi banyak masyarakat Indonesia. Sedangkan padi

merupakan tanaman pangan yang merupakan sumber bahan makanan pokok bagi

manusia. Seledri diketahui sebagai tanaman sayuran yang digunakan sebagai

pelengkap makanan. Bunga matahari selain digunakan sebagai tanaman hias juga

dimanfaatkan bijinya sebagai bahan makanan. Sedangkan anyelir merupakan

tanaman hias yang menghasilkan bunga potong yang berekonomi tinggi.

Tabel 7 Hasil scoring tumbuhan yang masuk secara sengaja

Nama umum Nama ilmiah Nilai skor

Kangkung Ipomoea aquatica 9

Bayam Amaranthus hybridus 8

Anyelir Dianthus caryophyllus

Seledri Apium graveolens

Bunga matahari Helianthus annuus

Padi Oryza sativa

Strawberry Fragaria x ananasa 8

Lettuce Lactuca sativa 7

Kol Brassica oleracea 7

Kubis Brassica oleracea var. capitata 7

Page 41: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Tabel 8 Gulma yang ditemukan mengkontaminasi komoditas yang dimasukkan melalui Pelabuhan Tanjung Priok selama 2006-2007 dan masuk dalam database Invasive and Exotic Weeds

Jenis gulma

Amaranthus retrofixus

Anlbrossia arten~isiifolia Ambrossia triJida Avena fatua Avena sterilis Bronius sterilis Bronlus tectorurn Capsella bzrrsapastoris Chenopodium album Coniurn maculatum Convolvult~s arvensis Crepis capilaris Dianthus armeria Echonichloa crusgalli Echizmi vulgare Ipomoea lacunose Lactuca searicola Lolitrrn perenne Medicago sp. Panicun~ miliaceum Paspalztrrz notatum Polygonuir~ convolvulus Polygonurn persicaria Portulaca oleraceae Run1e.x acetocella Rumex crispzts Setaria verticillata Setaria viridis Silene noctiflora Sonchus asper Shorgurn halepense Thlaspi arvense Trofolium pretense Verbascum thapsus

Komoditas yang terkontaminasi

Benih ketumbar, beras, biji gandum, tepung kedelai

Biji gandum Kedelai, biji gandum

Biji gandum Benih ketumbar, biji gandum

Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum

Benih ketumbar, beras ketan, biji gandum Bij i gandum Biji gandum

Biji gandum, beras ketan, beras Biji gandum

Beras ketan, kedelai Biji gandum

Benih ketumbar, beras, biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum

Benih ketumbar, kedelai, biji gandum Biji gandum Biji gandum

Biji gandum, Rumex crispus Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum

Kedelai Benih gandum

Kedelai Biji gandum

Page 42: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Tumbuhan yang dimasukkan untuk dibudidayakan dan dipanen hasilnya

akan relatif kecil risiko invasifnya, karena mereka dimasukkan dan kemudian

ditanam pada lahan tertentu (lahan buatan) untuk dimanfaatkan hasilnya sehingga

tidak tumbuh di tempat yang liar yang dapat mengganggu ekosistem alami. Weber

(2005) mengungkapkan bahwa agroekosistem merupakan lahan buatan,

ekosistemnya sederhana dengan habitat yang rendah jumlah spesiesnya,

lingkungan homogen, dan gangguan lingkungan yang dapat diprediksi.

Sebaliknya, habitat alami kebanyakan memiliki jumlah spesies yang banyak,

lingkungan heterogen dan seringkali tidak dapat diprediksi.

Beberapa gulma yang mengkontaminasi komoditas yang dimasukkan

melalui Pelabuhan Tanjung Priok diketahui merupakan jenis gulma invasif

menurut database Invasive and Exotic Weeds dan 100 of the World's Worst

Invasive Alien Species (Tabel 8).

Berdasarkan Tabel 8 tersebut tampak bahwa sebanyak 34 jenis gulma yang

ada dalam database Invasive and Exotic Weeds dan 100 of the World's Worst

Invasive Alien Species ditemukan mengkontaminasi komoditas yang dimasukkan

secara sengaja. Frekuensi temuan paling banyak pada tahun 2006 yaitu Loliu~n

perenne, sedangkan pada tahun 2007, frekuensi temuan paling tinggi pada

Atnaranthus retrojlexus.

Dengan ditemukannya beberapa jenis tumbuhan gulma yang termasuk

dalam database IAS dunia tersebut maka kegiatan pemeriksaan untuk mendeteksi

adanya gulma tersebut perlu ditingkatkan.

Potensi pemasukan spesies invasif dan hubungannya dengan peraturan perundang-nndangan di Indonesia

Setiap arthropoda yang tergolong agens hayati dan tumbuhan yang

tergolong media pembawa OPT yang dimasukkan ke wilayah Indonesia

dikenakan tindakan karantina tumbuhan. Untuk arthropoda agens hayati,

pemasukannya harus disertai dengan ijin pemasukan dari Menteri Pertanian. Jenis

tumbuhan yang dimasukkan dalam bentuk benih juga harus mendapatkan ijin

pemasukan yang diterbitkan oleh Menteri Pertanian berupa Surat Ijin Pemasukan

(SIP). Dalam menerbitkan surat ijin tersebut, Menteri Pertanian mendapatkan

Page 43: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

rekomendasi dari hasil kajian Analisis Risiko Organisme Pengganggu Tumbuhan

dari eselon I terkait, salah satunya Badan Karantina Pertanian.

Analisis risiko yang dilakukan terhadap tumbuhan yang akan dimasukkan

tidak cukup hanya berdasarkan pada risiko introduksi OPTK, karena tumbuhan

yang dimasukkan juga memiliki risiko menjadi invasif. Untuk meningkatkan

kewaspadaan terhadap risiko masuknya spesies asing invasif ke wilayah

Indonesia, kajian terhadap potensi invasif organisme yang masuk perlu dilakukan.

Peraturan perundang-undangan karantina tumbuhan saat ini terbatas pada

pencegahan introduksi OPTK. Peraturan perundang-undangan untuk mencegah

introduksi spesies asing invasif sebenarnya telah ada, yaitu Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Convention on

Biological Diversity (Konvensi PBB Mengenai Keanekaragaman Hayati).

Metode scoring dalam menentukan potensi invasif sesuai dengan

Procedures of Weed Risk Assessnient (FA0 2005) mungkin belum cukup untuk

melakukan kajian terhadap potensi invasif. Hasil scoring pada penelitian ini

menunjukkan banyak tumbuhan yang dibudidayakan di Indonesia menghasilkan

skor hitis, artinya metode ini mungkin kurang sesuai dengan kondisi di

Indonesia. Metode scoring dengan memperhatikan faktor-faktor risiko yang

sesuai dengan kondisi Indonesia sendiri perlu ditetapkan.

Ditinjau dari risiko OPTK, di antara jenis tumbuhan gulma yang ditemukan,

terdapat satu jenis gulma yang termasuk dalam daftar OPTK Kategori A1

berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Kpts/HK.060/1/2006 tentang

Jenis-jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan I Kategori A1

dan A2, Golongan I1 Kategori A1 dan A2, Tanaman Inang, Media Pembawa dan

Daerah Sebarnya. Jenis gulma tersebut adalah Bromus tectoruln L. (famili

Poaceae). B. tectonmz merupakan gulma dari Famili Poaceae yang berasal dari

Mediteranian. Selain sifat kegulmaannya, spesies ini juga diketahui dapat

menyebarkan organisme pengganggu tumbuhan yaitu Melanoplus bivittatzis,

Pseudo~nonas syringae pv. atropurpzirea, dan Puccinia coronata. Gulma ini

diketahui mengkontaminasi biji gandum yang dimasukkan melalui Pelabuhan

Tanjung Priok pada tahun 2006 dan 2007.

Page 44: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Selain B. teetorurn, salah satu jenis gulma yang perlu diwaspadai

pemasukannya adalah Amsinckia sp. yang juga ditemukan beberapa kali

mengkontaminasi biji gandum yang dimasukkan melalui Pelabuhan Tanjung

Priok. Amsinckia sp. perlu diwaspadai karena salah satu spesies dalam genus

Amsinckia ini, yaitu A~nsinckia calypa (Mots.) Chater. (famili Boraginaceae)

yang berasal dari Amerika dikategorikan sebagai OPTK Kategori A1 berdasarkan

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 3812006.

Kewaspadaan yang perlu dilakukan oleh petugas karantina tumbuhan adalah

dengan meningkatkan ketelitian identifikasi gulma yang mengkontaminasi.

Identifikasi Amsinckia ini sebaiknya dilakukan tidak hanya sampai tingkat genus

namun juga sampai tingkat spesies.

Page 45: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Arthopoda dan tumbuhan yang dimasuMcan secara sengaja di Bandara

Soekamo-Hatta memiliki keragaman jenis yang lebih tinggi dibandingkan

Pelabuhan Tanjung Priok. Ditinjau dari jenisnya, arthropoda yang dimasukkan

berupa agens hayati sedangkan tumbuhan yang dimasukkan meliputi tanaman

hias, tanaman sayuran, tanaman buah, tanaman pangan, dan tanaman perkebunan.

Sebagian besar tumbuhan yang dimasukkan tersebut berupa tanaman hias.

Beberapa jenis tumbuhan budidaya diketahui berpotensi invasif berdasarkan

karakteristiknya, yaitu kangkung, bayam, seledri, anyelir, bunga matahari, padi,

strawberry, kol, kubis. Namun karena tumbuh-tumhuhan tersebut merupakan

tanaman yang dibudadayakan dan diambil manfaatnya di Indonesia, maka kecil

kemungkinan untuk menjadi invasif di lingkungan.

Arthropoda yang masuk secara tidak sengaja melalui Bandara Soekamo-

Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok tidak berpotensi invasif. Sebagian besar

arthropoda yang masuk secara tidak sengaja tersebut merupakan serangga gudang

yang sudah ada di Indonesia. Beberapa jenis lainnya baru diidentifikasi sampai

tingkat genus, misalnya Blatiisocius sp. dan Cheylestus sp. namun spesies ini

cenderung tidak merugikan.

pemeriksaan yang lebih intensif sebaiknya dilakukan. Tumbuhan yang

masuk secara tidak sengaja melalui Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan

Tanjung Priok diantaranya merupakan jenis-jenis yang termasuk dalam database

Invasive and Exotic Weeds dan I00 of the World's Worst Invasive Alien Species,

yaitu Arr~aranth~is retrojlexus, Anzbrossia arterr~isiifolia, A. trifda, Avena fatua,

Avena sterilis, Bronzus sterilis, B. tectorum, Capsella bzirsapastoris,

Chenopodiurn albuin, Conium maczrlaturrz, Convolvzilzis arvensis, Crepis capilaris,

Dianthtls anneria, Echinochloa crusgalli, Echium vtrlgare, Iporr~oea lacunosa,

Lactzrca searicola, Loliurrz perenne, Medicago sp., Panicurn rniliacezrrr~, Paspalurrz

notat~~n~, Polygonurn convolvulzrs, Polygonum persicaria, Portulaca oleraceae,

Rurnex acetocella, Rzrmex crispus, Setaria verticillata, Setaria viridis, Silene

noctijlora, Sonchzis asper, Shorpn halepense, Thlaspi awense, Trofoliun~

Page 46: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

pratense, dan Verbascunz thapsus. Salah satu dari gulma tersebut yaitu B.

tectorzrm termasuk dalam daftar OPTK Kategori A l .

Saran

Kewaspadaan terhadap arthropoda dan tumbuhan yang masuk sangat perlu

dilakukan. Identifikasi terhadap arthropoda dan tumbuhan yang masuk baik secara

sengaja maupun tidak sengaja sebaiknya dilakukan dengan lengkap dan detil

sampai pada tingkat spesies.

Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk melihat kemampuan organisme

yang masuk tersebpt menjadi invasif dengan tidak hanya mempertimbangkan

karakteristik organisme namun juga faktor lingkungan dan ekonomi. Selain itu,

penentuan potensi invasif dapat dilakukan dengan metode lain yang kemungkinan

akan memberikan hasil yang berbeda.

Page 47: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

DAFTAR PUSTAKA

[BBKT Tanjung Priok] Balai Besar Karantina Tumbuhan Tanjung Priok. 2006. Laporan Tahunan 2006. Jakarta: BKT Kelas I Soekarno-Hatta.

[BBKT Tanjung Priok] Balai Besar Karantina Tumbuhan Tanjung Priok. 2007. Laporan Tahunan 2007. Jakarta: BKT Kelas I Soekarno-Hatta.

Bennet SM. 2003. Flour Beetles (Triboliuin spp.). htt~://www.the- piedpiper.co.uklth7a.htm [28 Desember 20071.

[BKT Kelas I Soekarno-Hatta] Balai Karantina Tumbuhan Kelas I Soekarno- Hatta. 2006. Laporan Tahunan 2006. Jakarta: BKT Kelas I Soekarno-Hatta.

[BKT Kelas I Soekarno-Hatta] Balai Karantina Tumbuhan Kelas I Soekarno- Hatta. 2006. Laporan Tahunan 2007. Jakarta: BKT Kelas I Soekarno-Hatta.

Cock M. 2001. Problems caused by water hyacinth as an invasive alien species. Di dalam: Wittenberg R, Cock MJW, editor. Invasive Alien Species: A Toolkit of Best Prevention and Management Practices. Wallingford: CAB International. Hlm 171.

[CBD] Convention on Biological Diversity. 2005. Handbook of the Convention on Biological Diversity. Canada: CBD

[CBD] Convention on Biological Diversity. 2007. What are Invasive Alien Species? Convention on Biological Diversity. htt~://www.cbd.int~invasive/WhatareLAS.sl [3 1 Desember 20081

[DEWHA] Department of the Environment, Water, Heritage and the Arts. 2008. Invasive Species. Australian Government. h t t ~ : / / w w w . e n v i r o n m e n t . ~ v . a u / b i o d i v e r s i ~ l [28 April 20081

Ebbels DL. 2003. Principles of Plant Health and Quarantine. Wallingford: CAB1 Publishing.

[FAO] Food and Agriculture Organization of the United Nations. 2005. Procedures for weed risk assessment. Rorna: FAO.

[FAO] Food and Agriculture Organization of the United Nations. 2009. A field guide to the types of insects and mites infesting cured fish. FAO. httu://www.fao.ore/docre~/OO3/TO146E/TO146E03.htm [I1 Febmari 20091

Frank H. 2002. Pathways of Arrival. Di dalam: Hallman Gharles PS, editor. Invasive Arthropods in Agriculture, Problelns and Solutions. Enfiled: Science Publisher. hlm 119-137.

Page 48: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

[GISP] The Global Invasive Species Programme. 2003. Invasive alien species - a growing global threat. The Global Invasive Species Programme. http://www.~isp.orrr/ecolopy/threat.asp [2 April 20081

[GISP] The Global Invasive Species Programme. 2003. Ecology and manaEement of Invasive Alien Soecies. the threat of biolozical invasion. The - - Global Invasive Species Programme. http://www.aisp.orrr/ecolom/threat.asp [2 April 20081

Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Laan P.A. van der, pene rjemah. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve; 1981. Te rjemahan dari: De Plagen van de Cultzlurgewassen in Indonesie.

Lopian R. 2005. The International Plant Protection Convention and Invasive Alien Species. Di dalam: Hedley B., editor. Identrfcafion of Risks and Management of Invasive Alien Species Using the IPPC Franle~vork. Proceeding of a workshop in Braunchweig, Germany. Rome: FA0 http://www.fao.orrr/docrep/008/y5968e/y5968e05.htm [I0 April 20081

WISIC] National Invasive Species Information Center. 2006. Invasive Plants and Agriculture. University of Arizona Office of Arid Lands Studies. htt~://alic.arid.arizona.edu/invasive/sub3/2.shtm [ I 8 September 20081

Rees, D. P. 1996. Coleoptera. Di dalam: Subramanyam B., Hagstrum DW., editor. Integrated Management of Insects in Stored Prodz~cts. New York: Marcel Dekker. Inc. hlm 1-39

[RI] Presiden Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Jakarta: RI.

[RI] Presiden Republik Indonesia. 2002. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 tentang Karantina Tumbuhan. Jakarta: RI.

[TAES] Texas Agrilife Extension Services. 2008. Aquaplant. Water Hyacinth. http://aquaplant.tamu.edu/databaselfloatin plants/water hyacinth.htm [29 Oktober 20081

Thacker, J. R. M. 2002. An introduction to arthropods pest control. Cambridge: Cambridge University Press.

Tjitrosoedirdjo SS. 2005. Inventory of the invasive alien plant species in Indonesia. Bogor: BIOTROPIA. No.25,60-73.

Tjitrosoedirdjo SS. 2007. Notes on the profile of Indonesian invasive alien plant species. Bogor: BIOTROPIA. No.l,62-68.

Page 49: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Triwahyono Y. 2006. Pembangunan Karantina Pertanian di Indonesia. Jakarta: Badan Karantina Pertanian.

[USDA] United States Department of Agriculture. 2008. National Invasive Species Information Center. Aquatic Species. h~:Nwww.invasivespeciesinfo.eov/aquatics/waterhyacinth.sh~l Oktober 20081

[29

Weber E, 2003. Invasive Plant Species of the World, A Reference Guide to Environmental Weeds. Zurich: CAB1 Pusblishing.

Wittenberg R, Cock MJW, editor. 2001. Invasive Alien Species: A Toolkir of Best Prevention and Management Practices. Wallingford: CAB International.

Womer SP. 2002. Predicting the invasive potential of exotic insects. Di dalam: Hallman Gharles PS, editor. Invasive Arthropods in Agriculture, Problems and Solutions. Enfiled: Science Publisher. hlm 119-137.

Page 50: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,
Page 51: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Lampiran 2 Tumbuhan yang masuk secara sengaja ke wilayah Indonesia melalui Bandara Soekamo-Hatta pada tahun 2006*)

Jenis komoditas Volume Tanaman hias Adenium Aglonema sp. Anthurium Bibit Anggrek Bulan Bibit Anggrek Cattleya, Cymbidium, Dendrodium Bibit Anggrek Dendrodium Bibit Anggrek Paphiopedium Bibit Anggrek Phalaenopsis

Bibit Anggrek Vanda Bibit Anyelir Bihit Calla lily Bibit Chinese Parasol Tree Bibit Cycas Bibit Euphorhia Bibit Euphorhia & Aglonema Bibit Eustoma Bibit Gerbera Bibit impatiens & Fuchsia Bibit Krisan Bibit lilium

Bibit Kamboja Bibit Philodendron Bibit Schejflera actinophylla Anggrek Tanaman hias Bibit kalanchoe Bibit Limonium Bibit Lisianthus Bibit Agapanthus Bihit Agapanthus dl1 Benih wasabi Rumput Benih rumput

Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Botol

Batang Batang

Kg Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang

Kg Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang

Kg Kg Kg

Tanaman sayuran Benih Brussel sprouts 698 Kg Benih buncis 1050 Kg Benih bunga kol 40 Kg Benih cabai 0,78 Kg Benih cabai paprika 200 Kg Benih paprika & tomat 1,09 Kg Benih chicory 22 Kg Bibit Ketimun 100 Kg Benih kubis 1043,7 Kg Benih labu 347,90 Kg Benih tomat 1565 Kg

Page 52: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Lampiran 2 (lanjutan)

Jenis komoditas Volume Satuan

Tanaman buah Benih semangka Bihit Raspberry Bibit Strawberry

Tanaman perkebunan Bibit Jati Putih Benih tembakau

Tanaman Pangan Bibit jagung Benih padi

1320 Kg 24000 Batang

152285 Batang 1597,5 Kg

6 Botol 19,12 Kg

*) Diolah dari Barantan (2006)

Page 53: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Lampiran 3 Tumbuhan yang masuk ke wilayah Indonesia yang dikategorikan sebagai media pembawa OPTK melalui Bandara Soekarno-Hatta tahun 2007*)

Jenis komoditas Volume Satuan Tanaman hias Adenium 1360 Batang

1300 Kg Aglonerna sp. 710 Batang Anthurium 6587 Batang

37000 Batang Bibit Anggrek Bulan 37800 Batang

200 Kemasan

Bibit Anggrek Dendrodium Bibit Anggrek Dendrobium, Mokara Bibit Anggrek Dendrobium & Vanda Bibit Anggrek Dendrobium & Cattleya Bibit Anggrek Phalaenopsis Bibit Anggrek Vanda, Oncidium, Cattleya, dll. Bibit Anggrek Oncidium & Cattleya Bibit Euphorbia Bibit Adenium & Euphorbia Bibit Encephalartos Bibit Krisan Bibit lilium

Bibit Philodendron Bibit Philodendron & Cardulovica Bibit Anthurium & Philodendron & Ornamental Plants Bibit Aglonema & Anthurium Bibit Adenium, Aglonema, & Anthurium Bibit Anthurium & Adenium Bibit Anthurium & Philodendron Bibit Anthurium, jambu bdi, rambutan, mangga Bibit Anthurium, Sanseveria Bibit Lisianthus Benih wasabi Bibit Begonia & Impatiens Benih rumput

Tanaman sayuran Benih tomat

Tanaman buah Benih semangka Bibit Strawberry Benih melon, tomat, dll.

Kg Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang

Kg Batang Batang Batang

Kg Batang Batang

Kg Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang

Kg Batang

Kg

400 Kg 63800 Batang

2 Kg

Page 54: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Lampiran 3 (lanjutan)

Jenis komoditas Volume Satuan

Tanaman perkebunan Bibit kelapa sawit Bibit Jati

Bibit Jati Putih

Tanaman Pangan Bibit jagung

4559 Kg 86 Kg

7056 Batang 1176 Kemasan 3528 Batang 1176 Kemasan

*) Diolah dari Barantan (2006 & 2007)

Page 55: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Lampiran 4 Tumbuhan yang masuk secara sengaja ke wilayah Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2006*)

Jenis komoditas Volume Satuan Tanaman hias Adenium

Benih bunga matahari Bibit anggrek Bibit cemara Bibit lilium

Bibit palem Bibit palem phoenix Bibit palem raphis Bibit Tanaman hias Benih rumput Benih mucuna Benih tanaman penutup Bibit walisongo

Tanaman sayuran Benih bayam Benih cabai Benih cabai paprika Benih kangkung Bibit kentang Benih ketimun & kangkung Benih kubis & cabai Benih lettuce Benih lobak Brassica Benih sayuran (campuran)

Tanaman buah Benih semangka Bibit kelengkeng Bibitjeruk Pohon jeruk

Tanaman perkehunan Benih ketumbar

Tanaman pangan Bibitjagung Benih padi Bibit kedelai

Batang Kg Kg Kg M3 Kg

Batang Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg

Batang

*) Diolah dari BBKT Tanjung Priok (2006)

Page 56: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Lampiran 5 Tumbuhan yang masuk secara sengaja ke wilayah Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2007*)

Jenis komoditas Volume Satuan Tanaman hiss Adenium 67220 Batang

2603 Kg Anthurium 2103 Batang Araucaria 500 Batang Benih bunga matahari 7843446 Kg Bibit anggrek 5590 Kg Palem 149 Batang Anggrek 73850 Batang Norfox 200000 Batang Bibit Tanaman hias 243283 Kg Tanaman hias 4700 Batang Benih tanaman penutup 91000 Kg Mucuna bractea 1300 Kg Mzrcuno indica 150 Kg Bibit Philodendron 3600 Batang Plumeria 1000 Batang Pochipodium 300 Batang Przrreria javanica 157700 Kg Raphis exelsa 12000 Batang Zamia culkas 4500 Batang

Tanaman sayuran Benih bayam Benih bawang merah Benih cabai Benih kangkung Bibit kentang Benih labu Benih longbean Benih seledri Benih sayuran (campuran)

Tanaman buah Kumquat

Tanaman perkebunan Benih sesame Benih jathropa

Tansman pangan Bibit jagung Benih padi

27460 Batang

*) Diolah dari BBKT Tanjung Priok (2007)

Page 57: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Lampiran 6 Tumbuhan yang ditemukan mengkontaminasi komoditas yang dimasukkan melalui Bandara Soekarno-Hatta selama 2006 dan 2007*)

Komoditas yang Frekuensi total Jenis tumbuhan terkontaminasi 2006 2007

Polygonzrrn convolvulus Gandum biji 1 0 Setaria sp. Gandum biji 1 0 Setaria viridis Gandum biji 1 0 filapsi arvense Gandum biji 1 0

*) Sumber: BKT Soekarno-Hatta (2006 & 2007)

Page 58: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Lampiran 7 Tumbuhan yang masuk ke Indonesia melalui hasil intersepsi pada media pembawa OPTIOPTK yang diimpor di Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2006 dan 2007*)

Jenis tumbuhan

Aeschyno~nene virginica Ageratum conizoides Atnaranthus retrojlexus

Anzaranthus spinosus

Anibrossia aptera Atnbrossia arte~nisiifolia Ambrossia triJida A~nsinckia sp. Anthemis cotzrla Atriplex pattila Atripla spp. Avena fatua Avena sativa

Avena sterilis Boreria alba Brachiaria decumbens Brassica campestris Brassica nigra Brassica sp. Bromzrs mollis Bromtrs srerilis Bromus tectorum Camelia sativa Cantazrrea depressa Capsella bursapastoris Carex longibrachiata Cassia occidentalis Celosia argentea Centaurea militensis Ce~ztaurea depressa Centrosoma pubescens Chenopodizinr aZbut,r Chro~~~olaena odorata Cleome spinosa Cotn~nelina crispa Conitrnz tnaculatu~~ Convolvzrlus arvensis

Convolmulus sepiunt Crepis capilaris

Komoditas yang terkontaminasi Benih gandum Benih gandum

Benih ketumbar, beras, biji gandum, tepung kedelai

Beras, biji gandum, benih ketumbar

Biji gandum Biji gandum

Kedelai, biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum

Benih ketumbar, beras, biji gandum

Benih ketumbar, biji gandum Biji gandum, beras ketan

Biji gandum Benih ketumbar, biji gandum

Biji gandum Biji gandum

Benih ketumbar, biji gandum Bij i gandum Biji gandum Biji gandum Bij i gandum Bij i gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum

Wijen Wijen

Biji gandum Benih ketumbar, beras ketan,

biji gandum Biji gandum Biji gandum

Frekuensi total 2006 2007

0 1

Page 59: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Lampiran 7 (lanjutan)

Jenis tumbuhan

Crotalaria striata

Cuscuta ephythynzurr~ Dianthus arineria Echinochloa colona

Echonichloa crusgalli

Echium vulgare Ernex spinosa Eragrostis capillaris Eupatorium pei$oliata Eucalypttrs pellita Fagopyrzrm escalenttrm Festuca sp. Galasia regularis Galium boreale Galiun~ lafifolium Galium trij?da Grindelia sqtraniosa Hackelochloa granularis Helianthus annuus Helianthus ciliaris Hordem murinuin Hypochaeris radicrrlata Hyptis capitata Ipomoea hederecea Ipornoea laczrnosa Iponzoea hiloba Ipomoea sp. Kochia scoparia Lactuca searicola Linuni ~rsitassii~itrm Lithospernurn awense Lolium perenne

Malva parvijlora Medicago sp. Mentha palegium Panicrtnz capillare Panicuiri fascicztlatuin Paniczrm miliacetrm Paniczrm texanurn

Kontaminasi pada

Beras ketan, beras, tepung kedelai

Biji gandum Biji gandum

Beras, beras ketan, biji gandum

Biji gandum, beras ketan, beras

Biji gandum Biji gandum B ij i gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum

Benih ketumbar, biji gandum Biji gandum Bij i gandum Biji gandum Bij i gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum

Beras ketan, kedelai Beras

Bij i gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum

Benih ketumbar, beras, biji gandum

Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum

Frekuensi total 2006 2007

10 24

Page 60: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Lampiran 7 (lanjutan)

Jenis tumbuhau

Panicunt sp. Papaper rhoeas Paspalum dilataluin Paspalum leave Paspalztm notatum Paspaluttz sp. Phalaris minor Polygonum aviculare Polygonum convolvuIus

Polygonurn lapathifoliuttz Polygonztm pensylvanicum Polygonztriz sp. Polygonlrm persicaria Portulaca oleraceae Reseda lutea Rurnex acetocella Runzex crispus Rurnex obtisifolius Salvia lanceafolia Scirpus smithii Scirpzls sp. Sesbania nzacrocarpha Setaria lutescens Setaria verticillata Setaria viridis Sida spinosa Silene gallica Silene noctgora Silene sp. Sisyn~briunz oflcinale Sonchus asper Shorgunz halepense Shorgum vztlgare Stellaria tnedia Thlaspi arvense Toritis nodosa Tribulzis terratis Trifolium arvense Trofolium pratense

Kontaminasi pada Frekuensi total 2006 2007

Biji gandum 4 Biji gandum 0 Biji gandum 0

Beras, beras ketan, 0 Bij i gandum 0 Biji gandum 1 Bij i gandum 3 Biji gandum 5

Benih ketumbar, kedelai, biji 21 gandum

Bij i gandum 1 Biji gandum 0

Biji gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum

Biji gandum, Rzrrizex crispus Biji gandum Bij i gandum Biji gandum Biji gandum Biji gandum Beras ketan Biji gandum Biji gandum Biji gandum

kedelai Bij i gandum Biji gandum Biji gandum Bij i gandum Biji gandum

Kedelai Biji gandum Biji gandum

Benih gandum Biji gand~tm Biii gandum

~ e n i k ~ a n d u m Kedelai

Page 61: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Lampiran 7 (lanjutan)

Frekuensi total Jenis tumbuhan Kontaminasi pada 2006 2007

Trifoliutn striaturn Bij i gandum 0 4 Verbascuni thapsus Biji gandum 0 2 Vicia letrasperrnu Biji gandum 2 1 Vicia sp. Biji gandum 0 1 Viola spp. Biji gandum 0 1

9 Diolah dari BBKT Tanjung Priok (2006; 2007)

Page 62: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Lampiran 8 Matriks perbandingan karakteristik serangga invasif menurut Warner (2002) dan sifat-sifat biologi ekologi arthropoda

Sifat serangga Karakteristik serangga invasif

ilhasverlrs Carpophihls Cryptolesles ivecrobia Oty:aephil~ts Silophil~~s T,ibo[i~ni~ Typhaea adveno hetnipterrrs ferrrrginelrs rllfipe.9 ssrrinan~ensis ory:ae casfanemn sfercorea

Melniliki asosiasi yg dekat dengan rnanusia

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

Tersebar luas dalam kisaran Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak habitat alaminya diketallui diketahui diketahui diketahui diketahui diketahui diketahui diketahui

Me~niliki kelimpahan yg tinggi di Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak habitat alaminya diketallui diketahui diketahui diketahui diketahui diketahui diketahui diketahui

Melniliki kemampuan tinggi untuk meningkatkan populasinya

Tidak Y a Y a Tidak Tidak Y a Tidak Tidak

Bertahan pada berbagai kondisi Tidak Tidak Tidak Tidak Y a Tidak Y a Tidak

Kemampuan menyebar yg tinggi Tidak Tidak Tidak Y a Tidak Tidak Y a Tidak

Secara cepat dapat menyesuaikan Tidak siklus hidupnya di lingkungan Tidak Tidak Tidak Tidak Y a Tidak Tidak baru

Bereproduksi secara uniparental Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

Memiliki keragaman genetik yg tinggi Y a Y a Y a Y a Y a Y a Y a Y a

Page 63: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

Lampiran 9 Contoh scoring untuk ipo~noea aquaiica

Faktor yang Skor*) Skor Diperthbangkan

Ket Ref

Mempakan tumbuhan air? 3 3 Habitat: akuatik Pasific Island Ecosystems at Risk (PIER)

Ada spesies lain dalam 2 2 I. aqualica dilaporkan GISP; satu genus yang bersifat invasif dan termasuk invasive.org gulma? dalan daftar Invasive & -

Exotic Weed Propagul mudah 2 2

A - disebarkan secara sengaja maupun tidak sengaja oleh aktivitas manusia? Membentuk duri? 1 0 Bersifat parasitik? 1 Unpalatable atau bersifat 1 0 r a c h terhadap binatang yang merumput? Menjadi inang bagi hama 1 0 dan penyakit? Menvebabkan alergi atau 1 0 < - bersifat racun terhadap manusia? Tumbuh memanjat atau 1 0 Tumbuh merambat PIER 2007 melilit? Memproduksi biji yang 1 1 Membentuk 1-4 biji PIER 2007 dapat tumbuh? benvarna keabuan

Benih dapat secara Hanvood & langsung ditumbuhkan Sytsma 2003.

di tanah (Palada & Crossman 1999).

Biji dapat bertahan lebih 1 0 dari 1 tahun? Reproduksi melalui 1 1 Dapat berakar melalui PIER 2007 propagasi vegetatif? mas-mas tanaman dan

bagian-bagian tananan.

Reproduksi melalui (Patnaik fiagmentasi vegetatif. 1976; Edie

and Ho 1969; Schartz and

Schmitz 1990)

Cabang dengan akar (Patnaik pada setiap mas tumbuh 1976) menjadi tanaman baru

ketika terpisah dan terbawa air, binatang,

Page 64: Inventarisasi dan kajian potensi invasif Arthropoda dan ... · ditemukan dalam bentuk biji yang mengkontarninasi sebagian besar biji lain, seperti biji gandum, kedelai, ketumbar,

dan manusia, dan dapat dengan mudah muncul

di tempat yang baru

Tahan terhadap 1 0 pemotongan, pencangkulan, atau kebakaran?

0