Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IDENTIFIKASI JENIS IKAN ENDEMIK DAN INVASIF DI
DESA SUNGAI RAMBUT KECAMATAN BERBAK
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
SKRIPSI
PITRI MULYANTI
NIM: TB.161077
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
IDENTIFIKASI JENIS IKAN ENDEMIK DAN INVASIF DI
DESA SUNGAI RAMBUT KECAMATAN BERBAK
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S-1) Dalam Ilmu Pendidikan
PITRI MULYANTI
NIM: TB.161077
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Jambi-Ma. Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen
Kode Formulir Berlaku
Tanggal
No
Revisi
Tanggal
Revisi
Halaman
In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 1
Hal : Persetujuan Skripsi/NotaDinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Di -
Tempat
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Setelah melalui proses bimbingan dan perbaikan sepenuhnya maka kami selaku
pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari :
Nama : Pitri Mulyanti
NIM :TB.161077
Prodi :TadrisBiologi
Judul :Identifikasi Jenis Ikan Endemik Dan Invasif Di Desa Sungai
Rambut Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Telah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Tadris Biologi
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu.
Dengan ini kami harapkan agar skripsi/tugas akhir Saudari tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jambi, 20 November 2020
Mengetahui,
Pembimbing I
Try Susanti, S.Si.,M.Si
NIP. 197603032005012005
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Jambi-Ma. Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen
Kode Formulir Berlaku
Tanggal
No
Revisi
Tanggal
Revisi
Halaman
In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 1
Hal : Persetujuan Skripsi/NotaDinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Di -
Tempat
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Setelah melalui proses bimbingan dan perbaikan sepenuhnya maka kami selaku
pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari :
Nama : Pitri Mulyanti
NIM : TB.161077
Prodi : TadrisBiologi
Judul : Identifikasi Jenis Ikan Endemik Dan Invasif Di Desa Sungai
Rambut Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Telah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Tadris Biologi
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu.
Dengan ini kami harapkan agar skripsi/tugas akhir Saudari tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jambi, 12 November 2020
Mengetahui,
Pembimbing II
Suraida, M.Si
NIP. 197812200922002
v
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya
merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah, dan etika penulisan Ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan hasil
karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
Jambi, 20 November 2020
Penulis,
Pitri Mulyanti
NIM:TB161077
vi
PERSEMBAHAN
Untaian rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan
oleh Allah SWT, dan Shalawat teriring salam tercurahkan untuk
baginda Nabi Muhammad SAW, kepadanya hamba selalu
menghaturkan do’a dan kepadanya pula hamba menteladani uswatun
hasanah yang mulia.
Izinkan saya persembahkan sebuah karya tulis ilmiah yang
berbentuk skripsi ini dengan penuh kasih sayang untuk ayahanda Umar
dan ibunda Nuriyah nenekhanda Nia serta Saudara Laki-lakiku
Marwan dan Andika S.E (ALM) serta Saudara perempuan Sarmila
dan Sartika yang tiada henti memberiku semangat, Do’a, dorongan,
kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan. Semoga
senantiasa diberikan rahmat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala , Amin.
Sahabat-sahabat perjuangan, keluarga besar Program Studi
Tadris Biologi angkatan 2016, Teman-teman Tadris Biologi D 2016
yang telah banyak memberikan warna-warni selama perkuliahan
berlangsung.
vii
MOTTO
ضِ فيِ ینَاَبِیعَ فَسَلَكَھ مَاء الس مَاءِ مِنَ أنَ زَلَ ا أنَ ترََ ألَمَ ث م الأر
رِج ع ا بھِِ ی خ تلَِف ا زَر خ فَر فَترََاه یَھِیج ث م ألَ وَان ھ م علَ ھ ث م ا م ص یَج
ا (٢١) طَام الأل باَبِ لأولِي لذَِك رَى ذلَِكَ فيِ إنِ ح
Artinya:
“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air
dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber airdi bumi kemudian
ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam
warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian
dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal” (Q.S Az-
zumar : 21) (Al-Hikmah, Al-Qur’an dan Terjemahan, 2008).
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi
Rabbi atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam penulis
persembahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,
pembawa risalah kebenaran.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat meraih gelar
sarjana strata satu (S1) dalam Progam Studi Tadris Biologi di Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Uinversitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi dengan judul skripsi Identifikasi Jenis Ikan Endemik
Dan Invasif Di Desa Sungai Rambut Kecamatan Berbak Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa
tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang turut membantu sehingga penulisan skripsi
ini terselesaikan, terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D Rektor UIN STS Jambi.
2. Ibu Dr.Rofiqoh Ferawati, SE, M.El, Bapak Dr.As’ad Isma, M.Pd. dan
Bapak Dr.Bahrul Ulum, S.Ag, MA Selaku Wakil Rektor I, II, III UIN STS
Jambi.
3. Ibu Dr.Hj Fadlilah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan
UIN STS Jambi.
4. Dr. Risnita, M.Pd.. Bapak Dr. Najmul Hayat,S.Ag M.Pd.I dan Ibu Dr.
Yusria, S. Ag, M.Ag Wakil Dekan I, II dan III pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN STS Jambi.
ix
5. Ibu Reny Safita, S.Pt., M.Pd, Ketua Program Studi Tadris Biologi dan Ibu
Dwi Gusfarenie, M.Pd, Sekretaris Program Studi Tadris Biologi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.
6. Ibu Try Susanti, S.Si.,M.Si pembimbing I yang tidak henti-hentinya
memberikan bantuan, ide, nasehat, material, bimbingan, dan saran, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Suraida, M.Si selaku Pembimbing Akademik dan pembimbing II yang
tidak henti-hentinya memberikan bantuan, ide, nasehat, material,
bimbingan, dan saran, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Alamsyah Kepala Desa Sungai Rambut Kecamatan Berbak
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
9. Bapak Umar dan Bapak Suhaimi nelayan di desa Sungai Rambut
Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang telah banyak
membantu dalam proses penelitian ini.
10. Bapak Dr. Tejo Sukmono S.Si. M.Si beserta Asistennya Puji Anisa, Fajrini
Wimarhadin, Dwita Ramadanti, Nurul Angraini Pendamping Laboratorium
Universitas Jambi.
Demikianlah atas segala bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada
penulis semoga mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT, dan kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan semua pihak yang membaca pada
umumnya.
Jambi, 20 November 2020
Penulis,
Pitri Mulyanti
TB161077
x
ABSTRAK
Nama : Pitri Mulyanti
Program Studi : Tadris Biologi
Judul : Identifikasi Jenis Ikan Endemik Dan Invasif Di Desa Sungai
Rambut Kecamatn Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Sungai merupakan salah satu ekosistem air tawar yang sangat penting bagi
kehidupan organisme. Desa Sungai Rambut terkenal oleh warga sekitar banyak
jenis ikan yaitu ikan endemik dan invasif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
jenis-jenis ikan endemik dan invasif apa saja yang ada di Di Desa Sungai Rambut
Kecamatn Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Penelitian ini merupakan
penelitian sains dan terapan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yang
menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara menjelajah keberadaan ikan
yang terdapat di lokasi penelitian. Sedangkan pengumpulan data yang digunakan
yaitu menggunakan data primer dan data sekunder. Analisis data menggunakan
teknik triangulasi dan identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium
Universitas Jambi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan Jenis-jenis ikan (pisces)
Endemik jambi ditemukan sebanyak 11 jenis ikan yang sudah diidentifikasi yaitu
Lais (Phalacronotus apogon J), Ikan Sengiring (Mystus nigriceps V), Ikan Sebarau
(Hampala ampalong W), Ikan Baung Rambai (Hemibagrus nemurus V), Ikan Hara
(Osteochilus kelabau B), Ikan Seluang (Rasbora caudimacuta Sr), Ikan Patin
(Pangasius nasutus V), Ikan Ikan Nike (Bunaka gyrinoides Mm), Ikan Kapiat
(Puntioplites waandersi B),Ikan Aro/Kelabau (Osteochilus melanopleurus B) serta
endemik umum ditemukan sebanyak 15 dan jenis-jenis ikan (pisces) Invasif dapat
ditemukan sebanyak 4 jenis ikan yang sudah di Identifikasi yaitu Ikan Buntal
(Dichotomyctere nigroviridis Mp), Ikan Tiger Fish (Datnioides polota Mr), Ikan
Tilan Api (Mastacembelus erythrotaenia B), dan Ikan Gabus (Chana striata B).
Kata Kunci : Identifikasi, Ikan Endemik dan Invasif, Sungai Rambut
xi
ABSTRACT
Name : Pitri Mulyanti
Major : Tadris Biologi
Title : Identification of Endemic and Invasive Fish Species in Sungai
Rambut Village, Berbak District, Tanjung Jabung Timur
Regency.
River is one of the freshwater ecosystems which is very important for the life of
organisms. Sungai Rambut Village is well-known by residents around its many
types of fish, namely endemic and invasive fish. This study aims to determine what
types of endemic and invasive fish are in Sungai Rambut Village, Berbak Sub-
district, Tanjung Jabung Timur Regency. This research is a scientific and applied
research using a qualitative descriptive method that uses sampling techniques by
exploring the presence of fish in the research location. While data collection used
is using primary data and secondary data. Data analysis used triangulation
techniques and sample identification conducted at the Jambi University Laboratory.
Based on the research, it was found that 11 species of fish (pisces) endemic to Jambi
were identified, namely Lais (Phalacronotus apogon J), Sengiring Fish (Mystus
nigriceps V), Sebarau Fish (Hampala ampalong W), Baung Rambai Fish
(Hemibagrus nemurus V), Nutrient Fish (Osteochilus kelabau B), Seluang Fish
(Rasbora caudimacuta Sr), Patin Fish (Pangasius nasutus V), Nike Fish (Bunaka
gyrinoides Mm), Kapiat Fish (Puntioplites waandersi B), Aro / Kelabau Fish (
Osteochilus melanopleurus B) and 15 common endemic species of fish (pisces)
Invasive can be found as many as 4 types of fish that have been identified, namely
Pufferfish (Dichotomyctere nigroviridis Mp), Tiger Fish (Datnioides polota Mr),
Tilan Api Fish (Mastacembelus erythrotaenia B), and Fish Cork (Chana striata B).
Keywords : Identification, Endemic And Invasive Fish, River Hair
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
NOTA DINAS ............................................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................. iv
PERSEMBAHAN ......................................................................................... v
MOTTO ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
ABSTRAK ......................................................................................................
ABSRACT .......................................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Batasan Masalah................................................................................. 2
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 3
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Deskripsi Teoritik............................................................................... 4
B. Hasil Penelitian Yang Relavan ........................................................ 17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 19
B. Alat dan Bahan ................................................................................. 20
C. Metode dan Desain Penelitian ......................................................... 20
D. Prosedur Penelitian........................................................................... 21
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 21
F. Teknik Identifikasi ........................................................................... 22
G. Analisis Data .................................................................................... 22
H. Jadwal Penelitian .............................................................................. 25
I. Alur Penelitian ................................................................................. 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 28
B. Pembahasan ...................................................................................... 31
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 63
B. Saran ................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 64 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Table state of arts ......................................................................... 17
Tabel .1 Rencana Jadwal Penelitian ............................................................. 25
Tabel .2 Hasil Pengumpulan Data (Eksplorasi) ........................................... 28
Tabel .3 Hasil perbedaan Endemik Dan Invasf ............................................ 29
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 2.1 Bagian-bagian tubuh ikan secara morfologi.............................. 9
Gambaar 2.2 Bentuk-bentuk tubuh ikan ...................................................... 11
Gambar 2.3 Bentuk morfologi ekor ikan ..................................................... 11
Gambar 2.4 Letak mulut ikan....................................................................... 12
Gambar 2.5 Bentuk-bentuk sisik ikan .......................................................... 13
Gambar 2.6 Letak sirip perut pada tubuh ikan ............................................ 14
Gambar 3.1 Peta Desa Sungai Rambut ........................................................ 19
Gambar 3.2 Alur Penelitian ........................................................................ 27
Gambar 4.1 Ikan Sengiring (Mystus nigriceps) ........................................... 31
Gambar 4.2 Ikan Buntal (Dichotomyctere nigroviridis) .............................. 32
Gambar 4.3 Ikan Baung Rambai (Hemibagrus nemurus) ............................ 33
Gambar 4.4 Ikan Hara (Osteochilus kelabau) ............................................. 34
Gambar 4.5 Ikan Baung Rambai (Hemibagrus nemurus) ............................ 35
Gambar 4.6 Ikan Belantau (Macrochirichthys macrochirus) ...................... 36
Gambar 4.7 Ikan Gulamah (Aspericorpina jubata) .................................... 37
Gambar 4.8 Ikan Baung Tikus (Bagroides melapterus) .............................. 38
Gambar 4.9 Ikan Patin (Pangasius nasutu) ................................................. 39
Gambar 4.10 Ikan Aro/Kelabau (Osteochilus melanopleurus) .................... 40
Gambar 4.11 Ikan Bedukang (Hexanematichthys sagor) ............................ 41
Gambar 4.12 Ikan Nike (Bunaka gyrinoides) .............................................. 42
Gambar 4.13 Ikan Patin (Pangasius nasutus) .............................................. 43
Gambar 4.14 Ikan Lais (Phalacronotus apogon) ......................................... 44
Gambar 4.15 Ikan Tilan Api (Mastacembelus erythrotaenia) ..................... 44
Gambar 4.16 Ikan Kapiat (Puntioplites waandersi) .................................... 45
Gambar 4.17 Ikan Bilis Bulu Ayam (Coilia dussumieri) ............................ 46
Gambar 4.18 Ikan Belida (Notopterus chitala) ............................................ 47
Gambar 4.19 Ikan Gabus (Chana striata) .................................................... 48
Gambar 4.20 Ikan Gulamah (Johnius heterolepis) ..................................... 49
Gambar 4.21 Ikan Sebarau (Hampala ampalong) ....................................... 50
Gambar 4.22 Ikan Seluang (Rasbora caudimacuta) .................................... 51
Gambar 4.23 Ikan Jangut (Polynemus dubius) ........................................... 52
Gambar 4.24 Ikan Serideng (Ambassis kopsii) ........................................... 53
Gambar 4.25 Ikan Gurami (Osphronemus goramy) ................................... 54
Gambar 4.26 Ikan Sepatung (Pristolepis grootii) ....................................... 55
Gambar 4.27 Ikan Tiger Fish (Datnioides polota) ....................................... 56
Gambar 4.28 Ikan Sumpit (Toxotes microlepis) .......................................... 57
Gambar 4.29 Ikan Lidah/Sebelah (Achiroides leucorhynchos) .................. 58
Gambar 4.30 Ikan Si Hitam (Labeo chrysophekadion) ............................... 59
Gambar 4.31 Ikan Patin (Pangasius nasutus) .............................................. 60
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Dokumentasi Penelitian............................................................. 66
1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri
dari 17.000 pulau yang memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang
merupakan terpanjang kedua di dunia setelah kanada (210.0000 km).
Sepanjang garis pantai tersebut terdapat wilyah pesisir yang relatif sempit
namun mepunyai sumber daya pesisir yang kaya dan sangat rentan
mengalami kerusakan juga pemanfaatannya kurang memperhatikan kaidah-
kaidah yang ada. Indonesia memiliki hutan yang menduduki urutan ke 3
terluas di dunia, mencakup salah satunya yanitu hutan hujan tropis
(Anonim, 2007)
Pesisir atau pantai merupakan wilayah pertemuan antara daratan dan
laut. Ke arah darat meliputi bagian darat yang masih dipengaruhi oleh sifat-
sifat laut seperti pasang surut, agin laut dan intrusi garam. Sedangkan ke
arah laut mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami
yang ada di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar serta daerah yang
dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan. Aliran pesisir air
laut mengalir ke arah sungai, air rawa, danau dan pulau-pulau kecil lainnya
(Notji, 2002)
Sungai merupakan jalan air alami yang mengalir menuju samudera.
Dari laut, danau mengalir sampai ke sungai yang lain. Sungai terdiri dari
beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai.
Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama.
Aliran air biasanya berbatas dengan saluran dasar dan tebing di sebelah kiri
dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai
muara sungai. Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air
dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun,
mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai
juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air, sungai juga mengalirkan
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sedimen dan polutan. Sungai merupakan salah satu ekosistem air tawar yang
sangat penting bagi kehidupan organisme. Beraneka ragam organisme hidup
di sungai, mereka menjadikan sungai sebagai habitat. Tidak hanya
organisme seperti ikan yang bergantung terhadap sungai, manusia pun juga
membutuhkan sungai (Tiara dkk, 2014) Sungai merupakan perairan terbuka
yang mengalir dan mendapat masukan dari semua buangan yang berasal dari
kegiatan manusia di daerah pemukiman, pertanian dan industri di daerah
sekitarnya. Salah satunya Sungai Batang Hari yang berada di provinsi Jambi
dan merupakan sungai terpanjang Di Pulau Sumatra. Sungai batang hari
juga mengalir di beberapa kabupaten di jambi salah satunya kabupaten
Tanjung Jabung Timur yang mengalir ke beberapa daerah yaitu Desa Sungai
Rambut dan lainnya.
Di desa sungai rambut, mayoritas penduduknya bermata pencarian
nelayan dan sebagian juga ada yang petani. Pendapaten para nelayan
tergantung dengan jumlah hasil tangkapan ikan yang di dapat semakin
banyak ikan yang di dapat semakin banyak pula penghasilannya, jika jumlah
tangkapan ikan sedikit maka penghasilan pun berkurang, dari penghasilan
tersebut masyarakat sungai rambut tertarik dengan menggunakan alat
penangkapan ikan mengunakan decis, lanet untuk memudahkan mereka
mendapatkan penghasilan yang banyak. Nelayan adalah orang yang mata
pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Dalam perstatistikan
perikanan perairan umum, nelayan adalah orang yang secara aktif
melakukan operasi penangkapan ikan di perairan umum. Orang yang
melakukan pekerjaan seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat
penangkapan ikan ke dalam perahu atau kapal motor, mengangkut ikan dari
perahu atau kapal 16 motor, tidak dikategorikan sebagai nelayan
(Departemen Kelautan Perikanan,2002).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa warga
tetua di Desa Sungai Rambut (Datuk Wahab dan Datuk Sidik), pada zaman
dahulu di Desa Sungai Rambut banyak jenis ikan, seperti ikan toman, ikan
patin sipit, ikan baung dan lain sebagainya. Banyak ditemukan jenis ikan di
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Desa Sungai Rambut sehingga masyarakat di sana banyak berburu/mencari
ikan dengan cara manual dengan menggunakan alat tangkap sawaran,
rimpa, sangga, Julu, bubuh, nyerampang/ditumbak, kempet, pancing,
empang dan lain-lain. Setelah dilakukan penangkapan ikan, hasilnya
dikelola oleh masyarakat setempat seperti dikonsumsi menjadi berbagai
macam jenis masakan maupun olahan yang lain.
Akan tetapi seiring perkembangan zaman, ikan-ikan di desa Sungai
Rambut mulai berkurang jenisnya, bahkan ada juga jenis ikan tidak lagi di
temukan. Masalah utama yang telah di identifikasi menurut hasil diskusi
mendalam oleh para nelayan dan informansi dari dinas perikana faktor
utama yaitu, meningkatnya jumlah populasi nelayan dan alat tangkap yang
digunakan sebagai alat penagkapan ikan yang bersifat
destruktif (destructive, fishing, activities) yang dilakukan oleh sebagian
nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan
ikan. Nelayan orang yang secara aktif melakukan operasi penangkapan ikan
di perairan umum. Dengan adanya penangkapan ikan secara tidak
memenuhi peraturan Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang
Perikanan. Dapat mempengarui populasi ikan, sehingga ikan tersebut dapat
berkurang tingkat populasi ikan di desa tersebut (Departemen Kelautan dan
Perikanan,2002)
Menurut (Derektorat Bina Sumber Hayati, 1993). Sehingga belum
maksimalnya suatu reservet/ suaka adalah bagian dari perairan yang harus
dilindungi, sehingga di larang melakukan kegiatan penangkapan ikan
dengan kegiatan-kegiatan yang lain dapat merusak lingkngan, dan dapat
mempengaruhi berkurangnya ikan di Desa Sungai Rambut. Hal ini mungkin
karena faktor penyebabnya, ada masyarakat yang melakukan penangkapan
ikan sangat mempengaruhi populasi ikan tersebut, seperti menggunakan alat
tangakap penyetruman, lanet, decis, dan lain-lain.
Sangat besar pengaruh terhadap ikan asli kehadiran ikan asing invasif
dapat merugikan ekosistem perairan yaitu, sebagai pesaing relung makanan
dan habitat terhadap ikan asli, bahkan sering terjadi merupakan predator
4
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
bagi ikan asli. Sehingga ikan asing invasif ini menjadi pemangsa ikan asli
dan ikan endemik, sebagai inang/pembawa berbagai penyakit yang
sebelumnya tidak terdapat dalam ekosistem perairan tersebut bisa menjadi
dampak buruk terhadap habitat ikan asli, sehingga mengalami penuruna
populasi ikan endemik tersebut. Sehingga dapat mengalami penurunan
populasi ikan asli Indonesia ini, salah satunya dipicu oleh kurang
terkontrolnya penyebaran ikan introduksi di perairan Indonesia. Belakangan
ini diketahui bahwa kehadiran beberapa ikan introduksi adalah jenis yang
tempat hidup alaminya yang bukan berasal dari Indonesia. Ikan introduksi
tersebut bersifat invasif dapat meberi dampak negativ terhadap komuitas
perairan ikan tersebut memiliki sifat sangat agresif atau dapat juga
membawa bibit-bibit penyakit tertentu sehingga berpotensi ikan invasif bagi
ikan-ikan asli Indonesia (Warga sasmita. 2005)
Oleh karena sebagian besar penduduk desa sungai rambut bermata
pencarian nelayan dan sebagian jenis ikan ada yang berkurang maka peneliti
ingin mengetahui jenis ikan apa saja yang ada di desa sungai rambut. Karna
belum ada penelitian tentang jenis ikan yang ada di desa sungai rambut
maka peneliti tertarik untuk melakukan penetitian tersebut. Selaian untuk
menambah pengetahuan peneliti juga menambah pengetahuan penduduk
sekitar agar penduduk desa sungai rambut tahu bahwa jenis ikan endemik
maupun ikan invasif itu yang ada di desa sungai rambut, ikan di desa sungai
rambut sebagain masih ada tidak terancam punah walaupun campur tangan
para nelayan mengunakan alat tangkap seperti decis, lanet dan lain
sebagainya.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang jenis ikan dengan judul penelitian “ Identifikasi Jenis
Ikan Endemik Dan Invasif Di Desa Sungai Rambut Kecamatn Berbak
Kabupaten Tanjung Jabung Timur”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, agar permasalahan tidak meluas ke
segala arah, maka diberikan beberapa batasan masalah sebagai berikut:
5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Jenis ikan (pisces) endemik di desa Sungai Rambut.
2. Jenis ikan (pisces) invasif di desa Sungai Rambut.
3. Tempat yang diteliti di desa Sungai Rambut.
C. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis ikan (pisces) endemik yang hadir di desa Sungai
Rambut?
2. Apa saja jenis-jenis ikan (pisces) invasif yang hadir di desa Sungai Rambut?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui identifikasi jenis ikan (pisces) endemik di desa
Sungai Rambut.
2. Untuk mengetahui identifikasi jenis ikan (pisces) invasif di desa
Sungai Rambut.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Untuk memberikan informasi pada masyarakat sekitar tentang
jenis ikan (pisces) endemik dan ikan (pisces) invasif di desa
Sungai Rambut Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.
b) Untuk mengetahui jenis ikan (pisces) endemik dan ikan (pisces)
invasif di desa Sungai Rambut Kecamatan Berbak Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
c) Untuk sampel ikan (pisces) yang ditemukan bisa sebagai media
bahan ajar (Biologi) pada mata kuliya materi Vertebrata.
d) Untuk peneliti bertujuan sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana strata satu (S.I) dalam Ilmu
Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik
1. Sungai dan Ekosistem
Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari
tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau
bermuara ke air laut, danau atau sungai yang lebih besar. Sungai adalah
bagian dari pemukaan bumi yang sifatnya menjadi tempat air mengalir
(Syarifuddin, dkk. 2000)
Menurut (Hamzah, 2009) sungai adalah bagian permukaan bumi
yang letaknya lebih rendah dari tanah di sekitarnya dan menjadi tempat
mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa, atau ke sungai yang
lain.
Sungai adalah sumber air yang berasal dari air hujan, air tanah dan
glaster, sehingga menjadi wadah tempat berkumpul air dari suatu
kawasan. Sungai yang dialiri air di mulai dari hulu sampai ke hilir. Hulu
sungai adalah bagian tertinggi dari alur sungai dan merupakan awal
sumber air yang masuk ke sungai. Hilir sungai adalah bagian alur sungai
terendah dan paling dekat dengan muara sungai (Asdak, 1995)
Sungai adalah jalan air alami, mengalir menuju samudra, danau,
laut, atau ke sungai yang lain. Sungai terdiri dari beberapa bagian,
bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak
sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama (Akhira, 2011)
Menurut (Hamzah, 2009) Sungai adalah bagian permukaan bumi
yang letaknya lebih rendah dari tanah di sekitarnya dan menjadi tempat
air tawar, danau, rawa, atau ke sungai yang lain. Sungai ditemukan di
setiap benua dan di hampir setiap jenis tanah. Beberapa mengalir
sepanjang tahun. Sebuah sungai mungkin hanya beberapa kilometer
panjangnya.
Menurut (Brierly, 2005) Sungai adalah fitur alami dan integritas
ekologis, yang berguna bagi ketahanan hidup. Menurut Dinas PU, sungai
7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sebagai salah satu sumber yang mempunyai fungsi yang sangat penting
bagi kehidupan masyarakat. Sedangkan PP No. 35 Tahun 1991 tentang
sungai, sungai merupakan tempat-tempat dan wadah-wadah serta
jaringan pengaliran air melalui dari mata air sampai muara dengan
dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis
sempadan.
Penulis menyimpulkan berdasarkan teori di atas bahwa air sungai
adalah bagian dari daratan yang menjadi tempat aliran air yang berasal
dari mata air atau curahan hujan yang mengalir ke barbagai aliran seperti
rawa, danau samapi ke sungai-sungai yg lain. Di dalam air terdapat
berbagai jenis ikan yang hidup di air tawar, ikan air tawar adalah ikan
yang menghabiskan seluruh hidupnya di air tawar, seperti sungai dan
danau, dengan salinitas kurang dari 0,05%.
Menurut pendapat Soemarwoto (1983, dalam Irwan, 2007)
Ekosistem adalah hubungan timbal balik yang kompleks antara makhluk
hidup dengan lingkungannya, lingkungan yang dimaksud dapat berupa
lingkungan biotik (makhluk hidup) maupun abiotik (non makhluk hidup)
dan faktor-faktor fisik (iklim, air, dan tanah) serta kimia (keasaman dan
salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya yang secara bersama
membentuk ekosistem.
Ekosistem air tawar memiliki kepentingan yang sangat berarti dalam
kehidupan manusia karena ekosistem juga dapat didefinisikan sebagai
suatu satuan lingkungan yang melibatkan unsur-unsur biotik (jenis-jenis
makhluk) dan faktor-faktor fisik (iklim, air, dan tanah) serta kimia
(keasaman dan salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya, yang
dapat digunakan sebagai ciri keseutuhan ekosistem adalah energetika
(taraf trofi atau makanan, produsen, konsumen, dan redusen), pendauran
hara (peran pelaksana taraf trofi), dan produktivitas (hasil keseluruhan
sistem). Jika dilihat komponen biotanya, jenis yang dapat hidup dalam
ekosistem ditentukan oleh hubungannya dengan jenis lain yang tinggal
dalam ekosistem tersebut. Selain itu keberadaannya ditentukan juga oleh
8
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
keseluruhan jenis dan faktor-faktor fisik serta kimia yang menyusun
ekosistem tersebut (Woodbury, 1954 dalam Setiadi, 1983)
Ekosistem adalah kesatuan (sistem) yang terdiri dari komunitas
berbagai jenis organisme hidup dan lingkungan tidak ‐hidup (berupa
materi dan energi) energi) yang saling berhubungan dan berinteraksi.
(Resosoedarmo dkk., 1986 dalam Irwan, 2007)
Penelitih menyimpulkan bahwa pengertian dari ekosistem yaitu
makhluk hidup itu saling berhubungan antara lingkungannya dimana
lingkungan itu sendiri sebagai habitat atau tempat tingal organisme
tersebut, juga sebagai tempat mencari makan dan melakukan
kelangsungan hidupnya.
2. Ikan Endemik dan ikan Invasif
Ikan Endemik adalah spesies ikan yang hanya berada di suatu
perairan dan tidak terdapat perairan lainya. Ikan asli adalah spesies ikan
yang pada awalnya berada di suatu perairan, tetapi dapat bertumbuh dan
berkembang di perairan lain dalam wilayah yang terbatas. Atau dapat
dikatakan ikan asli adalah ikan endemik yang ternyata bisa hidup dan
berkembang di perairan lain. Ikan endemik adalah ikan yang hanya bisa
ditemukan di perairan tertentu saja. Ikan endemik adalah ikan
yang keberadaannya hanya ada pada satu tempat tertentu, dan tidak ada
di tempat lain di (Indonesia). Terdapat sejumlah ikan endemik yang
hanya ditemukan di sejumlah perairan, terutama darat yang ada di
berbagai provinsi Salah satu provinsi yang menyimpan kekayaan ikan
endemik, adalah Sumatera Selatan yang menjadi habitat asli sejumah
ikan endemik di kawasan perairan rawa. Sehingga dari waktu ke waktu
ikan endemik yang berada di Sumatera Selatan terus menurun
populasinya bahkan terancam punah. Ikan endemik yang menjadi fokus
untuk penyelamatan adalah ikan Belida Sumatera (Chitala
hypselonotus), Gabus (Channa striata), dan Toman Merah (Channa
moruloides). Habitat ketiga ikan tersebut adalah berada di aliran sungai
atau rawa di Sumatra Selatan (Froese & Pauly 2013 dalam Syafei 2017)
9
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Ikan asli adalah spesies ikan yang pada awalnya berada di suatu
perairan, tetapi dapat bertumbuh dan berkembang di perairan lain dalam
wilayah yang terbatas. Atau dapat dikatakan, ikan asli adalah ikan
endemik yang ternyata bisa hidup dan berkembang di perairan lain.
Salah satu contoh ikan endemik yang berubah menjadi ikan asli adalah
ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) dari Danau Singkarak di
Sumatera Barat yang sejak tahun 2003 pada saat ditebar di Danau Toba
dan ternyata bertumbuh dan berkembang dengan baik, maka sejak itu
ikan bilih digolongkan sebagai ikan asli Danau Singkarak (Simanjuntak
et. al.. 2017)
Ikan endemik/ ikan asli dalam suatu ekosistem perairan, dapat
mengalami penurun populasi ikan tersebut karana faktor kehadiran ikan
asing yang dapat mengganggu populasi ikan-ikan endemik/ ikan asli
dalam ekosistem perairan yang sebelumnya tidak terdapat spesies ikan
asing. Katagori ikan asing yang mengganggu di sebut dengan ikan asing
invasif (Mamangkey 2012)
Menurut penelitih ikan endemik merupakan ikan yang hanya ada
di perairan itu sendiri, juga bisa hidup dan berkembang biak di perairan
yang lain, ikan endemik memiliki berbagai macam jenis, ikan endemik
dalam suatu perairan yang sebelumnya tidak ada ikan asing yang di
perairan ikan endemik tersebut bisa berkembang biak dengan baik tanpa
ada predator ikan invasif.
Ikan invasif yaitu spesies ikan yang berada di luar di masuk ke
dalam ekosistem baru. Kategori ikan asing yang mengganggu disebut
ikan asing invasif. Umumnya ikan asing yang tidak mengganggu,
bahkan mampu meningkatkan total produksi perikanan, antara lain ikan
patin (Pangasiadon hypothalmus), ikan mas (Cyprinus carpio L.), ikan
nila (Oreochromis niloticus); dipandang tidak merugikan sektor
perikanan Indonesia. Untuk mengetahui karakteristik suatu jenis ikan
termasuk spesies ikan asing yang invasif, beberapa kondisi pada
ekosistem. (Muchlisin et al., 2010)
10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Ikan Asing/Invasif adalah suatu jenis ikan yang bukan berasal dari
habitat asli atau daerah sebaran zoogeografisnya.Keberadaan ikan
invasif disuatu wilayah diakibatkan oleh campur tangan manusia secara
sengaja ataupun tidak sengaja.Kehadiran jenis – jenis ikan invasif di
perairan umum di sungai rambut sangat dikhawatirkan dapat
mengancam keberadaan ikan asli yang telah ada sebelumnya dan
menyebabkan perubahan komposisi jenis asli di suatu
perairan.Perubahan komposisi ini disebabkan oleh kompetisi antara
jenis ikan introduksi dan jenis yang telah ada, sedangkan jenis ikan
invasif ada yang merupakan ikan predator.Selain itu besar
kemungkinan terjadi hibridasi (perkawinan silang) antara ikan invasif
dengan ikan asli setempat serta dapat juga ikan invasif menjadi faktor
pembawa penyakit luar (Rachmatika 2016)
Spesies invasif merupakan makhluk hidup yang
masuk/dimasukkan ke ekosistem baru, lalu menguasai ekosistem
ituspesies asing invasif adalah spesies asing yang mampu membentuk
diri mereka pada ekosistem alami atau ekosistem semi alami, sebagai
awal perubahan dan mengancam keanekaragaman hayati lokal/asli.
Menurut Umar C. dalam Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia (2015)
menyatakan bahwa Keberadaan jenis invasif berdampak pada
terganggunya kelangsungan hidup ikan asli suatu perairan yang
memiliki nilai ekonomis, yaitu terjadi penurunan keanekaragaman
hayati seiring dengan semakin berkurangnya beberapa jenis ikan lokal.
Populasi jenis ikan asli atau endemik di beberapa perairan Indonesia
mengalami penurunan yang disebabkan oleh masuknya ikan asing.
Populasi ikan endemik yang terancam punah seperti dilaporkan oleh
(Sukmono et. al). dalam Jurnal Iktiologi Indonesia (2013) adalah ikan
lais kaca (Kryptoperus minor), ikan parang-parang bengkok
(Macrochirichtys marcrochirus), dan ikan sepat mutiara (Trichopodus
leerii), serta ikan ridiangus (Balantiocheilos melanop-terus) yang
terdapat di perairan Hutan Harapan di Jambi.
11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Menurut peneliti dengan kehadiran ikan invasif bisa mengurangi
jenis ikan asli yang berada di desa sungai rambut tersebut, ikan invasif
merupakan predator terhadap ikan asli, dengan kehadiran ikan invasif
sangat mempengaruhi terhadap ekosistem ikan endemik. Populasi jenis
ikan asli atau endemik di beberapa perairan Indonesia mengalami
penurunan yang disebabkan oleh ikan asing.
Tabel 2.1. Jenis-jenis ikan endemik dan ikan invasif
NO Ikan Endemik Ikan Invasif
1 Ikan Ridiangus (Balantiocheilos
melanopterus)
ikan patin (Pangasiadon
hypothalmus)
2 Ikan Batak, Neolissochilus
thienemanni
ikan mas (Cyprinus carpio L.)
3 Ikan Lais Lempok (Ompok
miostoma)
ikan nila (Oreochromis niloticus)
4 Ikan Butini (Glossogobius
matanensis)
ikan cupang (Betta splendens)
5 Ikan Bonti-bonti (Paratherina
striata Aurich)
ikan koki (Carassius auratus)
6 Ikan Rono (Xenopoecilus
oophorus)
ikan koi (Cyprinus carpio)
7 Ikan Pelangi Arfak (Melanotaenia
arfakensis)
Golosom Aequidens pulcher
8 Ikan Pelangi Karamoi
(Melanotaenia parva)
Sepat siam Trichogaster
pectoralis
9 Ikan Buta (Diancistrus typhlops) Manila gift Parachromis
managuensis
10 Ikan Hiu Berjalan (Hemiscyllium
halmahera)
Seribu Poecilia reticulate
11 Ikan keperas (Poropuntius
tawarensis)
Mujair Oreochromis mossambicus
12 depik (Rasbora tawarensis) Lele dumbo Clarias gariepinus
13 Ikan Gabus (Channa striata) Oskar Amphilophus citrinellus
12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
14 Ikan Sidat (Anguila Sp) Discus Symphysodon discus
15 Cyclocheilichthys janthochir Mas koki Carassius auratus
16 IkanBetok (Anabestestuieneus) Koan Ctenopharyngodon idella
17 Seluang (Rasboracaudimaculata) ikan lele lokal (Clarias batrachus)
18 Lampam
(Barbodesschwanenfelii),
lele sangkuriang (Clarias
gariepinus)
19 Lais (Kryptopteruscrytopterus)
20 ikanbelida(Chitala sp)
(Sukmono, 2013)
3. Morfologi
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk tubuh dan
bentuk organ luar suatu organisme. Secara historis, morfologi ikan
merupakan sumber utama informasi untuk studi taksonomi dan evolusi.
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang
hidup di air dan bernapas dengan insang. Ada beberapa karakteristik
morfologi :
Gambar. 2.1 Bagian-bagian tubuh ikan secara morfologi (Bond, 1979)
A. Bentuk Tubuh
Bentuk tubuh ikan biasanya berkaitan erat dengan tempat dan cara
mereka hidup. Bentuk tubuh dapat dibedakan :
a. Fusiform atau bentuk torpedo (bentuk cerutu)
Suatu bentuk yang sangat stream-line untuk bergerak dalam suatu
medium tanpa mengalami banyak hambatan. Tinggi tubuh hampir
sama dengan lebar tubuh, sedangkan panjang tubuh beberapa kali
13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tinggi tubuh. Bentuk tubuh hampir meruncing pada kedua bagian
ujung. Contoh : Euthynnus affinis : tongkol.
b. Compressed atau pipih
Bentuk tubuh yang gepeng ke samping. Tinggi badan jauh lebih
besar bila dibandingkan dengan tebal ke samping (lebar tubuh).
Lebar tubuh juga lebih kecil daripada panjang tubuh. Contoh :
Parastromateus niger : bawal hitam.
c. Depressed atau picak
Bentuk tubuh yang gepeng ke bawah. Tinggi badan jauh lebih kecil
bila dibandingkan dengan tebal ke arah samping badan (lebar tubuh).
Contoh : Himantura uarnak : pare totol.
d. Anguilliform atau bentuk ular atau sidat atau belut
Bentuk tubuh ikan yang memanjang dengan penampang lintang
yang agak silindris dan kecil serta pada bagian ujung
meruncing/tipis. Contoh : Monopterus albus : belut.
e. Filiform atau bentuk tali
Bentuk tubuh yang menyerupai tali. Contoh : Pseudophallus straksii
: pipefish.
f. Taeniform atau flatted-form atau bentuk pita
Bentuk tubuh yang memanjang dan tipis menyerupai pita. Contoh :
Trichiurus brevis : ikan layur.
g. Sagittiform atau bentuk panah
Bentuk tubuh yang menyerupai anak panah. Contoh : Esox lucius:
pike.
h. Globiform atau bentuk bola
Bentuk tubuh ikan yang menyerupai bola. Contoh : Diodon histrix:
buntal landak.
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambaar 2.2 bentuk-bentuk tubuh ikan (Bond, 1979)
B. Ekor menurut (Effendi dkk 1992, hlm. 20). Secara morfologi Truncate
(berpinggiran tegak), misalnya pada ikan tambangan (Lutjanus johni).
a. Rounded (membundar) misalnya pada ikan kerapu bebek
(Cromileptes altivelis).
b. Trauncate (berpinggiran tegak), misalnya pada ikan tambangan
(Lutjanus johni).
c. Pointed (meruncing), misalnya pada ikan sembilang (Plotosus
canius).
d. Wedge shape (bentuk baji), misalnya pada ikan gulamah
(Argyrosomus amoyensis).
e. Emarginate (berpinggiran berlekuk tunggal), misalnya pada ikan
lencam merah (Lethrinus obsoletus).
f. Double emarginate (berpinggiran berlekuk ganda), misalnya pada
ikan ketang-ketang (Drepane punctata).
g. Forked / Furcate (bercagak), misalnya pada ikan cipa-cipa (Atropus
atropos).
h. Lunate (bentuk sabit), misalnya pada ikan tuna mata besar (Thunnus
obesus).
i. Epicercal (bagian daun sirip atas lebih besar), misalnya pada ikan
cucut martil (Eusphyra blochii).
j. Hypocercal (bagian daun sirip bawah lebih besar), misalnya pada
ikan terbang (Exocoetus volitans).
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 2.3 Bentuk morfologi ekor ikan (Affandi dkk, 1992)
C. Mulut
Letak atau posisi mulut ikan dapat dibedakan yaitu:
a. Inferior Mulut yang terletak di bawah hidung, misalnya pada ikan
pare kembang (Neotrygon kuhlii) dan ikan cucut (Chaenogaleus
macrostoma).
b. Subterminal Mulut yang terletak dekat ujung hidung agak ke bawah
misalnya pada ikan kuro/ senangin (Eleutheronema tetradactylum)
dan ikan setuhuk putih (Makaira indica).
c. Terminal Mulut yang terletak di ujung hidung, misalnya pada ikan
tambangan (Lutjanus johni) dan ikan mas (Cyprinus carpio).
d. Superior Mulut yang terletak di atas hidung, misalnya pada ikan
julung-julung (Hemirhamphus far) dan ikan kasih madu (Kurtus
indicus).
Gambar 2.4 Letak mulut ikan (Bond, 1979)
D. Sisik
Seluruh badan ikan umumnya mempunyai sisik (squama). Sisik
disebut juga rangka dermal, yang berhubungan dengan rangka luar
(exoskeleton). Sisik atau squama membentuk rangka luar terutama pada
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ikan primitif, misalnya pada ikan tangkur kuda (Hippocampus histrix)
yang memiliki sisik sangat keras.
Menurut bentuknya, sisik ikan dapat dibedakan atas beberapa tipe
yaitu:
a. Cosmoid, terdapat pada ikan-ikan purba yang telah punah.
b. Placoid, merupakan sisik tonjolan kulit, banyak terdapat pada ikan
yang termasuk kelas Chondrichthyes.
c. Ganoid, merupakan sisik yang terdiri atas garam-garam ganoin,
banyak terdapat pada ikan dari golongan Actinopterygii.
d. Cycloid, berbentuk seperti lingkaran, umumnya terdapat pada ikan
yang berjari-jari sirip lemah (Malacopterygii).
e. Ctenoid, berbentuk seperti sisir, ditemukan pada ikan yang berjari-jari
sirip keras (Acanthopterygii).
Gambar 2.5 Bentuk-bentuk sisik ikan (Bond, 1979)
E. Sirip
Berdasarkan letak sirip perut terhadap sirip dada, dapat dibedakan
empat macam letak sirip perut yaitu:
a. Abdominal, yaitu jika letak sirip perut agak jauh ke belakang dari
sirip dada, misalnya pada ikan bulan-bulan (Megalops cyprinoides)
dan ikan japuh (Dussumieria acuta).
b. Subabdominal, yaitu jika letak sirip perut agak dekat dengan sirip
dada, misalnya pada ikan kerong-kerong (Therapon theraps) dan ikan
karper perak (Hypophthalmichthys molitrix).
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
c. Thoracic, yaitu jika sirip perut terletak tepat di bawah sirip dada,
misalnya pada ikan layang (Decapterus russelli) dan ikan bambangan
(Lutjanus sanguineus).
d. Jugular, yaitu jika sirip perut terletak agak lebih ke depan daripada
sirip dada, misalnya pada ikan kasih madu (Kurtus indicus) dan ikan
tumenggung (Priacanthus tayenus)
Gambar 2.6 Letak sirip perut pada tubuh ikan (Bond, 1979)
F. Warna
Ikan mempunyai warna tubuh yang sederhana dan dapat dilihat dari
habitatnya. Warna ikan disebabkan oleh schemachrome dan biochrome.
Sel khusus yang memberikan ikan warna ada dua macam yaitu
Iridocyte dan chromatophore (Sugiri,1992)
a) Gologan Holoepipelagik
Holoepipelagik adalah gologan ikan yang menghabiskan seluruh
waktunya di daerah epipelagik. Kelompok ikan ini mencakup ikan-ikan
tertentu.
b) Gologan Meroepilagik
Meroepilagik adalah gologan ikan yang menghabiskan sebagian
waktu hidupnya di daerah epipelagik. Meropelagik dapat dibagi lagi
berdasarkan pola hidup masing-masing organisme, diantaranya: kelompok
organisme yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah
epipelagik, kelompok ini beragam dan mencakup ikan yang menghabiskan
masa dewasanya di epipelagik tetapi memijah didaerah pantai. Kelompok
organisme yang hanya memasuki daerah epipelagik pada waktu-waktu
tertantu, seperti ikan perairan dalam semcam ikan lentera yang bermigrasi
kepermukaan pada malam hari untuk mencari makan. Kelompok organisme
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
yang menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik. Tetapi masa
dewasanya di daerah lain (Gonawi, 2009)
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pisces adalah
organisme laut yang dapat bergerak atau berenang sendiri dalam air
sehingga tidak bergantung pada arus laut yang kuat atau gerakan air yang
disebabkan oleh angin.
4. Faktor lingkungan
a. PH (Derajat Keasaman)
Dikarenakan pH air sangat mempengaruhi aktivitas pengolahan.
Secarah umum Salah satu parameter kualitas air sungai yang diukur
adalah nilai pH. Nilai pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen
(H+) yang mencirikan keseimbangan asam dan basa. Nilai pH pada suatu
perairan mempunyai pengaruh yang besar terhadap organisme perairan
sehingga seringkali dijadikan petunjuk untuk menyatakan baik buruknya
suatu perairan (Odum, 1971) Di setiap masing- masing organisme
memiliki batas toleransi kadar minimum dan maksimum pH, selain itu
kecepatan reaksi serta tipe reaksi dalam perairan juga dapat dipengaruhi
oleh kadar Ph. Organisme perairan dapat hidup ideal dalam kisaran pH
dalam kisaran pH antar asalm lemah sampai basah lemah. Perairan asam
kuat atau basah kuat akan membahayakan kelangsungan hidup biota,
karena akan mengganggu metabolisme dan respirasi.
b. Salinitas Air
Salinitas air sungai pada waktu pasang maksimum dan surut
minimum merupakan petunjuk besar kecilnya penyusupan air laut ke
dalam sungai pada waktu pasang. Penyusupan air laut selain melalui
sungai dapat juga langsung melalui garis pantai ke arah daratan.
(Hutabarat, 1984)
Pasang Surut Pantai Timur Jambi terjadi dua kali sehari yang
urutannya dipisahkan kira-kira dua belas jam. Selain pasang surut biasa
terjadi pasang surut loncatan (pasang surut purnama) dan pasang surut
perbani (pasang surut penuh). Pasang surut purnama adalah pasang surut
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dengan ampitudo besar, sedangkan pasang surut perbani adalah ampitudo
kecil. Pasang surut ini terjadi dua kali dalam hari. Daerah pantai timur
ada dua musim, yaitu musim barat (November-Maret) dan musim Timur
(April-Oktober). Pada daerah ini musim berat angin justru bertiup dari
arah utara (dari arah laut ke daratan) selama 3-4 bulan (Taufiqurrahmanm
2017)
B. Studi Relevan
Studi relevan yakni memuat hasil-hasil penelitian sebelumnya relevan
dengan penelitian yang telat dilakukan oleh peneliti yang lain, dengan
bermaksud untuk menghindari duplikasi. Di samping itu juga untuk
menunjukkan bahwa topik yang akan diteliti belum pernah diteliti dalam
konteks atau tempat yang sama. Permasalahan pada penulis teliti sudah
pernah diteliti oleh beberapa orang sebelumnya.
Berdasarkan studi yang telah saya susun maka dapat disintesiskan dalam
Tabel berikut ini
Tabel 2.2 Table state of arts
No Judul Hasil Persamaan Perbedaan
1 “Ibnu Umar”
Identifikasi ikan
air tawar hasil
tagkapan
nelayan di
sungai
meureuboh uluh
kecamatan pante
ceureumen
kebupaten aceh
barat.
Berdasarkan hasil
penelitian jumlah tau
jenis ikan pada gampong
keutambag dan
gampong jambak di
sungai meureubo yaitu 8
genus, 6 famili dan
5ordo.
Persamaan
degan
meneliti ini
adalah sama-
sama
meneliti
tentang
identifikasi
ikan.
Sedangkan
perbedaan
dengan
penelitian ini
adalah yaitu
pada tempat
penelitiannya di
sungai
meureubo.
Megunakan
Metode
Deskriptif
2 “Syawal Syah
Fitrah, Irma
Dewiyanti,
Thaib Rizwan”
Identifikasi jenis
ikan perairan
laguna
gampoeng pulot
Dari data hasil
pengamatan ditemukan
11 jenis dari 11 genus
yang mewakili 10
famili, menunjukkan
banyak jenis ikan yang
diperoleh di Perairan
Laguna Pulot
dibandingkan pada
Persamaan
degan
meneliti ini
adalah sama-
sama
meneliti
tentang
Sedangkan
perbedaan
dengan
penelitian ini
adalah yaitu
pada tempat
penelitiannya di
Perairan Laguna
dengan
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kecamatan
leupung aceh
besar
penelitian
Keanekaragam Jenis
Nekton di Manggrove
Kawasan Segoro Anak
Taman Nasional Alas
Purwo (Marcus, 2010),
yang hanya ditemukan 9
jenis ikan.
identifikasi
ikan.
mengunakan
Metode survei
secara purposive
sampling
3 “Gusriyeni Dwi
Mandelasari,
Efawani and
Deni Efizon”
Inventarisasi
dan Identifikasi
ikan di parit
Belanda Sungai
Rumbai Pesisir
Pesisir Distrik
Pekanbaru,
Riau.
Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan di
lapangan yang berlokasi
di Sungai Parit Belanda
di Kecamatan Rumbai
Pesisir dengan 3 stasiun
dan 9 titik sampling,
maka diperoleh 6
ordo,13 famili, 22
genus, dan 27 spesies
ikan.
Persamaan
degan
meneliti ini
adalah sama-
sama
meneliti
tentang
identifikasi
ikan.
Sedangkan
perbedaan
dengan peneliti
ini adalah yaitu
pada tempat
penelitiannya di
Sungai Parit
Belanda di
Kecamatan
Rumbai Pesisir.
Dengan
mengunakan
Metode
Deskriptif
21 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian dilaksanakan di desa Sungai Rambut, kecamatan
Berbak, kabupaten Tanjung Jabung Timur. Desa Sungai Rambut
adalah salah satu desa tertua yang terletak di kecamatan Berbak,
kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan kondisi wilayah yang diapit
oleh Sungai Batanghari dan Taman Nasional Berbak. Karena letaknya
berada dekat dengan pesisir timur kabupaten Tanjung Jabung Timur,
Desa Sungai Rambut termasuk ke dalam kategori desa di dataran
rendah yang memiliki ketinggian sekitar 0-12 mdpl. Luas sungai di
desa Sungai Rambut sekitar 1. 521,1 km2.
Gambar 3.1. Peta Desa Sungai Rambut (Budiman, 2018)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 3. 2. Sungai di Desa Rungai Rambut
2. Waktu
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari –Maret 2020
selama lebih kurang 1 bulan. Di Desa Sungai Rambut Kecamatan
Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan pengambilan
sampel pada musim kemarau (Musim barat).
B. Alat Dan Bahan
1. Alat Dan Bahan
Alat: yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pancing, belat,
bubuh, jala, lukah, jaring ikan, masker, sarung tangan, kamera,
toples, buku, ember, pena, gunting, penggaris, lem, gayung,
perahu.
Bahan: yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan Formalin
100/0, larutan Alkohol 70-750/0, Aquadest; dan jenis-jenis ikan
yang terdapat di sungai desa sungai Rambut (Ritapratiwi, 2006)
C. Metode penelitian
Pada penelitian ini, peneliti akan meneliti ikan pisces. Teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sistem dan kejadian dengan pemeliharaan metode survey dan studi kasus
(case study) (Nazim, 2005)
Lokasi pengembilan sampel di desa Sungai Rambut kecamatan Berbak
kabupaten Tanjung Jabung Timur. Hal ini karena mengacu pada kebiasaan
masyarakat di sana dalam menangkap ikan dan ikan apa saja yang ditangkap
disana. Adapun proses identifikasi adalah sebagai berikut:
a. Pendeskripsian spesimen yang telah diidentifikasi di
laboratorium Ratorium Universitas Jambi.
b. Pengawetan spesimen, yaitu dengan memasukkan spesimen ke
dalam larutan alkohol 70-75%.
c. Labelisasi spesimen dengan mencantumkan nama ilmiah dan
nama daerah, tempat ditemukannyan serta tanggal koleksi.
d. Hasil identifikasi dimasukkan ke dalam tabel pengamatan
sebagai berikut:
Ganbar 3.3 kelasifikasi
NO Nama Daerah Ordo Familia Genus Spesies
D. Prosedur Kerja
1. Pengambilan spesimen atau sampel
a. Menyiapkan alat seperti perahu, dayung, jala, jaring, belat, bubuh,
pancing, lukah dan lain-lain untuk menangakap ikan.
b. Menelusuri/menjelajah sungai untuk mencari ikan dengan
mengunakan alat tersebut setelah itu.
c. Spesimen ikan hasil dari tangkapan penelitih dan nelayan.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d. Mencuci ikan dengan air bersih kemudian dilakukan pengambilan
gambar spesimen ikan.
e. Memasukkan ikan ke dalam larutan formalin 10% selama 24 jam.
f. Mencuci dengan air mengalir, kemudian memasukkan spesimen
dalam larutan alkohol 70-75 % dengan tujuan untuk mengawetkan
spesimen.
g. Pengidentifikasian ikan di laboratorium Biologi Universitas Jambi.
2. Waktu pengambilan spesimen atau sampel
Waktu pelaksanaan penangkapan ikan dilakukan oleh
masyarakat biasanya pada saat air mulai pasang, air surut pagi atau pada
saat sore hari dengan menggunakan alat tangkap berupa pancing, jala,
belat dan jaring, sedangkan pada malam hari juga biasa melakukan
penangkapan dengan menggunakan alat tangkap berupa bubu, pancing,
dan jaring, setelah di gunakan salah satu alat tersebut oleh para nelayan
kemudian diangkat besoknya.
E. Teknik Pengumpulan Data
1). Data Primer:
Koleksi data ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang
dihasilkan dari observasi langsung ke Desa Sungai Rambut baik itu
observasi ikan pisces secara langsung maupun wawancara para nelayan
yang berada di Desa Sungai Rambut. Ikan hasil dari tangkapan oleh
nelayan, di identifikasi dilapangan untuk melihat jenis ikan dengan
mengancu atau panduan buku identifikasi air tawar dengan mengamati
ciri meristik dan morfometrisnya (Effendi, 1979)
2). Data Sekunder
Untuk melengkapi laporan ini peneliti juga ambil data dari Desa
Sungai Rambut Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jambung
Timur.
F. Teknik Identifikasi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Sampel ikan yang telah di dapatkan oleh peneliti dan nelayan,
selanjutnya dilakukan proses identifikasi di Laboratorium Universitas
Jambi. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan pedoman buku dan
referensi spesies yang di dapat dengan studi pustaka. Identifikasi dilakukan
sampai tingkat spesies dan minimal tingkat famili. Identifikasi ini dapat
dilakukan dengan gambar, dan ciri-ciri ikan tersebut yang ada dalam buku
yang menjadi sumber penelitian. Identifikasi juga bertugas untuk mencari
dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu yang beranekaragam dan
memasuk kannya ke dalam suatu takson (Effendi,1979)
Menurut Mayr (1991). klasifikasi merupakan penataan hewan-hewan
ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kesamaan dan hubungan di
antara mereka. Ditinjau dari segi ilmiah, identifikasi sangat penting artinya
karena seluruh urutan pekerjaan selanjutnya tergantung kepada hasil
identifikasi yang benar dari suatu sampel yang sedang diteliti. Hal-hal yang
harus diperhatikan untuk identifikasi ikan ialah sifat-sifat, ciriciri (tanda)
bentuk ikan ataupun bagian-bagian anatomi ikan. Tujuan pemisahan hal-hal
tersebut adalah untuk menyusun kunci identifikasi,sehingga dengan mudah
menuju ke taxon-taxon (aturan) yang akan dicari,yaitu dengan cara
melakukan pilihan-pilihan (alternatife).
Identifikasi pada umumnya dilakukan dengan urutan sebagai berikut,
penggunaan kunci pendahuluan untuk mencari kelas, ordo dan familia,
penggunaan kunci untuk mencari genus dan species, apabila dapat
memperoleh monografi atau publikasi fauna yang mutakhir, pencocokan
atau penyesuaian dengan katalog dan bibliografi (sumber literatur) lain yang
diterbitkan, pencocokan dengan deskripsi yang asli, dan pembandingan
dengan tipe specimen yang ada (Miles, 2011)
G. Analisis Data
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Data yang didapatkan, selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif
yang meliputi ciri-ciri morfologis yang dilakukan. Lokasi pengambilan
sampel di lakukan di Desa Sungai Rambut Kecamatan Berbak Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
Kualitatif adalah data informasi yang berbentuk kalimat variabel
bukan berupa angka atau bilangan. Data kualitatif di dapat melalui suatu
proses menggunakan teknik analisis mendalam melalui dan tidak bisa
diperoleh secarah langsung. Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari
berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
bermacam-macam (triangulasi), dan dilakuakn secara terus menerus sampai
datanya jenuh (Huberman, 1984)
Jenis penelitian yang digunakan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskripsi kualitatif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang
diamati (prastowo, 2012)
Sedangkan deskriptif adalah penelitian berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaraan terhadap objek yang ditelitih
melalui data sampel atau populasi atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum
(Sugiyono, 2003)
Berdasarkan penelitian di atas peneliti kali ini akan mengunakan
pendekatan kualitatif karena data yang dikumpulkan dan dianalisis di
peroleh dari situasi yang wajar dari penomena yang bersangkutan. Dalam
metode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik,
karena penelitiannya dilakukan pada kondisis yang alami (natural setting)
di sebut sebagai metode Etnografi, karena pada awalnya metode ini lebih
banyak di gunakan untuk penelitian di bidang Antropologi budaya di sebut
sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan alalisisnya lebih
bersifat kualitatif (Sugiyono, 2009)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Triagulasi adalah teknik pengumpulan data, yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada. Bila penelitih melakukan pengumpulan data dengan
triagulasi, maka sebenarnya penelitih mengumpulkan data sekaligus
menguji kredibilitas data dilakukan degan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh
dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi atau
kuesioner (Wiersma, 1986)
Ada empat macam trigulasi sebagai teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori Menurut
(Danzing dalam moleong, 2013)
a. Trigulasi dengan sumber berti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patto, 1987)
b. Pada trigulasi pada metode, menurut (Patto 1987) terdapat dua strategi
yaitu:
1. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
beberapa teknik pengumpulan data dan
2. Pengecekan derajat kepercayaan bebrapa sumber data dengan
metode yang sama.
c. Penyelidik memanfaatkan peneliti atau pengamat lainyauntuk keperluan
pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan
pengamatan lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam
pengumpulan data direalisasikan dilihat dari segi teknik ini (Moleong
2013)
d. Trigulasi dengan teori menurut (Lincoln 1981) berdasarkan anggapan
bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaan dengan satu atau
lebih teori.
28 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
H. Jadwal penelitian
No Kegiatan
Bulan
Apr
Mei
Juni
Juli
Agust
Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
1 Pengajuan Judul
2 Pembuatan Proposal
3 Pengajuan Proposal Dan
Dosen Pembimbing
4 Bimbingan Proposal
5 Seminar
6 Perbaikan Hasil Seminar
7 Pengajuan Izin Riset
8 Riset
9 Pengelolaan Data
10 Penulisan Skripsi
11 Bimbingan Skripsi
12 Siding Munaqosah
Tabel 3.2 Rencana Jadwal Penelitian
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
I. Alur Penelitian
Adapun alur penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
ALUR PENELITIAN
Mulai Turun Lapangan Sungai Rambut
Koleksi Ikan Sampel
Proses Identifikasi Ikan Sampel, merujuk pada buku Muchlisin, 2008 dan dengan
melihat gambar yang tersaji dalam buku
Finish / Selesai
Gambar 3.3 Alur Penelitian
30 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Daerah penangkapan ikan merupakan suatu daerah perairan,
dimana ikan yang menjadi sasaran penangkapan tertangkap dalam
jumlah yang maksimal dan alat tangkap dapat dioperasikan serta
ekonomis. Hal pertama yang harus kita ketahui tentang keberadaan
daerah penangkapan ikan menurut spesises ikan dan musim.
Desa Sungai Rambut adalah salah satu desa tertua yang terletak di
Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan kondisi
wilayah yang diapit oleh Sungai Batanghari dan Taman Nasional
Berbak. Karena letaknya berada dekat dengan pesisir timur Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, Desa Sungai Rambut termasuk ke dalam
kategori desa di dataran rendah yang memiliki ketinggian sekitar 0-12
mdpl. Secara astronomis, Desa Sungai Rambut terletak di titik koordinat
104°09’50.53” BT dan 1°14’42.93” LS. Luas wilayah indikatif Desa
Sungai Rambut berdasarkan pemetaan partisipatif adalah 2.171,9 Ha,
dengan batas-batas desa sebagai berikut:
Tabel 3.3 Batas desa Sungai Rambut
Batas Desa/Laut Kecamatan
Sebelah Utara Desa Rantau Rasau Berbak
Sebelah Timur Taman Nasional Berbak Sembilang
Sebelah Selatan Desa Tlago Limo Berbak
Sebelah Barat Desa Pematang Mayan Rantau Rasau
Akses tempuh untuk menuju Desa Sungai Rambut dapat
ditempuh baik melalui jalur darat maupun jalur air. Untuk jalur darat
dapat melalui jalan kecamatan yang melewati Kumpeh dilanjut dengan
menyeberangi Sungai Batanghari menggunakan pongpong atau dapat
juga melalui jalan rintisan Sungai Air Hitam yang langsung menuju ke
Kelurahan Simpang (Ibu kota Kecamatan Berbak). Jalan darat
sebenarnya sudah terdapat di Jalur Sungai Air Hitam yang telah
dibangun semenjak tahun 2008. Akan tetapi lokasi jalan baru dapat
digunakan pada tahun 2013. Tahun ini warga mulai menggunakan jalan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tersebut untuk menuju Kelurahan Simpang dengan menggunakan
kendaraan roda dua. Kondisi jalan yang masih terbuat dari tanah gambut
menyulitkan kendaraan roda empat untuk dilewati. Bagi kendaraan roda
dua akan tetap mengalami kesulitan pada musim hujan. Tanah gambut
jika terkena hujan yang lebat akan menjadi berlumpur dan sering
membuat kendaraan terpesorok dan terjebak. Sementara itu untuk jalur
air menuju ke Desa Sungai Rambut dapat menyusuri Sungai Batanghari
menggunakan speed boat yang mengarah ke Desa Nipah Panjang.
Dalam fasilitas akses jalan sungai hanya terdapat dua dermaga yang
terdiri dari satu dermaga permanen dan satu dermaga kayu. Kedua
dermaga ini berada di pusat desa yang berada tepat di lokasi dusun dua.
Dermaga menjadi satu-satunya penghubung karena hanya jalur sungai
yang dapat ditempuh dengan transportasi umum. Dermaga juga menjadi
lokasi yang penting bagi penduduk desa untuk pengiriman barang.
Segala barang-barang kebutuhan sehari-hari hingga perabotan rumah
tangga dikirimkan melalui jalur sungai. Pengiriman melalui jalur sungai
Daerah aliran sungai di Desa Sungai Rambut sepanjang
1.521,1km2. Merupakan daerah yang diapit oleh Sungai Batang Hari
dengan kedalam bervariasi yaitu 30cm, dengan luas perairan berkisar
50m. Di samping itu ada juga rawa atau suak-suak kecil hasil dari
pengerukan dan pembukaan saluran oleh escavator yang mengalirkan ke
sungai induk, daerah aliran sungai di Desa Sungai Rambut dengan arus
yang sedang dengan tekstur tanah aliran sungai. Serta jenis tanah dasar
berpasir, lumpur, tanah liat, Semak Belukar dan Lahan Gambut
disamping itu juga, di perairan sungai di Desa Sungai Rambut terdapat
tumbuhan-tumbuhan yang rindang di tepi pantai yang mendasar ke
sungai. Keadaan perairan airnya tergantung pada musim, jika musim
hujan maka perairan akan keruh dan ketika kemarau perairan akan
jernih. Musim penangkapan ikan pada saat musim kemarau atau timpas
selatan yang paling tepat untuk melakukan kegiatan operasi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
penangkapan ikan sehingga dapat mengurangi resiko kerugian
penangkapan ikan. Diharapkan operasi penangkapan ikan hanya
dilakukan pada musim puncak, sehingga akan diperoleh hasil tangkapan
yang optimum serta menjaga agar produktivitas sumberdaya ikan dapat
berkelanjutan dan tetap lestari.
Produksi ikan hasil tangkapan nelayan di Desa Sungai Rambut
Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dari 31 sampel
yang di ambil oleh penangkapan nelayan, di sepanjang daerah aliran
sungai Batang Hari Desa Sungai Rambut. Hasil identifikasi jenis-jenis
ikan yang di dapat di perairan Desa Sungai Rambut hasil dari tangkapan
masyarakat dapat dilihat pada hasil dibawah ini:
Tabel .1. Hasil Pengumpulan Data (Eksplorasi)
No Famili Scientific Name Local Name
1 Bagridae Mystus nigriceps V Ikan Sengiring
2 Tetraodontidae Dichotomyctere nigroviridis Mp Ikan Buntal
3 Bagridae Hemibagrus nemurus V Ikan Baung Rambai
4 Cyprinidae Osteochilus kelabau B Ikan Hara
5 Bagridae Hemibagrus nemurus V Ikan Baung Rambai
6 Cyprinidae Macrochirichthys macrochirus
V
Ikan Belantau
7 Scienidae Aspericorpina jubata Rs Ikan Gulamah
8 Bagridae Bagroides melapterus V Ikan Baung Tikus
9 Pangasiidae Pangasius nasutu) V Ikan Patin
10 Cyprinidae Osteochilus melanopleurus B Ikan Aro/Kelabau
11 Ariidae Hexanematichthys sagor H Ikan Bedukang
12 Gobiidae Bunaka gyrinoides Mm Ikan Nike
13 Pangasidae Pangasius nasutus V Ikan Patin
14 Siluridae Phalacronotus apogon J Ikan Lais
15 Mastacembelidae Mastacembelus erythrotaenia B Ikan Tilan Api
16 Cyprinidae Puntioplites waandersi B Ikan Kapiat
17 Engraulidae Coilia dussumieri B Ikan Bilis Bulu
Ayam
18 Notopteridae Notopterus chitala L Ikan Belida
19 Channidae Chana striata B Ikan Gabus
20 Sciaenidae Johnius heterolepis SW Saputra Ikan Gulamah
21 Cyprinidae Hampala ampalong W Ikan Sebarau
22 Cyprinidae Rasbora caudimacuta Sr Ikan Seluang
23 Polynemidae Polynemus dubius Ds Ikan Jangut
24 Ambassidae Ambassis kopsii B Ikan Serideng
25 Osphronemidae Osphronemus goramy L Ikan Gurami
26 Nandidae Pristolepis grootii B Ikan Sepatung
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
27 Lobotidae Datnioides polota Mr Ikan Tiger Fish
28 Toxotidae Toxotes microlepis K Ikan Sumpit
29 Soleidae Achiroides leucorhynchos B Ikan Lidah/Sebelah
30 Cyprinidae Labeo chrysophekadion B Ikan Si Hitam
31 Pangasiidae Pangasius nasutus V Ikan Patin
a. Jenis-jenis ikan endemik yang ditemukan di desa Sungai Rambut
Tabel .2 Hasil Nama Ikan Yang Termasuk Dalam Kelompok Endemik
No
Ikan Endemik
Habitat
Lokal
(Jambi)
Umum
(Indonesia)
1 Ikan Sengiring (Mystus nigriceps
V) ✓ -
2 Ikan Sebarau (Hampala ampalong
W ) ✓ -
3 Ikan Baung Rambai (Hemibagrus
nemurus V) ✓ -
4 Ikan Sepatung (Pristolepis grootii
B)
- ✓
5 Ikan Belida (Notopterus chitala
L)
- ✓
6 Ikan Gulamah (Aspericorpina
jubata Rs)
- ✓
7 Ikan Gurami (Osphronemus
goramy L)
- ✓
8 Ikan Hara (Osteochilus kelabau
B) ✓ -
9 Ikan Lais (Phalacronotus apogon
J) ✓ -
10 Ikan Seluang (Rasbora
caudimacuta Sr) ✓ -
11 Ikan Patin (Pangasius nasutus V) ✓ -
12 Ikan Lidah/Sebelah (Achiroides
leucorhynchos B)
- ✓
13 Ikan Jangut(Polynemus dubius
Ds)
- ✓
14 Ikan Bilis Bulu Ayam (Coilia
dussumieri B)
- ✓
15 Ikan Belantau(Macrochirichthys
macrochirus V)
- ✓
16 Ikan Bedukang
(Hexanematichthys sagor H)
- ✓
17 Ikan Nike (Bunaka gyrinoides
Mm) ✓ -
18 Ikan Kapiat (Puntioplites
waandersi B) ✓ -
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
19 Ikan Aro/Kelabau (Osteochilus
melanopleurus B) ✓ -
20 Ikan Serideng(Ambassis kopsii B) -
21 Ikan Baung Tikus (Bagroides
melapterus V) ✓ -
22 Ikan Sumpit (Toxotes microlepis
k)
- ✓
23 Ikan Si Hitam(Labeo
chrysophekadion B)
- ✓
b. Jenis-jenis ikan invasif yang ditemukan di desa Sungai Rambut
Tabel .3 Hasil Nama Ikan Yang Termasuk Dalam Kelompok invasife
No Ikan invasife
1 Ikan Buntal (Dichotomyctere nigroviridis Mp)
2 Ikan Tiger Fish (Datnioides polota Mr)
3 Ikan Tilan Api (Mastacembelus erythrotaenia B)
4 Ikan Gabus (Chana striata B)
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil dari penelitian teridentifikasi jenis-jenis ikan yang
di temukan di Daerah aliran sungai di Desa Sungai Rambut didapatkan
ikan dengan jumlah 31 spesies, dari 31 spesies tersebut yang terdiri dari
ikan endemik jambi 11 dan endemk yang ada di Indonesia 15 endemik
adalah spesies ikan yang hanya berada di suatu perairan dan tidak
terdapat perairan lainya. Ikan asli adalah spesies ikan yang pada awalnya
berada di suatu perairan, tetapi dapat bertumbuh dan berkembang di
perairan lain dalam wilayah yang terbatas sedangkan ikan invasif ada 4
invasif yaitu spesies ikan yang berada di luar dimasukkan ke dalam
ekosistem baru dan sangat berhubungan dengan ikan endmik yang sama-
sama hidup di sungai rambut.
a. Jenis-jenis ikan endemik
1. Ikan Sengiring (Mystus nigriceps)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 4.1 Ikan Sengiring (Mystus nigriceps)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum :Chordata
Kelas :Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Bagridae
Genus : Mystus
Spesies : Mystus nigriceps
b. Deskripsi Ikan Sengiring (Mystus nigriceps)
Ikan Sengiring Mystus nigriceps memiliki panjang total 13cm,
panjang setandar 9,3cm, tinggi badan 1,8cm, panjang batang ekor
1,7cm, tinggi batang ekor 0,6cm, panjang di depan sirip punggung
2,9cm, panjang pangkal sirip punggung 2,5cm, panjang sirip dubur
0,6cm, tinggi sirip punggung 2,3cm, tinggi sirip dubur 1,4cm, panjang
sirip dada atau sirip perut 0,9cm, panjang kepala 1,8cm, lebar
kepala1,1cm, panjang moncong 0,6cm, diameter mata 0,4cm, sirip
dorsal atau punggung1,7, sirip anal atau dubur 9, sirip pectoral atau
dada1,8, sirip pelvic atau perut 6 mempunyai 2 pasang barbel di atas dan
2 pasang di bawah, sirip adipose dua kali lebih lebar dari pada dorsal,
memiliki potensi sebagai kosumsi. Ikan ini hidup baik di perairan yang
mengalir maupun yang menggenang.
2. Ikan Baung Rambai (Hemibagrus nemurus)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 4.2 Ikan Baung Rambai (Hemibagrus nemurus)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Bagridae
Genus : Hemibagrus
Spesies : Hemibagrus nemurus
b. Deskripsi Ikan Baung Rambai (Hemibagrus nemurus)
Ikan Baung Rambai Hemibagrus nemurus memiliki panjang total
14cm, panjang setandar 11cm, tinggi badan 1,72cm, panjang batang
ekor 2,2cm, tinggi batang ekor 1,2cm, panjang di depan sirip punggung
4,2cm, panjang pangkal sirip punggung 1,7cm, panjang sirip dubur
1,2cm, tinggi sirip punggung 3cm, tinggi sirip dubur 2cm, panjang sirip
dada atau sirip perut 0,5/0,4cm, panjang kepala 2,7cm, lebar
kepala1,8cm, panjang moncong 0,8cm, diameter mata 0,6cm, sirip
dorsal atau punggung 1,7, sirip anal atau dubur 10, sirip pectoral atau
dada 1,8, sirip pelvic atau perut 1,5, memiliki berbel 3 pasang, ikan
baung ramabi ditemukan sampai ke muara sungai di daerah pasang surut
yang berair sedikit payau memiliki potensi sebagai konsumsi.
3. Ikan Hara (Osteochilus kelabau)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 4.3 Ikan Hara (Osteochilus kelabau)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Spesies : Osteochilus kelabau
b. Deskripsi Ikan Hara (Osteochilus kelabau)
Ikan Hara Osteochilus kelabau Memiliki panjang total 10,9cm,
panjang setandar 8,2cm, tinggi badan 1cm, panjang batang ekor 0,8cm,
tinggi batang ekor 4cm, panjang di depan sirip punggung 2,4cm,
panjang pangkal sirip punggung 0,8cm, panjang sirip dubur 4cm, tinggi
sirip punggung 2cm, tinggi sirip dubur 1,5cm, panjang sirip dada atau
sirip perut 0,3/0,5cm, panjang kepala 2,2cm, lebar kepala1,2cm, panjang
moncong 0,3cm, diameter mata 0,7cm, sirip dorsal atau punggung 1,13,
sirip anal atau dubur 7, lateral line 34, sisik melintang badan 7, sisik
melintang batang ekor 6, memiliki potensi sebagai konsumsi. Ikan ini
biasa ditemukan di setengah kedalaman hingga dasar sungai-
sungai kecil dan besar; juga didapati di wilayah yang mengalami banjir.
Hara merupakan ikan herbivor yang memakan daun-daunan makrofita
akuatik, tumbuhan darat yang terendam banjir, alga dan fitoplankton.
4. Ikan Baung Rambai (Hemibagrus nemurus)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 4.4 Ikan Baung Rambai (Hemibagrus nemurus)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom :Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Bagridae
Genus : Hemibagrus
Spesies : Hemibagrus nemurus
b. Deskripsi Ikan Baung Rambai (Hemibagrus nemurus)
Ikan Baung Rambai Hemibagrus nemurus Memiliki panjang total
17,3cm, panjang setandar 13cm, tinggi badan 3cm, panjang batang ekor
2,3cm, tinggi batang ekor 1,5cm, panjang di depan sirip punggung 5cm,
panjang pangkal sirip punggung 1,9cm, panjang sirip dubur 2cm, tinggi
sirip punggung 4,1cm, tinggi sirip dubur 2,3cm, panjang sirip dada atau
sirip perut 3/2,1cm, panjang kepala 3,1cm, lebar kepala1,3cm, panjang
moncong 0,8cm, diameter mata 0,8cm, sirip dorsal atau punggung 1,7,
sirip anal atau dubur 13, sirip pactoral atau dada 1,9, sirip pelvic atau
perut 6, lateral line 68, memiliki barbel 4 pasang barbell atas mulut
sampai bantang ekor, memiliki sirip adipose 2 (sama panjang dengan
sirip dubur), memiliki potensi sebagai konsumsi.
5. Ikan Belantau (Macrochirichthys macrochirus)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 4.5 Ikan Belantau (Macrochirichthys macrochirus)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Macrochirichthys
Spesies : Macrochirichthys macrochirus V
b. Deskripsi Ikan Belantau (Macrochirichthys macrochirus)
Ikan Belantau Macrochirichthys macrochirus yang dikenal dengan
ikan belantau memiliki ciri-ciri yaitu badan tipis memanjang. Ikan ini
aktif pada malam hari (nocturnal) dan bergerak secara individu. Ikan
belantau ditemukan pada kondisi perairan yang berarus tenang serta
tempat bernaung yang dikelilingi tanaman air. Ikan belantau
Macrochirichthys macrochirus Memiliki panjang total 21cm, panjang
setandar 18,5cm, tinggi badan 2,9cm, panjang batang ekor 1,45cm,
tinggi batang ekor 1,35cm, panjang di depan sirip punggung 14,3cm,
panjang pangkal sirip punggung 0,7cm, panjang sirip dubur 3,2cm,
tinggi sirip punggung 1,8cm, tinggi sirip dubur 2,3cm, panjang sirip
dada atau sirip perut 1,2/0,3cm, panjang kepala 3,6cm, lebar kepala
0,95cm, panjang moncong 0,7cm, diameter mata 0,8cm, sirip dorsal atau
punggung 1,7, sirip anal atau dubur 28, sirip pactoral atau dada 1,14,
sirip pelvic atau perut1,7, lateral line 64, sisik melintang badan 12,5,
memiliki potensi sebagai konsumsis
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
6. Ikan Gulamah (Aspericorpina jubata)
Gambar 4.6 Ikan Gulamah (Aspericorpina jubata)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom :Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Percomorphi
Famili : Scienidae
Genus : Aspericorpina
Spesies : Aspericorpina jubata
b. Deskripsi Ikan Gulamah (Aspericorpina jubata)
Ikan Gulamah Aspericorpina jubata memiliki panjang total
21,3cm, panjang setandar 17cm, tinggi badan 5cm, panjang batang ekor
4cm, tinggi batang ekor 1,4cm, panjang di depan sirip punggung 5,2cm,
panjang pangkal sirip punggung 10cm, panjang sirip dubur 1,5cm tinggi
sirip punggung 3cm, tinggi sirip dubur 2,2cm, panjang sirip dada atau
sirip perut 0,7/0,6cm, panjang kepala 4,5cm, lebar kepala 1,2cm,
panjang moncong 1,1cm, diameter mata 0,7cm, sirip dorsal atau
punggung 1,29, sirip anal atau dubur 28, sirip pactoral/dada14, sirip
pelvic atau perut 1,7, lateral line 58, sisik melintang badan 5, sisik
melintang batang ekor 6, memiliki ponensi sebagai konsumsi.
7. Ikan Patin (Pangasius nasutus)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 4.7 Ikan Patin (Pangasius nasutus)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Pangasiidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius nasutus
b. Deskripsi Ikan Patin (Pangasius nasutus)
Ikan patin Pangasius nasutus Habitat ikan patin ialah di tepi sungai–
sungai besar dan di muara-muara sungai dan danau. Patin dikenal
sebagai hewan yang bersifat nokturnal, yakni melakukan aktivitas atau
yang aktif pada malam hari. Ikan ini suka bersembunyi di liang – liang
tepi sungai. Memiliki tubuh yang pipih dengan kepala yang
memipih/gepeng. Tubuh ikan patin berwarna cenderung putih keabu-
abuan dan kehitaman. Ikan patin tidak memiliki sisik. Ikan patin tidak
memiliki sirip punggung. Sirip perut yang memanjang hingga ke
pangkal sirip ekor.
Ikan Patin Pangasius nasutus Memiliki panjang total 23,5cm,
panjang setandar 17,5cm, tinggi badan 3,8cm, panjang batang ekor
2,5cm tinggi batang ekor 1,3cm, panjang di depan sirip punggung
7,1cm, panjang pangkal sirip punggung 1,7cm, panjang sirip dubur
3,6cm, tinggi sirip punggung 2,6cm, tinggi sirip dubur 2,2cm, panjang
sirip dada atau sirip perut 3,1/2cm, panjang kepala 3,4cm, lebar kepala
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2,3cm, panjang moncong 1,6cm diameter mata 0,6cm, sirip dorsal atau
punggung 0,7, sirip anal atau dubur 2,5, sirip pactoral/dada 1,10, sirip
pelvic atau perut 6, memilki 1 sepasang barbel di atas dan 1 pasang
barbel dibawah, memiliki potensi sebagai konsumsi.
8. Ikan Aro/Kelabau (Osteochilus melanopleurus)
Gambar 4.8 Ikan Aro/Kelabau (Osteochilus melanopleurus)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Spesies : Osteochilus melanopleura
b. Deskripsi Ikan Aro/Kelabau (Osteochilus melanopleurus)
Ikan kelabau Osteochilus melanopleurus memiliki bentuk tubuh
hampir meruncing pada kedua ujung (fusiform) dan sisik berwarna
hitam dengan bercak-bercak putih pada bagian perut. Ciri khas dari ikan
kelabau adalah terdapat garis hitam yang melintang di dekat insang.
Sirip punggung hanya terdiri dari sirip keras dengan jari sirip pertama
lebih panjang. Ujung sirip ekor terdapat selaput tipis yang digunakan
untuk bergerak lambat di dalam air (Kottelat, 1993: hal78).
Ikan kelabau Osteochilus melanopleurus Memiliki panjang total
9,5cm, panjang setandar 7,2cm, tinggi badan 2,7cm, panjang batang
ekor 1,1cm, tinggi batang ekor 0,8cm , panjang di depan sirip punggung
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3,3cm, panjang pangkal sirip punggung 3cm, panjang sirip dubur 0,5cm,
tinggi sirip punggung 1,5cm, tinggi sirip dubur 1,5cm, panjang sirip
dada atau sirip perut 0,3/0,3cm, panjang kepala 1,8cm, lebar kepala
0,5cm, panjang moncong 0,6cm diameter mata 0,6cm, sirip dorsal atau
punggung 16, sirip anal atau dubur 8, sirip pactoral/dada 8, sirip pelvic
atau perut 9, lateral line 50, sisik melintang badan 12, sisik melintang
batang ekor 10, mempunyai 10 berbel, memiliki potensi sebagai
konsumsi
9. Ikan Bedukang (Hexanematichthys sagor)
Gambar 4.9 Ikan Bedukang (Hexanematichthys sagor)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Ariidae
Genus : Hexanematichthys
Spesies : Hexanematichthys sagor
b. Deskripsi Ikan Bedukang (Hexanematichthys sagor)
Ikan Bedukang Hexanematichthys sagor memiliki panjang total
24cm, panjang setandar 18cm, tinggi badan 3,3cm, panjang batang ekor
2,8cm, tinggi batang ekor 1,6cm, panjang di depan sirip punggung
6,5cm, panjang pangkal sirip punggung 2cm, panjang sirip dubur 2,4cm,
tinggi sirip punggung 3,8cm, tinggi sirip dubur 3,5cm, panjang sirip
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dada atau sirip perut 0,6/0,5cm, panjang kepala 3,1cm, lebar kepala
27cm, panjang moncong 1,1cm, diameter mata 0,6cm, sirip dorsal atau
punggung 1,6, sirip anal atau dubur 17, sirip pactoral/dada 1,10, sirip
pelvic atau perut 5, memiliki 1 pasang barbel d atas dan 1 pasang barbel
di bawah, memiliki potensi sebagai konsumsi.
10. Ikan Nike (Bunaka gyrinoides)
Gambar 4.10 Ikan Nike (Bunaka gyrinoides)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom :Animalia
Filum :Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Gobiidae
Genus : Bunaka
Spesies : Bunaka gyrinoides
b. Deskripsi Ikan Nike (Bunaka gyrinoides)
Ikan Nike Bunaka gyrinoides memiliki panjang total 19cm,
panjang setandar 15,5cm, tinggi badan 3cm, panjang batang ekor 3,5cm,
tinggi batang ekor 1,4cm, panjang di depan sirip punggung 6cm,
panjang pangkal sirip punggung 6cm, panjang sirip dubur 2cm, tinggi
sirip punggung 3,7cm, tinggi sirip dubur 1,9cm, panjang sirip dada atau
sirip perut 3,3/2,8cm, panjang kepala 4,7cm, lebar kepala 0,7cm,
panjang moncong 1,7cm, diameter mata 0,7cm, sirip dorsal atau
punggung 1,8, sirip anal atau dubur 1,8, sirip pactoral/dada 18, sirip
pelvic atau perut 5, lateral line 3,2, sisik melintang badan 5, sisik
melintang batang ekor 7, memiliki potensi sebagai hias.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
11. Ikan Patin (Pangasius nasutus)
Gambar 4.11 Ikan Patin (Pangasius nasutus)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius nasutus
b. Deskripsi Ikan Patin (Pangasius nasutus)
Ikan Patin Pangasius nasutus Habitat ikan patin ialah di tepi
sungai–sungai besar dan di muara-muara sungai dan danau. Patin
dikenal sebagai hewan yang bersifat nokturnal, yakni melakukan
aktivitas atau yang aktif pada malam hari. Ikan ini suka bersembunyi di
liang – liang tepi sungai. Memiliki tubuh yang pipih dengan kepala yang
memipih/gepeng. Tubuh ikan patin berwarna cenderung putih keabu-
abuan dan kehitaman. Ikan patin tidak memiliki sisik. Ikan patin tidak
memiliki sirip punggung. Sirip perut yang memanjang hingga ke
pangkal sirip ekor.
Memiliki panjang total 16cm, panjang setandar 13,5cm, tinggi
badan 2,9cm, panjang batang ekor 0,8cm, tinggi batang ekor 1,1cm,
panjang di depan sirip punggung 5cm, panjang pangkal sirip punggung
1cm, panjang sirip dubur 4,5cm, tinggi sirip punggung 2,6cm, tinggi
sirip dubur 2cm, panjang sirip dada atau sirip perut 2,4/1,6cm, panjang
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kepala 3,2cm, lebar kepala 1,8cm, panjang moncong 1,8cm, diameter
mata 0,6cm, sirip dorsal atau punggung 2,7, sirip anal atau dubur 30,
sirip pactoral/dada 1,7, sirip pelvic atau perut 8, lateral line 70, memiliki
potensi sebagai konsumsi.
12. Ikan Lais (Phalacronotus apogon)
Gambar 4.12 Ikan Lais (Phalacronotus apogon)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom :Animalia
Filum :Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Ostariophysi
Famili : Siluridae
Genus : Phalacronotus
Spesies : Phalacronotus apogon
b. Deskripsi Ikan Lais (Phalacronotus apogon)
Ikan Lais Phalacronotus apogon memiliki panjang total 15,5cm,
panjang setandar 14cm, tinggi badan 3cm, tinggi batang ekor 0,4cm,
panjang sirip dubur 9cm, tinggi sirip dubur 1cm, panjang sirip dada atau
sirip perut 2,4/0,8cm, panjang kepala 2,9cm, lebar kepala 1,1cm,
panjang moncong 1cm, diameter mata 0,5cm, sirip anal atau dubur 83,
sirip pactoral/dada 1,13, sirip pelvic atau perut 9, lateral line 115,
memiliki potensi sebagai konsumsi.
13. Ikan Kapiat (Puntioplites waandersi)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 4.14 Ikan Kapiat (Puntioplites waandersi)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Puntioplites
Spesies : Puntioplites waandersi
b. Deskripsi Ikan Kapiat (Puntioplites waandersi)
Ikan kapiat Puntioplites waandersi memiliki bentuk tubuh
fusiform yaitu bentuk yang hampir meruncing pada kedua ujung.
Memiliki bentuk punggung yang cekung. Sisik berwarna keperakan dan
bentuk tubuh pipih Ikan ini ditemukan bernaung di daerah yang banyak
terdapat tanaman air.
Ikan kapiat Puntioplites waandersi Memiliki panjang total 11,8cm,
panjang setandar 8,5cm, tinggi badan 4,1cm, panjang batang ekor
1,1cm, tinggi batang ekor 1,2cm, panjang di depan sirip punggung
4,6cm, panjang pangkal sirip punggung 1,8cm, panjang sirip dubur
1,5cm, tinggi sirip punggung 3,9cm, tinggi sirip dubur 2,8cm, panjang
sirip dada atau sirip perut 0,5/0,6cm, panjang kepala 2,6cm, lebar kepala
1,4cm, panjang moncong 0,6cm, diameter mata 0,8cm, sirip dorsal atau
punggung 1,7, sirip anal atau dubur 1,6, sirip pactoral/dada 15, sirip
pelvic atau perut 8, lateral line 36, sisik melintang badan 15, sisik
melintang batang ekor 6, memiliki potensi sebagai konsumsi.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
14. Ikan Bilis Bulu Ayam (Coilia dussumieri)
Gambar 4.15 Ikan Bilis Bulu Ayam (Coilia dussumieri)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom :Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Clupeiformes
Famili : Engraulidae
Genus : Coilia
Spesies : Coilia dussumieri
b. Deskripsi Ikan Bilis Bulu Ayam (Coilia dussumieri)
Ikan Bilis Bulu Ayam Coilia dussumieri memiliki panjang total
19,9cm, panjang setandar 17,6cm, tinggi badan 4,2cm, tinggi batang
ekor 0,6cm, panjang di depan sirip punggung 5,6cm, panjang pangkal
sirip punggung 1,5cm, panjang sirip dubur 9cm, tinggi sirip punggung
3,7cm, tinggi sirip dubur 1,5cm, panjang sirip dada atau sirip perut
8,2/1,5cm, panjang kepala 3,2cm, lebar kepala 1,3cm, panjang moncong
0,6cm, diameter mata 0,7cm, sirip dorsal atau punggung 1,9, sirip anal
atau dubur 80, sirip pactoral atau dada 15, sirip pelvic atau perut 1,6,
lateral line 38, sisik melintang badan 5, sisik melintang batang ekor 5,
memiliki potensi sebagai konsumsi.
15. Ikan Belida (Notopterus chitala)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 4.16 Ikan Belida (Notopterus chitala)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Osteoglossiformes
Famili : Notopteridae
Genus : Notopterus
Spesies : Notopterus chitala
b. Deskripsi Ikan Belida (Notopterus chitala)
Ikan Belida Notopterus chitala Memiliki panjang total 18cm,
panjang setandar 14,5cm, tinggi badan 6,4cm, panjang di depan sirip
punggung 10,4cm, panjang pangkal sirip punggung 0,7cm, tinggi sirip
punggung 2,5cm, panjang sirip dada atau sirip perut 0,6cm, panjang
kepala 4,2cm, lebar kepala 1,7cm, panjang moncong 1,7cm, diameter
mata 1,1cm, sirip dorsal atau punggung 19, sirip anal atau dubur 127,
sirip pactoral atau dada 1,11, memiliki 43-49 pasang duri kecil
sepasang, dan memiliki potensi sebagai konsumsi. Ikan berpunggung
pisau, punggungnya meninggi sehingga bagian perut tampak lebar dan
pipih. Belida lebih aktif pada malam hari, dan mulai respon terhadap
makanan pada sore hari. Hewan ini menyukai bagian gelap dari sungai,
biasanya hidup di lubuk di bawah pepohonan.
16. Ikan Gulamah (Johnius heterolepis)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 4.18 Ikan Gulamah (Johnius heterolepis)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Sciaenidae
Genus : Johnius
Spesies : Johnius heterolepis
b. Deskripsi Ikan Gulamah (Johnius heterolepis)
Ikan Gulamah Johnius heterolepis memiliki panjang total 26cm ,
panjang setandar 21,5cm, tinggi badan 5cm, panjang batang ekor 5,5cm,
tinggi batang ekor 2cm, panjang di depan sirip punggung 6cm, panjang
pangkal sirip punggung 14cm, panjang sirip dubur 0,6cm, tinggi sirip
punggung 2,5cm, tinggi sirip dubur 2,5cm, panjang sirip dada atau sirip
perut 1/0,9cm, panjang kepala 5cm, lebar kepala 1,8cm, panjang
moncong 1,5cm, diameter mata 0,7cm, sirip dorsal atau punggung
11,38, sirip anal atau dubur 2,7, sirip pactoral atau dada 12 , sirip pelvic
atau perut 7, lateral line 49, sisik melintang badan 10, sisik melintang
batang ekor 9 dan memiliki potensi sebagai konsumsi.
17. Ikan Sebarau (Hampala ampalong)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 4.19 Ikan Sebarau (Hampala ampalong)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Hampala
Spesies : Hampala ampalong
b. Deskripsi Ikan Sebarau (Hampala ampalong)
Ikan Sebarau Hampala ampalong adalah jenis ikan pemangsa di
perairan tawar yang menyukai mangsa berupa serangga dan udang-
udang kecil. Habitat ikan ini di lubuk sungai, danau dan waduk atau
sungai yang beraliran deras dan dangkal. Ikan ini sangat menyukai
bertempat tinggal dan mencari makan pada lokasi yang banyak dihuni
oleh ikan-ikan berukuran kecil yang merupakan makanan alami.
Apabila didalam danau ikan ini lebih menyukai berkumpul dekat di
daerah yang banyak terdapat gundukan pasir, daerah kerikil dan
bebatuan. Ikan Seberau yang berukuran kecil biasanya berenang dekat
di permukaan air dengan cara hidup berkelompok.
Memiliki panjang total 13, panjang setandar 9,5cm, tinggi badan
3,2cm, panjang batang ekor 1,3cm, tinggi batang ekor 1,5cm, panjang
di depan sirip punggung 5,8cm, panjang pangkal sirip punggung 1,5cm
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
panjang sirip dubur 1cm, tinggi sirip punggung 2,7cm, tinggi sirip dubur
1,7cm, panjang sirip dada atau sirip perut 2,1/1,8cm, panjang kepala
3,2cm, lebar kepala 1cm, panjang moncong 1cm, diameter mata 0,8cm,
sirip dorsal atau punggung 1,8, sirip anal atau dubur 16, sirip pactoral
atau dada 2,11, sirip pelvic atau perut 9, lateral line 37, sisik melintang
badan 5, sisik melintang batang ekor 7 dan memiliki potensi sebagai
konsumsi.
18. Ikan Seluang (Rasbora caudimacuta)
Gambar 4.20 Ikan Seluang (Rasbora caudimacuta)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom :Animalia
Filum : Chordata
Kelas :Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Rasbora
Spesies : Rasbora caudimacuta
b. Deskripsi Ikan Seluang (Rasbora caudimacuta)
Ikan Seluang Rasbora caudimacuta memiliki tubuh yang pipih
mamanjang dengan sisik yang tipis. Ikan ini suka berenang sampai
permukaan air khususnya saat permukaan air sungai atau rawa
meningkat, dan ketika curah hujan meninggi. Pada waktu seperti ini,
mereka berenang ke permukaan untuk mengejar makanan. Saat musim
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kemarau tiba, atau suhu lingkungan meningkat, ikan ini lebih suka untuk
berteduh dan berkumpul di bawah pohon. Ikan ini suka berenang sampai
permukaan air khususnya saat permukaan air sungai atau rawa
meningkat, dan ketika curah hujan meninggi. Mereka berenang ke
permukaan untuk mengejar makanan. Saat musim kemarau tiba, atau
suhu lingkungan meningkat, ikan ini lebih suka untuk berteduh dan
berkumpul di bawah pohon. Suhu lingkungan yang paling baik bagi ikan
ini sekitar 22 hingga 26°C.
Memiliki panjang total 14cm, panjang setandar 10,5cm, tinggi
badan 3cm, panjang batang ekor 2cm, tinggi batang ekor 1,4cm, panjang
di depan sirip punggung 6cm, panjang pangkal sirip punggung 0,8cm
panjang sirip dubur 0,8cm, tinggi sirip punggung 2,1cm, tinggi sirip
dubur 1,4cm, panjang sirip dada atau sirip perut 0,5/0,3cm, panjang
kepala 2,5cm lebar kepala 0,7cm, panjang moncong 1cm, diameter mata
0,7cm, sirip dorsal atau punggung 7, sirip anal atau dubur 8, sirip
pactoral atau dada 10, sirip pelvic atau perut 5, lateral line 28, sisik
melintang badan 5, sisik melintang batang ekor 4 dan memiliki potensi
sebagai hias dan konsumsi.Habitat ikan seluang di air rawah atau sungai
berarus tenang
19. Ikan Jangut (Polynemus dubius)
Gambar 4.21 Ikan Jangut (Polynemus dubius)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Polynemidae
Genus : Polynemus
Spesies : Polynemus dubius
b. Deskripsi Ikan Jangut (Polynemus dubius)
Ikan Jangut Polynemus dubius memiliki panjang total 19,5cm
panjang setandar 14,5cm, tinggi badan 3cm, panjang batang ekor 4,1cm,
tinggi batang ekor 1,9cm, panjang di depan sirip punggung 4,6cm,
panjang pangkal sirip punggung 2,5cm panjang sirip dubur 2,3cm,
tinggi sirip punggung 2,5cm, tinggi sirip dubur 2,9cm, panjang sirip
dada atau sirip perut 0,6cm, panjang kepala 3,2cm lebar kepala 1,6cm,
panjang moncong 0,65cm, diameter mata 0,4cm, sirip dorsal atau
punggung 1,6, sirip anal atau dubur 13, sirip pactoral atau dada 17, sirip
pelvic atau perut 7, lateral line 70, sisik melintang badan 6, sisik
melintang batang ekor 14, memiliki berbal 7 pasang dan memiliki
potensi sebagai konsumsi
20. Ikan Serideng (Ambassis kopsii)
Gambar 4.21 Ikan Serideng (Ambassis kopsii)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Ordo : Perciforme
Famili : Ambassidae
Genus : Ambassis
Spesies : Ambassis kopsii
b. Deskripsi Ikan Serideng (Ambassis kopsii)
Ikan Serideng Ambassis kopsii memiliki panjang total 15cm,
panjang setandar 11cm, tinggi badan 5,1cm, panjang batang ekor 1,4cm,
tinggi batang ekor 1,5cm, panjang di depan sirip punggung 5cm,
panjang pangkal sirip punggung 5,2cm, panjang sirip dubur 2,8cm,
tinggi sirip punggung 2,6cm, tinggi sirip dubur 3, panjang sirip dada
atau sirip perut 0,5/0,6cm, panjang kepala 3,4cm, lebar kepala 1cm,
panjang moncong 1cm, diameter mata 1,3cm, sirip dorsal atau
punggung 7, sirip anal atau dubur 3,9, sirip pactoral atau dada 19, sirip
pelvic atau perut 1,7, lateral line 28, sisik melintang badan 11, sisik
melintang batang ekor 7 dan memiliki sebagai potensi sebagai
konsumsi. Ikan ini ditemukan aktif berenang pada pagi hingga siang hari
dengan kondisi perairan yang berarus tenang.
21. Ikan Gurami (Osphronemus goramy)
Gambar 4.23 Ikan Gurami (Osphronemus goramy)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom :Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Osphronemidae
Genus : Osphronemus
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Spesies : Osphronemus goramy
b. Deskripsi Ikan Gurami (Osphronemus goramy)
Ikan gurame Osphronemus goramy memiliki bentuk tubuh yang
lebar dan pipih Sisik tubuh berwarna hitam dengan corak belang pada
bagian badan. Ikan ini ditemukan di perairan berarus lambat dengan
suhu air 30- 31ᴼC, dan banyak terdapat naungan berupa eceng gondok.
Ikan gurame Osphronemus goramy Memiliki panjang total 10cm,
panjang setandar 7,8cm, tinggi badan 4,5cm, tinggi batang ekor 0,6cm,
panjang di depan sirip punggung 4cm, panjang pangkal sirip punggung
3,5cm, panjang sirip dubur 4,5cm, tinggi sirip punggung 2cm, tinggi
sirip dubur 3,3cm, panjang sirip dada atau sirip perut 0,4/0,2cm, panjang
kepala 2,9cm, lebar kepala 1cm, panjang moncong 0,9cm, diameter
mata 1cm, sirip dorsal atau punggung 11,12, sirip anal atau dubur 10,20,
sirip pactoral atau dada 2,13, sirip pelvic atau perut 1,5, lateral line 37,
sisik melintang badan 5, sisik melintang batang ekor 8, memiliki
sepasang berbel dan memiliki sebagai potensi sebagai hias dan
konsumsi.
22. Ikan Sepatung (Pristolepis grootii)
Gambar 4.24. Ikan Sepatung (Pristolepis grootii)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Nandidae
Genus : Pristolepis
Spesies : Pristolepis grootii
b. Deskripsi Ikan Sepatung (Pristolepis grootii)
Ikan Sepatung Pristolepis grootii memiliki panjang total 14,7cm,
panjang setandar 11cm, tinggi badan 5,9cm, panjang batang ekor
1,4cmc, tinggi batang ekor 1,5cm, panjang di depan sirip punggung
9cm, panjang pangkal sirip punggung 2cm, panjang sirip dubur 2,3cm,
tinggi sirip punggung 2,1cm, tinggi sirip dubur 1,2cm, panjang sirip
dada atau sirip perut 0,8/0,18cm, panjang kepala 4,3cm, lebar kepala
1,8cm, panjang moncong 0,9cm, diameter mata 1,1cm, sirip dorsal atau
punggung 12,16, sirip anal atau dubur 3,8, sirip pactoral atau dada 14,
sirip pelvic atau perut 1,6, lateral line 21, sisik melintang badan 4,5, sisik
melintang batang ekor 8 dan memiliki potensi sebagai hias dan kosumsi.
Ikan tersebut tertangkap di kondisi perairan berarus tenang. Ekosistem
ikan sepatung adalah perairan tawar sungai, rawa dan danau.
23. Ikan Lidah/Sebelah (Achiroides leucorhynchos)
Gambar 4.25 Ikan Lidah/Sebelah (Achiroides leucorhynchos)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom :Animalia
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Filum :Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo :Heterosomata
Famili :Soleidae
Genus : Achiroides
Spesies : Achiroides leucorhynchos
b. Deskripsi Ikan Lidah/Sebelah (Achiroides leucorhynchos)
Ikan Lidah/Sebelah Achiroides leucorhynchos mempunyai bentuk
badan pipih. Memiliki panjang total 15cm, panjang setandar 14,2cm,
tinggi badan 5,6cm, tinggi batang ekor 1,5cm, panjang pangkal sirip
punggung 13,2cm, panjang sirip dubur 11cm, tinggi sirip punggung
0,5cm, tinggi sirip dubur 0,5cm, panjang sirip dada atau sirip perut
0,2cm, panjang kepala 3cm, lebar kepala 0,7cm, panjang moncong
0,6cm, diameter mata 0,3cm, sirip dorsal atau punggung 51, sirip anal
atau dubur 36, lateral line 108 dan memiliki potensi sebagai konsumsi.
24. Ikan Patin (Pangasius nasutus)
Gambar 4.26 Ikan Patin (Pangasius nasutus)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Pangasiidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius nasutus
b. Deskripsi Ikan Patin (Pangasius nasutus)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Ikan Patin Pangasius nasutus Habitat ikan patin ialah di tepi
sungai–sungai besar dan di muara-muara sungai dan danau. Patin
dikenal sebagai hewan yang bersifat nokturnal, yakni melakukan
aktivitas atau yang aktif pada malam hari. Ikan ini suka bersembunyi di
liang – liang tepi sungai. Memiliki tubuh yang pipih dengan kepala yang
memipih/gepeng. Tubuh ikan patin berwarna cenderung putih keabu-
abuan dan kehitaman. Ikan patin tidak memiliki sisik. Ikan patin tidak
memiliki sirip punggung. Sirip perut yang memanjang hingga ke
pangkal sirip ekor.
Memiliki panjang total 30cm, panjang setandar 25cm, tinggi badan
4,7cm, panjang batang ekor 3,5cm, tinggi batang ekor 2cm, panjang di
depan sirip punggung 9,7cm, panjang pangkal sirip punggung 1,7cm,
panjang sirip dubur 8,7cm, tinggi sirip punggung 4cm, tinggi sirip dubur
2,5cmc, panjang sirip dada atau sirip perut 3,5/2,3cm, panjang kepala
4,2cm, lebar kepala 2cm, panjang moncong 1,8cm, diameter mata
0,6cm, sirip dorsal atau punggung 2,7, sirip anal atau dubur 30, sirip
pactoral atau dada 12, sirip pelvic atau perut 6 dan memiliki potensi
sebagai konsumsi.
25. Ikan Si Hitam (Labeo chrysophekadion)
Gambar 4.25 Ikan Si Hitam (Labeo chrysophekadion)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Labeo
Spesies : Labeo chrysophekadion
b. Deskripsi Ikan Si Hitam (Labeo chrysophekadion)
Ikan Si Htam Labeo chrysophekadion memiliki sisik warna hitam
disekujur tubuh dan terdapat sisik berbintik-bintik merah pada bagian
badan. Sirip-sirip pada tubuh ikan lebih hitam dibandingkan dengan
warna sisik pada tubuh. Pada mulut terdapat 2 pasang sungut yang kecil
yang digunakan sebagai sensor untuk mencari makan serta dari
gangguan predator. Ikan ini lebih banyak bersembunyi di bawah alat
tangkul ikan yang tidak terpakai lagi.
Ikan Si Hitam Labeo chrysophekadion Memiliki panjang total
10,5cm, panjang setandar 7,7cm, tinggi badan 2,5cm, panjang batang
ekor 1,4cm, tinggi batang ekor 1cm, panjang di depan sirip punggung
3,5cm, panjang pangkal sirip punggung 3cm, panjang sirip dubur 0,7cm,
tinggi sirip punggung 2,3cm, tinggi sirip dubur 2cm, panjang sirip dada
atau sirip perut 1,3cm, panjang kepala 2cm, lebar kepala 1cm, panjang
moncong 0,7cm, diameter mata 0,3cm, sirip dorsal atau punggung 17,
sirip anal atau dubur 6, sirip pactoral atau dada 8, sirip pelvic atau perut
8, lateral line 41, sisik melintang badan 9, sisik melintang batang ekor 8
dan memiliki potensi sebagai hias dan konsumsi.
26. Ikan Sumpit (Toxotes microlepis)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 4.26 Ikan Sumpit (Toxotes microlepis)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Toxotidae
Genu : Toxotes
Spesies : Toxotes microlepis
b. Deskripsi Ikan Sumpit (Toxotes microlepis)
Ikan Sumpit Toxotes microlepis memiliki panjang total 11,3cm,
panjang setandar 9,2cm, tinggi badan 5cm, panjang batang ekor 0,5cm,
tinggi batang ekor 1,1cm, panjang di depan sirip punggung 5,7cm,
panjang pangkal sirip punggung 3,5cm, panjang sirip dubur 3,5cm,
tinggi sirip punggung 1,7cm, tinggi sirip dubur 1,8cm, panjang sirip
dada atau sirip perut 0,5/0,3cm, panjang kepala 3,4cm, lebar kepala
1,2cm, panjang moncong 1cm, diameter mata 1cm, sirip dorsal atau
punggung 5,15, sirip anal atau dubur 3,15, sirip pactoral atau dada 12,
sirip pelvic atau perut 1,6, lateral line 42, sisik melintang badan 8, sisik
melintang batang ekor 7, terdapat bintik-bintik hitam pada bagian
punggunya dan memiliki potensi sebagai hias dan konsumsi.
27. .Ikan Baung Tikus (Bagroides melapterus)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 4.27 Ikan Baung Tikus (Bagroides melapterus)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum :Chordata
Kelas :Actinopterygii
Ordo :Siluriformes
Famili :Bagridae
Genus :Bagroides
Spesies :Bagroides melapterus
b. Deskripsi Ikan Baung Tikus (Bagroides melapterus)
Ikan Baung Tikus Bagroides melapterus Memiliki panjang total
19,5cm, panjang setandar 16,2cm, tinggi badan 3,4cm, panjang batang
ekor 3,1cm, tinggi batang ekor 1,15cm, panjang di depan sirip punggung
4,8cm, panjang pangkal sirip punggung 2cm, panjang sirip dubur 1,8cm,
tinggi sirip punggung 2,8cm, tinggi sirip dubur 3,2cm, panjang sirip
dada atau sirip perut 0,8/0,4cm, panjang kepala 3,1cm, lebar kepala
2,9ccm, panjang moncong 1cm, diameter mata 0,5cm, sirip dorsal atau
punggung 1,7, sirip anal atau dubur 15, sirip pactoral/dada 1,8, sirip
pelvic atau perut 6, memiliki potensi sebagai konsumsi. Makanan utama
baung terdiri dari ikan-ikan kecil dan insekta, ikan ini juga
mengkonsumsi remis, moluska, dan rumput sehingga ikan ini termasuk
ke dalam golongan omnivora.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Jenis-jenis ikan invasif
1. Ikan Buntal (Dichotomyctere nigroviridis)
Gambar 4.1 Ikan Buntal (Dichotomyctere nigroviridis)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom :Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Tetraodontiformes
Famili : Tetraodontidae
Genus : Dichotomyctere
Spesies : Dichotomyctere nigroviridis
b. Deskripsi Ikan Buntal (Dichotomyctere nigroviridis)
Ikan buntal Dichotomyctere nigroviridis adalah ikan yang bertubuh bulat
dan dapat mengembang apabila disentuh. Ikan buntal mempunyai gigi yang
tajam dan memiliki racun yang terkandung didalam tubuhnya. Apabila
disentuh, ikan buntal akan mengembang dan mengeluarkan duri tajam. Pada
siang hari ikan buntal bersembunyi di balik karang lalu pada malam harinya
mencari makan. Ikan yang memiliki gigi kuat ini dapat menghaluskan makanan
utamanya seperti kerang, siput, landak laut, dan kepiting. Bagian yang paling
beracun dari iakn buntal adalah hati, telur dan saluran pencernaannya. Apabila
ketika pengolahan terkontaminasi oleh bagian organ dalam yang pecah, daging
menjadi sangat beracun dan mematikan.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Ikan buntal Dichotomyctere nigroviridis memiliki panjang total 12cm,
panjang setandar 9,8cm, tinggi badan 2,8cm, panjang batang ekor 1cm, tinggi
batang ekor 1cm, panjang di depan sirip punggung 72cm, panjang pangkal sirip
punggung 0,9cm, panjang sirip dubur 0,6cm, tinggi sirip punggung 1,3cm,
tinggi sirip dubur 1,3cm, panjang sirip dada atau sirip perut 1,2cm, panjang
kepala 4,6cm, lebar kepala 2,3cm, panjang moncong 1,3cm, diameter mata
1cm, sirip dorsal atau punggung 13, sirip anal atau dubur 19, sirip pectoral atau
dada18, memiliki potensi sebagai hias.
2. Ikan Tiger Fish (Datnioides polota)
Gambar 4.2 Ikan Tiger Fish (Datnioides polota)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. .Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Spariformes
Famili : Lobotidae
Genus : Datnioides
Spesies : Datnioides polota
b. .Deskripsi Ikan Tiger Fish (Datnioides polota)
Ikan Tiger Fish Datnioides polota Memiliki panjang total 22cm,
panjang setandar 14,1cm, tinggi badan 5,1cm, panjang batang ekor
1,3cm, tinggi batang ekor 1,5cm, panjang di depan sirip punggung
5,6cm, panjang pangkal sirip punggung 8,2cm, panjang sirip dubur
2,6cm, tinggi sirip punggung 2,5cm, tinggi sirip dubur 3,1cm,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
panjang sirip dada atau sirip perut 1/1cm, panjang kepala 5,1cm,
lebar kepala 2cm, panjang moncong 1,7cm, diameter mata 1cm, sirip
dorsal atau punggung 12-14, sirip anal atau dubur 3,8, sirip pactoral
atau dada 17, sirip pelvic atau perut 6, lateral line 59, sisik melintang
badan 6,5, sisik melintang batang ekor 7 dan memiliki potensi
sebagai hias dan konsumsi.
3. Ikan Gabus (Chana striata)
Gambar 4.3 Ikan Gabus (Chana striata)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Channidae
Genus : Channa
Spesies : Channa striata
b. Deskripsi Ikan Gabus (Chana striata)
Ikan gabus Chana striata memiliki tubuh bulat memanjang,
berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular. Memiliki sisik besar
di kepala. Sisik atas tubuh dari kepala hingga ekor berwarna hitam
kecoklatan. Pada sisik bawah tubuh berwarna putih, mulai dari dagu
hingga ke pangkal ekor. Pada bagian samping tubuh, terdapat garis-
garis belang yang samar samar. Ikan Gabus ditemukan di tepi-tepi
danau serta berenang di dasar perairan dengan kondisi perairan
berlumpur serta terdapat banyak naungan berupa tanaman dan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
perairan dengan arus air yang tenang. Daging ikan gabus banyak
mengandung kadar albumin yang sangat tinggi. albumin adalah
salah satu jenis protein yang sangat penting dalam proses
penyembuhan luka pada tubuh Zat albumin juga berfungsi untuk
menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh ikan gabus juga dapat
memperbaiki gizi buruk, struktur daging ikan gabus lebih empuk,
ikan gabus memiliki protein kolagen yang lebih rendah dibanding
kadar protein yang terkandung pada daging. Ikan gabus hanya
memiliki 3% hingga 5% dari total kandungan protein kolagen.
Ikan Gabus Chana striata Memiliki panjang total 24cm,
panjang setandar 20,5cm, tinggi badan 3cm, panjang batang ekor
1,6cm, tinggi batang ekor 1,8cm, panjang di depan sirip punggung
6,2cm, panjang pangkal sirip punggung 21cm, panjang sirip dubur
6cm, tinggi sirip punggung 1,5cm, tinggi sirip dubur 2cm, panjang
sirip dada atau sirip perut 3,3/2,3cm, panjang kepala 6cm, lebar
kepala 1,5cm, panjang moncong 1,1cm, diameter mata 0,8cm, sirip
dorsal atau punggung 40, sirip anal atau dubur 26, sirip pactoral atau
dada 5, sirip pelvic atau perut 1,5, lateral line 55, sisik melintang
badan 4, sisik melintang batang ekor 14 dan memiliki potensi
sebagai konsumsi.
4. Ikan Tilan Api (Mastacembelus erythrotaenia)
Gambar 4.4 Ikan Tilan Api (Mastacembelus erythrotaenia)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Spesies
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Mastacembelidae
Genus : Mastecembelus
Spesies : Mastecembelus erythrotaenia
b. Deskripsi Ikan Tilan Api (Mastacembelus erythrotaenia)
Ikan Tilan Api memiliki bentuk tubuh yang memanjang dengan
penampang melintang yang agak silidris dan kecil (anguilliform). Ikan
Tilan memiliki moncong memanjang dan lubang hidung terletak di
samping. Ciri yang khas dari ikan tilan yaitu terdapat barisan duri kecil
sepanjang punggung di depan jari-jari sirip punggung serta sisik tubuh
berwarna hitam dengan corak berwarna merah yang berbentuk seperti
batik. Ikan ini aktif berenang pada malam hari dan tertangkap di dasar
perairan.
Ikan Tilan Api Mastacembelus erythrotaenia memiliki panjang
total 30cm, panjang setandar 28,2cm, tinggi badan 2,7cm, tinggi batang
ekor 0,7cm, panjang di depan sirip punggung 5,8cm, panjang pangkal
sirip punggung 24,5cm, panjang sirip dubur 12,5cm, tinggi sirip
punggung 0,7cm, tinggi sirip dubur 0,3cm, panjang sirip dada atau sirip
perut 0,81cm, panjang kepala 5,1cm, lebar kepala 0,85cm, panjang
moncong 1,6cm, diameter mata 0,3cm, sirip dorsal atau punggung 75,
sirip anal atau dubur 71, memiliki potensi sebagai hias dan konsumsi.
68 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB V
PENUTUP
i. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang Identifikasi Jenis Ikan Endemik Dan
Invasif di desa Sungai Rambut Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung
Jabung Timur. Maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Jenis-jenis ikan (pisces) endemik yang ditemukan sebanyak 27
spesies ikan (pisces) yang sudah diidentifikasi. Lais (Phalacronotus
apogon J), Ikan Sengiring (Mystus nigriceps V), Ikan Sebarau
(Hampala ampalong W), Ikan Baung Rambai (Hemibagrus nemurus
V), Ikan Hara (Osteochilus kelabau B), Ikan Seluang (Rasbora
caudimacuta Sr), Ikan Patin (Pangasius nasutus V), Ikan Ikan Nike
(Bunaka gyrinoides Mm), Ikan Kapiat (Puntioplites waandersi
B),Ikan Aro/Kelabau (Osteochilus melanopleurus B) serta endemik
umum ditemukan sebanyak 15 dan jenis-jenis ikan (pisces) Ikan
Belida (Notopterus chitala L), Ikan Gulamah (Aspericorpina jubata
Rs), Ikan Gurami (Osphronemus goramy L), Ikan Sepatung
(Pristolepis grootii B), Ikan Lidah/Sebelah (Achiroides
leucorhynchos B), Ikan Jangut(Polynemus dubius Ds), Ikan Bilis
Bulu Ayam (Coilia dussumieri B), Ikan Belantau(Macrochirichthys
macrochirus V), Ikan Sumpit (Toxotes microlepis k), Ikan Si
Hitam(Labeo chrysophekadion B), Ikan Baung Tikus (Bagroides
melapterus V), Ikan Bedukang (Hexanematichthys sagor H), Ikan
Serideng(Ambassis kopsii B).
2. Jenis-jenis ikan (pisces) Invasif yang ditemukan sebanyak 4 spesies
ikan (pisces) yang sudah diidentifikasi. Ikan Buntal (Dichotomyctere
nigroviridis Mp), Ikan Tiger Fish (Datnioides polota Mr), Ikan Tilan
Api (Mastacembelus erythrotaenia B), dan Ikan Gabus (Chana
striata B).
B. Saran
Dari penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disarankan sebagai
berikut :
1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mengukur faktor-faktor
lingkungan di sungai Rambut kecamatan Berbak Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan mengkaji hal-hal ekologi lainnya
disamping identifikasi yang sudah dilakukan peneliti
69 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR PUSTAKA
Administrasi buku desa (2015-2018) pemerintah Desa Sungai Rambut, Kecamatan
Berbak, Kabupetan Tanjung Jabung Timur
Irwan, D, Z.A. (1992). Ekosistem Komunitas Dan Lingkungan. Bumi Aksara.
Jakatra
Ningasih, P. (2012), Mengenal Ekosistem Laut Dan Pesisi. Bogor: Pustaka Sains.
Kasjian Romimohtart dan sri juana. (2015). Biologi laut. Jakarta Djambatan
Ilham majid (2016), Jurnal Bioedukasi, Konservasi Hutan Magrouve Di pesisir
Pantai Kota Ternate Terintegrasi Kurikulum Sekolah, vol 4, No 2. ISSN:
2301- 4678
Daldjoeni,N. (1987) interaksi Desa-Kota, Jakatra, Cipta Rineka
Syarifudin, (2000). Sains Geograf. Jakatra: Bumi Aksara
Odum, E.P. (1971). Fundamental of Ecology. W.B. Saunder Com. Philadelphia 125
pp
Bengen, D. G. (2004). Menuju Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu Berbasis
Daerah Aliran Sungai (DAS), dalam Interaksi daratan dan Lautan:
Pengaruhnya terhadap Sumber Daya dan Lingkungan. Prosiding
Simposium Interaksi Daratan Dan Lautan.
Nazir. M (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bond, C.E. 1979. Biology of Fishes. W.B. Saunders Company. Philadelphia.
Affandi, R,S.S. dan M.F.S Rahardjo (1992) Iktiologi, suatu pedoman kerja
laboratorium. IPB
Sugiri, N. 1992. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta
Wargasasmita S. (2002). Ikan Tawar Endemik Sumatra Yang Terancam Punah.
Jurnal ikhtiologi indonesia 2 (2): 41-49
Trijoko dan S.Pranoto. 2006. Keanekaragaman Jenis Ikan di Sepanjang Aliran
Sungai Opak
Saanin, H. (1984). Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bogor: Bina Cipta.
Soemadji. (1995). Zoologi. Jakarta: Depdikbud.
Kramadibrata, H. I. (1996). Ekologi Hewan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
PRATIWI, R. 2006. Biota Laut I : Bagaimana Mengenal Biota Laut. Oseana, vol.
XXXI no.1 tahun (2006)
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2017 A. S. (2008).
Studi Keanekaragaman Jenis Ikan Lais (Cryptopterus spp)
berdasarkan Karakter Morfologi di Danau Teluk Kota Jambi, Skripsi,
Universitas Jambi, Jambi
Kottelat,M; A.J. W. S.N. Kartikasari dan S. Wirjoatmodjo. (1993). Ikan air tawar
Indonesia bagian Barat dan Sulawesi. Periplus ed, (Hk) dan Menteri
Negara kependudukan dan LH, Republik Indonesia
Elvyra, R. (2004). Beberapa Aspek Ekologi Ikan Selais Cryptopterus limpok (Blkr.)
di Sungai Kampar Kiri Riau. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas
Andalas. Padang
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lenny S. Syafei, S.D. (2018). Ikan Asing Invasif, Tantangan Keberlanjutan
Biodiversitas Perairan [Invasive Alien Spesies, sustainability aquatic
biodiversity challenges]. Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan
Volume 12(3) Desember (2018)
Kottelat, M., A.J. W.S.N. Kartikasari and S. Wirdjoatmodjo. (1993). Freshwater
Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Edition (HK) in
Collaboration with The Environment Rep. of Indonesia. Jakarta
Safita R. 1 Maret, (2014) Zoologi Vertebrata. Pusat Studi Agama dan
Kemasyarakatan (PUSAKA) Jambi Bekerjasama dengan Penerbit Media
KreativanYokyakarta.
Anonymus, (2010). Pengertian dan Macam-macam Sungai. Jakarta.
(www.google.com). (Dikunjungi pada tanggal 09 November 2013).
Umar I. (2014). Identifikasi Ikan Air Tawar Hasil Tangkapan Nelayan Di Sungai
Meureubo Hulu Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.
[Skripsi]. Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar.
Domu Simbolon1*, Budy Wiryawan1 , P. Ika Wahyuningrum1 dan Hendro
Wahyudi2. Tingkat Pemanfaatan Dan Pola Musim Penangkapan Ikan
Lemuru Di Perairan Selat Bali. ISSN: 0251-286X. Volume XIX No. 3
Edisi Desember (2011)
Satyani, D. (2010). Ikan hias air tawar ekspor. Media Akuakultur. April 2010.
Pusat Riset Perikanan Budi daya-BRKP, KKP
Irma Akhrianti1 , Andi Gustomi2 . Identifikasi Keanekaragaman dan Potensi Jenis-
Jenis Ikan Air Tawar Pulau Bangka Identification of Biodiversity and
Potential Freshwater Fishes in Bangka Island. 1 Jurusan Ilmu Kelautan
FPPB-UBB, Bangka 2Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FPPB-
UBB, Bangka. ISSN 1978-165
Asmawi, S.( 1986). Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba, PT Gramedia. Jakarta(
Kountur (2008) dalam Sahar, Bujang. 2010. Manajemen Risiko Pembenihan Larva
Ikan Bawal Air Tawar Studi Kasus pada Ben’s Fish Farm Cibungbulang
Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor. Departemen Agribisnis. Fakultas
Ekonomi dan Manajemen. 93 hal
arus, T.A. (1996). Metode Ekologi untuk Menilai Kualitas Suatu Perairan Lotik.
Program Studi Biologi USU FMIPA USU, Medan.
Anonymus, (2005). Macam-macam Ikan Air Tawar. Jakarta. (www.google.com).
(Dikunjungi pada tanggal 08 November 2013)
Departemen Kelautan dan Perikanan, (2011). Teknik Identifikasi Spesies Ikan,
Jakarta.
Fauziyah, (2005). Klasifikasi dan Identifikasi Ikan air tawar. Bogor. Jilid Satu. IPB
Pres
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Gambar 2. Alat dan Bahan
Gambar 3. Pengambilan Sampel
Ikan mengunakan jala
Gambar 4. Pengambilan Sampel Ikan
mengunakan bubu
Gambar 5. Pengambilan Sampel
Ikan mengunakan belat
Gambar 6. Pengambilan Sampel Ikan
mengunakan jaring
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 7. Pengambilan Sampel
Ikan mengunakan pancing
Gambar 8. Pengamatan Sampel Ikan
Gambar 9. Awetan ikan
Gambar 10. Dokumentasi Bersama
Bapak Penelayan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
Jl. Jambi – Ma. Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren Kab. Muaro Jambi 36363
Nama : Pitri Mulyanti
Nim : TB 1611077
Pembimbing I : Try Susanti, S.Si.,M.Si
Judul Skripsi : Identifikasi Jenis Ikan Endemik Dan Invasif Di Desa Sungai
Rambut Kecamatn Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jurusan/Prodi : Tadris Biologi
No Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan
1. 20 Februari 2020 Perbaikan Latar belakang
2 21 Februari 2020 Perbaikan rumusan masalah
3. 4 Maret 2020 Perbaikan kajian pustaka
4 12 Maret 2020 Perbaikan studi relavan
5 12 Maret 2020 Perbaikan metodelogi penelitian
6 29 Juni 2020 Analisis data
7 22 Aguatus 2020 Prosedur riset
8 26 Oktober 2020 Perbaikan data penelitian
9 29 Oktober 2020 Perbaikan bab IV
10 20 November 2020 Perbaikan hasil bab V
11 23 November2020 Perbaikan pembahasan
penelitian
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
12 24 November 2020 Revisi akhir munaqasah abstrak
dan pembahasan
Jambi, 20 November 2020
Pembimbing 1
Try Susanti, S.Si.,M.Si
NIP. 197603032005012005
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
Jl. Jambi – Ma. Bulian KM. 16 Simp.Sei Duren Kab. Muaro Jambi 36363
Nama : Pitri Mulyanti
Nim : TB 161061
Pembimbing II : Suraida, M.Si
Judul Skripsi : Identifikasi Jenis Ikan Endemik Dan Invasif Di Desa Sungai
Rambut Kecamatn Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jurusan/Prodi : Tadris Biologi
No Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan
1. 20 Desember 2019 Bimbingan Proposal Skripsi
BAB I,II dan III
2 24 Januarai 2020
1. Perbaikkan cover
2. Perbaikkan Latar belakang
3. Perbaikkan Bab II
4. Perbaikkan Metodologi
3. 19 Februari 2020 1. Perbaikkan Metodologi
2. ACC Seminar Proposal
4. 12 Juni 2020 Perbaikan Setelah Seminar
5. 19 Agustus 2020 Bimbingan Penelitian/Riset
6 5 November 2020 Perbaikkan BAB IV dan BAB V
7. 10 November 2020 Perbaikan Pembahasan
8. 12 November 2020 ACC Skripsi dilanjutkan ke
pembimbing 1
Jambi, 12 November 2020
Pembimbing II
Suraida, M.Si
NIP. 197812202009122002
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Pitri Mulyanti
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Sungai Rambut 15 Februari 1997
Alamat Asal :Sungai Rambut Kecamatan Berbak Kabupaten
Tanjung Jabung Timur
Agama : Islam
Email :[email protected]
Handpone :085214182060
Riwayat Pendidikan
1. SD/MI, Tahun Tamat : SDN 56/X Desa Sungai Rambut
2. SMP/MTS, Tahun Tamat : SMP N 3 Muaro Jambi
3. SMA/MAN, Tahun Tamat : MAS AL ANWAR Petanag Muaro Jambi