22
IRREVERSIBLE HYDROCOLLOID Kelompok 10 Tutor: Sri Yogyarti, drg., MS. Adil Rachmawan 021311133150 Erin Imaniar Basar 021311133151 Dea Ivana Yulesta Putri 021311133152 Rizky Noor Adha 021311133153 Okso Brillian Pribadi 021311133154 Aditya Sonarya 021311133155 Sonya Liani Ramadayanti 021311133156 Anindita Nofarida 021311133157 Ayudatia Nuraziza 021311133158 Farris Zakki Giffari 021311133159 Shafira Noor Latifah 021311133160 Sarah Fitria Romadhoni 021311133161 Alvita Wibowo 021311133162 Chairilita Widya Amalia 021311133163 Rofillah Putri Andhini 021311133164 Marsecall Dhira Brata Moffan 021311133165 DEPARTEMEN ILMU MATERIAL KEDOKTERAN GIGI

Irreversible Hydrocoloid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah IMKG

Citation preview

Page 1: Irreversible Hydrocoloid

IRREVERSIBLE HYDROCOLLOID

Kelompok 10

Tutor: Sri Yogyarti, drg., MS.

Adil Rachmawan 021311133150Erin Imaniar Basar 021311133151Dea Ivana Yulesta Putri 021311133152Rizky Noor Adha 021311133153Okso Brillian Pribadi 021311133154Aditya Sonarya 021311133155Sonya Liani Ramadayanti 021311133156Anindita Nofarida 021311133157Ayudatia Nuraziza 021311133158Farris Zakki Giffari 021311133159Shafira Noor Latifah 021311133160Sarah Fitria Romadhoni 021311133161Alvita Wibowo 021311133162Chairilita Widya Amalia 021311133163Rofillah Putri Andhini 021311133164Marsecall Dhira Brata Moffan 021311133165

DEPARTEMEN ILMU MATERIAL KEDOKTERAN GIGIFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA2013

KATA PENGANTAR

Page 2: Irreversible Hydrocoloid

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah yang bertemakan irreversible

Hydrocolloid. Dalam rangka tugas mata kuliah Ilmu Material Kedokteran Gigi 1 dengan tepat

waktu.

Kami selaku tim penyusun mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada Sri

Yogyarti, drg., Ms. Selaku tutor kelompok 11 atas bimbingannya sejak awal proses

pembuatan makalah. Ucapan trimakasih juga kami haturkan kepada orangtua kami dan

teman-teman FKG UA 2013 atas dukungannya selama ini. Tak lupa kami berterimakasih

pada semua pihak yang telah berterimakasih dalam pembuatan makalah.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ilmiah ini masih banyak terdapat

kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

penyempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat dimasa yang

akan datang.

Surabaya, 14 Oktober 2013

Tim Penyusun

DAFTAR ISIii

Page 3: Irreversible Hydrocoloid

HALAMAN JUDUL...…………………………………………………………....i

KATA PENGANTAR………………..……………......………………………….ii

DAFTAR ISI………...……………………………......…………………………..iii

IRREVERSIBLE HYDROCOLLOID

1. Introduksi

1.1 Sejarah.......................................................................................1

1.2 Definisi......................................................................................1

1.3 Kelebihan dan kekurangan........................................................2

2. Komposisi................................................................................................3

3. Manipulasi

3.1 Cara Mencampur........................................................................3

3.2 Reaksi mulai pencampuran sampai setting................................4

3.3 Pengaruh terhadap reaksi setting dan ekspansi serta cara

Pengukurannya..........................................................................5

3.4 Modifikasi cara manipulasi........................................................5

4. Sifat Alginat

4.1 Sifat fisik....................................................................................6

4.2 Sifat mekanik.............................................................................7

4.3 Sifat biologis..............................................................................7

5. Fungsi Alginat.........................................................................................8

6. Bidang Entrepreneur................................................................................8

7. Kesimpulan............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii

Page 4: Irreversible Hydrocoloid

1. INTRODUKSI ALGINAT

1.1. Sejarah

Pada Akhir abad yang lalu, seorang ahli kima dari Skotlandia memperhatikan

bahwa rumput laut tertentu yang berwarna coklat (algae) bisa menghasilkan suatu

ekstrak lendir yang aneh. Ia menamakannya algin. Substansi alam ini kemudian

diidentifikasikan sebagai suatu polimer linier dengan berbagai kelompok asam

karboksil dan dinamakan asam alginik. Asam alginik serta kebanyakan garam

anorganik tidak larut dalam air, tetapi garam yang diperoleh dengan natrium, kalium,

dan amonium larut dalam air.

Ketika bahan cetak agar menjadi langka karena Perang Dunia II (Jepang adalah

sumber agar utama), penelitian untuk menemukan bahan pengganti yang cocok

semakin dipercepat. Hasilnya sudah tentu, hidrokoloid ireversibel, ataubahan cetak

alginat. Penggunaan umum bahan irreversible hydrocoloid ini jauh melampaui

penggunaan bahan cetak lain yang ada. Faktor utama penyebab keberhasilan bahan

cetak jenis ini adalah manipulasi mudah, nyaman bagi pasien, dan relatif tidak mahal,

karena tidak memerlukan banyak peralatan. (Kenneth J. Anusavice, 2003)

1.2. Definisi

Alginat berasal dari alga coklat yang merupakan tumbuhan laut. Alginat juga

merupakan turunan rumput laut, tetapi diedarkan dalam bentuk bubuk. Alginat ini

didasarkan pada asam alginat, yang berasal dari tanaman laut. Struktur dari asam

alginat cukup kompleks. Beberapa molekul hidrogen pada gugus karboksil diganti

dengan natrium, sehingga membentuk suatu garam larut dalam air, dengan berat

molekul dari 20000-200000.

Garam asam alginat (diperoleh dari rumput laut) jika dicampur dengan air dalam

proporsinya yang tepat akan membentuk irreversible hydrocoloid, suatu gel yang

dipergunakan dalam pencetakan gigi geligi. Cetakan alginat harus dibuang dalam

waktu 15– 30 menit, karena selama penyimpanan lebih lanjut cetakan pasti menyusut

karena penguapan air dari gel alginat. Asam alginat tidak larut dalam air, karenanya

yang biasa digunakan dalam industri adalah natrium alginat.

Bahan cetak alginat digunakan secara rutin oleh praktisi gigi dan mewakili bahan

cetak yang paling umum digunakan dalam kedokteran gigi. Bahan cetak alginat

banyak digunakan untuk membentuk model studi yang digunakan untuk

merencanakan perawatan. Porositas dalam bahan cetak dapat mempengaruhi akurasi

Page 5: Irreversible Hydrocoloid

dari cetakan yang dihasilkan. Beberapa studi melaporkan bahwa bahan cetak porositas

telah dikurangi dengan menggunakan perangkat pencampuran mekanis.

1.3. Kelebihan dan kekurangan

Alginat ini tidak memerlukan perlakuan khusus serta mudah digunakan dan

harganya yang murah sehingga popular digunakan untuk mencetak yang tingkat

kesulitannya tidak tinggi. Kelebihan alginat antara lain dapat digunakan pada

lingkungan lembab, bersih dan menyenangkan, bersifat hidrofilik, waktu

penyimpanan lama, harganya murah. Sementara kekurangan dari alginat ini antara

lain adalah kurang akurat, kasar, mudah sobek, langsung diisi, dan dapat

memperlambat pengerasan stone. (Kenneth J. Anusavice, 2004)

2. KOMPOSISI ALGINAT

Di dalam alginat, terdapat 12% garam alginic acid larut yang bereaksi dengan ion

Ca menjadi gel CaAlg. Garam alginic acid larut itu merupakan material cetak utama,

dan bisa juga digantikan dengan Na, K, NH3. Kemudian, di dalam alginat terdapat

juga garam Ca larut lambat sebanyak 12% yang berfungsi untuk melepas ion kalsium

untuk bereaksi dengan alginat dengan catatan CaSO4H2O sebagai reaktor. Lalu,

didalam alginat 2%nya terdapat trisodium fosfat yang berfungsi sebagai zat yang

memperlambat pembentukan gel, trisodium fosfat juga berfungsi untuk berreaksi

dengan ion kalsium agar menjadi Ca3(PO4)2.

Komposisi Banyak Fungsi

Garam Alginic acid* 12% Reaksi dengan Ca2+→gel CaAlg

Garam Ca larut

lambat**

12% Lepas Ca2+bereaksi dengan Alg

Trisodium Fosfat 2% Reaksi dengan Ca2+→Ca2(PO4)2,

pembentukan gel lambat

Filler

(diatomaceous earth)

70% Kohesi kekuatan gel→Meningkatkan

permukaan halus→Tidak lengket

Silico Fluoride (SiF) Sedikit Permukaan gips baik, tidak jelek

Flavouring Agent Sedikit Rasa yang dapat diterima pasien

Indikator kimia Sedikit Indikator perubahan warna

Page 6: Irreversible Hydrocoloid

Di dalam alginat terdapat suatu zat yang sangat penting yaitu filler

(diatomaceous earth). Di dalam komposisi alginat sendiri, zat atau unsur yang paling

banyak adalah filler yaitu 70%. Fungsi dari filler sendiri adalah sebagai kohesi

kekuatan gel, meningkatkan permukaan agar menjadi halus, dan juga agar alginat

menjadi tidak lengket jika ditempelkan ke dalam mulut pasien.

Selain itu, ada juga Silico Fluoride (SiF) dalam jumlah yang sedikit, mungkin

maksimal hanya 1%. Kadar Silico Fluoride dalam alginat hanya sedikit karena ada

penelitian yang menyatakan bahwa orang yang sering meminum air dengan

kandungan SiF 1 ppm, seperti di negara-negara maju yang sudah mem-fluoridasi air

kerannya, memiliki kadar lead (timbal) di dalam darah yang lebih tinggi dibandingkan

dengan orang biasa ; lead bersifat toksik. Fungsi Silico Fluoride ini untuk memastikan

agar permukaan gypsum, hasil cetakan dari alginat, menjadi baik dan sama persis

seperti mulut pasien. Selain itu ada flavoring agent, paling banyak hanya 2%

kadarnya. Flavoring agent berfungsi sebagai perasa, agar pasien setidaknya merasa

nyaman pada saat alginat ber-setting di dalam mulut dia.

Terakhir dari komposisi alginat adalah indikator kimia dengan kadar

maksimalnya 1%. Fungsi dari indikator kimia ini adalah sebagai indikator warna agar

kita tahu kapan untuk mengaduk, menaruh di dalam mulut pasien, dan mengeluarkan

dari mulut pasien; ungu pada tahap pengadukan, merah muda pada saat di mulut

pasien(setting), dan putih pada saat setting sudah selesai dan bisa dikeluarkan dari

mulut pasien. Perlu diketahui juga bahwa komposisi pada alginat tidak harus

mengikuti komposisi yang ada di dalam makalah ini, setiap alginat yang digunakan

berbagai dokter gigi pasti ada perbedaan dalam komposisinya.

3. MANIPULASI ALGINAT

3.1. Cara Mencampur

a. Perbandingan bubuk alginat dengan air

Bubuk alginat dan air hendaknya diukur sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik

yang tertera dalam kemasan alginat.

b. Waktu dan cara pengadukan

Page 7: Irreversible Hydrocoloid

Pengadukan dilakukan dengan cepat dan terus menerus serta spatula bersinggungan

sempurna dengan dinding rubber bowl. Namun, pengadukan dengan menggunakan

mesin akan lebih bagus. (Phillips, 1996)

Bila pengadukan tidak sempurna, kekuatan gel akan berkurang sampi dengan 50%.

Demikian juga bila pengadukan terlalu lama, gel akan rusak dan kekuatannya akan

menurun. Waktu pengadukan yang umum adalah 30 detik sampi dengan 1 menit,

tergantung pada tipe alginat yang digunakan. (Combe, 1986)

Waktu pencampuran alginat dengan tipe pengerasan normal adalah selama 1 menit.

Sedangkan waktu pencampuran alginat dengan tipe pengerasan cepat adalah selama 45

detik. Waktu pencampuran ini sangat penting untuk diperhatikan dalam pemanipulasian

alginat karena dengan pengadukan yang tepat dapat menghilangkan butiran-butiran

pada campuran cetakan alginat. (O’Brien, 1989)

c. Suhu air

Untuk menghindari waktu pengerasan yang terlalu cepat, sebaiknya digunakan air

dengan suhu antara 18oC – 24oC, semakin tinggi suhu, semakin cepat setting terjadi,

begitupun sebaliknya.

3.2. Reaksi mulai pencampuran sampai setting

Pembentukan kalsium alginat yang elastic terjadi dalam dua reaksi. Reaksi yang

pertama :

2 Na3PO4 + 3 CaSO4 → Ca3(PO4)2 + 3 Na2SO4

Pada reaksi ini ion kalsium dari kalsium sulfat yang soluble akan bereaksi dengan

ion fosfat dari sodium fosfat dan akan menghasilkan insoluble Kalsium Fosfat. Dimana

kalsium fosfat dibentuk lebih cepat dari kalsiumalginat oleh karena kalsium fosfat

memiliki solubilitas yang rendah dank arena alasan inilah maka sodium fosfat disebut

sebagai retarder.

Setelah reaksi ini trisodium fosfat perlahan-lahan akan habis, sehingga ion kalsium

dari kalsium sulfat mulai bereaksi denfan potassium alginat yang larut untuk

menghasilkan kalsium alginat gel dengan reaksi :

KnAlg + n/2 CaSO4 → n/2 K2SO4 + Ca n/2 Alg

Reaksi yang terjadi ini tidak memperbesar sifat elastik bahan gel kalsium alginat

yang terbentuk sampai seluruh trisodium fosfat terpakai. Dengan demikian pabrik dapat

Page 8: Irreversible Hydrocoloid

mengontrol waktu pengerassan produknya dengan mengatur jumlah ketentuan

produknya. (Craig, 1980)

3.3. Pengaruh terhadap reaksi setting dan ekspansi serta cara pengukurannya

Air dingin dapat memperlambat waktu pengerasan, sehingga air dingin juga

digunakan untuk memperlambat reaksi. Dengan demikian campuran air dingin dengan

bahan cetak alginat dapat mencegah terjadinya pengerasan yang terlalu cepat. Untuk

menghindari premature setting maka temperature air yang seharusnya digunakan

sebagai pencampur alginat adalah 21,1˚C atau kurang.

Menurut Craig RG (1980) air hangat dapat memperpendek waktu pengerasan.

Tetapi ia juga tidak menyarankan penggunaan air dengan suhu lebih rendah dari 18˚C

dan lebih tinggi dari 24˚C karena menurutnya reaksi pengerasan merupakan suatu

reaksi yang khas dimana laju reaksi tersebut diperkirakan menjadi dua kali lipat lebih

cepat setiap peningkatan suhu air sebesar 10˚C. (Craig et al, 1992)

3.4. Modifikasi cara manipulasi

Waktu setting diukur mulai dari pengadukan sampai terjadinya gelasi

(pengerasan), waktu bagi dokter gigi untuk mengaduk bahan, mengisi sendok cetak,

dan meletakkannya di dalam mulut pasien harus efektif. Metode praktis untuk

menentukan waktu gelasi bagi dokter gigi adalah dengan mengamati waktu dari mulai

pengadukan sampai bahan tidak lagi kasar atau lengket bila disentuh dengan ujung jari

yang bersih, kering dan bersarung tangan.

Waktu gelasi optimal adalah antara 3 dan 4 menit pada temperatur ruangan. Dalam

keadaan klinis, modifikasi dalam mengubah waktu setting dilakukan dengan mengganti

rasio air terhadap bubuk atau waktu pengadukan. Hal ini dapat memberikan efek yang

terlihat pada hasilcetakan, mempengaruhi kekuatan terhadap robekan, dan elastisitas.

Pengubahan temperatur juga dapat dilakukan dalam keadaan klinis. Semakin tinggi

temperatur, semakin pendek waktu gelasi. Pada cuaca panas, tindakan khusus yang

harus dilakukan adalah mengaduk dengan menggunakan air dingin, sehingga setting

tidak terjadi. Bahkan ada kemungkinan mangkok pengaduk beserta spatula harus

didinginkan lebih dulu, khususnya bila bahan cetak yang digunakan hanya sedikit

(Kenneth J. Anusavice, 2004).

4. SIFAT ALGINAT

Page 9: Irreversible Hydrocoloid

4.1. Sifat fisik

Faktor-faktor fisik yang mempegaruhi sifat-sifat larutan alginat adalah suhu,

konsentrasi dan ukuran polimer. Karakeristik fisik garam alginat yaitu berupa tepung

atau serat, berwarna putih sampai dengan kekuningan, hampir tidak berbau, dan

berasa. Asam alginat tidak larut dalam air dingin, namun sedikit larut dalam air panas,

larut dalam alkohol, eter dan gliserol. Garam-garam (K, Na, NH4+, dn Ca2-) dan

propilen glikol alginat larut dalam air dingin maupun panas, tapi garam kalsiumnya

tidak dapat larut dalam kondisi pH>7. Larutan garam alginat yang larut dalam air

akan membentuk gel pada larutan asam atau karena adanya ion kalsium dan kation

logam plovalen lainnya.

Sebagian besar sifat-sifat alginat tergantung pada tingkat polimerisasi dan

perbandingan komposisi asam guluronat dan manuronat dalam molekul. Menurut An

Ullman’s (1998) dalam Rasyid (2003), ikatan glikosidik antara asam manuronat dan

guluronat kurang stabil terhadap hidrolisis asam dibandingkan ikatan dua asam

manuronat atau dua asam guluronat.

Alginat membentuk garam yang larut dalam air dengan kation monovalen, serta

amin dengan berat molekul rendah, dan ion magnesium. Alginat merupakan molekul

linier dengan berat molekul tinggi, sehingga alginat mudah sekali menyerap air.

Berdasarkan hal tersebut, maka alginat memiliki fungsi yang sangat baik sebagai

bahan pengental (Winarno, 1996).

Alginat dalam perdagangannya sebagian besar berupa natrium alginat, yaitu suatu

garam alginat yang larut dalam air. Jenis lain yang larut dalam air adalah kalium atau

ammonium alginat, sedangkan alginat yang tidak larut dalam air adalah kalsium

alginat dan asam alginat (Winarno,1996).

Viskositas yang tinggi merupakan salah satu sifat yang penting dari alginat. Sifat

ini sering dijadikan sebagai ukuran kualitas alginat yang diperdagangkan (Rasyid,

2003). Sifat ini sangat dipengaruhi oleh penambahan sejumlah kecil NaCl, Na2SO4,

Na2CO3, dan garam-garam natrium ammonia. Salah satu hal yang terpenting yaitu

jumlah asam alginat yang bereaksi dengan ion logam polivalen untuk membentuk gel

atau larutan yang viskositasnya tinggi. Ion divalen yang penting dan umum digunakan

untuk tujuan tersebut adalah kalsium. Peningkatan konsentrasi kalsium akan

menyebabkan alginat menjadi sangat viskos hingga akhirnya mengendap (Chapman &

Chapman, 1980 dalam Rasyid, 2003).

Page 10: Irreversible Hydrocoloid

4.2. Sifat Mekanik

1. Hasil cetakan sangat detail.

2. Sebelum setting, alginat tidak boleh digoyang.

3. Karena sifat elastisnya, alginat dapat cetak undercut.

4. Kurang stabil dalam penyimpanan karena penguapan.

5. Kompatibel dengan plester/dental store.

6. Tidak toksik dan tidak iritasi, rasa dan bau dapat diterima

7. Setting time tergantung komposisi dan temperatur pencampuran.

8. Bubuk alginat tidak stabil pada penyimpanan karena kelembaban/kondisi

lebih panas diatas temperatur ruang, ada tanggal kadaluarsa.

4.3. Sifat Biologis

1. Alginat adalah suatu karbohidrat koloid hidrofilik yang diekstrak dari

berbagai spesies ganggang cokelat,pada umumnya Sargassum sp.

2. Gangang cokelat sendiri tidak memiliki sifat toksik bagi manusia,sehingga

bila alginat bersentuhan langsung dengan jaringan di mulut hal itu tidak akan

menyebabkan iritasi,contoh iritasi diantaranya adalah lesi,ruam/kemerahan,

pembengkakan, dan rasa sakit. Dalam pengaplikasian material kedokteran

gigi, material harus non-iritatif, tidak menyebabkan iritasi baik pada pasien

maupun pada tenaga medis.

3. Alginat juga memenuhi sifat biokampatibilitas karena memiliki sifat sebagai

berikut:

a. Alginat tidak membahayakan pulpa dan jaringan lunak

b. Alginat tidak mengandung substansi toksik yang larut dalam air,yang

dapat dilepaskan dan diserap ke dalam sistem sirkulasi sehingga

menyebabkan respons toksik sistemik

c. Alginat bebas dari bahan yang berpotensi menimbulkan sensitivitas

yang dapat menyebabkan suatu respons alergi

d. Alginat tidak memiliki potensi karsinogenik

5. FUNGSI ALGINAT

Alginat bahan cetak yang banyak digunakan untuk berbagai aplikasi. Dalam

prostodontik, alginat digunakan untuk merekam tayangan dari lengkungan edentulous

dan sebagian dentate. Dalam orthodonsi, alginat digunakan untuk merekam cetakan

sebelum konstruksi applience dan digunakan untuk extendsively tayangan rekaman

Page 11: Irreversible Hydrocoloid

untuk konstruksi model pembelajaran. Alginat jarang digunakan untuk pekerjaan

mahkota dan jembatan karena ketahanan sobek buruk dan menjadi kerugian serius

ketika mempertimbangkan apllication ini. (McCabe&Angus, 2008)

Alginat murah dan mudah digunakan, tetapi tidak memiliki akurasi untuk

restorasi yang tepat. Pencampuran dan penanganan yang tepat akan menghasilkan

modelyang baik. Alginat digunakan secara ekstensif untuk mempersiapkan model

studi baik lengkungan gigi seluruh atau segmen itu. Alginat juga digunakan untuk

menyiapkan model gipsum untuk persiapan pelindung mulut atletik. Alginat tidak

dianjurkan untuk membuat tayangan persiapan rongga.

a. Alginat digunakan untuk merekam tayangan dari lengkungan dentulous dalam

persiapan mahkota dan jembatan, gigi palsu parsial untuk batas tertentu

b. Untuk merekam cetakan awal dalam persiapan gigi palsu lengkap

c. Untuk merekam cetakan di ortodonthia untuk mempersiapkan model studi

d. Untuk merekam cetakan untuk membangun pelindung mulut atletik

e. Untuk menduplikasi cor dan model (Shama&Nandish, 2011)

6. BIDANG ENTREPENEUR

Alginat digunakan di berbagai bidang, contohnya adalah pada pembuatan

bahan makanan, bahan tekstil, pada bidang farmasi, dan bahan kosmetik. Alginat

biasa dipergunakan sebagai bahan pengental, pensuspensi, penstabil, pembentuk film,

pembentuk gel, emulsifying agent, disintegrating agent, moistourising agent, dan

bahan pengemulsi.

• Bahan Makanan

Pemanfaatan alginat digunakan pada pembuatan es krim, serbat, susu es, roti, kue,

permen, mentega, saus, pengalengan daging, selai, sirup dan pudding.

• Bahan Tekstil

Alginat dalam bahan tekstil bisa dipergunakan dalam pembuatan kertas, keramik,

fotografi, insektisida, pestisida, bahan pengawet kayu, dan dalam pembuatan sutra.

dapat disubstitusi oleh alginat. Selama ini perekat yang digunakan adalah perekat

sintetis PVA (Poly Vinyl Alcohol).

Page 12: Irreversible Hydrocoloid

• .Bidang Farmasi

Dalam bidang farmasi, alginat biasanya digunakan sebagai coating, contohnya adalah

dalam pembuatan tablet, salep, kapsul, plaster, dan filter.

• Bahan Kosmetik

Pada pembuatan bahan kosmetik dalam pembuatan masker, alginat digunakan sebagai

pengemulsi, penmbuat gel, dan penstabil. Alginat digunakan sebagai bahan pembuat

krim, losion, sampo, cat rambut, dan masker. Alginat masker adalah perawatan

kecantikan alami yang menyediakan cepat dan mengesankan hasil, menghapus

kerutan halus, mengencangkan kulit, meningkatkan elastisitas, meninggalkan segar,

lentur dan bercahaya.

Sebenarnya alginat banyak diperlukan untuk industri tekstil, ironisnya

Indonesia menjadi pengimpor alginat 70 % untuk industri tekstil karena alginat

menjadi salah satu bahan yang dapat berfungsi sebagai bahan pengental, pengatur

keseimbangan, pengemulsi dan pembentuk lapisan tipis tahan terhadap minyak. Di

Indonesia sendiri terdapat 15 jenis Sargassum. (Trobos,2013). Sebetulnya potensi

produksi Sargassum di Indonesia bisa mencapai 482.400 ton per tahun. Sayangnya,

salah satu komoditas yang tergolong dalam rumput laut ini masih kalah tenar

dibanding rumput laut lain yang sudah dibudidayakan seperti Eucheuma sp. Dan

Gracilaria sp. Apabila Indonesia dapat membudidayakan alginat, Indonesia dapat

menghemat sebanyak 60 milyar per tahun (Trobos,2013). Selain itu, pengolahan hasil

alginat produksi dalam negeri sebenarnya tidak kalah kualitasnya dengan impor.

Terdapat banyak sumber bahan baku pembuat alginat di perairan Indonesia.

a) Perairan Indonesia Bagian Barat

Di perairan Indonesia Bagian Barat terdapat 3-7 jenis Sargassum. Di perairan

Laut Jawa yang berada di Kepulauan Seribu ada 6 jenis. Di Selat Sunda dan Teluk

Lampung diperoleh 7 jenis. Di Kepulauan Anambas, Natuna dan Batam ada 4 jenis.

Kehadiran ini juga diperoleh dari perairan selatan Pulau Jawa di Binuangeun,

Page 13: Irreversible Hydrocoloid

Pameungpeuk, Pangandaran 6 jenis di perairan pantai Wonosari Krakal terdapat 3

jenis. (Achmad Kadi, 2006)

b) Perairan Indonesia Bagian Tengah

Perairan pantai di beberapa pulau di Indonesia bagian tengah mempunyai

paparan terumbu pendek dan terjal (drop off), kondisi ombak besar dan arus deras.

Kehadiran algae Sargassum yang diperoleh berkisar 2 - 4 jenis, terdapat di paparan

terumbu di Tanjung Benoa Bali 4 jenis dan di perairan pulau-pulau Sulawesi Selatan

dan Tenggara sebanyak 3 jenis. (Achmad Kadi, 2006)

c) Perairan Indonesia Bagian Timur

Kondisi lingkungan di Indonesia Bagian Timur lebih banyak dipengaruhi oleh

perairan Samudera Pasifik. Algae Sargassum yang tumbuh sebagian jenisnya berasal

dari Samudera Pasifik. Di perairan Maluku terdapat 4 jenis Sargassum yang berbeda

dengan jenis yang berada di perairan Samudera Hindia maupun Laut China Selatan.

(Achmad Kadi, 2006)

7. KESIMPULAN

Alginat adalah contoh dari irreversible hydrocolloid, yang tidak dapat kembali

kebentuk semula. Alginat mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dalam manipulasi

alginat, harus memperhatikan takaran bubuk alginat dan air yang digunakan. Alginat

mempunyai sifat fisik, mekanis, dan biologis. Alginat dapat dipergunakan dalam

berbagai macam bidang. Alginat banyak digunakan untuk bahan prostetik dan

ortodontik. Alginat berpotensi untuk di produksi di Indonesia dikarenakan wilayah

perarian Indonesia yang luas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. “Limpahan Alginat yang Terabaikan”. Trobos, Januari 2013.

Anusavice KJ. Phillip’s. Buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi edisi ke-10. Alih

bahasa: Budiman JA, Purwoko S. Jakarta: EGC; 2004. h. 103-109.

Page 14: Irreversible Hydrocoloid

Combe E.C., Notes On Dental Material, 5th ed., Edinburgh : Churchill Livingstone,

1986 : 211 –214.

Craig, RG ; Peyton, FA 1980 , Restorative Dental Material, 6th ed ., Saint Louis the

C. VMosby Company.; 179-186

Dykes, JE, BT Hone, MJ Coplan, and RD Masters. "Result Filters." National Center

for Biotechnology Information. U.S. National Library of Medicine, 21 Dec. 2000.

Web. 10 Oct. 2013.

John F.Mc Cabe, Angus W.G.Walls 2008, Applied Dental Materials:

ElasticImpression Materials 9, p.154.

Kaban J, Bangun H, Dawolo AK, Daniel. Pembuatan membran kompleks

polielektrolit alginat kitosan. Jurnal Sains Kimia. [serial online]. 2006(10).h.10

Kadi, A. 2006. Beberapa Catatan Kehadiran Marga di Perairan Indonesia.Jurnal

Oseana,4: 19-29.

O’Brien, WJ : Dental Material Properties and Selection 1st ed . Quintessence

Publishing Co., Illinois, 1989 ;184-186.

Phillips, R.W., Skinner’s Science of Dental Materials, 10thed., Philadelphia : W.B.

Saunders, 1996 : p.123 – 135.

Prof. V. Shama Bhat and Asst. Prof: B.T. Nandish 2011, Science of DentalMaterials

(Clinical Applications) CBS Publishers&Distributors PVT. LTD.