41
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memlliki 17.506 pulau,dengan garis pantai sepanjang 81.000 Km, dan luas laut sekitar 3,1 juta km 2 yakni 0,3 juta Km 2 perairan teritorial dan 2,8 juta Km 2 perairan nusantara atau 62 % dari luas teritorialnya. Hal ini merupakan potensi sumber daya terpendam yang sangat besar untuk dikembangkan. Sektor kelautan dan perikanan sangat dibutuhkan perannya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk nelayan dan keluarganya. Visi pembangunan kelautan dan perikanan adalah ekosistem laut dan perairan tawar beserta segenap sumber daya alam yang terkandung di dalamnya merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri, dipelihara kelestariannya dan didaya gunakan secara optimal dan berkelanjutan bagi kesatuan, kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia (Pusdiklat Perikanan DKP, 2002). Guna menjalankan visi dan mencapai tujuan misi tersebut diperlukan beberapa faktor pendukung diantaranya adalah perbaikan dalam pengelolaan usaha perikanan baikbudidaya air tawar dan penangkapan, 1

Isi Makalah Bab 1 - Dapus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penyuluhan komunikasi perikanan

Citation preview

Page 1: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memlliki

17.506 pulau,dengan garis pantai sepanjang 81.000 Km, dan luas laut sekitar 3,1

juta km2 yakni 0,3 juta Km2 perairan teritorial dan 2,8 juta Km2 perairan nusantara

atau 62 % dari luas teritorialnya. Hal ini merupakan potensi sumber daya

terpendam yang sangat besar untuk dikembangkan. Sektor kelautan dan perikanan

sangat dibutuhkan perannya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk nelayan dan

keluarganya.

Visi pembangunan kelautan dan perikanan adalah ekosistem laut dan

perairan tawar beserta segenap sumber daya alam yang terkandung di dalamnya

merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri, dipelihara

kelestariannya dan didaya gunakan secara optimal dan berkelanjutan bagi

kesatuan, kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia (Pusdiklat Perikanan

DKP, 2002). Guna menjalankan visi dan mencapai tujuan misi tersebut diperlukan

beberapa faktor pendukung diantaranya adalah perbaikan dalam pengelolaan

usaha perikanan baikbudidaya air tawar dan penangkapan, pengembangan

teknologi penangkapan, pengolahan.dan pemasaran hasil perikanan yang tentunya

disertai dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia.

Berkaitan dengan faktor pendukung ini, maka penyuluhan memegang

peran penting khususnya sebagai wahana pendidikan non formal yang berperan

membantu terjadinya perubahan yang positif dalam hal pengetahuan, keterampilan

teknis, sikap, motivasi serta perbaikan kemampuan berbisnis danbermasyarakat.

Metode penyuluhan berkembang terus mengikuti perubahan zaman dengan

berbagai indikasinya (Amanah, 2000) seperti perombakan struktur organisasi,

strategi perencanaan, re-organisasi, pengkayaan teknik dan keterampilan penyuluh

dan mendefinisi kembali prioritas baru.

1

Page 2: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

Pembangunan perikanan hanya akan berhasil dengan disusunnya

perencanaan program yang matang. Perencanaan program penyuluhan perlu

dirancang untuk memajukan petani nelayan. Selanjutnya, perencanaan program

tersebut hanya akan berhasil mencapai tujuan, jika dalam pelaksanaannya berhasil

melibatkan partisipasi segenap pihak terkait seperti pemuka masyarakat, petani-

nelayan, dukungan pemerintah dan penyuluh sendiri. Hal Ini berarti, program

penyuluhan perikanan tersebut harus didasarkan pada kondisi setempat, kebutuhan

masyarakat dan secara nyata dapat diimplemantasikan untuk mencapai tujuan

yakni petani-nelayan yang mandiri dari segi sosial ekonominya.

Dalam kegiatan usaha perikanan, terilbat tiga unsur utama yaitu komoditas

perikanan, lingkungan dan manusia sebagai pengelolanya. Upaya meningkatkan

pendapatan rumahtangga nelayan dapat dilakukan melalui perbaikan pengelolaan

proses produksi dan pascapanen perikanan tangkap maupun budidaya, penerapan

teknologi yang tepat, memperbaiki keadaan lingkungan, serta sangat penting

untuk meningkatkan kemampuan manajemen dan sumber daya manusianya.

Menyadari bahwa perencanaan yang disusundengan cermat akan merupakan

fondasi yang menentukan keberhasilan pencapaian tujuan penyuluhan, maka

dipandang periu mendiskusikan upaya strategis penyusunan program penyuluhan

perikanan guna peningkatan pendapatan nelayan dan masyarakat pesisir di lokasi

studi.

1.2 Tujuan

Untuk memberikan informasi mengenai pentingnya perencanaan penyuluhan

perikanan dan kelautan

Untuk memberikan arah, pedoman, dan alat pengendali pencapaian tujuan

penyelenggaraan penyuluhan.

1.3 Manfaat

Mahasiswa dapat mengetahui tata cara perencanaan penyuluhan perikanan

dan kelautan di Desa Anturan, Kabupaten Buleleng, Bali.

BAB II

2

Page 3: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Program Penyuluhan

Perencanaan menurut Roger A. Kaufmann (1972:6) merupakan proyeksl

tentang apa yangakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang baik, bemilai dan

memiliki elemen-elemen sebagai berlkut:

• Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan

• Memilih kebutuhan berdasarkan prioritas guna pengambilan keputusan

• Spesifikasi tentang hasil yang perlu dicapai untuk tiap-tiap kebutuhan

• Identifikasi keperluan untuk memenuhi kebutuhan yang dipilih

gunamenyelesaikan masalah;

• Sebuah urutan rangkaian hasil yang dicapai untuk memenuhi kebutuhan

yangdi identifikasi dan

• Identifikasl strategis dan taktik altematif yang mungkin dapat

memenuhikebutuhan termasuk menguraikan keuntungan dan kerugian

setiap perangkatstrategis dan taktik.

Perencanaan sangat penting dilakukan sebelum melaksanakan suatu

kegiatan sebagaimana dikemukakan oleh Chi-Wen Chang (1974:91-92) "Plan

your work lind work.your plan." Sebuah perencanaan yang baik, akan mampu

menjawab pertanyaan tentang:

• Apa persoalan yang dihadapi dan apa tujuan yang hendak dicapai

• Bagaimana cara melakukan langkah-Iangkah untuk mencapai tujuan

• Dimana, dan kapan dilakukan kegiatan untuk mencapai tujuan

• Siapa yang melaksanakan

• Bagaimana eara mengevaluasi kegiatan

Penyuluhan merupakan slstem pendidikan non-formal untuk mengubah

perllaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) sasaran agar mau dan mampu

berperan sesuai dengan kedudukannya, untuk mengatasi masalah yang

dihadapinya (Slamet, 1978:114-117; Siamet, 2003). Diharapkan melalui

perubahan perllaku, masyarakat sasaran dapat mengatasi permasalahan yang

3

Page 4: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

dihadapi. Masalah dislni adalah keadaan yang tidak memuaskan yang

menyebabkan keadaan baru yang diinginkan tidak dapat tercapai.

Perbedaan keadaan asal (aktual) dengan keadaan yang diinginkan

(potensial) disebut kebutuhan. Penyuluhan umumnya ditujukan kepada orang

dewasa sebagai suatu proses pembelajaran yang dapat membantu orang dewasa

menemukan, memahami dan mendalami sesuatu sehingga dengan demikian akan

menumbuhkan kesadaran seseorang akan sesuatu tersebut. Orang dewasa

merupakim orang yang sudah kaya pengalaman sehingga menurut Brundage dan

Mackeraeher (dalam Simpson, I. 1993:151) dalam pendidikan orang dewasa perlu

diterapkan prinslp-prlnsip berlkut:

1. Pembelajaran orang dewasa didasarkan pada pengalaman masa lalu dan patut

dihargai.

2. Pengalaman masa lampau tersebut harus dihargai oleh peserta lainnya dan

harus diupayakan diterapkan dalam proses belajar.

3. lingkungan mempengaruhi kemampuan orang dewasa dalam belajar.

4. Orang dewasa akan belajar bahan atau materi yang dia perlukan (selektif).

5. Orang dewasa dapat didorong untuk belajar pada materi yang relevan pada

peran dan kehidupannya saat ini.

6. Orang dewasa belajar untuk kehidupannya dan untuk mereka yang terlibat

dalam kelompok. Kekurang puasan dapat timbul ketika program belajar

tersebut mengabaikan anggota kelompoknya.

Program penyuluhan merupakan program pendidikan yang tak terpisahkan

dari program pembangunan, sehingga perlu dlketahui falsafah atau nilai-nilai

sebagai pegangan dalam melaksanakan program-program kegiatan yang disusun.

Terdapat lima falsafah yang perlu dipahami yaitu:

(i) Falsafah pendidikan,Pendidikan merupakan cara terbaik untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki individu secara optimal dalam memandang

sesuatu (Houle, 1965; Combs, Avila dan Purkey, 1971). Sedangkan Miller (dalam

Barlow, 1974) menyatakan bahwa potensi sumber daya manusia dapat

dimanfaatkan melalui pendidikan.

(ii) Falsafah pentlngnya individu (Kelsey dan Hearne 1955:371)

4

Page 5: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

(iii) Falsafah demokrasl: Melalui kondisl yang demokratis, orang akan

menemukan harga diri dan integrltas dirinya sehingga lebih mampu

mengembangkan diri.

(iv) Falsafah kontinyuitas

(v) Falsafah membantu merelca adalah membantu dirt mereka sendirl (Help them

to help themselves):berarti penyuluhan tidak semata-mata menyampaikan

materitetapi bagaimana memandirikan masyarakat yang didampinginya.

Program dalam model penyusunan program menurut Leagans (1962)

terdiri atas keadaan,masalah, tujuan dan cara mencapainya. Selain itu, tiap

program penyuluhan perlu memasukkan unsur evaluasi. Atas dasar evaluasi inilah

dlbuat program berikutnya, sehingga proses perencanaan dapat dibuat diagram

sepertl tampak pada gambar di bawah ini.

Langkah-langkah dalam penyusunan program penyuluhan secara ringkas

adalah sebagai berikut :

A. Tinjauan Umum Keadaan daerah

Keadaan daerah dapat diketahul dengan melaksanakan kegiatan pengenalan

daerah kerja yang meliputi aspek teknik, ekonomi dan sosial.

5

Page 6: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

B. Masalah

Masalah adalah faktor-faktor yang menjadikan penyebab terjadinya keadaan

yangtidak memuaskan. Masalah yang dimasukkan dalam program adalah

persoalan tentang "perilaku· dan "non perilaku-. Masalah perilaku

menyangkut persoalan yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha

nelayan-petani lkan. Sedangkanmasalah non perilaku adalah masalah yang

tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha yang dijalankan petani

atau nelayan seperti cara memperoleh kredit yang lebih mudah, bagaimana

menjual harga produk yang lebih murah, bagaimana cara mendapatkan sarana

produksi yang lebih murah dan lain-lain.

C. Tujuan dan Cara mencapal tujuan

Tujuan dalam program merupakan pemyataan pemecahan masalah atau

pemyataanapa yang hendak dicapai. Dalam suatu program terdapat dua

macam tujuan yaitu:

• Tujuan program yaitu tujuan yang dapat memecahkan masalah umum .

• Tujuan kegiatan yaitu tujuan yang dapat memecahkan masalah khusus.

2.2 Penyuluhan dalam Konteks Perubahan Berencana

Suatu masyarakat tidak dapat maju dengan sendirinya tanpa adanya

pembangunan. Pembangunan itu sendiri akan berlangsung bila masyarakat telah

dapat lepas dari problema kehidupan yang dihadapi. Sebagian besar masyarakat

memilki· persoalan kehidupan yang spesifik. Petani ikan dan nelayan memiliki

persoalan kehidupan yang khas, yang umumnya masih berkutat dengan persoalan

peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan.

Dengan semakin berkembangnya inovasi dan teknologi di bidang

perikanan, maka diperiukan sebuah kegiatan untuk melakukan perubahan-

perubahan kepada masyarakat untuk mengatasi isu yang dihadapi terleblh dahulu

guna melaksanakan perubahan tersebut, diperlukan kegiatan penyuluhan yang

merupakan wahana untuk melakukan perubahan. Penyuluhan sangat diperlukan

dalam pengembangan masyarakat tani-nelayan agar masyarakat mampu mandiri.

Anne W. Van den Bann dan H. Stuart Hawkins (1988:11-13) menyebutkan bahwa

6

Page 7: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

penyuluhan berperan penting untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan

keluarganya melalui perubahan perilaku dalam berusaha tani, berbisnis dan

bermasyarakat. Untuk melakukan Itu semua, jelas penyuluhan mencakup kegiatan

untuk melakukan perubahan berencana. Perubahan berencana yang dilakukan

dapat terjadi dalam skala indivldu, kelompok, masyarakat dan organisasi yang

lebih luas (Lippit dkk, 1958:34).

Dikemukakan oleh Lippit dkk (1958:130-134), bahwa perubahan berencana

mencakup tujuh tahapan yaltu

1. Mengembangkan keperluan untuk suatu perubahan.

2. Mendapatkan hubungan untuk berubah.

3. Klarifikasiatau diagnosis masalah sistem klien.

4. Pemilihan altematif penyelesaian, masalah dan tujuan; menciptakan

tujuandan maksud setiap tindakan.

5. Transformasi menuju,upaya perubahan nyata.

6. Generalisasi dan stabilisasi perubahan.

7. Hubungan antara agen dengan klien mulai berakhir karena klien mulai

mandiri.

Namun, hubungan dapat terjalin lagi dalam fenomena lain.

Leagans (1962), mengemukakan bahwa dalam pendidikan penyuluhan terdapat

empat masalah yang periu diperhatikan yaltu;

Changes In what people know - their knowledge of themselves of their society

and of their physical environment.

Changes In what people can do - their skill, mental and physical

Changes in what people think and feel their attitude toward themselves,

toward their society and toward their physical environment

Changes In what people actually do their actions related to factors determining

their own welfare

Untuk kelangsungan hidupnya, setiap anggota masyarakat harus berupaya

mengadakan perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan timbul sebagal akibat

adanya penemuan-penemuan baru baik yang berasal dari dalam maupun dari luar

masyarakat tersebut. Terdapat perbedaan dalam penyebaran perubahan di

7

Page 8: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

masyarakat yaltu ada yang menyebar dengan cepat (=penularan) dan yang lambat

(= difusi). Hal ini disebabkan adanya perbedaan kematangan masyarakat untuk

menerima (=reseptivitas) perubahan yang bersangkutan. Derajat reseptivitas

inibergantung pada berbagai keadaan dalam masyarakat seperti tingkat

pendidikan, adat istiadat, kontak sosial, nilal-nilai hidup, kebutuhan yang

dirasakan, teknologl, pengelompokan dan pelapisan masyarakat, perspektif

ekonomi dll.

Dalam proses reseptivitas perubahan, terdapat orang-orang yang menjadikan

tugas hidupnya secara bayaran ataupun sukarela melakukan usaha-usaha

pematangan masyarakat untuk perobahan itu, biasa disebut "penggerak

pembaharuan (changeagent)". Disamplng adanya golongan yang mendukung ke

arah perubahan, terdapat pula orang-orang yang tidak suka perobahan atau tidak

percaya akan manfaat perobahan, malahan ada yang menghalanginya sama sekali.

Mereka ini biasanya terdiri dari:

1. Golongan yang ingin melindungi kepentingannya (vested Interesti).

2. Golongan sentimentalis, yaitu tidak menginginkan perubahan itu, tidak

percaya perubahan itu akan bermanfaat.

3. Golongan sinis, mengalah sebelum berusaha ke arah itu.

4. Golongan yang menentang perubahan tanpa alasan, kecuali hanya menentang

saja, terutama bila perubahan itu diprakarsai oleh orang-orang lain.

5. Golongan yang diyakinkan terleblh dahulu sebelum melakukan perubahan.

6. Golongan yang tidak sanggup mengadakan perubahan meskipun mungkin

menyadari manfaat, disebabkan karena keadaan ekonomi sosialnya tidak

mengizinkan atau karena cacat badan dan rohaninya.

Penerimaan perubahan oleh suatu masyarakat dapat dipercepat secara

teratur (akselarasl) dengan berbagai jalan peniruan (imitation), pendidikan

(education), pembujukan (persuasion), propaganda (promotion), perintah

(instruction) dan paksaan (coercion).Penyuluhan perikanan sebagai suatu sistem

pendidikan yang dalam prakteknya juga mempergunakan cara-cara lain seperti

peniruan, pembujukan dan propaganda. Cara perintah sedikit sekali dilakukan

sementara paksaan malahan dihindari.

8

Page 9: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

2.3 Tipe-tipe Program Penyuluhan

Program yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah merupakan hasil dari

semua kegiatan pemrograman yang melibatkan pendidik dan peserta didik (Boyle,

1981:5). Contoh program misalnya identifikasi kebutuhan, perencanaan

pengajaran, evaluasi dan sebagainya. Program pengembangan merupakan

serangkaian tindakan dan keputusan yang dapat mempengaruhi orang-orang yang

berkaitan. Patrick G. Boyle (1981:7) menyebutkan tiga jenis program yaitu

developmental programs, institutional programs dan informational programs guna

membandingkan ketiga jenis program tersebut dapat diperhatikan pada table di

bawah ini.

9

Page 10: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

2.4 Permasalahan Pembangunan Perikanan

Salah satu arah dan kebijakan sektor kelautan dalam GBHN 1993 adalah

pendayagunaan sumber daya laut dan pemanfaatan fungsi wilayah laut naslonal,

termasuk Zona Ekonomi Eksluslf Indonesia (ZEEI). Pengelolaan potensi kelautan

untuk berbagai kegiatan ekonomi dipacu melalui peningkatan investasi, dengan

menyiapkan perencanaan makro dan mikro dalam bentuk tata ruang,

memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, penataan kelembagaan serta

memperhatikan kelestarian lingkungan.

Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap nelayan dalam kegiatan usahanya

dalam jangka waktu tertentu adalah untuk dapat memperoleh hasil tangkapan

seoptimal mungkln. Hasil tangkapan nelayan tersebut menurut Zarmawi Ismail

(dalam Masyhuri,1998:15) dipengaruhi oIeh faktor internal dan eksternal. Faktor

intemal berhubungan dengan kemampuan teknls dan manajemen. Masalah teknis

berhubungan dengan jenis tanda dan alat tangkap yang dimiliki, sedangkan aspek

manajemen berkaitan dengan sikap atau perilaku serta kemampuannelayan dalam

pengembangan usahanya. Faktor ekstemal berhubungan dengan lingkungan yang

ada yang dipengaruhi oleh faktor degradasi lingkungan, kelembagaan ekonomi

dan konversi lahan. Berkaitan dengan hal di atas, maka Rohmin Oahuri (2000:89)

mengemukakan bahwa masalah pembangunan perikanan merupakan kesenjangan

antar kondisi yang diinginkan dengan kenyataan yang terjadi.

Kondisi pembangunan perikanan yang diinginkan adalah suatu

pembangunan perikanan yang dapat memanfaatkan sumber daya ikan beserta

ekoslstem perairannya untuk kesejahteraan manusia, terutama nelayan dan petani

lkan secara berkelanjutan (on sustainable basis). Guna mencapai kondisl

pembangunan perikanan yang dituju,

maka ada lima hal yang harus dlcapai:

(1) pemenuhan kebutuhan konsumsi produk perikanan dalam negeri;

(2) peningkatan perolehan devisa;

(3) peningkatan produksi perikanan sesuai dengan potensi lestari dan daya dukung

lingkungan;

(4) pemeliharaan kelestarian stok lkan dan daya dukung lingkungannya;

10

Page 11: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

(5) peningkatankesejahteraan nelayan dan petani ikan.

Belum semua potensi perikanan di Indonesia tergali sepenuhnya. Salah

satu faktor penyebabnya adalah masalah terbatasnya sumber daya manusia dalam

mengelola potensi perairan. Selain itu, sektor perikanan hingga saat ini masalah

didominasi oleh nelayan kecil dan tradisional dengan tingkat pendidikan rendah,

sehingga tingkat teknologi, inovasi, dan penyerapan informasi menjadi rendah dan

akibatnya produktivitas menjadi rendah pula (Oamanhuri, 2001:2).

Dengan pemanfaatan sumberdaya perikanan secara optimum maka

manfaat yang ditimbulkan cukup besar terhadap peningkatan kesejahteraan

nelayan dan masyarakat pada umumnya karena banyak aspek lain yang akan

terkait, seperti aspek pengolahan; pemasaran, jasa, transportasi dan lain-lain.

Kemajuan sebagai konsekuensi pembangunan tidak akan terwujud tanpa adanya

perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia di sektor

perikanan dan kelautan. Untuk itu, nelayan dan keluarganya sebagai pengelola

usaha penangkapan dan pengolahan lkan perlu meningkatkan kemauan dan

kemampuannya sehingga peningkatan taraf hidup dapat dicapai.

Disinilah peran penyuluhan dalam konteks pemberdayaan masyarakat

diperlukan. Program penyuluhan yang relevan dengan situasi dan kondisi

masyarakat lokal perlu disusun. Nelayan di Desa Anturan dalam penyusunan

program penyuluhan ini temyata sangat memerlukan keterampilan di bidang

manajemen usaha penangkapan, pengolahan hasil perikanan dan pemasaran hasil

perikanan. Diharapkan dengan adanya perencanaan program penyuluhan ini dapat

dijadikan acuan dalam pengembangan nelayan di desa setempat.

Perubahan rencana pada dasamya merupakan suatu proses yang dinamis

yang dirancang oleh perencanaan guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Karenanya, kegiatan ini harus dapat mendayagunakan dinamika dan kebutuhan

masyarakat untuk dapat mengantisipasi perubahan. Perubahan berencana harus

selalu diawali dengan pengumpulan data sebagai bahan dalam menganalisis

situasi dan identifikasi masalah. Kegiatan analisis situasi dan identifikasi masalah

periu djperhatikan dengan baik, sebab jlka tldak teridentlfikasi dengan obyektlf

akan mempengaruhi langkah penyiapan dan pelaksanaan kegiatan lebih jauh.

11

Page 12: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

Berkaitan dengan pentingnya perencanaan dalam pembangunan perikanan,

maka makalah ini memfokuskan perhatian pada perencanaan program penyuluhan

bidang pengolahan hasil perikanan tangkap, sesuai dengan kondisi yang dlhadapi

nelayan di desa Anturan.Pembangunan perikanan Kabupaten Buleleng merupakan

perpaduan aspirasi masyarakat petani nelayan dengan potensi wilayah, diharapkan

mampu memberikan sumbangan yang lebih besar dalam pembangunan daerah

secara keseluruhan.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buleleng (2001:1-2)

menyebutkan bahwa tujuan dan sasaran pembangunan perikanan di Kabupaten

Buleleng adalah untuk meningkatkan produksi ikan yang sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan gizi masyarakat, memberdayakan masyarakat pesisir,

meningkatkan pendapatan nelayan serta mengentaskan kemiskinan, penyerapan

tenaga kerja di bidang perikanan dan menunjang pendapatan de visa bagi negara

dan pelestarian sumber daya ikan.

12

Page 13: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

BAB III

ANALISIS BERDASARKAN JURNAL

3.1 Metode Penulisan

Data diperoleh berdasarkan hasil survey di Desa Anturan, Kabupaten

Buleleng Bali disusun berdasarkan hasll survai di Desa Anturan, Kabupaten

Buleleng, Bali.Pengumpulan data primer dilakukan secara berkelanjutan mulai

bulan Maret hingga bulan Juli 2001. Kegiatan survey dilakukan dengan teknik

wawancara dengan Kepala Bagian Program Penyuluhan lapangan, Ketua beserta

pengurus pada Kelompok Nelayan dan lima orang perempuan nelayan, dan

beberapa orang anggota masyarakat setempat yang dijumpal pada saat survai.

Selanjutnya kegiatan untuk memperoleh gambaran lengkap tentang

kondisi, kegiatan yang berlangsung dan permasalahan setempat dilakukan dengan

berbagai teknik yaitu diskusi dengan pemuka masyarakat Desa Anturan,

wawancara mendalam dengan nelayan dan masyarakat pesisir di Anturan, dan

melakulcan transect walks.Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data tentang

kepemillkan alat tangkap dan berbagai kegiatan penyuluhan yang didapat dari

Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buleleng.Penulis juga

melakukan studi literatur guna memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang

perencanaan program penyuluhan.

3.2 Analisis Permasalahan

Belum semua potensi perikanan di Indonesia tergali sepenuhnya.Salah

satu faktor penyebabnya adalah maslah terbatasnya sumber daya manusia dalam

mengelola potensi perairan.Selain itu, sektor perikanan hingga saat ini maslh

didominasi oleh nelayan kecil dan tradisional dengan tingkat pendidikan rendah,

sehlngga tingkat teknologi, inovasi, dan penyerapan Informasi menjadi rendah

dan akibatnya produktlvitas menjadi rendah pula (Damanhuri, 2001:2). Dengan

pemanfaatan sumberdaya perikanan secara optimum maka manfaat yang

ditimbulkan cukup besar terhadap peningkatan kesejahteraan nelayan dan

masyarakat pada umumnya karena banyak aspek lain yang akan terkait, seperti

13

Page 14: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

aspek pengolahan; pemasaran, jasa, transportasi dan lain-lain. Untuk itu, nelayan

dan keluarganya sebagai pengelola usaha penangkapan dan pengolahan likan

perlu meningkatkan kemauan dan kemampuannya sehingga peningkatan taraf

hldup dapat dicapal.Disinilah peran penyuluhan dalam konteks pemberdayaan

masyarakat diperiukan.Program penyuluhan yang relevan dengan situasi dan

kondisi masyarakat Iokal perlu disusun.

Nelayan di Desa Anturan dalam penyusunan program penyuluhan ini

temyata sangat memerlukan keterampilan di bidang manajemen usaha

penangkapan, pengolahan hasil perikanan dan pemasaran hasil perikanan.

Diharapkan dengan adanya perencanaan program penyuluhan ini dapat dijadikan

acuan dalam pengembangan nelayan di desa setempat.

Berkaitan dengan pentingnya perencanaan dalam pembangunan perikanan,

maka makalah ini memfokuskan perhatian pada perencanaan program penyuluhan

bidang pengolahan hasil perikanan tangkap, sesuai dengan kondisi yang dihadapi

nelayan di desa Anturan.

Desa Anturan memiliki potensi perikanan yang cukup besar sebagai salah

satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa.Mempertimbangkan hal

Ini maka perlu dilakukan perencanaan program penyuluhan di desa Anturan

dengan materi kegiatan yang dibutuhkan masyarakat untuk pengembangan

dirinya. Dalam melakukan perencanaan program penyuluhan di desa Anturan

iniakan digunakan metode penyusunan rencana program penyuluhan yang

dikemukakan oleh Leagan (1962:178-179) yaitu bahwa proses perencanaan

dimulai dari tinjauan umum keadaan Iokasi, penetapan masalah, tujuan, dan cara

mencapai tujuan. Metode ini penulis pillh karena memliki kelebihan dalam

ketajaman analisa situasi dan masalah yang riil dihadapi masyarakat.

3.3 Tinjauan Umum dan Analisis Keadaan Lokasi

Kondisi Fisik dan Geografi Desa Anturan merupakan salah satu desa

pesisir yang ada di Kabupaten Buleleng berjarak 8 km ke arah Barat dari

Singaraja sebagai Ibukota Kabupaten dan berjarak 87 km dari Denpasar sebagai

lbukota Provinsi.Desa Anturan letaknya berdekatan dengan kawasan wisata pantai

14

Page 15: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

Lovina. Luas desa Anturan adalah 247 ha yang secara administratif berbatasan

dengan:

- Laut Jawa di Sebelah Utara

- Desa Selat, Kecamatan Sukasada di Sebelah Selatan

- Desa Kallbukbuk, Kecamatan Buleleng di Sebelah Barat dan

- Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng di Sebelah Timur.

Secara geografis Desa Anturan merupakan dataran rendah dengan

ketinggian 0 - 15 m dari permukaan Laut, dengan suhu berklsar antara 28° sampai

dengan 32° C. Letaknya yang berbatasan dengan Laut Jawa membuat nelayan

setempat mampu melakukan berbagai usaha perikanan seperti penangkapan ikan,

usaha ikan hias dan wisata bahari berupa snorkeling dan scuba dlying.

3.4 Keadaan Lahan dan Penggunaannya

Hampir sebagian besar tanah di Desa Anturan dimanfaatkan untuk

keperiuan pertanian yakni sebesar 91.33 %. Penggunaan lainnya adalah untuk

perumahan dan kegunaan lain sebagaimana tampak pada Tabel 2.

15

Page 16: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

3.5 Tingkat Pendidikan Penduduk

Penduduk Desa Anturan telah memahami arti penting pendidikan, hal

tersebut tampak dari tingkat pendidikan yang relative tinggi yakni 44.01%

penduduknya telah mengenyam bangku SMA.Diantara penduduk ada yang telah

mengenyam pendidikan Perguruan Tinggi, yakni sebesar kurang dari 4.91%.

Secara lengkap data tentang tingkat pendidikan penduduk ditampilkan pada table

4.

16

Page 17: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

3.6 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharlan penduduk desa Anturan beragam, yaitu tani, buruh tani,

nelayan, karyawan, pensiunan, pedagang dan penjual jasa.Ragam mata

pencaharian penduduk desa Anturan secara lengkap dapat dillhat pada Tabel

5.Desa Anturan sebagal desa agraris dan berbatasan langsung dengan laut,

memiliki populasi petani dan nelayan yang cukup besar.Pada umumnya nelayan

juga bekerja sebagai petani terutama di saat musim tidak ada ikan.

3.7 Usaha Pertanian dan Perikanan

Sebagian besar penduduk memilih usaha utama di bidang pertanlian,

perkebunan dan perikanan (80 %), kegiatan lainnya adalah memandu wisata, dan

membuat kerajinan tangan.

17

Page 18: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

Kegiatan perikanan yang ada di desa Anturan sebagian besar merupakan

perikanan tangkap (85%), sedangkan sisanya merupakan layanan jasa wisata

bahan dengan menggunakan perahu motor.Terdapat 35 perahu motor, 13 perahu

Iayar, dan 25 buah sampan sebagalmana dicatat pada Tabel 6.Hasil tangkapan

nelayan di Desa Anturan berupa ikan tuna, cakalang, kakap, kembung dan

cumi.Hasil tangkapan langsung dijual, tanpa mengalami pengolahan Ianjutan.

Diantara nelayan sejumlah 35% sudah bekerja sama dengan pemllik hotel dan

restoran, sehingga pemasaran menjadi lebih mudah. Permasalahan yang dihadapi

adalah kurangnya penanganan pasca panen, sehingga hasil tangkapan kadang

tidak dapat dijual karena produk rusak.

3.8 Lembaga-lembaga Non Formal

Di Desa Anturan terdapat beragam lembaga non formal yakni organisasi

sosial sebanyak 1 buah, organisasi kemasyarakatan sebanyak 5 buah dan

organlsasi masyarakat dan politik sebanyak 15 buah. Desa Anturan merupakan

satu unit desa adat, dan terdapat 4 unit banjar adat, dengan memllikl 5 suka duka

dan 4 banjar dinas. Desa adat dikelola oleh 10 orang pengurus desa adat dan 9

pengurus biasa.Sumber pendapatan desa adat diperoleh dan luran krama desa adat

dan penjualan hasil kebun desa adat.Bantuan keuangan diperoleh dari lembaga

Perkreditan Desa.

18

Page 19: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

3.9 Identifikasi Masalah

Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi nelayan, selain

menganalisis keadaan, penulis telah mewawancarai 7 orang Informan yakni Ketua

Kelompok Nelayan, tiga anggota kelompok nelayan, dua perempuan nelayan dan

seorang staf Pemerintahan Desa. Hasil wawancara menunjukkan bahwa

permasalahan yang Di, hadapi nelayan setempat adalah keterbatasan teknologi

penangkapanketerbatasan pengalaman dan keterampilan dalam pengolahan hasil

perikanan dan masalahpemasaran.Hasil perikanan tangkap sebagian besar dijual

dalam bentuk basah dan nelayan perempuan di desa tersebut bertugas menjual

hasil tangkapan di pingglr lalan Raya Anturan. Saat hasil berlimpah, dan tidak

terjual semua, nelayan hanya mengolah ikan menjadi pindang, padahal hasil

perikanan tersebut bisa diolah dalam bentuk lain yang leblh tahan lama, seperti

presto, ikan asin, kerupuk, terasl dan sebagainya. A1asan yang dikemukakan

adalah terbatasnya modal, dan ketiadaan waktu.

Nelayan membutuhkan sarana pemasaran yang memadai mengingat

sullitnya memasarkan ikan, belum ada fasllitas pelelangan lkan. Meskipun telah

ada kerja sama dengan hotel dan restoran setempat untuk membeli lkan, namun

jumlahnya tidak begitu besar sehingga nelayan maslh memiliki lkan yang belum

terjual. Dengan demildan, pennasalahan yang dihadapi nelayan desa Anturan

adalah:

19

Page 20: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

1. Keterbatasan dalam teknologl penangkapan

2. Perempuan nelayan belum memlliki motivasl melakukan pengolahan hasil

tangkapan;

3. Keterbatasan modal untuk melakukan pembesaran skala usaha

4. Perlunya Lembaga Pemasaran Hasll Perlkanan untuk menarnpung hasil

tangkapan.

Setelah mengidentifikasi masalah, maka dilakukan prioritas penyelesalan

masalah guna mencari jalan keluar menghadapi masalah yang ada.

3.10 Penetapan Tujuan dan Cara Mencapai Tujuan

Tujuan ditetapkan untuk menyelesaikan masalah sehingga tercapai

keadaan yang lebih balk, yakni peningkatan pendapatan nelayan melalui

pengolahan hasil tangkapan. Untuk Itu diperlukan perubahan perilaku nelayan

berupa keterampilan dan motivasi untuk pengembangan diri (aspek non perilaku).

Peningkatan kemampuan nelayan dalam konteks kemandirian tidak lain

dlmaksudkan untuk menuju masyarakat yang sejahtera melalui perubahan

perilaku kognitif, afektif dan psikomotor dalam kegiatan penangkapan dan

pengolahan hasil perikanan. Apa yang dikemukakan oleh Mosher (1971:5)

tentang lima syarat pokok dan lima syarat penunjang pembangunan pertanian

berlaku pula dalam pembangunan perikanan. Syarat pokok pembangunan yaitu

pasaran hasil, teknologi yang senantiasa berubah, transportasi, tersedianya sarana

produksi dan alat secara lokal, perangsang produksi bagi petani dan

pengangkutan.Sedangkan yang termasuk syarat pelancar adalah pendidikan

pembangunan, kredit produksli, kegiatan bersama, perbalkan dan perluasan tanah

pertanian, perencanaan nasional pembangunan.

Jelaslah bahwa tujuan penyuluhan harus mampu menjawab kebutuhan

pembangunan lokal, dan dalam hal inl perencanaan seyogyanya merupakan

pedoman bagi peiaksanaan kegiatan yang diarahkan untuk merubah perilaku

nelayan. Tujuan penyuluhan perikanan di Desa Anturan ini ditetapkan sebagai

berikut:

20

Page 21: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan nelayan dalam teknologi

penangkapan lkan dengan mempertimbangkan kelestarian sumberdaya lkan;

- Meningkatkan motivasi nelayan dan anggota keluarganya dalam melakukan

pengolahan ikan hasil tangkapan;

- Meningkatkan kemampuan manajemen usaha penangkapan dan pengolahan,

sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan.

3.11 Cara Mencapai Tujuan

Terdapat lima aspek yang perlu diperhatlkan dalam penyusunan rencana

kegiatan tersebut, yaitu:

1. Tingkat kemampuan petani-nelayan dan keluarganya;

2. Sarana dan prasarana penyuluhan;

3. Situasi lingkup keglatan penyuluhan yang meliputi aspek sosial, ekonomi dan

budaya;

4. Tingkat kemampuan penyuluh dan petugas penyuluhan;

5. Biaya yang tersedia (Deptan, 1990).

Rencana kerja ini mencakup apa yang menjadi tujuan, bagaimana

metodenya, kapan, dimana kegiatan itu akan diiakukan, bagaimana bentuk

kegiatan, dan organisasi atau siapa yang melaksanakan kegiatan tersebut. Rencana

kerja penyuluhan termasuk dalam kalender kerja yang menggambarkan kegiatan

yang akan dilaksanakan, dan disusun berdasarkan urutan waktu kegiatan. Guna

mencapai tujuan maka perlu bagi seorang penyuluh atau agen pembaharuan untuk

mengkombinasikan metode penyuluhan, tahap komunikasi dan tahap adopsi

sebagaimana tampak pada Gambar 3.

21

Page 22: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

Terdapat tiga metode penyuluhan yang dapat digunakan dalam

pelaksanaan program penyuluhan yaitu:

- Pendekatan perorangan, misalnya kegiatan kunjungan perorangan, konsultasi

ke rumah, penggunaannsurat atau telpon, dan magang.

- Pendekatan kelompok, mlsalnya kursus tani-nelayan, demonstrasi cara atau

hasil, kunjungan kelompak, karyawisata, diskusi kelompok, ceramah,

pertunjukan film, slide, karyawisata, penyebaran brosur, buletin, folder, liptan,

asah terampil, sarasehan, rembug utama atau madya, temu wicara, temu usaha,

temu karya, temu lapang dll.

- Pendekatan massal seperti pameran, Pekan Naslonal (Penas), Pekan Daerah

(Peda), Pertunjukan Aim atau wayang, drama, penyebaran pesan melalui

Siaran radio, televisi, Surat Kabar, Selebaran atau Majalah, Pemasangan

Poster atau Spanduk dan sebagainya.

Guna memperjelas cara pencapaian tujuan, maka dalam perencanaan dapat

dibuat matriks yang berislkan anallsls keadaan, tujuan, masalah, keglatan

untuk menyelesaikan masalah, metode yang digunakan, sasaran, Iokasi, biaya

dan sumber biaya, penanggung jawab, pelaksana dan pihak lain yang terkalt.

Daftar tentang Rencana Keglatan Inl dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.12 Evaluasi dan Rekonsiderasi

Sebelum evaluasl dilakukan, maka rencana program penyuluhan terlebih

dahulu harus dilaksanakan, jadi pelaksanaan rencana merupakan tindak lanjut

perencanaan program dan tidak lain dlmaksudkan untuk merealisasikan rencana

kerja yang telah dirancang sebelumnya. Pada kegiatan realisasi program

penyuluhan empat aspek yang perlu di lakukan yaitu:

- Pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan

- Monitoring dan Evaluasi

- Pelaporan

- Tindak lanjut blsa berupa revisi rencana untuk perbaikan program.

Pada perencanaan program penyuluhan bidang perikanan tangkap di Desa

Anturan ini, pelaksanaan akan dikoordinasikan antara penyuluh, anggota

22

Page 23: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

Kelompok Nelayan Taruna Samudera dan perempuan Nelayan. Pendekatan

kelompok akan diterapkan dalam implementasi program mengingat pendekatan

ini leblh cocok diterapkan karena pihak penyuluh dan Dlnas Kelautan dan

Perikanan (DKP) menerapkan pendekatan kelompok dan telah diuji temyata

pendekatan ini yang paling efektif dalam konteks penyuluhan danpemberdayaan

masyarakat. Penyuluhan bidang perlkanan tangkap yang akan dilakukan diDesa

Anturan sebagaimana dltampilkan pada Lampiran 1 meliputi empat hal utama

yaitu:

- Manajemen usaha penangkapan

- Manajemen pengelolan hasil tangkapan

- Pengolahan produk hasil tangkapan

- Manajemen pemasaran produk

Masalah teknologi penangkapan telah dikuasai sehingga penyuluh tidak

perlu membuang waktu untuk memfokuskan dirl pada bidang ini. Kegiatan yang

perlu dilakukan adalah:

1. Menjalin interaksl dengan KNTS, penyuluh dan DKP untuk sosialisasi

program;

2. Melakukan koordinasi dengan KNTS, perempuan nelayan, penyuluh dan

wakil DKP untuk penetapan peserta pelatihan dan waktu pelatihan

3. Pengorganisaslan kegiatan, kegiatan dilakukan di lokasi setempat dengan

memanfaatkan sumber daya yang tersediai difasilltasi oleh pakar di

bidangnya.

4. Nelayan peserta dan panitia mengevaluasi kegiatan untuk menentukan

pencapaian program

5. Penyuluh memfasilltasl nelayan untuk menerapkan hasil pelatihan atau demo

pengolahan hasil perikanan

6. Tindak lanjut kegiatan (rekonsiderasi)

Untuk memantau perkembangan pencapaian tujuan, perlu kegiatan

monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan.Pelaksanaan evaluasi

didasarkan pada obyektivitas berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Dengan

demikian evaluasi tldak lain adalah tindakan penilaian suatu kegiatan dan

23

Page 24: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

ditekankan pada perubahan perilaku yang terjadi pada klien. Perubahan tersebut

dapat diamati pada pelaksanaan program. Evaluasi meliputi kegiatan monitoring

yang dilakukan selama proses berlangsung dan penilalan di akhir kegiatan.

Monitoring bertujuan untuk mengetahul penyimpangan-penyimpangan terhadap

rencana sehingga dapat diambil langkah-langkah tepat untuk mengantisipasi

penyimpangan yang terjadi; atau sebaliknya jika ada hal-hal yang berubah di

lapang dan rencana harus menyesuaikan agar kegiatan dapat dilanjutkan dengan

balik. Sedangkan evaluasi dilakukan dengan cara menilai keseluruhan program

kegiatan mulai dari penyusunanan rencana, pelaksanaan kegiatan dan hasil atau

dampak dari kegiatan yang dilaksanakan. Namun, evaluasi juga dapat ditekankan

pada penilaian sejauh mana perubahan-perubahan perllaku nelayan terjadi sebagai

hasil program penyuluhan yang dilaksanakan di wilayah tersebut.Hasil evaluasi

inilah yang nantinya digunakan acuan untuk penyempumaan penyusunan

program-program penyuluhan (revised plan) selanjutnya.

Guna memenuhi aspek legalitas , maka di akhir kegiatan perlu dilakukan

pelaporan yang dilakukan sesegera mungkin setelah keglatan berakhlrr. Pelaporan

dapat dibuat secara tertulis ataupun lisan. Pelaporan tersebut harus dapat

menjelaskan apa yang telah dicapai dan bagaimana perbandingan antara tujuan

dan hasil yang telah dicapai. Kegiatan selanjutnya dari pelaksanaan dan evaluasi

program adalah perencanaan lanjutan (follow up plan) pada kegiatan yang belum

tercapai atau biasa disebut dengan rekonsiderasi.Rekonsiderasi mengacu pada

hasil evaluasi dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan.Karenanya, informasi

atau data yang digunakan dalam rekonsiderasi ini harus obyektif dan didasarkan

pada realita di lapangan. Tentunya, jika semua aspek dalam perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasl program dilakukan deengan mengacu pada kondisi

lapangan dan kebutuhan masyarakat maka dapat diprediksikan bahwa program

tersebut dapat memberlkan efek perubahan slkap pada masyarakat dalam

mencapai tujuan penyuluhan itu sendiri yaitu berusaha tani lebih baik, berbisnis

lebih baik, dan mewujudkan kehidupan rumah tangga dan masyarakat yang lebih

balk (better farming, better business, better Iivln, better community dan better

environment).

24

Page 25: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Guna mencapai tujuan penyuluhan, maka perencanaan program

penyuluhan per1u disusun secermat mungkin dengan mempertimbangkan potensi

daerah, kebutuhan masyarakat dan peran kelembagaan sosial ekonomi yang

berkembang di wilayah tersebut.

Adanya kelembagaan sosial ekonoml yang tumbuh dari masyarakat seperti

Kelompok Nelayan Taruna Samudera dan Lembaga Perkreditan Desa sangat

mendukung kesuksesan pelaksanaan program penyuluhan perikanan tangkap di

desa tersebut.

Perencanaan program penyuluhan disusun dengan model Leagans dimulai

dengan kegiatan identifikasi keadaan umum daerah, potensi yang dimiliki,

dilakukan identifikasi masalah, tujuan berdasarkan prioritas masalah, dan kegiatan

perencanaan dilanjutkan dengan cara pencapaian tujuan yang berisikan strategi

implementasi, monitoring dan evaluasi kegiatan yang ditindalklanjuti dengan

rekonsiderasi.

4.2 Saran

Pelaksanaan program penyuluhan perlu dilakukan dengan pendekatan

partisipatlif, tidak ada pihak yang merasa digurui atau dirugikan. Dalam

penyusunan program penyuluhan, sedapat mungkin telah dibuat Daftar tentang

apa yang harus dllakukan, mengapa dllakukan, bagaimana dan kapan melakukan

kegiatan tersebut dan siapa saja yang dilibatkan serta siapa penanggung jawab

program tersebut.

Penyuluhan tidak semata-mata untuk meningkatkan kualitas hldup, tetapi

juga berupaya mengubah sikap ke arah yang lebih positif.

25

Page 26: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

DAFTAR PUSTAKA

Amanah, S., 1994. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Adopsi Teknologi Blologls pada Kedele Varttas Edamame dl Kecamatan Wuluhan, lember. laporan Hasil Penelitian lember: Lembaga Penelitian Universitas.

Amanah, S. 2000. New Approach to Agrkultural Extension. Makalah dalam Simposlum The International Congress and Symposium on Southeast Asian Agricultural Sciences. Bogor.

Boyle, P. G., 1981. Planning Better Programs. New York: Mc Graw Hill Book Company. Chang, Chi-Wen., 1974. A Strategy for Agricultural and Rural Development In Asian Countries. Laguna, Philippines: Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research In Agriculture College.

Dahuri, R., 2000. Pendayagunaan Sumber Daya Kelautan: Kesejahteraan untuk Rakyat. Lembaga Infonnasl dan Studi Pembangunan Indonesia Bekerjasama dengan Dlrektorat lenderal Peslsir, Pantal dan Pulau-pulau KeeiJ. Jakarta: Departemen Eksplorasl Laut dan Perlkanan.

Departemen Pertanian, 1990., Pedoman Penyusunan dan Pelaksanaan Program Penyuluhan Pertaniandi llngkat WKBPP. BIP Lembang, Jawa Barat.

Dinas Kelautan dan Perikanan, 2001. Laporan Proyek Periyuluhan Pemblnaan Perilcanan Terseebar dl 9 Kecamatan Tahun Anggaran 2001. Buleleng, Ball: Dlnas Kelautan dan Perikanan Kabupaten.

Dlrektur Jenderal Perikanan, 2000. Visi dan Misl Pembangunan Perlkanan. Jakarta: Departemen Perlkanan dan Ilmu Kelautan.

Hasansulama, I. dan Setiamihardja, 1., 1990. Penyuluhan Pertanian. Bandung:

Universitas Padjadjaran,

Kelsey, l.D. dan Hearne, C. C., 1963. Cooperative ExtenSion Work, Second edition.Comstock Publishing Associated. New York: Ithaca.

Leagan, P. J., 1962. Extension Education for Community Development dalam Extension

Education for Community Development. New Deihl: Directorate of Extension Ministry of Food and Agriculture, Government of India.

Uppitt, R. Jeanne Watson dan Bruce Westley, 1958. The Dynamic of Planned Change, A Comparativve Study of Principle and Techniques. New York: Harcourt Brace and World, Inc.

26

Page 27: Isi Makalah Bab 1 - Dapus

Mardlkanto, T. 1993. 'Penyuluhan pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas t1aret University Press.

Masyhuri, 1998. Strategl Pengembangan desa Nelayan Tertinggal: Organisasi Ekonomi

Masyarakat Nelayan. Puslitbang Ekonoml dan Pembangunan Lembaga Ilmu Pengetahuan IndoneSia. Jakarta:PEP-UPI. '

Mosher, AT. 1977. Menggerakkan dan Membangun Pertanlan. Terjemahan Getting Agriculture Moving. Jakarta:CV. Yasaguna.

Simpson,!. 1993. Rural Extension - A Change In Emphasis. Proceedings of the Workshop: Defining/redefining Extension Practice Science Leaders'Group.

27