Upload
henryti2004
View
282
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
proposal manajmen fkip
Citation preview
A. JUDUL PENELITIAN
PENGARUH LAHAN PERTANIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA
TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI DESA GEDONGAN,
KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN KARANGANYAR.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia dikenal dengan negara agraris yang jumlah penduduknya
sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Sebagian besar penduduk Indonesia
dengan alam yang agraris mempunyai mata pencaharian di sektor pertanian.
Dalam usaha tani, upaya untuk meningkatkan produktivitas dapat dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya, dengan menambah skill, penggunaan teknologi
yang lebih maju dan tepat guna, menambah lahan, dan lain-lain.
Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting.
Hal ini disebabkan oleh sebagian besar masyarakat di negara-negara miskin dan
sedang berkembang menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut. Jika para
perencana sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan masyarakat, maka
satu-satunya cara adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya yang hidup
di sektor pertanian ini. Cara ini bisa ditempuh dengan cara meningkatkan produksi
tanaman pangan dan tanaman perdagangan yang dihasilkan.
Secara umum ada dua cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
hasil panen produk pertanian yaitu melaui intensifikasi pertanian dan
ekstensifikasi pertanian. Intensifikasi pertanian berarti meningkatkan hasil
pertanian dengan meningkatkan efisiensi dan mutu pengelolaan pertanian untuk
1
memperoleh hasil yang sebanyak-banyaknya. Intensifikasi pertanian biasanya
dilakukan di daerah dengan penduduk yang padat dan memiliki luas lahan yang
sempit. Di Indonesia intensifikasi pertanian sangat cocok silakukan di Pulau Jawa
yang sangat padat penduduknya tetapi meiliki tanah yang subur. Model
penanaman secara tumpang sari, misalnya jagung dengan kedelai, menanam
jagung atau kedelai di sela-sela tanaman sawit atau karet yang masih muda, akan
diupayakan. Modernisasi pertanian merupakan keharusan agar efisiensi sistem
produksi dan pendapatan dapat dioptimalkan. Intensifikasi berkaitan erat dengan
tingkat sumber daya manusia yang menjadi pelaku pertanian.
Ekstensifikasi pertanian berarti meningkatkan hasil pertanian dengan
memperluas lahan yang ada. Ekstensifikasi pertanian cocok dilakukan di daerah
dengan penduduk yang jarang dan memiliki luas lahan yang berpotensi besar. Di
Indonesia, Ekstensifikasi pertanian cocok dilakukan di daerah luar Pulau Jawa.
Ekstensifikasi lahan pertanian baru merupakan keharusan meskipun secara praktik
ada batasnya. Sambil meningkatkan kemampuan memperlambat laju alih fungsi
lahan subur dan stabilisasi laju pertumbuhan penduduk, pemerintah masih akan
membuka lahan sawah baru yang didukung irigasi teknis di luar Jawa, lahan
penggembalaan, lahan hortikultura sebagai bagian dari implementasi revitalisasi
pertanian.
Kondisi nyata di Pulau Jawa ternyata sebagain besar penduduknya
mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Sebagian besar penduduk
Kabupaten Karangannyar misalnya, dengan alam yang agraris mempunyai mata
pencaharian di sektor pertanian yaitu 221.998 orang (32,19%). Pekerjaan dalam
2
sektor pertanian tersebut meliputi petani maupun buruh tani (BPS, 2003). Dalam
usaha tani, upaya untuk meningkatkan produktivitas dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan menambah skill, penggunaan
teknologi yang lebih maju dan tepat guna, menambah modal, dan lain-lain. Oleh
karena itu, melihat kondisi ini kiranya penting untuk meneliti pengaruh luas lahan
dan sumber daya manusia terhadap pendapatan petani padi. Munculnya persoalan
itu untuk mengetahui pengaruh luas lahan dan sumber daya manusia terhadap
pendapatan petani padi.
Adapun judul dari penelitan ini adalah PENGARUH LAHAN
PERTANIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP
PENDAPATAN PETANI PADI DI DESA GEDONGAN, KECAMATAN
COLOMADU, KABUPATEN KARANGANYAR.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka yang menjadi
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Apakah lahan pertanian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pendapatan petani padi di Desa Gedongan Kecamatan Colomadu,
Kabupaten Karanganyar?
2. Apakah sumber daya manusia memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pendapatan petani padi di Desa Gedongan Kecamatan
Colomadu, Kabupaten Karanganyar?
3
D. BATASAN MASALAH
Untuk dapat dikaji secara mendalam untuk mendapatkan hasil yang
optimal, maka penulis memfokuskan pada pembahasan yang terkait dengan
pengaruh lahan pertanian dan sumber daya manusia terhadap pendapatan
petani padi di Desa Gedongan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten
Karanganyar.
E. TUJUAN PENELITIAN
Adapun yang menjadi tujuan diadakanya penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui pengaruh lahan pertanian terhadap pendapatan petani
padi di Desa Gedongan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten
Karanganyar.
2. Untuk mengetahui pengaruh sumber daya manusia terhadap pendapatan
petani padi di Desa Gedongan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten
Karanganyar.
F. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain:
1. Manfaat bagi peneliti
Bagi peneliti, manfaat yang ingin diperoleh adalah dengan penelitian ini
peneliti dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh khususnya
yang berkaitan dengan manajemen pendapatan di bidang pertanian.
4
2. Manfaat bagi pembaca
Manfaat yang ingin diberikan peneliti bagi pembaca adalah dengan
adanya penelitian ini dapat memberikan informasi tentang segala hal
mengenai pendapatan petani dan faktor yang mempengaruhinya.
3. Manfaat bagi pihak lain
Manfaat yang ingin diberikan peneliti bagi pihak lain terutama petani
dan aparat desa supaya mampu mengatur budidaya pertanian sedemikian
rupa agar menguntungkan petani.
5
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Lahan Pertanian
Menurut King, F.H (2000:79), lahan pertanian dapat didefinisikan
sebagai berikut:
Farming field is an area that used for planning any plant owned by the farmer. Farming field including any of area that have plant to grow up.
King membagi lahan pertanian menjadi dua yaitu lahan sawah dan lahan
bukan sawah. Lahan sawah merupakan lahan pertanian yang berpetak-petak
dan dibatasi oleh pematang, saluran untuk menyalurkan air, yang biasanya
ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status
tanah tersebut. Sebaliknya, lahan bukan sawah merupakan semua lahan selain
sawah yang meliputi: (1) lahan pekarangan, yaitu halaman sekitar rumah
termasuk dipakai untuk bangunan; (2) kebun, yaitu lahan kering yang
biasanya ditanami tanaman semusim atau tahunan dan terpisah oleh halaman
rumah serta penggunaannya tidak berpindah- pindah; (3) huma, yaitu lahan
bukan sawah yang biasanya ditanami tanaman musiman dan penggunaannya
hanya semusim atau dua musim, kemudian akan ditinggalkan bila sudah tidak
subur lagi sehingga kemungkinan lahan ini beberapa tahun kemudian akan
dikerjakan kembali jika sudah subur; (4) perkebunan, yaitu lahan yang khusus
ditanami tanaman perkebunan atau industri, seperti karet, kelapa, kopi, teh dan
lain sebagainya.
Sebagai negara agraris, luas daratan kita hanya sepertiga luas wilayah
Indonesia, sedangkan sisanya merupakan lautan. Luas daratan itu masih harus
direduksi hutan lindung, hutan produksi, permukiman, industri, dan kebutuhan
6
infrastruktur yang jumlahnya terus meningkat. Belum lagi dikurangi alih
fungsi lahan sawah beririgasi teknis dengan laju pengurangan mencapai
80.000 hektar per tahun. Sementara itu, kemampuan cetak sawah nasional
maksimal masih di bawah laju alih fungsinya. Jumlah penduduk Indonesia
yang lebih dari 220 juta jiwa, laju pertumbuhan 1,3 persen per tahun dan
terkonsentrasi di Jawa mendorong laju alih fungsi lahan semakin tinggi dan
Jawa menjadi tereksploitasi berlebihan yang tercermin dari luas pemilikan
lahan rata-rata yang terus menciut.
Di Jawa luas kepemilikan hanya 0,3 hektar per KK dan sementara di
luar Jawa hanya 1 hektar. Padahal, menurut hasil analisis ekonomi sederhana,
luas kepemilikan lahan yang ekonomis minimal 2 hektar di Jawa dan lebih
dari 10 hektar untuk luar Jawa.Sebagai pembanding, kita bisa melihat profil
lahan pertanian di Brasil. Luas lahan pertanian Indonesia keseluruhan yang
sekitar 21 juta hektar itu hanya sama dengan luas lahan kedelai yang ada di
Brasil yang penduduknya lebih kecil dari Indonesia (mendekati 200 juta), luas
sawah Indonesia sama dengan luas lahan tebu di Brasil, sementara luas ladang
penggembalaan sapi di Brasil (220 juta hektar) lebih luas dari seluruh daratan
di Indonesia (190 juta hektar).
Dampak kompetisi penggunaan lahan terekspresi dengan jelas ketika
produksi jagung nasional tahun 2007 naik sampai 14,4 persen, beras naik 4.8
persen, tetapi produksi kedelai meluncur menuju titik nadirnya. Lahan subur
untuk memproduksi komoditas pangan sebagian besar ada di Jawa dan saat ini
keberadaannya terus menciut akibat alih fungsi lahan yang kurang terkendali.
7
Jika tidak ada koreksi terhadap perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah akan
mengorbankan lahan sawah subur 3,1 juta hektar, 1,67 juta hektar terjadi di
Jawa dan Bali, sehingga kontribusi Jawa dalam produksi padi yang saat ini
mencapai 60 persen dipastikan akan terganggu.
2. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (Human Resource) berarti kemampuan
manusia untuk meningkatkan potensi intelegensia dalam memecahkan
permasalahan. Martoyo (2004:78) menyebutkan bahwa:
Sumber Daya Manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan peranya sebagai makhluk social yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri dan seluruh potensi yang terkandung dialam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
Aspek Sumber Daya Manusia dalam hal ini secara tidak langsung
akan berdampak pada operasi proses produksi tanaman (komoditas) pada
lahan dan pada pemasaran. Semakin baik kualitas Sumber Daya Manusia akan
semakin baik dalam meningkatkan kapasitas lahan, yang pada akhirnya
berdampak pada produksi komoditas dan pendapatan petani. Hal ini
menunjukkan bahwa dari sisi prasyarat penguasaan pengetahuan dan
keterampilan untuk introduksi teknologi usaha tani masih belum memadai dan
perlu adanya peningkatan.
Tujuan dari adanya peningkatan Sumber Daya Manusia adalah untuk
mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki manusia sehingga
mendapatkan hasil yang maksimal. Mathis (2004:39) merumuskan tujuan
peningkatan sumber daya manusia , sebagai berikut:
8
……the objective of human resource is to maximize the return of investment from the organization human capital and minimize financial risk
Pemahaman petani dalam penanganan pasca panen komoditas juga
berdampak pada besar kecilnya pendapatan yang dapat diperoleh oleh petani.
Apabila harga di pasar kurang baik sedangkan komoditas dijual dalam bentuk
segar, petani hanya memiliki waktu yang terbatas untuk dapat memanfaatkan
hasil produksinya sebagai komoditas layak jual. Apabila waktu konsumsinya
hilang maka produk menjadi terbuang karena busuk. Hal ini akan berbeda bila
petani menjual dalam berbagai bentuk komoditas hasil olahan atau petani
mampu mendiversifikasi hasil usaha taninya, sekiranya petani mampu
menguasai teknologi pasca panen secara maksimal.
3. Pendapatan Petani
Pendapatan adalah sejumlah uang yang diterima oleh seseorang akibat
dari aktivitas menjual produk ataupun jasa. Menurut Mathis (2004:45),
pendapatan dapat didefinisikan sebagai berikut:
Income refers to, consumption opprtunity gained by an entity within a specified time frame, which is generally expressed by monetary terms.
Dari pengertian pendapatan diatas maka pendapatan seorang petani
diperoleh dari hasil penjualan produk yang dihasilkan petani berupa hasil
pertanian. Ada beberapa cara yang biasa dilakukan petani dalam menjual hasil
panennya. Di pedesaan tingkat pendapatan dan struktur pendapatan masing-
masing petani desa bervariasi. Menurut King (2000:185), pendapatan petani
dipengaruhi faktor besaran lahan dan teknologi yang digunakan, sebagai
berikut
9
Income of most farmer in the world influenced by the large are that farmer have. The large area will ake a big income, but the technology that farmer used are influnece too.
Dari pengertian tersebut maka selain faktor lahan, pendapatan petani
ditentukan oleh penggunaan teknologi pertanian. Semakin maju teknologi
pertanian yang digunakan maka akan semakin besar pendapatan yang diterima
petani. Penggunaan teknologi oleh petani sangat dipengaruhi oleh tingkat
sumber daya manusia .
Tingkat sumber daya manusia dapat dilihat dari berbagai macam segi.
Salah satunya tingkat pendidikan petani. Tingkat pendidikan petani akan
sangat mempengaruhi segala keputusan yang diambil oleh petani. Selain itu
faktor pengalaman dan jam terbang petani juga menjadi faktor penentu yang
tidak terpisahkan dalam mempengaruhi kualitas sumber daya manusia .
H. KERANGKA PEMIKIRAN
Sebagai gambaran dalam penyusunan penelitian ini, maka diperlukan
adanya sebuah kerangka pemikiranb yang terperinci agar pemecahan masalah
ini dapat terarah.
10
Lahan Pertanian
Sumber Daya Manusia Petani
Pendapatan Petani
Keterangan:
Variabel Independen : 1. Lahan Pertanian (X1)
2. Sumber daya manusia (X2)
Variabel Dependen : Pendapatan Petani (Y)
Besar kecilnya pendapatan petani akan sangat tergantung dari besarnya
produksi pertaniannya. Dalam penelitian variabel independen berupa lahan
pertnaian dan sumber daya manusia dianggap mempengaruhi besarnya
produksi pertanian sehingga berdampak pada pendapatan petani di Desa
Gedongan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.
I. HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka pemikiran, maka dalam penelitian ini hipotesis
yang digunakan adalah:
Ho1: diduga lahan mempunyai pengaruh terhadap pendapatan petani di Desa
Gedongan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.
Ho2: diduga Sumber Daya Manusia mempunyai pengaruh terhadap
pendapatan petani di Desa Gedongan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten
Karanganyar.
J. METODE PENELITIAN
1. Ruang Lingkup Penelitian
11
Penelitian dilakukan dilakukan di wilayah Desa Gedongan, Kecamatan
Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Adapun pertimbangannya memilki
akses data dengan mudah sehingga informasi yang diperlukan akan cepat
diperoleh secara akurat.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani padi yang
berdomisili di Desa Gedongan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten
Karanganyar. Adapun jumlah petani padi sebesar 185 orang.
b. Sampel
Sampel yang digunakan merupakan sebagian populasi dari seluruh
petani padi yang berdomisili di Desa Gedongan, Kecamatan
Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Besarnya sampel yaang akan
dijadikan objek penelitian berjumlah 40 orang. Metode pengambilan
sampel ditentukan dengan menggunakan convinience sampling yaitu
pengambilan sampel berdasar pilihan peneliti.
3. Jenis Variabel
a. Variabel independen terdiri dari Lahan Pertanian dan Sumber Daya
Manusia.
b. Variabel dependen terdiri dari pendapatan petani
4. Sumber data
a. Data primer
12
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan ppada
saat penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dengan cara memberikan kuisioner kepada responden yang
telah ditetapkan kepada peneliti yaitu mengenai data berupa
1. Lahan Pertanian
2. Sumber daya manusia
3. Pendapatan Petani
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan mengumpulkan dan
mempelajari catatan-catatan perusahaan yang berkaitan denngan
pengendalian persediaan, serta mempelajari buku-buku pendukung
yang berkaitan dengan masalah pengendalian persediaan.
5. Metode Pengumpulan data
a. Metode wawancara atau interview
Model wawancara yang diguankan dalam penelitian ini adalah model
wawancara terbuka, sehingga responden langsung bebas memberikan
jawaban.
b. Kuisioner
Metode ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan
secara sitematis kepada responden yang ditunjuk.
6. Instrumen penelitian
13
Instrumen penelitian diukur dengan skala Likert untuk setiap pertanyaan
yang akan diberikan kepada responden. Adapun skala yang digunakan
sebagai berikut:
Jawaban a diberi skor 5
Jawaban b diberi skor 4
Jawaban c diberi skor 3
Jawaban d diberi skor 2
Jawaban e diberi skor 1
7. Teknik Analisis Data
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat pengukur yang
telah tersusun memiliki kemampuan untuk mengungkapkan gejala
yang sedang diteliti (validitas). Validitas menunjukkan ketepatan dan
kecermatan alat ukur melakukan fungsi ukuranya. Uji validitas
dilakuakan dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh untuk
masing-masing pertanyaan dengan skor total (Sekaran, 2000: 303).
Pengujian dilakukan dengan level of significant sebesar 5%. Untuk
menguji validitas digunakan korelasi product momen dengan rumus.
Dimana:
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y
N = Jumlah populasi (sample)
14
x = skor item pertanyaan
y = skor total tiap variabel
Jika diperoleh hasil korelasi yang lebih besar atau sama dengan r tabel
pada taraf signifikan 5% berarti valid, tapi jika lebih kecil dari r tabel
maka tidak valid.
b. Uji Reabilitas
Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukur dapat dipercaya dan diandalkan. Dilakukan dengan rumus
alpha cronbach. Teknik alpha cronbach dikembangkan oleh cronbach
ini dipilih karena merupakan teknik yang pengujianya konsisten
realibilitas antar item yang paling popular dan menunjukkan indeks
konsistensi yang cukup (Sekaran, 2000: 301). Kemudian perolehan
koefisien korelasi yang menggambarkan teknik alpha cronbach
dikonsultasikan dengan tabel intrepretasi r untuk mengetahui apakah
butir-butir pernyataan dalam koefisien semakin reliabel. Adapun
nilainya adalah sebagai berikut:
Antara 0,800 – 1,00; intrepretasinya sangat tinggi.
Antara 0,600 – 0,799; intrepretasinya tinggi.
Antara 0,400 – 0,599; intrepretasinya cukup tinggi.
Antara 0,200 – 0,399; intrepretasinya rendah
Kurang dari 0,200; intrepretasinya sangat rendah
c. Analisis Regresi Linier Berganda
15
Analisi Regresi Linier berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Adapun rumus yang digunakan adalah:
Y=a+ β1 X1 + β2 X2 + e
Dimana:
Y = Pendapatan Petani
a = Bilangan konstan
X1 = Lahan Pertanian
X2 = Sumber Daya Manusia
β1 = Koefisien Regresi X1
β1 = Koefisien Regresi X2
e = error
d. Uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Langkah-langkah uji t dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Menyusun hipotesis nihil dan alternatif
H0 : β = 0; tidak ada pengaruh antara variabel lahan pertanian dan
sumber daya manusia dengan varibel pendapatan petani.
H1 : β ≠ 0; ada pengaruh antara variabel lahan pertanian dan
sumber daya manusia dengan varibel pendapatan petani.
2. Level of significant (α) = 5%
16
3. Pengambilam keputusan berdasarkan probabilitas
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
e. Uji-F
Dengan membandingkan F-test dengan harga kritik F pada taraf
signifikan 5 % maka dapat diketahui signifikan atau tidaknya
hubungan antara variabel terikat. Untuk itu kriterianya adalah jika F-
test lebih besar dari pada harga kritik F 5 % (F-test > F 5 %), maka
hubungan antara variabel bebas secara keseluruhan dengan variabel
terikat adalah signifikan, demikian sebaliknya.
f. Uji Asumsi KIasik
1. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang telah
dikumpulkan termasuk dalam jenis distribusi normal, dilakukan
dengan kolmogorov smirnov for normality test (KS-Test) .
2. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah kondisi yang sebaran atau varian dari u,
tidak konstan sepanjang observasi. Jadi, variannya berubah-ubah
seiring dengan berubahnya nilai variabel independen. Jika harga X
makin besar maka sebaran Y makin lebar atau makin sempit.
3. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah korelasi linear yang "perfect" atau eksak
di antara variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model . Uji
17
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan
yang linear di antara beberapa variabel independen atau semua
variabel independen. Apabila korelasi antara variabel independen
lebih besar dari pada korelasi antara dependen dengan independen
variabel itu sendiri berarti terjadi multikolinearitas.
4. Uji Otokorelasi
Otokorelasi adalah korelasi di antara data pada suatu waktu
tertentu dengan nilai data tersebut pada waktu satu periode atau
lebih pada runtut waktu. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi linier ada otokorelasi antara kesalahan
pengangguran pada periode t-l. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada gangguan autokorelasi dalam model regresi
tersebut. Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini akan
menggunakan uji Durbin-Watson
K. SISTEMATIKA
Sistematika penelitian terdiri dari 5 bab, bab yang satu dengan bab yang
lainnya saling berhubungan sebagai satu kesatuan yang sistematis. Adapun
sistematikanya sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan, perumusan
masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
BAB II TINAJUAN PUSTAKA DAN PENEGMBANGAN HIPOTESIS
18
Bab ini berisi tentang tinajuan pustaka yang berhubungan dengan
tema terkait, kerangka pemikiran penelitian dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang ruang lingkup penelitian, metode penelitian
yang digunakan seperti wilayah penelitian, populasi dan sampel,
jenis variabel, sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitan dan teknik analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN INTREPRETASI HASIL
Bab ini berisi tentang analisis data dari penelitian dan pengujian
hipotesis data
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari penelitan dan
saran sebagai masukan untuk penelitian berikutnya.
19
L. DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN.
BPS. 2003. Sensus Pertanian. Semarang; BPS Jawa Tengah.
Departemen Pertanian. 2005. Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan. Jakarta: Ditjen Pertanaman dan Pangan.
Djarwanto, .P.S. dan Pangestu Subagyo. 1998. Statistik Induktif (Edisi Keempat). Yogyakarta: BPFE.
Harjadi, Sri Setyati. 1980. Pengantar Agronomi. Jakarta: Gramedia
Mathis, Robert L, Jackson John H. 1998. Human Resource Management. New York: John and Willey Sons.
Martoyo, Susilo. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Kedua). Yogjakarta: Gajah Mada University Press.
Nawawi, Hadari. 1998. Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif. Jakarta: PT. Prenhalindo.
Setiaji, Bambang, 2004. Metode Penelitian Kuantilatif. Surakarta: UMS Press.
Sekaran, Uma. 1992. Research Method For Business A Skill Building Approach. New York: John and Willey Sons.
Singanimbun, Masri dan Satria Efendi. 1995. Metode Penelitian Survei (Edisi Kedua). Jakarta: LP3ES.
20