20
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Peta topografi merupakan bentuk permukaan bumi yang diproyeksikan dengan skala tertentu dan menggunakan garis kontur untuk pembuatan peta tersebut. Garis kontur sendiri adalah garis yang menghubungan titik yang memiliki nilai yang sama. Salah satu nilai yang digunakan pada garis kontur adalah ketinggian. Dengan menggunakan garis kontur pada peta dapat menentukan ketinggian suatu tempat atau wilayah. Dalam pembuatan peta topografi yang sudah dipelajari terdapat dua cara pembuatan, yaitu secara manual atau menggunakan metode interpolasi, dan menggunakan software untuk pembuatan peta topografi. Pembuatan peta melalui software dapat dilakukan dengan software MapInfo. MapInfo merupakan software yang digunakan untuk pembuatan peta topografi atau peta tematik lainnya. Dengan data yang sudah didapat dari lapangan yang berupa X, Y, Z, dapat diolah dengan MapInfo dan menghasilkan peta topografi dari wilayah yang sudah dilakukan penelitian. I.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari acara praktikum ini adalah untuk lebih memahami cara pembuatan peta topografi secara langsung menggunakan Software MapInfo Professional 10.5. Tujuan dari 1

isi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

praktikum perpetaan

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Peta topografi merupakan bentuk permukaan bumi yang diproyeksikan

dengan skala tertentu dan menggunakan garis kontur untuk pembuatan peta

tersebut. Garis kontur sendiri adalah garis yang menghubungan titik yang

memiliki nilai yang sama. Salah satu nilai yang digunakan pada garis kontur

adalah ketinggian. Dengan menggunakan garis kontur pada peta dapat

menentukan ketinggian suatu tempat atau wilayah. Dalam pembuatan peta

topografi yang sudah dipelajari terdapat dua cara pembuatan, yaitu secara manual

atau menggunakan metode interpolasi, dan menggunakan software untuk

pembuatan peta topografi. Pembuatan peta melalui software dapat dilakukan

dengan software MapInfo. MapInfo merupakan software yang digunakan untuk

pembuatan peta topografi atau peta tematik lainnya. Dengan data yang sudah

didapat dari lapangan yang berupa X, Y, Z, dapat diolah dengan MapInfo dan

menghasilkan peta topografi dari wilayah yang sudah dilakukan penelitian.

I.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari acara praktikum ini adalah untuk lebih memahami cara

pembuatan peta topografi secara langsung menggunakan Software MapInfo

Professional 10.5. Tujuan dari acara praktikum ini adalah dapat membuat peta

topografi dan sayatan dengan menggunakan software MapInfo Professional 10.5

dengan tambahan software CorelDraw dari daerah Mancasan, Desa Dero,

Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

1

BAB II

DASAR TEORI

II.1 MapInfo

MapInfo adalah perangkat lunak yang dirancang oleh pembuatnya

untuk menangani pemetaan secara digital (Desktop Mapping Software) dan

memberikan tampilan untuk dapat melakukan analisa geografis. Dalam proses

instalasinya, secara otomatis akan terbentuk satu icon dalam lingkungan Windows

yang jika dipilih akan mengaktifkan MapInfo.

MapInfo merupakan produk dari perusahaan software MapInfo Corporation.

Software ini berguna sebagai pengolah data spasial yang banyak digunakan dalam

analisis Sistem Informasi Geografis (SIG). MapInfo memiliki kemampuan seperti

software pengolah spasial lainnya seperti Arc Info atau Arc View. MapInfo

mengolah data spasial yang terpadu dengan data tabel. Melalui software MapInfo,

operator dapat membuat, menampilkan, serta mengadakan perubahan terhadap

data spasial atau peta.

MapInfo memiliki kemampuan yang fleksibel dalam penampilan dan

perubahan data. Kemampuan tersebut mencakup:

Pembukaan banyak tabel dalam waktu yang bersamaan

Pengendali properti layer secara individual

Mampu membuat dan memodifikasi peta-peta tematik yang ada

Pencarian informasi terkait dengan data spasial

Sistem kendali proyeksi peta dan lain-lain.

Di Indonesia MapInfo menjadi salah satu software standar pengelolaan data

spasial, seperti di Kantor Pajak Bumi Bangunan (PBB) dan beberapa perusahaan

swasta yang besar. MapInfo sangat membantu untuk analisis spasial, didukung

dengan kemampuan pembentukan grafik yang akurat.

Secara nyata, MapInfo bekerja mengelola tabel yang berisi data tekstual dan

data spasial yang saling terkait satu dengan lainnya, contohnya adalah

table World. Jika tabel World ditampilkan oleh MapInfo pada layar monitor, maka

dapat terlihat sekaligus tampilan grafik spasialnya dan juga tampilan tabular

2

data tekstualnya. Hal ini dimungkinkan karena secara fisik table world terdiri dari

lima dile unsur tabel, yaitu:

World.tab adalah unsur tabel yang berisi pointer - pointer penghubung

kepada unsur tabel lainnya (map, dat) dan sekaligus menampung

spesifikasi tabel

World.map adalah unsur tabel yang berisi objek-objek grafis berikut

spesifikasi geografinya

World.id adalah unsur tabel yang merupakan index dari file objek grafik

(Map)

World.dat adalah unsur tabel yang berisi data tekstual

World.ind adalah unsur tabel yang merupakan index file dari file data tekstual

(Dat)

MapInfo juga dilengkapi dengan fasilitas untuk pencetakan peta dan dapat

pula mengimpor serta mengekpor peta digital untuk keperluan pemindahan data

dari dan ke sistem komputer lainnya, misalnya Arcinfo.

II. 2 Metoda Interpolasi

Merupakan suatu metode untuk menentukan nilai ketinggian suatu titik

dengan menganggap bahwa suatu titik tersebut berada pada suatu bidang yang

beraturan.ada empat (4) car dalam perhitunganya yaitu:

1) Bila titik ketinggian disesuaikan dengan interval kontur, maka rumus yang

digunakan adalah :

X= IK(t 2−t 1)

×Y (1)

2) Bila titik ketinggian tidak sesuai dengan batas atas maka rumus yang

digunakan yaitu :

a=(t 2−ta)(t 2−t 1)

×Y (2)

3

X= IK(t 2−tb)

×(Y −a) (3)

3) Bila titik yang tidak bersesuian dengan batas bawah,maka rumusnya :

b=(tb−t 1 )(t 2−t 1 )

×Y (4)

X= IK(ta−t 2 )

×Y (5)

4) Bila titik ketinggianya tidak bersesuian sama sekali maka dapat dicari dengan

rumus :

a=(t 2−ta)(t 2−t 1 )

×Y (6)

b=(tb−t 1)(t 2−t 1 )

×(Y −a) (7)

X= IK(ta−tb)

×Y− (a+b ) (8)

Keterangan:

IK = Interval Kontur

T1 = Titik ketinggian terendah

T2 = Titik ketinggian tertinggi

Y = Panjang garis interpolasi

X = Panjang garis penggal

Ta = Titik ketinggian yang tidak sesuai atas

Tb = Titik ketinggian yang tidak sesuai bawah

4

II.3 Metode Gridding

Metode Gridding adalah metode dalam menentukan parameter prosedur

dalam interpolasi. Perbedaan dalam tiap-tiap metode gridding adalah rumus

algoritma matematika yang digunakan untuk menghitung garis penggal dalam

suatu interpolasi. Setiap metode memiliki hasil yang berbeda, sesuai dengan

representasi yang diinginkan oleh pembuat peta.

Dalam pembuatan peta ini, metode yang digunakan adalah metode

5

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Peralatan

Gambar III.1 Peralatan

Alat-alat yang digunakan adalah:

1. Laptop digunakan untuk mengoperasikan program Software MapInfo

Professional 10.5, Software CorelDraw dan Microsoft Excel dalam

pembuatan peta topografi.

2. MapInfo merupakan salah satu software yang digunakan untuk

mengolah data yang didapat dari lapangan menjadi sebuah peta

topografi beserta sayatan dari peta tersebut.

3. Software CorelDraw digunakan untuk pembuatan kop peta dan

pengeditan peta serta sayatan.

4. Microsoft Excel digunakan untuk menyimpan data lapangan (XYZ)

6

III.2 Diagaram Alir Pengolahan Data

Mulai

Buka Software MapInfo

Buka Data xls

Simpan Dengan Format *.tab

Buat Jendela Peta Baru

Tambahkan Layer Frame

Buat Kontur Pada Peta

Membuat Sungai

Membuat Grid

Buat Sayatan

Plot kontur dan sayatan disoftware CorelDraw

Pembahasan

Selesai

Gambar III.2 Diagram Alir Pengolahan Data dengan Software MapInfo

7

Untuk melakukan pengolahan data menggunakan MapInfo, langkah –

langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Membuka aplikasi MapInfo yang sudah di install pada komputer.

Sebelumnya, simpan data yang memiliki data XYZ pada folder xls dengan

format *.xls.

2. Open data yang terdapat pada folder xls, lalu save copy as di folder MI.

Kemudian close all dan buka kembali data yang disimpan pada folder MI.

3. Kemudian klik table dan create points. Pilih simbol D1 dan ubah projection

dengan category Universal Transverse Marcator WGS 84 dan category

member UTM Zone 49, Southern Hemisphere (WGS 84)[EPSG : 32749]

4. Klik Window – New Map Window maka akan muncul gambar titik – titik

yang merupakan data lapangan yang didapat sebelumnya.

5. Selanjutnya, buat frame pada titik tersebut dengan cara klik New Table dan

creat frame. Buat frame dengan menu Rectangel dan usahakan proporsional

dengan letak titik yang ada dan setting style frame dengan fill – pattern –

none. Agar luas frame sesuai dengan luasan data lapangan lakukan interactive

gridding. Sesuaikan frame dengan luasan warna yang muncul setelah proses

interactive gridding sebelumnya.

6. Setelah itu, buat kontur pada peta. Metode gridding yang digunakan adalah

Minimum Curvature. Buka menu Contour a Grid, tentukan interval

konturnya dan mayor interval kontur.

7. Langkah selanjutnya adalah membuat sungai. Gunakan polyline dan tarik

garis sesuai dengan titik detil sungai.

8. Kemudian membuat garis grid pada peta. Buka menu Overlay Map Grid, atur

grid spacing, line style dan ukuran tulisan, dan save data tersebut pada folder

mi. Karena grid nya terbentuk hingga luar area peta, maka grid yang berada

di luar area tersebut harus dihapus. Select All, Set Target, dan Erase Outside.

Selain itu tulisan yang berada di luar area peta dihapus menggunakan

Marquee Select dan Delete. Rapihkan tulisan grid sehingga proporsional

dengan peta.

9. Jika semua langkah sudah dilakukan, langkah terakhir adalah membuat

sayatan. Buat garis sayatan pada peta menggunakan Line dan Draw Grid

8

Profile. Atur ukuran sayatan dan export sehingga muncul pada peta. Data

peta dan sayatan disave menjadi data pdf dan edit peta pada CorelDraw. Jika

peta sudah selesai dikerjakan, buatlah pembahasan mengenai langkah

pembuatan dan peta topografi yang telah dibuat.

9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Peta Topografi Daerah Mancasan, Desa Dero, Kecamatan Depok,

Kabupaten Sleman, Yogyakarta

Setelah pengambilan data di lapangan daerah Mancasan, Desa Dero,

Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, data yang didapat diolah

dengan rumus – rumus yang telah dipelajari. Data yang didapat dari lapangan

adalah Horizontal Angle (HA), Vertical Angle (VA), dan Jarak vertikal (SD).

Skala yang digunakan pada peta topografi adalah 1 : 200 dan diolah menggunakan

Software Surfer 10. Untuk poligon, titik yang didapat sebanyak tiga titik poligon,

sedangkan detilnya didapatkan 46 titik. Bm 1 terdapat pada barat sungai, Bm 2

terdapat pada timur sungai, sedangkan Bm 3 terdapat pada utara sungai.

Koordinat BM 1 adalah (435561 ; 9142345), BM 2 adalah (435528.167 ;

9142344.819), dan BM 3 adalah (435549.16 ; 9142360.215). Titik tertinggi detail

terdapat pada D20 159.183 m dan titik terendah terdapat pada D29 yaitu 145.983

m. Pada daerah BM 1 dominasi memiliki kelerengan yang sedang, pada BM 2

didominasi kelerengan yang cukup landai dengan vegetasi yang juga

mendominasi dan berada di pinggir sungai. Sedangkan pada BM 3 didominasi

kelerengan curam yang juga terdapat vegetasi.

Untuk pembuatan sayatan dilakukan dengan Surfer 10 melalui digitize,

menentukan titik awal dan akhir yang akan disayat sebagai penampang. Sayatan

yang berada di bagian barat memiliki ketinggian 158.278 meter yang merupakan

titik tertinggi pada sayatan, daerah ini ditandai dengan kontur yang rapat.

Sedangkan pada bagian timur laut, daerah yang memiliki ketinggian yang cukup

rendah yaitu 146.195 meter dan kelerengan yang landai. Hal tersebut ditandai

dengan adanya kontur yang renggang. Panjang sayatan pada peta adalah 50.96 cm

dengan memotong sungai sepanjang 3.4 cm. Besar sudut azimuth sayatan A

adalah N 048o E dan A’ adalah N 228o E Pada daerah ini terdapat sungai yang

membentang dari utara ke selatan dengan panjang 22.07 cm pada peta.

10

IV.2 Perbandingan Peta Topografi Manual dan Peta Topografi Surfer 10

Peta Topografi manual maupun peta topografi menggunakan surfer 10

dibuat dengan skala 1 : 200 dengan interval kontur 0,6. Total detil yang diambil

yang kemudian digambarkan pada peta topografi manual dan peta topografi Surfer

10 adalah 46 detil. Detil – detil ini mencakup seluruh daerah lereng, landai dan

sungai yang ada di sepanjang area lapangan. Kedua peta ini sama – sama

menggambarkan keadaan suatu daerah yang morfologinya terdapat lereng yang

curam sampai landai, disana juga terdapat sungai yang mengalir dari arah utara

menuju selatan. Sehingga pada penggambaran peta terdapat kontur yang ranggang

di sebelah timur - tenggara sungai yang menunjukkan bahwa daerah tersebut

merupakan daerah landai kemudian terdapat kontur yang rapat di sebelah barat

sungai yang menunjukkan bahwa kondisi daerah tersebut terdapat lereng yang

curam. Maka dapat dikatakan peta topografi yang terbentuk menggambarkan

keadaan topografi daerah Mancasan. Hanya saja dalam peta topografi manual

persebaran konturnya terdapat perbedaan. Ada garis kontur yang tidak

tergambarkan dan juga gambar garis yang tidak sesuai bentuknya. Pada peta

topografi manual tidak dilakukan interpolasi sedangkan pada surfer 10 dilakukan

interpolasi dengan metode gridding. Penarikan garis kontur secara manual

dilakukan terlihat seperti metode triangulasi hal ini dikarenakan dalam penarikan

garis mengikuti titik – titik yang didapat dalam perhitingan manual menggunakan

metode interpolasi dan penggambaran tidak terlalu smoothing. Untuk sayatannya,

ditarik garis yang sama antara kedua peta ini, akan tetapi didapatkan besar sudut

yang berbeda. Pada peta topografi manual sudut azimuth A sebesar N 052o E dan

sudut azimuth A’ sebesar N 238o E sedangkan pada peta topografi Surfer 10, besar

sudut azimuth A adalah N 048o E dan sudut azimuth A’ adalah N 228o E. Namun

secara garis besar tidak ada perbedaan yang signifikan antara peta topografi

manual dengan Surfer 10.

11

BAB VPENUTUP

V.1 Kesimpulan

Hasil pengolahan data penelitian yang telah diambil di daerah Mancasan,

Desa Dero, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta diolah kembali

dengan sofware Surfer 10 adalah :

Kelerengan daerah yang terdapat pada sebelah barat peta lebih curam

dibanding lereng di daerah bagian timur dicirikan dengan perbedaan

kerapatan kontur yang berbeda.

Skala peta adalah 1 : 200 dengan titik tertinggi pada daerah yang diteliti

adalah 159.183 m dan yang terendah adalah 145.983 m.

Panjang sayatan pada peta adalah 50.96 cm dan panjang sungai pada peta

22.07 cm. Sayatan memotong sungai sepanjang 3.4 cm pada peta.

Perbedaan peta topografi manual dengan surfer 10 terdapat pada pesebaran

kontur dan besar sudut sayatannya. Besar sudut azimuth sayatan pada peta

topografi manual A = N 052o E dan A’ = N 238o E sedangkan pada peta

topografi surfer 10 sudut azimuth A = N 048o E dan A’ = N 228o E.

V.2 Saran

Pengolahan data dengan menguunakan Surfer 10 harus dilakukan dengan

teliti dan sesuai dengan urutan pengerjaannya agar tidak terjadi pengulangan

pengolahan kembali. Dalam pembuatan Kop di CorelDraw, harus sesuai dengan

format yang telah ditentukan.

12

DAFTAR PUSTAKA

Staff Asisten Laboratorium Perpetaan Topografi. 2013. Buku Panduan Praktikum

Perpetaan Topografi, Laboratorium Geofisika Eksplorasi, Fakultas

Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta.

http://bahankuliah-tha.blogspot.com/2012/11/metode-metode-gridding-pada-

software.html

13

LAMPIRAN

LAMPIRAN A. Notepad Data (x,y,z dan keterangan)

LAMPIRAN B. Notepad Data Sayatan

LAMPIRAN C. Peta Topografi Daerah Mancasan, Desa Dero, Kecamatan Depok,

Kabupaten Sleman, Yogyakarta

LAMPIRAN D. Lembar Konsultasi

14