13
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jalan merupakan fasilitas transportasi yang paling sering digunakan oleh sebagian besar masyarakat, sehingga mempengaruhi aktifitas sehari-hari masyarakat. Jalan sebagai prasarana transportasi darat mampu memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mempergunakanya untuk mendukung hampir semuah aktifitas sehari-hari seperti pendidikan, bisnis, kerja dan lain-lain. Oleh karena itu jalan menjadi salah satu pendukung utama aktifitas sosial ekonomi suatu Negara. Hal ini dipertegas dalam Undang-Undang Jalan No. 38 Tahun 2004 tentang jalan yang menyebutkan bahwa jalan merupakan prasaran transportasi yang memegang peranan penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, dan pertahanan keamanan. Kerusakan jalan yang terjadi di berbagai daerah saat ini merupakan permasalahan yang kompleks dan kerugian yang diderita sungguh besar terutama bagi para pengguna jalan, seperti waktu tempuh yang lama, terjadinya kemacetan lalu lintas, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain. Secara umum penyebab kerusakan jalan ada berbagai sebab yakni umur rencana jalan yang telah dilewati, genangan air pada 1

Isi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asd

Citation preview

Page 1: Isi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang   

Jalan merupakan fasilitas transportasi yang paling sering digunakan oleh

sebagian besar masyarakat, sehingga mempengaruhi aktifitas sehari-hari masyarakat.

Jalan sebagai prasarana transportasi darat mampu memberikan pelayanan semaksimal

mungkin kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mempergunakanya untuk

mendukung hampir semuah aktifitas sehari-hari seperti pendidikan, bisnis, kerja dan

lain-lain. Oleh karena itu jalan menjadi salah satu pendukung utama aktifitas sosial

ekonomi suatu Negara. Hal ini dipertegas dalam Undang-Undang Jalan No. 38 Tahun

2004 tentang jalan yang menyebutkan bahwa jalan merupakan prasaran transportasi

yang memegang peranan penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan

hidup, politik, dan pertahanan keamanan.

Kerusakan jalan yang terjadi di berbagai daerah saat ini merupakan

permasalahan yang kompleks dan kerugian yang diderita sungguh besar terutama bagi

para pengguna jalan, seperti waktu tempuh yang lama, terjadinya kemacetan lalu lintas,

kecelakaan lalu lintas dan lain-lain. Secara umum penyebab kerusakan jalan ada

berbagai sebab yakni umur rencana jalan yang telah dilewati, genangan air pada

permukaan jalan yang tidak dapat mengalir akibat sistem drainase yang kurang baik,

kelebihan beban kendaraan yang menyebabkan umur pemakaian jalan lebih pendek dari

umur rencana jalan, perencanaan awal yang tidak tepat, pengawasan yang kurang baik,

dan pelaksanaan yang tidak sesuai dengan standar yang ada.

Pada jalan perlintasan kereta api, kerusakan jalan terjadi dengan frekuensi yang

lebih sering, hal ini dikarenakan beberapa faktor, seperti tidak adanya sistem drainase

jalan, penggunaan aspal yang sama dengan jalan raya biasa, dan kelebihan muatan atau

perubahan gerak beban pada jalan yang menyebabkan kerusakan terjadi lebih sering.

Apabila terjadi kerusakan pada jalan perlintasan kereta api, maka bahaya dan resiko

akan terjadinya kecelakaan lalu lintas semakin besar, terjadi kemacetan dan akan

menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan.

1

Page 2: Isi

Maka dengan menganalisis penyebab kerusakan pada jalan perlintasan rel kereta

api kita akan dapat menentukan faktor yang menyebabkan kerusakan tersebut dan

mencari solusi konkrit untuk mengatasi masalah yang ada. Serta dengan menentukan

tindakan yang dapat dilakukan baik dari pihak pemerintah dan pengguna jalan untuk

merawat dan mencegah terjadinya kerusakan pada jalan perlintasan rel kereta api.

I.2  Rumusan Masalah   

Beberapa masalah yang perlu dirumuskan antara lain :

1. Bagaimana pengaruh sistem drainase terhadap kerusakan pada jalan

perlintasan rel kereta api di Jalan Letjen. S. Parman Surakarta?

2. Apakah perkerasan pada jalan perlintasan rel kereta api tersebut sudah sesuai

dengan standar yang ditentukan?

3. Apakah kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan

jalan perlintasan rel kereta api tersebut?

I.3  Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh sistem drainase terhadap kerusakan pada jalan

perlintasan rel kereta api di Jalan Letjen. S. Parman Surakarta.

2. Mengetahui apakah perkerasan pada jalan perlintasan rel kereta api tersebut

sudah sesuai dengan standar yang ditentukan atau tidak.

3. Menentukan kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya

kerusakan jalan perlintasan rel kereta api.

I.4  Batasan Masalah   

Penelitian meninjau pengaruh sistem drainase terhadap kerusakan jalan perlintasan

rel kereta api di Jalan Letjen. S. Parman Surakarta, karena sistem drainase adalah

bagian yang penting terhadap infrastruktur jalan raya. Kemudian mencari tahu

apakah perkerasan pada jalan perlintasan rel kereta api tesebut sudah memenuhi

standar atau belum, dikarenakan adanya getaran dan beban statis pada ruas jalan.

Serta menentukan kegiatan apa saja yang dapat dilakukan sebagai bentuk

2

Page 3: Isi

kerjasama antara Pemerintah dan pengguna jalan untuk mencegah terjadinya

kerusakan jalan perlintasan rel kereta api tersebut di kemudian hari.

I.5 Manfaat Penelitian

Secara teoritis, kegunaan penelitian ini adalah untuk menambah wawasan

dan pengetahuan civitas akademika teknik sipil dalam memahami materi

mengenai solusi untuk mengatasi masalah kerusakan jalan perlintasan rel kereta

api.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman lebih

lanjut mengenai solusi untuk mengatasi kerusakan jalan perlintasan rel kereta api

dengan meninjau dari faktor sistem drainase jalan dan perkerasan jalan. Juga

menentukan kegiatan untuk mencegah terjadinya kerusakan jalan perlintasan rel

kereta api. Sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan kemanan bagi

pengguna jalan.

3

Page 4: Isi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

II.1 TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Agus Sumarsono, secara teknis, kerusakan jalan menunjukkan

suatu  kondisi dimana struktural dan fungsional jalan sudah tidak mampu

memberikan pelayanan optimal terhadap lalu lintas yang melintasi jalan tersebut.

Kondisi lalu lintas dan jenis kendaraan yang akan melintasi suatu jalan sangat

berpengaruh pada desain perencanaan konstruksi dan perkerasan jalan yang

dibuat. Kondisi tersebut tentunya juga akan mengganggu kenyamanan dan 

membahayakan pengguna jalan tersebut. Kecelakaan seringkali terjadi karena

pengendara tidak mampu mengontrol dan mengantisipasi jalan yang rusak,

bahkan banyak juga yang sampai merengut nyawa pengendara. Kerusakan jalan

juga dapat mempengaruhi laju roda perekonomian. Jalan yang rusak menjadikan

arus transportasi barang dan manusia terhambat, juga dapat mengakibatkan

biaya operasional kendaraan menjadi bertambah karena kerusakan bagian

kendaraan akibat beban dan jalan yang bergelombang dan berlubang.

Kerusakan jalan, biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, dan yang

paling sering menjadi penyebab utama adalah perkerasan jalan yang buruk, serta

kurang memadainya sistem drainase jalan tersebut. Perkerasan jalan seharusnya

direncanakan dengan matang dan dengan mempertimbangkan banyak aspek,

seperti pengguna jalan, kondisi tanah, besar muatan yang melintasi jalan, dan

lainnya. Namun seringkali perkerasan jalan dilaksanakan dengan kurang bahkan

tidak memenuhi standar, dikarenakan biasanya adalah masalah biaya. Juga

sistem drainase di sekitar jalan untuk mengalirkan air dari ruas jalan merupakan

bagian yang vital. Karena apabila tidak ada sistem drainase, maka air akan

menggenang dan membuat jalan cepat rusak. (Michael, 2011)

Faktor lainnya adalah getaran, dimana kita tahu bahwa tanah bergerak

secara dinamis, dan apabila ada sumber getaran dari luar selain dari gerakan

tanah maka akan mempengaruhi daya ikat elemen perkerasan, sehingga akan

mengakibatkan retak (cracking) bahkan lubang pada jalan. (Michael, 2011)

4

Page 5: Isi

Maka dari rumusan masalah sebelumnya, akan diuraikan dalam poin-

poin berikut ini:

II.1.1 Sistem Drainase Jalan Raya

Drainase pada jalan raya dibedakan menjadi dua jenis yaitu drainase

permukaan dan drainase bawah permukaan. Drainase permukaan ditujukan

untuk menghilangkan air hujan dari permukaan jalan sehingga lalu lintas dapat

melaju dengan aman dan efisien serta untuk meminimalkan penetrasi air hujan

ke dalam struktur jalan. Sedangkan drainase bawah permukaan berfungsi untuk

mencegah masuknya air dalam struktur jalan dan/atau menangkap dan

mengeluarkan air dari struktur jalan. Maka sistem drainase sangatlah diperlukan

apabila kita ingin struktur jalan dapat bertahan lama dan terhindar dari

kerusakan lapisan aspal.

Mengapa air harus dikeluarkan/dihindarkan dari struktur jalan? Karena

air sangatlah berpengaruh negatif terhadap aspal, seperti sebagai berikut:

Air menurunkan kekuatan material butiran lepas dan tanah subgrade.

Air menyebabkan penyedotan (pumping) pada perkerasan beton yang

dapat menyebabkan retakan dan kerusakan bahu jalan.

Tekanan hidrodinamik yang tinggi akibat pergerakan kendaraan

menyebabkan penyedotan material halus pada lapisan dasar perkerasan

fleksibel yang mengakibatkan hilangnya daya dukung.

Kontak dengan air yang menerus dapat menyebabkan penelanjangan

campuran aspal dan daya tahan keretakan beton.

Air menyebabkan perbedaan tekanan pada tanah yang bergelombang.

Dengan tidak adanya sistem drainase di sekitar jalan perlintasan rel

kereta api, jelas kerusakan pada struktur jalan akan terjadi jauh lebih cepat dari

yang direncanakan. Ditambah lagi dengan kondisi tanah di sekitar rel kereta api

yang semakin memadat akibat beban yang melintas, maka air juga tidak bisa

terserap ke tanah. Pada akhirnya air akan menggenang dan merusak lapisan

aspal pada struktur jalan.

5

Page 6: Isi

II.1.2 Perkerasan Jalan Perlintasan Rel Kereta Api

Perkerasan jalan perlintasan rel kereta api sudah memiliki pedoman

standar yaitu Pedoman Perencanaan Perlintasan Jalan dengan Jalur Kereta Api

No: 008/PW/2004.

Sesuai pedoman tersebut disebutkan bahwa struktur perkerasan jalan

dekat persilangan sebidang antara jalan dengan jalur kereta api, hendaknya

dibedakan dengan struktur perkerasan jalan di ruas mendekat pelintasan.

Struktur perkerasan yang digunakan hendaknya mempunyai kekuatan yang

lebih besar dari struktur perkerasan jalan pada ruas jalan yang ada, seperti

halnya dapat digunakan Struktur Perkerasan Kaku. Dalam merencanakan tebal

perkerasan harus mengikuti standar yang berlaku, sedangkan penjang

perkerasan yang dibedakan minimal 60 meter dari tepi luar perlintasan

Maka seharusnya perkerasan dibuat sedemikian rupa sesuai dengan

pedoman yang ada. Namun pada kenyataannya adalah sebaliknya, sebagian

pekerjaan perkerasan jalan perlintasan rel kereta api dibuat layaknya

perkerasan jalan biasa. Bukanlah hal yang mengagetkan nantinya bila struktur

jalan mengalami kerusakan begitu cepat, karena pada bagian yang vital tidak

dibuat sesuai dengan standar.

Perkerasan tersebut dibuat lebih kuat bahkan dapat digunakan

perkerasan kaku dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi struktur

jalan perlintasan rel kereta api seperti, getaran yang dihasilkan saat ada kereta

melintas yang menyebabkan terjadinya perubahan pada tanah pondasi jalan,

sehingga dapat menyebabkan terpisahnya elemen ikat pada perkerasan yang

berakibat terjadinya retak, bahkan deformasi dari struktur jalan. Juga

perubahan status gerak beban saat arus lalu lintas dihentikan karena akan ada

kereta api yang melintas, dimana dari beban yang bergerak dinamis menjadi

beban statis yang sangat berpengaruh fatal pada perkerasan lentur.

Dengan mengetahui seberapa pentingnya pekerjaan perkerasan pada

jalan perlintasan rel kereta api ini maka menjadikan hal tersebut sebagai

masalah yang harus diberi solusi konkrit agar tidak terjadi berulang-ulang.

6

Page 7: Isi

II.1.3 Kegiatan Perawatan Jalan Perlintasan Rel Kereta Api

Kegiatan utama pemeliharaan jalan dibagi dalam beberapa kategori

pemeliharaan sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing bagian dari suatu

konstruksi jalan. Bagian-bagian dari konstruksi jalan yang perlu dipelihara

antara lain adalah sebagai berikut:

Struktur Perkerasan Jalan.

Bahu Jalan.

Fasilitas Pejalan Kaki/Trotoar.

Fasilitas Drainase Jalan.

Perlengkapan Jalan.

Lereng/Talud Jalan.

Struktur Pendukung Jalan.

Selain itu, kegiatan yang perlu dilakukan dalam keadaan

mendesak/darurat adalah apabila terjadi bencana alam seperti tanah longsor,

banjir, jalan dan jembatan terputus, pengaturan lalulintas, dan lain-lain.

Perawatan jalur rel kereta api dilakukan untuk menjaga kondisinya

sesuai dengan standar pengoperasian jalan rel berdasarkan nilai Indeks Kualitas

Jalan Rel (Track Qualify Index) yang telah ditetapkan. Kegiatan rutin

perawatan dan pengecekan ini dilakukan untuk menjamin keamanan dan

kenyamanan para pengguna jasa kereta api. Untuk itu secara rutin dilakukan

pengecekan terhadap rel tersebut mulai dari:

Ketinggian Rel, 

Jarak Antar Rel,

Serta Posisi batu yang ada di pinggir rel. 

Standirasi telah diberlakukan untuk pemasangan Rel Kereta, dengan

standarisasi inilah akan diwujudkan sebuah KPI (key performance index) dari

pemasangan Rel Kereta Api. Pada akhirnya, hasil pergantian rel pun juga akan

diuji kembali dengan patokan standarisasi yang telah ditetapkan.

7

Page 8: Isi

Sebagai tinjauan pustaka lebih lanjut diambil referensi dari beberapa

penelitian sebagai berikut:

Peneliti Judul Metode Hasil

Agus Suswandi,

Wardhani S., Hary

C., 2008

Evaluasi Tingkat

Kerusakan Jalan

Dengan Methode

Pavement

Condition Index

(Pci) Untuk

Menunjang

Pengambilan

Keputusan

Survey – Analisis Beberapa metode dan

cara dalam melakukan

perbaikan tas

kerusakan perkerasan

jalan.

Christiane Raab,

Manfred N. Partl,

A. O. Abd El

Halim. 2012

Experimental

Investigations of

Moisture Damage

in Asphalt

Eksperimental Mengetahui tingkat

kerusakan pada aspal

yang dapat

diakibatkan oleh

kelembaban.

Urban Waterways

Co., 2008

Permeable

Pavement

Applications

Eksperimental Kemungkinan

penerapan perkerasan

permeabel sehingga

air dapat dengan

mudah meresap ke

dalam tanah.

Mardianus, 2013 Studi Penanganan

Jalan Berdasarkan

Tingkat Kerusakan

Perkerasan Jalan

Pengumpulan

Data - Analisis

Mengetahui kegatan

perbaikan atas

kerusakan jalan sesuai

dengan tingkatnya.

8

Page 9: Isi

9