Upload
lupe
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan air bersih untuk minum,
memasak, mencuci dan keperluan lain. Air tersebut mempunyai standar 3 B yaitu
tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun.Tetapi adakalanya kita melihat air
yang berwarna keruh dan berbau serta sering kali bercampur dengan benda-benda
sampah seperti kaleng, plastik, dan sampah organik.Pemandangan seperti ini kita
jumpai pada aliran sungai atau dikolam-kolam. Air yang demikian biasa disebut air
kotor atau disebut pula air yang terpolusi.Darimana polutan itu berasal ?Bagi kita,
khususnya masyarakat pedesaan sungai adalah sumber air sehari-hari. Sumber
polutan dapat berasal dari mana-mana.Contohnya limbah-limbah industri dibuang dan
dialirkan ke sungai.Semua akhirnya bermuara di sungai dan pencemaran polutan air
ini dapat merugikan manusia bila manusia mengkonsumsi air yang tercemar.Maka
dari saya ingin membahas upaya pencegahan pencemaran air melalui makalah ini.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menghasilkan alternatif
rekomendasi pengendalian pencemaran organik pada sistem perairan Sungai
Mahakam.Alternatif pengendalian pencemaran dikaitkan dengan pengendalian beban
polutan yang ditimbulkan oleh sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah yang
bersangkutan.Kualitas air pada suatu sistem perairan dipengaruhi oleh karakteristik
DAS meliputi; jenis tanah dan geologi, morphologi, curah hujan serta pola
pemanfaatan lahan dan aktifitas sosio ekonomi di wilayah tersebut. Analisis
perubahan pemanfaatan lahan wilayah DAS Mahakam dianalisis menggunakan data
time series citra Landsat 5 tahun pemotretan 1996, 2000 dan 2003. Pola aliran Sungai
Mahakam ditumpang susunkan pada citra Landsat TM 5 untuk melakukan delineasi
1
batas DAS dan sub-DAS, serta mengetahui wilayah DAS yang mempengaruhi sistem
perairan sungai pada segmen-segmen sungai yang berkaitan. Selanjutnya dilakukan
pengukuran kualitas air sungai untuk mengetahui dampak beban polutan yang
ditimbulkan oleh wilayah DAS dan sub-DAS tersebut terhadap konsentrasi bahan
organik pada sistem perairan yang bersangkutan. Berdasarkan analisis perubahan
pemanfaatan lahan, pada wilayah DAS Mahakam terjadi kecenderungan degradasi
pemanfaatan lahan dari hutan menjadi perkebunan dan dari perkebunan menjadi
lahan terbuka.Berdasarkan hasil penelitian ini, maka alternatif pengendalian
pencemaran organik di wilayah perairan Sungai Mahakam, perlu dilakukan melalui
pengendalian degradasi pemanfaatan lahan agar dapat meminimalkan beban polutan
organik, terutama yang terjadi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pencemaran air yaitu masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain
ke dalam air, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Menurut
Kristanto (2002) pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan
normal.
Air dapat tercemar oleh komponen-komponen anorganik, diantaranya berbagai
logam berat yang berbahaya.Komponen-komponen logam berat ini berasal dari
kegiatan industri.Kegiatan industri yang melibatkan penggunaan logam berat antara
lain industri tekstil, pelapisaan logam, cat/ tinta warna, percetakan, bahan agrokimia
dll. Beberapa logam berat ternyata telah mencemari air, melebihi batas yang
berbahaya bagi kehidupan ( Wisnu, 1995).
Adanya logam berat dalam lingkungan perairan telah diketahui dapat
menyebabkan beberapa kerusakan pada kehidupan air.Di samping itu terdapat fakta
bahwa logam berat membunuh mikroorganisme.Hampir semua garam-garam logam
berat dapat larut dalam air dan membentuk larutan sehingga tidak dapat dipisahkan
dengan pemisahan fisik.Seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk, maka
semakin meningkat pula usaha untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang
mengikutinya.Sehingga semakin variatif pula aktivitas manusia.Salah satunya
aktivitas industri.Akan tetapi pertumbuhan industri ini memiliki efek samping yang
kurang baik. Sebab industri-industri kecil tersebut pada umumnya membuang
limbahnya langsung ke selokan / badan air tanpa pengolahan terlebih dahulu. Hal ini
dapat menyebabkan pencemaran air karena dalam limbah tersebut mengandung unsur
toksik yang tinggi.Industri sablon merupakan salah satu industri penghasil limbah
cair. Bahan pencemar industri sablon berasal dari proses pewarnaan, proses produksi
film dan pelat processor. Bahan pencemar terdapat di tinta warna, bahan pelarut,
3
bahan pencair dan bahan pengering.Bahan pencemar mengandung unsur/bahan kimia
berbahaya seperti alkohol/aseton dan esternya serta logam berat seperti krom,
kadmium, cobalt, mangan dan timah.Industri Temenan Monjali Yogyakarta adalah
salah satu penghasil limbah cair sablon. Kegiatan penyablonan masih banyak
dilakukan dengan skala kecil sampai skala sedang atau dapat dikatakan sebagai usaha
home industri rumah tangga. Industri rumah tangga kurang mendapat pengawasan
terhadap penanganan limbah cair. Sehingga memicu untuk membuang limbah cairnya
langsung ke badan air (terutama selokan dan sungai). Di dalam kegiatan penyablonan,
air yang telah digunakan tidak boleh langsung dibuang ke sungai/selokan karena
dapat menyebabkan pencemaran.
Menurut Josua (2013), ada 3 jenis limbah rumah tangga yaitu limbah pertama
berupa sampah, kemudian limbah kedua berupa air limbah yang dihasilkan dari
kegiatan mandi dan mencuci, kemudian limbah ketiga adalah kotoran yang dihasilkan
manusia. Limbah-limbah ini, jika tak dikelola dengan baik, dapat berpotensi tinggi
mencemari lingkungan sekitar.
a) Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah,
yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam
tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan
konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Berdasarkan
sumbernya :
1) Sampah alam
2) Sampah manusia
3) Sampah konsumsi
4) Sampah nuklir
5) Sampah industri
4
6) Sampah pertambangan
Berdasarkan sifatnya :
1) Sampah organik dapat diurai (degradable)
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,
sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut
menjadi kompos
2) Sampah anorganik tidak terurai (undegradable)
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik
wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,
kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau
sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik
yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas
minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
b) Air limbah.
Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses pruduksi
industri maupun domestik (rumah tangga), yang terkadang kehadirannya pada suatu
saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negative terhadap lingkungan tertutama kesehatan manusia sehingga
dilakukan penanganan terhadap limbah.Air kotor adalah air bekas pakai yang sudah
tidak memenuhi syarat kesehatan lagi dan harus dibuang agar tidak menimbulkan
wabah penyakit.
c) Sampah manusia.
Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap
hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin.Sampah manusia dapat menjadi
bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana
perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu
5
perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan
penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.
Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir
tanpa air Selain itu sampah manusia juga dapat berupa sampah konsumsi. Sampah
konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah
sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah
kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan
dari proses pertambangan dan industri.
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan nomor 492/Menkes/Per/IV/2010
tentang persyaratan kualitas air minum, kadmium termasuk parameter yang
berhubungan langsung dengan kesehatan. Kadar maksimun kadmium yang
diperbolehkan adalah 0,003 mg/L.
6
BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan praktikum mata kuliah Pengendalian Pencemaran adalah 27 s/d 29 November 2015, sedangkan tempat pelaksanaannya adalah perjalanan dari pelabuhan Anggana menuju ke Pulau Genting dan Muara Pantuan.
3.2 Alat dan Bahan
Dalam pelaksanaan praktikum tentunya membutuhkan alat dan beberapa bahan penunjang, adapun beberapa alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Daftar alat dan bahan praktikum
Alat Bahan
ATK Kondisi Perairan
Kamera Bahan pencemar
Jas hujan
3.3 Prosedur Praktikum
Prosedur atau tahapan pelaksaan praktikum mata kuliah Pengendalian Pencemaran adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan kondisi lapangan
b. Mengidentifikasi jenis bahan pencemar
c. pengaruh Mendokumentasikan kondisi lapangan
d. Menganalisis pencemaran
7
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan
air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.Danau, sungai,
lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan
merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi.Selain mengalirkan air juga
mengalirkan sedimen dan polutan.Berbagai macam fungsinya sangat membantu
kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah
untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan
dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
B. Penyebab Pencemaran Air
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda.
1. Sampah atau limbah manusia (tinja)
Gambar.1 Jamban di tepi sungai
8
2. Sampah domestik rumah tangga dan tumbuhan air
Gambar 2. Tumbuhan air
3. Usaha pertanian seperti pestisida dan pupuk
4. Erosi dan sedimentasi
Gambar 3. Erosi
9
6. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada
berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh
ekosistem
7. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti
logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut
memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik,
yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Gambar 6. Pembuangan air pendingin
11
8. Pengambilan pasir untuk bahan bangunan
Gambar 7. Alat untuk mengambil pasir
C. Upaya Penanggulangan Pencemaran Air
Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan
pencemaran lingkungan, yaitu:
1. Secara Administratif
Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administratif adalah
pencegahan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara
mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup.
Contohnya adalah dengan keluarnya undang-undang tentang pokok-pokok
pengelolaan lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia
pada tanggal 11 Maret 1982.Dengan adanya AMDAL sebelum adanya proyek
pembangunan pabrik dan proyek yang lainnya.
12
2. Secara Teknologis
Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan
limbah sendiri.Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib
mengolah limbah tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya
bagi lingkungan.
3. Secara Edukatif
Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan
pentingnya lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu,
dapat dilakukan melalui jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah.( ahmad
cecep sofyan Hariri, 2010 Biologi).
Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai cara penanggulangan pencemaran air:
1. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau
mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
2. Tidak membuang sampah ke sungai.
3. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
4. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu
dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
5. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih
lainnya tidak tercemar.
6. Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan
• Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industri dan domestik.
• Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
• Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.
• Mengembangkan produksi yang lebih bersih (cleaner production) dan EPCM
(Environmental Pollution Control Manager).
7. Program Rehabilitasi dan Konservasi SDA dan Lingkungan Hidup
• Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.
13
• Menanggulangi kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.
• Meningkatkan konservasi air bawah tanah.
• Rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati.
8. Perubahan perilaku masyarakat
Perubahan Perilaku Masyarakat Secara alami, ekosistem air dapat melakukan
“rehabilitasi” apabila terjadi pencemaran terhadap badanair.Kemampuan ini ada
batasnya.Oleh karena itu perlu diupayakan untuk mencegah dan menanggulangi
pencemaran air.Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif,
misalnya dengan tidak membuang sampah dan limbah industri ke sungai.Kebiasaan
membuang sampah ke sungai dan disembarang tempat hendaknya diberantas dengan
memberlakukan peraturan-peraturan yang diterapkan di lingkungan masing-masing
secara konsekuen.Sampah-sampah hendaknya dibuang pada tempat yang telah
ditentukan.Masyarakat di sekitar sungai perlu merubah perilaku tentang pemanfaatan
sungai agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan
tempat mandi-cuci-kakus (MCK).Peraturan pembuangan limbah industri hendaknya
dipantau pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman. Limbah industri
hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi
syarat baku mutu air buangan baru bisa dialirkan ke selokan-selokan atau sungai.
Dengan demikian akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.
Tindakan yang Perlu Dilakukan oleh Masyarakat:
• Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.
• Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan
sepeda motor
• Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan
sebagai tempat kakus
• Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu
14
9. Pembuatan kolam/bak pengolahan limbah cair
Saat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic tank di
daerah/lingkungan yangrata-rata penduduknya tidak memiliki WC.Setiap sepuluh
rumah disediakan satu WC umum. Upaya demikian sangat bersahabat dengan
lingkungan, murah dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air sumur /
airtanah.Selain itu, sudah saatnya diupayakan pembuatan kolam pengolahan air
buangan (air cucian, air kamarmandi, dan lain-lain) secara kolektif, agar limbah
tersebut tidak langsung dialirkan ke selokan atausungai.
Untuk limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke
dalambeberapa kolam kemudiandibersihkan, baik secara mekanis (pengadukan),
kimiawi (diberi zat kimia tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau
tumbuhan air lainnya).Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan
air dari polutan yang berbahaya.Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan
diteliti.
Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan, sungai dll.) hanyalah
air yang tidak tercemar.
Salah satu contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai
berikut:
a) Proses penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan-bahan
padatan yang mengendap atau mengapung.
b) Proses penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan-bahan padatan
secara biologis
c) Proses pengendapan tersier, yaitu menghilangkan komponen-komponen fosfor
dan padatan tersuspensi,terlarut atau berwarna dan bau. Untuk itu bisa
menggunakan beberapa metode bergantung pada komponen yang ingin
dihilangkan.
• Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida
untuk mengendapkan fosfor.
15
• Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna atau
bau.
• Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan
menggunakan tenaga listrik.
• Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam-garam organik maupun mineral
dari air
• Klorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit
• Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti di atas,
tetapi bergantung padajenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air tak
tercemar yang siap dialirkan ke badan air danlumpur yang siap dikelola lebih
lanjut. Berdasarkan penelitian, tanaman air seperti enceng gondok dapat
dimanfaatkan untuk menyerap bahan pencemar di dalam air.
Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan penanaman
pohon.Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam
jumlah banyak.Itu sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara
massal.Padahal, pohon merupakan penyerap air paling efektif dan handal.
Bahkan, daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata.Pohon
sesungguhnya bisa menjadi sumber air sebab dengan banyaknya pohon, semakin
banyak pula sumber-sumber air potensial di bawahnya.
16
BAB V
PENUTUP
4.1. Simpulan
Air merupakan kebutuhan makhluk hidup, maka dalam hal ini kualitas air
harus tetap terjaga. Namun air juga dapat tercemar oleh bahan – bahan pencemar
seperti pencemar bahan buangan organik, bahan buangan anorganik,bahan buangan
kimia. Upaya pencegahan dan penaggulangan pencemaran air ini, pada dasarnya ada
tiga hal pokok yang perlu di perhatikan dalam pencegahan pencemaran air, yakni :
Penanggulangan secara administratif , teknologi dan edukatif.
4.2. Saran
Untuk menjaga kualitas air maka kita selaku makhluk yang sangat rentan
melakukan pencemaran terhadap air maka, kita harus sadar akan lingkungan artinya
bahwa kita lah yang menjaga lingkungan ini agar tetap baik. Mari bersama kita jaga
lingkungan ini agar tetap dapat kita nikmati dan demi anak cucu kita di hari
kemudian.
17