24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan air bersih untuk minum, memasak, mencuci dan keperluan lain. Air tersebut mempunyai standar 3 B yaitu tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun.Tetapi adakalanya kita melihat air yang berwarna keruh dan berbau serta sering kali bercampur dengan benda-benda sampah seperti kaleng, plastik, dan sampah organik.Pemandangan seperti ini kita jumpai pada aliran sungai atau dikolam-kolam. Air yang demikian biasa disebut air kotor atau disebut pula air yang terpolusi.Darimana polutan itu berasal ?Bagi kita, khususnya masyarakat pedesaan sungai adalah sumber air sehari-hari. Sumber polutan dapat berasal dari mana- mana.Contohnya limbah-limbah industri dibuang dan dialirkan ke sungai.Semua akhirnya bermuara di sungai dan pencemaran polutan air ini dapat merugikan manusia bila manusia mengkonsumsi air yang tercemar.Maka dari saya ingin membahas upaya pencegahan pencemaran air melalui makalah ini. 1

Isi

  • Upload
    lupe

  • View
    212

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan air bersih untuk minum,

memasak, mencuci dan keperluan lain. Air tersebut mempunyai standar 3 B yaitu

tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun.Tetapi adakalanya kita melihat air

yang berwarna keruh dan berbau serta sering kali bercampur dengan benda-benda

sampah seperti kaleng, plastik, dan sampah organik.Pemandangan seperti ini kita

jumpai pada aliran sungai atau dikolam-kolam. Air yang demikian biasa disebut air

kotor atau disebut pula air yang terpolusi.Darimana polutan itu berasal ?Bagi kita,

khususnya masyarakat pedesaan sungai adalah sumber air sehari-hari. Sumber

polutan dapat berasal dari mana-mana.Contohnya limbah-limbah industri dibuang dan

dialirkan ke sungai.Semua akhirnya bermuara di sungai dan pencemaran polutan air

ini dapat merugikan manusia bila manusia mengkonsumsi air yang tercemar.Maka

dari saya ingin membahas upaya pencegahan pencemaran air melalui makalah ini.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menghasilkan alternatif

rekomendasi pengendalian pencemaran organik pada sistem perairan Sungai

Mahakam.Alternatif pengendalian pencemaran dikaitkan dengan pengendalian beban

polutan yang ditimbulkan oleh sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah yang

bersangkutan.Kualitas air pada suatu sistem perairan dipengaruhi oleh karakteristik

DAS meliputi; jenis tanah dan geologi, morphologi, curah hujan serta pola

pemanfaatan lahan dan aktifitas sosio ekonomi di wilayah tersebut. Analisis

perubahan pemanfaatan lahan wilayah DAS Mahakam dianalisis menggunakan data

time series citra Landsat 5 tahun pemotretan 1996, 2000 dan 2003. Pola aliran Sungai

Mahakam ditumpang susunkan pada citra Landsat TM 5 untuk melakukan delineasi

1

batas DAS dan sub-DAS, serta mengetahui wilayah DAS yang mempengaruhi sistem

perairan sungai pada segmen-segmen sungai yang berkaitan. Selanjutnya dilakukan

pengukuran kualitas air sungai untuk mengetahui dampak beban polutan yang

ditimbulkan oleh wilayah DAS dan sub-DAS tersebut terhadap konsentrasi bahan

organik pada sistem perairan yang bersangkutan. Berdasarkan analisis perubahan

pemanfaatan lahan, pada wilayah DAS Mahakam terjadi kecenderungan degradasi

pemanfaatan lahan dari hutan menjadi perkebunan dan dari perkebunan menjadi

lahan terbuka.Berdasarkan hasil penelitian ini, maka alternatif pengendalian

pencemaran organik di wilayah perairan Sungai Mahakam, perlu dilakukan melalui

pengendalian degradasi pemanfaatan lahan agar dapat meminimalkan beban polutan

organik, terutama yang terjadi.

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pencemaran air yaitu masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain

ke dalam air, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Menurut

Kristanto (2002) pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan

normal.

Air dapat tercemar oleh komponen-komponen anorganik, diantaranya berbagai

logam berat yang berbahaya.Komponen-komponen logam berat ini berasal dari

kegiatan industri.Kegiatan industri yang melibatkan penggunaan logam berat antara

lain industri tekstil, pelapisaan logam, cat/ tinta warna, percetakan, bahan agrokimia

dll. Beberapa logam berat ternyata telah mencemari air, melebihi batas yang

berbahaya bagi kehidupan ( Wisnu, 1995).

Adanya logam berat dalam lingkungan perairan telah diketahui dapat

menyebabkan beberapa kerusakan pada kehidupan air.Di samping itu terdapat fakta

bahwa logam berat membunuh mikroorganisme.Hampir semua garam-garam logam

berat dapat larut dalam air dan membentuk larutan sehingga tidak dapat dipisahkan

dengan pemisahan fisik.Seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk, maka

semakin meningkat pula usaha untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang

mengikutinya.Sehingga semakin variatif pula aktivitas manusia.Salah satunya

aktivitas industri.Akan tetapi pertumbuhan industri ini memiliki efek samping yang

kurang baik. Sebab industri-industri kecil tersebut pada umumnya membuang

limbahnya langsung ke selokan / badan air tanpa pengolahan terlebih dahulu. Hal ini

dapat menyebabkan pencemaran air karena dalam limbah tersebut mengandung unsur

toksik yang tinggi.Industri sablon merupakan salah satu industri penghasil limbah

cair. Bahan pencemar industri sablon berasal dari proses pewarnaan, proses produksi

film dan pelat processor. Bahan pencemar terdapat di tinta warna, bahan pelarut,

3

bahan pencair dan bahan pengering.Bahan pencemar mengandung unsur/bahan kimia

berbahaya seperti alkohol/aseton dan esternya serta logam berat seperti krom,

kadmium, cobalt, mangan dan timah.Industri Temenan Monjali Yogyakarta adalah

salah satu penghasil limbah cair sablon. Kegiatan penyablonan masih banyak

dilakukan dengan skala kecil sampai skala sedang atau dapat dikatakan sebagai usaha

home industri rumah tangga. Industri rumah tangga kurang mendapat pengawasan

terhadap penanganan limbah cair. Sehingga memicu untuk membuang limbah cairnya

langsung ke badan air (terutama selokan dan sungai). Di dalam kegiatan penyablonan,

air yang telah digunakan tidak boleh langsung dibuang ke sungai/selokan karena

dapat menyebabkan pencemaran.

Menurut Josua (2013), ada 3 jenis limbah rumah tangga yaitu limbah pertama

berupa sampah, kemudian limbah kedua berupa air limbah yang dihasilkan dari

kegiatan mandi dan mencuci, kemudian limbah ketiga adalah kotoran yang dihasilkan

manusia. Limbah-limbah ini, jika tak dikelola dengan baik, dapat berpotensi tinggi

mencemari lingkungan sekitar.

a) Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat

keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah,

yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam

tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan

konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Berdasarkan

sumbernya :

1) Sampah alam

2) Sampah manusia

3) Sampah konsumsi

4) Sampah nuklir

5) Sampah industri

4

6) Sampah pertambangan

Berdasarkan sifatnya :

1) Sampah organik dapat diurai (degradable)

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,

sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut

menjadi kompos

2) Sampah anorganik tidak terurai (undegradable)

Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik

wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,

kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau

sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik

yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas

minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.

b) Air limbah.

Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses pruduksi

industri maupun domestik (rumah tangga), yang terkadang kehadirannya pada suatu

saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai

ekonomis. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat

berdampak negative terhadap lingkungan tertutama kesehatan manusia sehingga

dilakukan penanganan terhadap limbah.Air kotor adalah air bekas pakai yang sudah

tidak memenuhi syarat kesehatan lagi dan harus dibuang agar tidak menimbulkan

wabah penyakit.

c) Sampah manusia.

Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap

hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin.Sampah manusia dapat menjadi

bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana

perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu

5

perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan

penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.

Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).

Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir

tanpa air Selain itu sampah manusia juga dapat berupa sampah konsumsi. Sampah

konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,

dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah

sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah

kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan

dari proses pertambangan dan industri.

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan nomor 492/Menkes/Per/IV/2010

tentang persyaratan kualitas air minum, kadmium termasuk parameter yang

berhubungan langsung dengan kesehatan. Kadar maksimun kadmium yang

diperbolehkan adalah 0,003 mg/L.

6

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan praktikum mata kuliah Pengendalian Pencemaran adalah 27 s/d 29 November 2015, sedangkan tempat pelaksanaannya adalah perjalanan dari pelabuhan Anggana menuju ke Pulau Genting dan Muara Pantuan.

3.2 Alat dan Bahan

Dalam pelaksanaan praktikum tentunya membutuhkan alat dan beberapa bahan penunjang, adapun beberapa alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar alat dan bahan praktikum

Alat Bahan

ATK Kondisi Perairan

Kamera Bahan pencemar

Jas hujan  

3.3 Prosedur Praktikum

Prosedur atau tahapan pelaksaan praktikum mata kuliah Pengendalian Pencemaran adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan kondisi lapangan

b. Mengidentifikasi jenis bahan pencemar

c. pengaruh Mendokumentasikan kondisi lapangan

d. Menganalisis pencemaran

7

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan

air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.Danau, sungai,

lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan

merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi.Selain mengalirkan air juga

mengalirkan sedimen dan polutan.Berbagai macam fungsinya sangat membantu

kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah

untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan

dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.

B. Penyebab Pencemaran Air

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang

berbeda-beda.

1. Sampah atau limbah manusia (tinja)

Gambar.1 Jamban di tepi sungai

8

2. Sampah domestik rumah tangga dan tumbuhan air

Gambar 2. Tumbuhan air

3. Usaha pertanian seperti pestisida dan pupuk

4. Erosi dan sedimentasi

Gambar 3. Erosi

9

5. Sumber Non domesik seperti pabrik industry

Gambar 4. Dok Kapal

Gambar 5. Perusahan Minyak

10

6. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan

kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada

berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh

ekosistem

7. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti

logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut

memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik,

yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

Gambar 6. Pembuangan air pendingin

11

8. Pengambilan pasir untuk bahan bangunan

Gambar 7. Alat untuk mengambil pasir

C. Upaya Penanggulangan Pencemaran Air

Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan

pencemaran lingkungan, yaitu:

1. Secara Administratif

Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administratif adalah

pencegahan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara

mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup.

Contohnya adalah dengan keluarnya undang-undang tentang pokok-pokok

pengelolaan lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia

pada tanggal 11 Maret 1982.Dengan adanya AMDAL sebelum adanya proyek

pembangunan pabrik dan proyek yang lainnya.

12

2. Secara Teknologis

Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan

limbah sendiri.Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib

mengolah limbah tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya

bagi lingkungan.

3. Secara Edukatif

Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan

pentingnya lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu,

dapat dilakukan melalui jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah.( ahmad

cecep sofyan Hariri, 2010 Biologi).

Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai cara penanggulangan pencemaran air:

1. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau

mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.

2. Tidak membuang sampah ke sungai.

3. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.

4. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu

dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.

5. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih

lainnya tidak tercemar.

6. Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan

• Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industri dan domestik.

• Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.

• Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.

• Mengembangkan produksi yang lebih bersih (cleaner production) dan EPCM

(Environmental Pollution Control Manager).

7. Program Rehabilitasi dan Konservasi SDA dan Lingkungan Hidup

• Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.

13

• Menanggulangi kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.

• Meningkatkan konservasi air bawah tanah.

• Rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati.

8. Perubahan perilaku masyarakat

Perubahan Perilaku Masyarakat Secara alami, ekosistem air dapat melakukan

“rehabilitasi” apabila terjadi pencemaran terhadap badanair.Kemampuan ini ada

batasnya.Oleh karena itu perlu diupayakan untuk mencegah dan menanggulangi

pencemaran air.Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif,

misalnya dengan tidak membuang sampah dan limbah industri ke sungai.Kebiasaan

membuang sampah ke sungai dan disembarang tempat hendaknya diberantas dengan

memberlakukan peraturan-peraturan yang diterapkan di lingkungan masing-masing

secara konsekuen.Sampah-sampah hendaknya dibuang pada tempat yang telah

ditentukan.Masyarakat di sekitar sungai perlu merubah perilaku tentang pemanfaatan

sungai agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan

tempat mandi-cuci-kakus (MCK).Peraturan pembuangan limbah industri hendaknya

dipantau pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman. Limbah industri

hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi

syarat baku mutu air buangan baru bisa dialirkan ke selokan-selokan atau sungai.

Dengan demikian akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.

Tindakan yang Perlu Dilakukan oleh Masyarakat:

• Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.

• Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan

sepeda motor

• Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan

sebagai tempat kakus

• Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu

14

9. Pembuatan kolam/bak pengolahan limbah cair

Saat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic tank di

daerah/lingkungan yangrata-rata penduduknya tidak memiliki WC.Setiap sepuluh

rumah disediakan satu WC umum. Upaya demikian sangat bersahabat dengan

lingkungan, murah dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air sumur /

airtanah.Selain itu, sudah saatnya diupayakan pembuatan kolam pengolahan air

buangan (air cucian, air kamarmandi, dan lain-lain) secara kolektif, agar limbah

tersebut tidak langsung dialirkan ke selokan atausungai.

Untuk limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke

dalambeberapa kolam kemudiandibersihkan, baik secara mekanis (pengadukan),

kimiawi (diberi zat kimia tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau

tumbuhan air lainnya).Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan

air dari polutan yang berbahaya.Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan

diteliti.

Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan, sungai dll.) hanyalah

air yang tidak tercemar.

Salah satu contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai

berikut:

a) Proses penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan-bahan

padatan yang mengendap atau mengapung.

b) Proses penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan-bahan padatan

secara biologis

c) Proses pengendapan tersier, yaitu menghilangkan komponen-komponen fosfor

dan padatan tersuspensi,terlarut atau berwarna dan bau. Untuk itu bisa

menggunakan beberapa metode bergantung pada komponen yang ingin

dihilangkan.

• Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida

untuk mengendapkan fosfor.

15

• Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna atau

bau.

• Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan

menggunakan tenaga listrik.

• Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam-garam organik maupun mineral

dari air

• Klorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit

• Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti di atas,

tetapi bergantung padajenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air tak

tercemar yang siap dialirkan ke badan air danlumpur yang siap dikelola lebih

lanjut. Berdasarkan penelitian, tanaman air seperti enceng gondok dapat

dimanfaatkan untuk menyerap bahan pencemar di dalam air.

Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan penanaman

pohon.Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam

jumlah banyak.Itu sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara

massal.Padahal, pohon merupakan penyerap air paling efektif dan handal.

Bahkan, daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata.Pohon

sesungguhnya bisa menjadi sumber air sebab dengan banyaknya pohon, semakin

banyak pula sumber-sumber air potensial di bawahnya.

16

BAB V

PENUTUP

4.1. Simpulan

Air merupakan kebutuhan makhluk hidup, maka dalam hal ini kualitas air

harus tetap terjaga. Namun air juga dapat tercemar oleh bahan – bahan pencemar

seperti pencemar bahan buangan organik, bahan buangan anorganik,bahan buangan

kimia. Upaya pencegahan dan penaggulangan pencemaran air ini, pada dasarnya ada

tiga hal pokok yang perlu di perhatikan dalam pencegahan pencemaran air, yakni :

Penanggulangan secara administratif , teknologi dan edukatif.

4.2. Saran

Untuk menjaga kualitas air maka kita selaku makhluk yang sangat rentan

melakukan pencemaran terhadap air maka, kita harus sadar akan lingkungan artinya

bahwa kita lah yang menjaga lingkungan ini agar tetap baik. Mari bersama kita jaga

lingkungan ini agar tetap dapat kita nikmati dan demi anak cucu kita di hari

kemudian.

17