4

Click here to load reader

Isolasi DNA Plasmid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teori dasar

Citation preview

Page 1: Isolasi DNA Plasmid

III. Teori Dasar

Rekayasa genetika merupakan salah satu ilmu terapan dalam merekayasa materi genetik

untuk kepentingan manusia. Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan

organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga

tumbuh-tumbuhan. Rekayasa genetika sudah digunakan dalam berbagai bidang kehidupan yaitu

bidang kedokteran dan farmasi, ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian (termasuk peternakan

dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan

bidang masing-masing. Rekayasa genetika sendiri merupakan teknik untuk memodifikasi DNA

(sebagai substansi kimiawi dalam kromosom yang bertanggung jawab atas pewarisan sifat)

untuk menghasilkan produk-produk baru yang memiliki kombinasi sifat yang diinginkan (Chang,

2009).

Teknik yang digunakan dalam merekayasa suatu DNA adalah DNA rekombinan. DNA

rekombinan adalah penyambungan molekul DNA yang satu dengan molekul DNA yang lainnya.

DNA rekombinan merupakan gabungan antara DNA vektor dan DNA asing yang merupakan gen

target. Gen yang terdapat di dalam DNA asing dimasukkan dalam suatu DNA vektor atau biasa

disebut DNA plasmid (Brown, 2010).

Plasmid telah diproduksi secara komersil oleh sejumlah perusahaan untuk digunakan

sebagai vektor kloning. Agar dapat digunakan sebagai vektor kloning, plasmid harus memiliki

beberapa kriteria, yaitu berukuran kecil, relatif memiliki jumlah salinan yang tinggi (high copy

number), memiliki gen penanda seleksi dan gen pelapor, serta memiliki situs pemotongan enzim

restriksi untu memudahkan penyisipan DNA ke dalam vektor plasmid (Gregory dan Funnell,

2004).

Keberadaan plasmid merupakan hal terpenting dalam teknik DNA rekombinan.

Keberhasilan suatu teknik DNA rekombinan tergantung dari hasil mengisolasi dan memurnikan

DNA plasmid dari bakteri atau jamur. Pemurnian DNA plasmid dilakukan untuk menghilangkan

berbagai pengotor-pengotor yang berasal dari bagian sel yaitu dinding sel dan beberapa protein

(Sambrook dan Russell, 2006).

Isolasi DNA memiliki beberapa tahapan, yaitu: (1) Isolasi sel; (2) Lisis dinding dan

membran sel; (3) Ekstraksi dalam larutan; (4) Purifikasi; dan (5) Presipitasi. Prinsip-prinsip

dalam melakukan isolasi DNA ada 2, yaitu sentrifugasi dan presipitasi. Prinsip utama

sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan berat jenis molekul dengan cara

Page 2: Isolasi DNA Plasmid

memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan berada di dasar,

sedangkan substansi yang lebih ringan akan terletak di atas. Teknik sentrifugasi tersebut

dilakukan di dalam sebuah mesin yang bernama mesin sentrifugasi dengan kecepatan yang

bervariasi, contohnya 2500 rpm (rotation per minute) atau 3000 rpm (Faatih,2009).

Daftar Pustaka

Brown, T.A. 2010. Gene Cloning and DNA Analysis: An Introduction. Wiley-Blackwell.

Brown Terry A. 2010. Gene Cloning and DNA Analysis: An Introduction. Wiley-Blackwell.

Chang W. 2009. Bioetika sebuah pengantar. Yogyakarta: Kanisius.

Faatih, M. 2009. Isolasi dan DNA Digesti Kromosom. Tersedia di:

http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/123456789/432. (Diakses pada 5 Oktober 2013)

Gregory, P.G dan Funnell BE. 2004. Plasmid biology. Washington: ASM Press.

Sambrook, Russell. 2006. The Condensed Protocols From Molecular Cloning: A Laboratory

Manual. New York: Cold Spring Harbour Laboratory Press.

Page 3: Isolasi DNA Plasmid