Upload
vidhya-murugan
View
605
Download
28
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Isolasi Senyawa Rhein Dari Simplisia Rhei Radix
Citation preview
Isolasi Senyawa Rhein Dari Simplisia Rhei Radix
Jegatheeswaran Krishnan 260110103026Muhamad Syamim Aiman 260110103027
Nur Diyana Bt Jamal Abd Nasir 260110103028Amal Azimah Ahamad 260110103029
Definisi Isolasi Isolasi adalah proses pengambilan suatu
komponen tertentu dalam keadaan murni dari suatu ekstrak
Didasarkan atas sifat adsorbsi dan partisi dari setiap senyawa yang dipisahkan terhadap adsorben dan cairan penyari yang digunakan
Rhein Suatu senyawa metabolit sekunder yang
ditemukan dalam keadaan bebas sebagai glikosida yang ditemukan dalam spesies Rheum, daun Senna dan juga beberapa tanaman pada spesies Cassia
Manfaat- antiviral, antitumor, anti-hipertensi dan antioksidan
Struktur Rhein
Molecular weight - C15H8O6
Titik leleh : 321-322 oC
Kelarutan dalam air : < 0,1 g/100 mL at 17 ºC
Density : 1.687 g /cm3
Rhei RadixIa merupakan simplisia target yang ingin diisolasi.
Klasifikasi Rhei radixDivisi : Spermatophyta Sub divisi : AngiospermaeKelas : DicotyledonaeBangsa : PolygonalesSuku : PolygonaceaeMarga : RheumJenis : Rheum officinale
Pemerian Berbau aromatik, rasa pahit khas dan khelat, bila
dikunyah terasa berpasir dan air ludah menjadi kuning.
MakroskopikBerupa potong- potongan subsilindris berbentuk tong.Planokonveks ( tidak beraturan )Berlubang- lubang kecilBerbentuk kubusPermukaan luar halusBerkerut longitudinal atau cekungWarna coklat kekuninganPatahan tidak rata dan berbutir- butirPermukaan berwarna merah coklat.
Monografi
Mikroskopik Serbuk warna jingga kuning gelap hingga coklatMenjadi warna merah pabila ditambah larutan
alkali.Butir pati banyak (berbentuk bola tunggal atau
berkelompok )Fragmen trachea tidak berkayu (bentuk jala dan
spiral)Sel- sel parenkim mengandung butir pati atau
massa tanin.Hablur kalsium oksalat berbentuk roset besar
dengan diameter hingga 100- 190 µm.
Monografi
Kandungan Asam krisofatKrisofaninRien- emodinAloe- emodinReokristinAlizarinGlukogalinTetrazinKatekinSaponinTannin 11.80 %Amilum Kuinon
Kandungan Kandungan berbeda bagi setiap bagianAkar : flavonoid dan glikosida (Reumemodin,
krisofanol, rafontisin, rhein dan saponin).
Daun : flavonoid, polifenol, antraglikosida, dan frangula- emodin
Batang : asam krisofhanat, emodien dan rhein.
MaserasiEsktraksi dari tumbuhan dengan
merendamkan simplisia dalam pelarut ( etanol 95 % ) selama beberapa hari hingga hasil esktraksi yang terbentuk tidak berwarna.
Alat
Bikar gelasBejana KLT botol vialCawan penguapCawan petriGelas ukurKertas saring WhatmanMortir dan stamperPelat silika gelSpektroskopi UV 254 hingga 366mm.
Ekstraksi Dan HasilEKSTRAKSI
150 g simplisa
halus
Dimasukkan ke dalam
botol maserator
Ditambahkan pelarut etanol 95% dibiarkan
selama 10 menit
Didiamkan selama 24 jam
Ekstrak disaring
Diulangi hingga
ekstrak cair yang
diperoleh hampir tidak
berwarna
Ukur volum ekstrak cair
yang diperoleh
Dipekatkan dengan
rotavapor
Pemeriksaan ekstrak
Pemeriksaan EkstrakRendemen ekstrakEkstrak di cawan penguap, ditimbang dan
diuapkan lagi hingga beratnya konstan.
Disimpan untuk kromatografi lapis
tipis
Pemekatan dengan
rotavapor
Pemekatan dilakukan evaporasi- untuk menghilangkan pelarut dan kadar air yang masih terkandung
dalam ekstrak
Pembahagian hasil maserasi
Hasil Yang DiperolehiPenetapan Kadar Air Hasil
dimasukkan dalam labu
bundar
Ekstrak kental
+ 200 mL toluene
alat destilasi dipasang
Panaskan selama 15
menit
Disuling dengan
kecepatan 2 tetes / detik
Dinaikkan kecepatan hingga 4
tetes/ detik
Didiamkan di suhu kamar
Kadar air dihitung (%
v/b)
Kromatografi Lapis Tipis ( TLC )
Disiapkan pelat silika gel 10 x 2 cm
Diberi tanda batas atas dan bawah
Disiapkan larutan pengembang
N-heksan : metanol = 10 : 1
Etil asetat : metanol : air = 100 : 13.5 : 10
Bejana dijenuhkan
Ditotolkan fraksi pada pelat silica gel
Ditempatkan dalam bejana yang telah dijenuhkan.
Lanjutan..Setelah mencapai batas atas, diangkat dan dikeringkan
Disemprot dengan penampang bercak
Amati bawah sinar tampak, UV 254nm dan UV 366nm
UV 254nm : lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel akan tampak berwarna gelap
UV 366 nm : noda akan berflouresensi dan lempeng akan berwarna gelap
Dihitung Rf
Bobot Jenis EkstrakPiknometer
ditimbang dalam keadaankosong
Isi dengan air dan ditimbang
ulang
Tetapakan kerapatan air
Bobot jenis ekstrak = kerapatan
ekstrakkerapatan air
Timbang piknometer
Kosongkan piknometer,isi
dengan ekstrak
Penetapan Kadar Air EkstrakEkstrak kental,Masukkan dalam labu
+ 200 ml toluenetoluen dituangkan dalam labu penerima melalui alat pendingin
panaskan selama 15
menit
suling dengan kecepatan 2 tetes/detik
dinaikkan jadi 4 tetes/detik
Diamkan di suhu kamar, dan hitung kaadar air
Pola DinamolisisKertas saring
Whatman diameterr 10cm, titik pusat
dilubangi
Dipasang sumbu yang terbuat dari
kertas saring
Ditutupkan pada cawan petri yang berisi ekstrak cair
Gamabaran dinamolisis diamati
Biarkan terjadi proses difusi sirkular selama kurang lebih
10 menit
Pemurnian Isolat (Kromatografi 2 Dimensi)
Disediakan larutan :
Pengembang 2N-heksan : metanol = 10 : 1
Pengembang 1 Etil asetat : metanol : air = 100 : 13.5 : 10
Siapkan pelat TLC 5 X 5cm
Totolkan hasil kerokan TLC preparatif pada 1 sudut.
Letakkan dalam bejana berisi pengembang 1
Amati perambatan spot hingga sampai batas atas
Amati bawah sinar tampak,
UV 254 dan UV 366 nm.
Lanjutan…
Pelat diputar 90⁰.
Letakkan pelat di bejana berisi pengembang 2
Amati bawah sinar tampak, UV 254 dan UV 366 nm
Amati perambatan spot hingga sampai
batas atas
Sekiranya ada 2 spot yang tampak – isolat tidak murni !
PEMISAHAN EKSTRAK10 g ekstrak
kental dikeringkan
dengan silika gel
Dimasukkan silika gel 2/3 bagian, dimampatkan
Kolom KCV disiapkan
Dielusi dengan campuran pelarut dengan berbagai
perbandingan
Ekstrak kering ditempatkan
secara rata diatas permukaan silika
gel
Fraksi ditampung
Franksi dianalisis dengan KLT
Rhein -> fraksi 5 & 6