isotherm adsorbsi

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    1/25

    I. Judul Percobaan :Menentukan Isotherm Adsorpsi menurut FreundlichII. Waktu Percobaan :Rabu, 04 Desember 2013 pukul ) 07. 3010.00 WIBIII. Tujuan Percobaan :Menentukan isotherm adsorpsi menurut Freundlich pada

    proses adsorpsi asam oleh karbon aktif

    IV. Dasar TeoriAdsorpsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada

    permukaan zat lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaaan

    zat tersebut. Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan adsorban, dimana

    adsorbat adalah substansi yang terjerap atau substansi yang akan dipisahkan dari

    pelarutnya, sedangkan adsorban adalah merupakan suatu media penyerap yang

    dalam hal ini berupa senyawa karbon.

    Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom

    atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan zat

    padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-

    gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat

    cair, mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi

    zat yang diserap masuk ke dalam absorbens sedangkan pada adsorpsi zat yang

    diserap hanya terdapat pada permukaannya (Sukardjo, 1990).

    Komponen yang terserap disebut adsorbat (adsorbate), sedangkan daerah

    tempat terjadinya penyerapan disebut adsorben (adsorbent / substrate).

    Berdasarkan sifatnya, adsorpsi dapat digolongkan menjadi adsorpsi fisik dan kimia.

    Tabel 1. Perbedaan adsorpsi fisik dan kimia

    Adsorpsi Fisik Adsorpsi Kimia

    Molekul terikat pada adsorben olehgaya van der Waals

    Molekul terikat pada adsorben olehikatan kimia

    Mempunyai entalpi reaksi -4 sampai

    -40 kJ/mol

    Mempunyai entalpi reaksi -40 sampai

    -800 kJ/mol

    Dapat membentuk lapisan multilayer Membentuk lapisan monolayer

    Adsorpsi hanya terjadi pada suhu di Adsorpsi dapat terjadi pada suhu tinggi

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    2/25

    bawah titik didih adsorbat

    Jumlah adsorpsi pada permukaan

    merupakan fungsi adsorbat

    Jumlah adsorpsi pada permukaan

    merupakan karakteristik adsorben danadsorbat

    Tidak melibatkan energi aktifasi

    tertentu

    Melibatkan energi aktifasi tertentu

    Bersifat tidak spesifik Bersifat sangat spesifik

    1) Adsorpsi fisikaBerhubungan dengan gaya Van der Waals. Apabila daya tarik menarik antara

    zat terlarut dengan adsorben lebih besar dari daya tarik menarik antara zat

    terlarut dengan pelarutnya, maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada

    permukaan adsorben. Adsorpsi ini mirip dengan proses kondensasi dan

    biasanya terjadi pada temperatur rendah pada proses ini gaya yang menahan

    molekul fluida pada permukaan solid relatif lemah, dan besarnya sama dengan

    gaya kohesi molekul pada fase cair (gaya van der waals) mempunyai derajat

    yang sama dengan panas kondensasi dari gas menjadi cair, yaitu sekitar 2.19-

    21.9 kg/mol. Keseimbangan antara permukaan solid dengan molekul fluida

    biasanya cepat tercapai dan bersifat reversibel.

    2) Adsorpsi KimiaYaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat terlarut yang teradsorpsi.

    Adsorpsi ini bersifat spesifik dan melibatkan gaya yang jauh lebih besar

    daripada Adsorpsi fisika. Panas yang dilibatkan adalah sama dengan panasreaksi kimia. Menurut Langmuir, molekul teradsorpsi ditahan pada permukaan

    oleh gaya valensi yang tipenya sama dengan yang terjadi antara atom-atom

    dalam molekul. Karena adanya ikatan kimia maka pada permukaan adsorbent

    akan terbentuk suatu lapisan atau layer, dimana terbentuknya lapisan tersebut

    akan menghambat proses penyerapan selanjutnya oleh batuan adsorbent

    sehingga efektifitasnya berkurang.

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    3/25

    Proses adsorpsi dalam larutan, jumlah zat teradsorpsi tergantung pada beberapa

    faktor, yaitu : (1). Jenis adsorben. (2). Jenis adsorbat. (3)Luas permukaan adsorben

    (4)Konsentrasi zat terlarut (5) Temperatur (Atkins, 1990).

    1) Jenis adsorben dan jenis adsorbatKekuatan interaksi adsorbat dengan adsorben dipengaruhi oleh sifat dari

    adsorbat maupun adsorbennya. Gejala yang umum dipakai untuk meramalkan

    komponen mana yang diadsorpsi lebih kuat adalah kepolaran adsorben dengan

    adsorbatnya. Apabila adsorbennya bersifat polar, maka komponen yang bersifat

    polar akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan komponen yang kurang

    polar.

    2) Massa adsorben yang ditambahkanJumlah adsorben yang ditambahkan kedalam larutan sangat memengaruhi hasil

    adsorpsi karena adsorben mempunyai titik jenuh tertentu. Pada titikk ini

    adsorben tidak dapat lagi mengadsorpsi adsorbat dari larutan. Seluruh adsorbat

    dalam larutan dapat diambil jika jumlah adsorben yang ditambahkan

    proporsional dengan dengan jumlah adsorbat dalam larutan atau dengan kata

    lain adsorbat telah terambil semua kedalam permukaan aktif adsorben sebelum

    mencapai titik jenuh

    3) Luas permukaanDaya adsorpsi akan meningkat dengan ukuran partikel yang semakin kecil.

    Oleh karena itu, kecepatan adsorpsi suatu adsorben yang berbentuk powder

    lebih besar daripada adsorben yang berbentuk granular atau bongkahan.

    4) TemperaturLaju adsorpsi akan meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur dan

    menurun jika temperatur dikurangi. Hal ini terjadi jika terdapat perbedaantemperatrur yang cukup besar. Sedangkan perbedaan temperatur yang kecil

    tidak memengaruhi proses adsorpsi

    5) PengadukanProses adsorpsi dipengaruhi olek difusi film dan difuusi pori. Tahapan ini

    sangat bergantung pada kecepatan pengadukan. Pada pengadukan yang rendah,

    maka tahapan adsorpsi hanya terjadi pada difusi film saja.

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    4/25

    6) Lama pengadukanAdsorpsi terjadi saat adsorben mulai menyerap adsorbat dalam jangka waktu

    yang tertentu. Besarnya hasil penyerapan bergantung dari lamanya interaksi

    yang diberikan kepada adsorben dan adsorbat. Interaksi ini terjadi ketika proses

    pengadukan, dalam proses pengadukan tersebut terjadi kesempatan bagi

    adsorben untuk menyerap sebanyak-banyaknya zat pengotor.

    Adsorben

    Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik

    cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Umumnya adsorben bersifat spesifik,

    hanya menyerap zat tertentu. Dalam memilih jenis adsorben pada proses adsorpsi,

    disesuaikan dengan sifat dan keadaan zat yang akan diadsorpsi.

    Karbon Aktif atau Karbon Aktif mempunyai warna hitam, tidak berasa dan

    tidak berbau, berbentuk bubuk dan granular, mempunyai daya serap yang jauh

    lebih besar dibandingkan dengan karbon yang belum mengalami proses aktifasi,

    mempunyai bentuk amorf yang terdiri dari plat-plat dasar dan disusun oleh atom-

    atom karbon C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi yang heksagon. Plat-

    plat ini bertumpuk satu sama lain membentuk kristal-kristal dengan sisa-sisa

    hidrokarbon yang tertinggal pada permukaan. Dengan menghilangkan hidrokarbon

    tersebut melalui proses aktifasi, akan didapatkan suatu karbon atau karbon yang

    membentuk struktur jaringan yang sangat halus atau porous sehingga permukaan

    adsorpsi atau penyerapan yang besar dimana luas permukaan adsorpsi dapat

    mencapai 300-3500 cm2/gram.

    Karbon AktifKarbon adalah padatan berpori hasil pembakaran bahan yang mengandung

    karbon. Karbon tersusun dari atom-atom karbon yng berikatan secara kovalen

    membentuk struktur heksagonal datar dengan sebuah atom C pada setiap sudutnya

    (Gambar 3). Susunan kisi-kisi heksagonal datar ini tampak seolah-olah seperti

    pelat-pelat datar yang saling bertumpuk dengan sela-sela di antaranya.

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    5/25

    Gambar 3 Struktur grafit karbon aktif

    Sebagian pori-pori yang terdapat dalam karbon masih tertutup oleh

    hidrokarbon dan senyawa organik lainnya. Komponen karbon ini meliputi karbon

    terikat, abu, air, nitrogen, dan sulfur. yang mempunyai luas permukaan dan jumlah

    pori sangat banyak (Baker 1997)

    Setyaningsih (1995) membedakan karbon aktif menjadi 2 berdasarkan

    fungsinya, yaitu Karbon adsorben gas (gas adsorbent carbon): Jenis karbon ini

    digunakan untuk mengadsorpsi kotoran berupa gas. Pori-pori yang terdapat pada

    karbon aktif jenis ini tergolong mikropori yang menyebabkan molekul gas akan

    mampu melewatinya, tetapi molekul dari cairan tidak bisa melewatinya. Karbon

    aktif jenis ini dapat ditemui pada karbon tempurung kelapa. Selanjutnya adalah

    karbon fasa cair (liquid-phase carbon). Karbon aktif jenis ini digunakan untuk

    mengadsorpai kotoran atau zat yang tidak diinginkan dari cairan atau larutan. Jenis

    pori-pori dari karbon aktif ini adalah makropori yang memungkinkan molekul

    berukuran besar untuk masuk. Karbon jenis ini biasanya berasal dari batu bara,

    misalnya ampas tebu dan sekam padi.

    Penyerapan Bahan - bahan Terlarut Dengan Karbon Aktif

    Sifat karbon aktif yang paling penting adalah daya serap. Untuk

    menghilangkan bahan-bahan terlarut dalam air, biasa menggunakan karbon aktif

    dengan mengubah sifat permukaan partikel karbon melalui proses oksidasi. Partikel

    ini akan menyerap bahan-bahan organik dan akan terakomulasi pada bidang

    permukaannya. Pada umumnya ion organik dapat diturunkan dengan karbon aktif.

    Adsorpsi oleh karbon aktif akan melepaskan gas, cairan dan zat padat dari

    larutan dimana kecepatan reaksi dan kesempurnaan pelepasan tergantung pada pH,suhu, konsentrasi awal, ukuran molekul, berat molekul dan struktur molekul.

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    6/25

    Penyerapan terbesar adalah pada pH rendah. Dalam Laboratorium Manual

    disebutkan bahwa pada umumnya kapasitas penyerapan karbon aktif akan

    meningkat dengan turunnya pH dan suhu air. Pada pH rendah aktifitas dari bahan

    larut dengan larutan meningkat sehingga bahan-bahan larut untuk tertahan pada

    karbon aktif lebih rendah.

    Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu:

    a) Sifat serapanBanyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh karbon aktif, tetapi kemampuannya

    untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing-masing senyawa. Adsorpsi akan

    bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari

    struktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorpsi juga dipengaruhi

    oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, dan struktur rantai dari

    senyawa serapan.

    b) TemperaturDalam pemakaian karbon aktif dianjurkan untuk mengamati temperatur pada

    saat berlangsungnya proses. Faktor yang mempengaruhi temperatur proses

    adsorpsi adalah viskositas dan stabilitas senyawa serapan. Jika pemanasan tidak

    mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna

    maupun dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk

    senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada temperatur kamar atau bila

    memungkinkan pada temperatur yang lebih rendah.

    c) pH (derajat keasaman)Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu

    dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan

    asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknyaapabila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan penambahan alkali, adsorpsi

    akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam.

    d) WaktuBila karbon aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk

    mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan

    jumlah karbon aktif yang digunakan.

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    7/25

    Selisih ditentukan oleh dosis karbon aktif, pengadukan juga mempengaruhi

    waktu. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel

    karbon aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan.

    Secara garis besar penyerapan karbon aktif terhadap zat yang terlarut adalah

    (a) Zat teradsorpsi berpindah dari larutannya menuju lapisan luar dari adsorben

    (karbon).(b) Zat teradsorpsi diserap oleh permukaan karbon aktif dan (c)Zat

    teradsorpsi akhirnya diserap oleh permukaan dalam atau permukaan porous karbon.

    Adapun secara umum faktor yang menyebabkan adanya daya serap dari

    karbon aktif adalah (a) Adanya pori-pori mikro yang jumlahnya besar pada karbon

    aktif sehingga menimbulkan gejala kapiler yang menyebabkan adanya daya

    serap.dan (b) Adanya permukaan yang luas (300 3500 cm2/gram) pada karbon

    aktif sehingga mempunyai kemampuan daya serap yang besar.

    Penentuan Adsorpsi Isoterm

    Perubahan konsentrasi adsorbat oleh proses adsorpsi sesuai dengan

    mekanisme adsorpsinya dapat dipelajari melalui penentuan isoterm adsorpsi yang

    sesuai. Isoterm Langmuir dan Isoterm BET adalah dua diantara isoterm-isoterm

    adsorpsi yang dipelajari:

    a. Isotherm LangmuirMeskipun terminology adsorpsi pertama kali diperkenalkan oleh Kayser

    (1853-1940), penemu teori adsorpsi adalah Irving Langmuir (1881-1957), Nobel

    laureate in Chemistry (1932). Isoterm adsorpsi Langmuir didasarkan atas

    beberapa asumsi,yaitu :

    (1) Adsorpsi hanya terjadi pada lapisan tunggal (monolayer),

    (2) Panas adsorpsi tidak tergantung pada penutupan permukaan, dan

    (3) Semua situs dan permukaannya

    Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat diturunkan secara teoritis

    dengan menganggap terjadinya kesetimbangan antara molekul-molekul zat yang

    diadsorpsi pada permukaan adsorben dengan molekulmolekul zat yang tidak

    teradsorpsi. Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat dituliskan sebagai

    berikut :

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    8/25

    C merupakan konsentrasi adsorbat dalam larutan, x/m adalah konsentrasi adsorbat

    yang terjerap per gram adsorben, k adalah konstanta yang berhubungan dengan

    afinitas adsorpsi dan (x/m)mak adalah kapasitas adsorpsi maksimum dari adsorben.

    Kurva isoterm adsorpsi Langmuir dapat disajikan seperti pada Gambar 4.

    Gambar 4. Kurva Isoterm Adsorpsi Langmuir

    b. Isoterm Adsorpsi FreundlichPersamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya

    lapisan monolayer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben.

    Namun pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat

    heterogen. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut.

    Log (x/m) = log k + 1/n log c.................................................................(2),

    sedangkan kurva isoterm adsorpsinya disajikan pada Gambar 5.

    Gambar 5. Kurva IsotermAdsorpsi Freundlich

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    9/25

    Bagi suatu sistem adsorpsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang

    teradsorpsi persatuan luas atau persatuan berat adsorben dengan konsentrasi yang

    teradsorpsi pada temperatur tertentu disebut dengan isoterm adsorpsi ini dinyatakan

    sebagai:

    x/m = k. Cn.........................................................................................................(3)

    dalam hal ini :

    x = jumlah zat teradsorpsi (gram)

    m = jumlah adsorben (gram)

    C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan, setelah tercapai kesetimbangan adsorpsi

    k dan n = tetapan, maka persamaan (1) menjadi :

    log x/m = log k + n log c................................................................................(4)

    persamaan ini mengungkapkan bahwa bila suatu proses adsorpsi menuruti

    isoterm Freundlich, maka aluran log x/m terhadap log C akan merupakan garis

    lurus. Dari garis dapat dievaluasi tetapan k dan n

    Gambar 5. Kurva adsorbsi antara log C Versus Log X/m

    pada isoterm adsorpsi freundlich

    Log k

    Log X/m

    Log C

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    10/25

    V. Alat Dan Bahana. Alat

    Alat Jumlah

    Erlenmeyer 6 buah

    Pipet volume 1 buah

    Pipet tetes secukupnya

    Buret 1 buah

    Statif & klem @1 buah

    Kaca arloji 1 buah

    Karet penghisap 1 buah

    Kertas saring 6 lembar

    Stopwatch 1 buah

    b. BahanBahan Jumlah / spesifikasi

    Asam Klorida 0,5 M ; 0,25

    M ; 0,125 M ; 0,0625 M ;

    0,0313 M ; dan 0,0156 M

    Masingmasing 100 mL

    Karbon aktif 6 gram(1 erlenmeyer 1 gram)

    NaOH secukupnya

    Aquades secukupnya

    Indikator PP scukupnya

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    11/25

    VI. Alur KerjaKarbon

    Karbon yang telah aktif

    - Dimasukkan masingmasing pada 100 ml larutanasam klorida dengan konsentrasi 0.5 N, 0.25 N,

    0.125 N, 0.0625 N, 0.0313 N, 0.0156 N

    - Di kocok secara periodic selam 30 menitCampuran karbon aktif + larutan HCl

    - Disaring tiap campuran- Diambil sampel masingmasing 10 ml untuk 2

    konsentrasi tertinggi, 25 ml untuk konsentrasi

    tertinggi ketiga, dan 50 ml untuk tiga konsentrasi

    asam terendah

    - Ditambah indicator PP- Dititrasi dengan NaOH 0,1 N

    Volume NaOH

    - Diaktifkan dengan dipanaskan dalam ovenselama 15 menit

    - Di masukkan dalam 6 buah Erlenmeyerbertutup masingmasing 1 gramkarbon

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    12/25

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    13/25

    VII. Data pengamatanProsedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan atau Reaksi Kesimpulan

    Massa karbon masing masing

    erlenmeyer sebesar 1,0000

    gram

    Terjadi penyerapan larutan

    asam oleh akrbon aktif saatproses pengocokan

    V. NaOH yang ditambahakan :

    V1= 40,5 ml

    V2= 19,6 ml

    V3= 24,6 ml

    V4= 24,0 ml

    V5= 13,7 ml

    V6= 7,2 ml

    Dalam

    Disimpulkan bahwa

    isoterm yang terjadi pada

    percobaan ini adalah

    isoterm adsorpsi

    Freundlich, dimana

    adsorben mengadsorpsi

    larutan organic (asam

    klorida). Semakin luas

    permukaan adsorben

    (karbon aktif), maka

    semakin tinggi daya

    adsorpsinya pada zat

    terlarut.

    Karbon

    Karbon yang telah aktif

    Dimasukkan masingmasing pada 100 ml HCl dengan

    konsentrasi 0.5 N, 0.25 N, 0.125 N,

    0.0625 N, 0.0313 N, 0.0156 NDi kocok secara periodic selam 30 menit

    Campuran karbon aktif + larutan asam

    Disaring tiap campuranDiambil sampel masingmasing 10 ml untuk 2

    konsentrasi tertinggi, 25 ml untukkonsentrasi tertinggi ketiga, dan 50 ml untuk tiga

    konsentrasi asam terendah

    Ditambah indicator PPDititrasi dengan NaOH 0,1 N

    Volume NaOH

    Diaktifkan dengan dipanaskan dalam oven

    selama 15 menit

    Di masukkan dalam 6 buah Erlenmeyer bertutup

    masing

    masing 1 gram karbon

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    14/25

    VIII. PembahasanPada percobaan yang telah kami lakukan adalah percobaan tentang isoterm

    adsorpsi yakni menurut Freundlich. Yang bertujuan untuk menentukan isoterm

    adsorpsi bagi proses adsorpsi asam klorida pada karbon.

    Pada percobaan ini adsorban yang digunakan adalah karbon, dimana

    sebelum digunakan karbon harus diaktifkan dulu dengan cara ditimbang sebanyak

    1,000 gram karbon dengan neraca ohauss setelah itu karbon dipanaskan dalam oven

    dengan menggunakan suhu yang tinggi (60 0C) selama 15 menit, dan tidak sampai

    membara yang hal ini dimaksudkan agar karbon tersebut tidak menjadi abu.

    Pengaktifan karbon ini bertujuan agar pori-pori karbon semakin besar sehingga

    dapat memepermudah penyerapan. Karena semakin luas permukaan adsorben maka

    daya penyerapannya pun semakin tinggi.

    Kemudian menyiapkan larutan organik yaitu yang digunakan adalah asam

    klorida dengan variasi 6 konsentrasi yaitu, 0,5 N; 0,25 N; 0,125 N; 0,0625 N;

    0,0313 N; 0,0156 N dan masing-masing volume asam klorida yang digunakan

    dalam adsorpsi adalah 100 mL.

    Langkah pertama, memasukkan masing-masing masa karbon aktif yang ada

    kedalam Erlenmeyer yang berbeda-beda dan menambahkan asam klorida dengan

    konsentrasi yang ada yaitu, 0,5 N; 0,25 N; 0,125 N; 0,0625 N; 0,0313 N; 0,0156 N

    dan kemudian Erlenmeyer ditutup dan dikocok secara periodik selama 30 menit dan

    temperature tetap dijaga konstan. Langkah ini dilakukan untuk menjaga kestabilan

    adsorben dalam mengadsorpsi adsorbat. Setelah 30 menit, larutan disaring dengan

    kertas saring. Didapatkan filtrat, filtrat inilah yang akan digunakan untuk proses

    selanjutnya. Filtrat yang ada diambil sebagai masing-masing 10 mL untuk

    konsentrasi 0,5 N dan 0,25 N, 25 mL untuk konsentrasi 0,125 N, dan 50 mL untukkonsentrasi 0,0625 N; 0,0313 N; 0,0156 N. Kemudian masing-masing larutan

    tersebut ditambahkan 3 tetes indicator PP dan terakhir dititrasi dengan NaOH 0,1

    N dan catat volume NaOH yang digunakan untuk titrasi.

    Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan adsorbsi isoterm

    Freundlich pada proses adsorpsi HCl terhadap karbon. Variabel yang terukur atau

    yang didapatkan pada percobaan ini adalah volume larutan NaOH 0,1 N yang

    digunakan untuk menitrasi HCl. Dari data volume tersebut dapat digunakan unutk

    menentukan mmol HCl yang teradsorpsi oleh karbon aktif (C), dengan cara

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    15/25

    menghitung selisih mmol HCl sebelum diadsorbsi dengan mmol HCl setelah

    diadsorbsi. Unutk mmol HCl setelah adsorbsi didapatkan dari perkalian antara

    volume NaOH yang diperlukan untuk titrasi filtrat dengan normalitas dari NaOH

    tersebut.setelah didapatkan konsentrasi HCl yang teradsorbsi oleh karbon aktif (C).

    Langkah selanjutnya adalah menentukan perbandingan nilai dari jumlah

    HCl yang teradsorpsi (x) dengan jumlah adsorben (m). Kemudian menghitung x/m

    dan C dari masing-masing percobaan, berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan

    data :

    Tabel 1. Hasil perhitungan dan pengolahan data percobaan adsorpsi isoterm

    Freundlich antara HCl dengan karbon aktif.

    NoMassa

    (gram)

    mmol HCl Volum

    HCl

    (mL)

    C

    (teradsorpsi)

    (M)

    x/m Log x/m Log CMmol

    Awal

    mmol

    Akhir

    mmol

    Sisa

    1 1,000 5 4,05 0,95 10 0,095 0,34675 -0,45998 -1,0222

    2 1,000 2,5 1,96 0,54 10 0,054 0,1971 -0,70531 -1

    3 1,000 3,125 2,46 0,266 25 0,0266 0,09709 -1,01283 -1,57511

    4 1,000 3,125 2,4 0,145 50 0,0145 0,052925 -1,27633 -1,83863

    5 1,000 1,565 1,37 0,039 50 0,0039 0,01425 -1,84618 -2,40893

    6 1,000 0,78 0,72 0,012 50 0,0012 0,00438 -2,35852 -2,92081

    Teori :

    Secara teori Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas

    terbentuknya lapisan monolayer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan

    adsorben. Namun pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan

    adsorben bersifat heterogen. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat

    dituliskan dengan Log (x/m) = log k + 1/n log c membentuk kurva isoterm

    adsorpsinya disajikan pada Gambar 5

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    16/25

    Gambar 5. Kurva IsotermAdsorpsi Freundlich

    Bagi suatu sistem adsorpsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang

    teradsorpsi persatuan luas atau persatuan berat adsorben dengan konsentrasi yang

    teradsorpsi pada temperatur tertentu. persamaan ini mengungkapkan bahwa bila

    suatu proses adsorpsi menuruti isoterm Freundlich, maka aluran log x/m terhadap

    log C akan merupakan garis lurus. Dan grafiknya linier.

    Percobaan

    Berdasarkan tabel 1. Dapat diketahui bahwa konsentrasi asam kloridasebelum adsorpsi lebih tinggi daripada setelah adsorpsi. Hal ini karena pada selang

    waktu tertentu (30 menit) asam klorida telah diadsorpsi oleh karbon aktif.

    Berdasarkan tabel diatas juga dibuat suatu grafik dimana log x/m diplotkan sebagai

    ordinat dan log C sebagai absis. Berikut grafik hubungan antara log x/m dengan log

    C:

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    17/25

    Gambar 6. Grafik perbandingan log C dengan log x/m HCl(aq)

    Dari gambar 6. persamaan grafik tersebut jika dianalogikan dengan

    persamaan Freundlich maka akan didapat nilai k dan n. Persamaan isoterm adsorpsi

    Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut:

    dengan intersep log k dan slope 1/n. Sehingga dari tabel grafik di atas didapatkan

    persamaan grafik Isotherm Adsorpsi Freundlichnya adalah

    y = 0,999x + 0,562

    sehingga, didapat nilai Log k = sebesar 0,562 dan 1/n =0,999. Maka harga k adalah

    -0,2502 dan harga n adalah 1,001.

    IX. KesimpulanDari hasil pembahasan pada percobaan yang telah kami lakukan dapat

    disimpulkan terdapat kesesuaian antara teori dengan hasil percobaan bahwa isoterm

    yang terjadi pada percobaan ini adalah isoterm adsorpsi Freundlich, dimana

    y = 0.9999x + 0.5621

    R = 1

    -2.5

    -2

    -1.5

    -1

    -0.5

    0

    -4 -3 -2 -1 0

    logx/m

    Log C

    log x/m

    Linear (log x/m)

    log k

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    18/25

    adsorben mengadsorpsi larutan organic (asam klorida). Semakin luas permukaan

    adsorben (karbon aktif), maka semakin tinggi daya adsorpsinya pada zat terlarut.

    Semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi daya adsorpsinya dan semakin

    banyak pula zat yang teradsorpsi demikin juga sebaliknya. Dari perhitungan yang

    dilakukan didapat nilai Log k = sebesar 0,562 dan 1/n =0,999. Maka harga k adalah

    -0,2502 dan harga n adalah 1,001.

    X. DAFTAR PUSTAKAAmbarita, Nishio. 2008. ADSORPSI. Fakultas Teknik Universitas Indonesia

    Ferra. 2012. Laporan Kimia Fisika Isotherm Adsorpsi Karbon Aktif.

    http://ferrapramadewi. wordpress.com/2012/04/03/laporan-kimia-fisika-

    isoterm-adsorpsi-karbon-aktif/(diakses pada 15 Desember 2013)

    Mugugan, T dan Ganapathi, A. 2012.Kinetics and Freundlich Isotherm studies on to

    removal of Grey BL dye by using Arasu (Ficusrelegosia) Leaf Powder. India:

    International Journal of Research in Environmental Science and Technology

    Tim Dosen Kimia Fisika IV . 2013.Panduan Praktikum Mata Kuliah Kimia Fisik IV.

    Surabaya: Jurusan Kimia, FMIPA, UNESA.

    Reski, Wahyudi. 2011. Isotherm Adsorpsi.http://udin-

    reskiwahyudi.blogspot.com/2011 /07/isotherm-adsorpsi.html(diakses pada 15

    Desember 2013)

    http://udin-reskiwahyudi.blogspot.com/2011%20/07/isotherm-adsorpsi.htmlhttp://udin-reskiwahyudi.blogspot.com/2011%20/07/isotherm-adsorpsi.htmlhttp://udin-reskiwahyudi.blogspot.com/2011%20/07/isotherm-adsorpsi.htmlhttp://udin-reskiwahyudi.blogspot.com/2011%20/07/isotherm-adsorpsi.htmlhttp://udin-reskiwahyudi.blogspot.com/2011%20/07/isotherm-adsorpsi.htmlhttp://udin-reskiwahyudi.blogspot.com/2011%20/07/isotherm-adsorpsi.html
  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    19/25

    Jawaban Pertanyaan

    1. Berdasarkan hasil percobaan dan kurva linier, tentukan apakah proses adsorbsiasam oleh karbon termasuk isotherm Freundlich?Jawab : Berdasarkan hasil percobaan dan kurva linier, proses adsorbsi asam oleh

    karbon termasuk isotherm Freundlich termasuk isoterm adsorpsi Freundlich, dimana

    adsorben mengadsorpsi larutan organic (asam klorida). Semakin luas permukaan

    adsorben (karbon aktif), maka semakin tinggi daya adsorpsinya pada zat terlarut.

    Semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi daya adsorpsinya dan semakin banyak

    pula zat yang teradsorpsi demikin juga sebaliknya. Dan dari perhitungan di peroleh

    harga k adalah -0,2502dan harga n adalah 1,001.

    2. Tentukan tetapan k dan n !Jawab :dari persamaan garis y = 0,999x + 0,562

    Maka, dari nilai tersebut didapatkan nilai k dan n nya yakni:

    k = antlog k = antlog 0,562 = -0,2502

    n =

    3. Apa perbedaan khemisorpsi dan adsorpsi fisik?Kemisorpsi adalah adsorpsi yang terjadi melalui ikatan kimia yang sangat kuat antara

    tapak aktif permukaan dan molekul adsorbat dan dipengaruhi oleh densitas elektron.Adsorpsi fisik adalah adsorpsi yang terjadi apabila daya tarik menarik antara zat

    terlarut dengan adsorben lebih besar dari daya tarik menarik antara zat terlarut dengan

    pelarutnya, maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada permukaan adsorben

    log k

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    20/25

    LAMPIRAN PERHITUNGAN

    Diketahui :

    - Konsentrasi NaOH = 0,1 N (ekivalen dengan 0,1 M)- Volum asam (HCl) yang digunakan = 100 mLPenghitungan konsentrasi HCl yang teradsorpsi oleh karbon aktif

    a. Larutan HCl 0,5N (0,5N ekivalen dengan 0,5M)mmol HCl sisa (yang teradsorpsi) :

    = mmol HCl awal mmol HCl akhir

    = (V HCl untuk titrasi N HCl)

    (V NaOH yg diperlukan N NaOH)

    = (10 mL 0,5M) (40,5 mL 0,1M)

    = 5 mmol4,05 mmol

    = 0,95 mmol

    C = [HCl yang teradsorpsi] =

    =

    = 0,095 M

    Konsentrasi HCl (N)

    (Awal)

    Akhir

    Volum HCl yg

    dititrasi

    (mL)

    Volum NaOH yg

    dibutuhkan

    (mL)

    0,5000 10 40,5

    0,2500 10 19,6

    0,1250 25 24,6

    0,0625 50 24

    0,0313 50 13,7

    0,0156 50 7,2

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    21/25

    b. Larutan HCl 0,25N (0,25N ekivalen dengan 0,25M)mmol HCl sisa (yang teradsorpsi) :

    = mmol HCl awal mmol HCl akhir

    = (V HCl untuk titrasi N HCl)

    (V NaOH yg diperlukan N NaOH)

    = (10 mL 0,25M) (19,6 mL 0,1M)

    = 2,5 mmol 1,96 mmol

    = 0,54 mmol

    C = [HCl yang teradsorpsi] =

    =

    = 0,054 M

    c. Larutan HCl 0,125N (0,125N ekivalen dengan 0,125M)mmol HCl sisa (yang teradsorpsi) :

    = mmol HCl awal mmol HCl akhir

    = (V HCl untuk titrasi N HCl) (V NaOH yg diperlukan N NaOH)

    = (25 mL 0,125M) (24,6 mL 0,1M)

    = 3,125 mmol2,46 mmol

    = 0,665 mmol

    C = [HCl yang teradsorpsi] =

    =

    = 0,0266 M

    d. Larutan HCl 0,0625N (0,0625N ekivalen dengan 0,0625M)mmol HCl sisa (yang teradsorpsi) :

    = mmol HCl awal

    mmol HCl akhir

    = (V HCl untuk titrasi N HCl) (V NaOH yg diperlukan N NaOH)

    = (50 mL 0,0625M) (24 mL 0,1M)

    = 3,125 mmol2,4 mmol

    = 0,725 mmol

    C = [HCl yang teradsorpsi] =

    =

    = 0,0145 M

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    22/25

    e. Larutan HCl 0,0313N (0,0313N ekivalen dengan 0,0313M)mmol HCl sisa (yang teradsorpsi) :

    = mmol HCl awal mmol HCl akhir

    = (V HCl untuk titrasi N HCl) (V NaOH yg diperlukan N NaOH)

    = (50 mL 0,0313M) (13,7 mL 0,1M)

    = 1,565 mmol1,37 mmol

    = 0,195 mmol

    C = [HCl yang teradsorpsi] =

    =

    = 0,0039 M

    f. Larutan HCl 0,0156N (0,0156N ekivalen dengan 0,0156M)mmol HCl sisa (yang teradsorpsi) :

    = mmol HCl awal mmol HCl akhir

    = (V HCl untuk titrasi N HCl) (V NaOH yg diperlukan N NaOH)

    = (50 mL 0,0156M)

    (7,2 mL 0,1M)

    = 0,78 mmol 0,72 mmol

    = 0,06 mmol

    C = [HCl yang teradsorpsi] =

    =

    = 0,0012 M

    Menghitung jumlah HCl yang teradsorpsi/jumlah adsorben (x/m)

    1.

    =

    =

    = 0,34675

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    23/25

    2.

    =

    =

    = 0,1971

    3.

    =

    =

    = 0,09709

    4.

    =

    =

    = 0,052925

    5.

    =

    =

    = 0,01425

    6.

    =

    =

    = 0,00438

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    24/25

    Pengolahan Data

    NoMassa

    (gram)

    mmol HCl VolumHCl

    (mL)

    C(teradsorpsi)

    (M)

    x/m Log x/m Log Cmmol

    Awal

    mmol

    Akhir

    mmol

    Sisa

    1 1,000 5 4,05 0,95 10 0,095 0,34675 -0,45998 -1,0222

    2 1,000 2,5 1,96 0,54 10 0,054 0,1971 -0,70531 -1

    3 1,000 3,125 2,46 0,266 25 0,0266 0,09709 -1,01283 -1,57511

    4 1,000 3,125 2,4 0,145 50 0,0145 0,052925 -1,27633 -1,83863

    5 1,000 1,565 1,37 0,039 50 0,0039 0,01425 -1,84618 -2,40893

    6 1,000 0,78 0,72 0,012 50 0,0012 0,00438 -2,35852 -2,92081

    Maka, dari nilai tersebut didapatkan nilai k dan n nya yakni:

    k = antlog k = antlog 0,562 = -0,2502 n =

    y = 0.8375x + 0.2259

    R = 0.9679

    -2.5

    -2

    -1.5

    -1

    -0.5

    0

    0.5

    -4 -3 -2 -1 0

    logx/m

    Log C

    log x/m

    Linear (log x/m)

  • 8/13/2019 isotherm adsorbsi

    25/25

    DOKUMENTASI

    Karbon Aktif + HCl dengan

    berbagai konsentrasi

    Filtrat ditritasi dengan NaOH 0,1 NSetelah dikocok, kemudian

    dipahkan antara filtrat dan residu

    Bahanbahan percobaan isoterm

    adsorbsi