7
DIALEK Pengertian Dialek Dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berbeda dari satu tempat wilayah atau area tertentu (menurut Abdul Chaer). Sedangkan menurut bahasa yunani dialek disebut dialektos yang berarti varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983), istilah dialek berasal dari bahasa Yunani yaitu dialektos. Menurut Weijnen, dkk yang dikutip oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983) dialek adalah sistem kebahasaan yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk membedakan dari masyarakat lain. Jadi, dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok penutur dalam daerah tertentu untuk membedakan antara masyarakat satu daerah dengan daerah lain. D. Contoh-contoh Dialek 1. Dialek Regional a. Bahasa Jawa dialek Sunda b. Bahasa Jawa dialek Banyumasan c. Bahasa Melayu dialek Ambon d. Dialek jawa Surabaya dan Dialek jawa Malang-an. Dialek jawa Surabaya: jeketek (sesuatu yang terjadi diluar pikiran/ oalah...) Matek (mati, meninggal) Dialek jawa Malang: nggletek(sesuatu yang terjadi diluar pikiran/ oalah...) Mati (mati, meninggal) 2. Dialek Sosial/ Sosiolek a. Akrolek: variasi sosial yang dianggap lebih tinggi daripada variasi sosial lainnya. Contoh: Bahasa Bagongan, dialek Jakarta. b. Basilek: variasi sosial yang dianggap kurang bergengsi. Contoh: bahasa jawa krama desa. c. Kolokial: variasi sosial yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, bukan bahasa tulis. Contoh: 'dok'

Istilah Dalam Variasi Bahasa

  • Upload
    nonik

  • View
    255

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

istilah

Citation preview

Page 1: Istilah Dalam Variasi Bahasa

DIALEKPengertian DialekDialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berbeda dari satu tempat wilayah atau area tertentu (menurut Abdul Chaer). Sedangkan menurut bahasa yunani dialek disebut dialektos yang berarti varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983), istilah dialek berasal dari bahasa Yunani yaitu dialektos.      Menurut Weijnen, dkk yang dikutip oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983) dialek adalah sistem kebahasaan yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk membedakan dari masyarakat lain.     Jadi, dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok penutur dalam daerah tertentu untuk membedakan antara masyarakat satu daerah dengan daerah lain.

D. Contoh-contoh Dialek1. Dialek Regional    a. Bahasa Jawa dialek Sunda    b. Bahasa Jawa dialek Banyumasan    c. Bahasa Melayu dialek Ambon

d. Dialek jawa Surabaya dan Dialek jawa Malang-an. Dialek jawa Surabaya: jeketek (sesuatu yang terjadi diluar pikiran/ oalah...)

Matek (mati, meninggal)

Dialek jawa Malang: nggletek(sesuatu yang terjadi diluar pikiran/ oalah...)

Mati (mati, meninggal)

2. Dialek Sosial/ Sosiolek    a. Akrolek: variasi sosial yang dianggap lebih tinggi daripada variasi sosial lainnya. Contoh: Bahasa Bagongan,         dialek Jakarta.    b. Basilek: variasi sosial yang dianggap kurang bergengsi. Contoh: bahasa jawa krama desa.    c. Kolokial: variasi sosial yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, bukan bahasa tulis. Contoh:  'dok'                 pada kata dokter.    d. Vulgar: variasi sosial yang ciri-cirinya tampak pemakaian bahasa oleh mereka yang kurang terpelajar.                     Contoh: bahasa eropa di Zaman Romawi.    e. Slang: variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Bersifat temporal, kelompok dan rahasia.    f. Jargon: variasi bahasa yang digunakan secara terbatas oleh sekelompok sosial tertentu. Ungkapan yang                dipakai sering kali tidak dipahami masyarakat umum. Contoh: ragam bahasa montir.    g. Argot: variasi bahasa yang digunakan secara terbatas pada profesi tertentu dan bersifat rahasia. Istilah yang           dipakai umumnya untuk kejahatan. Ada yang berpendapat argot terdiri atas jargon dan slang.     h. Cant: variasi sosial tertentu yang bernada memelas, dibuat merengek-rengek, penuh kepura-puraan. Contoh:         ragam bahasa pengemis3. Dialek Temporal    Dialek tahun 1970an, dialek pada masa Pak Soeharto.

Page 2: Istilah Dalam Variasi Bahasa

IDIOLEKa. Pengertian Idiolek

Idiolek adalah varitas bahasa yang bersifat peseorangan. Menurut Kridalaksana, idiolek adalah keseluruhan ciri kebahasaan pada diri seseorang. Menurut konsep idiolek, setiap orang mempunyai varitas bahasanya, atau idioleknya masing-masing. Idiolek ini berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan sebagainya.Namun yang paling dominan adalah warna suara, sehingga jika kita cukup akrab dengan seseorang, hanya dengan mendengar suara bicaranya tanpa melihat orangnya, kita dapat mengenalinya. Mengenali idiolek seseorang dari bicaranya memang lebih mudah daripada melalui karya tulisnya. Masing-masing orang memiliki idiolek yang berbeda-beda.

b. Contoh IdiolekSetiap orang mempunyai idiolek tersendiri. Ciri kebahasaan tersebut mencakup aspek linguistik dan paralinguistik. Ciri tersebut membentuk suatu identitas yang melekat pada diri penuturnya. Dalam dunia selebriti Indonesia, misalnya, kita mengenal sosok Syahrini, yang populer dengan kata-kata, seperti ’sesuatu’ dan ‘alhamdulilah ya’. Kata-kata tersebut terus diulang sehingga kalau kita mendengarnya, kita akan teringat oleh sosok Syahrini. Contoh lain yaitu Presiden Soeharto mengatakan “ken”.

SosiolekDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Dalam linguistik, sosiolek (dari sosial dan dialek) adalah ragam bahasa yang terkait dengan suatu kelompok sosial tertentu. Sosiolek antara lain terjadi pada berbagai kelompok masyarakat menurut kelas sosial, usia, serta pekerjaan. Contohnya adalah.

Sosiolek atau dialek sosial adalah varitas bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya.Dalam sosioloinguistik biasanya varitas inilah yang paling banyak dibicarakan karena varitas ini menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, seks, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya. Contoh:1) Bahasa yang digunakan ibu-ibu berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh bapak-bapak.2) Bahasa yang digunakan koran Haluan berbeda dengan bahasa yang digunakan koran Media Indonesia.3) Bahasa yang digunakan masyarakat etnik Cina di Surabaya termasuk Sosiolek, karena bahasa ini lahir dari suatu golongan yakni etnik cina itu sendiri.4) perbedaan bahasa antara masyarakat kelas atas dan kelas bawah, remaja dan orang tua, serta antara dokter dan pengacara

Jenis ragam bahasa Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/dialek/mirip#ixzz3DarWs2Qg

Page 3: Istilah Dalam Variasi Bahasa

A. Varitas Bahasa dari Segi Pemakaian/fungsional/register

a. Bidang Sastra

Kalau dalam bahasa umum orrang mengungkapkan sesuatu secara lugas dan polos,

tetapi dalam ragam bahasa sastra akan diungkapakan secara estetis. Misalnya, dalam

bahasa umum orang akan mengatakan “ Saya sudah tua” tetapi dalam bahasa sastra Ali

Hasjmi, seorang penyair bahhasa Indonesia mengatakan Dalam bentuk puisi.

Pagiku hilang sudah melayang

Hari mudaku sudah pergi

Sekarang petang datang membayang

Batang usiaku sudah tinggi

b. Bidang Jurnalistik

Ragam bahasa jurnalistik juga mempunyai ciri-ciri tertentu, yakni bersifat sederhana,

komunikatif, dan ringkas. Sederhana karena harus dipahami dengan mudah;

komunikatif karena jurnalistik harus menyampaikan berita secara tepat; dan ringkas

karean keterbatasan ruang (dalam media cetak) dan keterbatasan waktu (dalam media

elektronika).

Dalam bahasa Indonesia ragamm jurnalistik dikenal dengan sering ditanggalkannya

awalan me- atau awalan ber- yang dalam ragam bahasa baku harus digunakan.

Umpamanya kalimat “Gubernur tinjau daerah banjir” (dalam bahasa baku berbunyi

“Gubernur mengunjungi daerah banjir”).

c. Bidang Militer

Ragam bahasa miiliter dikenal dengan cirinya yang ringkas dan bersifat tegas, sesuai

dengan tugas dan kehidupan kemiliteran yang penuh dengan disiplin dan instruksi.

Ragam militer di Indonesi dikenal dengan cirinya yang memerlukan ketegasan dan

keringkasan yang dipenuhi dengan berbagai singkatan dan akronim.

d. Bidang Ilmiah

Dikenal dengan cirinya yang lugas, jelas, dan bebas dari keambiguan, serta segala

macam metafora dan idiom. Bebas dari segala keambiguan karena bahasa ilmiah harus

memberikan informasi keilmuan secara jelas, tanpa keraguan akan makna, dan terbebas

dari kemunkinan tafsiran makna yang berbeda.

B. Varitas Bahasa dari Segi Keformalan

a. Ragam Beku (frozen/oratorical)

Merupakan varitas bahasa dalam kondisi khidmat dan upacar-upacara resmi. Biasanya

dipergunakan oleh pembicara yang profesional, tukang pidato sehingga orang tertarik

dengan pembicaraannya. Kalimat-kalimat yang menggunakan kata bahwa, maka, hatta,

Page 4: Istilah Dalam Variasi Bahasa

dan sesungguhnya menandai ragam beku aritas tersebut.

Susunan kalimat dalam ragam beku biasanya panjan-panjang, bersifat kaku;kata-katnya

lengkap. Dengan demikian para penutur dan pendengar ragam beku dituntut keseriusan

dan perhatian penuh. Misalnya, bahasa yang digunakan pada upacara kenegaraan, tata

cara pengambilan sumpah, akte notaries, bahasa UUD, bahasa khotbah, dan surat-surat

keputusan.

b. Ragam Bahasa Resmi (formal/deliberative)

Merupakan varitas bahasa dalam situasi resmi. Ragam resmi digunakan dalam pidato

kenegaraan, rapat dinas, surat-menyurat dinas, ceramah keagamaan, buku-buku

pelajaran, dan sebagainya. Pola dan kaidah ragam resmi sudah ditetapkan secara

mantap sebagai suatu standar.

Ragam resmi ini pada dasarnya sama dengan ragam bahasa baku atau standar yang

hanya digunakan dalam situasi resmi, dan tidak dalam situassi yang tidak resmi. Jadi,

percakapan antar teman yang sudah karib atau percakapan dalam keluarga tidak

menggunakan ragam resmi ini. Tetapi pembicaraan dalam acara peminangan,

pembicaraan dengan seorang dekan di kantornya, atau diskusi dalam ruang kuliah

adalah menggunakan ragam resmi ini. Ragam resmi ditujukan kepada pendengar untuk

memperluas pembicaraan yang disengaja.

Baik oratorikal maupun deliberative sama-sama bersifat monolog.

c. Ragam Usaha (Consultative)

Merupakan varitas bahasa yang lazim digunakan dalam pembicaraan biasa di sekolah,

dan rapat-rapat, atau pembicaraan yang berorienasi kepada hasil dan produksi. Jadi,

dapat dikatakan ragam usaha ini adalah ragam bahasa yang paling operasional.

Wujud ragam bahasa ini berada di antara ragam formal dan ragam informal atau ragam

santai. Ragam ini terdapat dalam transaksi perdagangan di mana terjadi dialog karena

orang membutuhkan persetujuan antara keduanya.

d. Ragam Santai (Kasual)

Merupakan varitas bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi untuk berbincang-

bincang dengan keluarga atau teman karib pada waktu beristirahat, berolahraga,

berekreasi, dan sebagainya.

Ragam santai ini banyak menggunakan bentuk alegro, yakni bentuk kata atau ujaran

yang dipendekkan. Kosakatanya banyak dipengaruhi unsur leksikal dialek dan unsur

bahasa daerah. Demikian juga dengan struktur morfologis dan sintaksisnya. Seringkali

struktur morfologis dan sintaksis yang normatif tidak digunakan. Biasanya dipergunakan

untuk menghilangkan rintangan-rintangan di anatar kedua pihak yang berkomunikasi.

Page 5: Istilah Dalam Variasi Bahasa

e. Ragam Akrab (Intimate)

Merupakan varitas bahasa yang digunakan dalam hubungan dekat antara penutur dan

lawan tutur seperti antar anggota keluarga atau antar teman yang sudah karib. Ragam

ini ditandai dengan penggunaan bahasa yang tidak lengkap, atau pendek-pendek, dan

dengan artikulasi yang seringkali tidak jelas. Hal ini terjadi karena di antara partisipan

sudah ada saling pengertian dan memiliki pengetahuan yang sama.

(Chaer dan Agustina, 2004)

C. Varitas Bahasa dari segi Sarana

1.     Ragam LisanRagam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide. Contoh ragam lisan antara lain meliputi: Ragam bahasa cakapan Ragam bahasa pidato Ragam bahasa kuliah Ragam bahasa panggung2.     Ragam TulisRagam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide. Contoh ragam lisan antara lain meliputi: Ragam bahasa teknis Ragam bahasa undang-undang Ragam bahasa catatan Ragam bahasa surat

Laras Bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks social tertentu. Salah satu model pembagian laras bahasa yang paling terkemuka diajukan oleh Joos(1961) yang membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu

Page 6: Istilah Dalam Variasi Bahasa

1. beku(frozen) digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan, seperti pada kitab suci, upacara pernikahan,dll.

2. resmi(formal) digunakan dalam komunikasi resmi, seperti pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.

3. konsultatif(consultative) digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi, seperti percakapan di pasar,dll.

4. santai(casual) digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.

5. akrab(intimate) digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.